perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBANDINGAN KOMPOSISI SEDIAAN KRIM TIPE M/A MINYAK ATSIRI DAUN JERUK LIMAU (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) DENGAN PARAMETER UJI SIFAT FISIKNYA
TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi
Oleh: Zainal Ariefin M3508082
DIPLOMA 3 FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2012
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar yang telah diperoleh dapat ditinjau dan / atau dicabut.
Surakarta, 01 Januari 2012
Zainal Ariefin NIM. M3508082
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBANDINGAN KOMPOSISI SEDIAAN KRIM TIPE M/A MINYAK ATSIRI DAUN JERUK LIMAU (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) DENGAN PARAMETER UJI SIFAT FISIKNYA INTISARI Jeruk limau mempunyai kandungan minyak atsiri yang terdapat pada bagian daun dan kulitnya. Minyak atsiri dari daun jeruk limau mengandung -pinena, linalool, sitronelal, sitronelol dan geraniol. Rendemen minyak atsiri daun jeruk limau sebesar 0,47% mampu menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus dengan nilai KBM dan KHM sebesar 0,039% (v/v). Penggunaan minyak atsiri untuk pengobatan pada kulit harus dibuat sediaan yang praktis dan stabil. Krim merupakan sediaan semi padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Penggunaan minyak atsiri daun jeruk limau dibuat dalam sediaan krim dengan variasi prosentase komposisi fase minyak dengan fase air untuk memudahkan dalam penggunaannya pada kulit. Ketiga formula diuji kestabilan sediaan krim dengan uji sifat fisik meliputi uji homogenitas, organoleptis, uji viskositas, uji daya lengket, uji daya sebar, uji pH dan uji stabilitas emulsi. Pengujian dilakukan selama 8 minggu untuk mengetahui formula krim yang paling stabil untuk pembuatan krim minyak atsiri daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse). Kestabilan sediaan krim dilihat dari data hasil pengamatan dari minggu pertama sampai minggu kedelapan. Data pengamatan dianalisis statistik dengan Kolmogorov-Smirnov dan dilanjutkan dengan analisis ANOVA satu jalan dan uji tukey untuk mengetahui perbedaan yang terjadi antar formula. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula ketiga yang digunakan dalam krim minyak atsiri daun jeruk limau mempunyai komposisi yang paling baik berdasarkan hasil uji viskositas, pH, daya sebar dan kelengketan. Ini dilihat dari nilai pH krim minyak atsiri daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse ) yaitu rata-rata 7, untuk viskositasnya tidak terlalu kental maka daya sebarnya pun juga baik karena berbanding lurus. Kemudian untuk kelengketannya juga baik dilihat dari uji waktunya yang rentang nilainya dari minggu ke minggu stabil. Kata kunci: Minyak atsiri, Citrus amblycarpa (Hassk) ochse, komposisi krim
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
THE COMPARISON SPECIMENS COMPOSITION CREAM TYPE M/A ESENTIAL OIL LIME LEAF(Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) WITH TEST PHYSICAL PROPERTIES PARAMETERS
ABSTRACT The content of lime was essential oil that located in its leaf and skin. The essential oil from lime leaf contain -pinena, linalool, sitronelal, sitronelol and geraniol. The yield of leaf lime essential oil for 0,47% could obstruct growing of S.aureus bacteria with MEC value and MIC for 0,039% (v/v). The uses of essential oil to cure the skin had to make practical and stable preparations. Cream was a semi-solid preparations that was easy to applied and use as out medicine. The uses of lime leaf essential oil made in cream preparations with variation percent composition of oil phase and water phase to make easier in uses on skin. Three formula tested the stable of cream preparations with test physical properties are conclude homogeneity test, organoleptis test, viscosity test, the sticky test, scattered test, pH test and stability of emulsion test. The test did for 8 weeks to know which the most stable cream formula for making lime leaf essential oil cream Citrus amblycarpa (Hassk) ochse). The stability of cream preparations was seen from result data observation from first week until eighth week. Observation data was analyzed statistical with Kolmogorov-Smirnov and continue with ANOVA analyzed one way and tukey test to know the differences that happen among the formula. The observation result was shown that third formula which used in lime leaf essential oil cream had the most composition which is best based on test results of viscosity, pH, power spread and adhesiveness. This is seen from the pH value of the leaf essential oil cream lime (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) which is an average of 7, for the viscosity is too thick then the power spread was also good because it is directly proportional. Then for adheseviness also good views of the test time that ranges in value from week to week stable. Keywords: Essential oils, Citrus amblycarpa (Hassk) ochse, the composition of cream
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q.S Al-insyirah: 6-8) Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan / diperbuatnya. ( Ali Bin Abi Thalib ) Berjuang Untuk Mendapatkan Sesuatu Bukan Menunggu Untuk Mendapatkannya. (creator)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya kecil ini untuk: Ibu, Bapak, dik Tomi, dik Tiwi, dan nindya. Terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan, semangat dan motivasinya yang membuatku tidak berputus asa dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan
Penyusunan
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret. Penulisan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada: 1. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc., PhD. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 2. Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt. selaku Ketua Prodi Program D3 Farmasi Universitas Sebelas Maret. 3. Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt. selaku pembimbing tugas akhir yang senantiasa membimbing, mengarahkan dan berbagai petunjuk dalam penulisan tugas akhir ini. 4. Estu Retnaningtyas N., STP.,M.Si. selaku Pembimbing Akademik atas kesabaran dan petunjuk yang diberikan kepada penulis selama penulis menempuh studi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam universitas Sebelas Maret.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Bapak/Ibu Dosen Program Studi D3 Farmasi yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama di bangku kuliah. 6. Ibu dan Bapak tercinta, terima kasih atas segala doa, kasih sayang dan dukungan baik moral maupun materiil yang sangat berharga dan berarti bagi penulis. 7. Adik-adikku tersayang Tomi dan Tiwi, yang selalu memberikan motivasi. 8. Sahabat-sahabatku Afif, Ali, Gadang, Heru, Lukman, Wahyu dan Zen atas persahabatan yang kita jalin selama ini. 9. Teman-teman STFC yang susah disebutkan satu persatu atas kebersamaan, keceriaan dan semangatnya. 10. Nindya atas doa dan perhatian yang telah diberikan selama ini. 11. Teman-teman seperjuangan D3 Farmasi angkatan 2008. 12. Semua pihak yang telah membantu dalam persiapan ujian tugas akhir. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, namun dengan segala kerendahan hati atas kekurangan itu, penulis menerima kritik dan saran dalam rangka perbaikan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu kefarmasian khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya. Surakarta, Januari 2012
Zainal Ariefin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. …ii HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................iii INTISARI ....................................................................................................... .iv ABSTRACT ............................................................................................. ... v HALAMAN MOTTO .............................................................................. . vi HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ . vii KATA PENGANTAR .............................................................................. viii DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah .......................................................................5 1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................5 1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jeruk Limau ................................................................................. 6 2.2 Sistematika Tanaman .....................................................................6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.3 Morfologi Tanaman .................................................................7 2.3 Kandungan Kimia .....................................................................7 2.4 Minyak Atsiri ............................................................................7 2.5 Metode Penyulingan ………......................................................9 2.5.1 Metode penyulingan dengan cara destilasi………….10 2.5.2 Metode penyulingan dengan cara ekstraksi …………11 2.6 Krim ..........................................................................................12 2.6.1 Pengertian dan Fungsi Krim ......................................12 2.6.2 Pembuatan Krim ………............................................14 2.6.3 Uji Fisik Krim... .........................................................17 2.7 Kerangka Pemikiran ..................................................................20 2.8 Hipotesis ....................................................................................21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan …………….....................................................22 3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................23 3.3. Rancangan Penelitian ................................................................24 3.4. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ..................................29 3.5. Diagram Alir Kerja ...................................................................30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………..31 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan…………………………………………………... 42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.2. Saran ………………………………………………………… 42 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................43
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel I. Tabel Formulasi Salep ........................................................................ 22 Tabel II. Hasil Hasil pengamatan Uji Viskositas Selama 8 Minggu ………………………………………………................................... 31 Tabel III. Hasil Pengamatan Uji Daya Lekat Selama 8 Minggu ………………………....................................................................... 33 Tabel IV. Hasil Pengamatan Uji pH Selama 8 Minggu................................... 35 Tabel V. Hasil Pengamatan Uji Daya Sebar Selama 8 Minggu ........................................................................................................... 39
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Gambar Jeruk Limau Citrus amblycarpa (Hassk.) Ochse..................5 Gambar 2. Pengolahan daun jeruk limau mejadi simplisia..................................23 Gambar 3. Pengolahan simplisia menjadi minyak atsiri ................................23 Gambar 4. Pembuatan krim tipe M/A …………………………………………24 Gambar 5. Uji daya sebar krim ………………………………………………..25 Gambar 6. Uji daya lekat krim …………………………………………………26 Gambar 7. Uji stabilitas emulsi krim ………………………………………......28 Gambar 8. Diagram Pembuatan Minyak Atsiri Daun Jeruk Limau ……………29 Gambar 9. Diagram Pembuatan Krim Tipe M/A ...............................................29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Hasil Determinasi Jeruk Limau (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse)............................................. 45 Lampiran 2. Hasil Perhitungan Berat Jenis dan Indeks Bias Minyak Atsiri Daun Jeruk Limau (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) ........................ 46 Lampiran 3. Hasil Perhitungan Rendemen Minyak Atsiri Daun Jeruk Limau (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) ............................................. 47 Lampiran 4. Hasil Uji Organoleptis …………………..................................... 48 Lampiran 5. Hasil Uji Homogenitas Selama 8 Minggu .................................. 49 Lampiran 6. Hasil Uji Daya Sebar Selama 8 Minggu ...................................... 50 Lampiran 7. Hasil Daya Lekat Selama 8 Minggu ............................................ 51 Lampiran 8. Hasil Uji pH selama 8 Minggu ................................................... 52 Lampiran 9. Hasil Uji Viskositas Selama 8 Minggu ....................................... 53 Lampiran 10. Hasil Uji Stabilitas Emulsi ….................................................... 54 Lampiran 11. Hasil Analisa Statistik Uji Daya Sebar ..................................... 55 Lampiran 12. Hasil Analisa Statistik Uji Daya Lekat ......................................58 Lampiran 13. Hasil Analisa Statistik Uji pH …………................................... 61 Lampiran 14. Hasil Analisa Statistik Uji Viskositas …................................... 64 Lampiran 15. Gambar Formulasi Salep ........................................................... 67 Lampiran 16. Gambar Alat Uji ………............................................................ 68
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar belakang Penggunaan bahan yang berasal dari alam sebagai obat bukan hal yang baru. Sejak dahulu manusia mencoba mengobati penyakit yang dideritanya dengan menggunakan bahan alam. Pada saat ini banyak orang telah kembali pada pengobatan tradisional dengan menggunakan tanaman obat, baik untuk mengobati atau menjaga kesehatan. Trend gaya hidup yang mengarah kembali ke alam (back to nature) membuktikan bahwa hal-hal yang alami bukanlah yang ketinggalan jaman atau kampungan. Dalam dunia kedokteran banyak yang kembali mempelajari obat-obat tradisional, tanaman obat ditelaah dan dipelajari secara ilmiah. Hasilnya mendukung bahwa tanaman obat memang memiliki kandungan zat-zat atau senyawa yang secara klinis terbukti bermanfaat bagi kesehatan (Muhlisah,1995). Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman tanaman terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Hal ini didukung oleh keadaan geografis Indonesia yang beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata tinggi sepanjang tahun. (Muhlisah, 1999). Beberapa tanaman dari marga Citrus suku Rutaceae seperti C. Limau, dan C.Reticulo telah dimanfaatkan sebagai aromaterapi dengan efek antiseptik dan meringankan stress atau relaksasi (Keville,1999; Price and Price, 1995).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Beberapa penelitian yang telah dilakukan terhadap tumbuhan Citrus diantaranya adalah efek apoptosis pada cell line A549 kanker paru-paru dari nobeletinnya (Luo et al.,2008). Penelitian efek pencegahan 8 tanaman Citrus terhadap bahaya kanker lambung (Bae et al.,2008), juga penelitian mengenai efek ekstrak C. aurantium terhadap peningkatan anti oksidan dan penurunan kerusakan pada hepar (Jiao et al., 2007). Di Indonesia banyak terdapat tanaman Citrus yang lain, salah satunya adalah C. Amblycarpa (Hassk) Ochse (jeruk limau). Menurut Agusta (2000), kulit buah jeruk limau segar mengandung minyak atsiri yang komponen penyusunnya terdiri dari -
-
-
-terpineol. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulyani (2009) tentang Analisis GC-MS dan daya anti bakteri minyak atsiri Citrus amblycarpa (Hassk) Ochse menyatakan bahwa minyak atsiri daun jeruk limau lebih aktif terhadap s.aureus dibandingkan dengan kulitnya. Rendemen minyak atsiri dari daun jeruk limau sebesar 0,47% mampu menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus dengan nilai KBM dan KHM sebesar 0,039% (v/v). Pengujian dari Sri Mulyani (2009) tentang minyak atsiri daun jeruk limau ini belum dibuat dalam bentuk sediaan krim, sehingga perlu dikembangkan lagi agar lebih mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sediaan yang cocok untuk sediaan topikal adalah krim (Ansel, 1989). Penggunaan krim dapat memungkinkan kontak dengan kulit lebih lama sehingga pelepasan zat aktif dalam hal ini minyak atsiri akan lebih maksimal. Selain itu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sediaan krim juga lebih disukai karena lebih mudah, praktis, menimbulkan rasa dingin,
melindungi daerah yang terluka dari udara luar dan mempermudah
perbaikan kulit, menjadikan kulit lebih lembab atau untuk menghasilkan efek emolient serta menghantarkan obat pada kulit untuk efek khusus topikal atau sistemik (Tjay dan Rahardja, 2002). Pelepasan obat dari bentuk sediaan krim sangat dipengaruhi oleh faktor antara lain jenis basis krim, kelarutan, karakteristik dari obat, konsentrasi obat dalam basis, waktu difusi kekentalan dan viskositas (Martin dkk,1993). Basis dan bahan pembantu krim harus memenuhi persyaratan umum yaitu tidak tersatukan dengan bahan pembantu lainnya dan juga dengan bahan obat yang digunakan dalam terapi krim. Basis krim biasanya memiliki daya sebar yang baik dan menjamin pelepasan bahan obat yang memuaskan (Voigt, 1984). Pengobatan dengan menggunakan krim akan lebih efektif apabila obat dapat lepas dari basisnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor fisiologis maupun kimia fisika. Faktor kimia fisika tersebut meliputi koefisien difusi, konsentrasi dan kelarutan obat dalam basis, sedangkan faktor fisiologis meliputi keadaan kulit, luas daerah permukaan dan banyaknya pemakaian. Kekentalan atau viskositas dari dasar krim juga berpengaruh terhadap pelepasan zat aktif dari basisnya, viskositas menyatakan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas maka semakin besar tahanan menuju tempat yang akan diobati jadi pelepasan obat akan lebih cepat (Martin dkk, 1993).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perbandingan komposisi digunakan untuk memudahkan pembagian fase minyak dengan fase airnya. Perbandingan komposisi ini antara lain 30:70, 35:65 dan 40:60. Dari perbandingan diatas diharapkan mampu menjadikan sediaan krim minyak atsiri daun jeruk limau yang stabil. 1.2.
Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan:
1.
Dari ketiga komposisi yang dibuat, komposisi manakah yang paling baik apabila ditambahkan dengan minyak atsiri daun jeruk limau?
2.
Dari
formulasi
yang
dibuat,
manakah
yang
paling
stabil
dalam
mempertahankan sifat fisiknya? 1.3.
Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh penambahan minyak atsiri daun jeruk limau ke dalam sediaan krim tipe M/A. 2. Mengetahui kestabilan krim dengan parameter uji sifat fisisnya seperti daya sebar, daya lekat, uji pH, uji viskositas dan stabilitas emulsi. 1.4.
Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi Ilmu Pengetahuan dibidang industri farmasi dan memberikan informasi kepada masyarakat dalam upaya mengembangkan krim minyak atsiri daun jeruk limau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga dapat memudahkan dalam penggunaan tanpa mengurangi keamanan, khasiat dan mutu tanaman obat tradisional daun jeruk limau.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Sistematika Tanaman Kedudukan daun jeruk limau dalam sistematika tumbuhan adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Tanaman jeruk limau Divisi
:
Magnoliophyta
Sub Divisi :
Spermatophyta
Kelas
:
Magnolipsida
Ordo
:
Sapindales
Famili
:
Rutaceae
Genus
:
Citrus
Spesies
:
Citrus amblycarpa (Hassk.) Ochse (Backer, 1965)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2. Morfologi Tanaman Pohon tinggi 3 - 10 m. Ranting berduri, duri pendek berbentuk paku. Tangkai daun panjang 0.5 sampai 3.5 cm. Helaian daun bulat telur, ellipitis atau memanjang, dengan ujung tumpul atau meruncing tumpul, kerapkali melekuk kedalam lemah, tepi beringgit melekuk kedalam, panjang 2 - 15 cm. Mahkota bunga putih atau putih kekuningan. Buah bentuk bola atau bentuk bola bertekanan, diameter 4 - 7.5 cm, kuning kotor, orange atau hijau dengan kuning, kulit 0.3 – 0.5 cm tebalnya, daging buah kuning muda orange kuning atau kemerah – merahan, dengan gelembung yang bersatu, satu dengan yang lain ( Backer, 1965). 2.3. Kandungan Kimia Komponen penyusun minyak daun jeruk limau yang dapat diidentifikasi adalah -pinena, linalool, sitronelal, sitronelol dan geraniol. Minyak kulit buah jeruk limau -pinena, simena, limonena dan sitronelal. Tiga komponen utama dalam minyak atsiri kulit buah jeruk umumnya adalah limonena, terpinena, dan linalil asetat, -terpinena, dan metil-N-metil antranilat. (Lota et al 2001). 2.4. Minyak atsiri Minyak atsiri atau sering disebut minyak eteris adalah minyak yang bersifat mudah menguap, yang terdiri dari campuran zat yang berbeda-beda. Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai bahan pewangi atau penyedap (flavoring), terutama oleh bangsa-bangsa yang telah maju dan sudah digunakan sejak beberapa ada yang lalu. Minyak atsiri juga dapat digunakan dalam bidang kesehatan. Beberapa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
minyak atsiri dapat digunakan sebagai antiseptic internal atau eksternal, sebagai bahan analgesik, hemolitik atau sebagai zat anti zimatik, sebagai sedative, stimulan untuk obat sakit perut. Minyak atsiri juga digunakan sebagai bahan parfum dan ada beberapa jenis minyak atsiri lainnya yang digunakan sebagai obat cacing (Agusta, 2000). Minyak atsiri secara umum banyak digunakan untuk wangi-wangian, pemberi aroma pada makanan minuman, juga dipakai didalam dunia pengobatan sebagai antiseptik, antimikroba, dan antifungi (Guenther, 1987). Minyak atsiri atau minyak eteris adalah minyak yang mudah menguap, yang terdiri dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda (Guenther, 1987). Umumnya minyak atsiri terdiri dari campuran senyawa yang kompleks. Minyak atsiri dari simplisia biasanya terdiri dari alkohol, hidrokarbon, aldehid, fenol, keton,eter, fenolik, dan lain-lain. Sebagian minyak atsiri terdiri dari terpen-terpen yang merupakan turunan hidrokarbon. Minyak atsiri tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi atau peruraian, mempunyai rasa getir, umumnya larut dalam pelarut organik dan atau larut dalam pelarut air . Menurut biosintesisnya komponen minyak atsiri dapat digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu: a) Terpen, yang ada hubungan dengan isoprene atau isopentena. Terpen secara lebih
luas meliputi senyawa yang mempunyai rumus
bangun dengan unit kimia sederhana (C5H 8) dan secara lebih terbatas meliputi senyawa dengan jumlah atom C10 yang diturunkan dari C 10H16 Anggota dari C10 tersebut disebut monoterpene dapat disusun dari dua rantai isopentene jika tiga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
unit isopentene terdapat dalam satu molekul persenyawaan tersebut disebut sesquiterpen. b) Persenyawaan berantai lurus, tidak mengandung rantai cabang. Kelompok kedua ini hanya mengandung hidrokarbon rantai lurus dan turunannya yang mengandung oksigen yaitu : alkohol, aldehid, keton, asam, ester dan eter. Dalam kelompok ini juga termasuk asam-asam lemak bebas ataupun diesterifikasi dengan alkohol yang mempunyai panjang rantai dan derajat kejenuhan berbeda. c) Turunan Benzen Kelompok ketiga dari komponen minyak atsiri meliputi zat pemberi rasa dan minyak parfum yang merupakan turunan benzen atau lebih spesifik lagi npropil benzene dan Bermacam-macam persenyawaan lainnya, misalnya metil sinamat (Guenther, 1987). 2.5. Metode Penyulingan Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari 2 macam campuran atau lebih, berdasarkan perbedaan titik uapnya dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Jumlah minyak yang menguap bersama-sama dengan uap air ditentukan oleh 3 faktor yaitu besarnya tekanan uap yang digunakan, berat molekul masing-masing komponen dalam minyak dan kecepatan minyak yang keluar dari bahan yang mengandung minyak (Guenther,1987). Minyak atsiri dapat diperoleh dengan dua cara yaitu destilasi dan ekstraksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.5.1. Metode penyulingan dengan cara destilasi Metode penyulingan atau destilasi ada tiga macam : 1) Penyulingan dengan air (water destilation) Pada penyulingan dalam air, bahan kontak langsung dengan air mendidih, air
dipanaskan dengan metode pemanasan biasanya dilakukan pemanasan
langsung, mantel uap pipa melingkar tertutup atau pipa uap terlingkar terbuka atau berlubang. 2) Penyulingan dengan uap air (water and steam destilation) Dengan penyulingan ini bahan diletakkan di atas atau saringan berlubang, katel suling diisi dengan air permukaan air berada tidak jauh dibawah saringan, air dipanaskan dengan berbagai cara yaitu dengan uap jenuh basah dan bertekanan rendah. 3) Penyulingan dengan uap langsung (steam destilation) Penyulingan ini, air tidak diisikan dengan katel, uap yang digunakan adalah uap jenuh atau uap yang sangat panas pada tekanan lebih dari 1 atm. Uap dialiri melalui pipa uap melingkar yang berpori yang terletak dibawah bahan, dan uap bergerak keatas melalui bahan yang terletak diatas jaringan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.5.2. Metode penyulingan dengan cara ekstraksi Metode penyulingan dengan cara ekstraksi ada tiga macam: 1) Ekstraksi dengan lemak dingin (enfluerasi) Minyak buah diekstraksi dengan lemak dingin, lemak akan jenuh dengan lemak buah, kemudian minyak buah tersebut dikstraksi dari lemak dengan menggunakan alkohol. 2) Ekstraksi dengan lemak panas (maserasi) Ekstraksi dengan menggunakan lemak panas, proses ekstraksi berjalan dengan cepat. 3) Ekstraksi minyak dengan pelarut menguap Menguap yang digunakan akan berpenetrasi ke dalam bahan dan melarutkan minyak buah beserta beberapa lilin dan albumin serta zat warna. Larutan dipekatkan pada suhu rendah (Guenther, 1987). Minyak atsiri daun jeruk limau dibuat dengan menggunakan metode penyulingan dengan uap air (Water and Steam destillation). Penyulingan dengan uap air dibuat dengan cara bahan diletakkan di atas rak atau saringan berlubang, ketel suling diisi air sampai permukaan air berada tidak jauh di bawah saringan, air dipanaskan dengan berbagai cara yaitu dengan uap jenuh basah dan bertekanan rendah (Guenther, 1987). Dibandingkan dengan penyulingan air metode ini mempunyai kelebihan sebab mencegah gosongnya bahan yang disuling, karena suhu pemanasan tidak melebihi uap jenuh pada tekanan atmosfir (pada tekanan atmosfir suhu uap air
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidak lebih dari 100°C) sehingga dapat memperkecil kerusakan minyak atsiri karena proses dekomposisi minyak (hidrolisis, polimerisasi) serta dikarenakan bahan yang disuling. Pada waktu penyimpanan, minyak atsiri harus dipisahkan dari bendabenda asing seperti logam, dijernihkan dan dibebaskan dari air terlebih dahulu, karena air merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadaap kerusakan minyak atsiri. Minyak atsiri juga ditempatkan dalam wadah tertutup rapat dan berwarna gelap. Minyak atsiri dapat didehidrasi dengan menambahkan natrium sulfat anhydrous, lalu dikocok, kemudian didiamkan dan disaring (Guenther, 1987). 2.6. Krim 2.6.1. Pengertian dan fungsi krim Krim merupakan sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar (Anief, 1997). Pada umumnya krim ditujukan untuk pengobatan lokal, walaupun krim dapat pula dipergunakan untuk sistemik dengan bentuk krim atau bentuk yang berangkat dari sediaan krim yaitu plester. Dalam sediaan krim komposisi basis merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi kecepatan pelepasan obat dari basisnya secara langsung akan mempengaruhi khasiat dari obat yang dikandungnya, karena untuk dapat berkhasiat obat harus terlepas dahulu dari basis krimnya. Kecepatan pelepasan inii dipengaruhi oleh faktor kimia fisika baik dari absis maupun dari bahan obatnya, misalnya konsentrasi obat, kelarutan obat dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
basis, viskositas massa krim, ukuran partikel bahan obat, formulasi dan lain-lain (Anief, 2000). Krim bisa digunakan sebagai pelindung, pelunak kulit dan sebagai vehiculum (pembawa). Krim yang baik seharusnya stabil dalam penyimpanan, lunak, mudah dipakai, protektif, basis yang cocok dan homogen. Pelepasan obat dari basis krim secara invitro dapat digambarkan dengan kecepatan pelarutan obat yang dikandungnya dalam medium tertentu. Ini disebabkan karena kecepatan pelarutan merupakan langkah yang menentukan dalam proses berikutnya. Faktor yang mempengaruhi pelepasan obat dari basis yaitu kelarutan obat dalam basis, konsentrasi obat, koefisien obat dalam basis medium pelepasan (Anief, 2000) Krim terdiri dari basis krim yang berupa sistem sederhana atau dari komposisi yang lebih kompleks bermasssa bahan aktif atau kombinasi atau bahan aktif (Voigt, 1984). Basis krim merupakan pembawa dalam penyiapan krim menjadi obat (Ansel, 1989). Maka sebaiknya basis krim memiliki daya sebar yang baik dan dapat menjamin pelsepasan bahan obat pada daerah yang diobati, dan tidak menimbulkan rasa panas, juga tidak ada hambatan pada pernafasan kulit (Voigt, 1984). Krim terdiri dari 2 jenis/tipe yaitu minyak dalam air (M/A) dan air dalam minyak (A/M). Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan-surfaktan anionik, kationik dan nonionik. Untuk krim tipe A/M digunakan: Sabun polivalen, Span, Adeps Lanae, Cholesterol, Cera. Untuk krim tipe M/A digunakan: Sabun monovalen (seperti TEA, Natrium Stearat, Kalium
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Stearat, Ammonium Stearat), Tween, Natrium Lauryl Sulfat, kuning telur, Gelatinum, Caseinum, CMC, Pectinum, Emulgidum. Untuk penstabil krim ditambah zat anti oksidan dan zat pengawet. Zat pengawet yang sering digunakan ialah Nipagin 0,12%-0,18%, Nipasol 0,02%-0,05% (Moh. Anief, 2000). Contoh resep vanishing cream (Moh. Anief, 2000): R/ Acidi Stearinici
15
Cera Albi
2
Vaselini Albi
8
Triethanolamini
1,5
Propylene glycoli
8
Aquadest
65,5
S. vanishing cream 2.6.2. Pembuatan Krim Krim dibuat dengan dua metode umum : campuran dan pelelehan. Metode untuk pembuatan tertentu terutama tergantung pada sifat-sifat bahannya. 1) Pencampuran Dalam metode pencampuran, komponen dari dasar krim dicampur dengan penumbukan dan pengadukan yang kuat sampai sediaan yang rata tercapai. 2) Peleburan Dicampurkan dengan melebur bersama-sama dan didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada cairan yang sedang mengental setelah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
didinginkan. Bahan yang mudah menguap ditambahkan terakhir bila temperatur dari campuran telah cukup rendah tidak menyebabkan penguraian atau penguapan dari komponen (Ansel, 1989) 3) Komponen Krim a) Asam stearat Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak,
sebagian
besar
terdiri dari
asam
oktadekanoat
dan
asam
heksadekanoat. Berupa zat padat mengkilap menunjukkan susunan hablur, putih atau kuning pucat mirip lemak lilin. Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P, dan dalam 3 bagian eter P. (Anonim, 1979). Asam Stearat dalam sediaan topikal digunakan sebagi agen pengemulsi dan solubilizing agent (Rowe, et all., 2009). b) Cera alba Cera alba digunakan untuk meningkatkan konsistensi dari krim dan salep, dan untuk menstabilkan air dalam minyak. Bahan ini juga dapat menambah laju absorbsi obat-obat yang digunakan secara topikal. Cera alba tidak berasa (tawar), berwarna putih atau sedikit kuning. Cera alba larut dalam kloroform, eter, minyak tertentu, minyak mudah menguap, dan carbon disulfide panas, sukar larut dalam etanol (95%), dan praktis tidak larut dalam air (Rowe et al., 2003).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Vaselin album Vaselin putih digunakan dalam formulasi sediaaan salep dengan fungsi utama sebagai emolient. Vaselin putih berupa massa lunak putih, transluent, tidak berbau dan tidak berasa. Vaselin praktis tidak larut dalam air, gliserin, etanol (95%), dan aseton (Rowe et al., 2003), larut dalam kloroform, eter, eter minyak tanah (Anonim, 1979). d) Triethanolamin Trietanolamin adalah canpuran dari trietanolamina, dietanolamina dan monoetanolamina. Merupakan cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopik (Anonim, 1979). Trietanolamin biasa digunakan dalam formulasi topikal khususnya emulsi dan berfungsi sebagai zat pengemulsi (Rowe, et all., 2009). e) Pengawet Suatu bahan pengawet ditambahkan dalam krim untuk mencegah kontaminasi, perusakan serta pembusukan oleh bakteri dan jamur (Moh. Anief, 2006).
Sediaan krim dibuat dengan menggunakan dua bahan
pengawet, yaitu nipagin (Metil Parabean) dan nipasol (Propil Parabean). Nipagin digunakan pengawet pada basis air dan nipasol digunakan pada basis minyak. Methylis parabean (Nipagin) mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101, 0% C8H8O 3. Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak berasa kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. Prophylis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
parabean (Nipasol) mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101, 0% C 10H12O3. Serbuk hablur putih tidak berbau, tidak berasa (Anonim, 1979). Penggunaan dalam formulasi topikal sebanyak 0,02-0,3% untuk nipagin dan 0,01-0,6 % untuk Nipasol (Rowe, et all., 2009). f) Aquadest Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum. Berupa cairan jernih, tidak berwarna, tidan berbau dan tidak berasa (Anonim, 1979). 2.6.3. Uji fisik Krim 1)Pemeriksaan organoleptis Sediaan krim diamati secara organoleptis untuk mengetahui warna dan bau setiap minggu selama delapan minggu pada suhu kamar. 2) Uji Homogenitas Sediaan diuji homogenitasnya dengan mengoleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan yang cocok. Diamati sediaan krim menunjukan susunan yang homogen. 3) Uji daya sebar krim Di timbang 0,5gram krim dan diletakkan di tengah alat (kaca bulat). Ditimbang dahulu kaca yang satunya. Kaca di letakkkan diatas massa krim dan dibiarkan selama 1 menit. Kemudian diukur berapa diameter krim yang menyebar (dengan mengambil panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi). Ditambahkan 50 gram beban tambahan, diamkan selama 1 menit dan dicatat diameter krim yang menyebar seperti sebelumnya. Diteruskan dengan menambah tiap kali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan beban tambahan 50 gram dan dicatat diameter krim yang menyebar, setelah 1 menit. Digambarkan dalam grafik hubungan antara beban dan luas krim yang menyebar. Ini diulang masing-masing 3 kali untuk tiap krim yang diperiksa. 4) Uji daya melekat krim Krim diletakkan secukupnya diatas gelas objek yang telah diketahui luasnya. Diletakkan gelas objek yang lain diatas krim tersebut. Kemudian ditekan dengan beban 1 kg selama 5 menit. Dipasang gelas objek pada alat tes. Kemudian dilepaskan beban seberat 80 gram dan dicatat waktunya hingga kedua kedua gelas objek ini terlepas. Dilakukan tes untuk formula krim dengan masing-masing 3kali percobaan. 5) Pemeriksaan pH Sediaan krim diukur nilai pH-nya menggunakan pH meter setiap minggu selama dalapan minggu pada suhu kamar. Pemeriksaan pH adalah salah satu bagian dari kriteria pemeriksaan fisika-kimia dalam memprediksi kestabilan sediaan krim. Dimana profil pH menentukan stabilitas bahan aktif dalam suasana asam atau basa (Lachman,1994) Nilai-nilai pH ini telah memenuhi persyaratan nilai pH yang aman untuk kulit, yaitu pH 5 hingga 7, dan kedua basis krim yang digunakan pun telah memenuhi syarat nilai pH basis krim yang baik, yaitu pH 5,5 hingga 7 (Troy et al, 2005). Penurunan yang terjadi pada sediaan-sediaan krim tersebut mungkin terjadi karena adanya perbedaan suhu dan kondisi penyimpanan pada waktu pengamatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6) Uji Viskositas Pengujian dilakukan untuk mengetahui kekentalan dan tahanan cairan untuk mengalir. Makin tinggi viskositas, makin tinggi tahanan untuk mengalir (Triayu, 2009). 7) Pengukuran Stabilitas Emulsi krim Stabilitas atau kestabilan suatu emulsi merupakan salah satu karakter terpenting dan mempunyai pengaruh besar terhadap mutu produk emulsi. Stabilitas emulsi akan berpengaruh terhadap daya simpan sistem emulsi tersebut. Emulsi yang baik tidak membentuk lapisan-lapisan dan memiliki konsistensi yang tetap (Suryani et al., 2002). Dengan cara : 5 g bahan salep yang sudah ditimbang dimasukkan pada wadah. Wadah dan bahan tersebut dimasukkan dalam oven dengan suhu 45°C selama 1 jam kemudian dimasukkan dalam pendingin bersuhu dibawah 0°C selama 1 jam, lalu dipanaskan dalam oven dengan suhu 45°C dan dibiarkan sampai beratnya konstan. Stabilitas emulsi dapat dihitung berdasarkan rumus berikut : SE (%) = bobot fase yang tersisa x 100% Bobot total bahan emulsi Ket: SE: Stabilitas Emulsi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.7. Kerangka Pemikiran Daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hask) oshe.) adalah salah daun yang memiliki banyak manfaat dan banyak terdapat di Indonesia. Daun jeruk jeruk limau menghasilkan minyak atsiri yang mampu digunakan sebagai antibakteri dan dalam suatu penelitian, daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hask) oshe.) mampu menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus. Dalam penelitian ini tipe krim yang dibuat adalah minyak dalam air (M/A) yang mana dalam pembuatan sediaan krim ini ada beberapa spesifikasi tertentu supaya didapat sediaan krim yang sesuai dengan yang dikehendaki. Spesifikasi itu antara lain yaitu cara pembuatannya, tipe emulgatornya dan jenis basisnya. Penelitian yang dilakukan dimaksudkan untuk mengembangkan minyak atsiri daun jeruk limau menjadi suatu sediaan baru sebagai sediaan farmasi. Penelitian dilakukan dengan mencoba mengolah minyak daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hask) oshe.) bersama dengan komposisi basis tertentu menjadi krim tipe minyak dalam air (M/A) minyak atsiri daun jeruk limau. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan mampu meningkatkan pengolahan minyak atsiri daun jeruk limau, sehingga memiliki nilai tambah lagi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.8. Hipotesis 1. Minyak atsiri daun jeruk limau dapat dibuat menjadi krim tipe minyak dalam air (M/A) dengan komposisi tertentu menjadi krim minyak atsiri daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hask) oshe.) yang stabil. 2. Perbedaan perbandingan fase air dan fase minyak dalam krim tipe minyak dalam air (M/A) minyak atsiri daun jeruk limau mempengaruhi sifat fisik serta kestabilan krim.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III RENCANA PENELITIAN
3.1.
Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: a.
Alat a) Seperangkat alat destilasi uap air b) Labu erlemeyer ukuran 1000 ml merk pyrex c) Corong pisah merk pyrex d) Gelas ukur 10 ml merk pyrex e) Timbangan digital f) Kaca arloji g) Kaca objek h) Mortir dan stamper i) Water bath j) pH meter merk Friwo inolab k) Alat uji daya menyebar krim l) Viskotester VT-04 E-RION CO m) Anak timbang 10 gr, 20 gr, 30 gr, dan 500 gr. n) Oven. o) Freezer.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Bahan Minyak atsiri daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (hassk) ochse.) yang berasal dari Karanganyar, Jawa Tengah. Komponen krim yang lain antara lain, cera alba (kualitas farmasi), vaselin album (kualitas farmasi), nipasol (kualitas farmasi), triethanolamin (kualitas farmasi), nipagin (kualitas farmasi), propilenglikol (kualitas farmasi) dan aquades (kualitas farmasi). 1)
Bahan untuk membuat krim, dengan formulasi yang dapat dilihat pada tabel 1. Tabel I. Formulasi krim tipe M/A Komposisi
F1
Minyak atsiri daun jeruk limau fase minyak
Fase air
2) 3.2.
0,5%
F2 0,5%
F3 0,5%
Acid stearat
14,9%
17,6%
21,58%
Cera Alba
1,80%
2,16%
2,52%
vaselin albi
14,13%
14,7%
15,38%
Nipasol
0,05%
0,05%
0,05%
triethanolamin
1,50%
1,50%
1,50%
Nipagin
0,15%
0,15%
0,15%
propylen glycol
8,52%
9%
9,48%
Aquadest
59,02%
55%
49,55%
Total Perbandingan fase minyak:fase air
100% 30:70
100% 35:65
100% 40:60
Bahan untuk uji daya fisik krim antara lain: krim daun jeruk limau.
Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dilakukan penelitian adalah dari bulan September 2011 sampai November 2011. Tempat dilakukan penelitian adalah di laboratorium farmasetika UNS, laboratorium pusat biologi UNS dan laboratorium teknologi farmasi USB.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3.3.
digilib.uns.ac.id
Rancangan Penelitian
1) Pengolahan daun jeruk limau menjadi simplisia Daun segar 1kg jeruk limau
Dicuci bersih dengan air
Simplisia bersih daun jeruk limau
Gambar 2. Pengolahan daun jeruk limau mejadi simplisia
2)
Pengolahan simplisia menjadi minyak atsiri daun jeruk limau Simplisia daun jeruk limau
Di destilasi uap-air selama 4 jam, dengan pelarut air
Minyak atsiri dimasukkan dalam flakon gelap(coklat) Gambar 3. Pengolahan simplisia menjadi minyak atsiri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3)
digilib.uns.ac.id
Pembuatan krim aquadest + TEA + Propylen glycol
Acid stearat + Cera alba + Vaselin albi
Peleburan T+ 70°C
pengadukan T+ 70°C
pemanasan T+ 70°C
pengadukan T+ 70°C
Nipasol
Fase Minyak
Nipagin
Fase Air
Mortir panas
pengadukan dan penghilangan panas
Minyak atsiri daun jeruk
Krim tipe M/A Gambar 4. Pembuatan krim tipe M/A
Ket: dalam formulasi ini yang dibedakan adalah prosentase dari tiap bahan basisnya yaitu fase minyak maupun fase air.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Uji sifat fisik krim Pengujian yang dilakukan terhadap krim terdiri diri uji sifat fisik antara lain: a)
Daya sebar 0,5 g krim
Diletakkan di atas obyek glass
Obyek glass lain diletakkan di atasnya
Didiamkan 1 menit
Diukur diameter
Ditambah beban 50 g
Didiamkan 1 menit
Diukur diameter
Ditambah beban 50 g
Didiamkan 1 menit
Diukur diameter Gambar 5. Uji daya sebar krim
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
b)
digilib.uns.ac.id
Daya lekat/uji kelengketan 0,5 g krim diletakkan di atas obyek glass
Obyek glass lain diletakkan di atasnya
Di tekan dengan beban 1 kg selama 5 menit
Obyek glass dipasang di alat tes
Beban seberat 50 g dilepaskan
Dicatat waktu hingga obyek glass terlepas
Dilakukan 3 x percobaan Gambar 6. Uji daya lekat krim
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Uji Viskositas Uji viskositas krim dilakukan dengan alat viskotester. Viskotester dipasang pada klemnya dengan arah horizontal atau tegak lurus dengan arah klem. Rotor kemudian dipasang viskotester dengan menguncinya berlawanan arah dengan jarum jam. Mangkuk diisi sampel krim yang akan diuji, rotor ditempatkan tepat berada ditengah-tengah yang berisi krim, kemudian alat dihidupkan dan ketika rotor mulai berputar jarum penunjuk viskositas secara otomatis akan bergerak menuju kekanan kemudian setelah stabil, viskositas dibaca pada skala dari rotor yang digunakan. Cara diatas diulangi masing-masing 3 kali. d) Pemeriksaan pH Sebanyak 0,5 gram sediaan krim dilarutkan dalam 30 ml aquadest. Diukur nilai pH-nya menggunakan pH meter sampai menujukkan nlai pH yang konstan. Pemeriksaan pH dilakukan setiap minggu selama delapan minggu pada suhu kamar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
e)
digilib.uns.ac.id
Pengukuran Stabilitas Emulsi Krim 5g salep/krim
Dimasukkan wadah
Dipanaskan di oven T = 45°C, waktu 1 jam
Dimasukkan pendingin T = 0°C waktu 1 jam
Dipanaskan di oven T = 45°C, waktu 1 jam
Didiamkan hinggga bobot konstan
Dihitung stabilitas emulsi Gambar 7. Uji stabilitas emulsi krim
3.4.
Pengumpulan dan analisis statistik data Data yang diperoleh dari uji sifat fisik salep dianalisis secara statistik untuk mengetahui
data terdistribusi secara normal atau tidak
menggunakan Kolmogrof-Smirnov. Hasil data yang diperoleh dilanjutkan dengan analisis ANOVA satu jalan dan uji tukey.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3.5.
digilib.uns.ac.id
Diagram Alir Cara Kerja Pembuatan Minyak Atsiri Daun Jeruk Limau Daun segar
Dimasukkan diperoleh Alat destilasi uap
Minyak atsiri
Gambar 8. Diagram Pembuatan Minyak Atsiri Daun Jeruk Limau
Pembuatan Krim Tipe M/A dilebur Fase Minyak
dicampur
diaduk ad homogen Masukkan pot krim
Fase Air
Waterbath
Fase Minyak dan Fase Air dalam Mortir panas ditambah Minyak Atsiri Daun Jeruk Limau
Gambar 9. Diagram Pembuatan Krim Tipe M/A
commit to user
dipanaskan
waterbath
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tanaman Determinasi daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) dilakukan di Laboratorium Morfologi Sistematik Tumbuhan Universitas Setia Budi. Hasil determinasi daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) dapat dilihat pada lampiran 1. 4.2. Hasil Penentuan Bobot Jenis dan Rendemen Minyak Atsiri Daun jeruk limau segar sebanyak 2 kg didestilasi dengan destilasi uap air dan didapat minyak atsiri 15 ml. Rendemen minyak atsiri daun jeruk limau didapat sebesar 0,696 %. Hasil perhitungan rendemen minyak atsiri daun jeruk limau dapat dilihat pada lampiran 3. Bobot jenis minyak atsiri daun jeruk limau didapat 0,928 gram/ml. Perhitungan rendemen dan bobot jenis fungsinya untuk mengidentifikasi minyak yang didapat benar minyak atsiri daun jeruk limau dengan parameter rendemennya 0,47% dan bobot jenisnya 0,8629%. Hasil perhitungan bobot jenis minyak atsiri daun jeruk limau dapat dilihat pada lampiran 2. 4.3. Hasil Uji Sifat Fisik Krim Minyak Atsiri Daun Jeruk Limau 4.3.1. Uji Viskositas Krim Viskositas merupakan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, Semakin besar tahanan, maka viskositasnya semakin besar. Perbedaan komposisi krim yang digunakan dalam ketiga formula yang diteliti mempengaruhi viskositas
commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
krim. Hasil pengamatan uji viskositas krim minyak atsiri daun jeruk limau selama 8 minggu dapat dilihat pada tabel II. Table II. Hasil Pengamatan Uji Viskositas Selama 8 Minggu Viskositas (dPas) Formula Minggu ke F1 F II F III 1 266,67±28,86 330,00±0 206,67±11,51 2 283,33±28,86 325,00±22,91 225,01±0 3 283,33±28,86 310,00±5,77 220,02±0 4 283,33±28,86 341,67±10,43 200,02±0 5 250,00±0 298,33±47,52 213,33±11,54 6 300,00±0 320,02±17,32 216,67±14,43 7 283,33±28,86 326,67±25,16 220,01±0 8 266,67±28,86 325,03±22,91 223,33±2,88
Keterangan : Formula I : Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak dengan fase air 30:70 Formula II : Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak dengan fase air 35:65 Formula III: Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak dengan fase air 40:60 Masing-masing formula direplikasi 3 kali
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa formula II mempunyai viskositas yang paling besar bila dibanding dengan formula yang lain dengan urutan formula II > formula I > formula III. Viskositas dari suatu sediaan semi solid berhubungan erat dengan daya menyebar krim pada kulit dan kenyamanan pada waktu pemakaian. Semakin besar viskositas maka daya menyebarnya menjadi semakin kecil. Krim yang mempunyai viskositas yang rendah akan memudahkan saat pemakaian serta pengambilan dari wadah menjadi lebih mudah karena konsistensiya lunak. Viskositas krim juga berhubungan erat dengan daya melekatnya, karena semakin tinggi viskositas maka kemampuan krim untuk melekat juga semakin lama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari hasil pengamatan viskositas ketiga formula tersebut kemudian diuji menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui data hasil pengukuran terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil yang diperoleh dari analisis uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa besarnya signifikan adalah 0,441. Nilai signifikan yang didapat > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Selanjutnya, untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh perbedaan kompisisi terhadap viskositas dilakukan uji ANOVA satu jalan. Hasil perhitungan analisis anova didapat nilai F hitung 143,360 dengan signifikan 0,000. Nilai F tabel (df 2-21) pada tingkat signifikansi 0,05 adalah 3,466795. Nilai F hitung (143,360) > F tabel (3,466795). Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh perbedaan komposisi terhadap nilai viskositas krim. Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc Test. Salah satu fungsi uji Post Hoc Test adalah untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan yang terjadi antar kelompok variable. Dari hasil analisis menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok variable. Adanya tanda bintang
(*)
pada mean difference
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan atau nyata antar formula. Dapat disimpulkan bahwa dari tiap formula menunjukan perbedaan bermakna uji viskositas antar formula krim minyak atsiri daun jeruk limau. Dan perbedaan komposisi yang digunakan dalam pembuatan krim minyak atsiri daun jeruk limau berpengaruh terhadap nilai viskositas krim. Hasil analisis statistik pengujian viskositas dapat dilihat pada lampiran 14. Hasil uji pengamatan viskositas tiap minggu dapat dilihat pada lampiran 9.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.3.2. Daya Lekat Krim Pengujian daya lekat krim dilakukan untuk mengetahui kemampuan krim untuk menempel pada permukaan kulit. Semakin besar daya lekat krim maka absorbsi obat akan semakin besar karena ikatan yang terjadi antara krim dengan kulit semakin lama, sehingga basis dapat melepaskan obat lebih optimal. Hasil pengamatan uji daya lekat krim minyak atsiri daun jeruk limau selama 8 minggu dapat dilihat pada tabel III dibawah ini. Tabel III. Hasil Pengamatan Uji Daya Lekat Selama 8 Minggu Daya lekat (detik) Formula Minggu ke F1 F II 1 1,23±0,152 0,90±0,1 2 1,33±0,05 0,93±0,05 3 1,13±0,05 0,87±0,11 4 1,20±0,1 0,83±0,11 5 1,37±0,05 0,77±0,05 6 1,23±0,05 0,83±0,05 7 1,27±0,15 0,73±0,05 8 1,30±0,1 0,73±0,05
F II I 0,53±0,05 0,60±0 0,53±0,05 0,60±0 0,60±0 0,57±0,05 0,60±0 0,53±0,05
Keterangan : Formula I : Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak dengan fase air 30:70 Formula II : Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak dengan fase air 35:65 Formula III: Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak dengan fase air 40:60 Masing-masing formula direplikasi 3 kali
Pada data pengamatan menunjukkan formula I memiliki daya lekat yang paling lama dibanding formula yang lainnya. Hal ini dikarenakan formula I juga memiliki viskositas yang besar, sehingga kemampuan melekatnya pada kulit juga semakin lama. Formula III memiliki daya melekat yang paling kecil, Hal ini dikarenakan formula III memiliki viskositas yang paling rendah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari hasil pengamatan daya lekat dari ketiga formula tersebut kemudian diuji menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui data hasil pengukuran terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil yang diperoleh dari analisis uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa besarnya signifikan adalah 0,539. Nilai signifikan yang didapat > 0,05 sehingga dapat disimpulkan data terdistribusi secara normal. Selanjutnya, untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh perbedaan komposisi terhadap daya lekat dilakukan uji ANOVA satu jalan. Hasil perhitungan analisis anova didapat nilai F hitung 227,796 dengan signifikan 0,000. Nilai F tabel (df 2-21) pada tingkat signifikansi 0,05 adalah 3,466795. Nilai F hitung (227,796) > F tabel (3,466795). Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh perbedaan komposisi terhadap lama waktu daya melekat krim. Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc Test. Salah satu fungsi uji Post Hoc Test adalah untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan yang terjadi antar kelompok variable.
Dari hasil analisis
menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok variabel, Adanya tanda bintang (*) pada mean difference menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan atau nyata antar formula. Dapat disimpulkan bahwa dari tiap formula menunjukan perbedaan bermakna uji daya lekat antar formula krim minyak atsiri daun jeruk limau. Dan perbedaan komposisi krim yang digunakan dalam pembuatan krim minyak atsiri daun jeruk limau berpengaruh terhadap lama waktu daya lekat krim. Daya lekat krim berhubungan erat dengan viskositas. Nilai viskositas pada formula III paling kecil, ini berhubungan dengan nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
daya lekat krim yang kecil pula. Semakin besar nilai viskositas maka daya lekat krim semakin besar (Ansel, 1989). Hasil analisis statistik pengujian daya lekat dapat dilihat pada lampiran 12. Hasil pengamatan uji daya lekat tiap minggu dapat dilihat pada lampiran 7. 4.3.3. Uji pH Pemeriksaan pH adalah salah satu bagian dari kriteria pemeriksaan sifat kimia dalam memprediksi kestabilan sediaan krim. Hasil pengamatan uji pH selama 8 minggu dapat dilihat pada tabel IV. Tabel IV. Hasil Pengamatan Uji pH Selama 8 Minggu Minggu ke
F1
pH Formula F II
F III
1
6,27±0,05
6,63±0,11
7,17±0,05
2
6,30±0,1
6,63±0,11
7,13±0,5
3
6,30±0,1
6,57±0,05
7,20±0
4
6,33±0,05
6,57±0,05
7,17±0,05
5
6,27±0,05
6,67±0,05
7,13±0,05
6
6,30±0,1
6,57±0,05
7,17±0,05
7
6,33±0,05
6,67±0,05
7,13±0,05
8
6,27±0,05
6,63±0,11
7,20±0
Keterangan : Formula I : Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak dengan fase air 30:70 Formula II : Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak dengan fase air 35:65 Formula III: Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak dengan fase air 40:60 Masing-masing formula direplikasi 3 kali
Dari data pengamatan dapat dilihat tidak terjadi penurunan pH yang signifikan dari minggu ke minggu. Nilai-nilai pH ketiga formula
commit to user
telah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memenuhi persyaratan nilai pH basis krim yang baik yaitu 5,5 hingga 7 (Troy et al, 2005). Uji pH penting dilakukan untuk mengetahui stabilitas pH krim dan pH harus sesuai dengan pH kulit supaya tidak terjadi iritasi pada kulit. Kestabilan pH harus stabil dari minggu ke minggu agar krim aman digunakan pada kulit. Hasil pengamatan pH dari ketiga formula tersebut kemudian diuji menggunakan
uji
Kolmogorov-Smirnov untuk
mengetahui data
hasil
pengukuran terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil yang diperoleh dari analisis uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa besarnya signifikan adalah 0,128. Nilai signifikan yang didapat > 0,05 sehingga dapat disimpulkan data terdistribusi secara normal. Selanjutnya, untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh perbedaan tipe basis terhadap pH dilakukan uji ANOVA satu jalan. Hasil perhitungan analisis anova didapat nilai F hitung 1383,456 dengan signifikan 0,000. Nilai F tabel (df 2-21) pada tingkat signifikansi 0,05 adalah 3,466795. Nilai F hitung (1383,456) > F tabel (3,466795). Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh perbedaan komposisi terhadap nilai pH krim. Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc Test, salah satu fungsi uji Post Hoc Test adalah untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan yang terjadi antar kelompok variable. Dari hasil analisis menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok variable. Adanya tanda bintang (*) pada mean difference menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan atau nyata antar formula. Dapat disimpulkan bahwa dari tiap formula menunjukan perbedaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bermakna uji pH antar formula krim minyak atsiri daun jeruk limau. Dan perbedaan komposisi krim yang digunakan dalam pembuatan krim minyak atsiri daun jeruk limau berpengaruh terhadap nilai pH krim. Hasil analisis statistik pengujian pH dapat dilihat pada lampiran 13. Hasil pengamatan uji pH tiap minggu dapat dilihat pada lampiran 8. 4.3.4. Uji Stabilitas Emulsi Stabilitas atau kestabilan suatu emulsi merupakan salah satu karakter terpenting dan mempunyai pengaruh besar terhadap mutu produk emulsi. Stabilitas emulsi akan berpengaruh terhadap daya simpan sistem emulsi tersebut. Emulsi yang baik tidak membentuk lapisan-lapisan dan memiliki konsistensi yang tetap (Suryani et al, 2002). Nilai rata-rata stabilitas emulsi jenis o/w (54,46% - 87,61%) lebih kecil dibandingkan dengan stabilitas emulsi jenis w/o (93,17% - 97,40%), ( Hezmela, et all, 2006,). Voigt (1994) menyatakan bahwa krim/salep jenis w/o pada umumnya benar-benar stabil. Kandungan air pun tidak boleh melampaui 60%, karena dapat menyebabkan suatu aliran bersama dari fase sebelah dalam. Konsentrasi minyak atsiri dan komposisi sangat berpengaruh terhadap stabilitas emulsi. Peningkatan konsentrasi minyak atsiri dalam sediaan krim dapat menyebabkan penurunan nilai stabilitas emulsi. Hal ini diakibatkan oleh sifat minyak atsiri daun jeruk limau yang tidak stabil terhadap panas, sehingga penambahan minyak atsiri daun jeruk limau ke dalam sistem emulsi dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem emulsi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Basis krim berpengaruh terhadap nilai stabilitas emulsi karena sifat dari masing-masing basis krim yang berbeda. Basis krim o/w memiliki nilai stabilitas yang lebih rendah karena tingginya kandungan air, sehingga dapat menyebabkan reaksi hidrolitik yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem emulsi. Dari hasil perhitungan nilai stabilitas emulsi didapat formula I 88,8%, formula II 87,78% dan formula III 86,6% maka yang mendekati rentang nilai stabilitas emulsi krim tipe minyak dalam air (o/w) dalam pengujian ini formula III. Tetapi untuk sediaan krim dengan tipe minyak dalam air (o/w) tidak bisa dikatakan stabil karena dilihat dari rentang nilai stabilitas emulsi krim tipe o/w (54,46% - 87,61%) yang mana untuk kestabilan lebih cenderung tipe air dalam minyak (w/o) dengan rentang nilai stabilitas emulsi (93,17% - 97,40%). Dapat disimpulkan bahwa sediaan krim minyak atsiri daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse) tidak stabil walaupun tidak terjadi pemisahan antara fase air dan fase minyak. 4.3.5. Daya Sebar krim Daya sebar krim dapat didefinisikan sebagai kemampuan menyebarnya krim pada permukaan kulit yang akan diobati. Suatu sediaan krim diharapkan mampu menyebar dengan mudah ditempat pemberian, tanpa menggunakan tekanan yang tertentu. Semakin mudah dioleskan maka luas permukaan kontak obat dengan kulit semakin besar, sehingga absorbsi semakin optimal.
commit to user
obat ditempat pemberian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daya menyebar berhubungan dengan viskositas, semakin besar viskositas krim maka daya penyebarannya menjadi semakin kecil. Permukaan penyebaran yang dihasilkan dengan peningkatan beban yang ditambahkan merupakan karakterisktik daya sebar krim. Luas penyebaran berbanding lurus dengan kenaikan beban yang ditambahkan, semakin besar beban yang ditambahkan maka luas penyebarannya semakin cepat. Hasil data pengamatan daya sebar krim minyak atsiri daun jeruk limau selama 8 minggu dapat dilihat pada tabel V dibawah ini. Tabel V. Hasil Pengamatan Uji Daya Sebar Selama 8 Minggu Daya Sebar (cm) Formula
Minggu ke F1
F II
F III
1
3,57±0,15
3,63±0,05
3,97±0,15
2
3,60±0,17
3,73±0,05
3,87±0,05
3
3,60±0,1
3,77±0,05
3,83±0,05
4
3,63±0,15
3,77±0,05
4,00±0,1
5
3,67±0,21
3,67±0,05
3,93±0,15
6
3,73±0,15
3,73±0,05
3,90±0
7
3,57±0,05
3,80±0
3,83±0,05
8
3,63±0,05
3,73±0,05
4,00±0,1
Keterangan : Formula I : Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak dengan fase air 30:70 Formula II : Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak dengan fase air 35:65 Formula III: Krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan perbandingan fase minyak dengan fase air 40:60 Masing-masing formula direplikasi 3 kali
Hasil pengamatan menunjukkan luas penyebaran pada formula III memberikan hasil penyebaran yang paling besar, karena formula III memiliki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
viskositas yang paling rendah. Formula I memiliki daya sebar paling kecil karena formula I memiliki viskositas yang paling besar. Hasil pengamatan daya sebar dari ketiga formula tersebut kemudian diuji menggunakan
uji
Kolmogorov-Smirnov
untuk
mengetahui data
hasil
pengukuran terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil yang diperoleh dari analisis uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa besarnya signifikan adalah 0,883. Nilai signifikan yang didapat > 0,05 sehingga dapat disimpulkan data terdistribusi secara normal. Selanjutnya, untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh perbedaan tipe basis terhadap daya sebar dilakukan uji ANOVA satu jalan. Hasil perhitungan analisis anova didapat nilai F hitung 47,871 dengan signifikan 0,000. Nilai F tabel (df 2-21) pada tingkat signifikansi 0,05 adalah 3,466795. Nilai F hitung (47,871) > F tabel (3,466795). Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh perbedaan tipe basis terhadap besarnya diameter daya sebar krim, Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc Test. Salah satu fungsi uji Post Hoc Test adalah untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan yang terjadi antar kelompok variable. Dari hasil analisis menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok variabel. Adanya tanda bintang (*) pada mean difference menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan atau nyata antar formula. Dapat disimpulkan bahwa dari tiap formula menunjukan perbedaan bermakna uji daya sebar antar formula krim minyak atsiri daun jeruk limau. Dan disimpulkan perbedaan komposisi yang digunakan dalam pembuatan krim minyak atsiri daun jeruk limau berpengaruh terhadap besarnya diameter daya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebar krim. Besar diameter atau daya penyebaran krim berhubungan dengan viskositas krim. Semakin kecil nilai viskositas krim maka semakin besar daya sebar dan diameter penyebaran krim (Ansel,1989). Hasil analisis statistik daya sebar dapat dilihat pada lampiran 11. Hasil pengamatan uji daya sebar tiap minggu dapat dilihat pada pengamatan 6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP 5.1.
Kesimpulan 1. Minyak atsiri daun jeruk limau dapat dibuat menjadi krim minyak atsiri daun jeruk limau dengan tipe minyak dalam air (o/w) yang stabil. 2. Adanya perbedaan pada perbandingan fase air dan minyak dalam krim minyak atsiri daun jeruk limau ternyata mempengaruhi sifat fisik krim dan stabilitas krim. 3. Formula yang paling stabil dalam pengujian tiap minggu adalah formulasi III, hal ini dilihat dari tiap-tiap pengujian sediaan.
5.2.
Saran 1. Perlu dilakukan pengujian krim minyak atsriri daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse.) dengan tipe minyak dalam air (o/w) terhadap aktivitas antibakteri secara in vitro. 2. Perlu dilakukan penelitian tentang pembuatan krim minyak atsiri daun jeruk limau (Citrus amblycarpa (Hassk) ochse.) dengan tipe air dalam minyak (w/o) beserta pengujian stabilitas sediaan.
commit to user