BAB5 PENUTUP
5.1 Simpulan Dari basil analisis data dan pembahasan pada bah sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Kompetensi auditor berpengaruh positif terbadap kualitas audit. Hal ini berarti bipotesis pertama yang menyatakan bahwa kompetensi auditor berpengarub positif terbadap kualitas audit diterima. Ini menunjukkan bahwa kompetensi auditor sangat diperlukan untuk menunjang kualitas basil audit. b. Independensi auditor berpengarub positif terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bipotesis ke dua yang menyatakan bahwa independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit diterima.
lndependensi
merupakan sikap mental yang bebas dari pengaruh, sangat diperlukan untuk menjaga kualitas basil audit. c. Due Professional Care berpengarub positif terbadap kualitas audit. Hal ini berarti bipotesis ke tiga yang menyatakan bahwa due professional care berpengarub positif terbadap kualitas audit diterima. Sikap cermat dan teliti dalam pelaksanaan audit sangat diperlukan untuk menjaga kualitas basil audit. d. Time Budget berpengarub positif terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bipotesis ke empat yang menyatakan babwa time budget
berpengaruh
positif terhadap kualitas audit diterima. Time budget berguna dalam
83
84
pengukuran tingkat efisiensi seorang auditor dalam melakukan pekerjaan auditnya, yang mana anggaran yang tepat dan sesuai akan dapa1 mempengarubi kualitas basil audit. e. Kondisi kejiwaan memoderasi pengarub kompetensi auditor terbadap kualitas audit secara positif. Hal ini berarti bipotesis ke lima yang menyatakan bahwa kondisi kejiwaan memoderasi positif kompetensi auditor terhadap kualitas audit, diterima. Seorang auditor tetap berpikir positif dalam
kondisi
kejiwaannya,
sebingga
mampu
mengembangkan
kompetensinya, dibuktikan dengan basil audit yang meningkat. f. Kondisi kejiwaan memoderasi pengarub independensi auditor terbadap kualitas audit secara positif. Hal ini menunjukkan bahwa bipotesis ke enam yang menyatakan bahwa kondisi kejiwaan memoderasi positif independensi auditor terbadap kualitas audit, diterima.
Berarti seorang auditor dalam
kondisi kejiwaan seperti apapun, tetap menunjukkan kualitas audit yang baik, dibuktikan dengan sikap mental yang independen. g. Kondisi kejiwaan tidak rnemoderasi pengaruh due professional care terbadap kualitas audit. Artinya bipotesis ke tujub yang menyatakan bahwa kondisi kejiwaan memoderasi positif due professional care terbadap kualitas audit, ditolak. Hal ini bisa terjadi karena seorang auditor yang sudah memiliki pengalarnan kerja, tidak terpengarub dengan perilaku pribadi berupa ernosi maupun masalah yang dialaminya. Dalam keadaan tertekan, kondisi yang tidak seirnbang antara fisik dan psikis seorang auditor, justru membuat
85
auditor akan berpikir cermat dan teliti dalam audit, sehingga audit yang dihasilkannya akan menjadi berkualitas. h. Kondisi kejiwaan memoderasi positif pengaruh time budget terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan hipotesis ke delapan yang menyatakan bahwa kondisi kejiwaan memoderasi positif time budget terhadap kualitas audit, diterima. Dalam kondisi kejiwaan seperti apapun. justru membuat auditor dapat memanfaatkan waktu lebih efisien, sehingga kualitas audit menjadi baik dan berkualitas.
5.2 Implikasi Hasil penelitian ini memperlihatkan kompetensi, independensi, due
profossional care, dan time budget berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kondisi kejiwaan memoderasi positif pengaruh kompetensi, independensi, dan time budget terhadap kualitas audit. Penelitian ini memiliki implikasi bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai bahan
evaluasi
atas
kinerja
auditor
untuk
meningkatkan
kompetensi,
independensi, due profossiona/ care, dan time budget agar menghasilkan audit yang berkualitas dalam hal pengungkapan laporan keuangan. Audit sebaiknya dilakukan oleh auditor yang sudah cukup berpengalaman. atau dapat juga diberikan kepada auditor yang belum berpengalaman tetapi harus didampingi oleh auditor yang sudah berpengalaman. Juga untuk menjaga agar independensi auditor tetap kokoh perlu dilakukan roling penugasan. Pola penugasan ini sebagai upaya untuk menjaga agar independensi dan kualitas audit sehingga kredibilitas basil
86
audit dapat dijaga. Selain itu, harus dilakukan telaah basil pemeriksaan auditor untuk menjamin bahwa pemeriksaan yang dilakukan sudah sesuai dengan aturar perundang-undangan dan standar profesi yang berlaku. Penelitian ini juga memiliki implikasi bagi pihak internal perusahaan atau klien sebagai bahan evaluasi untuk memilih KAP yang memiliki kualitas audit yang baik, dibuktikan dengan laporan basil audit yang berkualitas. Laporan audit yang berkualitas tersebut dihasilkan oleh auditor yang memiliki kompetensi, independensi, serta due professional care, yang bagus, serta tidak adanya tekanan terhadap anggaran
waktu. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kondisi kejiwaan tidak memoderasi pengaruh due professional care terhadap kualitas audit. Audit sebaiknya merupakan gabungan antara auditor yang berpengalaman dengan auditor yang belum berpengalaman, serta perlu memperhatikan kondisi auditor tersebut melalui komunikasi rutin, agar dapat diketahui jika auditor berada pada kondisi kejiwaan yang tertekan, perlu dilakukan roling penugasan sebagai upaya menjaga kualitas audit dapat dijaga dengan baik dan sesuai dengan aturan perundang-undangan dan standar profesi yang berlaku. Hasil tersebut juga perlu mempertimbangkan ruang lingkup penugasan auditnya dengan jumlah anggota auditor, anggaran waktu audit, pengalaman auditor, serta kondisi mental auditor dalam satu tim.
87
5.3 Keterbatasan Waktu penyebaran kuesioner ini dilakukan saat auditor mempunyaijadwal audit yang padat, sehingga ada beberapa Kantor Akuntan Publik (KAP) menolak untuk mengisi kuesioner penelitian, mengembalikan kuesioner atau hanya diisi oleh beberapa orang auditor. Sebaiknya penyebaran kuesioner tidak dalam kondisi busy session.