DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL NO: 38/DSN-MUI/X/2002 Tentang
m
SERTIFIKAT INVESTASI MUDHARABAH ANTAR BANK (SERTIFIKAT IMA)
Dewan Syari’ah Nasional, setelah
bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, bank syariah dapat melakukan kegiatan usahanya pada pasar Uang Antarbank berdasarkan prinsip Syariah yang sudah ada;
b.
bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pasar Uang Antarbank berdasarkan prinsip Syariah diperlukan instrumen yang sesuai dengan prinsip syariah; bahwa salah satu instrumen yang dapat digunakan dalam pasar Uang Antarbank berdasarkan prinsip syariah adalah sertifikat investasi berdasarkan akad Mudharabah;
irm
ad
c.
.co
a.
ita
:
ev
Menimbang
ww
w.
Mengingat
:
d.
bahwa oleh karena itu, dipandang perlu menetapkan fatwa tentang sertifikat investasi mudharabah antarbank.
1.
Firman Allah SWT QS. al-Ma’idah [5]: 1:
“Hai orang-orang yang beriman! tunaikanlah akad-akad itu…” 2.
Firman Allah, QS An-Nisa’ [4]:58
!" # $
%& ' (
'!
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya...” 3. Firman Allah, QS al-Baqarah [2]:279 ) '
*& ) +
, -. + / 0 & '! ' *&
“Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
4.
Firman Allah SWT QS. al-Baqarah (2):275
1
20
3
“... dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” 5.
Firman Allah SWT QS. al-Baqarah (2):278
4
.5
&
m
% /('!
6.
Firman Allah Baqarah(2):280
SWT
QS.
al-
!6* 6 7 5' ('! ' & /('!+
ita
; :98& '! 6
.co
“Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang beriman”.
Firman Allah SWT QS. an-Nisa [4]:29
ad
7.
ev
“Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai ia berkelapangan.Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”
“Hai orang-orang yang beriman, janganlahkalian memakan (mengambil) harta orang lain secara batil, kecuali jika berupa perdagangan yang dilandasi atas sukarela diantara kalian”. 8.
A B
ww
w.
irm
+ + (& ) > & 76.<& ' +& ' )!3= 0 +
Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 2:
7 # &) @ ? / 0 7 # & C 9 9D '! & ' 9 “Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat besar siksaNya”
9.
Hadist Nabi SAW riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib
J KAIE: F G 7 H 40 ' @LN. @3M 20 IL( 0 20 )O 0 P 0 Q;
Nabi bersabda: ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum halus dengan gandum kasar (jewawut) untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual. 10. Hadis Nabi riwayat al-Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf
= D)! = D 7' 3
)K
m
1
.co
“Kaum muslimin terikat dengan syaratsyarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”
11. Hadis Nabi riwayat Muslim, al-Tirmizi, al-Nasa’i, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah
ita
2 7 F G7 H E F. # 4T U / V .S . R W6 4 7LM
ev
“Rasulullah SAW melarang jual belli yang mengandung gharar”
ad
12. Hadis Nabi s.a.w riwayat al-Bukhari dari Abu Rafi’:
ww
w.
irm
WU.Y0 V .S-X: +
( ; '!
“Orang yang terbaik diantara kamu adalah orang yang paling baik dalam pembayaran hutangnya”
13. Hadis riwayat Imam Ibnu Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, riwayat Ahmaddari Ibnu ‘Abbas, dan Malik dari Yahya
.. N) . N ) “Tidak boleh membahayakan orang lain dan menolak bahaya dengan bahaya yang lain.” 14. Kaidah Fiqih:
E9Z Z' )!LZ Z B "K Z Z
Z Z3Z Z H$ [& 73
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” (AsSuyuthi, Al-Asybah wan Nadzair, 60)
' +B .9 29 . X
“Segala madharat (bahaya) harus dihindarkan sedapat mungkin.”(AsSuyuthi, Al-Asybah wan Nadzair, 62)
E\ . X “Segala madharat (bahaya) harus dihilangkan.”(As-Suyuthi, Al-Asybah wan Nadzair, 60)
]
L7
71 B ^ 8& L[8
.co
m
“Tindakan Imam [pemegang otoritas] terhadap rakyat harus mengikuti maslahat.”(As-Suyuthi, Al-Asybah wan Nadzair, 121)
19 9F _ -.
1.
Pendapat ulama yang menegaskan :
V `a U / P G# $\TMG+ DL8 S W + P 9 ?/ D '!
ev
Memperhatikan :
ita
“Pencagahan dari kerusakan (mafsadah) harus didahulukan daripada mengambil kemaslahatan.”(As-Suyuthi, Al-Asybah wan Nadzair, 78,105)
ww
w.
irm
ad
yang artinya : “jika salah seorang dari yang bermitra membeli bagian mitranya dalam kemitraan tersebut, hukumnya boleh, karena ia membeli hak milik orang lain.” (Ibnu Qadamah, AlMughni, juz V hal : 56)
2. Substansi fatwa DSN-MUI No. 07/DSNMUI/IV/2000 tentang Mudharabah, fatwa DSN-MUI No. 36/DSNMUIS/X/2002 tentang pasar uang Antarbank berdasarkan prinsip syariah dan fatwa DSN-MUI No. 20/DSNMUI/IV/2001 Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.
3.
Pendapat dan saran peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional pada Rabu, 23 Oktober 2002 M / 16 Sya’ban 1423 H.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
FATWA TENTANG SERTIFIKAT INVESTASI MUDHARABAH ANTAR BANK (IMA)
Pertama
:
Ketentuan umum: 1. Sertifikat investasi antarbank yang berdasarkan bunga, tidak dibenarkan menurut syariah. 2.
Sertifikat investasi yang berdasarkan pada akad Mudharabah, yang disebut dengan Sertifikat Investasi Mudharabah
Antarbank (IMA), dibenarkan menurut syariah. 3.
Sertifikat IMA dapat dipindah tangankan hanya satu kali setelah dibeli pertama kali.
4.
Pelaku transaksi Sertifikat IMA adalah: a. Bank syari’ah sebagai pemilik atau penerima dana. b. Bank konvensional hanya sebagai pemilik dana.
:
Ketentuan Khusus Implementasi dari fatwa ini secara rinci diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah pada bank Syariah dan oleh bank Indonesia.
Ketiga
:
Penyelesaian Perselisihan Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan diantara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
Keempat
:
Penutup Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
ev
ita
.co
m
Kedua
irm
ad
Ditetapkan di: Jakarta Tanggal : 23 Oktober 2002 M 16 Sya’ban 1423 H.
DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA NASIONAL
w.
Ketua,
ww
K.H. M.A.Sahal Mahfudh
Sekretaris,
Prof.Dr. H.M. Din Syamsuddin