INTEGRAL
Departemen Matematika FMIPA IPB
Bogor, 2012
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
1 / 45
Topik Bahasan 1
Pendahuluan
2
Anti-turunan
3
Luas di Bawah Kurva
4
Integral Tentu
5
Teorema Dasar Kalkulus
6
Integral Taktentu
7
Aturan Substitusi
8
Telaah Konsep
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
2 / 45
Pendahuluan
Beberapa Terapan Integral
Peramalan jumlah populasi (penduduk, bakteri, dsb.) di masa yang akan datang. Penentuan ketinggian pesawat ulang-alik pada waktu tertentu. Penentuan konsumsi energi di Jakarta pada suatu hari.
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
3 / 45
Anti-turunan
Anti-turunan
De…nisi Fungsi F disebut anti-turunan dari fungsi f pada interval I jika F0 (x) = f (x) untuk setiap x 2 I. Contoh (Anti-turunan) 1 2 3 4
f (x) = x3 ) F (x) = 14 x4
f (x) = x3 ) F (x) = 14 x4 + 5 f (x) = cos x ) F (x) = sin x
f (x) = cos x ) F (x) = sin x + C, C = konstanta
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
4 / 45
Anti-turunan
Teorema (Anti-turunan Umum) Jika F anti-turunan dari f pada interval I, maka anti-turunan dari f yang paling umum adalah (1) F (x) + C dengan C konstanta sebarang.
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
5 / 45
Anti-turunan
Formula Anti-turunan No.
Fungsi
Anti-turunan
1.
kf (x)
kF (x) + C
2.
f (x)
3.
xn , n 6=
4.
sin x
5.
cos x
sin x + C
6.
sec2 x
tan x + C
7.
csc2 x
8.
sec x tan x
9.
csc x cot x
k, C : konstanta,
F0
g (x) 1
F (x)
G (x) + C
xn+1 / (n + 1) + C cos x + C
cot x + C sec x + C csc x + C
(x ) = f (x ) , G0 (x ) = g (x )
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
6 / 45
Luas di Bawah Kurva
Luas di Bawah Kurva Konsep integral dapat didekati dengan gagasan penentuan luas daerah bidang rata Bagaimana menentukan luas daerah bidang rata S yang dibatasi oleh: kurva y = f (x) 0, sumbu x, garis x = a, x = b ?
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
7 / 45
Luas di Bawah Kurva
Ilustrasi Pendekatan Persegi Panjang untuk Menghitung Luas Ingin ditentukan luas daerah yang dibatasi kurva f (x) = x2 , sumbu-x, x = 0, x = 2 dengan pendekatan persegi panjang. DEMO Jumlah Riemann
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
8 / 45
Luas di Bawah Kurva
Pendekatan Persegi Panjang untuk Menghitung Luas
Buat n persegi panjang dengan luas A1 , A2 , . . . , An , luas A dari daerah S didekati dengan penjumlahan luas n persegi panjang ! A A1 + A2 + + An = Rn , makin besar n, luas n persegi panjang makin mendekati luas A, luas A dide…nisikan sebagai penjumlahan takhingga banyak persegi panjang ! A = limn!∞ Rn = limn!∞ ∑ni=1 Ai .
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
9 / 45
Luas di Bawah Kurva
Penghitungan Luas dengan Pendekatan Persegi Panjang Untuk menentukan luas daerah S yang dibatasi oleh: kurva kontinu y = f (x) 0, sumbu x, garis x = a, x = b, lakukan: Bagi interval [a, b] menjadi n interval bagian [a = x0 , x1 ] , [ x1 , x2 ] , . . . , [ xn 1 , xn = b ] dengan panjang yang sama, yakni ∆x = b n a , sehingga berlaku xi = a + i∆x, i = 1, 2, . . . , n. Pada setiap interval bagian [xi 1 , xi ] buat persegi panjang dengan lebar ∆x dan panjang f (xi ), sehingga luas Ai = f (xi ) ∆x. (Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
10 / 45
Luas di Bawah Kurva
De…nisi Luas A dari daerah S yang dibatasi oleh kurva kontinu y = f (x) sumbu x, garis x = a, x = b adalah A = lim Rn n! ∞
= =
dengan ∆x = (b
0,
n
lim ∑ f (xi ) ∆x
n! ∞ i=1
lim [f (x1 ) ∆x + f (x2 ) ∆x +
n! ∞
(2)
+ f (xn ) ∆x]
a) /n, xi = a + i∆x, i = 1, 2, . . . , n.
Rn = ∑ni=1 f (xi ) ∆x pada (2) disebut Jumlah Riemann.
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
11 / 45
Luas di Bawah Kurva
Formula Notasi Sigma 1. 2. 3. 4. 5. 6.
n
∑c
=
cn
∑ c xi
=
c ∑ xi
i=1 n i=1 n
∑ xi
i=1 n
yi
= =
∑ i2
=
∑ i3
=
i=1 n i=1
i=1 n
∑ xi
i=1
∑i
i=1 n
n
n
∑ yi
i=1
(3)
n (n + 1) 2 n (n + 1) (2n + 1) 6 n (n + 1) 2 2
c = konstanta. (Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
12 / 45
Luas di Bawah Kurva
Contoh Gunakan pendekatan persegi panjang untuk menentukan luas daerah yang dibatasi kurva f (x) = x2 , sumbu-x, x = 0, x = 2, dengan i) n = 4 ii) n = 10 iii) n ! ∞
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
13 / 45
Integral Tentu
Integral Tentu Konsep Jumlah Riemann Rn = ∑ni=1 f (xi ) ∆x pada (2) dapat diperluas untuk daerah yang ada di bawah sumbu-x (S2 ). Jumlah Riemann pada S2 negatif karena f (xi ) < 0. Pada interval [a, b], lambang limit Jumlah Riemann dapat diganti dengan lambang integral tentu, Rb limn!∞ ∑ni=1 f (xi ) ∆x = a f (x) dx.
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
14 / 45
Integral Tentu
Ilustrasi Integral Tentu
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
15 / 45
Integral Tentu
De…nisi (Integral Tentu) Integral tentu fungsi f dari a ke b adalah Z b a
n
f (x) dx = lim ∑ f (ci ) ∆x
(4)
n! ∞ i=1
dengan ci 2 [xi 1 , xi ] , ∆x = (b a) /n, [xi ke-i dari [a, b] = [x0 , xn ] , i = 1, 2, . . . , n.
1 , xi ]
Titik sampel ci pada interval bagian [xi
adalah interval bagian
1 , xi ]
dapat berupa:
titik ujung kanan, ci = xi titik ujung kiri, ci = xi 1 titik tengah, ci = (xi 1 + xi ) /2
Syarat cukup agar f terintegralkan pada [a, b] adalah f kontinu pada [a, b] . (Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
16 / 45
Integral Tentu
Dari Notasi Sigma ke Integral
Lambang R
Rb a
f (x) dx )
: integral ( bentuk "S" = sum) a, b : batas bawah,atas integral f (x) : integran (fungsi yang diintegralkan) dx : diintegralkan terhadap variabel x
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
17 / 45
Integral Tentu
Ilustrasi Hasil Evaluasi Integral Tentu
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
18 / 45
Integral Tentu
Hasil Evaluasi Integral Tentu Rb
f x dx, b a menghasilkan sebuah bilangan dengan salah satu dari a ( ) tiga kemungkinan berikut:
>0 seluruh daerah berada di atas sumbu-x luas daerah di atas sumbu-x > luas daerah di bawah sumbu-x
<0 seluruh daerah berada di bawah sumbu-x luas daerah di bawah sumbu-x > luas daerah di atas sumbu-x
=0 f (x) = 0 atau a = b luas daerah di bawah sumbu-x = luas daerah di atas sumbu-x
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
19 / 45
Integral Tentu
Soal (Konsep Integral Tentu) 1
2
3
4
Gunakan de…nisi integral tentu (dengan titik ujung kanan) untuk R2 2 4 2 2 menghitung 0 x2 x dx, jawab: lim + 2+ = n! ∞ 3 3n n 3 Gunakan de…nisi integral tentu untuk menunjukkan bahwa Rb b2 a 2 x dx = . a 2 Hitung integral berikut dengan menafsirkannya sebagai bentuk luas. p R2 a) 0 1 + 4 x2 dx, jawab: 2 + π R2 b) 2 (1 jxj) dx, jawab: 0 Ungkapkan limit berikut dalam bentuk integral tentu. 12 22 n2 a) lim + + + n!∞ n3 n3 n3 1 1 1 1 b) lim + + + n! ∞ n 1 + (1/n)2 1 + (2/n)2 1 + (n/n)2
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
20 / 45
Integral Tentu
Sifat-sifat Integral Tentu Ilustrasi Geometris
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
21 / 45
Integral Tentu
Sifat-sifat Integral Tentu Sifat Umum
1 2 3 4 5 6
Ra
Rb f x dx = f x dx b ( ) a ( ) Ra f x dx = 0 a ( ) Rb c dx = c (b a) a Rb Rb c f (x) dx = c a f (x) dx a Rb Rb Rb f x g (x)] dx = a f (x) dx g (x) dx a [ ( ) a Rb Rc Rc f x dx + b f (x) dx = a f (x) dx a ( )
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
22 / 45
Integral Tentu
Soal (Sifat Integral I) R2 R0 1 Diketahui f x dx = 4 dan 2 (g (x) f (x)) dx = 5. Gunakan 0 ( ) sifat-sifat integral untuk menghitung: R0 R2 a) 2 (2f (x) 3) dx b) 0 g (x) dx, jawab: a. 2 b. 1 2
R1 R4 f (t) dt = 2, 0 f (t) dt = 0 R3 f t dt. jawab: 9 1 ( )
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
6, dan
Kalkulus I
R4 3
f (t) dt = 1. Hitung
Bogor, 2012
23 / 45
Integral Tentu
Ilustrasi Geometris Sifat Pembandingan Integral
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
24 / 45
Integral Tentu
Sifat-sifat Integral Tentu Sifat Pembandingan
0, x 2 [a, b], maka
Rb
1
Jika f (x)
f (x) dx 0 Rb g (x) , x 2 [a, b], maka a f (x) dx
2
Jika f (x)
3
Jika m f (x) M, x 2 [a, b], maka Rb m (b a) f x dx M (b a) a ( )
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
a
Kalkulus I
Rb a
g (x) dx
Bogor, 2012
25 / 45
Integral Tentu
Soal Gunakan sifat pembandingan integral untuk memeriksa kebenaran pertidaksamaan berikut tanpa menghitung integral. p R1 p 1 2 1 + x2 dx 2 2 1 R2 1 2 1/2 dx 1 1 x R3p Rb 1 3 3 x4 + 1 dx > 26/3 (diketahui: a x2 dx = b a3 ) 1 3
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
26 / 45
Teorema Dasar Kalkulus
Teorema Dasar Kalkulus Pengantar
Kalkulus diferensial muncul dari permasalahan garis singgung. Kalkulus integral muncul dari permasalahan luas daerah: perhitungan rumit seperti limit Jumlah Riemann. Sepintas, keduanya tampak tidak berkaitan. Newton dan Leibniz menemukan bahwa keduanya saling terkait. Konsep yang mengaitkan kalkulus integral dengan kalkulus diferensial: Teorema Dasar Kalkulus (TDK). Dengan TDK, perhitungan integral dan aplikasinya menjadi jauh lebih mudah karena merupakan kebalikan dari proses turunan. (Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
27 / 45
Teorema Dasar Kalkulus
Ilustrasi Geometris TDK-1
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
28 / 45
Teorema Dasar Kalkulus
Teorema (Teorema Dasar Kalkulus 1)
Rx Jika f kontinu pada [a, b], maka F (x) = a f (t) dt kontinu pada [a, b], terturunkan pada (a, b), dan turunannya adalah f (x) ; F0 (x ) =
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
d dx
Rx a
(5)
f (t) dt = f (x)
Kalkulus I
Bogor, 2012
29 / 45
Teorema Dasar Kalkulus
Soal (TDK-1) Tentukan: Z d x 1 1 dt, dx 0 1 + t2 Z 2 d x 2 sin t dt, petunjuk: u = x2 , jawab: 2x sin x2 dx 0 Z d g2 (x) 3 f (t) dt, jawab: f (g2 (x)) g20 (x) f (g1 (x)) g10 (x) dx g1 (x) Z x p f (t) dt = 2 x, 4 fungsi f dan konstanta a yang memenuhi 6 + 2 t a x > 0, jawab: f (x) = x3/2 , a = 9.
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
30 / 45
Teorema Dasar Kalkulus
Teorema Dasar Kalkulus 2 Konsep
Rx Dari TDK-1: G (x) = a f (t) dt ) G0 (x) = f (x) (G anti-turunan f ). Ra Catat bahwa G (a) = a f (t) dt = 0. Misalkan F anti-turunan lain dari f , maka F (x) = G (x) + C F (b)
Jadi
F (a) = [G (b) + C]
[G (a) + C]
= G (b) G (a) = G (b) Rb Rb = a f (t) dt = a f (x) dx Rb a
f (x) dx = F (b)
F (a)
dengan F merupakan anti-turunan f atau F0 (x) = f (x) .
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
31 / 45
Teorema Dasar Kalkulus
Teorema (Teorema Dasar Kalkulus 2) Jika f kontinu pada [a, b] dan F sebarang anti-turunan f pada [a, b], maka
Rb a
f (x) dx = F (x) jba = F (b)
(6)
F (a)
TDK-2 memberi cara yang mudah dalam mengevaluasi integral tentu, jauh lebih mudah dibandingkan menggunakan limit Jumlah Riemann. Berdasarkan TDK-2, untuk mengevaluasi integral tentu f pada [a, b]: tentukan anti-turunan F dari f , evaluasi F (b) F (a) .
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
32 / 45
Teorema Dasar Kalkulus
Soal Tentukan: R π/2 1 2 3 4
cos x dx, jawab: 1 p 3 4 2 x + x2 dx, jawab: 10
0
R4 1
R2
1
x jxj dx, jawab: 7/3
Z d x
dx
0
x sin t dt, jawab: x sin x
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
cos x + 1
Kalkulus I
Bogor, 2012
33 / 45
Integral Taktentu
Integral Taktentu
De…nisi (Integral Taktentu) Misalkan F adalah anti-turunan f . Integral taktentu f (x) terhadap x adalah R (7) f (x) dx = F (x) + C Hasil integral tentu (persamaan 4) berupa suatu bilangan, hasil integral taktentu berupa fungsi. Integral taktentu adalah lambang lain antiturunan.
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
34 / 45
Integral Taktentu
Formula Integral Taktentu
1 2 3 4 5 6 7 8 9
R R R R R R R R R
kf (x) dx = k
R
f (x) dx R g (x)) dx = f (x) dx
(f (x) xn dx = xn+1 / (n + 1) + C, n 6= sin x dx = cos x + C cos x dx = sin x + C sec2 x dx = tan x + C csc2 x dx = cot x + C sec x tan x dx = sec x + C csc x cot x dx = csc x + C
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
R
Kalkulus I
g (x) dx
1
Bogor, 2012
35 / 45
Aturan Substitusi
Aturan Substitusi Aturan substitusi digunakan pada kasus: sulit menentukan anti-turunan integran secara langsung, tetapi bagian tertentu integran dapat dimisalkan dengan variabel baru sehingga lebih mudah dicari anti-turunannya.
Contoh Ingin ditentukan
R p 2 2x + 3 dx
Solusi O Misalkan u = 2x + 3 ) du/dx = 2 ) du = 2dx ) Rp R p 2 2x + 3dx = udu
= 23 u3/2 + C =
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
2 3
(2x + 3)3/2 + C Kalkulus I
Bogor, 2012
36 / 45
Aturan Substitusi
R p ? 2 2x + 3dx = p Jika u = g (x) = 2x + 3, g0 (x) = 2 = du/dx, f (u) = u, maka berlaku R p R 2 2x + 3dx = f (g (x)) g0 (x) dx R = f (u) du
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
37 / 45
Aturan Substitusi
Teorema (Aturan Substitusi) Jika u = g (x) adalah fungsi terturunkan dan f kontinu pada Wg , maka
R
Rb a
f (g (x)) g0 (x) dx =
f (g (x)) g0 (x) dx =
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
R
f (u) du
R g(b) g(a)
f (u) du
Bogor, 2012
38 / 45
Aturan Substitusi
Integral Fungsi Simetri Ilustrasi Geometris
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
39 / 45
Aturan Substitusi
Integral Fungsi Simetri
Dengan menggunakan aturan substitusi, dapat ditunjukkan 1
Jika f fungsi genap, maka
Ra 2
f x dx = 2 a ( )
R0
f x dx = 2 a ( )
Ra 0
f (x) dx
(8)
Jika f fungsi ganjil, maka
Ra
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
a
(9)
f (x) dx = 0
Kalkulus I
Bogor, 2012
40 / 45
Aturan Substitusi
Soal (Aturan Substitusi) Evaluasi integral (1 1
2
Z
x sin x2 dx, jawab:
Z 2 p
x 2
1
3
Z 1 0
4
5 6
0
1 2
cos x2 + C
x dx, jawab: 14/15
p p x3 x2 + 1 dx, jawab: 2/15 2+1
Z π/2 2 x sin x Z
5) berikut:
dx, jawab: 0
6 π/2 1 + x 1 p x 1 x4 dx,
jawab: π/8
Gunakan aturan substitusi untuk menunjukkan a b
Jika f genap, maka Jika f ganjil, maka
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Z a
Z aa a
f (x) dx = 2
Z a 0
f (x) dx.
f (x) dx = 0. Kalkulus I
Bogor, 2012
41 / 45
Aturan Substitusi
Ekspresi Integral Taktentu Tidak Khas
Soal
R Tunjukkan bahwa sin x cos x dx menghasilkan ekspresi berbeda dengan substitusi i) u = sin x, ii) u = cos x, iii) u = 2x berdasarkan kesamaan sin 2x = 2 sin x cos x ) Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi yang dihasilkan dari integral taktentu dapat memiliki ekspresi/bentuk yang berbeda.
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
42 / 45
Telaah Konsep
Telaah Konsep I Kuis Benar-Salah
1
2 3 4 5
6 7 8
Jika f dan g kontinu pada [a, b], maka Rb Rb Rb f x g x dx = a f (x) dx g (x) dx . a ( ) ( ) a Rb Rb Jika f kontinu pada [a, b], maka a xf (x) dx = x a f (x) dx. Rb Jika a f (x) dx = 0, maka f (x) = 0, x 2 [a, b] . Rb Jika a [f (x)]2 dx = 0, maka f (x) = 0, x 2 [a, b] . Jika f kontinu pada qR [a, b] dan f (x) Rbp b f (x) dx = f x dx a a ( ) Jika f (x)
g (x) pada [a, b], maka
Jika f (x)
0, maka
Rb a
jf (x)j dx
Rb
g (x) pada [a, b], maka a f (x) dx Rx Jika a > x dan F (x) = a f (t) dt, maka F0 (x) =
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Rb
g x dx. a j ( )j Rb g (x) dx . a
f (x) .
Bogor, 2012
43 / 45
Telaah Konsep
Telaah Konsep II Kuis Benar-Salah 9 10
11
12
13
14
15
Jika F0 (x) = G0 (x) , x 2 [a, b], maka F (b)
F (a) = G (b)
G (a) .
Jika F (x) adalah anti-turunan dari f (x), maka F (2x) adalah anti-turunan dari f (2x) . Z 1 sin x x3 2x7 + dx = 0. 1 + x2 1 Z 11 Z
11 3
1
d dx
ax2 + bx + c dx = 2
cos2 x dx =
Z x2
Z 1 5
Z 11 0
cos2 x dx +
ax2 + c dx. Z 3 5
cos2 x dx.
1 1 dt = . 2 1 + x4 1 1+t Z 2 n 2i cos x dx. lim ∑ cos = n! ∞ i=1 n 0
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
44 / 45
Telaah Konsep
Tentang Slide
Penyusun: N. K. Kutha Ardana (Dosen Dep. Matematika FMIPA IPB) Versi: 2012 (sejak 2009) Media Presentasi: LATEX - BEAMER (PDFLATEX)
(Departemen Matematika FMIPA IPB)
Kalkulus I
Bogor, 2012
45 / 45