262 GIZIDO Volume 6 NO. 2 November 2014 Penerapan (NCP) Irza N. Ranti, dan R. Walalangi
PENERAPAN NUTRITION CARE PROCESS (NCP) PADA PENDERITA HIPERKOLESTEROLEMIA KOMPLIKASI HIPERTENSI RAWAT INAPDI BLU RSUP PROF.DR.R.D KANDOU MANADO Irza N. Rantiˡ, dan Rivolta G.M. Walalangi² 1,2. Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado ABSTRACT Hypercholesterolemia is one type of blood lipid profile abnormalities (dyslipidemia), which is marked by high levels of low-density lipoprotein cholesterol (LDL) and triglyceride levels and cholesterol levels of High Density Lipoprotein (HDL) is low. Hipertensia dalah a state of blood pressure ≥ 140/90 mmHg, the disease is not contagious but can cause death. This study aims to determine the application of the Nutrition Care Process (NCP) in hypercholesterolemic patients with hypertension complication of hospitalization in the department of Prof. BLU Dr. R.D Kandou Manado. This research is a descriptive study design used is a case study, the number of samples 1 person who meets the inclusion criteria. This research was carried out for 2 weeks in June 2014, housed diruangan Prof Dr Irina C BLU Dr R. D. Kandou Manado. Assessment NCP stages namely nutrition assessment, nutrition diagnosis, and monitoring and evaluation of nutrition intervention processed and analyzed descriptively. The results were obtained prior to the study showed patients cholesterol levels were high at 280 mg / dl and high blood pressure is 160/120 mm Hg. Nenergi asupa level, proteins, fats and carbohydrates are severe deficit (<70%) and nutritional status of the patient is obese (BMI 27.34 kg / m2). After a study of total cholesterol to 219 mg / dl (medium control criteria), and blood pressure of 120/80 mmHg be (normal). To the level of energy intake be 70.28% (moderate deficit), 72.85% protein (moderate deficit), fat 70.37% (moderate deficit), carbohydrates 67.01% (defisitberat) and decreased by 1 kg of body weight and nutritional status of the patient is overweight (26.95 kg / m2). Conclusion decrease total cholesterol and blood pressure checks, as well as increased energy and nutrient intake of the patients but has not reached the tiers supan good. Keywords: Nutrition Care Process, hypercholesterolemia and hypertension.
PENDAHULUAN Hiperkolesterolemia adalah salah satu jenis kelainan profil lemak darah (dislipidemia), yang di tandai dengan tingginya kadar kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) dan kadar trigliserida serta kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) yang rendah. Kadar kolesterol yang tinggi menyebabkan penyumbatan pembuluh darah jantung dan otak serta menimbulkan keluhan nyeri dada dan menimbulkan gangguan sirkulasi darah ke otak (Garnadi,2011). Estimasi prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) sebanyak 7,2 % diseluruh dunia, terdapat 478.000 orang meninggal dunia karena PJK, dan sebanyak 1,5 juta
orang menderita serangan jantung (WHO, 2007). Hiperkolesterolemia berdampak pada PJK yang sangat erat kaitannya dengan konsumsi lemak dan kolesterol (Siswono,2003).Departemen Kesehatan RI (2008) menunjukkan bahwa penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di Indonesia, dan persentase kematian akibat penyakit kardiovaskuler untuk PJK adalah 53 % (Kalim, 2006). Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyumbat pembuluh darah jantung dan otak, menimbulkan rasa nyeri dada, dan menimbulkan gangguan sirkulasi darah ke otak.Kekakuan pembuluh darah akibat kadar kolesterol yang tinggi berperan menimbulkan
263 GIZIDO Volume 6 NO. 2 November 2014 Penerapan (NCP) Irza N. Ranti, dan R. Walalangi gejala hipertensi, seperti pusing dan tekuk terasa berat (Khasana, 2012). Kadar koleterol tinggi adalah suatu kondisi saat nilai kolesterol total darah meningkat di atas normal (> 240 mg/dl). Dalam istilah medis kadar kolesterol di sebut dengan hiperkolesterolemia atau salah satu jenis kelainan profil lemak darah (dislipidemia). Adanya dislipidemia ditandai dengan tingginya kadar kolesterolLow density lipoprotein (LDL),kadar trigliserida, serta kadar kolesterolHight Density lipoprotein (HDL) yang rendah (Garnadi,2012). Gejala kolesterol tinggi umumnya akibat pembuluh jantung dan pebuluh darah atau akibat adanya penumpukan deposit kolesterol pada organ. Pada sebagian orang, kadar lemak total yang tinggi dapat menumpuk dibawah kulit membentuk “Xanthoma”. Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyumbat pembuluh darah pada jantung dan otak, menimbulkan keluhan nyeri dada, serta menimbukan sirkulasi darah ke otak. Kekakuan pembuluh darah akibat kadar koleterol yang tinggi turut berperan menimbulkan gejalah hipertensi, seperti pusing dan tekuk terasa berat. Adanya kelainan profil lemak lain seperti tingginya kadar trigliserida bisa juga menimbulkan pembesaran organ liver (hati) line (limfa), serta terjadinya radang pancreas (Garnadi,2012). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, dan pengukuran tekanan darah dilakukan minimal dua kali untuk mendapatkan hasil yang lebih baik (WHO, 2001). Penyakit tidak menular khususnya hipertensi dapat menyebabkan kematian.Tahun 2005, 60% kematian disebabkan karena hipertensi, yang terjadi pada penduduk berumur di bawah 70 tahun.Penyakit tidak menular yang cukup banyak mempengaruhi angka kesakitan dan angka kematian dunia adalah penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi. Pada tahun 2005 di Asia Tenggara, kematian karena hipertensi sebesar 28% (WHO, 2001). Kerusakan yang disebabkan dari hipertensi dapat berakibat fatal yang menimbulkan kompikasi berupa serangan jantung, stroke, perdarahan dan gangguan ginjal.Hasil survey kesehatan yang dilakukan pada tahun 2001 oleh Departemen
Kesehatan RI, menunjukkan perbandingan orang yang menderita penyakit hipertensi cukup tinggi, yaitu 56 orang dari 100 orang disurvey, mengidap penyakit hipertensi (Depkes RI, 2001). Hipertensi suatu keadaan dimana seseorang mengalami tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah penyakit akibat hipertensi pada sesorang sering menyebabkan kematian, biasanya penderita tidak mengalami sakit yang signifikan atau tidak tampak pada bagian tubuh manapun, akan tetapi secara mendadak meninggal dunia. Bebagai penelitian menyebutkan, bahwasannya penyakit ini tidak dapat disembuhkan secara total, hanya sebagian saja yang dapat disembuhkah, oleh karena itu hal yang dapat kita lakukan hanya mengendalikan tensi tekanan darah pada tubuh kita, serta mencegah terjadinya hipertensi pada diri kita. Maka hendaknya kita mengatur pola maka kita dengan teratur dan memakan makan yang mengandung berbagai nutrisi yang dapat menjaga serta menghindarkan hipertensi dari tubuh kita (Rofi’ie, 2010). Standar pelayanan minimal penyelengaraan makanan rumah sakit, untuk sisa makanan < 20 % (PGRS, 2013). Pelayanan Asuhan gizi pada pasien rawat inap di rumah sakit saat ini di kembangkan ke Nutrition care process (NCP) atau Proces Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) yang meliputi 4 (empat) tahap kegiatan yaitu : Pengkajian gizi, diagnosa gizi, intervensi gizi dan monitoring dan evaluasi. Penerapan NCP atau PAGT dalam pelayanan asuhan gizi pada pasien rawat inap di rumah sakit sangat efektif dalam menunjang proses penyembuhan pasien (Anggraeni, 2012). Tujuan penelitian ini Mengetahui Penerapan Nutrition Care Process (NCP) pada pasien hiperkolesterolemia komplikasi hipertensi rawat inap di BLU RSUP Prof.Dr.R.D Kandou Manado. BAHAN DAN CARA Penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu pada bulan Juni 2014 di BLU RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan rancangan yang digunakan adalah
264 GIZIDO Volume 6 NO. 2 November 2014 Penerapan (NCP) Irza N. Ranti, dan R. Walalangi studi kasus. Satu orang pasien dengan diagnosa hiperkolesterolemia komplikasi hipertensi rawat inap d BLU RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado, dengan kriteria sebagai berikut : a. Pasien dengan kriteria beresiko terhadap masalah gizi yang diperoleh berdasarkan hasil skrining dengan menggunakan penilaian Subjective Global Assesment (SGA), b. bersedia menjadi subjek penelitian, dengan menandatangani inform consent, c. dapat diajak berkomunikasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer meliputi : karakteristik subjek penelitian/ identitas sampel, Berat Badan, Tinggi Badan, skrining gizi, data riwayat gizi data asupan makanan, dan data sekunder meliputi gambaran umumBLU RSUP Prof.dr.R.D. Kandou Manado, data pemeriksaan laboratorium hiperkolesterol dan data pengukuran tekanan darah. Cara Pengumpulan data karakteristik sampel dan data skrining gizi, dan tahaptahap NCP diperoleh dengan wawancara langsung dengan subjek penelitian, data sekunder gambaran umum tempat penelitian diambil di bagian administrasi rumah sakit, dan data hasil pemeriksaan laboratorium dan pengukuran tekanan darah dicatat denga melihat catatan medik. Data skrining diolah berdasarkan skor penilaian SGA. Data tahapan NCP diolah dan dianalisa secara deskriptif. Meliputi data pengkajian gizi a. Antropometri untuk mendapatkan Status Gizi di hitung dengan rumus IMT : BB(kg)/TB(cm²).Katergori Indeks Massa Tubuh menurut Depkes RI : Kurang : 18 Kg/cm² , Normal : 1825Kg/cm² , Keleihan BB Tingakt ringan : 25-27 Kg/cm², Kelebihan BB tingkat berat : > 27 Kg/cm². b. Biokimia, klinik dinilai dengan membandingkan dengan nilai normal. 1), Riwayat Gizi di analisa secara deskriptif mengenai kebiasaan makan, asupan makan sebelum dan setelah diberikan terapi. 2), Diagnosa Gizi dianalisis secara deskriptif meliputi :masalah/problem (P), Sebab/etiologi (E), dan gejala/tanda (S). 3), Intervensi Gizi terdiri dari terapi diet dan terapi edukasi. HASIL A. Gambaran Umum Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Pusat Prof.Dr.R.D. Kandou Manado berlokasi di Jl. Raya Tanawangko No. 56 PO BOX 102 Malalayang Manado. Badan Layanan Umum Rumah Sakit Umum Pusat Prof.Dr.R.D. Kandou Manado sebagai Rumah Sakit pendidikan dan pusat rujukan pelayanan kesehatan Provinsi Sulawesi Utara di Indonesia Timurdi tetapkan namanya pada tanggal 9 agustus 2005 dan Status Badan Layanan Umum Pusat Prof.Dr.R.D. Kandou Manado. Saat ini menjadi instani pemerintah yang menerapkan pengelolaan keungan Keuangan Badan Layanan Umum (PPKBLU), berdasarkan peraturan pemerintah No. 756/Menkes/SK/VI/2007 tentang penetapan 15 Rumah sakit Unit Pelaksanaan Teknis dengan Menerapkan Pola pengolahan Keuangan BLU. Walaupun status sebagai Badan Layanan Umum Masih Mendapat Subsidi dari Pemerintah Untuk biaya operasional dan pelayanan masyarakat miskin. BLU RSUP Prof.Dr.R.D. kandou manado berkapasitas tempat tidur 636 dengan kelas Utama /VIP 20 TT (3,1 %), kelas 185 TT (13, 4 %), Kelas II 101 TT (15,9%), kelas III 412 TT (64,7%), ICU 8 TT(1,3%), dan ICCU 10 TT (1,6%) dengan memiliki 312 gedung diatas tanah kurang lebih 17 hektar luas bangunan 58,658 m² yag terletak di Malalayang I Barat Kota Manado. Kasifikasi Rumah Sakit BLU RSUP Prof. Dr.R.D Kandou Manado merupakan Rumah Sakit Umum kelas B dan merupakan rumah sakit pendidikan yang digunakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, juga lembaga pendidikan lain sebagai lahan praktek dan penelitian. B. Gambaran Umum Sampel 1. Nama Pasien : Tn. SB 2. Umur : 56 Tahun 5 bulan 3. Jenis Kelamin : Laki- laki 4. TB : 160 Cm 5. BB aktual : 70 Kg 6. BBI : 54 kg 7. Status Gizi : Obesitas 8. Ruang Kelas : Irina C 9. Suku Bangsa : WNI 10. Tanggal Masuk RS : 22 juni 2014
265 GIZIDO Volume 6 NO. 2 November 2014 Penerapan (NCP) Irza N. Ranti, dan R. Walalangi 11. Diagnosa Medis : Hiperkolesterolemia dan Hipertensi 12. Tanggal Menjadi Kasus : 24 Juni 2014 13. Tanggal Intervensi gizi : 25 s/d 29 juni 2014 C. Tahap Nutrition Care Process (NCP) pada Pasien Hiperkolesterolemia Komplikasi Hipertensi Penerapan Nutrition Care Process (NCP) pada pasien rawat inap meliputi empat tahapanyaitu pengkajian gizi, diagnosa gizi, intervensi gizi, monitoring dan evaluasi. 1. Pengkajian Gizi Pengkajian Gizi Merupakan tahap awal dari Nutrition Care Process (NCP) yang terkait dengan asupanzat gizi, antropometri, biokimia, klinis dan fisik. a. Antropometri. Pengukuran Antropometri dilakukan untuk menentukan status gizi pasien. Status gizi pasien dilihat dengan mengunakan Rumus Indeks Massa Tubuh (IMT) = BB(Kg)/TB2(Cm) Sebelum dilakukan Intervensi gizi. Berdasarkan hasil pengukuran dilakukan diperoleh data sebagai berikut : TB : 160 Cm BB aktual : 70 Kg BBI : 54 kg Status Gizi : Obesitas(IMT 27.34 kg/m2) b. Biokimia. Data biokimia diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mengetahui perubahan-perubahan dari nilai setiap specimen yang diuji. Selama 3 hari pasien dirawat, hasil pemeriksaan laboratorium terakhir dapat dilihat pada tabel 1:
Berdasarkan hasil Pemeriksaan laboratorium di atas terlihat perubahan nilai laboratorium terkait gizi, dimana kadar Kolesterol total, LDL kolesterol berada pada kategori buruk. c. Klinis/Fisik Pemeriksaan Klinis/fisik pada pasien meliputi pemeriksaan kesadaran, keadaan umum, odema / asites, dan keadaan pasien berkenaan keluhan serta penyakit yang diderita.Hasil pemeriksaan klinis/fisik pasien dapat dilihat pada table berikut : Tabel 2.Hasil Pemeriksaan Klinis sebelum intervensi. Jenis Hasil Rujukan Penilai Pemeriks Pemeriks an aan aan Tekanan 160/120 <130/90 Tinggi Darah mmHg mmHg Nadi 80 x/menit 70Normal 110x/me nit Respirasi 20 x 15-30 x/ Normal menit Suhu 36,8 ºC 36-37ºC Normal Tubuh Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa semua pemeriksaan klinis pasien dalam keadaan normal tetapi tekanan darah menurut penilaian adalah tinggi. d. Riwayat personal. Riwayat Personal terdiri atas riwayat penyakit sekarang penyakitdahulu dan terapi obat-obatan.Riwayat penyakit sekarang yaitu keluhan utama saat masuk rumah sakit,
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Sebelum Intervensi Kriteria Pengendalian Data Laboratorium
Hasil Baik
Sedang
Buruk
200-239 g/dl 35-45 mg/ dl
>240 mg/dl >45 mg/dl
130-159 mg/dl 4-5 g/ dl
>160 mg/dl
Total kolesterol HDL kolesterol
280 mg/dl 28 mg/dl
LDL kolesterol
171 mg/dl
< 200 mg/dl < 45 mg/dl < 130 mg/dl
3,5 g dl
< 5 g/ dl
Albumin
>5 g/dl
266 GIZIDO Volume 6 NO. 2 November 2014 Penerapan (NCP) Irza N. Ranti, dan R. Walalangi
pusing, sakit kepala (Nyeri dibagian kepala), kemerahan di wajah. Riwayat Penyakit dahulu pasien pernah masuk Rumah Sakit Prof kandou malalayang bulan juni (dua minngu yang lalu) karena Cholesterol tinggi, hipertensi yang sudah di derita sejak ± 5 tahun yang lalu. e. Riwayat Gizi. Riwayat gizi terdiri atas gizi dahulu dan riwayat gizi sekarang.Riwayat gizi dahulu sebelum sakit dan sebelum masuk rumah sakit frekuensi makan pasien 8 kali sehari.Terdiri dari makan pagi 2 kali, makan siang 2 kali, makan malam 2 kali, dan selingan minum teh di pagi, siang, sore.Pasien mengkonsumsi daging 2-3 kali per minggu dan jarang berolaraga.Riwayat Gizi Sekarang pasien masuk rumah sakit diberikan diet dislipidemia .Hasil anamnesa diet, ditemukan masalah yang berhubungan asupan makan sebagai berikut : frekuensi makan di rumah sakit 3 kali, hasil recall 24 jam yang dilakukan pada tangall 24 juni 2014 dapat dilihat pada table berikut :
diberikan intervensi gizi yang tepat. Diagnosa gizi terdiri dari 3 (tiga) domain, yaitu domain clinis,domain Intakedandomain beheviour. Berdasarkan Assessment gizi mulai dari riwayat penyakit, riwayat gizi dan pemeriksaan laboratorium diperoleh masalah sebagai berikut : N.C. 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien dibuktikan dengan hasil nilai laboratorium total kolesterol 280 mg/dl, LDL 171 mg/dl. N.C 3.3 Berat badan lebih berkaitan dengan pola makan yang salahsebelum sakit tandai dengan IMT 27.34 m² N.B. 1.5 Kekeliruan pola makan berkaitan dengan pengetahuan yang kurang tentang diet di tandai dengan frekuensi makan 6x sehari. 3. Intervensi Gizi Intervensi diet terdiri dari terapi edukasi dan terapi diet.Terapi edukasi diberikan sebelum terapi diet karena sangat membantu
Tabel 3. Asupan, Kebutuhan dan Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Zat Gizi Sebelum Intervensi Zat gizi
Asupan Gizi
Energi Protein Lemak KH
814 34.8 18.4 124.0
Kebutuhan 1602,74 80.13 gr 35.61 gr 240.41 gr
Dari tabel 3 diatas, dapat dilihat bahwa asupan pasien di bawah 100 % untuk energi, Protein, lemak, KH, karena pasien tidak nafsu makan. Sesuai informasi pasien dan keluarga pasien, sebelum mendapatkan diet dari rumah sakit pasien tidak pernah di berikan konsultasi diet sehingga pasien tidak megetahui pentingnya diet untuk proses penyembuhan. 2. Dianosa Gizi Diagnosa merupakan identifikasi masalah gizi dari data penilaian gizi yang mengambarkan kondisi pasien saat ini.Sehingga dapat ditindaklanjuti agar dapat
Tingkat Konsumsi (%) 50.81 43.42 51.67 51.57
Katergori Defisit berat Defisit berat Defisit berat Defisit berat
dalam pemahaman terlebih dahulu kepada pasien tentang penyakitnya. a. Terapi Edukasi. Terapi Edukasi di berikan dalam bentuk konseling dengan pasien sendiri untuk memotivasi pasien agar mau mematuhi diet yang diberikan untuk mempercepat proses penyembuhan. Materi yang diberikan meliputi pengaturan jam makan, pengaturan porsi makanan, pengaturan porsi makanan, makanan yang boleh di konsumsi dan yang tidak boleh di konsumsi. b.Terapi Diet. Jenis diet yang diberikan adalah diet dislipidemia dan rendah garam.
267 GIZIDO Volume 6 NO. 2 November 2014 Penerapan (NCP) Irza N. Ranti, dan R. Walalangi Terapi diet disusun dengan memperhatikan syarat diet, tujuan diet, jenis dan indikasi pemberian.Menu untuk terapi diet disusun dengan memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut : 1. Kebutuhan energi 1602,74kkal, Energi cukup sesuai kebutuhan 2. Kebutuhan protein 80.13gram (20%) dari kebutuhan total energi. 3. Kebutuhan lemak 35.61gram (20%) dari kebutuhan energi total. Lemak jenuh tahap I < 10% dan II < 7% . Lemak tak jenuh tahap I dan II adalah 10 – 15%. 4. Kebutuhan Karbohidrat240.41gram atau (60 %) dari kebutuhan energi total. 5. Rendah Garam600-800 mgNa. 6. Kolesterol <300. 7. Serat minimal 25 gram. 8.Vitamin dan mineral cukup. 9. Waktu Makan : pagi, siang, malam. 10. Makanan yang tidak boleh dikonsumsi adalah tinggi lemak fast food, jeroan, kuning telur, santan. Tujuan Diet merupakan target yang ingin di capai untuk kemajuan kondisi pasien setelah di intervensi. Adapun tujuan diet yang di inginkan adalah : 1. Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan 2. Menurunkan asupan kolesterol makanan 3. Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karbohidrat sederhana. 4. Menurunkan tekanan darah Jenis diet yang diberikan adalah diet dislipidemia dan diet rendah garam. Penetapan diet ditentukan dari keadaan pasien dan program pengobatan secara keseluruhan.Kebutuhan energi pasien 1602,74 kkal , protein 80,13 gram, lemak 35.61 gram, dankarbohidrat 240.41 gram, kolesterol <300 , lemak jenuh tahap I < 10% dan II < 7% , lemak tak jenuh tahap I dan II adalah 10 – 15% , rendah garam600-800 mgNa , serat minimal 25 g . Pembagian makanan dalam diet ini dibagi dalam 3 kali makan yang terdiri dari makan pagi, siang, malam. 4. Monitoring dan Evaluasi Monitoring merupakan pengawasan terhadap perkembangan keadaan pasien sedangkan evaluasi merupakan proses
penentuan seberapa jauh tujuan telah tercapai. Aspek-aspek yang dimonitor dan dievaluasi yaitu asupan makanan, antropometri, biokimia, fisik/klinis dan pengetahuan serta kepatuhan diet. a. Antropometri. Monitoring terhadap pengukuran antropometri yang dilakukan hanya pada berat badan. Pengukuran dilakukan pada hari terakhir intervensi dan menunjukan berat badan pasien mengalami penurunan sebesar 1 kg, hal ini disebabkan karena asupan makan pasien yang kurang, berat badan pasien dari 70 kg menjadi 69 kg status gizi pasien pada akhir penelitian adalah 26.95kg/m2 yang termasuk kategori overweight. b. Biokimia. Hasil pemeriksaan laboratorium sebelum dan sesudah penelitian menunjukan perkembangan yang baik. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 4. Hasil Pemeriksaan kolesterol Jenis Pemeriksaan Total kolesterol
Sebelum
Sesudah
Penilaian
280 mg/dl
219 mg/dl
Pengendalian Sedang
Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat terjadi penurunan pada kadar kolesterol total dari 280 mg/dl menjadi 219 mg/dl atau sebesar 61 mg/dl, tetapi hasil penilaian pemeriksaan kolesterol masih berada pada kriteria pengendalian sedang (baik < 200 mg/dl). Namun penurunan ini terjadi disebabkan juga oleh faktor lain seperti obat. c. Klinis/fisik. Hasil pemeriksaan klinis/fisik setelah intervensi tetap dalam keadaan normal seperti sebelum intervensi.Untuk pemeriksaan tekanan darah sebelum dan setelah penelitian dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah Jenis Pemeriksaan
Sebelum
Sesudah
Penilaian
Tekanan Darah
160/120 mmHg
120/80 mmHg
Baik
268 GIZIDO Volume 6 NO. 2 November 2014 Penerapan (NCP) Irza N. Ranti, dan R. Walalangi Dan untuk pengukuran Tekanan Darah 160/120 mmHg menjadi 120/80 mmHg. d. Asupan Gizi. Terapi diet diberikan pada pasien selama lima hari dimonitoring dan dievaluasi dilihat pada tabel 8 :
dan beberapa perubahan nilai laboratorium lainnya, serta tekanan darah 160/120 mmHg. Keadaan Umum pasien sebelum intervensi dalam keadaan sadar namun lemah.Saat dilakukan pengkajian gizi untuk riwayat gizi didapati masalah mulai dari berbagai asupan makanan yang Tabel 6. Asupan, Kebutuhan dan Tingkat KecukupanEnergi dan Zat Giziberlebihan, Selama Penelitian
Hari pengamatan
E (kkal)
Asupan Zat gizi P (g) L (g)
KH (g)
I II II IV V
911.6 1042.2 1079.6 1098.2 1500.8
42.2 53.2 64.3 57.7 74.5
14.3 20.2 30.8 27.3 32.7
150.1 154.5 131.5 151.5 218.0
Jumlah X Keb Tingkat Kecukupan (%) Kategori
5632.4 1.126.48 1602.74 70.28
291.9 58.38 80.13 72.85
125.3 25.06 35.61 70.37
805.6 161.12 240.41 67.01
Defisit sedang
Defisit sedang
Defisit sedang
Defisit berat
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat,pasien selama lima hari menunjukkan peningkatan pada energi, protein dan lemak dari tingkat kecukupan defisit berat (< 70%) sebelum penelitian menjadi tingkat kecukupan defisit sedang (70-79%) setelah penelitian. Untuk tingkat kecukupan karbohidrat tidak terjadi peningkatan, sebelum dan sesudah penelitian adalah defisit berat.Untuk asupan natrium selama penelitian adalah baik, karena tidak melebihi batas anjuran yang direkomendasikan. PEMBAHASAN Hiperkolesterolemia adalah salah satu jenis kelainan profil lemak darah (dislipidemia), yang di tandai dengan tingginya kadar kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) dan kadar trigliserida serta kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) yang rendah. Sebelum dilakukan penelitian penerapanNutrition Care Process (NCP) pada pasien, keadaan pasien di dapati memiliki kadar kolesterol total tinggi (280 mgdl) melebihi normal (<200 mg/dl)
Na (mg) 229.6 260.5 237.3 240.4 240.7 1208.5 241.7 400 60.4 Baik
kebiasaan makan yang berlebihan, suka mengkonsumsi daging yang berlebihan, pengaturan jam makan tidak teratur, dan porsi makanan tidak teratur dan pasien belum pernah mendapatkan konsultasi gizi tentang penyakitnya. Setelah mengkaji beberapa masalah yang di temukan, dilakukan diagnose gizi dan diperoleh masalah-masalah yaitu,asupan energi dan zat gizi yang rendah, perubahan nilai laboratorium terkait gizi khusus, dan kekeliruan pola makan. Berdasarkan masalah masalah tersebut dilakukan intervensi yang dimulai dengan terapi edukasi berupa konseling tentang penyakitnya. Pasien diberikan pengetahuan tentang pengaturan jam makan, frekuensi serta pemilihan bahan makanan yang tepat yang membantu dalam proses penyembuhan. Selain itu pasien juga diberikan motivasi untuk dapat mematuhi diet yang nanti akan diberikan. Terapi diet dilakukan selamalima hari dengan mengunakan bahan-bahan pangan yang ada di rumah sakit kemudian di sesuaikan dengan jenis dan komposisi zat gizi yang akan diberikan. Jenis diet yang
269 GIZIDO Volume 6 NO. 2 November 2014 Penerapan (NCP) Irza N. Ranti, dan R. Walalangi diberikan adalah Diet dislipidemia dan diet rendah garam, dalam bentuk makanan biasa. Energi 1602.7 Protein 80.13 gram, Lemak 35.61 gram, Karbohidrat 240.41gram. Hasil Intervensi dilakukan dengan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap asupan makanan, hasil laboratorium dan antropometri.Selama lima hari pengamatan, diperoleh hasil terjadi penurunan kadar kolesterol yaitu sebesar 61 mg/dl, dan penurunan tekanan darah dari 160/120 mmHg menjadi 120/80 mmHg.Sedangkan tingkat kecukupan energi, protein dan lemakterlihat peningkatan walaupun belum mencapai hasil yang diharapkan.Hasil evaluasi setelah pengamatan terhadap asupan energi dan zat gizi pada pasien, pasien menyatakan bahwa makanan yang di berikan kurang berfariasi dan kurang menarik.Perlu di pertimbangkan lagi pelayanan gizi pada pasien terutama dari segi menu dan cara penyajiannya. Tercapainya penurunan kadar kolesterol total dan tekanan darah pada pasien, tidak semata-mata disebabkan oleh makanan atau diit yang diberikan, tetapi disebabkan juga oleh pemberian obatobatan.
protein dan lemak sebelum dan sesudah penelitian namun belum mencapai tingkat kecukupan yang baik, sedangkan tingkat asupan karbohidrat sebelum dan sesudah penelitian belum terjadi peningkatan. SARAN 1. Penerapan metode Nutrition Care Process (NCP) Sebaiknya diterapkan dalam Asuhan Gizi pasien diterapkan di Rumah Sakit untuk membanttu mempercepat pemulihan pasien. 2. Konsultasi / konseling gizi sebaiknya diberikan kepada pasien sebelum mendapatkan terapi diet karena sangat bermanfaat untuk kepatuhan pasien menjalankan diet. 3. Perlu di pertimbangkan pelayanan gizi pada pasien terutama dari segi variasi menu dan cara penyajiannya. 4. Hasil evaluasi setelah pengamatan terhadap asupan energi dan zat gizi pada pasien, pasien menyatakan bahwa makanan yang di berikan kurang berfariasi dan kurang menarik. Perlu di pertimbangkan lagi pelayanan gizi pada pasien terutama dari segi variasi menu dan cara penyajiannya.
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA 1. Pengkajian gizi menunjukan peningkatan kadar kolesterol total dan tekanan darah berkaitan dengan penyakit yang di derita, status gizi obesitas serta asupan energi dan zat gizi yang kurang. 2. Diagnosa gizi menunjukan pasien mempunyai masalah gizi terkait dengan status gizi obesitas, perubahan nilai laboratorium,danpeningkatan tekanan darah berkaitan dengan penyakitnya. 3. Intervensi gizi menunjukankebutuhan energi dan zat gizi pasien adalah energi 1602.74kkal, karbohidrat 240.61 gram,lemak 35.61 gram, protein 80.13 gram dan rata-rata asupan adalah energi 1.126 kkal , protein 58.38 gram, lemak 25.06 gram, karbohidrat 161.12 gram. 4. Monitoring dan evaluasiterjadi penurunan pada kadar kolesteroltotal dan penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah penelitian dari tinggi menjadi sedang dan normal, dan terjadi peningkatan tingkat asupan energi,
Almasier,S.2004. Penuntun Diet. Jakarta : PT.Gramedia Pusaka Utama Angreani, 2012 Asuhan gizi, Nutrition care process.Yogyakarta: graha ilmu Departemen kesehatan kemenkes RI,2007. Laporan hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) prov. Sulawesi utara. Badan litbang kesehatan. Jakarta. Depkes, 2008 prevalensi sulawesi utara di indonesia. Diakses tanggal 20 november 2013. Freeman,M.W&Junge W.(2008).Kolesterolrendah, jantung sehat.2008:Pt. buanailmu popular. Garnadi,Y. hidup nyaman dengan hiperkolesterol. 2008 : Agromedia pustaka. Kalim 2006. Penyakit jantung koroner,. http//www.indomedia.com/intisari Khasana, N. 2012. waspadai beragam penyakit degenerative akibat polamakan.2012 :Laksana.
270 GIZIDO Volume 6 NO. 2 November 2014 Penerapan (NCP) Irza N. Ranti, dan R. Walalangi Matfin.2009 hiperkolesterol primer dan sekunder. Di akses tgl 20 November 2013 Mayes dan Bodam. (2003)kondisi patologis tubuh. Di akses tgl 20 November 2013 Meilyana. Fina.(2010). Status gizi berdasarkan subjektif global Assessment sebagai faktor yang mempengaruhi lamaperawatan pasien rawat inap anak. Jurnal sari pediarti.3 (12:163) Riskesdas 2007. Laporan nasional Riskesdas 2007. http 2010/ laporan_ Riskesdas_2010.pdf.21-11-13 Rofi’ie,I.2010.Ragam menu sehatuntukpenderita hipertensi.2010 : BukuBiru. Russel, D.2011. Penyakit paling mematikan, yogyakarta : Medpress. Sumadpradja,M.G.,fayakun,Y.L,widyastuti.D. 2011. proses Asuhan gizi terstandar (PAGT). Jakarta : ASDI Sheps, G, Sheldon, 2002, Mayoklinik hipertensi : mengatasi tekanan darah tinggi, PT. Intasari media Tzu-lin-lin.2007 Definisi hiperkolesterolemia, atherosklerosis,pjk. : jakarta Wahdah,N.2011.menaklukan Hipertensidan diabetes mellitus.2011: multipress. WHO. 2007 , Istimasi Prefalensi penyakit jantung koroner.