Manajemen Risiko
Risk Management
Manajemen risiko Bank telah diterapkan dengan melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko. Identifikasi risiko pada setiap unit kerja dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko dan dibantu oleh unit kerja terkait dengan memperhatikan setiap jenis risiko yang melekat pada setiap aktivitas Bank serta mengantisipasi dampak risiko yang terjadi. Pengawasan risiko dilakukan menggunakan profil risiko Bank sehingga dapat diperoleh gambaran efektifitas penerapan manajemen risiko Prima Master Bank. Penilaian profil risiko Bank didukung dengan adanya risk event dalam setiap unit kerja yang dilaporkan kepada Satuan Kerja Manajemen Risiko secara berkala. Pemantauan dalam setiap potensi risiko yang telah diidentifikasi dilakukan melalui kerjasama dengan Satuan Kerja Audit Intern, dengan membandingkan hasil audit dan risk event yang telah dilaporkan kepada Satuan Kerja Manajemen Risiko.
The Bank has implemented risk management by identifying, measuring, monitoring and controlling risks. Identification of risk on each unit performed by the Risk Management Unit and assisted by working units associated with attention to every type of risk inherent in any activities of the Bank and to anticipate the impact of the risk occurring. Risk monitoring is done using the Bank's risk profile in order to obtain an overview effectiveness of risk management Prima Master Bank. Bank's risk profile assessment is supported by the risk event in each working unit reported to the Risk Management Unit regularly. Monitoring in each of the potential risks that have been identified conducted in cooperation with the Internal Audit Unit, by comparing the results of the audit and risk events that have been reported to the Risk Management Unit.
Penerapan manajemen risiko dilakukan dengan menetapkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang diatur dalam 4 (empat) kerangka dasar, yaitu :
Application of risk management is done by setting the risk management policies and procedures set out in 4 (four) basic framework, namely :
1. 2. 3.
1.
4.
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko Sistem pengendalian internal yang menyeluruh
2. 3. 4.
Monitoring from The Board of Commissioners and The Board of Directors. The Adequacy of policies, procedures and limits The Adequacy of identification, measurement, monitoring and control of risk and risk management information system The overall system of internal control
Bank secara berkala mengevaluasi dan mengembangkan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan, dengan tujuan untuk penyempurnaan penerapan manajemen risiko. Selain kebijakan dan prosedur manajemen risiko, Bank juga menetapkan kebijakan limit Risk Appetite dan Risk Tolerance yang berlaku untuk membatasi risiko yang dapat diterima oleh Bank, menetapkan batasan risiko dan pengendalian dengan harapan tidak menimbulkan kerugian bagi Bank.
A bank periodically evaluates and develops policies and procedures that have been established, with the aim of improvement of risk management. In addition to risk management policies and procedures, the Bank also establishes a policy limit of Risk Appetite and Risk Tolerance applies to limit the risk that is acceptable to the Bank , set risk limits and controls with no expectation to incur losses for the Bank .
Secara periodik Bank melakukan sosialisasi kesadaran risiko bagi seluruh karyawan untuk meningkatkan pemahaman maupun kemampuan karyawan dalam mengidentifikasi dan memitigasi kemungkinan risiko yang timbul.
Bank periodically disseminate risk awareness for all employees to improve the understanding and the ability of employees to identify and mitigate the possible risks arising.
Bank juga telah menerapkan fungsi manajemen risiko secara terpadu dan terkoordinir untuk meningkatkan kinerja Bank, dimana Bank telah membentuk Komite Pemantau Risiko, Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko. Komite Pemantau Risiko beranggotakan komisaris Bank dan pihak independen. Komite Manajemen Risiko beranggotakan Direktur Kepatuhan, Direktur Komersial, beberapa pejabat eksekutif dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.
The Bank also has implemented an integrated risk management function and coordinated to improve the performance of the Bank, which the Bank has established a Risk Monitoring Committee, Risk Management Committee and Risk Management Unit. Risk Monitoring Committee comprised of commissioners Bank and independent parties. The Risk Management Committee consists of the Director of Compliance, Commercial Director, several executives and Risk Management Unit.
Sesuai dengan kompleksitas usaha, Bank telah mengelola 8 (delapan) jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko stratejik dan risiko reputasi.
In accordance with the complexity of the business, the Bank has been managing eight (8) types of risk are credit risk, liquidity risk, market risk, operational risk, compliance risk, legal risk, strategic risk and reputation risk.
Prima Master Bank
1/25
Manajemen Risiko
Risk Management
Pengungkapan permodalan serta pengungkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko bank, meliputi :
Capital disclosure and the disclosure of risk exposures and risk management of banks, include :
PERMODALAN
CAPITAL
a.
Manajemen permodalan Bank digunakan untuk mempertahankan posisi modal yang dipersyaratkan, sehingga dapat mendukung Rencana Bisnis Bank, serta sebagai sarana mitigasi atas risiko yang timbul. Bank juga memiliki stress test berdasarkan skenario tertentu yang digunakan dalam menentukan kebutuhan dana baik dalam kondisi normal maupun dengan skenario terburuk.
a.
The Bank capital management is used to maintain the required capital position, so as to support the Bank's business plan, as well as a means of mitigating the above risks arising. Banks also have the stress test based on specific scenarios used in determining funding requirements both under normal conditions and with a worst-case scenario.
b.
Peringkat komposit Profil Risiko Bank mencerminkan kondisi yang sehat. Berdasarkan ketentuan dari regulator, modal minimum Bank yang harus disediakan sesuai dengan Profil Risiko tersebut adalah 9% - 10% dari ATMR dan saat ini Bank memiliki rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) sebesar 14,18%.
b.
The Composite rating reflects the Bank's Risk Profile healthy condition. Under the terms of the regulators , the Bank's minimum capital to be provided in accordance with the risk profile is 9% - 10% of risk weighted assets and current Bank has capital adequacy ratio (CAR) of 14.18 %.
Tabel 1. Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum (dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2014 KOMPONEN MODAL
(1) I
(2)
Bank
Konsolidasi
Bank
Konsolidasi
(3)
(4)
(5)
(6)
KOMPONEN MODAL A. Modal Inti
218,472
218,472
1
Modal disetor
200,000
200,000
2
Cadangan Tambahan Modal
18,472
18,472
3
Modal Inovatif
4
Faktor Pengurang Modal Inti
B. Modal Pelengkap
16,107
16,107
1
1 Level Atas (Upper Tier 2)
16,107
16,107
2
2 Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti
3
3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap
5
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Kepentingan Non Pengendali
C. Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap Eksposur Sekuritisasi D. Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) E. Modal Pelengkap Tambahan Yang Dialokasikan Untuk Mengantisipasi Risiko Pasar II
TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B - C)
234,579
234,579
III
TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP,DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A + B - C + E)
234,579
212,110
IV
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT
1,525,218
1,525,218
V
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL
129,135
129,135
VI
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR
14.18%
12.82%
A. Metode Standar B. Model Internal VII
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT,RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)]
Prima Master Bank
2/25
Manajemen Risiko
Risk Management
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION
Penerapan Manajemen Risiko dalam Bank telah dilakukan cukup efektif dan menyeluruh, proses penerapan manajemen risiko mulai dari identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko telah dijalankan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR). SKMR berada dibawah Direktur Kepatuhan, bersifat independen dan tidak terlibat dalam operasional serta tidak memiliki kewenangan bisnis. Dalam melakukan proses penerapan manajemen risiko, SKMR bekerjasama dengan seluruh risk taking unit serta Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dalam pengawasan risiko.
The Application of Risk Management in Banks have done quite effective and thorough risk management process starting from the identification, measurement, monitoring and risk control which has been carried out by the Risk Management Unit (RMU). RMU under the Director of Compliance , is independent and does not involve in the operations of a business and does not have the authority. In the process of risk management, RMU work with all risk-taking unit and the Internal Audit Unit (IAU) under the supervision of risk.
Bank memiliki Komite Manajemen Risiko yang bertanggung jawab untuk membahas kegiatan yang terkait dengan manajemen risiko, meliputi kebijakan, prosedur maupun limit manajemen risiko. Keanggotaan Komite Manajemen Risiko terdiri dari Direktur Kepatuhan, Direktur Komersial, beberapa pejabat eksekutif dan Satuan Kerja Manajemen Risiko..
The Bank has a Risk Management Committee which is responsible for discussing activities related to risk management, including policies, procedures and limits of risk management. The Risk Management Committee consists of the Director of Compliance, Commercial Director, several executive officers and Risk Management Unit.
Dewan Komisaris juga ikut memantau proses manajemen risiko melalui Komite Pemantau Risiko yang beranggotakan komisaris Bank dan pihak independen. Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi pelaksanaan kinerja Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko, serta merekomendasikan perbaikan.
The Board of Commissioners also participate in monitoring the risk management process through the Risk Monitoring Committee comprising the board of commissioners and independent parties. Risk Monitoring Committee evaluates the implementation performance of the Risk Management Unit and Risk Management Committee, and recommend improvements.
Bank memantau dan mengendalikan risiko melalui profil risiko, serta menetapkan limit risiko, baik secara keseluruhan, per jenis risiko maupun per aktivitas fungsional tertentu yang memiliki eksposur risiko. Profil risiko dari Bank selalu dipantau agar tidak melebihi limit dan masuk dalam risk appetite Bank.
A bank monitor and controlls risk through risk profiles, and establishes risk limits, either as a whole, per type of risk or per specific functional activities that have a risk exposure. The risk profile of the Bank is always monitored so as not to exceed the limit and into the Bank's risk appetite.
PENGELOLAAN RISIKO
RISK MANAGEMENT
Pengelolaan risiko terdiri dari 8 (delapan) risiko yang terdiri dari :
Risk management consists of 8 ( eight ) risk namely :
1. Risiko Kredit Risiko kredit merupakan risiko kerugian akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat timbul dari berbagai aktivitas fungsional Bank seperti perkreditan (pembiayaan), aktivitas tresuri, investasi dan pembiayaan perdagangan (trade finance).
1. Credit Risk A Credit risk is the risk of loss due to the failure of counterparties (counterparties) to meet its obligations . The Credit risk can arise from a variety of functional activities such as bank credit (financing), treasury activities, investment and trade finance (trade finance).
Pengelolaan risiko kredit dalam Bank dilakukan dengan melakukan kajian sektor ekonomi dari seluruh kredit yang diberikan, sehingga dapat menghindari risiko konsentrasi kredit pada sektor tertentu serta mampu untuk memitigasikan risiko kredit terhadap sektor ekonomi yang memiliki potensi eksposur besar. Pengelolaan risiko kredit dalam Bank juga dilakukan dengan melakukan proses analisa kredit atas potensi risiko yang timbul melalui proses Compliant Internal Control Self Assessment dan Credit Risk Rating, sehingga akan di dapat nilai risiko atas kredit yang diajukan, sebagai pertimbangan bagi komite kredit untuk mengambil keputusan atas kredit yang diajukan.
The Management of credit risk in the Bank is done with a review of the entire economic sector loans, so as to avoid the risk of credit concentration in a particular sector and is able to mitigate the credit risk of the economic sector that has great potential exposures. The Management of credit risk in the Bank is also done by performing credit analysis process over the potential risks that arise through the process of Compliant Internal Control Self Assessment and Credit Risk Rating, so it will be able to value the credit risk proposed, as the consideration for the credit committee to take decisions on credit proposed.
Prima Master Bank
3/25
Manajemen Risiko
Risk Management
Pengelolaan risiko kredit dalam Bank diterapkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi jenis risiko kredit yang melekat dalam operasional perbankan, memitigasikan potensi dampak risiko yang timbul, meningkatkan ekspansi kredit yang sehat agar terhindar dari penurunan kualitas kredit (Non Performing Loan / NPL) bahkan terhindar dari kerugian yang diakibatkan oleh kredit macet.
The Bank's credit risk management is applied in order to identify the type of credit risk inherent in banking operations, mitigates the potential impact of risks that arise , increase healthy credit expansion in order to avoid a decline in credit quality (non-performing loans/NPL) even avoid losses caused by credit with collectability 5.
Bank telah menetapkan kebijakan limit risiko kredit, yang meliputi Limit NPL, Konsentrasi Kredit, Pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dan Agunan serta pertumbuhan kredit. Limit risiko kredit ditentukan, dengan tujuan agar Bank mampu mengelola pertumbuhan kredit secara efektif tanpa mengabaikan potensi risiko yang timbul. Limit risiko kredit yang telah ditentukan berfungsi sebagai early warning signal, sehingga ketika kredit yang diberikan masih sesuai dengan risk appetite yang telah ditentukan, Bank masih dalam kondisi sehat, tetapi ketika kredit yang diberikan telah mencapai risk tolerance yang telah ditentukan Bank, maka Bank harus mengambil langkah mitigasi atas potensi risiko yang dapat terjadi.
The Bank has established a policy of credit risk limits , which includes limits credit risk, concentration of credit , Exceedances of Legal Lending Limit (LLL) , Allowance for Impairment Losses (CKPN) and Collateral and credit growth. The Credit risk limits are determined , with the aim that the Bank is able to effectively manage credit growth without ignoring the potential risks arising. The Credit risk limits have been determined to function as an early warning signal , so that when the loans are still in accordance with the risk appetite that has been determined , the Bank is still in good health, but when the loans have reached a predetermined risk tolerance Bank, the Bank must take mitigation of potential risks that may occur .
CKPN kredit adalah penyisihan yang dibentuk apabila nilai tercatat kredit setelah penurunan nilai, kurang dari nilai tercatat awal.
Credit Allowance for Impairment Losses is established allowance if the carrying value after impairment, less than the initial carrying value.
CKPN individual dibentuk untuk kredit yang diberikan dengan status tunggakan lebih dari 45 hari dan memenuhi salah satu kriteria dibawah ini :
CKPN individually formed for loans with arrears status of more than 45 days and meet one of the following criteria:
a.
a. The loans which individually have significant value and objective evidence of impairment.
b.
Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai.
b. The Loans which individually have no significant value and objective evidence of impairment.
CKPN Kolektif dibentuk untuk kredit yang diberikan dengan status tunggakan lebih dari 45 hari dan memenuhi salah satu kriteria dibawah ini :
CKPN Collective formed for loans with arrears status of more than 45 days and meet one of the following criteria :
a.
Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan dan tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai.
a. The loans which individually have significant value and no objective evidence of impairment.
Sebagai salah satu langkah mitigasi risiko kredit, Bank mewajibkan debitur memberikan agunan yang marketable dalam pengajuan permohonan kredit. Jenis agunan yang diterima Bank antara lain cash collateral, aktiva tetap, mesin dan kendaraan bermotor.
As One of the credit risk mitigation, the Bank requires the borrowers providing collateral that is marketable in the filing of the loan application. Types of collateral received by the Bank include cash collateral, fixed assets, machinery and motor vehicles.
b.
Prima Master Bank
b. The loans which individually have no significant value and no objective evidence of impairment.
4/25
Manajemen Risiko
Risk Management
2. Risiko Pasar Secara umum risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Risiko pasar antara lain terdapat pada aktivitas fungsional Bank seperti kegiatan tresuri dan kegiatan investasi dalam bentuk surat berharga.
2. Market Risk In general, the market risk is the risk on balance sheet and off balance sheet positions, including derivative transactions, due to overall changes in market conditions, including the risk of price changes in the option. Among others a market risk containes in the functional activity of the Bank as treasury activities and investment activities in the form of securities.
Saat ini Bank hanya terekspos risiko pasar yang terkait dengan suku bunga. Pengelolaan risiko suku bunga dilakukan terhadap posisi instrumen keuangan dalam trading book maupun banking book. Risiko suku bunga dalam trading book dihitung dengan metode standar sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Risiko suku bunga dalam banking book dikelola dengan melakukan analisa repricing gap antara Risk Sensitive Assets (RSA) dan Risk Sensitive Liabilities (RSL). Analisa dilakukan untuk mengukur sensitivitas pendapatan bunga bersih atas pergerakan suku bunga.
Currently a bank is only exposed to market risk associated with interest rates. The Interest rate risk management is done on the position of financial instruments in the trading book and the banking book. The Interest rate risk in the trading book is calculated by standard methods in accordance with the provisions of the applicable Bank Indonesia. Interest rate risk in the banking book is managed by analyzing the repricing gap between Risk Sensitive Assets (RSA) and Risk Sensitive Liabilities (RSL). Analysis was conducted to measure the sensitivity of net interest income over interest rate movements.
Bank melakukan stress testing secara berkala, terutama dalam pemenuhan indikator penilaian dalam profil risiko pasar. Stress test berguna untuk mengidentifikasikan kejadian yang berdampak cukup besar dan mengevaluasi kemampuan Bank dalam menutup kerugian atas dampak yang ditimbulkan. Stress test juga berguna untuk memitigasikan risiko serta memelihara kecukupan modal.
A bank conducts periodic stress testing, especially in the indicators in the assessment of market risk profile. Stress tests are useful to identify events that impact large enough to evaluate the ability of the Bank to cover losses on impact. Stress tests are also useful to mitigate risk and maintain capital adequacy.
3. Risiko Operasional Risiko operasional merupakan risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Risiko operasional dapat menimbulkan kerugian keuangan secara langsung maupun tidak langsung dan menimbulkan potensi kesempatan yang tidakberhasil diraih untuk memperoleh keuntungan.
3. Operational Risk An Operational risk is the risk due to insufficient and/or failed internal processes, human error, system failure and/or the presence of an external event affecting the operations of the Bank. The Operational risk can lead to financial loss directly or indirectly and pose a potential opportunity which is unsuccessful to be achieved.
Risiko operasional dapat melekat di setiap aktivitas Bank, yakni melekat pada aktivitas perkreditan, tresuri dan investasi, operasional dan jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrumen utang, teknologi sistem informasi dan sistem informasi manajemen serta pengelolaan sumber daya manusia.
An Operational risks to get the profit inherents in any activity to the Bank, which is attached to the activity of lending, treasury and investment, operations and services, trade finance, funding and debt instruments, information systems technology and management information systems and human resource management.
Bank telah menetapkan kebijakan dan prosedur dalam pengelolaan risiko operasional. Pengelolaan risiko operasional Bank dilakukan melalui self assessment dari risk taking unit yang secara berkala diserahkan kepada SKMR. Self assessment yang telah disampaikan digunakan sebagai perbandingan dalam penilaian profil risiko Bank. Self assessment yang dilakukan oleh masing-masing risk taking unit merupakan salah satu sarana penerapan budaya sadar risiko dalam aktivitas operasional Bank.
The Bank has established the policies and the procedures in the management of operational risk. The risk management of bank operation is done through a selfassessment of risk taking units which are periodically submitted to RMU. Self-assessment that was submitted is used as a comparison in the assessment of the risk profile of the Bank. Self assessment performed by each risk taking unit is one of the means of applying a risk awareness culture within the Bank's operational activities.
Prima Master Bank
5/25
Manajemen Risiko
Risk Management
Kerugian yang telah diperkirakan dalam risiko operasional telah dibebankan dalam komponen pricing asset, sedangkan kerugian operasional yang tidak diperhitungkan telah diantisipasi dengan modal melalui perhitungan ATMR risiko operasional. Sebagai bentuk mitigasi atas potensi risiko operasional, Bank melakukan pengukuran risiko operasional melalui indikator yang melekat dalam perhitungan profil risiko Bank. Indikator dalam profil risiko Bank disesuaikan dengan limit yang telah ditetapkan oleh Bank.
The losses which have been estimated in the operational risk component has been charged in the pricing of assets, while operating loss which is not taken into account has been anticipated by capital through the calculation of operational risk RWA. As the shape of the potential mitigation of operational risk, the Bank does the operational risk measurement through indicators that are inherent in the calculation of the Bank's risk profile. The Indicators in the Bank's risk profile are adjusted to the limit set by the Bank.
Bank telah menetapkan risk appetite yang digunakan sebagai limit risiko yang mampu diterima oleh Bank dan menetapkan risk tolerance sebagai batas limit yang dapat merugikan Bank, sehingga Bank mampu mengambil tindakan untuk mencegah potensi kerugian risiko operasional.
The Bank has set a risk appetite that is used as a risk limit that is able to be accepted by the Bank and establishes the risk tolerance as the limit which can be detrimental to the Bank, so the Bank is able to take action to prevent potential losses of operational risk.
Salah satu bentuk risiko operasional adalah fraud, baik yang disebabkan dari internal maupun eksternal. Bank telah menyusun kebijakan dan prosedur penerapan strategi anti fraud. Dalam penerapan anti fraud, Bank telah membentuk Fungsi Anti Fraud, dan menunjuk Anti Fraud Officer yang bertugas untuk menindaklanjuti indikasi adanya fraud. Guna mendukung penerapan strategi anti fraud, Bank telah mengikutsertakan pejabat anti fraud dalam pelatihan yang terkait dengan penerapan anti fraud dan akan melakukan sosialisasi strategi anti fraud kepada seluruh karyawan.
One form of operational risk is fraud, whether it is caused by internal or external resulting. a bank has developed policies and procedures for the implementation of antifraud strategy. In the application of the anti- fraud , the Bank has established a Function of Anti Fraud and Anti- Fraud Officer appointed duty to follow up on indications of fraud. To support the implementation of anti- fraud strategy, the Bank has included anti- fraud officers in training related to the implementation of anti- fraud and will disseminate antifraud strategy to all employees.
4. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas merupakan risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. Risiko likuiditas melekat pada aktivitas fungsional perkreditan, aktivitas tresuri dan kegiatan hubungan koresponden dengan Bank lain.
4. Liquidity Risk A liquidity risk is the risk due to the inability of the Bank to meet its maturing obligations from cash flow funding sources and/or of high quality liquid assets that can be pledged, without disturbing the activities and financial condition of the Bank. The liquidity risk inherents in the activity of lending, treasury activities and events correspondent relationship with another bank.
Pemantauan likuiditas Bank dilakukan secara harian guna memastikan kecukupan dana dan dilaporkan oleh bagian Tresuri yang mengelola aliran dana masuk dan keluar, posisi aset likuid primer serta rasio likuiditas Bank. Bagian Tresuri juga mengawasi posisi primary reserve dan secondary reserve untuk memastikan kecukupan likuiditas Bank, sehingga tidak mengganggu aktivitas Bank terutama dalam melakukan proses kliring. Pemantauan atas Gap Likuiditas juga dilakukan oleh SKMR dengan melakukan analisa Standardized Gap Report berdasarkan sisa waktu sampai dengan jatuh tempo.
A bank liquidity monitoring is done on a daily basis in order to ensure sufficient funds and reported by the Treasury which manages part of the flow of funds in and out, the position of primary liquid assets and liquidity ratios. Part Treasury also oversees primary position and secondary reserves to ensure adequate liquidity, so it does not interfere with the activity of the Bank, especially in the process of clearing . The Liquidity Gap monitoring was also conducted by RMU by analyzing the Standardized Gap Report based on the remaining period to maturity.
Bank telah membuat stress test likuiditas yang digunakan sebagai indikator untuk memantau likuiditas Bank, yang dilakukan secara berkala dengan membuat beberapa skenario untuk menguji kekuatan Bank ketika dalam keadaan likuiditas normal, rendah maupun tinggi. Stress Test likuiditas Bank juga digunakan sebagai bantuan dalam mengambil keputusan untuk mengelola keuangan Bank, sehingga Bank tidak kelebihan maupun kekurangan likuiditas sehingga kondisi likuiditas Bank menjadi lebih optimal dan stabil.
The Bank has made a liquidity stress test which is used as an indicator to monitor the Bank's liquidity, which is done periodically to make several scenarios to test the strength of bank liquidity when in a state of normal, low or high. Stress Test Bank liquidity is also used as an aid in making decisions to manage financial condition, so that no excess or shortage of bank liquidity so that the liquidity conditions become more optimal and stable.
Prima Master Bank
6/25
Manajemen Risiko
Risk Management
Bank telah menetapkan kebijakan dan prosedur limit risiko likuiditas. Melalui profil risiko Bank, SKMR melakukan pemantauan risiko likuiditas agar sesuai dengan risk appetite dan segera menginformasikan kepada pihak terkait untuk melakukan mitigasi ketika risiko likuiditas telah mencapai risk tolerance Bank.
The Bank has established the policies and the procedures limit liquidity risk. Through the Bank's risk profile, RMU monitoring the risk liquidity to match the risk appetite and immediately informs to the relevant parties in order to mitigate liquidity risk when it has reached the Bank's risk tolerance.
5. Risiko Hukum Risiko Hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.
5. Legal Risk A legal risk is the risk caused by the weakness of the juridical aspect, which is partly due to the demands of law, the absence of legislation that supports or weaknesses such as non-compliance with the terms of the engagement contract validity and binding collateral is not perfect.
Dalam penerapan manajemen risiko hukum, SKMR dapat bekerja sama dengan bagian legal di kantor pusat untuk melakukan review maupun evaluasi atas setiap kebijakan maupun perjanjian dengan pihak ketiga sehingga kebijakan maupun pasal-pasal dalam perjanjian dengan pihak ketiga dapat terhindar dari potensi risiko hukum. Bank juga melakukan pendokumentasian penggunaan best practice maupun mendokumentasikan penyelesaian setiap permasalahan hukum yang pernah terjadi dengan menggunakan undang-undang yang berlaku sebagai acuan atau dasar penyelesaian Bank ketika mengalami masalah yang sama.
In the application of legal risk management, RMU can cooperate with the legal section at the central office to conduct a review and evaluation of all policies and agreements with third parties so that policy and the clauses in agreements with third parties can avoid the potential legal risks. The Bank also makes the document of the use of best practices and the document of the completion of any legal issues that have occurred with the use of the applicable law as a reference or base settlement bank when experiencing the same problem.
Mitigasi potensi kerugian risiko hukum juga dilakukan dengan melakukan pemeliharaan atas dokumen pendukung terkait perjanjian yang dibuat dengan pihak ketiga sehingga dapat menghindari adanya potensi kerugian ketika terjadi adanya gugatan dari pihak yang bersangkutan serta meminimalkan risiko hukum yang mungkin terjadi.
The mitigation of potential legal risk losses is also done by performing maintenance on the supporting documents related to the agreement made with third parties so that they can avoid any potential losses in the event of any appeal of the parties concerned and to minimize legal risks that may occur .
Bank juga telah menetapkan kebijakan dan prosedur limit risiko hukum. Melalui profil risiko Bank, SKMR melakukan pemantauan indikator risiko hukum agar sesuai dengan risk appetite dan segera menginformasikan kepada pihak terkait untuk melakukan mitigasi ketika risiko hukum sampai pada batas risk tolerance Bank. Disamping itu juga mengamati potensi terjadinya risiko hukum terkait produk-produk layanan Bank melakukan review atas syarat dan ketentuan yang diberlakukan kepada nasabah.
The Bank also has established the policies and the procedures also limiting the legal risks. Through the Bank's risk profile, RMU monitors the indicator of the legal risk to conform with the risk appetite and immediately informs the relevant parties to mitigate legal risks when it comes to the Bank's risk tolerance limits. Besides, it also observes the potential legal risks related the products of bank services to review based on the terms and conditions applied to customers.
6. Risiko Stratejik Risiko stratejik merupakan risiko yang terjadi akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan atau pelaksanaan keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Risiko stratejik berhubungan dengan keputusan jangka panjang Bank yang tertuang dalam rencana bisnis Bank maupun terhadap suatu strategi Bank yang baru diterapkan untuk mengembangkan bisnis Bank.
6 . Strategic Risk A strategic risk is the risk that occurs as a result of inaccuracies in the making and or the implementation of strategic decisions and failure to anticipate changes in the business environment. The Strategic risk is associated with the Bank's long- term decisions which contain in the business plan of the bank or the bank's new strategy which is applied to develop the Bank's business.
Prima Master Bank
7/25
Manajemen Risiko
Risk Management
Dalam penerapan manajemen risiko stratejik, SKMR melakukan pemantauan risiko stratejik dengan membandingkan pencapaian yang telah dilakukan Bank terhadap Rencana Bisnis Bank (RBB). Hasil perbandingan RBB dengan realisasi dituangkan dalam indikator penilaian profil risiko Bank, sehingga SKMR mampu mereview maupun mengevaluasi atas rencana yang tertuang dalam RBB serta memberikan kajian tersebut baik kepada Direksi secara langsung maupun melalui Komite Manajemen Risiko. Bank telah menetapkan kebijakan dan prosedur limit risiko stratejik. Melalui indikator profil risiko stratejik, SKMR dapat memantau risiko stratejik agar sesuai dengan risk appetite Bank dan segera menginformasikan kepada pihak terkait untuk melakukan mitigasi ketika risiko stratejik sampai pada batas risk tolerance Bank.
In the application of strategic risk management, the strategic risk RMU monitors by comparing the achievements that have been made to the Bank's Business Plan (BBP). The result of BBP comparison with actual results is outlined in the Bank's risk profile assessment indicators , so RMU capable of reviewing and evaluating the above plans which are contained in the Business Plan and gives a good review to the Board of Directors directly or through the Risk Management Committee .
7. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Risiko kepatuhan melekat pada peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku, antara lain ketentuan kewajiban pemenuhan modal minimum sesuai dengan profil risiko, Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), Kualitas Aktiva Produktif, penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan ketentuan lainnya. Dalam penerapan manajemen risiko kepatuhan, SKMR melakukan pemantauan risiko kepatuhan melalui indikator dari profil risiko kepatuhan, meliputi jumlah maupun frekuensi pelanggaran yang dilakukan Bank, jenis pelanggaran atau ketidakpatuhan Bank, signifikansi tindak lanjut Bank atas ketidakpatuhan tersebut serta pelanggaran atas ketentuan transaksi keuangan tertentu. SKMR juga bekerja sama dengan Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) untuk melakukan pemantauan atas peraturan maupun kebijakan regulator yang baru, sehingga Bank tidak tertinggal informasi maupun kewajiban atas pemenuhan peraturan dan kebijakan regulator yang baru. SKK juga bertanggung jawab terhadap penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU & PPT) di Bank. Bank telah menetapkan kebijakan dan prosedur limit risiko kepatuhan. Melalui indikator profil risiko kepatuhan, SKMR dapat memantau risiko kepatuhan Bank agar sesuai dengan risk appetite Bank dan segera menginformasikan kepada pihak terkait untuk melakukan mitigasi ketika risiko kepatuhan sampai pada batas risk tolerance Bank.
7. Compliance Risk A compliance risk is the risk that causes the Bank not to comply with or implement legislation and other applicable regulations. Compliance risk inherents in the laws and regulations, including the provisions of the minimum capital obligations in accordance with the risk profile, Legal Lending Limit (LLL), Productive Assets Quality, the implementation of Good Corporate Governance (GCG) and other provisions.
Prima Master Bank
The Bank has established policies and procedures limit strategic risk. Through the strategic risk profile indicators, RMU can monitor strategic risk to match the Bank's risk appetite and immediately inform the relevant parties to mitigate when strategic risk achieves the Bank's risk tolerance limits.
In compliance risk management, RMU monitors through the indicators of compliance risk profile, including the number and frequency of violations committed by the Bank, the type of violation or noncompliance Bank, the significance of the follow-up of the bank for non-compliance and violation of the provision of certain financial transactions. RMU also works closely with the Compliance Unit (CU) to monitor the legislation and new regulatory policies, so that the Bank is not lagging information nor liability for regulatory compliance and new regulatory policies. CU is also responsible for the implementation of Anti-Money Laundering and Counter Terrorism Financing (AML & CTF) in the Bank.
The Bank has established the policies and the procedures of compliance risk limits. Through the indicators of compliance risk profiles can monitor the compliance risk RMU Bank to conform to the Bank's risk appetite and immediately inform the relevant parties in order to mitigate compliance risk as to the Bank's risk tolerance limits.
8/25
Manajemen Risiko
Risk Management
8. Risiko Reputasi Risiko reputasi merupakan risiko yang terjadi akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Bank melakukan pengukuran risiko reputasi dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Bank memantau risiko reputasi secara berkala dengan memperhatikan pengalaman kerugian di masa lalu akibat risiko reputasi serta memperhatikan indikator risiko reputasi saat ini. Indikator risiko reputasi dalam profil risiko Bank, lebih memperhatikan dan memantau berita yang berkaitan dengan reputasi Bank. Indikator risiko reputasi Bank lebih fokus pada pengaruh kredibilitas pemilik dan Bank, etika bisnis Bank yang berkaitan dengan transparansi informasi keuangan, SDM Bank, pemasaran produk / jasa Bank, penggunaan hak atas kekayaan intelektual, kerjasama dengan stakeholder lainnya, serta adanya frekuensi maupun materialitas eksposur pemberitaan negatif Bank serta keluhan nasabah.
8 . Reputation Risk The Reputation risk is the risk that occurs due to decrease the levels of stakeholder confidence that come from the negative perceptions of the Bank. A bank measures the reputation risk with the qualitative and quantitative approaches. A bank regularly monitors the risk reputation by taking into account the past experience losses due the reputation risk and reputation risk indicators of attention today. The Indicator of reputation risk in the Bank's risk profile, more attention and monitoring news relating to the Bank's reputation . Bank reputation risk indicators focuses on the influence of the owner 's credibility and the Bank, the Bank's business ethics relating to the transparency of financial information, HR Bank, the marketing of products/services of the Bank, the use of intellectual property rights, cooperation with other stakeholders, as well as the frequency and exposure reporting materiality Bank and negative customer complaint.
Bank telah menetapkan kebijakan dan prosedur limit risiko reputasi. Melalui indikator profil risiko reputasi, SKMR dapat memantau risiko reputasi Bank agar sesuai dengan risk appetite Bank dan segera menginformasikan kepada pihak terkait untuk melakukan mitigasi ketika indikator risiko reputasi sampai pada batas risk tolerance Bank.
The Bank has established the policies and the procedures at reputation risk limits. Through the profile indicator reputation risk, reputation risk RMU Bank can monitor to match the Bank's risk appetite and immediately inform the relevant parties to mitigate reputation risk as an indicator to the Bank's risk tolerance limits.
Bank telah memiliki prosedur penanganan pengaduan nasabah yang meliputi kebijakan, prosedur, unit kerja yang melakukan pemantauan dan pelaporan sesuai ketentuan.
The Bank has a customer complaints handling procedure which includes policies, procedures, work unit monitoring and reporting in accordance with.
SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO
RISK MANAGEMENT CERTIFICATION
Sesuai dengan PBI no. 12/7/PBI/2010 tanggal 19 April 2010 tentang Perubahan Atas PBI No.11/19/ PBI/2009 tentang Sertifikasi Manajemen Risiko bagi Pengurus dan Pejabat Bank, Hingga akhir tahun 2014 secara bertahap Bank telah mengikutsertakan pengurus dan pejabat yang diwajibkan untuk mengikuti uji kompetensi sesuai dengan level jabatan yang bersangkutan termasuk juga penyegarannya. Hal ini merupakan salah satu komitmen Bank untuk meningkatkan kompetensi pengurus dan pejabat Bank terhadap pemahaman risiko, sehingga penerapan manajemen risiko pada semua lini Bank dapat berjalan secara efektif.
In accordance with Bank Indonesia Regulation no. 12/7/PBI/2010 dated April 19, 2010 on the Amendment of Bank Indonesia Regulation No.11/19/PBI/2009 on Certification of Risk Management for Managers and Officers of the Bank , until the end of 2014 gradually Bank has included the management and officers are required to follow the test level of competence in accordance with the relevant positions including refreshing. This is one of the Bank's commitment to improve the competence of management and officers of the Bank to the understanding of the risks , so that the application of risk management in all lines of the Bank can run effectively .
PROFIL RISIKO Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 13/01/PBI/2011 tanggal 05 Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesa No. 13/24/DPNP/ tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, maka Bank memperhatikan cakupan penilaian penerapan manajemen risiko melalui profil risiko Bank baik penilaian inherent risk maupun penilaian kualitas penerapan manajemen risiko serta menyesuaikan setiap indikator penilaian sesuai dengan peraturan yang baru dengan menggunakan konsep Risk Based Bank Rating (RBBR).
RISK PROFILE In accordance with Bank Indonesia Regulation No. 13/01/PBI/2011 dated January 5, 2011 on the Assessment of Commercial Banks and Bank Indonesia Circular Regulation No.13/24/DPNP/ dated October 25, 2011 concerning the Commercial Banks, a bank pays attention to the scope of risk management assessment through better risk profile inherent risk assessment and assessment of the quality of risk management and assessment customizes every indicator in accordance with the new regulations by bank using the concept of Risk Based Bank Rating (RBBR).
Prima Master Bank
9/25
Manajemen Risiko
Risk Management
DAFTAR TABEL MANAJEMEN RISIKO Tabel 1
Pengungkapan Kuantitatif struktur permodalan Bank Umum
Tabel 2.1.a
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - bank secara Individual
Tabel 2.2.a.
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - bank secara Individual
Tabel 2.3.a.
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - bank secara Individual
Tabel 2.4.a.
Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - bank secara Individual
Tabel 2.5.a.
Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - bank secara Individual
Tabel 2.6.a.
Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - bank secara Individual
Tabel 3.1.a.
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat – bank secara Individual
Tabel 3.2.a.
Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Derivatif
Tabel 3.2.b.1.
Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Repo - bank secara Individual
Tabel 3.2.c.1.
Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - bank secara Individual
Tabel 4.1.a.
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - bank secara Individual
Tabel 4.2.a.
Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - bank secara Individual
Tabel 6.1.1.
Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca
Tabel 6.1.2.
Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif
Tabel 6.1.3.
Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Pihak Lawan
Tabel 6.1.4.
Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen
Tabel 6.1.7.
Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit
Tabel 7.1.
Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Metode Standar
Tabel 7.2.a
Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Model Internal (Value at Risk/VaR) – bank secara Individual
Tabel 8.1.a.
Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - bank secara Individual
Tabel 9.1.a.
Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - bank secara Individual
Prima Master Bank
10/25
Manajemen Risiko
Risk Management
Tabel 1. Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum (dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2014
KOMPONEN MODAL
Bank
Konsolidasi
(3)
(4)
A. Modal Inti
218,472
218,472
1
Modal disetor
200,000
200,000
2
Cadangan Tambahan Modal
18,472
18,472
3
Modal Inovatif
4
Faktor Pengurang Modal Inti B. Modal Pelengkap
16,107
16,107
1
1 Level Atas (Upper Tier 2)
16,107
16,107
2
2 Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti
(1) I
5
3
(2)
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya Bank Konsolidasi (5)
(6)
KOMPONEN MODAL
Kepentingan Non Pengendali
3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap C. Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap Eksposur Sekuritisasi D. Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) E. Modal Pelengkap Tambahan Yang Dialokasikan Untuk Mengantisipasi Risiko Pasar
II
TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B - C)
234,579
234,579
III
TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP,DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A + B - C + E)
234,579
212,110
1,525,218
1,525,218
129,135
129,135
14.18%
12.82%
IV V VI
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR A. Metode Standar B. Model Internal
VII
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT,RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)]
Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Wilayah 1
Wilayah 2
Wilayah 3
dst.
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
0.00
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
0.00
4
Tagihan Kepada Bank
37,719
37,719.00
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
12,233
0
70,964
83,197.00
6
Kredit Beragun Properti Komersial
10,765
0
16,160
26,925.00
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
0
0
0
0.00
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
184,047
881
648,836
833,764.00
9
Tagihan kepada Korporasi
56,066
130,199
617,984
804,249.00
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11
Aset Lainnya
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total
Prima Master Bank
488,677
Total
488,677.00
0.00 122,039
122,039.00 0.00
873,827
131,080
1,391,663
2,396,570.00
11/25
Manajemen Risiko
Risk Management
Tabel 2.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan No.
(1) 1
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
Kategori Portofolio
(2)
< 1 tahun
>1 thn s.d. 3 thn
>3 thn s.d. 5 thn
> 5 thn
NonKontraktual
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4
Tagihan Kepada Bank
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal
6
Kredit Beragun Properti Komersial
7
Kredit Pegawai/Pensiunan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9
Tagihan kepada Korporasi
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11
Aset Lainnya
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total
Prima Master Bank
-
349
2,344
10,046
12,739
-
23,949
14,653
31,856
70,458
-
6,768
2,241
17,916
26,925
-
-
-
-
1,883
613,616
69,634
148,631
833,764
1
695,373
34,453
74,420
804,247
1,884
1,340,055
123,325
282,869
-
-
1,748,133
12/25
(2)
(1)
Pertambangan dan Penggalian
Industri pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Konstruksi
Perdagangan besar dan eceran
3
4
5
6
7
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya
Jasa pendidikan
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
Perantara keuangan
Prima Master Bank
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi
Perikanan
2
8
Pertanian, perburuan dan Kehutanan
1
Posisi Tanggal Laporan
Sektor Ekonomi
No.
(3)
Tagihan Kepada Pemerintah
(4)
Tagihan Kepada Entitas SektorPublik
(5)
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tabel 2.3.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual
Manajemen Risiko
-
(6)
Tagihan Kepada Bank
-
-
-
56
-
-
-
31
-
293
-
1,652
-
-
-
-
59
-
(7)
Kredit Beragun Rumah Tinggal
-
-
-
3,142
2,086
-
-
3,599
-
236
331
13/25
15,984
216
-
13,829
-
6,174
-
(8)
Kredit Beragun Properti Komersial
Risk Management
-
-
-
2,224
-
-
-
-
-
-
-
10,015
-
-
9,810
-
-
-
(9)
Kredit Pegawai/ Pensiunan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(10)
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
-
-
317
48,229
4,288
1,145
-
32,304
1,535
94,417
12,113
405,776
62,666
5,922
116,626
19,671
989
1,211
(11)
Korporasi
Tagihan kepada
-
-
-
22,970
772
1,793
-
43,050
7,192
35,026
15,448
303,954
185,949
1,199
173,266
2,764
-
-
(12)
Tagihan yangTelah Jatuh Tempo
(13)
Aset Lain
(14)
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
(dalam jutaan rupiah)
Listrik, Gas dan Air
Konstruksi
Perdagangan besar dan eceran
5
6
7
Lainnya Total
20
Prima Master Bank
Bukan Lapangan Usaha
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya
Jasa pendidikan
Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
Perantara keuangan
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi
Industri pengolahan
4
8
Pertambangan dan Penggalian
3
2
1
Lainnya
Total Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya Pertanian, perburuan dan Kehutanan Perikanan
Bukan Lapangan Usaha
20
Sektor Ekonomi
19
No.
Manajemen Risiko
488,677
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas SektorPublik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
10,648
Kredit Beragun Rumah Tinggal
14/25
24,861
Kredit Beragun Properti Komersial
Risk Management
4,877
Kredit Pegawai/ Pensiunan
-
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 26,554
Korporasi
Tagihan kepada
10,867
Tagihan yangTelah Jatuh Tempo
Aset Lain
122,039
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Manajemen Risiko
Risk Management
Tabel 2.4.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan No.
Wilayah
Keterangan
(1)
(2)
1
Tagihan
2
Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired )
Wilayah 1
Wilayah 2
Wilayah 3
dst.
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
131,080
1,353,943
263,111
1,748,134 0
a. Belum jatuh tempo
0
b. Telah jatuh tempo
0
3
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual
4
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif
5
Tagihan yang dihapus buku
3,809
0
3,423
7,232
660
37
1,191
1,888
Tabel 2.5.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah)
No.
Sektor Ekonomi
Tagihan
Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai Belum Telah Jatuh jatuh Tempo tempo
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual
Cadangan kerugianpenurunan nilai(CKPN) - Kolektif
Tagihan yang dihapus buku
Posisi Tanggal Laporan Pertanian, perburuan dan Kehutanan
1,211
0
52
2
Perikanan
7,221
0
0
3
Pertambangan dan Penggalian
22,435
0
0
4
Industri pengolahan
313,530
64
387
5
Listrik, Gas dan Air
7,121
722
0
248,832
0
270
737,379
3,710
1,111
1
6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
Konstruksi Perdagangan besar dan eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan sosial Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Jasa perorangan yang melayani rumah tangga Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya Kegiatan yang belum jelas batasannya
19
Bukan Lapangan Usaha
20
Lainnya
27,891
6
23
129,972
2,062
44
8,727
0
0
78,983
0
2
0
0
0
2,938
0
0
7,146
0
0
76,621
669
0
317
0
0
0
0
1,867
75,941 Total
Prima Master Bank
1,748,132
0
0
0
0
0
0
0
0
7,232
1,888
15/25
Manajemen Risiko
Risk Management
Tabel 2.6.a. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan No.
Keterangan
(1)
(2)
1
Saldo awal CKPN
2
Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net) 2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan
CKPN Individual
CKPN Kolektif
(3)
(4) 1,752
42
5,480
1,846
7,232
1,888
2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan 3
CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada peride berjalan
4
Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan Saldo akhir CKPN
Prima Master Bank
16/25
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
12
Prima Master Bank
TOTAL
Aset Lainnya
Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai/Pensiu nan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan kepada Korporasi Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Kredit Beragun Rumah Tinggal
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
(2)
(1)
Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
Kategori Portofolio
No.
(5)
idAA+ s.d idAA-
(4)
idAAA
(3)
AA+(idn) s.d AA-(idn) [Idr]AA+ s.d [Idr]AA-
Aaa AAA (idn) [Idr]AA A
Aa1 s.d Aa3
AA+ s.d AA-
Moody's
AAA
Fitch Rating
AA+ s.d AA-
PT. Fitch Ratings Indonesia PT ICRA Indonesia PT Pemeringkat Efek Indonesia
AAA
Standard and Poor's
Lembaga Pemeringkat
(6)
A+(idn) s.d. A-(idn) [Idr]A+ s.d [Idr]AidA+ s.d id A-
A1 s.d A3
A+ s.d A-
A+ s.d A-
(7)
BBB+(idn) s.d BBB-(idn) [Idr]BBB+ s.d [Idr]BBBid BBB+ s.d id BBB-
Baa1 s.d Baa3
BBB+ s.d BBB-
BBB+ s.d BBB-
(8)
BB+(idn) s.d BB-(idn) [Idr]BB+ s.d [Idr]BBid BB+ s.d id BB-
Ba1 s.d Ba3
BB+ s.d BB-
BB+ s.d BB-
Peringkat Jangka panjang
(9)
B+(idn) s.d B-(idn) [Idr]B+ s.d [Idr]Bid B+ s.d id B-
B1 s.d B3
B+ s.d B-
B+ s.d B-
Posisi Tanggal Laporan
17/25
(10)
Kurang dari BKurang dari BKurang dari B3 Kurang dari B-(idn) Kurang dari [Idr]BKurang dari idB-
Tagihan Bersih
Risk Management
Tabel 3.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank secara Individual
Manajemen Risiko
(11)
idA1
F1+(idn) s.d F1(idn) [Idr]A1+ s.d [Idr]A1
P-1
F1+ s.d F1
A-1
(12)
(13)
[Idr]A3+ s.d [Idr] A3 idA3 s.d id A4
[Idr]A2+ s.d [Idr]A2 idA2
F3(idn)
P-3
F3
A-3
F2(idn)
P-2
F2
A-2
Peringkat Jangka Pendek
(14)
Kurang dari A-3 Kurang dari F3 Kurang dari P3 Kurang dari F3(idn) Kurang dari [Idr]A3 Kurang dari idA4
(15)
Tanpa Peringk at
(16)
Total
(dalam jutaan rupiah)
Manajemen Risiko
Risk Management
Tabel 3.2.a. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Derivatif (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan Notional Amount Variabel yang Mendasari
No
< 1 Tahun
>1 Tahun -< 5 Tahun
> 5 Tahun Tagihan Derivatif
Kewajiban Derivatif
Tagihan Bersih sebelum MRK
MRK
Tagihan Bersih setelah MRK
BANK SECARA INDIVIDUAL 1
Suku Bunga
2
Nilai Tukar
3
Lainnya TOTAL
BANK SECARA KONSOLIDASI Suku Bunga 1 Nilai Tukar 2 Saham 3 Emas 4 Logam selain Emas 5 Lainnya 6 TOTAL
Tabel 3.2.b.1. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Repo - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan
No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 4
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6
Tagihan kepada Korporasi
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Nilai Wajar SSB Repo
Kewajiban Repo
(3)
(4)
Tagihan Bersih (5)
ATMR
(6)
Total
Prima Master Bank
18/25
Manajemen Risiko
Risk Management
Tabel 3.2.c.1. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan
No.
Kategori Portofolio
(1)
(2)
Tagihan Bersih
Nilai MRK
Tagihan Bersih setelah MRK
ATMR setelah MRK
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Tagihan Kepada Pemerintah
0
0
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
0
0
0
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
0
0
0
4
Tagihan Kepada Bank
37,811
30,249
7,562
8,378
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
831,295
207,824
623,471
583,266
6
Tagihan kepada Korporasi
804,616
0
804,616
763,528
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
0
0
1,435,649.45
1,355,172.00
Total
Prima Master Bank
488,677
488,677
0 2,162,399.00
726,749.55
19/25
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Aset Lainnya
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Tagihan kepada Korporasi
Total Eksposur Neraca
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Kredit Pegawai/Pensiunan
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Tagihan Kepada Bank
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Pemerintah
(2)
Kategori Portofolio
Tagihan Kepada Pemerintah
Kredit Pegawai/Pensiunan
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Tagihan Kepada Bank
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Prima Master Bank
7
6
5
4
3
2
1
B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
A Eksposur Neraca
(1)
No.
Risk Management
2,273,046
804,616
831,295
27,072
83,575
37,811
488,677
(3)
0%
35,090
35,090
(4)
20%
12,815
12,815
(5)
35%
70,758
70,758
(6)
40%
0
(7)
45%
20/25
2,721
2,721
(8)
50%
831,295
831,295
(9)
75%
831,688
804,616
27,072
(10)
100%
0
(11)
150%
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
Posisi Tanggal Laporan
Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
Manajemen Risiko
(12)
0
Lainnya (13)
ATMR
(14)
Beban Modal
(dalam jutaan rupiah)
Tagihan kepada Korporasi
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Total Eksposur TRA
Prima Master Bank
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
7 Total Eksposur Counterparty Credit Risk
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Bank
4
Tagihan kepada Korporasi
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
3
6
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
2
5
Tagihan Kepada Pemerintah
1
C Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
11
10
9
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
(2)
(1)
8
Kategori Portofolio
No.
Manajemen Risiko
17,322
17,322
6,395
1,500
4,895
(3)
0% (4)
0
0
20% (5)
0
0
35% (6)
0
0
40%
0
0
(7)
45%
21/25
0
4,895
4,895
(8)
50% (9)
75%
0
0
0
1,500
1,500
(10)
100%
0
0
(11)
150%
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
Posisi Tanggal Laporan
Risk Management
(12)
0
0
Lainnya (13)
ATMR
(14)
Beban Modal
Manajemen Risiko
Risk Management
Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar - Bank secara Individual Tabel 6.1.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan N o
Kategori Portofolio
(1 )
(2) Tagihan Kepada Pemerintah
Tagiha n Bersih
ATMR SebelumM RK
(3)
ATMR SetelahM RK
(4)
(5)
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya Tagiha ATMR ATMR n SebelumM SetelahMR Bersih RK K (6)
488,677
0
0
0
0
0
(7)
(8)
1 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2 3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
0
0
0
37,811
8,378
8,378
Kredit Beragun Rumah Tinggal
83,575
32,788
32,442
Kredit Beragun Properti Komersial
27,072
27,072
27,072
0
0
0
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
831,295
623,472
583,266
Tagihan kepada Korporasi
804,616
804,616
763,528
0
0
0
122,039
2
105,360
2,395,0 85
1,496,328
1,520,046
4 5 6 Kredit Pegawai/Pensiunan 7 8 9 1 0 1 1
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya TOTAL
Tabel 6.1.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan N o
Kategori Portofolio
(1 )
(2)
Tagiha n Bersih (3)
ATMR SebelumM RK (4)
ATMR SetelahM RK (5)
Posisi Tanggal Laporan Th Sebelumnya Tagiha ATMR ATMR n SebelumM SetelahMR Bersih RK K (6)
Tagihan Kepada Pemerintah
0
0
0
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
0
0
0
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
0
0
0
0
0
0
Kredit Beragun Rumah Tinggal
0
0
0
Kredit Beragun Properti Komersial
0
0
0
(7)
(8)
1 2 3 4 5 6 Kredit Pegawai/Pensiunan
0
0
0
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
4,895
3,671
3,671
Tagihan kepada Korporasi
1500
1500
1500
0
0
0
6,395
5,171
5,171
7 8 9 1 0
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo TOTAL
Prima Master Bank
22/25
Manajemen Risiko
Risk Management
Tabel 6.1.3. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Posisi Tanggal Laporan No
Kategori Portofolio
(1)
(2)
Tagihan Bersih
(3)
ATMR Sebelum MRK
ATMR Setelah MRK
(4)
(5)
(6)
17,322
0
0
1
Tagihan Kepada Pemerintah
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
0
0
0
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
0
0
0
4
Tagihan Kepada Bank
0
0
0
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
0
0
0
9
Tagihan kepada Korporasi 17,322
0
0
TOTAL
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum MRK
ATMR SetelahMRK
(7)
(8)
Tabel 6.1.4. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen (settlement risk) (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan
No
(1) 1
Nilai Ekspo sur
Jenis Transaksi
(2)
(3)
Faktor Pengurang Modal
(4)
ATMR Setelah MRK
(5)
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya Nilai Faktor ATMR Ekspo Pengurang SetelahMRK sur Modal
(6)
(7)
(8)
Delivery versus payment a. Beban Modal 8% (5-15 hari) b. Beban Modal 50% (16-30 hari) c. Beban Modal 75% (31-45 hari) d. Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari)
2
Non-delivery versus payment TOTAL
Tabel 6.1.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal TOTAL ATMR RISIKO KREDIT
1,525,217
TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL
0
Prima Master Bank
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
23/25
Manajemen Risiko
Risk Management
Tabel 7.1. Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Metode Standar (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan No.
(1) 1
Bank
Jenis Risiko
Konsolidasi
Beban Modal
ATMR
Beban Modal
(3)
(4)
(5)
(2)
ATMR (6)
1 Risiko Suku Bunga a. Risiko Spesifik b. Risiko Umum
2
2 Risiko Nilai Tukar
3
3 Risiko Ekuitas *)
4
4 Risiko Komoditas *)
5
5 Risiko Option
Tabel 7.2.a Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Model Internal (Value at Risk/VaR) - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan No.
Jenis Risiko
(1)
(2)
VaR Rata-rata
Var Maksimum
(3)
1
Risiko Suku Bunga
2
Risiko Nilai Tukar
3
Risiko Option
Var Minimum
(4)
Var akhire Perode
(5)
(6)
Total
Tabel 8.1.a. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan
No.
Pendekatan Yang Digunakan
(1) 1
(2)
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3tahun terakhir) (3)
Beban Modal
(4)
ATMR
(5)
Pendekatan Indikator Dasar Total
Prima Master Bank
24/25
Manajemen Risiko
Risk Management
Tabel 9.1.a. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) Posisi Tanggal Laporan Jatuh Tempo No
Pos-pos Saldo
(1)
(2)
(3)
< 1 bulan
> 1 bln s.d. 3 bln
> 3 bln s.d. 6 bln
>6 bln s.d.12 bln
> 12 bulan
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
I NERACA A Aset 1
Kas
2
Penempatan pada Bank Indonesia
3
Penempatan pada bank lain
4
Surat Berharga
5
Kredit yang diberikan
6
Tagihan lainnya
7
Lain-lain Total Aset
31,099
31,099
467,540
154,347
57,857
29,274
67,191
37,808
158,871 37,808
3,814
3,814
1,748,094
261,934
17,322
17,322
10,695
248,863
367,267
402,041
467,989
7,969
1,459
147
1,120
2,316,372
464,702
314,689
398,000
469,379
669,602
1,993,680
1,618,515
203,963
37,876
4,896
128,430
150
13,196
17,324
497
3,686
16,918
B. Kewajiban 1
Dana Pihak Ketiga
2
Kewajiban pada Bank Indonesia
3
Kewajiban pada bank lain
4
Surat Berharga yang Diterbitkan
0
5
Pinjaman yang Diterima
0
6
Kewajiban lainnya
7
Lain-lain Total Kewajiban
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
0 127,791
114,445
0 38,425 2,159,896
1,732,960
221,287
38,523
21,778
145,348
156,476
-1,268,258
93,402
359,477
447,601
524,254
II REKENING ADMINISTRATIF A. Tagihan Rekening Administratif 1
1. Komitmen
0
2
2. Kontijensi
4,075
Total Tagihan Rekening Administratif
4,075
4,075
0
4,075
0
0
0
324,802
61,827
40,903
115,437
101,817
4,818
B. Kewajiban Rekening Administratif 1
1. Komitmen
2
2. Kontijensi Total Kewajiban Rekening Administratif
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif Selisih [(IAIB)+(IIA-IIB)] Selisih Kumulatif
Prima Master Bank
20,166
20,166
344,968
61,827
61,069
115,437
101,817
4,818
-340,893
-61,827
-56,994
-115,437
-101,817
-4,818
-184,417
-1,330,085
36,408
244,040
345,784
519,436
25/25