• 7:7 Juga berangkat pulang ke Yerusalem beberapa rombongan orang Israel dan imam, orang Lewi, penyanyi, penunggu pintu gerbang dan budak di bait Allah pada tahun ketujuh zaman raja Artahsasta.
7:8 Lalu tibalah ia di Yerusalem pada bulan kelima, yakni pada tahun ketujuh zaman raja itu.
7:9 Tepat pada tanggal satu bulan pertama ia memulai perjalanannya pulang dari Babel dan tepat pada tanggal satu bulan kelima ia tiba di Yerusalem, oleh karena tangan murah Allahnya itu melindungi dia.
7:10 Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.
Ezra 7:10 • Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel (TB) • Ezra telah mencurahkan segala perhatiannya kepada penyelidikan Hukum TUHAN, untuk melakukannya serta mengajarkan segala ketentuan dan peraturannya kepada bangsa Israel (BIS)
TUJUAN KHOTBAH
T1 Agar jemaat/pelayan Tuhan, menjadikan Ezra 7:10 sebagai pedoman dalam berpikir dan bertindak
T2 T3
Agar pelayan Tuhan mengerti bahwa Agar jemaat kesehatan rohani ada mengerti bahwa dalam tugas pelayan tugas untuk menyelidiki Firman Tuhan bukan sematamata tugas hamba Tuhan
EZRA method
Karena itu, kita harus:
T
L D
Ezra adalah seorang Imam dan ahli Kitab yang mahir dalam hukum Musa dan sangat diingat karena pembacaan Taurat yang dilakukannya di hadapan masyarakat sesudah pembuangan dan kebangunan rohani yang membawa pembaharuan dalam berbagai aspek kehidupan umat Israel.
Akibat langsung dari pembaharuan tersebut adalah terjadinya perubahan struktur dari masyarakat Ibrani pada masa pasca pembuangan. Identitas Israel sebagai umat Allah mengambil suatu dimensi baru pada waktu Bait Suci dan Imam menggantikan negara dan raja sebagai lembaga-lembaga yang mengokohkan dan menstabilkan masyarakat Ibrani.
Taurat Musa menjadi landasan hidup untuk penataan kembali sistim masyarakat yang bersifat keimaman. Berbagai kebijakan di bidang agama, sosial dan ekonomi sekarang ditetapkan berdasarkan Taurat. Hal ini mendatangkan penekanan baru terhadap “kekhususan” dan “pemisahan diri” umat Ibrani dari orang-orang bukan Yahudi dan sistim dunia mereka yang cemar.
Ezra tidak berkesempatan melayani Allah sebagai imam di Babilon. Meskipun dia memiliki garis keturunan yang langsung dari Harun untuk menjadi seorang imam besar, namun lingkungan tidak memungkinkan dia melakukan itu. Keadaan demikian tidak membuat dia menjadi buta Alkitab, sebaliknya menjadi seorang ahli Alkitab. Kerinduan membaca Alkitab bukan terpelihara karena adanya pelayanan, akan tetapi ada dan terpelihara karena persekutuan kita dengan Tuhan yang tak akan dipuaskan dengan hanya melayani.
Ezra tidak berkesempatan melayani Allah sebagai imam di Babilon. Meskipun dia memiliki garis keturunan yang langsung dari Harun untuk menjadi seorang imam besar, namun lingkungan tidak memungkinkan dia melakukan itu. Keadaan demikian tidak membuat dia menjadi buta Alkitab, sebaliknya menjadi seorang ahli Alkitab. Kerinduan membaca Alkitab bukan terpelihara karena adanya pelayanan, akan tetapi ada dan terpelihara karena persekutuan kita dengan Tuhan yang tak akan dipuaskan dengan hanya melayani.
Hal pertama dan utama. Kesempatan pelayanan yang tidak diperoleh di Babilon, terbuka bagi Ezra ketika dia pulang ke negerinya, yaitu melayani di Bait Allah. Bangsa yang menuju pada pembaharuan itu memerlukan sesuatu yang sangat mutlak yang harus ada dan pertama, yaitu pengajaran firman Tuhan. Namun sebelum pembaharuan tersebut dimulai, pemimpin haruslah mempunyai prioritas yang utama terlebih dahulu, yaitu bahwa ia harus meneliti dan melakukan pengajaran firman Tuhan itu dalam kehidupannya.
Setiap orang yang mengajar dan menyaksikan kebenaran firman Tuhan, harus lebih dahulu membaca, memahami, dan menerapkan pengajaran dalam kehidupannya.
Ia meneguhkan hati untuk menyelidiki, melakukan dan mengajarkannya. Ezra adalah salah satu ahli kitab terbaik. Ia telah belajar, baik dari para ahli-ahli kitab terdahulu maupun dari bapak-bapak rohani bangsanya. Ketika mereka di tempat pembuangan, dikatakan bahwa Ezra meneguhkan hati untuk tiga hal.
Kini ia tidak harus menunggu orang lain menginstruksikan sesuatua kepadanya dilakukan; kini ia tidak menunggu para guru untuk mengajarkan taurat kepadanya, kini ia tidak mencari tokoh atau figur yang akan menjadi teladan baginya dalam menyelidiki, melakukan dan mengajarkan taurat
Kini ia meneguhkan hati, mengambil kepitusan dan membuat komitmen. Pertamatama ia lakukan semua itu bukan untuk orang lain, ia menyelidiki taurat bukan untuk orang lain, itu ya, namun merupakan the next priority. Yang pertama dan terutama adalah untuk dirinya, keluarganya barulah bangsanya.
I. Fokus pada penyelidikan (learning) Langkah pertama yang dilakukan Ezra adalah menyelidiki taurat Musa untuk membangun dasar iman, dasar tindakan, dan dasar pengajaran bagi dirinya, keluarganya dan bangsanya. Ini berarti ia seorang pengajar yang baik, guru yang baik. Ia tidak mau dan tidak ingin asal bicara kepada keluarga dan bangsanya.
Sebab jatuh bangunnya sebuah bangsa ada pada pandangan hidup, pengajaran yang dipegang, ideologi yang dipegang. Ia tahu bahwa taurat adalah dasar dan fondasi pengajaran di mana Israel akan dibangun dan menjadi bangsa besar dan kuat. Untuk mencapai itu ia meneguhkan hati menyelidiki taurat.
Apa yang sesungguhnya diinginkan Tuhan. Sebab di dalam Ulangan 6:4, dikatakan shama yisrael elahenu echad; dengarlah Israel, Allah kita esa. Satu panggilan untuk datang kepada Allah, suatu maklumat untuk menjadikan YHWH sebagai dasar pengajaran jika Israel kuat, besar dan tetap bertahan di bumi.
Langkah kedua yang dilakukan Ezra adalah melakukan. Ezra yaki bahwa ketika taurat itu ia buat menjadi hidup dalam tindakannya, maka tidak sulit baginya untuk mempengaruhi orang lain. Ia bisa mempengaruhi bangsanya. Hal ini juga dilakukan Paulus, Paulus berkata teladanilah Aku
Terutama Yesus, Yesus berkata makananku ialah melakukan kehendak Bapa. Kehendak Yesus adalah mengasihi, menyelidiki Taurat, melakukan Taurat dan mengajarkannya. Ezra tahu bahwa tidak hanya berada pada level menyelidiki, namun harus naik level pada pelaku; ia tahu bahwa cara terbaik untuk mempengaruhi bangsanya adalah dengan melatih dirinya melakukan kebeneran maka bangsanya akan melihat dan melakukan.
Di dalam Ulangan 6:6-10, di sana dicatat tentang cara orang Yahudi mengajarkan sesuatu yakni dengan “berulang-ulang” kali. Ezra tidak hanya menyelidiki, melakukan namun ia mau mengajarkannya. Menyampaikan kepada bangsanya berulangulang kali. Mengingatkan bangsanya tentang kebaikan Tuhan, kasih Tuhan, dll
Dari Ezra 7:10, kita mengerti bahwa ada tiga level yang ditawarkan Ezra apabila bangsanya tetap kuat yakni LDT (learning, doing, teaching). Sebagai orang percaya, tiga level ini harus menjadi kewajiban bagi kita untuk diterapkan. Di level mana Anda saat ini, Penyelidik, Pelaku, ataukah Pengajar? tidak, ini bukan sesuatu yang hirarkis melainkan sebuah “circle, lingkaran”. Yang dimulai dari menyelidiki, melakukan dan mengajarkan. Ini dilakukan seumur hidup. Apakah Anda belum menerapakan gaya hidup Ezra? Apakah Anda belum mencapai level yang dilakukan Ezra? Lakukan sekarang.