Seminar Nasional dalam Rangk Lustrum ke.2 & ulangTahun ke-47 FKIP unsyiah
M.Pd.
57.
Dr, Nasir Usman,
58.
Dr. M. Hasan,
59.
Dr. Nyak Amir,
60.
Drs. Mukhlis A Hamid, M.
61-
Drs. Wildan,
62.
Drs. Ngadimin,
63.
Drs. Teuku Alamsyah,
M.Si.
Profesionalisme Guru dalam Mewujudkan Bermutu lmplementasi Model Bermutu Untuk Mutu Pendidikan diProvinsi NAD
M.Pd.
Peningkatan :3o
Peningkatan Kualitas Pendidikan melalui Earu
Pd.
M.Pd.
Pendidikan :i29
Paradigma
:i35
Gur!
:i45
Novel
:i52
Sertifikasi Guru dan Penihgkatan Profesionalisme Proses Kreativitas A. Hasjmy sebagai pengarang Meraup cita dengan bertapak pada masa silam
M.si. M.Pd.
Penggunaan Media simulasiyangTerintegrasidengan :153 PowerPoint untuk meningkatkan pemahanran Konsep Fisika di SMA Case Study: Langkah A\ /al Memahami
Realitas
:159
Pembelajaran'
#.
Dr. Yusrizal,
M.Pd.
65.
Azwardi, s.Pd.,
66.
Drs.said
Penilaian Kinerja Dosen FKIP Unsyiah (Survei Jurusan Fisika dan Sejarah)
M.Hum.
Nurdin
pada
Serba"serbiSertifikasiGurui Kiat sukses Mempersiapkan Dokumen Portofolio (5!iatu Sosial;sasi Bdgi Calon Peserta Sen,fi(asi6uru) Efektivitas Pelaksanaan Pelatihan Guru di
Provinsi
358
3la
384
Nanggroe Aceh Darussalam
57.
Alfi Syahril Fuadi Java,
68.
Dra. Yuhasriati,
69.
Dra. Rosmala D€wi,
70.
Drs. soewarno s,
71,
Ansyari,
S.E.
S.Pd.
M.Pd. M.Pd.
M.si.
Kesulitan Belajar Akltansi pada Mahasiswa Pendidikan 390 EkonomiFKlP Unsyiah
Model Pembelajaran (ooperatif dengan Pendekatan 394 Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika Laboratorium sebagaisarana Pembelajaran di.lurusan 401 Pendidlkan Kesejahteraan Keluarga FKIP Unsyiah Penerapan Model siklus Belajar Empiris lnduktif Meningkatkan Penguasaan Konsep Gerak
Mengenal Pendidikan
lnklu5i
untuk
408
418
Senr.ot Nosnn.iiilalon Ronglj LDnrunike
SER
I
i.IKi5I
2
& 01on9 ia]tuh ke 47
ikjp Unwioh-
GURiJ DAN FENIf\]GKATAN PROFESIONALISvIE GURU
Mukhlis A. Hamid Divisr Data PSG Rayon 01 Universitas Syiah Kuala
Abstrak Guru adalah pendidik yang profesional. Karena itu, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi '.' t- b --.-.. sebagai agen pembelajaran. Program Sertifikasi Guru merupakan program pemberian sertifikat: pendidik kepada guru yang telah memenuhi persayaratan tersebut. Program sertifikasi guru dalanr jabatan ini bertujuan {1) menentukan keiayakan guru dalam melaks.nak6n trtsdj sElnEoi pc,,!t,uti. profesional; {2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran; (3) meningkatkan kesejahteraan guru; dan (4) meningkatkan martabat guru dalam rangka mewujudkan pendidikan nasionalyanfl bermutu. Karenanya, seorang guru yan8 mengikuti program seatifikasi melalui jalur penilaian portofolio dan jalur pendidikan dalam bidang studitertentu akan dinilai dari berbagai suduti latar belakane pendidikan (i.iazah), masa kerja, prestasiakademik, dan aktivitas lain yang berkait dengan proses belajar mengajar ataupun penilaian kinerja personal dalam pLpG. Dokumen portofolicl idealnya mencerminkan sosok personal kita sebagaiEUru yang memiliki tazah yang sesuai dengar jenjan&/bidang studi yang diajarkan; memiliki masa'kerja 0am terbang) yang cukup memada sebagai guru; memiliki prestasi akademik yanB cukup lumayan sesuai dengan bidang yang digelutij dan memiliki akivitas lain dalam bidang pendidikan atau kemasyarakatan secara proporsional. Hingga tahun kedua pelakanaan program sertifikasi, ada beberapa hal yang mas,h rumpang dan butuh perbaikan pada masa yang akan datang. Perfama, sosialisasi program yang masih kurane optimal. Kedua, penomoran peserta yang tidak konsisten. Ketiga, penyiapan dokumen portotolio secara tidakjljur dan kurang sempurna. Keempat, birokrasiyang dipersulit. Kelima, informasiyan€ simpang siur. l(arena itu, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada masa yang akan datang. Pertama, semua komponen perlu ikut serta memastikan aagar semua pihak dan tahapan pekerjaan berjalan sesuai dengan rambLt-rambu dan pedoman yang telah ditetapkan. Kedua, pihak Dinas Pendidikan dan Departemen Agama kabupaten/kota harus hati-hati benar dan konsisten dalam penetapan calon peserta, sosialisasj program kepada calon peserta, memastikan agar dokumen portofolio disusun sesuai dengan format yang dibakukan, dan mengirim dokumen ke LPTK sebelum masa pemeriksaan berakhir. Ketiga, panitia dan asesor di LPTK harus bekerja sesuai dengan kewenanangan Vang diberikan pada mereka, melaksanakan pekerjaan secara terencana dan penuh komitmen, serta tidak melakukan kecuranBan dalam penilaian dokumen portofolio. Keempat, kepala sekolah dan pengawas sekolah harus menilai calon peserta secara benar untlk mencegah konflik antarguru di sekolah. Terakhir, rekan-rekan guru harus bersedia antridan harlrs jujur dalam menyusun dokumen. Kdtg Kunci: Settifktti, proresinalisme guru
A.
Pengantar
PROGRAM SCfnFlKASl GURL dilakanakan berdasa*ao Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam jabatan. Yang dimaksud dengan sertifikasi
adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi standar 345
senhat ltationol.lolon nanqko tustrunt
ke 2 & Ulon.t
lohm
ke 4J Fktp
L).svt.h
profesiona guru 5errifrkat pendiciik ditandatangani oteh rektor perguruan ringg !anH or rntuk untuk sebagai penye enggara program sertlfikasi di daerah. Berdasarkan permen tersebut, rekan_ rekan guru yang telah menyelesaikan program 51 ataupun D tV berhak mengikut: progr;m inl. Guru yang lulus program sertifikasi akan mendapatkan sertifikat pendidik dan dlsK_kan oleh Dirjen PMPTK untuk mendapatkan tunjangan profesiguru sebesar satu kali gaji pokok. Dalam petunjuk pelaksanaan program disebutkan bahwa Dinas pendidikan dan Depaftemen ABama kabupaten/kota dalam setiap provinsi merupakan jtdkebolder pertama yang bertugas menetapkan perangkingan guru pNS dan guru non-pNs {guru tetap yayasan) lntuk di;kutsertakan dalam program ini secara bertahap. perangkin8an ini didasarkan pada indikato, masa kerja/pengalaman mengajar, usia, pangkat/golongan bagi pNS, beban mengaiar, jabatan/tugas tambahan, dan prestasi kerja. Bjla juklak ini dipedomani sepenlhnva oleh Dinas Pendidikan dan Departemen Agama kabupaten/kota sebagai pihak yang paling be*ompeten dalam penetapan calon peserta, kekhawatiran tentang kecurangan dalam proses rekruitmen caloh dapat dlhindari. Guru yang paling senior seharusnya mendapat pdoritas utama, sedangkan guau yang masih junior menunggu giliran selanjutnya. 6uru junior yang kreatif dan berprestasi dapat memanfaatkan kesempatan ini melaluijalur guru berprestasi, meski kuota lntuk ini tidak terlatu besar.
B.
Tabapan Kegiatan Sertifikasi Guru
uIlLuK kita Untuk rQ.a maklumi proSram sertifikasi maKtumr bersama, oersama, program sertltkast guru dltempuh ditempuh melalui beberapa tahapan: Sosialisai program, penyiapan portofotio, pengiriman porrofotio ke LPTX, penilaian dokumen portofolio, pengumuman hasij penilaian, penerbitan sertifikat pendidilq dan pengusulan tunjangan profesi ke Depdiknas lakarta, dan distribusi tunjangan ke pard guru yang berhak menerimanyd- Tahapan sosialisasi dan pengiriman berkas ke LPTX dilakukan oleh Dinas pendidikan
dan Departemen Agama kabupaten/kota. penyiapan dokumen portofolio dilakukan secara personal oleh guru sesuai dengan format baku yang telah ditetapkan oleh Dirjen pMpTK Depdjknas. Dokumen asli beserta fotokopi buktifisjk iazah, SK pengangkatan, sertifjkat pelatihan, karya ilmiah berupa buku atau laporan penelitian, penghargaan dari pemerintah, dan berbagai dokurnen lain yang diperlukan dan telah dilegalisasi oleh atasan dislsLtn sesuai den8an panduan Penyusunan Portofolio oleh Guru. Selanjutnya, tahapen penilaian dokumen portofolio dilaksanakan oleh LPTK yang tetah ditetapkan. Untuk Rayon 1 Aceh, FKtp Universitas Syiah Kuala dan FKIP Universitas Al-Muslim ditunjuk sebagai LPTK induk dan LPTK mitra dalam pelaksanaan program sertifikasi bagi Buru kelas di TKl SD dan guru bidang studi di SMp/MTs, SMA/SMK/MA. Fakultas larbiyah lAlN Ar-raniry dipercayakan untuk melaksanakan program sertifikasi bagi guru PAI di berbagai jenjang pendidikan. fuesor yang telah direkrut khusus untuk itu melaksanakan penilaian berkas portofolio secara bertahap sesuai dengan jadwal yang ditetapkan panitia. Rekomendasi akhir asesor dalam penilaian portofolio adalah; Lulus, Melengkapi Substansi, Klarifikasi, Mengikuti Diklat Profesi 6uru, dan Diskualiftkasi. Lulus atau tidak lulusnya seorang caton dalam proses penilaian ini sangat bergantung pada kelengkapan dokumen yang dikirim. Tebalnya bundel dokumen belum menjahin kelulusan seorang calon. Xetiadaan dokumen atau nilai pada salah satu unsur dapat menyebabkan seorang calon dinyatakan tidak lulus. Apalagi bila ada dokumen yang dira8ukan kebenarannya. Karenanya, kemungkinan terjadinya KKN dalam proses penialaian ini sangat kecil. proses penilaian yang dilaksanakan di ruang teatutup, p€nBacakan bundle yang diperika oleh asesor, dan proses penilaian yang dipantau oleh panitia pelaksana merupakan langkah preventif untuk itu. Kulangnya sosialisasi program pada aalon peserta/kepala sekolah/pengawas dan p€netapan peserta yang tidak sesuai dengan sistem peran8kingan memang berimbas secara langsung ataupun tak langsun8 dalam proses penilaian portofolio ini.
346
i€r.rrd
nrdrrofol dDi.rr riurqn.r
l!jtruNi r..r-
I
tri{,nc r.ht,n i:€ .J7 iRtr Inrr)ntt
_
Dlklnt uroie!i gUru merupaKn rnir;!.n L.'r|1i.. ir.rg gur! y.ng rioak ul!s (jd irn rair.p penilaian portofolic. Gurlr-guru yang nila nya di bawah possing qrode (di ba$/rh 850) direkonrendasikan Lrntuk Ms (meengkapi substansr) dan pLpc (pendrdikan dan Latihan profesi 6uru)- Rekomendasi MS hanya diberikan bagi guru yang nilai akhjr portofolio hampir mencukupi batas bawah possing grode. Mereka diberi waktu beberapa hari setelah pengumuman untuk melengkapi satu atau dua dokumen yang diharapkan dapat mencukupkan nilai portofolio menjad; 850. Bila dalam rentang waktu 1 atau 2 minggu, kesempatan ini tidak dapat dipenuhi, guru yang bersangkutan diminta untuk mengikuti pLpG. pLpG merupakan program pelatihan singkat jam {90
tatap muka) untuk menlngkatkan kompetensi personat guru dalam bidang peadagogis, profesional, kepribadian, dan kompetensi sosial. Karenanva, materi pelatihan diarahkan pada
p€ngembangan empat komp€tensi di atas sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan Dirjen PMPTK- Bila nilai ujian tulis dan ujian kinerja memenuhi kriteria lulus, peserta diklat akan dinyatakan lulus- Bila tidak, yang bersangkutan akan diberikan kesempatan mengikuti dua kali
ujian ulang. Bila tidak lulus juga, yang bersangkutan dikembalikan ke Dinas pendidikan dan Departemen Agama kabupaten/kota untuk mengikuti program pembinaan lebih lanjut.
c.
SERflFIKASI versus pENTNGXATAN PROFESTONAUSME
ADA SATU PERTAT{YAAI{ MENOASAR yan8 diajukan oleh rekan-rekan guru selama irti, apakah program sertjfikasi guru yang telah digulirkan pemerintah sejak 2006 me.upakan s3lah satu 6lternatil untuk mengukur dan meningkatkan profesionalisme guru? Apakah ijazah keguruan yang telah mereka miliki belum menjadi indikator drofesionalitas mereka? Tanyaan ini memang menggelitik. Betapa tjdak, di satu sisi kita semua sudah menjadi gur! bertahun-tahun, di sisi yang lain pemerintah melaksanakan program sertifi kasi. Dalam Undang-Undahg Rl Nomor 20 Tahln 2OO3 tentang sistem pendidikan Nasional, Undang-Undang Rl Nomor 14 Tahun 2@5 tentang Gl]ru dan Dosen, dan peraturan pemerintah llt
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional. Karena itu, Buru dipersyaratkan memlliki kualifikasi akademik minimal sarjana atau diploma lV (S1/D-lV) yang relevar.l dan meng{jasai kompetensi sebagai agen pemtlelajaran. Program Sertifikasi 6uru me.upakan program pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persayaratan te6ebut. Karena itu, dalam buku pedomon SeriJikosi Guru dolom Jobatan melalui Peniloion portoJolro (Dirjen Dikti Depdiknas, 2OO8) dinyatakan secara tersurat bahwa program sertiflkasi glru dalam jabatan ini bertujuan i1) menentukan kelayakan gur! dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional; (2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran; (3) meningkatkan kesejahteraan guruj dan (4) meningkatkan martabat guru dalarn rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Karenanya, seorang Buru yang mengikuti
program sertifikasj melalui jalur penilaian portofolio dan jalur pendidikan dalam bidang studi tertentu akan dinilai dari berbagai sudut: latar belakang pendidikan (ijazah), masa kerja, prestasi akademik, dan aktivitas lain yang berkait dengan proses belajar mengajar ataupun penilaian kinerja personal dalam PLPG. Dokumen portofolio idealnya mencerminkan sosok lersonal kita sebagaiguru yangr (1) Memiliki ijazah yang sesuai dengan jenjan&/bidang studi yang diaiarkan; (2) Memiliki rhasa kerja (iam terbang) yang cukup memadai sebagai guru; (3) Memiliki prestasi akademik yang cukup lumayan sesuai dengan bidang Vang digeluti; (4) Merniliki aktivitaslain dalam bidang pendidikan atau kemasyarakatan secara p;oporsional. Keempat hal di atas sebenarnya mencerminkan indikator guru sebagai peke.ja yang profesional, yaitu bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian/keterampilan/kejuruan tertentu;
347
Seninot Ndsonoldalorn ir.n,ala trntun1ke,2 & I.)tona idhtn ke.47 Fk)p Unsvioh
memeriukan kepar'ro.rn khulus untlrk meaksanakannya, mengharuskar adanya pe )bayaran untuk rnelakukannya (Baca )t)ga Komus Besor Bohoso lndonesio, Balal pustaka, 1995). Karenanya, kelulusan seseorang dalam penilaian portofolio akan ditentukan oleh nilai yan€ mereka peroleh dalam aspek berikut. a, ljnsu. l(ualifikasi dan Tugas Pokok. Unsur kualifikasi dan tugas pokok yang terdiri atas tiga komponen, yaitu: kualifikasi akademik, pengalaman mengajar, serta perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Total skor unsur A ini minirnal 340j semua komponen pada unsur ini tidak boleh kosong, dan skor komponen perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran minimal 120. Perbedaan skor hasil penilaian antara asesor 1 dan 2 unt!k unsur A sebesar > 15. b, Unsur Pengembangan Profesi. Unsur pengembangan profesi terdiri atas empat komponen, yaitu: pendidikan dan pelatihan, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, dan karya pengembangan profesi. Total skor unsur B ini minimal 300 lkhusus untuk guru yang ditugaskan pada daerah khusus minimal 200) dan skor komponen penilaian dari atasan dan pengawas minimal 35. Perbedaan skor hasil penilaian antera asesor 1 dan 2 untuk unsur B sebesar >35 c, Unsur Pendukung Profesi. Unsur pendukung profesi terdiri atas tiga kompponen, yaitu: keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan penghargaan ydng relevan den8an bidanE pendidikan- Total skor unsur C ini tidak boleh nol. Perbedaan skor hasil penilaian antara asesor l dan 2 sebesa. untuk !nsur C > 20 Selanjutnya, PLPG merupakan program pelatihan khusus selama 90 jam tatap muka (30 jam teori dan 50jam praktik). Materi pokok dalam pelatihan ini adalah a) PengembanBan profesionalitas guru (4jam) b) Pendalahan materisulit per bidang studi(2Ojam) c) Model-model pembelajaran inov-dtif p€r bidang studi (22 jam) d) Penelitian Tindakan Kelas (10 jarn) e) Peerteaching {30 jam) f) Ujian akhir {4 jam) Kelulusan seorang peserta dalam PLPG ditentukan dengan menggunakan rumus SAK= 75 SAP+ 25 SPF
/
10O
Keterangan:
SAK SAP sPF
: :
Skor Akhir Kelulusan Skor Akhir PLPG
: Skor Portofolio diperoleh dari skor hasil penilaian portofo,io dibagi 10 Skor Akhir PLPG ISAP)diperoleh dengan menggunakan rumus:
sap = 35 suT
+
i{} sup
+ 10 sp + 15 ss
/
100
Keterangan
SAP : SkorAkhir PLPG SUT :skor Ujian Tulis (Skor maks 100) SUP : Skor Ujian Praktik Pembelajaran (skor maks 100) SP : Skor Partisipasi dalam t€ori dah praktik pembelajaran (maks 10O) SS : Jumlah Skor dari sejawat (skor maks 10O) Peserta dinyatakan Lulus bila SAK = 70 ke atas, SUT = 50 ke atas, dan Sup = 70 ke atas,. Apabila sAK belum mencapaii skor 70 dikarenakan SPF rendah, yang bersah8kutan dapat mengiklti ujian tulis dan/atau ujian praktik ulang rintuk meningkatkan SAp. Uraian di atas menunjukkan bahwa prasyarat kelulusan seseorang dalam program sertifikasi guru ini memang didasaakan pada kriteria profesionalishe, baik yang terpotret rnelalui dokumen portofolio maupun
348
J:rrrn.r N.ricr.i d.r.r.
ri.Jnolo
LIi
n1t.,2
8,
r,!or,r intrjtj
t.
,i7 f Ktp
tnsrioh'__
ne[]ui
akt,virds pIa.rnar lPLPrjj [.nref.nya, ora kta mau lLrj.rr, prograna ini .ieainya ci?!nt digunakan untuk mengukur dan meningkatkan profes onalisme kita sebagai guru sejauh kita lujur dan mau menerima apa pun hasil dari proses tersebut. D. Sertifikasi G!ru: Xeria Besar yang Sutuh Energi Ekst.a BICARA SOAL SERTIFII(ASI GURU adalah bicara tentang sebuah kerja sistemis yarg melibatkan berbagai pihak. Di jajaran Diknas, para pihak yang terlibat adalah: tpMp, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi, LPTK Unsyiah, Konsorsium SertifikasiGuru di Jakarta, dan guru sebagai subjek program. Untuk sertifikasi guru-guru madarasah di bawah binaan Departemen Agama, pihak yang ierlibat adalah Kantor Depag Kabupaten/Kota, Kanla'il Depag, LPTK Unsyiah/lAlN, dan Dirjen Madrasah Departemen Agama Jakarta. Semua pihak yaflg terlibat dalam sistem ini saling kait dan bekerja sesuai dengan kewenangan yang diatur dalam Pedoman Pelakanaan Sertjfikasi Guru, yang secara Baris besar sebagai berikut. 1) LPMP menan8ani soal pendataan, pengurusan NUPTk, dan pendanaan kegiatan penilaian portofolio/PLPG. 2) Dinas Pendidikan kabupaten/kota menan8ani soal database guru untuk pembuatan NUPTI(, perekrutan calon peserta program sertifikasi, sosialisasi program kepada calon peserta, pengumpulan dan pengiriman dokumen ke LPTK pengembalian dokumen asli kepada peserta, penyampaian hasil akhir p€nilaian portofolio/PlPc kepada peserta, pendistribusian sertifikrt peserta, dan pengusulan tunjangan kepada Dinas Pendidikan Provinsi/Dirien pMpTK diJakarta. 3) LPTK (dalam hal ini Unsyiah) bertugas nienerima dokumen portofolio Bu.u dari Kabupaten/Kota; menilai dokumen portofolio dengan melibatkan asesor dari LPTK mitra dan LPMP, mengirim hasil p€nilaian ke Jakana untuk diverifikasi, mengumumkan hasil penilaian pasaaverifikasi, melaksanakan PLPG bagi guru yang tidak lulus melalli jalur penilaian ponofolio, menerbitkan sertifikat pendidik, mengirimkan sertifik€t pendidik besena fotokopi yang sudah dilegalisasi kepada peserta melalui dinas pendidikan kabupaten/kota, dan membuat database hasil penilaian untuk kepentingan pendataan gunr pada masa Vang akan datang. 4) Konsorsium sertifikasi gu.u di lakarta bertugas membuat pedoman pelaksanaan kegiatan, memverifikasi hasil peni,aian, menerbitkan S( pembayaran tunjangan, dan membuat kebijakan serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan keberlangsungan program ini. 5) Guru, subjek program sertifikasi guru, bertugas mengikuti sosialjsasj kegiatan di kabupaten/kota masing-masing, menyusun dokumen portofolio sesLlai dengan petunjuk yang telah ditetapkan, mengirimkan dokumen yang sudah disiapkan ke dinas pendidikan kabupaten/kota, mengikuti PLPG bila dipanggil, menerima sertifikat pendidilr mempersiapka r dokumen yang diperlukan !ntuk pengusulan pembayaran tunjangan sesuai dengan petuniuk dari dinas pendidikan kabupaten/kota, dan menerima tuniangan melalui kantor pos/bank yang ditunjuk. llraian tugas tiap instansi yang terkait dalam program sertifikasi di atas menunjukkai betapa kompleks dan berlikunya proses sertifikasiguru. Kealpaan satu pihak yang terlibat dalann sistern ini akan memberikan akibat yang fatal bagi guru yang menjadi sasaran dan subjek utamrl program sertifikasi ini. Karenanya, komitmen para pihak sangat menentlkan berhasil tidaknya progGm inidariwaku ke waktuE. Pergoalan dan Tantahgar di Lapangan Oua tahun sudah program sertitikasi guru dtluncurkan. tbarat bayi yang baru lahir; program sertifikasi guru masih belum sempurna, masih te.tatih-tatih, dan terus mencari bentut(. Karenanya, wajar saja ada kesimpangsiuran, kelambatan, dan kekurangan di sana-sini. Namun 349
S.njrot Nasi.nbldaiani
Rongr.o
lutt,Ln
ke-2 [a U]ana
fa.L. ie ,ji
Fktp
N.\rt.h
demrkan, untuk cararan.ian bahan renungan iira serl1ua, secar. per5onii saya nrelihat a(ja beberapa halyang masih runrpang dan butuh perbaikan pada masa yang akan datang. Pertama, sosialisasi p.ogram yang masih kurang optimat. H ngga tahun kedua pelaksanaan p.ogram sertifikasi guru, sosialisasi tentang hakikat program, tujuan, mekanisme perekrutan peserta, koordinasi kerja, teknik penyusunan dokumen portofolio, dan halhal lain yang berkait dengan program ini masih belum dapat terlaksana sebagaimana mestinya. Lagi-lagi, kendala utamanya adalah dana- Kurangnya sosialisas; menyebabkan terjadinya berbagai hal yang aneh di lapangan. Beberapa daerah mengirjmkan peserta yang tidak sesuai dengan prasyarat utama perekrutan peserta. Dalam petunjuk disebutkan bahwa calon peserta mestilah sudah menyelesaikan program 91 atau D lV dan telah diangkat sebagai guru pNS atau guru tetap yayasan minimal 5 tahun b€rturut-turut. Anehnya, beberapa daerah mengirimkan peserta yang masa kedanva di bawah 5 tahun sehingga terpaka didiskualifikasi. Seharusnfa kuota yang ada di tiap daerah diprioritaskan untuk diisi oleh guru-guru yang sudah senior terlebih dahulu. R€kanrekan guru yang masa kerjanya belum 5 tahun masuk ke dalam daftar antai dan dikirim pada tahun-tahun yang akan datang. Toh program ini akan berlangsung hingga 2014. Jangan keburu nafsu. Masih ada waktu untuk menunggu giliran. lemahnyd sosialisasi ini iuga berdampak pada tidak terpenuhinya kuota yang telah ditetapkan secara nasional. Untuh tahun 2OOg, misalnya, kuota untuk p.ovinsi NAD adalah 4605. Akan tetapi, hingga akhir masa penilaian tahap lt (Tahap Pemenlhan Kuota), hanya 4097 dokumen yang masuk. Sebanyak 508 kuota/iatah provinsi NAD tidak dapat dimanfaatkan. Sayang sekali.
Xedua, p€nomoran pes€rta yarg tldak konshten. Keterbatasan pen8etahuan dan sosialisasi program juga berdampak pada kesalahan pemberian nomor peserta dari waku ke wakt!, Padahal, kesalahan pemb€rian nomor peserta akan sangat besar pengarubnya dalam penyusunan database dan pemprosesan data dalam aplikasi progrdm sertifikasi. Sebagaimana diatur dalam Buku Pedoman Sertifkasi Guru, nomor peserta terdirj atas 14 digit dengan m€nggunakan kode tertentu sesuaj dengan tahun, prounsi, kabupatenlkota, bidang studi seraifikasi, kode rayon, dan nomor urut kesertaan. Kesalahan yang paling dominan adalah dalam penentuan kode bidang studi. Hal inilah yang kemudian berpengaruh pada timbulnya masalah lain saat verifikasi dan kelambatan pemprosesan SK pembayaran di lakarta_ Tim divisi data di sekretariat PSG Rayon 01 kadang bingung menentukan nomor mana yang benar karena nomor yanB tertulis dalam biodata peserta berbeda dengan nomor yan8 tertuljs dalam prrt or./, daftar pengiriman pesena yang dibuat oleh dinas dan berbeda lagi dengan hasil scanning Form Al yang dikirim dariJakarta. Ketiga, p€flyiapan dokumen portofolio s€ca€ tidak iuiur dan kurang sempurna. Banyak guru yang berharap dapat lulus melalui jalur penilaian portofolio. Mereka takut dan keberatan untuk ikut PLPG dengan berbagaialasan. padahal, hasil refleki dengan peserta pLp6 kuota 2006_ 2007 menunjukkan bahwa pLpG member'kan pence.ahan baru yang sangat berguna bagi para guru dalam merancang pembela.iaran yanB berpihak pada anak sebagaimana diharapkan dalam Kurikulum Eerbasis Kompetensi. Namun, lagi-'agi alasan klasik, waktu yang terbatas, kadangkadang membuat rekan-rekan guru tak maftpu m€mpersiapkan dokumen secara sempurna_ Malah, kadang keinginan berlebihan untuk memperoleh nilai di atas batas lulus menvebabkan satu dua orang guru kita menempuh jalan pintas: memasukkan dokumen milik orang lain dengan cara sconning alav caaa laih yang tidak wajar. Hal jni tentu saja berakibat fatal. penemuan dokumen palsu dalam portofolio yang dinilai akan menyebabkan yang bersangkutan didjskualjfikasi. Tragisl Kala! dari guru tak lagi bisa diharap keiujuran, pada siapa lagi hal itu kita te.nukan? Karenanya, ke depan, saya ingin mengajak rekan-rekan untuk sejak dini dan secara be.tahap mempersiapkan, 350
seniuar No\)anoldoijnl Ao.ako
turtt,it. ) a" t t..u roh,. i.4i
tkiF
L)rr|.h -
__
menrfoiokopi, dar metega i5asi seliap ooiLrmen ynrrg oipeir!ran seir ngsa sirl .p waKi! srao ufrrr li'm bt: dirn,ntXeempat, birokrasiyang dipersulit_ S€cara pribadi saya merasa miris dan prihatin bita ada g!ru yang datang ke sekretariat pSG Rayon 01 Unsyiah untuk melegalisasi ulang sertifikat pendidik mereka karena mereka hanya diberikan sertifikat asli tanpa fotokopi oleh petugas dl kabupaten. Mereka terpaksa meninggalkan anak-anak di sekolah. Apalagiyang tempat tingg;lnya di luar kota. Padahal, setah! saya, tiap kalipengiriman sertifikat pendidik ke kabupaten/koi; panitia mengirim sertifikat asli dan tiga lembar fotokopi yang sudah dilegalisasi. Di beberapa kabupaten, sertifikat pendidik yang sudah siap diregalisasi tidak diambir oreh guru karena tidak ada intormasi pada mereka. Malah, sampai saat ini masih ada puluhan sertifikat pendidik yang tidak dapat dilegalisasi atau dikirim ke daeaah karena ketiadaan pasfoto atau ketiadaan identitas di pasfoto yang dikiram ke LPTK saat pengiriman dokumen portofolio. Nelima, infohasi yang simpang siua, Ada beberapa guru yang meminta disertifikasi ulang karena mereka sudah pindah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi aiau pindah ke sekolah lain di bawah naungan dinas pendidikan atau depag. permintaan ini ini muncul karena ketidakjelaran hakikat program seatifikasi pada mereka atau orang-orang yang ditunjuk untuk menangani program ini- Satu hal yang harus disadari oleh rekan_rekan guru adalah program sertifikasi guru dalam iabafan ini bersifat nasional dan dimaksudkan untuk menilai professio;al tidaknfa seordng guru dalam bidan8 strdi tertentu ditinjau dari sudut latar belakang pendjdikan, masa kerja, prestasi akademik, dan berbagat aktivitas lain yang berkait dengan proses belaja. mengajar. Mutasi lokasi mengajar, ienjang sekolah, promosi jabatan, sejauh masih dalam status guru, tidak menjadi persoalan. Sertifikat pendidik otomatis tidak akan berlaku bila rekan_rekan guru memasuki masa pensiun atau memilih jabatan lain di luar profesi guru. F. Penutup Dalam kaitan dengan program sertifikasi guru ada beberapa.ekomendasi yang penulis a.iukan untuk memaksimalkan pelaksanaan program sertitikasj pada masa yang akan dating. Pertama, semua komponen perlu ikut serta memastikan aaga. semua pihaf dan tahapan pekerjaan berjalan sesuai dengan rambu-rambu dan pedoman yang telah ditetapkan. Kedua, pihak Dinas Pendidikan dan Departemen Agama kabupaten/kota harus hati-hat' benar dan konsisten dalam penetapan calon peserta, sosialisasi program kepada calon peserta, memastikan agar dokumen portofolio disusun sesLlai dengan format yang dibakukan, dan mengirim dokumen ke IPTK sebelum masa pemeriksaan berakhir. Ketiga, panitia dan asesor d' LPTK h;us bekerja sesuai dengan kewenanangan yang diberikan pada mereka, meraksanakan pekerjaan secara terencana dan penuh komitmen, serta tidak melakukan kecurangan dalam penilaian dokumen portofolio. Keempat, kepala sekorah dan pengawas sekorah harus menirai caron peserta secara benar untrk mencegah konflik antarguru dj sekolah. Nilai atasan dan pengawas merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan kelulusan seorang peserta. Terakhir, rekan_rekan guru pun har!6 bersedia antri menung€u giliran se5uai dengan peringkat perangkingan guru di-kabupatenTkota masing-masing. Rekan-rekan pun harus jujur dalam menyusun dokumen. Kerja_kerja manipulatif, sep€rti scanning sertifikat orang iain, dll tidak seharusnya kita lakukan. Dokumen portofolio itu adalah potret personal kita sebagai guru. Secara p€rsonal saya sangat yakin bahwa bila semua pihak menjalankan tugas dengan penuh komitmen dan kejujuran, program ini akan berjalan sebagaimana yang kita harapkan. Denean demikian, usaha pemerintah untuk memberi mehingkatkan prifesinalitas dan memberikan apresiasi bagi profesi guru ini dapat berjalan sebagaimana yang dimaksudkan saat program ini diluncurkan. SEMOGA. d
35:l