PENELITIAN TANAMAN OBAT DI BEBERAPA PERGURUAN TBSfGGI DI INDONESIA
V
766.LH INlD 1993
JSAT PENELTTTAN DAN PENGEMBANGAN FARMASI )AN PENfeLTTIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI JAKARTA 3993
PENELITIAN TANAMAN OBAT DI BEBERAPA PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA
V PENYUNTING :
Sri Sugati Sjamsuhldajat Lucie Widowatl B. Dztdkarnain B. Wahjoedl Nurendah P. Subanu Dea I. Paramita
Dlan Sundari
PUSAT PENEIJTIAN DAN PENGEMBANGAN FARMASI BADAN PENELTnAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN RI JAKARTA 3993
LEMBAR DATA BIBLIOGRAFI TERBITAN J-udul Buku: PENELITIAN TANAMAN OBAT Dl BEBERAPA PERGURUANTINGGIDIINDONESIA V
Pcnyunting: Sri Sugati Sjamsuhidajal Lucie Widowati B. Dzulkarnain B. Wahjoedi Nurendah P. Subanu
Dea I. Paramita
KJasifikasi: DDC : 615.32389 UDC : 633.88 NLM : OV766
Jenis Terbitan: Buku
Nomor Tcrbilan: BPPK-F.lOO/Bibl - 14
Dian Sundari Nama dan alamat badan yang memperbanyak dan mcnyebarluaskan Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan l ; armasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Dcpartemen Kesehatan RI ,!!. Pcrcctakan Negara No. 29, Jakarta 10560 Kqlak Pos 1226, Jakarta 10012 Tcipon: 4243122, 4243314, 4244146, 4244226, 4244228
Edisi/Cetakan: Pertama
Tanggal Terbilan: 25 Januari 1993
Jumlah halaman: 54
Jumlah Terbilan: 1000
Sponsor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi Badan Penelitian dan Pengembangan Keschatan Departemen Keschatan RI.
Sari (abstrak)/Kala Kunci (Key Words)
PLANTS, MEDICINAL - bibliography PLANTS, MEDICINAL- Indonesia
Kolom Catalan pcnerima Terbitan
Penyebaran Terbitan: Bebas I?.in mengulip: Bchas dcngan mcnyebtit s umber
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . halaman DAFTAR I S I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
DAFTAR S I N G K A T A N . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Hi
DAFTAR JUDUL PENELITIAN TANAMAN OBAT . . . . . . . . . . . . . . 1 ABSTRAK PENELITIAN
.............................
15
INDEKS NAMA PENULIS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51 INDEKS NAMA LATIN TANAMAN OBAT . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53
KATAPENGANTAR
Buku Penelitian Tanaman Obat di beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia Volume V (1993) merupakan kelanjutan dari Buku Volume I (1988), Volume II (1989), Volume III (1991) dan Volume IV (1992).
Sebagaimana maksud penerbitan buku ini yaitu untuk memberikan informasi mengenai jenis penelitian, alamat Perguruan Tinggi dimana penelitian dilakukan dan tanaman yang diteliti serta penelitinya; dari komunikasi yang ada, diperoleh suatu kesimpulan bahwa buku ini sangat bermanfaat bagi peneliti, maupun perseorangan yang mempunyai perhatian pada tanaman obat. Bagi peneliti tidak akan melakukan penelitian yang sama, namun dari buku yang sudab diterbitkan dapat diperoleh informasi data yang akan diperlukan sebagai pendukung penelitian pada suatu tanaman yang akan dilakukan. Sebagaimana Volume IV, buku Volume V ini juga dilengkapi dengan abstrak hasil penelitian yang terpilih dan ini terasa lebih informatif dan lebih luas kegunaanya. Semoga buku ini dapat dimanfaatkan oleh kalangan peneliti baik di Perguruan Tinggi m a u p u n di institusi lain, dan dihimbau kepada Perguruan Tinggi yang melakukan juga penelitian pada tanaman tetapi belum pernah dikunjungi atau bclum tercantum dalam Buku Penelitian Tanaman Obat di beberapa Perguruan Tinggi ini dapat menghubungi penerbit, lebih baik apabila dapat mengirimkan contoh judul penelitian bersama abstrak penelitian yang pernah dilakukan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi,
Kepala
Drs. Sudjaswadi Wirjowidagdo NIP. 140065226
DAFTAR SINGKATAN 1.LPUNDIP
Lembaga Penelitian, Universitas Diponegoro, Semarang
2. F F U P
Fakullas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta
3. KB UNAS
Fakultas Biologi, Universitas Nasional, Jakarta
4. ,|l FM1PAUI
Jurusan Farmasi, Fakullas Matemalika dan Ilmu PcngclahuanAlam , Universitas Indonesia, Jakarta
5. BPMIPAUNDIP
Badan Pcngclola Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Diponegoro, Semarang 6.JKFMIPAU1
Jurusan Kimia, Fakultas Matcmatika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Jakarta
7. KF UNTAC
Fakullas Farmasi. Universitas Tujuh Belas Aguslus, Jakarta
8.JBFMIPAUI
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Jakarta
9. FPS III
Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta
10. J F F M 1 P A U N A N D
Jurusan Farmasi, Fakultas Matemalika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universilas Anclalas, Padang
111
DAFTAR PENELITIAN DAN PENELITI TANAMAN OBAT
DAFTAR JUDULPENELITIANTANAMANOBAT DI BEBERAPAPERGURUAN TINGGI NO.
NAMA LATIN
1 .*
Abmsprecaioiius L.
2:
3.
4.*
Achillea millefoUum L.
PENULIS
INSTITUSI
Identifikasi secara mikroskopik dan kro- Inge matografi lapis tipis lerhadap daun ka- Harsono capmng(Gardenia augiista Merr.), daun saga (Abrus precatonus L.) dan daun sidaguri (Sida rhombifolia L.) masingmasing sebagai simplisia utama dari 3 ramuan buatan sendiri
THN
FFUP
89
Idenlifikast secara kromatografi lapis Rani FFUP llpis terhadap daun saga (Abnis prcca- Sutraningsih torius L.) dalam ramuan obat
90
FFUP
89
Identifikasi mikroskopis dan KLT ter- Wahyuhadap daun belunlas (Pluchea indica ningati Less.), daun dewa (Gynura proctimbens Mcrr.) dan daun seribu (Achillea niillefolium L.), masing-masing sebagai simplisia utama dari 3 ramuan buatan sendiri
Adenanlhcra Pcugaruh biji saga pohon (Adeiianthera pavonina Linn, pavonina Linn.) lerhadap faal hati tikus put ih
Cornells Adimuntja
l-f
FB UNAS
86
90
Pcnolilian mikrobiologi kandungan anti- Aneng mikroba dari lima jcnis lumbuhan obat Widyastuti (\.Aglaia odorata Lour, alau pacar cina)
FFUP
Lour.
Alcnrilcs moluscana Willd.
Bcberapa aspek biologi dan budidaya tanaman kcmiri (Aleurites moluscana Willd.)
FB UNAS
A Ilium ascalonicitm L.
Pengaruh kadar pcmupukan pupuk da- Ebo un terhadap produksi bawang merah Bernadinus (Allittm ascalonicitm L.)
FB UNAS
90
Pengaruh pcmbclahan umbi bibit ba- Djuariah wang merah (Alliiim ascalonicumL.) Ismail lerhadap pertumbuhan dan kemampuan produksi
FB UNAS
79
Achmad Yusuf
JFFMIPA UI
88
Aglaiei odorata
7.*
JUDUL PENELITIAN
AHhim pomim Linn.
Pengaruh ckslrak eler bawang prci (AlIhtm ponwn Linn.) terhadap kadar glukosa, triasilglisero! dan kolestecol plasma dai;ah tikus yang diberi diit,sukrosa
Basuki Humaidi
NO. 10.*
11.*
JUDUL PENELITIAN
NAMA LATIN
Pengaruh bawang prei (Allium porrum Linn.) terhadap kadar glukosa, kolesterol dan trigliserida plasma darah tikus yang diberi diit sukrosa Allium sativum L.
PENULIS
Agus Purwanto
Pemeriksaan efek protektif bawang pu- Chairul tih (Allium sativum L.) terhadap zat Anwar
1NSTITUSI
TUN
JFFMIPA UI
88
JF FMIPA UI
S()
hepatotoksik karbontetraklorida 12.*
Pemeriksaan efek bawang putih (Allium Beni sativwn L.) .terhadap keracunan logam Imanuilah
JFFMIPA UI
90
JFFMIPA UI
90
berat Pb (plumbum) pada tikus 13.*
14.*
Pengaruh bawangpulih (Alliumsativitm L.) terhadap keracunan logam berat Pb (plumbum) pada tikus, efek pada aktivitas fosfatase alkali serum dan dislribusi Pb dalam ginjal dan hati
Aloe vera L.
Subagja
Percobaanpendahuluanidentifikasisari Bertie
FFUP
' .90
FF UP
90
90
lidah buaya (Aloe vera L.) dalam sampo Hdah buaya secara kromatografi lapis tipis
15.*
Afyxia retnwardtii Bl.
Identifikasi adas (Foeniculwn vulgarae Soelistyo Mill.) dan pulosari (Afyxia remwardtii Rini Bl.) dalam ramuan jamu serbuk yang
beredar di pasar 16*.
Amarantlms
Pengaruh pemberian bcrbagai sayuran (1. bayam
Koen
BP MIPA
spinosiis L.
duri atau Amnrnnthiis spinosiis L. dan 2. melinjo alau Gnettmi gncmnn 1^.) tcrhadap pcningkalan
Praseno
UNDIP
kadar hemoglobin kelinci (Lcpiis sp.)
Isolasi dan penentuan struktur molekul Eka beberapa senyavtaAmaranthits spinosits Wadiarti L. (bayam duri)
JK FMIPA UI
90
18.*
Anacardiwn occidentale Linn.
Pemeriksaan efek analgelik daun jambu Cahya mede (Anacardiwn occidentale Linn.) Wijaksono pada sukarelawan schal
JF MIPA UI
90
19.*
Ananas como-
Studi perbedaan aktivitas bromelin dari buah, tangkai dan batang nenas (Ananas comosus (L.) Merr.) terhadap substrat kasein
JK FMIPA UI
89
FFUP
90
sits (L.) Merr.
20.*
Andrographis panicttlata Nees.
Sumarno
Penelitianmikrobiologikandungananti- Aneng mikroba dari lima jenis tumbuhan obal Widyastuti (2. Andrographis paniculata Nees. atau
sambiloto))
NO. 21.*
NAMA LATIN
PENULIS
JUDUL PENELITIAN
Andropogon muricatus
Pemeriksaan
Retz.
minyak atsiri (I. Andropogon muricatus
terhadap
Lucky
daya antibakteri beberapa (13 tanaman)
pendahuluan
Hayali
1INSTITUSI
THN
JF FMIPA UI
90
Retz. atau akar wangi) 22.*
Apium graveolens L.
Identifikasi seledri (Apium graveolens L.)
Ria FFUP Sandradjaja
89
Penelitian pendahuluan pengaruh pemberian rebusan seledri (Apium graveolens L.) terhadap kadar koles terol darah tikus putih
Nurainun Sushanti Idris
JB UNAS
90
Arenga pinnata
Uji mikrobiologi terhadap manisan buah pala (Myrislica frn^rans Moult.) dan buah aren
Rita Endang Barimbing
.IF FMIPA UI
89
Merr.
Averrlioa bilimbi L.
Uji pendahuluan cfek antilumor ekslrak elanol beberapa (enam) tanaman mcnggunakann cakram kenlang ' yang diinokulasi dengan kuman Agrobacleri-
Fa no k a
JF FMIPA UI
90
Joni Han
FF UNTAG
88
23.*
24.*
25.*
(Arcnga pinnnln Merr.) pada sekolah dasar di Kecamatan PasarMinggu
um twnefaciens (1. Averrhoa bilimbi L. alau belimbing wuluh) 26.*
Azadirachta
indica A. Juss.
Efck hipoglikcmik dekokta daun mindi (Azadirachta indica A. Juss.) dibandingkan dengan tolbutamida
27.*
Caesaipinia sappan L.
28.*
Pcmanfaalan ekstrak kayu secang (Caesaipinia sappan L.) untuk indikalor titrasi asam basa
Soemartono BPMIPA dkk. UNDIP
90
Penelilian mikrobiologi terhadap kandungan antimikroba dari lima jenis
Aneng
FFUP
90
Widyastuti
tumbuhan (3. Caesaipinia sappan L. atau secang) 29.*
Canangium
Pemeriksaan pendahuluan terhadap daya antibakteri beberapa minyak atsiri (2. Canangium odoratum Hook, atau kenanga)
Lucky Hayali
JF FMIPA UI
90
Carica papaya
Pengaruh penyuntikan ekstrak biji Car-
ica papaya L. pada Mus muscuhts L.
Hilima Wardhani
JB FMIPA UI
85
L.
Hartawan Set! a wan
FF UNTAG
88
odoratum
Hook.
30.*
jantan galur CBR terhadap motilitas spermatozoa dan laju fertilitas 31.*
Pengaruh waklu penyadapan gctah pepaya terhadap jumlah dan aklivitas papain
NO.
NAMA LATIN
JUDUL PENELITIAN
PENULIS
INST1TUSI
TUN
32.
Kandungan dan manfaat papain dari Carica papaya L.
Hastuti Priyatni
FBUNAS
82
33."
Pengaruh penyuntikan ekstrak air biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap spermatogenesis pada mencit (Mus
Joni
FB UNAS
90
Pengaruh penyuntikan ekstrak biji pepaya (Carlca papaya L.) pada mencil (Mus musculns L.) bctina galur CBR terhadap laju fertilitas
Suprihalin
JB FMIPA (Jl
Isolasi alkaloida daun johar (Cassia siamea Lamk.)
Ganes Heldand
FFUP
Pemeriksaan pendahuluan dan identifikasi daun johar (Cassia siamea Lamk.)
Luciewati Sukiman
FF UP
musculus L.) galur C3H 34."
35."
Cassia siamea Lamk.
36.'
37."
Centetta asiatica (L.) Urban
38."
Identifikasi herba pegagan (Centella as- Merry FF UP iatica (L.) Urban) dalam jamu yang Sumampouw
89
90
bcrcdar di pasaran Perbandingan pola kromatografi ker-
Yuniwati
las dan kromatografi lapis tipis dari l:ma
Aprilie
macam simplisia yang berkhasiat sebagai diuretika (1. Centella asiatica (L.)
Wijaya
FFUP
90
90
Urban atau pegagan)
39."
Cinnamomiim
Pemeriksaan
pendahuluan terhadap
Lucky
.IF FMIPA
bitnnanii Bl.
daya antibakleri beborapa minyak atsiri (3. Cinnamomiim bunnanii Bl. atau kayu
Hayati
Ul
manis)
Efek ekstrak akar kayu manis (Cinna- Andrew
40.'
41."
42.'
momum bunnanii Bl.) terhadap keru-
Halimanton
sakan hati karena parasetamol dosis berle bih pada tikus
Lim.
Ciaoxylon Uji infusa daun Claoxylon polot (Burm polot (Burm F.) F.) Merr. terhadap kontraksi uterus
Merr.
likus teri&dasi pada tahap estrus
Coffca arabica
Identifikasi secara KLT terhadap biji
L.
kopi arabika (Coffea arabica L.) dan
FPS UI
90
Putra
.IF FMIPA UNAND
Merry
FFUP
89
FFUP
89
Risa Kota
Chandra
robusta (Coffea robusta Linden) yang
lelah disangrai 43."
Coffea robusta Linden
Identifikasi secara KLT terhadap biji Merry kopi arabika (Coffea arabica L.) dan Chandra robusta (Coffea robusta Linden) yang
telah disangrai
NO.
NAMA LATIN
JUDUL PENELITIAN
PENULIS
INSTITUSI
THN
44.*
Curcuma aeniginosa Roxb.
Analisis kandungan kurkumin pada EddyJusuf FBUNAS rimpang beberapa (empat belas) jenis kurkuma dari Jawa (1. temu ireng)
80
45.*
Curcuma aitrantica Van Zyp.
Analisis kandungan kurkumin pada rimpang beberapa (empatbelas) jenis kurkuma dari Jawa (2. temu blobo)
EddyJusuf FBUNAS
80
46.*
Curcumabrbg
Analisis kandungan kurkumin pada EddyJusuf FBUNAS
80
rimpang beberapa (empatbelas) jenis kurkuma dari Jawa (3. Curcuma brog.)
47.*
Curcumacolorala Val.
Analisis kandungan kurkumin pada rimpang beberapa (empatbelas) jenis kurkuma dari Jawa (4. temu kelek)
EddyJusuf
FBUNAS
80
48.*
Curcuma Analisis kandungan kurkumin pada domeslica Val. rimpang beberapa (empatbelas) jenis kurkuma dari Jawa (5. kunyit)
EddyJusuf
FBUNAS
80
JK FMIPA UI
89
49.*
Pencntuan kadar kurkumin kunyit Eddy secara kromatografi dan spektrofo- Yusuf tometri
50.*
Pcmanfaatan zat warna kurkumin kunyit Soemartono BP MIPA scbagai indikator asam basa dkk. UNDIP
51.*
Curcumaeuchroma Val.
52.*
53.*
54.*
Analisis kandungan kurkumin pada rimpang beberapa (empatbelas) jeni
EddyJusuf
91
FBUNAS
80
Curcuma heyne- Analisis kandungan kurkumin pada ana Val. rimpang beberapa (empatbelas) jenis kurkuma dari Jawa (7. temu giring)
EddyJusuf FBUNAS
80
Curcuma ntangga Val.
Analisis kandungan kurkumin pada rimpang beberapa (empatbelas) jenis kurkuma dari Jawa (8. temu mangga)
Eddy Jusuf
FB UNAS
80
Curcuma
Analisis kandungan kurkumin pada
EddyJusuf FB UNAS
80
peliolata Roxb.
rimpang beberapa (empalbelas) jenis EddyJusuf
80
kurkuma dari Jawa (9. temu pulri)
55.*
Curcuma
Analisis kandungan kurkumin pada
FBUNAS
phaeocaulis Val. rimpang beberapa (empatbelas) jenis kurkuma dari Jawa (10. lemu hitam)
56.*
Curcuma
Analisis kandungan kurkumin pada
jmrjmrance&'B].
rimpang beberapa (empatbelas) jenis kurkuma dari Jawa (11. temu tis)
EddyJusuf FB UNAS
80
NO.
57."
58.<
KAMA LATIN
JUDUL PENELITIAN
Curcuma soloensis Val.
Analisis kandungan kurkumin pada
Curcuma xanthorrhiza
Analisis kandungan kurkumin pada rimpang beberapa (empatbelas) jenis
Roxb.
kurkuma dari Jawa (13. temu lawak)
PENULIS
THN
EddyJusuf FBUNAS
80
EddyJusuf
FBUNAS
80
FF UP
90
rimpang beberapa (empatbelas) jenis kurkuma dari Jawa (12. temu blenyeh)
Identifikasi secara kromatografi lapis Christine tipis terhadap daun jati blanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
59.'
INSTITUSI
dalam empat jamu galian singset
60."
Pemeriksaan efek temulawak (Curcuma
xanthoniza Roxb.) terhadap kerusakan hati oleh karbontetraklorida pada tikus 61.'
62.*
63,*
Analisis kandungan kurkumin pada Curcuma zedoaria Rose. rimpang beberapa (empatbelas) jenis kurkuma dari Jawa (14. temu puttti)
Elmida Ilyas
JF FM1PA
EddyJusuf
FBUNAS
80
UI
Identifikasi secara mikroskopik dan Hendra kromatografi lapis tipis terhadap sereh Juningsih dalam serbat berbentuk serbuk dan ekstrak kering
FFUP
90
citratus Stapf.
Cymbopogon nardus L.
Femeriksaan pendahuluan terhadap Lucky daya antibakteri beberapa (tigabelas) Hayati
JF FM1PA
90
Cymbopogon
UI
minyak atsiri (4. Cymbopogon nardus L.
atau serai wangi)
64.*
Dioscorea hispida Dennts.
Penelitian kandungan saponin steroida Yenni dalam umbi Dioscorea hispida Dennst, Ellyna yang berasal dari Sukabumi
FFUP
90
65.*
Dysoxylum densiflonun Miq.
Studi 1'arijutan isolasi dan penentuan
Arbiyanli
Hernita
JK FMIPA UI
89
struktur molekul senyawa kimia dalam
Elephantopus
Pengaruh rebusan herba tapak liman (Elephantopus scaber L.) terhadap kelarutan batu saluran kemih secara in vitro dan in vivo
Sill Choiimah
FFUP
90
Pemeriksaan pendahuluan terhadap daya antibakteri beberapa (tigabelas)
Lucky Hayati
JF FMIPA
90
66.*
scaberL. 67.*
Eugenia
caryophyllata Sprengel.
fraksi n-heksana kultt batang tanaman kapinango (Dysoxylum densiflonun Miq.)
minyak atsiri (5. Eugenia caryophyllata
Sprengel. atau cengkeh)
UI
NO.
68."
69."
NAMA LATIN
INSTITUSI
THN
FB UNAS
86
Pengaruh biji duwet (Eugenia cumini
Yun Astuti
Linn.
Linn.) terhadap diare buatan pada tikus putih
Nugroho
Eugenia
Uji efek antidiare daun salam(£w£e/»'fl Syukri polyantha Wight.) pada tikus putih Alhamdi jantan
JF FMIPA UNAND
89
Identifikasi secara kromatografi lapis Diana tipis terhadap buah adas (Foeniculum Serlahwaty vitlgarae Mill.) yang terkandung dalam lima ramuan jamu buatan sendiri
FF UP
89
Idcntifikasi adas (Foeniculum vitlgarae Soelistyo Mill.) dan pulosari (Alyxia rdnwardtii Rini Bl.) dalam ramuan jamu serbuk yang bcrcdar di pasaran
FFUP
90
Foeniculum vttlgarae Mill.
71.*
72.*
PENULIS
Eugenia cumin/
polyantha Wight. 70.'
JUDUL PENELITIAN
Garcinia mangostana L
73."
Pengaruh ckstrak daun manggis muda RS Rafiah JB FMIPA (Garcinia mangoslana L.) terhadap dkk. UI jaringan hali dan ginjal tikus bclina
Pemeriksaan pcndahuluan efek kulit
Johanna
buah manggis (Garcinia mangostana L.)
Wijoyo
79
FFUP
scbagai obat diarc
74.*
Gardenia angttsla Mcrr.
IdenliHkasi.secara mikroskopik dan kro- Ingc matografi lapis lipis Icrhadap daun ka- F-Iarsono capiring (Gardenia aitgusta Merr.), daun saga (Abntsprecatorius L.) dan daun sidaguri (Si da rhombifolia L.) masingmasing scbagai simpHsia utanvi dari 3 ramuan buatan sendiri
FFUP
89
75."
Gardenia jasminoides Eilis.
Pemeriksaan kandungan kimia daun Sukiana kacapiring (Gardenia jasminoides Ellis.)
FFUP
90
76.*
Glycine soya
Pcnentuan kandungan zat bcsi dalam Taslimah biji kacang-kacangan (kedcle) Mudji Triatmo
LP UNDIP
90
Benin
Gnciuin gtiemon L.
I'cngamh pcmbcrian bcrbagai saynran ( L bayam duri alau Ani:irantlius spinosus L. dan 2. melinjo
Kocn
BPM1PA UNDIP
90
Christine
FFUP
90
77.*
alau Gnclusn gncmon L.) icrhadnp pcnmgkatan kadar licmogk)t>in kclinci (Ix-piis sp.)
78.'
Guazwna ul-
Identifikasi secara kromatografi lapis
mifolia Lamk.
tipis lerhadap daun jali belanda (Guazitma itlmifolia Lamk.) dan rimpang lemulawak (Curcumaxanthoniza Roxb.) dalam empal jamu galian singset
NO. 79.
NAMA LATIN Gynura procwnbens (Lour.) Merr.
JUDUL PENELITIAN Identifikasi mikroskopik dan KLT terhadap daun beluntas (Pluchea indica
PENULIS Wahyu-
INST1TUSI
THN
FFUP
89
ningati
Less.), daun dewa (Gynuraprocumbens (Lour.) Merr. dan daun seribu (Achillea millefolium L.) masing-masing sebagai
simplisia utama dari 3 ramuan buatan sendiri
80.
81.*
82.*
83.*
Uji pendahuluan efek antitumor ekstrak etanol beberapa (enam) tanaman menggunakan cakram kentang yang dimokulasi dengan kuman Agrobacterium lumefacicns (2. Gynura procumbens (Lour.) Merr: atau daun dewa)
Fanoka
JK FMIFA \J{
90
Languas galanga (L.) Wild.
Efek antijamur perasan rimpang laos (Languas
Asni Amir
FF UNTAG
90
Lansium doniesticitm Var.
Studi isolasi dan penetuan struktur molekul senyawa kimia dalam fraksi n-
Nufri Wendri
JK FMIPA UI
90
Leucaena leueocephato (Lam.)De Wit.
Efek hipoglikemik dekoktabiji lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit. dibandingkan dengan tolbutamida
Santama Anggraini Lim
FF UNTAG
88
Kandungan tanin dan mtmosin pads* ge- Agus
JK FMIPA
89
tah Leucaena leucocephala (Lam.) De Sadso S. Wit. reslsten dan non-resisten terhadap Heteropsylia cubana
Ul
Pemeriksaan pendahuluan terhadap Lucky daya antibakteri beberapa (tigabelas) Hayati minyak atsiri (6. Litsea cubeba Pers. atau krangeyan)
JF FMIPA UI
90
Fanoka
JK FMIPA
90
Edi Rosa
JK FMIPA
90
84.*
85.*
Litsea
aibeba Pers.
86."
Loranthits spec. div.
galanga (L.) Wild.) terhadap jamur Mlcrosporuni gypseum, Trichophylon rubrum dan
Epidermnphylin tcoccosum dengan mctode silindcr
heksana kulit buah kokosan (Lansium domesticum Var.)
Uji pendahuluan efek antitumor ekstrak etanol beberapa (enam) tanaman menggunakan cakram kenlang yang diinokulasi dengan kuman Agrohaclcrium tumefaciens (3. Loranllius spec.
div. atau benalu)
87."
Mangifera indica L.
Studi pendahuluan ckstraksi minyak
Manihot glazovii MuelL Arg.
Penentuan kadar protein pada daun
UI
atau lemak beberapa jenis isi biji mangga (Mangfera indica L.) beserta penentuan sifat fisiko kimia dan komposisi asam lemak penyusun trigliseridanya Mardiani
ketela pohon (Manihot utilisima) dan Susilowati ketela pohon karet (Manihot glazovii)
JK FMIPA
UI
89
NO. 89.*
NAMA LATIN
Manihot utilissima Pohl.
Penentuan kadar protein pada daun ketela pohon (Manihot utilissima) dan
PENULIS
INSTITUSI
THN
JK FMIPA UI
89
Susilowati Azila
FFUP
89
FFUP
89
JF FMIPA UI
90
Mardiani
ketela pohon karet (Manihot glazoni). Penetapan cemaran mikroba pada pati singkong (Manihot utilissima Pohl.)
90.*
91.*
JUDUL PENELITIAN
Melaleitca Pcmeriksaan miiiyak kayu putih (Mclsileucn leucadendra L. Icucadcndrn L.) sccara kromalografi lapis tipis di
Mevianti Lukman
Judiastuti
samping uji mutu berdasarkan Standar Perdagangan, Standar Industri Indonesia dan Farmakopc Indonesia
92."
Pemeriksaan pendahuluan terhadap Lucky daya antibakteri beberapa (tigabelas) Hayati minyak alsiri (7. Mdaleitca leucadendra
L. atau kayu putih) 93.*
Melastoma polyanlhum Bl.
Identifikasl daun harendong (Melastomapolyanlhum Bl.) sccara makrosko pi, mikroskopi dan kromalografi lapis tipis
Nursrinal
FFUP
89
94."
Pemeriksaan pendahuluan kandungan Melia azcdarach Linn. kimia daun mindi (Melia azedarach Linn.)
Nunung Nurhayatj
FFUP
89
95."
Menemia
Fanoka
JF FMIPA UI
90
Pengaruh pcmberian ekslrak biji paria (Momordica charantia L.) terhadap motilitas, viabilitas dan morfologi spermatozoa pada mencit (Mus muscuhts L.) galur AJ
Nuraini Lubis
FB UNAS
91
Identifikasi kandungan kimia buah pare (Momordica charantia L.)
Luky
FFUP
90
Uji pendahuluan efek aiUJtumor ekstrak etanol
mainmosa Hall, beberapa (cnam) tanaman menggunakan cakram kcnlang yang diinokulasi dcngan kuinaii Agniliaclcriuni (niiicr;isiens (4. Mcrrcmin niiimmnsa I lall. alau bidara upas)
Momordica charantia L.
97.*
98.*
99.
Juliana
Uji pendahuluan pengaruh sari buah pare (Momordica charantia L.) lerhadap kadar glukosa darah manusia normal.
Kasmida
,IF FMIPA UI
89
Mahyunis Adilfit
FB UNAS
90
Mwraya
Pcmberian ekstrak akar kemuning
paniculala (L.)
(Mwraya paniculata (L.) Jack, pada ti-
Jack.
kus jantan galur LMR dan pengaruhnya terhadap jumlah sel spermatogonium A dan spermatosit primer pakhitcn
NO.
NAMA LATIN
100.*
JUDULI'ENELITIAN
INSTITUSI
TUN
Yudiningsih
JK FMIPA UI .
89
Rita Endang Barimbing
JF FMIPA UI
89
Pemeriksaan pendahuluan terhadap daya antibakteri beberapa (tigabelas) minyak atsiri (8. Myristica fragrans Houtt. atau pala)
Lucky
JF FMIPA UI
90
Hayati
Studi isolasi senyawa kimia batang ta-
Sri Purwati
JK FMIPA UI
89
Yuniwati Aprilie
FFUP
90
PENULIS
Studi isolasi dan penentuan struktur molekulsenyawa kimia dari daun ta-naman kemuning (Murraya paniculata (Linn.) Jack
dalam fraksi netral
101.*
Myristica
Uji mikrobiologi terhadap manisan buah pala
fragrans Houtt.
(Myristica fragrans Houtt.) dan buah aren (Arenga pinnata Merr.) pada sekolah dasar'di Kecamatan Pasar Minggu
102.*
103.*
Nephenthes gymnamphora
namphora) dalam fraksi netral dan penentuan struktur molekulnya 104.*
Orthosiphon stamineus Benlh.
Perbandingan pola kromatografi kerlas dan kromatografilnpis tipis dari lima macani simplisia
yang bcrkhasiat sebagai diurctika (2. Orthosiphon siiitiiincus Benth. atau kumis kucing)
Wijaya
105.
Pachyrrhizus erosus L. Urban
Beberapa manfaat dan pembudidayaan bengkuang (Pachyrrhizus errosus L. Urban)
HiraP. Djamtani
FB UNAS
83
106.*
Phaseolus radia- Penentuan ! andungan zat besi dalam biji kacang-kacangan {Phaseolus radiatuslu. ttts L. atau kacang hijau)
Taslimah Muji Triatmo
LP UNDIP
90
107.*
Phyllanthus acidus Skeels.
Fanoka
JF FMIPA UI
90
Perbandingan pola kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis dari lima macam simplisia yangberkhasiat sebagai diuretika (3. Phyllanlhus niniri L. atau meniran)
Yuniwati
FFUP
90
Identifikasi secara KLT terhadap herba
Trisnawati
FF UP
90
Supartinah
FF UP
JF FMIPA UI
Uji pendahuluan efek antitumor ekstrak etanol bcberapa (enam) tanaman mcnggunakan cakram kentang yang diinokulasi dengan kuman Agrobactcrium tumefasiens (5.
Phylanlhus
acidus Skeels atau ceremai)
108.*
Phyllanthus niniri L.
109.^
Aprilie
meniran (Phyllanthus niniri L.) dalam ramuan obat tradisional berdasarkan kandungan flavonoida Penelitian makroskopis, mikroskopis dan kromatografi lapis tipis terhadap tiga macam daun sirih (Piper beile L.)
110.*
Piper belle L.
111.*
Piper cubebaL. Pemeriksaan pendahuluan terhadap
Lucky
daya antibakteri beberapa (tigabelas) minyak alsiri (9. Piper cubeba L. atau kemukus)
Hayati
10
90
NO.
NAMA LATIN
112.*
Piper nignim L.
113.*
JUDUL PENELITIAN
Pcmeriksaan pendahuluan terhadap daya antibakieri beberapa (tigabelas) minyak atsiri (10. Piper nigrum L. atau lada)
Pithecetlobium Pengaruh jengkol (Pithecellobiwn lobatum Benth. lobatum) Benth. terhadap fungsi ginjal tikus putih
114.*
Pengaruh pcmberian biji jengkol (Pilhecellobium lobnlum) Benth. tcrhaclap struktur histologis
ren dan ureter kelinci
PENULIS
INSTITUSI
THN
Lucky
JF FMIPA UI
90
Hayati Wasdiapan
FB UNAS
90
Tyas Rinl Saraswati
LP UNDIP
90
115.*
Pithecellobiwn jiringa (Jack.) Prain. ex King
Pengaruh rebusan dan ckstrak elanol kulit batang pohon jengkol (Pithecellobium jiringa (Jack.) Prain. ex King) terhadap kadar glukosa darah kelinci
JF FMIPA Bambang Wispriyono UI
91
116.*
Plantago major Linn.
Pcrbandingan pola kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis dari lima macam simplisia
Yuniwati Aprilie Wijaya
FFUP
90
Idcntifikasi secara kromatograli lapis tipis lerhadap daun beluntas (Pluchea indica Less.) dalam empat ramuan buatan sendiri
Inggia Puspita
FFUP
89
Idenlifikasi mikroskopik dan KIT tcrhadap
Wahyuningati
FFUP
89
Penelitian mikrobiologi terhadap kandungan antJmikroba dari lima jenis tumbuhan (4. Pluchea indica Less, atau belunlas)
Aneng
FFUP
90
Uji pendahuluan efek antitumor ekstrak etanol beberapa tanaman nienggunakan cakram kentang
Fanoka
JF FMIPA UI
90
Lucky
JK FMIPA UI
90
JK FMIPA UI
90
FFUP
90
117.*
Pluchea indica Less.
US.
yang bcrkliasiiil scbagai diurclika (4. I'limlngo major Linn, alau daun scndok)
bcluntas (Pliichca indicn Less.), daun dewa (Cynurn procumbcns (Lour.) Merr.) dan daun scrilni (Achillcu niillofoliuni L.) masing-masing
scbagai simplisia ulania dari 3 ramuan buafan sendiri
119.*
120.*
Plumbago
zcylanica L.
Widyastuti
yang diinokulasi dengan kuman Agrobaclcrium liimcfasicns (6. Plumbago /cylanica L. atau ki
cncok)
121.*
Pogosfcmon
cablin Benth. 122.* 123.*
Psidium guajava Linn.
Pcmeriksaan pendahuluan tcrhadap daya antibaktcri beberapa (tigabelas) minyak atsiri (11. Pogostcmon cablin Benth- atau nilam)
Hayati
Penentuan kadar vitamin C pada berba- Murniati gai varietas jambu biji Penelitian mikrobiologi terhadap kan dungan antimikroba dari lima jenis tumbuhan (5. Psidium gitajava L. atau jambu biji)
Aneng Widyastuti
11
NO,
NAMA LATIN
124.*
Psophocarpus tetragonolobus D.C.
125.
Ricinus
communis L. 126.*
Santalum album L.
JUDUt PENELITIAN
Penentuan kanduogan zat besi dalam biji kacang-kacangan {Psophocarpus tetragonolobus D. C. atau kecipir)
PENULIS
INSTITUSI
Taslimah LP UNDIP Muji Triatmo
TUN 90
Pembudidayaan dan pemanfaatan jarak (Ricinus communis L.)
Indira Pranatasari.
FB UNAS
Identifikasi minyak atsiri dari kayu cen-
Meike Wantah
FFUP
A.S. Winoto
LP UNDIP
Lucky
Hayati
JF FMIPA UI
Yuniwatt
FFUP
90
Inge Harsono
FFUP
89
Anita Sri Redjeki
JF FMIPA UI
90
FB UNAS
84
dana (Santalum album L.) secara kro-
90
matografi lapis dan kromatografi gas
127.'
Pengambilan minyak pada kayu cendana (Santalum album L.) dengan metode
ekstraksi pelarut 128."
Pemeriksaan pendahuluan tcrhadap daya antibakteri beberapa (tigabelas) minyak atsiri (12. Sanlnlum album L. atau cendana)
129.*
Sericocafyx crispus (L.) Bremek.
Perbandingan pola kromatografi kertas
dan kromatografi lapis tipis dari lima Aprilie macam simplisia yang berkhasiat seba- Wijaya gai diuretika (5. Sericocalyx crispus (L.) Bremek. atau kejibeling)
130.*
Sida rhombifolia L.
Identifikasi secara mikroskopik dan kro-
matografi lapis tipis terhadap daun kacapiring (Gardenia augusta Merr.), daun saga (Abnts precatorius L.) dan daun sidaguri (Sida rhombifolia L.) masingmasing sebagai simplisia utama dari 3 ramuan buatan sendiri
131.*
132.
Stevia rebaitdiana Bertonii M.
Pemeriksaan toksisitas sub akut pemanis stevia (Stevia rebaudiana Bertonii M.)
Strobilanthus crispa (L.) BI.
Mengena! kejibeling (Strobilanthus Yasrul crispa (L.) Bl. sebagai tumbuhan obat
pada hati dan ginjal tikus putih
untuk pcnyakil kcncing balu
133.*
Syzygjum aromaticum L,
Identifikasi secara makroskopi dan kromatografi lapis tipis icrhadap ccng-
S. Prayit-
FF UP
90
FFUP
90
nam
keh (Syzygiwn aromaticum L.) yang terkandung dalam serbat berbentuk serbuk
dan ekstrak kering
134.*
12
Syzygiwn polyanthum (Wigth) Walp.
Isolasi dan identifikasi kandungan kimia
Erline
daun salam (Syzygiwn polyanthum (Wight) Walp.)
Siburian
NO. 135.
NAMA LATIN Tectona
grandis L.F 136.*
137.*
138.
Tetrastigma sp.
JUDULPENELITIAN
PENULIS
INSTITUSI
THN
Beberapa aspek biologi dan pembudidayaan jati (Tectona grandis L, F)
Ramta S.
FB UNAS
83
Penelitian
Multafia-
FFUNTAG
91
89
pendahuluan
efek
anti-
Wmata
fertilitas infus daun kafteit (Tetrastigma sp.) pada mehcit betina (Mus musculus)
nus
TJiea sinensis
Pengaruh ekstrak teh hijau (Thea sinen-
Tuti
JFFMIPA
L.
sis L. terhadap fungsi hati pada tikus putih
Mulyaharti
UI
TJieobroma
Kegunaan dan pembudidayaan tanam-
Suroto
FBUNAS
78
cacao L.
an coklat (Tiiedbroma cacao L.)
Rekso89
dlhardjo Sludi lanjutan isolasi dan transformasi senyawa neriifolin dari fraksi netral kulit batang tanaman kisemar (Tlievetia piniv tana)
Alberline SriS.
JK FMIPA
140.*
Stndi isolasi dan penentuan struktur niolckul senyawa kimia dari kulil akar tanaman ki semar (Tlievetia, piniviana) dalam fraksi metauot
Farhani Djohan
JK FMIPA UI
90
141. *
Sludi isolasi senyawa kimia dari kulit batang tanaman ki scmar (Thcvclia piruvinmt) dalam fraksi nclral dan penentuan strukturnya
Haryadi
JK FMIPA UI
89
Pengaruh infus dan rebusan daun segar
Lyddar-
90
jeruk kingkil (Triphasia trifoliata D. C.) terhadap usus kelinci yang diisolasi
wisda
JF FMIPA UI
Uncaria gambir
Uji mikrobiologi ekstrak daun dan ran-
Suheri
(Hunter) Roxb.
ting Uncaria gambir terhadap beberapa bakteri penyebab tukak
JFFMIPA UNAND
Zeamays'L.
Identifikasi kandungan kimia rambut jagung (Maydis stigmata)
Syamsul
FFUP
90
Adi Darman syah
FB UNAS
78
Pcmeriksaan pendahuluan lerhadap
Lucky
JF FMIPA
90
daya antibakteri beberapa (tigabelas)
Hayati
UI
139.*
142.:
143.*
144.*
Tlievctia piniviana
Triphasia liifoliata D. C.
UI
Rasyid Amron
145.
146.*
Zingiber officinale Rose.
Jahc (Zingiber officinale Rose.) dan polensinya
minyak atsiri (13. Zingiber officinale Rose, atau jahe)
13
PENULIS
INSTITUSI
THN
Uji efek bronkodilator dari beberapa jamu sesak napas secara in vitro terhadap kelinci putih jantan
Ayonni Rizal
JF FMIPA UNAND
91
Jamu dengan efek antifertilitas
Efek antifertilitas jamu peluntur pada mencit betina
Chrismartina A.
JF FMIPA '• 89 UI
Tanaman obat dengan khasiat
Penelitian mikrobiologi terhadap kan-
antimikroba
buhan
Tanaman obat
Analisis kandungan kurkumin pada rim-
NO.
LAIN-LAIN
147*
Jamu sesak napas .
148.*
149.*
150.*
JUDUL PENELITIAN
Radjaratu dungan antimikroba dari lima jenis tum-
Aneng Widyastuti
FFUP
Eddy Jusuf FB UNAS
90
80
yang mengan- pang beberapa (empat belas) jenis kurdung kurkumin kuma dari Jawa 151.
152.*
Tanaman obat
Beberapa lanuman bcrkhasiut penca-
Muhil All
yang berkhasiat har sebagai pengobatan dini pada kasus sebagai penca- konstipasi har
Adam
Tanaman obat Uji pendahuluan efek antitumor ekstrak dengan khasiat etanol beberapa (enam) tanaman mengantitumor gunakan cakram kentang yang diino-
Fanoka
FB UNAS
JF FMIPA
90
UI
kulasi dengan kuman Agrobacterium tumefaciens LP UNDIP
90
Tanaman yang Perbandingan pola kromatografi ker- Yuniwati berkhasiat tas dan kromatografi lapis tipis dari lima Aprilie sebagai macam simplisia yang berkhasiat seba- Wijaya diuretika gai diuretika
FFUP
90
Tanaman yang mengandung minyak atsiri
JK FMIPA UI
90
153.*
Tanaman yang mengandung zat besi
154.*
155.*
14
Penentuan kandungan zat besi da!am biji kacang-kacangan (3 tanaman)
Taslimah. Muji Triatmo
Pemeriksaan pendahuluan terhadap Lucky daya anlibakteri beberapa (tigabelas) Hayati minyak atsiri
ABSTRAK PENELITIAN
(No. 1*) ABRUS PRECATORIUS L.
Identifikasi secara mikroskopik dan kromatografi lapis tipis terhadap daun kacapiring, daun saga dan daun sidaguri, masing-masing sebagai simplisia utama dari 3 ramuan buatan sendiri INGE HARSONO, 1989; FF UP ENELITIAN dilakukan terhadap daun kacapiring (Gardenia augusta Merr.), daun saga (Abrus precatorius ) L. dan daun sidaguri (Sida rhombifolia L.) sebagai simplisia utama dari 3 macam ramuan. Melode penelitian adalah pemeriksaan mikroskopi dan kromatografi lapis tipis berdasarkan Pola Reverse Approach Tahap I. Hasil penelitian: secara mikroskopi ketiga simplisia utama dapat dikenal dengan fragmen pengenal bcrupa rambut penutup, serabut sklcrenkim yang ujungnya berlekuk dan jaringan palisade berbentuk; bulat lelur dengan bagian lebar di atas. Secara kromatografi lapis tipis simplisia utama tersebut dapat
P
diidentifikasi mclalui bercak khas (senyawa flavonolda terlihat setelah disemprot dengan penampak
bercak larutan 1% AlCb dalam etanol).
(No. 2*) ABRUS PRECATORIUS L.
Identifikasi secara kromatografi lapis tipis terhadap daun saga dalam ramuan obat RANI SUTRANINGSIH, 1990; FF UP HNiiUTlAN ini bertujuan unluk menemukan mctode analisis secara kromatografi lapis tipis terhadap daun saga (Abmsprecatorius L.) yang terkandung dalam ramuan simplisia. Idcnlifikasi didasarkan atas kandungan flavonoida. Prosedur KLT yang dipakai (fase diam silika gel GF254; cairan eluasi campuran etHasetal : etilmetilketon : asam format: air = 50 : 30 : 10 : 10; penampak bercak larutan 1% AlCb dalam etanol menghasilkan kromatogram yang berisi bercak khas daun saga. Pcnyarian dengan metanol dapat dilakukan langsung dan tidak perlu prapenyarian dengan cter minyak biimi.
P
(No. 4*) ADENANTHERA PAVONINA LINN.
Pengaruh biji saga pohon (Adenantherapavonina Linn.)
terhadap faal hatitikus putih CORNELIS ADIMUNTJA, 1986; FB UNAS tiNHUTlAN ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh biji saga pohon sebagai makanan, terhadap Pfaal hat! tikus putih. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan taraf perlakuan berupa dosis 6%, 12%, 24%, 48% dan 0% (kontrol) biji saga pohon dalam ransum. Biji saga pohon yang diberikan tcrlcbih dull) direbus sclama 1,5 jam dalam keadaan mendidih. Pemberian ransum ini dilakukan sclama 4 minggu, kcmudian darah dari sctiap individu diambil untuk pemeriksaan bilirubin, SGPT dan hcmatokril. Untuk penentuan angka hematokrit, darah diambil dari ujung ekor dan metodeyang digunakan patla pemeriksaan ini adalah mctoda pipet/tabung mikro-hematokrit. Pada pemeriksaan bilirubin dan SGPT darah yang digunakan diperolch dari jantung. Mctode yang digunakan dalam pemcriksaan konsentrasi bilirubin dan SGPT adalah dengan mctode spektrofolometer. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa pemberian biji saga pohon dalam ransum meningkatkan konsentrasi bilirubin, baik total bilirubin, bilirubin dirck maupun bilirubin indirek. Demikian pula pada SGPT, konsenlrasinya meningkat. Keadaan sebaliknya terjadi pada hematokrit, pemberian biji
saga pohon dalam ransum akan menurunkan angka hematokrit. Selanjutnya dengan pemberian dosis yang bcrtingkal terlihat, bahwa semakin tinggi dosis yang diberikan akan semakin meningkatkan konsentrasi bilirubin dan SGPT, serta semakin menurun angka hematokrit. Dengan ilcmikian dapal disimpulkan, bahwa pemberian biji saga pohon sebagai makanan dapat mcmpengaruhi faa! hati tikus percobaan.
15
(No. 5*) AGLAIA ODORATA LOUR.
Penelitian mikrobiologi terhadap kandungan antimikroba dari lima jenis tumbuhan (Aglaia odorata Lour, atau pacar cina) ANENG WIDYASTUTI, 1990; FF UP (LihatNo. 149*) (No. 7*) ALLIUM ASCALONICUM L.
Pengaruh kadar pemupukan pupuk daun terhadap produksi bawang merah (Auium ascalonicum L.) EBO BERNADINUS, 1990; FB UNAS merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi bawang merah. Pemupukan PEMUPUKAN dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: pemupukan langsung disemprot pada daun dan pemupuk;m
yang dibenamkan atau disebarkan,
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kadar pemupukan terhadap produksi bawang merah. Beberapa macam pupuk daun yang digunakan mempunyai kadar pemupukan yang berlainan
seperti Bayfolan (0,1%, 0,2%, 0,3%); Forest (0,05%, 0,15%, 0,25%); dan Sitozim (0,15%, 0,25%, 0,35%); serta 1 sebagai kontrol, Rancangan penelitian yang digunakan yaitu rancangan analisa
korelasi sederhana dan rancangan acak kelompok serta dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur 0,05. Dari hasil percobaan diketahui, bahwa pupuk daun Sitozim 0,35% lebih berpengaruh terhadap
tinggi tanaman daripada pupuk daun yang lain. Pupuk daun Bayfolan 0,1% lebih berpengaruh terhadap pembentukan anakan dan umbi; serta Bayfolan 0,3% lebih berpengaruh terhadap berat umbl bawang merah dan kandungan air bawang merah, daripada pupuk daun yang lain. (No. 8*) ALLIUM ASCALONICUM L.
Pengaruh pembelahan umbi bibit bawang merah (Allium ascalonicum L.) terhadap pertumbuhan dan kemampuan produksi DJUARIAH ISMAIL, 1979; FB UNAS ENANAMAN bawang merah per hektar memerlukan lebih kurang 200.000 umbi dengan berat lebih kurang 1.200 kg. Tiap lapis umbi bawang merah mengandung bebcrapa titik tumbuh pada
P
pangkalnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembelahan umbi bawang merah terhadap pertumbuhan dan kemampuan produksi, untuk mengurangi jumlah bibit yang diperlukan. Percobaan ini dilakukan dengan cara membelah umbi bibit bawang tersebut menjadi dua bagian, tiga bagian dan empat bagian dan umbi utuh untuk kontrolnya. Percobaan ini merupakan percobaan pertama, sedang percobaan dengan cara pemotongan ujung umbi bibit bawang merah pernah dilakukan di Kebun Per-' cobaan Lembaga Penelitian Hortikultura Pasar Minggu Jakarta pada tahun 1969. Dari hasil percobaan ini ternyata bahwa pembelahan umbi bibit bawang merah dapat menghambat pertumbuhan serta kemampuan menghasilkan jumlah anakan. Tetapi jika diperhitungk;m secara slatislik, pcrlakuan umbi yang dibelah dua dapal dipertimbangkan untuk digunakan. (No. 9*) ALLIUM PORRUM LINN.
Pengaruh ekstrak eter bawang prei (Allium porrum Linn.) terhadap kadar glukosa triasilgliserol dan kolesterol plasma darah tikus yang diberi diit sukrosa ACHMAD YUSUF, 1988; JF FMIPA Ul AWANG prei atau bawang daun (Allium p'omim Linn.) termasuk dalam satu suku dengan bawang putih (Allium sativum Linn.) dan bawang merah (Allium cepa Linn.). Telah diketahui bahwa
B
bawang putih dan bawang merah dapal menurunkan kadar glukosa darah, kolesterol dan trigliserida
darah tikus percobaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak eter bawang daun terhadap kadar glukosa, triasilgliserol dan kolesterol darah tikus yang diberi diit sukrosa. 16
Pemberian sukrosa pada likus dengan dosis 10 g/kg bb. per hari selama 60 hari ternyata
meningkatkan kadar trigliserida dan kolesterol darah tikus secara bermakna. Pemberian ekstrak eter bawang daun dengan dosis yang setara dengan 10 g bawang daun/kg bb. per hari pada tikus yang diberi diit sukrosa selama 60 hari ternyata dapat menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol darah tikus tersebut. (No. 10*) ALLIUM PORRUM LINN.
Pengaruh bawang prei (Allium porrum Linn.) terhadap kadar glukosa, kolesterol
dan trigliserida plasma darah tikus yang dioeri diit sukrosa AGUS PURWANTO, 1988, JF MIPA U!
ELAII diteliti bahwa bawang pulih (Allium salivum Linn.) dan bawang merah (Allium cepa Linn.) Tdapat menurunkan kadar glukosa darah, kolesterol dan trigliserida dalam darah tikus. Karena bawang prei (Allium pomim Linn.) termasuk dalam saiu suku dengan bawang putih dan bawang merah, ingin diketahui pengaruh sari bawang prei terhadap kadar glukosa darah, kolesterol dan Irigliscrida darah tikus pcrcobaan. Hasil pcnelitian: pcmbcrian per hari secara oral dengan diil sukrosa 10 g/kg bb. kcpada tikus normal selama jangka waklu dua bulan mcningkalkan kadar glukosa, kolesterol dan trigliserida plasma darah dengan bermakna. Pemberian per hari sccara oral dengan s:iri nir Allium pomim Linn, pada dosis 10 g/kg bb. kepada tikus yang diberi diit sukrosa dengan kadar tinggi selama jangka waktu dua bulan ternyata dapat melawan cfck yang ditimbulkan olch pemberian sukrosa. Pemberian terusmcncrus sari air dari bawang prei bcrsaimt dengan pemberian diit tinggi sukrosa pada tikus, ternyata menurunkan dengan bermakna kadar glukosa, kolcslcrol dan trigliserida plasma darah tikus. (No. 11*) ALLIUM SATIVUM L.
Pemeriksaan efek protektif bawang putih (Allium sativum L.) terhadap zat hepatotoksik karbontetraklorida CHAIRUL ANWAR, 1989; JFFMIPAUI yang digunakan scbagai anlihepatotoksik mengandung senyawa kimia yang mempunyai OHAT gugus fungsional sulfihidril dan jembatan disulfida. Bawang putih mengandung senyawa organik tidak jcnuh yang mempunyai gugus fungsional sulfihidril dan jembalan disulfida.
Penelilian ini dimaksudkan u n l u k memeriksa efek protektif bawang putih terhadap zat hepaloloksik CCU (karbontetraklorida). Efek prolektif dilihal melalui perubahan aktivitas enzim glutamat-piruvat Iransaminase yang dilcnlukan secara spcklrofotomctri dan derajat kcrusakan lobulus jaringan hati yang dilihat sccara mikroskopi. Hasil pcrcobaan adalah: 1. Pemberian sari bawang putih lOg/kg bb. dosis tunggal bersamaan dengan CCU 2,75 mg/g bb. dosis tunggal tidak memberikan efek yang bermakna.
2. Pemberian sari bawang putih lOg/kg bb. per hari selama 8 hari bersamaan dengan CCU 2,75 mg/g bb. dosis tunggal, memberikan cfck yang bcnnakna, tctapi masih bcrbeda jauh dengan tikus kontrof. Meskipun demikian sari bawang pulih tersebut masih dapat mengurangi kerusakan mikroanalomi yang discbabkan CCU secara nyala. 3. Pcmbcrian sari bawang pulih lOg/kg bb. per hari selama 8 hari bersamaan dengan CCU 0,275 dan 0,55 mg/gbb. dosis lunggal memberikan cfck yang bermakna dan efcklif. Saran: perlu dilakukan pcnclilian leblh lanjiit untuk mencari dosis optimum CCU dan bawang putih. (No. 12*) ALLIUM SATIVUM L.
Pemeriksaan efek bawang putih (Allium sativum L.)
terhadap keracunan logam berat Pb (plumbum) pada tikus BENI IMANULLAH, 1990; JF FMIPA Ul keracunan Pb yang scmakin meningkat memacu untuk mencari obat penangkalnya, . KASUS •termasuk dengan bawang putih. 17
Pemeriksaan efek bawang putih terhadap Pb (plumbum) dilihat melalui pcrubahan kadar GPT dan derajat kerusakan hati dan ginjal. Pada penelitian ini, tikus dibagi 4 kelompok, yaitu: kelompok kontrol, kelompok pemberian Pb, kelompok pemberian Pb dan bawang putih (mulai hari ke-16) dan kelompok pemberian Pb dan bawang putih (bersamaan). Perlakuan dilaksanakan selama 30 hari. Hasil penelitian adalah: jika dilihat aktivitas GPT serum, pemberian bawang putih tidak memberikan efek terhadap keracunan Pb secara oral. Dosis Pb yang digunakan tidak merusak sel alau jaringan hati dan ginjal; sedang pemberian bawang putih dalam jangka waktu lama untuk yang lerpapar Pb terus-menerus, justru cenderung mcningkatkan efek kcracunan Pb. (No. 13*) ALLIUM SATTVUM L.
Pengaruh bawang putih (Allium sativum L,) terhadap keracunan logam berat Pb (plumbum) pada tikus: efek pada aktivitas fosfatase alkali serum dan distribusi Pb(plumbum) dalam ginjal dan hati
SUBAGJA, 1990, JF FMIPA Ul
terhadap Hngkungan hidup semakin banyak logam bcrat Pb (plumbum) se'bagai PENCEMARAN racun, bekerja terhadap enzim yang kaya akan gugus sulfhidril (-SH). Penelitian tentang efek dari
dictating agent yang mengandung gugus (-SH) telah dilakukan, untuk mencegah dan mengobati
keracunan logam berat. Juga telah diketahui bahwa bawang putih mengandung sejumlah senyawa antara lain gugus (-SH).
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh bawang putih (Allium salivum L.) terhadap keracunan Pb pada tikus. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pcrubahan aktivitas fosfatase alkali dalam serum dan perubahan akumulasi Pb dalam ginjal dan hati, Dari penelitian ini diketahui: 1. Adanya keccndrungan pemberian sari bawang putih dapat mengurangi pcnghambatan aktivitas
fosfatase alkali oleh timbal, walaupun secara stalistik efek tersebut tidak bermakna. 2. Pemberian sari bawang putih dapat mengurangi akumulasi Pb dalam ginjal dan hati. 3. Makin lama pemberian sari bawang putih, efek pada (1) dan (2) makin jelas. (No 14*) ALOE VERA L,
Percobaan pcndahuluan identifikasi sari lidah buaya (Aloe vera L.) dalam sampo
lidah buaya secara kromatograti lapis tipis
BERTIE, 1990; FF UP UJUAN penelitian adalah unluk mendapalkan melode analisis kualilatif secara KLT terhadap sari lidah buaya (Aloe vera L.) dalam sampo. Penelitian menggunakan sampo buatan sendiri dan sampo lidah buaya dari pasaran. Dilakukan ekstraksi dengan kloroform sesudah dihidrolisis dengan HC1. Kromatografi lapis tipis menggunakan fase diam silika gel GF254', cairan eluasi (I) campuran etilasetat : metanol : air = 77 : 13 : 10 dan cairan eluasi (IT) campuran benzen : etilformiat: asam
T
formiat = 75 : 24 :1. Jarak rambat berturut-turut 5 cm dan 10 cm. Dideteksi di bawah sinar ultraviolet
panjang gelombang 366 nm tanpa pereaksi dengan bcrcak khas berwarna hijau. (No. 15*) ALYX1A REINWARDTII Bl.
Identifikasi adas (Foeniculum vulgarae Mill.) dan pulosari (Alyxia reinwardtii Bl.) dalam ramuan
jamu serbuk yang beredar di pasaran SOEL1STYO RINI, 1990; FF UP
A DAS berasal dari tanaman Foenicuhun vulgare Mill. (Apiaceae) dan pulosari berasal dari tanaman •t\Alyxia reinwardtii Bl. (Apocynaceae). Identifikasi adas dan pulosari dalam ramuan jamu serbuk dilakukan secara mikroskopi dan KLT. Mikroskopik: fragmcn khas adas adalah cndokarp (terdiri dari sel parket), parenkim dengan pene-
balan jala dan endosperm yang berisi butir-butir minyak, aleuron dan kristal kalsium oksalat. Sedangkan fragmen khas pulosari adalah serabut sklerenkim dengan kristal kalsium oksalat.
18
Secara KLT, lernyata variasi metode yang cocok untuk adas adalah dengan penyari diklorometana dan toluen, cairan eluasi benzen, serta pereaksi asam fosfomolibdat dan kalium permanganat-asam sulfat dan pengamatan pada sinar biasa. Untuk pulosari variasi metode KLT yang cocok adalah
dengan penyari metanol, cairan eluasi toluen : eter = l : 1, dijenuhkan dengan larutan asam asetat 10%, tanpa pereaksi dan pengamatan di bawah sinar ultraviolet panjang gelombang 366 nm.
(No. 16*) AMARANTHUS SPJNOSUS L.
Pengaruh pemberian berbagai sayuran (bayam duri dan daun melinjo) terhadap peningkatan kadar hemoglobin kelinci (Lepus sp.) KOEN PRASENO, 1990; BP MIPA UNDIP
EMOGLOBIN terdapat di dalam sel darah merah atau eritrosit, berfungsi sebagai pengangkut, Hyaitu pengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan mengangkut karbondioksida dari jaringan; ke paru-paru. Untuk sintesis hemoglobin diperlukan zat besi, protoporfirin dan globin. Berbagai sayuran, sepcrti bayam (Amaranthiis spinosm L.) dan daun melinjo (Gnetum genrnon L.) diketahui mengandung zat besi yang cukup tinggi, dimana zat bcsi tersebut diperlukan untuk sintesis hemoglobin. PencKtian ini bertujuan untuk mengelahui pengaruh berbagai sayuran yang diwakili oleh bayam dan daun melinjo terhadap peningkatan kadar hemoglobin kelinci. Dalam penelitian ini, hewan percobaan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: Co (pcrlakuan kontrol), Ci (perlakuan dengan bayam), Cz (perlakuan dengan daun melinjo). Masing-masing kelompok dengan 3 ulangan. Perlakuan dilaksanakan selama 1 bulan dengan parameter kadar hemoglobin yang diukur dengan metoda Sahli. Analisis terhadap kadar hemoglobin, lernyata menunjukkan pcrbedaan yang nyata antara bayam dengan kontrol, scdangkan perlakuan dengan daun melinjo dibanding kontrol tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: 1. Bayam duri menghasilkan kadar hemoglobin yang lebih rendah dibanding kontrol. 2. Daun melinjo menghasilkan kadar hemoglobin yang sama dibanding kontrol. 3. Daun melinjo lebih berperan dalam sintesis hemoglobin daripada bayam duri.
(No. 17*) AMARANTHUS SPINOSUS L.
Isolasi dan penentuan struktur molekul beberapa senyawa kimia dari daun Amaranthits spinosus L. (bayam berduri) EKA WADIARTI, 1990; JK FMIPA Ul ALAM pengobatan tradlsional, daun bayam berduri Amaranthus spinosus L. berkhasiat sebagai obat batuk untuk pcnyakit bronkitis dan sesak nafas. Penelitian ini bertujuan unluk mcngisolasi dan mencoba mcnentukan struktur molekul beberapa
D
senyawa kimia yang lerdapat dalam 6aun Amaranthiis spinosus dari fraksi etilasetat. Isolasi senyawa kimia dilakukan dengan cara ekstraksi dalam pelarut NaOH dan etilasetat. Senyawa kimia yang terdapat dalam fraksi etilasetat dipisahkan dengan kromalograli kolom dan kromalografi lapis tipis. Fase gerak yang digunakan adalah kloroform dan penambahan metanol scdik'il dcml scdikil. Fase diam yang digunakan unluk kromaU ;:':ifi kolom adalah alumina aklif III, vScdangkan unluk kromalografi lapis tipis adalah silika gel, klcnlilikasi senyawa-senyawa yang bcrhasil diisolasi dilakukan dengan spektrofotometer inframerah, spektrometer massa (MS) dan resonansi magnetik inli (NMR), penenluan jarak lebur dan membandingkannya dengan data dari pustaka yang ada. Dari percobaan ini berhasil diisolasi dua senyawa yang diduga sebagai: 1. o-Spinasterol dengan rumus molekul C29H4gO (BM = 412) dan jarak iebur 164 - 166°C. 2. Suatu alkohol primer alifatik yang diduga merupakan senyawa hentrikontanol dengan rumus
molekul dsH^O (BM = 452) dan jarak lebur 85 - 87°C.
19
(No. 18*) ANACARDIUM OCCIDENTALS LINN.
Pemeriksaan efek analgetik daun iambu mede Anacardium occidentale Linn, pada sukarelawan sehat CAHYA WUAKSONO, 1990; JF FMIPA Ul
D»pengobatan tradisional, antara lain dalam jamu pegel linu. Telah dilaporkan bahwa daun jambu
AUN jambu mede Anacardium occidentale Linn, digunakan sebagai salah satu komponen dalam
mede raempunyai efek analgetik pada hewan coba. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efek analgetik daun jambu mede pada manusia.
Pada penelitian ini digunakan daun muda yang diberikan dalam bentuk infus dengan dosis 25 g/50 kg bb. per oral pada 12 sukarelawan sehat dengan randomized single blind crossover design, (ton sebagai pembanding digunakan parasetamol dosis 600 mg/50 kg bb. per oral. Dalam penelitiai- i n i
digunakan analgesimeter, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur waktu reaksi pada menit ke 0,15, 30,60,90,120,180 dan 240, setelah pemberian obat. Dari hasil analisis statistik ternyata infus daun muda jambu mede menunjukan efek analgetik yang
berbeda secara bermakna dibandingkan dengan kontrol (menit ke-0) dengan p < 0,01 mulai menit kc15 sampai menit ke-180, setelah pemberian obat. Hasil percobaan ini jika dibandingkan dengan parasetamol, ternyata efek analgetik infus daun muda jambu mede lebih lemah dengan p <0,01 pada menit ke-30,90, dan 120 dengan p < 0,05 pada menit ke-15,60, dan 180, setelah pemberian obat. (No. 19*) ANANAS COMOSUS L. MERR.
Studi perbedaan aktifitas bromelin dari buah, tangkai dan batang nenas ^Inaftas comosus L. Merr. terhadap substrat kasein SUMARNO, 1989; JK FMIPA Ul
ROMELIN termasuk dalam golongan enzim protease yang terdapat pada tanaman nenas, Di BIndonesia batang dan tangkai nenas dibuang sebagai sampah, padahal di dalam batang dan tangkai nenas tersebut terkandung bromelin yang dapat digunakan secara luas dalam bidang industri, kedokteran dan farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar bromelin yang dapat diisolasi dari buah, tangkai
dan batang nenas. Penelitian ini juga bertujuan untuk metnbandingkan aktivitas proteolitik dan faktorfaktor yang mempengaruh'mya seperti: pH, suhu, waktu inkubasi dan konsentrasi substrat. Aktivitas bromelin hasil isolasi terhadap substrat kasein ditentukan secara spektrofotometri ultraviolet bcrkas
ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar bromelin hasil isolasi dari buah, tangkai dan batang
berbeda. Pada kondisi optimum, aktivitas bromelin batang lebih tinggi daripada bromelin buah dan tangkai. Kondisi optimum aktivitas bromelin terhadap substrat kasein adalah: bromelin buah pH 7,0, suhu 40°C, waktu inkubasi 15 menit; tangkai pH 7,0, suhu 4Q°C, waktu inkubasi 20 menil; batang dan
standar pH 6,5, suhu 50°C, waktu inkubasi 20 menit. (No. 20*) ANDROGRAPHIS PANICULATA NEES.
Penelitian mikrobiologi terhadap kandungan antimikroba dari lima jenis tumbuhan (2. Andrographis paniculata Nees. atau )sambiloto) ANENGWlDYASTUTl, 1990; FF UP
(LihatNo. 149*) (No. 21*) ANDROPOGON MURICANS RETZ.
Pemeriksaan pendahuluan terhadap daya antibakteri beberapa (tigabelas) minyak atsiri (l.Andropogon muricans Retz. atau akar wangi) LUCKY HAYATI, 1990 JF FMIPA Ul (LihatNo.155*)
20
1
(No. 22*) APIUM GRAVEOLENS L.
Identifikasi seledri Apiumgraveolens L. RIA SANDRADJAJA, 1989; FF UP
I Darl pemeriksaan kandungan kimia diketahui adanya minyak atsiri dan flavonoida. Untuk DENTIFIKASI dilakukan secara makroskopi, mikroskopi, dan kromatografi lapis tipis,
menegaskan adanya flavonoida di dalam seledri, dilakukan pemeriksaan dengan kromatografi lapis tipis. Dari hasil pemeriksaan diperoleh bercak flavonoida dengan hRx = 71-92 yang benvarna kuning dengan pcnampak bercak larutan 1% AlCls dalam alkohol, yang merupakan bercak identitas dari seledri. Dengan bercak identitas tersebut, seledri dapat pula dideteksi walaupun dicampur dengan ramuan jamu antihipertensi yang beredar di pasar.
(No. 23*) APIUM GRAVEOLENS L.
Penelitian pendahuluan pengaruh pemberian rebusan seledri
Apiwngraveolens L. terhadap kadar kolesterol darah tikus putih NURAINUN SUSHANTI, IDRIS, 1990; FB UNAS
CLEDUI secara cmpiris dapal digunakan untuk pcncegahan dan pengobatan atcrosklerosis. Oleh
S karena itu timbul dugaan bahwa pencegahan dan pengobatan aterosklerosis dapat melalui penurunan kadar kolesterol darah. Tclah dilakukan peiiclilian pendahuluan mcngenai pengaruh pemberian rebusan seledri (Apiwn graveolens L.) Lcrhadap kadar kolesterol darah tikus putih. Dalam peneHtian ini digunakan 25 ekor tikus putih hiperkoleslerolemia, yang diperoleh dengan cara pemberian kolesterol 1% kepada tikus putih normal secara oral selama 28 hari. Rancangan peneHtian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Untuk setiap perlakuan menggunakan 1 ekor tikus putih hiperkolesterolemia. Perlakuan A diberikan seledri 1 kali dosis manusia, B diberikan seledri 10 kali dosls manusia, C diberikan seledri 100 kali dosis manusia, D diberikan klofibrat sebagai pembanding dan E diberikan akuades sebagai kontrol. Pemberian bahan penelilian dilakukan secara oral selama 4 hari. Kcmudian dari tiap individu hcwan pcrcobaan dilakuknn pengambilan sampel darah melalui j n n l u n g sclclah dipuasakan selama 12-14 jam. Unluk pemeriksaan kadar kolesterol darah digunakan melode spcktrofotomctri. Data dianalisis dengan sklik ragam (Anova) dan beda nyata terkecil (BNT). Hasil peneHtian men u n j u k k a n bahwa pemberian rebusan daun seledri dapal menurunkan kadar kolesterol darah tikus putih. Pcnurunan kadar kolesterol darah terbaik pada pcnggunaan seledri 10 kali dosis manusia (2,6 g/100 g bb.) dan efektivitasnya sebanding dengan klofibral 200 mg/100 g bb. tetapi tidak terdapaf hubungan dosis dan cfck.
(No. 24*) ARENGA PINNATA MERR.
Uji mikrobiologi terhadap manisan buah ar&nArenga pinnata Merr. dan buah pala Myristica fragrans Houtt. dan pada sekolah dasar di Kecamatan Pasar Minggu RITA ENDANG BARIMBING, 1989; JF FMIPA Ul dilakukan uji mikrobiologi pada manisan buah aren (Arenga pinnata Merr.) dan manisan T F,l,AH buah pala (Myristica fragrans Houtt.), yailu terhadap kandungan total bakleri Coliform dan
Escherichia colt, Staphylococcus annuls, Salmonella scrla kapang dan khamir. Metodc yang digunakan adalah metode dari ICMSF (1978). Contoh yang digunakan adalah manisan buah aren (Arenga pinnata Merr.) dan manisan buah pala (Myristica fragrans Houtt.) yang dijual di bcbcrapa sekolah dasar di Kecamatan Pasar Minggu. Pada pcrsiapan contoh digunakan 10 gram contoh dengan larutan dapar fosfat. Koloni diinkubasi-
kan 30 - 37°C selama 24-48 jam, kecuali pada uji terhadap kapang dan khamir, 20 - 2°C, selama 3 - 5 hari. Hasil pengamatan dari contoh yang diuji menunjukkan bahwa sebagian besar contoh yang dipcriksa tidak mcmenuhi syarat untuk dikonsumsi. 21
(No. 25*) AVERRHOA BILIMBI L.
Uji pendahuiuan efek antitumor ekstrak etanol beberapa (enam) tanaman menggunakan cakram kentang yang diinokulasi dengan kumanAgrobactenum tumefaciens (\.AverrhoabilimbiL. ataubelimbing wuluh) FANOKA, 1990; JFFMIPAUl (LihatNo. 152*)
(No. 26*) AZADIRACHTAINDICA A. JUSS.
Efek hipoglikemik dekokta daun mindi (Azadirachta indica A. Juss.)
dibandingkan dengan tolbutamida
JONI MAN, 1988; FFUNTAG ELAH dilakukan penelitian efek hipoglikemik dekokta 10% daun mindi (Azadirachta indica A. Juss.) dengan dosis 1 g/kg bb. per oral pada kelinci, dan efeknya dibandingkan dengan efek
T
suspensi 0,20% tolbutamida dengan dosis 20 mg/kg bb. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan sama subyek. Digunakan 6 ekor kelinci putih jantan, dimana masing-masing kelinci mendapat 3 macam perlakuan, yaitu: 1) air suling; 2) dekokta 10% daun mindi; 3) dekokta suspensi 0,20% tolbutamida, yang diberikan secara acak dengan selang waktu 1 minggu. Untuk melihat efek hipoglikemik digunakan metode uji toleransi glukosa oral dengan pemberian glukosa per oral 1,75 g/kg bb. Kadar glukosa darah ditetapkan pada jam ke-1, 0, +1, +2, +3. Pemberian air suling, dekokta 10% daun mindi dan suspensi 0,20% lolbulamida pada jam kc 0,
sedangkan pemberian larutan 20% glukosa pada jam ke +1. Ternyata dari dekokta 10% daun mindi serta suspensi 0,20% tolbutamida dapat mcnurunkan kadar glukosa darah kelinci yang signifikan. Penurunan kadar glukosa darah kelinci dekokta 10% sampai 77,12% daun mindi sedangkan suspensi 0,20% tolbutamida dapat menurunkan kadar glukosa
darah kelinci sampai 114,19%. (No. 27*) CAESALPINIA SAPPAN L.
Pemanfaatan ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) untuk indikator titrasi asam basa SOEMARTONO dkk.,1990; BP MIPA UNDtP AYU secang (Caesalpinia sappan L.) dari pustaka dikatakan mengandung brasillin; kristal berwarna kuning mengkilat sampai jingga yang digunakan sebagai zat warna, dapat dimanfaatkan sebagai indikator alam, Telah dilakukan pembuatan indikator alam dengan bahan kayu secang menggunakan pelarut akuades panas dan akuades dingin. Larutan indikator alam yang diperoleh berwarna jingga dan jingga tua. Indikator tersebut ternyata paling sesuai digunakan untuk titrasi asam lemah dengan basa kuat
K
dengan faktor kesalahan 0,65% terhadap indikator fenolftalein. (No. 28*) CAESALPINIA SAPPAN L.
Penelitian mikrobiologi terhadaap kandungan antimikroba dari lima jenis tumbuhan (3. Caesalpinia sappan L. atau secang) ANENG WIDYASTUTI, 1990, FF UP (LihatNo. 149*)
(No. 29*) CANANGIUM ODORATUM HOOK
Pemeriksaan pendahuiuan terhadap daya antibakteri beberapa (tigabelas) minyak atsiri (2. Canangtum odoratwn atau kenanga) LUCKY HAYATI, 1990; JK FMIPA Ul (LihatNo. 155*)
22
(No. 30*) CARICA PAPAYA L.
Pengaruh penyuntikan ekstrak biii Caricapapaya L. pada Mus musculus L. jantari gaiur CBR terhadap motilitas spermatozoa dan laju'fertilitas HITIMA WARDHANI, 1985; JB FMIPA Ul IELAH diketahui bahwa ekstrak biji Carica papaya L. bersifat antifertilitas terhadap tikus jantan (Raltus norvegtcus L.) galur Charles dan Holtzman. Dalam penelitian, ini sifat tersebut dicobakan pada mencit jantan (Mus musculus L.) galur CBR (Puslat Penelitian Biomedis)). Ekstrak btji C. papaya L. dalam aqua bidestillata diberikan secara intramuskular selama 10 hari
T
bcrturut-turut pada pangkal paha, dcngan dosis 0 mg/0,2 mL (K); 1 mg/0,2 mL (D2); dan 10 mg/0,2 mL (D3), per mencit per hari. Efek antifertilitas dapat diketahui dengan menghitung jumlah sperma-
tozoa motil per ml dari epididimis bagian kauda dan menghitung jumlah implan yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah rata-rata spermatozoa motil (5/mL) yang dihasilkan
pada K, Dl, dan D2 masing-masing sebesar 49,88, 42,48, 45,65. Sedangkan jumlah rata-rata implan yang dihasilkan pada dosis yang sama, masing-masing sebesar 8,23,8,31 dan 6,69. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara K, Dl, dan
D2 masing-masing terhadap sifat motilitas spermatozoa dan laju fertilitas. Di samping itu juga tidak mempunyai cfek terhadap bobot badan, dan diduga juga tidak mempnnyai efek terhadap frekuensi reabsorpsi implan. Sebaliknya, pada dosis 1 mg/0,2 mL per mencit per hari mempunyai efek terhadap berat epididimis bagian kauda. (No. 31*) CARICA PAPAYA L.
Pengaruh waktu penyadapan getah pepaya
terhadap jumlah dan aktivitas papam
HARTAWAN SETIAWAN.1988; FF UNTAG r-KDASARKAN pemeriksaan dari beberapa pustaka diketahui, bahwa senyawa aklif dari getah pepaya adalah cnzim yang dinamakan papain. Saat ini belum ada data ilmiah yang menyalakan hubungan antara waktu penyadapan dengan jumlah dan aktivitas papain.
B
Tclah dilakukan penelilian tentang pengaruh waktu penyadapan getah pepaya terhadap jumlah dan aktivitas papain. Penelitian ini dibagi mcnjadi 4 tahap, yaitu: 1) Penyadapan getah; 2) Pengeringan getah; 3) Isolasi; dan 4) Penelapan aktivitas menggunakan metode spektroskopi menurut Kodeks Makanan Indonesia. Tujuan penelilian ini adalah untuk mendapalkan waktu penyadapan yang lepat sehingga diperoleh papain dengan jumlah yang bcsar dan aktivitas yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari getah yang disadap pada pagi hari diperoleh papain dengan jumlah yang besar dan aktivitas yang tinggi. (No. 33*) CARICA PAPAYA L.
Pengaruh penyuntikan ekstrak air biji pepaya (Caricapapaya L.) terhadap spermatogenesis pada mencit (Mus musculus L.) galur C3H JONl, 1990; FB UNAS
IJI pepaya secara empiris dapat digunakan untuk bahan kontrasepsi yang berfungsi sebagai anti
Bfertilitas.
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penyuntikan ekstrak air biji pepaya (Caricapapaya L.) terhadap spermatogenesis pada mencit (Mus musculus L.) galur C3H. Biji pepaya yang dipergunakan adalah biji pepaya jantan yang sudah matang. Penyuntikan dilakukan settap hari secara intramuskuler pada paha kiri dan kanan, masing-masing sebanyak 0,2 mL selama 40 hari atau selama satu siklus spermatogenesis. Digunakan 3 kelompok pcrlakuan yang diberi dosis masing-masing 10
mg, 20 mg dan 40 mg (kelompok El, EII dan EIII). Untuk kontrol digunakan 2 macam kelompok kontrol, masing-masing kontrol tanpa perlakuan dan kontrol perlakuan yang disuntik dengan akuades. 23
Lima hari setelah penyuntikan- terakhir, mencit dimatikan, kemudian testisnya diangkat dan dihua!
sedlaan histologi. Hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan perbandingan jumlah spermatogonia A kelompok
perlakuan I (El), II (EII) dan III (EIII) dengan kelompok kontrol (KI dan KII) tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05), sedangkan pembandingan jumlah spermatosit primer pakhiten
jtelompok perlakuan I (El), II (EII) dan HI (EIII) dengan kelompok kontrol (KI dan KII), berbeda bermakna (p<0,05). Hasil perhitungan pembandingan bobot badan mencit dan berat testis kelompok perlakuan I (El), II (EII) dan III (EIII) dengan kelompok kontrol (KI dan KII) juga tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p > 0,05), sedang diameter tubulus seminiferus berbeda bermakna antara kelompok perlakuan I (El), II (EII) dan III (EIII) dengan kelompok kontrol (KI dan KII),
(p<0,05). Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa penyuntikan ekstrak air biji pepaya dosis 10, 20 dan 40 mg pada mencit C3H setiap hari selama 40 hari dapat menghambal
spermatogenesis, khususnya sel spermatosit primer pakhiten dan memperkecil diameter tubulus seminiferus, tetapi tidak terhadap sel spermatogonia A, bobot badan dan berat testis.
(No34*> CARICA PAPAYA L.
Pengaruh penyuntikan ekstrak biji pepaya (Caricapapaya L.) pada mencit Mus musculus L. petina galur CBR
terhadap laju fertilitas
SUPRIHATIN, 1985; JB FMIPA Ul
B dilaporkan bahwa ekstrak biji pepaya bersifat antifertilitas terhadap tikus albino jantan galur Holtzman dan Charles. Dalam penelitian ini sifat tersebut diujikan pada mencit (Mus muscuhis L,) IJI pepaya (Carica papaya L.) mengandung senyawa yang berkhasiat kontraseptif, karena telah
betina galur CBR (Pusat Penelitian Biomedis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penyuntikan ekstrak biji pepaya dalam aquabidest pada mencit betina galur CBR terhadap laju fertilitas. Penyuntikan dilakukan secara intramuskuiar pada pangkal paha selama 10 hari, dengan dosis 0 mg/0,2 mL (K); 1 mg/0,2 mL (DI); dan 10 mg/0,2 mL (D3). per mencit per hari. Efek terhadap laju fertilitas dapat diketahui dari jumlah implan yang
dihasilkan. t>engan uji statistik. diketahui bahwa tidak lerdapat perbedaan nyata efek perlakuan terhadap laju fertilitas antara K, Dl dan D2, dengan rata-rata laju fertilitas 8,50; 7,29 dan 6,79. Selain itu dilakukan pengamatan terhadap frekuensi terjadinya reabsorbsi implan, bobot badan, dan berat ovarium, yang hasilnya juga tidak berbeda nyata.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyuntikan ekstrak biji pepaya pada mencit betina dengan dosis tersebut di atas tidak mempunyai efek terhadap laju fertilitas, frekuensi terjadinya reabsorbsi implan, bobot badan dan berat ovarium.
(No. 35*) CASSIA SIAMEALAMK.
Isolasi alkaloida daun johar (Cassia siamea Lamk.)
GAMES HELDAND, 1989; FF UP
D
AUN johar (Cassia siamea Lamk.) biasa digunakan orang sebagai obat demam terutama untuk malaria dan juga untuk obat cuci luka.
Dalam penelitian ini akan dilakukan isolasi senyawa alkaloida yang terkandung dalam daun johar. Ekstraksl dilakukan dengan menggunakan alat sokslet dengan pelarut kloroform dan elanol 95%. Dari hasil pemeriksaan pendahuluan ditemukan alkaloida, flavonoida, tanin galat, steroida/lriterpen; dari pemeriksaan abu ditemukan adanya kalium, kalsium, magnesium dan besi. Dari ekstrak etanol
dapat diisolasi senyawa alkaloida.
24
(No. 36*) CASSIA SIAMEA LAMK.
Pemeriksaan pendahuluan dan identifikasi daun johar (Cassia siamea Lamk.) LUCIEWATI SUKIMAN, 1988; FF UP ENELITIAN ini mencakup pengumpulan bahan dan penyediaan simplisia, determinasi tumbuhan, Pkarakterisasi simplisia, pemeriksaan kandungan kimia serbuk simplisia dan pemeriksaan KLT. Hasil pemeriksaan kimia daun johar menunjukkan adanya: alkaloida, tanin galat, steroida/triterpenoida, kalsium, magnesium, nitrogen, belerang dan fosfor. Untuk menegaskan adanya alkaloida dalam daun johar, dilakukan pemeriksaan KLT. Dari hasil pemeriksaan ini diperoleh 3 buah bercak alkaloida yang berwarna jingga dengan pereaksi Dragendorff; hRx = 25-32; 97-106; 120-129. Cairan eluasi campuran metanol: kloroform = 20 :
80. Bercak alkaloida tersebut merupakan bercak identitas daun johar. (No. 37*) CENTELLA ASIATICA (L.) URBAN
Identifikasi herba pegagan (Centella qsiatica (L.) Urban
dalam jamu yang beredar di pasaran MERRY SUMAMPOUW, 1990; FF UP
UJUAN dari penelitian ini adalah mencari cara identifikasi herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban dalam jamu. Sebagai bahan tunggal maupun dalam ramuan jamu, herba pegagan dapat diidcntifikasi secara mikroskopi dan kromalografi lapis tipis dengan fase diam silika gel, pcnyari mctanol, cairan eluasi: elilasetat : etilmctilketon : asam formiat : air = 50 : 30 : 10 : 10, penampak
T
bercak larutan 1% AlCb dalam ctanol. Lempcng dipanaskan pada suhu 110°C selama 10 menit, pengamatan di bawah sinar biasa dan sinar ultraviolet 366 nm. Bercak identitas yang berwarna biru di bawah sinar ultraviolet 366 nm tanpa penampak bercak dan bercak tersebut berwarna ungu pada pengamatan di bawah sinar ultraviolet 366 nm dengan penampak bercak. Sebagai fragmen pengenal dalam pcmeriksaan jamu secara mikroskopi adalah rambut penutup berbentuk kerucut yang terdiri
dari dua sel. (No. 38*) CENTELLA ASIATICA (L.) URBAN
Perbandingan pola kromatpgrafi kertas dan kromatografi lapis tipis dart lima macam simplisia yang berkhasiat sebagai diuretika (1. Centella asiatica (L.) Urban atau herba pegagan) YUNIWATI APRILIE WIJAYA, 1990; FF UP
(LihatNo. 154*) (No. 39*) CINNAMOMUM BURMANII BL.
;
Pemeriksaan pendahuluan terhadap daya antibakteri
beberapa (tigabelas) minyak atsiri
(3. Cinnamomum burmanii Bl. atau kayu manis) LUCKY HAYATI, 1990; JK FMIPA Ul (LihatNo. 155*) (No. 40*) CINNAMOMUM BURMANII BL.
Efek ekstrak akar kayu manis (Cinnamomum burmanii Bl.)
terhadap kerusakan nati karena parasetamol dosis berlebin pada tikus ANDREW HALIMANTON LIM, 1990; FPS Ul
ELAl I dilakukan penelitian mengenai efek hepatoprotektif ekstrak akar kayu manis (Cinnamomum Tburmanii Bl.)terhadap kerusakan sel hati yang ditimbulkan oleh parasetamol dosis berlebih pada 56 ekor tikus percobaan yang dibagi secara acak menjadi 7 kelompok. Kelompok I sebagai kelompok 25
(control alamiah, kelompok II diberikan karboksimetilselulose, sedangkan kelompok 1I1-VII diberikan 2,500 mg/kg bb. parasetamol dengan sonde lambung, kemudian 1, 3, 5, 21 dan 45 jam setelah itu, kepada kelompok III-VII berturut-turut diberikan akuades, ekstrak akar kayu manis (1,6 mg/kg bb. glisirizin), ekstrak akar kayu manis (8 mg/kg bb. glisirizin), ekstrak akar kayu manis (40 mg/kg bb. glisirizin) dan 500 mg/kg bb. N-asetilsistein dengan sonde lambung. Setelah 48 jam pemberian parasetamol (III-VII), karboksimetilselulose (II) dan kelompok I, scmua tikus dibius dengan eter dan diambil darahnya secara dekapitasi, selanjutnya dilakukan laparatomi dan diambil hatinya. Parameter penilaian efek hcpatoprotektif ekstrak akar kayu manis dan kerusakan sel hati adalnh
aktivilas SGPT dan histopatologi sel hati. Hasil penelitian menunjukkan aklivilas SGPT rala-rata pada kelompok I-VIl beriurut-lurut: 42,13 ±6,24 u/L; 45,25 ± 3,85 u/L; 1773,75 ± 467,78 u/L; 814 ± 102,59 u/L; 957,88 ± 167,08 u/L; 1622,5 ± 339,01 u/L dan 411,88 ± 154,89 u/L. Sedangkan dcrajat kclaman histopatologi rata-rata p;ul;i kelompok I-VII berturut-turut: 0; 0; 3,13 ± 0,30; 1,75 ± 0,31; 2,13 ± 0,12; 2,13 ± 0,30 clan 0,63 ± 0,31. Hasil penelitian diuji dengan mctode statistik non paramctrik KrUskal-Wallis (p<0,01) dan pci bandingan multipel Kruskal-Wallis, Tcrnyata ada perbedaan bermakna anlara masing-masing kelompok, kecuali kelompok I dengan II, III dengan VI, IV dengan V (aktivitas SGPT) dan I dengan II, IV dengan V, V dengan VI (histopatologi). Dapat disimpulkan bahwa ekslrak akar kayu manis dengan dosis glisiri'/.in 1,6 nig/kg bb. (kelompok IV) mempunyai efek protektif terhadap kerusakan hati yang discbabkan karena paraselamol dosis bcrlebih; efek hepatoprotektif terscbut lebih lemah dibandingkan dengan N-asetilsistein.
(No. 41*) CLAOXYLON POLOT (BURM K) MERR.
Uji infus daun Claoxylon polot (Burm F.) Merr. terhadap
kontraksi uterus tikus terisolasi pada tahap estrus RISAKOTAPUTRA, 1988; FF FMIPA UNAND
AUN Claoxylon polot (Burm F.) Mcrr. di daerah Maninjau digunakan sebagai aborlivum dan di Jawa untuk mengobati sakit dada. Dalam penelitian ini dilakukan uji farmakologis dari infus daun Claoxylon polot (Burm F.) Merr. terhadap kontraksi otot polos uterus tikus putih pada tahap estrus secara in vitro, menggunakan metode Magnus. Hasil uji menunjukkan bahwa infus ini dapat menimbulkan kontraksi pada otot polos uterus tikus yang telah pernah melahirkan. Pada percobaan ini sebagai pembanding digunakan larutan injeksi Syntocinon.
D
Pada pemberian infus 80% sebanyak 4 mL dan 8 mL, mcmberikan pengaruh yang hampir sama dengan injeksi Syntocinon 0,025 UI tiap mL, sebanyak 0,1 mL dan 0,2 mL.
(No. 42*) COFFEA ARABICA L.
Identifikasi secara KLT terhadap biji kopi arabika (Coffea arables L.) dan robusta (Coffea robusta Linden) yang telah disangrai MERRY CHANDRA, 1989; FF UP ELAH dilakukan penelitian secara kromatografi lapis tipis terhadap biji kopi arabika (Coffea
Tarabica L.) dan kopi robusta (Coffea robusta Linden) yang lelah disangrai.
Penelitian didahului dengan analisis mikroskopi terhadap biji kopi arabika dan kopi robusta yang
masih mentah. Kedua jenis kopi ini dapat dibedakan melalui fragmen sel endosperm, karena ukuran sel endosperm biji kopi arabika lebih besar daripada kopi robusta.
Pada kromatografi lapis tipis menggunakan cairan eluasi campuran toluen : etil asetat = 3 : 7, dengan penampak bercak anisaldehid-asam sulfat pada lempcng silika gel GF254, dengan pemanasan 100 C selama 5-10 menit, pada kromatogram terlihat bercak yang menunjukkan perbedaan antara kopi arabika dan kopi robusta yang disangrai, yaitu bercak warna ungu biru pada kopi arabika sedang
bercak merah muda pada kopi robusta. Pada kromatografi lapis tipis menggunakan cairan eluasi campuran etilasetat : metanol: air = 100 : 13,5 : 10, dengan penampak bercak yodium htdroklof ida, pada kromatogram hanya tampak satu bercak dari kofein. Dengan demikian teknik kromatografi lapis tipis ini tidak dapat dipakai untuk membedakan kopi arabika dan kopi robusta yang telah disangrai.
26
(No. 43*) COFFEA ROBUSTA LINDEN
Identifikasi secara KLT terhadap biji kopi arabika (Coffea arabica L.) dan robusta (Coffea robusta Linden) yang telah disangrai MERRY CHANDRA, 1989; FF UP (Lihat No. 42*)
(No. 44) CURCUMA AERUGINOSA ROXB.
Analis'c kandungan kurkumin pada rimpang b^berapa (empat belas) jenis kurkutna dan Jawa (1. Curcuma aeruginosa Roxb. atau temu ireng) EDDY JUSUF, 1980; FB UNAS
(Lihat No. 150*) (No. 45*) CURCUMA AURANTICA VAN ZYE
Anaiisis kandungan kurkumin pada rimpang beberapa (empat belas) jenis kurkuma dari Jawa (2. Curcuma aurantica Van Zyp. atau temu blobo) EDDY JUSUF, 1980; FB UNAS (Lihat No. 150*)
(No. 46*) CURCUMA BROG
Anaiisis kandungan kurkumin pada rimpang beberapa (empat belas) jenis kurkuma dan Jawa (3. Curcuma brog) EDDY JUSUF, 1980; FB UNAS (Lihat No. 150*) (No. 47*) CURCUMA COLORATA VAL.
Anaiisis kandungan kurkumin pada rimpang beberapa (empat belas) jenis kurkuma dari Jawa (4. Curcuma colorata Val. atau temu ketek) EDDY JUSUF, 1980; FB UNAS (Lihat No. 150*) (No. 48*) CURCUMA DOMESTICA VAL.
Anaiisis kandungan kurkumin pada rimpang beberapa (empat belas) jenis kurkuma dari Jawa (5. Curcuma domestica Val. atau Kunyit) EDDY JUSUF, 1980; FB UNAS (Lihat 150*) (No. 49*) CURCUMA DOMESTICA VAL.
Penentuan kadar kurkumin pada kunyit (Curcuma domestica Val.) secara kromatografi dan spektrofotometri EDDY YUSUF,1989, JK FMIPA Ul
D
ALAM peneiilian ini dilakukan penetapan kadar kurkumin dalam kunyit secara kromatografi dan spcktrofotomctri. Dilakukan pemisahan ekstrak kunyit dengan metode kromatografi kolom. Untuk analisis kualitatif digunakan cara kromatografi lapis tipis dengan pelarut kloroform : metanol: n-heksana = 10 : 1: 0,5.
Anaiisis kuantitatif dilakukan dengan cara spektrofotometri UV-VIS pada panjang gelombang 424 nm. Diperoleh kurkumin murni pada fraksi 1 sampai 10; sedang fraksi 11 sampai 20 masih merupakan campuran, demikian pula fraksi yang diperoleh berikutnya. Kadar kurkumin yang dihitung dari fraksi 1 sampai 10 adalah 4,58%. 27
(No. 50*) CURCUMA DOMESTICA VAL.
Pemanfaatan zat warna kurcumin kunyit (Curcuma domestica Val.) sebagai indikator titrasi asam basa SOEMARTONOdkk., 1991; BP MiPA UNDIP URKUMIN, zat warna yang terkandung dalam umbi tanaman kunyit (Curcuma domestica Val.)
nyata mampu berfungsi sebagai indikator, karena dapat memberikan perubahan warna dari coklat menjadi kuning pada pH sekitar 7,3 - 8. Pada titrasi NaOH 0,1 N dengan HC1 0,1 N, dengan pembanding indikator jingga metil dan
phenolftalein, ternyata kurkumin memberikan penyimpangan yang relatif kecit, yaitu 0,92%. Proses pengambilan zat warna dilakukan secara ekstraksi dengan variasi lama pengadukan, jenis
pelarut dan suhu operasi. Kondisi yang relatif baik diperoleh sebagai berikut: lama pengadukan SO menit; jenis pelarut alkohol; suhu operasi 60°C; dan kadar kunyit 50 g dalam 200 mL pelarut. (No. 51*) CURCUMA EUCHROMA VAL.
Analisis kandungan kurkumin pada rimpang beberapa (empat belas) jenis kurkuma dari Jawa (4. Curcuma Euchroma Val. atau kunir kebo) EDDYJUSUF, 1980; FB UNAS (LihatNo. 150*)
(No.52*) CURCUMA HEYNEANA VAL.'
Analisis kandungan kurkumin pada rimpang
beberapa (empat belas) jenis kurkuma dari Jawa (7. Curcuma heyneana Val. atau temu giring) EDDYJUSUF, 1980; FBUNAS (LihatNo. 150*)
(No. 53*) CURCUMA MANGGA VAL.
Analisis kandungan kurkumin pada rimpang
beberapa (empat belas) jenis kurkuma dari Jawa (8. Curcuma mangga Val. atau temu mangga) EDDYJUSUF, 1980; FB UNAS (LihatNo. 150*)
(No. 54*) CURCUMA PETIOLATA ROXB.
Analisis kandungan kurkumin pada rimpang
beberapa (ci ^ipat betas) jenis kurkuma dari Jawa (9. Curcuma petiolata Koxb. atau temu putri) EDDYJUSUF, 1980; FB UNAS (LihatNo. 150*)
(No. 55*) CURCUMA PHAEOCAULIS VAL.
Analisis kandungan kurkumin pada rimpang beberapa (empat belas) ieniskurkuma dan Jawa
(10. Curcuma phaeocaulis Val, atau temu hitam) EDDYJUSUF, 1980; FB UNAS (LihatNo. 150*)
28
(No. 56*) CURCUMA PURPURANCENS BL.
Analisis kandungan kurkumin pada rimpang beberapa (empat belas) jenis kurkuma dari Jawa (11. Curcuma purpurances Bl. atau temu tis) EDDY JUSUF, 1980; FB UNAS (LihatNo. 150*) i (No. 57*) CURCUMA SOLOENSIS VAL.
Analisis kandungan kurkumin pada rimpang beberapa (empat belas) jenis kurkuma dari Jawa (12. Curcuma soloensis Val. atau temu blenyeh) EDDY JUSUF, 1980; FB UNAS (LihatNo. 150*)
(No. 58*) CURCUMA XANTHORRHIZA ROXB.
Analisis kandungan kurkumin pada rimpang beberapa (empat belas) jenis kurkuma dari Jawa (13. Curcuma xanthorrhiza Roxb. atau temu lawak) EDDY JUSUF, 1980; FB UNAS (LihatNo. 150*)
(No. 59*) CURCUMA XANTHORRHIZA ROXB..
Identifikasi secara kromatografi lapis tipis terhadap rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dan
daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dalam empat jamu galian smgset CHRISTINE, 1990; FF UP
A U N jati belanda scring digunakan dalam jamu galian singsel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mcnemukan metode analisis kualitatif secara kromatografi lapis tipis terhadap daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) yang terkandung dalam jamu galian singset. Bahan percobaan adalah jamu racikan berupa serbuk (R-l), jamu instan (R-2), jamu serbuk A dan B (R-3) dan (R-4) yang ada di pasaran. Pada analisis secara mikroskopi simplisia utama dapal diidentifikasi melalui fragmen pengenalnya. Pada analisis secara KLT, kromalogram racikan R-l lampak bercak khas dari daun jati blanda dan rimpang temulawak.
D
(No. 60*) CURCUMA XANTHORRHIZA ROXB.
Pemeriksaan efek temulawak (Curcumafrxanthorrhiza Roxb.) terhadap kerusakan hati oleh Karbonte aklorida pada tikus ELMIDA ILYAS, 1991; JFFMIPAUI
D
ALAM penelitian ini dilakukan pemeriksaan efck antihepatotosik temulawak (Curcuma xanlhorrhiza Roxb.) terhadap efek hepatotoksik karbontetraklorida (CCU) pada tikus. Percobaan
ini dilakukan menggunakan 21 ekor tikus yang dibagi secara acak menjadi tiga kelompok. Kelompok I mcrupakan kelompok kontrol, kelompok II diberi CCU 0,40 mg/gbb. dosis tunggal; dan kelompok III
adalah kelompok yang diberi CCU 0,40 mg/g bb. dosis tunggal dan temulawak 500 mg/kg bb. empat kali dalam 48 jam. Setelah 48 jam perlakuan tikus dimatikan. Darah dikumpulkan untuk pemeriksaan aktivitas GPT dan hati diambil untuk pemeriksaan histologi.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian temulawak 500 mg/kg bb. empat kali dalam 48 jam dapat mengurangi efek hepatotoksik CCL] mg/g bb. dosis tunggal pada tikus.
29
(No. 61*) CURCUMA ZEDORIA ROSC.
Analisis kandungan kurkumin pada rimpang beberapa (empat belas) jenis kurxuma dari Jawa (14. Curcuma zedoaria Rose, atau temu putih) EDDY JUSUF, 1980; FB UNAS (LihatNo. 150*) (No. 62*) CYMBOPOGON C1TRATUS STAFF.
Identifikasi secara makroskopi dan kromatografi lapis tipis terhadap sereh (Cymbopogon dtratus Stapf.) dalam serbat berbentuk serbuk dan ekstrak leering HENDRAJUNINGSIH, 1990; FF UP
S
AAT ini di pasaran dijual serbat dalam bentuk serbuk maupun ekstrak kering. Salah satu balian untuk membuat serbat adalah sereh (Cymbopogon dtratus Stapf.). Analisis kualitatif terhadap screh dapat dilakukan secara mikroskopi dan KLT. Mctode KLT disusun herdasarkan Pola Reverse Approach Tahap I dan kromatogram harus memenuhi rumus A 4- B = C. Hasil penelitian: secara mikroskopi sereh dapat diidcntjfikasi bcrdasarkan fragmcn pengenal (rambut penutup, epidermis, stomata tipe Gramineae, parenkim yang berjajar); secara KLT berdasar-
kan kandungan flavonoidanya. KLT menggunakan: fase diam silika gel 60 GF^, cairan cluasi campuran toluen : otilasclat : mctanol=60 : 30 : 10, jarak rambat 18 cm, penampak bcrcak hirutaii 1% AlCb dalam etanol, diamati di bawah sinar UV 366 nm. Pada kromatogram screh terdapat 1 bercak khas warna biru berpendar dengan harga hRx = 28 - 35.
(No. 63*) CYMBOPOGON NARDUS L.
Pemeriksaan pendahuluan terhadap daya antibakteri beberapa (tiga belas) minyak atsiri (4. Cymbopogon nardus L. atau serai wangi) *
LUCKY HAYATI, 1990; JK FMIPA Ui (LihatNo. 155*) (No. 64*) DIOSCOREA HISPIDA DENNTS.
Penelitian kandungan saponin steroid a dalam umbi
Dioscorea hispida Dennst. yang berasal dari Sukabumi YENNY ELLYNA, 1990; FF UP hispida Dennst. mengandung diosgenin yang dapat disintesis menjadi progesteron. DIOSCORUA Penyebaran tanaman ini luas sebagai tanaman liar dan mempunyai potcnsi ekonomi sebagai
sumber daya alam. Dalam penelitian ini dilakukan isolasi dan identifikasi komponen umbi yang larut dalam etanol; mcliputi pemcriksaan secara kimia dan kromatografi. Hasil penelitian mcnunjukkan adanya /at yang mempunyai jarak lebur 14M43°C yang memberikan reaksi positif terhadap pcreaksi stcroida. (No. 65*) DYSOXYLUM DENSIFLORUM MIQ.
Studi lanjutan isolasi dan penentuan struktur molekul senyawa kimia dalam fraksi n-heksana kulit batang tanaman kapinango (Dysoxylum densiflorum Miq.). ARBIYANTI HERNITA, 1989; JK FMiPA UI YSOXYLUM densiflontm Miq. merupakan tanaman tinggi yang lumbuhnya tcrsebar di Indonesia. D Beberapa spesies dari genus Dysoxylum telah diteliti kandungan kimianya, di antaranya ada yang mengandung senyawa yang bersifat racun terhadap ikan dan antibakteri. 30
Pada penelitian tcrdahulu terhadap fraksi n-heksana kuiit batang tanaman ini lelah berhasil diisolasi senyawa kabraleadiol. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang bertujuan untuk mengisolasi dan menentukan struktur molekul senyawa kimia lainnya yang belum berhasil diisolasi olch penelitian terdahulu.
Isolasi senyawa kimia dart kulit batang tanaman ini dilakukan dengan cara ekstraksi dalam pelarut n-heksana. Sclanjutnya komponen yang terdapat dalam fraksi n-heksana dipisahkan dengan menggunakan spektrofotometcr inframerah, NMR scrta MS. Senyawa yang berhasil diisolasi dan diidentifikasi adalah: kabraleadiol, diplerpkarpol dan asam dammarenolat.
(No. 66*) ELEPHANTOPUS SCABER L.
Pengaruh rebusan herba tapak liman (Elephantogus scaberL.) terhadap kelarutan batu saluran kemih secara in vitro dan in vivo Sm CHOTIMAH 2.1990; FF UP IUMP.UTIAN ini dilakukan untuk mcngctahui efek rebusan herba-tapak liman terhadap kelarutan batu saluran kcmih manusia secara in vitro dan batu saluran kcmih buatan pada tikus secara in
P
vitro dan in vivo. Pada identifikasi komponen pcnyusun dari balu saluran kcmih manusia ditemukan kalsium, oksalat, magnesium, fosfat, karbonat, asam ural dan sistin; scdang dari batu saluran kcmih likus ditemukan kalsium, oksalat, magnesium dan fosfat. Pada uji farmakologi pcngaruh rebusan herba tapak liman terhadap larutnya balu saluran kemih buatan pada seketompok tikus jantan, ditunjukkan adanya pcnurunan beral batu pada dosis 10 kali dan dosis 100 kali.
(No. 67*) EUGENIA CARYOPHYLLATA SPRENGEL
Pemeriksaan pendahuluan terhadap daya antibakteri beberapa (tigabelas) minyak atsiri (5. Eugenia caryophyllata Sprengel. atau cengkeh) LUCKY HAYATl, 1990; JK FMIPA Ul
(LihatNo. 155*)
(No. 68*) EUGENIA CUMIN! LINN.
Pengaruh infus biji duwet (Eugenia cumin Linn.) t erhadap diare buatan pada tikus putih YUN ASTUTl NUGROHO, 1986; FBJJNAS
pcnelitian in! diteliti pengaruh infus biji duwet terhadap diare buatan pada tikus putih. DALAM Pcnelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima macam perlakuan yang terdiri dari tiga macam dosis infus biji duwet, yailu: 4 mg/100 g bb., 40 mg/100 g bb., 400 mg/100 g bb. Dosis kontroi: akuadcs dosis I mL/100 g bb.; menggunakan pembanding difenoksilat dosis 0,05 mg/100 g bb., scmua bahan dibcrikan per oral. Tikus putih dibual diare dengan memberi minyak jarak dosis 2 ml/tikus. Selelah dianalisis secara statistik dosis 400 mg/100 g bb. mempunyai efek antidiare jika dibandingkan dengan akuades. Efek dari infus biji duwet dosis 400 mg/100 g bb. sebanding dengan efek dari difenoksilat dosis 0,05 mg/100 g bb. Infus biji duwet dosis 40 mg/100 g bb. masih dapat mcngurangi diare, sedangkan dosis 4 mg/100 g bb. khasiat antidiarenya tidak bcgHu nyata hampir sama dengan akuadcs.
31
(No. 69*) EUGENIA POLYANTHA WIGHT.
Uji efek antidiare daun salam (Eugeniapolyantha Wight.) pada tikus putih SYUKRI ALHAMDI. 1989; JF FMIPA UNAND salam (Eugenia polyantha Wight.) secara tradisionil telah digunakan oleh masyarakal DAUN sebagai antidiare. Dalam penelitian ini efek antidiare tersebut dicobakan pada tikus putih jantan dalam bcntuk ekstrak daun salam kasar dan hasil fraksinasi dcngan pelrol clanol. Efek anlidiarc ditelaah berdasarkan kemampuan ekstrak dan hasil fraksinasinya dalam menghambat aliran kimus pada usus tikus. Obat diberikan secara oral. Suspense norit dengan gom arab diberikan sebagai kimus yang utuh sampai ke kolon; hambatan dilihat setclah tikus dibedah dan panjang lintasan kimus p;ul;i
usus yang direntangkan diukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etanol mempunyai efek antidiare yang nyata, (liman.i dengan dosis 180 mg/200 g bb. memberikan efek yang sama dengan efek antidiare lopcramide ! H 1 0,8mg/200gbb. (No, 70*) FOENICULUM VULGARAE MILL.
Identifikasi secara kromatografi lapis tipis terhadap buah adas (Foeniculum vulgarae, Mill.) yang terkandung dalam lima ramuan jamu buatan sendiri DIANA SERUHWATY, 1989; FF UP ELAH dilakukan analisis kualitatif kromatografi lapis tipis pada lima ramuan jamu buatan sendiri Tyang semua berisi buah adas (Foeniculum vulgarae Mill.) Pada kromatogram ramuan R-l dan R-2 tampak 2 bercak khas adas berwarna ungu dengan harga hRx = 7-15 dan 120-135 (fase diam: silika gel GF254, cairan cluasi campuran tolucn : etilasetat = 93:7 dan penampak bercak vanilin asam sulfat). Pada kromatogram ramuan R-3, R-4, dan R-5 tampak 3 bercak khas adas, yaitu bercak coklat kehijauan hRx = 0-10, dua bercak ungu hRx = 40-56 dan hRx = 124-148 (eluasi berganda menggunakan dikloroctana dan toluen, dan penampak bercak anisaldchid-asam sulfat). (No. 71*) FOENICULUM VULGARE MILL.
Identifikasi adas (Foeniculum vulgarae Mill.) dan pulosari (Alyxia reinwardtii Bl.) dalam ramuan
jamu serbuk yang beredar di pasaran SOELISTYO RlNl, 1990; FF UP (LihatNo. 15*) (No. 72*) GARCINIA MANGOSTANA L.
Pengaruh ekstrak daun manggis muda (Garcinia mangostanaL.)
terhadap jaringan hati dan ginjal tikus betina R S RAFIAH dkk., 1979; JB FMIPA Ul
UJUAN penelitian iatah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan daun manggis muda (Garcinia mangostana L.) terhadap jaringan hati dan ginjal. Telah dilakukan pencekokan ekstrak daun manggis muda (Garcinia mangostanaL.', dekok 20%)
T
pada 30 ekor tikus betina dewasa (galur Lembaga Makanan Rakyal), scbanyak 2 mL per hari, selama satu bulan. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan bahwa gambaran lobuler hati pada umumnya lidak mengalami perubahan yang berarti. Demikian pula keadaan sel-sel hati umumnya baik. Walaupun demikian, pada beberapa pfeparat diketemukan penyerbukan atau infiltrasi sel-sel radang yang menunjukkan adanya fokal hepatitis dan ditemukan pula adanya periflcbitis pada vena hepatika. Sebagian glomeruli ginjal hewan percobaan tidak mengalami perubahan yang mencolok. Perubahan yang dianggap penting pada ginjal ialah berkurangnya jumlah sel-sel sengkelit kapiler darah dan adanya proses nekrose yang menunjukkan disfungsi dari glomerulus. Diperkirakan hal ini disebabkan
oleh bahan yang terdapat dalam ekstrak daun manggis muda tersebut. 32
(No. 73*) GARCINIA MANGOSTANA L.
Pemeriksaan pendahuluan efek kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai obat antidiare JOHANNA WIJOYO, 1988; FF UP dilakukan pemeriksaan pendahuluan pengaruh kulit buah manggis (Garcinia mangostana -*• L.) sebagai obat antidiare pada tikus putih, pada sediaan rebusan dibandingkan dengan ekstrak etanol dengan bcrbagai konsentrasi, yang ditentukan dengan cara dinamolisa kapiler. Rebusan dan ekslrak dalam etanol kulit buah manggis diberikan kepada tikus putih yang telah dibuat diare, menggunakan difenoksilat HC1 sebagai pembanding. Hasil percobaan menunjukkan bahwa rebusan kulit buah manggis mempunyai efek antidiare, ter-
utama pada dosis tinggi (100 kali dosis manusia). Sedangkan ekstrak dengan kadar 25% menunjukkan efek antidiare yang paling tinggi dibandingkan dengan rebusan dan kadar etanol lalnnya. (No. 74*) GARDENIA AUGUSTA MERR.
Identifikasi secara mikroskopik dan kromatografi lapis tipis terhadap) daun kacapiring, daun saga dan daun sidaguri, masing-masing sebagai simplisia utama dari 3 ramuan buatan sendiri INGE HARSONO, 1989; FF UP (LihatNo. 1*) (No. 75*) GARDENIA JASMINOIDES ELLIS.
Pemeriksaan kandungan kimia daun kacapiring (Gardenia jasminoides Ellis) SUKIANA, 1990; FFUP AUN kacapiring merupakan obat tradisional yang berkhas*at sebagai obat antidiabetes, menurunkan suhu badan dan menyembuhkan sakit kepala. Tclah dilakukan penclitian yang meliputi pemeriksaan makroskopi, mikroskopi dan secara kimia.Pemeriksaan pendahuluan serbuk simplisia menunjukkan adanya steroida, flavonotda, saponin dan tanin galal. Dalam abu daun kacapiring ditemukan unsur kalium, kalsium, magnesium dan natrium Dalam ekstrak eler minyak bumi ditemukan senyawa golongan steroida. Steroida yang didapat
D
dinyatakan sebagai senyawa golongan slerol dan mempunyai jarak lebur 132 - 134°C. Dari ekstrak etanol diisolasi senyawa fiavonoida yang diduga golongan flavon, flavanon, flavonol, isofiavon. Struktur molekul dari steroida dan fiavonoida belum ditetapkan. (No. 76*) GLYCINE SOYA BENTH.
Penentuan kandungan zat besi dalam biji kacang-kacangan (Glycine soya Benth. atau kedele) TASUMAH, MuDJiTRiATMO.1990; LP UNDIP
(LihatNo. 153*) (No. 77*) GNETUM GNEMON L.
Pengaruh pemberian berbagai sayuran (bayam dun dan daun melinjo) terhadap peningkatan kadar hemoglobin kelinci (Lepus sp.) KOENPRASENO, 1990; BP MIPA UNDIP
(LihatNo. 16*) (No. 78*) GUAZUMA ULMIFOLIA LAMK.
Identifikasi secara kromatografi lapis tipis terhadap
rimpang temulawak (Curcuma xanthorma Roxb.) dan
daun jati belanda (Guazuma ulmifplia Lamk.) dalam empat jamu galian singset CHRISTINE, 1990; FFUP (Lihat No. 59*)
33
(No. 80*) GYNURA PROCUMIJENS MERR.
Uji pendahuluan efek antitumor ekstrak etanol beberapa (enam) tanaman menggunakan cakram kentang yang diinokulasi dengan Kuman Agrobacterium tumefaciens (2. Gynura Procumbens (Lour.) Merr atau daun dewa) FANOKA, 1990; JF FMIPA Ut
(LihatNo. 152*) (No. 82*) LANSIUM DOMESTICUM VAR.
Studi isolasi dan penentuan struktur molekul senyawa kimia
dalam fraksi n-heksana kulit buah kokosan (Lansium domesticwn Var.)
NUFRI WENDRI, 1990; JK FMIPA Ul ENELITIAN ini merupakan penelitian lanjutan yang bertujuan mengisolasi dan menentukan slruktur molekul senyawa kimia dari kulit buah kokosan. Isolasi dilakukan dengan cara ekstraksi dalam pelarut n-heksana. Komponen yang terdapat dalam fraksi n-heksana dipisahkan menggunakan kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis, dengan silika gel sebagai fase diam dan fase gerak campuran pelarut n-heksana dan etilasetat. Pemurnian dilakukan dengan cara rekristalisasi. Komponen yang sudah murni dilcntukan struklurnya menggunakan spcklrofotometer inframerah, spcktrofotometer massa. Senyawa yang berhasil diisolasi dan diidentifikasi adalah onocerandiendion.
P
(No. 83*) LEUCAENA LEUCOCEPHALA (LAM.) DE WIT.
Efek hipoglikemik dekokta biji lamtoro
(Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.) dibandingkan dengan tolbutamida SANTAMAANGGRAINI LIM, 1988; FF UNTAG IJI lamtoro digunakan secara tradisional sebagai antidiabetikum, karena ilu diduga mengandung
Bkomponen aktif yang dapat menurunkan kadar glukosa darah.
Telah dilakukan penelitian efek hipoglikemik dekokta 10% biji lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) dc Wit.) dengan dosis 1 g/kg bb. per oral pada kelinci, dan efeknya dibandingkan dengan efek susp'ensi 0,20 % tolbutamida dengan dosis 20 mg/kg bb. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan sama subyek. Digunakan 6 ekor kelinci putih jantan, dimana masing-masing kelinci mendapat 3 macam perlakuan, yaitu: (1) air suling, (2) dekokta 10% biji lamtoro , (3) dekokta suspensi 0,20 % tolbutamida yang diberi secara acak dengan
selang waktu 1 minggu. Untuk melihat efek hipoglikemik digunakan metoda uji toleransi glukosa oral dengan pemberian glukosa peroral 1,75 g/kg bb. Kadar glukosa darah ditetapkan pada jam ke-1, 0, + 1, +2, +3, +4 dan +5. Pemberian air suling, dekokta 10% biji lamtoro dan suspensi 0,20% tolbutamida pada jam ke 0, sedangkan pemberian larutan 20% glukosa pada jam ke +1. Ternyata dari dekokta 10% biji lamtoro serta suspensi 0,20% tolbutamida hanya dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci di atas normal. Penurunan kadar glukosa darah kelinci dekokta 10% sampai 46,02% biji lamtoro, sedangkan suspensi 0,20% tolbutamida dapat menurunkan kadar ghikosa darah kelinci sampai 107,16%. (No. 84*) LEUCAENA LEUCOCEPHALA (LAM.) DE WIT.
Kandungan tanin dan mimosin pada getah Leucaena leucocepala resisten dan non-resisten terhadap Heteropsyla cubana AGUS SADSO S., 1989; JK FMIPA Ul lamtoro merupakan tanaman serbaguna. Sejak awal 1986, sebagian besar lamtoro di TANAMAN Indonesia terserang hama kutu loncat, sehingga peranannya sebagai sumber hijauan nutrisi
terancam. Penelitian ini bertujuan membandingkan kandungan tanin dan mimosin pada getah lamtoro yang resisten dan non-resisten terhadap serangan hama kutu loncat. 34
Hasil analisis kandungan tanin pada daun muda, menunjukkan adanya korelasi positif (r = Q,87) dengan kandungan tanin pada getah lamtoro. Kadar tanin anlar spcsics (atau kultivar) lamtoro berbeda nyata satu sama lain, demikian pula kandungan tanin pada kelompok yang resisten (4 kultivar, ulangan 3 pohon) dan non-resisten (10 kultivar, uiangan 3 pohon) menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P < 0,05). Kadar rata-rata tanin dari daun muda dan getah pada kelompok yang resisten berturut-lurut adalah 0,62 ± 0,05% dan 14,45 ± 7,81% (berat kering), sedangkan pada kelompok yang non-resisten berturut-turut adaJah 0,29 ± 0,12% dan 2,08 ± 1,91% (berat kering). Kandungan mimosin pada getah lamtoro juga menunjukkan perbedaan antar spesies (atau
kultivar), sedangkan kandungan mimosin pada kelompok yang resisten tidak berbeda nyata dengan kelompok yang non-resisten (P > 0,05). Hasil rata-rata kadar mimosin pada kelompok yang resisten (7 kultivar, ulangan 5 pohon) adalah 6,82 ± 2,05% dan yang non-resisten (6 kultivar, ulangan 5 pohon)
adalah 8,60 ± 1,55% (berat segar). Dari hasil di atas dapat diartikan bahwa tanin dapat merupakan salah satu faktor yang menentukna ketahanan jenis lamtoro Icrtentu tcrhadap serangan hama kutu loncat, sedangkan mimosin tidak. (No. 85*) HTSEA CUBEBA PERS.
Pemeriksaan pendahuluan terhadap daya antibakteri beberapa (tigabelas) minyak atsiri (6. Litsea cubeba Pers. atau krangeyan) LUCKY HAYATI, 1990; JK FMIPA Ul
(LihatNo. 155*) (No. 86*) LORANTHUS SPEC. DIV.
Uji pendahuluan efek antitumor ekstrak etanol beberapa
tanaman menggunakan cakram kentang yang diinokulasi dengan KumanAgrobacterium tumefaciens (3. Loranthus spec. div. atau benalu) FANOKA, 1990; JF FMIPA Ul (LihatNo. 152*) (No. 87*) MANG1FERA INOICA L.
Stud! pendahuluan ckstraksi minyak atau lemak beberapa jenis biji mangga (Mangifera indica L.) beserta penentuan sifat fisiko kimia dan komposJsi asam lemak penyusun trigliseridanya EDI ROSA, 1990; JK FMIPA Ul Ul buah mangga pada musim buah mangga hanya dibuang begitu saja, sebagai limbah pertanian dan hanya dalam jumlah kecil digunakan untuk perkembangbiakan. Mcnurut hasil analisis, tepung isi biji mangga mengandung: 4,79% protein; 11,56% lemak; 2,5% serat kasar; 0,89% abu; 5,93% tanin dan 77% karbohidrat. Usaha untuk mcnggali sifat fisiko kimia isi biji mangga belum banyak dilakukan, padahal ada kcmungkinan linibah (crscbut mcmpunyai polcnsi yang cukup bcsar sebagai sumbcr minyak/lemak. Scrbuk kering isi lima jenis biji mangga (Arumanis, Dermayu, Manalagi, Golck, Bacang) Icrsebut secara terpisah diekstraksi berkesinambungan menggunakan sokslet selama 24 jam. Sebagai pelarut digunakan n-hcksana. Tcrhadap minyak atau lemak hasil ckslraksi tcrscbul, dilakukan dua perlakuan berturut-turut, yaitu pemurnian menggunakan larulan soda api (0,1 N NaOH) dan pemucatan dengan menggunakan bleaching earth dan karbon aktif. Rcndomcn minyak atau lemak isi biji mangga (mango seed kernel), minyak alau lemak yang telah dimurnikan, merupakan padalan (lemak padat) pada suhu ruang. Kcadaan Icrsebut sesuai dengan besaran fisiko kimia yang berhasil dilcntukan pada penelitian ini. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak alau lemak isi biji mangga bervariasi dari satu jenis mangga ke jenis mangga yang lain, yailu: asam palmital (16 : 0), asam stearat (18 : 0), asam oteat (18 :1), asam linoleat (18 : 2) untuk mangga Arumanis, sedangkan untuk mangga Dcrmayu, Golck, Manalagi dan Bacang hanya mengandung asam palmitat, asam stearal dan asam oleat. 35
(No. 88*) MANIHOT GLAZOV1I MUELL. ARG.
Penentuan kadar protein p'ada daun ketela pohon (Manihot utillisima) dan ketela pohon karet (Manihot glazovii) MARDIANI SUSILOWATI, 1989; JK FMIPA Ul (Lihat No. 89*)
(No. 89*) MANIHOT UTILISSIMA POHL.
Penentuan kadar proteinpada daun ketela pohon (Manihot utilissima Pohl.)
dan ketela pohon karet (Manihot glazovii Muell. Arg.) MARDIANI SUSILOWATI, 1989; JK FMIPA Ul antara daun-daunan (sayuran), daun singkong mengandung protein paling banyak. nelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar kandungan protein dari daun tua dan daun mm!;! dari ketela pohon (Manihot utilissima) serta dari ketela pohon karel (Manihot glazovii). Mctode yang digunakan dalam penetapan kadar protein dalam percobaan ini adalah metodc Kjeldhal. Dari percobaan ini diperoleh bahwa kadar protein dalam: daun muda ketela pohon = 12,88%; daun tua ketela pohon: 11,81%; daun muda ketela pohon karet: 12,32%; daun tua ketela pohon k;ircl: 9,31%. Kesimpulan dari percobaan yang dilakukan adalah bahwa daun muda ketela pohon mempunyai kadar protein paling tinggi. Oleh karena itu dalam mengkonsumsi sayuran, khususnya daun singkong, sebaiknya dipilih daun ketela pohon yang muda. (No. 90*) MANIHOT UTILISSIMA POHL.
Penetapan cemaran mikroba pada pati singkong (Manihot utilissima Pohl.) AZILA MEVIANTI LUKMAN, 1989; FF UP ATI singkong mempunyai persyaratan cemaran mikroba yang ditetapkan oleh Departcmen Pkesehatan. Persyaratan cemaran mikroba dari pati singkong untuk obat ternyata berbeda dengan
persyaratan cemaran mikroba pati singkong untuk makanan, Untuk itu dilakukan penelitian tcrhadap pati singkong yang diatnbii dari beberapa pabrik obal (contoh: A, B, C, D, E dan F), pabrik lapioka (contoh: G, H, I dan J) dan pedagang besar farmasi (contoh: K ,L dan M). Pcngujian pada pali singkong mcliputi penetapan bilangan baktcri aerob, uji kapang dan khamir, uji Pseudornonas aeniginosa, uji Staphylococcits auretts, penetapan MPN coliform, uji Escherichia coli dan uji Salmonella. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 13 contoh yang diteliti hanya satu yang memenuhi persyaratan cemaran mikroba yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan.
(No. 91*) MELALEUCA LEUCADENDRA L.
Pemeriksaan minyak kayu putih (Melaleuca leuca dendra L.) secara kromatograii lapis tipis di sarnping uji mutu berdasarkan Standar Perdagangan, Standar Industri Indonesia dan Farmakope Indonesia JUDIASTUTI, 1989; FFUP
uji mutu minyak kayu putih berdasarkan Standar Perdagangan (SP), Standar Industri DILAKUKAN Indonesia (SII) dan Farmakope Indonesia (Fl), serta pemeriksaan kromatografi lapis tipis.. Hasil pemeriksaan 15 cuplikan minyak kayu putih menunjukkan, bahwa cuplikan tersebut minimal mempunyai satu kekurangan dalam memenuhi persyaratan mutu. Uji kelarutan dalam etanol 80% merupakan cara yang paling praktis dan murah untuk orientasi mutu minyak kayu putih. Kelompok cuplikan yang termasuk harga lebih maha,l lebih bermutu dari
kelompok yang termasuk harga lebih murah. Dalam melakukan orientasi mutu minyak kayu putih lernyata teknik KLT tidak lebih baik dari uji kelarutan dalam etanol 80% 36
(No. 92*) MELALEUCA LEUCADENDRA L.
Pemeriksaan pendahuluan terhadap daya antibakteri beberapa (tigabelas) minyak atsiri (7. Melaleuca leucadendra L. atau kayu putih) LUCKY HAYATI, 1990; JK FMIPA Ul (LihatNo. 155*) (No. 93*) MELASTOMA POLYANTHUM BL.
Identifikasi daun harendong (Melastoma polyanthum Bl.)t secara makroskopi, mikroskopi dan kromatografi lapis tipis NURSRINAL, 1989; FF UP
identifikasi secara makroskopi, mikroskopi dan pemeriksaan kandungan kimia secara DII.,AKUKAN kromatografi lapis tipis (KLT) pada daun harendong (Melastoma Polyanthum Bl.) Daun harendong mengandung tanin, stcroida dan flavonoida. Daun harendong sebagai simplisia
tunggal dapal diidenlifikasi secara KLT dengan bercak senyawa steroida dengan hRf=33, menggunakan cairan eluasi campuran benzen : aseton = 85 : 15, pereaksi Liebermann-Burchard. Dalam campuran dengan jamu discntri A, B dan C, daun harendong sulit dibedakan. Bercak senyawa flavonoida hRf=42, menggunakan cairan eluasi campuran etilaselat : elilmetilketon : asam formiat : toluol = 50 : 30 : 10 : 10, penampak bercak iarutan 1% AlCb dalam ctanol dapat digunakan untuk identifikasi daun harendong sebagai simplisia tunggal maupun campuran dalam jamu disentri A, B dan C. (No. 94*) MELIA AZEDARACH LINN.
Pemeriksaan pendahuluan kandungan kimia daun mindi (Melia azedarach Linn.) NUNUNG NURHAYATI, 1989; FF UP
D
AUN mindi mcrupakan obat tradisional yang berkhasiat sebagai obat anti diabetes, dapat mengurangi rasa sakit dan perut nyeri. Telah dilakukan penelitian yang melipuli pemeriksaan makroskopi, mikroskopi dan pemeriksaan secara kimia. Pemeriksaan pendahuluan menunjukkan adanya flavonoida, saponin, tanin galat dan slcroida. Dari abu daun mindi ditemukan unsur kalsium, kallum, magnesium dan natrium. Dari ekstrak cler minyak bumi lelah dapal diisolasi senyawa steroida, diduga Icrmasuk golongan sterol. Dari ekstrak elanol diisolasi senyawa flavonoida yang diduga termasuk senyawa golongan isoflavon dan (lavonon.
(No. 95*) MERREMIA MAMMOSA HALL. F
Uji pendahuluan efek antitumor ekstrak etanol beberapa (enam) tanaman menggunakan cakram kentang yang diinokulasi dengan
kuman Agrobacteriwn tiimefaciens (4. Merremia mammosa Hall, atau oidara upas) FANOKA, 1990; JF FMIPA U! (LihatNo. 152*) (No. 96*) MOMORDICA CHARANTIA L.
Pengaruh pemberian ekstrak biji paria (Momordica charantia L.) terhadap motilitas, viabilitas dan morfologi spermatozoa pada mencit (Mus muculus L.) galur AJ NURAINI LUBIS, 1991; FB UNAS dan ekstrak buah paria berpengaruh terhadap motilitas, viabilitas dan spermatogenesis PERASAN manusia dan mencit. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji
paria lerhadap motililas, viabilitas dan morfologi spermatozoa normal mencit. Dala dianalisis dengan menggunakan rancangan acak kelompok, dengan 5 taraf perlakuan, yaitu: kelompok kontrol (K), kelompok kontrol plasebo (Kp), kelompok perlakuan EI (5 mg/mL),
37
kclompok pcrlakuan £2 (10 mg/mL) dan kelompok perlakuan £3 (20 mg/mL) dengan 8 kali pcngulangan. Pcmberian dosis dilakukan setiap hari selama 40 hari sccara oral. Pengamatan motilitas dilakukan dengan menggunakan bilik hilung Neubaucr dan yang diamati motilitas progresif dan non-progresif. Sedangkan pengamatan viabilitas dan morfologi spermatozoa dilakukan secara random per 200 spermatozoa yang masing-masing diamati dengan pewarnaan supravital eosin->>e//ow serta pewarnaan giemsa. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan tidak adanya pengaruh yang berbeda nyata pada motilitas, viabilitas maupun morfologi spermatozoa. Hal ini berarti bahwa dosis ekstrak biji belum menimbulkan pengaruh terhadap motilitas, viabilitas dan morfologi spermatozoa mencit. (No. 97*) MOMORDICA CHARANT1A L.
Identifikasi kandungan kimia buah pare (Momordica charantia L.) LUKY JULIANA, 1990; FF UP
S
KRINING pendahuluan fitokimia serbuk buah pare (Momordica chanmila Linn.) yang dilakuk;m Dari ekstrak eter minyak bumi telah dapat diisolasi suatu senyawa steroida berupa kristal, berbentuk lempeng, warna putih, tidak berbau dan tak bcrasa, yang diduga scbagai senyawa stcrol, mempunyai jarak lebur 128 - 130°C dan memberikan rcaksi positif terhadap pcreaksi steroida yang diidentifikasi dengan pereaksi kimia (Liebermann-Burchard dan Carr-Price) dan spcklrofomclci ultraviolet dan inframerah. Dari ekstrak etanol 95% tclah diisolasi suatu senyawa flavonoida yang berfluoresensi biru di bawah sinar ultraviolet 366 nm, tanpa atau dengan penampak bercak larutan 5% AlCb dan nap amonia dan diduga sebagai senyawa isoflavon. Juga telah diisolasi suatu senyawa saponin yang bcrwarna coklat yang memberikan reaksi positif dengan uji buih. (No. 98*) MOMORDICA CHARANTIA L.
Uji pendahuluan pengaruh sari buah pare (Momordica charantia L.)
terhadap kadar glukosa darah manusia normal KASMIDA.1989; JF FMIPA Ul
buah pare dilaporkan dapat mcnurunkan kadar glukosa darah kelinci dan tikus, baik yang SARI normal maupun setelah dibuat diabetes dengan alloxan. Telah dilakukan uji pendahuluan pengaruh sari buah pare yang diker'mgkan terhadap bebcrapa sukarelawan pria bcrusia antara 20 - 30 tahun dengan berat badan normal, tidak mendcrita penyakil
hati, ginjal dan kelainan lainnya serta lidak sedang menggunakan obat-obatan . Delapan belas orang sukarelawan dibagi 3 kelompok masing-masing mendapal lakaran yang setara
dengan 900 g buah pare segar (kelompok I); 1.800 g buah pare segar (kelompok 11); 2.250 g buah pare segar (kelompok III). Setiap kelompok mendapat dua kali perlakuan, pcrlakuan perlama dilakukan ujitolcransi glukosa dengan beban 50 g glukosa, perlakuan kedua dilakukan uji toleransi glukosa dengan beban glukosa 50 g dilambah pcmbcrian obal (sari buah pare kering). Dari hasil penelitian diketahui bahwa sari kering buah pare dengan takaran yang selara dengan 1.800 g buah pare segar, mcnurunkan kadar glukosa darah secara bermakna. (No. 100*) MURRAYA PANICULATA (L.) JACK.
Studi isolasi dan penentuan struktur molekul senyawa kimia dari daun tanaman kemuning (Murrayapaniculata (L.) Jack.) dalam fraksi netral YUDININGSIH, 1989; JK FMIPA Ul
G atau Murraya paniculata (L.) Jack, merupakan tanaman perdu yang mudah dan banyak i, baik yang tumbuh liar maupun yang sengaja ditanam. Tanaman im banyak digunakan sebagai obal, antara lain daun digunakan untuk mengatasi kctidakleraluran organ generatif pada
wanita (menslruasi tidak teralur), mengatasi kegemukan, air rebusan digunakan untuk meneuci mulut pada saat sakil gigi, dan juga untuk mengatasi herpes pada perut. 38
Komponen kitnia dari daun tanaman ini diperoleh dengan cara perendaman dalam pelarut n-heksana, selanjutnya ekslrak n-heksana diberi etiiasetat kcmudian dicucl berturut-turut dengan larutan 5% natrium bikarbonat dan larutan 5% natrium hidroksida.
Komponen kimia yang lerdapat di dalam fraksi etiiasetat dipisahkan, menggunakan kromatografi kolom dan alumina sebagai fase diam. Fase gerak adalah campuran n-heksana dan etiiasetat yang kepolarannya dinaikkan secara bertahap. Scdangkan pada pemisahan dengan kromatografi lapis tipis digunakan silika gel sebagai fase diamnya. Pemurnian dilakukan dengan cara rekristalisasi. Komponen yang sudah murni ditentukan strukturnya dengan menggunakan spektrofotometer inframerah, NMR (proton dan karbon-13) dan GC-MS. Senyawa kimia yang berhasil diisolasi dan diidentifikasi adalah 7-metoksi-8-(3,4-dihidroksi- isopcntena) kumarin, sedang satu senyawa kimia lain diduga termasuk scnyawa lupan, yaitu 5,21-dien-20,22-diol-lupan.
(No. 101*) MYRISTICA FRAGRANS HOUTT.
Uji mikrobiologi terhadap manisan buah pala Myristica fragrans Houtt. dan buah are,n(Arengapinnata Merr. pada sekolah dasar di Kecamatan Pasar Minggu RITA ENDANG BARIMBING, 1989; JF FMIPA Ul (Lihat No. 24*) (No. 102*) MYRISTICA FRAGRANS HOUTT.
Pemeriksaan pendahuluan terhadap daya antibakteri beberapa (tigabclas) minyak atsiri (8. Myristica fragrans Houtt. atau pala) LUCKY HAYATI, 1990, JK FMIPA Ul
(Lihat No. 155*) (No. 103*) NEPHENTHES GYMNAMPHORA
Studi isolasi senyawa kimia batang tanaman kantung semar (Nepenthes gymnamphora) dalam fraksi netraidan penentuan struktur molekulnya SRI PuRWATi,1989;JK FMIPA Ul ANAMAN kanlung semar merupakan tanaman daerah tropis dan sering dijumpai di dalam hutan ataupun di Icreng-lcreng bukit. Tanaman ini dapat digunakan sebagai obat batuk dan demam. Tclah dilakukan sludi isolasi senyawa kimia batang tanaman kantung semar (Nepenthes gymnamphora) dalam fraksi netral dan penentuan struktur molekulnya. Komponen kimia dari batang ini diperoleh dengan cara perendaman dalam metanol; ekstrak tnctanol ini diekstraksi dengan etiiasetat dan larutan 5% NaHCOa. Fraksi elilaselat yang didapat dickstraksi dengan larutan 5% NaOH. Komponen kimia dari fraksi etiiasetat dipisahkan menggunakan kromatografi kolom dengan silika gel sebagai fase diam dan fase gerak campuran nhcksana dan etiiasetat. Komponen yang diperoleh dimurnikan dengan rekristalisasi dan diidentifikasi menggunakan spcktrofotomeler inframerah, ultraviolet, NMR (proton dan karbon-13) dan MS. Senyawa yang berhasil diisolasi adalah plumbagin (S-hidroksi-l-metil-l^-naftokinon), droserona (3,5dihidmk.si-2- metil-l/l-iuillokinon) d;m sitoslcrol.
T
(No. 104*) ORTHOSIPHON STAMINEUS BENTH.
Perbandingan pola kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis dari lima macam simplisia yang berkhasiat sebagai diuretika (2. Orthosiphon stamineus Benth. atau kumis kucing) YUNIWATI APRILIE WIJAYA,; 1990; FF UP (Lihat No. 154*)
39
Wo. JO**) PHASEOLUS RADIATUS L.
Penentuan kandungan zat besi dalam biji kacang-kacangan (Phaseolus radiatus L. atau kacang hijau) TASLIMAH MUJI TRIATMO, 1990; LP UNDIP (LihatNo. 153*)
(No. 107*) PHYUANTHUS ACIDUS SKEELS.
Uji pendahuluan efek antitumor ekstrak etanol beberapa (enam) tanaman menggunakan cakram kentang yang diinotulasi
denganKumanAgrobacteriumtumefaciens
(5. rhyllanthus acidus Skeels atau meniran) r\NOKA, 1990; JF FMiPA Ul
(LihatNo. 152*) (No. 108*) PHYLLANTHUS NIRURI L.
Perbandingan pola kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis dari lima macam simplisia yang berkhasiat sebagai diuretika (3. Phyllanthus niruri L. atau meniran) YUNIWATI APRILIE WIJAYA, 1990; FF UP (LihatNo. 154*) (No. 109*) PHYLLANTHUS NIRURI L.
Identifikasi secara kromatografi lapis tipis herba meniran (Phyllanthus niruri L.) dalam ramuan obat tradisional
berdasarkan kandungan flavonoida
TRISNAWATI, 1990; FF UP ELAH dilakukan pemeriksaan secara kromatografi lapis tipis herba meniran (Phyllanlhus nintri L.) dalam ramuan yang dibuat sendiri dan dalam ramuan obat tradisional dari pasaran. Sari dibuat dcngan 2 macam pelarut, yaitu metanol dan eler minyak bumi, Metode pcnelilian berdasarkan Pola
T
Reverse Approach Tahap I. ., Hasil penelitian adalah sebagai berikut. 1. Pada analisis kualitatif terhadap herba meniran berdasarkan kandungan flavonoida, ternyata tidak perlu dilakukan prapenyarian dengan eter minyak bumi;
2. Herba meniran dalam ramuan yang dibuat sendiri dapat diidentifikasi secara kromatografi lapis tipis berdasarkan kandungan flavonoida; 3. Dalam 3 macam ramuan obat tradisional dari pasaran yang pada etiketnya tertera herba meniran dengan kadar 6%, 8% dan 8% ternyata pada kromatogram lidak diperoleh bercak khas meniran. (No. 110*) PIPER BETLE L.
Penelitian makroskopis, mikroskopis dan kromatografi lapis tipis terhadap tiga macam daun sirih SUPARTINAH, 1988;FFUP
ONOGRAFI daun sirih dalam Materia Medika Indonesia Jilid IV tidak menycbutkan ragam daun Msirih yang harus digunakan. Tanaman sirih mempunyai warna daun yang berbeda-beda, yaitu
kuning, hijau dan daun sirih kaki merpati dengan tulang daun berwarna merah. Telah dilakukan penelitian makroskopi, mikroskopi dan kromatografi lapis tipis terhadap ketiga macam daun sirih tersebut di atas. Hasil penelitian makroskopi menunjukkan bahwa masing-masing daun dapal diidentifikasi melalui
warna daun dan warna tulang daun serta secara organoleptis. Hasil penelitian mikrokopi menunjukkan, bahwa perbedaan hanya pada daun sirih kaki merpati yang pada pengamatan pen40
.JL
ampang mdintang daun dan sayatan epidermis bawah melaui tulang daun tampak warna merah pada seirsclnya, sedang pada daun sirih hijau dan daun sirih kuning tidak menunjukkan perbedaan. Hasii penelitian secara kromatografi lapis tipis (fase diam silika gel GF254, penyari metanol dan
kloroform, berbagai macam cairan eluasi, jarak rambat 15 cm, pereaksi am'saldehid-asam sulfat, vanilin sulfat, asam sulfanilat yang diazotasi, lempeng dipanaskan pada suhu 110°C selama 10 menit, sebelum dan sesudah disemprot, pengamatan kromatogram di bawah smar biasa dan sinar UV 366 nm menunjukkan, bahwa masing-masing bercak dari ketiga daun sirih memberikan warna maupun harga hRf yang tidak berbeda. Kesimpulan yang dapat diambil ialah daun sirih kuning, daun sirih hijau dan daun sirih kaki merpati tidak menunjukkan perbedaan dalam bercak kromatogram. (No. Ill*) PIPER CUBEBA L.
Pemeriksaan pendahuluan terhadap daya antibakteri beberapa
(tigabelas) minyak atsiri (9. Piper cubeba L. atau kemukus) LUCKY HAYATI, 1990; JK FMIPA Ul (LihatNo. 155*)
(No. 112*) PIPER NIGRUM L,
Pemeriksaan pendahuluan terhadap daya antibakteri beberapa (tigabelas) minyak atsiri (10. Piper nigrum L. atau lada) LUCKY HAYATI, 1990; JK FMIPA Ul (LihatNo. 155*)
(No. 113*) PITHECELLOBIUM LOBATUM BENTH.
Pengaruh jengkol (Pithecellobium \obatum Benth.) terhadap fungsi ginjal tikus putih WASDIAPAN, 1990; FB UNAS esudah fnemakan jengkol biasanya lerjadi keracunan. Keracunan jengkol ini kadang-kadang dapat rnengakibaCkan kcgagalan ginjal clan penyumbatan saluran urinaria. Kerusakan ini ditandai dengan kenaikan ureum, krealinin dan asam urat dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jengkol sebagal makanan campuran pada tikus terhadap kadar ureum, kreatinin dan asam urat dalam darah. Konsentrasi jengkol yang digunakan dalam makanan standar adafah 0%; 12,5%; 25%; 37,5% dan 50%. Makanan ini diberikan selama 10 minggu, sesudah masa itu tikus dibunuh. Darah yang didapat dipakai untuk pemeriksaan ureum, kreatinin dan asam urat. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nifai ureum, krealinin dan asam urat dalam darah tidak dipengaruhi oleh pemberian jengkol pada makanan slandar. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terjadi kerusakan ginjal yang disebabkan oleh penambahan jengkol scbagai makanan campuran pada seluruh konsentrasi.
S
(No. 114*) PITHECELLOBIUM LOBATUM BENTH.
Pengaruh pemberian biji jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.) terhadap struktur histologis ren dan ureter kelinci (Lepus sp.) TYAS RINI SARASWATI dkk.,1991; BP MIPA UNDIP ui jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.) mengandung asam jengkolat. Zat tersebut bersifat toksis, yang bcrpcngaruh pada sistem urinaria. Untuk mengclahui apakah biji jengkol benar-benar berpengaruh pada struktur ren dan ureter, dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian biji jengkol terhadap struktur histologis ren dan ureter kelinci (Lepus sp). Kelinci yang digunakan berumur 6 bulan dan perlakuan dilakukan menggunakan ekstrak biji jengkol dalam 10 mL air. Perlakuan dengan dosis bertingkat, yaitu: kontrol, 10 g, 20 g, 40 g biji jengkol. Sedangkan variable yang diamati antara lain: ukuran sel epitelium tubulus kontortus ren, berat ren, tebal lapisan epitelium 41
transisional ureter. Dari hasil pengamatan mikroanatonri irisan melintang tiap hari per oral selama 4 hari, ternyata an-
lara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan struktur. Hasil analisis data dengan CRD menunjukkan ada beda nyata antar perlakuan, karena F hitung lebih besar dari F label, sehingga dapat dibuktikan bahwa asam jengkolat yang terdapat pada biji jengkol benar-benar berpengaruh terhadap struktur histologis ren dan ureter kelinci (Lepus sp). Kerusakan yang terjadi pada ren antara lain meliputi cedera sel nukleus yakni terjadi pembengkakan sel, atrofi sel, nukleus piknotik, kerusakan glomerulus, sehingga ultrafiltrasi glomerulus terganggu. Kerusakan yang terjadi pada ureter antara lain terjadi penebalan lapisan epithelium transisional ureter, lumen menyempit dan lain- lain. (No. 115*) PITHECELLOBIUM JIRINGA (JACK) PRAIN. EX KING.
Pengaruh rebusan dan ekstrak etanol kulit batang pohon jengkol (Pithecettobium jiringa (Jack) Prain. ex King.) terhadap kadar glukosa daran kelinci BAMBANG WISPRIYONO, 1991; JF FMIPA Ul ALAH satu efek tanaman jengkoi yang banyak digunakan di masyarakat adalah untuk penyakit
Sdiabetes mellitus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek hipoglikcmik potongan kulit
batang pohon jengkol pada kelinci dengan nxetodc uji toleransi glukosa secara oral. Potongan kulit batang pohon jengkol dibcrikan secara oral dongan mcnggunakiin sonde linnlniniv Kelinci dibagi atas 4 kelompok. Kelompok pertama diberi air dengan volume pemberian 1 ml/kg b.b., kelompok kedua diberi suspensi tolbulamid 250 mg/kg bb., kelompok ketiga diberi rebusan potongan kulit batang pohon jengkol konsentrasi 10% b/v dengan dosis 1 mL/kg bb., kelompok kccmpat diberi ekstrak etanol potongan kulit batang pohon jengkol konsenlrasi 200% b/v dengan dosis 1 mL/kg bb. Toleransi glukosa kelinci pcrcobaan yang diberi potongan kulit batang pohon jengkol dibandingkan
dengan toleransi glukosa kelinci percobaan yang diberi air sebagai kontrol. Hasil statistik memperlihatkan bahwa rebusan potongan kulit batang pohon jengkol lidak memperlihaikan efek hipogHkemik yang bermakna, kecuali pada jam ke-3 terhadap kelompok kontrol dan pada jam ke-4 terhadap kelompok ekstrak etanol. (No. 116*) PLANTAGO MAJOR LINN.
Perbandingan pola kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis dari lima macam simplisia yang berkhasiat sebagai diuretika
(4. Plantago major Linn, atau daun sendok)) YUNIWATI APRILIE WiJAVA, 1990; FF UP (LihatNo. 154*)
(No. 117*) PLUCHEAINDICA LESS.
Identifikasi secara kromatografi lapis tipis terhadap daun beluntas (Pluchea indica Less.) dalam empat ramuan buatan sendiri INGGIAPUSPITA, 1989; FF UP
ELAH dilakukan penelitian analisis kualitatif terhadap daun bclunlas (Plnchea indica Less.) T sebagai simplisia utama dari 4 ramuan simplisia buatan sendiri. Identifikasi dilakukan secara KLT berdasarkan Tahap I Pola Kerja Reverse Approach, yaitu analisis secara KLT untuk mendapatkan bercak khas suatu simplisia utama dalam ramuan jamu. Pada tahap ini kromatogram yang baik adalah
yang memenuhi rumus A + B = C. Tujuan penelilian adalah: 1. Membuktikan bahwa untuk daun beluntas yang diidentifikasi secara KLT masih berlaku rumus A + B = C; 2. Membuktikan bahwa minyak atsiri tidak mengganggu idcntifikasi flavonoida. Pada penelitian ini daun beluntas diidentifikasi secara KLT berdasarkan kandungan flavonoida
yang dikerjakan melalui 2 pola kerja, yaitu: 1. Bisari langsung dengan metanol; 2. Disari terlebih v dahulu dengan eter minyak bumi dan sesudah itu baru dengan metanol. 42
Cairan eluasi adalah etilasctat : etilmetilketon : asamformat : air= 50 : 30 : 10 :.10, dideteksi dengan penampak bercak larutan 1% AlCb dalam etanol. KLT memenuhi rumus A + B = C, dan kromatogram daun beluntas yang disari langsung dengan
metanol sama dengan kromatogram daun beluntas yang disari terlebih dahulu dengan eter minyak bumi dan sesudah itu baru disari dengan metanol. (No. 119*) PLUCHEAINDICA LESS.
Penelitiaritmikrobiologi terhadap kandungan antimikroba
dari lima jenis tumbuhan (4. Pluchea indica Less atau beluntas) ANENG WIDYASTUTI, 1990; FF UP (LihatNo. 149*)
(NO. 120*) PLUMBAGO ZEYLANICA L.
Uji pendahuluan efek antitumor ekstrak etanol beberapa (enam) tanaman menggunakan cakram kentang yang diinokulasi cengan kumanAgrobacterium tumefaciens (6. Plumbago zeylanica L. atau ki encok) FANOKA, 1990; JF FMIPA Ul (LihatNo. 152*)
(No. 121*) POGOSTEMON CABL1N BENTH.
Pemeriksaan pendahuluan terhadap daya ^atibakteri beberapa (tigabelas) minyak atsiri (\\.Pogpstemon cablin Benth. atau nilam) LUCKY HAYATI, 1990; JK FMIPA Ul (LihatNo. 155*)
(No. 122*) PSIDIUM GUAJAVA LINN.
Penentuan kadar vitamin C dalam berbagai varietas jambu biji (Psidium guajava Linn.) MURNIATI, 1990; JK FMIPA Ul
J
AMBU biji (Psidium giiajava Linn.) merupakan salah satu hasil hortikultura yang potensia! dan mengandiing vitamin C paling tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lainnya dan mempunyai bermacam-macam jenis. Telah dilakukan penelitian mengenai kadar vitamin C pada berbagai jenis jambu biji (Psidium guajava Linn.), yaitu jambu susu, jambu sari dan jambu Bangkok. Penelitian ini menggunakan metode titrasi berdasarkan reduksi 2,6-diklorofenolindofenoI. Dalam larutan asam, 2,6-dikrorofenolindofenol yang tidak tereduksi akan berwarna merah jambu. Hal ini menunjukkan titik akhir titrasi telah tercapai.
Hasil pcmcriksaan menunjukkan bahwa kadar vitamin C unluk setiap jenis jambu adalah berbeda. Di anlara keliga jenis yang diperiksa, ternyala jambu susu mcmiliki kadar vitamin C terbesar. Bcrturul-lurut kadar vitamin C rata-rata jambu susu atau jambu Pasar Minggu, jambu sari dan jambu Bangkok adalah: 97,3; 86,7; dan 47,6 dalam mg/100 g daging buah.
(No. 123*) PSIDIUM GUAJAVA LINN.
Penelitian mikrobiologi terhadap kandungan antimikroba dari lima jenis tumbuhan (5. Psidium guajava L. atau jambu biji) ANENG WIDYASTUTI, 1990; FF UP (LihatNo. 149*) 43
(No. 124*) PSOPHOCARPUS TETRAGONOLOBUS D. C.
Penentuan kandungan zat besi dalam biji kacang-kacangan (Psophocarpus tetragonolobus D. C.) TASLIMAH MUJI TRIATMO, 1990; IP UNDIP (LihatNo. 153*)
(No. 126*) SANTALUM ALBUM L.
Identifikasi minyak atsiri dari kayu cendana (Santalum album L.) secara kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas MEIKEWANTAH, 1990; FF UP dan kegunaan tanaman cendana terletak pada bagian kayunya yang mengandung minyak iri, yang secara luas digunakan dalam pengobatan, bahan pcwangi, kosmclik dan sabun. Penelitian yang dilakukan meliputi: pemeriksaan makroskopi, mikroskopi dan pemeriksaan pendahuluan menunjukkan adanya flavonoida, saponin, polifenol dan kristal kalsium oksalat. Minyak atsiri didapat dengan cara destilasi uap. Destilat yang diperolch terdiri dari fase air dan minyak, fasc minyak dipisahkan, dikeringkan dengan natrium sulfat anhidrat, disaring, filtral yang diperolch berupa minyak atsiri yang murni. Identifikasi minyak atsiri dilakukan secara kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas cair serta dilengkapi dengan penetapan bobot jenis, indeks bias, rotasi optik, bilangan asam, bliangan ester dan kadar minyak atsiri yang dihitung tcrhadap kayu cendana kering adalah: 2,75 - 2,99 %. (No. 127*) SANTALUM ALBUM L.
Pengambilan minyak pada kayu cendana (Santalum album L.) dengan metode ekstraksi pelarnt A. S. WlNOTO, 1991; IP UNDIP
K
ANDUNGAN kimia kayu cendana (Santalum album L.) adalah minyak atsiri, harsa dan zat penyamak; dalam bidang kedokteran bermanfaat sebagai antiseptik. Telah dilakukan pengambilan minyak kayu cendana dengan mengekstraksi menggunakan eter, ctanol dan akuades. Eter sebagai pelarut menghasilkan kira-kira 0,40% minyak kayu cendana dan etanol sebagai pelarut menghasilkan kira-kira 0,80%, sedangkan dengan akuades sebagai- pelarut memperoleh hasil kira-kira 1,0%. (No. 128*) SANTALUM ALBUM L.
Pemeriksaan pendahuluan terhadap daya antibakteri beberapa (tigabelas) minyak atsiri (12. Santalum album L. atau cendana) LUCKY HAYATI, 1990; JK FMIPA Ul
(LihatNo. 155*) (No. 129*) SERICOCALYX CRISPUS (L.) BREMEK.
Perbandingan pola kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis dari lima macam simplisia yang berkhasiat diuretika (5. Sericocalyx crispus (L.) Bremek. atau kejibeling) YUNIWATI APRILIE WIJAYA, 1990; FF UP (LihatNo. 154*)
(No. 130*) SIDA RHOMBIFOLIA L.
Identifikasi secara mikroskopi dan kromatografi lapis tipis terhadap daun kacapiring, daun saga dan daun sidagun, masing-masing sebagai simplisia utama dari 3 ramuan buatan sendiri INGE HARSONO, 1989; FF UP (LihatNo. 1*) 44
(No. 131*) STEVIA REBAUDIANA BERTONII M.
Pemeriksaan toksisitas sub akut pemanis stevia (Stevia rebaudiana Bertoriii M.)pada hati dan ginjal tikus putih ANITA SRI REDJEKI, 1990; JF FMIPA Ul ELAII dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemakaian pemanis stevia terhadap aktivitas Tserum glutamat piruvat transaminase dan kadar krealinin serum tikus putih. Pemanis stevia
diperoleh dari tanaman Stevia rebaudiana Bertonii M. yang dapat memberikan rasa manis ±300 kali sukrosa dan pernah dilaporkan dapat menurunkan kadar glukosa darah. Pada penelitian ini dipakai 4 kelompok tikus putih jantan, masing-masing terdiri dari 10 ekor. Sccara berurutan, kelompok I, II, III dan IV diberikan pemanis stevia 3,2 mg/200 g; 32 mg/200 g; 320 mg/200 g dan suspensi karboksimetilselulosa 0,5% lmL/200 g bb. sebagai kontrol. Pemberian bahan
dilakukan setiap hari secara per oral selama 3 bulan. Hasil evaluasi dengan Anova searah menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan.
(No. 133*) SYZYGIUM AROMATICUM L.
Identifikasi secara mikroskopi dan kromatografi lapis tipis terhadap cengkeh (Syzygium aromaticum L.) yang terkandung dalam serbat berbentuk serbuk dan ekstrak kering S.PRAYITNANI, 1990; FF UP IZRBAT dapal berbentuk serbuk maupun ekstrak kering. Salah satu bahan untuk membuat serbat adalah cengkeh. Analisis kualitatif terhadap cengkeh dapal dilakukan secara mikroskopi dengan KLT. Metode KLT disusim berdasarkan Pola Kerja Reverse Approach Tahap I dan kromatogram
S
hams mcmenuhi rumus A + B = C.
Hasil penelilian adalah sebagai berikut. Secara mikroskopi cengkeh dapat diidentifikasi berdasarkan fragmen pengcnal (serbuk sari, parcnkim dengan rongga kelenjar, hablur kalsium oksalat bentuk
roset). Ssecara KLT berdasarkan kandungan flavonoidanya menggunakan fase diam: silika gel 60 GFisJ, eluasi I dengan loluen : etilasetat : asam format = 45 : 35 : 20), jarak rambat 10 cm, eluasi II dengan campuran toluen : ctilaselat =70 : 30, jarak rambat 18 cm, penyari metanol, penampak bercak AlCb dalam elanol, diamali di bawah sinar UV 366 nm. Kromalogram menunjukkan empat bercak
khas cengkeh.
(No. 134*) SYZYGIUM POLYANTI1UM (WIGTH) WALP.
Isolasi dan identifikasi kandungan kimia
daun salam (Syzygiumpolyanthum (Wight) Walp.
S
ERLINE SIBURIAN, 1990; FF UP YZYGIUM pofyanlhum (Wight) Walp. merupakan lumbuhan yang daunnya dapat berkhasiat sebagai obat diare, iemah lambung dan antidiabetes. Penelitian ini meliputi pemeriksaan makroskopi, mikroskopi dan pemeriksaan secara kimia.Pene-
litian pendahuluan menunjukkan adanya flavonoida, lanin galat, tanin katekuat, saponin, tritcrpenoida/steroida; dari abu daun telah ditemukan unsur kalsium, magnesium dan natrium. Dari ekstrak eter minyak bumi didapat senyawa triterpenoida dan steroids. Steroida yang didapat diduga sebagai senyawa golongan sterol dan memiliki jarak lebur 135 - 137°C. Dari ekslrak etanol didapat 4 flavonoida yang diduga sebagai: 1) 4-hidroksi flavonol (bercak ungu gelap); 2) 6,7-dihidroksi flavanon/ 7,8-dihidroksi flavanon (bercak biru); 3) Golongan flavonol/flavanon (bercak hijau).
45
(No. 136*) TETRAST1GMA SF.
Penelitian pendahuluan efek antifertilitas infus daun kafteit (Tetrastigma sp.) pada mencit betina (Mus musculus) MULTAFIANUS, 1991; FF UNTAG
empirik daun kafteit digunakan sebagai obat penccgah kehamilan olch suku Tchil di SECAKA dacrah Teminabuan, Kabupaten Sorong, Irian Jaya.
Tclah dilakukan penelitian efek antifertifitas daun kafteit (Tetrasligma sp.) pada mencit betina gaiur Biomedis, dengan menggunakan skema seperti yang dianjurkan oleh Farnsworth yang telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi se tempat. Kadar infus daun kafteit yang digunakan adalah 5%, 10%, 20% dan akuades sebagai kontrol, diberikan per oral melalui sonde lambung. Infus daun kafteit dan kontrol diberikan sejak 10 - 14 hari sebclum kawin sampai hari ke-18 kehamilan. Mencit dimatikan dengan ctcr pada hari k c - l ' > d;in
dilakukan histerektomi. Jumlah fetus yang dilahirkan dihitung. Hasil evaluasi statislik anova scarah tidak menunjukkan pcrbedaan yang bcrmakna (P >(),05) ;i"tai kelompok perlakuan, baik dalam prosentase kehamilan maupun jtimlah rata-rala anak yang dilahirkan.
(No. 137*) THEAS1NENSIS L.
Pengaruh ekstrak teh hijau (Theasinensis L.) terhadap fungsi hati pada tikus putih TUTI MULYAHARTI, 1989; JF FMIPA U!
yang dilakukan di Bag!an Fannakologi FKU1 menyatakan baliwa ekstrak leh hijau PENliUTlAN dapat mcnycbabkan kclainan mikroskopis hati pada mencit. U n t u k melihal lebih jelas efek loksik dari ekstrak teh hijau ini dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh ekslrak (eh hijau (erhadap fungsi hati, menggunakan tikus sebagai hewan percobaan. Pada penelitian ini, tikus diberikan ekstrak teh hijau dengan dosis yang berbeda-beda. Kelompok percobaan diberikan ekstrak teh hijau setiap hari dengan dosis 150 mg/kg bb., 750 nig/kg bb. dan 3750 mg/kg bb. sclama 90 hari. Dari hasil pcnclilian dapat disimpulkan, bahwa pemberian ekslrak leh hijau tlengan dosis rcndah dan scdang tidak mcmpcngaruhi bohot badan, sedangkan pada dosis tinggi dapat menyebabkan penurunan bobot badan. Dcmikian pula kenaikan aktivitas SGPT dan SGOT hanya lerjadi pada pemberian ckstrak teh hijau dengan dosis tinggi.
(No. 139*) THEVETIA PIRUVIANA
Studi lanjutan isolasi dan transformasi senyawa neriifolin dari fraksi netral kulit batang tanaman ki semar (Thevetia piruviana) ALBERTINE SRI S., 1989; JK FMIPA Ul ii&vmiA pintviana merupakan tanaman perdu yang ditanam sebagai lanaman pagar dan tanaman pelindung. Tanaman ini dapal digunakan sebagai obat penurun demain dan sebagai racun ikan. Pada penelitian terdahulu terhadap fraksi netral kulit batang lanaman ini telah berhasi! diisolasi satu senyawA glikosida jantung, yaitu senyawa neriifolin. Senyawa ini dapat merupakan salah salu sumber dari senyawa digitoksigenin yang bersifat merangsang kerja otot jantung. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang bertujuan untuk mcngisolasi dan mentransformasi senyawa neriifolin menjadi senyawa digitoksigenin. Senyawa neriifolin yang telah diisolasi kemudian ditransformasi. Transformasi meliputi reaksi asetilasi menggunakan anhidrida asetat dan piridin dan reaksi hidrolisis menggunakan larutan 7% asam sulfat dalam etanol, Hasil transformasi senyawa neriifolin dttentukan slrukturnya dengan menggunakan spcklrofolonicler inframerah, NMR (proton dan 13C) dan MS. Dari data spektra dapat diidenlifikasi senyawa neriifolin diasetat yang merupakan hasil reaksi asetilasi dan diduga senyawa A -digitoksigenin yang merupakan hasil reaksi hidrolisis,
T
46
(No.-140*) THEVETIA PIRUV1ANA
Studi isolasi dan penentuan struktur molekul senyawa kimia dari kulit akar tanaman ki semar (Thevetia peruviana) dalani ffaksi metanol FARHANI DJOHAN, 1990; JK FMIPA U! ENEUTIAN ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa kimia yang terdapat pada kulit akar tanaman
Pki semar dan menentukan struktur molekulnya. Komponen kimia dari kulit akar tanaman ini
diekstraksi dengan cara perendaman dalam metanol. Analisis kromatografi lapis tipis menunjukkan adanya satu bercak yang sangat jelas dl antara bcrcak lainnya yang tipis. Isolasi dilakukan dengan
menggunakan kromatografi kolom dan silika gel digunakan sebagai fase diam; fase gerak adalah campuran kloroform dan metanol yang kepofarannya dinaikkan secara bertahap. Pemurnian dtlakukan dengan cara rekristalisasi. Komponen yang telah diisolasi kemudian diidentifikasi dengan menggunakan spektrofotometer inframerah, NMR (proton dan karbon-13) dan MS, Senyawa yang berhasil diisolasi dan diidentifikasi adalah neriifolin dan theviridoside. (No. 141*) THEVETIA IMRUVIANA
, Studi isolasi senyawa kimia dari kulit batang tanaman ki semar (Thevetiapiruviana) dalam fraksi netral dan penentuan strukturnya HARYADI, 1989; JK FMIPA Ul OMPONEN kimia dari kulit batang tanaman in! diperoleh dengan cara perendaman dalam
Kmetanol, selanjulnya ekstrak kasar metanol diberi clilasetat, dicuci berturut-turut dengan larutan 5% natrium bikarbonat dan larutan 5% natrium hidroksida . Komponen kimia yang bcrada dalam fraksi etilasctat dipisahkan menggunakan kromatografi kolom dan silika gel sebagai fase diam; fase gerak adalali campuran n-hcksan dan kloroform yang kepolarannya dinaikkan secara bertahap. Scdangkan pada pemisahan dengan kromatografi lapis tipis digunakan fase gerak campuran melanol: kloroform = 5 :95, dan sebagai fase diam adalah kiesegel 60
FZM; kelebalan 0,25 mm. Komponen yang telah diisolasi kemudian diidentifikasi dengan menggunakan spektrofotometer infra merah, speklrofotomcler rcsonansi magnetik inti (proton dan karbon-13) dan spektrofotometer massa. Senyawa yang berhasil diisolasi dan diidentifikasi adalah neriifolin. (No. 142*) TR1P11ASIA TRIPOLIATA IXC.
Pengaruh infus dan rebusan daun segar jeruk kingkit (Triphasta trifoUata D.C.) terhadap usus Kelinci yang diisolasi
J
LYDDARWISDA, 1990; JF FMIPA Ul KKUK kingkil (Tnphasia trifoliate D.C.) merupakan tanaman perdu yang tumbuh di daerah
beriklim tropis. Dalam kepustakaan dinyatakan bahwa jeruk kingkit merupakan tanaman yang daunnya digunakan unluk lujuan pengobalan, di anlaranya sebagai obat diare. Telah dilakukan penclitian pcndahuluan pengaruh infus dan rebusan daun segar jeruk kingkit terhadap konlraksi usus ketinci yang diisolasi dengan menggunakan metoda Magnus.
Dari pcrcobaan didapat hasil: 1) Infus dan rebusan daun segar memberikan pengaruh menurunkan tonus dan amplitudo konlraksi usus kelinci yang diisolasi; 2) Pengaruh infus dan rebusan daun segar jeruk kingkit terhadap kontraksi usus kelinci yang diisolasi tidak menetap, pengaruh akan hilang jika usus dicuci bcbcrapa kali dengan larulan fisiologis; 3) Infus dan rebusan daun segar mempunyai pengaruh menurunkan kontraksi perislallik usus, dengan demikian dapat menerangkan sifat antidiare daun jeruk kingkil. (No. 143*) UNCARIAGAMBIR (HUNTER) ROXB.
Uji mikrobiologi ekstrak daun dan ranting Uncariagamblr (Hunter) Roxb. terhadap beberapabakteri penyebao tukak SUHERl, 1988; JF FMIPA UNAND
tradisional gambir digunakan masyarakal unluk mengobati berbagai macam penyakit, SCCARA antara lain obat lukak yang hiasanya disebabkan olch bakteri golongan kokus dan balang. 47
Telah dilakukan uji mikrobiologi dengan.metode cakram, ekstrak daun dan ranting Uncaria gambir Roxb. terhadap beberapa bakteri penyebab.tukak secara in vitro. Bakteri percobaan diamhil dari spesimen berupa pus pada beberapa pasien yang dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Padang. Ternyata ekstrak yang diperoleh dengan penyarian secara tradisional, memberikan hambatan yang baik pada pertumhuhan..bakteri Gram positif dari bakteri percobaan (Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitik alfa dan Pseudornonas aerugftiosa ), (No. 144*) ZEA MAYS L.
Identifikasi kandungan kimia rambut jagung (Maydis stigmata) .SYAMSUL RASYID AMRON, 1990; FF UP AMBUT jagung digunakan sebagai antihipertensi, antidiabctes dan diuretika. Penelilian ini Rmellputi pemeriksaan makroskopi, mikroskopi dan pemcriksaan secara kimia. Pemeriksaan pendahuluan menunjukkan adanya flavonoida, saponin, lanin, steroida dan (rilurpcnoida, sedangkan pada pemeriksaan unsur anorganik rambut jagung ditemukan unsur kalsium, kalium, magnesium dan natrium. Dari ekstrak eter minyak bumi telah dapat diisolasi senyawa steroida yang diduga sebagai senyawa golongan sterol. Dari ckslrak ctanol diisolasi senyawa flavonoida yang diduga sebagai senyawa golongan antosianidin. (No. 146) ZINGIBER OFFICINALE ROSC.
Pemeriksaan pendahuluan terhadap daya antibakteri beberapa
(tigabelas) minyak atsiri (13. Zingiber officinale Rose, atau jane) LUCKY HAYATI, 1990; JFFMIPAUI (LihatNo. 155*)
(No. 147*) JAMU SESAK NAPAS
Uji efek bronkodilator dari beberapa jamu sesak napas secara in vitro pada kelinci putih jantan AYONNlRiZAL, 1991; JF FMIPA UNAND
Bjamu dengan pabrik jamu lainnya.
EBERAPA macam jamu sesak napas yang beredar, komposisi simpHsianya berbeda dari satu pabrik
Pengaruh jamu obat asma sebagai bronkodilator telah diselidiki pada 4 macam jamu obat asma,
yaitu jamu obat asma dari pabrik jamu A; B; C; dan D. Penelitian dilakukan secara in vitro terhadap trakea terisolasi kelinci putih jantan yang diinduksi dengan asetilkolin klorida. Jamu obat asma dari
pabrik jamu A mempunyai efek sebagai bronkodilator, sedang dari pabrik jamu B; C; dan D tidak memperlihatkan efek sebagai bronkodilator. (No. 148*) JAMU DENGAN EFEK ANTIFERTILITAS
Efek antifertilitas jamu peluntur pada mencit betina CHRISMARTINA A. RADJARATU, 1989; JF FMIPA Ul
J
AMU peluntur merupakan ramuan tradisional dari berbagai tanaman obal yang sering digunakan
untuk mencegah kehamilan atau mengatur haid.
Telah dilakukan pcnelitian efek antifertilitas jamu peluntur pada mencit betina galur Puslitbang Biomedis, menggunakan skema seperti yang dianjurkan oleh Farnsworth yang telah disesuaikan dengan siluasi dan kondisi se tempat. Dosis jamu peluntur yang digunakan adalah 30 kali dosis manu-
sia, diberikan per oral melalui sonde lambung, menggunakan suspensi 0,5 % karboksimetilselulosa dan air hangat sebagai pelarut. Jamu peluntur diberikan sejak 10-14 hari sebelum kawin sampai hari ke-19 dan dilakukan histerektomi. Jumlah fetus yang dilahirkan dihitung. Pada penelitian ini tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok yang mendapat jamu
peluntur dengan grup kontrol dalam: 1) Prosentase kehamilan; 2) Jumlah rata-rata anak yang dilahirkan. Perbedaan yang tidak bermakna pada kedua parameter tersebut juga terlihat antara kelompok. 48
kontrol yang mendapat suapensi 0,5% karboksimetilselulosa dengan kclompok kontrol air. (No. 149*) TANAMAN OBAT DENGAN KHASIAT ANTIMIKROBA
Penelitian mikrobiologi terhadap kandungan antimikroba dari lima jenis tumbuhan ANENG WIDYASTUTI, 1990; FF UP
UMBUHAN beluntas (Pluchea indica Less), jambu biji (Psidium guajava L.), pacar cina (Aglaia Todoraia Lour.), sambiloto (Andrographis paniculata Nees), dan secang (Caesalpinia sappaii L.) merupakan tumbuhan yang sering digunakan untuk mengobati penyakit karena infeksi, oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian terhadap daya antimikrobanya. Pcrcobaan dilakukan sccara mikrobiologi dengan menetapkan adanya daerah hambatan yang berupa lingkaran cerah di sekeliling galian yang bcrisi sari tumbuhan pada medium perbenihan yang telah diinokutasi dengan bakteri tertentu, berturut-turut bakteri Gram positif, seperti B. pumilus, B. subtilis, dan S. aureiis, dan bakteri Gram negatif seperti E. coli, K. pnemoniaae, serta P. auntginosa. Basil percobaan menunjukkan bahwa tumbuhan tersebut di atas memiliki kandungan yangberdaya
antimikroba. (No. 150*) TANAMAN OBAT YANG MENGANDUNG KURKUMIN
Analisis kandungan kurkumin pada rimpang beberapa (empat belas) jenis kurkuma dan Jawa EDDY JUSUF, 1980; FB UNAS
D
ILAKUKAN analisis kandungan kurkumin dari rimpang 14 (empat belas) jenis Curcuma asal Jawa secara kualilalii dan kuanlilatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara reaksi perubahan warna terhadap larutan NaOH dan cara kromatografi kcrtas. Analisis kuantitatif dilakukan dengan pengukuran speklrofolometri terhadap ckslrak kasar dan ekstrak bercak kromatogram. Curcuma zedoaria (temu putih), Curcuma mangga (temu mangga) , Curcuma phaeocaulls (temu ilam), Curcuma aeruginosa (icmu ireng), Curcuma petiolala (temu putri) dan Curcuma aurantiaca (temu blobo) member! gambaran negatif pada uji NaOH. Tetapi dari hasil pengujian dengan kroinalografi, hanya 2 jenis yang discbul tcrakhir tidak menunjukkan bcrcak kurkumin. Bercak k u r k u m i n pada kromatogram bcrbentuk bundar panjang dengan nilai Rf = 0,24, diperoleh dari larutan baku dengan kcpckatan 0,01%. Dari euplikan yang diuji, nilai kurkumin bervariasi dengan kisaran dari 0,22 sampai 0,40. Adanya perbedaan nilai Rf ini discbabkan oleh adanya campuran dengan senyawa lain, seperti lemak yang mcmpcngaruhi migrasi dalam ckstrak kasar. Bercak lain yang didapatkan pada larutan baku kurkumin dan euplikan diperkirakan bercak isomer kurkumin atau kurkuminoid lain. Dengan anaiisis spektrofotometri ke-enam jenis Curcuma yang disebutkan di atas menunjukkan kandungan kurkumin yang sangat rendah. Pada umumnya berkisar antara 0,001-0,004% per berat kering rimpang. Hasil analisis ekstrak kasar dan ekstrak kromatogram tidak menunjukkan perbedaan. Dari 8 jenis lainnya dengan kedua cara analisis spektrofotometri tersebut menunjukkan angka prosenlase yang mencolok dari masing-masing jenis. Angka dari has:l analisis spektrofotometri ekstrak bercak kromatogram dianggap lebih mendekati ketepatan sebagai kadar kurkumin kasar dari suatu euplikan. Kandungan k u r k u m i n lerlinggi didapat pada Curcuma domestica (kunyit) (10-14%), diikuti oleh Curcuma colorala (temu kctek) (9-11%), Curcuma purpwacens (temu kebo) (3-5%), Curcuma euchroma (3-4,75%) (kunir kebo), Curcuma soloensis (temu blcnjeh) (1-3,5%), Curcuma xanthorrhiza (temu lawak) (1,25-2%), Curcuma bmg (0,5-0,7%) dan Curcuma heyneana (temu giring) (0,2-0,3%). Juga didapatkan bahwa kandungan kurkumin pada rimpang utama (umbi pokok) lebih tinggi dibandingkan dengan rimpang eabang. (No. 152*) TANAMAN OBAT DENGAN KHASIAT ANTITUMOR
Uji pendahuluan efek antitumor ekstrak etanol beberapa (enam) tanaman raenggunakan cakram kentang yang diinokulasi dengan kuman Agrobacterium tumefaciens FANOKA. 1990; JF FMIPAUI dikclahui bahwa claun bclimbing wuluh, umbi bidara upas, daun dewa, daun ceremai, daun TELAH ki cncok dan hcrba bcnalu secara Iradisional digunakan untuk mcngobati tumor. Telah dilakukan 49
uji pendahuluan efek antitumor enam ekstrak etanol dari tanaman yang diduga berkhasiat antitumor, menggunakan metode cakram kentang yang diinokulasi dengan kuman Agrobacterium twnefacicns. Kuman ini dapat menimbulkan tumor crown gall pada cakram kentang. Dari hasil penelitian diketahui, bahwa ekstrak etanol tanaman: Averrhoa bilimbi L. (daun belimbing wuluh), Merremia mammosa Hal!, f. (umbi bidara upas), Gynuraprocumbens Merr. (daun dewa), Pkyllanthus acidus Skeels, (daun ceremai yang masih muda), Plumbago zeylanica L. (daun ki encok) dan Loranthus spec. div. (herba benalu) dengan dosis 25 dan 50 ug per cakram kentang dapat menghambat pertumbuhan tumor crown gall sebesar 4-33%. (No. 153*) TANAMAN YANG MENGANDUNG ZAT BESI
Penentuan kandungan zat besi dalam biji kacang-kacangan TASLIMAH, MuDjiTRiATMO,1990; LP UNDIP makanan alamiah banyak yang mcngandung zat besi, sehingga bahan makanan lerselnit BAHAN dapat merupakan sumber mineral besi untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mcngetahui kadar zal besi yang ada dalam biji kacangkacangan. Telah dilakukan analisis kandungan zat besi dalam biji kelompok kacang-kacangan dengan metoda destruksi dan Spektrofotometri. Diperoleh berlurut-turut k actor -at besi pada kedele (Cfycine soya Bcnlh.) 47,7 mg/kg; kccipir (Psopliocarpus tetrugonolobiis D.C.) 33,3 nig/kg dan kacang hijau (Fhaseolns rutliatitx 1,.) 2(> 1,5 nig/kg. (No. 154*) TANAMAN YANG BERKHASIAT SEBAGAI DIURET1KA
Perbandingan pola krpmatqgrafi kertas dan kromatografi lapis tipis dari lima
macam simplisia yang berkhasiat sebagai diuretika YUNIWATI APRILIE WIJAYA, 1990; FF UP
dilakukan analisis kualitatif terhadap lima macam simplisia diuretika, yaitu daun kumis TELAH kucing (Orthosiphon stamineus Benth.), daun sendok (Planlago major Linn.), herba pegagan,
(Centella asiatica (L.) Urban) daun kejibeling (Sericocalyx crispus (L.) Bremek.)dan herba meniran (Phyllanthus niniri L.) Identifikasi dilakukan secara kromatografi kertas terhadap flavonoida dan kromatografi lapis tipis terhadap flavonoida dan minyak atsiri. Tujuan penelitian adalah untuk membandingkan pola bercak kelima simplisia. Sari dibuat dengan atau tanpa hidrolisa. Dari hasil percobaan ini ternyata kelima simplisia tersebut dapat dibedakan satu sama lain secara kromatografi kertas menggunakan cara ekstraksi dan cairan eluasi tertentu. Pada KIT menggunakan penampak bercak minyak atsiri, dihasilkan kromatogram yang lebih baik dari kromatogram simplisia terhadap flavonoida. (No. 155*) TANAMAN YANG MENGANDUNG MINYAK ATSIRI
Pemeriksaan pendahuluan terhadap daya antibakteri beberapa (tigabelas) minyak atsiri LUCKY HAYATI, 1990; JK FMIPA Ul ELAH dilakukan penelitian daya antibakteri dan menentukan kadar hambat minimal (KHM) dari
T13 minyak atsiri, yaitu: minyak akar wangi (Andropogon muricatns Rctz.), minyak cendana
(Santalum album L.), minyak cengkch (Eugenia caiyophyllata L.), minyak jahc (Zingiber officinale
Rose.), minyak kenanga (Canangium odoratum Hook.), minyak kayu pulih (Melalcuca laicadendra L.), minyak kayu manis (Cinnamomum burmanii Bl.), minyak kemukus (Piper atbcba L.), minyak krangeyan (Litsea citbeba Pers.), minyak lada (Piper nignim L.), minyak nilam (Pogostemon cablin Benth.), minyak pala (Myristica fragrans Houtt.) dan minyak serai wangi (Cymbopogon nardus L.) terhadap Escherichia coli ATCC 10536, Pseudomonas aemginosa ATCC 27853, Bacillus subtilis dan Slaphylococcus aureus ATCC 29737. Pengujian dilakukan dengan metode difusi menggunakan cakram kertas dan untuk menentukan konsentrasi hambat minimumnya dilakukan dengan cara pengenceran tabling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa scmua minyak atsiri yang diuji mempunyai daya antibakteri paling sedikit terhadap 2 kuman dan aktivitasnya lerhadap bakteri Gram positif lebih besar dibandingkan terhadap bakteri Gram negatif. 50
INDEKS NAMAPENUL1S
A.S. Winoto, 12, 44 Achmad Yusuf, 1,16 Adi Darmansyah, 13 Agus Purwanto, 2,17
Agus Sadso S., 7,33 Albertine Sri S., 13,46 Andrew Halimanton Lira., 4,25
Aneng Widyastuti, 1,3,11,14,16,22,43,49 Anita Sri Redjeki, 12,45 Arbiyanli Hernita, 6, 30 Asni Amir, 8 Ayonni Ri/.ai, 9,36 Azila Mevianli Lukman, 9,36 Bambang Wispriyono, 11,42 Basuk'i Humaidi, 1 Bcni Imanullah, 2,17 Beilie, 2, 18 Cahya Wijakso.no, 2, 20 Chairul Anwar, 2, 17
tnge Harsono, 1,7,12,15,33,44 Johanna Wijoyo, 7,33 Joni, 4,23 "" Joni Han, 3
Judiastuti, 9,36 Kasmida, 9,38 Koen Praseno, 2,19 Luciewati Sukiman, 4,25 Lucky Hayati,3,6,8,9,10,11,13,14,20,22,25,29, 30,31, 35, 37, 39, 41, 43, 44, 48, 50
Luky Juliana, 9,38 Lyddarwisda, 13,47 Mahyunis Adilfit, 9 Mardiani Susilowati, 8,9,36 Mcikc Wantah, 12,44 Merry Chandra, 4,26 Merry Sumampouw, 4, 25 Muhil All Adam, 14 Mullallanus, 13, 46
Chrismarlina A. Radjaratu, 14, 48
Murniati, 11, 43
Christine, 6, 29 Cornells Adimunlja, 1,15 Diana Serlahwaty, 7,32 Djuariah Ismail, 1, 16 Ebo Bernadinus, 1,16
Nufri Wendri, 8, 34 Nunung Nurhayati, 9,37 Nuraini Lubis, 9,37 Nurainun Sushanti Idris, 3,21 Nursrinal, 9, 37
Eddy Jusuf, 5, 6,14, 27,28,29,30,49
Ramta S. Winata, 13
Edi Rosa, 8,35 Edy Yusuf, 5,27 Eka Wadiartl, 2,19
Rani Sutraningsih, 1,15
Elmida Ilyas, 6,29
R.S Rafiah dkk., 7,32
Erline Siburian, 12, 45 Fanoka, 3, 8, 9, 11,14, 22, 34, 37, 40, 43, 49 Farhani Djohan, 13, 47 Gancs Heldand, 4, 24 Harlawan Sctiawan, 3, 23 Haryadi, 13, 47 HasluliPriyalni, 4 Hendra .luningslh, 6, 30 Hira P. Djamtani, 10 Hitima Wardhani, 3, 23 Indira Pranilasari, 12
Rita Endang Barimbing, 3,10,21,39 Santama Anggraini Lim, 8, 34 Siti Chotimah Z., 6,31 Soelistyo Rini, 2,7,18,32
InggiaPuspita, 11,42
Supartinah, 10,40
Ria Sandradjaja, 3,21 Risa Kota Putra, 4,26
Soemartono dkk., 3,5,22,28 S. Prayitnani, 12, 45 Sri Purwati, 10,39
Subagja, 2,18 Suheri, 13,47
Sukiana, 7,33 Sumarno, 2, 20
51
Suprihatin, 4,24
Wahyuningati, 1,8,11
Suroto Reksodihardjo, 13
Wasdiapan, 11,41
Syamsul Rasyid Amron, 13,48
Yasrul, 12
Syukri Alhamdi, 7,32 Yenni Ellyna, 6,30 Taslimah Mudji Triatmo,?, 12,10,14,33,40,44,50 Yudiningsih, 10,38 Trisnawati, 10,40 Tuti Mulyaharti, 13,46 Tyas Rim Saraswati, 11,41
52
Yun Astuti Nugroho, 7,31 Yuniwati Aprilie Wijaya, 4,10,11,12,14,25,39, 40» 42> H 50
INDEKS NAMA LATIN TANAMAN OBAT
Abntsprccatorius L., 1,1.5 Achillea millefolium L., 1 Adenanthera pavonina L., 1,15 Aglia odorata Lour, 1,16 Aleitrites moluscana Willd., 1 Allium ascalonicwn L., 1,16 A Ilium pomim L., 1, '16,17
Allium sativum L., 2,17,18 Aloe vera L., 2,18 Afyxia reinwardtii Bl., 2,18 Amaranthits spinosus L., 2,19 Anacardium occidental L., 2,20 Ananas comosiis L. Mcrr., 2, 20 Andrographis paniculata Nees., 2,20 Apiwn graveolem L., 3, 21 Arcnga pinnata Mcrr., 3, 21 Averhoa bilimbi L., 3, 22 Azadiruchla mdica A. Juss., 3, 22 Caesalpinia sappan L., 3, 22
Cymbopogon nardus L., 6,30
Dioscorea hispida Dennst., 6,30 Dysoxylwn densiflorum Miq., 6,30 Elephantopus scaber L,, 6, 31 Eugenia caryophyllata Sprengel., 6, 31 Eugenia cumini L., 7, 31 Eugenia polyantha Wight., 7, 32 Foeniculum vulgarae Mill., 7,31 Gardnia rnangostana L., 7, 32,33 Gardenia aitgusta Merr., 7, 33 Gardenia jasminoides ElUs., 7,33 Gfycine soya Benth, 7,33 Gnelum gnemon L., 7,32 Guaziuna itltnifolia Lamk., 7,33 Gynura procwnbens (Lour) Merr., 8,34 Langiuis gdlunga (L.) Willd., 8 Lansium domcstikum Var., 8,34 Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit., 8,34 Lilsea cubeba Pers., 8, 35
Canangium odoralum Hook., 3, 22
Loranthus spec. div. 8, 35
Carica papaya L., 3, 23,24 Cassia siamca Lamk., 4,24,25 Ceniclla asialica (L.) Urb., 4, 25
Mangifera indica L., 8,35
Cinnanwmum buniuinii Bl., 4, 25
Melaleuca leucadendra L., 9,36,37 Melastoma polyanthum Bl.,9,37 Malia azedarac.h L., 8, 36 Merremia mammosa Hall., 9, 37
Claoxylon polot (Burm F.) Mcrr., 4, 26 Coffc.a arabica L., 4, 26
Coffea robust a Linden, 4, 27 Curcuma aeruginosa Roxb., 5, 27 Curcuma auranfica Roxb., 5, 27 Curcuma brog, 5,27 Curcuma colorata Val., 5, 27 Curcuma domestica Val., 5, 27,28 Curcuma curochoma Val., 5, 28
Curcuma heyneana Val., 5,28 Curcuma mangga Val., 5, 28 Curcuma pctiolala Roxb., 5,28 Curcuma phaeocaulis Val., 5, 28 Curcuma pnrpurancens Bl., 5, 29 Curcuma soloensix Val., (>, 29 Curcuma xanthoirhiza Roxb., 6, 29 Curcuma zedoaria Rose., 6, 30 Cymbopogon citratus Stapf., 6,30
Manihot glazovii Muell. Arg., 8,36 Manihot utilissima Pohl., 9,36
Momordica charantia L., 9, 37, 38
Murraya paniculata (L.) Jack., 9, 37 Myrislica fragrans Houtt., 10,39 Nephenthesgymnamphora, 10,39 Orthosiphon stamineus Benlh., 10,39 Pachyirhizus erosus L. Urban., 10 Phaseolus radiatus L., 10,40 Phyllanthm acidus Steels., 10, 40 Phyllanthus nimri L., 10, 40 Piper betle L., 10,40 Piper cubeba L., 10,41 Piper nignim L., 11,41 Pilhecellobium lobatum Benth., 11,41 Pitheccllobium jiringa (Jack.) Prain. ex King.,11,42 Plantago major L., 11,42
53
Pinched indica Less., 10,42,43
Tlieobroma cacao L., 13
Plumbago zeylanica L., 11,43
Tevetiapiwviana, 13,46,47
Pogostemon cablin Benth., 11,43
Triphasia trifoliate D.C., 13,47 Uncaria gambir (Hunter) Roxb., 13,47
Psidium guajava L., 11,43 Psophocarpus tetragonolobus D.C., 12,44 Ricinus communis L., 12 Santalum album L., 12,44 Sericocalyx crispits (L.) Bremek., 12,44 Sida rhombifotia L., 12,44 Stevia rebaudiana Bertonii M., 12,45 Strobilanthes crispa (L.) Bl., 12 -
Syzygium aromaticum L., 12,45 Syzygium pofyanthum (Wigth) Walp., 12,45 Tectona grandis L., 13 Tetrastiffna sp., 13,46
Tliea sinensis L., 13,46
54
Zea mays L., 13,48 Zingiber officinale Rose., 13,48 Jamn sesak napas, 14,48 Jamu dengan efek antifertilitas, 14,48 Tanaman obat dengan khasiat antimikroba, 14,49 Tanaman obat yang mengandung kurkumin, 13, 49 Tanaman obat berkhasial sebagai pencahar, 14 Tanaman obat dengan khasiat antitumor, 14,49 Tanaman yang mengandung zat besi, 13,50 Tanaman yang berkhasiat sebagai dmretik, 13, 50 Tanaman yang mengandung minyak atsiri, 14, 50