38 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PELATIHAN MODEL KELASMEN PADA SDN 3 SURANADI KECAMATAN NARMADA TAHUN 2012/2013 Oleh : Hj. Minasa Guru SDN 3 Suranadi Lombok Barat Abstrak: Pengamatan yang dilakukan peneliti selama menjadi fasilitator dalam kegiatan workshop atau diklat , bahwa pada struktur program dalam panduana pelatihan yang disusun pada setiap kegiatan diklat atau workshop, masih didominasi oleh kegiatan menyusun administrasi pembelajaran, dan hanya sedikit kegiatan yang membimbing guru dalam penguasaan materi serta penggunaan media pembelajaran. Disamping itu, pada umumnya para guru yang telah mengikuti diklat atau workshop jarang mensosialisasikan hasil-hasil diklatnya kepada rekan-rekan mereka di sekolah. Hal ini terjadi karena kepala sekolah mereka jarang memberi kesempatan untuk mensosialisasikan hasil diklat kepada rekanrekannya di sekolah. Untuk menunjang tugas tersebut maka guru perlu ditunjang dengan kemampuan profesional yang memadai. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berkeinginan membantu guru meningkatkan kemampuan mereka menggunakan media Pembelajaran Matematika Melalui Pelatihan model ”Kelasmen”. Penelitian ini dilaksanakan pada SDN 3 Suranadi Kec. Narmada, yaitu sasaran 18 orang guru kelas yang mengajar di kelas I dan VI. Tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah (1) tahap pendahuluan/refleksi awal, (2) tahap perencanaan, (3) tahap pelaksanaan tindakan, (4) tahap observasi dan (5) tahap refleksi. Kemampuan guru Gugus III SD Binaan Kec. Narmada dalam setelah diberi pelatihan melalui pelatihan model kelasmen pada penggunaan media pembelajaran matematika. Mengalami peningkatan dari siklus I; 55,56 % menjadi 66,67 % pada siklus II, ada kenaikan sebesar = 10,90 %. Dari pelatihan pada siklus II dan setelah pelatihan oleh pengawas sampai dengan siklus III menjadi 94,44 %, mengalami kenaikan menjadi ; 94,44 – 66,67 = 27,77 %. Dengan demikian maka hipotesis tindakan yang diajukan dinyatakan berhasil dan diterima. Aktivitas guru Gugus III SD Binaan Kec. Narmada dalam menggunakan media pembelajaran setelah mengikuti Pelatihan model kelasmen. Memiliki dampak positif dalam memotivasi aktivitas guru, hal ini dapat dilihat dari aktivitas guru yang semakin kreatif dalam membuat media belajar matematika, aktivitas guru meningkat dari siklus I, II, dan III yaitu dari katagori cukup baik menjadi baik dan meningkat menjadi sangat baik. Kata Kunci : Media Pembelajaran, Pelatihan Model ”Kelasmen” PENDAHULUAN Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu asumsi bahwa peningkatan mutu pembelajaran di sekolah dapat dicapai melalui peningkatan mutu sumber daya manusia (guru dan tenaga kependidikan lainnya), walaupun diakui bahwa komponen-komponen lain turut memberikan kontribusi dalam peningkatan mutu pembelajaran. Peningkatan sumber daya menusia telah banyak dilakukan pemerintah, terutama peningkatan kemampuan guru. Usaha ini berupa peningkatan kemampuan melalui pendidikan dan pelatihan, workshop atau bentuk lainnya. Disamping itu, peningkatan profesionalisme guru juga dilakukan melalui kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bagi guru Sekolah Dasar (SD), atau pola-pola lain seperti seminar, lokakarya atau workshop. Namun demikian prestasi belajar guru masih memprihatinkan dan sampai saat ini kenyataannya bahwa prestasi belajar yang dicapai secara nasional belum _____________________________________________ Volume 9, No. 4, Juni 2015
semuanya sesuai dengan standar minimal yang ditetapkan pemerintah. Hal yang sama juga terjadi terhadap guru-guru sekolah Dasar di sekolah binaan Penulis di kecamatan Narmada, kabupaten Lombok Barat . Pelatihan terhadap guru-guru di sekolah binaan tersebut telah banyak diikutkan dalam kegiatan diklat baik yang dilaksanakan oleh Pengawas Binaan itu sendiri, LPMP, Bimtek KTSP-SSN atau oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Barat , namun hasil belajar guru mereka masih dibawah standar yang diharapkan. Pengamatan yang dilakukan peneliti selama menjadi fasilitator dalam kegiatan workshop atau diklat , bahwa pada struktur program dalam panduana pelatihan yang disusun pada setiap kegiatan diklat atau workshop, masih didominasi oleh kegiatan menyusun administrasi pembelajaran, dan hanya sedikit kegiatan yang membimbing guru dalam penguasaan materi serta http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 penggunaan media pembelajaran. Disamping itu, pada umumnya para guru yang telah mengikuti diklat atau workshop jarang mensosialisasikan hasil-hasil diklatnya kepada rekan-rekan mereka di sekolah. Hal ini terjadi karena kepala sekolah mereka jarang memberi kesempatan untuk mensosialisasikan hasil diklat kepada rekanrekannya di sekolah. Menurut Nawawi (1993) menyatakan bahwa ” program kelas tidak akan berarti bilamana tidak terwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara peserta didik dalam suatu kelas”. Guru bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana yang dapat mendorong peserta didik untuk melaksanakan kegiatankegiatan di dalam kelas. Untuk menunjang tugas tersebut maka guru perlu ditunjang dengan kemampuan profesional yang memadai. Guru yang profesional adalah guru yang menguasai kurikulum, menguasai materi pelajaran, menguasai metode-metode pembelajaran, menguasai penggunaan media pembelajaran, menguasai teknik penilaian pembelajaran, dan komitmen terhadap tugas. Dengan demikian diharapkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru, dapat dicapai tanpa pemborosan waktu, tenaga, material, finansial, dan bahkan pemikiran sehingga pada gilirannya tujuan sekolah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Lebih lanjut Beeby (1987) menyatakan bahwa pelajaran-pelajaran yang diberikan guru amat kurang sekali variasinya, dan dengan sedikit kekecualian, pola yang sama telah menjadi standar di ulang-ulang sepanjang jam pelajaran sekolah. Kadang-kadang guru mulai mengajar dengan hanya mendiktekan saja pelajarannya dan jika masih ada waktu baru memberikan penjelasan sekedarnya tanpa variasi dengan penggunaan media yang sesuai maupun sumber-sumber belajar yang memadai. Apabila kebiasaan seperti itu tetap dipraktekan oleh para guru di kelas selama proses pembelajaran, maka dapat dipastikan bahwa peningkatan mutu pendidikan akan sulit dicapai. Pada umumnya kegiatan guru hanya mentrasfer pengetahuan atau pengalamannya dengan sedikit memberi kesempatan guru untuk berdiskusi dan diakhiri dengan pemberian tugas atau latihan tanpa menggunakan media dan sumber belajar yang memadai. Hasil pengamatan atau dialog peneliti dengan beberapa guru di sekolah binaan di Kecamatan Narmada, kabupaten Lombok Barat, bahwa kebanyakan mereka kurang menguasai penggunaan media dan sumber belajar yang ada
Media Bina Ilmiah 39 sehingga pembelajaran yang mereka laksanakan masih didominasi dengan cara mentrasfer dari pada menciptakan pembelajaran yang memberi kesempatan guru untuk mengkonstruksi pengetahuannya. Bettencourt,1989 dalam Kurikulum Berbasis Kemampuan (2006) menyatakan “Konsep keilmuan tidak dapat ditransfer oleh guru kepada guru melainkan guru itu sendiri yang mengkonstruksinya dari data yang diperoleh melalui pancaindranya”. Oleh karena itu diperlukan adanya perubahan paradigma dalam melaksanakan pembelajaran yang semula guru berpikir bagaimana mengajar menjadi berpikir bagaimana guru belajar. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berkeinginan membantu guru meningkatkan kemampuan mereka menggunakan media Pembelajaran Matematika Melalui Pelatihan model ”Kelasmen”. Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini sebagai berikut : 1. Bagaimana peningkatan kemampuan guru Di SDN 3 Suranadi dalam menggunakan media pembelajaran matematika melalui pelatihan model ”Kelasmen”? 2. Bagaimana aktivitas guru Di SDN 3 Suranadi dalam menggunakan media pembelajaran setelah mengikuti Pelatihan model ”Kelasmen”? Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Peningkatan kemampuan guru Di SDN 3 Suranadi dalam menggunakan media pembelajaran matematika melalui pelatihan model ”Kelasmen”? 2. Kemampuan guru Di SDN 3 Suranadi dalam menggunakan media pembelajaran setelah mengikuti Pelatihan model ”Kelasmen”? Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan refleksi terhadap program pelatihan pengawas melalui Pelatihan model ”Kelasmen sehingga dapat diadakan revisi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. 2. Jika pelaksanaan bimbingan pengawas melalui Pelatihan model ”Kelasmen ini berpengaruh terhadap peningkatan Kemampuan guru, maka dapat dipertimbangkan sebagai bahan uji pelatihan bagi pengawas di masa mendatang. 3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pelatihan di sekolah pada umumnya, dan khususnya di SDN 3 Suranadi.
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 9, No. 4, Juni 2015
40 Media Bina Ilmiah METODE PENELITIAN a.
Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di SDN 3 Suranadi dengan sasaran 18 orang guru yang mengajar di kelas I sampai dengan kelas VI dan guru honorer. Waktu penelitian selama tiga bulan mulai pertengahan Agustus 2012 sampai pertengahan Oktober 2012.. b.
Tahap-Tahap Penelitian. Tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah (1) tahap pendahuluan/ refleksi awal, (2) tahap perencanaan, (3) tahap pelaksanaan tindakan, (4) tahap observasi dan (5) tahap refleksi. Uraian masing-masing tahap tersebut adalah sebagai berikut: (1). Tahap Pendahuluan/Refleksi Awal Pada tahap refleksi awal kegiatan yang dilakukan peneliti adalah dialog dengan kepala sekolah dan guru matematika tentang kemampuan mereka menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. (2) Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun struktur program pelatihan, menyiapkan bahan-bahan pelatihan, menyiapkan alat/media pembelajaran yang dibutuhkan dalam pelatihan, menyusun instrumen pengamatan peserta dan fasilitator, menyusun jadwal kegiatan pelatihan. Penelitian ini direncanakan terlaksana sebanyak dua siklus, yaitu siklus kesatu melaksanakan tindakan pelatihan dengan menggunakan metode pembelajaran deduktif. Siklus kedua melaksanakan tindakan pelatihan dengan menggunakan metode pembelajaran induktif (3). Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yang dimaksudkan adalah melaksanakan pelatihan sesuai rencana dengan skenario sebagai berikut Siklus 1.: Menerapkan pelatihan model “Kelasmen” dengan menggunakan metode deduktif yaitu peserta diberikan pemahaman penggunaan media pembelajaran secara teoritis (enactive, iconic) kemudian peserta mendiskusikan dan menggunakannya dalam pembelajaran dikelompok masing-masing Siklus 2.: Menerapkan Pelatihan model “Kelasmen” dengan menggunakan metode induktif yaitu peserta diminta menggunakan media pembelajaran dan menjelaskan cara menggunakannya pada peserta lain.
_____________________________________________ Volume 9, No. 4, Juni 2015
ISSN No. 1978-3787 (4). Observasi Kegiatan observasi adalah mengamati aktivitas peserta diklat dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dan dilakukan oleh teman sejawat (5). Refleksi Pada kegiatan refleksi, peneliti melakukan diskusi dengan pengamat untuk menjaring hal-hal yang terjadi sebelum dan selama tindakan berlangsung berdasarkan hasil pengamatan, catatan lapangan, dan hasil wawancara dengan subyek penelitian agar dapat diambil kesimpulan dalam merencanakan tindakan selanjutnya. c.
Varibel Penelitian Dalam penelitian Tindakan Kepengawasan ini variabel yang akan diteliti adalah Meningkatkan Kemampuan guru melalui pelatihan Model kelasmen di Di SDN 3 Suranadi . Variabel tersebut dapat dituliskan kembali sebagai berikut : Variabel Harapan yaitu meningkatkan kemampuan guru sekolah dasar dalam menggunakan media pembelajaran matematika di Di SDN 3 Suranadi . Adapun indikator yang akan diteliti dalam variabel harapan terdiri dari : 1. Kemampuan meningkat dalam memilih media pembelajaran 2. Kemampuan dalam menggunakan media pembelajaran 3. Keefektifan guru dalam pencapaian kemampuan Variabel Tindakan yaitu pelatihan melalui model kelasmen. Sedangkan variabel tindakan memiliki indikator sebagai berikut : 1. Tingkat kualitas perencanaan model Kelasmen 2. Kualitas perangkat observasi model Kelasmen 3. Kualitas operasional tindakan model Kelasmen 4. Kesesuaian perencanaan dengan tindakan pengawas 5. Kesesuaian materi pelatihan yang diberikan 6. Tingkat efektifitas pelaksanaan pelatihan model Kelasmen d. 1.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Sumber Data : Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu : a) Guru yaitu Diperoleh data tentang peningkatan Kemampuan guru menggunakan media di Di SDN 3 Suranadi .
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 b)
Pengawas yaitu Diperoleh data tentang pelatihan pengawas melalui pelatihan model Kelasmen 2. Teknik Pengumpulan Data : Dalam pengumpulan data teknik yang digunakan observasi dan angket. e.
Indikator Keberhasilan Penelitian Tindakan Kepengawasan yang dilaksanakan dalam tiga siklus dianggap sudah berhasil apabila terjadi peningkatan capaian kemampuan guru mencapai 85% ( sekolah dan guru yang diteliti ) telah mencapai ketuntasan dengan nilai rata rata 75 . Dan Aktivitas guru mencapai katagori sangat baik. Jika peningkatan tersebut dapat dicapai pada tahap siklus I, II dan III ,maka siklus selanjutnya tidak akan dilaksanakan karena tindakan kepengawasan yang dilakukan sudah dinilai efektif sesuai dengan harapan dalam manajemen berbasis sekolah. f.
Teknik Analisis Data Dalam analisis data teknik yang digunakan adalah ; 1. Kuantitatif Analisis ini akan digunakan untuk menghitung besarnya peningkatan capaian Kemampuan guru dalam penggunaan Media pembelajaran Matematika di SD Di SDN 3 Suranadi dengan menggunakan prosentase ( % ). 2. Kualitatif Teknik analisis ini akan digunakan untuk memberikan gambaran hasil penelitian secara ; reduksi data,sajian deskriptif,dan penarikan simpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a.
Paparan Data dan Temuan Penelitian
1.
Perencanaan Tindakan Penelitian tindakan ini menggunakan pelatihan model kelasmen. Tujuan yang diharapkan pada pelatihan model Kelasmen adalah guru mampu menggunakan media pembelajaran matematika secara inovatif, serta memotivasi kinerja guru dalam mengembangkan indikator pencapaian standar kemampuan pelajaran Matematika. Agar dapat tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai pengawas melakukan pelatihan dengan langkah - langkah sebagai berikut : Menyusun instrumen penilaian sesuai dengan indikator yang akan dicapai; b) Sosialisasi kepada guru; c) Melaksanakan pengawas melalui pelatihan model kelasmen. ; d) Melakukan refleksi pada siklus pertama; e) Menyusun strategi pelatihan pada siklus ke dua berdasarkan refleksi siklus pertama; f)
Media Bina Ilmiah 41 Melaksanakan pelatihan pada siklus kedua; g) Melakukan Observasi ; h) Melakukan refleksi pada siklus kedua; i) Menyusun strategi pelatihan melalui pelatihan berkelanjutan; j) Pengawas pada siklus ketiga berdasar refleksi siklus kedua; k) Melaksanakan pelatihan melalui pelatihan berkelanjutan; l) Melakukan Observasi; m) Melakukan refleksi pada siklus ketiga; n) Menyusun laporan 2.
Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Proses pelaksanaan tindakan kepengawasan dalam penelitian dilakukan dalan dua siklus yang terdiri dari dua kali pertemuan. Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah 180 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 25 Agustus 2012 dan pertemuan kedua pada tanggal 25 Agustus 2012. Penelitian tindakan kepengawasan dilaksanakan sesuai dengan prosedur rencana pelatihan dan skenario pelatihan. a) Pelaksanaan Kegiatan Siklus I 1) Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pelatihan berupa perencanaan pelatihanan, pelaksanaan pelatihanan yang sudah distandarisasi dan alat-alat pengajaran lain yang mendukung diantaranya (power poin, LCD dan prin out). 2) Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pelatihan untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2012 . dengan jumlah guru 18 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengawas. Adapun proses pelatihan mengacu pada rencana pelatihan melalui pelatihan model kelasmen yang telah dipersiapkan, dan dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar. Berikut peneliti/penulis sajikan dokumentasi hasil pelatihan. Pada akhir pelatihan diberi kuisner dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana guru menguasai indikator pencapaian standar kemampuan yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I dengan pelatihan dengan model Kelasmen diperoleh nilai rata-rata kelas 63,33. Sedangkan persentase ketuntasan adalah 55, 56 % atau ada 10 orang dari 18 guru kelas I dan VI, sudah tuntas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara keseluruhan belum tuntas, karena guru yang memperoleh nilai di atas 65 hanya sebesar 55,56 % lebih kecil dari
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 9, No. 4, Juni 2015
42 Media Bina Ilmiah
3)
4)
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan karena guru masih merasa baru dan belum mengerti cara menyajikan materi matematika menggunakan media pembelajaran terutama menggunakan LCD, guru membutuhkan pelatihan yang lebih intensip dan menyiapkan diri dengan media leptopnya. Berdasarkan hasil observasi kegiatan pelatihan meningkatkan kemampuan guru menggunakan media pembelajaran Matematika melalui pelatihan Model ”Kelasmen” pada SDN 3 Suranadi Kec. Narmada Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012/2013. Masalah yang didiskusikan adalah tahap kegiatan pelatihan. Adapun hasil observer terangkum bahwa aktivitas guru pelatihan dengan model Kelasmen diperoleh hasil sebagai berikut 7 orang guru atau 38,88 % mendapat katagori sangat baik, 5 orang guru atau 27,78% katagori baik. 5 orang guru atau 27,78% dan 1 orang guru atau 5,56% dengan katagori sangat kurang baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara keseluruhan belum mencapai hasil ditentukan, karena guru yang memperoleh nilai katagori belum mencapai hasil dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena guru masih belum memahami cara menggunakan media pembelajaran matematika terutama LCD, guru membutuhkan pendampingan secara intensif. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: Pengawas kurang baik dalam memotivasi guru dan dalam menyampaikan tujuan pelatihan. Pengawas kurang baik dalam pengelolaan waktu. Guru kurang begitu antusias selama pelatihan berlangsung. Revisi Rancangan Pelaksanaan kegiatan pelatihan pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Diantaranya: Pengawas perlu lebih terampil dalam memotivasi guru dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pelatihan . Di mana guru diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. Pengawas perlu mendistribusikan waktu secara baik
_____________________________________________ Volume 9, No. 4, Juni 2015
ISSN No. 1978-3787
b)
dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan. Pengawas harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi guru sehingga guru bisa lebih antusias. Pelaksanaan Kegiatan Siklus II 1) Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pelatihan yang terdiri dari rencana pelatihan 2, kuesioner II dan alat-alat pelatihan lain yang mendukung diantaranya LCD, Leptod, Layar, Power Point. 2) Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pelatihan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 1 s.d 8 September 2012 di SDN 3 Suranadi Kec. Narmada tahun Pelajaran 20122013. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai Pengawas. Adapun proses pelatihan mengacu pada rencana pelatihan dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Penelitian yang bertindak sebagai pengawas ini dilaksanakan sesuai dengan prosedur rencana pelatihan dan pelaksanaan pelatihan model kelasmen dilaksanakan di SDN 3 Suranadi. Pada akhir proses pelatihan guru diberi mengisi kuesioner ke II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam melakukan pelatihan . Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pertama. Adapun data hasil penelitian pada siklus II, pada pelaksanaan siklus dua diperoleh rata-rata kelas 74,44. Sedangkan persentase ketuntasan adalah 66,67 % atau ada 12 orang dari 18 guru kelas I dan VI, sudah tuntas sedangkan tan tidak tuntas 33,33%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus kedua secara keseluruhan belum tuntas, karena guru yang memperoleh nilai di atas 65 hanya sebesar 66,67 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan karena guru masih belum hapal cara menggunakan LCD. Terutama guru belum pash cara membuat power point, oleh karena itu dibutuhkan keaktifan daripada peneliti untuk memberikan bimbingan kepada guru-guru binaanya Berdasarkan hasil observasi pelatihan menggunakan media pembelajaran Matematika melalui pelatihan Model http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
3)
4)
”Kelasmen”. Masalah yang didiskusikan adalah tahap kegiatan memberikan bimbingan dan moptivasi agar guru mau berbuat dan berinovasi dalam mengajar matematika dengan media eletronik. Adapun hasil observer terangkum bahwa aktivitas guru pelatihan dengan model Kelasmen diperoleh hasil sebagai berikut 11 orang guru atau 61,11 % mendapat katagori sangat baik, 4 orang guru atau 22,22% katagori baik. 3 orang guru atau 16,67% Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara keseluruhan belum mencapai hasil ditentukan, karena guru yang memperoleh nilai katagori sangat belum mencapai hasil dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena adanya memotivasi kinerja guru ini karena pengawas telah menginformasikan bahwa setiap akhir pelatihan akan diadakan penilaian sehingga pada pertemuan berikutnya guru lebih termotivasi untuk memotivasi kinerjanya. Selain itu para guru juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan oleh pengawas dalam melakukan pelatihan dengan penerapan pelatihan berkelanjutan. Refleksi Dalam pelaksanaan pelatihan diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: Memotivasi guru oleh pengawas sudah nampak lebih kreatif. Pengawas membimbing guru dalam menyusun desain media pembelajaran. Sebagian guru sudah mulai mendesain media pembelajaran. Pengelolaan waktu oleh pengawas sudah mulai efektif. Revisi Pelaksanaaan Pelaksanaan pelatihan pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus III antara lain: Pengawas dalam memberikan pelatihan kepada guru hendaknya dapat membuat para guru termotivasi dalam membuat media pembelajaran. Pengawas harus lebih dekat dengan guru sehingga tidak ada perasaan minder pada pribadi guru terutama dalam mengungkapkan masalah yang dihadapi dalam membuat atau mendesain media pembelajaran. Pengawas harus lebih telaten dalam melakukan pelatihan sehingga guru termotivasi untuk membuat media
Media Bina Ilmiah 43
c)
pembelajaran terutama pada mata pelajaran matematika. Pengawas harus memanfaatkan waktu secara baik sehingga kegiatan pelatihan dapat berjalan efektif dan efisien sesuai dengan yang direncanakan. Pengawas sebaiknya memberi contoh contoh media pembelajaran yang mudah dimengerti oleh guru sehingga guru termotivasi untuk belajar membuat. Pelaksanaan Kegiatan Siklus III 1) Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pelatihan yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran mata pelajaran Matematika, kuisner ketiga dan alat-alat pelatihan lainnya yang mendukung pelatihan. 2) Tahap kegiatan dan pengamatan Pelaksanaan kegiatan pelatihan untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 15 s.d 22 September 2012 di SDN 3 Suranadi Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013 dengan jumlah informan 18 orang guru. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai Pengawas. Adapun proses pelatihan mengacu pada model kelasmen, dengan memperhatikan perbaikan pada siklus II, sehingga kegagalan atau kelemahan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pelatihan di SDN 3 Suranadi. Pada akhir proses pelatihan diberi kuisner III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru memotivasi kinerjanya dalam mengembangkan indikator pencapaian standar kemampuan yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah kuisner III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III tersaji nilai ratarata peltihan pada siklus ketiga sebesar 85,56, sedangkan ketuntasan 94,44% atau 17 orang guru dari 18 orang. Guru sebagai peserta latihan, semuanya yang telah mencapai ketuntasan dalam mengikuti pelatihan dengan model kelasmen. Maka pelatihan model kelasmen ini, dapat dikata telah memenuhi ketuntasan yaitu 94,44 % diatas indikator yang ditetapkan yaitu 85%.. Hasil pada siklus III ini, guru berpacu untuk tampil lebih lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil pelatihan pada siklus III ini dipengaruhi
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 9, No. 4, Juni 2015
44 Media Bina Ilmiah
3)
4)
oleh adanya ketelantenan pengawas dalam melayani pertanyann dan keluhan guru sebagai peserta pelatihan, sehingga guru menjadi lebih memahami tugasnya masing masing dan dapat membuat media pembelajaran meski masih dalam pola dan model yang sederhana . Di samping itu ketuntasan ini juga dampak dari kerja sama pengawas, dengan guru terutama yang telah menguasai teknik dan cara membuat media pembelajaran saling memberi dan membantu rekannya yang mengalami kesulitan. Bahwa aktivitas guru pelatihan dengan model Kelasmen diperoleh hasil sebagai berikut 15 orang guru atau 88,88 % mendapat katagori sangat baik, 1 orang guru atau 11,11% katagori baik. 1 orang guru atau 11,11% Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus ketiga secara keseluruhan telah mencapai indikator yang ditentukan, karena guru yang memperoleh nilai katagori sangat baik, telah mencapai hasil yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses pelatihan akan ditindak lanjuti pada proses pelatihan dan pendampingan secara berkesinambungan. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut : Pengawas selama proses pelatihan telah melaksanakan semua kegiatan pelatihan dengan baik. Walaupun masih muncul beberapa indikator yang belum terlaksana dengan mksiml, tetapi persentase keterlaksanaannya untuk masing-masing indikator cukup besar. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa guru sangat aktif selama proses pelatihan berlangsung. Kelemahan pada siklussiklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan menjadi lebih baik. Hasil pelatihan guru kelas I dan VI menggunakan media Pembelajaran Matematika Melalui Pelatihan model ”Kelasmen pada siklus III mencapai ketuntasan. Revisi Pelaksanaan Pelaksanann siklus III guru kelas I dan VI telah mengikuti pelatihan dengan baik dan dilihat dari hasil pelaksanaan pelatihan sudah berjalan dengan sangat baik terindikasi dari guru nampak sangat
_____________________________________________ Volume 9, No. 4, Juni 2015
ISSN No. 1978-3787
b. 1.
aktif dalam mengikuti pelatihan, guru semua terlihat aktif dalam proses pelatihan, guru-guru juga saling berbagi pengetahuan, saling membantu sesama rekannya yang mengalami kesulitan. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu menjadi perhatian untuk perbaikan berikutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah dicapai dengan tujuan agar pada pelaksanaan pelatihan selanjutnya baik melalui penerapan pelatihan dengan model Kelasmen pada penggunaan media pembelajaran matematika, sehingga tujuan pelatihan sebagai upaya untuk memberikan pelayanan serta untuk meningkatkan mutu pendidikan secara umum dapat tercapai. Analisis Hasil Kegiatan Peningkatan kemampuan guru Di SDN 3 Suranadi dalam menggunakan media pembelajaran matematika melalui pelatihan model Kelasmen. Siklus I = 10 x 100% 18 = 55,56 % Siklus II
2.
=
12 x 100% 18 = 66,67 % Siklus III = 17 x 100% 18 = 94,44 % Pencapaian aktivitas guru Di SDN 3 Suranadi dalam menggunakan media pembelajaran setelah mengikuti Pelatihan model ”Kelasmen”? Siklus I = Katagori sangat baik 38,88 % Katagori cukup baik 61,12% Siklus II = Katagori sangat baik 61,12 % Katagori cukup baik 38,89 % Siklus III = Katagori sangat baik 88,89 % Katagori cukup baik 22,22% Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi ketuntasan guru setelah diberi pelatihan melalui pelatihan model kelasmen pada penggunaan media pembelajaran matematika yaitu ketuntasan guru dalam mengikuti pelatihan pada siklus I; 55,56 % menjadi 66,67 % pada siklus II, ada kenaikan sebesar = 10,90 %. Dari pelatihan pada siklus II dan setelah pelatihan oleh pengawas sampai dengan siklus III menjadi 94,44 %, mengalami kenaikan menjadi ; 94,44 – 66,67 = 27,77 %.
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 c.
Refleksi dan Temuan Berdasarkan pelaksanaan pelatihan yang telah dilakukan pengawas kepada guru melalui pelatihan berkelanjutan, maka hasil observasi nilai, dapat dikatakan sebagai berikut : Siklus I, pelaksanaan kegiatan pelatihan diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: Pengawas kurang baik dalam memotivasi guru dan dalam menyampaikan tujuan pelatihan. Pengawas kurang baik dalam pengelolaan waktu. Guru kurang begitu antusias selama pelatihan berlangsung. Siklus II, adanya memotivasi guru ini karena pengawas telah menginformasikan bahwa setiap akhir pelatihan akan diadakan penilaian sehingga pada pertemuan berikutnya guru lebih termotivasi untuk memotivasi kinerjanya. Selain itu para guru juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan oleh pengawas dalam melakukan pelatihan dengan penerapan pelatihan berkelanjutan. Siklus III, Pada tahap ini pengawas selama proses pelatihan telah melaksanakan semua kegiatan pelatihan dengan baik. Walaupun masih muncul beberapa indikator yang belum terlaksana dengan mksiml, tetapi persentase keterlaksanaannya untuk masing-masing indikator cukup besar. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa guru sangat aktif selama proses pelatihan berlangsung. Kelemahan pada siklussiklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan menjadi lebih baik. d. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa 1. Kemampuan guru Di SDN 3 Suranadi dalam setelah diberi pelatihan melalui pelatihan model kelasmen pada penggunaan media pembelajaran matematika; Ketuntasan guru dalam mengikuti pelatihan pada siklus I; 55,56 % menjadi 66,67 % pada siklus II, ada kenaikan sebesar = 10,90 %. Dari pelatihan pada siklus II dan setelah pelatihan oleh pengawas sampai dengan siklus III menjadi 94,44 %, mengalami kenaikan menjadi ; 94,44 – 66,67 = 27,77 %. 2. Aktivitas guru Di SDN 3 Suranadi dalam menggunakan media pembelajaran setelah mengikuti Pelatihan model ”Kelasmen”; Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas guru melalui pelatihan model kelasmen, memiliki dampak positif dalam memotivasi aktivitas guru, hal ini dapat dilihat dari aktivitas guru yang semakin kreatif dalam membuat media belajar matematika dengan menggunakan power point (aktivitas guru meningkat dari siklus I,
Media Bina Ilmiah 45 II, dan III ) yaitu masing-masing 38,88 % ; 61,11 % ; 88,88 %, atau dari katagori cukup baik menjadi baik dan meningkat menjadi sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian di atas, kemampuan guru dalam mengikuti pelatihan model kelasmen dalam menggunakan media pembelajaran matematika telah mencapai indikator yang telah ditetapkan. Hipotesis penelitian yang ditetapkan diterima, karena hasilnya penelitian yang dilakukan pengawas sangat singnifikan. Hal itu tampak pada pertemuan dari 18 orang guru yang ada pada saat penelitian ini dilakukan ketuntasannya mencapai 94,44% di atas indikator keberhasilan yang ditetapkan. Dari analisis data di atas bahwa pelatihan pengawas melalui pelatihan model kelasmen efektif diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan guru menggunakan media pembelajaran matematika, yang berarti proses pelatihan berhasil dan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran matematika khususnya di SDN 3 Suranadi Kec. Narmada tahun pelajaran 20122013, oleh karena itu diharapkan kepada para pengawas dapat melaksanakan pelatihan melalui pelatihan model kelasmen secara berkesinambungan. Merujuk Permen No 12 Tahun 2007 tentang kemampuan pengawas, dapat kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran matematika, serta dapat mengefektifkan sekolah dalam meningkatkan guru berinovasi kearah perubahan yang diinginkan, setelah mencapai diatas 85 % ketercapaiannya, maka kemampuan guru dalam mengikuti pelatihan menggunakan media pembelajaran dikatakan berhasil. Dengan demikian maka hipotesis tindakan yang diajukan dinyatakan berhasil dan diterima. PENUTUP a. Simpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian dan diskusi dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kemampuan guru Di SDN 3 Suranadi dalam setelah diberi pelatihan melalui pelatihan model kelasmen pada penggunaan media pembelajaran matematika. Mengalami peningkatan dari siklus I; 55,56 % menjadi 66,67 % pada siklus II, ada kenaikan sebesar = 10,90 %. Dari pelatihan pada siklus II dan setelah pelatihan oleh pengawas sampai dengan siklus III menjadi 94,44 %, mengalami kenaikan menjadi ; 94,44 – 66,67 = 27,77 %. Dengan demikian maka hipotesis tindakan yang diajukan dinyatakan berhasil dan diterima
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 9, No. 4, Juni 2015
46 Media Bina Ilmiah 2.
b. 1.
2.
3.
Aktivitas guru Di SDN 3 Suranadi dalam menggunakan media pembelajaran setelah mengikuti Pelatihan model kelasmen. Memiliki dampak positif dalam memotivasi aktivitas guru, hal ini dapat dilihat dari aktivitas guru yang semakin kreatif dalam membuat media belajar matematika, aktivitas guru meningkat dari siklus I, II, dan III yaitu dari katagori cukup baik menjadi baik dan meningkat menjadi sangat baik. Saran - Saran Penelitian perlu dilanjutkan dengan serangkaian penelitian yang mengembangkan alat ukur keberhasilan yang lebih reliabel agar dapat menggambarkan kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran matematika.. Pelatihan model kelasmen, diperlukan perhatian penuh dan disiplin yang tinggi pada setiap langkah pelatihan dan perencanaan yang matang misalnya dalam pengalokasian waktu dan pemilihan konsep yang sesuai. Kepada guru mengikuti perkembangan teknologi pendidikan, sehingga dapat memberikan pelayan kepada peserta didik sekaligus mengembangkan dan meningkatkan keprofesionalimenya sebagai pendidik..
_____________________________________________ Volume 9, No. 4, Juni 2015
ISSN No. 1978-3787 DAFTAR PUSTAKA Beeby,
C.E. 1987. Pendidikan di Indonesia. Terjemahan BP3Kdan YIIS, Jakarta.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta. Depdiknas. 2007. Pedoman Pengembangan Strategi Pembelajaran Pendidikan Dan Penataran Pendidikan FormalJakarta. Gredler,
Bell Margaret E.1986. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rajawali Pers.
Kolb,DA.1984. Experientia Learning. Engelwood Clitfs New Jersey Prentice Hall Nawawi, Hadari. 1993. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas. Jakarta : Gunung Agung
http://www.lpsdimataram.com