group of photographic artists
• edisi 2013/xV
behind the view finder
ANI YUDHOYONO destinasi
MADURA tips
MOONSCAPE review
Canon eos 70d PENTAX K-50 SAMSUNG NX300 Nikon Df 60 photos selection
content
8
cover story
berita FPSI
Salonfoto indonesia xxxiv
10 behind the view finder
editor’s note
Ani Yudhoyono
"F
16 destinasi
otografi adalah milik semua orang." Kalimat ini mungkin cocok untuk menggambarkan betapa fotografi sekarang ini sudah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat modern. Tidak peduli status sosial atau latar belakang pekerjaan, hampir semua orang telah menjadi "fotografer" dalam kesehariannya, baik memotret menggunakan kamera handphone yang sederhana sampai dengan kamera DSLR yang kompleks.
Madura
serba-serbi fotografi 22 Bryan adams tips 26
Moonscape
32 kultur
Bakar Tongkang
34 serba-serbi fotografi
Lensa Manual
review 36
Canon EOS 70D
review 38
Pentax k-50
review 40
Samsung nx300
review 42
Cover Photo
by Ani Yudhoyono Sosok Ani Yudhoyono sebagai Ibu Negara yang menyukai fotografi sudah diketahui banyak orang : "Saya berharap para Fotografer Indonesia dapat meng-eksplore sebanyak-
dewan redaksi Pimpinan Redaksi
Glen Lautan Wakil Pem-Red
Indaningsih Juanda Sekretaris Redaksi
Fotografi juga digemari oleh wanita nomor satu di Indonesia, Ibu Ani Yudhoyono. Siapa sangka kalau foto yang menjadi cover depan Bulletin GPA edisi XV ini ternyata adalah hasil jepretan beliau. Tercatat, beberapa pameran fotografi juga pernah menampilkan hasil karyanya. Bahkan di akhir tahun 2011 kemarin, beliau sempat mempublikasikan sebuah buku yang berisi kumpulan karya-karya fotografinya. Merupakan kehormatan bagi Bulletin GPA untuk bisa menampilkan sosok Ani Yudhoyono sebagai tamu dalam rubrik behind the view finder kali ini (hal. 10).
Penanggung Jawab
Dari mancanegara adapula seorang penyanyi rock terkenal, Bryan Adams yang juga ternyata piawai dalam dunia seni fotografi (hal. 22).
( 0816 4815 760 )
Menikmati keindahan alam Indonesia tidak akan pernah membuat kita menjadi jenuh. Salah satunya adalah Madura, di Jawa Timur. Daerah yang terkenal dengan pertunjukan Karapan Sapi ini ternyata juga menyimpan keidahan alam yang sangat menarik untuk kita kunjungi (hal. 16). Bergeser ke arah barat laut dari Pulau Jawa, kita akan singgah ke Provinsi Kepulauan Riau, yang terletak di bagian tengah Pulau Sumatra. Di tempat ini, kita akan menyaksikan akulturasi budaya bernama Festival Bakar Tongkang, tepatnya di Kota Bagansiapiapi (hal. 32) Memotret Bulan itu susah-susah gampang. Tapi jangan kuatir, kami akan berbagi tips untuk anda supaya bisa mendapatkan hasil foto Bulan yang maksimal (hal. 26). Yang juga sayang untuk dilewatkan tentu saja ulasan kamera-kamera terbaru seperti Canon EOS 70D, Pentax K-50, Samsung NX300 dan Nikon Df (hal. 36). 60 foto pilihan sudah pasti tetap kami pilihkan untuk anda nikmati.
Melani Suwandi Michael Lim Iklan & Marketing
Michael Lim
Erna Ekawati
( 0898 9164 895)
Andreas Kosasih Lina Gunawan Distribusi
Erna Ekawati Andreas Kosasih Hendra P. Winarto Graphic Designer
Samuel Antonius
banyaknya keindahan Indonesia, baik manusianya, budayanya maupun alamnya, sehingga Indonesia semakin dikenal di dunia".
Alamat redaksi Jl. Agung Timur X Blok N2 No. 19 Sunter Agung Podomoro Jakarta Utara
Nikon Df Glen Lautan
[email protected]
2
Bulletin GPA
Bulletin GPA
3
photo selection
GerdieNurhadi - Me ‘n my red car
Charda - Say cheese
K. Giri Mitto - Ayo Kamu Bisa!
4
Bulletin GPA
Musyawir - the fireman
berita FPSI
SALONFOTO INDONesIA XXXIV-2013 PERhimpunan amatir foto (paf) Salah satu misi FPSI (Federasi Perkumpulan Senifoto Indonesia) adalah memajukan seni fotografi di Indonesia antara lain dengan menyelenggarakan Salonfoto Indonesia (SFI) yang dilaksanakan setiap tahun secara bergiliran oleh perkumpulan senifoto anggota FPSI. Hingga saat ini, Salonfoto Indonesia telah diselenggarakan untuk yang ke-33 kalinya. Tahun 2013, Kota Bandung yang diwakili oleh Perhimpunan Amatir Foto (PAF) mendapat kesempatan menjadi klub foto pelaksana Salonfoto Indonesia yang telah menyelenggarakan untuk keenam kalinya event berskala nasional ini yaitu, Salonfoto Indonesia XXXIV pada Tanggal 24 Oktober 2013 s/d 27 Oktober 2013 di Karang Tumaritis, Lembang.
Pemberian Piagam Kepada Juri
Penyematan Ulos Oleh Toba Photography Club
Suasana Penjurian Kategori Cetak Warna
Raker FPSI 2013 Hunting Kesenian Jawa Barat Suasana Penjurian
Foto Bersama dengan KEMENPAREKRAF Diskusi antar Juri
Telah tercatat sebanyak sembilan kali PAF Bandung telah turut menyelenggarakan kegiatan sekaliber SALON FOTO baik itu pada skala nasional dan internasional, yaitu pada tahun 1937 & 1938 (Salon Foto Nederland-Indie I & II), tahun 1956 (1st International Photosalon of Indonesia versi GAPERFI) serta tahun 1974, 1977, 1981, 1992, dan 2000 (SFI dibawah naungan FPSI). Pada tahun 2004 untuk pertama kali di Indonesia, PAF menyelenggarakan event Bandung International Salon of Photography (BISP), salon foto berskala internasional yang berhasil mendapatkan pengakuan (patronage) internasional dari induk federasi fotografi dunia, FIAP (Federation Internationale de I’Art Photographique).
Panitia SFI XXXIV - 2013
Ajang salon foto lebih kepada pencarian gelar/ pengakuan dari sesama kolega dalam lingkup fotografer baik itu domestik maupun internasional, tak ubah layaknya pencarian prestasi misal seperti di dunia musik dalam ajang Grammy Award atau di dunia film dalam ajang Academy Award dengan Piala Oscar-nya yang selalu diminati oleh insan perfilman.
Hunting Bersama Juri di Lembang
Dengan memperoleh serta menambah gelar/prestasi dalam mengikuti salonfoto, dapat dikatakan prestasi tersebut merupakan sebuah pencapaian tersendiri sepanjang karir seorang fotografer. Berbeda halnya
6
Bulletin GPA Briefing dari Ketua Umum FPSI
dengan kompetisi foto yang berbau komersil, tidak ada gelar atau pengakuan yang bersifat seumur hidup (lifetime recognition) jika kita berprestasi dalam perlombaan/ kompetisi tersebut. Hal tersebut yang membuat salon foto tetap hidup dan digemari oleh kalangan fotografer amatir yang acap kali menggabungkan dirinya kedalam sebuah klub foto dan berkomunitas didalamnya. Perhimpunan Amatir Foto sebagai klub fotografi tertua di Indonesia yang didirikan sejak 15 Februari 1924 di Kota Bandung, dalam kesempatan ini sebagai pelaksana Salonfoto Indonesia XXXIV – 2013 akan mengedepankan visi dan misi demi lebih memasyarakatkan kembali apa itu fotografi dan Salonfoto Indonesia kepada khalayak ramai. Tercatat sebanyak 2900 lebih karya foto yang diikutsertakan dalam Salonfoto Indonesia tahun ini dalam empat kategori berbeda, diantaranya: Cetak Warna, Monokrom, serta Softcopy Photo Travel dan Creative. Foto-foto peserta berdatangan dari seluruh penjuru Indonesia. Tercatat dari Provinsi Aceh sampai Papua. Yang tak kalah penting dalam rangkaian acara ini adalah diselenggarakannya Raker (Rapat Kerja FPSI 2013) pada tanggal 25 Oktober 2013 yang dihadiri oleh delegasidelegasi dari 30 klub foto anggota FPSI yang tersebar pula dari Sabang sampai Merauke. Bulletin GPA
7
behind the view finder
ANI YUDHOYONO “Patriotisme kita, kecintaan kita kepada bangsa, dapat ditunjukkan melalui Fotografi”
Sosok Ani Yudhoyono sebagai Ibu Negara yang menyukai fotografi sudah diketahui banyak orang. Bagaimana seorang Ani Yudhoyono memulai kecintaanya terhadap fotografi dan hal apa saja yang paling menarik untuk Beliau abadikan dengan kamera kesayangannya ? Simak juga bagaimana pandangan Beliau terhadap perkembangan fotografi Indonesia saat ini, Berikut petikan perbincangan langsung Ani Yudhoyono dengan Bulletin GPA :
Bisa diceritakan bagaimana awalnya Ibu tertarik ke dunia fotografi, adakah tokoh atau karya fotografi yang menginspirasi Ibu ? Sejak remaja saya sudah menyukai fotografi. Adalah ayah saya, bapak Sarwo Edhie Wibowo, yang memberikan hadiah sebuah kamera ketika saya menikah tahun 1976. Namun jauh sebelum itu ketika saya berusia sekitar 9-10 tahun saya sudah mulai tertarik dengan dunia fotografi, ketika saya menyaksikan Ayah saya memproses sebuah negatif film menjadi selembar kertas bergambar di ruang gelap. Ayah saya memang mempunyai hobi memotret, dengan keluarga sebagai obyek utamanya. Dengan kamera hadiah dari orang tua itu, saya mulai memotret keluarga kecil saya, saya gembira, karena saya bisa menyimpan dokumentasi keluarga yang amat berharga. Hobi memotret itu terhenti ketika saya menjadi Ibu Negara, tentu saja karena kesibukan saya yang luar biasa. Hobi itu saya lakukan lagi pada periode kedua, karena saya merasa banyak hal yang saya temui yang sayang untuk dilewatkan. Ada rasa sesal dalam hati, mengapa tidak saya lakukan sejak periode pertama.
10
Bulletin GPA
Sebagai Ibu Negara yang sibuk tentunya banyak melakukan perjalanan kenegaraan, dari setiap perjalanan kenegaraan yang Ibu lakukan tentunya sedikit sekali waktu atau bahkan tidak ada sama sekali waktu untuk sekedar memotret hal-hal menarik, biasanya objek foto apa yang paling menarik untuk Ibu abadikan pada waktu yang terbatas? Saya selalu membawa kamera di tangan saya, terutama dalam perjalanan. Betul, saya tidak mempunyai banyak waktu untuk pergi sendiri sengaja untuk hunting foto. Walaupun kadang-kadang ada juga waktu luang untuk mengunjungi obyek wisata di suatu negara, dimana saya bisa menikmati pemandangan sambil memotret. Tujuan saya ingin berbagi kepada suami dan anak-anak setiba di rumah, karena mereka tidak bisa ikut menikmati tempat-tempat yang saya kunjungi. Bahkan sejak beberapa bulan yang lalu, saya sering sharing foto-foto saya di Instagram, agar masyarakat bisa ikut menikmati. Alhamdulillah sampai saat ini sudah di-follow oleh sekitar 182. 000 orang. Saya sering kali memotret dari mobil, kereta api, pesawat terbang dan kapal laut yang sedang bergerak cepat, dibutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam membidik sebuah obyek. Dari atas pesawat, saya sering memotret awan yang berarak bagaikan kapas putih, gunung-gunung, pesawat tempur yang mengawal pesawat yang ditumpangi Presiden, serta obyek lain yang saya lihat saat pesawat take off dan akan landing. Bagi saya, apa saja bisa menjadi obyek foto, saya selalu melihat sisi indahnya dari sebuah obyek meskipun obyeknya sangat sederhana.
Bagaimana Ibu membagi waktu antara tugas-tugas yang padat dengan hobi fotografi ? Dalam perjalanan ke suatu acara, saya bisa memotret. Pada acara itu sendiri, saya juga bisa memotret, terutama acara yang menampilkan budaya, tari-tarian, dan pertunjukan lainnya. Di waktu libur, seperti hari Sabtu dan Minggu, saya juga bisa memotret, sambil berolah raga pagi, di sekitar rumah, atau di sekitar Istana. Kalau sudah hobi, apapun bisa dipotret. Untuk diketahui, Istana baik yang di Jakarta, Bogor, Cipanas, Yogyakarta dan Tampaksiring, Bali, sangat indah untuk dijadikan sebagai obyek fotografi. Keluarga, suami, anak, menantu, dan cucu, juga bisa saya jadikan obyek foto. Yang jelas, tugas saya sebagai Ibu Negara untuk mendampingi Presiden dalam acara-acara resmi serta tugas-tugas lainnya, tidak pernah saya tinggalkan, itu yang pokok, selebihnya, saya bisa menyalurkan hobi saya itu.
Apa pendapat Pak SBY tentang hobi Ibu ini ? Jika sedang tugas kenegaraan bersama Pak Presiden, support seperti apa yang Beliau berikan berkenaan dengan hobi fotografi Ibu ? Pak SBY sangat mendukung hobi saya itu. Bahkan tidak jarang Beliau yang menunjukkan obyek yang bagus untuk difoto, Beliau menikmati hasil fotografi saya itu. Kalau sedang kunjungan di dalam maupun di luar negeri, dan saya sedang tidak bertugas mendampingi Beliau, Beliau memberikan ijin kepada saya untuk mengunjungi tempat-tempat wisata dan menyalurkan hobi memotret Bulletin GPA
11
behind the view finder
ANI YUDHOYONO “Patriotisme kita, kecintaan kita kepada bangsa, dapat ditunjukkan melalui Fotografi”
Setiap orang mempunyai mimpi atau obsesi, apa obsesi terbesar Ibu sebagai seorang pencinta Fotografi ? Pada tanggal 28 Oktober 2011 saya sudah meluncurkan buku kumpulan fotografi yang saya beri judul “The Colors of Harmony”. Hasil fotografi saya juga pernah dipamerkan di beberapa event. Saya akan bahagia apabila hasil fotografi saya bisa memperkaya khasanah fotografi Indonesia, dan bisa diterima atau dinikmati oleh saudarasaudara saya rakyat Indonesia. Selain itu saya juga ingin memasukkan hasil fotografi saya ke dalam ekonomi kreatif, misalnya sebuah foto dituangkan ke dalam lembaran batik atau merchandise lainnya.
Bagaimana Ibu memandang perkembangan fotografi Indonesia saat ini ? Perkembangan fotografi di Indonesia sungguh sangat pesat. Setiap kali mendampingi pak SBY kunjungan ke daerah, rakyat menyambut di sepanjang jalan. Sebagian besar membawa HP atau kamera lainnya, menandakan bahwa rakyat Indonesia suka fotografi. Mereka sadar, bahwa banyak momen yang baik untuk diabadikan, didokumentasikan, bahkan di-share kepada teman-teman atau keluarganya. Kini sudah banyak Fotografer Indonesia yang handal dan bahkan sangat kreatif. Ternyata mereka tidak kalah dengan Fotografer manapun. Sesungguhnya fotografi adalah seni sebagaimana seni lukis. Tanpa kata-kata, fotografi sudah bercerita berjuta kata.
“Jangan tanyakan apa yang negara bisa berikan kepada kita, tapi tanyakanlah apa yang bisa kita berikan kepada negara” pesan Ibu untuk para pencinta Fotografi Indonesia, dalam hal kontribusinya terhadap negara dan bangsa ? Saya berharap para Fotografer Indonesia dapat meng-eksplore sebanyak-banyaknya keindahan Indonesia, baik manusianya, budayanya maupun alamnya, sehingga Indonesia semakin dikenal di dunia. Patriotisme kita, kecintaan kita kepada bangsa, dapat ditunjukkan melalui fotografi. Gunung Semeru dan Kaldera
(Indaningsih Juanda) saya. Di waktu yang senggang, biasanya saya akan bercerita kepada Beliau tentang tempat yang saya kunjungi, sambil memperlihatkan kepada Beliau foto-foto yang saya ambil. Walaupun Beliau tidak datang dan melihat tempat itu secara langsung, namun Beliau serasa bersama saya berada di tempat itu.
Jikalau Ibu memiliki waktu yang banyak untuk memotret, apakah Ibu lebih menyukai jenis fotografi yang terkonsep sebelumnya atau lebih menyukai fotografi snapshot / candid atau foto jurnalis ? Saya lebih suka yang tidak terkonsep. Artinya bisa saja saya datang ke suatu tempat karena di situ dikenal banyak Burung, banyak Kupu-Kupu, ada Pura yang menarik, banyak Bunga, tamannya indah, dll. Sesampainya di suatu tempat, saya bisa memotret apa saja yang menarik.
Supermoon
Teknologi digital, khususnya dalam bidang fotografi berkembang sangat pesat, apakah Ibu juga memanfaatkan kemajuan teknologi ini dalam mengolah foto ? Apa pendapat Ibu tentang Photoshop ? Saya belajar fotografi secara otodidak, belajar dari orang tua sendiri. Teknik memotret saya juga biasa-biasa saja, belakangan saya belajar kepada Fotografer Istana, Anung Anindito. Dia banyak bercerita tentang Photoshop, namun saya sendiri belum mendalami secara khusus. Selama ini saya hanya melakukan teknik Photoshop sebatas croping, gelap dan terang saja. Menurut saya, sah-sah saja seseorang memakai Photoshop, menambah warna, membuat efek lebih dramatis, dan sebagainya, asalkan semua itu tidak keluar dari content-nya.
Pesawat Sukhoi
Menurut Ibu foto yang bagus itu seperti apa ? Bagi saya foto yang bagus itu yang berbicara dan tajam gambarnya.
12
Bulletin GPA
Senja di Labuan Bajo
Bulletin GPA
13
photo selection
photo selection
Buyung Fatria - ready
Bolih Hengky - belly dance
Gerdie Hutomo - Menunggu Pembeli
Djatinegoro E.L. - Railman
Ruben Hardjanto - boy at Warakas
Andreas Kosasih - surfer in action 14
Bulletin GPA
Musyawir - art beauty jungle
Anwar Soehendro - No Parking Bulletin GPA
15
destinasi
Sisi Lain Pesona Madura... Apa yang terbayang dalam pikiran anda bila mendengar kata Madura? Sate dan Soto Madura? Karapan Sapi? Ternyata pulau Madura menyimpan banyak pesona selain Sate, Soto dan Karapan Sapinya. Pulau Madura secara administratif masuk kedalam Wilayah provinsi Jawa Timur, yang terhubung oleh jembatan Suramadu yang dibangun tahun 2009 lalu, jembatan dengan panjang 5.438 meter dan lebar 30 meter, menjadi ikon baru Madura dan juga Surabaya yang menjadikan akses ke pulau Madura lebih mudah, dengan dibangunnya jembatan ini diharapkan mampu menggerakkan sektor ekonomi dan pariwisata untuk lebih berkembang lagi. Pulau Madura memiliki 4 kota besar yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Setiap daerah menawarkan pesonanya sendiri-sendiri dari mulai wisata alam, sejarah, budaya sampai kuliner yang tentunya menarik para wisatawan maupun para pecinta fotografi. Sebut saja di Sumenep terdapat Keraton yang didirikan oleh Panembahan Sumolo Asirudin atau Tumenggung Arya Nata Kusuma pada tahun 1781 M, bangunan yang telah berusia 232 tahun ini merupakan perpaduan budaya Eropa, Jawa dan Cina. Keraton ini berlokasi di sisi timur alun-alun kota Sumenep yang berhadapan dengan Masjid Jami’ di sisi sebelah barat, yang sekarang berganti nama menjadi Masjid Agung Sumenep. Objek wisata sejarah
16
Bulletin GPA
by Hendra P. Winarto
lain di Sumenep, yakni komplek pemakaman Raja-Raja. Sumenep juga memiliki pantai yang indah untuk menikmati sunrise dan sunset yang berpasir putih yaitu Pantai Slopeng dan Pantai Lombeng. Sisi pantai dihiasi pohon Cemara Udang yang konon di dunia hanya terdapat di Madura dan Tiongkok saja. Berlanjut ke arah barat yakni Sampang, salah satu tempat wisata di daerah ini adalah Pantai Camplong, Sampang relatif tidak seramai daerah lainnya. Dari Sampang menuju ke Bangkalan perjalanan di tempuh sepanjang garis pantai yang dibeberapa titik terdapat pasar tumpah, yang kadang memperlambat perjalanan. Objek menarik di daerah Bangkalan sebut saja Kamal, pelabuhan yang menghubungkan Madura dengan Tanjung Perak, Surabaya, bisa menjadi objek pemotretan human interest yang menarik, merekam segala aktivitas di pelabuhan yang tentunya tidak seramai dulu sebelum dibangun jembatan Suramadu, di pelabuhan ini juga masih terdapat Mercusuar yang masih digunakan. Objek lain yang menarik untuk dikunjungi adalah lokasi tambang kapur tradisional dengan para Penambangnya, yang banyak dikunjungi para pecinta fotografi salah satunya adalah lokasi tambang kapur di kawasan Arosbaya, untuk mengunjungi lokasi penambangan kapur seperti ini perlu ekstra hati-hati, karena bukit kapur rentan sekali untuk longsor. Ke arah utara terdapat Air Terjun Toroan yang merupakan muara sungai dengan posisi sungai lebih tinggi sehingga air yang jatuh menyerupai air terjun, di daerah ini juga terdapat Penambang Pasir yang tentunya juga menarik untuk diabadikan. Tak lengkap rasanya bila kunjungan ke Madura tidak ditutup dengan wisata kuliner, selain Sate dan Soto, jangan lupa mencicipi makanan khas Madura lainnya seperti Bebek Sinjay, Hidangan Laut dengan sambal Pencit atau Mangga Muda, ditutup dengan jajanan pasar seperti, Dawet, Bubur Madura, dll. Lengkapi perjalanan anda dengan membeli oleh-oleh seperti Batik Madura, Ukiran Madura, dll. Lengkap sudah perjalanan anda ke Madura. Bulletin GPA
17
destinasi
Sisi Lain Pesona Madura...
18
Bulletin GPA
photo selection
photo selection
Gerdie Hutomo - I Love You Dad
Andreas Kosasih - Menuju Hari Kemenangan
Gerdie Hutomo - Menebar Benih Kehidupan
Brianz Liu - Bakar Hio
Daniel Adrianus - Pulang Sholat
Charda - In the alley
Charda - Tradisi Bakar Batu Lina Gunawan - Menonton Panjat Pinang
20
Bulletin GPA
Bulletin GPA
21
serba-serbi fotografi
photo selection
Bryan Adams Anda menyukai tembang hits “(Everything I Do) I Do It for You”? Anda pasti tahu pelantun lagu tersebut. Betul, dia adalah Bryan Adams! Sebagian dari kita mengenal sosok Bryan Adams sebagai salah seorang penyanyi pria terbaik dunia. Ternyata Bryan tidak hanya memiliki talenta suaranya yang serak-serak basah, namun dia juga adalah seorang fotografer berbakat yang hasil karyanya banyak dipakai oleh majalah fashion dunia seperti Vogue, Bazaar, Esquire bahkan majalah dewasa PlayBoy! Disamping untuk majalah, Bryan juga menggarap pemotretan iklan untuk merk-merk terkemuka seperti Guess Jeans, Sand, Converse, Montblanc, John Richmond, Fred Perry dan Escada. Selebritis terkenal dunia seperti Dustin Hoffman, Renée Zellweger, Michael J. Fox, Sting, Shania Twain, Ray Charles, Celine Dion dan Lenny Kravitz pernah menjadi obyek bidikan lensa Bryan. Dia bahkan terlibat dalam pemotretan ratu Elizabeth II untuk dijadikan perangko edisi 50 tahun ratu Inggris bertahta. Hasil foto-fotonya dalam dunia fashion yang sangat inspiratif membuat Bryan Adams dua kali diganjar penghargaan bergengsi Lead Awards.
Bryan Adams
Gerdie Hutomo - Menebar Jala
Monica Bellucci - Zoo
Victoria Beckham - Zoo
Charda - Merah Putih di Wamena Sand Campaign
Cindy Crawford - Omega
Lina Gunawan - The Shadow and the Man
Sophie Winkleman - Tatler
Dustin Hoffman - Zoo
Tak perlu berpanjang lebar mari kita nikmati beberapa hasil bidikan lensa rockstar ini yang diambil dari website-nya: bryanadamsphotography.com ( Glen L. ) Michael J. Fox and Tatjana Patitz - Zeiss Calendar
Djatinegoro E.L. - Narcis 17 August 22
Bulletin GPA
Bulletin GPA Escada Sport
Lukas Podolski - Tempo
23
photo selection
Anwar Soehendro - NT
Wirianto Birin - Naik Perahu
F.X. Ridwan Handoyo - Serenity
Devesh Joshi - Fish Eye View 24
Bulletin GPA
tips
Moonscape
Membidik si bundar yang cantik
by Andreas Kosasih
Memotret benda angkasa yang paling dekat dengan planet kita yakni Bulan bisa dibilang susah susah gampang, kenapa? Karena kita berhadapan dengan benda kecil yang memantulkan cahaya di tengah kegelapan langit, hal ini sering menipu kamera untuk memilih setting pencahayaan yang tepat, selain itu Bulan pun terus bergerak, sedikit saja bergeser fokus akan meleset, gambar akan blur. Untuk menyiasatinya perlu persiapan yang matang, semoga tips-tips berikut akan membantu anda mengabadikan Bulan mendekati sempurna :
Preparation :
Eclipse (Gerhana Bulan)
26
Bulletin GPA
Half Moon
Merencanakan sesuatu dengan matang dapat menentukan keberhasilan dalam pemotretan, tidak hanya memotret Bulan, tapi pemotretan apapun, persiapan yang matang adalah kunci untuk menghasilkan gambar yang kita inginkan. Persiapan bisa dikategorikan menjadi dua, yakni persiapan non teknis dan persiapan teknis. Persiapan non teknis, sangatlah relatif, contohnya dengan banyak membaca akan memperkaya pengetahuan kita tentang bendabenda langit termasuk Bulan, banyak bahan bacaan dan literatur tentang Bulan, mengenal objek foto lebih detail tentunya akan membantu kita dalam mengambil keputusan kapan dan bagaimana sebaiknya memotret Bulan untuk mendekati sempurna. Sedangkan persiapan teknis, bagaimana kita mempersiapkan gear yang kita punya dan memaksimalkan fitur-fitur yang tersedia di kamera kita, dari mulai kamera, tripod, cable release, mirror lock up, dsb.
Full Moon
Timing :
Bulan bergerak mengorbit mengelilingi Bumi, pergerakan bulan dalam mengeliling Bumi akan memberikan tampilan yang berbeda-beda yang disebut fase. Ke-empat fase Bulan terdiri dari: Full Moon atau Bulan Purnama akan memberikan cahaya yang terang tapi datar, Gibbous Moon dan Quarter Moon akan memberikan penampilan Bulan terbaik karena menghasilkan bayangan di permukaan Bulan, fase ke-4 adalah fase Bulan Sabit atau Crescent Moon, fase ini adalah fase pencahayaan tergelap, namun tetap menarik untuk diabadikan. Waktu yang paling tepat memotret Bulan adalah sesaat setelah matahari terbenam atau sebelum matahari terbit, dikenal juga dengan istilah moonset dan moonrise, sehingga masih tersisakan langit yang sedikit terang yang akan menambah efek dramatis foto yang kita hasilkan. Tentunya waktu lebih malampun tidak akan mengurangi keindahan bulan itu sendiri. Lalu saat Bulan purnama sajakah bulan menarik untuk diabadikan? Tentu tidak, fase Bulan Sabit-pun sangat menarik diabadikan atau pada saat fenomena alam lain seperti gerhana Bulan atau Super Moon dimana posisi Bulan berada di titik terdekat dengan Bumi, sehingga Bulan akan tampak lebih besar
Execution : •
Tripod adalah keharusan, karena bulan selalu bergerak, diperlukan tripod yg kokoh yang bisa menopang berat kamera dan lensa sehingga bisa meminimalisir getaran yang bisa menyebabkan gambar tidak fokus. Kamera DSLR, apapun merek dan serinya, bukan berarti kamera lain tidak bisa menghasilkan foto Bulan yang bagus. Kamera Mirrorless atau Prosumer bisa juga digunakan karena kamera-kamera tersebut mempunyai pengaturan manual. Gunakan lensa dengan fokus yang cukup panjang, minimal 200 mm, jadi tidak harus menggunakan lensa tele super panjang kecuali memang sudah ada. Jika belum memiliki lensa tele, maka yang bisa dilakukan adalah meng-crop supaya Bulan tampak lebih besar, ada juga yang menyiasatinya dengan tele converter sebagai alat pembesaran objek, tentunya kualitas gambar akan menurun tetapi lebih baik daripada menggunakan lensa standar. Bagaimana dengan lensa kit? Tentu saja bisa digunakan tetapi hasilnya tetap tidak akan maksimal, karena Bulan tetap akan nampak kecil dan jauh.
•
•
Bulletin GPA
27
Moonscape
tips
Membidik si bundar yang cantik by Andreas Kosasih
Foto menggunakan lensa tele
Foto menggunakan teropong astronomi
Jadi memang lensa tele atau teropong astronomi dengan focal length yang panjang adalah yang paling tepat untuk menghasilkan foto Bulan yang bagus. Pengaturan kamera, memilih pengaturan kamera yang benar dan tepat sangatlah penting dan bisa menjadi sulit karena kita dihadapkan pada situasi dan kondisi alam yang berubah dan berbeda-beda. Pelajari dengan seksama situasi dan kondisi saat pemotretan, dan yang paling penting adalah mengenal gear anda secara maksimal, dengan demikian kita bisa menyiasati kendala teknis apabila ditemukan pada saat pemotretan. Trial and error, dalam pemotretan apapun tentunya kita melakukan trial and error, bidik Bulan beberapa kali lalu lakukan review pada layar LCD kamera, periksa detail dan eksposurenya, lakukan kembali pemotretan sampai mendekati sempurna dan sesuai dengan tujuan kita memotret. Practice makes perfect, latihan, latihan dan latihan dalam pemotretan apapun merupakan kunci untuk menghasilkan gambar yang bagus. Semakin sering kita praktek memotret Bulan, semakin kita paham dan mengenal bagaimana seharusnya memperlakukan benda langit yang satu ini. Latihan terus dan maksimalkan kamera dan lensa anda.
•
•
•
28
Bulletin GPA
Halo
Composing :
Membidik Bulan tidak selalu harus close up dengan menampilkan detail dari permukaan Bulan, tapi bisa juga dengan menjadikan Bulan sebagai salah satu elemen dalam frame foto kita, seperti halnya foto pemandangan saat Matahari terbit atau saat Matahari tenggelam. Begitupun dengan Bulan, bisa diaplikasikan menjadi foto pemandangan pada umumnya, sebut saja nightscape, memotret pemandangan di malam hari dengan Bulan di latar belakangnya atau pemandangan sebuah kota di malam hari pada saat Bulan Purnama, atau foto di alam terbuka dengan pemberian foreground pepohonan yang berderet dengan Bulan muncul diantara ranting-ranting pohon, dsb. Eskplor dan coba terus berbagai komposisi yang indah dengan Bulan sebagai primadona utama dalam frame atau sebagai pelengkap, dan tentunya akan menghasilkan berbagai penampilan Bulan yang lebih variatif dan lebih fantastis secara visual.
Super Moon
Post Processing dan Filing :
Hasil dari pemotretan biasanya memerlukan proses selanjutnya yaitu menggunakan photo software, baik editing minimal yang sewajarnya hanya sebatas croping, curve, dll. Untuk foto-foto close up Bulan, atau editing yang lebih detail lagi apabila foto Bulan dalam frame nightscape sehingga lebih menonjolkan efek dramatisnya, tergantung kebutuhan dan selera seperti apa. Filling kenapa penting? Stock foto adalah tabungan masa depan, begitupun dengan foto Bulan sebagai bagian dari nature photography dimana momen yang sama tidak akan terulang, maka anda harus memperlakukan hasil foto anda dengan sebaik-baiknya. Selamat memotret Bulan...
Moon Scape
Bulletin GPA
29
photo selection
photo selection
Norbert Auryn - Like a Paint Djatinegoro E.L. - megalithic
Indaningsih Juanda - alone but not lonely
Wirianto Birin - Pedagang dan Pembeli
Sani H. Gunawan - Yang Terakhir Toky Yohari - NT1
Eko Hanggara - toroan 30
Bulletin GPA
leo kudus hartana - Situ Gunung Bulletin GPA
31
kultur
FEstival
bakar tongkang
by Djatinegoro E.L.
oleh 14 orang berkostum para dewa. Selama pengawalan mereka beratraksi di sepanjang jalan, perjalanan keliling sekitar satu jam ini berhasil membawa Tongkang masuk ke halaman Klenteng dengan ekornya dimasukkan terlebih dahulu. Festival ini pun dimeriahkan oleh panggung hiburan dengan ukuran cukup besar. Setiap Klenteng berpartisipasi dengan mengirimkan perwakilannya, kelompok dengan arak-arakan kecil mulai memadati pusat kegiatan ini, dengan kostum beraneka warna dan rupa dengan beragam kultural Tionghoa sangat kental menambah semarak festival ini. Setelah para peserta kontingen bersembahyang di Klenteng utama, kemudian semua bergerak ke sebuah lapangan yang sudah dibangun khusus, berjarak sekitar 2 KM dari lokasi Klenteng Utama, Tongkang pun kembali diarak dan dikawal oleh para ‘Dewa-Dewa Front Rider’ menuju lapangan tersebut.
Satu lagi gelaran budaya yang memperkaya khasanah budaya bangsa Indonesia, yaitu Festival Bakar Tongkang di Bagan Siapi Api Riau. Asal mula nama Bagan Siapi Api erat kaitannya dengan kedatangan orang Tionghoa pertama kali ke tempat ini, para pengungsi dari Tionghoa yang terombang ambing di lautan melihat ada cahaya yang kemudian mereka ikuti, hingga akhirnya ada satu Tongkang yang berhasil selamat mencapai daratan. Tongkang tersebut
32
Bulletin GPA
membawa serta patung Dewa Tai Sun Ong Ya dan patung Dewa Kie Ong Ya. Cahaya tersebut ternyata berasal dari Kunang Kunang (Si Api Api) yang berterbangan disekitar pohon-pohon Bakau, sedangkan Bagan adalah nama alat untuk mencari ikan, sejak saat itu tempat ini dikenal dengan nama Bagan Siapi Api. Festival yang dinamai Ki Hu Ong Ya Anniversary, untuk memperingati sejarah kedatangan orang Tionghoa diperingati setiap bulan ke 5 tanggal 16 kalender Tionghoa.
Di tahun 2013 ini jatuh di bulan Juni tanggal 24.. Festival ini dimulai dengan mengadakan upacara dengan bersembahyang di Klenteng terbesar di kota itu. Hari berikutnya adalah acara persiapan Bakar Tongkang, replika Tongkang yang sudah dipersiapkan sebelumnya dengan ukuran yang cukup besar yaitu panjang sekitar 10 meter, lebar 2 meter, dan tinggi 5 meteran, selanjutnya Tongkang tersebut dikeluarkan dan diarak keliling kota dengan digotong bergantian, tujuan akhir Tongkang ini untuk dimasukkan ke Klenteng. Arak-arakan Tongkang ini dikawal
Sesampainya di lapangan, Tongkang tersebut dihadapkan ke arah barat dan diletakkan diatas lingkaran besar yang sudah dialasi dengan kertas sembahyangan, kemudian dua tiang dan layar dipasang di atas Tongkang, konon pada saat dibakar apabila tongkat utama Tongkang jatuh ke arah laut, maka rejeki setahun ke depan milik para Pelaut, namun jika jatuh ke arah daratan, maka rejeki milik para Pengusaha di darat. Sungguh sebuah festival dan pesta rakyat yang penuh warna warni indah, seindah Indonesia yang kaya akan warna. Bulletin GPA
33
serba-serbi fotografi
For the art soul who love to focus manually
“Mata kiri mengecil dan mata kanan membesar karena kerepotan cari fokus“ by newbieasli
“Fokus nga fokus hajar aja terus” by array16
“Apapun sensornya lensanya tetap manual...” by mvplovers
“Teracuni manual” by adnyana88
Beberapa ungkapan diatas diambil dari signature membermember di LensaManual.net. Memang buat sebagian besar penggemar fotografi pada umunya, menggunakan lensa manual merupakan pilihan terakhir atau bahkan tidak menjadi pilihan sama sekali. Pertanyaan yang sering saya alami saat dilihat oleh fotografer lain adalah : Ngapain juga repot berfoto dengan lensa yang masih harus mengandalkan mata untuk fokusnya, padahal sudah ada lensa focus otomatis? Apakah lensa manual bisa lebih bagus daripada lensa berteknologi terbaru? Bagaimana
34
Bulletin GPA
caranya agar lensa manual bisa digunakan di bodi kamera digital? Dan buat sebagian kecil lainnya yang sudah pernah mencoba menggunakan lensa manual, mereka bisa menikmati keunikan dan keasyikannya bermain lensa manual. Bahkan tak sedikit pula yang akhirnya menjual semua lensa AF dan 100% beralih ke lensa-lensa manual. Lensa manual disukai karena dengan menggunakan adapter ke bodi, fotografer bisa eksplor aneka merek dan macam lensa-lensa. Berbeda dengan lensa AF yang hanya bisa menggunakan lensa bermerek sama dengan bodinya. Dengan adapter, pengguna DSLR Canon bisa menggunakan lensa Nikon AiS, bodi Nikon bisa menggunakan lensa Leica R, dan lainnya. Sebagai mana yang sudah menjadi pengetahuan umum bahwa setiap merek lensa memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Kami menyebutnya “karakter lensa”. Dengan bisa menggunakan lensa aneka merek, pengguna lensa manual bisa menikmati karakter lensa yang beraneka macam sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya saat akan memotret. Misal lensa Carl Zeiss klasik (Germany) yang mempunyai karakter tonal warna hangat (kuning) dan bokeh yang lembut, atau lensa Helios (Rusia) yang berkarakter glowing dan bokeh melingkar (swirly). Ada juga Leica (Germany) yang berkarakter mikrokontrasnya tinggi sehingga detil gambar lebih terlihat dan bokeh yang halus. Dan masih banyak lagi merek-merek optic berkualitas tinggi di jamannya masing-masing seperti Olympus Zuiko (OM), Asahi Pentax (M42), Canon (FD), Minolta, Schneider Kreuznach dan sebagainya. Berbeda dengan teknik berfoto menggunakan lensa AF yang mengharuskan fotografer melakukan focus dulu menggunakan titik focus di VF dan baru melakukan komposisi, pengguna lensa manual bisa melakukan komposisi dulu baru focus. Jika menggunakan lensa bukaan diafragma super besar (f/1.2 atau 1.4) ketajaman hasil foto akan sangat berpengaruh karena ruang DoF yang sangat sempit. Tentunya melakukan focus secara manual mengandalkan mata bukan hal yang mudah. Dibutuhkan juga bantuan focus (focusing aid) semisal focus screen yang diganti menjadi split screen, bantuan magnifier VF hingga LCD loop (mengintip melalui LCD bukan VF). Dan latihan terus menerus untuk membiasakan diri. Dari sisi non teknis, lensa manual memiliki nilai investasi yang lumayan bagus dibandingkan lensa AF modern. Lensa manual yang notabene adalah lensa klasik atau antik karena sudah tidak lagi diproduksi semakin langka beredar di pasaran Indonesia dan dunia. Karenanya harga lensa manual pada umumnya terus naik. Berbeda dengan
lensa AF baru yang pasti akan turun harganya saat akan kita jual kembali. Lensa manual juga semakin diburu orang terutama praktisi di dunia film. Hal ini terjadi sejak marak dan populernya produksi film menggunakan kamera DSLR, yang mana menggunakan lensa manual lebih akurat, cepat dan hasil lebih artistic.
Sekilas tentang LensaManual.net LensaManual.net mulai mengudara di dunia maya pertengahan Maret 2009 atas prakarsa Alfred (alfredml), bOb (artt2008) dan Fadjar (papatita). Visi kami saat itu adalah ingin menyebarkan pesan dan pengetahuan, kepada masyarakat luas pada umumnya dan kalangan fotografi pada khususnya, bahwa seni fotografi tidak mutlak harus menggunakan alat canggih yang mahal harganya. Masih ada alternatif lain yang bisa membantu kreatifitas yaitu dengan menggunakan alat fotografi non elektronik. Dalam perkembangannya, ternyata komunitas LensaManual.net bisa berkembang pesat dengan jumlah member mencapai lebih dari 3000 orang dalam tahun pertama. Member kami tidak hanya di Indonesia, bahkan juga berasal dari Eropa, Asia dan negara lain. Lebih jauh lagi, komunitas LensaManual.net menjadi semakin dikenal luas dengan pernah diulas oleh Harian KOMPAS edisi 31 Januari 2010 dan Liputan di Seputar Indonesia RCTI dan Global TV saat ultah pertama di bulan Maret 2010. Saat ini jumlah member kami sudah mencapai lebih dari 8000 orang dengan 9 regional se-Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat (Bandung), Jawa Tengah (Semarang), Purwokerto, Yogyakarta, Magelang, Jawa Timur (Surabaya), Kendari, Makassar dan Balikpapan. Masing-masing regional sangat aktif mengadakan gathering, hunting dan workshop baik untuk sesama member maupun untuk fotografer umum. Tak hanya itu, setiap ulang tahun LensaManual.net juga dirayakan bergantian di setiap regional. Tahun 1 diadakan di Jakarta, tahun 2 di Bandung, tahun 3 di Yogyakarta dan di tanggal 25 Mei mendatang akan diadakan di Surabaya. Dalam acara ultah ini, member LensaManual.net dari seluruh Indonesia berdatangan untuk bertemu muka sesama penggemar sambil memamerkan koleksi-koleksi lensa klasik dan langkanya masing-masing. Perkembangan LensaManual.net berasal dari dukungan dan kreatifitas para member-nya. Dari situs yang sekedar membahas alat, LensaManual.net sekarang dikenal juga sebagai situs dengan karya-karya foto yang berseni dan unik. Beberapa member kami bahkan berhasil memenangkan lomba-lomba foto, mengalahkan dominasi fotografer dengan alat-alat modern dan mahal. Semua ini membuktikan bahwa harga dan teknologi canggih tidak mutlak menjadi syarat untuk membuat sebuah karya foto yang berseni & indah untuk dinikmati. Robert Tang
Bulletin GPA
35
review
CANON
eos 70d Mengawali millennium baru di tahun 2000, Canon secara revolusioner mendobrak khalayak fotografer dunia dengan hadirnya EOS D30. Walau dengan sensor CMOS APS-C beresolusi 3 MP, namun kehadirannya menjadi tonggak sejarah karena harga yang ditawarkan saat itu sangat kompetitif dan hal ini terus berlanjut sampai dengan saat ini. Lalu, apa yang ditawarkan Canon terhadap EOS 70D sebagai generasi ke-9 setelah D30 ini? Kita akan kupas bersama pada review kali ini.
by Rendra Kartadinata
EOS 70D merupakan EOS pertama yang menggunakan sensor baru CMOS 20.2 MP APS-C dengan prosesor DIGIC 5+ yang belum pernah disematkan pada kamera Canon sebelumnya. Kombinasi sensor dan prosesor baru ini ternyata cukup ampuh dan sangat signifikan dalam peningkatan kualitas foto. Uji coba dengan memakai lensa EF 70-300L untuk pemotretan panggung yang mana dominan dalam kondisi cahaya minim, EOS 70D dengan mudah melalap situasi pemotretan ini dengan hasil foto yang sangat baik walau dalam ISO tinggi sekalipun !
Canon juga memberikan 70D ini fitur baru berupa Dual Pixel AF CMOS Sensor sebagai diyakini menjadi platform baru bagi generasi EOS mendatang. Fitur ini merupakan terobosan bagi kemampuan AF kamera yang bertambah cepat dan akurat Bulletin GPA
Diperlengkapi dengan 19 titik AF yang ke semuanya crosstype (sama seperti EOS 7D), ini sangat membantu dalam mengunci subjek untuk tetap dalam fokus yang tepat walau dalam kondisi remang. Canon EOS 70D juga memungkinkan pemotretan beruntun sebanyak 7 bingkai per detik yang mana kecepatan ini cukup memadai untuk hampir semua kemungkinan pemotretan yang memerlukan kesigapan tinggi.
EF 70-300L @ 277 mm, 1/200 sec, f/5.6, AWB, JPEG, ISO 1250
ponsel maupun tablet baik berbasis Android maupun iOS. Selain bisa melakukan pemotretan dari jarak sekitar 10 meter dari kamera, kita juga bisa melakukan preview foto yang sudah dibidik tanpa harus kita melihat di layar LCD kamera seperti yang dilakukan selama ini.
Tampilan antarmuka “EOS Remote” di ponsel iPhone
Salah satu contoh browsing foto di kartu memory yang terpasang di EOS 70D
Dengan konektivitas langsung ke jaringan melalui piranti bergerak seperti ponsel/tablet, kualitas foto yang dihasilkan sangat bagus dan cenderung sangat matang tanpa perlu melakukan pengolahan melalui komputer lagi. Kemampuan seperti ini mirip seperti apa yang diwariskan dari generasi EOS 1DX maupun EOS 5D Mark III / 6D yang juga memiliki karakteristik yang mirip.
EF 70-300L @ 135 mm, 1/200 sec, f/5.6, AWB, JPEG, ISO 1000 Metering yang prima dengan ketajaman yang bagus !
EF 70-300L @ 200mm, 1/320 sec, f/5.6, AWB, JPEG, ISO 4000 Kualitas warna dan ketajaman yang mengagumkan !
36
terutama pada modus Live View. DItambah dengan kemampuan layar sentuh LCD 3.2” Clear View-nya yang berkemampuan Vari-Angle, kenyamanan pemakai menjadi sangat mengasyikkan karena kita bisa menentukan titik mana yang akan kita arahkan untuk tajam ! Selain itu, keluhan “backfocus” yang sering dialami para pemakai Canon EOS terdahulu sudah tidak terjadi lagi. Juga apa yang dikeluhkan pemakai 60D yakni ketiadaan fitur penyesuaian fokus (AF microadjustment) , di EOS 70D kembali dihadirkan Canon yang menjawab.
EF 70-300L @ 100 mm, 1/100 sec, f/5.6, AWB, JPEG, ISO 6400 Bantuan Dual Pixel AF efektif untuk sport photography !
Beberapa fitur baru yang tidak ditemui di 60D adalah kemampuan HDR (sama seperti 700D / 100D), kemampuan bidikan ganda (multiple exposure), Axis-Level Indicator pada jendela bidik optikal yang juga pertama kalinya diterapkan di Canon EOS, dan yang semakin tren dalam kamera digital adalah kemampuan WiFi yang diberikan di 70D setelah pertama kali diberikan di EOS 6D. Keunikan fitur ini adalah memungkinkan fotografer mengendalikan kamera dari
Sebagai penutup, EOS 70D memang diposisikan Canon untuk menggantikan EOS 60D yang secara spesifikasi sudah kurang kompetitif saat ini di kelas menengah SLR Digital. Walau masih ada EOS 7D yang menjadi model puncak EOS bersensor APS-C yang masih belum diupgrade oleh Canon sampai saat ini, kehadiran EOS 70D menjadi sangat penting mengingat segmen ini masih cukup banyak diminati dan Canon berhasil menelurkan model baru yang sangat baik dan layak untuk mempertahankan reputasi Canon sebagai pemimpin penjualan SLR Digital saat ini. Bulletin GPA
37
review
Pentax
K-50
by Rendra Kartadinata
Dirilis bulan Juni 2013, Pentax K-50 menjadi model ke 17 yang menggantikan K-30 yang menempati segmen menengah SLR Digital. Bila K-30 memiliki desain bodi yang sangat futuristik dengan kontur tajam, desain fisik K-50 lebih elegan dan konservatif.
Walau terbuat dari polycarbonate, konstruksi dan desain K-50 sangat kokoh dan nyaman digenggam. Penataan tata letak tombol cukup baik bahkan dengan diberikannya 2 tombol dial di depan dan belakang kamera membuat kenyamanan pengaturan setting kamera lebih baik seperti pada kamera SLR tingkat atas. Satu hal yang juga cukup menyenangkan adalah posisi tuas on/off di sekeliling tombol shutter (sama seperti Nikon dan beberapa SLR Sony). Terkesan hal kecil namun dalam pemakaian sangat mengasyikkan karena kamera bisa diaktifkan setiap saat dengan memakai 1 tangan. Sama seperti K-30 yang tahan air, K-50 juga mewarisi kemampuan 81 titik weathersealed yang tidak ada di kelasnya saat ini. Musti diperhatikan bahwa weathersealed ini bukan waterproof yang mana tidak untuk diceburkan ke kolam misalkan ! Yang menarik, bahkan klaim Pentax adalah kemampuan kamera ini
38
Bulletin GPA
NIlai tambah yang juga tidak kalah penting adalah mounting lensa Pentax K-Mount yang legendaris dari tahun 1970-an. Pentax (selain Nikon) sangat memperhatikan kompatibilitas dengan lensa lama baik manual maupun otofokus sehingga investasi yang sudah dilakukan pada lensa lama tidaklah sia-sia ! Selain itu , dengan kemampuan image stabilizer di sensor kamera, semua lensa yang dipakai memiliki fitur ini yang mana ini merupakan keuntungan yang sangat baik bagi para pemakai Pentax. Keunikan ini juga ditambah dengan kemampuan koreksi horizon sehingga subjek foto tidak terlihat miring lagi karena adanya penyesuaian yang dilakukan langsung di kamera. Kemampuan autofocusnya cukup cepat walau tidak secepat kompetitornya yang menggunakan lensa dengan motor ultrasonic.
Lensa 18-55, 1/50 sec, f/4.5, AWB, JPEG, ISO 6400 Test pemotretan cahaya redup @ Paskal Hypersquare Bandung
Lensa 18-55, 1/20 sec, f/5.0, AWB, JPEG, ISO 3200 Warna yang sesuai dengan apa yang kita lihat.. nice !
Lensa 18-55, 1/60 sec, f/4.5, AWB, JPEG, ISO 1600 Reproduksi warna kulit yang enak dilihat
Dengan aksesoris tambahan grip vertikal D-BH109, K-50 mampu dipakai dengan 4 buah batere AA selain batere Lithium-nya. Bahkan bila menambahkan unit GPS O-GPS1, K-50 bisa berfungsi sebagai tracker astrofotografi yang mana kamera mampu mengatur pergerakan sensor sampai 5 menit sehingga efek star trail dapat dieliminasi selama pemotretan bintang.
Lensa 18-55, 1/100 sec, f/5.6, AWB, JPEG, ISO 3200 Reproduksi warna yang baik walau ISO tinggi
untuk dipakai pada kondisi yang sangat dingin sampai – (minus) 10 derajat Celcius ! Satu point plus untuk K-50 ini bisa diajak memotret dalam segala kondisi cuaca. Dibekali sensor APS-C 16.28 MP yang sama dengan Pentax K-5 II, K-50 cukup baik dalam mereproduksi detil dan juga tonal yang memadai dari area shadow ke highlight tanpa masalah. Pengukuran White Balance-nya juga cukup baik walau dalam kondisi normal agak warm (kemerahan) . Untuk kondisi pencahayaan yang rendah, K-50 masih cukup baik dipergunakan di ISO tinggi. Walau batas maksimum bisa dipakai sampai ISO 51,200. Rekomendasi maksimum ISO 6400 sebagai acuan apabila menghendaki kualitas foto yang optimal (noise, reproduksi warna yang masih ditoleransi)
K-50 juga merupakan satu-satunya SLR digital segmen menengah yang memiliki jendela bidik dengan cakupan 100%. Berkat pemakaian pentaprism (dibandingkan pentamirror) , jendela intipnya lebih cerah dan bening bila dibandingkan kompetitornya saat ini. Kemampuan lain yang juga cukup penting adalah melakukan koreksi otofokus (AF fine tune) agar setiap lensa yang dipakai dapat dikoreksi back/front focus-nya. Kemudian yang langka dan mengasyikkan adalah diberikannya fitur hak cipta (Copyright) yang mana kamera akan menyisipkan nama fotografer dan pemegang hak cipta foto pada EXIF data foto ! Tiga hal ini juga merupakan fitur eksklusif Pentax K-50 yang tidak ditemui di kelasnya.
Pentax juga memberikan opsi warna body dan grip yang cukup berani (total 120 variasi) yang bisa disesuaikan dengan preferensi pemakainya. Ini sangat menarik karena saat ini belum ada produsen lain yang menyediakan varian warna sedemikian komprehensif dibandingkan Pentax. Dari uraian di atas, apa yang diberikan Pentax terhadap K-50 merupakan keunggulan tersendiri karena banyaknya fitur tambahan yang jelas melebihi kelas yang dimasukinya. Untuk itu , bagi mereka yang mencari kamera dengan fitur yang lebih dan harga terjangkau, Pentax K-50 ini layak menjadi pertimbangan untuk dimiliki ! Bulletin GPA
39
review
samsung
NX 300
by Rendra Kartadinata
adalah Wi-Fi yang mana Samsung NX merupakan salah satu system kamera pertama yang mengimplementasikannya. Di NX300, fitur ini semakin dipermudah dengan adanya tombol dedikasi “Direct Link” yang memungkinkan kamera langsung terhubung dengan jaringan Wi-fi yang memungkinkan posting ke jaringan media sosial seperti Facebook/Youtube ! Bahkan NX300 juga dilengkapi dengan cip NFC (Near Field Communication) yang memungkinkan kemudahan kamera terkoneksi dengan piranti Android tanpa melalui prosedural aktivasi yang ruwet !
Penerus NX210 dengan peningkatan fitur maupun performa yang lebih baik. Hadir dengan tampilan fisik retro serta desain two-tone, NX300 hadir dengan kombinasi 3 jenis (hitam, coklat, putih) yang sangat menawan. Cover bagian atas kamera dari bahan aluminum untuk semua pilihan warna bodi ditambah balutan warna mirip kulit terbuat dari bahan yang sangat lembut nan mewah, menjadikan tampilannya semakin terkesan lebih menunjukkan citra elegan bagi pemakainya. Juga dengan diberikannya fitur layar sentuh AMOLED 3.3” yang lebih besar dari NX210 dan bisa ditekuk seperti pada Sony NEX, Penggunaan NX300 jauh lebih nyaman dan sangat memanjakan fotografer dalam menangkap moment ! Masih memakai sensor APS-C 20.3 MP seperti NX210, namun Samsung melakukan upgrade yang sangat signifikan dengan menerapkan teknologi Hybrid AF yakni penggabungan teknologi PDAF yang umum ditemui pada kamera SLR konvensional dan CDAF (Contrast Detection AF) . Hasilnya ? Kemampuan AF kamera menjadi sangat responsif dan cepat bila dibandingkan generasi
40
Bulletin GPA
ada jeda yang lumayan mengganggu saat pemotretan beruntun dan menggunakan mode RAW. Selain itu ketiadaan opsi viewfinder elektronik juga merupakan hal yang perlu ditingkatkan bagi Samsung untuk model mendatang.
Lensa 50-200 mk2, 1/80 sec, f/5.0, AWB, JPEG, ISO 1600 Berkat layar sentuhnya, tinggal tentukan titik fokus mana yang akan dijadikan tajam.. sangat praktis !
Lensa 18-55 mk3, 1/640 sec, f/5.6, AWB, JPEG, ISO 100 Hasil foto yang sangat matang dan cukup mengejutkan dari Samsung !
Lensa 18-55 mk3, 1/500 sec, f/5.6, AWB, JPEG, ISO 100 Reproduksi warna “sulit” buat kamera digital yang mampu di-render dengan mudah
NX sebelumnya dan lebih peka untuk dipergunakan dalam kondisi remang cahaya. Selain itu, kemampuan ISO tingginya pun menjadi lebih bagus dengan noise yang lebih rendah dan warna yang tetap bagus. Walau memiliki kemampuan ISO 100-25,600, disarankan untuk hasil optimal, rentang pakai yang masih dalam toleransi baik adalah ISO 100 – 6400.
Lensa 30 mm f/2.0, 1/5 sec, f/2.0 AWB, JPEG, ISO 400 Ketajaman, reproduksi warna yang sangat baik pada kondisi low light
Sebagai produsen piranti elektronika terdepan saat ini, NX300 dibenamkan banyak fitur yang menjadi bagian yang terintegrasi dengan beberapa piranti modern lain seperti halnya ponsel Galaxy maupun komputer tablet Galaxy-nya. Salah satunya
Lensa 18-55 mk3, 1/250 sec, f/5.6, AWB, JPEG, ISO 100 Travelling yang menyenangkan dengan kamera yang mungil, ringan dan hasil foto sangat baik!
Lensa 18-55 mk3, 1/500 sec, f/5.6, AWB, JPEG, ISO 100 Ketajaman prima, warna natural dari lensa kit bawaan !
Dipakainya prosesor baru DRIMe IV memungkinkan response kamera yang cepat dan kondisi pemotretan beruntun yang lebih baik. Sangat disayangkan peningkatan kinerja prosesor ini tidak dibarengi dengan buffer memori yang tidak besar sehingga sering kali
Dengan NX300, Samsung sebagai satu-satunya produsen kamera mirrorless non Jepang membuktikan kepada komunitas fotografer global bahwa teknologi terdepan yang mereka miliki di industri elektronika khususnya (ponsel, tablet, home appliances), juga mereka berikan kepada lini kamera digitalnya. Terlebih lagi kualitas foto yang dihasilkan begitu memukau dengan dukungan lensa-lensa dedikasi yang berkualitas tinggi di atas ratarata kebanyakan produsen kamera mirrorless lainnya. Apalagi dengan investasi total kepemilikan system kamera yang relatif lebih terjangkau, Samsung NX300 menjadi opsi pilihan yang cukup menarik ditambah lagi faktor besarnya populasi kepemilikan ponsel/tablet Galaxy begitu dominan dewasa ini, para calon penggunanya dapat mengoptimalkan kemampuan konektivitas NX300 agar berbagi hasil foto maupun update ke jaringan media sosial secara instan dan kualitas foto yang prima jauh di atas kemampuan kamera ponsel terbaik sekalipun! Bravo Samsung ! Bulletin GPA
41
focusing screen-nya tidak diberikan jenis “split screen” seperti layaknya kamera SLR manual lama dan tidak dimungkinkan juga melakukan penggantian focusing screen.
review
NIKOn
DF
by Rendra Kartadinata
posisi horisontal pada kamera SLR Digital umumnya, beralih menjadi posisi vertical di bagian depan persis dekat tulisan “Df”. Awalnya memang sedikit kagok namun selebihnya tidak sulit setelah adaptasi beberapa waktu.
Sejak diperkenalkannya mounting Nikon F SLR tahun 1959, Nikon telah menghasilkan banyak prestasi yang menjadi tonggak sejarah dalam industri fotografi. Balutan keberhasilan ini menguntai para pemakainya untuk menjadi loyalis berkat kuatnya ikatan emosional yang terjadi dengan kamera Nikon yang mereka miliki. Salah satu upaya yang dilakukan Nikon di era digital ini adalah melakukan penggabungan (Fusion) antara teknologi terkini yang dimiliki dengan aura retro-klasik jaman film yang pernah dicapainya. Untuk itulah Nikon Df hadir untuk mewujudkan dua hal ini. Sentuhan klasik Nikon Df dengan mudah dilihat dari desain body ala SLR film seperti Nikon F3 maupun Nikon FA yang dirilis 30 tahun lalu. Banyaknya dial selector yang umum ditemukan pada SLR jadul ini berupa selector shutter speed, exposure compensation, ISO selector, mode dial. Ini menyebabkan LCD di bagian atas Df menjadi sangat mungil yang berakibat informasi yang diberikan relatif minimalis seperti : shutter speed, aperture, indicator batere dan sisa foto yang bisa diambil dalam kartu SD yang dipakai. Penggunaan dial pengaturan yang biasa dalam
42
Bulletin GPA
Dengan tagline “Pure Photography”, Nikon Df merupakan satu-satunya SLR Digital Nikon yang tidak dilengkapi kemampuan perekaman video. Hal ini dapat dimaklumi karena Nikon menyadari, mayoritas loyalis pemakainya
Lensa 150/5.6, ISO 400, ¼ sec, f/5.6 , AWB, JPEG Rendering warna dan gradasi yang cukup bagus
Suasana “djadoel’ Nikon Df dilengkapi dengan dukungan terhadap lensa lama seperti non-AI seperti halnya Nikon SLR Digital menengah ke atas lainnya. Jadi pengukuran cahaya tetap dapat dilakukan, Ditambah lagi dengan adanya fitur focus assist di dalam viewfinder yang memungkinkan fotografer melakukan fokus manual lebih presisi pada titik fokus yang dipilih. Sangat disayangkan adalah
Lensa 50/1.8G SE, 1/1000 sec, f/3.2 AWB, JPEG, ISO 400 Reproduksi warna kulit yang enak dilihat
Lensa 50/1.8G SE, 1/80 sec, f/3.2 AWB, JPEG, ISO 1600 Mixed Light
Diberikannya sensor FX 16 MP seperti halnya Nikon D4, Df mampu dipergunakan pada rentang kepekaan ISO 50 – 204, 800 yang mana hampir tidak ada masalah berarti dalam setiap kondisi cahaya yang akan dihadapi oleh fotografer. Reproduksi warna yang cukup bagus dan noise yang relatif rendah pada ISO tinggi seperti layaknya Nikon D4 merupakan kemampuan yang juga dihadirkan Nikon Df. Bila membaca spesifikasi dan fitur-nya, hampir ada kemiripan antara D610 maupun Df yang kebetulan dirilis hampir berbarengan. Uniknya suara shutter-nya pun antar keduanya bener-bener mirip. Yang berbeda Df adalah body yang lebih kokoh dibanding D610, hadirnya PC-Syncro yang umum ditemui pada kamera profesional dan ulir tambahan untuk cable release yang memungkinkan Df bisa menggunakan aksesoris yang banyak dipakai pada kamera SLR lama .
Lensa 35/3.5, 1/640 sec, f/5.6, AWB, JPEG, ISO 12800 Noise rendah , warna Cemerlang khas Nikon D4 !
Lensa 35/3.5, 1/80 sec, f/3.5 AWB, JPEG, ISO 6400 Warna yang bagus dan noise rendah !
lebih condong menikmati proses pengaturan setting kamera baik shutter speed, aperture, kompensasi pencahayaan sebelum mereka menekan tombol shutter untuk mengambil foto ! Mirip dengan Nikon FM2/FM3a, Nikon merilis Df dalam 2 jenis warna (hitam maupun silver) yang disesuaikan dengan selera calon pemakainya. Memang warna silver memberikan kesan klasik yang lebih dalam. Sedangkan opsi warna hitam juga tidak kalah menarik karena memberikan kesan serasian dengan lensa yang dipakai yang dominan berwarna hitam. Dengan desain retronya, memang ergonomic body kamera tidak sebaik kamera SLR Digital modern seperti D610/D800. Hasil pengujian selama seminggu sangat disarankan agar pemakaian lensa yang dipakai tidak lebih dari 1 kg, agar kenyamanan dalam memotret dalam waktu yang cukup lama bisa dicapai. Banyaknya tombol yang ada di sekujur body kamera menandakan Nikon Df sebagai SLR Digital yang ditujukan pada fotografer yang menghargai dan menikmati proses memotret. Bukan berarti kalangan fotografer profesional tidak dibidik oleh Df ini, karena selain bisa dijadikan kamera backup untuk pemakai D4 maupun D800, kegairahan dalam memotret merupakan keunikan positioning Df yang belum disasar oleh kebanyakan produsen kamera lain saat ini. Bulletin GPA
43
review
Apotop
BESTON
Menjamurnya tren fotografi digital dewasa ini ternyata disiasati oleh Apotop, sebuah produsen asal Taiwan dengan meluncurkan produk aksesoris untuk pemindai film negative/slide termasuk foto cetakan menggunakan ponsel iPhone 4/4s/5.
Digitalisasi merupakan satu proses modernisasi yang sangat bergantung kepada daya listrik sebagai inti penggeraknya. Apalagi dengan menjamurnya penggunaan perangkat elektronika bergerak (mobile devices) seperti ponsel, GPS, atau peralatan fotografi modern saat ini.
Negative / Slide Film / Photo Scanner
Unit pemindainya sendiri relatif sederhana berupa dudukan ponsel iPhone di bagian atas, lalu ada slot tray yang memungkinkan dipakai untuk film ukuran 135, termasuk foto digital sampai ukuran maksimal 5R (13 x 17cm). Pengoperasiannya relatif mudah, setelah meng-install aplikasi Apotop Scanner yang diunduh dari Appstore, iPhone anda sudah siap dipakai dengan cara menempatkannya di slot yang disediakan, lalu unit Apotop ini diberikan catu daya 4 batere AA. Setelah itu sisipkan potongan film yang akan dipindai dan aktifkan program Apotop Scanner ini.
Penampakan unit dengan ponsel iPhone yang ada di tray-nya
Foto yang di-capture dari film negative.
review
BST 920D CHARGER
Beston seperti halnya produsen terkemuka batere / charger lainnya, meluncurkan produk charger dan batere isi ulang jenis AA mereka ke pasar Indonesia dengan model BST-C920D. Keunikan charger ini di kelasnya adalah diberikannya panel LCD yang memberikan informasi mengenai status charging dan juga dapat memantau kondisi charging individual setiap sel batere yang di-charge saat itu ! Hasil uji coba charging batere AA maupun AAA, charger mampu melakukan proses pengisian cukup cepat dan relatif tidak panas terhadap sel batere. Seringkali kondisi panas ini bisa mengurangi usia sel secara signifikan. Dengan fitur dan kemampuan ini, charger Beston C-920D dapat dilirik sebagai pilihan charger batere AA / AAA bagi mereka yang sering memakai flash unit maupun kamera tertentu yang masih memakai tipe batere ini.
Tampak atas dengan cover dan kisi ventilasi
Rendra K.
Foto yang di-capture dari film negative.
Ujicoba memindai kartunama dengan piranti lunak yang sudah di-install dari Appstore
44
Bulletin GPA
Kualitas hasil reproduksinya memang tidak sebaik hasil repro dari kamera digital dengan menggunakan lensa makro, namun untuk keperluan duplikasi foto maupun film secara instant, scanner Apotop ini cukup memadai dengan kualitas foto dari kamera iPhone yang dipakai. Rendra K.
Charger dengan slot individual dan kombinasi jenis baterai yang discharge!
Bulletin GPA
45
artikel
liputan
Photo Exhibition of
Overseas Chinese Photographers
China menunjukkan keseriusan yang tinggi terhadap seni, salah satunya photography. Pemerintah China melalui Departemen Pendidikannya menyediakan anggaran negara yang cukup besar untuk kegiatan pendidikan, museum, pelestarian seni dan termasuk pameran foto. Pameran foto untuk Overseas Chinese (fotografer keturunan China dari seluruh dunia) rutin diadakan setiap tahun. Pada tahun 2013 ini, pameran dilangsungkan di sebuah kota kecil bernama Huaian. Huaian sebenarnya merupakan sebuah kota kecil yang tampak baru dikembangkan infrastrukturnya. Ruas jalan telah dibangun diberbagai tempat, walaupun di sisi-sisinya masih banyak tanah kosong. Huaian adalah tempat kelahiran Zhou En Lai, salah satu tokoh negara yang membuyarkan imperialisme dan mendirikan republik. Jumlah foto yang masuk ke panitia pameran mencapai ribuan. Termasuk foto dari para tetua Society yang tersebar di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk di China sendiri, yang mana mereka diundang untuk mengirimkan foto yang langsung akan dipamerkan. Tahun ini, panitia menyediakan Medali Emas untuk 3 foto, Medali Perak untuk 6 foto, Medali Perunggu untuk 9 foto , 'Fine Piece of Work' untuk 30 foto dan kategori Accepted yang diterima oleh 218 foto.
46
Bulletin GPA
Panitia mengharapkan sekitar 200 undangan untuk hadir, namun tampaknya yang bisa hadir hanya 100 an orang. Para undangan yang hadir disediakan akomodasi hotel bintang 5 selama 4 malam termasuk makan. 2 bus besar berkapasitas 55 penumpang juga disediakan selama acara berlangsung yaitu tanggal 18 dan 19 Oktober 2013. Selain acara penyerahan medali dan piagam serta menikmati pameran foto, para undangan diajak untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di sekitar Huaian, antara lain ke rumah di mana Zhou En Lai tinggal selama masa kecilnya; ke Mosuleum Zhou En Lai; ke kompleks kuburan Kaisar suku Han pertama; ke berbagai museum, termasuk museum makanan khas Huaian. (Djatinegoro E.L.)
Launching
Nikon 1 aw1
Bertempat di Waterbom Pantai Indah Kapuk Jakarta, pada 2 November 2013 kemarin, PT Nikon Indonesia meluncurkan kamera canggih dengan lensa lepas tukar Nikon 1 AW1, yang merupakan seri terbaru Nikon 1. Sistem Nikon 1 memperkenalkan bentuk baru dari ekspresi pencitraan dan Nikon 1 AW1 merupakan kamera digital pertama di dunia dengan lensa lepas tukar yang tahan air hingga kedalaman 15m (JIS/IEC Class 8 (IPX8) equivalent) dan dapat menahan guncangan / kejatuhan dari ketinggian 2m (MIL-STD-810F Method 516.5: Shock standard compliant). Nikon 1 AW1 sangat ringkas untuk dibawa kemanapun dan dapat mendukung fitur pengambilan gambar cepat berturut turut sampai dengan 15 fps dengan AF pelacak dan pengambilan gambar cepat berturut-turut dengan resolusi penuh pada 60 fps saat fokus terkunci. Dibekali dengan desain yang gaya dan elegan yang sangat cocok untuk sehari hari dan kompatibel dengan berbagai variasi lensa-lensa 1 NIKKOR dan lensa-lensa F-mount NIKKOR (membutuhkan adapter FT1). Nikon 1 AW1 dilengkapi dengan fungsi kontrol aksi yang memungkinkan operasi cepat dan mudah seperti beralih antar layar menu, fungsi kunci kontrol yang mencegah operasi tidak disengaja saat mengenakan sarung tangan.
Features seperti kompas elektronik, pengukur ketinggian, pengukur kedalaman dan layar cakrawala virtual bisa ditemukan pada kamera ini. Tidak ketinggalan fungsi data lokasi terintegrasi yang bisa digunakan untuk membuat catatan untuk kedalaman tracking atau posisi. Selain itu, Nikon 1 AW1 juga dilengkapi dengan mode Kreatif bawah air baru yang membuatnya mudah bagi siapa saja untuk menikmati fotografi bawah air. Pengguna dapat memilih dari tiga pilihan di bawah air: Standard, Scuba, dan Close Up. Warna gambar juga dapat dilihat dan di maksimalkan menggunakan tampilan layar tinjauan langsung untuk mencapai warna yang diinginkan. Sejumlah fungsi yang mudah digunakan untuk fotografi bawah air juga tersedia, termasuk pilihan bawah air untuk white balance dan kontrol otomatis distorsi. “Kami bangga dapat menghadirkan Nikon 1 AW1, kamera waterproof yang canggih guna memenuhi keinginan para penggemar scuba diving untuk mengabadikan keindahan flora dan fauna bawah laut yang begitu banyak tedapat pada taman-taman laut kelas dunia di Indonesia ini,” ungkap Toshio Asazaki, President Director PT Nikon Indonesia. Tim Bulletin GPA Bulletin GPA
47
photo selection
photo selection
Megawatie Lie - Situgunung
Budiarto Wibowo - abandoned
Tony Steven - good morning
Djatinegoro E.L. - Guilin
Kimundar - NT
Abdul Azis - Bromo 2
Lina Wu - The News Collector
EDI JANWARI - ALONE 48
Bulletin GPA
Bulletin GPA
49
photo selection
member achievements Salonfoto indonesia ke-34
Honorable Mention Kategori Softcopy Creative 1. Aris Sanjaya, A.FPSI* 2. Haris Rinaldi
Honorable Mention Kategori Softcopy Photo Travel 1. Andreas Kosasih 2. Djati The Salonfoto indonesia ke-34
Accepted Kategori photo travel Hendra P. Winarto - Tree and Sun
member achievements Selamat atas keberhasilan dan prestasi teman-teman GPA / DKUK LOMBA Internal GPA 1. Eko Hanggarabagia 2. Andreas Kosasih 3. Andreas Kosasih 4. Deviany Gazali
Juara I Kategori Warna Juara I Kategori Monochrome Juara I Kategori Softcopy Juara I Kategori Foto Travel
Salonfoto indonesia ke-34 Budiarto Wibowo - curve
1. Andreas Kosasih Bronze Medal Kategori Cetak Monokrom 2. Aris Sanjaya, A.FPSI* Bronze Medal Kategori Softcopy Creative 3. Haris Rinaldi Bronze Medal Kategori Softcopy Creative 4. Aris Sanjaya, A.FPSI* Best Set Kategori Softcopy Photo Travel 5. Aris Sanjaya, A.FPSI* Adam Malik Award Salonfoto indonesia ke-34
Honorable Mention Kategori Cetak Warna 1. Deviany Gazali Salonfoto indonesia ke-34
Honorable Mention Kategori Cetak Warna
Honorable Mention Kategori Cetak Monokrom
Handik Sudarsana - motion 50
Bulletin GPA
1. Gunawan Rustandi 2. Sani H. Gunawan 3. Handi Laksono
1. Andreas Kosasih 2. Aris Sanjaya 3. Brianz Liu 4. Charda 5. Deviany Gazali 6. Djatinegoro E.L. 7. Gunawan Rustandi 8. Handi Laksono 9. Harjanto Sumawan
Accepted Kategori Creative 1. Aris Sanjaya 2. Andreas Kosasih
Salonfoto indonesia ke-34
Rafly Rinaldy - Circle Stair
Salonfoto indonesia ke-34
10. Harris Rinaldi 11. Lina Gunawan 12. Mahendra Putra Lim 13. Mandaliem Lembong 14. Parulian Tjua 15. Sani H. Gunawan 16. Stevanus Lim 17. Tan Josua Victor
3. Harris Rinaldi 4. Lina Gunawan
Salonfoto indonesia ke-34
Accepted Kategori Cetak Warna 1. Andreas Kosasih 2. Aris Sanjaya 3. Brianz Liu 4. Deviany Gazali 5. Eko Hanggarabagia 6. Guy Hendra P. Winarto
7. Handi Laksono 8. Harjanto Sumawan 9. Lina Gunawan 10. Mahendra Putra Lim 11. Mandaliem Lembong 12. Parulian Tjua
Salonfoto indonesia ke-34
Accepted Kategori Cetak Monokrom 1. Andreas Kosasih 2. Aris Sanjaya 3. Brianz Liu 4. Gunawan Rustandi 5. Guy Hendra P. Winarto
6. Handi Laksono 7. Lina Gunawan 8. Mahendra Putra Lim 9. Sani H. Gunawan
photo selection
photo selection
Bolih Hengki - Ngengat
Gunawan Rustandi - NT
Rudy Techrisna - Morning Shine
member achievements Pink Pink - bunga
LOMBA Overseas Chinese Photographer 2013 1. Andreas Kosasih 2. Lina Gunawan 3. Andreas Budiwidjaja Karim 4. Joshua Tanugerah 5. Djatinegoro E.L.
Handik Sudarsana - yellow butterfly
Medali Perak Medali Perunggu Fine Piece of Work Fine Piece of Work Fine Piece of Work
Lomba Overseas Chinese Photographer 2013
Accepted
1. Djatinegoro E.L. 2. Djunaryo 3. Eko Hanggarabagia 4. Michael M. P. Lim 5. Agus Gunawan 6. Charda 7. Handik Sudarsana 8. Stephanus 9. Parulian Tjua
Stevanus Wartono - Situgunung
Handik Sudarsana - Love
Parulian Tjua - Papuna 52
Bulletin GPA
Andreas Kosasih - Dua Sejoli Bulletin GPA
53
photo selection
photo selection
Gunawan Rustandi - alone
Ruben Hardjanto - Jokowi at Jakarta Marathon 54
Bulletin GPA
Gerdie Hutomo - Bertahan Demi Teman
Bulletin GPA
55
iklan direktori
info GPA
Keanggotaan Silakan minta
isi
GPA
Kirimkan kembali formulir pendaftaran ke
[email protected]
Biaya keanggotaan / iuran tahunan sebesar Rp. 150.000,- ( Pembayaran dapat dilakukan melalui tranfer ke rekening BCA no. 4413057500 a.n. Group Of Photographic Artists ).
Manfaat yang bisa Anda dapatakan jika menjadi anggota GPA : 1. Acara hunting aktif. 2. Lomba besar 2 kali per tahun, diselingi dengan 2 kali lomba kecil. 3. Workshop dengan pembicara yang terkenal pada setiap pertemuan 2 bulanan. 4. Pameran foto bersama, minimal 1 kali dalam 1 tahun. 5. Pembuatan year book yang berisi foto-foto karya para anggota. 6. Keringanan biaya untuk semua kegiatan GPA. 7. Setiap anggota akan menerima kartu anggota yang eksklusif. Untuk sharing foto dan tanya jawab seputar photography, bisa bergabung dengan mailing list kami
[email protected] Caranya mudah saja, cukup kirim email kosong ke :
[email protected] Bisa juga gabung lewat Facebook, cukup search GPA/DKUK, kemudian klik Ask to Join Group.
Cara Mendapatkan
Bulletin GPA
Bulletin GPA diterbitkan 4 kali dalam 1 tahun, dapat Anda peroleh secara cuma-cuma
Pada acara GPA Gathering yang diadakan setiap 2 bulan sekali. Berlanganan dengan mengganti ongkos pengiriman. Untuk pemesanan berlangganan Anda dapat menghubungi
Sdri. Erna Ekawati melalui 08989164895. Mengambil langsung di tempat-tempat berikut ini : JAKARTA
·
Fotoku Digital Jl. Dr. Susilo Raya No.341B, Grogol 021-56940866 Myra Gallery Jl. Jatinegara Timur No.123 D-F 021-8510670/1 Ek-Gadgets Centre Roxy Square, Lt.1, Blok B2 28-30 021-70087758 Oktagon Gunung Sahari Raya No.50A 021-4204545 Toko Camzone ITC Fatmawati, Lt.2, No.45, JL. RS. Fatmawati No.39 021-68664901 Irgy's Camera Ratu Plaza, Lt.3, No.48, Jl. Jend. Sudirman No.9 021-72795762 Jeff & Co Ciputra Mall, 4th Floor, No.22, Jl. S. Parman, Grogol 021-56954888 Camera Shop Grand Indonesia, West Mall, Lt.3, No.10 021-23581128 Camera Shop Mall Taman Anggrek, Lt.3 No.342 021- 5639380 Camera Shop Mall Artha Gading, Lt. Dasar Blok B6 No.16 021-45863900 Aneka Foto Metro Atom Plaza, Lt. 2, Blok AKS, No.19-20, Pasar Baru 021-6405971 Symphony Photo Ruko Mall Taman Palem No.8, Cengkareng 021-54351630 ISO Camera & Accessories TANG City, Mall Tangerang, Lt. LG, A 38-39 Nikon Service Center / Nikon Team Komp. Mangga Dua Square, Blok H, No.1-2,
·
·
·
·
· ·
·
·
·
·
·
·
Jl. Gunung Sahari Raya 021-62312600
Bursa Kamera Profesional Wisma Benhill, Lt. Dasar, No. C6, Jl. Jend. Sudirman
·
Kav.36 021-5736038
·
Focus Nusantara Jl. Hasyim Ashari No.18 021-6339002 Bhinneka Jl. Gunung Sahari Raya 73C/5 021-4261617 Asku Mitra Nasional Jl. Pangeran Jayakarta 101/B-1 021-83283161 Index Camera Jl. Hybrida Raya, Blok PF 23, No.2, Klp. Gading 021-45865658 Multi Holiday Travel Jl. Suryopronoto 48E 021-6312288
·
·
·
56
Bulletin GPA
·
Dimensi Photography Solution Jl. Panglima Polim 9 No.8B Kebayoran Baru 021 7247642
·
Budhi Ipoeng School of Photography Jl. Halimun No.41
BANDUNG Pondok Lensa Jl. Ciumbuleuit 24, Cidadap
YOGYAKARTA
·
Soto Kudus Gajahmada Jl. Tritunggal No.145, Karang Kajen 0274-377323 Revolt Games Jl. Prof.Yohanes No. 26, Ruko Segan Square No.6
SOLO
·
Master Photo Jl. Kartini 11 0271-645476 House of Hendrik Jl. Sutan Syahrir No.56 0271-637294 Vista Digital Jl. Abdul Muis No. 1 Solo 0271-755228
·
SEMARANG
·
·
Fotoku Jl. Thamrin No.39 0243-551426 / 081901407899
SURABAYA
·
Toko Digital Ambengan Plaza, B-23, Jl. Ngemplak No.30 031-5454486 House Ware Ruko Central Business Park, Kav. 22 Jl. Dr. Ir. H. Soekarno 031-75170955
·
BALIKPAPAN Bintang Timur Digital Jl. Jend Sudirman No. 10 (Klandasan)
SAMARINDA Hj. Wawan Jl. Mawar No. 35, Samarinda, Kalimantan Timur 75121
· 081347883337