Hasil Eksperimen
4.3.7
Model G (Balok Lintel)
4.3.7.1
Pengujian dan Perilaku Histeresis
Keretakan awal dinding benda uji Model G terjadi pada drift 0.067% (simpangan 2mm) berupa retak geser sliding di atas dan di bawah balok lintel. Pada tahapan pembebanan berikutnya terjadi retak diagonal pada bagian bawah balok lintel sehinga terbentuk mekanisme strut tekan, sedangkan pada bagian atas balok lintel retak geser sliding awal memanjang dan berkembang menjadi kombinasi retak
geser
sliding
dan
diagonal.
Setelah
hubungan
balok
lintel-kolom
mengalami kerusakan pada drift 0.75%, retak diagonal pada bagian bawah lintel memanjang bahkan menembus lintel sehingga terbentuk mekanisme strut sempurna dari pojok atas benda uji ke pojok bawah pada ke dua arah pembebanan, Gambar IV-57. Pada drift 3.5%, dinding belum mengalami kerusakan signifikan yang menyebabkan keruntuhan dinding. Elemen portal pengekang mulai mengalami keretakan pada drift 0.25% (simpangan 7.5 mm) dengan pola keretakan lentur pada bagian setengah tinggi kolom di bawah balok lintel. Pada drift 0.75% terjadi retak lentur yang besar di bagian luar kolom pada posisi balok lintel karena dorongan yang diberikan oleh balok lintel tersebut. Hubungan balok lintel-kolom terus mengalami keretakan hingga tulangan pengait balok lintel tercabut dan hubungan balok lintel-kolom tidak lagi bekerja sebagaimana seharusnya. Kerusakan signifikan portal benda uji Model G terjadi dengan kehancuran pada hubungan balok lintel-kolom portal dan kerusakan hubungan balok-kolom bagian atas portal. Pada Gambar IV-55 dapat dilihat kondisi benda uji setelah akhir pengujian. Model G menunjukkan respon kekuatan puncak pada drift 1.4 % dengan tahanan lateral sebesar 7.32 ton. Gambar IV-56 menunjukkan perilaku histeretik Model G dengan kekuatan puncak dan respon histeretik yang sama pada pembebanan dorong dan tarik. Perilaku histeretik Model G memperlihatkan penurunan kapasitas kekuatan yang signifikan setelah tercapainya kekuatan puncak.
Thesis
IV-36
Hasil Eksperimen
Gambar IV-55 Pengujian Model G
Thesis
IV-37
Hasil Eksperimen
10
8
6
Beban Lateral (tonf)
4
2
0 -120
-100
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
-2
-4
-6
-8
-10 Perpindahan Lateral (mm)
Gambar IV-56 Kurva histeretik Model G
Gambar IV-57 Pola retak Model G
4.3.7.2
Disipasi Energi
Energi input dan energi yang terdisipasi Model G ditampilkan dalam Gambar IV-58 dan Gambar IV-59.
Thesis
IV-38
Hasil Eksperimen
4000
3500
Energi (kN-mm)
3000
2500
2000
1500
1000 Energi input
Energi Disipasi
500
160
170
3.500
150
2.750
140
2.200
130
1.750
120
1.400
110
1.000
100
0.750
0.500
90
0.350
80
0.250
70
0.200
60
0.133
50
0.100
40
0.067
30
0.050
20
0.040
10
0.033
0
0.025
0 180
190
200
190
200
Drift(%)
Gambar IV-58 Energi input dan energi disipasi Model G tiap siklus pembebanan
70000
60000
Energi (kN-mm)
50000
40000
30000
20000
Energi input Komulatif
Energi Disipasi Kumulatif
10000
0 180
3.500
170
2.750
160
2.200
150
1.750
140
1.400
130
1.000
120
0.750
110
0.500
100
0.350
90
0.250
80
0.200
70
0.133
60
0.100
50
0.067
40
0.050
30
0.040
20
0.033
10
0.025
0
Drift(%)
Gambar IV-59 Energi input dan energi disipasi Model G tiap drift pembebanan
Thesis
IV-39
Hasil Eksperimen
4.3.7.3
Distribusi Bidang Momen Dan Gaya Aksial
Distribusi bidang momen dan gaya aksial pada Model G ditampilkan pada Gambar IV-60 sampai Gambar IV-63.
400 380 360 340 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
6 4
2 0
2
Actuator
Loading (Push)
0
2
Catatan : Momen = 0 mengindikasikan kegagalan pembacaan strain
4
Momen (kN-m)
6
Drift 0.1% Drift 0.2% Drift 0.25% Drift 0.35% Drift 0.5% Drift 0.75% Drift 1% Drift 1.4% Drift 1.75% Drift 2.2% Frame Line
0 2 4 6 6 4 46 64 82 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 382 400 422 444 466 48 50 Momen (kN-m)
-30 -20 -10 0 10 20 30
Aksial (kN)
400 380 360 340 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
Actuato
Loading (Push)
Catatan : Aksial = 0 mengindikasikan kegagalan pembacaan strain gauge
Gambar IV-60 Bidang momen Model G pada pembebanan dorong
Drift 0.25%
Frame Line
-60 -40 20 14 40 16 6018 20 22 24 26 28 30 32 -60 -20 40 0 42 20 44 40 46 60 48 50 -6 -4 -2 0 2 4 6 -20 8 100 12 34 -40 36 38 Aksial (kN)
Gambar IV-61 Gaya aksial Model G pada pembebanan dorong
Thesis
IV-40
400 380 360 340 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
2 0
2
Actuator
Loading (Pull)
0
2
6
4
4
6
Catatan : Momen = 0 mengindikasikan kegagalan pembacaan strain
4
6
Drift 0.1%
6 4
Momen (kN-m)
Hasil Eksperimen
Drift 0.2% Drift 0.25% Drift 0.35% Drift 0.5% Drift 0.75% Drift 1% Drift 1.4% Drift 1.75% Drift 2.2% Frame Line
2 0 2 4 6 6 4 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 382 400 422 444 466 48 50 Momen (kN-m)
Actuator
Loading (Pull)
0
Catatan : Aksial = 0 mengindikasikan kegagalan pembacaan strain gauge
400 380 360 340 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
-30 -20 -10 0 10 20 30
Aksial (kN)
Gambar IV-62 Bidang momen Model G pada pembebanan tarik
Drift 0.25%
Frame Line
0 12 10 14 20 16 30 18 20 22 24 26 28 30 32 -30 0 42 10 44 20 46 30 48 50 2 -30 4 -20 6 -10 8 10 34 -20 36 -10 38 40 Aksial (kN)
Gambar IV-63 Gaya aksial Model G pada pembebanan tarik
Thesis
IV-41
Hasil Eksperimen
4.3.8
Model H (Haunched)
4.3.8.1
Pengujian dan Perilaku Histeresis
Keretakan awal dinding benda uji Model H terjadi pada drift 0.067% (simpangan 2mm) berupa retak geser sliding pada lokasi 1/3 tinggi dinding. Pada tahapan pembebanan berikutnya terjadi retak diagonal pada arah pembebanan dorong, selain itu juga terjadi retak geser sliding pada bagian atas dinding dan terus bertahan sampai akhir masa pengujian seperti ditunjukkan pada Gambar IV-66, Elemen portal pengekang mulai mengalami keretakan pada drift 0.25% (simpangan 7.5 mm) dengan pola keretakan lentur di beberapa lokasi pada bagian setengah tinggi kolom. Retak lentur baru banyak bermunculan tersebar di sepanjang 2/3 tinggi kolom. Retak geser besar mulai terjadi pada drift 0.35% yaitu pada bagian bawah kolom dan terus membesar hingga menyebabkan keruntuhan pada kolom benda uji. Pengujian dihentikan pada 1.75% karena terjadi pergeseran dan penurunan kolom benda uji akibat retak geser yang sangat besar pada bagian bawah ke dua kolom, seperti ditunjukkan Gambar IV-64. Model H menunjukkan respon kekuatan puncak pada drift 0.35% dengan tahanan lateral sebesar 4.29 ton. Gambar IV-56 menunjukkan perilaku histeretik Model H dengan kekuatan puncak dan respon histeretik yang berbeda pada pembebanan dorong dan tarik.
Gambar IV-64 Pengujian Model H
Thesis
IV-42
Hasil Eksperimen
6
4
Gaya Lateral (tonf)
2
0 -80
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
-2
-4
-6 Perpindahan Lateral (mm)
Gambar IV-65 Kurva histeretik Model H
Gambar IV-66 Pola retak Model H
4.3.8.2
Disipasi Energi
Dalam Gambar IV-58 dan Gambar IV-59 ditampilkan energi input dan energi disipasi Model H.
Thesis
IV-43
Hasil Eksperimen
2500
Energi (kN-mm)
2000
1500
1000 Energi input
Energi Disipasi
500
160
170
3.500
150
2.750
140
2.200
130
1.750
120
1.400
110
1.000
100
0.750
0.500
90
0.350
80
0.250
70
0.200
60
0.133
50
0.100
40
0.067
30
0.050
20
0.040
10
0.033
0
0.025
0 180
190
200
190
200
Drift(%)
Gambar IV-67 Energi input dan energi disipasi Model H tiap siklus pembebanan
30000
Energi(kN-mm)
25000
20000
15000
Energi input Komulatif
Energi Disipasi Kumulatif
10000
5000
0 180
3.500
170
2.750
160
2.200
150
1.750
140
1.400
130
1.000
120
0.750
110
0.500
100
0.350
90
0.250
80
0.200
70
0.133
60
0.100
50
0.067
40
0.050
30
0.040
20
0.033
10
0.025
0
Drift(%)
Gambar IV-68 Energi input dan energi disipasi Model H tiap drift pembebanan
Thesis
IV-44
Hasil Eksperimen
4.3.8.3
Distribusi Bidang Momen Dan Gaya Aksial
Distribusi bidang momen dan gaya aksial pada Model H ditampilkan pada
400 380 360 340 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
2 0
2
Actuator
Loading (Push)
0
2
Catatan : Momen = 0 mengindikasikan kegagalan pembacaan strain
4
6
Drift 0.1%
6 4
Momen (kN-m)
Gambar IV-60 sampai Gambar IV-63.
Drift 0.2% Drift 0.25% Drift 0.35% Drift 0.5% Drift 0.75% Drift 1% Drift 1.4% Drift 1.75% Drift 2.2% Frame Line
0 2 4 6 6 4 46 64 82 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 382 400 422 444 466 48 50 Momen (kN-m)
Actuato
Loading (Push)
Catatan : Aksial = 0 mengindikasikan kegagalan pembacaan strain gauge
400 380 360 340 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 -30 -20 -10 0 10 20 30
Aksial (kN)
Gambar IV-69 Bidang momen Model H pada pembebanan dorong
Drift 0.25%
Frame Line
0 12 10 14 20 16 30 18 20 22 24 26 28 30 32 -30 -20 38 -10 40 0 42 10 44 20 46 30 48 50 -8 -6 -4 -2 0 2 -30 4 -20 6 -10 8 10 34 36
Aksial (kN)
Gambar IV-70 Gaya aksial Model H pada pembebanan dorong
Thesis
IV-45
400 380 360 340 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
2 0
2
Actuator
Loading (Pull)
0
2
6
4
4
6
Catatan : Momen = 0 mengindikasikan kegagalan pembacaan strain
4
6
Drift 0.1%
6 4
Momen (kN-m)
Hasil Eksperimen
Drift 0.2% Drift 0.25% Drift 0.35% Drift 0.5% Drift 0.75% Drift 1% Drift 1.4% Drift 1.75% Drift 2.2% Frame Line
2 0 2 4 6 6 4 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 382 400 422 444 466 48 50 Momen (kN-m)
Actuator
Loading (Pull)
0
Catatan : Aksial = 0 mengindikasikan kegagalan pembacaan strain gauge
400 380 360 340 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
-30 -20 -10 0 10 20 30
Aksial (kN)
Gambar IV-71 Bidang momen Model H pada pembebanan tarik
Drift 0.25%
Frame Line
0 12 10 14 20 16 30 18 20 22 24 26 28 30 32 -30 0 42 10 44 20 46 30 48 50 2 -30 4 -20 6 -10 8 10 34 -20 36 -10 38 40 Aksial (kN)
Gambar IV-72 Gaya aksial Model H pada pembebanan tarik
Thesis
IV-46
Hasil Eksperimen
4.3.9
Model I (Kait 180˚)
4.3.9.1
Pengujian dan Perilaku Histeresis
Keretakan awal dinding benda uji Model I terjadi pada drift 0.05% (simpangan 1.5 mm) berupa retak kombinasi geser sliding dan diagonal dari pojok atas balok-kolom
sampai
bagian
tengah
tinggi
dinding.
Perpotongan
retak
pembebanan tarik dan dorong terjadi pada lokasi 2/3 tinggi dinding. Pada tahapan pembebanan berikutnya terjadi retak vertikal yang mengakibatkan pemisahan antara dinding dan kolom pengekang. Pola retak akhir Model I dapat dilihat pada Gambar IV-75. Elemen portal pengekang mulai mengalami keretakan pada drift 0.35% (simpangan 10 mm) dengan pola keretakan lentur di beberapa lokasi di sekitar setengah tinggi kolom. Retak geser besar mulai terjadi pada drift 0.75% yaitu pada bagian atas kolom dan terus membesar hingga menyebabkan keruntuhan pada kolom benda uji sementara retak lentur tidak berkembang menjadi retak besar. Kondisi akhir pengujian Model I dapat dilihat pada Gambar IV-73 Model I menunjukkan respon kekuatan puncak pada drift 0. 5% dengan tahanan lateral sebesar 4.625 ton. Gambar IV-74 menunjukkan perilaku histeretik Model I dengan kekuatan puncak dan respon histeretik yang relatif sama pada pembebanan dorong dan tarik. Perilaku histeretik Model I mengalami penurunan kekuatan yang cukup tajam setelah terjadinya respon kekuatan puncak.
Thesis
IV-47
Hasil Eksperimen
Gambar IV-73 Pengujian Model I
Thesis
IV-48
Hasil Eksperimen
6
4
Beban Lateral (tonf)
2
0 -80
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
-2
-4
-6 Perpindahan Lateral (mm)
Gambar IV-74 Kurva histeretik Model I
Gambar IV-75 Pola retak Model I
4.3.9.2
Disipasi Energi
Energi input yang dan energi disipasi Model I ditampilkan dalam Gambar IV-76 dan Gambar IV-77.
Thesis
IV-49
Hasil Eksperimen
2500
Energi (kN-mm)
2000
1500
1000
500
Energi input
Energi Disipasi
150
160
3.500
140
2.750
130
2.200
120
1.750
110
1.400
100
1.000
90
0.750
0.500
80
0.350
0.250
70
0.200
60
0.133
50
0.100
40
0.067
30
0.050
20
0.040
10
0.033
0
0.025
0 170
180
Drift(%)
Gambar IV-76 Energi input dan energi disipasi Model I tiap siklus pembebanan
30000
Energi(kN-mm)
25000
20000
15000
10000 Energi input Komulatif
Energi Disipasi Kumulatif
5000
0 180
3.500
170
2.750
160
2.200
150
1.750
140
1.400
130
1.000
120
0.750
110
0.500
100
0.350
90
0.250
80
0.200
70
0.133
60
0.100
50
0.067
40
0.050
30
0.040
20
0.033
10
0.025
0
190
200
Drift(%)
Gambar IV-77 Energi input dan energi disipasi Model I tiap drift pembebanan
Thesis
IV-50
Hasil Eksperimen
4.3.9.3
Distribusi Bidang Momen Dan Gaya Aksial
Distribusi bidang momen dan gaya aksial pada Model I ditampilkan pada Gambar IV-78 sampai Gambar IV-81.
400 380 360 340 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
6 4
2 0
2
Actuator
Loading (Push)
0
2
Catatan : Momen = 0 mengindikasikan kegagalan pembacaan strain
4
Momen (kN-m)
6
Drift 0.1% Drift 0.2% Drift 0.25% Drift 0.35% Drift 0.5% Drift 0.75% Drift 1% Drift 1.4% Drift 1.75% Drift 2.2% Frame Line
0 2 4 6 6 4 46 64 82 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 382 400 422 444 466 48 50 Momen (kN-m)
-30 -20 -10 0 10 20 30
Aksial (kN)
400 380 360 340 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
Actuator
Loading (Push)
Catatan : Aksial = 0 mengindikasikan kegagalan pembacaan strain gauge
Gambar IV-78 Bidang momen Model I pada pembebanan dorong
Drift 0.25%
Frame Line
1014 2016 3018 20 22 24 26 28 30 32-30 0 2 -30 4 -20 6 -10 8 100 12 34 -20 36 38 -1040 0 42 1044 2046 3048 50 52 54 56 58 60 62 64 Aksial (kN)
Gambar IV-79 Gaya aksial Model I pada pembebanan dorong
Thesis
IV-51
400 380 360 340 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
2 0
2
Actuator
Loading (Pull)
0
2
6
4
4
6
Catatan : Momen = 0 mengindikasikan kegagalan pembacaan strain
4
6
Drift 0.1%
6 4
Momen (kN-m)
Hasil Eksperimen
Drift 0.2% Drift 0.25% Drift 0.35% Drift 0.5% Drift 0.75% Drift 1% Drift 1.4% Drift 1.75% Drift 2.2% Frame Line
2 0 2 4 6 6 4 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 382 400 422 444 466 48 50 Momen (kN-m)
Actuator
Loading (Pull)
0
Catatan : Aksial = 0 mengindikasikan kegagalan pembacaan strain gauge
400 380 360 340 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
-30 -20 -10 0 10 20 30
Aksial (kN)
Gambar IV-80 Bidang momen Model I pada pembebanan tarik
Drift 0.25%
Frame Line
0 12 10 14 20 16 30 18 20 22 24 26 28 30 32 -30 0 42 10 44 20 46 30 48 50 2 -30 4 -20 6 -10 8 10 34 -20 36 -10 38 40 Aksial (kN)
Gambar IV-81 Gaya aksial Model I pada pembebanan tarik
Thesis
IV-52
Hasil Eksperimen
4.3.10
Model J (SNI 2847-2002)
4.3.10.1 Pengujian dan Perilaku Histeresis Pengujian benda uji Model J menunjukkan keretakan awal dinding terjadi pada drift 0.067% (simpangan 2 mm) berupa retak diagonal di bagian bawah pojok dinding pada pembebanan tarik maupun dorong. Retak kombinasi geser sliding dan diagonal terjadi masing-masing pada drift 0.133% dan 0.2% untuk pembebanan tarik dan dorong. Pada drift 0.35% terjadi retak diagonal pada pembebanan dorong sehingga terjadi mekanisme strut tekan pada arah pembebanan
tersebut.
Sementara
pada
arah
tarik,
pada
pembebanan
selanjutnya terjadi retak diagonal yang tidak sempurna memanjang diagonal dinding sehingga tidak dapat mengembangkan mekanisme strut tekan dinding dengan sempurna. Pola retak akhir Model J dapat dilihat pada Gambar IV-84. Keretakan awal elemen portal pengekang mulai terlihat pada drift 0.35% (simpangan 10 mm) di lokasi hubungan balok-kolom portal. Retak lentur di mulai terlihat pada drift 0.5% di beberapa lokasi pada bagian tengah tinggi kolom. Pada kondisi akhir pengujian Model J, Gambar IV-82,
dapat dilihat
banyak terjadi retak geser maupun retak lentur pada elemen portal namun tidak berkembang menjadi retak besar yang mengakibatkan kegagalan elemen portal. Gambar IV-83 menunjukkan perilaku histeretik Model J dengan kekuatan puncak dan respon histeretik yang berbeda pada pembebanan dorong dan tarik. Respon kekuatan puncak terjadi pada drift 0.35% dengan tahanan lateral sebesar 6.65 ton. Terjadi penurunan tajam kurva histeretik setelah beban puncak yang selanjutnya mengalami penurunan respon kekuatan yang cukup kecil.
Thesis
IV-53
Hasil Eksperimen
Gambar IV-82 Pengujian Model J
Thesis
IV-54
Hasil Eksperimen
10
8
6
Beban Lateral (tonf)
4
2
0 -120
-100
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
-2
-4
-6
-8 Perpindahan Lateral (mm)
Gambar IV-83 Kurva histeretik Model J
Gambar IV-84 Pola retak Model J
4.3.10.2 Disipasi Energi Gambar IV-85 dan Gambar IV-86 menampilkan energi input yang diberikan dan energi yang terdisipasi Model J.
Thesis
IV-55
Hasil Eksperimen
4500 4000 3500
Energi (kN-mm)
3000 2500 2000 1500 1000 Energi input
Energi Disipasi
500
160
170
3.500
150
2.750
140
2.200
130
1.750
120
1.400
110
1.000
100
0.750
0.500
90
0.350
80
0.250
70
0.200
60
0.133
50
0.100
40
0.067
30
0.050
20
0.040
10
0.033
0
0.025
0 180
190
200
190
200
Drift(%)
Gambar IV-85 Energi input dan energi disipasi Model J tiap siklus pembebanan
60000
Energi (kN-mm)
50000
40000
30000
20000 Energi input Komulatif
Energi Disipasi Kumulatif
10000
0 180
3.500
170
2.750
160
2.200
150
1.750
140
1.400
130
1.000
120
0.750
110
0.500
100
0.350
90
0.250
80
0.200
70
0.133
60
0.100
50
0.067
40
0.050
30
0.040
20
0.033
10
0.025
0
Drift(%)
Gambar IV-86 Energi input dan energi disipasi Model J tiap drift pembebanan
Thesis
IV-56
Hasil Eksperimen
4.3.10.3 Distribusi Bidang Momen Dan Gaya Aksial Distribusi bidang momen dan gaya aksial pada Model J ditampilkan pada Gambar IV-87 sampai Gambar IV-90.
400 380 360 340 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
6 4
2 0
2
Actuator
Loading (Push)
0
2
Catatan : Momen = 0 mengindikasikan kegagalan pembacaan strain
4
Momen (kN-m)
6
Drift 0.1% Drift 0.2% Drift 0.25% Drift 0.35% Drift 0.5% Drift 0.75% Drift 1% Drift 1.4% Drift 1.75% Drift 2.2% Frame Line
0 2 4 6 6 4 46 64 82 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 382 400 422 444 466 48 50 Momen (kN-m)
Aksial (kN)
-30 -20 -10 0 10 20
400 380 360 340 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
Actuator
Loading (Push)
Catatan : Aksial = 0 mengindikasikan kegagalan pembacaan strain
Gambar IV-87 Bidang momen Model J pada pembebanan dorong
Drift 0.25%
Frame Line
0 12 10 14 2016 3018 20 22 24 26 28 30 32 34 -1 -1 -8 -6 -4 -2 0 2 -30 4 -20 6 -10 8 10 -30 36 -2038 -1040 0 42 10 44 2046 3048 50 2 0 Aksial (kN)
Gambar IV-88 Gaya aksial Model J pada pembebanan dorong
Thesis
IV-57
400 380 360 340 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
2 0
2
Actuator
Loading (Pull)
0
2
6
4
4
6
Catatan : Momen = 0 mengindikasikan kegagalan pembacaan strain
4
6
Drift 0.1%
6 4
Momen (kN-m)
Hasil Eksperimen
Drift 0.2% Drift 0.25% Drift 0.35% Drift 0.5% Drift 0.75% Drift 1% Drift 1.4% Drift 1.75% Drift 2.2% Frame Line
2 0 2 4 6 6 4 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 382 400 422 444 466 48 50 Momen (kN-m)
Actuator
Loading (Pull)
0
Catatan : Aksial = 0 mengindikasikan kegagalan pembacaan strain gauge
400 380 360 340 320 300 280 260 240 220 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
-30 -20 -10 0 10 20 30
Aksial (kN)
Gambar IV-89 Bidang momen Model J pada pembebanan tarik
Drift 0.25%
Frame Line
0 12 10 14 20 16 30 18 20 22 24 26 28 30 32 -30 0 42 10 44 20 46 30 48 50 2 -30 4 -20 6 -10 8 10 34 -20 36 -10 38 40 Aksial (kN)
Gambar IV-90 Gaya aksial Model J pada pembebanan tarik
Thesis
IV-58