A. MENGENAL
KEBERAGAMAN
BUGDAYA
INDONESIA
DALAM
MEMPERSATUKAN BUDAYA DAN MENJAGA HUBUNGAN ANTAR UMAT BERAGAMA B. KATA PENNGANTAR Suatu bangsa merupakan kumpulan dari berbagai konponen yang saling berkaitan yang memiliki kepentingan tersendiri dalam interaksi ruang sosial.Masyarakat Indonesia terkenal dengan keragaman budaya dan memiliki lima agama utama yang ditetapkan secara sah oleh peraturan ketatanegaraan republic Indonesia. Dalam menjaga persatuan dan kesatuan yang kokoh dalam kehidupan bernegara, sangat penting untuk menjalin hubungan yang harmonis antar buadaya yang berbeda dalam sebuah lingkungan social dalam suatu Negara.Dalam sebuah pembelajaran tentang pentingnya hubungan antara umat yang berbeda kebudayaan dan agama kami melakukan studi di sebuah desa yang mendapat julukan sebagai desa pancasila yang menerapkan unsur unsur persatuan dan dapat beradaptasi dengan baik dalam berinterakaksi dengan masyarakat yang berbeda.Kami menemukan sesuatu yang sangat berharga dalam menjalin hubungan yang erat dalam pluralisme adat dan agama yang baru kami temui di desa Balun, Lamongan.Desa Balun memiliki keunikan dimana semua masyarakatnya hidup berdampingan denagn sangat baik dalam mengahadapi pluralisme budaya dan agama.Dalam desa ini kami menemukan ada tiga unsur agama yang berdampingan menyusun hubungan yang harmonis dalam kehidupan bermasyarakat.Desa Balun merupakan salah satu desa tua yang syarat dengan berbagai nilai sejarah, termasuk tentang penyebaran Islam oleh para santri murid Walisongo dan masih terkait dengan sejarah hari jadi Kota Lamongan. Di mana kata Balun berasal dari nama “Mbah Alun” seorang tokoh yang mengabdi dan berperan besar terhadap terbentuknya desa balun sejak tahun 1600-an. Desa Balun adalah salah satu desa tua yang ada di kabupaten Lamongan yang masih memelihara budaya-budaya terdahulunya. Di samping itu keanekaragaman agama semakin memperkaya budaya desa Balun dan yang menjadi ciri khas adalah interaksi sosial di antara warganya yang multi agama (Islam, Kristen, Hindu).Sejak masuknya Hindu dan Kristen tahun 1967 dan Islam sebagai agama asli belum pernah terjadi konflik yang berkaitan agama.Meskipun secara jumlah agama mayoritas tetap Islam yaitu 75% 3498 orang dari 4.644 jumlah total penduduk) dan agama yang paling sedikit adalah hindu yaitu 7% (289 orang) serta sisanya agama kristen 18% (857 orang), tekanan ataupun perlakuan sewenangwenang tentang agama tidak pernah ada. Masing-masing dari mereka saling menjaga.Begitu pula tidak ada pengelompokan tempat tinggal berdasarkan agama, mereka campur dan http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/ 1
menyebar merata.Interaksi sosial yang demikian itu melahirkan budaya-budaya yang khas, serta budaya asli juga dapat memengaruhi interaksi multi agama yang terjadi. Interaksi sosial yang demikian itu melahirkan interpretasi pada simbol-simbol budaya berbeda dengan daerah lain. Suatu misal pada saat datang kehajatan untuk menyumbang atau membantu para perempuan banyak yang memakai kerudung (bukan jilbab) dan bapak-bapak banyak yang memakai songkok atau kopyah, padahal agama mereka belum tentu Islam sebagaimana pada masyarakat yang lain. Hal ini berarti kerudung dan kopyah lebih berarti sebagai simbol budaya yang diinterpretasikan menghormati pesta hajatan atau acara ngaturi. C. KONSEP POKOK Ppembelajaran pertama dilakukan di pendopo kabupaten Lamongan, disini kami pendapat penegertian dan wawasan yang meluas mengenai wawasan kebangsaan dan pentingnya arti sebuah persatuan bagi suatu bangsa yang memiliki pluralisme kebudayaan dan agama seperti Negara Indonesia. Pembelajaran kedua dilakukan di balai desa Balun yang merupakan desa yang menerapkan wawasan persatuan pancasila sehingga kami dapat memetik sesuatau yang bergharga yaitu persatuan yang kuat yang bisa berjalan di lingkungan yang pluralisme. Pembelajaran ketiga dilakukan di pondok pesantren Sunan Drajat, disini kami mendapatkan semangat berwira usaha untuk membatu perekonomian masyarakat sekitar.Disini kami mendapatkan motivasi tentang semangan wirausaha dan memahami kehidupan para santri yang menjalani kehidupan selayaknya seorang pelajar.
D. PEMBAHASAN 1. Balun, Turi, Lamongan Balun adalah sebuah desa yang terletak di Kabupaten Lamongan bagian tengah tepatnya Kecamatan Turi dan hanya mempunyai jarak 4 kilometer dari kota Lamongan. Desa Balun merupakan daerah yang terletak di dataran rendah yang banyak terdapat tambak dan bonorowo sehingga masuk daerah yang rawan banjir seperti umumnya daerah lain di kabupaten Lamongan. Desa Balun juga dibelah oleh sebuah sungai yang bermuara di Bengawan Solo.
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/ 2
a. Sejarah Desa Balun merupakan salah satu desa tua yang syarat dengan berbagai nilai sejarah, termasuk tentang penyebaran Islam oleh para santri murid Walisongo dan masih terkait dengan sejarah hari jadi Kota Lamongan. Di mana kata Balun berasal dari nama “Mbah Alun” seorang tokoh yang mengabdi dan berperan besar terhadap terbentuknya desa balun sejak tahun 1600-an. Mbah Alun yang dikenal sebagai Sunan Tawang Alun I atau Mbah Sin Arih konon adalah Raja Blambangan bernama Bedande Sakte Bhreau Arih yang bergelar Raja Tawang Alun I yang lahir di Lumajang tahun 1574.Dia merupakan anak dari Minak Lumpat yang menurut buku babat sembar adalah keturunan Lembu Miruda dari Majapahit (Brawijaya).Mbah Alun belajar mengaji di bawah asuhan Sunan Giri IV (Sunan Prapen).Selesai mengaji beliau kembali ke tempat asalnya untuk menyiarkan agama Islam sebelum diangkat menjadi Raja Blambangan. Selama
pemerintahannya
(tahun
mendapatkan serangan dari Mataram
1633-1639)
Blambangan
dan Belanda hingga kedaton
Blambangan hancur. Saat itu Sunan tawang Alun melarikan diri ke arah barat menuju Brondong untuk mencari perlindungan dari anaknya yaitu Ki Lanang Dhangiran (Sunan Brondong), lalu diberi tempat di desa kuno bernama Candipari (kini menjadi desa Balun) untuk bersembunyi dari kejaran musuh. Disinilah Sunan Tawang Alun I mulai mengajar mengaji dan menyiarkan ajaran Islam sampai wafat Tahun 1654 berusia 80 tahun sebagai seorang Waliyullah. Sebab menyembunyikan identitasnya sebagai Raja, maka beliau dikenal sebagai seorang ulama dengan sebutan Raden Alun atau Sin Arih.Sunan Tawang Alun I sebagai ulama hasil gemblengan Pesantren Giri Kedaton ini menguasai ilmu Laduni, Fiqh, Tafsir, Syariat dan Tasawuf. Sehingga dalam dirinya dikenal tegas, kesatria, cerdas, Alim, Arif, persuatif, dan yang terkenal adalah sifat toleransinya terhadap orang lain, terhadap budaya lokal dan toleransinya terhadap agama lain.Desa tempat makam Mbah Alun ini kemudian disebut Desa Mbah Alun dan kini Menjadi Desa Balun, http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/ 3
Kecamatan Turi.Dan makamnya sampai sekarang masih banyak di ziarahi oleh orang-orang dari daerah lain, apalagi bila hari Jum’at kliwon banyak sekali rombongan-rombongan peziarah yang datang ke Desa Balun. Pasca G 30S PKI tepatnya tahun 1967 Kristen dan Hindu mulai masuk dan berkembang di Desa Balun.Berawal dari adanya pembersihan pada orangorang yang terlibat dengan PKI termasuk para pamong desa yang diduga terlibat.Akibatnya terjadi kekosongan kepala desa dan perangkatnya.Maka untuk menjaga dan menjalankan pemerintahan desa ditunjuklah seorang prajurit untuk menjadi pejabat sementara di desa Balun.Prajurit tersebut bernama Pak Batih yang beragama Kristen.Dari sinilah Kristen mulai dapat pengikut, kemudian pak Batih mengambil teman dan pendeta untuk membabtis para pemeluk baru.Karena sikap keterbukaan dan toleransi yang tinggi dalam masyarakat Balun maka penetrasi Kristen tidak menimbulkan gejolak. Di samping itu kristen tidak melakukan dakwa dengan ancaman atau kekerasan. Pada tahun yang sama yakni 1967 juga masuk pembawa agama Hindu yang datang dari desa sebelah yaitu Plosowayuh. Adapun tokoh sesepuh Hindu adalah bapak Tahardono Sasmito. Agama hindu inipun tidak membawa gejolak pada masyarakat umumnya. Masuknya seseorang pada agama baru lebih pada awalnya lebih disebabkan oleh ketertarikan pribadi tanpa ada paksaan.Sebagai agama pendatang di desa Balun, Kristen dan Hindu berkembang secara perlahan-lahan.Mulai melakukan sembahyang di rumah tokoh-tokoh agama mereka, kemudian pertambahan pemeluk baru dan dengan semangat swadaya yang tinggi mulai membangun tempat ibadah sederhana dan setelah melewati tahap-tahap perkembangan sampai akhirnya berdirilah Gereja dan Pura yang megah. b. Kependudukan Desa Balun adalah salah satu desa tua yang ada di kabupaten Lamongan yang masih memelihara budaya-budaya terdahulunya.Di samping itu keanekaragaman agama semakin memperkaya budaya desa Balun dan yang menjadi ciri khas adalah interaksi sosial di antara warganya yang multi agama
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/ 4
(Islam, Kristen, Hindu).Sejak masuknya Hindu dan Kristen tahun 1967 dan Islam sebagai agama asli belum pernah terjadi konflik yang berkaitan agama. Meskipun secara jumlah agama mayoritas tetap Islam yaitu 75% 3498 orang dari 4.644 jumlah total penduduk) dan agama yang paling sedikit adalah hindu yaitu 7% (289 orang) serta sisanya agama kristen 18% (857 orang), tekanan ataupun perlakuan sewenang-wenang tentang agama tidak pernah ada. Masing-masing
dari
mereka
saling
menjaga.Begitu
pula
tidak
ada
pengelompokan tempat tinggal berdasarkan agama, mereka campur dan menyebar merata. c. Budaya Interaksi sosial yang demikian itu melahirkan budaya-budaya yang khas, serta budaya asli juga dapat memengaruhi interaksi multi agama yang terjadi. Interaksi sosial yang demikian itu melahirkan interpretasi pada simbolsimbol budaya berbeda dengan daerah lain. Suatu misal pada saat datang kehajatan untuk menyumbang atau membantu para perempuan banyak yang memakai kerudung (bukan jilbab) dan bapak-bapak banyak yang memakai songkok atau kopyah, padahal agama mereka belum tentu Islam sebagaimana pada masyarakat yang lain. Hal ini berarti kerudung dan kopyah lebih berarti sebagai simbol budaya yang diinterpretasikan menghormati pesta hajatan atau acara ngaturi. Budaya selamatan juga masih banyak dilakukan oleh masyarakat Balun.Biasanya selamatan menyambut bulan Romadhon dan selamatan sebelum hari raya umat Islam.Bagi yang bukan agama Islam juga ikut mengadakan selamatan, hal ini lebih dimaksudkan atau dimaknai sebagai tindakan sosial dari pada tindakan religius sebab mereka bukan umat Islam.Mereka memaknai untuk merekatkan antar tetangga dan mengenai waktu mereka selaraskan dengan pilihan umat Islam.Selamatan untuk orang meninggal juga masih dilakukan sebagian besar masyarakat Balun, dan mengundang para tetangga dan kerabat termasuk mereka yang beragama Hindu dan Kristen.Bagi mereka memennuhi undangan adalah sesuatu yang penting karena disitu terdapat kontrol sosial yang ketat.Bagi mereka yang tidak datang harus pamitan sebelum atau sesudahnya. http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/ 5
Dalam pesta hajatan terdiri dari dua hari, hari yang pertama adalah acara “ngaturi” dimana dalam acara ini didatangi oleh seluruh warga RT yang bersangkutan dan seluruh keluarga yang ada. Dalam acara ini juga dihadiri oleh perangkat desa sebagai wakil dari pihak desa dan oleh tokoh agama yang sesuai dengan agama yang punya sebagai pembaca doa. Untuk hari kedua adalah maksud dari hajatan itu sendiri, bisa nikah, sunatan atau yang lainnya.Masyarakat yang datangpun dari ketiga agama tersebut.Perbedaan agama terjadi bukan hanya pada antar keluarga tetapi terjadi pula dalam kelurga itu sendiri, sehingga dalam setiap acara salah satu agama pasti melibatkan aggota keluarga yang berbeda agama. Baik bantuan berupa tenaga maupun biaya upacara keagamaan yang akan berlangsung. Misal, dalam acara tahlilan anak yang beragama Kristen ikut membantu orang tuanya dalam acara tahlilan tersebut.Bahkan dalam satu atap terdiri dari tiga agamapun sudah tidak heran lagi. Kebiasaan lain dari masyarakat Balun ini adalah penyambutan bulan Agustus yang dimeriahkan dengan banyak acara yang biasanya atas inisiatif atau arahan pihak desa. Untuk Agustus tahun ini acara yang diadakan dalam lingkup desa dan mencakup semua masyarakat adalah pentas seni dan donor darah masal yang di pelopori oleh kalangan pemuda (karang taruna ). Sebagai ciri khas masyarakat yang multi agama adalah seni yang dimainkan dalam pentas seni. Adanya kolaborasi dari tri-agama, dimana Islam dengan seni bermain terbang, kristen dengan band, dan hindu dengan gamelannya. 2. Pentingnya Ideologi Bagi Pemersatu Suatu Negara Ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai dan keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata. Ideologi dalam artian sangat
diperlukan,
karena
dianggap
mampu
membangkitkan
kesadaran
akan
kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia beserta isinya, serta menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat untuk bergerak melawan penjajah. Pentingnya Ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri.Fungsi
Ideologi
ialah
membentuk
identitas
atau
ciri
kelompok
atau
bangsa.Ideologi memiliki kecenderungan untuk "memisahkan" kita dari merdeka.Ideologi berfungsi mempersatukan sesama kita, Ideologi mempersatukan orang dari berbagai http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/ 6
agama.Ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau ketegangan sosial.Ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih tinggi.Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan menyatukan keseragaman ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai semboyan "Kesatuan dalam Perbedaan" dan "Perbedaan dalam Kesatuan". 3. Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.Diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia.Kata tunggal berarti "satu".Kata ika berarti "itu".Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.
E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Pentingnya persatuan dan kesatuan sebuah bangsa bisa dicerminkan oleh hubungan yang harmonis dalam kehidupan sosial. Masyarakat yang sadar akan pentingnya ideology untuk mempersatukan suatu bangsa merupakan komponen terbentuknya masyarakat yang ideal, selian itu implementasi dari semboyan BHINEKA TUNGGAL IKA juga dapat lebih mempererat tali persaudaraan dalam kehidupan bermasyarakat. Hubungan masyarakat yang baik dan kondusif ini membantu terciptanya masyarakat yang ideal.Dalam implementasi kedua teori diatas, desa Balun dapat dijadikan contoh desa yng menjunjung tinggi persatuan dan
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/ 7
kesatuan bermasyarakat yang bertahan dalam pluralisme adat dan realigi masyarakat setempat. 2. Saran Dalam pelaksanaan Student Excersie haruslah lebih terkondisi, lebih baik dalam hal koordinir sarana dan prasarana dalam perjalanan dan kejelasan dalam susunan jadwal acara, dan perwalian yang baik dalam setiap pendampingan kelompok. F. DAFTAR PUSTAKA a. http://id.wikipedia.org/wiki/Balun,_Turi,_Lamongan b. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2113278-pentingnyaideologi-bagi-suatu-negara/ c. http://id.wikipedia.org/wiki/Bhinneka_Tunggal_Ika
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/ 8