6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pertumbuhan rumah sakit di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dalam kurun 5 tahun terakhir, jumlah rumah sakit meningkat sebesar 26.32% dari 1.292 unit rumah sakit pada tahun 2006 menjadi 1.632 unit rumah sakit pada tahun 2010 (Depkes, 2010). Pertumbuhan yang begitu pesat menggambarkan bahwa kini rumah sakit dipandang sebagai sebuah peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Besarnya potensi pengembangan rumah sakit ditunjukkan dengan meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan akibat masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Hal ini membuat pemerintah mulai memperbanyak jenis pelayanan kesehatan terutama rumah sakit. Namun terbatasnya dana pemerintah membuat pemerintah membuka diri terhadap pihak swasta untuk mengembangkan bisnis mereka di Indonesia termasuk di bidang jasa kesehatan (Azhary, 2009). Munculnya rumah sakit swasta sebagai pesaing rumah sakit pemerintah berdampak pada persaingan yang kompetitif untuk menawarkan berbagai produk pelayanan kesehatan dengan menampilkan keunggulan yang dimiliki. Hal ini membuat masyarakat dihadapkan dengan berbagai pilihan produk kesehatan sehingga semakin kritis dalam memilih pelayanan kesehatan untuk berobat (Firdaus, 2009). Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Lita, 2003). Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan rumah sakit 1
2
mampu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kondisi ini membuat rumah sakit memerlukan suatu pengelolaan yang profesional dalam mengelola dan mengatur seluruh kegiatan operasional yang dijalankan baik dalam hal penentuan sumber daya manusia, fasilitas dan rancangan pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen. Penentuan rancangan pelayanan yang disediakan sangat penting mengingat rumah sakit dalam kesehariannya selalu berhubungan dengan pasien/konsumen. Konsumen merupakan salah satu faktor penting karena dengan adanya konsumen maka perusahaan mampu memasarkan produk pelayanan. Disamping itu konsumen merupakan satu satunya sumber pendapatan yang diperoleh rumah sakit khususnya rumah sakit yang dikelola oleh swasta. Oleh sebab itu rumah sakit harus mampu untuk mengenali dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen yang menjadi segmen pasar sasarannya (Kotler & Gary, 2006). Setiap konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda terhadap pelayanan kesehatan yang disediakan. Kebutuhan dan keinginan konsumen akan mempengaruhi perilaku konsumen untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang disediakan yaitu perilaku dalam menentukkan keputusan. Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu jenis pelayanan kesehatan yang disediakan dipengaruhi oleh berbagai faktor (Hadiyanti, 2010). Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian yaitu kemampuan dan kemauan membayar. Kemampuan dan kemauan membayar konsumen merupakan salah satu pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam penetapan tarif di rumah sakit selain tarif pesaing dan unit cost (Mukti, 2003). Tarif yang ditetapkan
nantinya
akan
menunjukkan
kesediaan
konsumen
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh rumah sakit.
untuk
3
RSU Puri Raharja merupakan salah satu rumah sakit yang berada di Kota Denpasar (Profil Rumah sakit Puri Raharja, 2012). RSU Puri Raharja selalu berusaha menyediakan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi konsumen sehingga diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan masyarakat ke rumah sakit. Semakin meningkatnya jumlah kunjungan konsumen ke rumah sakit maka rumah sakit akan memperoleh pendapatan yang cukup untuk mampu menjalankan kegiatan operasionalnya dan pengembangan rumah sakit tersebut. Adapun jumlah pendapatan RSU Puri Raharja dari tahun 2007 sampai tahun 2011 dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut. Grafik 1.1 Jumlah Pendapatan RSU Puri Raharja dari Tahun 2007 sampai Tahun 2011
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan RSU Puri Raharja dari Tahun 2007 sampai Tahun 2011 Berdasarkan grafik 1.1, jumlah pendapatan yang dimiliki oleh RSU Puri Raharja mengalami fluktuatif dalam kurun lima tahun terakhir. Jumlah pendapatan yang dimiliki oleh RSU Puri Raharja meningkat dari tahun 2007 sampai tahun 2010 tetapi menurun secara drastis dari tahun 2010 ke tahun 2011. Dari tahun 2007 jumlah pendapatan yang dimiliki oleh RSU Puri Raharja yaitu sebesar Rp 22.514.548.675,
4
tahun 2008 sebesar Rp 27.730.054.660, tahun 2009 sebesar Rp 30.032.736.088 dan tahun 2010 sebesar Rp 32.498.172.582. Sedangkan tahun 2011 jumlah pendapatan menurun cukup drastis yaitu sebesar Rp 29.144.249.972 dari tahun 2010. Penurunan jumlah pendapatan akan berdampak pada penetapan tarif yang dilakukan pihak rumah sakit. Tarif rumah sakit sangat penting diperhatikan baik oleh rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah. Bagi rumah sakit swasta, penetapan tarif akan berpengaruh terhadap pendapatan yang berdampak pada kelangsungan operasional rumah sakit. Bagi rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah, tarif masih ditetapkan oleh pemerintah melalui keputusan Menteri Kesehatan. Hal ini tercermin pada UU No. 44 Tahun 2009 mengenai Rumah Sakit yang dijelaskan bahwa penetapan tarif rumah sakit harus berdasarkan pola tarif nasional yaitu ditetapkan berdasarkan komponen biaya satuan pembiayaan dan dengan memperhatikan kondisi regional. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih adanya kontrol yang ketat dari pemerintah terhadap penetapan tarif rumah sakit pemerintah. Berdasarkan tarif yang ditetapkan oleh rumah sakit, konsumen dapat menilai apakah mutu pelayanan yang diberikan sebanding dengan besaran tarif yang ditetapkan atau tidak. Selain itu, dalam Kepmenkes RI No. 560/Menkes/SK/IV/2003 menyebutkan bahwa tarif rumah sakit diperhitungkan atas dasar unit cost dari setiap jenis pelayanan kesehatan dan kelas perawatan yang perhitungannya memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat, standar biaya dan atau bench marking dari rumah sakit yang tidak komersil. Kondisi ini menunjukkan bahwa salah satu pertimbangan dalam penetapan tarif rawat inap adalah kemampuan ekonomi masyarakat yakni kemampuan dan kemauan membayar. Kemampuan dan kemauan membayar penting karena tanggapan konsumen terhadap perubahan harga akan mempengaruhi tingkat pemanfaatan pelayanan
5
kesehatan yang disediakan dan pendapatan yang akan diterima (Hartono dkk, 2005). Makin tinggi tingkat pemanfaatan maka makin tinggi juga pendapatan yang diperoleh sebaliknya makin rendah pemanfaatan rumah sakit maka makin rendah juga pendapatan yang diperoleh rumah sakit. Pendapatan yang rendah membuat rumah sakit tidak mampu menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga tidak mampu lagi menyediakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Selama ini pihak RSU Puri Raharja belum pernah melakukan analisis kemampuan dan kemauan membayar pada pasien rawat inap. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti “Analisis Kemampuan Dan Kemauan Membayar Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Puri Raharja Tahun 2012”.
1.2 Rumusan Masalah RSU Puri Raharja merupakan salah satu rumah sakit yang menghadapi persaingan yang ketat dalam menarik minat konsumen. Penurunan tingkat pendapatan akan membuat rumah sakit kesulitan dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga tidak akan mampu bersaing dengan rumah sakit yang ada sekarang. Persaingan yang ketat menuntut rumah sakit untuk mampu menerapkan strategi pemasaran yang tepat yakni dalam hal penetapan tarif dengan memperhatikan kemampuan dan kemauan membayar pasien sehingga diharapkan mampu memperoleh pendapatan yang cukup untuk menjalankan kegiatan operasional rumah sakit. Oleh sebab itu perlu dianalisis mengenai kemampuan dan kemauan membayar pasien rawat inap di RSU Puri Raharja yang belum pernah dianalisis sampai sekarang yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penetapan tarif.
6
1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah kemampuan membayar pasien rawat inap di RSU Puri Raharja pada tahun 2012? 2. Bagaimanakah kemauan membayar pasien rawat inap di RSU Puri Raharja pada tahun 2012?
1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1
Tujuan Umum Untuk mengetahui kemampuan dan kemauan membayar pasien rawat inap di RSU Puri Raharja pada tahun 2012
1.4.2
Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui besarnya kemampuan membayar pasien rawat inap di RSU Puri Raharja pada tahun 2012 2. Untuk mengetahui besarnya kemauan membayar pasien rawat inap di RSU Puri Raharja pada tahun 2012
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1
Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi pihak RSU
Puri Raharja mengenai kemampuan dan kemauan membayar pasien rawat inap terhadap tarif yang telah ditetapkan dan juga pedoman yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penetapan tarif rawat inap.
7
1.5.2
Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pembaca
terutama yang berkaitan dengan bidang ilmu manajemen rumah sakit.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini tergolong ke dalam ruang lingkup manajemen rumah sakit khususnya ilmu perilaku konsumen yang membahas mengenai kemampuan dan kemauan membayar pasien. Penelitian ini dilakukan pada pasien rawat inap di unit rawat inap RSU Puri Raharja Tahun 2012. Penelitian ini membahas mengenai kemampuan dan kemauan membayar pasien rawat inap di RSU Puri Raharja Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan wawacara langsung terhadap pasien rawat inap. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif melalui pendekatan deskriptif. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu crossectional.