2,3,7,8 – TETRAKLORODIBENZO – P - DIOKSIN 2,3,7,8 – TETRACHLORODIBENZO – P – DIOXIN
1. N a m a Golongan Halogenasi, aromatik, eter Sinonim / Nama Dagang Dibenzo-p-Dioxin,2,3,7,8-Tetrachloro-; Dioksin(herbicide contaminant); TCDBD; TCDD; 2,3,7,8-Tetrachlorodibenzo-1,4-Dioxin; Dibenzo [b,e] [1,4] dioxin, 2,3,7,8Tetrachloro-; 2,3,7,8--Czterochlorodwubenzo-p-dwuoksyny; Dioksyny; Dioxine; NCI-C03714; 2,3,7,8-TCDD; 2,3,7,8-Tetrachlorodibenzo(b,e) (1,4)dioxan; 2,3,6,7Tetrachlorodibenzo-p-dioxin;
Tetradioxin;
Tetrachlorodibenzodioxin;
2,3,7,8-
Tetrachlorooxanthrene; 2,3,7,8-Tetrachlorodibenzodioxin. Nomor Identifikasi : Nomor CAS
: 1746-01-6
Nomor RTECS
: HP3500000
Nomor EINECS
: 217-122-7
Nomor EC Index
: 613-044-00-6
UN
: 1467
2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan 2,3,7,8- – Tetrachlorodibenzo – P – Dioxin Deskripsi Rumus molekul : C12H4Cl4O2, Bahan tidak berwarna, berbentuk jarum atau serbuk putih, tidak larut dalam air, Titik lebur : 305-3060C ; Titik didih 900 0C; titik nyala 164,2 0C berat molekul 321,96; Berat jenis 1,83g/cm3; tek uap 150 x 10-9g/l Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4): Kesehatan 2
= Tingkat keparahan tinggi
Kebakaran 3
= sangat mudah terbakar
Reaktivitas 0
= Tidak reaktif
Klasifikasi EC: F
= Sangat mudah menyala
Xn
= Sangat berbahaya
N
= berbahaya terhadap lingkungan
R11
= sangat mudah menyala
R38
= menyebabkan iritasi pada kulit
R43
= sangat beracun bagi organisme perairan, dapat menyebabkan efek yang merugikan jangka panjang dilingkungan perairan
R50/53 :
= Sangat beracun bagi organisme perairan
R65
= berbahaya, dapat menyebabkan kerusakan paru paru bila tertelan
R67
= uapnya dapat menyebabkan rasa mengantuk dan pusing
S2
= : jauhkan dari jangkauan anak anak
S9
= letakkan wadah ditempat yang berventilasi baik
S16
= jauhkan dari sumber nyala - dilarang merokok
S29
= jangan dibuang kedalam saluran limbah sampai kosong
S33 S60
= ambil tindakan pencegahan terhadap buangan statis bahan ini dan wadahnya harus dibuang sebagai limbah berbahaya
S61
= Hindari/cegah pembuangan ke lingkungan. Rujukkan pada Lembar Data Keamanan/Instruksi Khusus
3. Penggunaan Bahan ini di produksi hanya untuk tujuan penelitian, akan tetapi bahan ini dapat juga berasal dari akibat suatu proses kimia atau kebakaran
4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Mata, kulit, hati, ginjal dan sistem reproduksi Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Menimbulkan efek iritasi pada saluran napas Kontak dengan kulit iritasi. Kontak dengan mata Iritasi Tertelan Mengiritasi saluran cerna dan berefek pada system kardiovaskular, hati, ssp dan sistem endokrin Paparan jangka panjang Terhirup Sama seperti efek yang terjadi pada jangka pendek. Kontak dengan kulit kontak yang lama dan berulang ulang menyebabkan efek dermatitis pada kulit. Kontak dengan mata Sama seperti efek yang terjadi pada jangka pendek. Tertelan Bahan ini dapat menimbulkan efek pada sumsum tulang belakang, sistem endokrin, sistem immun, hati dan sistem saraf pusat
5. Stabilitas dan Reaktivitas Bahan tersebut akan terurai pada pemanasan 750-800ºC dan dibawah pengaruh sinar Ultraviolet yang menghasilkan klorin. Mengalami katalis perklorinasi.
6. Penyimpanan
Disimpan dalam wadah yang masih baik dan tidak rusak.
Disimpan pada temperature kamar bebas dari cahaya dan uap air
7. Toksikologi Toksisitas Data pada manusia TDL0 oral-manusia 1071 mg/kg. Data pada hewan Tikus : LD50 22-100 µg/kg, oral; mencit : LD50 70 µg/kg, oral; monyet :LD50 114280 µg/kg, oral; kelinci :LDLo 10 µg/kg, oral; LD50 100-115 µg/kg, oral; LDLo 275 µg/kg, dermal; tupai :LD50 1,160-5,000 mg/kg, oral; anjing : LD50 30-300 µg/kg, oral; ayam :LD50 25-50 µg/kg, oral Data Mutagenik Berdasarkan laporan bahan tersebut bersifat mutagenik pada manusia Data Reproduksi Dari data percobaan bahan ini punya efek reproduksi Informasi Ekologi Bahan ini sangat beracun terhadap organisme aquatic. bahan ini mungkin membahayakan lingkungan . Perhatian khusus sebaiknya diberikan pada adanya kontaminasi pada tanah. Bioakumulasi bahan ini dapat terjadi pada ikan, tanaman, dan susu. Disarankan dengan keras agar bahan ini jangan terdapat disekitar lingkungan.
8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Menyebabkan iritasi saluran pernapasan, sakit kepala, pusing, mual, dan muntah. Klorakne mungkin timbul setelah beberapa minggu hingga beberapa bulan, setelah pemaparan yang disertai inklusi kista, komedos dan pustules, yang pada
akhirnya terjadi pada kulit. Luka ini terjadi pada muka, leher, batang tubuh, paha, dan alat kelamin. Kadang - kadang klorakne didahului oleh eritematous dan edematous kulit yang luka. Beberapa individu punya pengalaman blefaro konjungtivitis dan iritasi membran mukosa lainnya. Klorakne mungkin terjadi setelah bertahun tahun setelah pemaparan . Efek pada susunan saraf pusat dan hati mungkin terjadi seperti yang dijelaskan pada inhalasi kronik. Kontak dengan kulit Klorakne, pada kulit, mungkin terjadi sebagai suatu efek lokal sebagai akibat langsung absorbsi kulit atau sebagai suatu efek sistemik aknibat absorbsi kulit. Klorakne ditandai oleh inklusi kista, komedos, dan pustulat, merusak kulit. Luka ini terjadi pada muka, leher, batang tubuh, paha, dan alat kelamin. Kadang kadang klorakne didahului oleh eritematous luka kulit. Efek terhadap susunan saraf pusat dan hati mungkin terjadi seperti efek yang dijelaskan pada inhalasi kronik. Kontak dengan mata menimbulkan iritasi. Tertelan menyebabkan iritasi saluran cerna, gejala mungkin terlambat. Keracunan kronik Terhirup Selain efek klorakne, efek sistemik dari pemaparan bahan tersebut meliputi fatigue, sakit kepala, susah tidur, libido menurun, kehilangan nafsu makan, dan berat badan, kerusakan sensorial dan intoleransi terhadap demam. Gejala neuromuskular dapat terjadi dengan melemahnya otot otot, aches dan perih disertai
keadaan
saraf
yang
tidak
normal.
Perubahan
iritabilitas
dan
psikopatologikal dapat terlihat. Perubahan metabolisme porfirin ditandai dengan hirsutisme, perubahan atropi kulit, fotosensitivitas pigmentasi kulit abu abu, friability mudah dan formasi pembuluh, peningkatan tingkat uroporpirin adalah efek lain sehubungan dengan pemaparan. Efek lain mungkin meliputi hiperlipidema, hiperkolesterolemia, perubahan miokardial, dan meningkatnya kerusakan hati. Depresi pada imunitas mediat sel, seperti yang didemonstrasikan dengan meningkatnya energi, telah dilaporkan dari suatu studi pada individu
yang terpapar debu yang terkontaminasi dioksin. Hasil yang berlawanan dicapai dari perbedaan studi epidemiologi pada hubungan dari pemaparan material ini dan meningkatnya efek reproduksi.. Hasil dari suatu studi epidemiologi adalah merupakan suatu hubungan antara fenoksiasetat herbisida yang terkontaminasi 1,2,3,4 tetraklorodibenzo-p-dioksin dan limfoma berlebih dan kanker perut. Kontak dengan kulit klorakne, kondisi kulit, yang disebabkan oleh efek langsung kontak dengan kulit atau efek sitemik yang melalui absorpsi melewati kulit. Klorakne ini spesifik ditandai oleh inklusi kista, komedo, dan pustulat, merusak kulit. Luka ini terjadi pada muka, leher, batang tubuh, paha, dan alat kelamin. Kadang kadang klorakne didahului oleh eritematous luka kuli. Kontak dengan mata tidak tersedia data Tertelan Menyebabkan teratogen dan karsinogen terhadap binatang.
9. Pertolongan Pertama Terhirup Jauhkan segera dari pemaparan, gunakan suatu masker berkatup atau peralatan lain yang sejenis
untuk membuat pernapasan buatan
(pernapasan untuk
keselamatan ) jika perlu segera bawa kedokter. Kontak dengan kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Catatan bagi dokter : hindarkan bilas lambung, emesis dan stimulants.
10. Penatalaksanaan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran cerna
Bila pasien sadar dapat diberikan arang aktif. Pemberian arang aktif dilakukan jika pasien telah menelan senyawa dalam bentuk cair selama 30-60 menit atau 4 jam jika senyawa yang ditelan berbentuk padat. Pemberian arang aktif dosis tunggal: Anak
: 1-2 g/kg secara oral
Dewasa : 50-100 g secara oral Pemberian arang aktif secara nasogastrik tidak disarankan jika pemberian secara oral tidak berhasil. Antidotum: -
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan. Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja. Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
Respirator: Pada keadaan sering digunakan atau paparan berat, proteksi pernafasan dapat digunakan.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran Media pemadam: bahan kimia kering biasa, karbon dioksida, air, busa biasa. Untuk api yang besar gunakan busa biasa atau air banyak dengan semprotan yang memadai. Untuk memadamkan api pindahkan kontainer dari area jika dapat dilakukan tanpa risiko. Jangan taburi material yang tertumpah dengan cucuran air tekanan tinggi. Timbunlah tumpahan selanjutnya. Gunakan bahan yang cocok untuk memadamkan api sekitarnya. Cegah inhalasi material atau produk yang mudah terbakar. Tinggallah pada tempat dari mana angin bertiup dan menjauhlah dari arena.
13. Manajemen Tumpahan Jangan sentuh cairan yang tumpah. Hentikan tumpahan apabila hal tersebut dapat dilakukan tanpa risiko. Untuk tumpahan yang sedikit : Serap dengan pasir atau bahan yang tidak mudah menyala. Untuk tumpahan yang sedikit dan kering : kumpulan tumpahan tersebut dalam wadah yang cocok, kemudian dibuang. Pindahkan wadah jauh dari area ke tempat yang aman. Kumpulkan cairan yang tumpah ke dalam
wadah yang sesuai untuk dibuang. Untuk
tumpahan dalam jumlah besar galilah lobang untuk tumpahan selanjutnya. Jauhkan orang orang yang tak berkepentingan dari daerah berbahaya.
14. Daftar Pustaka Dioxin, 1976, Toxicological and chemical aspects, hal. 29, 32,35 Ellenhorn’s, 1997, Medical Toxicology, Diagnosis and Treatment of Human Poisoning, Second Edition, P. 1639 - 1642. OHS, MDL Information System, Inc, Revision date : 09 Dec 1997 Richard J. Lewis Sr., 1993, Condensed Chemical Dictionary , Twelfth Edition, New York, P. 426 . http://ces.iisc.ernet.in/energy/HC270799/HDL/ENV/enven/vol336.htm (diunduh Agustus 2010)
https://rproxy.nist.gov/srmors/msds/1614MSDS.pdf?CFID=1166663&CFTOKE N=d05fa88290640461F44A94660958DD0C067D528B043FDB63&jsessionid= f03087bfd97c985a0d933101cc156c7846 (diunduh September 2010)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------