1
A. JUDUL Melayani Anak Jalanan Pingit Melalui Pelatihan Keterampilan Hidup Seharihari Menggunakan Metode Montessori.
B. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut UUD 1945, pasal 34 “Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”. Negara dalam hal ini pemerintah mempunyai tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar termasuk anak jalanan. Mereka perlu mendapatkan hak-haknya secara normal, sebagaimana layaknya seorang anak yaitu kebutuhan rohani, jasmani, dan sosial. Menurut Maslow (1970), kebutuhan manusia itu mencakup: kebutuhan fisik (udara, air, makan), kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk menyayangi dan disayangi, kebutuhan untuk penghargaan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri dan bertumbuh. Sebagai manusia yang tengah tumbuh kembang, anak memiliki keterbatasan untuk mendapatkan sejumlah kebutuhan yang merupakan hak anak. Orang dewasa termasuk orang tuanya, masyarakat, dan pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak-hak dasar anak tersebut. Permasalahan adalah orang yang berada di sekitar termasuk keluarganya seringkali tidak mampu memberikan hak-hak tersebut. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalan sosial yang sangat kompleks. Hidup menjadi anak jalanan bukan merupakan pilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang tidak jelas, masa depan suram, dan menjadi “masalah” bagi banyak pihak terutama keluarga, masyarakat, dan negara. Kualitas hidup dan masa depan anak-anak sangat memprihatinkan. Mereka adalah aset, investasi sumber daya manusia dan tumpuan masa depan bangsa. Masyarakat dan negara yang sehat, kuat dan cerdas dapat dipastikan tumbuh dan berkembang dari dan dalam lingkungan keluarga yang sehat, kuat, cerdas, dan berkualitas. Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar waktunya berada di jalanan atau di tempat-tempat umum. Perkembangan kota di segala bidang tidak hanya memberikan nuansa positif tetapi juga melahirkan persaingan hidup yang berujung pada kemiskinan. Persaingan hidup yang berat membuat orang tua
2
yang memiliki pendapatan rendah atau di bawah rata-rata mendesak anak-anak mereka untuk membantu mencari uang dengan turun ke jalanan. Permasalahan yang muncul dari situasi tersebut adalah tidak terpenuhinya hak-hak anak sebagaimana layaknya. Hal tersebut akan berpengaruh pada perkembangan pribadi seorang anak. Penanganan anak-anak jalanan baik oleh Pemda maupun pemerintah (Departemen Sosial) dirasa masih rendah. Partisipasi masyarakat dan lembaga-lembaga sosial sangat diharapkan sehingga mendorong terciptanya kehidupan anak jalanan yang lebih manusiawi. Penanganan dan pemberdayaan anak jalanan harus melibatkan anak jalanan itu sendiri, orang tua mereka, masyarakat, lembaga-lembaga sosial, akademisi, dan pemerintah. Perkampungan Sosial Pingit (PSP) merupakan sebuah komunitas yang bergerak dalam bidang sosial di daerah Pingit, Yogyakarta. Gerakan ini dirintis untuk memberikan pelayanan bagi keluarga-keluarga tunawiswa akibat krisis ekonomi pasca G-30S/PKI. Gerakan ini dilaksanakan di sebidang tanah di tepi Sungai Winongo yang terus digunakan sebagai pusat kegiatan PSP sampai saat ini. Gerakan ini dimulai dengan sepuluh keluarga tunawisma yang tinggal di rumah bambu pada lahan tersebut dan dibina dalam jangka waktu dua tahun untuk mempersiapkan mereka kembali ke masyarakat.. Gerakan ini ternyata menarik perhatian warga lain yang tinggal di sekitar lahan tersebut sehingga membuat mereka ikut tinggal dan bergabung dalam gerakan tersebut. Hal tersebut membuat PSP sampai sekarang dihuni oleh keluarga-keluarga yang membawa serta anak-anak mereka. Anak-anak yang tinggal di PSP pada umumnya bersekolah seperti anakanak pada umumnya. Pagi sampai siang hari mereka gunakan untuk sekolah, setelah itu biasanya mereka turun ke jalan membantu orang tua mencari uang. Hal tersebutlah yang membuat mereka dipandang sebagai anak jalanan oleh masyarakat umum. Kondisi ini mendorong terciptanya program bimbingan belajar untuk anak-anak usia pra sekolah sampai sekolah yang dilakukan pengelola PSP dengan dibantu tenaga sukarela (volunteer) yang mau ikut bergabung dalam kegiatan pelayanan ini. Kegiatan bimbingan belajar dilaksanakan setiap hari Senin dan Kamis pada pukul 19.00-21.00 WIB kemudian hari Sabtu pukul 16.00-18.00 WIB. Kegiatan bimbingan belajar ini
3
difokuskan untuk mendampingi anak-anak yang memiliki keinginan untuk belajar tetapi tidak mendapatkannya di rumah mereka masing-masing. Kegiatan bimbingan belajar tersebut sudah cukup membantu anak-anak di PSP untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam belajar. Anak-anak memiliki tempat dan orang-orang yang peduli kepada mereka dalam belajar, akan tetapi menurut penulis bimbingan belajar tersebut dirasa masih kurang untuk membantu anak-anak berkembang sebagai pribadi yang utuh. Berdasarkan kebutuhan tersebut kami mencoba menawarkan pelayanan sosial dalam bentuk bimbingan belajar khususnya untuk anak-anak usia 3-6 tahun dengan Metode Montessori. Metode Montessori diperkenalkan pertama kali oleh Maria Montessori dalam situasi yang sama seperti situasi di PSP. Metode ini muncul dari keprihatinan Maria Montesori pada keadaan anak-anak jalanan di Italia pada tahun 1907. “Casa dei Bambini” merupakan sekolah pertama yang pada awalnya hanya sebuah tempat penampungan, dibangun oleh Montesori untuk anak-anak miskin dan terlantar di Roma. Kepekaan Maria dalam mendidik anak-anak yang didasarkan pada kebutuhan anak membuahkan hasil yang memuaskan. Anak-anak yang pada awalnya dianggap sebagai anak-anak yang bermasalah oleh masyarakat sekitar ternyata dapat menunjukkan kemajuan yang lebih baik dari anak-anak yang mengenyam pendidikan di sekolah Itali pada umumnya. Anak-anak tersebut dapat lulus ujian nasional dengan hasil yang memuaskan. Keberhasilan pendidikan yang dilakukan oleh Montessori terletak pada bagaimana Montessori melihat dan memperlakukan anak-anak sebagai manusia yang utuh. Pendidikan tidak hanya melihat dari segi pengetahuan tetapi seluruh aspek dari pribadi seorang anak.
C. PERUMUSAN MASALAH 1. Apakah anak-anak jalanan usia 3-6 tahun di PSP memiliki kesadaran tentang keterampilan hidup sehari-hari? 2. Bagaimana Metode Montessori dapat membantu anak-anak jalanan usia 3-6 tahun di PSP untuk memiliki keterampilan hidup sehari-hari?
4
D. TUJUAN 1. Memberikan pelayanan bimbingan belajar dan pendampingan kepada anak-anak jalanan usia 3-6 tahun di PSP tentang keterampilan hidup sehari-hari menggunakan metode Montessori. 2. Membentuk komunitas anak jalanan di PSP yang memiliki keterampilan hidup sehari-hari.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN 1. Pelayanan
berupa
bimbingan
belajar
dan
pendampingan
tentang
keterampilan hidup sehari-hari kepada anak-anak jalanan usia 3-6 tahun di Perkampungan Sosial Pingit. 2. Terbentuknya
komunitas
anak-anak
jalanan
usia
3-6
tahun
di
Perkampungan Sosial Pingit yang memiliki keterampilan hidup seharihari.
F. KEGUNAAN Kami berharap program ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak di bawah ini: 1. Bagi anak-anak jalanan usia 3-6 tahun di PSP Memiliki keterampilan hidup sehari-hari meliputi gerak dalam lingkungan, merawat lingkungan, merawat diri, gerak motorik halus, dan etiket. 2. Bagi pengelola Mendapatkan referensi baru dalam membimbing dan mendampingi anakanak jalanan usia 3-6 tahun di PSP. 3. Bagi diri sendiri Memiliki pengalaman baru dalam pengabdian masyarakat khususnya memberikan pelayanan kepada anak-anak jalanan usia 3-6 tahun di Perkampungan Sosial Pingit. 4. Bagi dunia pengabdian masyarakat Memberikan ide baru bagi pelayanan anak-anak jalanan.
5
G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Perkampungan Sosial Pingit (PSP) merupakan sebuah komunitas sosial di daerah Pingit Yogyakarta yang bergerak dalam bidang pelayanan masyarakat. PSP dirintis pada tahun 1968 oleh Rm. Benhard Kieser, S.J. yang pada saat itu masih menjadi seorang frater. Rm. Kieser merintis PSP didasarkan atas keprihatinan sosial yang ia rasakan setelah peristiwa G-30S/ PKI, dimana krisis ekonomi menyebabkan banyak orang terpaksa menjadi tunawisma. Melihat keadaan yang seperti itu, Rm. Kieser tergerak
hatinya untuk
memberikan pelayanan pada kaum lemah dengan mencarikan lahan untuk tempat tinggal mereka. Rm. Kieser mencoba menghubungi Pemda setempat untuk mendapatkan lahan kosong namun tidak berhasil hingga akhirnya Bapak Soebarjo (seorang warga Jetis) menyumbangkan tanahnya di tepi sungai Winongo untuk digunakan sebagai tempat tinggal bagi para tunawisma. Pada awalnya, ketika PSP dirintis hanya ada 10 keluarga tunawisma yang menempati bangunan rumah sederhana. Program pendampingan bagi mereka dilaksanakan selama mereka tinggal di sana dalam jangka waktu dua tahun untuk mempersiapkan mereka kembali ke masyarakat. Seiring dengan berkembangnya waktu ternyata banyak warga di sekitar lahan tersebut yang ikut tinggal di lahan milik Bapak Soebarjo sehingga terbentuklah sebuah perkampungan yang disebut sebagai Perkampungan Sosial Pingit (PSP). Kegiatan pelayanan masyarakat di PSP saat ini dilanjutkan oleh Fraterfrater Kolsani. Kegiatan pelayanan terbagi menjadi dua divisi yaitu divisi anak yang berfokus pada pendampingan pembentukan watak (character building) dan divisi orangtua yang berfokus pada pendampingan keluarga tunawisma agar siap untuk
kembali di masyarakat.Visi dari PSP adalah PSP hadir
sebagai sebuah komunitas karya sosial yang dijiwai semangat magis Ignatian, dimana masing-masing anggota memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri seutuhnya sebagai manusia yang ikut bertanggungjawab dan terlibat untuk menemani dan melayani para keluarga tunawisma dalam proses resosialisasi secara khusus, dan para warga miskin perkotaan lainnya baik anak-anak maupun orang dewasa secara umum dalam semangat kasih persaudaraan. Misi
6
dari PSP ditujukan untuk membantu dan mendampingi warga binaan dalam mengusahakan kehidupan yang wajar dalam masyarakat, bagi anak-anak memberikan tempat untuk mengaktualisasikan dirinya, bagi masyarakat membuka hubungan kerjasama bagi masyarakat yang ingin ikut bergabung dalam pelayanan di PSP, bagi organisasi membangun sebuah team-work yang professional dengan semangat pelayanan dan persaudaraan. Sesuai dengan visi dan misi tersebut dan dengan melihat keadaan yang terjadi di PSP maka program pelayanan bagi anak-anak yang sudah dilaksanakan di PSP berfokus pada pendampingan belajar anak. Pada awalnya program yang ada adalah pendampingan belajar bagi anak-anak usia pra TK sampai SMP namun untuk saat ini yang masih terlaksana adalah untuk anakanak usia TK sampai SD. Pendampingan belajar bagi anak usia SMP sudah tidak berjalan dikarenakan tidak adanya anak-anak usia SMP yang mau ikut bergabung dalam program tersebut. Pendampingan belajar anak di PSP dilakukan setiap hari Senin dan Kamis pukul 19.00-21.00 WIB untuk kegiatan yang bersifat intelektual sedangkan pada hari Sabtu pukul 16.00-18.00 WIB untuk kegiatan yang bersifat non intelektual atau keterampilan untuk anakanak. Tenaga pengajar di PSP berasal dari orang-orang luar yang mau secara sukarela bergabung untuk kegiatan pelayanan terhadap masyarakat ini. Biasanya sebelum suatu kegiatan atau program dilaksanakan di PSP ada RAKER yang melibatkan pengelola dan para tenaga pengajar sukarela (volunteer). RAKER ini biasanya diadakan setiap awal semester untuk membahas program kerja selama 1 semester.
H. METODE PELAKSANAAN A. Metode Montessori Metode Montessori adalah sebuah metode pendidikan yang diperkenalkan oleh Maria Montessori. Metode Montessori berlandaskan pada teori perkembangan anak yang melihat bahwa setiap anak itu unik dan individualitas mereka harus dihormati secara penuh dalam proses pendidikan. Apabila anak ditempatkan pada lingkungan yang benar maka anak akan
7
“normal” yang berarti anak akan tumbuh dan berkembang secara utuh menjadi manusia dewasa yang memiliki cinta. Karakterististik dari metode ini adalah menekankan pada aktivitas yang dimunculkan oleh diri anak dan menekankan pada adaptasi lingkungan belajar anak pada level perkembangannya dan peran dari aktivitas fisik dalam menyerap konsep pembelajaran dan kemampuan praktis. Anak menemukan pengetahuan dari bermain dan belajar alat peraga, kesalahan dapat diketahui oleh anak dari alat tersebut tanpa dikoreksi oleh pendamping. Dua teknik yang perlu dikuasai oleh seorang pendamping dalam pembelajaran Montessori adalah teknik observasi dan presentasi. Teknik observasi akan membuat pendamping mengenal perkembangan anak dan hasil-hasil yang telah dicapai anak melalui kegiatan yang dilakukan oleh anak. Hal-hal yang perlu diobservasi anatara lain: kesehatan anak, perilaku anak, interaksi sosial, ketrampilan melakukan konsentrasi dan materi pembelajaran yang telah dikuasai. Teknik presentasi meliputi mempersiapkan materi pembelajaran,
mengundang anak,
memberikan
contoh,
nomenclatura,
membiarkan anak melakukan pembelajaran, mengembalikan alat pada tempatnya B. Indikator Keberhasilan Jangka Pendek Tabel 1. Tabel Indikator Keberhasilan Jangka Pendek No. 1.
Materi Pembelajaran Hidup Sehari-Hari
IKJP
Keterampilan Anak-anak jalanan usia 3-6 tahun di PSP memiliki keterampilan yang meliputi: membawa tikar (alas kerja), membuka, dan menutupnya duduk dan berdiri dari sebuah kursi dengan meja di depan membuka halaman buku membuka dan menutup botol melipat kain menyendok biji-bijian
8
menuang biji-bijian berjalan di atas garis permainan “hening” menyapu lantai membersihkan meja dari debu dengan kemoceng mencuci piring melipat, menempel, dan memotong kertas etiket memberi salam etiket meminta maaf etiket saat menyela pembicaraan etiket mengungkapkan simpati dan empati. 2.
Pembelajaran
Sensorial Anak-anak jalanan usia 3-6 tahun di PSP
(Berbasis Panca Indera)
memiliki kemampuan dalam mengenal berbagai macam
bau,
suara,
warna,
tekstur,
suhu,
mengenal bilangan melalui papan pasir angka, tongkat asta merah biru, dan mengenal bentuk geometri.
I. JADWAL KEGIATAN Tabel 2. Tabel Jadwal Pelaksanaan Kegiatan No. 1.
Kegiatan Survei
Tempat
Bulan I dan
Perijinan 2.
Penyiapan Bimbingan
Materi Belajar
Pendampingan
dan
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Bulan 5
9
3.
Bimbingan
dan
Pendampingan
tentang
Ketrampilan Hidup Seharihari I 4.
Bimbingan
dan
Pendampingan
tentang
Ketrampilan Hidup Seharihari II 5.
Bimbingan
dan
Pendampingan Pembelajaran
tentang Sensorial
(Berbasis Panca Indera) 6.
Monitoring dan Evaluasi
7.
Penulisan Laporan Akhir
J. RANCANGAN BIAYA Tabel 3. Tabel Racangan Biaya No.
Keterangan
Biaya
1. Operasional a. Kesekretariatan b. Transportasi
Rp 500.000,00 Rp 5.000,00 x 3 x 24
Rp 360.000,00
a. 1. Peminjaman alat peraga
45 x 12 x Rp 3.000,00
Rp 1.620.000,00
a. 2. Pembuatan alat peraga
5 x 3 x Rp 250.000,00
Rp 3.750.000,00
2. Implementasi
b. Dekorasi
Rp 600.000,00
c. Konsumsi c.1. Susu
24 x 13 x @Rp 3.000,00
Rp 624.000,00
c.2. Makan
24 x 13 x @Rp 8.000,00
Rp 2.496.000,00
TOTAL
Rp 9.950.000,00
10
K. LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Dosen Pendamping a. Nama
: Ag. Kustulasari 81, S.Pd., M.A.
b. NIP
: T.991176
c. Tempat dan Tanggal Lahir
: Bantul, 17 Agustus 1981
d. Pangkat/ Golongan
: -/ III B
e. Jabatan Fungsional
: Dosen
f. Jabatan Struktural
:-
g. Disiplin Ilmu
: Administrasi Pendidikan
h. Fakultas/ Prodi
: FKIP/ PGSD
i. Universitas
: Sanata Dharma
j. Alamat
: Kampus I Universitas Sanata Dharma Mrican, Tromol Pos 29
Telp. / Faks/ E-mail k. Alamat Rumah
: (0274) 513301/ 1429 : Pandansari No. 617 16/37 BTP Btl, Yogyakarta, 55198
l. Telp. / Faks/ E-mail
: 081228483261
Ag. Kustulasari 81, S.Pd., M.A. T. 991176
11
Lampiran 2. Ketua serta Anggota Kelompok 1. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap
: Gorius Geor
b. Tempat dan Tanggal Lahir : Magetb, 23 September 1982 c. Alamat
: Jl. Ampel 6, Papringan, Sleman.
d. Semester
: V (Lima)
e. NIM
: 091134117
f. Fakultas/ Program Studi
: FKIP/ PGSD
g. Perguruan Tinggi
: Universitas Sanata Dharma
h. Pelatihan
: Workshop Maria Montessori usia 3-6 tahun 2010 dan 6-9 tahun 2011
Gorius Geor 091134117
2. Anggota Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap
: Theresia Kristi Panca Wijayanti
b. Tempat dan Tanggal Lahir : Demak, 4 Juli 1991 c. Alamat
: Jl. Tambakbayan TB X No. 12, Tambakbayan, Sleman, Yogyakarta
d. Semester
: V (Lima)
e. NIM
: 091134027
f. Fakultas/ Program Studi
: FKIP/ PGSD
g. Perguruan Tinggi
: Universitas Sanata Dharma
h. Pelatihan
: Workshop Maria Montessori usia 3-6 tahun 2010 dan 6-9 tahun 2011
Theresia Kristi Panca Wijayanti 091134027
12
a. Nama Lengkap
: Dian Aprelia Rukmi
b. Tempat dan Tanggal Lahir : Sleman, 28 April 1991 c. Alamat
: Mudal, Argomulyo, Cangkringan, Sleman
d. Semester
: V (Lima)
e. NIM
: 091134085
f. Fakultas/ Program Studi
: FKIP/ PGSD
g. Perguruan Tinggi
: Universitas Sanata Dharma
h. Pelatihan
: Workshop Maria Montessori usia 3-6 tahun 2011
Dian Aprelia Rukmi 091134085
a. Nama Lengkap
: Nikolaus Teguh N
b. Tempat dan Tanggal Lahir : Kulonprogo, 24 April 1992 c. Alamat
: Gerpulih, Banjarharjo, Kalibawang Kulonprogo
d. Semester
: III (Tiga)
e. NIM
: 101414073
f. Fakultas/ Program Studi
: FKIP/ P. Mat.
g. Perguruan Tinggi
: Universitas Sanata Dharma
h. Pelatihan
:-
Nikolaus Teguh N 101414073
13
a. Nama Lengkap
: Yustina D. Bria
b. Tempat dan Tanggal Lahir : Tahak, 21 Juli 1982 c. Alamat
: Jl. Merak 10, Papringan, Sleman
d. Semester
: V (Lima)
e. NIM
: 091114059
f. Fakultas/ Program Studi
: FKIP/BK
g. Perguruan Tinggi
: Universitas Sanata Dharma
h. Pelatihan
: Pendampingan Panti Asuhan Sai Prema 2008
Yustina D. Bria 09111459
14
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN BEKERJASAMA
Yang bertanda tangan di bawah ini: Pihak pertama: Nama
: Gorius Geor
Jabatan
: Ketua Pelaksana Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat
NIM
: 091134117
Jurusan
: PGSD
Universitas
: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Pihak Kedua: Nama
: Fr. Mahatma Chryshna, SJ.
Jabatan
: Penanggungjawab Perkampungan Sosial Pingit
Alamat
: Pingit Yogyakarta
Menyatakan bahwa pihak kedua bersedia untuk bekerjasama dengan pihak pertama untuk melaksanakan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat dengan judul “MANJALI: Melayani Anak Jalanan Pingit” apabila proposal diterima dan dibiayai oleh DIKTI. Yogyakarta, 1 September 2011 Pihak Pertama
Gorius Geor
Pihak Kedua
Fr. Mahatma Chryshna, S.J.
15
Lampiran 3. Denah Lokasi Sasaran Kegiatan