Information System Strategic Design
5 Model Penerapan Strategi Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom
[email protected] dahlia74march.wordpress.com
Model Tekanan-tekanan Kompetisi Sistem Informasi Strategik dapat digunakan sebagai alat kompetisi untuk memenangkan persaingan. Model Porter (1985) ancaman-ancaman kompetisi atau tekanan-tekanan kompetisi (competitive force model) dapat digunakan untuk menjelaskan tentang persaingan. Menurut Porter (1985), persaingan terdiri dari 5 macama ancaman: 1. Persaingan dari pesaing-pesaing yang sudah ada (rivalry among existing competitors) 2. Ancaman pesaing-pesaing baru (threat of new entrans) 3. Ancaman produk-produk atau jasa-jasa subtitusi (threat of subtitute product and service) 4. Kekuatan menawar dari pelanggan-pelanggan (bargaining power of customer) 5. Kekuatan menawar dari pemasok-pemasok (bargaining power of suppliers)
Threat of New Entry : • Time and cost entry • Specialist knowledge • Economies of scale • Cost advantages • Technology protection • Barriers to entry • etc
Supplier Power Supplier Power: • Number of suppliers • Size of suppliers • Uniques of service • Your ability to subtitute • Cost of changing • etc
Porter Competitive Forces Model Competitive Rivalry : • Number of competitors • Quality differences • Other differences • Switching cost • Customer loyalty • Cost of leaving market • etc
Threat of New Entry
Competitive Rivalry
Threat of Subtitution Threats of subtitution : • Subtittute performance • Cost of change
Buyer Power
Buyer Power : • Number of customer • Size of each other • Differences betweet competitiors • Proce sensitivity • Ability to subtitute • Cost of changing • etc
Porter Competitive Forces Model 5 ancaman persaingan untuk industri penerbangan Threat of New Entry : • Perusahaan penerbangan asing • Perusahaan Kargo
Kekuatan menawar pemasok
Supplier Power: • Perusahaan pesawat terbang • Perusahaan leasing • Serikat kerja • Bandara • Perusahaan katering
Ancaman pesaing baru
Pesaing – pesaing yang sudah ada
Ancaman produkproduk jasa subtitusi
Competitive Rivalry : • Garuda, Lion, Mandala, etc
Kekuatan menawar pelanggan
Buyer Power : • Agen perjalanan • Penumpang • Pencarter • Perusahaan kargo dan pengiriman barang
Threats of subtitution : • Transportasi alternatif (kereta, bis, kapal) • Transportasi pribadi • Konferensi video mengurangi berpergian • Komunikasi telepon
Penerapan Sistem Teknologi Informasi di Model Tekanan-tekanan Kompetitif Keuntungan kompetitif dapat dicapai jika perusahaan mampu mengatasi hubungannya dengan pelanggan, pemasok, produk dan jasa subtitusi, calon pesaing baru dan pesaing lama yang sudah ada.
Bagaimana perusahaan mengatasi ancaman tersebut?
Applegate, McFarlan dan McKenney (1996) mengajukan lima pertanyaan untuk menjawab ke lima ancaman Porter menjadi kesempatan-kesempatan.
Dapatkah Teknologi Informasi merubah dasar persaingan? (Can IT changes the basis of competition?)
Sistem Informasi Strategik harus dapat merubah dasar cara bersaing. Perusahaan : ✔ mengotomatiskan transaksi-nya, ✔ mentransformasikan (merubah cara kerja lebih efisien, ✔ mengurangi redudansi, ✔ mengurangi siklus waktu, ✔ mengurangi kertas kerja) dan ✔ menginformasikan.
Competitive Rivalry
Dapatkah Teknologi Informasi membangun halanganhalangan untuk masuk? (Can IT build barriers to entry?) Threat
Barriers to entry dapat dilakukan dengan: ✔ Membuat produk skala ekonomis (economics of scale) ✔ Membuat biaya berpindah (switching cost) ✔ Menguasai akses ke kanal industri ✔ Membuat produk atau jasa yang berbeda ✔ Menciptakan biaya yang mahal untuk kompetisi.
of New Entry
Dapatkah Teknologi Informasi digunakan untuk menghasilkan produk-produk baru? (Can IT generate new product?)
Threat of Subtitution
Sistem Teknologi Informasi dapat digunakan menghasilkan produk-produk baru. Produk atau jasa baru dapat juga dihasilkan dengan melakukan strategi aliansi antar sistem-sistem teknologi informasi.
Dapatkah Teknologi Informasi membangun biaya berpindah? (Can IT build in switching cost?)
Untuk menjadikan pelanggan setia dan loyal, maka kekuatan menawar pelanggan harus dikurangi. Pelanggan harus dikunci (lock the customer in) untuk setia dan loyal. Cara efektif untuk mengunci pelanggan dengan menimbulkan biaya berpindah (switching cost).
Buyer Power
Dapatkah Teknologi Informasi merubah keseimbangan kekuatan dari hubungan dengan pemasok? (Can IT change the balance of power in supplier relationship?)
Pemasok memunyai kekuatan menawar untuk menentukan harga barang dan waktu pengiriman barang terutama untuk barang yang langka dan barang dengan permintaan tinggi. Kekatan menawar dari pemasok dapat dikurangi dan diimbangi dengan cara menimbulkan persaingan antar pemasok yang terbaik.
Supplier Power
Model Rantai Nilai (Value Chain)
Sumber Daya Manusia (human resource management) Infrastruktur (management and administration services) Riset dan Pengembangan (technology development) Pengadaaan Sumber Daya (procurement)
Penyimpanan bahan mentah (inbound logistic)
Operasi
Penyimpanan barang jadi (outbound logistic)
Pemasaran dan penjualan (Marketing and sales)
Servis purna jual
Keunggulan Kompetitif
Sistem teknologi informasi dikatakan
strategik jika dapat menciptakan nilai-nilai di masing-masing kegiatan didalam rantai nilai. Sistem teknologi informasi yang dapat
diaplikasikan di masing-masing aktivitas untuk meningkatkan nilai.
Penerapan Sistem Informasi Strategik di model Rantai Nilai Sumber Daya Manusia (human resource management)
SIMSDM (HRIS), SPK (DSS), SP (ES) Infrastruktur (management and administration services)
SIE (EIS), SIMAK (AIS), SIMKEU (FIS), SKO (OAS), SPKG (GDSS) Riset dan Pengembangan (technology development)
CAD, SPK (DSS), SP (ES), JNA (ANN) Keunggulan Kompetitif
Pengadaaan Sumber Daya (procurement)
SPK (DSS), SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAN Penyimpanan bahan mentah (inbound logistic)
Operasi
Penyimpanan barang jadi (outbound logistic)
AUTOMATED WARE-HOUSING, ON-LINE INVENTORY CONTROL SYSTEM
SIMPRO (PIS) ROBOT, MRP, CAM, CIM
AUTOMATED WARE-HOUSING
Pemasaran dan penjualan (Marketing and sales) SIG (GIS), SPK (DSS), SIMPEM (MKTIS)
Servis purna jual
SP (ES), KOMPUTER PORTABEL
Lima Tahapan Porter dan Millar Porter dan Millar mengusulkan 5 tahap yang dapat dilakukan untuk menggali kesempatan-kesempatan strategik mungkin dapat dilakukan. Tahapan ini adalah : 1. Menilai intensitas informasi (assess information intensity) 2. Menentukan peran Teknologi di struktur industri (determine the role of IT ini the industry structure) 3. Mengidentifikasi dan merangking cara-cara yang dapat dilakukan oleh TI untuk membuat keuntungan kompetitif (identify and rank the ways in which IT can create competitive advantage) 4. Menginvestigasi kemungkinan TI mengembangkan bisnis baru (investigate how IT might spawn new business) 5. Membuat suatu rencana untuk mengambil keuntungan dari TI (develop a plan for taking advantage of IT)
Model Siklus Sumber Daya Konsumen
Ives dan Learmonth (1994) mengembangkan 13 tahapan siklus sumber daya pelanggan atau customer resource life cycle (CRLC) model yang berbasis pada model 4 tahap IBM. Model ini berguna untuk mengelompokkan Sistem Informasi Strategik yang sudah ada dan menjelaskan sistem-sistem informasi strategik baru yang mungkin diterapkan.
Tahapan IBM Kebutuhan (requirement)
13 Tahapan CRLC 1. Menentukan kebutuhan 2. Menentukan spesifikasi
Akuisisi (aquisition)
3. Memilih sumber daya 4. Pemesanan 5. Otorisasi dan pembayaran 6. Mendapatkan 7. Menguji dan menerima
Pertanggungjawaban
8. Mengintegrasikan
(stewardship)
9. Mengawasi 10. Memuktakhirkan 11. Merawat
Penghentian (retirement)
12. Memindahkan atau membuang 13. Pertanggung-jawaban
Model Manfaat Notowidigdo memperkenalkan model yang memisahkan orientasi strategi secara internal atau eksternal berdasarkan manfaat yang diterima.
Jasa diberikan (service delivery)
Pembelian secara elektronik dari rumah
Produk diberikan (product delivery)
Penjualan asuransi portable
Strategi Eksternal Saluran distribusi (distribution channel delivery) Konsep lain (other concepts)
Sistem Informasi Strategik
Intelegent informasi (information intelegent delivery)
ATM
Proses klaim elektronik langsung oleh dokter ke perusahaan asuransi Integrasi informasi pemasaran internal dan eksternal
Biaya produk (product cost delivery)
Integrasi sistem distribusi
Organisasi (organization delivery)
Fungsi-fungsi kantor dan otomatisasi
Strategi Internal
Biaya jasa (service cost delivery)
Subtitusi tenaga kerja dengan modal
Model kekuatan menawar dan efisiensi Biaya-biaya pencarian Keunikan produk
Kekuatan menawar
Biaya-biaya berpindah Efisiensi internal Efisiensi antar organisasi
Bakos dan Treacy (1986) berargumen bahwa dua sumber utama dari ancaman kompetisi dari Porter adalah kekuatan menawar (bargaining power) dan efisiensi komparatif (comparative eficiency)
Keuntungan kompetisi Efisiensi komparatif
Model Rekayasa Bisnis Jangkauan
Eksternal
Jika persaingan tajam, untuk dapat bersifat strategik baik secara internal maupun eksternal harus melakukan perubahan secara radikal. Proses perubahan radikal disebut dengan reengineering. Model berikut menunjukan reengineering dapat dilakukan di proses eksternal maupun internal.
Business Relationship Reengineering (BRR)
Internal
Rendah
Business Process Reengineering (BPR)
Perubahan radikal
Tinggi
Model Rekayasa Bisnis
Jangkauan
Eksternal
BRR dilakukan dengan melakukan perubahan radikal dengan cara melakukan hubungan dengan pihak luar seperti pemasok dan pelanggan. Business Relationship Reengineering (BRR)
Internal
Rendah
Perubahan radikal
Tinggi
Model Rekayasa Bisnis Jangkauan
Eksternal
Internal
BRR dilakukan dengan melakukan perubahan secara radikal di dalam proses bisnis interal.
Business Process Reengineering (BPR)
Rendah
Tinggi
Model kerjasama Morton Morton (1991) menunjukan bahwa orientasi pertama dari sistem teknologi informasi adalah sistem-sistem internal terlebih dahulu. Berikutnya, untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, perhatian diarahkan ke pengembangan sistem teknologi informasi yang mengarah keluar organisasi. Bentuk dari sistem yang ditarik keluar organisasi ini tergantung dari dua faktor: Tata-kelola bisnis (business governance) Tata-kelola teknologi informasi (information technology governance)
Model kerjasama Morton
Hubungan ketat
Keuntungan kolaboratif
Rancang-ulang jaringan bisnis
Infrastruktur elektronik
Keunggulan kompetitif jangka pendek
Tata-kelola Bisnis
Hubungan longgar
Peran umum
Tata-kelola Teknologi Informasi
Peran unik
Sumber: Sistem Informasi Strategik untuk Keunggulan Kompetitif, Jogiyanto Hartono: -Ed.H: - Yogyakarta ANDI Fred R. Davis, Concepts of Strategic Management, Seven Edition, Prentice Hall,Inc, 1998