BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu hasil penelitian yang diukur dengan angka-angka hasil perhitungan sebagai tolak ukur keberhasilannya, sedangkan deskriptif kualitatif artinya hasil penelitian diuraikan secara deskriptif dan bersifat kualitatif artinya penelitian yang menggunakan ukuran kualitas, tanpa mengukurnya dengan angka-angka hasil perhitungan sebagai tolok ukur keberhasilannya. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Menurut Rubino Rubiyanto, (2009: 108) “PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran, berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas, tindakan tersebut diberikan oleh seorang guru atau diarahkan oleh guru yang dilakukan oleh siswa”. Penelitian Tindakan dilaksanakan karena ada kesenjangan atau perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan yang ideal. Penelitian Tindakan Kelas yaitu tipe kolaborasi, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V di SD Negeri 03 Ngumbul. Pada PTK tipe kolaborasi peneliti yang merancang RPP penelitian kolaboratif, sedangkan guru yang mengajarkan pada saat pelaksanaan penelitian. PTK
ini
tiap
siklus
terdiri
atas
perencanaan,
pelaksanaan
tindakan,
observasi/pengamatan, dan refleksi. (Rambu-Rambu Penelitian Skripsi Program Studi S1 PGSD Semester Genap Tahun 2011-2012) 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora karena letaknya sangat strategis yang dekat dengan rumah peneliti sehingga mempermudah peneliti untuk meminta semua berkasberkas yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
43
44
3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012 pada bulan Januari sampai selesai. Tabel 3.1.Perincian Waktu Penelitian Bulan Pelaksanaan Penelitian Tahun 2012 No
Jadwal Penelitian
Januari
Februari
Maret
April
2012
2012
2012
2012
1 1.
2.
Tahap Persiapan
x
Penyusunan Proposal
x
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
x
Mengurus Perijinan
x
Menyusun Instrumen
x x x x x X x
Tahap Pelaksanaan
x
Pengumpulan Data
x x x
Analisis Data
x x x x
Perumusan
Hasil
x x x
Penelitian 3.
Tahap penyelesaian
x x
3.1.3 Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dikelas V Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul Todanan Blora dengan jumlah murid 24 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Peneliti dan guru kelas sebagai pelaku tindakan dan siswa sebagai pembelajar. Peneliti sebagai subjek yang bertugas merencanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan penelitian.
3.2 Variabel Penelitian Tugas pertama yang dihadapi dalam penelitian tindakan kelas ialah pemilihan dan perumusan masalah. Persoalan penelitian ialah persoalan tentang
3
4
45
hubungan variabel-variabel. Dalam penelitian dikenal beberapa macam variabel. Menurut Dwi Prayitno(2008:9), variabel dibedakan menjadi dua yaitu : 1.
Variabel Tergantung (Variabel Dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Penelitian tindakan kelas ini variabel dependennya adalah hasil belajar kognitif dan afektif pada mata pelajaran IPA kelas V materi proses pembentukan tanah. Peneliti membatasi hasil belajar kognitif yaitu hasil tes dari materi proses pembentukan tanah untuk mendapatkan nilai formatif siswa yang diukur melalui instrumen bentuk tes. Hasil belajar afektif yang peneliti maksud adalah keaktifan siswa selama pembelajaran IPA materi proses pembentukan tanah dengan model pembelajaran Numbered Heads Together yang dapat diukur melalui instrumen lembar observasi pelaksanaan pembelajaran NHT dan angket keaktifan siswa.
2.
Variabel Bebas (Variabel Independen) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Variabel independen adalah model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).Numbered Heads Together (NHT) merupakan pendekatan struktur informal dalam cooperative learning. NHT merupakan struktur sederhana dan terdiri atas 4 tahap yaitu Penomoran (Numbering), Mengajukan Pertanyaan (Questioning), Berpikir Bersama (Heads Together), dan Menjawab (Answering) yang digunakan untuk mereview fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi para siswa. Prinsipnya metode ini membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, dan setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor, nomor inilah yang digunakan sebagai patokan guru dalam menunjuk siswa untuk mengerjakan tugasnya. Pelaksanaan pembelajaran dengan Numbered Heads Together dapat diamati melalui lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads Together.
46
3.3 Sumber Data Data penelitian ini yang dapat dikumpulkan berupa informasi kegiatan proses pembelajaran tentang pemahaman siswa dalam penguasaan materi proses pembentukan tanah. Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber antara lain: a. Siswa, untuk mendapatkan data tentang pemahaman materi dan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran (Kunandar, 2008: 122). b. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan hasil belajar kognitif dan afektif siswa serta aktivitas siswa. Selain itu, guru sebagai fasilitator dalam membantu menyiapkan dan menyelesaikan penelitian tindakan kelas khususnya guru Ilmu Pengetahuan Alam kelas V Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul Kecamatan Todanan Kabupaten Blora yang bersangkutan. c. Tempat dan proses berlangsungnya pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. d. Dokumen atau arsip berupa daftar presensi, daftar nilai, rencana pelaksanaan pembelajaran, foto-foto, dan dokumen yang ada di sekolah
yang
dapat
membantu
peneliti
untuk
mengamati
perkembangan siswa sebagai sumber data yang tepat. e. Observasi/pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti di kelas dalam proses pembelajaran IPA dapat menjadi sumber data yang tepat. f. Teman Sejawat dan kolaborator, sebagai sumber data untuk melihat secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru (Kunandar, 2008: 122).
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data a. Observasi/Pengamatan Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
47
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007: 220). Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian tindakan kelas dianalisis secara deskripsif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran (Kunandar 2008: 128). Observasi adalah pengamatan yang diperoleh secara langsung dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan guru dan siswa, dengan demikian data tersebut dapat bersifat objektif dalam melukiskan aspekaspek kepribadian siswa menurut keadaan yang sebenarnya serta dalam menyimpulkan hasil penelitian tidak berat sebelah atau hanya menekankan pada salah satu segi saja dari kemampuan atau prestasi IPA siswa. Metode observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada mata pelajaran IPA peserta didik kelas V SD Negeri 03 Ngumbul Kecamatan Todanan Kabupaten Blora dan untuk mengamati aktivitas keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Ranah afektif yang diukur diantaranya sikap dan keaktifan siswa yang diukur menggunakan instrumen dengan format penilaian dalam bentuk observasi. Instrumen berupa observasi dilakukan jika guru mau mengamati langsung karakteristik afektif siswa. b. Tes Merupakan alat penilaian yang berupa serentetan pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar dan salah, atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, dan kemampuan memecahkan masalah soal IPA. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi, bakat, minat yang dimiliki individu atau kelompok”. (Suharsimi Arikunto, 2006: 150). Dalam pengukuran hasil belajar ranah kognitif mayoritas menggunakan tes tertulis. Adapun bentuk tes yang akan digunakan yaitu tes objektif (pilihan ganda). Dalam tes objektif jawaban tes sudah tertentu
48
siswa hanya memilih jawaban dari alternatif yang dibuat oleh penulis soal. Dinamakan pilihan berganda karena penulis butir soal selalu menyediakan lebih dari dua alternatif jawaban untuk dipilih satu diantaranya sebagai jawaban yang benar atau yang paling benar. Hasil tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa dan keberhasilan tindakan. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data nilai formatif siswa pada mata pelajaran IPA semester II tentang proses pembentukan tanah pada pelajaran IPA kelas V SD Negeri 03 Ngumbul. c. Angket/Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dijawab dibawah pengawasan peneliti. Kuesioner ditujukan kepada responden, untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Ranah afektif yang diukur diantaranya sikap dan keaktifan siswa yang diukur menggunakan instrumen dengan format penilaian dalam bentuk kuesioner. Instrumen bentuk kuesioner atau angket digunakan bila akan menggali ranah afektif dari siswa, angket dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk mengetahui respon siswa atau tingkat respon siswa dalam pembelajaran IPA materi proses pembentukan tanah dengan penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).Dalam penelitian ini peneliti memilih angket atau kuesioner dengan bentuk pertanyaan angket tertutup.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data a. Lembar Observasi Dalam penelitian ini digunakan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Numbered Heads Together. Lembar observasi keaktifan siswa pada pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) digunakan sebagai pedoman
penelitian
dalam
melakukan
observasi
pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered
49
Heads Together (NHT). Sedangkan lembar observasi digunakan pada setiap pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar afektif siswa sehingga kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks permasalahan dan tujuan penelitian.
Tabel. 3.2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Numbered Heads Together Aspek Indikator No. Item Jumlah Item Melakukan 1) Kegiatan Awal 1, 2, 3 3 kegiatan 2) Kegiatan Inti 4 1 pembelajaran sesuai dengan a. Penomoran(Numbering) 5, 6 2 tahapan b. Mengajukan pertanyaan 7 1 pelaksanaan (Questioning) model c. Berfikir bersama(Heads 8, 9, 10 3 pembelajaran Together) Numbered d. Menjawab 11, 12, 5 Heads pertanyaan(Answering) 13, 14, Together 15 3) Kegiatan Penutup 16, 17, 3 18 Jumlah 18
b. Butir soal tes Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes kemampuan mengerjakan soal tes tentang materi proses pembentukan tanah. Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar kognitif siswa mengenai materi proses pembentukan tanah dengan penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Pembuatan butir soal tes peneliti membuat kisi-kisi soal, adapun kisi-kisi soal tersebut adalah sebagi berikut:
50
No 1.
Tabel. 3.3. Kisi-Kisi Soal Tes IPA Materi Proses Pembentukan Tanah StandarKompetensi Kompetensi Indikator Item soal Dasar 7.Memahami 7.1.Mendeskripsi a. Menggolong 1, 2, 6, 8, 9, perubahan yang kan proses kan batuan 12, 16, 18, 21, terjadi di alam dan pembentukan berdasarkan 22, 23, 26, 29, hubungannya tanah karena warna, 32, 34, 39, 40 dengan penggunaan pelapukan. kekerasan sumber daya alam. permukaan (kasar dan halus) b. Menjelaskan 4, 7, 10, 14, proses 24, 27, 28, 30, pembentukan 31,33, 35 tanah karena pelapukan
c. Menggolong kan susunan tanah beserta jenisjenisnya Jumlah
3, 5, 11, 13, 15, 17, 19, 20, 25, 37, 38
40
c. Angket Keaktifan Siswa Dalam menyususn kuesioner ini peneliti menggunakan skala Likert, skala likert ini disebut juga Methode of Summated Rating karena nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan dijumlahkan sehingga mendapat nilai Total (Hadi ; 1987). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sugiyono, 2001:86). Didalam skala Likert alternatif jawaban selalu berbentuk rating seperti : sering sekali, sering, jarang, jarang sekali, tidak pernah. Jadi dengan skala likert ini peneliti ingin mengetahui bagaimana keaktifan belajar
51
siswa SD Negeri 03 Ngumbul. Angket pertanyaan ini menggunakan lima alternatif jawaban dengan bobot skor sebagai berikut:
Sering sekali
=5
Jarang sekali
=2
Sering
=4
Tidak pernah
=1
Jarang
=3 Angket yang akan digunakan adalah angket tertutup dengan
alternatif jawaban yaitu sering sekali, sering, jarang, jarang sekali, tidak pernah. Dalam penelitian ini angket keaktifan belajar IPA siswa kelas V materi proses pembentukan tanah (terlampir). Berikut kisi-kisi angket keaktifan siswa: Tabel 3.4. Kisi – Kisi Angket Keaktifan Belajar IPA Siswa Kelas V Materi Proses Pembentukan Tanah No. 1.
Aspek yang diteliti Kerjasama
Indikator a. Berdiskusi dengan teman b. Kompak dalam pelaksanaan kegiatan a. b. c. d. e. a. b.
Bertanya dan menjawab pertanyaan Membaca dan mencatat Memberi pendapat Mencari literatur Mengerjakan tugas Menjaga ketertiban kelas Menjaga buku sumber ataupun media yang digunakan
Nomor Pertanyaan 3,4 6
2.
Keseriusan dalam Belajar
1, 7 11, 13 5 8 15 12 9, 10
3.
Tanggung Jawab
4.
Perasaan
a. Suka, gembira
14
5.
Pengamatan
a. Melihat, mendengar
2
Jumlah Soal
3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif yaitu dengan menggunakan data berupa nilai tes yang dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif yaitu hasil penelitian yang
15
53
diukur dengan angka-angka yang diperoleh dari hasil perhitungan nilai tes tertulis sebagai tolak ukur keberhasilannya dan deskriptif kualitatif yaitu hasil penelitian diuraikan secara deskriptif dan bersifat kualitatif artinya penelitian yang menggunakan ukuran kualitas, tanpa mengukurnya dengan angka-angka hasil perhitungan sebagai tolak ukur keberhasilannya, deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan keaktifan siswa yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Deskriptif kualitatif diperoleh dari lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi keaktifan siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads Together, kemudian hasilnya dianalisis dengan indikator kinerja, yaitu membandingkan nilai pra siklus, siklus 1 dan nilai siklus 2. Dari hasil tersebut kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskriptif data. 1) Analisis Data Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dan Lembar Observasi
Keaktifan
Siswa
Terhadap
Pembelajaran
Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Dengan Menggunakan Analisis Deskriptif Kualitatif. Data kualitatif berupa data hasil observasi keaktifan siswa dan dalam pelaksanaan model pembelajaran NHT, dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang
dipisah-pisahkan
menurut
kategori
untuk
memperoleh
kesimpulan. Pengamatan dan penilaian terhadap aktivitas siswa bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada pembelajaran IPA materi proses pembentukan tanah. Dalam pelaksanaan pembelajaran teradapat 18 pernyataan dan terdapat 4 skor yang harus diisi dan dinilai oleh observer. Penilaian tentang keaktifan siswa ini dengan menggunakan cara daftar cek (check lists). Kegunaan daftar cek ini untuk menentukan kemajuan siswa pada saat melakukan berbagai jenis kegiatan. Adapun kriteria skor yaitu: Skor 1 jika pernyataan tersebut 25% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran, skor 2 jika pernyataan tersebut 50% dilaksanakan
54
dalam praktik pembelajaran, skor 3 jika pernyataan tersebut 75% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran, skor 4 jika pernyataan tersebut dilaksanakan hampir mencapai 100% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran. Pada lembar observasi pelaksanaan pembelajaran NHT peneliti memberi patokan minimal skor 3 dengan penyataan 75% pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. 2) Analisis Hasil Belajar Siswa Dianalisis Dengan Deskriptif Kuantitatif. Data berupa hasil belajar IPA yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Adapun penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk presentase.Hasil belajar siswa selama proses pembelajaran diperoleh dari nilai tes evaluasi dan jawaban LKS yang dihitung menggunakan rumus berikut: a. Menghitung nilai evaluasi akhir
b. Peningkatan ketuntasan mengikuti ketentuan sekolah bahwa “siswa dinyatakan lulus dalam setiap tes jika nilai yang diperoleh ≥ 63 dengan nilai maksimal 100”. Maka dalam penelitian ini juga menggunakan ketentuan yang ditetapkan sekolah, untuk menentukan persen (%) ketuntasan siswa dengan menggunakan perhitungan persen (%) ketuntasan sebagai berikut: Tuntas Belajar Klasikal = 3) Analisis Angket Keaktifan Siswa Terhadap Pembelajaran IPA di Analisis Dengan Deskriptif Kualitatif. Data kualitatif berupa data hasil observasi keaktifan siswa dan dalam pelaksanaan model pembelajaran NHT, dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang
dipisah-pisahkan
menurut
kategori
untuk
memperoleh
kesimpulan. Angket keaktifan siswa ini dibuat dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang dibunakan untuk mengukur
55
persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Cara menghitung skor skala Likert yaitu: Pernyataan positif: Sering sekali
=5
Jarang sekali
=2
Sering
=4
Tidak pernah
=1
Jarang
=3
Aspek yang akan diukur yaitu keaktifan siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran NHT. Angket keaktifan terdiri dari 15 butir soal. Maka jumlah skor tertinggi untuk item SERING SEKALI ialah 15 x 5 = 75, sedangkan item TIDAK PERNAH ialah 1 x 15 = 15. Jadi, skor maksimal yang diperoleh yaitu 75 dan nilai minimal yaitu 15. Sedangkan untuk menentukan kriteria keaktifan harus dicari terlebih dahulu rentang skornya.
=
=
=12
Jadi rentang skornya yaitu 12, setelah rentang skor diketahui dapat ditentukan intervalnya. Berikut kriteria interpretasi skor: Tabel 3.5. Kriteria Interpretasi Skor Interval Kriteria 63-75 Sangat Aktif 51-62 Aktif 39-50 Cukup Aktif 27-38 Kurang Aktif 15-26 Tidak Aktif
56
3.6 Indikator Kinerja Indikator kinerja adalah penanda yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan berhasil tidaknya penelitian yang dicobakan. Untuk mengukur keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolok ukurnya adalah sistem belajar tuntas yaitu pencapaian nilai KKM ≥ 63. Keberhasilan belajar (hasil belajar kognitif) diukur apabila setiap siswa telah mencapai nilai ≥ 63 maka dikatakan berhasil tuntas dan apabila sebanyak 100% siswa telah mencapai nilai 63 maka dikatakan tuntas secara klasikal. Sedangkan aktivitas belajar siswa (keaktifan siswa) dikatakan berhasil ditingkatkan jika skor minimal yang diperoleh melalui angket keaktifan siswa yaitu 51-62 (kriteria aktif). Pada lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads Together
indikator kinerja yang ditentukan peneliti yaitu
minimal skor 3 dengan penyataan 75% pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
3.7 Rencana Tindakan Kegiatan penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan observasi sebagai penjajakan untuk memperoleh informasi dan gambaran terhadap permasalahan di kelas yang akan diteliti sebagai data awal dan dilanjutkan dengan membahas hasil observasi, merencanakan dan menerapkan tindakan. Rancangan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan analisis. Dalam penelitian tindakan kelas ini direncanakan beberapa siklus, tergantung pada pencapaian KKM. Pelaksanaan tiap siklus dalam penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus meliputi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
56
57
3.8 Prosedur Penelitian 3.8.1 Siklus I 1. Tahap perencanaan a. Membuat
perencanaan
pembelajaran
sesuai
dengan
model
pembelajaran NHT. b. Membentuk kelompok secara acak tanpa melihat kepandaian siswa. c. Membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa selama mendapat tindakan. d. Menyusun tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan. 2. Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas peneliti menjelaskan pembelajaran sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam rencana pembelajaran yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) di kelas V SDN 03 Ngumbul Kecamatan Todanan Kabupaten Blora tahun ajaran 2011/2012. Kegiatan dalam proses pembelajaran sebagai berikut: a. Kegiatan awal Proses Pembelajaran Apersepsi tentang materi yang akan dipelajari. Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran berlangsung
Alokasi waktu 10 Menit
b. Kegiatan inti Proses pembelajaran Alokasi waktu a. Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan 45 menit materi yang telah disusun pada RPP dengan menggunakan metode NHT. Fase: Penomoran b. Siswa dibagi menjadi 3-4 kelompok yang telah dirancang oleh guru secara acak. c. Setiap siswa diberi kepala nomor dalam setiap kelompok oleh guru. Fase: Mengajukan Pertanyaan d. Siswa diberi pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan oleh guru tentang materi jenis-jenis batuan (elaborasi) Fase: Berfikir bersama
58
e. Siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru bersama teman satu kelompoknya (eksplorasi). f. Peneliti bersama guru kelas mengamati jalanya kerjasama dalam kelompok. g. Guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam kelompok Fase: Menjawab pertanyaan h. Siswa menuliskan jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok berdasarkan kepala nomor kelompok sesuai yang dipanggil oleh guru (elaborasi). i. Siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor atas jawaban kelompok yang benar (elaborasi). j. Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua (elaborasi). k. Siswa yang mendapat skor terbanyak mendapat penghargaan dari guru (konfirmasi). c. Kegiatan akhir Proses Pembelajaran Alokasi waktu Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan 15 menit bersama mengenai materi yang telah dipelajari. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I yang telah disediakan oleh guru. 3. Pengamatan a. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk melakukan observasi b. Pengamat
mengamati
jalannya
pembelajaran
untuk
menilai
kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. c. Pengamat mengisi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran NHT berdasarkan hasil pengamatan. 4. Refleksi Dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Melakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan, kelamahan yang dijumpai selama pelaksanaan siklus I sebagai masukan untuk siklus ke II. Indikator keberhasilan pada siklus ini yaitu dikatakan berhasil jika:
59
1. Nilai rata-rata tes formatif ≥ 63 2. Keaktifan siswa dengan kriteria aktif dengan skor 51-62
3.8.2 Siklus II Rancangan pelaksanaan siklus II dilakukan setelah mengevaluasi tindakan pada siklus I. Pada siklus II dilakukan tahapan-tahapan seperti siklus I tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus I, sehingga kelemahan-kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I tidak terjadi kembali pada siklus II. 1. Tahap perencanaan a. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan merumuskan kembali masalah yang muncul pada siklus I. b. Membuat
kembali
pembelajaran
siklus
II
dengan
lebih
mengembangkan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan model NHT. c. Membuat lembar observasi pelaksanaan pembelajaran NHT siklus II. d. Membuat tes evaluasi siklus II. 2. Tindakan a. Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan materi yang telah disusun pada RPP siklus II dengan menggunakan model NHT. b. Menjelaskan dan mengulang kembali materi proses pembentukan tanah serta penjelasan pembelajaran dengan model NHT. c. Mengatur siswa berdasarkan kelompok yang telah dirancang oleh guru secara acak. d. Siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru bersama teman satu kelompoknya. e. Guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam kelompok dan meminta siswa yang bisa untuk menjelaskan jawaban kepada siswa yang belum bisa.
60
f. Siswa menuliskan jawabnya di papan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok berdasarkan kepala nomor kelompok yang telah di panggil oleh guru. g. Memberi kesempatan siswa dari kelompok lain dan memberikan skor atas jawban kelompok yang benar. h. Siswa menjawab semua pertanyaan yang telah diajukan oleh guru sehingga semua pertanyaan terjawab semua. i. Siswa yang mendapat skor terbanyak akan mendapat penghargaan dari guru. j. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II secara mandiri. 3. Pengamatan a. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran pada siklus II mencatat temuan yang ada pada waktu penelitian melaksanaan kegitan KBM. b. Observer mengisi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran NHT berdasarkan hasil pengamatan
4. Refleksi Data-data yang telah dicatat dalam lembar pengamatan baik siswa maupun guru serta penilaian dalam menyelesaikan tes formatif dianalisis untuk mendapat kesimpulan. Hasil analisis dicatat apakah pada setiap tahapan sudah menunjukkan peningkatan atau belum. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa serta hasil pembelajaran pada mata pelajaran IPA Materi Proses Pembentukan Tanah, dengan demikian pelaksanaan pembelajaran dapat lebih optimal.