Rangkuman Berita UNAIR Media (13 sd 18/8)
di
Jalur Mandiri Bisa Daftar Bidikmisi Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini mahasiswa yang mengenyam bangku kuliah melalui jalur mandiri bisa mendaftar bidikmisi. Terlebih, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menambah jatah beasiswa biaya pendidikan mahasiswa miskin berprestasi (bidikmisi). Masing-masing PTN dapat memberikan beasiswa bidikmisi kepada 20 persen mahasiswa dari total daya tamping. Direktur Kemahasiswaan UNAIR Hadi Subhan menjelaskan, kuota tahun ini memang lebih banyak jika dibandingkan dengan sebelumnya. Daya tamping UNAIR tahun ini 6.999 mahasiswa. Dengan jumlah tersebut, kuota beasiswa bidikmisi yang diperoleh UNAIR 1.400 mahasiswa. Tahun ini, UNAIR membuka beasiswa untuk mahasiswa jalur mandiri. Untuk besaran bidikmisi yang diterima mahasiswa, tidak ada perubahan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jawa Pos, 13 Agustus 2016 halaman 33 Cepat Deteksi, Cegah Gangguan Dobel Orang tua menjadi penentu tumbuh kembang anak, termasuk anak dengan gangguan pendengaran. Kecepatan penanganan diharapkan mencegah perembetan ke dampak lain. Misalnya, tunawicara akan merembet pada kecerdasan. Dr dr Nyilo Purnami SpTHT-KL(K), alumnus FK UNAIR menjelaskan, deteksi pendengaran dapat dilakukan sejak usia 2-30 hari. Hal itu dapat diketahui dari respons anak saat diajak berinteraksi. Kalau respons tidak normal, gangguan pendengaran dapat terlihat. Deteksi dini bisa dilakukan orang tua. Misalnya, dengan menepuk-nepuk punggung anak dan mencermati respons anak saat mendengarkan suara keras.
Jawa Pos, 14 Agustus 2016 halaman 33 Sebab Primbon Bukan Kitab Suci Banyak masyarakat Jawa yang masih memegang teguh tradisi. Inilah yang membuat seorang Dr. Lucy Dyah Hendrawati S.Sos M.Kes tertarik menelitinya dalam sebuah disertasi untuk meraih gelar doctor bidang Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Dosen Antrologi FISIP UNAIR itu membuat disertasi berjudul “Pitungan dan Variasi Kelahiran Anak Pertama pada Etnis Jawa. Sebuah kajian akademik yang logis dan ilmiah dari sebuah buku yang sering kali disalahartikan sebagai kitab suci. Menurut Lucy, nilai seorang anak bagi masyarakat Jawa adalah sebagai jaminan hari tua, sumber pembawa kehangatan dan kebahagiaan dalam keluarga. Sindo, 15 Agustus 2016 halaman 13 dan 14 Gadget Dapat Picu Miopi pada Balita Saat ini kasus balita yang mengalami gangguan penglihatan semakin banyak. Hal itu disebabkan mudahnya balita mengakses gadget. Penggunaan gadget berlebih itulah yang membuat kondisi mata balita terganggu. Hal itu dijelaskan oleh dokter spesialis mata dosen Fakultas Kedokteran UNAIR, Rozalina Loebis Sp.M(K). Dikatakannya dalam sebulan setidaknya dirinya menangani 10 kasus gangguan mata pada balita. Mulai dari terasa pedih, merah, hingga yang berdampak pada sakit kepala. Kebanyakan masalah refraksi yang akibatnya adalah miopi atau mata minus. Penyebabnya sama, yaitu gadget yang tidak terkendali. Ia menyebut, ada kriteria pemakaian gadget secara berlebih. Radar, 16 Agustus 2016 halaman 3 Bisa Tanya Vaksin Palsu ke Apoteker Maraknya kasus vaksin palsu ikut membuat gerah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Ketua Pengurus Cabang IAI Surabaya Liza
Pristianty, M.Si A.pt yang merupakan Alumnus Universitas Airlangga mengungkapkan, kecerewetan masyarakat terhadap masalah vaksin untuk anak bisa dimulai dari pemilihan rumah sakit. Dia menuturkan bahwa sebaiknya masyarakat memilih rumah sakit pemerintah daripada swasta, sebab kebanyakan pengguna vaksin palsu adalah rumah sakit swasta. Jika masyarakat melihat keanehan, para apoteker siap mendampingi jika ada pertanyaan. Jawa Pos, 17 Agustus 2016 halaman 26 UNAIR menjadi Sepuluh Besar PT Terbaik Indonesia 2016 Seusai peringatan proklamasi kemerdekaan kemarin(17/8), Menristekdikti Muhammad Nasir mengumumkan pemeringkatan kampus. Dia menjamin pemeringkatan berjalan objektif. Pemeringkatan didasarkan pada tiga faktor, yakni akreditasi perguruan tinggi dan program studi, jumlah dan kualifikasi dosen, serta kinerja mahasiswa. Data yang digunakan dalam penilaian adalah data selama tahun 2015. Diantaranya data akreditasi dan jumlah serta profil dosen di pangkalan data pendidikan tinggi. Berdasarkan data Kementrian Dikti 2016, UNAIR berada di posisi ketujuh dengan perolehan skor 3,15. Jawa Pos, 18 Agustus 2016 halaman 3 Sindo, 18 Agustus 2016 halaman 1 dan 11 Tiga Lomba Undang Tawa Peringatan HUT RI Ke-71 di UNAIR kemarin berlangsung meriah. Gelak tawa mewarnai lomba dayung dengan perahu gedebok. Lomba lain yang tak kalah seru adalah presenter bahasa Jawa dan lomba yel-yel tiap departemen. Setidaknya ada empat mahasiswa asing yang ikut dalam loba presenter tersebut. Salah satunya adalah Yusra Todil, mahasiswa asal Turki yang baru enam minggu berada di Surabaya. Akibatnya, logat bahasa Jawa yang disampaikan Yusra malah menjadi hiburan bagi penonton. Rektor UNAIR mengatakan, perlombaan dalam rangka perayaan Kemerdekaan
RI ini untuk mendorong civitas untuk lebih bersemangat menyambut kemerdekaan yang tidak diperoleh begitu saja dan menambah momen keakraban. Jawa Pos, 18 Agustus 2016 halaman 20 Sindo, 18 Agustus 2016 halaman 30 Penulis: Afifah Nurrosyidah Editor: Nuri Hermawan
Alumni UNAIR Ignasius Jonan Beri Motivasi Mahasiswa Baru UNAIR NEWS – Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak mengukuhkan 6.726 mahasiswa baru jenjang S-1 dan vokasi pada Kamis (18/8). Pengukuhan mahasiswa baru tersebut dihadiri Ignasius Jonan, alumni UNAIR angkatan tahun 1982. Jonan, sapaan akrabnya, memberi kuliah tamu untuk memotivasi para mahasiswa baru. “Hari ini sama seperti ketika saya dikukuhkan menjadi mahasiswa baru UNAIR, 34 tahun yang lalu, pada tanggal yang sama di tahun 1982,” ujarnya diikuti tepuk tangan mahasisawa. Menteri Perhubungan Indonesia tahun 2014-2016 ini memberikan motivasi agar mahasiswa baru nantinya pandai memanfaatkan waktu selama menjadi bahasiswa. Pada kesempatan ini, Jonan membagi tips kepada mahasiswa baru yang nantinya akan menjalani perkuliahan. “Jangan belajar yang tidak perlu. Harus fokus pada program studi yang dipilih. Dan, jangan kebanyakan pacaran,” kata Jonan dan disusul gelak tawa mahasiswa. “Selalu gunakan moralitas dimanapun kalian berada. Kuliah
jangan hanya mengejar gelar, karena keilmuan menjadi sangat penting ketika lulus nanti. Output kuliah tidak hanya fokus pada kekayaan, tapi mengabdi pada masyarakat dan bangsa,” ujar alumni Akuntansi UNAIR ini. Jonan terlihat antusias dengan pemberian kuliah tamu kali ini. Ia memberi kesempatan pada mahasiswa baru untuk mengajukan pertanyaan untuknya. Baginya, ketika menduduki jabatan penting sebagai menteri maupun Direktur Utama Kereta Api Indonesia (KAI) pada 2009-2014, ada tiga tantangan terbesar yang ia hadapi. Pertama kordinasi dengan masyarakat, kedua menerapkan tujuan yang sama dengan masyarakat, dan ketiga masalah moralitas. “Tantangan menerapkan satu pekerjaan dan satu tujuan yang terbaik untuk bangsa. Bukan tujuan yang sesuai keinginan pribadi atau kelompok, tapi tujuan untuk masyarakat,” ujarnya. Jonan mengatakan, infrastruktur adalah elemen penting dalam pembangunan bangsa. Namun katanya, yang lebih penting lagi adalah pembangunan sumber daya manusia Indonesia. “Kalau SDM kurang terbangun, pembangunan bangsa kurang cepat dan tidak akan sesuai dengan harapan,” tegasnya. Jonan
mengatakan,
tantangan
masyarakat
saat
ini
adalah
membangun Indonesia yang lebih baik, bermadani dan berkeadilan. “Kita tidak boleh berhenti mencintai Indonesia dan UNAIR,” ucapnya. Pada kesempatan wawancara, Jonan mengatakan agar lulusan UNAIR lebih bisa ‘promosi’ agar bisa berkiprah secara nasional. “Kompetisi yang kita miliki cukup, lulusan kita baik-baik. Hanya perlu ambil aksi lebih saja,” pungkasnya. (*) Penulis: Binti Quryatul M Editor: Nuri Hermawan
Rektor UNAIR Kukuhkan 6726 Mahasiswa Baru Jenjang S-1 dan Vokasi UNAIR NEWS – Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak., mengukuhkan 6726 mahasiswa baru program pendidikan S-1 dan pendidikan vokasio. Pengukuhan mahasiswa baru tersebut dilaksanakan di Airlangga Convention Center (ACC), Kamis (18/8) dan dihadiri seluruh mahasiswa baru serta pimpinan universitas. Sebanyak 6726 mahasiswa baru tersebut diterima melalui jalur SNMPTN, SBMPTN, dan jalur mandiri. Mereka terdiri dari 374 mahasiswa Fakultas Kedokteran, 162 mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, 241 mahasiswa Fakultas Hukum, 1208 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 231 mahasiswa Fakultas Farmasi, 696 mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 481 mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, 327 mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, 635 mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi, 491 mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, 213 mahasiswa Fakultas Psikologi, 236 mahasiswa Fakultas Keperawatan, 311 mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, dan 1147 mahasiswa Fakultas Vokasi. Dari jumlah mahasiswa tersebut, 21 diantaranya merupakan mahasiswa asing. Mereka mengambil program studi Pendidikan Dokter, Pendidikan Dokter Gigi, Pendidikan Apoteker, dan Pendidikan Dokter Hewan. Dalam sambutannya, rektor UNAIR mengatakan bahwa pengukuhan ini merupakan proses menapaki babakan baru dalam hidup mahasiswa. Sebab, kegiatan belajar di kampus dan di sekolah
sebagai tempat mereka menempuh studi sebelumnya merupakan dua hal yang berbeda. “Di perguruan tinggi, proses belajar berlangsung setiap hari. Tujuan dan orientasi kegiatan seluruhnya adalah untuk belajar. Belajar tidak diikat oleh waktu, tempat, guru ataupun dosen. Belajar bisa dimana saja dan kapan saja,” ujar Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR tersebut. Pada kesempatan wawancara, Rektor UNAIR mengatakan akan lebih mendukung kegiatan mahasiswa yang memiliki integrasi dengan kurikulum di kampus. Dengan begitu, rektor berharap ada meningkatkan prestasi mahasiswa. “Kedepan kita akan mengintegrasikan pembelajaran di kurikuler dengan ekstra. Sehingga kegiatan mahasiswa seperti penalaran, HIMA, kegiatan yang fokus pada research tertentu akan lebih kita dorong. UKM yang support dengan kegiatan kurikuler akan kita dorong. Sehingga mereka akan bisa banyak aktif,” ujar Prof Nasih. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa UNAIR M. Rizky Fadilah dalam sambutannya berpesan agar mahasiswa dapat menggunakan waktu sebaik mungkin ketika menjalani kehidupan kampus. “Manfaatkan kesempatan dengan maksimal, baik untuk mengasah softskill maupun hardskill,” ujarnya. Pengukuhan mahasiswa baru ini juga diisi studium generale oleh alumni UNAIR tahun 1982, Ignasius Jonan. Jonan, sapaan akrabnya, memotivasi para mahasiswa baru agar pandai memanfaatkan waktu. (*) Penulis: Binti Quryatul M Editor: Nuri Hermawan
Pendekar Silat UNAIR Borong Medali di Kejurnas Rektor Cup Nasional 2016 UNAIR NEWS – Dengan slogan andalan “Semangat Dadi Juara”, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) UNAIR terus berupaya mengukir prestasi untuk almamater. Hal itulah yang kemudian mendorong tim pencak silat UNAIR untuk membawa pulang medali dalam Kejurnas IPSI Rektor Cup Nasional 2016. Seperti kejuaraan pencak silat pada umumnya, turnamen ini dibagi menjadi kategori fighter dan seni, baik untuk putra dan putri. Di kategori fighter, peserta dibagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan berat badan. Karena terdapat kategori yang berbeda, kontingen pencak silat UNAIR yang berlaga di turnamen tersebut juga beranggotakan mahasiswa dari UKM yang berbeda-beda. Diantaranya adalah mahasiswa anggota UKM PSHT, UKM Pencak Silat Tapak Suci, dan UKM Pencak Silat Perisai Diri, yang telah diseleksi dan dilatih selama satu bulan. Dalam turnamen yang diadakan di Universitas Negeri Makassar pada 8 – 11 Agustus tersebut, 20 mahasiswa perwakilan UNAIR berhasil menyabet beberapa emas, perak dan perunggu dengan rincian sebagai berikut : Perolehan Emas – Della Pramarsya (Beregu Putri) – Siti Aisyah (Beregu Putri) – Nur Choiriyah (Beregu Putri) Perolehan Perak
– Irma Suryani Mutalifa (kelas C putri) – Eni Mayang Sari (kelas D putri) – M.A Ghufron A. (kelas G putra) – Alfiansya Noval Siswanto (kelas H putra) – Nanda Saiful Anam (Seni Beregu Putra) – Andaru Riski (Seni Beregu Putra) – M. Baharuddin Fatih (Seni Beregu Putra) Perolehan Perunggu – Alfiyani Syahriyah (kelas A putri) – Abdul Azis (kelas A putra) – Nurul Istiqomah (kelas B putri) – Rafika Olivia (kelas F putri) – Muji Wahyu (kelas F putri) – Alfiyani Syahriyah (Beregu Putri) – Murni Muji N. (Beregu Putri) – Indra Purwanti (Beregu Putri) Ketua UKM PSHT UNAIR, Baharudin Fatih mengatakan, kendala yang dihadapi para anggota selama latihan ialah cedera. Selain itu, kurangnya waktu latihan juga menjadi kendala bagi kontingen UNAIR. Pasalnya, saat itu anggota yang akan berlaga masih larut dalam euforia libur lebaran. “Namun hal tersebut tak mematahkan semangat mereka saat bertanding,” ujar Baharudin. “Total latihan kita hanya dua minggu, memang terasa kurang. Sempat merasa nervous, tapi kita harus optimis untuk menang dan melakukan yang terbaik,” imbuh
Nanda Saiful Anam, Anggota UKM PSHT UNAIR. Baharudin menambahkan, dengan adanya latihan gabungan ini, mereka bisa bertukar pikiran tentang pencak silat dari masingmasing UKM pencak silat yang ada di UNAIR. “Untuk event kedepan yang melibatkan gabungan pencak silat di UNAIR lagi ada di Lampung, di Kejurnas antar perguruan tinggi juga. Harapannya, dengan gabungan antar pencak silat di UNAIR ini bisa menguatkan formasi kita dan bisa menyabet juara umum,” pungkass Baharudin.(*) Penulis : Faridah Hari Editor : Dilan Salsabila