1
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI HUBUNGAN ANTARA CIRI-CIRI MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPRATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS V MI SALAFIYAH KENDAL KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : FITRI NUR’AINI 11510034
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
2
3
i
ii
MOTTO Kesulitanmu itu sementara, seperti semua yang sebelumnya pernah terjadi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada : Ayahanda tercinta Supawitno dan Ibunda tercinta Metin Triyani mereka adalah orang tua terbaik didunia, yang tidak pernah berhenti mendoakan, terimakasih atas segala perjuangan dengan cucuran keringat, kerja keras dan kasih sayang yang amat sangat tulus Saudara-saudaraku tersayang Ghamar Witiany, Anisa Nugrahaini, Muhammad Rizki Nugrohono, Abdul Latif, Iqbal Nurohim yang telah memberikan motivasi selama menimba ilmu baik dalam perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi ini. Nenekku terbaik Sardilah yang telah memberikan dukungan kepadaku Sahabat-sahabatku tersayang di kampus Wahyu Istiqomah, Siti Ratnasari, Umi Harlita, Hermiya Arita Anggraeni, Dwi Vitrotul Islami, Ika Fitriana persahabatan yang tidak akan pernah terlupakan Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2010, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
iii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat-sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman Penulis menyadari bahwa dalam dalam proses penulisan skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Skripsi yang berjudul “ PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI HUBUNGAN ANTARA CIRI-CIRI MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA
MELALUI
MODEL
PEMBELAJARAN
KOOPRATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS
V
MI
SALAFIYAH
KENDAL
KECAMATAN
AMPEL
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015” ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada Fakultas Tarbiyah di IAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih sederhana serta banyak kekurangan. Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
iv
1.
Yang terhormat Dr. H. Rahamat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2.
Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
3.
Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
4.
Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah rela menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan dan
memberi
petunjuk-petunjuk
dan
dorongan-dorongan
dalam
menyelesaikan skripsi ini. 5.
Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.
6.
Kepala sekolah MI Salafiyah Kendal Bapak Sunardi beserta guru dan karyawan, yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di MI Salafiyah Kendal
7.
Siswa-siswi kelas V MI Salafiyah Kendal yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguhsungguh.
8.
Ayahanda Supawitno, Ibunda tercinta Metin Triyani, serta saudara-saudara tercinta Ghamar Witiany, Anisa Nugrahaini, M Rizki Nugrohono, Abdul Latif, Iqbal Nurohim yang telah mencurahkan kasih sayang, memberikan motivasi dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.
v
vi
ABSTRAK Nur’aini, Fitri. 2014. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Hubungan Antara Ciri-Ciri Mahluk Hidup dengan Lingkungannya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Turnamen (TGT) Pada Siswa Kelas V MI Salafiyah Kendal kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri. Pembimbing: Dr. Budiyono Saputro, M.Pd Kata Kunci: Team Games Turnamen, Prestasi Belajar, hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui bagaiaman peningkatan prestasi belajar siswa pada materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas V MI Salafiyah Kendal Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2014/2015?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Adapun langkah- langkah dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi Dari penelitian ini menunjukkan hasil sebagai berikut: prestasi belajar siswa dalam materi hubungan antar ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT terjadi peningkatan. Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) matapelajaran IPA yang sudah ditetapkan di MI Al Salafiyah Kendal adalah 70. Pada siklus I dari 15 siswa kelas V setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang berhasil mencapai Kreteria Ketuntasan Minimal adalah 10 siswa (66,67%). Pada siklus II mengalami peningkatan 20% dari siklus I menjadi 13 siswa (86,67%). Hasil ini diperoleh dari nilai akhir pembelajaran baik dari siklus I maupun siklus II. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khusunya pada mata pelajaran IPA kelas V materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya.
vii
DAFTAR ISI SAMPUL .............................................................................................................. LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... JUDUL .................................................................................................................. PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................... i PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ iii MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv KATA PENGANTAR .......................................................................................... v ABSTRAK............................................................................................................viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar BelakangMasalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4 D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ................................ 4 E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5 F. Penjelasan dan Definisi Operasional ................................................... 6 G. Metode Penelitian................................................................................ 8 H. Sistematika Penelitian ......................................................................... 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 18 A. Prestasi Belajar .................................................................................... 18 B. Pembelajaran IPA................................................................................24 C. Model Pembelajaran Kooperatif..........................................................40 D. Team Games Turnamen (TGT)............................................................52 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................... 57 A. Subjek Penelitian................................................................................. 57
viii
B. Deskripsi Siklus I ................................................................................ 59 C. Deskripsi Siklus II ............................................................................... 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 70 A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus .................................................. 70 B. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 92 BAB V PENUTUP ................................................................................................ 94 A. Kesimpulan......................................................................................... 94 B. Saran ................................................................................................... 94
ix
DAFTAR TABEL TABEL 2.1
6 Fase Model Pembelajaran ..................................... 46
TABEL 3.1
Data Guru MI Salafiyah Kendal Siswa ................... 57
TABEL 3.2
Data Siswa Kelas V MI Salafiyah ........................... 58
TABEL 4.1
Ketuntasan Nilai IPA Siswa Kelas V ..................... 70
TABEL 4.2
Daftar Nilai Pra Siklus ............................................. 71
TABEL 4.3
Aturan Permainan .................................................. 75
TABEL 4.4
Lembar Skor Permainan Siklus I ............................ 76
TABEL 4.5
Lembar Rangkuman TIM Siklus I .......................... 77
TABEL 4.6
Pengamatan Guru Siklus I ...................................... 79
TABEL 4.7
Pengamatan Siswa Siklus I ..................................... 80
TABEL 4.8
Daftar Nilai Siswa Siklus I ..................................... 82
TABEL 4.9
Lembar Skor Permainan Siklus I ............................ 86
TABEL 4.10
Lembar Rangkuman TIM Siklus II ......................... 87
TABEL 4.11
Pengamatan Guru Siklus II ..................................... 89
TABEL 4.12
Pengamatan Siswa Siklus II .................................... 90
TABEL 4.13
Daftar Nilai Siswa Siklus II .................................... 91
TABEL 4.14
Rekapitulasi Hasil Kerja Siswa ............................... 92
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus I
Lampiran 2
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus II
Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa Siklus I
Lampiran 4
Lembar Kerja Siswa Siklus II
Lampiran 5
Lembar Skor Turnamen Siklus I
Lampiran 6
Lembar Skor Turnamen Siklus II
Lampiran 7
Lembar Skor TIM Siklus I
Lampiran 8
Lembar Skor TIM Siklus II
Lampiran 9
Lembar Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 10
Lembar Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 11
Lembar Pengamatan Guru siklus I
Lampiran 12
Lembar Pengamatan Guru siklus II
Lampiran 13
Lembar Pengamatan Siswa siklus I
Lampiran 14
Lembar Pengamatan Siswa siklus II
Lampiran 15
Dokumentasi
Lampiran 16
Surat Ijin Penelitian
Lampiran 17
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 18
Lembar Konsultasi
Lampiran 19
Nilai SKK
Lampiran 20
Daftar Riwayat Hidup
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1
Empat Langkah Tindakan PTK
Gambar 2.1
Macam-Macam Bentuk Kaki Burung
Gambar 2.2
Macam-Macam Bentuk Paruh
Gambar 4.1
Diagram Ketuntasan Nilai IPA Siswa Kelas V
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains, disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai jenjang sekolah menengah. Anggapan sebagian besar peserta didik yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang diharapkan. Ironisnya, justru semakin tinggi jenjang pendidikan, maka perolehan rata-rata nilai UAS pendidikan IPA ini menjadi semakin rendah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru disekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, pemikiran siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
1
Permasalahan pelaksanaan pembelajaran IPA materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya masih sulit untuk di pemahaman siswa. Maka oleh karena itu dilakukan observasi pada tanggal 29 Januari 2015, dengan wali kelas V, dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan yaitu 70. Secara klasikal nilai tes formatif siswa belum memenuhi KKM, dari 15 siswa baru 5 siswa yang memenuhi KKM atau sebesar 33,34% sedangkan sisanya masih berada dibawah KKM, rata-rata kelas hanya mencapai 65,34. Ini berarti masih banyak siswa yang kurang memahami materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya. Hal ini dikarenakan siswa kelas V di MI Salafiyah Kendal masih kurang mampu memahami pelajaran IPA. Upaya untuk mengatasi masalah yang ada di kelas diperlukan sebuah model pembelajaran yang tepat yang dapat memberikan semangat siswa dalam belajar IPA khususnya pada materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya. Melalui proses belajar yang di alami siswa sendiri maka siswa menjadi tertarik, sehingga suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan Model pembelajaran merupakan teknik penyajian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk medidik kerja sama kelompok dan interaksi antar siswa.
2
Tujuan pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Dengan model pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan teman satu tim untuk memahami materi pembelajaran, meningkatkan hasil belajar, rasa percaya diri dan memotivasi belajar, pembelajaran kooperatif dapat membina kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa serta mempunyai andil dalam keberhasilan tim. Terdapat banyak model pembelajaran kooperatif yang salah satunya adalah model Team Games Tournament (TGT). Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe model pembelajaran koopertif yang mudah diterapkan, melibatkan aktifitas seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktifitas belajar dengan tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar dengan rileks disamping menumbuhkan tanggunga jawab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar (Hamdani, 2010: 92). Dari uraian latar belakang diatas, peneliti ingin meneliti tentang pembelajaran IPA dengan suatu model
pembelajaran yang berjudul:
Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Hubungan Antara Ciri-Ciri Mahluk Hidup dengan Lingkungannya melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada Siswa Kelas V MI Salafiyah Kendal, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali
3
B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah melalui tipe TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi
Hubungan Antar Ciri-ciri Mahluk Hidup dengan
Lingkungannya di kelas V MI
Salafiyah Kendal, Kecamatan Ampel,
Kabupaten Boyolali? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup
dengan
lingkungannya,
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe TGT pada siswa kelas V MI Salafiyah Kendal, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010: 110) Adapun hipotesis adalah pernyataan sementara dalam suatu penelitian. Berdasarkan rumusan masalah diatas dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pokok hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan
4
lingkungannya pada siswa kelas V MI Salafiyah Kendal, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. 2. Indikator Keberhasilan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai, adapun indikator yang dapat dituliskan oleh penulis adalah adanya peningkatan prestasi belajar pada nilai tes siswa dan keaktivan belajar secara berkelanjutan dari siklus I, kesiklus II, dan kesiklus III. Siklus berhenti apabila kelulusan sudah mencapai 80%, siswa memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar lebih dari 70. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka dapat diketahui manfaat penelitian ini yaitu : 1. Segi Teoritis, diharapkan dapat memberikan konstribusi yang berarti untuk mengembangkan metode pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dilakukan pada siswa MI Salafiyah Kendal, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali 2. Segi Praktis a. Bagi Siswa, memberikan pengalaman belajar IPA yang lebih menyenangkan karena metode pembelajaran yang baru dan dapat meningkatkan prestasi belajar khususnya pada materi IPA.
5
b. Bagi Guru, sebagai masukan dalam pengelolaan kelas serta pembelajaran yang lebih inovatif guna meningkatkan prestasi belajar siswa dengan tipe pembelajaran TGT c. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini memberikan ilmu yang berati dalam meningkatkan mutu pendidikan dan belajar mengajar bagi MI Salafiyah Kendal, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali d. Bagi Peneliti, mendapatkan pengalaman langsung dalam proses belajar
mengajar
mata
pelajaran
IPA
sekaligus
metode
pembelajaran yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan kelak. Selain itu sebagai calon guru agar lebih siap dalam melaksanakan tugas sesuai perkembangan jaman. F. Penjelasan dan Definisi Oprasional Untuk menghindari kekurang jelasan atau kesalah pahaman yang berbeda antara yang dimaksud peneliti dengan persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut 1. Model Pembelajaran kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di rumuskan (Sanjaya, 2006: 241). 2. Team Games Tournament (TGT) TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran koopratif yang mudah diterapkan, melibatkan aktifitas seluruh siswa tanpa ada
6
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permaian dan reinforcement (Hamdani, 2010: 92). 3. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar(Nurkencana,1986: 62). 4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Menurut Susapti (2009: 4) ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau disebut ilmu alamiah merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Dalam penelitian ini materi IPA MI yang menjadi obyek penelitian adalah tentang hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya. Adalah suatu cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu
beradaptasi
terhadap
lingkungannya
mampu
untuk
memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan), mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas, mempertahankan hidup dari musuh alaminya, bereproduksi, merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya. Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
7
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya (Suyadi, 2010: 18) menjelaskan pengertian PTK yaitu: a. Penelitian Kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek
yang
diamati. b. Tindakan Gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan siklus-silkus kegiatan untuk peserta didik. c. Kelas Tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama. Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud PTK adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Sedikit
berbeda
dengan
Arikunto,
Carr
dan
Kemmis
(McNiff,1999: 1) mendefinisikan PTK sebagai berikut:
8
“ action research is a form of self-refective enquiry undertaken by participants (teacher,student, or principals, of example) in social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of their own social or educational practices, their understanding of these prastices, and the situation (and intitution) in which the practices are carried out”. (penelitian
tindakan adalah suatu bentuk penyelidikan diri
reflektif dilakukan oleh peserta (guru, siswa, atau kepala sekolah, untuk contoh) dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) dalam rangka meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik sosial atau pendidikan mereka sendiri, pemahaman mereka terhadap praktis ini, dan situasi di mana praktek-praktek yang dilakukan). Berdasar pengertian Carr dan Kemmis, dapat di garis bawahi beberapa hal penting mengenai PTK, yakni: 1) PTK adalah bentuk inquiry atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri. 2) PTK dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang teliti, seperti guru, peserta didik, atau kepala sekolah. 3) PTK dilakukan dalam
situasi
sosial, termasuk situasi
pendidikan. 4) Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik belajar mengajar, memperbaiki pemahaman dari praktik belajar mengajar, serta memperbaiki situasi atau lembaga praktik tersebut dilakukan. Dari keempat ide pokok di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat
9
didalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan untuk melakukan perbaikan di berbagai aspek pembelajaran. 2. Subjek Penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakasanakan di MI Salafiyah Kendal, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali b. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah siswa kelas V sebanyak 15 orang siswa di MI Salafiyah Kendal, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali c. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama pada tanggal 30 Januari-3 Februari 2015 3. Langkah-langkah Penelitian Menurut Arikunto dalam bukunya Suyadi (2010: 50-64) langkahlangkah untuk dapat menyusun proposal PTK yaitu:
10
Gambar 1.1 Empat Langkah Penelitian dalam PTK Suyadi (2010: 50)
Perencanaan
SIKLUS I Refleksi
Pelaksanaan Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II Refleksi
Pelaksanaan Pengamatan
? a. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana Penelitian Tindakan Kelas (PTK) hendaknya disusun berdasarkan kepada hasil pengamatan awal yang refleksif.
11
b. Pelaksanaan Pelaksanaan
adalah
menerapkan
apa
yang
telah
direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa Pada tahap ini, peneliti mangamati pelaksanaan proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian mahluk hidup dengan lingkungannya dengan menggunakan metode team games tournament dan hasil dari pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilaksanakan
tersebut
pada
prestasi
siswa.
Untuk
mendapatkan data yang benar-benar falid, pada tahap pengamatan ini peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat. c. Pengamatan Menurut Prof. Supardi dalam bukunya Suyadi (2010: 63) menyatakan bahwa observasi yang dimaksud adalah pengumpulan data dengan kata lain observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. d. Refleksi Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi atau evaluasi diri baru bisa dilakukan ketika pelaksanaan tindakan telah selesai dilakukan (Suyadi, 2013: 64-65).
12
4. Instrumen Penelitian Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah: a. Pedoman atau lembar pengamatan (observasi bagi siswa digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT b. Soal tes/evaluasi teks/soal, digunakan sebagai materi kegiatan siswa untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa, terkait materi penyesuaian mahluk hidup dengan lingkungannya c. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan gambaran kegiatan dalam proses pembelajaran melalui metode team games tournament d. Pedoman wawancara, digunakan untuk mengetahui mendapatkan keterangan yang relevan mengenai data yang diperlukan. 5. Tehnik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data yaitu menggunakan metode sebagai berikut: a. Observasi (Pengamatan) Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Tehnik ini digunakan untuk mengamati dari dekat dalam upaya mencari dan menggali data melalui pengamtan
13
secara langsung dan mendalam terhadap subjek dan objek yang diteliti (Paizaluddin, 2013: 113). Model ini peneliti gunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. b. Soal Tes/Evaluasi Tes Tes formatif yang peneliti gunakan berupa tes tertulis berkaitan dengan materi ajar. Tes ini diberikan pada akhir pembelajaran. Teknik ini peneliti gunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, dan siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan apabila telah memperoleh minimal 80% dari target pembelajaran. c. Dokumentasi Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatka untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.” Data yang diperoleh dari dokumen ini bisa digunakan untuk melengkapi bahkan memperkuat data dari hasil wawancara dan observasi, dan kemudia dianalisa dan ditafsirkan (Lexy J. Moleong, 2001: 161). Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk mengetahui dan menggali
informasi
tentang
pemahaman
siswa
yang
implementasinya pada perolehan nilai sebagai hasil belajar
14
d. Interview / Wawancara Menurut James dan Dean dalam bukunya Paizaluddin (2013: 1130) ”wawancara adalah suatu kegiatan komunikasi verbal
dengan
tujuan
mendapatkan
gambaran
yang
menyeluruh, juga akan mendapatkan informasi yang penting”. Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan keterangan yang relevan mengenai data yang diperlukan terutama berkaitan
dengan
pemahaman
siswa
tentang
materi
penyesuaian mahluk hidup dengan lingkungannya, dan pendapat menurut pilihan jawaban yang telah disediakan dengan keinginan mereka. 6. Analisis Data Analisis data adalah analisis data yng telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85). Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan dilakukan analisis dengan rumus persentase sebagai berikut:
15
𝑃=
𝑓 × 100% 𝑁
Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi N = jumlah seluruh siswa H. Sistematika Penelitian Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis menyusun dengan sistematika sebagai berikut: 1. Bagian awal meliputi : Halaman sampul, lembar logo, halaman judul, persetujuan
pembimbing,
pengesahan,
deklarasi,
motto
dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran 2. Bagian inti meliputi : BAB I : meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis
penelitian,
manfaat
penelitian,
devinisi
oprasional,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi BAB II : Kajian pustaka menjelaskan tentang, model pembelajaran team games tournament (TGT), prestasi belajar dan pembelajaran IPA.
16
BAB III : Pelaksanaan tindakan, terdiri dari subjek penelitian, karakteristik siswa dan pelaksanaan penelitian. BAB IV: Hasil penelitian dan pembahasan meliputi diskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan per siklus BAB V : Penutup, meliputi kesimpulan dan saran 3. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis.
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi prestasi belajar adalah isi dan kapasitas seseorang. Maksudnya adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti pendidikan ataupun pelatihan tertentu. Ini bisa ditentukan dengan memberikan tes pada akhir pendidikan itu (Pasaribu, 1983: 91). 2. Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991:2). a. Tujuan belajar Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yag eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan instructional effects, yang biasa berbentuk ilmu pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini
18
merupakan konsekuensi logis dari peserta didik ”menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu. b. Prinsip belajar 1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. 2) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertianya. 3) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional. 4) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap perkembangannya. 5) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, ekplorasi dan discovery. 6) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instrukional yang harus dicapainya. 7) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. 8) Belajar perlu dilingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya berekplorasi dan belajar dengan efektif. 9) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
19
10) Belajar adalah proses kontigutas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian
yang
diharapkan.
Stimulus
yang
diberikan
menimbulkan respon yang diharapkan. 11) Repetisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap
itu
mendalam
pada
siswa
(Slameto, 1991: 29). Jadi pada prinsipnya belajar itu harus memiliki tujuan yang dapat merubah perilaku menjadi lebih baik, apa yang dipelajari harus benar-benar dimengerti dan akan berhasil apabila ada kemauan untuk belajar terus menerus. c. Jenis-jenis evaluasi belajar Jenis evaluasi belajar dibagi menjadi empat jenis, yaitu: 1) Penilaian formatif (formative assessment) Penilaian formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan balikan (feed back) bagi penyempurnaan program pembelajara, serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaika, sehingga hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran guru menjadi lebih baik. Tujuan utama penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran,
bukan untuk
menentukan tingkat
kemampuan peserta didik. Penilaian formatif sesungguhnya
20
merupakan penilaian acuan patokan (criterion-referenced assessment). 2) Penilaian sumatif (summative assessment) Istilah “sumatif “ berasal dari kata “sum” yang berarti “total obtained by adding together items, numbers or amounts”. Penilaian sumatif berarti penilaian yang dilakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran dianggap telah selesai. Dengan demikian, ujian akhir semester dan ujian nasioanal termasuk penilaian sumatif. Penilaian sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah peserta didik sudah dapat menguasai standart kompetensi yang telah ditetapkan atau belum. Tujuan penilaian sumatif adalah untuk menentukan nilai (angka) berdasarkan tingkatan hasil belajar peserta didik yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapor. 3) Penilaian penempatan Pada umumnya penilaian penempatan dibuat sebagai prates (pretest). Tujuan utamanya adalah untuk mengetahuan apakaha peserta didik telah memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu program pembelajaran dan sejauh mana peserta didik telah mengetahuan kompetensi dasar sebagaimana yang tercantum dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tujuan yang pertama
21
masalahnya berkaitan dengan peserta didik menghadapi program baru, sedangkan untuk tujuan yang kedua berkaitan dengan kesesuaian program pembelajaran dengan kemampuan peserta didik. 4) Penilaian diagnostik (diagnostic assessment) Penilaian diagnostik dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik berdasarkan hasil penilaian formatif
sebelumnya.
Penilaian
diagnotik
memerlukan
sejumlah soal untuk satu bidang yang diperkirakan merupakan kesulitan bagi peserta didik soal-soal tersebut bervariasi dan difokuskan pada kesulitan. Penilaian diagnostik biasanya dilaksanakan sebelum suatu pelajaran dimulai. Tujuannya adalah untuk menjajagi pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasahi oleh peserta didik. Dengan kata lain, apakah peserta didik sudah mempunyai pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk dapat mengiuti materi pelajaran lain. Penilaian diagostik semacam ini disebut juga test of entering behavior. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting
22
sekali artinya dalam membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Yang tergolong faktor internal adalah: 1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. 2) Faktor psikologis baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas: a) Faktor intelektif yang meliputi: (1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. (2) Faktor kecakapan nyatayaitu prestasi yang telah dimiliki. b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. c) Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal ialah: 1) Faktor sosial yangterdiri atas: a) Lingkungan keluarga b) Lingkungan sekolah c) Lingkungan masyarakat d) Lingkungan kelompok
23
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. 3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. 4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan (Ahmadi, 2004: 138) 4. Fungsi prestasi belajar Beberapa fungsi utama prestasi belajar: 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik (Arifin,2009: 12-13) B. IPA 1. Pengertian IPA H.W. Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan
24
didasarkan
atas
pengamatan
dan
induksi.
Sedangkan
Nokes
didalamnya “Science in Education” menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus Pendapat diatas sebenarnya tidak berbeda memang benar bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan Betapapun
percobaan-percobaan indahnya
dipertahankan
suatu
kalau
teori
tidak
terhadap
gejala-gejala
dirumuskan, sesuai
tidaklah
dengan
alam. dapat
hasil-hasil
pengamatan/observasi (Ahmadi, 2008: 1) 2. Fungsi mata pelajaran IPA Mata pelajaran IPA berfungsi untuk: a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan. b. Mengembangkan keterampilan proses. c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari. d. Mengembangkan kesadarantentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. e. Mengembangkan
kemampuan
untuk
menerapkan
ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna untuk kehidupan sehari-hari.
25
3. Tujuan pembelajaran IPA Pengajaran IPA bertujuan agar siswa: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadarannya tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP (Susanto, 2014: 171). 4. Ruang lingkup IPA Ruang lingkup mata pelajaran IPA mencakup:
26
a. Mahluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya. b. Materi, sifat-sifat, dan kegunaanya meliputi: udara, air, tanah, dan batuan. c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya. d. Kesehatan, makanan, penyakit, dan pencegahannya. e. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya (Garnida, 2002: 254) 5. Materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup denganLlingkungannya. a. Penyesuaian Hewan dengan Lingkungannya 1) Hewan Menyesuaikan Diri untuk Memperoleh Makanan Bentuk penyesuaian diri mahluk hidup dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a) Penyesuaian Morfologis, adalah proses yang didasari pada metabolisme tubuh atau aktivitas alat tubuh. Misalnya hewan karbohidrat memiliki anzim amilase b) Penyesuaian fisiologis, adalah penyesuaian bentuk tubuh terhadap lingkungannya. Misalnya bentuk paruh, bentuk kaki, bentuk mulut, dan bentuk tubuh. c) Penyesuaian Perilaku, adalah adaptasi dalam bentuk tingkah laku, misalnya rayap menjilati dubur induknya untuk mendapatkan flagella bagi pencernaan selulosa,
27
kerbau berkubang bila suhu udara panas, serta ikan paus muncul ke permukaan untuk meghirup udara Mahluk hidup memiliki beberapa keistimewaan agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dengan keistimewaan secara alami yang dimiliki
oleh
masing-masing mahluk hidup menyebabkan mereka dapat bertahan hidup Banyak mahluk hidup yang menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dengan cara menyesuikan bentuk tubuhnya terhadap lingkungan atau menyesuaikan diri dengan fungsinya. Penyesuaian bentuk tubuh ini bertujuan untuk memperoleh makanan maupun untuk melindungi diri dari musuhnya. Berikut ini beberapa contoh hewan yang menyesuaikan bentuk tubuhnya terhadap lingkunganya. a) Burung Burung memiliki bentuk kaki yang berbeda-beda disesuaikan dengan tempat hidupnya dan jenis mangsa yang dimakannya. Berdasarkan lingkungan dan jenis makanannya
yang dimakan, bentuk kaki burung
dikelompokkan menjadi lima
28
Gambar 2.1 Macam-Macam Bentuk Kaki Burung
Setiap jenis burung hanya memakan jenis makanan tertentu, sehingga bentuk paruh burung yang memakan jenis makanan yang sama akan serupa. Beberapa bentuk paruh burung antara lain: (1) Burung pemakan biji-bijian yang keras memiliki bentuk paruh yang tebal, pendek, dan kuat untuk memecah biji-bijian yang keras. Contohnya burung kaka tua. (2) Itik memiliki paruh yang pipih untuk memudahkan mencari makan didalam air. (3) Burung pemakan daging memiliki bentuk paruh runcing, tajam, dan melengkung untuk mencabik-
29
cabik mangsa. Contohnya adalah burung elang dan burung hantu. (4) Burung pelatuk memiliki paruh panjang, runcing, dan kokoh berfungsi untuk mematuk pohon yang lapuk (5) Burung pemakan ikan seperti burung bangau memiliki bentuk paruh berkantong untuk menciduk ikan dari dalam air. (6) Burung penghisap nektar seperti burung kolibri memiliki bentuk paruh panjang, runcing, dan melengkung. Gambar 2.2 Macam-Macam Bentuk Paruh
b) Serangga Salah satu bentuk penyesuaian diri pada serangga adalah bentuk mulut yang berbeda-beda sesuai dengan
30
jenis makanannya. Berdasakan jenis makanan yang dimakannya, jenis mulut serangga dibedakan mejadi empat, yaitu: (1) Makanan kupu-kupu adalah nektar. Nektar adalah cairan manis sebagai bahan untuk membuat madu. Nektar terletak dibagian dasar bunga. Kupu-kupu mengambil
nektar
di
dasar
bunga
dengan
menggunakan alat penghisap. Alat penghisap ini disebut probosis. Mulut penghisap pada serangga bentuknya seperti belalai yang dapat digulung dan dijulurkan (2) Mulut
penjilat
pada
serangga
memiliki
ciri
terdapatnya lidah yang panjang dan berguna untuk menjilat makanan berupa nektar dari bunga, contoh erangga yang memiliki mulut penjilat adalah lebah. (3) Mulut penyerap pada serangga memiliki ciri terdapatnya alat penyerap yang mirip spons (gabus). Alat ini digunakan untuk menyerap makanan terutama yang berbentuk cair. Contoh serangga yang memiliki alat penyerap adalah lalat. (4) Mulut penusuk dan penghisap pada serangga memiliki ciri bentuk yang tajam dan panjang. Contoh serangga yang memiliki mulut penusuk dan
31
penghisap adalah nyamuk. Nyamuk menggunakan mulutnya untuk menusuk kulit manusia kemudian menghisap darah, jadi selain mulutnya berfungsi sebagi penusuk juga berfungsi debagi penghisap. c) Unta Unta hidup di daerah padang pasir yang kering dan gersang. Bentuk tubuhnya disesuaikan dengan keadaan lingkungan padang pasir. Bentuk penyesuaian diri pada unta adalah adanya tempat penyimpanan air di dalam tubuhnya dan memiliki punuk sebagai penyimpanan lemak. Hal ini yag menyebabkan unta dapat bertahan hidup tanpa minum air dalam waktu yang lama. Bulu mata unta yang panjang dapat melindungi matanya dari pasir yang berterbangan. Unta juga memiliki kaki tebal untuk berjalan dipasir yang panas dan lubang hidung yang dapat ditutup pada saat badai pasir. 2) Penyesuaian Tingkah Laku terhadap Lingkungannya Beberapa jenis hewan ada yang menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara mengubah tingkah laku. Cara ini selain untuk mendapatkan makanan juga untuk melindungi diri dari musuh atau pemangsa.
32
a) Bunglon Bunglon dapat murubah warna kulitnya sesuai dengan warna tempat ia berada. Ketika berada dipohon yang berwarna coklat maka tubuh bunglon akan berwarna coklat. Begitu juga ketika ia berada dipoh yang berwarna hijau maka tubuhnya akan berwarna hijau. Perubahan tubuh pada bunglon merupakan bentuk penyesuaian diri agar ia terlindung dari musuhnya. Perubahan warna bunglon ini disebut mimikri. b) Kalajengking Kalajengking
melindungi
dirinya
dari
musuh
dengan menggunakan sengatnya. Sengatnya mengandung racun yang dapat membunuh musuhnya. Hewan lain yang menggunakan zat beracun untuk melindungi dirinya dari serangan musuh adalah kelabang, lebah, dan ular. c) Cumi-cumi Cumi-cumi melindungi diri dari musuhnya dengan cara menyemburkan cairan seperti tinta kedalam air. Tinta hitam itu akan dikeluarkan cumi-cumi ketika dirinya terancam
bahaya.
mengeluarkan
tinta
Cumi-cumi untuk
dengan
segera
mengaburkan
akan
pandangan
musuhnya.
33
d) Siput Siput memiliki pelindung tubuh yang keras dan kuat yang disebut cangkang. Hewan jenis ini melindungi diri dari musuhnya denga cara memasukkan tubuhnya kedalam cangkang. Kura-kura dan penyu juga memiliki cangkang yang digunakan untuk melindungi diri dari musuhnya. e) Walang Sangit Walang sangit dikenal sebagai hama padi. Hewan ini
melindungi
diri
dari
musuhnya
dengan
cara
mengeluarkan bau yang sangat menyengat sehingga musuh menjauhinya. f) Walang Daun Walang
daun
hidup
pada
tumbuhan
yang
mempunyai bentuk dan warna tubuh yang menyerupai daun.
Keadaan
tubuh
yang
seperti
ini
sangat
menguntungkan walang daun g) Harimau, Anjing, dan Singa Binatang ini mempunyai kuku dan gigi yang tajam. Kuku dan gigi yang tajam digunakan untuk melindungi dirinya, jika ada musuh yang datang, mereka akan menyerang denga kuku dan giginya yang tajam.
34
h) Sapi, Kambing, Kerbau, dan Kijang Hewan tersebut mempunyai tanduk yang runcing. Hewan-hewan tersebut menggunakan tanduknya pada saat bertarung dengan musuhnya. i) Ular Ada dua jenis ular, yaitu ular berbisa dan ular tidak berbisa. Ular berbisa adalah ular yang mempunyai zat beracun bagi musuh. Zat itu disebut bisa, yang dihasilkan oleh suatu kelenjar misalnya ular kobra. Ular yang tidak bebisa melindungi dirinya dengan cara membelitkan tubuhnya ke tubuh musuh. Belitan ular yang sangat kuat juga dapat mengakibatkan kematian bagi musuhnya. Misalnya ular piton j) Cicak Cicak melindungi diri dari serangan musuhnya dengan cara memutuskan ekornya. Hal itu disebut autotomi. Bagian ekor yang putus ini dapat bergerak-gerak sehingga mengalihkan perhatian musuhnya. Saat itulah ia pergi melarikan diri. Di bagian tubuh yang putus itu akan tumbuh bagian ekor yang baru. Tumbuh ekor yang telah putus disebut regenerasi.
35
k) Musang dan kumbang Musang dan kumbang berpura-pura mati ketika diserang musuh. Jika musuh sudah pergi, mereka segera pergi ketempat lain. b. Penyesuaian Diri Tumbuhan Terhadap Lingkungan 1) Berdasarkan Tempat Hidupnya Tumbuhan juga menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tumbuhan bisa hidup di air dan daratan. Bagaimana tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya? Marilah kita bahas uraian berikut. a) Tumbuhan hidup di air Tumbuhan yang hidup di air contohnya teratai, enceng gondok, kangkung, dan genjer. Tanaman ini, mempunyai daun yang lebar. Mempunyai rongga udara pada batangnya untuk membantu penguapan. Akar yang kuat menancap di dasar untuk keseimbangan daun. Tanaman air kebalikan dari tanaman di daerah kering. Tanaman ini berusaha melepas uap air sebanyak-banyaknya ke udara. Rongga udara berguna agar dapat mengapung. b) Tumbuhan yang hidup di dua musim Tumbuhan ada yang hidup di dua musim. Artinya tumbuhan mengalami musim penghujan dan kemarau. Pada saat musim penghujan air melimpah. Sedangkan saat
36
musim kemarau air sangat sulit diperoleh. Tumbuhan yang hidup pada dua musim memiliki ciri-ciri yaitu: (1) dapat menggugurkan daunnya pada musim kemarau (meranggas), dan (2) dapat melebarkan daunnya pada musim penghujan. Contoh tanamannya, antara lain pohon jati dan mahoni. Pada musim kemarau pohon ini akan mengurangi daun. Pengurangan daun untuk mengurangi penguapan. Cemara mempunyai daun lembut dan meruncing. Sedangkan rumput akan menghabiskan daunnya, tetapi umbinya tetap hidup di dalam tanah. c) Tumbuhan di daerah kering/gurun Daerah gurun sangat jarang terjadi hujan. Sepanjang hari daerah ini disinari matahari yang terik. Tumbuhan pada daerah kering memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Berdaun tebal dengan lapisan lilin (untuk mengurangi penguapan) (2) Batangnya lebar menggembung (untuk menyimpan cadangan air) (3) Daunnya berupa duri (4) Akar menghujam jauh ke dalam tanah dan bercabang banyak.
37
Contoh tumbuhan gurun adalah kaktus. Pada saat kering kaktus akan menggunakan cadangan makanan, cadangan makanan tersimpan di batang. Bila cadangan makanan digunakan, batangnya mengerut. Tetapi saat hujan tiba batang kaktus mengembung lagi 2) Berdasarkan Cara Melindungi Diri Hewan bisa berlari, untuk melepaskan diri. Tetapi tumbuhan memiliki cara tersendiri melindungi diri. Tumbuhan mempunyai bagian tubuh untuk melindungi diri. Bagian mana sajakah tumbuhan bisa menjaga diri? Marilah kita pelajari bersama. Berikut adalah tumbuhan yang dikelompokkan berdasarkan cara melindungi dirinya. a) Menggunakan duri Duri tumbuh pada batangnya. Amatilah bunga mawar yang ada di tamanmu! Indah dan wangi ya, tapi hati-hati kalau kurang hati-hati terkena durinya. Contoh tumbuhan yang lain yaitu pohon salak, jeruk, dan bougenvil. b) Menggunakan getah Pohon memiliki getah yang sangat lengket. Getah akan keluar jika kulit pohon tergores atau rantingnya patah. Contohnya, pohon sawo, nangka, jambu mete, dan pohon karet
38
c) Menggunakan bulu yang tajam Ada tumbuhan tertentu yang melindungi diri dengan bulu yang tajam. Bulu yang tajam terdapat pada bagian batang. Bulu yang tajam dapat melekat kuat serta menyebabkan gatal-gatal. Contohnya bulu pada pohon bambu dan tebu. d) Mengandung racun Daun singkong sangat berbahaya jika dimakan mentah. Maka saat akan memakan daun singkong, harus direbusnya terlebih dahulu. Sehingga dapat menghilangkan racunnya. Daun ini aman dari hewan pemangsanya. Karena dapat menjadi racun bagi hewan-hewan tersebut C. Model pembelajaran kooperatif 1. Pengertian “Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang denagn struktur kelompok yang bersifat heterogen” (Rusman, 2011: 202). “Dalam sistem pembelajaran kooperatif siswa bekerjasama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membentu sesama anggota kelompok untuk belajar” (Rusman, 2011: 203).
39
Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (Suprijono, 2011: 54-55). Berdasarkan uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Dilaksanakan melalui sharing antar teman antar kelompok, dimana guru membagi kelompok-kelompok secara heterogen. a. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Hamruni, 2011: 2119). Pembelajaran
kooperatif
berbeda
dengan
strategi
pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam artian penguasaan materi pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya ciri khas inilah yang menjadi ciri khas dari
40
cooperative learning. Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagi berikut: 1) Pembelajaran Secara Tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif Manajemen seperti yang kita pelajari pada bab sebelumnya mempunyai tiga fungsi, yaitu: 1) fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah
pembelajaran
yang
sudah
ditentukan.
Misalnya tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan
untuk mencapai
tujuan dan lain sebagainya. 2) fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan
perencanaan
yang
matang
agar
proses
pembelajaran berjalan dengan efektif. 3) fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes.
41
3) Kemauan untuk Bekerja Sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasiloan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal. 4) Keterampilan Bekerja Sama Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui aktifitas melalui kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran kooperatif ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan pada paham konstruktivis. Dalam pembelajaran koopeatif diterapkan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling membantu memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran ini, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
42
b. Tujuan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dapat menjadi salah satu metode untuk mengelola anak-anak dengan problema belajar, termasuk anak kurang berprestasi karena tujuan dari model pembelajaran ini salah satunya adalah meningkatkan prestasi akademik. Menurut Ibrahim dkk (2000: 3) model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk memcapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran. Ketiga tujuan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Tujuan pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model pembelajaran ini unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep
yang
sulit.
Model
struktur
penghargaan kooperatif juga mampu meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan nrma yang berhubungan dengan hasil belajar. 2) Penerimaan yang luas terhadap orang-orang dengan latar belakang yang berbeda, baik berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidak mampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada para siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja untuk saling bergantung sama lain atas tugas-tugas bersama. Melalui
43
penggunaan struktur penghargaan kooperatif, mereka belajar untuk saling menghargai. 3) Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan ini penting karena banyak orang, nbaik anak muda maupun orang dewasa yang keterampilan sosialnya masih kurang. c. Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti dijelaskan di bawah ini: 1) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence) Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan penyelesaian sebuah tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Karenanya, perlu disadari oleh setiap anggota kelompok bahwa keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan. Agar tercipta kelompok kerja yang efektik, setiap anggota kelompok
perlu
membegi
tugas
esuai
dengan
tujuan
kelompoknya. Tugas terebut tentu saja disesuaikan dengan kemampuan
setiap
anggota
kelompok.
Inilah
hakikat
ketergantungan positif. Artinya, tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa
44
menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerjasama yang baik dari masing0masing anggota kelompok, anggota kelompok yang mempunyai kemampuan lebih, diharapkan mau dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya. 2) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability) Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip pertama, karena keberhasilan kelompok tegantungpada tiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tangging jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang
terbaik
untuk
keberhasilan
kelompoknya.
Untuk
mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu harus berbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama. 3) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction) Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggita kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan salimg membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerjasama, menghargai
setiap
perbedaan,
memanfaatkan
kelebihan
masing-masing anggota, dan emngisi kekurangan masingmasing.
45
4) Partisipasi dan komunikasi Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mampu berpartisipasi dan berkomunikasi. Kemampuan ini penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan dimasyarakat kelak, oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi, misalnya kemampuan mendengar dan kemampuan berbicara, padahal keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisipasi setiap anggota. Agar dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali kemampuan-kemampuan berkomunikasi (Hamruni, 2011: 125-127). d. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Tabel 2.1 6 fase model pembelajaran Model pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 (enam) fase: Fase-Fase Fase 1: Present goals and set
Prilaku Guru Menjelaskan
tujuan
Menyampaikan tujuan dan pembelajaran
dan
mempersiapkan peserta didik
mempersiapkanpeserta didiksiap belajar
Fase 2: Present Information
Mempresentasikan informasi
Menyajikan informasi
kepada peserta didik secara verbal
Fase 3: Organize students Memberikan
penjelasan
46
into learning teams
kepada peserta didik tentang
Mengorganisir peserta didik tata cara pembentukan tim ke dalam tim-tim belajar
belajar
dan
membantu
kelompok melakukan transisi yang efisien Fase 4: Assist team work and Membantu study
selama
tim-tim
belajar
peserta
didik
membantu kerja tim dan mengerjakan tugasnya belajar Fase 5: Test on the materials
Menguji pengetahuan peserta
Mengevaluasi
didik materi
mengenal
berbagai
pembelajaran
atau
kelompok-kelompok mempresentasikan
hasil
kerjanya Fase 6: Provide recognition
Mempersiapkan
Memberikan pengakuan atau untukmengajui penghargaan
prestasi
cara usaha
individu
dan
maupun
kelompok
Fase pertama, guru mengklarifikasi maksud pembelajaran kooperatif. Hal ini pentint untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam
47
pembelajaran. Fase kedua, guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik. Fase ketiga, kekacauan bisa saja terjadi pada fase ini, oleh sebab itu transisi pembelajaran dari dan ke kelompok-kelompok belajar harus diorkestrasi
dengan
cermat.
Sejumlah
elemen
perlu
dipertimbangkan dalam menstrukturisasikan tugasnya. Guru harus
menjelaskan
bahwa
peserta
didik
harus
saling
bekerjasama didalam kelompok. Tiap anggota kelompok memiliki
akuntabilitas
individual
untuk
mendukung
tercapainya tujuan kelompok. Pada faseketiga ini terpenting jangan sampai ada free-rider atau anggota yang hanya menggantungkan tugas kelompok kepada individu lainnya. Fase keempat, guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan yang diberikan kepada guru dapat berupa petunjuk, pengarahan, atau meminta beberapa peserta didik mengulangi hal yang sudah ditunjukkannya. Fase kelima, guru melakukan evaluasi dengan melakukan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan pembelajaran. Fase keenam, guru mempersiapkan stuktur reward yang akan diberikan kepada peserta didik. Variasi struktur reward bersifat individualistis, kompetitif, dan kooperatif. Struktur reward individualistis terjadi apabila
48
sebuah reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dilakukan orang lain. Struktur reward kompetitif adalah jika peserta
didik
diakui
usaha
individualnya
berdasarkan
perbandingan dengan orang lain. Stuktur reward kooperatif diberikan kepada tim meskipun anggota tim-timnya saling bersaing (Suprijono, 2010: 65-66). e. Keunggulan dan Kelemahan pembelajaran kooperatif 1) Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagi suatu strategi pembelajaran adalah sebagai berikut: a) Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. b) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata (verbal) dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. c) Menumbuhkan sikap respek pada orang lain, menyadari segala keterbatasannya, dan bersedia menerima segala perbedaan d) Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
49
e) Meningkatkan prestasi akademik dan kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal, keterampilan mengelola waktu, dan sikap positif terhadap sekolah. f) Mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahaman siswa sendiri, serta menerima unpan balik. Siswa dapat menerapkan teknik pemecahan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adlah tanggung jawab kelompoknya. g) Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan mengubah belajar abstrak menjadi nyata(rill) h) Meningkatkan motivasi dan memberi rangsangan untuk berpikir, dan ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang. 2) Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Disanping
keunggulan
pembelajaran
kooperatif
juga
memiliki kelemahan diantaranya: a) Untuk memahami dan mengerti filosofi pembelajaran kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang
50
memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok. b) Ciri utama dari pembelajaran koopertaif adalah siswa saling membelajarkan. Karena itu tanpa adanya peer teaching yang efektif, maka dibandingkan pengajaran langsung dari guru, bisa jadi cara belajar yang demikian membuat siswa tidak bisa memahami apa yang seharusnya dipahami. c) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan pada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa. d) Keberhasilan
pembelajaran
kooperatif
dalam
mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau beberapa kali penerapannya. e) Walaupun kemampuan kerjasama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan pada kemampuan secara
individual.
Karena
itu,
idealnya
melalui
pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerjasama, siswa juga harus belajar membangun kepercayaan diri, untuk mencapai kedua hal itu dalam pembelajaran
51
kooperatif
memang
bukan
pekerjaan
yang
mudah
(Hamruni, 2011: 129-130). D. Team Games Tournament (TGT) 1. Pengertian Secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali satu hal, TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. TGT sangat sering digunakan denagn
dikombinasikan
dengan
STAD
dengan
menambahkan
turnamen tertentu pada Struktur STAD yang biasanya (Robert E Slavin, 2009: 163). TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan
siswa
dalam
kelompok-kelompok
belajar
yang
beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari angota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain
bertanggung
jawab
untuk
memberikan
jawaban
atau
52
menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Permainan pada TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang di tulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan setiap siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untk menyumbangkan poin untuk kelompoknya. Prinsipnya soal sulit untuk ank pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar senua anak mempunyai
kemungkinan
memberi
skor
bagi
kelompoknya.
Permainan yang dikemas dalam bentuk permainan ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai review materi pembelajaran (Rusman, 2011: 224-225). TGT merupakan salah satu model pembelajaran tim siswa, ini pada mulanya dikembangkan oleh David Devries dari Keith Edwards, ini merupakan metode pembelajaran pertama dari johns Hopkins (Robert E Slavin, 2005:13). Jadi TGT merupakan pembelajaran berupa kelompok, permainan, kerjasama, dan pertandingan yang mana pembelajaran tersebut mengutamakan kekompakan.
53
2. Langkah-langkah pembelajaran TGT Ada lima komponen utama dalam komponen utama dalam TGT, yaitu sebagai berikut: a. Penyajian kelas Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas. Biasanya, dilakukan dengan pengajaran langsung atau ceramah dan diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini, siswa harus benar-benar memerhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok. b. Kelompok (team) Kelompok biasanya terdiri atas empat atau lima orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, ras, atau etnik. Fungsi kelompok adalah lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. c. Game. Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pegetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri atas pertanyaanpertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor
54
dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar akan mendapat skor. Skor ini dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan. d. Turnamen. Turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada akhir setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Pada turnamen pertama, guru membagi siswa kedalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa yang tertinggi prestasinya dikelompokan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II, dan seterusnya. e. Team recognize (penghargaan kelompok). Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, dan masing-masing kelompok akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Kelompok mendapat julukan “super team” jika rat-rata skor mencapai 45 atau lebih, “great team” apabila rata-rata mencapai 40-45, dan “good team” apabila rata-ratanya 30-40 (Hamdani, 2010: 92-93). 3. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TGT a. Kelebihan 1) Dalam kelas kooperatif murid memiliki kebebasan untuk berintraksi dengan menggunakan pendapat. 2) Rasa percaya diri murid menjadi lebih tinggi.
55
3) Perilaku mengganggu terhadap murid lain menjadi lebih kecil. 4) Motivasi murid lebih bertambah 5) Pemahaman yang lebih mendalam terhadap pokok bahasan pembelaan Negara 6) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi, antara murid dengan murid dan antara murid dengan guru. 7) Murid dapat menelaah sebuah mata pelajatan atau pokok bahasan bebas mengaktualisasikan diri dengan seluruh potensi yang ada dalam diri murid tersebut dapat keluar, selain itu kerjasama antar murid juga murid dengan guru akan membuat intraksi belajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak membosankan. b. Kelemahan 1) Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua murid ikut serta menyumbangkan pendapatnya. 2) Kekurangan waktu untuk proses pembelajaran. 3) Kemungkinan terjadinya kegaduhan kalau guru tidak dapat mengelolah kelas (Taniredja, 2012:72-73)
56
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian : MI Salafiyah Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali Alamat penelitian : Dk. Kendal, Ds. Sampetan, Kec. Ampel, Kab. Boyolali 57352 Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Materi pokok
:Hubungan Ciri-ciri Mahluk Hidup dengan Lingkungannya
Kelas/semester
: V/I
2. Keadaan Guru MI Salafiyah Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali Tabel 3.1 Guru MI Salafiyah Kendal No
NAMA
L/P
Ijazah
Jabatan
1.
Sunardi, S.Pd.I
L
S1
Kepala Sekolah
2.
Sri Winarsih, S.Pd,I
P
S1
Wali Kelas VI
3.
Ellista, S.Pd,I
L
S1
Wali Kelas V
4.
Muh Mahsun
L
MAN
Wali Kelas IV
5.
R. Supartono, S.Pd.I
L
S1
Wali Kelas III
6.
Muchson. S, S.Pd.I
L
S1
Wali Kelas II
7.
Anik Faridah, S.Pd.I
P
SI
Wali Kelas I
8.
Agus Suranto
L
MTs
Penjaga
57
3. Karakteristik Siswa Kelas V Siswa kelas V MI Salafiyah Kendal berjumlah 15 siswa, terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 3.2 Siswa Kelas V di MI Salafiyah Kendal No
Nama
L/P
Kemampuan Akademik
1.
Rizki Nahdliana
P
Bawah
2.
Sri Susanti
P
Sedang
3.
Aziz Ramdhani
L
Sedang
4.
A.Zahro Al-Misbah
L
Bawah
5.
Muslimin
L
Bawah
6.
Ja’far Arif Abdilah
L
Sedang
7.
Aprillia Nur. H
P
Sedang
8.
Ananda Amelia Afri
P
Atas
9.
Muhammad Slamet
L
Bawah
10. Ismawarni
P
Bawah
11. Lu’lu’ Nafisatul Ulya
P
Atas
12. Rahayu Safitri
P
Sedang
13. Rahayu Umi Mahmudah
P
Sedang
14. Wahyuni
P
Sedang
15. Yunitasari
P
Atas
58
4. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam semester I tahun ajaran 2014/2015. Peneliti bertidak sebagai observer. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian menggunakan jam mata pelajaran IPA sesuai dengan jadwal pelajaran IPA kelas V MI Salafiyah Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali Waktu pelaksanaan sebagai berikut: a. Kegiatan siklus I, tanggal 30 Januari 2015 b. Kegiatan siklus II, tanggal 3 Februari 2015 B. Diskripsi Siklus I 1. Perencanaan Pada tahap ini peneliti merencanakan : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. b. Merencanakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 1) Penyajian kelas 2) Membuat daftar kelompok dengan membagi kelompok secara heterogen pada kelompok diskusi dan homogen pada kelomok turnamen 3) Turnamen 4) Penghargaan kelompok c. Menyusun alat evaluasi dan alat obervasi
59
2. Tindakan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2015 penelitian siklus I, materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah penyesuaian mahluk hidup dengan lingkungannya untuk mencari makan dan melindungi diri dari musuh. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif TGT. Tahap siklus I mencakup kegiatan sebagai berikut: a. Kegiatan awal (5 menit) 1) Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan berdoa bersama siswa 2) Guru menanyakan kabar siswa 3) Guru mengecek kehadiran siswa 4) Guru melakukan spersepsi dan bertanya: a) Siapa yang dirumahnya memelihara ayam atau burung? b) Apakah pernah kalian melihat paruh dan cakar dari hewan tersebut ? 5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran: a) Anak-anak setelah pembelajaran ini diharapkan bisa mengetahui
cara
hewan
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya untuk memperoleh makanan b) Anak-anak setelah pembelajaran ini diharapkan bisa mengetahui
cara
hewan
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya untuk melindungi diri dari musuhnya
60
b. Kegiatan Inti (50 menit) 1) Siswa bersama dengan siswa melakukan tanya jawab kepada siswa
tentang
cara
hewan
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya (melakukan) 2) Guru bertanya: a) “Bagaimana cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan?” b) “Bagaimana cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk melindungi diri dari musuhnya,? (menanya) 3) Siswa diberikan informasi mengenai tema yang akan dipelajari yaitu tentang cara mahluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya (konfirmasi) 4) Siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan guru mengenai materi pembelajaran melalui media gambar (mengamati) 5) Siswa dibagi menjadi tiga kelompok heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari lima orang siswa (melakukan) 6) Setiap kelompok diminta untuk berdiskusi mengerjakan lembar kegiatan mengenai materi yang telah disampaikan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa (melakukan) 7) Siswa bersama dengan guru mengoreksi hasil diskusi jawaban tiap kelompok dengan menukarkankannya pada kelompok lain(melakukan)
61
8) Siswa memulai permainan dalam kelompok yang homogen, dalam game setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya, siswa yang mewakili kelompoknya, masingmasing ditempatkan dalam meja-meja turnamen, tiap meja turnament ditempati tiga orang siswa dan diusahakan tiap meja berasal dari kelompok yang berbeda.(melakukan) 9) Guru menginformasikan aturan permainan. (konfirmasi) 10) Permainan dimulai dengan membagikan lembar permainan, lembar jawaban, lembar skor, dan kartu-kartu soal pada tiap meja turnamen. (melakukan) 11) Peserta memulai game sesuai dengan peraturan yang telah dibacakan oleh guru. (melakukan) 12) Setelah permainan selesai, setiap peserta dalam satu meja turnamen menghitung jumlah kartu yang diperoleh untuk menentukan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. (melakukan) 13) Setiap peserta kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan
poin
yang
diperoleh
kepada
ketua
kelompok(melakukan) 14) Ketua kelompok menuliskan hasil poin pada tabel yang telah disediakan dan menghitung jumlah poin yang telah diperoleh. (melakukan)
62
15) Guru memberikan penghargaan berdasarkan rata-rata poin, penghargaan diberikan kepada kelompok yang rata-rata skor memenuhi kriteria skor yang telah ditentukan. (melakukan) c. Kegiatan Akhir (15 menit) 1) Guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari hari ini, yaitu adaptasi dan ciri-ciri adaptasi pada hewan, cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan dan melindungi diri dari musuhnya.(konfirmasi) 2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum diketahui. (konfirmasi) 3) Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa dengan diberi waktu mengerjakan 4) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 5) Guru menutup pelajaran dengan salam 3. Observasi Hasil observasi menunjukan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran IPA.
63
4. Refleksi Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. C. Diskripsi Siklus II 1. Perencanaan Dalam tahap perencanaan siklus II meliputi: a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada tanggal 3 Februari 2015 b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT c. Menyiapkan materi IPA tentang hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan dengan lingkungannya d. Menyusun soal latihan untuk mengetahui kemampuan siswa e. Menyiapkan lembar observasi untuk melakukan pengamatan untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama siklus berlangsung 2. Tindakan a. Kegiatan Awal (5 menit) 1) Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan berdo’a bersama siswa. 2) Guru mengecek kehadiran siswa. 3) Guru menanyakan kabar siswa.
64
4) Guru melakukan apersepsi. a) Guru bertanya kepada siswa: “siapa yang dirumah mananam berbagai jenis tumbuhan?” 5) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, yaitu tentang ciri khusus pada tumbuhan untuk melindungi dirinya misalnya memiliki racun, duri, dan daun yang tajam. 6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah pembelajaran selesai. a) Anak-anak nanti setelah pembelajaran selesai, diharapkan bisa mengetahui tentang ciri khusus pada tumbuhan untuk melindungi dirinya misalnya memiliki racun b) Anak-anak nanti setelah pembelajaran selesai, diharapkan bisa mengetahui tentang ciri khusus pada tumbuhan untuk melindungi dirinya misalnya memiliki duri c) Anak-anak nanti setelah pembelajaran selesai, diharapkan bisa mengetahui tentang ciri khusus pada tumbuhan untuk melindungi dirinya misalnya memiliki daun yang tajam b. Kegiatan Inti (50 menit) 1) Siswa bersama dengan siswa melakukan tanya jawab kepada siswa
tentang
cara
hewan
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya (melakukan) 2) Guru bertanya “ apa yang dimaksud dengan adaptasi dan jenisjenis adaptasi pada hewan?” (menanya)
65
3) Guru bertanya “bagaimana cara hewan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya
untuk
memperoleh
makanan?”
(menanya) 4) Siswa diberikan informasi mengenai tema yang akan dipelajari yaitu tentang cara mahluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya (konfirmasi) 5) Siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan guru mengenai materi pembelajaran melalui media gambar (mengamati) 6) Siswa dibagi menjadi tiga kelompok heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari lima orang siswa (melakukan) 7) Setiap kelompok diminta untuk berdiskusi mengerjakan lembar kegiatan mengenai materi yang telah disampaikan untuk menguasai materi (melakukan) 8) Siswa bersama dengan guru mengoreksi hasil diskusi jawaban tiap kelompok dengan menukarkankannya pada kelompok lain(melakukan) 9) Siswa memulai permainan dalam kelompok yang homogen, dalam game setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya, siswa yang mewakili kelompoknya, masingmasing ditempatkan dalam meja-meja turnamen, tiap meja turnament ditempati tiga orang siswa dan diusahakan tiap meja berasal dari kelompok yang berbeda (melakukan) 10) Guru menginformasikan aturan permainan (konfirmasi)
66
11) Permainan dimulai dengan membagikan lembar permainan, lembar jawaban, lembar skor, dan kartu-kartu soal pada tiap meja turnamen (melakukan) 12) Peserta memulai game sesuai dengan peraturan yang telah dibacakan oleh guru (melakukan) 13) Setelah permainan selesai, setiap peserta dalam satu meja turnamen menghitung jumlah kartu yang diperoleh untuk menentukan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan (melakukan) 14) Setiap peserta kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua kelompok (melakukan) 15) Ketua kelompok menuliskan hasil poin pada tabel yang telah disediakan dan menghitung jumlah poin yang telah diperoleh (melakukan) 16) Guru memberikan penghargaan berdasarkan rata-rata poin, penghargaan diberikan kepada kelompok yang rata-rata skor memenuhi kriteria skor yang telah ditentukan (melakukan) c. Kegiatan Akhir (15 menit) 1) Guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari hari ini, yaitu tentang cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan dan melindungi diri dari musuhnya (konfirmasi)
67
2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum diketahui (konfirmasi) 3) Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa dengan diberi waktu mengerjakan 4) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 5) Guru menutup pelajaran dengan salam 3. Observasi Hasil observasi menunjukan adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada kelas V, sedangkan faktor penghambat berkurang pada pelaksanaan siklus II. 4. Refleksi Refleksi siklus II yaitu didapatkan satu konsep model pembelajaran yang baru untuk pembelajaran IPA, materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya. Pada siklus II semua siswa aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran. Dari segi evaluasipun menunjukan peningkatan yang nyata.
68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus 1. Deskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, kondisi awal siswa dapat dilihat dari kebiasaan belajar IPA di kelas, yang menunjukkan masih kurangnya pemahaman siswa dalam memahami materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya. Kondisi awal ini sebagai
acuan dalam melaksanakan penelitian
tindakan kelas pada siswa kelas V MI Salafiyah Kendal, Desa sampetan, Kecamatan Ampel. Berdasar pengamatan terhadap siswa, menunjukkan bahwa kemampuan siswa masih rendah terhadap mata pelajaran IPA terutama pada materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya
pada
semester
I.
Kemampuan
siswa
dalam
mengerjakan mata pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Ketuntasan nilai IPA siswa kelas V MI Salafiyah Kendal No
Kategori
Frekuensi
Presentase
1.
Tuntas
5
33,34 %
2.
Belum Tuntas
10
66,67 %
Jumlah
15
100%
69
Tabel diatas dapat digambarkan dalam diagram berikut ini: Gambar 4.1 Diagram ketuntasan nilai IPA siswa kelas V
80% 60% 40% 20% 0%
belum tuntas tuntas tuntas
belum tuntas
Berdasarkan tabel dan diagram diatas dapat dijelaskan bahwa siswa kelas V masih kurang mampu memahami mata pembelajaran IPA terutama pada materi hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel hasil belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe Team Games Tournamen (TGT). Tabel 4.2 Daftar Nilai Pra Siklus No
Nama
Nilai
1 1.
2 A
3 45
2.
B
60
3.
C
65
4.
D
65
5.
E
55
6.
F
60
7.
G
80
70
1
2
3
8.
H
85
9.
I
50
10.
J
60
11.
K
80
12.
L
60
13.
M
75
14.
N
65
15.
O
75
Jumlah
980
Nilai Rata-Rata
65,34
Jumlah Siswa Yang Tuntas
5/33,34%
Data nilai siswa yang diperoleh, hanya 5 siswa (33,34%) yang mampu mendapatkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70 dan 10 siswa (66,67%) masih di bawah KKM. Data pengamatan terhadap siswa di atas yaitu sebagai dasar diterapkannya model pembelajaran kooperatif
tipe TGT sebelum
melakukan penellitian pada siswa kelas V MI Salafiyah Kendal Desa Sampetan, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali.
71
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I a. Pendahuluan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2015 di kelas V dengan jumlah 15 orang siswa. Adapun proses belajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) kelas V pada mata pelajaran IPA, yaitu 70 Sesuai dengan rencana yang telah dibuat, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Selama kegiatan pembelajaran, peneliti mendampingi siswa dalam belajar kelompok, peneliti membagikan LKS dan peralatan yang digunakan. Pengamat membantu
peneliti
mengamati
keaktifan
menggunakan lembar observasi. Deskripsi
siswa
dengan
pelaksanan dan
pengamatan pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas V adalah sebagai berikut: 1) Presentasi Kelas Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam, kemudian meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditetapkan. Guru menjelaskan kepada
72
siswa bahwa mulai hari itu pelaksanan pembelajaran akan dilaksanakan berbeda dengan Ipembelajaran biasanya, yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Kemudian guru memotivasi siswa agar lebih aktif pada saat belajar berkelompok. Kemudian guru mempresentasikan materi tentang hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya dengan menggunakan media gambar. 2) Kelompok (team) Kelompok terdiri dari lima orang siswa yang anggotanya heterogen,
Setelah
semua
masing-masing
kelompok
berkumpul. Selanjutnya peneliti membagikan LKS dan meminta siswa untuk mendiskusikan LKS yang telah diberikan. Dengan tujuan agar setiap kelompok bisa lebih mendalami materi dan lebih khususnya untuk mempersiapkan anggota kelompok bekerja lebih baik dan optimal pada saat turnamen. 3) Permainan/Turnamen Turnamen dilakukan pada akhir unit setelah guru melakukan presentasi
dikelas dan tim telah melaksanakan
diskusi, peneliti membagi siswa kedalam beberapa meja turnamen.
Tiga
siswa
yang
tertinggi
prestasinya
dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II, dan seterusnya sampai pada meja ke V. Turnamen dilaksanakan dalam bentuk permainan, dengan menggunakan
73
kartu permainan berupa kartu soal, kartu jawaban dan kartu bernomor,
lebih
lanjut
peneliti
menjelaskan
peraturan
permainan terlebih dahulu, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Aturan permainan Pembaca Mengambil sebuah kartu bernomor dan menemukan pertanyaan yang sesuai pada lembar permainan. Membaca
pertanyaan
tersebut
dengan
keras. Memberi jawaban
Penantang I Setuju
dengan
pembaca
atau
menantang dan memberi jawaban berbeda Penantang II Mengambil kunci jawaban, meletak-kannya di meja dalam keadaan terbalik Setuju dengan pembaca atau menantang dan memberi jawaban berbeda. Mencocokkan/membaca kunci jawaban Pemain yang memberi jawaban benar dapat menyimpan kartu soal tersebut. Jika ada penantang yang memberi jawaban salah, maka ia harus mengembalikan kartu yang ia menangkan
74
sebelumnya (jika ada) ke tumpukan kartu. Bila tidak ada satupun jawaban yang benar, maka kartu tersebut dikembalikan ke tumpukan. Putaran berikutnya bergerak ke posisi kiri, penantang 1 sebagai pembaca, penantang 2 menjadi penantang 1, dan pembaca sebagai penantang 2. Permainan berlangsung sampai kartu habis. Ketika selesai turnamen, perserta mencatat banyaknya kartu yang dimenangkan pada lembar skor permainan. Pada kolom yang disediakan dan disiapkan sertifikat/penghargaan untuk tim. 4) Penghargaan Kelompok Hasil turnamen siklus I, kelompok yang mendapatkan penghargaan yaitu: Tabel 4.4 Lembar Skor Permainan Pemain
TIM
permainan
Poin Turnamen
1
2
3
4
Ananda Amelia Afri
1
2
50
Lu’lu’ Nafisatul Ulya
2
2
50
Yunitasari
3
1
20
1
2
50
2
1
20
Rahayu
Umi
Mahmudah Aprilia Nur H
75
1
2
3
4
Aziz Ramdhani
3
2
50
Ja’far Arif Abdilah
1
2
50
Sri Susanti
2
2
50
Rahayu Safitri
3
1
20
Wahyuni
1
2
50
Ismawarni
2
2
50
A Zahroh Al-Misbah
3
1
20
Muslimin
1
2
50
Muhammad Slamet
2
1
20
Rizki Nahdliana
3
2
50
Tabel 4.5 Lembar Rangkuman Tim Siklus I Nama TIM
Anggota TIM
Poin
Total
Rata-Rata
Penghargaan
Turnamen
Skor
TIM
TIM
250
50
TIM Super
190
38
TIM Sangat
TIM 1.
Ananda Amelia
50
Afri Rahayu Umi
50
Mahmudah Ja’far Arif
50
Abdilah
2
Wahyuni
50
Muslimin
50
Lu’lu’ Nafisatul
50
76
Ulya
Baik
Aprilia Nur H
20
Sri Susanti
50
Ismawarni
50
Muhammad
20
Slamet 3.
Yunitasari
20
Aziz Ramadhani
50
Rahayu Safitri
20
A Zahroh Al-
20
160
32
TIM Baik
Misbah Rizki Nahdliana
50
Berdasarkan perolehan hasil turnamen pada siklus I, kelompok 1 sebagai (TIM Super), kelompok 2 (TIM Sangat Baik) dan kelompok 3 sebagai (TIM Baik). Penghargaan yang diberikan berupa hadiah dan sertifikat. Dengan penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk giat belajar dan lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. b. Hasil Pengamatan Guru Siklus 1 Berikut hasil pengamatan guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe(TGT):
77
Tabel 4.6 Pengamatan Guru Siklus I
No. 1. 2. 3. 4. 5. 1.
2. 3. 4. 5.
Aspek yang dinilai
0 Kerapian berbusana RPP Perumusan indikator pembelajaran Perumusan tujuan pembelajaran Apersepsi Pelaksanaan Kesesuaian materi yang disampaikan dengan RPP Penguasaan materi Ketepatan penggunaan model pembelajaran Melaksanakan evaluasi pembelajaran Penguasaan kelas Jumlah Frekuansi
Skor penilaian 1 2 3
4 √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ 15
20
Keterangan : 0
: Tidak Dilakukan
1 – 10
: Dilakukan Kurang Bik
21 – 20
: Dilakukan Cukup Baik
21 – 30
: Dilakukan Dengan Baik
31 – 40
: Dilakukan Sangat Baik
c. Hasil Pengamatan Siswa Siklus I Berikut hasil pengamatan siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT:
78
Tabel 4.7 Pengamatan Siswa Siklus I No. 1.
Skor
Jenis Keterlibatan Antusias
dan
perhatian
0 siswa
1
2
3
4
√
ketika pembelajar 2.
Perhatian terhadap media
3.
Memperhatiakan
materi
√ √
yang
disampaikan 4.
Keaktifan dalam bertanya
5.
Keaktifan menjawab pertanyaan
6.
Keaktifan siswa pada saat
√ √ √
berdiskusi 7.
Keaktifan siswa dalam melakukan
√
model pembelajaran (tournament) 8.
Kesungguhan menjawab
√
pertanyaan evaluasi 9.
Kemandirian mengerjakan soal
√
Keterangan : 0
: Kurang baik
1
: Kurang
2
: Cukup
3
: Baik
4
: Amat baik
1) Hal-hal yang mendukung: Guru: a) Guru jelas dalam menyampaikan apersepsi
79
b) Ketapatan penggunanan model pembelajaran dilakukan dengan baik c) Soal evaluasi pembelajaran yang diberikan sudah cukup baik Siswa: a) Siswa memperhatikan media pembelajarn dengan baik b) Semangat siswa dalam melakukan turnamen c) Kemandirian Siswa mengerjakan soal evaluasi a. Hal-hal yang menghambat: Guru: a) Guru
kurang
jelas
dalam
menyampaikan
tujuan
pembelajaran b) Belum maksimal dalam membimbing jalannya diskusi. c) Guru kurang jelas dlam memberikan intruksi dalam aturan permainan turnamen d) Dalam penguasaan kelas masih banyak siswa berbicara sendiri Siswa: a) Antusias dan perhatian siswa ketika pembelajaran masih kurang b) Siswa masih malu dalam bertanya c) Keaktifan siswa pada saat berdiskusi masih kurang
80
d) Kemandirian mengerjakan soal evaluasi kurang baik,masih ada siswa yang menyontek pekerjaan temannya b. Refleksi Guru: a) Guru harus lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran b) Lebih maksimalkan dalam membimbing jelannya diskusi c) Memperjelas dalam pemberian intruksi dalam aturan permainan turnamen d) Penguasaan kelas harus ditingkatkan d. Daftar Nilai Siswa Siklus I Tabel 4.8 Daftar Nilai Siswa Siklus I No
Nama
Nilai
1
2
3
1.
A
60
2.
B
80
3.
C
90
4.
D
65
5.
E
65
6.
F
70
7.
G
80
8.
H
90
9.
I
65
81
1
2
3
10.
J
60
11.
K
80
12.
L
80
13.
M
80
14.
N
70
15.
O
80
Jumlah
1115
Nilai Rata-rata
74,34
Jumlah Siswa Yang Tuntas
10/66,67%
Peningkatan Yang Terjadi
5/33,34%
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh , dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai KKM sebanyak 10 siswa (66,67%) sedangkan anak yang belum tuntas mencapai KKM sebanyak 5 siswa (33,34%) dan target yang telah ditentukan yaitu nilai KKM 70 masih di bawah KKM. Hasil diatas menunjukan bahwa KKM kelas belum tercapai karena 66,67% ≤ 80% untuk standar minimal kelas. Oleh sebab itu perlu diadakannya siklus berikutnya 3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II a. Pendahuluan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2015 di kelas V dengan
82
jumlah 15 orang siswa. Sesuai dengan rencana yang telah dibuat, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Selama kegiatan pembelajaran, peneliti mendampingi siswa dalam belajar kelompok, peneliti membagikan LKS dan peralatan yang digunakan. Pengamat membantu
peneliti
mengamati
keaktifan
menggunakan lembar observasi. Deskripsi
siswa
dengan
pelaksanan dan
pengamatan pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas V adalah sebagai berikut: 1) Presentasi Kelas Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam, kemudian meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditetapkan. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa mulai hari itu pelaksanan pembelajaran akan dilaksanakan berbeda dengan Ipembelajaran biasanya, yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Kemudian guru memotivasi siswa agar lebih aktif pada saat belajar berkelompok. Kemudian guru mempresentasikan materi tentang hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya dengan menggunakan media gambar.
83
2) Kelompok (team) Kelompok terdiri dari lima orang siswa yang anggotanya heterogen,
Setelah
semua
masing-masing
kelompok
berkumpul. Selanjutnya peneliti membagikan LKS dan meminta siswa untuk mendiskusikan LKS yang telah diberikan. Dengan tujuan agar setiap kelompok bisa lebih mendalami materi dan lebih khususnya untuk mempersiapkan anggota kelompok bekerja lebih baik dan optimal pada saat turnamen. 3) Game. Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pegetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri atas pertanyaanpertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar akan mendapat skor. Skor ini dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan. 4) Permainan/Turnamen Turnamen dilakukan pada akhir unit setelah guru melakukan presentasi
dikelas dan tim telah melaksanakan
diskusi, peneliti membagi siswa kedalam beberapa meja turnamen.
Tiga
siswa
yang
tertinggi
prestasinya
dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II, dan seterusnya sampai pada meja ke V. Turnamen
84
dilaksanakan dalam bentuk permainan, dengan menggunakan kartu permainan berupa kartu soal, kartu jawaban dan kartu bernomor,
lebih
lanjut
peneliti
menjelaskan
peraturan
permainan turnamen seperti pada siklus I. Ketika selesai turnamen, perserta mencatat banyaknya kartu yang dimenangkan pada lembar skor permainan. Pada kolom yang
disediakan.
Dihitung
skor
tim,
dan
disiapkan
sertifikat/penghargaan untuk tim. 5) Penghargaan Kelompok Hasil turnamen siklus II, kelompok yang mendapatkan penghargaan yaitu: Tabel 4.9 Lembar Skor Permainan Siklus II Pemain
TIM
Permainan
Poin Turnamen
1 Ananda Amelia Afri
2 1
3 2
4 50
Lu’lu’
2
1
20
3
2
50
1
1
20
Aprilia Nur H
2
2
50
Aziz Ramdhani
3
2
50
Nafisatul
Ulya Yunitasari Rahayu
Umi
Mahmudah
85
1 Ja’far Arif Abdilah
2 1
3 2
4 50
Sri Susanti
2
1
20
Rahayu Safitri
3
2
50
Wahyuni
1
1
20
Ismawarni
2
2
50
A Zahroh Al-Misbah
3
2
50
Muslimin
1
2
50
Muhammad Slamet
2
1
20
Rizki Nahdliana
3
2
50
Tabel 4.10 Lembar Rangkuman TIM Siklus II Nama
Anggota
Poin
Total
Rata-
Penghargaan
TIM
TIM
Turnamen
Skor
Rata
TIM
TIM
TIM
190
38
1.
Ananda
50
Amelia
TIM Sangat Baik
Afri Rahayu
20
Umi Mahmuda h Ja’far
50
Arif
86
Abdilah
2
Wahyuni
20
Muslimin
50
Lu’lu’
20
160
32
TIM Baik
250
50
TIM Super
Nafisatul Ulya Aprilia
50
Nur H Sri
20
Susanti Ismawarn
50
i Muhamm
20
ad Slamet 3.
Yunitasari
50
Aziz
50
Ramadha ni Rahayu
50
Safitri A Zahroh
50
AlMisbah Rizki
50
Nahdliana
87
Berdasarkan perolehan hasil turnamen pada siklus II, TIM 3 sebagai (TIM Super), TIM 2 (TIM Sangat Baik) dan TIM 3 sebagai (TIM Baik). Penghargaan yang diberikan berupa hadiah dan sertifikat. Dengan penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk giat belajar dan lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. b. Hasl Pengamatan Guru Siklus II Berikut hasil pengamatan guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Turnamen (TGT): Tabel 4.11 Pengamatan Guru Siklus II
No. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek yang dinilai
0 Kerapian berbusana RPP Perumusan indikator pembelajaran Perumusan tujuan pembelajaran Apersepsi Pelaksanaan Kesesuaian materi yang disampaikan dengan RPP Penguasaan materi Ketepatan penggunaan model pembelajaran Melaksanakan evaluasi pembelajaran Penguasaan kelas Jumlah Frekuansi
Skor penilaian 1 2 3
4 √ √ √
√ √ √ √ √ √
6
√ 32
88
Keterangan : 0
: Tidak Dilakukan
1 – 10
: Dilakukan Kurang Biak
11 – 20
: Dilakukan Cukup Baik
21 – 30
: Dilakukan Dengan Baik
31 – 40
: Dilakukan Sangat Baik
c. Hasil Pengamatan Siswa Siklus II Berikut hasil pengamatan siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT) Tabel 4.12 Pengamatan Siswa Siklus II No. 1.
Skor
Jenis Keterlibatan
0
1
2
3
4 √
Antusias dan perhatian siswa ketika pembelajar
2.
Perhatian terhadap media
3.
Memperhatiakan
materi
√ √
yang
disampaikan √
4.
Keaktifan dalam bertanya
5.
Keaktifan menjawab pertanyaan
√
6.
Keaktifan siswa pada saat
√
berdiskusi 7.
√
Keaktifan siswa dalam melakukan model pembelajaran (tournament)
8.
Kesungguhan menjawab
√
pertanyaan evaluasi
89
9.
√
Kemandirian mengerjakan soal
Keterangan : 0
: Kurang baik
1
: Kurang
2
: Cukup
3
: Baik
4
: Amat baik
d. Daftar Nilai Siswa Siklus II Tabel 4.13 Daftar Nilai Siswa Siklus II No
Nama
Nilai
1 1.
2 A
3 65
2.
B
80
3.
C
90
4.
D
75
5.
E
75
6.
F
90
7.
G
80
8.
H
90
9.
I
65
10.
J
80
1 11.
2 K
3 90
90
12.
L
90
13.
M
90
14.
N
80
15.
O
90
Jumlah Nilai Rata-rata
1230 82
Jumlah Siswa yang Tuntas
13/86,67%
Peningkatan Yang Terjadi
3/20%
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai KKM sebanyak 13 siswa (86,67%) sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 2 siswa (13,34%) dan target yang telah ditentukan adalah 70. Hasil diatas menunjukan bahwa KKM kelas sudah tercapai karena 86,67% ≤ 80% untuk standar minimal kelas. Oleh sebab itu tidak perlu diadakannya siklus berikutnya Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II ini, peneliti telah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan baik dan dilihat dari pengamatan guru pada siklus II, siswa sebagian besar sudah aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dari segi evaluasi pembelajaran pun menunjukan peningkatan. Untuk itu peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya. Hal ini memberikan pengertian bahwa menerapkan
91
model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa B. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah melakukan berbagai kegiatan mulai dari kegiatan siklus I dan siklus II diperoleh data ketuntasan belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berikut ini data hasil penelitian pada siklus I dan siklus II: Data ini diperoleh dari hasil prestasi siswa siklus I, II Dipaparkan sebagai berikut: Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Kerja Siswa Ketuntasan
Siklus I
Siklus II
Tuntas KKM
10 siswa
13 siswa
66,67 %
86,67 %
Belum Tuntas
5 siswa
2 siswa
KKM
33,34 %
13,34 %
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pada siklus I siswa yang tuntas KKM sebanyak 10 siswa atau 66,67% dan siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 5 siswa atau 33,34% sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas KKM sebanyak 13 siswa atau 86,67% dan siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 2 siswa atau 13,34%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V MI Salafiyah Kendal sebanyak 86,67%, hal ini sesuai
92
dengan Penelitian Tindakan Kelas oleh Arifah Nur Triyani (2009) bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Turnamen (TGT) dapat meningkatan keaktifan belajar matematika siswa pada pokok bahasan peluang dan statistika di SMP Negeri 4 Depok Yogyakarta Kelas IX C yang mengalami peningkatan dari siklus I 61,17% menjadi 77, 11% pada siklus II.
93
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pengolahan data yang diperoleh dari penelitian pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-GamesTournament) sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar IPA siswa pada pokok bahasan hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan lingkungannya di kelas V MI Salafiyah Kendal Desa Sampetan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali, terdapat beberapa aspek keaktifan belajar siswa yang menonjol peningkatannya yaitu aspek merespon pertanyaan/instruksi guru, mengerjakan LKS, dan memanfaatkan sumber belajar yang ada. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan nilai IPA pada setiap siklus yaitu peningkatan sebesar 66,67% menjadi 86.67%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar IPA siswa kelas V MI Salafiyah Kendal Desa Sampetan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali pada pokok bahasan hubungan antara ciri-ciri mahluk hidup dengan
lingkunganya
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT). B. Saran Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran diantaranya:
94
1. Bagi Guru a. Guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan materi yang akan disampaikan. b. Guru mampu mengusai metode yang dipilih dan dapat menerapkan dengan baik. c. Kemampuan dalam menguasai kelas lebih ditingkatkan, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan sesuai dengan apa yang diharapkan. d. Ketepatan dalam menguasai model pembelajaran terhadap mata pelajaran IPA dapat sesuai dengan materi yang diajarkan. 2. Bagi Siswa a. Siswa bisa lebih aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan dalam pembelajaran IPA, bukan hanya pada salah satu guru saja namun semua kepada guru pun harus bisa memperhatikan dengan baik. b. Siswa bisa lebih bersemangat dalam berkompetisi untuk mendapatkan nilai terbaik seperti pada saat turnamen melalui model pembelajaran yang diberikan c. Siswa dapat meningkatkan kemampuan bekerjasama dalam kelompok diskusi melalui model pembelajaran yang diberikan.
95
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Supatmo. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 2004. Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta Arifin, Zaenal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta E.Slavin, Robert. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media Gardina,Danang. 2002. Pendidikan IPA Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Ditjen Binbag Departemen Agama Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani M.A, Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Maslikhah dan Susapti,Peni. 2009. Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: Mita Cendakia Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nurkencana, Wayan. 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional Paizaluddin. 2013. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Panduan Teoritis dan Praktis. Jakarta: Alfabeta Pasaribu dan Simandjutak. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Priyono, Amin dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan Departemen Nasional Purwanto, Ngalim. 1988. Psikologi Penelitian. Bandung: Remadja Karya CV Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sulistyowati dan Sukarno. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan Departemen Nasional Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Suyadi. 2013. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press Taniredja, Tukiran. 2012. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta Triyani, Arifah Nur. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team-GamesTournament (TGT) Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Peluang dan Statistika di SMP Negeri 4 Depok Yogyakarta Kelas IX C. Yogyakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta. 2009 Winarti, wiwik dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan Departemen Nasional
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I
Satuan Pendidikan : MI Salafiyah Kendal Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester
:V/I
Materi Pokok
: Penyesuaian makhluk hidup dengan lingkunganya
Waktu
: 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi 3. Mengidentifikasi cara mahluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan B. Kompetensi Dasar 3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup C. Indikator 1. Memberikan contoh cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan 2. Memberikan contoh cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk melindungi diri dari musuhnya D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan guru dan melakukan model pembelajaran team games tournament (TGT) siswa mampu mengetahui cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk memperoleh
makanan
dengan benar 2. Setelah mendengarkan penjelasan guru dan melakukan model pembelajaran team games tournament (TGT) siswa mampu mengetahui cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk melindungi diri dari musuhnya dengan benar E. Karakter siswa yang diharapkan 1. Disiplin 2. Rasa hormat dan perhatian 3. Komunikatif 4. Perhatian 5. Konsentrasi
6. Perhatian 7. Teliti F. Materi Pembelajaran Penyesuain Mahluk Hidup dengan Lingkungannya 1. Penyesuaian mahluk hidup untu mencari makan 2. Penyesuaian mahluk hidup dalam melindungi diri dari musuh G. Model, Metode, dan Media Pembelajaran 1. Model: Kooperatif learning tipe TGT(Team Games Tournament) 2. Metode: -
Ceramah
-
Tanya jawab
-
Diskusi
3. Media: Gambar H. Langkah-langkah Pembelajaran No 1.
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
5 menit
a. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan berdo’a bersama siswa. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Guru menanyakan kabar siswa. d. Guru melakukan apersepsi. -
Guru bertanya kepada siswa: “siapa yang dirumah mempunyai hewan peliharaan, ayam, burung, kucing?”
-
Apakah kalian pernah mengamati paruh dan cakar dari hewan tersebut?”
e. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, yaitu tentang adaptasi dan jenis-jenis adaptasi pada hewan dan cara mahluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya
untuk
memperoleh
makanan
dan
melindungi diri dari musuhnya. f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah pembelajaran selesai. -
Anak-anak
nanti
setelah
pembelajaran
selesai,
diharapkan bisa mengetahui bagaimana cara hewan menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya
untuk
memperoleh makanan -
Anak-anak
nanti
setelah
pembelajaran
selesai,
diharapkan bisa mengetahui bagaimana cara hewan menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya
untuk
melindungi diri dari musuhnya.
2.
Kegiatan Inti
50 menit
a. Siswa bersama dengan siswa melakukan tanya jawab kepada siswa tentang cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.(melakukan) b. Guru bertanya: -
“ apa yang dimaksud dengan adaptasi dan jenis-jenis adaptasi pada hewan?”
-
Guru bertanya “bagaimana cara hewan menyesuaikan diri
dengan
lingkungannya
untuk
memperoleh
makanan?” -
Guru bertanya “bagaimana cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk melindungi diri dari musuhnya,?(menanya)
c. Siswa diberikan informasi mengenai tema yang akan dipelajari yaitu tentang cara mahluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya(konfirmasi) d. Siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan guru mengenai
materi
pembelajaran
melalui
media
gambar(mengamati) e. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok heterogen, masingmasing kelompok terdiri dari lima orang siswa(melakukan) f. Setiap kelompok diminta untuk berdiskusi mengerjakan lembar kegiatan mengenai materi yang telah disampaikan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa (melakukan) g. Siswa bersama dengan guru mengoreksi hasil diskusi
jawaban tiap kelompok dengan menukarkankannya pada kelompok lain(melakukan) h.
Siswa
memulai
permainan
dalam
kelompok
yang
homogen, dalam game setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya, siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan dalam mejameja turnamen, tiap meja turnament ditempati tiga orang siswa dan diusahakan tiap meja berasal dari kelompok yang berbeda.(melakukan) i. Guru menginformasikan aturan permainan. (konfirmasi) j. Permainan
dimulai
dengan
membagikan
lembar
permainan, lembar jawaban, lembar skor, dan kartu-kartu soal pada tiap meja turnamen. (melakukan) k. Peserta memulai game sesuai dengan peraturan yang telah dibacakan oleh guru. (melakukan) l. Setelah permainan selesai, setiap peserta dalam satu meja turnamen menghitung jumlah kartu yang diperoleh untuk menentukan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. (melakukan) m. Setiap peserta kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan
poin
yang
diperoleh
kepada
ketua
kelompok(melakukan) n. Ketua kelompok menuliskan hasil poin pada tabel yang telah disediakan dan menghitung jumlah poin yang telah diperoleh. (melakukan) o. Guru memberikan penghargaan berdasarkan rata-rata poin, penghargaan diberikan kepada kelompok yang rata-rata skor memenuhi kriteria skor yang telah ditentukan. (melakukan) 3.
Penutup
15 menit
a. Guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari hari ini, yaitu adaptasi dan ciri-ciri adaptasi pada hewan,
cara
hewan
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya
untuk
memperoleh
makanan
dan
melindungi diri dari musuhnya.(konfirmasi) b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum diketahui. (konfirmasi) c. Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa berupa pekerjaan rumah yang dikumpulkan pada pertemuan berikutnya d. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. e. Guru menutup pelajaran dengan salam
I. Media dan Alat Pembelajaran 1. Gambar hewan beserta penjelasannya 2. Lembar kegiatan siswa 3. Lembar jawaban 4. Lembar skor 5. Kartu-kartu soal J. Sumber Buku paket IPA halaman 36-41 K. Penilaian Indikator Pembelajaran
1. Memberikan contoh cara hewan
Teknik
Bentuk
Penilaian
Penilaian
-Non Tes
-Uraian
Soal
(Terdapat
menyesuaikan diri dengan
dilembar
lingkungannya untuk
evaluasi)
memperoleh makanan 2. Memberikan contoh cara hewan
-Non Tes
-Uraian
- Non Tes
-Uraian
menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk melindu ngi diri dari musuhnya
Lampiran Daftar Nilai Siswa Daftar Nilai Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Siswa Rizki Nahdliana Sri Susanti Aziz Ramadhani A . Zahro Al-Misbah Muslimin Jafar Arif Abdilah Aprilia Nur H Ananda Amelia Afri Muhammad Slamet Ismawarni Lu’lu Nafisatul Ulya Rahayu Safitri Rahayu Umi Mahmudah Wahyuni Yunita Sari Nilai Terendah NilaiTertinggi Rata-rata
L
P
NILAI 60 80 90 65 65 70 80 90 65 60 80 80 80 70 80 65 90 74,34
Lembar Skor Turnamen Pemain
Tim
Skor Permainan
Poin Turnamen
Lembar Skor Tim Anggota
Skor Tim Total Rata-rata total
Skor
Lampiran lembar kerja siswa Lembar Kerja Siswa Kelompok : Nama Kelompok : 1. 2. 3. 4. 5. Soal! Jawablah soal dibawah ini dengan benar!
1.
Bagaimana hewan disamping beradaptasi dalam memperoleh makanan?
2. Sebutkan dua bentuk mulut pada serangga beserta fungsinya!
3. Bagaimana itik beradaptasi dalam memperoleh makanan?
4. Apa yang dilakukan oleh bunglon dalam menghindari diri dari musuhnya?
5. Apa yang dilakukan oleh seekor kura-kura dalam menghindari diri dari musuhnya?
Lampiran Kartu Soal
Tim A
1.
Apa fungsi dan ciri-ciri paruh hewan disamping?
2. Apa pengertian adaptasi? 3. Jelaskan bagaimana Angsa beradaptasi dalam memperoleh makanan? 4. Apa fungsi mulut penjilat pada lebah? 5. Apa yang dimaksud degan regenerasi pada cicak?
Tim B
1.
Bagaimana hewan disamping beradaptasi dalam memperoleh
makanan? 2. Apa tujuan dari penyesuaian bentuk tubuh pada hewan? 3. Jelaskan bagaimana kupu-kupu beradaptasi dalam memperoleh makanan? 4. Apa fungsi dari mulut penusuk pada nyamuk? 5. Apa yang dimaksud dengan kamuflase?
Tim C
1.
Apa fungsi paruh pada hewan disamping?
2. Apa fungsi mulut pengisap pada kupu-kupu? 3. Apa fungsi punuk pada unta? 4. Sebutkan 2 macam bentuk mulut pada serangga? 5. Bagaimana hewan walang sangit menghindari diri dari musuhnya?
Tim D
1.
Bagaiman hewan disamping memperoleh makanan?
2. Sebutkan 2 hewan yang memiliki paruh tajam, runcing, dan melengkung untuk mencabik-cabik mangsa! 3. Apa nama mulut dan fungsi yang dimiliki oleh lalat untuk memperoleh makanan? 4. Jelaskan ciri-ciri jari yang dimiliki oleh burung elang! 5. Bagaimana kumbang menghindari diri dari musuhnya?
Tim E
1.
Apa ciri-ciri dan nama hewan pada gambar disamping disamping?
2. Sebutkan nama serangga yang memiliki bentuk mulut penusuk dan penghisap? 3. Sebutkan 2 bentuk paruh burung beserta nama hewannya! 4. Bagaimana cumi-cumi menghindari diri dari musuhnya? 5. Bagaiman burung pelatuk mencari makan?
Lampiran lembar evaluasi Evaluasi Nama
:
No Absen
:
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d untuk jawaban yang tepat! 1. Penyesuaian diri terhadap lingkungan disebut .... a. Ekologi b. Evolusi c. Ekosistem d. Adaptasi 2. Bentuk paruh burung yang beranekaragam merupakan bentuk adaptasi terhadap .... a. lingkungan b. jenis makanan c. tempat hidup d. cuaca 3. Bentuk paruh elang yang runcing dan kuat berguna untuk .... a. mengoyak mangsa b. makan biji-bijian c. menciduk ikan dari air d. menggapai nektar di dalam bunga 4. Paruh panjang, runcing, dan kokoh pada burung pelatuk berfungsi untuk .... a. senjata saat bertarung b. mematuk pohon yang lapuk c. mencengkeram mangsa d. m 5. Mengubah warna tubuh adalah bentuk adaptasi pada .... a. bunglon b. sapi c. walang sangit d. kucing
6.
Paruh hewan di samping menunjukkan bahwa hewan tersebut adalah pemakan... a. tumbuhan b. daging c. serangga d. biji-bijian
7. Cumi-cumi adalah hewan yang melindungi diri dengan mengeluarkan .... a. cairan tinta b. cangkang c. racun d. bau menyengat
8.
Gambar paruh di samping sesuai untuk unggas yang mencari makan di .... a. pohon b. berlumpur atau basah c. tanah d. dalam tanah
9. Hewan yang melindungi diri dengan cara regenerasi adalah .... a. bunglon b. kuda c. cecak d. trenggiling 10. Serangga berikut yang membantu penyerbukan tumbuhan adalah .... a. lalat b. wereng cokelat c. lebah d. semut
Lampiran Lembar Jawaban Evaluasi kunci jawaban : 1. D 2. B 3. A 4. B 5. A 6. B 7. A 8. B 9. C 10. C
Lampiran Jawaban Lembar Kerja Siswa Jawaban Lembar Kerja Siswa 1. Paruh pada gambar disamping memiliki bentuk paruh runcing, tajam, dan melengkung yang berfungsi untuk mencabik-cabik mangsa. 2. a. Mulut penghisap berfungsi untuk menghisap madu pada bunga b. mulut penjilat berfungsi untuk menjilat makanan berupa nektar dari bunga 3. Itik memiliki paruh yang pipih untuk memudahkan mencari makanan di dalam air 4. Dengan mengubah warna kulitnya sesuai dengan warna tempat ia berada 5. Dengan masuk kedalam cangkangnya
Lampiran Kartu Jawaban Paruh pada gambar disamping memiliki bentuk paruh runcing, tajam, dan melengkung yang berfungsi untuk mencabik-cabik mangsa.
Adaptasi adalah kemampuan mahluk hidup untuk menyesuaiakan diri dengan lingkungannya.
Angsa memiliki jari yang berselaput yang berfungsi untuk mempermudahkan berjalan di atas lumpur ketika mencari makan dan untuk berenang.
Regenerasi pada cicak adalah tumbuhnya kembali ekor yang telah putus
. Gambar burung disamping adalah kakak tua, yang meiliki bentuk paruh yang pendek, tebal, dan kuat untuk memecah biji-bijian yang keras
Mulut penjilat pada lebah berfungsi untuk menjlat makanan berupa nektar dari bunga.
Bertujuan memperoleh
untuk makanan
dan melindungi diri dari musuhnya
yaitu dengan mulut penghisapnya untuk mengambil nektar didasar bunga-bungaan
mulut penusuk pada nyamuk berfungsi untuk menusuk kulit manusia kemudian menghisap darah
kamuflase adalah suatu kemampuan hewan untuk menyamarkan diri sehingga kehadiran hewan tersebut di lingkungan tidak jelas
Berfungsi untuk menangkap ikan di dalam air
Berfungsi untuk menghisap nektar pada dasar bunga-bungaan
Berfungsi sebagai penyimpanan lemak
Mulut penjilat dan mulut penghisap
Yaitu dengan mengeluarkan bau yang sangat menyengat sehingga musuh menjauhinya
Burung elang dan
Mulut penyerap yang berfungsi untuk menyerap makanan terutama yang berbentuk cair.
Paruh burung pelikan berbentuk besar, lebar, terdapat kantung di paruh bagian bawah, dan ujung paruh tumpul. Kantung di bagian paruh burung pelikan berguna untuk menciduk ikan dari air.
burung hantu
Jari kaki pendek, kuku melengkung tajam, dan cakar kuat untuk menengkram
Nyamuk
Yaitu dengan pura-pura mati ketika diserang musuh, jika musuh telah pergi dengan segera pergi ke tempat lain
Memiliki tiga jari menghadap kedepan dan satu jari bagian belakang tidak tumbuh sempurna, nama hewannya adalah ayam dan burung unta
Paruh pipih terdapat
Yaitu dengan menyemburkan cairan seperti tinta ke dalam air
pada itik. Dan paruh tebal, pendek, dan kuat pada burung kakak tua
Dengan paruh panjang, runcing, dan kokok yang berfungsi untuk mematuk pohon yang rapuh
Lampiran Lembar Jawaban Evaluasi kunci jawaban : 1. D 2. B 3. A 4. B 5. A 6. B 7. A 8. B 9. C 10. C
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus II
Satuan Pendidikan : MI Salafiyah Kendal Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester
:V/I
Materi Pokok
: Penyesuaian makhluk hidup dengan lingkunganya
Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 3. Mengidentifikasi cara mahluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan B. Kompetensi Dasar 3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup C. Indikator 1. Menjelaskan penyesuaian tumbuhan dengan lingkungannya 2. Mendiskripsikan ciri khusus pada beberapa tumbuhan untuk melindungi dirinya, misalnya memiliki racun, duri, atau daun yang tajam. D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan guru dan melakukan permainan TGT siswa mampumengetahui penyesuaian tumbuhan dengan lingkungannya dengan benar 2. Setelah mendengarkan penjelasan guru dan melakukan permainan TGT siswa mampu mengetahui ciri khusus pada beberapa tumbuhan untuk melindungi dirinya misalnya memiliki racun dengan benar 3. Setelah mendengarkan penjelasan guru dan melakukan permainan TGT siswa mampu mengetahui ciri khusus pada beberapa tumbuhan untuk melindungi dirinya misalnya memiliki duri dengan benar 4. Setelah mendengarkan penjelasan guru dan melakukan permainan TGT siswa mampu mengetahui ciri khusus pada beberapa tumbuhan untuk melindungi dirinya misalnya memiliki daun yang tajam dengan benar E. Karakter siswa yang diharapkan 1. Disiplin 2. Rasa hormat dan perhatian 3. Komunikatif
4. Perhatian 5. Konsentrasi 6. Perhatian 7. Teliti F. Materi Pembelajaran Penyesuaian tumbuhan dengan lingkungannya dan cara melindungi diri dari musuh G. Model, Metode, dan Media Pembelajaran 1. Model: Kooperatif learning tipe TGT(Team Games Tournament) 2. Metode: -
Ceramah
-
Tanya jawab
-
Diskusi
3. Media: Gambar H. Langkah-langkah Pembelajaran No 1.
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Awal
5
a. Guru memberikan salam dan memulai pelajaran dengan berdo’a bersama siswa. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Guru menanyakan kabar siswa. d. Guru melakukan apersepsi. -
Guru bertanya kepada siswa: “siapa yang dirumah mananam berbagai jenis tumbuhan?”
e. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, yaitu tentang ciri khusus pada tumbuhan untuk melindungi dirinya misalnya memiliki racun, duri, dan daun yang tajam. f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah pembelajaran selesai. -
Anak-anak nanti setelah pembelajaran selesai, diharapkan bisa mengetahui tentang ciri khusus pada
tumbuhan
untuk
misalnya memiliki racun
melindungi
dirinya
Menit
-
Anak-anak nanti setelah pembelajaran selesai, diharapkan bisa mengetahui tentang ciri khusus pada
tumbuhan
untuk
melindungi
dirinya
misalnya memiliki duri -
Anak-anak nanti setelah pembelajaran selesai, diharapkan bisa mengetahui tentang ciri khusus pada
tumbuhan
untuk
melindungi
dirinya
misalnya memiliki daun yang tajam
2.
Kegiatan Inti
50 menit
a. Siswa bersama dengan siswa melakukan tanya jawab kepada siswa tentang cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.(melakukan) b. Guru bertanya “ apa yang dimaksud dengan adaptasi dan jenis-jenis adaptasi pada hewan?”(menanya) c. Guru bertanya “bagaimana cara hewan menyesuaikan diri
dengan
lingkungannya
untuk
memperoleh
makanan?”(menanya) d. Siswa diberikan informasi mengenai tema yang akan dipelajari
yaitu
tentang
menyesuaikan
cara
mahluk
diri
hidup dengan
lingkungannya(konfirmasi) e. Siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan guru mengenai
materi
pembelajaran
melalui
media
gambar(mengamati) f. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari lima orang siswa(melakukan) g. Setiap
kelompok
diminta
untuk
berdiskusi
mengerjakan lembar kegiatan mengenai materi yang telah
disampaikan
untuk
mengetahui
tingkat
pemahaman siswa (melakukan) h. Siswa bersama dengan guru mengoreksi hasil diskusi
jawaban tiap kelompok dengan menukarkankannya pada kelompok lain(melakukan) i.
Siswa memulai permainan dalam kelompok yang homogen, dalam game setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya, siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen, tiap meja turnament ditempati tiga orang siswa dan diusahakan tiap meja berasal dari kelompok yang berbeda.(melakukan)
j. Guru
menginformasikan
aturan
permainan.
(konfirmasi) k. Permainan dimulai dengan membagikan lembar permainan, lembar jawaban, lembar skor, dan kartukartu soal pada tiap meja turnamen. (melakukan) l. Peserta memulai game sesuai dengan peraturan yang telah dibacakan oleh guru. (melakukan) m. Setelah permainan selesai, setiap peserta dalam satu meja turnamen menghitung jumlah kartu yang diperoleh untuk menentukan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. (melakukan) n. Setiap peserta kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua kelompok(melakukan) o. Ketua kelompok menuliskan hasil poin pada tabel yang telah disediakan dan menghitung jumlah poin yang telah diperoleh. (melakukan) p. Guru memberikan penghargaan berdasarkan rata-rata poin, penghargaan diberikan kepada kelompok yang rata-rata skor memenuhi kriteria skor yang telah ditentukan. (melakukan) 3.
Penutup a. Guru bersama siswa menyimpulkan
15 enit materi yang
telah dipelajari hari ini, yaitu tentang cara hewan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk memperoleh makanan dan melindungi diri dari musuhnya.(konfirmasi) b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum diketahui. (konfirmasi) c. Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa berupa pekerjaan rumah yang dikumpulkan pada pertemuan berikutnya d. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. e. Guru menutup pelajaran dengan salam
F. Media dan Alat Pembelajaran 1. Gambar hewan beserta penjelasannya 2. Lembar kegiatan siswa 3. Lembar jawaban 4. Lembar skor 5. Kartu-kartu soal G. Sumber Buku paket IPA halaman 36-41 H. Penilaian Indikator Pembelajaran
1. Memberikan contoh cara hewan
Teknik
Bentuk
Penilaian
Penilaian
-Non Tes
-Uraian
Soal
(Terdapat
menyesuaikan diri dengan
dilembar
lingkungannya untuk
evaluasi)
memperoleh makanan dan melindungi diri dari musuhnya
Kriteria Penilaian N = Skor Perolehan x 100 % Skor maksima
-Non Tes
-Uraian
Lampiran Daftar Nilai Siswa Daftar Nilai Siswa
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Siswa Rizki Nahdliana Sri Susanti Aziz Ramadhani A . Zahro Al-Misbah Muslimin Jafar Arif Abdilah Aprilia Nur H Ananda Amelia Afri Muhammad Slamet Ismawarni Lu’lu Nafisatul Ulya Rahayu Safitri Rahayu Umi Mahmudah Wahyuni Yunita Sari Nilai Terendah NilaiTertinggi Rata-rata
L
P
NILAI 65 80 90 75 75 90 80 90 65 80 90 90 90 80 90 65 90 82
Lembar Kerja Siswa Kelompok : Nama Kelompok: 1. 2. 3. 4. 5. Soal ! Jawablah soal dibawah ini dengan benar! 1. Bagaimana penyesuaian diri pada pohon jati?
2. Bagaimana bentuk perlindungan diri pada pohon bambu dan pohon kamboja?
3. Apa fungsi dari daun yang lebar pada tumbuhan teratai?
4. Sebutkan 3 macam tumbuhan beserta bentuk adaptasinya!
5. Bagaimana bentuk adaptasi pada tumbuhan teratai?
Lampiran Kartu Soal
Grup A Soal ! 1. Apafungsi duri pda pohon kaktus? 2. Apa tujuan dari pohon jati menggugurkan daunya pada musim kemarau? 3. Apa fungsi cairan yang trdapat pada kantung semar? 4. Apa nama tumbunhan yang menyesuaikan diri dengan kondisi kering? 5. Sebutkan tiga ciri-cii tumbuhan yang hidup di air!
Grup B Soal ! 1. Bagaimana pohon kaktus melindungi diri dari musuhnya? 2. Bagaimana pelindungan diri pada pohon salak dan nangka? 3. Apa fungsi batang yang mengembung pada eceng gondok? 4. Jelaskan cara adaptasi tanaman lidah buaya terhadap lingkungannya! 5. Tumbuhan apa yang pemakan serangga?
Grup C Soal ! 1. Bagaimana adaptasi tumbuhan pada musim kemarau? 2. Mengapa pada musim kemarau, bebrapa jenis tumbuhan menggugurkan daunnya? 3. Bagaimana mawar melindungi diri dari musuhnya? 4. Bagaimana bentuk adaptasi daun teratai? 5. Apa fungsi bulu pada pohon bambu?
Grup D Soal ! 1. Sebutkan duatumbuhan yang melindungi diri dengan getah! 2. Sebutkan 3 fungsi adaptasi pada tmbuhan! 3. Apa yang dilakukan pohon bakau agar pohonnya tidak runtuh? 4. Sebutkan 2 ciri-ciri tumbuhan yang hidup pada dua musim! 5. Bagaimana tumbuhan bougenvil melindungi diri dari musuhnya?
Grup E Soal ! 1. Bagaimana durian melindungi diri dari musuhnya? 2. Sebutkan 3 bentuk penyesuaian diri pada tumbuhan? 3. Mengapa kaktus disebut sebagai tumbuhan hidrofit? 4. Sebutkan ciri-ciri tumbuhan yang hdup digurun! 5. Sebutkan tiga tumbuhan yang melindungi diri dengan duri!
Evaluasi Nama
:
No Absen
:
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d untuk jawaban yang tepat. 1. Tumbuhan yang melindungi diri dengan rambut-rambut halus adalah ... . a. Pohon Bambu b. Bunga Mawar c. Pohon Kaktus d. Bunga Teratai 2. Tumbuhan yang melindungi diri dengan durinya adalah …. a. Pohon Rambutan b. Bunga Mawar c. Pohon Kelapa d. Pohon Jambu air 3. Tumbuhan yang melindungi diri dengan getah adalah .... a. Pohon Kamboja b. Pohon Jati c. Pohon Beringin d. Pohon Palem 4. Contoh tumbuhan air dengan daun lebar dan tipis adalah .... a. Bunga Teratai b. Kangkung c. Pakis d. Semanggi 5. Berikut ini tumbuhan yang dapat hidup di daerah kering adalah .... a. Bunga Teratai b. Pohon Kaktus c. Eceng gondok d. Bunga Mawar
6. Berikut ini kelompok tumbuhan yang melindungi diri dengan duri adalah ... a. Mawar, pinus, kelapa b. Salak, jeruk, Mawar c.
Mawar, salak, durian
d. Cabai , kelapa, pinus 7.
Pohon jati akan menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk mengurangi... a. Pertumbuhan b. Jumlah air c. Penguapan d. jumlah daun
8.
Duri yang terdapat pada tanaman kaktus berfungsi untuk .... a. melindungi diri dari hewan pemangsa b. mengurangi penguapan air c. pelengkap bagian batang d. tempat tumbuhnya daun
9. Tumbuhan yang menggugurkan daunnya ketika musim kemarau yaitu… a. Jati b. Randu c. Kedondong d. Pinus 10. Contoh tumbuhan pemakan serangga adalah… a. Kaktus b. Teratai c. Pinus d.
Kantong semar
Kunci jawaban : 1. Yaitu dengan cara menggurkan daunnya 2. Pohon bambu dengan rambut-rambut halusnya yang menyebabkan gatal dan pohon kamboja dengan mengeluarkan getah 3. Daun yang lebar bertujuan untuk membuat penguapan lebih mudah terjadi 4. a . pohon jati dengan menggurkan daunnya b . kaktus dengan memiliki daun yang kecil-kecil seperti duri c . teratai dengan memiliki daun yang lebar 5. yaitu dengan memiliki daun yang lebar yang berfungsi untuk mempermudah dalam penguapan.
Lampiran Jawaban Lembar Jawaban Siswa Jawaban Lembar Kerja Siswa 1. yaitu dengan mengugurkan daunnya 2. daunnya tebal dengan lapisan lilin dan batangnya lebar dan mengembung 3. membuat penguapan air menjadi lebih mudah 4. mawar dengan duru, nangka dengan getah, dan pohon jati menggugrkan daunnya 5. bakau mempunyai akar napas. Akar tersebut menonjol ke atas permukaan tanah. Dengan ebntuk akar seperti itu pohon bakau mengambil oksigen dari udara
Lampiran Kartu Jawaban Berfungsi untuk penguapan air
Agar tidak terjadi penguapan yang berlebihan dan dapat menyebabkan tumbuhan kekurangan air dan mati
Cairan yang dikeluarkan oleh kantung semar berbau khas yang berfungsi membuat serangga mendekat
aktus
mempunyai daun yang lebar. Mempunyai rongga udara pada batangnya untuk membantu penguapan dan akar yang kuat menancap
yaitu dengn duri yang ada pada batang nya
yaitu dengan duri yang ada pada kulitnya
membantu menyalurkan oksigen ke akar
aitu dengan adanya cairan seperti getah yang bewarna kuning
kantung semar
bentuk adaptasi tumbuhan pada musim kemarau dengan cara menggugurkan daunnya
menguarangi penguapan
yaitu dengan duri di batangnyak lebar dan tipis
yaitu dengan memiliki daun yang berbet
untuk melindungi diri dari musuh karna dapat menyebabkan gatal-gatal
durian, nangka, dan mawar
nangka dan pohon karet
melindugi diri dari serangan hewan dan memperoleh makanan
yaitu dengan mengembangkan struktur akar yang kuat dan menyebar luas
dapat mengugurkan daunya pada musim kemarau dan mengembangkan daunya pada musim penghujan
yaitu dengan adanya duri pada batangnya
yaitu dengan adanya duri pada lapisan luarnya
pohon jati dengan menggugurkan daunnya, kaktus dengan duri pada lapisan luar, dan nagka dengan getah yang ada pada bagian dalamnya
karena kaktus menyimpan cadangan air pada batangnya
berdaun tebal dengan lapisan lilin dan batangnya lebar dan mengembung
Lampiran Lembar Jawaban Evaluasi Lembar Jawaban 1. A 2. B 3. A 4. A 5. B 6. C 7. C 8. A 9. A 10. D
Lampiran Dokumentasi
DAFTAR NILAI SKK Nama
: Fitri Nur’aini
NIM
: 11510034
Jurusan
: Tarbiyah/PGMI
PA
: Dr. Abdul Syukur, M.Si
No 1 2 3 4
5
6
7
8
9
Kegiatan Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) UPT Perpustakaan User Education Pra-DM Bedah Film “Nothing Is Imposible In This World” National Workshop Of Entrepreneuship and Basic Cooperation 2010 Bedah Novel “Bumi Cinta” Bersama Ust.Haiburrahman El Shirazy, Lc “ Tingkatkan Iman Dengan Persaudaraan Menuju Pemimpin Insan Terdepan” Seminar Nasional Pendidikan “ Realisasi karakter Bangsa Dalam Kurikulum Pendidikan Nasional” Grand Opening Nisa “ Hypnotherapy” (Concentrate Your Mind, Get Your Achievement) Seminar Nasional Kristologi & Tabligh Akbar Oleh : Ibu Irena Handono-Mantan Biarawati; BP.Insan Mokoginta-Mantan Pastor ; Bp.Nababan-Mantan Pendeta”Mmembangun Pemahaman Agama Menuju Khoirul Ummah” Seminar Nasional ITTAQO
Waktu 25-27 Agustus 2010
Status Peserta
Skor 3
20-25 September 2010
Peserta
2
4 Oktober 2010
Peserta
2
19 Desember 2010
Peserta
6
30 Januari 2011
Peserta
2
20 Juni 2011
Peserta
6
24 September 2011
Peserta
3
20 Mei 2012
Peserta
6
2 Juni 2012
Peserta
6
6 Juni 2012
Peserta
3
“ محا: مشكال ت تعليم اللغة وحلو ها ولة في معا لجة القضا يا المتعدد ة ”في تعليم اللغة العربية 10
Seminar Nasional Pendididkan yang Diselenggarakan Oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tarbiyah dengan tema: “ Pendidikan Multikultural Sebagai Pilar Karakter Bangsa”
11
12
13
14
15
16
17
18
Seminar Entrepreneurship Perkoprasian 2012”Explore Entrepreneurship Talent” Sertifikat Achicment Motivation Training” Dengan AMT, Bangun Karakter Raih Prestasi” Pra Youth Leadership Training dengan tema “Surat Cinta Pembasmi Galau” Seminar Nasional dan Dialog Publik”Minimnya Pasokan Energi Dalam Negeri: Pembatasan Subsidi BBM dan Peran Masyarakat Dalam Menghemat Energi “ Seminar Pencegahan Bahaya NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif), HIV/AIDS Mewaspadai Pergaulan Bebas Untuk Membentuk Remaja yang Tangguh & Launching PIK SAHAJA (Pusat Informasi & Konseling Sahabat Remaja Salatiga) STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Salatiga Seminar Nasional Entrepreneurship”Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur Generasi Muda” diselenggarakan oleh Koperasi Mahasiswa (KOPMA)”FATAWA” STAIN Salatiga Seminar Nasional”Mengawal Pengendalian BBM bersubsidi, Kebijakan BLSM yang Tepat Sasaran Serta Pengendalian Inflasi Dalam Negeri Sebagai Dampak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi” Piagam Penghargaan Seminar Kepramukaan 1 Tahun 2013”Pramuka Ku Obat Galau Ku”
11 September 2012
Peserta
3
12 September 2012
Peserta
3
6 Oktober 2012
Peserta
3
20 April 2013
Peserta
6
29 April 2013
Peserta
3
27 Mei 2013
Peserta
6
8 juli 2013
Peserta
6
22 Desember 2013
Pembina 3