219 GIZIDO Volume 6 No. 2 November 2014
Hubungan Faktor Perilaku Muh Ali Makaminan
HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KERUGIAN EKONOMI (ECONOMIC LOSS) PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Muhammad Ali Makaminan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado ABSTRACT Diabetes mellitus type 2 or Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) is a metabolic disease caused by a progressive disorder of insulin secretion and insulin resistance. The purpose of researchis to analyze the correlation between the behavior of economic loss (Economic Loss) on Endocrine Polyclinic Hospital. Prof. Dr.R.D.Kandou Manado in 2013. This research isquantitative research design Cross-sectional study. The research was conducted two mount in the department clinical’s Endokrine of Prof Dr.R.D. Kandou Manado Hospital with 239 people sampled purposively selected. Collecting data using questionnaires. Data was analyzed using univariate, bivariate and multivariate analyzes.The results showed thatthere was no relationship between knowledge (p =0.391), attitude to diet (p=0.524) with economic losses (Economic Loss), andthere is a relationship between adherence to the diet (p=0.002) and interest in physical activity (p=0.007) with economic losses. Keywords: Economic loss, Diabetes type 2, Compliance, Physical activity
PENDAHULUAN Penyakit Diabetes melitusmasih menjadi masalah kesehatan yang utama. Penyakit ini sering diistilahkan “Silent Killer Disease” karena gejala pada penyakit ini datang secara tiba – tiba bagi penderitanya (Novitasari, 2012).Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit kronik yang memberikan beban besar bagi masalah kesehatan. Dengan gejala penyakit yang ditandai dengan ganguan metabolik utama, yaitu hiperglikemia kronik, resistensi insulin, reduksi respon insulin, dan peningkatan glukosa hepar. Gejala khasnya seperti penurunan berat badan, sering lapar (poliphagia), sering haus (polidipsi), sering kencing (poli uria),lemas. DM tipe 2 dialami penderita seumur hidupnya, karena tidak bisa disembuhkan tetapi hanya dapat dikendalikan atau diperlambat (Bustan, 2007). Pengelolahan pengobatan dan intervensi pola hidup bagi penderita diabetes melitus tipe 2 harus tetap dijalankan seumur hidupnya, hal ini akan berimplikasi pada pengaturan pembiayaan kesehatan yang dikeluarkan penderita guna mempertahankan kondisi kesehatan selama menderita penyakit tersebut. Produktifitas dan kualitas hidup penderita tidak pada kondisi normal, hal ini akan berdampak pada beban ekonomi individu, keluarga, maupun Negara dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Analisis biaya kesehatan pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Amerika menunjukkan bahwa total biaya ekonomi sebesar US$ 245 milliar, termasuk US$ 176 milliar untuk biaya
kesehatan langsung dan US$ 69 milliar akibat hilangnya waktu produktifitas, meningkat 41% dari perkiraan sebelumnya yaitu sebesar US$ 174 milliar pada tahun 2007 (Yang, et al, 2012). Laporan Dinas Kesehatan tentang Profil kesehatan Propinsi Sulawesi Utara, menunjukan prevalensi Diabetes di Sulawesi Utara tahun 2008 melitus 2,6% jiwa (DinKes Prop.Sulut, 2008). Data di Poliklinik Endokrin RSUP Prof. DR. R.D Kandou penderita DM Tipe 2 tahun 2012 yaitu 6576 jiwa dengan perbandingan pasien baru sebanyak 611 dan pasien lama 6065 jiwa (RSUP,Data Poliklinik Endokrin, 2012).Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor perilaku dengan Kerugian ekonomi (Economic Loss) di Poliklinik Endokrin RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado tahun 2013. BAHAN DAN CARA Lokasi dan Rancangan Penelitian Lokasi Penelitian dilakukan di Poliklinik Endokrin RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai bulan April – sampai bulan Juni tahun 2013.Penelitian ini bersifat observasional dengan rancangan Cross sectional. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh pasien Diabetes melitus Tipe 2 yang berkunjung pada di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013 dengan rata – rata
220 GIZIDO Volume 6 No. 2 November 2014
Hubungan Faktor Perilaku Muh Ali Makaminan
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Di Poliklinik Endokrin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013. Karakteristik responden Kelompok Umur (tahun) 36 – 45 46 – 55 56 – 65 > 66 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Tingkat Pendidikan SD SLTP SLTA S1 S2 Pekerjaan Nelayan Petani Wiraswasta PNS Karyawan BUMN/ Swasta Pensiunan Asal Daerah Kab/Kota Bitung Bolmong Manado Minahasa Minsel Minut Mitra Tomohon Sumber: Data Primer kunjungan setiap bulannya sebanyak 548 penderita. Sampel pada penelitian ini yaitu Sebagian dari pasien rawat jalan dengan diabetes melitus tipe 2 di Polilklinik Endokrin RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado tahun 2013 sebanyak 239 orang. Tehnik penarikan sampel pada penelitian dengan menggunakan cara purposive sampling. Metode Pengumpulan Data Data Primer, diperoleh melalui kuesioner denganmelakukan wawancara langsung dengan responden terpilih. Data Sekunderdiperoleh melalui penelusuran dokumen yaitu dari status pasien. Analisa Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada analisis univariat , dan bivariat dan multivariat.
N
%
8 79 91 61
3,3 33,1 38,1 25,5
109 130
45,6 54,4
11 39 112 67 10
4,6 16,3 46,9 28,0 4,2
1 19 24 39 17 139
,4 7,9 10,0 16,3 7,1 58,2
1 4 147 21 15 22 16 13
,4 1,7 61,5 8,8 6,3 9,2 6,7 5,4
HASIL Karakteristik Umum Responden Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah responden yang melakukan rawat jalan terbanyak pada kelompok umur 56-65 tahun yaitu sebanyak 91 orang (38,1%), jenis kelamin responden umumnya perempuan sebanyak 130 orang (54,4%), tingkat pendidikan responden umumnya SLTA yaitu 112 orang (46,9%),mempunyai pekerjaan pensiunan sebanyak 139 orang (58,2%), dan umumnya berasal dari Manado yaitu sebanyak 147 orang (61,5%). Variabel Penelitian Responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu 120 orang (50,2%), sikap baik 124 orang (51,9%), yang patuh 147 orang (61,5%), yang memiliki minat aktifitas fisik yang tinggi 97 orang (40,6%) (Tabel 2).
221 GIZIDO Volume 6 No. 2 November 2014
Hubungan Faktor Perilaku Muh Ali Makaminan
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Penderita DM Tipe 2 Di Poliklinik Endokrin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013 Variabel penelitian PengetahuanTentang DM Tipe 2 Baik Kurang Baik Sikap Penderita DM Tipe 2 Baik Kurang Baik Kepatuhan Penderita Patuh Tidak Patuh Minat Aktifitas Fisik Tinggi Rendah Sumber: Data Primer Tabel 3 dapat dilihat bahwa biaya langsung oleh 239 responden dalam satu kali kunjungan yaitu rata-rata biaya langsung sebesar Rp 911.481. Rata - rata biaya langsung tertinggi pada biaya obat sebesar Rp. 541618,45 dan terendah biaya administrasi rawat jalan sebanyak Rp. 5000,00. Rata-rata total biaya tidak langsung responden yaitu Rp 44757,32, biaya transport sebanyak Rp. 19506,28 dan biaya makan/minum sebanyak Rp. 25112,97. Rata-rata kerugian ekonomi (Economic loss) responden sekali kunjungan adalah Rp. 1.007.796,09.
N
%
120 119 N 124 115 N 147 92 N 97 142
50,2 49,8 % 51,9 48,1 % 61,5 38,5 % 40,6 59,4
Analisis Bivariat Tabel 4 memperlihatkan bahwa dari 119 responden yang mengalami kerugian ekonomi yang tinggi karena memiliki tingkat pengetahuan kurang baik sebanyak 48 orang (40,3%), sikap yang kurang baik 52 orang (45,2%), yang tidak patuh 75 orang (51,0%), dan minat aktifitas fiisk rendah 52 orang (53,6%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan (p=0,391) dan sikap (p=0,524) dengan kerugian ekonomi, sedangkan kepatuhan penderita (0,002) dan minat aktifitas fisik (p=0,007) berhubungan dengan kerugian ekonomi.
Tabel 3.Total Biaya Langsung, biaya tidak langsung dan kerugian ekonomi Responden dalam satu kali kunjungan di Poliklinik Endokrin RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013 Sumber: Data Primer Minimum
Maximum
Mean
SD
Total Biaya Langsung Biaya Obat
18.000
3.342.600
541.618,45
365.288,6
Biaya Pemeriksaan Lab
0
1.109.000
363.135,88
261.367,9
Biaya tindk/ Konsl Medis
3.000
30.000
29.887,03
1.746,5
Biaya Adm RJ
5.000
5.000
5.000,00
0,000
Biaya langsung
10.000
2.650.000
911.481,59
402.836,2
0
150.000
19.506,28
17.109,4
6.000
200.000
25.112,97
26.538,7
0
350.000
44.757,32
42.298,4
715
11.148.000
1.007.796,09
777.645,8
Biaya Tidak langsung Total Biaya Transport Total biaya makan/minum Biaya Tidak langsung Kerugian Ekonomi
222 GIZIDO Volume 6 No. 2 November 2014
Hubungan Faktor Perilaku Muh Ali Makaminan
Tabel 4 Hubungan Tingkat Pengetahuan Responden dengan Kerugian Ekonomi di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013. Kerugian ekonomi Tinggi Rendah n % N % Tingkat pengetahuan Kurang Baik Sikap Kurang Baik Kepatuhan Tidak Patuh Patuh Minat Aktifitas Fisik Rendah Tinggi Jumlah Sumber: Data Primer
%
40,3 45,8
71 65
59,7 54,2
119 120
100,0 100,0
52 51
45,2 41,1
63 73
54,8 58,9
115 124
100,0 100,0
p = 0,524
75 28
51,0 30,4
72 64
49,0 69,6
147 92
100,0 100,0
p = 0,002
52 51 103
53,6 35,9 43,1
45 91 136
46,4 64,1 56,9
97 142 239
100,0 100,0 100,0
p = 0,007
Tabel 5. Hasil Regresi Variabel Independen yang Berhubungan secara bermakna dengan kerugian ekonomi Responden yang Menjalani pengobatan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013. B Wald ,863 9,211 ,719 6,876 Constant 11,522 2,041 Sumber: Data Primer
n
Uji Statistik (p)
48 55
Analisis Multivariat Tabel 5 tampak bahwa dari hasil analisis multivariat diketahui bahwa variabel yang paling berhubungan dengan kerugian ekonomi adalah kepatuhan penderita (9,211, sig. = 0,002). Probabilitas responden untuk memiliki kerugian ekonomi apabila ia patuh dalam diet dan berminat aktifitas fisik adalah sebesar 38,7%.
Variabel Patuh Aktifitas
Jumlah
Sig ,002 ,009
Exp (β) 2,371 2,052
,001
,130
PEMBAHASAN Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan penderita penderita DM Tipe 2 dengan kerugian ekonomi (Economic Loss) .Tidak Ada hubungan antara Sikap akan Diet DM Tipe 2 dengan Kerugian ekonomi (Economic Loss) Ada hubungan antara Kepatuhan terhadap Diet penderita DM Tipe 2 dengan Kerugian ekonomi (Economic Loss).Ada hubungan antara minat aktifitas fisik
p = 0,391
penderita DM Tipe 2 dengan Kerugian ekonomi (Economic Loss). Responden yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak dibandingkan yang memiliki pengetahuan kurang baik. Hal disebabkan sebagian besar responden pernah mendapat penyuluhan tentang DM Tipe 2. Responden yang memiliki pengetahuan yang baik lebih banyak mengalami kerugian yang tinggi dibandingkan dengan tingkat pengetahuan kurang baik mengalami kerugian ekonomi yang rendah. Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kerugian ekonomi penderita diabetes melitus tipe 2. Sebanding dengan penelitian dari Witasari dkk (2009) pada penderita Diabetes melitus Tipe 2 rawat jalan di RSUD Dr. Moerwadi Surakarta, yang menyatakan tidak ada hubungan pengetahuan tentang pengelolahan Diabetes melitus dengan kadar glukosa darah, disebabkan adanya faktor lain yang menyebabkan kenaikkan kadar gula darah puasa antara lain hormon, kelainan genetik dan ketidakpatuhan pada pola makan. Berbeda dengan hasil penelitianoleh Hermin, 2010 tentang hubungan pengetahuan tentang DM tipe 2 dengan kadar gula darah, menunjukan adanya hubungan antara pengetahuan yang baik dengan peningkatan kadar gula positif. Walaupun penderita mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang Diabetes Melitus, namun ada faktor lain yang tidak bisa di cegah dengan tingkat pengetahuan yang baik akan tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi kenaikan glukosa darah dari penderita Diabtes melitus tipe 2 yaitu faktor hormonal, riwayat keluarga dengan diabetes,
223 GIZIDO Volume 6 No. 2 November 2014
Hubungan Faktor Perilaku Muh Ali Makaminan
kelainan genetik dan gaya hidup yang tidak sehat. Faktor gaya hidup memungkinkan seseorang yang menderita penyakit diabetes melitus tipe 2 bisa mengeluarkan biaya perawatan atau pengobatan guna mempertahankan kondisi kesehatan penderita diabetes melitus Tipe 2 dengan menurunkan kadar gula darah yang melewati ambang batas normal dengan memeriksakan ke dokter, sehingga keadaan ini merupakan kerugian ekonomi yang ditimbulkan dari suatu kondisi kesehatan yang buruk/sakit. Responden yang memiliki sikap yang baik lebih banyak dibandingkan yang memiliki sikap kurang baik. Responden yang memiliki sikap kurang baik mengalami kerugian ekonomi lebih sedikit dibandingkah dengan responden yang memiliki sikap baik. Namun bila dilihat dari kerugian ekonomi rendah, responden dengan sikap yang baik lebih besar dari responden dengan sikap kurang baik. Hasil analisis statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan antar pengetahuan responden dengan kerugian ekonomi (economic loss). Dalam penelitian lain dengan desain Crossectional pada populasi DM Tipe 2 di poliklinik penyakit dalam RSUD Karanganyar, didapatkan hasil bahwa pengetahuan dan sikap yang baik tidak dapat mengendalikan kadar gula darah pada batas normal. Hal ini memberi gambaran bahwa dengan pengetahuan dan sikap yang baik belum cukup untuk dapat merubah perilaku, sehingga diperlukan intervensi lain seperti pemberian motivasi dengan membentuk tim motivator yang rutin memberikan motivasi kepada penderita untuk dapat mengendalikan kadar gula darah (Dewi, 2013). Menurut teori Benyamin Bloom (1908) (dalam Notoadmojo, 2012) , perilaku manusia dibagi dalam tiga domain sesuai tujuan pendidikan yaitu Kognitif, Afektif, dan Psikomotor. Psikomotor (practice) yaitu Kecenderungan orang untuk bertindak melakukan suatu tindakan perawatan karena adanya faktor dukungan keluarga, fasilitas dll. Hal ini memungkinkan penderita yang didukung oleh keluarga dengan fasilitas, waktu, uang dengan sangat mudah menjangkau pelayanan kesehatan. Untuk biaya kesehatan pada penderita diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi akan menyerap biaya yang lebih besar dari pada penderita yang tidak komplikasi dalam mempertahankan situasi sakit seumur hidupnya, disisi yang lain bila penyakit ini terkena pada usia produktif maka hal ini akan mempengaruhi kualitas hidupnya dan akan menjadi beban anggaran dalam keluarganya (Azwar Asrul, 1998) (Dalam As’ad, 2006). Kepatuhan terhadap jenis makanan, porsi makanan dan waktu makan yang dikhususkan
bagi penderita DM Tipe 2 sebagian besar responden patuh hanya sedikit yang kurang patuh. Uji statistik menunjukan ada hubungan antara Kepatuhan penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan kerugian ekonomi (Economic loss).Menurut Becker, 1979 (dalam Notoadmojo, 2012), Perilaku hidup sehat (healthy life style), yaitu perilaku –perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya atau pola/gaya hidup sehat (healthy life style). Perilaku ini mencakup diantaranya makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang yang memiliki kualitas dan kuantitas. Arti kualitas yang dimaksud yaitu mengandung zat – zat gizi yang diperlukan tubuh, sedangkan arti kuantitas yaitu dalam jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, umumnya di Indonesia di kenal dengan ungkapan empat sehat lima sempurna. Kepatuhan diet makanan dan pengelolahan terapiberguna mencegah penyakit diabetes melitus tipe 2 bertambah parah. Keadaan kesehatan penderita akan semakin burukbila terjadi gangguan padasistem organ seperti sistem kardiovaskuler, pernapasan, perkemihan, penglihatan serta sistem saraf, sehingga kerugian ekonomi yang dialami akan meningkat karena bukan saja mengeluarkan biaya untuk pengobatan Diabetes Melitustetapi bertambah lagi dengan pengobatan dari suatu komplikasi dari penderita DM tipe 2 tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Study Observasional terhadap inaktifitas Penderita Diabetes di Australia oleh Meltzer dkk, 2010, didapatkan bahwa kerugian ekonomi bagi penderita diabetes sangat besar terjadi namun bisa dihindari atau dikurangi karena pada umumnya masalah penyakit dapat dicegah kejadiannya maupun tingkat keparahan/komplikasi dari penyakit tersebutasalkan perilaku individu dapat melaksanakan pola hidup sehat dan aktifitas fisik secara teratur. Kepatuhan diet dapat ditingkatkan dengan drastis dengan memberikan penyuluhan oleh ahli gizi terampil pada pasien, kunjungan yang sering, adanya evaluasi, adanya dorongan dari dokter yang menyadari pentingnya pengontrolan bagi penderita diabetes dalam jangka lama. Dianjurkan kepada penyuluh atau ahli gizi untuk menggunakan gabungan prinsip belajar, yaitu informasi diberikan secara singkat, jelas dan komunikatif serta menekankan pada informasi yang penting untuk menjadikan pasien patuh. Informasi yang selektif dangan bahasa dan format yang sesuai. Informasi diberikan berulang – ulang secara lisan dan sederhana serta proses penyuluhan bertahap.
224 GIZIDO Volume 6 No. 2 November 2014
Hubungan Faktor Perilaku Muh Ali Makaminan
Sebagian besar responden memiliki minat aktifitas rendah dibandingkan yang memiliki aktifitas tinggi.Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara Minat aktifitas fisik dengan kerugian ekonomi (Economi loss). Aktifitas fisik adalah semua gerakan tubuh yang membakar kalori. Olah raga aerobik yang mengikuti serangkaian gerak tubuh akan menguatkan dan mengembangkan otot dan semua bagian tubuh.Setiap gerakan tubuh dengan tujuan meningkatkan dan mengeluarkan tenaga dan energi, yang biasa dilakukan atau aktivitas sehari-hari sesuai profesi atau pekerjaan. Sedangkan faktor resiko penderita DM adalah mereka yang memiliki aktivitas minim, sehingga pengeluaran tenaga dan energi hanya sedikit. Pada saat berolah, otot berkontraksi dan mengalami relaksasi dan glukosa akan dipakai atau dibakar untuk energy. Bila aktifitas fisik baik aktifitas kerja ringan maupun olah raga kita melakukannya dengan benar maka dapat membuat insulin menjadi lebih sensitif dan glukosa darah akan turun hingga dapat dipertahankan dalam batas normal. Setiap gerakan tubuh dengan tujuan meningkatkan dan mengeluarkan tenaga dan energi, yang biasa dilakukan atau aktivitas sehari-hari sesuai profesi atau pekerjaan. Sedangkan faktor resiko penderita DM adalah mereka yang memiliki aktivitas minim, sehingga pengeluaran tenaga dan energi hanya sedikit (IDF, 2003) Dalam penelitian Franco, et al, (2005), membuktikan bahwa berjalan kaki selama 30 menit/hari selama lima hari setiap minggu secara intens dapat meningkatkan harapan hidup 1,5 sampai 3 tahun.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Cadilhac, et al, 2011 tentang aktifitas fisik orang dewasa di Australia, menemukan penurunan ; penyakit sebesar 13% dari 45.000 kasus baru per tahun, 15% dari 13.000 kematian per tahun, 14% dari 174.000 DALY per tahun dengan potensi penghematan biaya disektor kesehatan AUD 96 juta (0,9% total biaya kesehatan tahunan) Menurut Perkeni (2011), Aktifitas fisik selain menjaga kesehatan & kebugaran tubuh bagi penderita DM Tipe 2 dapat mempertahankan glukosa darah pada batas normal. Dengan demikian perilaku ini sangat penting untuk dilakukan karena dengan begitu si penderita jarang untuk minum obat penurun kadar gula darah dan menghindari komplikasi atas penggunaan obat maka hal ini merupakan salah satu perilaku yang bisa mempengaruhi tinggi atau rendahnya kerugian ekonomi yang dialami oleh responden selama menderita penyakit DM Tipe 2. Besar dan luasnya permasalahan akibat penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 mengharuskan semua pihak untuk dapat berkomitmen dan
bekerjasama dalam melakukan penanggulangan penyakit tidak menular/non communicable desease .Kerugian yang diakibatkannya sangat besar, bukan hanya dari aspek kesehatan semata tetapi juga dari aspek sosial maupun ekonomi.Dengan demikian DM Tipe 2 merupakan ancaman terhadap cita-cita pembangunan meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh.Karenanya memerangi penyakit ini berarti pula memerangi terhadap kemiskinan, ketidakproduktifan, dan kelemahan akibat DM Tipe 2. Penelitian ini menguraikan besarnya kerugian ekonomi yang dialami oleh penderita DM Tipe 2 terhadap besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Total kerugian ekonomi (Economic loss) penderita DM Tipe 2 di poliklinik Endokrin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado didapatkan dari total biaya pengeluaran rumah tangga (House Hold Expenditure) yang meliputi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh responden pada setiap kunjungan untuk membayar obat, tindakan medis, pemeriksaan klinik laboratorium, adminitrasi/registrasi rawat jalan.Hasil penelitian terhadap 239 responden menunjukkan bahwa, total biaya kesehatan langsung yang dikeluarkan oleh penderita dalam satu kali kunjungan rawat jalan di Poliklinik Endokrin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado sebesar Rp. 217844100 dengan rata-rata pengeluaran sebesar Rp 911.482 per penderita. Untuk total Biaya tidak langsung Per tahun penderita DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado didapatkan sebesar Rp. 2.305.540.650, dengan rata – rata per tahunnya Rp. 9.646.614. Penelitian ini dilakukan pada responden yang mengalami penyakit DM Tipe 2 lebih dari 1 tahun, hal ini sangat mempengaruhi kemungkinan terjadinya komplikasi penyakit sehingga semakin banyak penderita mendapat perlakuan medis dalam pengobatan maupun perawatan dari penyakit tersebut dan hal ini akan berdampak pada pengeluaran biaya langsung oleh keluarga penderita. Biaya tidak langsung adalah adalah biaya yang dikeluarkan oleh responden pada setiap kunjungan untuk membayar makanan/ minuman, dan transportasi.Hasil penelitian terhadap 239 responden menunjukkan bahwa, total biaya kesehatan tidak langsung yang dikeluarkan oleh penderita dalam satu kali kunjungan rawat jalan di Poliklinik Endokrin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado sebesar Rp. 10.697.000 dengan rata-rata pengeluaran sebesar Rp 44.757 per penderita. Untuk total Biaya tidak langsung Per tahun penderita DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
225 GIZIDO Volume 6 No. 2 November 2014
Hubungan Faktor Perilaku Muh Ali Makaminan
didapatkan sebesar Rp. 104.490.000, dengan rata – rata per tahunnya Rp. 437197. Biaya tidak langsung pada sebagian responden dipengaruhi oleh jarak dan sarana transpotasi dari tempat tinggal ke tempat pelayanan kesehatan. Penderita diabetes melitus tipe 2 ada yang berasal dari daerah kab/kota yang jauh dari jarak rumah sakit, tentunya akan berdampak pada pengeluaran biaya makan/minum dan transportasi yang berbeda untuk setiap penderita DM Tipe 2. Hasil penelitian ini, didapatkan kerugian ekonomi (Economic loss) Berdasarkan pengeluaran total biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost) maka didapatkan kerugian ekonomi (Economic loss) atas pengeluaran rumah tangga (house hold expendicture) dari penderita DM Tipe 2 dalam satu kali kunjungan yaitu sebesar Rp. 217844100 dengan rata–rata kerugian ekonomi (Economic loss) Rp. 911482 Kondisi sakit akan menimbulkan kerugian ekonomi bagi penderita, keluarga maupun terhadap pemerintah. Anggapan bahwa kesehatan merupakan hal yang konsumtif merupakan persepsi yang sangat keliru.Penelitian tentang kerugian ekonomi akibat kesehatan yang buruk pada beberapa penyakit infeksi / penyakit menular sudah ada yang melakukan.Dalam penelitian Yang dkk, (2012) di Amerika Serikat tentang biaya kerugian ekonomi karena Diabetes, menunjukan bahwa biaya kesehatan langsung US$ 176 milliar dan US$ 69 milliar utk biaya tidak langsung, total biaya ekonomi sebesar US$ 245 milliar. Jumlah kerugian ekonomi karena diabetes di Amerika masih lebih besar di bandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013. Beban biaya kesehatan membawa dampak kerugian ekonomi, hal ini dapat dipengaruhi beberapa seperti faktor lingkungan , social Kultural maupun kondisi penyakit dan penderita serta dapat pula dipengaruhi nilai keekonomian suatu daerah atau Negara terhadap barang dan jasa sangat berbeda (Maidin, 2004). KESIMPULAN DAN SARAN Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap penderita penderita DM Tipe 2 dengan Kerugian ekonomi, sedangkan kepatuhan terhadap Diet dan minat aktifitas fisik penderita DM Tipe 2 berhubungan dengan Kerugian ekonomi (Economic Loss). Para pengambil kebijakan lebih memprioritas upaya kesehatan promotif dan preventif dari pada upaya kuratif dan rehabilitatif terhadap pemecahan masalah kesehatan di masyarakat, agar keluarga penderita lebih aktif dalam setiap program pengobatan dan perawatan agar keluarga ikut
serta mendorong penderita tetap patuh untuk menjaga diet dan rajin melakukan aktifitas fisik, perlunya penyebaran informasi kesehatan menyangkut masalah penyakit Diabetes melitus, sebaiknya penelitian lanjut untuk mengukur goverment expendicture dan Disability Adjusted Life Years (DALY) serta mengontrol recall bias. DAFTAR PUSTAKA 1.
As’ad H.(2006). Kerugian Ekonomi (Economic Loss) Pasien Rawat Inap Usia Produktif Lima Penyakit Di RSUD Kab. Mamuju. Tesis tidak diterbitkan, Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin, Makassar 2. Bustan. M.N.(2007). Epidemiologi Penyakit tidak Menular, Rineka Cipta, Jakarta 3. Cadilhac A Dominique, Toby B. Cumming, Lauren Sheppard, Dora C Pearce, Rob Carter, and Anne Magnus.(2011). The economic benefits of reducing physical inactivity : an Australian example, Biomed Central,8:99. Diakses 8 April 2013. 4. Dinkes Prop. SULUT.(2008).Profil Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara, Manado. 5. Franco O.H, De laet C, Peteers A, Jonker J, Mackenbach J, Nusseldar W.(2005). Effect of physical activity on life expectancy with cardiovascular disease.Arch Intern Med, 165 (20) : 2355 – 2360. 6. Hermin.A.(2010). Hubungan Perilaku Makan Dengan Kadar Gula Darah Penderita DM Tipe 2 Rawat Inap Di RSUD Undata Palu, Tesis tidak diterbitkan, Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin, Makassar 7. IDF.(2003).Diabetes Atlas Global burden : prevalence and project. (on line) (http://www.diabetesatlas.org/conten/diabete sand-impaired-glucose-tolerance). Diakses 6 April 2013 8. Maidin, Alimin.(2004). Economic Loss “ Masyarakat Toraja Akibat Sakit Dan Kematian Dini Di Propinsi Sulawesi Selatan, Disertasi tidak diterbitkan, PPS UNHAS, Makassar. 9. Meltzer D.O, Jena AB.(2010). The economics of intense exercise, Journal Health Econ, 29 (3) : 347 – 352. Diakses 8 April 2013. 10. Notoatmodjo.S.(2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta 11. Novitasari, Retno.(2012). Diabetes Melitus Lengkap Dengan Senam DM, Nuha Madika, Yogyakarta. 12. Perkeni.(2011). Empat pilar pengelolahan diabetes, (on line)
226 GIZIDO Volume 6 No. 2 November 2014
13.
14.
15.
16.
Hubungan Faktor Perilaku Muh Ali Makaminan
(http://www.smallcrab.com/). Diakses 7 April 2013. Dewi, Rosita Purnama. (2013). Faktor Risiko Perilaku yang Berhubungan dengan Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kabupaten Karanganyar.Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 2. No 1. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas di Ponogoro: Semarang. http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm/ar ticle/view/1557.21 Maret 2013. RSUP Dr. R. D. Kandou Manado.(2012). Laporan Kegiatan Tahun 2012, Poliklinik Endokrin. Witasari. U, Setyaningrum, Rahmawaty.(2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Asupan Karbohidrat dan Serat Dengan Pengendalian Kadar Glukosa Darah Pada Penderita DM Tipe 2, Jurnal Penelitian Sains Dan Tenologi, vol 10,No.2.2009:130 – 138. diakses 24 Juli 2013 Yang W,Timothy M, Dall, Pragna Halder, Paul Gallo, Stacy L. Kowal,and Paul Hogan.(2012).Economis Cost of Diabetes in U.S. in 2002, American Diabetes Association, published online March 6 2013.