BAB 5 ANALISIS EKONOMI KREATIF
5.1.
PELUANG PENYEDIAAN BAHAN BAKU DAN BAHAN PENDUKUNGAN INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDUSTRI KREATIF DI KABUPATEN BANDUNG
5.1.1. Potensi Industri Pengolahan Berkembangnya industri kreatif tidak dapat terlepas dari perkembangan industri Pengolahan yang ada. Industri kreatif akan memerlukan berbagai bahan baku dalam menciptakan dan mendukung aktualisasi ide dan kreasi insan kreatif. Kabupaten Bandung merupakan daerah yang cukup kaya akan keberadaan industri Pengolahan terutama untuk industri tekstil dan makanan. Hal ini tentunya akan memberikan peluang dan dukungan yang besar pada berkembangnnya industri kreatif. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan industri diberbagai daerah disebabkan adanya industri Pengolahan sebagai industri penggerak industri kreatif. Kota Bandung dan Kota Jogya merupakan salah satu kota yang mengembangkan industri kreatif, namun pada kedua kota tersebut dapat berkembang industri kreatif dengan baik karena memiliki dukungan industri Pengolahan. Kota Bandung memiliki dukungan industri Pengolahan justru banyak mengandalkan industri Pengolahan yang ada di Kabupaten Bandung, Cimahi, Bandung Barat dan daerah sekitarnya. Industri Pengolahan yang berkembang di Kabupaten Bandung tersebar di berbagai kecamatan dengan spesifikasi yang berbeda. Dimana konsentrasi industri Pengolahan terbesar di Kabupaten Bandung, yaitu Kecamatan Dayeuh Kolot dan Majalaya dengan jumlah industri Pengolahan yang terkonsentrasi di daerah tersebut masing-masing adalah 17,3% dan 21,12%. 5|1
Tabel 5.1 Peluang Penyediaan Bahan Baku Dan Bahan Pendukungan Industri Pengolahan Terhadap Industri Kreatif Di Kabupaten Bandung Tahun 2012
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kecamatan Arjasari Batujajar Cangkuang Cikancung Cilengkrang Cileunyi Cimaung Cimenyan Ciparay Ciwidey Ibun Kertasari Kutawaringin Nagreg Pacet Pameungpeuk Pangalengan Paseh Pasirjambu Rancabali Rancaekek Solokanjeruk Soreang Baleendah Banjaran Bojongsoang Dayeuh Kolot Katapang Majalaya Margaasih Margahayu
Postur Mainstram Industry (%) 1,31 0,12 0,24 2,63 0,48 3,10 0,24 0,60 0,36 0,12 1,19 0,36 0,24 0,12 0,72 2,15 1,07 1,31 0,24 0,12 4,65 4,65 2,27 4,89 2,63 2,51 17,30 8,83 21,12 7,40 7,04
Industri Kreatif (%) d
g
h
i
k
l
63,64
o
Supply Chain
18,18 50,00
13,64
68,18
7,69
11,54
20,00
20,00
4,55 50,00 26,92 40,00 33,33
100,00 90,00 66,67 100,00
10,00
55,56
50,00 16,67 77,78
5,56
100,00
2,56
4,05
41,03 89,74 15,79 43,90 59,09 19,05 81,38 43,24 97,18 33,87 49,15
5,13 5,26 2,44
3,23
31,58 14,63 18,18 9,52 1,38 18,92 0,56 8,06 20,34
2,44
100,00 100,00 25,64 2,56 36,84 9,76 18,18 28,57 3,45 2,70 0,56 24,19 10,17
81,82 0,00 50,00 86,36 50,00 46,15 0,00 80,00 33,33 100,00 100,00 66,67 100,00 0,00 50,00 77,78 77,78 100,00 100,00 100,00 74,36 92,31 89,47 73,17 95,45 57,14 86,21 68,92 98,30 69,35 79,66
Sumber : Dinas Koperasi Ukm Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Bandung Keterangan : a. Periklanan
e. komputer/piranti lunak i. musik, l. riset dan pengembangan
b. arsitektur, f. desain, j. seni pertunjukan, m. radio dan televisi
c. g. k. n.
pasar seni/barang antik, fashion, penerbitan dan percetakan film/video/fotografi
d. kerajinan, h. permainan interaktif, o. kuliner
Postur industri Pengolahan adalah konsentrasi atau jumlah industri yang ada pada kecamatan tertentu berbanding dengan jumlah seluruh industri yang ada di Kabupaten Bandung, sehingga prosentasenya menunjukkan besaran konsentrasi industri dibandingkan antar daerah. Sementara itu, supply chain adalah prosentase industri 5|2
Pengolahan yang menjadi penyedia bahan baku bagi industri kreatif dibandingkan dengan total industri yang ada di setiap Kecamatan. Industri Pengolahan yang berkembang di setiap kecamatan di Kabupaten Bandung tentunya memiliki keterkaitan dengan penyedia dan penyokong bahan baku bagi industri kreatif. Kecamatan dengan share Industri terhadap Kabupaten Bandung dan Supply chain terbesar memberikan gambaran dan indikasi bahwa ekonomi kreatif akan terjaring dan berkembang cukup baik pada daerah-daerah tersebut. Gambar 5.1 Tipologi Dukungan Pengolahan Industri Terhadap Industri Kreatif Kabupaten Bandung Tahun 2012
Majalaya
20 Dayeuh Kolot
Postur IM (%)
15
10
Katapang Margaasih
Baleendah Rancaekek
5 Cileunyi
Bojongsoang
Pacet
0
Margahayu
Batujajar Nagreg
Ciparay
Cimaung
0
Cilengkrang
Kertasari
Cangkuang
20
40 60 Supply Change (%)
Solokanjeruk
Cikancung Banjaran Soreang pameungpeuk Ibun Arjasari Paseh Pangalengan Pasirjambu Rancabali Kutawaringin Cimenyan Ciwidey
80
100
Sumber: Dinas Koperasi Ukm Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Bandung, diolah Merujuk pada postur Industri Pengolahan dan Supply Chain (Peluang Penyediaan) Industri Kreatif akan menghasilkan empat sel, diantaranya adalah : 1.
Sel I : merupakan kecamatan dengan supply chain lebih dari 50% dan Postur IM lebih dari 10%, kecamatan yang masuk pada sel ini merupakan kecamatan yang berpotensi dalam menggerakan industri kreatif atau kecamatan yang memiliki potensi besar dalam mendukung industri kreatif, kecamatan yang masuk pada sel ini adalah Kecamatan Majalaya dan Dayeuh Kolot.
5|3
2.
Sel II : merupakan kecamatan dengan supply chain lebih dari 50% dan Postur IM kurang dari 10%, kecamatan yang masuk pada sel ini merupakan kecamatan yang mampu merangsang berkembangnya industri kreatif namun tidak sebesar pada sel I, kecamatan yang masuk pada sel ini adalah Kecamatan Katapang, Margaasih, Margahayu, Baleendah, Rancaekek, Bojongsoang, Kertasari, Cimenyan, dll.
3.
Sel III : merupakan kecamatan dengan supply chain kurang dari 50% dan Postur IM kurang dari 10%, kecamatan yang masuk pada sel ini merupakan kecamatan yang kurang mampu dalam merangsang berkembangnya industri kreatif, kecamatan yang masuk pada sel ini adalah Kecamatan Cileunyi, Ciparay, Batujajar, Nagreg, Cimaung.
4.
Sel IV : merupakan kecamatan dengan supply chain kurang dari 50% dan Postur IM kurang dari 10%, kecamatan yang masuk pada sel ini merupakan kecamatan dengan basis industri akan tetapi tidak memberikan dukungan terhadap industri kreatif.
5.1.2. Industri Kreatif di Dukungan Pengolahan Industry Industri Pengolahan yang ada di Kabupaten Bandung lebih dari 50% merupakan industri yang merupakan industri yang dapat memberikan dukungan dan penyediaan kebutuhan bahan baku untuk industri kreatif disetiap kecamatan di Kabupaten Bandung. Adapun industri yang berkembang tersebut adalah industri yang mendukung industri kreatif untuk bidang industri kreatif kerajinan, fashion, penerbitan dan percetakan, kuliner, permainan interaktif, dan musik. Gambar 5.2 Industri Pengolahan Supply Chain Industri Kreatif
Sumber : hasil Analisis, Tahun 2014 5|4
Dukungan setiap kecamatan untuk industri kreatif diantaranya adalah : a.
Industri Kreatif kerajinan, didukung oleh 6 kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung diantaranya adalah di Cikancung, Cileunyi, Ciwidey, Rancaekek dan Katapang
b. Industri Kreatif Fashion, didukung oleh 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung diantaranya adalah Arjasari, Cikancung, Ibun, Kertasari, Kutawaringin, pameungpeuk, Paseh, Rancaekek, Solokanjeruk, Soreang, Baleendah, Banjaran, Bojongsoang, Dayeuh Kolot, Katapang, Majalaya, Margaasih dan Margahayu c.
Industri Kreatif Penerbitan dan Percetakan, didukung oleh 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung diantaranya adalah Cangkuang, Cileunyi, Cimenyan, Pameungpeuk, Rancaekek, Soreang, Baleendah, Banjaran, Bojongsoang, Dayeuh Kolot, Katapang, Majalaya, Margaasih dan Margahayu
d. Industri Kreatif Kuiner, didukung oleh 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung di antaranya adalah Arjasari, Cikancung, Cilengkrang, Cileunyi, Cimenyan, Ciparay, Pacet, Pameungpeuk, Pangalengan, Pasirjambu, Rancabali, Rancaekek, Solokanjeruk, Soreang, Baleendah, Banjaran, Bojongsoang, Dayeuh Kolot, Katapang, Majalaya, Margaasih, dan Margahayu.
5.2.
KLUSTER INDUSTRI KREATIF KABUPATEN BANDUNG
Industri kreatif tidak dapat muncul begitu saja pada semua daerah, akan tetapi akan muncul pada daerah-daerah yang telah mengalami berbagai transisi pembangunan, terutama pada daerah yang telah mengalami transisi pembangunan di tingkat terakhir yaitu penguatan peranan di Sektor Perdagangan dan Jasa (embrio ekonomi kreatif). Industri kreatif pada daerah-daerah yang telah menunjukkan waktu yang tepat untuk muncul, mulai dari embrio ekonomi kreatif hingga pada tingkat kematangan tinggi, hal ini pada dasarnya memilliki empat paket kematangan dan kemapanan ekonomi kreatif diantaranya adalah Kreasi dan Cipta, Respon Terhadap Pasar, Lingkungan Pengembangan Aktif, dan Lingkungan Pengembangan Pasif. Kreasi dan Cipta merupakan buah karya insan kreatif yang diwujudkan dalam produk yang memiliki nilai jual. Respon terhadap pasar adalah kemampuan insan kreatif dalam manajemen dan pemasaran. Lingkungan Pengembangan Aktif adalah partisipasi insan kreatif dalam berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas sumberdaya yang dimilikinya, baik manusia, produk, ide dan lain sebagainya. Sementara Lingkungan Pengembangan Pasif adalah faktor eksternal yang membantu dan mendukung usaha ekonomi kreatif, dengan cara yang tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya atau pada umumnya merupakan lingkungan yang mendukung usaha industri kreatif. Empat paket kemapangan dan kemapanan ekonomi kreatif, diantaranya adalah: Paket -1 :
Kreasi dan Cipta, yang terdiri dari Ide Produk, Program Khusus, Produksi
Paket-2 :
Respon Terhadap Pasar, yang terdiri dari Perlindungan konsumen, Perlindungan Kompetitor, Promosi, Jejaring dan Pemasaran 5|5
Paket-3 :
Lingkungan Pengembangan Aktif, yang terdiri dari Komunitas, Sertifikasi, Scientific Venture/ Kerjamasa Ilmu, Lembaga Keuangan, dan Sistem Informasi
Paket-4 :
Lingkungan Pengembangan Pasif, yang terdiri dari Pusat Pelatihan, Pusat Penelitian, Pusat Pengembangan, Laboratorium, Imbalan, Bantuan dan Standar/Acuan hukum atau peraturan yang berlaku.
Bidang industri kreatif yang diprioritaskan perkembangannya di Indonesia terdiri dari 15 bidang, diantaranya adalah Periklanan, arsitektur, pasar seni/barang antik, kerajinan, komputer/piranti lunak, desain, fashion, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, riset dan pengembangan, radio dan televisi, film/video/fotografi dan kuliner. Namun tidak seluruhnya bidang industri kreatif terdapat di Kabupaten Bandung. Selain itu tingkat kemapanan dan kematangan masing-masing bidang industri kreatif di Kabupaten Bandung memiliki tingkatan yang berbeda. Tingkat kemapanan dan kematangan Industri Kreatif yang masih rendah pada dasarnya terjadi akibat pra syarat paket kematangan dan kemapanan yang belum tercapai saat ini, dan memerlukan waktu dan perkembagan lebih lanjut untuk mencapai tingkat kematangan yang diinginkan. Untuk meninjau faktor-faktor yang menjadi kendala dan hambatan tingkat kematangan dan kemapanan ekonomi kreatif maka perlu dilakukan pemetaan matrik paket kematangan dan kemapanan terhadap posisi bidang industri kreatif di Kabupaten Bandung.
5|6
Gambar 5.3 Paket Kematangan dan Kemapanan Industri Kreatif
Sumber : Hasil Analisis Fokus pemetaan matrik adalah terkait dengan Paket kemapanan dan kematangan ekonomi kreatif, diantaranya adalah : a) Kreasi dan Cipta – Respon terhadap Pasar; b) Kreasi dan Cipta – Lingkungan Pengembangan Aktif; c) Kreasi dan Cipta – Lingkungan Pengembangan Pasif; d) Respon terhadap Pasar– Lingkungan Pengembangan Aktif; dan e) Respon terhadap Pasar– Lingkungan Pengembangan Pasif. Lima kombinasi antar Paket akan menghasilkan identitas baru, yang menunjukkan gradasi dari perkembangan industri kreatif, diantaranya adalah : 1.
Mandiri Bidang industri kreatif yang ‘mandiri’ adalah bidang industri kreatif yang mampu menciptakan ide dan gagasan dari produk industri kreatif, yang kemudian diikuti dengan kemampuan untuk mengaktualisasikan ide dan gagasan tersebut kedalam bentuk produk yang memiliki niai jual. Industri kreatif mandiri, berpotensi menjadi pendongkrak perkembangan ekonomi kreatif lainnya. Oleh karena itu, industri kreatif mandiri merupakan industri kreatif unggulan yang menuju kematangan dan kemapanan. Terkait hubungannya dengan habitat dan lingkungan di daerah, maka industri kreatif dapat dibedakan pada industri kreatif mandiri akif dan industri kreatif mandiri pasif. 5|7
Mandiri aktif merupakan insan kreatif (pelaku bisnis) yang memiliki kemampuan mandiri dan juga turut berpartisipasi secara aktif, seperti bagian atau anggota komunitas, membagi ilmu dan pengetahuan serta pengalaman, sebagai pemimpin, dan lain sebagainya. Sementara itu, mandiri pasif adalah insan kreatif yang mandiri yang berada pada habitat yang tepat, sehingga akses untuk mendapatkan bantuan cukup besar, seperti mendapatkan bantuan dan dukungan dari pemerintah, akademisi, adanya akses terhadap laboratorium, dan prasarana lainnya yang dapat meningkatkan mutu dan kualitas serta daya saing produk yang diciptakannya. 2.
Berdaya Industri kreatif ‘berdaya’ adalah industri kreatif yang sedang mengalami perkembangan pada arah yang cukup baik. Keunggulan nampak pada sebagai aspek saja, sementara aspek yang lain perkembangnnya masih terhambat. Industri Kreatif Berdaya dapat dibedakan pada berdaya usaha, berdaya aktif dan berdaya pasif. Berdaya usaha, menunjukkan pelaku usaha (bisnis) memilki kekuatan terbesar dalam manajemen dan pemasasan, sehingga kelompok ini tidak menemukan kesulitan dalam mencari jaringan usaha dan pasar untuk produknya. Berdaya aktif merupakan kelompok industri kreatif yang aktif dalam hal memajukan industri kreatif, dimana kepedulian mereka cukup tinggi pada sesama pelaku bisnis. Berdaya pasif merupakan pelaku usaha (bisnis) yang mendapatkan fasilitas dari lingkungan dan daerah dimana mereka berada yang mendukung bidang usahanya.
3.
Pra Berdaya Merupakan bidang indsutri kreatif yang belum dapat berkembang dengan baik, atau masih pada usia yang sangat muda, sehingga dukungan dan habitat belum menjadi basis. Selain itu, persaingan dengan wilayah lainnya, serta produk kreatif tersebut adalah produk imitasi (tiruan), sehingga menyebabkan industri kreatif tersebut merupakan industri kreatif ‘Pra Berdaya’. Namun budaya yang terus berkembang, tentunya akan memberikan sentuhan dan nilai lain dari produk imitasi tersebut, sehingga dapat saja menjadi produk yang baru, yang mengikuti perubahan budaya. Akan tetapi hal tersebut akan memerlukan waktu yang cukup lama, oleh karena itu, indsutri kreatif Pra Berdaya merupakan industri kreatif embrio.
5.2.1. Kreasi dan Cipta - Respon terhadap Pasar Bidang industri kreatif yang ada dan berkembang di Kabupaten Bandung memiliki identitas yang melekat pada produk tersebut, dimana identitas satu sama lain di bidang industri kreatif tidak sama. Pelaku-pelaku didalammnya dan lingkungan membawa identitas yang sekarang melekat pada komoditas industri kreatif yang ada tersebut. Identitas industri kreatif yang dibangun oleh Paket Kematangan dan Kemapanan ekonomi kreatif, seperti Paket-1 Kerasi dan Cipta dan Paket-2 Respon Terhadap Pasar, menghasilkan 4 sel, atau kluster industri kreatif dengan identitas sebagai berikut : 1. Kwadran I
:
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Kreasi dan Cipta yang baik dan juga memiliki Paket Respon Terhadap Pasar juga 5|8
baik. Bidang Industri Kreatif ini memiliki identitas industri kreatif yang mandiri. Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘Mandiri’ diantaranya adalah Periklanan, pasar seni/barang antik, kerajinan, komputer/piranti lunak, desain, fashion, Seni Pertunjukan, Penerbitan dan Percetakan, Riset dan Pengembangan, Kuliner. 2. Kwadran II :
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Kreasi dan Cipta yang kurang baik, akan tetapi memiliki Paket Respon Terhadap Pasar yang cukup baik. Bidang Industri Kreatif adalah bidang industri kreatif dengan identitas ‘keberdayaan usaha’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘keberdayaan usaha’ diantaranya adalah Arsitektur, Musik, Film/video/fotografi
3. Kwadran III :
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Kreasi dan Cipta yang kurang baik dan juga memiliki Paket Respon Terhadap Pasar yang juga kurang baik. Bidang Industri Kreatif ini memiliki identitas ‘tidak berdaya’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘Tidak Berdaya’ diantaranya adalah Radio dan Televisi
4. Kwadran IV :
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Kreasi dan Cipta yang baik, akan tetapi memiliki Paket Respon Terhadap Pasar yang kurang baik. Bidang Industri Kreatif ini memiliki identitas ‘keberdayaan kreasi dan cipta’. Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘keberdayaan kreasi dan cipta’ diantaranya adalah permainan interaktif
5|9
Gambar 5.4 Tipologi Kreasi dan Cipta - Respon terhadap Pasar
32
KW IV
fashion
KW I
31 Kuliner k erajinan
Kreasi dan Cipta
30
Perik lanan
pasar seni/barang antik k omputer/piranti lunak Penerbitan dan Percetak an Seni Pertunjuk an Riset dan Pengembangan desain arsitek tur Musik
29 permainan interak tif
28 27 26 25
Film/v ideo/fotografi
KW II
KW III
24 15
16
17
18 19 Respon Terhadap Pasar
20
21
22
Sumber : Hasil Analisis, tahun 2014 Industri kreatif yang memiliki identitas Mandiri akan lebih mudah mencapai kemapanan dibandingkan dengan identitas lainnya. Akan tetapi upaya mencapai kematangan dan kemapanan cukup terbuka lebar pada indutri kreatif yang memilki identitas keberdayaan usaha dan indentitas keberdayaan kreasi dan cipta.
5.2.2. Kreasi dan Cipta - Lingkungan Pengembangan Aktif Identitas industri kreatif yang dibangun oleh Paket Kematangan dan Kemapanan ekonomi kreatif, seperti Paket-1 Kerasi dan Cipta dan Paket-2 Respon Terhadap Pasar, menghasilkan 4 sel, atau kluster industri kreatif dengan identitas sebagai berikut : 1. Kwadran I
:
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Kreasi dan Cipta yang baik dan juga memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Aktif yang juga sama baiknya. Bidang Industri Kreatif ini memiliki identitas ‘Mandiri Aktif’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘Mandiri Aktif’ diantaranya adalah Periklanan, kerajinan, komputer/piranti lunak, 5 | 10
desain, fashion, Seni Pertunjukan, Penerbitan dan Percetakan, Riset dan Pengembangan, Kuliner. 2. Kwadran II :
3. Kwadran III :
4. Kwadran IV :
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Kreasi dan Cipta yang baik dan memiliki Paket Paket Lingkungan Pengembangan Aktif yang kurang baik. Bidang Industri Kreatif ini memiliki identitas industri kreatif yang ‘berdaya kreasi dan cipta’ Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Kreasi dan Cipta yang kurang baik dan juga memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Aktif juga kurang baik. Bidang Industri Kreatif ini memiliki identitas bidang industri kreatif yang ‘Pra berdaya’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘Pra berdaya’ diantaranya adalah Musik, arsitektur, Film/video/fotografi, Radio dan Televisi. Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Kreasi dan Cipta yang kurang baik,akan tetapi memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Aktif cukup baik. Bidang Industri Kreatif ini memiliki identitas ‘berdaya aktif’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘Berdaya aktif’ diantaranya adalah pasar seni/barang antik, permainan interaktif. Gambar 5.5
Tipoli Kreasi dan Cipta - Lingkungan Pengembangan Aktif 32
KW IV
fashion
KW I
31 Kuliner k erajinanPerik lanan
Kreasi dan Cipta
30
pasar seni/barang antik k omputer/piranti lunak Seni Pertunjuk an Penerbitan dan Percetak an permainan interak tif Riset dan Pengembangan desain
29 28 arsitek tur
Musik
27 26 25 24
Film/v ideo/fotografi
KW II
KW III 10
11
12 13 Lingkungan Pengembangan Aktif
14
Sumber : Hasil Analisis, tahun 2014 5 | 11
5.2.3. Kreasi dan Cipta – Lingkungan Pengembangan Pasif Identitas industri kreatif yang dibangun oleh Paket Kematangan dan Kemapanan ekonomi kreatif, seperti Paket-1 Kerasi dan Cipta dan Paket-2 Lingkungan Pengembangan Pasif, menghasilkan 4 sel, atau kluster industri kreatif dengan identitas sebagai berikut : 1. Kwadran I
:
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Kreasi dan Cipta yang baik dan juga memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Pasif juga baik. Bidang Industri Kreatif ini adalah bidang industri kreatif yang ‘mandiri pasif’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘Mandiri pasif’ diantaranya adalah Periklanan, kerajinan, komputer/piranti lunak, desain, permainan interaktif, Seni Pertunjukan, Penerbitan dan Percetakan, Riset dan Pengembangan.
2. Kwadran II :
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Kreasi dan Cipta yang baik, akan tetapi memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Pasif yang kurang baik. Bidang Industri Kreatif adalah bidang industri kreatif yang Berdaya Kreasi dan Cipta Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘Berdaya Kreasi dan Cipta’ diantaranya adalah Musik, Film/video/fotografi.
3. Kwadran III :
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Kreasi dan Cipta yang kurang baik dan juga memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Pasif juga kurang baik. Bidang Industri Kreatif adalah bidang industri kreatif yang ‘Pra berdaya’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘Pra Berdaya’ diantaranya adalah Arsitektur, Radio dan Televisi.
4. Kwadran IV :
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Kreasi dan Cipta yang kurang baik, akan tetapi memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Pasif yang cukup baik. Bidang Industri Kreatif adalah bidang industri kreatif yang ‘berdaya pasif’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘Berdaya Pasif’ diantaranya adalah pasar seni/barang antik, fashion, Kuliner.
5 | 12
Gambar 5.6 Tipologi Kreasi dan Cipta - Lingkungan Pengembangan Pasif KW IV
KW I
32 fashion
31 Kuliner
Kreasi dan Cipta
30 pasar seni/barang antik
Perik lanan k erajinan
Seni Pertunjuk an Penerbitan dan Percetak an permainan interak tif desain Riset dan Pengembangan
k omputer/piranti lunak
29 28 arsitek tur
Musik
27 26 25
Film/v ideo/fotografi
24
KW4,0 III
4,5 5,0 5,5 Lingkungan Pengembangan Pasif
6,0
KW II6,5
Sumber : Hasil Analisis, tahun 2014
5.2.4. Respon terhadap Pasar– Lingkungan Pengembangan Aktif Identitas industri kreatif yang dibangun oleh Paket Kematangan dan Kemapanan ekonomi kreatif, seperti Paket-2 Respon terhadap Pasar dan Paket-3 Lingkungan Pengembangan Aktif, menghasilkan 4 sel, atau kluster industri kreatif dengan identitas sebagai berikut : 1. Kwadran I
:
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Respon terhadap Pasar yang baik dan juga memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Aktif juga baik. Bidang Industri Kreatif adalah bidang industri kreatif yang mandiri Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘Mandiri Aktif’ diantaranya adalah Periklanan, kerajinan, desain, fashion, Seni Pertunjukan, Penerbitan dan Percetakan, Riset dan Pengembangan, Kuliner.
2. Kwadran II :
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Respon terhadap Pasar yang baik, akan tetapi memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Aktif juga kurang baik. Bidang Industri Kreatif ini 5 | 13
adalah bidang industri kreatif dengan identitas ‘Keberdayaan usaha’ 3. Kwadran III :
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Respon terhadap Pasar yang kurang baik dan juga memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Aktif juga kurang baik. Bidang Industri Kreatif ini adalah bidang industri kreatif dengan identitas ‘Pra berdaya’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘Pra Berdaya’ diantaranya adalah permainan interaktif, Radio dan Televisi.
4. Kwadran IV :
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Respon terhadap Pasar yangkurang baik dan memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Aktif yang cukup baik. Bidang Industri Kreatif adalah bidang industri kreatif yang ‘Berdaya aktif’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘Berdaya Aktif’ diantaranya adalah Film/video/fotografi, arsitektur, komputer/piranti lunak, pasar seni/barang antik, Musik. Gambar 5.7
Tipologi Respon terhadap Pasar– Lingkungan Pengembangan Aktif KW I
KW IV 22
Riset dan Pengembangan
Respon Terhadap Pasar
21 Film/v ideo/fotografi
20 19
Perik lanan fashion Penerbitan dan Percetak an desain
k erajinan k omputer/piranti lunak Musik pasar seni/barang antik
Kuliner Seni Pertunjuk an
arsitek tur
18 17 16
permainan interak tif
15 10 III KW
11
12 13 Lingkungan Pengembangan Aktif
14KW II
Sumber : Hasil Analisis, tahun 2014
5 | 14
5.2.5. Respon Terhadap Pasar– Lingkungan Pengembangan Pasif Identitas industri kreatif yang dibangun oleh Paket Kematangan dan Kemapanan ekonomi kreatif, seperti Paket-2 Respon terhadap Pasar dan Paket-4 Lingkungan Pengembangan Pasif, menghasilkan 4 sel, atau kluster industri kreatif dengan identitas sebagai berikut : 1. Kwadran I
:
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Respon Terhadap Pasar yang baik dan juga memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Pasif juga baik. Bidang Industri Kreatif adalah bidang industri kreatif yang ‘Dorongan Luar & Pemasaran Kuat’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘Dorongan Luar & Pemasaran Kuat’ diantaranya adalah Periklanan, kerajinan, komputer/piranti lunak, desain, Musik, Seni Pertunjukan, Penerbitan dan Percetakan, Riset dan Pengembangan, dan Film/video/fotografi.
2. Kwadran II :
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Respon Terhadap Pasar yang baik yang baik, akan tetapi memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Pasif yang kurang baik. Bidang Industri Kreatif ini memiliki identitas ‘berdaya aktif’
3. Kwadran III :
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Respon Terhadap Pasar yang baik yang kurang baik dan juga memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Pasif yang kurang baik. Bidang Industri Kreatif adalah bidang industri kreatif yang ‘tidak berdaya’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘tidak berdaya’ diantaranya adalah Radio dan Televisi.
4. Kwadran IV :
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket Respon Terhadap Pasar yang baik kurang baik dan juga memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Pasif yang baik. Bidang Industri Kreatif adalah bidang industri kreatif yang ‘berdaya Pemasaran’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘berdaya Pemasaran’ diantaranya adalah Arsitektur, Kuliner, pasar seni/barang antik, fashion.
5 | 15
5 | 16
Gambar 5.8 Tipologi Lingkungan Pengembangan Aktif– Lingkungan Pengembangan Pasif
22
KW I
KW IV
Riset dan Pengembangan
Respon Terhadap Pasar
21
fashion
desain Film/v ideo/fotografi
20 19
Perik lanan Penerbitan dan Percetak an
Kuliner
pasar seni/barang antik arsitek tur
k erajinan
Seni Pertunjuk an Musik
k omputer/piranti lunak
18 17 16
permainan interak tif
15
KW4,0 III
4,5 5,0 5,5 Lingkungan Pengembangan Pasif
6,0
KW II6,5
Sumber : Hasil Analisis, tahun 2014
5.2.6. Lingkungan Pengembangan Aktif– Lingkungan Pengembangan Pasif
Identitas industri kreatif yang dibangun oleh Paket Kematangan dan Kemapanan ekonomi kreatif, seperti Paket-3 Lingkungan PengembanganAktif dan Paket-4 Lingkungan Pengembangan Pasif, menghasilkan 4 sel, atau kluster industri kreatif dengan identitas sebagai berikut : 5. Kwadran I
:
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket lingkungan Pengembangan Aktif yang baik dan juga memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Pasif juga baik. Bidang Industri Kreatif adalah bidang industri kreatif yang ‘Dorongan Luar’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘Dorongan Luar’ diantaranya adalah Fasion, Seni Pertunjukkan, Arsitektur, Pasar Seni dan Barang Antik.
6. Kwadran II :
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket lingkungan Pengembangan Aktif yang baik, akan tetapi memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Pasif yang kurang baik. Bidang Industri Kreatif ini memiliki identitas ‘berdaya aktif’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘berdaya aktif’ diantaranya adalah Fasion, Seni Pertunjukkan, Arsitektur, Pasar Seni dan Barang Antik. 5 | 17
7. Kwadran III :
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket lingkungan Pengembangan Aktif yang kurang baik dan juga memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Pasif yang kurang baik. Bidang Industri Kreatif adalah bidang industri kreatif yang ‘tidak berdaya’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘tidak berdaya’ diantaranya adalah Fasion, Seni Pertunjukkan, Arsitektur, Pasar Seni dan Barang Antik.
8. Kwadran IV :
Merupakan industri kreatif yang memiliki Paket lingkungan Pengembangan Aktif kurang baik dan juga memiliki Paket Lingkungan Pengembangan Pasif yang baik. Bidang Industri Kreatif adalah bidang industri kreatif yang ‘berdaya pasif’ Bidang Industri Kreatif yang memilki identitas ‘berdaya pasif’ diantaranya adalah Fasion, Seni Pertunjukkan, Arsitektur, Pasar Seni dan Barang Antik. Gambar 5.9
Tipologi Lingkungan Pengembangan Aktif– Lingkungan Pengembangan Pasif
KW IV
KW I Riset dan Pengembangan
Lingkungan Pengembangan Aktif
14 Seni Pertunjuk an desain Kuliner fashion
13
Penerbitan dan Percetak an Perik lanan
k erajinan
12
k omputer/piranti lunak pasar seni/barang antik
Musik
Film/v ideo/fotografi permainan interak tif
11
10
arsitek tur
KW4,0 III
4,5 5,0 5,5 Lingkungan Pengembangan Pasif
6,0
KW II6,5
Sumber : Hasil Analisis, tahun 2014
5 | 18
5.2.7. Industri Kreatif Unggulan Kabuaten Bandung
Bidang Ekonomi Kreatif yang ada di Kabupaten Bandung cukup beragam dan hampir seluruh bidang sebaimana yang diamanatkan dalam Kepres No. 6 Tahun 2009 tentang ekonomi kreatif telah tersedia di Kabupaten Bandung. Namun tentunya setiap bidang telah mengalami perkembangan dan suksesi yang berbeda. Lingkungan dan sumberdaya akan sangat mempengaruhi tingkat perkembangan bidang ekonomi kreatif yang ada. Kluster ekonomi kreatif Kabupaten Bandung yang disusun berdasarkan Paket-Paket yang melekat di Bidang Ekonomi Kreatif, dapat memunculkan bidang industri kreatif yang mandiri, berdaya usaha, berdaya aktif, berdaya pasif dan juga pra berdaya (masih berupa embrio). Paket yang digunakan dalam menetapkan gradasi keunggulan adalah; 1) Paket1, Kreasi dan Cipta (F1); Paket-2, Respon terhadap Pasar (F2); 3) Paket-3, Lingkungan Pengembangan Aktif (F3); 4) Paket-4, Lingkungan Pengembangan Pasif (F4). Setiap kombinasi antar Paket memunculkan bidang industri kreatif dengan identitas tertentu, namun bidang industri kreatif yang muncul dari seluruh kombinasi (pertampalan/irisan) akan menghasilkan kelas atau gradasi unggulan bidang indsutri keratif. Gambar 5.10 Peringkat Keunggulan Industri Kreatif Kabupaten Bandung Tahun 2014 EMAS
I HIJAU
II BIRU
IV F1 ∩ F2 ∩ F3 ∩ F4
HITAM
III Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2014 5 | 19
Klaster Bidang Industri Kreatif Kabupaten Bandung, menurut gradasai keunggulan adalah sebagai berikut: 1.
Emas : Bidang Industri Kreatif yang memiliki tingkat yang paling tinggi atau paling unggul. Bidang ini memiliki keunggulan disemua paket. Oleh karena itu, kluster ini merupakan klsuter unggulan. Bidang industri kreatif yang masuk dalam kluster emas, diantaranya adalah Periklanan, Kerajinan, komputer/piranti lunak, Seni Pertunjukan, Penerbitan dan Percetakan dan Riset dan Pengembangan
2.
Hijau : Bidang industri kreatif yang unggul dalam beberapa paket, sehingga memerlukan pembenahan yang tidak teralu sulit. Kelemahan di bidang ini meuncul dari lingkungan eksternal, karena lingkungan internasl dan kekuatan dirinya telah cukup baik, sehingga untuk mendorong pada kluster emas tidak terlalu sulit karena modal dasar untuk ituh sudah sangat cukup. Bidang industri kreatif yang masuk dalam kluster hijau, diantaranya adalah Musik dan Film/video/fotografi
3.
Biru : Bidang industri kreatif yang unggul dalam beberapa paket, sehingga memerlukan pembenahan. Kelemahan di bidang ini muncul dari kekuatan dirinya, seperti kemampuan untuk menciptakan ide dan gagasan, masih imitasi, kemandirian masih lemah dan lain sebagainya. sehingga untuk mendorongnya agar berada pada kluster emas lebih sulit dibandignkan dengan kluster hijau. Bidang industri kreatif yang masuk dalam kluster biru, diantaranya adalah pasar seni/barang antic, permainan interaktif, Desain, Fashion dan Kuliner
4.
Hitam : Bidang industri kreatif yang paling lemah, karena dari seluruh paket industri kreatif berada pada tingkatan yang paling rendah. Untuk mendorong hingga pada tingkat kluster emas, memerlukan waktu yang cukup panjang dan biaya yang cukup besar. Bidang industri kreatif yang masuk dalam kluster Hitam, diantaranya adalah Radio dan Televisi dan Arsitektur. Tabel 5.2 Gradasi Bidang Industri Kreatif Unggul Kabupaten Bandung KWADRAN
PAKET F1-F2
F1-F3
F1-F4
I (EMAS)
II (HIJAU)
Periklanan, pasar seni/barang antik, kerajinan, komputer/ piranti lunak, desain, fashion, Seni Pertunjukan, Penerbitan dan Percetakan, Riset dan Pengembangan, Kuliner Periklanan, kerajinan, komputer/ piranti lunak, desain, fashion, Seni Pertunjukan, Penerbitan dan Percetakan, Riset dan Pengembangan, Kuliner Periklanan, kerajinan, komputer/ piranti lunak, desain, permainan interaktif, Seni Pertunjukan,
Arsitektur, Musik, Film/video/fotogr afi
Musik, Film/video/fotogr afi
III (HITAM)
IV (BIRU)
Radio dan Televisi
permainan interaktif
Musik, arsitektur, Film/video/fotograf i, Radio dan Televisi
pasar seni/barang antik, permainan interaktif
Arsitektur, Radio dan Televisi
pasar seni/barang antik, fashion, Kuliner
5 | 20
KWADRAN PAKET I (EMAS)
F2-F3
F2-F4
F3-F4
F1∩F2 ∩ F3 ∩F4
II (HIJAU)
Penerbitan dan Percetakan, Riset dan Pengembangan Periklanan, kerajinan, desain, fashion, Seni Pertunjukan, Penerbitan dan Percetakan, Riset dan Pengembangan, Kuliner
III (HITAM)
permainan interaktif, Radio dan Televisi
IV (BIRU)
Film/video/fotogra fi, arsitektur, komputer/piranti lunak, pasar seni/barang antik, Musik Arsitektur, Kuliner, pasar seni/barang antik, fashion
Periklanan, kerajinan, komputer/ piranti lunak, desain, Musik, Seni Pertunjukan, Penerbitan dan Percetakan, Riset dan Pengembangan, dan Film/video/ fotografi Periklanan, kerajinan, komputer/ piranti lunak, Seni Pertunjukan, Penerbitan dan Percetakan, Riset dan Pengembangan
permainan interaktif
Radio dan Televisi
Musik, permainan interaktif, Film/video/fotogr afi
Arsitektur, pasar seni/barang antik, Radio dan Televisi
Desain, fashion, Kuliner
1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. Musik 8. Film/video/fo tografi
9. Radio dan Televisi 10. Arsitektur
11. pasar seni/barang antik 12. permainan interaktif 13. Desain 14. Fashion 15. Kuliner
Periklanan Kerajinan komputer/piranti lunak Seni Pertunjukan Penerbitan dan Percetakan Riset dan Pengembangan
Sumber Hasil Analisis, Tahun 2014 Ket. F1 : Paket-1, Kreasi dan Cipta F3 : Paket-3, Lingkungan Pengembangan Aktif
F2 : Paket-2, Respon terhadap Pasar; F4 : Paket-4, Lingkungan Pengembangan Pasif
5 | 21
Gambar 5.11 Industri Kreatif Unggulan di Kabupaten Bandung
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2014
5.3.
TINGKATAN KEMAPANAN EKONOMI KREATIF
Keberhasilan pengembangan ekonomi kreatif terletak pada pembangunan sumberdaya manusia. Ekonomi kreatif yang berhasil adalah ekonomi kreatif yang didalamnya terdapat kemandian dari sumberdaya manusia dan insan kreatif pelakunya. Produk yang ditawarkan merupakan produk hasil dari budaya, dimana penduduk dengan daya ciptanya membangun aktivitas yang selanjutnya membuahkan produk yang memiliki nilai ekonomi. Budaya adalah bentuk nilai yang berkembang pada lingkungan penduduk, perubahan budaya pada umumnya menurunkan berbagai bentuk kegiatan. Seni tari jaipong misalnya adalah warisan budaya yang pada jamannya merupakan budaya modern, tetapi seni tari jaipong pada saat ini merupakan hasil kebudayaan yang dinilai kuno. 5 | 22
Mengemas hasil kebudayaan yang sudah usang dan kuno menjadi modern memiliki tantangan, karena pada umumnya faktor pasar akan menjadi penentu kebudayaan kuno menjadi modern kembali atau perlu adanya kebudayaan-kebudayan baru yang dapat diterima oleh pasar, walaupun kebudayaan tersebut merupakan pemberontakan dari kebudayaan yang lama. Seni musik cadas seperti metal dan rock merupakan hasil dari revolusi budaya yang dapat diterima oleh penduduk di dunia. Musik-musik cadas dan rock menjadi bagian dari industri musik revolusioner, yang selanjutnya memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Kebudayaan ini, sempat ditolak pada awalnya, bahkan di indonesia sempat dipersulit perkembangannya karena dianggap sebagai pemberontak politik. Namun saat ini, seluruh dunia mengenal musik metal dan rock sebagai budaya baru yang modern. Pengembangan ekonomi kreatif tidak dapat didekati dengan cara-cara yang ada, layaknya pembangunan ekonomi pada umumnya yang bertumpu pada pertumbuhan ekonomi, produksi, modal, tenaga kerja dan pendapatan. Pendekatan budaya merupakan cara yang paling sesuai digunakan untuk mengembangkan ekonomi kreatif, yang merupakan roh dari ekonomi kreatif tersebut. Ekonomi kreatif sebagai hasil dari kebudayaan, akan tumbuh bersama dengan lingkungan dan nilai-nilai yang ada dan berlaku saat ini dan keinginan serta motivtasi para pelaku ekonomi kreatif untuk membuat sebuah budaya yang baru, baik itu budaya imitasi, budaya turunan, budaya modifikasi dan lain sebagainya. Kematangan ekonomi kreatif tidak terlepas dari keberhasilan membuat budaya baru dan didasarkan pada budaya yang lama, baik sebagai perlawanan, ataupun sebagai pengembangan dari budaya yang lama tersebut. Oleh karena itu, kematangan ekonomi kreatif didasarkan pada 4 paket ekonomi kreatif, yaitu kreasi dan Cipta, Respon Terhadap Pasar, Lingkungan Pengembangan Aktif dan Lingkungan Pengembangan Pasif.
5.3.1. Level Industri Kreatif Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan produk-produk yang merupakan buah dari kebudayaan tidak dapat berkembang dalam waktu yang singkat. Hal ini memerlukan waktu yang lama, bahkan beberapa produk ada yang mengalami transformasi (perubahan) secara besar-besar. Namun sebagain besar ada yang hilang dan tidak mucul kembali. Colenak merupakan makanan khas Kabupaten Bandung, yang terbuat dari ketela pohon atau tape dengan di bumbuhi adonan gula merah. Colenak merupakan hasil dari kebudayaan yang pada jamanya merupakan produk yang modern. Namun saat ini, colenak tidak nampak diberbagai tempat, bahkan sangat sulit untuk menikmati colenak di masa sekarang ini. Colenak tidak berkembang sesuai dengan harapan, karena kematangan usaha colenak tidak berada pada tingkat mandiri. Colenak akan dapat bertahan apabila adanya revolusi budaya yang dilakukan oleh insan keratif atau pengusahan colenak. Seperti membuat imitasi atau perubahan baru baik rasa, kemasan, pemasaran dan lain sebagainya yang menjadikan colenak sebagai jajanan modern yang dapat diterima oleh pasar. 5 | 23
Contoh diatas memberikan gambaran bahwa ekonomi kreatif memiliki tingkatan dalam perkembangannya, diantaranya adalah tahapan perkembangan kuno/Asli, tahapan perkembangan Berdaya rendah, tahapan perkembangan berdaya radikal, tahapan perkembangan matang/mapan. Tingkatan perkembangan ekonomi kreatif adalah sebagai berikut: 1.
Tahapan Kuno/Asli : Produk-produk yang dipasarkan dalam bentuk yang tidak berubah dari bentuk aslinya. Seperti makanan khas Surabi, yang hanya dijual dan dikemas dengan bahan yang sama dan dikemas menggunakan daun pisang atau daun jagung yang sudah kering, serta dijual secara tradisional. Bahan yang digunakan sama persis dengan yang digunakan oleh nenek moyang. Tahapan ini menunjukkan bahwa daya cipta dan daya kreasi belum berkembang dengan baik. Pelaku ekonomi kreatif tidak memberikan perubahan dari produk yang mereka jual, dengan produk asali (warisan) yang diberikan oleh nenek moyangnya. Hal ini menunjukkan respon terhadap pasar yang masih lemah, sehingga tidak ada upaya untuk melakukan perubahan sesuai dengan selera pasar.
2.
Tahapan Berdaya Rendah : Produk yang dijual telah mengalami perubahan baik rasa, kemasan dan lain sebagainya. Namun kebingunan nampak pada perubahan tersebut, seperti tidak sesuainya perubahan dengan selera pasar. Hal ini pada umumnya terjadi pada pelaku industri kreatif yang tidak memiliki akses informasi yang cukup. Tahapan ini menunjukkan bahwa daya cipta dan daya kreasi sudah mulai berkembang dengan baik. Pelaku ekonomi kreatif memberikan perubahan pada produk yang mereka jual, dibandingkan dengan warisan yang diberikan oleh nenek moyangnya. Namun kemampuan membaca peluang dan selera pasar belum tumbuh dengan baik, yang ditunjukkan oleh respon terhadap pasar yang masih lemah.
3.
Tahapan Berdaya radikal; Produk yang dijual telah mengalami perubahan baik rasa, kemasan dan lain sebagainya. Selain itu, kemampuan manajerial telah tumbuh dengan baik, keberhasilan dalam menyusun startegi dan menyesuaikan dengan budaya dan selera baru sudah berhasil. Namun akses untuk membangunan jaringan dan kelembagaan masih terhambat Tahapan ini menunjukkan bahwa daya cipta dan daya kreasi sudah mulai berkembang dengan baik. Pelaku ekonomi kreatif memberikan perubahan pada produk yang mereka jual, dibandingkan dengan warisan yang diberikan oleh nenek moyangnya. Selain itu, kemampuan membaca peluang dan selera pasar sudah tumbuh dengan baik, yang ditunjukkan oleh respon terhadap pasar yang tinggi. Namun dukungan lingkungan pasif dan aktif belum maksimal, sehingga rentan terhadap adanya pendatang/pelaku ekonomi kreatif yang baru, karena daya saing yang masih rendah, sehingga usahanya terancam jatuh bangun.
4.
Tahapan Mapan/Matang : Produk yang ada telah memenuhi seluruh kriteria yang dibutuhkan untuk sebuah hasil dari perubahan kebudayaan yang baru. Ide dan gagasan dapat diaktualisasikan, yang kemudian pasar dapat merespon dengan baik. Selain itu, pelaku ekonomi kreatif aktif dalam upaya untuk memperkaya pengetahuan dan teknologi dan membangunan jaringan yang luas. 5 | 24
Tahapan ini menunjukkan bahwa daya cipta dan daya kreasi, respon terhadap pasar, dukungan lingkungan pasif dan dukungan lingkungan aktif telah bekerja dengan baik. Gambar 5.12 Tahapan Perkembangan Ekonomi Kreatif New Product
MATANG
BERDAYA RADIKAL
Geniun Product
BERDAYA RENDAH
KUNO/ASLI
Warisan Budaya
Perubahan Budaya
Budaya Baru
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2014
5.3.2. Gap Industri Kreatif (Aktual & Normatif) Industri kreatif yang mencapai kematangan adalah industri kreatif yang menjadi tujuan pembangunan. Semakin banyak bidang industri kreatif yang matang dan mapan menunjukkan tingkat kemandirian bidang ekonomi kreatif dan sumberdaya yang unggul telah dimiliki oleh daerah. Biadang ekonomi kreatif yang matang, diharapkan memberikan dampak sistemik pada bidang industri kreatif lainnya, sehingga kematangan juga diiukuti oleh bidang industri kreatif lainnya. Oleh karena itu, mendorong salah satu bidang industri kreatif merupakan 5 | 25
cara untuk membuat jalan bagi bidang industri kreatif lainnya untuk mencapai tingkat kematangan dan kemapanan sesuai dengan yang diinginkan. Bidang industri kreatif yang mapan dan matang adalah bidang industri kreatif yang mampu menjalankan Paket kematangan industri kreatif dengan nilai sempurna. Ukuran kesempurnaan bidang ekonomi kreatif mencapai kematangan dan kemapanan adalah pada saat inidustri kreatif berada pada skor 100%, hal ini menunjukkan seluruh Paket atau Prasyarat untuk menjadi industri kreatif telah tercapai dengan baik. Kesenjangan antara acuan normatif indutri kreatif dengan kondisi lapangan, menghasilkan tiga kelompok, diantarnya adalah: 1.
Kesenjangan rendah adalah tingkat pencapaian > 75%, yang mana bidang indutri keratif telah dapat memenuhi seluruh prasyarat untuk menjadi matang. Bidang industri kreatif dengan tingkat penyimpangan rendah terhadap tingkat kematangan dan kemapanan belum ada di Kabupaten Bandung.
2.
Kesenjangan sedang adalah tingkat pencapaian 50% -75%, yaitu bidang indutri kreatif telah dapat memenuhi sebagian besar prasyarat untuk menjadi industri yang matang dan mapan. Untuk mencapai peningkatan dan tambahan pada tingkat pencapaian kondisi matang dan mapan memerlukan upaya-upaya yang cukup besar, namun masih mungkin dilakukan dalam jangka menegah. Bidang industri kreatif dengan tingkat penyimpangan sedang adalah bidang industri kreatif Periklanan, desain, penerbitan dan percetakan, arsitektur, fashion, riset dan pengembangan, pasar seni/barang antik, permainan interaktif, kerajinan, musik, film/video/fotografi, komputer/piranti lunak, seni pertunjukan, kuliner.
3.
Kesenjangan rendah adalah tingkat pencapaian < 25%, yaitu bidang industri kreatif telah dapat memenuhi hanya beberapa prasyarat saja untuk menjadi industri yang matang dan mapan. Untuk mencapai peningkatan dan tambahan pada tingkat pencapaian kondisi matang dan mapan memerlukan upaya-upaya yang cukup besar dan memerlukan upaya yang sangat besar dan waktu yang panjang. Bidang industri kreatif dengan tingkat penyimpangan tinggi adalah bidang industri kreatif radio dan televisi.
5 | 26
Gambar 5.13 Tahapan Kemapanan Industri Kreatif Kabupaten Bandung 100%
MAPAN 85% MANDIRI
J L
65% I N
F G
K
H
BERDAYA 55%
0
C
A D
B E
PRA BERDAYA M 0%
5 | 27
Gambar 5.14 Tingkat Pencapaian Kemapanan Ekonomi Kreatif
Keterangan : a. b. c. d. e.
Periklanan arsitektur, pasar seni/barang antik, kerajinan, komputer/piranti lunak,
f. desain, g. fashion, h. permainan interaktif, i. musik, j. seni pertunjukan,
k. penerbitan dan percetakan l. riset dan pengembangan m. radio dan televisi n. film/video/fotografi o. kuliner
5 | 28
Tabel 5.3 Prestasi Industri Kreatif Kabupaten Bandung Tahun 2014 No I
Kriteria
a
b
c
d
e
30,00 75,00 91,67 58,33
27,78 83,33 83,33 41,67
29,05 89,29 89,29 39,29
30,01 89,58 97,97 37,50
28,89 83,33 83,33 50,00
28,00 75,00 87,50 47,50
31,19 90,79 94,44 48,68
28,33 81,25 93,75 37,50
27,78 83,33 83,33 41,67
20,75 58,33 87,50 58,33 66,67 75,00
18,50 75,00 75,00 50,00 50,00 58,33
18,86 89,29 78,57 35,71 57,14 53,57
19,45 89,86 79,86 45,27 47,30 61,81
19,00 66,67 75,00 41,67 66,67 66,67
20,15 70,00 83,33 52,50 65,00 65,00
20,74 81,94 78,13 51,32 57,89 76,32
15,75 62,50 81,25 43,75 31,25 43,75
Lingkungan Pengembangan Aktif (20%)
12,67
10,00
11,71
12,26
12,00
12,90
12,67
Komunitas Sertifikasi Scientific Venture/ Kerjamasa Ilmu Lembaga Keuangan Sistem Informasi
33,33 50,00 91,67
33,33 25,00 83,33
42,86 25,00 85,71
37,14 35,29 88,97
33,33 33,33 100,00
47,50 52,50 85,00
100,00 41,67
66,67 41,67
89,29 50,00
100,00 45,14
83,33 50,00
Lingkungan Pengembangan Pasif (10%)
5,36
4,17
3,88
5,17
Pusat Pelatihan Pusat Penelitian Pusat Pengembangan Laboratorium Imbalan Bantuan Standar/Acuan hukum atau peraturan yang berlaku SKOR
83,33 25,00 50,00 25,00 25,00 100,00 66,67
50,00 25,00 25,00 25,00 25,00 100,00 41,67
35,71 25,00 25,00 25,00 28,57 100,00 32,14
68,92 45,71 51,43 28,79 32,86 93,75 40,54
Kreasi dan Cipta (40%)
Ide Produk Program Khusus Produksi II
Respon Terhadap Pasar (30%)
Perlindungan konsumen Perlindungan Kompetitor Promosi Jejaring Pemasaran III
IV
Bidang Industri Kreatif f g h i j
Stan. Dev
l
m
n
o
28,67 85,00 95,00 35,00
28,63 78,13 93,75 42,86
28,33 81,25 93,75 37,50
0,00 0,00 0,00 0,00
24,44 50,00 100,00 33,33
30,25 91,22 93,06 42,57
26,76 75,77 85,35 39,56
7,56 23,25 24,17 12,74
19,00 75,00 83,33 50,00 41,67 66,67
19,20 80,00 80,00 60,00 45,00 55,00
20,44 78,13 78,13 53,13 65,63 65,63
21,50 100,00 58,33 56,25 68,75 75,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
20,00 100,00 83,33 41,67 50,00 58,33
19,22 91,67 83,57 44,44 44,59 56,08
18,17 74,56 73,69 45,60 50,50 58,48
5,20 24,18 21,44 14,32 17,87 18,48
10,75
11,67
13,20
12,88
14,25
0,00
11,00
12,78
11,38
3,32
36,76 47,06 88,24
25,00 37,50 93,75
41,67 33,33 91,67
65,00 50,00 90,00
46,43 53,57 84,38
50,00 93,75 68,75
0,00 0,00 0,00
25,00 25,00 100,00
36,43 57,64 87,50
36,92 41,27 82,60
14,41 20,97 24,02
80,00 57,50
92,11 52,63
81,25 31,25
83,33 41,67
100,00 25,00
100,00 37,50
62,50 81,25
0,00 0,00
100,00 25,00
86,49 51,39
81,66 42,11
25,55 18,12
5,00
5,00
4,90
5,18
5,60
5,86
5,67
6,34
0,00
5,12
4,81
4,80
1,46
50,00 50,00 50,00 25,00 25,00 100,00 50,00
52,50 47,50 50,00 35,00 27,50 92,50 45,00
53,95 39,71 55,88 25,00 30,56 94,12 44,12
68,75 43,75 62,50 25,00 25,00 100,00 37,50
100,00 25,00 75,00 25,00 25,00 100,00 41,67
75,00 75,00 65,00 25,00 35,00 100,00 35,00
65,63 62,50 53,13 34,38 25,00 96,88 59,38
62,50 68,75 68,75 81,25 43,75 56,25 62,50
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
75,00 50,00 50,00 25,00 33,33 100,00 25,00
56,25 39,29 53,47 27,14 32,86 90,28 37,50
59,84 41,48 49,01 28,77 27,63 88,25 41,25
22,81 19,51 19,18 16,44 9,32 26,83 16,13
61,11
17,22
68,7738 60,4444 63,4966 66,8867 64,8889
Sumber : Hasil Survey, Tahun 2014
Avrage
k
66,05 69,5013 60,0119 64,0397 66,9238 67,6131 70,4226
0 60,5635 67,0557
5.3.3. Urutan Kegagalan Kemapanan Industri Kreatif Peranan pemerintah dalam mengembangkan ekonomi kreatif sangat terbatas, hal ini dikarenakan ekomomi kreatif merupakan barang swasta, sementara ranah pemerintah adalah pada barang publik. Dimana barang publik merupakan barang yang memiliki eksternalitas yang besar, dan cara mendapatkannya tidak memerlukan pengorbanan yang besar, berbeda dengan barang swasta. Pengusaha ekonomi kreatif dalam hal ini, akan menyediakan barang swasta sebagaimana yang masuk dalam kelompok bidang industri kreatif diantaranya adalah Periklanan, desain, penerbitan dan percetakan, arsitektur, fashion, riset dan pengembangan, pasar seni/barang antik, permainan interaktif, radio dan televisi, kerajinan, musik, film/video/fotografi, komputer/piranti lunak, seni pertunjukan dan kuliner. Dalam rangka mendorong perkembangan ekonomi kreatif pemerintah hanya akan menyediakan barang publik, yang selanjutnya akan memberikan eksternalitas pada seluruh bidang industri kreatif yang ada di Kabupaten Bandung. Oleh karena itu, peranan dan intervensi pemerintah hanya terbatas pada penyediaan barang publik dan atau kebijakan-kebijakan yang meliputi Standar, Insentif, lembaga Sertifikasi, Pendidikan dan Pelatihan, Kerjasama, Researce and Development, Pembiayaan, Bantuan Teknis dan sistem informasi. Namun sebelum memutuskan cara dan kebijakan apa yang akan dilakukan, perlu teridentifikasi dengan jelas skala persoalan yang sedang terjadi, terkait dengan tingkat pencapaian kematangan dan distribusi tingkat pencapaian tersebut. Gambar 5.15 Kinerja Inisiatif pada Setiap Jenis Industri Kreatif di Kabupaten Bandung 70
65
Avrage
SEBAGIAN BESAR INISIATIF BEKERJA
Riset dan Pengembangan
Penerbitan dan Percetak an
Seni Pertunjuk an Perik lanan
fashion desain
60
Kuliner
k erajinan
Musik
SELURUH INISIATIF BEKERJA k omputer/piranti lunak
Film/v ideo/fotografi
permainan interak tif pasar seni/barang antik
55
arsitektur
SELURUH INISIATIF TIDAK BEKERJA
15,0
17,5
20,0
SEBAGIAN BESAR INISIATIF TIDAK BEKERJA
22,5 Stand. Deviasi
25,0
27,5
30,0
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2014 5 | 30
Persoalan tingkat kematangan industri kreatif tercermin dalam seluruh inisiatif kematangan dan kemapanan, diantaranya adalah Ide Produk, Program Khusus, Produksi, Perlindungan konsumen, Perlindungan Kompetitor, Promosi, Jejaring, Pemasaran, Komunitas, Sertifikasi, Scientific Venture/ Kerjamasa Ilmu, Lembaga Keuangan, Sistem Informasi, Pusat Pelatihan, Pusat Penelitian, Pusat Pengembangan, Laboratorium, Imbalan, Bantuan dan Standar/Acuan hukum atau peraturan yang berlaku. Untuk menggunakan instrumen yang mampu mendorong perkembangan industri kreatif, pemerintah perlu mempelajari persoalan yang terjadi dan penyebab-penyebab terhambatnya perkembangan ekonomi kreatif. Untuk meninjau apakah persoalan tersebut dapat ditangai oleh pemerintah maka sedikitnya memerlukan beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan untuk dilakukannya intervensi pemerintah, terkait dengan penyediaan barang publik yang bertujuan untuk membantu perkembangan industri kreatif, yaitu 1) standar devisasi pencapaian industri kreatif terhadap referensi normatif, dan 2) rata-rata tingkat pencapaian aktual terhadap referensi normatif. 1. KEGAGALAN MERATA: Standar deviasi rendah dan tingkat pencapaian rendah menunjukkan kesamaan persoalan yang dihadapi industri kreatif, keseragaman bidang industri kreatif pada tingkat pencapaian yang rendah dari referensi normatif menunjukkan adanya persoalan yang sama atau umum terjadi (publik). Oleh karena itu, pemerintah dapat melakukan intervensi dengan menyediakan barang publik fokus pada tipologi Kegagalan Merata untuk membantu mempercepat tingkat kematangan dan kemapanan industri kreatif. Bentuk inisiatif yang belum baik dalam pelaksanaannya dan kegagalan hampir pada semua industri kreatif yang berkembang, diantaranya adalah inisiatif Jejaring, Promosi, Produksi, Komunitas, Imbalan, Laboratorium, Standar 2. KEBERHASILAN TIDAK MERATA : Standar deviasi tinggi dan tingkat pencapaian tinggi menunjukkan perbedaan persoalan industri kreatif, dengan kemapuan industri kreatif yang mandiri untuk menyelesaikannya. Unutuk persoalan ini, pemerintah tidak memerlukan campur tangan yang sangat dalam, karena campur tangan pemerintah akan berpotensi mengagalkan pasar. Dalam hal ini pemerintah perlu memberikan regulasi agar ada sistem yang berjalan dan terjadinya mekanisme pasar sesuai dengan yang di harapkan. Bentuk inisiatif yang mampu memberikan keberhasilan hanya pada sebagai Industri kreatif Kabupaten Bandung diantaranya adalah Bantuan, Program Khusus, Scientific Venture, Lembaga Keuangan, Ide Produk, Perlindungan konsumen, Perlindungan Kompetitor, Pusat Pelatihan, Pemasaran. 3. KEBERHASILAN MERATA : Standar deviasi rendah dan tingkat pencapaian tinggi menunjukkan kemampuan seluruh industri dalam penyelesaian masalah yang hampir merata, pada umumnya hal ini akan menjadi kekuatan yang dapat membangkitkan industri kreatif untuk berada pada level yang lebih baik, karena sudah menjadi budaya dan ciri khas industri kreati. Pemerintah tidak perlu melakukan campur tangan yang sangat dalam, stimulan hanya perlu dilakukan pada pemantauannya dan pengendaliannya saja.
5 | 31
4. KEGAGALAN TIDAK MERATA : Standar deviasi rendah dan tingkat pencapaian rendah menunjukkan tingkat ketimpangan dalam penyelesaian masalah, sebagian industri kreatif dapat menyelesaikan persoalan dengan baik, namun industri kreatif yang lain tidak dapat mengikuti yang dilakukan oleh industri kratif yang telah berhasil menyelesaikan persoalan tersebut. Pemerintah tidak perlu melakukan campur tangan yang sangat dalam, stimulan hanya perlu pada pemantauan dan menunjuk industri kreatif model yang dapat diikuti oleh seluruh bidang industri kreatif yang berlum berhasil menyelesaikan masalah tersebut. Inisitatif yang sebagian besar belum berhasil dijalankan diantaranya adalah Pusat Pengembangan, Pusat Penelitian, Sertifikasi dan Sistem Informasi. Gambar 5.16 Tingkat Keseimbangan dan Kesenjangan Penerapan Inisiatif pada Industri Kreatif Kabupaten Bandung
Bantuan Program Khusus Scientific Venture Lembaga Keuangan
90 80
Ide Produk Perlindungan k onsumen Perlindungan Kompetitor
Avrage
70
Pusat Pelatihan
Pemasaran
60 KEBERHASILAN MERATA
Jejaring Pusat Pengembangan
50
Promosi Produk si Komunitas
40 30 20
Standar
Sistem Informasi Pusat Penelitian Sertifik asi
Laboratorium
Imbalan
KEGAGALAN TIDAK MERATA
KEGAGALAN MERATA
10
KEBERHASILAN TIDAK MERATA
12
14
16
18 20 Stand. Deviasi
22
24
26
28
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2014
5 | 32
5.4.
ANALISIS
KEBUTUHAN
INSTRUMEN
PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF Dalam rangka mendorong terjadinya perubahan posisi industri Kreatif, dari kondisi industri Kreatif yang belum mapan sepenuhnya, menjadi industri Kreatif yang mapan sepenuhnya adalah dengan melakukan berbagai upaya dan tindakan pengembangan instrumen kebiakan (inisiatif), diantaranya Standar, Insentif, lembaga Sertifikasi, Pendidikan dan Pelatihan, Kerjasama, Researce and Development, Pembiayaan, Bantuan Teknis, dan Sistem Informasi. Instrumen Industri Kreatif tentunya tidak dapat diterapkan secara sama, pada seluruh daerah juga pada seluruh karakteristik industri di daerah. Perbedaan dasar permasalahan dan karakteristik industri setiap daerah menjadi pertimbangan inovasi dan bentuk instrumen yang akan dijalankan. Dalam menjalankan instrumen (inisiatif) industri Kreatif sedikitnya terdapat dua pertimbangan utama diantaranya adalah keragaman (simpangan baku) dan juga tingkat pencapaian kemapanan industri kreatif. Simpangan Baku adalah tingkat kejadian yang beragam atau berbeda pada industri Kreatif yang ada di Kabupaten Bandung, Tingkat keseragaman akan ditunjukkan oleh nilai Simpangan Baku (Standar Deviasi), dimana semakin beragam akan menjauhi nilai nol dan semakin sama akan mendekati nilai nol pada setiap komponen Industri Kreatif yang dilibatkan dalam penetapan industri Kreatif. Tingkat Pencapaian industri Kreatif adalah prosentase antara ukuran industri actual dan ukuran normatif industri Kreatif menurut komponen industri Kreatif. Semakin besar dan mendekati 100% menunjukkan tingkat kesesuain industri aktual dengan industri Kreatif normatif.
5 | 33
Standar Deviasi
Gambar 5.17 Pengambilan Keputusan Pada Bentuk Penanganan Teknis Industri Kreatif
Punish Disinsentif Fokus & Lokal Penanganan Masif General
Penanganan Terpilah Fokus & Lokal Reward Insentif General
Tingkat Pencapaian (%)
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2014 Komponen industri Kreatif yang dilibatkan dalam penilaian industri Kreatif di Kabupaten Bandung, diantaranya adalah: I
Kreasi dan Cipta, yang meliputi Ide Produk, Program Khusus, Produksi
II
Respon Terhadap Pasar, yang meliputi Perlindungan konsumen, Perlindungan Kompetitor, Promosi, Jejaring, Pemasaran
III
Lingkungan Pengembangan Aktif, yang meliputi Komunitas, Sertifikasi, Scientific Venture/ Kerjamasa Ilmu, Lembaga Keuangan, Sistem Informasi
IV Lingkungan Pengembangan Pasif, yang meliputi Pusat Pelatihan, Pusat Penelitian, Pusat Pengembangan, Laboratorium, Imbalan, Bantuan, Standar/Acuan hukum atau peraturan yang berlaku Dimana kombinasi simpangan baku dan tingkat pencapaian industri kreatif akan menghasilkan empat sel, dimana masing-masing sel akan diisi oleh keputusan penangan teknis, diantaranya adalah : 1.
Sel Hijau, adalah banyaknya industri kreatif yang memiliki kemiripan atau seragam pada komponen industri kreatif (instrument/inisiatif) dan tingkat pencapaian industri kreatif mendekati maksimal. Tingkat pencapaian yang tinggi dengan tingkat keseragaman yang tinggi antar industri kreatif terhadap kondisi industri kreatif, menunjukkan adanya prestasi dan 5 | 34
2.
dukungan yang baik, yang selama ini dijalankan. Oleh karena itu, untuk lebih meningkatkan kembali kondisi ini maka diperlukan tindakan teknis berupa pemberian Reward, atau Insentif pada industri-industri yang berprestasi, untuk memberikan dampak atau ekternalitas ikutan pada industri lainnya. Sel Biru, adalah banyaknya industri kreatif yang memiliki karekteristik yang berbeda pada komponen industri kreatif (instrument/inisiatif) dan tingkat pencapaian industri kreatif mendekati maksimal Tingkat pencapaian yang tinggi dan tingkat perbedaan yang tinggi antar industri kreatif terhadap kondisi industri kreatif normatif, menunjukkan adanya prestasi dan dukungan yang baik hanya untuk satu atau beberapa kelompok industri saja, hal ini menunjukan adanya ketimpangan pelayanan antar industri dan kemampuan industri untuk menjalankan kegiatannya agar berada pada jalur industri kreatif. Untuk menciptakan keseimbangan dan keseragaman kebijakan fokus dan sasaran langsung, serta kebijakan lokal. Dalam hal tertentu akan melibatkan koordinasi dengan pemerintah daerah.
3.
Sel Merah, adalah banyaknya industri kreatif yang memiliki kemiripan atau seragam pada komponen industri kreatif normatif (instrument/inisiatif) dan tingkat pencapaian industri kreatif mendekati minimum Tingkat pencapaian yang rendah dengan tingkat keseragaman yang tinggi antar industri kreatif terhadap kondisi industri kreatif normatif, menunjukkan adanya kegagalan pasar, ha ini dapat terjadi karena industri yang kesulitan meraih harapan yang diinginkan akbiat adanya dukungan pasar yang tidak mendukung, atau pemerintah daerah yang belum maksimal dalam melakukan regulasi dan pengawasan. Upaya yang dapat dilakukan pada daerah dengan karakteristik seperti ini, adalah dengan melaksanakan kebijakan yang general (beraku untuk semua industri).
4.
Sel Hitam, adalah banyaknya industri kreatif yang memiliki perbedaan pada komponen industri kreatif normatif (instrumen industry kreatif) dan tingkat pencapaian industri kreatif mendekati minimum Tingkat pencapaian yang rendah dengan tingkat perbedaan yang tinggi antar industri kreatif terhadap kondisi industri kreatif normatif, menunjukkan adanya ketidak pedulian dari industri yang ada terhadap acuan pelaksanaan industri kreatif. Oleh karena itu, untuk lebih memulihkan kembali tingkat pencapaian dan keseragaman prestasi antara ndustri maka diperlukan adanya pemberiaan Punishment dan Disinsentif secara fokus dan lokal.
5 | 35
5.4.1. Standar
Dalam rangka mewujudkan Industri kreatif yang mapan memerlukan berbagai standar atau yang sering disebut sebagai Norma, Standar, Porsedur, manual (NSPM). Dimana NSPM disusun berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku diatasnya, mulai dari Undang-Undang, Peraturan Menteri, hingga pada NSPM. Terkait dengan ciri khas daerah mungkin akan ada perbedaan antara standar yang berlaku nasional dengan standar yang berlaku di daerah. Oleh karena itu, daerah perlu memiliki kepakaan terhadap hal tersebut, akan nantinya produk dari ekonomi kreatif memiliki ciri khas yang dapat menjadi image daerah. Tabel 5.4 Kebutuhan Norma, Standar, Prosedur dan Manual Industri Kreatif
No
Komponen
Norma, Standar, Prosedur dan Manual Kebutuhan
Definisi
1 Kreasi dan Cipta
Standar/Manual Standar ini berisikan teknis dan ketentuan yang berlaku untuk Ide Produk, Program Khusus, Produksi 2 Respon Standar/Manual Standar ini berisikan teknis dan ketentuan yang Terhadap Pasar berlaku untuk Perlindungan konsumen, Perlindungan Kompetitor, Promosi, Jejaring, Pemasaran 3 Lingkungan Standar/Manual Standar ini berisikan teknis dan ketentuan yang Pengembangan berlaku untuk Komunitas, Sertifikasi, Scientific Aktif Venture/ Kerjamasa Ilmu, Lembaga Keuangan, Sistem Informasi 4 Lingkungan Standar/Manual Standar ini berisikan teknis dan ketentuan yang Pengembangan berlaku untuk Pusat Pelatihan, Pusat Penelitian, Pasif Pusat Pengembangan, Laboratorium, Imbalan, Bantuan. Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2014 5.4.2. Insentif Insentif memiliki peranan penting dalam mewujudkan keinginan pemerintah untuk mewujudakan industri kreatif yang mapan di Kabupaten Bandung. Industri yang memenuhi ketentuan akan diberikan insentif dengan harapan memberikan eksternalitas positif pada lingkungan dan juga pada kondisi sosial dan penduduk di daerah. Harapannya adalah terpulihkannya kegagalan pasar yang terjadi akibat adanya ekternalitas negatif, sehingga kondisi yang normal dan ideal dari pasar industri dapat terwujud. Insentif berupa bentuk rangsangan yang dilakukan pemerintah daerah dengan mengharapkan dampak eksternalitas berupa dampak susulan atau snow effect (efek 5 | 36
salju), yaitu pemberian insentif pada salah satu industri yang memenuhi sayarat dan ketentuan yang berlaku akan menjadi motivasi dan mendorong industri lain untuk berada pada tingkat yang sama dengan industri yang mendapatkan insentif. Dalam rangka mewujudkan industri kreatif yang mapan, terdapat beberapa bentuk intensif yang dapat dijalankan oleh pemerintah daerah diantaranya adalah : a.
Kemudahan Perizinan
b. Bebas pajak c.
Reward
d. Pelayanan Prioritas/prima Bentuk insentif setara dengan komponen industri hijau lebih jelas dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:
Tabel 5.5 Kebutuhan Bentuk Insentif Perwujudan Industri Kreatif No
Komponen
Insentif
Kebutuhan 1 Kreasi dan Kemudahan Cipta Perizinan, bebas pajak, reward 2 Respon Kemudahan Terhadap Pasar Perizinan, bebas pajak, reward
Definisi Kemudahan Perizinan, bebas pajak, reward pada industri yang berhasil menjalankan Ide Produk, Program Khusus, Produksi
4 Lingkungan Pelayanan Pengembangan Prioritas/prima Pasif
Memberikan pelayanan prima pada industri yang mampu memanfaatkan eliputi Pusat Pelatihan, Pusat Penelitian, Pusat Pengembangan, Laboratorium, Imbalan, Bantuan, Standar/Acuan hukum atau peraturan yang berlaku
Memberikan Kemudahan Perizinan, bebas pajak, reward pada industri kreatif yang mampu menjalankan dengan baik Perlindungan konsumen, Perlindungan Kompetitor, Promosi, Jejaring, Pemasaran 3 Lingkungan Pelayanan Pemberian Pelayanan Prioritas/prima, reward Pengembangan Prioritas/prima, kepada industri yang memiliki Komunitas, Aktif reward Sertifikasi, Scientific Venture/ Kerjamasa Ilmu, Lembaga Keuangan, Sistem Informasi
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2014
5 | 37
5.4.3. Lembaga Sertifikasi Lembaga sertifikasi memiliki peranan penting dalam mewujudkan industri kreatif, namun dalam pelaksanaannya sering memilki kendala pada kemampuan dan kapasitas penilaian uji dan kelayakan sertifikasi, sehingga seringkali menggunakan pihak ketiga dalam memberikan rekomendasi sertifikasi. Selain itu, cara ini dinilai efektif dalam menghindari adanya kolusi antar pemohon sertifikasi dan penyelenggara, sehinga badan independen dibentuk agar lebih netral. Lembaga sertifikasi terselenggara dilandasi oleh pedoman hukum yang jelas, Lembaga sertifikasi setiap daerah memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang cukup berbeda, namun tetap berpoman pada peraturan perundangan yang berlaku. Oleh karena itu, peranan pemerintah pusat dalam penyelenggaraan lembaga sertifikasi akan sangat besar, namun kebutuhan pelayanan sertifikasi yang didasarkan pada permasalahan daerah bisa saja tidak sesuai atau tidak sama dengan formasi dan sistem kelembagaan sertifikasi yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Sertifikasi pada umumnya berupa pengakuat dalam lembaga independent yang dianggap kompeten dan merupakan badan hukum. Sertifikasi menunjukkan tingkatan dan pencapaian prestasi atas komponen yang diukur, sehingga menghasilkan gradasi atau rangking pada obyek yang diukur. a. b. c. d.
Sertifikasi Kreasi dan Cipta Sertifikasi Respon terhadap pasar Sertifikasi Lingkungan Pengembangan Aktif Sertifikasi Lingkungan Pengembangan Pasit Tabel 5.6 Kebutuhan Pelayanan Sertifikasi Perwujudan Industri Kreatif
No 1 2
3
4
Komponen
Lembaga Sertifikasi (Pelayanan Sertifikasi) Kebutuhan Sertifikasi
Kreasi dan Cipta Respon Sertifikasi Terhadap Pasar Lingkungan Sertifikasi Pengemban gan Aktif Lingkungan Sertifikasi Pengemban gan Pasif
Definisi Pemberian sertifikat berdasarkan Ide Produk, Program Khusus, Produksi Pemberian sertifikat berdasarkan Perlindungan konsumen, Perlindungan Kompetitor, Promosi, Jejaring, Pemasaran Pemberian sertifikat berdasarkan Komunitas, Scientific Venture/Kerjamasa Ilmu, Lembaga Keuangan, Sistem Informasi Pemberian sertifikat berdasarkan kemampuan memanfaatkan Pusat Pelatihan, Pusat Penelitian, Pusat Pengembangan, Laboratorium, Imbalan, Bantuan, Standar/Acuan hukum atau peraturan yang berlaku
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2014 5 | 38
5.4.4. Pendidikan dan Pelatihan Pemahaman terhadap budaya dan sejarah menjadi bagian terpenting dalam upaya mengembangan ekonomi kreatif. Perkembangan ekonomi kreatif tidak akan terlepas dari sejarah dan budaya yang sedang berkembang. Untuk memahami secara utuh tentang industri kreatif yang sedang dijankan oleh pelaku usaha industri kreatif saat ini, adalah hal yang mendasar agar seluruh insan kreatif dapat mengetahui dan mempelajari sejarah dan budaya dari produk yang mereka pasarkan. Pengetahuan perkembangan sejarah dan produk industri kreatif sebagai turunnya, akan membuka cakrawala insan kreatif untuk mencari inovasi dan teknologi yang baru yang akan membawa pada perubahan dan cita rasa dan gaya yang baru dari industri kreatif. Inovasi dan perubahan dari porduk industri kreatif warisan tentunya harus dapat beradaptasi dan juga mengekuti selera pasar, agar dapat bersaing dengan produ-produk lainnya. Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah perlu memperkuat aspek sejarah dan budaya dari indsutri kreatif, mulai dari pengembangan ide, asal mula produk, pemasaran, hingga pada bentuk-bentuk turunan dan produk lainnya yang dapat berkembang dari sejarah dan budaya tersebut. Tabel 5.7 Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan Perwujudan Industri Kreatif
No 1
2
3
4
Komponen Kreasi dan Cipta
Pendidikan dan Pelatihan Kebutuhan
Pendidikan dan Pelatihan Kreasi dan Cipta Respon Pendidikan dan Terhadap Pasar Pelatihan Respon Terhadap Pasar Lingkungan Pendidikan dan Pengembangan Pelatihan Aktif Lingkungan Pengembangan Aktif Lingkungan Pendidikan dan Pengembangan Pelatihan Pasif Lingkungan Pengembangan Pasif
Defisini Pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau badan hukum terkait dengan Ide Produk, Program Khusus, Produksi Pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau badan hukum terkait dengan Perlindungan konsumen, Perlindungan Kompetitor, Promosi, Jejaring, Pemasaran Pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau badan hukum terkait dengan Komunitas, Sertifikasi, Scientific Venture/Kerjamasa Ilmu, Lembaga Keuangan, Sistem Informasi Pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau badan hukum terkait dengan Pusat Pelatihan, Pusat Penelitian, Pusat Pengembangan, Laboratorium, Imbalan, Bantuan, Standar/Acuan hukum atau peraturan yang berlaku 5 | 39
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2014 5.4.5. Kerjasama Pengembangan Industri kreatif sebagai bagian dari budaya dan nilai-nilai yang berlaku pada lingkungan dan daerah tertentu, tentunya akan memerlukan kerjasama yang luas antar generasi dan antar struktur sosial penduduk. Produk industri kreatfi yang dipasarkan secara perorangan tanpa melibatkan pihak lain seperti kelembagan lainnya atau komonitas akan banyak mengelami kesulitan dan mungkin saja tidak akan berkembang. Pentas kesenian merupakan produk industri kreatif yang tidak dapat dilakukan oleh satu individu, akan tetapi memerlukan banyak insan kreatif dari mulai artis, dekorasi panggung, hias artis, teknologi pencahayaan, dan lain sebagainya. Hal ini tidak mungkin bisa dilakukan dengan baik dan cepat tanpa ada dukungan komunitas dan kelembagaan lain yang terornasisasi dengan baik. Tabel 5.8 Kebutuhan Kerjasama Perwujudan Industri Kreatif Kerjasama
No
Komponen
1
Kreasi dan Cipta
Quartet Helix
2
Respon Terhadap Pasar
Quartet Helix
3
Lingkungan Pengembangan Aktif
Quartet Helix
4
Lingkungan Pengembangan Pasif
Quartet Helix
Kebutuhan
Defisini Kerjasama yang dilaksanakan antara pengusaha, pemerintah, cendekiawan dan Asosiasi/ komunitas dalam rangka Ide Produk, Program Khusus, Produksi antara pengusaha, pemerintah, cendekiawan dan Asosiasi/ komunitas dalam rangka Perlindungan konsumen, Perlindungan Kompetitor, Promosi, Jejaring, Pemasaran antara pengusaha, pemerintah, cendekiawan dan Komunitas, Sertifikasi, Scientific Venture/ Kerjamasa Ilmu, Lembaga Keuangan, Sistem Informasi Asosiasi/komunitas dalam rangka antara pengusaha, pemerintah, cendekiawan dan Asosiasi/ komunitas dalam rangka Komunitas, Sertifikasi, Scientific Venture/Kerjamasa Ilmu, Lembaga Keuangan, Sistem Informasi
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2014 5 | 40
5.4.6. Researce and Development Prooduk yang merupaka hasil dari kebudayaan akan mengelami perkembangan terus menerus. Dimana produk industri kreatif akan terus mengalami perubahan sepanjang jama, selama masih ada kebudayaan. Perubahan dari produk industri kreatif tentunya perubahan yang memberkan manfaat bagi seluruh penduduk. Dalam hal pemenuhan dan kesejahteraan penduduk prioritasnya adalah produk industri kreatif laku dipasaran dan memberikan kesejahteraan pada insan ekonomi kreatif. Tabel 5.9 Kebutuhan Researce and Development (R&D) Perwujudan Industri Kreatif
No
Komponen
Researce and Development (R & D) Kebutuhan
Defisini R & D yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau badan hukum terkait dengan Ide Produk, Program Khusus, Produksi R & D yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau badan hukum terkait dengan Perlindungan konsumen, Perlindungan Kompetitor, Promosi, Jejaring, Pemasaran R & D yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau badan hukum terkait dengan Komunitas, Sertifikasi, Scientific Venture/Kerjamasa Ilmu, Lembaga Keuangan, Sistem Informasi R & D yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau badan hukum terkait dengan Pusat Pelatihan, Pusat Penelitian, Pusat Pengembangan, Laboratorium, Imbalan, Bantuan, Standar/Acuan hukum atau peraturan yang berlaku
1
Kreasi dan Cipta
R&D
2
Respon Terhadap Pasar
R&D
3
Lingkungan Pengembangan Aktif
R&D
4
Lingkungan Pengembangan Pasif
R&D
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2014 5.4.7. Pembiayaan Instrumen pembiayaan yang dapat dilakukan oleh pemerintah terkait pembiayaan program pembangunan perwujudan Industri kreatif, diantaranya adalah Kredit Investasi, Development Sharing, BOT dan Obligasi Daerah
Kredit Investasi Dalam rangka menyediakan barang publik untuk mewujudkan kematangan dan kemapanan industri kreatif, pemerintah daerah dapat mengajukan pinjaman melalui konsorsium yang merupakan gabungan dari beberapa bank atau gabungan dari bank dan 5 | 41
lembaga non bank, baik dari dalam maupun luar negeri. Namun tentunya upaya ini dilakukan untuk program yang akan mendapatkan penerimaan, atau yang umum dilakukan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Development Sharing Pembangunan barang publik dalam rangka mewujudkan industri kreatif dengan metode development sharing melibatkan pihak swasta. Pemerintah daerah bekerja sama dengan pihak swasta membangun infrastruktur tertentu, dengan komposisi penyertaan modal dan bagi hasil pendapatan tertentu yang disepakati oleh kedua belah pihak. Metode ini efektif untuk mengatasi keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah daerah untuk membangun infrastruktur. Hal yang menguntungkan dari metode ini adalah rendahnya biaya perolehan dana dan tingkat bunga, rendahnya risiko terhadap perubahan kurs.
Build Operate & Transfer (BOT) Pembangunan infrastruktur dengan metode BOT merupakan metode pembangunan infrastruktur yang seluruh pembiayaannya ditanggung oleh pihak swasta. Sebagai balas jasa, pihak swasta diberikan hak untuk mengoperasikan dan menikmati hasil dari infrastruktur tersebut selama jangka waktu tertentu. Setelah itu, infrastruktur akan diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah. Bagi pemerintah daerah, pembangunan infrastruktur dengan pola BOT menguntungkan, karena dapat membangun infrastruktur dengan biaya perolehan dana dan tingkat bunga yang relatif rendah. Pemerintah daerah juga tidak menanggung risiko kemungkinan terjadinya perubahan kurs. Bagi investor, pembangunan infrastruktur dengan metode BOT merupakan pola yang menarik, karena memiliki hak penguasaan yang tinggi terhadap infrastruktur yang dibangunnya.
Penerbitan Obligasi Obligasi merupakan pengakuan hutang atau kesanggupan resmi (berupa kontrak) untuk membayar sejumlah nilai tertentu pada waktu yang telah ditetapkan. Sebagai balas jasa atas hutang tersebut, penerbit obligasi akan membayar sejumlah uang tertentu secara periodik selama obligasi tersebut belum dilunasi. Secara garis besar, obligasi dapat dibedakan menjadi obligasi korporat dan obligasi pemerintah. Obligasi korporat adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta, sedangkan obligasi pemerintah adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Obligasi pemerintah ada dua macam, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat dan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah, yang dikenal dengan istilah obligasi daerah.
5 | 42
Tabel 5.10 Kebutuhan Pembiayaan Perwujudan Industri Kreatif
No
Pembiayaan
Komponen
Kebutuhan
Definisi Kredit Investasi/Development Sharing/BOT/Obligasi Daerah yang digunakan untuk Ide Produk, Program Khusus, Produksi Kredit Investasi/Development Sharing/BOT/Obligasi Daerah yang digunakan untuk Perlindungan konsumen, Perlindungan Kompetitor, Promosi, Jejaring, Pemasaran Kredit Investasi/Development Sharing/BOT/Obligasi Daerah yang digunakan untuk Komunitas, Sertifikasi, Scientific Venture/ Kerjamasa Ilmu, Lembaga Keuangan, Sistem Informasi Kredit Investasi/Development Sharing/BOT/Obligasi Daerah yang digunakan untuk Pusat Pelatihan, Pusat Penelitian, Pusat Pengembangan, Laboratorium, Imbalan, Bantuan, Standar/Acuan hukum atau peraturan yang berlaku
1
Kreasi dan Cipta
Kredit Investasi/Development Sharing/BOT/Obligasi Daerah
2
Respon Terhadap Pasar
Kredit Investasi/Development Sharing/BOT/Obligasi Daerah
3
Lingkungan Pengembangan Aktif
Kredit Investasi/Development Sharing/BOT/Obligasi Daerah
4
Lingkungan Pengembangan Pasif
Kredit Investasi/Development Sharing/BOT/Obligasi Daerah
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2014 5.4.8. Bantuan Teknis Bantuan teknis yang dapat diberikan oleh pemerintah daerah pada umumnya merupakan bantuan teknis dalam bentuk material, modal dan juga pikiran serta tenaga. Bantuan teknis material merupakan bantuan teknis yang diberikan pada insan industri kreatif dalam bentuk teknologi, bahan, dan lain-lain. Bantuan modal berupa uang yang harus dibelanjakan pada komponen tertentu dengan ketentuan dan kesepakatan yang dibuat bersama. Bantuan pikiran dan tenaga pada umumnya berupa pendampingan atau
5 | 43
penggelaran kegiatan atau acara bersama mengembangkan industri kreatif yang mandiri.
yang
bermanfaat
dalam
upaya
Tabel 5.11 Kebutuhan Bantuan Teknis Perwujudan Industri Kreatif
No
Bantuan Teknis
Komponen
Kebutuhan
1
Kreasi dan Cipta
Pendampingan/ Penggelaran Kegiatan/ Modal Pendampingan
2
Respon Terhadap Pasar
3
Lingkungan Pengembangan Aktif
Pendampingan
4
Lingkungan Pengembangan Pasif
Pendampingan
Definisi Pemberian bantuan modal, pendampingan untuk Produk, Program Khusus, Produksi Pemberian bantuan pendampingan dalam hal Perlindungan konsumen, Perlindungan Kompetitor, Promosi, Jejaring, Pemasaran Pemberian bantuan pendampingan dalam hal Komunitas, Sertifikasi, Scientific Venture/ Kerjamasa Ilmu, Lembaga Keuangan, Sistem Informasi Pemberian bantuan pendampingan dalam hal Pusat Pelatihan, Pusat Penelitian, Pusat Pengembangan, Laboratorium, Imbalan, Bantuan, Standar/Acuan hukum atau peraturan yang berlaku
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2014
5.4.9. Sistem Informasi Informasi menjadi bagain terpenting dalam pembangunan, berbagai kegagalan usaha banyak terjadi akibat informasi yang tidak didapatkan dengan baik. Informasi penting untuk sampai pada pelaku bisnis ekonomi kreatif, mulai dari informasi yang membantu dalam pengembangan ide dan gasan, aktualisasi produk, pemasaran hingga pada akses informasi yang bisa didapatkan dengan maksimal. Pengembangan akses infrormasi menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh seluruh pelaku pembangunan ekonomi kreatif. Pengembangan jejaring informasi akan memberikan manfaat yang luas bagi pencapaian keberhasil pengembangan ekonomi kreatif Kabupaten Bandung. 5 | 44
Pengembangan infromasi pada dasarnya dapat dibedakan pada informasi yang terjalin dua arah, atau informasi yang terjalan dalam banyak arah. Dalam hal ide dan gagasan yang menjadi rahasiah busnis agar tidak muncul imitasi, maka hanya diperlukan informasi dua arah saja. Namun sistem informasi yang bertujuan membuka jaringan pemasaran memerlukan sistem informasi banyak arah. Tabel 5.12 Kebutuhan Sistem Informasi Perwujudan Industri Kreatif
No
Sistem Informasi
Komponen Kebutuhan
1
Kreasi dan Cipta
2
Respon Multi Terhadap Pasar
3
Lingkungan Multi Pengembangan Aktif Lingkungan Multi Pengembangan Pasif
4
Dua Arah
Definisi Sistem informasi yang dikembangkan dengan jejaring yang luas, meliputi pemerintah, swasta, cendekiawan, masyarakat terkait dengan pengembangan ide, gagasan, dan aktualisasi produk Sistem informasi yang dikembangkan dengan jejaring yang luas, meliputi pemerintah, swasta, cendekiawan, masyarakat terkait dengan sumber bahan baku, kualitas, hasil penelitian input material, harga, dll Sistem informasi yang dikembangkan dengan jejaring yang luas untuk memperkuat informasi kelembagaan, perbankan, dll Sistem informasi yang dikembangkan dengan jejaring yang luas untuk memperkuat informasi bantuan pemerintah, dll
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2014
5 | 45