HUBUNGAN AKTIVITAS TADARUS AL-QURAN DENGAN AKHLAK SISWA MTS NEGERI WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
LULUK NURROHMAH NIM : 11110075
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
KATA PENGANTAR Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji dan syukur senantiasa penulis hanturkan kepada Allah SWT. Karena dengan segala limpahan Taufiq, Hdiayah dan Inayah-Nya, sehingga penulis diberi kemudahan dan kelapangan hati dalam menyelesaikan skripsi ini, Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW. Keluarga, sahabat dan pengikut setianya. Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga. Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri, melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu baik moril maupun spiritual, oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Ketua STAIN Salatiga, besrta Stafstafnya, yang telah menyediakan tempat serta fasilitas gedung kuliah yang nyaman dan kondusif. 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku ketua jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Bapak Rasimin, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam 4. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah tulus, ikhlas dan senantiasa berkenan memberikan sumbangsih pikiran, serta waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Seluruh dosen dan akademik yang telah membantu terselasaikannya skripsi ini. 6. Kepala sekolah MTs Negeri Wonosegoro, guru dan karyawan serta semua siswa-siswi yang berkenan membantu dan memberikan data kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 7. Teman-teman yang telah memberikan semangat Reni Widiastuti dan Hesti Ambarwati dan seluruh teman-teman PAI B angkatan 2010.
ixx
8. Teman-teman PPL SMK Muhammadiyah Salatiga tahun 2013 (Nurul, Ulfa, Umi, Indi, Mahfud, Mahmudi, Fadil, Hanan, dan Cecep) 9. Teman-teman KKN 2014 di Huntap dusun Wironayan, Jumoyo, Salam, Magelang (Nur, Endang, Nita, Mucharor, Agus, dan Dika) 10. Teman-teman Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi & Brigsus Naga Sandhi STAIN Salatiga Semoga amal serta kebaikan yang telah dicurahkan pada penulis diterima Allah Swt sebagai amal ibadah yang mendapat balasan yang berlipat ganda. Demikian kiranya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi wacana ilmu bagi para pembaca. Dan sebagai manusia biasa penulis menyadari banyaknya kekurangan, maka kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, 6 Januari 2015 Penulis
Luluk Nurrohmah
x
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1. Bapak dan Ibu (Alm. Muh Suhadi dan Siti Badriyah S.Pd), Nenek (Afia Sholikah) dan Adik-adik (M. Fahrurrozi dan M. Faqihuddin) yang telah mendo’akan, memberi motivasi mendukung dan memberikan semangat penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 2. Suamiku tercinta Marfhan Lamangga S.Ud yang selalu menemani, mendukung, memberikan semangat dan selalu mengingatkan untuk tidak pantang menyerah.
viii
ABSTRAK Nurrohmah, Luluk. 2015. Hubungan Aktivitas Tadarus Al-Qur’an Dengan Akhlak Siswa MTs Negeri Wonosegoro Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Pd.
Kata Kunci: Tadarus Al-Qur’an dan Akhlak Siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari aktivitas tadarus Al-Qur’an dengan akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015. Pertanyaan yang ingin di jawab dalam penelitian ini, 1. Bagaimana aktivitas tadarus Al-Qur’an di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015?, 2. Bagaimana akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015?, 3. Apakah ada hubungan antara aktivitas mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an dengan akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015?. Penelitian ini menggunakan metode angket, observasi, dokumentasi dan wawancara. Subyek penelitian sebanyak 54 responden, menggunakan teknik analisis statistik product moment. Pengumpulan data menggunakan kueisoner untuk menjaring data x dan data y. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis kolerasi. Penelitian ini menunjukkan, 1. Tadarus Al-Qur’an memperoleh kategori sedang dengan persentase 57%. 2. Akhlak siswa memperoleh kategori tinggi dengan prosentase 50%. 3. Setelah data dianalisis, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan rxy tabel dengan taraf signifikasi 1% diperoleh pada tabel taraf signifikasi rxy tabel 0,345, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien kolerasi sebesar 0,512 dapat diperoleh 0,512 > 0,345. Maka hipotesis yang penulis ajukan diterima, dengan kata lain ada hubungan yang signifikan antara aktivitas tadarus Al-Qur’an dengan Akhlak Siswa MTs Negeri Wonosegoro Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini terbukti dari hasil analisi statistik yang menunjukkan bahwa hitung rxy > rxy tabel 1% 0,512 > 0,345.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................
i
GAMBAR BERLOGO..............................................................
ii
JUDUL ......................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN ...............................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................
vi
MOTTO ....................................................................................
vii
PERSEMBAHAN .....................................................................
viii
KATA PENGANTAR ..............................................................
ix
ABSTRAK ................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...........................................................................
xii
DAFTAR TABEL DAN BAGAN ............................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................
xvi
BAB
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah......................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................
5
C. Tujuan Penelitian ...............................................
5
D. Manfaat Penelitian .............................................
5
E. Hipotesis Penelitian............................................
6
F. Definisi Operasional ..........................................
7
G. Metode Penelitian ..............................................
9
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ........
9
2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................
10
3. Populasi dan Sampel ...................................
10
4. Variabel Penelitian ......................................
11
5. Teknik Pengumpulan Data …….......……
12
6. Instrumen Penelitian ....................................
13
7. Analisis Data ...............................................
15
H. Sistematika Penulisan........................................
16
xii
BAB
II LANDASAN TEORI A. Tadarus Al-Qur’an...............................................
20
1. Pengertian Tadarus ......................................
20
2. Pengertian Al-Qur’an ...................................
20
3. Nama-nama Al-Qur’an ................................
21
4. Fungsi dan Peranan Al-Qur’an ....................
24
5. Adab Membaca Al-Qur’an ..........................
26
6. Keutamaan Membaca Al-Qur’an .................
28
7. Komitmen Terhadap Al-Qur’an ...................
30
B. Akhlak Siswa ......................................................
31
1. Pengertian Akhlak ........................................
31
2. Fungsi Akhlak ..............................................
33
3. Faktor Pembentuk Akhlak ...........................
33
4. Pentingnya Akhlak .......................................
36
5. Macam-macam Akhlak ................................
37
C. Hubungan Aktivitas Tadarus Al-Qur’an
47
Dengan Akhlak Siswa........................................ BAB
III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs Negeri Wonosegoro .....
49
1. Sejarah Singkat ............................................
49
2. Sarana dan Prasarana ...................................
50
3. Visi, Misi dan Tujuan .................................
52
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa ..........
53
B. Penyajian Data 1. Populasi dan Sampel ...................................
58
2. Pengumpulan Data ......................................
58
3. Daftar Nama responden ...............................
58
4. Daftar Tentang Jawaban Angket .................
60
xiii xii
BAB
IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan ........................................
67
1. Analisis Pertama ..........................................
67
2. Analisis Kedua .............................................
72
3. Analisis Ketiga .............................................
76
B. Analisis Uji Hipotesis ........................................
79
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………………..………………......
80
B. Saran ………………………….…………….....
81
C. Penutup ..............................................................
81
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii xiv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalalah Budaya membaca Al-Qur’an sudah melekat pada kehidupan manusia, Al-Qur’an sendiri diyakini sebagai pedoman hidup manusia muslim di muka bumi ini, karena Al-Qur’an merupakan kitab Allah yang diturunkan kepada manusia melalui perantara Nabi Muhammad SAW. Sehingga umat muslim diwajibkan untuk beriman kepada kitab Al-Qur’an sesuai dengan Rukun Iman. Al-Qur’an adalah mu’jizat abadi yang menundukkan semua generasi dan bangsa sepanjang masa (Ash-Shaabuuniy, 1999:15). Untuk itu membaca Al-Qur’an harus diajarkan sejak dini kepada anak sebagai bentuk untuk mengenalkan kepada mereka pedoman untuk mengarungi kehidupan kelak, karena anak merupakan aset generasi penerus bangsa yang akan membela agama dan bangsa mereka. Ajaran itupun sudah sejak dari zaman Rasullullah, pertama kali ayat Al-Qur’an turun sudah mengisyaratkan kepada manusia untuk membaca seperti yang tertuang dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi :
ِْ ) َخلَ َق1( ك الَّ ِذي َخلَ َق ك َ ُّ) اقْ َرأْ َوَرب2( اْلنْ َسا َن ِم ْن َعلَ ٍق َ ِّاس ِم َرب ْ ِاقْ َرأْ ب ِْ ) َعلَّم4( ) الَّ ِذي َعلَّم بِالْ َقلَ ِم3( ْاْلَ ْكرُم اْلنْ َسا َن َما ََلْ يَ ْعلَ ْم َ َ َ
1
2
Artinya:
(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. (4) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Departemen Agama RI, 2007:904)
Manusia terlahir dalam keadaan fitrah tidak ada sesuatupun yang telah diketahuinya sejak manusia itu dilahirkan, oleh sebab itu Allah memerintahkan manusia untuk belajar mulai dari lahir hingga manusia itu kembali kepada Allah lagi. Mulai dari membaca hingga mencari tahu ilmu-ilmu yang tidak diketahuinya, karena sesungguhnya Allah telah mengajarkan apa yang tidak diketahui oleh manusia. Diantaranya adalah membaca Al-Qur’an karena Al-Qur’an adalah pedoman hidup manusia. Di dalam isi Al-Qur’an memerintahkan dan menganjurkan kepada manusia untuk berakhlak mulia. Setiap perintah dalam Al-Qur’an baik perintah untuk beriman kepada Allah, para rasul-Nya, mengikuti ajaranNya, berbuat adil, melakukan kebaikan, hingga perintah-perintah yang berkaitan dengan makanan dan minum tanpa berlebihan mengandung nilai akhlak mulia yang manfaatnya kembali kepada manusia, baik kapasitasnya sebagai individu, keluarga, masyarakat, negara maupun umat islam, baik di saat sekarang atau di saat yang akan datang, di dunia maupun di akhirat, (Abdul, 2004:178) Setiap muslim yang mempercayai Al-Qur’an mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab sucinya itu. Diantara kewajiban dan
3
tanggung jawab itu adalah mempelajarinya dan mengajarkannya kepada orang lain. Seiring dengan perubahan zaman dan berkembangnya ilmu pengetahuan sekarang ini tidak jarang anak-anak masa kini meninggalkan aktivitas membaca Al-Qur’an yang sudah dari zaman dahulu ditanamkan oleh orang tua kepada anak-anaknya dan telah menjadi rutinitas kegiatan anak-anak bahkan orang tua juga, yang wajib untuk dikerjakan paling tidak membaca satu ayat dalam satu hari. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman pula dan dengan banyaknya kegiatan yang menjauhkan dari membaca Al-Qur’an seperti fitur games, acara televisi, Internet dll, merubah kebiasaan yang dilakukan kebanyakan umat muslim di zaman sekarang. Bahkan ada anak yang sama sekali tidak bisa membaca Al-Qur’an karena tidak paham dan tidak peduli akan arti penting dari AlQur’an sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut banyak cara dan usaha yang dilakukan oleh orang tua agar anak-anaknya bisa membaca Al-Qur’an diantaranya adalah dengan mendidik dan mengajarkan di rumah masing-masing, hal ini sesuai dengan pendidikan Islam bahwa pendidikan itu bermula dari keluarga. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anakanak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan, (Syafaat, 2008:62). Selanjutnya tidak jarang orang tua memasukkan anak-anak mereka ke dalam lembaga taman pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang banyak
4
tersebar di wilayah masing-masing masyarakat, yang tujuannya agar anak bisa membaca dan memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Tidak hanya berhenti di dalam masyarakat saja, sekolahpun berlomba-lomba mengedepankan pendidikan yang berdasar pada Al-Qur’an. Salah satunya adalah sekolahan MTs Negeri Wonosegoro yang mengadakan kegiatan tambahan untuk siswa-siswinya membaca Al-Qur’an pagi sebelum jam pelajaran efektif di mulai. Kegiatan membaca Al-Qur’an ini diharapkan dapat menjadikan siswa untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia mahmudah dengan membaca dan memahami ayat-ayat yang terkandung di dalam Al-Qur’an, serta membiasakan siswa untuk membaca Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak sendiri berarti suatu daya yang telah bersemi didalam jiwa seseorang hingga dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan yang mudah tanpa dipikir dan direnungkan lagi. Baik buruknya akhlak seseorang menjadi salah satu syarat sempurna atau tidaknya keimanan orang tersebut, karena seseorang dikatakan sempurna imannya kalau akhlaknya sudah baik, antara ucapan dan perbuatannya telah sesuai dengan tuntutan yang diajarkan agama. (Syafaat, 2008:62). Berdasarkan uraian diatas maka penulis menganggap penting untuk melakukan
penelitian
dengan
judul:
HUBUNGAN
AKTIVITAS
TADARUS AL-QUR’AN DENGAN AKHLAK SISWA MTS NEGERI WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2014/2015.
5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas yang menjadi pokok permasalahan adalah : 1. Bagaimana variasi aktivitas tadarus Al-Qur’an di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimana variasi akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015? 3. Apakah ada hubungan antara aktivitas mengikuti kegiatan tadarus AlQur’an dengan akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Agar dapat memberikan gambaran konkrit serta arah yang jelas, dalam pelaksanaan penelitian ini maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin di capai : 1. Mengetahui variasi aktivitas tadarus Al-Qur’an di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015. 2. Mengetahui variasi akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015. 3. Mengetahui hubungan dari aktivitas tadarus Al-Qur’an dengan akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya hubungan aktifitas tadarus Al-Qur’an dengan akhlak
6
siswa dalam kehidupan sehari-hari, dalam informasi tersebut di harapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik dan praktis, yaitu: 1. Secara teoritik Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya tentang aktivitas tadarus Al-Qur’an kaitannya dengan akhlak siswa. 2. Secara praktis a. Bagi penulis penelitian ini diharapkan menjadi pedoman untuk meningkatkan akhlaknya yang baik. b. Bagi siswa dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi
untuk
meningkatkan
aktivitas
tadarus
Al-Qur’an
selanjutnya. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti mulai data yang terkumpul, (Arikunto, 1991:62). Dengan demikian hipotesis adalah dugaan sementara terhadap permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut : “Ada hubungan signifikan antara aktivitas tadarus AlQur’an dengan akhlak siswa MTs Negeri Wonosegoro Tahun Pelajaran 2014/2015”.
7
F. Definisi Operasional 1. Tadarus Al-Qur’an Dalam pembahasan ini kiranya perlu diberi penegasan dari judul di atas sebagai berikut : a. Tadarus menurut Mulla Ali al-Qari dalam Misyakatul-Mashabih adalah kegiatan qira’ah sebagian orang atas sebagian yang lain sambil membetulkan lafal-lafalnya dan mengungkap maknamaknanya, (Syarifuddin, 2004:49). b. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya (Mu’jizat) diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaran Malaikat Jibril alaihis salam, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan di akhiri dengan surah An-Nash, dan ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, (Ash-Shaabuuniy, 1999:15). c. Tadarus Al-Qur’an yang dimaksud penulis di sini adalah kegiatan siswa membaca Al-Qur’an di sekolah, kegiatan membaca AlQur’an ini dilakukan oleh keseluruhan siswa dan dibimbing oleh guru setiap hari sebelum jam pelajaran dimulai di MTs Negeri Wonosegoro. Adapun indikator yang penulis gunakan untuk mengukur variabel pertama, yaitu aktifitas tadarus Al-Qur’an adalah: 1) Intensitas kehadiran
8
2) Ikhlas (Lestari, 2009:26) 3) Belajar membaca Al-Qur’an di luar sekolah 4) Mendapatkan bimbingan dari guru 5) Keseriusan mengikuti aktivitas tadarus Al-Qur’an 6) Memahami Al-Qur’an 7) Membaca secara tartil (Lestari, 2009:26) 2. Akhlak siswa a. Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara sepontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar, (Ilyas, 2007:2). b. Mengutip pendapatnya Amir Dalen Indra Kusuma, Siswa atau yang disebut dengan anak didik yaitu pihak yang menjadi obyek pokok dari pendidikan (Khisamuddin, 2014:11). Dalam skripsi ini yang penulis maksudkan adalah pelajar atau anak didik yang belajar di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015. c. Akhlak siswa adalah sifat yang tertanam di dalam jiwa anak didik. Adapun indikator yang penulis gunakan untuk mengukur akhlak yaitu: 1) Akhlak kepada Allah (Salamulloh, 2008:1) a) Melaksanakan shalat wajib lima waktu b) Bersyukur atas nikmat Allah 2) Akhlak kepada orang tua (Ilyas, 2007:147)
9
a) Membantu orang tua b) Mendoakan orang tua 3) Akhlak kepada Guru (Salamulloh, 2008:112) a) Menghormati guru b) Sopan santun di hadapan guru 4) Akhlak kepada teman (Salamulloh, 2008:96) a) Saling menasehati b) Toleransi kepada teman 5) Akhlak pribadi (Ilyas, 2007:138) a) Sabar b) Pemaaf G. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Dalam penelitian ini penulis menggunakan langkahlangkah berikut: 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian. Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti adalah pendekatan kolerasional kuantitatif. Hal ini dikarenakan penelitian ini meneliti tentang hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut: a.
Melakukan observasi awal terhadap kondisi riil obyek penelitian.
b.
Menyiapkan fasilitas pendukung berupa angket.
10
c.
Melaksanakan penelitian.
d.
Melakukan analisa dan membuat laporan hasil penelitian.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri Wonosegoro dan pelaksanaannya dilaksanakan dari pembuatan proposal sampai laporan penelitian telah selesai yang dimulai dari pengumpulan data hingga proses penulisan selesai. 3. Populasi dan Sampel a.
Populasi Populasi adalah Keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,
1989:102). Sedangkan Sutrisno Hadi mengatakan “Semua induvidu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak
digenerasikan
disebut
populasi
atau
universe
(Hadi,
1981:70).” Berdasarkan kedua pendapat di atas populasi mencakup keseluruhan siswa MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015. b.
Sampel dan teknik pengambilan sampel. Sampel adalah “sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”,
(Arikunto, 1989:104). Penulis menyimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan subjek penelitian. Mengenai besar kecilnya sampel tidak ada ketentuan, tetapi
11
perlu diingat bahwa semakin besar sampel yang diambil, maka kesimpulan yang akan diambil akan lebih baik. Sehubungan dengan itu,
untuk sekedar ancer-ancer apabila
subjeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan
penelitian
populasi,
sedangkan
jika
subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, (Arikunto, 1989:107) Jumlah siswa yang terdaftar di MTs Negeri Wonosegoro secara keseluruhan ada 540 siswa, maka peneliti mengambil perwakilan siswa tersebut dengan prosentase 10% yaitu sebanyak 2 kelas yaitu kelas VII dengan jumlah 54 siswa, laki-laki 22 siswa perempuan 32 siswa. 4. Variabel Penelitian Ada dua penelitian di dalam variabel ini, yaitu: a.
Variabel Pengaruh Variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas tadarus Al-Qur’an yang dambil dari angket yang disebarkan kepada siswa MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015. Selanjutnya disebut dengan variabel X.
b.
Variabel Terpengaruh Variabel terpengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015, selanjutnya disebut dengan variabel Y.
12
5. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut: a.
Metode Angket Angket atau kuisoner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal – hal yang dia ketahui (Arikunto, 1989:124). Angket disini digunakan sebagai metode pokok untuk memperoleh informasi tentang aktivitas tadarus Al-Qur’an dan akhlak siswa di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015.
b.
Metode Observasi Observasi
ialah
pengamatan
dan
pencatatan
secara
sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki, (Hadi, 1995:136). Observasi bisa dilakukan dengan pengamatan, penglihatan, pendengaran, perasaan dan ucapan, observasi ini peneliti lakukan untuk mengetahui letak geografis dan keadaan fisik MTs Negeri Wonosegoro. c.
Metode Dokumentasi dan Wawancara Dokumentasi
digunakan
untuk
mengumpulkan
data
mengenai keadaan sekolah dengan mengambil dari dokumentasi yang tersedia di sekolah, metode ini penulis lakukan untuk memperoleh data tentang aktivitas tadarus Al-Qur’an, data guru, data siswa, data sarana prasarana dan lain sebagainya.
13
Sedangkan wawancara digunakan untuk memperoleh data penunjang yang menguraikan sekilas gambaran global latar belakang siswa MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015. 6. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode (Arikunto, 1998:121). Dalam penelitian ini digunakan instrumen yaitu angket, yang digunakan untuk mengetahui dua variabel yang ada yaitu aktivitas mengikuti kegiatan tadarus AlQur’an dan akhlak siswa. Untuk memperoleh data dan hasil penelitian yang sempurna, maka penulis menggunakan instrumen-instrumen sebagai alat pengumpul data sebagai jawaban dari masalah-masalah yang ada. Adapun jumlah soal dari masing-masing angket adalah 10 jadi dirinci dengan tabel sebagai berikut: Tabel I.I Indikator Instrumen Aktivitas Tadarus Al-Qur’an dan Akhlak Siswa Variabel Aktivitas Mengikuti Kegiatan Tadarus Al-Qur’an
Indikator 1. Hadir
setiap
tadarus
No.Angket kegiatan
1
Al-Qur’an
dilaksanakan 2. Ikut Al-Qur’an dengan
2,3
Bersambung....
14
Sambungan.... senang hati 3. Melaksanakan
kegiatan
tadarus Al-Qur’an di luar
4,5,6
sekolah 4. Mendapatkan bimbingan dari guru saat membaca
7
di sekolah 5. Serius aktivitas
mengikuti tadarus
Al-
8
Qur’an di sekolah 6. Memahami makna AlQur’an
9
7. Belajar membaca dengan tartil Akhlak Siswa
1. Selalu
10 melaksanakan
1
shalat wajib lima waktu setiap hari 2. Mensyukuri nikmat yang
2
telah diberikan Allah 3. Membantu
pekerjaan
3
orang tua di rumah 4. Mendoakan orang tua
4
5. Menghormati guru
5
Bersambung....
15 Sambungan....
6. Berkelakuan yang sopan
6
santun dengan orang lain 7. Saling
menasehati
7
8. Menjaga kerukunan antar
8
dengan teman
teman 9. Sabar menerima musibah
9
10. Memberikan
10
maaf
kepada orang lain
7. Analisis Data a.
Analisis Awal Peneliti menulis maksud analisis disini adalah cara untuk mengelola data yang terkumpul sehingga data dapat dengan mudah dibaca dan ditafsirkan. Untuk menganalisa “aktivitas tadarus Al-Qur’an di MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015”. Maka peneliti menganalisis presentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P=F/Nx100% Keterangan P = Persentase angka yang di cari F = Frekuensi jawaban yang dipilih N = Jumlah induvidu yang menjadi sampel
16
b.
Analisis Lanjut Mengetahui hubungan antara variabel aktivitas tadarus AlQuran dengan variabel akhlak siswa MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015, digunakan teknik statistic product moment. Adapun rumus sebagai berikut :
rXY
XY
X Y N
2 X 2 2 Y 2 X Y N N
rxy = Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y Xy = Product dari x dan y X = Variabel aktivitas tadarus Al-Qur’an Y = Variabel akhlak siswa N = Jumlah sampel
H. Sistematika Penulisan Pada garis besarnya skripsi ini terdiri dari tiga bagian, muka, isi dan akhir. Bagian muka skripsi terdiri dari Halaman Judul, Nota Pembimbing, Pengesahan, Motto, Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, dan Daftar Tabel. Bagian isi terdiri dari 5 bab, sedangkan dari tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab dan selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
17
BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas: A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Hipotesis Penelitian F. Definisi Oprasional G. Metode Penelitian H. Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang : A. Aktivitas Tadarus Al-Quran yang terdiri dari: 1.
Pengertian Tadarus
2.
Pengertian Al-Qur’an,
3.
Nama-nama Al-Qur’an
4.
Fungsi dan Peranan Al-Qur’an
5.
Adab Membaca Al-Qur’an
6.
Keutamaan Membaca Al-Qur’an
7.
Komitmen Terhadap Al-Qur’an
B. Akhlak Siswa, meliputi: 1.
Pengertian Akhlak
2.
Fungsi Akhlak
18
3.
Faktor Pembentuk Akhlak
4.
Pentingnya Akhlak
5.
Macam-macam Akhlak
C. Hubungan Aktivitas tadarus Al-Qur’an dengan akhlak siswa MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015. BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Bab ini membahas tentang : A. Situasi umum MTs Negeri Wonosegoro Tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari: 1.
Sejarah singkat
2.
Sarana dan Prasarana
3.
Visi, Misi, Tujuan dan Target
4.
Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
5.
Struktur organisasi
B. Penyajian Data, meliputi : 1.
Populasi dan Sampel
2.
Pengumpulan Data
3.
Daftar nama responden
4.
Daftar tentang jawaban angket
19
BAB IV : ANALISIS DATA Bab ini membahas tentang analisis pendahuluan dan analisis uji hipotesis BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari Kesimpulan, Saran-saran dan Penutup. Kemudian bagian akhir penulis lampirkan Daftar Kepustakaan. Lampiran-lampiran.
20
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tadarus Al-Qur’an 1.
Pengertian Tadarus Tadarus adalah kegiatan qira’ah sebagian orang atas sebagian yang lain sambil membetulkan lafal-lafalnya dan mengungkap maknamaknanya, (Syarifuddin, 2004:49). Kegiatan tadarus Al-Qur’an merupakan kegiatan membaca Al-Qur’an yang disertai dengan memahami bacaan dari Al-Qur’an itu sendiri, serta merupakan upaya dalam memperbaiki bacaan lafal-lafal Al-Qur’an.
2.
Pengertian Al-Qur’an Al-Qur’an menurut bahasa adalah bacaan atau yang dibaca, (Ash Shiddieqy, 1954:1). Al-qur’an dapat diartikan kalam Allah yang tiada tandingannya (mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat jibril alaihis salam, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nash, dan ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, (Ash-Shaabuuniy, 1999:15). Berikut ini beberapa pengertian Al-Qur’an menurut beberapa Ulama’: a.
Menurut Muhammad Abd. Azim Az-Zarqani Al-Qur’an adalah kitab yang menjadi mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi
20
21
Muhammad SAW. tertulis dalam mushaf disampaikan secara mutawatir yang membacanya merupakan ibadah. b.
Menurut Syekh Muhammad Khudari Beik Al-Qur’an ialah firman Allah yang berbahasa Arab diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk difahami isinya dan di ingat selalu, disampaikan kepada kita secara mutawatir, ditulis dalam mushaf dimulai surah fatihah diakhiri surah nas.
c.
Menurut Syekh Muhammad Abduh Al-Kitab yakni Al-Qur’an ialah bacaan yang telah tertulis dalam mushaf yang terjaga dalam hafalan-hafalan umat islam. (Asnawi, 2004:3) Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Al-
Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad melalui perantara malaikat jibril untuk di sampaikan kepada umat muslim di muka bumi ini, di mulai dari surah al-Fatihah dan di akhiri dengan surah nas, membacanya merupakan suatu ibadah tersendiri dan Al-Qur’an di tulis dalam bahasa Arab. 3.
Nama-nama Al-Qur’an Diantara nama lain Al-Qur’an diantaranya sebagai berikut: a.
Al-Kitab, artinya buku atau tulisan, (Syafaat, 2008:20-21). Arti ini untuk mengingatkan kaum muslim untuk membukukannya menjadi buku, agar dapat di jaga kemurniannya bahwa Al-Qur’an itu merupakan petunjuk bagi umat muslim. Seperti dinyatakan dalam surat Al-Baqarah ayat 2
22
ِ ِ َِذل ِ ِ ك الْ ِكتَاب ال ري ي َ َ ب فيه ُه ًدى ل ْل ُمتَّق َ َْ ُ Artinya: Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Departemen Agama RI, 2007:2)
b.
Al-Qur’an, artinya bacaan, (Abdullah, 1995:9). Arti ini untuk mengingatkan supaya ia dipelihara/dihafal bacaannya diluar kepala. Diberi nama Al-Qur’an karena Allah menjelaskan sendiri dalam kitab Al-Qur’an. diantaranya terdapat di dalam surat Qaaf ayat 1
ِ آن الْم ِج ِ يد َ ق َوالْ ُق ْر
Artinya : Qaf. Demi Al-Qur’an yang mulia. (Departemen Agama RI, 2007:747) Nama Al-Qur’an adalah nama yang paling banyak dikenal dan disebut oleh banyak orang. c.
Adz-Dzikr, artinya peringatan yakni peringatan bagi yang lupa, (Syafaat, 2008:20-21). Arti ini untuk mengingatkan kepada umat muslim bahwa yang menurunkan Al-Qur’an adalah Allah dan Allah juga lah yang
memelihara Al-Qur’an yang merupakan
petunjuk untuk mengarungi kehidupan di dunia. Seperti pada alHijr : 9
ِّ إِنَّا ََْنن نََّزلْنَا الذ ْكَر َوإِنَّا لَهُ ََلَافِظُو َن ُ
Artinya: Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya. (Departemen Agama RI, 2007:355)
23
d.
Al-Furqan, artinya pembedanya yang hak dengan batil, (Syafaat, 2008:20-21). Arti ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an juga berfungsi sebagai pembeda antara yang hak dengan yang bathil. Seperti pada ayat al-Furqan : 1
ِ َتَبارَك الَّ ِذي نََّزَل الْ ُفرقَا َن علَى عب ِد ِه لِي ُكو َن لِْلعال ي م َ َ َ َْ َ ْ ََ نَ ِذ ًيرا Artinya: Maha Suci Allah yang Telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia). (Departemen Agama RI, 2007:502) e.
Tanzil, berarti yang diturunkan, (Syafaat, 2008:20-21). Arti ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar diturunkan oleh Allah untuk umat muslim. Seperti pada ayat asy-Syu’ara : 192
ِ ِّ وإِنَّه لَتَ ْن ِزيل ر ي َ ب الْ َعالَم َُ ُ َ
Artinya : Dan Sesungguhnya Al Quran Ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh Alam, (Departemen Agama RI, 2007:527). f.
Suhuf, berarti lembaran-lembaran, (Asnawi, 2004:6). Arti ini menunjukkan bahwa dalam penurunan Al-Qur’an itu tidak secara langsung turun dengan segala kesempurnaannya, Al-Qur’an turun dalam kondisi lembaran-lembaran yang suci, yang diharuskan untuk disatukan menjadi buku kitab pedoman umat muslim. Seperti pada ayat al-Bayyinah : 2
24
ِ َّول ِمن الل ص ُح ًفا ُمطَ َّهَرًة و ل ت ي ه ُ ْ ُ َ َ ٌ َر ُس Artinya: (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang suci (Al Quran), (Departemen Agama RI, 2007:904). 4.
Fungsi dan Peranan Al-Qur’an Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada umatnya dengan segala kesempurnaan yang menyertainya. Al-Qur’an juga mempunyai banyak fungsi, diantaranya yang paling pokok adalah sebagai berikut: a.
Sebagai sumber pokok ajaran islam Al-Qur’an diturunkan sebagai pokok ajaran islam, yang mendasari ajaran-ajaran hukum, hal serta peraturan perundangan yang lain juga sebagai peringatan, bimbingan dan penyadaran dari sikap dan perilaku manusia yang tercela. Dalam hal ini diterangkan dalam QS. An-Nisa’: 105
ِاَل ِّق ل ِ ْك ال ِ ِ ي الن َّاس ِِبَا ب م ك ح ت ب اب ت ك ْ ُ َ َ َ إِنَّا أَنْ َزلْنَا إِلَْي ََْ َ ْ َ َ ِ أَر َاك اللَّه وال تَ ُكن لِْلخائِنِي خ يما ص ً َ َ َ ْ َُ َ Artinya: Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penentang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang yang berkhianat. (Departemen Agama RI, 2007:125)
25
b.
Peringatan dan pelajaran bagi manusia Dalam memberikan bimbingan kepada manusia, Al-Qur’an seringkali menjelaskan melalui fakta sejarah, baik yang positif maupun negatif yang pernah dialami oleh orang-orang yang terdahulu, dengan maksud agar manusia masa sekarang dapat mengambil pelajarannya atau sebagai peringatan baginya. Ayat yang menjelaskan fungsi Al-Qur’an sebagai peringatan dan pelajaran bagi manusia antara lain QS. Asy-syura : 7
ِ ك قُ ْرآنًا َعَربِيًّا لِتُ ْن ِذ َر أ َُّم الْ ُقَرى َوَم ْن َ ك أ َْو َحْي نَا إِلَْي َ َوَك َذل ِ حوََلا وتُْن ِ ِاْلم ِع ال ريب ف ِ اْلَن َِّة ر ف يه م و ي ر ذ ْ يق ِِف ْ َ ٌ ْ َ َ َْ َ َ َ ْ َ َ َْ السعِ ِي َّ يق ِِف ٌ َوفَ ِر
Artinya: Dan Demikianlah Kami wahyukan Al-Qur’an kepadamu dalam bahasa Arab, agar kamu memberi peringatan kepada penduduk ibukota (Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) di sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul (Kiamat) yang tidak di ragukan adanya. segolongan masuk surga, dan segolongan masuk neraka. (Departemen Agama RI, 2007:693) Ayat tersebut menegaskan bahwa:
1) Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. dalam Bahasa Arab 2) Berfungsi sebagai peringatan dan pemberi pelajaran bagi orang Mekah dan orang-orang seluruh dunia 3) Tidak ada keraguan sama sekali akan kebenarannya
26
c.
Di akhirat nanti orang yang mengikuti ajaran Al-Qur’an masuk surga sedang yang menentang masuk neraka. (Asnawi, 2004:6). Al-Qur’an merupakan petunjuk untuk mengarungi kehidupan umat manusia di dunia.
d.
Sebagai pengukuh dan penguat kebenaran adanya kitab-kitab suci yang pernah diturunkan sebelum Al-Qur’an, dan kebenaran tentang adanya para nabi dan rasul beserta kitab sucinya msingmasing yang sudah tidak asli lagi, karena diubah-ubah oleh para pemuka dan pemimpin mereka, (http://aprililmuttaqin. blogspot. com/ 2014/ 01/ pengertian kedudukan dan fungsi al. html). Diakses tanggal 19 November 2014 pukul 11.37 WIB.
5.
Adab Membaca Al-Qur’an Manusia lazimnya hidup di dunia ini dengan bertutur kata yang indah, berkelakuan yang baik dan sopan serta memiliki adab agar memiliki nilai pahala tersendiri di hadapan Allah. Dalam buku Departemen Agama RI (2007:VI) ada beberapa adab yang kiranya dapat dilakukan dalam membaca Al-Qur’an, diantaranya adab-adab tersebut adalah sebagai berikut : a.
Disunahkan membaca Al-Qur’an sesudah berwudlu (suci dan bersih). Kemudian mengambil Al-Qur’an hendaknya dengan tangan kanan dan memegangnya dengan kedua tangan.
b.
Hendaknya di tempat yang suci dan bersih, utamanya di masjid.
27
c.
Hendaknya menghadap kiblat, membacanya dengan khusyu’, tenang dan dengan berpakaian yang pantas dan menutup aurat.
d.
Mulut hendaknya bersih, disunahkan membersihkan mulut dan gigi terlebih dahulu.
e.
Sebelum membaca hendaknya membaca ta’awudz dan basmalah, kecuali surat At-Taubah tanpa basmalah.
f.
Hendaknya dengan suara yang bagus (merdu), tartil, yaitu dengan bacaan yang pelan, tenang, teliti, hati-hati, sabar dan sesuai dengan kaidah tajwid.
g.
Hendaknya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang makna dan maksud ayat-ayat yang dibacanya serta penuh penjiwaan terhadap kejadian yang digambarkan oleh ayat tersebut, misalnya tentang surga, neraka, rahmat, rizki, kaum yang mendapat murka, kaum yang penuh kasih sayang, tentang hukum-hukum dan sebagainya serta melakukan sujud tilawah jika membaca ayatayat sajdah misalnya.
h.
Sedapat-dapatnya, janganlah memutuskan membaca Al-Qur’an karena hendak berbicara dengan orang lain, juga dilarang tertawatawa, sambil bermain-main dan semacamnya.
i.
Hendaknya memperhatikan tanda-tanda waqaf dan ibtida’, tandatanda baca panjang pendek dan semua kaidah ilmu tajwid lainnya.
28
6.
Keutamaan membaca Al-Qur’an Bagi muslimin Al-Qur’an itu bacaan yang pertama dan utama, bacaan bagi umat muslim di kala dalam keadaan senang maupun dalam keadaan sulit. Menurut Syarifuddin (2004:46-48) di antara keutamaan membaca Al-Qur’an antara lain: a.
Nilai pahala Kegiatan membaca Al-Qur’an per satu hurufnya di nilai satu kebaikan dapat dilipat gandakan hingga sepuluh kebaikan.
b.
Obat (terapi jiwa yang gundah) Membaca Al-Qur’an bukan saja amal ibadah, namun juga bisa menjadi obat dan penawar jiwa gelisah, pikiran kusut, nurani tidak tentram dan sebagainya, Allah berfirman dalam Al-Israa’:82
ِِ ِ ِ ِ ِ ي َوال َ َونُنَ ِّزُل م َن الْ ُق ْرآن َما ُه َو ش َفاءٌ َوَر ْْحَةٌ ل ْل ُم ْؤمن ِ ِ ُ ي ِز ي إِال َخ َس ًارا َ يد الظَّالم َ
Artinya : Dan kami turunkan dari Al Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, (Departemen Agama RI, 2007:396)
Dalam ilmu jiwa (psikologi) modern dinyatakan bahwa berkomunikasi
dengan
orang
lain
sangat
efektif
untuk
mengurangi beban berat yang di tanggung jiwa. Para psikolog menyarankan orang-orang yang jiwanya telah menanggung beban berat untuk berkomunikasi dengan orang lain, bicara dari hati ke hati, agar terkurangi bebannya.
29
Sementara
membaca
Al-Qur’an
ibaratnya
adalah
komunikasi dengan Allah. Secara otomatis, dengan komunikasi tersebut, orang yang membaca Al-Qur’an jiwanya akan menjadi tenang dan tentram, lebih-lebih bila dihubungkan bahwa malaikat akan turun memberikan ketenangan kepada orang yang tengah membaca Al-Qur’an. hal ini akan memberikan kenyamanan dalam jiwa orang yang membacanya karena selain mendapatkan pahala juga mendapatkan ketentraman jiwa. c.
Memberikan syafaat Di saat umat manusia diliputi kegelisahan pada hari kiamat. Al-Qur’an bisa hadir memberikan pertolongan bagi orang-orang yang senantiasa membacanya di dunia. Dalam hadis riwayat muslim diperintahkan “Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya ia pada hari kiamat akan hadir memberikan pertolongan kepada orang-orang yang membacanya”.
d.
Menjadi nur di dunia sekaligus menjadi simpanan di akhirat Dengan membaca Al-Qur’an, muka seorang muslim akan ceria dan berseri-seri. Ia akan tampak anggun dan bersahaja karena akrab bergaul dengan kalam Tuhannya. Lebih jauh lagi, ia akan dibimbing oleh kitab suci Al-Qur’an dalam meniti jalan kehidupan yang lurus. Selain itu di akhirat, membaca Al-Qur’an akan menjadi deposito besar yang membahagiakan. Al-Qur’an juga akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi
30
para pembacanya yaitu orang-orang yang berpegang teguh pada petunjuk-petunjuknya. e.
Malaikat turun memberikan rahmat dan ketenangan Jika Al-Qur’an dibaca malaikat akan turun memberikan si pembaca itu rahmat dan ketenangan. Seperti diketahui ada segolongan malaikat yang khusus ditugaskan untuk mencari majlis atau forum zikir dan membaca Al-Qur’an. Jika malaikat menurunkan rahmat dan ketenangan otomatis orang yang membaca Al-Qur’an hidupnya akan selalu tenang, tentram, tampak anggun, indah, disukai orang dan bersahaja. Rumah yang di dalamnya digemakan suara Al-Qur’an, rumah itu akan banyak kebaikannya. Sebaliknya bila di dalam rumah tidak digemakan suara Al-Qur’an sama sekali, maka sedikitlah kebaikannya. Rumah terasa sempit dan gelap seperti hati penghuninya yang susah, gelisah dan gulana.
7.
Komitmen Terhadap Al-Qur’an Sebagai seorang muslim tentu tidak hanya membaca saja akan tetapi harus memahami, mengerti dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap komitmen terhadap Al-Qur’an ini seperti sikap meyakini terhadap Al-Qur’an bahwasanya Al-Qur’an itu merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad sebagai petunjuk bagi manusia dan Al-Qur’an bukan sebagai hasil karya Nabi Muhammad SAW sendiri.
31
Kemudian meyakini bahwa Al Qur’an itu memang benar-benar merupakan kalamullah yang kebenarannya itu tidak diragukan dan tidak ada bandingannya, sehingga akan tumbuh dalam diri kita untuk mencintainya. Wujud rasa cinta terhadap Al-Qur’an itu sebagai upaya untuk bisa membacanya sejak kecil kita belajar dari tidak tahu menjadi tahu mentadaruskan sampai pada tingkat memahaminya, dan beristiqamah membacanya seperti yang diungkapkan dalam bukunya (Syarifuddin, 2004:49) hal terpenting dalam kegiatan membaca AlQur’an ini adalah rutinitas atau keajegan (keistiqamahan), yakni membacanya secara berkesinambungan dan terus menerus (Estafet). Membaca dalam hal ini bukan hanya sekedar asal membaca saja akan tetapi membaca dengan mengandung makna yang lebih luas seperti memahami, mentadaburkan, menghayati, dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan perintah dilaksanakan dan larangan untuk dijauhi. B. Akhlak Siswa 1.
Pengertian Akhlak Yang dimaksud dengan akhlak (moral) adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa, (Abdul, 2004:27). Ada pendapat lain yang mengungkapkan bahwa akhlak yaitu keadaan yang melekat pada jiwa manusia yang melahirkan
32
perbuatan, mungkin baik, mungkin buruk, (Daud, 2008:345). Pengertian akhlak menurut beberapa ulama’ antara lain: a.
Menurut Imam Al-Ghazali akhlak adalah ungkapan tentang sikap jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tidak memerlukan pertimbangan/pikiran (lebih dahulu), (Zainuddin, 1991:102).
b.
Menurut Ibnu Maskawih akhlak adalah sikap seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan (lebih dahulu). (Syafaat, 2008:59).
c.
Menurut Muhammad bin Ali Asy-Syariif Al-Jurjani Akhlak adalah istilah bagi sesuatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa perlu berfikir dan merenung. Jika dari sifat tersebut terlahir perbuatan-perbuatan yang indah menurut akal dan syariat dengan mudah, maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak yang baik. Sedangkan jika darinya terlahir perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang buruk. (Abdul, 2004:34) Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
akhlak itu merupakan segala perbuatan yang dilakukan tanpa disengaja atau dengan kata lain secara spontan dilakukan oleh manusia dan tidak dengan paksaan, jadi akhlak itu bukanlah perbuatan melainkan gambaran bagi jiwa yang tersembunyi.
33
2.
Fungsi Akhlak Akhlak memiliki manfaat dan perannya tersendiri dalam kehidupan seorang muslim, baik bagi orang lain maupun bagi dirinya sendiri juga bagi masyarakat luas. Diantara fungsi akhlak menurut Ahmadi (2004:19) antara lain : a.
Akhlak bukti nyata keimanan.
b.
Akhlak hiasan orang yang beriman.
c.
Akhlak amalan yang paling berat timbangannya.
d.
Akhlak mulia simbol segenap kebaikan.
e.
Akhlak merupakan pilar bagi tegaknya masyarakat yang diidamidamkan.
f.
Akhlak adalah tujuan akhir diturunkannya islam.
3. Faktor Pembentuk Akhlak Akhlak bisanyanya terbentuk dari bermacam-macam faktor yang dapat mempengaruhinya, diantara faktor-faktor yang membentuk akhlak antara lain : a.
Faktor genetik Akhlak biasanya terbentuk dari jenis keturunan yang ditularkan kepada anak dari orang tuanya, pola dasar manusia mewarisi beberapa sifat tertentu dari kedua orang tuanya, bisa mewarisi sifat jasmaniah juga mewarisi sifat-sifat rohaniahnya, (Rahmaniyah, 2010:100). Orang tua yang memiliki akhlak baik (akhlakul karimah) cenderung menurunkan sifat baik kepada
34
keturunannya (anaknya), yang dimaksud disini adalah akhlakul karimah dari orang tua akan mempengaruhi akhlak keturunannya (anaknya). Begitupula orang tua yang berakhlak buruk tentunya akan menurunkan sifat akhlak buruknya kepada anaknya. Islam sangat memperhatikan masalah keturunan, bahkan seorang muslim yang akan menikah lebih dianjurkan untuk memilih calon pasangan hidupnya kelak berasal dari keturunan yang baik. Hal ini dianjurkan karena dapat mempengaruhi akhlak yang baik (Lestari, 2009:26). b.
Kebiasaan Kebiasaan merupakan tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, (Rahmaniyah, 2010:98). Jika seseorang memiliki kebiasaan yang baik untuk berakhlakul karimah tentunya akan melahirkan dampak yang positif yaitu memiliki jiwa untuk berakhlak yang baik, begitu pula dengan sebaliknya jika seseorang memiliki kebiasaan berakhlak yang buruk tentunya akan melahirkan dampak yang negatif dengan memiliki akhlak yang buruk pula.
c.
Pendidikan Pendidikan merupakan sebagian dari fenomena interaksi kehidupan sosial manusia, (Huda, 2008:1). Dunia pendidikan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan perilaku
35
akhlak seseorang. ( http://gudangmakalahku. blogspot. com/ 2013/ 04/ factor factor yang mempengaruhi. html. Diakses tanggal 19 November 2014 pukul 11.45 WIB.) Pendidikan juga merupakan faktor pembentuk akhlak, sebab dari sinilah anak banyak mempelajari ilmu pengetahuan, anak dalam kurun waktu kurang lebih 8 jam menjalankan proses pendidikan di sekolah setiap harinya, tidak dapat dipungkiri bahwasanya pola interaksi kehidupan anak akan terbentuk dari sini dan dipengaruhi dari nilai-nilai pendidikan yang ditanamkan orang tuanya karena pada dasarnya anak dilahirkan dalam keadaan fitrah yang belum mengetahui segala sesuatu apapun. d.
Lingkungan Salah satu aspek yang juga memberikan sumbangan terhadap terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan dimana ia berada, (Rahmaniyah, 2010:101). Dari lingkungan anak belajar dan meniru apapun untuk diterapkan dalam kehidupannya, dari perkataan dan perbuatan serta tingkah laku anak. Lingkungan yang baik akan mempengaruhi anak untuk berakhlak yang baik, dan lingkungan yang buruk akan mempengaruhi akhlak anak yang buruk pula. Seperti yang diungkapkan Al-Ghazali “dan dilarang pula bergaul dengan temannya yang biasanya mengucapkan perkataan-perkataan jahat.
36
Sebab kata-kata jahat itu akan menular kepadanya dari temanteman yang jahat itu, (Zainuddin, 1991:92). 4.
Pentingnya Akhlak Akhlak menentukan derajat keislaman dan keimanan seseorang, seseorang yang imannya baik, maka akhlaknya akan baik pula karena senantiasa diawasi oleh Allah begitupula dengan orang yang imannya lemah akhlaknya juga akan buruk. Menurut Lestari (2009:28-29) pentingnya akhlak sebagai berikut: a.
Keluhuran akhlak merupakan amal terberat hamba di akhirat Orang yang berakhlak baik akan menyebabkan timbangan amalnya selama di dunia baik di akhirat kelak. Salah satu amal manusia yang paling mulia di hadapan Allah dan paling berat timbangannya disisi-Nya adalah akhlak, (Ahmadi, 2004:27).
b.
Akhlak merupakan lambang kualitas seorang hamba Akhlaklah yang membedakan antara manusia dengan hewan, karena manusia diciptakan oleh Allah dengan akal dan hewan tidak dianugerahi oleh Allah akal pikiran, sehingga manusialah yang memiliki akhlak.
c.
Akhlak adalah buah ibadah Setelah
melakukan
ibadah
seseorang manusia
akan
memiliki akhlak yang baik seperti halnya setelah seseorang melakukan ibadah shalat, maka akan senantiasa melakukan
37
akhlak yang baik. Karena ibadah shalat bisa mencegah perbuatan buruk. 5.
Macam-macam Akhlak a.
Akhlak kepada Allah Manusia harus menerapkan akhlak yang baik kepada Allah, dengan cara beriman kepada Allah, tetapi iman kepada Allah tidak cukup hanya sekedar mempercayai akan adanya Allah saja, melainkan sekaligus juga harus diikuti dengan beribadah atau mengabdi kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari, yang realisasinya/manifestasinya berupa diamalkannya segala perintah Allah dan dijauhinya segala larangan Allah. Dan semuanya ini dikerjakan dengan tulus ikhlas, semata-mata hanya karena Allah saja, (Tatapangarsa, 1980:20) Akhlak kepada Allah ada bermacam macam, diantaranya adalah: 1) Melaksanakan ibadah shalat lima waktu setiap hari Shalat merupakan ibadah yang paling utama, (Ibrahim, 2007:61). Manusia merupakan makhluk yang diciptakan Allah dari tanah kemudian menerima tugas dan memiliki kewajiban pada Allah untuk mengabdi (menyembah) secara sungguh-sungguh dan benar lahir batin, sehingga akan menemukan ketenangan tersendiri dari ibadah shalat.
38
Ibadah shalat menjadi ibadah yang sangat pokok daripada ibadah yang lain seperti puasa, zakat, dan menunaikan ibadah haji, dikarenakakan shalat itu merupakan tiang agama. Kelak amal yang pertama-tama ditanya Allah kepada hambanya di hari kiamat adalah amalan shalat, jika shalatnya diterima maka akan diterima pula seluruh amalnya di dunia, begitupun sebaliknya jika shalatnya tidak diterima maka seluruh amalnya tidak diterima pula. Nabi
telah
mengisyaratkan,
bahwa
di
dalam
melaksanakan shalat, beliau selalu melaksanakan dengan serius dan penuh hormat. Karena beliau menyadari sedang bertemu dengan Allah subhanahu wata’ala, (Sangkan, 2006:26). Ibadah shalat perlu dilaksanakan dengan khusyu’ dikarenakan manusia akan mengalami dan menjumpai ketenangan yang luar biasa didalamnya, ruhnya akan merasakan kedamaian ketika bertemu dengan Allah. 2) Bersyukur Atas Nikmat Allah Manusia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan segala bentuk kesempurnaannya, manusia diajarkan untuk mensyukuri atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan kepadanya, (Daud, 2008:356). Orang yang bersyukur atas nikmat Allah akan ditambah
39
kenikmatan oleh Allah seperti yang di jelaskan dalam AlQur’an surat Ibrahim ayat 7
َوإِ ْذ تَأَذَّ َن َربُّ ُك ْم لَئِ ْن َش َك ْرُُْت ْل ِز َيدنَّ ُك ْم َولَئِ ْن َك َف ْرُُْت إِ َّن َع َذ ِاب لَ َش ِدي ٌد
Artinya : Dan (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azabKu sangat berat. (Departemen Agama RI, 2007:346) Rasa bersyukur diungkapkan dengan meyakini dalam hati, mengungkapkan dengan lisan dan mempraktekkan dengan anggota badan. Banyak kenikmatan yang diberikan Allah kepada umatnya salah satunya adalah kenikmatan kesehatan, banyak orang yang tidak menyadari bahwa Allah memberikan kesehatan kepada manusia untuk menjalani kehidupan sehari-hari yang tujuannya adalah untuk beribadah kepada Allah, akan tetapi keadaan rillnya banyak pula yang tidak mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan Allah tersebut. Maka manusia dalam ajaran islam wajib untuk mensyukuri segala bentuk kenikmatan yang telah Allah berikan. b.
Akhlak Kepada Orang tua Birul walidain wajib kita lakukan yaitu berbuat baik atau berbakti kepada ibu bapak kita masing-masing, dan hal itu
40
hendaknya dalam prioritas yang pertama daripada berbuat baik kepada
lain-lain
orang
(diluar
nabi
Muhammad
SAW),
(Tatapangarsa, 1980:96). Anak hendaknya berbuat baik kepada orang tuanya yang telah melahirkannya ke dunia. Allah berfirman dalam surat AlIsra’ ayat 23
ك أَال تَ ْعبُ ُدوا إِال إِيَّاهُ َوبِالْ َوالِ َديْ ِن إِ ْح َسانًا إِ َّما َ ُّضى َرب َ ََوق ِ ِ الُهَا فَال تَ ُق ْل ََلَُما ُ َِح ُد ُُهَا أ َْو ك َ يَْب لُغَ َّن عْن َد َك الْكبَ َر أ ٍّ أ ُف َوال تَ ْن َه ْرُُهَا َوقُ ْل ََلَُما قَ ْوال َك ِرميًا
Artinya : Dan Tuhanmu Telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik pada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik, (Departemen Agama RI, 2007:387) Ayat diatas menerangkah bahwa mengucapkan kata “ah” kepada orang tua tidak diperbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu. Berbuat baik kepada ibu dan bapak itu banyak jenis-jenisnya seperti memberikan tutur kata yang sopan kepada keduanya, merendahkan diri dengan kasih sayang, mendoakan keduanya agar orang tua diberikan rasa cinta oleh Allah seperti yang telah diberikan kepadanya diwaktu kecil,
41
karena do’a anak yang shalih kepada orang tuanya merupakan salah satu amalan yang tidak akan terputus selama-lamanya jika orang tua telah meninggal. Birul walidain menempati kedudukan yang sangat istimewa dalam ajaran islam. Ada beberapa alasan yang membuktikan hal tersebut, diantaranya adalah : 1) Perintah ihsan kepada ibu bapak diletakkan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an langsung sesudah perintah beribadah hanya
kepada-Nya
semata
atau
larangan
untuk
mempersekutukannya. 2) Allah SWT mewasiatkan kepada umat manusia untuk berbuat ihsan kepada ibu bapak. 3) Allah meletakkan perintah berterima kasih kepada Allah SWT. 4) Rasullullah meletakkan birul walidain sebagai amalan nomor dua terbaik sesudan shalat tepat pada waktunya. 5) Rasulullah SAW meletakkan uququl walidain (durhaka kepada dua orang ibu bapak) sehingga dosa nomor dua setelah syirik. 6) Rasulullah SAW mengaitkan keridhaan dan kemarahan Allah SWT dengan keridhaan dan kemarahan orang tua. (Ilyas, 2007:151)
42
c.
Akhlak Kepada Guru Guru merupakan pendidik orang yang bertanggung jawab memberikan
pertolongan
kepada
anak
didiknya
dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mampu berdiri sendiri dan mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah dan sebagai makhluk sosial. Tugas utama seorang guru adalah mengajarkan kepada anak didik bagaimana sesorang anak didik dapat berhasil kedepannya. Bermula dari itu seorang siswa wajib untuk menghormati guru karena lebih dewasa dan guru merupakan pendidik yang mengajarkannya segala sesuatu yang tidak diketahuinya. Siswa harus menghormati dan menunjukkan sopan santun kepada guru yang telah memberikan pembelajaran baginya. d.
Akhlak Kepada Teman Kehadiran teman merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan seseorang dengan temannya sangatlah dekat, bahkan kadang lebih dekat ketimbang saudara sendiri. Dengan teman orang gampang berbagi cerita, mencurahkan segala persoalan yang mengimpit, dan menjalani suka duka, dapat dikatakan bahwa biasanya seseorang lebih akrab bergaul dengan teman daripada orang lain.
43
Mengingat begitu lekatnya peran teman dalam kehidupan, maka perlu dipahami akhlak yang digariskan islam mengenai cara berinteraksi dengan teman, diantaranya adalah : 1) Berbuat baik kepada teman. 2) Saling menasehati. 3) Membantu teman. 4) Kesetiakawanan. 5) Mendamaikan teman yang sedang berselisih. 6) Toleransi kepada teman, (Salamulloh,2008:96). e.
Akhlak Kepada Diri Sendiri Manusia harus menghormati diri sendiri sebagai makhluk ciptaan Allah dengan berakhlak mulia. Diantara akhlak yang harus ditanamkan dalam diri manusia sendiri diantaranya sebagai berikut : 1) Sabar Sikap sabar sangat dibutuhkan oleh setiap orang, karena semua orang pasti merasakan pahit getirnya kehidupan selain dari hal-hal yang menyenangkan. Peristiwa yang menyenangkan saja harus disikapi dengan sabar dalam bentuk kehati-hatian agar tidak terlalu gembira hingga lepas kontrol, apalagi peristiwa pahit dan menyusahkan. Maka kesabaran dibutuhkan untuk bisa bertahan menerimanya, (Ahmadi, 2004:85).
44
Pada dasarnya Allah menciptakan manusia dengan di uji rezeki, kesehatan, ilmu pengetahuan dan lain-lain yang bersifat duniawi. Manusia harus berusaha untuk proses mendapatkan semua itu dengan kesabaran, apapun hasilnya. Allah telah berjanji dalam firmannya QS. Al-Baqarah:153 akan menyertai orangorang yang sabar.
ِ َّ و َالصالة إِ َّن اللَّه َ
ِ َّيا أَيُّها ال الص ِْْب ا و ن آم ين ذ َّ ِاستَعِينُوا ب ُ ْ َ َ َ َ ِ َّ مع ين ََ َ الصاب ِر
Artinya : Hai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguh Allah beserta orang-orang yang sabar. (Departemen Agama RI, 2007:28) Kesabaran mendatangkan pahala yang melimpah dari Allah, yang sifatnya bukan hanya dari sikap sabarnya saja akan tetapi dari dampak kesabaran itu juga. Seperti orang yang sabar dalam menghadapi musibah akan mendapatkan pahala dari Allah, dan orang yang tidak sabar dalam menerima musibah akan merasakan rasa sakit saja dan pahalanya akan terhenti. Kesabaran merupakan anugerah Allah yang sangat besar nilainya. Kehidupan dunia ini yang terkadang menyenangkan dan saat lain menyedihkan, tidak mungkin diatasi, kecuali dengan sikap sabar, (Ahmadi, 2004:98) Sifat sabar merupakan sifat yang mulia yang istimewa, sehingga orang-orang yang sabar dengan sendirinya menempati posisi yang istimewa pula. Orang-orang sabar ditempatkan dalam
45
urutan
yang
pertama
sebelum
yang
lain-lainnya.
Dari
keistimewaan tersebut, sifat sabar memang sangat dibutuhkan sekali untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat. Mengutip pendapat dari Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya Ilyas, (2007:135-137) sifat sabar ada enam macam jenisnya, diantaranya adalah : 1.
Sabar menerima cobaan hidup. Seperti lapar, haus, sakit, rasa takut kehilangan orang-orang yang dicintai, kerugian harta benda dan sebagainya.
2.
Sabar dari keinginan hawa nafsu. Seperti menginginkan segala macam kenikmatan hidup dan kemegahan dunia. Jangan sampai dari kenikmatan hidup tersebut akan memberikan dampak seseorang lupa diri bahkan lupa pada Allah.
3.
Sabar dalam taat kepada Allah. Seperti beribadah, dimana dalam beribadah itu diperlukan kesabaran yang berlipat ganda mengingat banyaknya rintangan dalam diri maupun luar diri.
4.
Sabar dalam berdakwah. Jalan dakwah adalah jalan panjang dan berliku-liku, orang yang melalui jalan itu harus memiliki kesabaran.
46
5.
Sabar dalam perang. Dalam menghadapi musuh diperlukan kesabaran, dalam keadaan apapun prajurit islam tidak boleh lari meninggalkan perang.
6.
Sabar dalam pergaulan. Dalam pergaulan sesama manusia diperlukan kesabaran karena pasti akan ditemui hal-hal yang tidak menyenangkan atau menyinggung perasaan.
2) Pemaaf Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas (Ilyas, 2007:140). Agama Islam mengajarkan kepada manusia untuk dapat memaafkan kesalahan orang lain tanpa harus menunggu permintaan maaf dari yang bersalah. Sikap pemaaf adalah salah satu dari manifestasi ketaqwaan kepada Allah SWT sebagaimana dalam firmanNya surat Ali Imran ayat 3.
ِاَل ِّق مص ِّدقًا ل ِ َ نََّزَل علَي ي يَ َديْ ِه ب ا م ََْ َ َْ َ ُ َْ ِاب ب َ َك الْكت ِْ وأَنْزَل التَّورا َة و يل اْلْن َ َ َْ َ َ Artinya : Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang yang berinfak, baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan. (Departemen Agama RI, 2007:84)
47
C. Hubungan Aktivitas Tadarus Al-Qur’an dengan Akhlak Siswa 1.
Orang yang senantiasa membaca Al-Qur’an akan bertambah imannya sehingga akhlaknya akan menjadi lebih baik. Hal ini telah di jelaskan dalam Q.S. Al-Anfal ayat 2 yang berbunyi:
ِ ِ َّإََِّّنَا الْمؤِمنو َن ال ِ ت قُلُوبُ ُه ْم َوإِ َذا ذ ُ ُْ ْ َين إِ َذا ذُكَر اللَّهُ َوجل َ ِ ت َعلَْي ِه ْم آيَاتُهُ َز َادتْ ُه ْم إِميَانًا َو َعلَى َرِِّّبِ ْم يَتَ َوَّكلُو َن ْ َتُلي
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal. (Departemen Agama RI, 2007:239) Dengan bertambanhnya keimanan seseorang, maka akan senantiasa mengingat Allah, sehingga akan berakhlak yang baik. 2.
Orang yang membaca Al-Qur’an hatinya akan menjadi tentram sehingga akan berakhlak yang baik. Sesuai dengan penjelasan dalam Al-Qur’an Q.S. Ar-Ra’du ayat 28
ِ َّال ين َآمنُوا َوتَطْ َمئِ ُّن قُلُوبُ ُه ْم بِ ِذ ْك ِر اللَّ ِه أَال بِ ِذ ْك ِر اللَّ ِه ذ َ ِتَطْمئ وب ل ق ل ا ن ْ ُ ُّ ُ ُ َ
Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram. (Departemen Agama RI, 2007:340)
Dengan hati yang tentram, maka hidupnya akan tenang sehingga seseorang akan senantiasa melakukan akhlak yang baik.
48
3.
Orang yang membaca Al-Qur’an hatinya senantiasa bersih dari penyakit, sehingga akan berakhlak dengan akhlak yang baik. Orang yang membaca Al-Qur’an hatinya akan bersih, karena Al-Qur’an adalah penawar dan rahmat seperti yang telah dijelaskan dalam surat Al-A’raf ayat 204
ِ ْئ الْ ُقرآ ُن فَاستَ ِمعوا لَه وأَن ِ صتُوا لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْر َْحُو َن َُ ُ ْ ْ َ َوإ َذا قُ ِر
Artinya : Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan siamlah, agar kamu mendapat rahmat. (Departemen Agama RI, 2007:238) Al-Qur’an adalah benteng yang kokoh yang dapat melindungi manusia dari malapetaka yang diakibatkan dari serangan beruntun.
Baik serangan terhadap diri maupun terhadap hati, sehingga hatipun akan terlindung dari berbagai penyakit yang akan menghinggapinya, (Riyadh, 2007:121). Sehingga akan senantiasa berakhlakul karimah. Dan orang yang berakhlak buruk itu karena hatinya kotor dan dipenuhi dengan berbagai penyakit hati.
49
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Negeri Wonosegoro 1.
Sejarah Singkat Berdirinya MTs Negeri Wonosegoro diprakarsai oleh para tokoh masyarakat/ para kyai yang berada di kecamatan Wonosegoro setelah melihat situasi dan kondisi masyarakat waktu itu yang labil pasca peristiwa G 30 S PKI. Inisiatif mendirikan Madrasah muncul dari alim ulama / tokoh NU di desa Ketoyan pada tahun 1966 dengan nama MTs NU Ketoyan dengan dipimpin oleh Kyai Dimyati. Pada tahun 1968 seiring dengan pergantian pimpinan, MTs NU berpindah tempat ke Desa Karangjati dan berlangsung sampai sekarang. Pada perkembangan berikutnya terjadi berulang kali perubahan nama. Pada tahun 1973 berubah menjadi MMP (Madrasah Menengah Pertama). Kemudian pada tahun 1976 berubah menjadi MTs NU kembali dan dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 1977 berubah menjadi MTs Al Islam. Perubahan tersebut terjadi seiring dengan pergantian Kepala Madrasah atau pengurus yayasan. Pada tahun 1983 terjadi perubahan status MTs dari MTs swasta menjadi MTs Filial Negeri Nogosari dan pada tahun 1995 berubah status dari MTs Filial menjadi MTs Negeri Wonosegoro. 49
50
2.
Sarana Prasarana Suatu lembaga pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal, sarana dan fasilitas merupakan kebutuhan primer. Sarana dan fasilitas yang mendukung keberhasilan pendidikan dan pengajaran sangat diperlukan untuk membantu terlaksananya tujuan yang akan dicapai bersama. Dalam upaya untuk menunjang tujuan pendidikan di MTs Negeri Wonosegoro, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai serta pemanfaatan secara optimal. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki MTs Wonosegoro antara lain : a.
Gedung Madrasah MTs Wonosegoro memiliki tanah seluas 3.187 M² dengan jumlah
tanah yang telah bersertifikat seluas 2444 M² dan luas bangunan seluruhnya 740 M² luas bangunan yang dimaksud terdiri dari beberapa gedung yang dibutuhkan dan yang belum dimiliki MTs Negeri Wonosegoro adalah gedung pertemuan/aula. Untuk pertemuanpertemuan yang melibatkan banyak orang (pertemuan wali murid umpamanya) menggunakan gedung yang digunakan sebagai ruang kelas yang sekat kelasnya dapat di buka tutup. Di samping itu MTs Negeri Wonosegoro juga belum memiliki halaman yang dapat digunakan untuk upacara dan olah raga. Kegiatan olah raga dan upacara siswa dilaksanakan di lapangan desa Karangjati yang letaknya bersebelahan dengan sekolahan. Disamping itu gedung
51
MTs Negeri Wonosegoro masih menjadi satu dengan rumah perkampungan penduduk. b.
Fasilitas lain 1) Bidang olah raga Untuk olah raga terutama untuk permainan bola besar, seperti permainan sepak bola dan basket sangat memadai. Karena di belakang Madrasah terdapat lapangan sepak bola dan basket. Hal ini memungkinkan para siswa optimal dalam kegiatan olah raga. Olah raga lain diantaranya : a) Tenis Meja b) Catur c) Bulu Tangkis d) Bela Diri 2) Bidang keagamaan dan kerohanian. Dalam bidang keagamaan dan kerohanian para siswa dapat melaksanakan berbagai kegiatan. Kegiatan keagamaan dan kerohanian diantaranya: a) Qiraatul Qur’an b) Kajian Kitab Kuning c) Hafalan Juz amma d) Tadarus Bersama Menjelang Pelajaran Kegiatan ini dilaksanakan siswa dan guru MTs Negeri Wonosegoro di sekolah setiap hari sebelum
52
kegiatan belajar mengajar dimulai yaitu antara jam 07.00-07.30 WIB. 3) Perpustakaan dan Laboraturium Perpustakaan merupakan sarana penting untuk memperlancar proses belajar mengajar. Dengan fasilitas yang ada pada perpustakaan juga dapat membantu siswa untuk mengembangkan wawasan belajar, menambah materi pelajaran yang belum di dapat di bangku sekolahnya. Perpustakaan dan Laboratorium di MTs Negeri Wonosegoro cukup lumayan sebagai kelengkapan dalam proses pembelajaran. Dengan lokasi yang berhimpitan antara laboratorium dan perpustakaan memungkinkan para siswa belajar secara lengkap antara teori dan praktik. Guru juga sering membawa siswanya ke perpustakaan
kemudian
dilanjutkan
dengan
menggunakan
laboratoriumnya. 3.
Visi, Misi dan Target sekolah a.
VISI MTs Negeri Wonosegoro Terwujudnya IMTAQ dan IPTEK serta berakhlakul karimah.
b.
MISI MTs Negeri Wonosegoro 1) Berpartisipasi aktif dalam mewujudkan kecerdasan bangsa 2) Melaksanakan pengelolaan pendidikan dengan system School Basic Management secara optimal dan professional dan penerapan kurikulum berbasis kompetensi.
53
3) Membangun Pengetahuan
Sumber dan
Daya
Manusia
Tekhnologi
di
serta
bidang
Agama
Ilmu secara
berkeseimbangan. 4) Mengembangkan potensi anak didik dengan memberi bekal keterampilan (Menjahit, Komputer dan Ibadah) yang positif sesuai dengan bakat, minat dan hobby anak, sehingga setelah lulus dan tamat dapat mengaktualisasikannya. c.
TUJUAN MTs Negeri Wonosegoro 1) Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan membekalinya Ilmu Pengetahuan Agama, teknologi, ketrampilan dan Kesenian. 2) Membentuk siswa sebagai anggota masyarakat yang mampu mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan dan berakhlakul karimah.
4.
Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa a.
Keadaan Guru dan Karyawan Guru merupakan hal yang sangat penting dalam dunia
pendidikan, karena gurulah yang banyak berperan dalam mencetak generasi penerus, oleh karena itu kualitas dan kuantitas pendidik
sangat
tenaga
diupayakan oleh setiap lembaga yang mengelola
pendidikan yang tujuan akhirnya kualitas out put yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan.
54
Keadaan guru di MTs Negeri Wonosegoro mempunyai potensi yang sangat baik. Para dewan guru dan karyawan mempunyai jiwa pejuang yang sangat tinggi bisa dilihat dari guru yang tidak pernah mengeluh setiap hari. MTs Negeri Wonosegoro mempunyai tenaga kerja guru sebanyak 42 orang, satu kepala sekolah dan 11 karyawan, untuk lebih lingkapnya dapat dilihat tabel berikut : TABEL 3.1 BIODATA GURU MTS NEGERI WONOSEGORO PERIODE 2014 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Nama H. Ashuri, S.Ag, M.PdI. Amiruddin, S.Ag. Sumanto, S.Pd. Suluri, S.PdI. Sutrisno, S.PdI,. M.M. Drs. Supriyadi Dra. Siti Alimah Dwi Hastuti Yusrinah TN Khasanah, S.Ag. Nurul Huda, S.Ag., M.Pd. Joko Sulistyo, S.Pd. Eny Budiyarti, S.Pd. Tri Widodo, S.Pd. Endah Sulistyorini, S.Pd. Arif Hanafi, S.Ag.M.Pd. Drs. Sulistiyana Muh Zaenudin, S.PdI. Hendriana Ekawati, S.PdI. Ummi Munawwaroh, S.Ag. Siti Haritsah, S.Ag. Drs. Agus Rustomo Dra. Taslimatul Choiriyah Drs. Eko Wiyono Paimin, S.PdI. Siti Sulastri, S.PdI. Nanik Sri Handayani, S.Pd. Muh. Amin, S.Ag.
Amanah Kepala Madrasah Guru Mapel BP Guru Mapel Kurikulum Sarpras Guru Mapel Kesiswaan Humas Wali Kelas Wali Kelas Guru Mapel Wali Kelas Guru Mapel Wali Kelas Pembimbing pengayaan Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas & Ko.Kurikuler Wali Kelas Wali Kelas & Ka.Perpus Wali Kelas Guru Mapel Guru Mapel Wali Kelas BP
Bersambung...
55
Sambungan.... 27. Agus Triyanto, S.Pd. Wali Kelas & ka.Lab IPA 28. Kuwat, S.Pd Wali Kelas 29. Sri Yuwarningsih, S.Pd. Wali Kelas 30. Istiqomah, S.Ag. Wali Kelas 31. Siti Nuripah, S.Pd. Guru Mapel 32. Wiwin Istiqomah, S.Pd. Wali Kelas 33. M. Zuhri, S.Ag. Wali Kelas 34. Muh Ihsan Setiyawan, S.PdI. BP 35. Farray Teddy, S.Pd. Wali Kelas 36. Mashudi, S.Ag. Guru Mapel 37. Dewi Kotijah, S.PdI. Guru Mapel 38. Rini Setyowati, S.Pd. Guru Mapel 39. Zulham Efendi, S.Pd. Guru Mapel 40. Ibnu Munawar, S.Pd.Si Guru Mapel 41. Siti Rofiah, S.PdI. Guru maple 42. Ahmad Subekhi Guru Mapel 43. Elis Nurani Wijaya Guru Mapel 44. Muhammad Yazid, S.H. Administrasi 45. Siti Komariyah Administrasi 46. Shochiffuddin, S.Pd. Administrasi 47. Rubadi Administrasi 48. Zahrutun Nafisah Administrasi 49. Abdul Rohman Administrasi 50. Agus Rohman, S.PdI. Administrasi 51. Muhamat Administrasi 52. Hendrawan H Nugroho, S.E. Administrasi 53. Khabib Ihsan Administrasi 54. Gunawi Administrasi Sumber : Dokumentasi Sekolah MTs Negeri Wonosegoro, diambil pada tanggal 13 November 2014.
b.
Data siswa MTs Negeri Wonosegoro Siswa merupakan Subyek dalam pendidikan yang selalu membutuhkan arahan, bimbingan dan didikan dari guru. Madrasah Tsanawiyah Negeri Wonosegoro mempunyai siswa sebanyak 540 siswa, lebih lengkapnya dapat dilihat data sebagai berikut:
56
TABEL 3.2 DAFTAR JUMLAH SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2014-2015 No
Kelas
Jumlah Siswa
1
VII
198
2
VIII
187
3
IX
155
Jumlah
540
Sumber : Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Wonosegoro, diambil pada tanggal 13 November 2014 5.
Struktur Organisasi Struktur Organisasi pada suatu lembaga pendidikan sangat diperlukan, dengan upaya penggabungan kerja beberapa orang atau kelompok dapat mencapai tujuan bersama. Yaitu tujuan pendidikan Nasional pada umumnya dan tujuan pendidikan pada lembaga tersebut pada khususnya. Adapun bagan struktur organisasi MTs Negeri Wonosegoro sebagai berikut:
57
STRUKTUR ORGANISASI MTS NEGERI WONOSEGORO
KEPALA SEKOLAH
KOMITE MADRASAH
KURIKULUM
SARPRAS
BP
KAUR TU KESISWAAN
HUMAS
BENDAHARA
PDG
UP/DOKTIK
PENERIMA BARANG
PERPUS
KOMPUTER
TATA PERSURATAN
KOPERASI
PENJAGA DAN KEBERSIHAN
WALI KELAS
GURU
SISWA
Sumber : Data MTs Negeri Wonosegoro diambil dari pada tanggal 13 November 2014
58
B. Penyajian Data 1. Populasi dan Sampel Pada bab ini telah penulis jelaskan bahwa objek yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa MTs Negeri Wonosegoro dengan jumlah 54 siswa yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 32 siswa perempuan. 2. Pengumpulan Data Data yang penulis kumpulkan dari responden dalam rangka pengumpulan data tentang “Aktivitas Tadarus Al-Qur’an dan Akhlak Siswa”. Untuk mempermudah pengumpulan data, penulis menyediakan angket yang terdiri dari 20 item pertanyaan dengan perincian sebagai berikut : a. Untuk Aktivitas tadarus Al-Qur’an, penulis menyediakan 10 pertanyaan. b. Untuk akhlak siswa, penulis juga menyediakan 10 item pertanyaan. Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan metode angket atau wawancara tak langsung, karena penulis menganggap bahwa angket memiliki kesamaan dengan wawancara. 3. Daftar Nama Responden Daftar responden di bawah ini berisi nama-nama siswa yang dijadikan objek penelitian. Untuk lebih jelasnya, penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
59
TABEL 3.3 DAFTAR RESPONDEN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Indra Wahyu Kurniawan Ditya Purnajati Aulia Nia Ervina Ahmad Fajar Agustrian Nurin Indriyanti Friska Linda Astuti Rosyid Abdillah Tegar Putra Dermawan Nur Asikin Apprianto Tri Widodo M.M Hanif Siti Rahma Wati Amara Amelia Yuliana Ismawati Amilia Nuruk khasanah Alfati Nida Himmatul Viya Putri Arfinda An Nisa Rahmatika Nurul Faizah Halimah Edy Pratiwi Rika Suwistiana M. Rizal F Irham Zidan Nugroho Layla Najmah Marlina Kusumawati Aminatun Khasanah Winda Wulan Sari Rafcy Azril Putra L. Aldi Hamda Agus Adi P. Lutfi Rizalul F Umi Roziana Innayah Wulandari Arlita Neisca Erynda Ela Niswati Wahyu Nursabila Gisri Wulandari Setia Amelia Sari Puji Rahayu
Kelas VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII B VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII A VII B VII B VII B VII B VII B VII B VII B VII B VII B VII B VII B VII B
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
Bersambung....
60 Sambungan....
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
Icha Muftia Ariani Sutejo Siti Rondiyah Putri Aulia Zulia Febriyanti Fatihkha Hamzah Majid Yusuf A. Fahrul Farhan Dani Adi S. M. Khoironi Khoirul M M. Andiawan Laila R. M. Ali Thoyiban
VII B VII B VII B VII B VII B VII B VII B VII B VII B VII B VII B VII B VII B VII B
Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki
4. Daftar Tentang Jawaban Angket a.
Data Jawaban Angket Aktivitas Tadarus Al-Qur’an TABEL 3.4
DATA TENTANG AKTIVITAS TADARUS AL-QUR’AN No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
A 6 4 6 7 8 7 6 4 6 5 9 6 7 6 9 8 8 7 8
Frekuensi B 2 5 4 2 2 3 4 6 4 5 1 4 3 4 1 2 2 3 2
C 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 18 13 18 21 24 21 18 12 18 15 27 18 21 18 27 24 24 21 24
Nilai 2 4 10 8 4 4 6 8 12 8 10 2 8 6 8 2 4 4 6 4
1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Skor
Nominasi
24 24 26 25 28 27 26 24 26 25 29 26 27 26 29 28 28 27 28
B B B B A A B B B B A B A B A A A A A Bersambung.....
61
Sambungan.... 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
7 7 5 4 5 7 9 6 6 9 5 6 6 5 6 8 7 8 7 8 8 8 2 8 6 5 5 7 6 6 9 7 5 9 5
3 3 5 6 5 3 1 4 4 1 4 4 4 5 4 1 3 2 2 2 2 2 6 2 4 4 5 3 4 4 1 2 3 1 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 1
21 21 15 12 15 21 27 18 18 27 15 18 18 15 18 24 21 24 21 24 24 24 6 24 18 15 15 21 18 18 27 21 15 27 15
6 6 10 12 10 6 2 8 8 2 8 8 8 10 8 2 6 4 4 4 4 4 12 4 8 8 10 6 8 8 2 4 6 2 8
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 1
27 27 25 24 25 27 29 26 26 29 24 26 26 25 26 27 27 28 25 28 28 28 20 28 26 24 25 27 26 26 29 25 23 29 24
Keterangan : Frekuensi Frekuensi A adalah jumlah jawaban option yang di jawab A Frekuensi B adalah jumlah jawaban option yang di jawab B
A A B B B A A B B A B B B B B A A A B B B B C A B B B A B B A B C A B
62
Frekuensi C adalah jumlah jawaban option yang di jawab C Nilai Nilai A diperoleh dengan mengalikan frekuensi A dengan bobot yang telah ditentukan, begitu juga dengan B dan C Responden yang menjawab A dinilai dengan bobot 3 Responden yang menjawab B dinilai dengan bobot 2 Responden yang menjawab C dinilai dengan bobot 1 Jumlah nilai adalah jumlah keseluruhan dari nilai A, B dan C Nominasi Penentuan nominasi didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari masing-masing
responden.
Nilai
yang
diperoleh
itu
kemudian
diklasifikasikan sekaligus memberikan kriteria persepsi sisiwa. Dalam hal ini digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : i
= interval
xr
= nilai terendah
xt
= nilai tertinggi
xi
= kelas interval
63
dari rumus ini diperoleh :
i
Xt Xr 1
xi (29 20) 1 i 3 10 i 3 i 3.33 Dengan demikian : Nominasi A adalah nilai yang berjarak (27-29) Nominasi B adalah nilai yang berjarak (24-26) Nominasi C adalah nilai yang berjarak (20-23) Dari data angket tesebut diatas diperoleh kriteria sebagai berikut : Yang mempunyai kriteria tinggi ada siswa 21 Yang mempunyai kriteria sedang ada siswa 31 Yang mempunyai kriteria rendah ada siswa 2 b.
Jawaban Angket Akhlak Siswa TABEL 3.5 DATA TENTANG AKHLAK SISWA
No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
A 9 8 8 8 10 10 6 5 7 5
Frekuensi B 1 2 2 2 0 0 4 5 3 5
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 27 24 24 24 30 30 18 15 21 15
Nilai 2 2 4 4 4 0 0 8 10 6 10
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Skor
Nominasi
29 28 28 28 30 30 26 25 27 25
A A A A A A B B B B Bersambung...
64
Sambungan... 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
10 9 7 8 9 9 8 6 7 9 7 8 8 6 10 10 9 4 10 2 7 7 6 8 7 8 5 8 8 7 8 2 9 6 6 7 10 5 8 6 4 6 8 8
0 1 3 2 1 1 2 4 3 1 3 2 2 4 0 0 1 6 0 6 3 3 4 2 3 2 5 2 2 3 2 8 1 4 4 3 0 5 2 4 6 4 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 27 21 24 27 27 24 18 21 27 21 24 24 18 30 30 27 12 30 6 21 21 18 24 21 24 15 24 24 21 24 6 27 18 18 21 30 15 24 18 12 18 24 24
0 2 6 4 2 2 4 8 6 2 6 4 4 8 0 0 2 12 0 12 6 6 8 4 6 4 10 4 4 6 4 16 2 8 8 6 0 10 4 8 12 8 4 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 29 27 28 29 29 28 26 27 29 27 28 28 26 30 30 29 24 30 20 27 27 26 28 27 28 25 28 28 27 28 22 29 26 26 27 30 25 28 26 24 26 26 26
A A B A A A A B B A B A A B A A A B A C B B B A B A B A A B A C A B B B A B A B B B B B
65
Keterangan : Frekuensi Frekuensi A adalah jumlah jawaban option yang di jawab A Frekuensi B adalah jumlah jawaban option yang di jawab B Frekuensi C adalah jumlah jawaban option yang di jawab C Nilai Nilai A diperoleh dengan mengalikan frekuensi A dengan bobot yang telah ditentukan, begitu juga dengan B dan C Responden yang menjawab A dinilai dengan bobot 3 Responden yang menjawab B dinilai dengan bobot 2 Responden yang menjawab C dinilai dengan bobot 1 Jumlah nilai adalah jumlah keseluruhan dari nilai A, B dan C Nominasi Penentuan nominasi didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari masing-masing
responden.
Nilai
yang
diperoleh
itu
kemudian
diklasifikasikan sekaligus memberikan kriteria persepsi sisiwa. Dalam hal ini digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : i
= interval
xr
= nilai terendah
xt
= nilai tertinggi
xi
= kelas interval
66
dari rumus ini diperoleh :
i
Xt Xr 1
3 (30 20) 1 i 3 11 i 3 i 3,66 Dengan demikian : Nominasi A adalah nilai yang berjarak (20-23) Nominasi B adalah nilai yang berjarak (24-27) Nominasi C adalah nilai yang berjarak (28-30) Dari data angket tesebut diatas diperoleh kriteria sebagai berikut : Yang mempunyai kriteria tinggi ada 27 siswa Yang mempunyai kriteria sedang ada 25 siswa Yang mempunyai kriteria rendah ada 2 siswa
67
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan Setelah data terkumpul maka, langkah selanjutnya penulis menganalisis data tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari pokok permasalahan sebagaimana yang termuat pada bab-bab sebelumnya, untuk memudahkan menganalisis, maka ada tahap-tahap untuk menganalisis data tersebut agar berjalan dengan benar sesuai dengan data yang akan diteliti, adapun tahap-tahapnya sebagai berikut: 1.
Analisis Pertama Pada analisis pertama, penulis akan menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis presentase frekuensi untuk mengetahui aktivitas tadarus Al-Qur’an, yaitu dengan rumus:
P=
F x100% N
Keterangan : P = Presentase F = Frekuensi N = Jumlah responden Adapun langkah yang penulis tempuh adalah :
67
68
a.
Mentabulasikan data dari angket variasi Aktivitas Tadarus Al-Qur’an, sekaligus menentukan presentasenya.
TABEL 4.1 FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN DAN PERSENTASE AKTIVITAS TADARUS AL-QUR’AN No
1
Item
Jawaban
Persentase
A
B
C
A
B
C
53
1
0
98
2
0
51
3
0
94
6
0
kegiatan
54
0
0
100
0
0
Mengikuti kegiatan tadarus Al-
11
38
5
20
70
10
setiap
30
24
0
56
44
0
Sering membaca Al-Qur’an di
16
37
1
30
68
2
44
9
1
81
17
2
10
44
0
19
81
0
Mengikuti kegiatan Tadarus Al-Qur’an di sekolah
2
Mengikuti kegiatan tadarus AlQur’an dengan senang hati
3
Ikhlas
mengikuti
tadarus Al-Qur’an 4
Qur’an di masjid 5
Membaca
Al-Qur’an
hari 6
rumah 7
Mendapatkan
bimbingan
membaca Al-Qur’an dari guru 8
Serius
dalam
mengikuti
Bersambung...
69 Sambungan....
aktivitas tadarus Al-Qur’an 9
Memahami makna ayat Al-
15
34
5
28
63
9
35
18
1
65
33
2
Qur’an 10
Belajar membaca Al-Qur’an dengan tartil (perlahan-lahan)
b.
Intepretasi data tiap item Berdasarkan tabel tersebut, dapat diintepretasikan sebagai berikut : 1) Pada item pertama, yaitu tentang mengikuti kegiatan Tadarus AlQur’an di sekolah, 53 siswa (98%) menjawab mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an, 1 siswa (2%) menjawab kadang-kadang mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an, tidak ada siswa (0%) yang menjawab tidak mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an. 2) Ketika ditanya apakah anda mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an dengan senang hati, 51 siswa (94%) menjawab mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an dengan senang hati, 3 siswa (6%) menjawab kadang-kadang mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an dengan senang hati, tidak ada siswa (0%) yang menjawab tidak pernah mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an dengan senang hati. 3) Ketika ditanya apakah siswa ikhlas mengikuti kegiatan tadarus AlQur’an, 54 siswa (100%) menjawab siswa ikhlas mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an, tidak ada siswa (0%) yang menjawab kadangkadang siswa ikhlas mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an, tidak ada
70
juga siswa (0%) yang menjawab siswa tidak pernah ikhlas mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an. 4) Ketika ditanya apakah siswa mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an di masjid, 11 siswa (20%) menjawab siswa mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an di masjid, 38 siswa (70%) menjawab kadangkadang siswa mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an di masjid, 5 siswa (10%) menjawab siswa tidak pernah mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an di masjid. 5) Item yang berisi pertanyaan apakah siswa membaca Al-Qur’an setiap hari, 30 siswa (56%) menjawab siswa membaca Al-Qur’an setiap hari,
24 siswa (44%) menjawab siswa kadang-kadang
membaca Al-Qur’an setiap hari, dan tidak ada siswa (0%) yang menjawab siswa tidak pernah membaca Al-Qur’an setiap hari. 6) Ketika ditanya apakah siswa sering membaca Al-Qur’an di rumah, 16 siswa (30%) menjawab siswa sering membaca Al-Qur’an di rumah, 37 siswa (68%) menjawab siswa kadang-kadang membaca Al-Qur’an di rumah, 1 siswa (2%) menjawab siswa tidak pernah membaca Al-Qur’an di rumah. 7) Item yang berisi pertanyaan apakah siswa mendapatkan bimbingan membaca Al-Qur’an dari guru, 44 siswa (81%) menjawab siswa mendapatkan bimbingan membaca Al-Qur’an dari guru, 9 siswa (17%) menjawab siswa kadang-kadang mendapatkan bimbingan
71
membaca Al-Qur’an dari guru, 1 siswa (2%) menjawab siswa tidak pernah mendapatkan bimbingan membaca Al-Qur’an dari guru. 8) Ketika ditanya apakah siswa serius dalam mengikuti aktivitas tadarus Al-Qur’an, 10 siswa (19%) menjawab siswa serius dalam mengikuti aktivitas tadarus Al-Qur’an, 44 siswa (81%) menjawab siswa kadang-kadang serius dalam mengikuti aktivitas tadarus AlQur’an, dan tidak ada siswa (0%) yang
menjawab siswa tidak
pernah serius dalam mengikuti aktivitas tadarus Al-Qur’an. 9) Item yang berisi pertanyaan apakah siswa memahami makna ayat Al-Qur’an, 15 siswa (28%) menjawab siswa memahami makna ayat Al-Qur’an, 34 siswa (63%) menjawab siswa kadang-kadang memahami makna ayat Al-Qur’an, 5 siswa (9%) menjawab siswa tidak memahami makna ayat Al-Qur’an. 10) Ketika ditanya apakah siswa belajar membaca Al-Qur’an dengan tartil (perlahan-lahan), 35 siswa (65%) menjawab siswa belajar membaca Al-Qur’an dengan tartil (perlahan-lahan), 18 siswa (33%) menjawab siswa kadang-kadang belajar membaca Al-Qur’an dengan tartil (perlahan-lahan), 1 siswa (2%) menjawab siswa tidak pernah belajar membaca Al-Qur’an dengan tartil (perlahan-lahan).
72
TABEL 4.2 DISTRIBUSI FREKUENSI AKTIVITAS TADARUS AL-QUR’AN No
Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
1
Tinggi/Baik
27-29
21
39%
2
Sedang/Cukup
24-26
31
57%
3
Rendah/Kurang
20-23
2
4%
54
100%
Jumlah
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa variasi aktivitas tadarus AlQur’an pada tahap tinggi ada 39% tahap sedang 57% dan tahap rendah 4%. 2. Analisis kedua Analisis kedua ini dimaksudkan untuk mengetahui variasi akhlak siswa, dengan prosedur analisis sebagai berikut : a.
Analisis data dengan menggunakan tabel frekuensi presentase pada akhlak siswa TABEL 4.3 FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN DAN PERSENTASE AKHLAK SISWA No
1
Item
Selalu
melaksanakan
Jawaban
shalat
Persentase
A
B
C
A
B
C
29
25
0
54
46
0
50
4
0
93
7
0
wajib 5 waktu setiap hari 2
Mensyukuri nikmat Allah
Bersambung....
73
Sambungan... 3
Membantu
orang
tua
25
29
0
46
54
0
Mendoakan kedua orang tua
39
15
0
72
28
0
52
2
0
96
4
0
ketika
45
9
0
83
17
0
dengan
30
23
1
55
43
2
antar
33
21
0
61
39
0
melakukan pekerjaan rumah 4
anda 5
Menghormati guru
6
Mengucapkan
salam
masuk kantor guru 7
Saling
menasehati
teman 8
Menjaga
kerukunan
teman 9
Sabar menerima musibah
41
12
1
76
22
2
10
Memberikan
52
2
0
96
4
0
maaf
kepada
orang lain
b.
Interpretasi data tiap item Berdasarkan tabel tersebut, dapat diintepretasikan sebagai berikut : 1) Pada item pertama siswa diberi pertanyaan apakah selalu melaksanakan shalat wajib 5 waktu setiap hari, 29 siswa (54%) menjawab selalu melaksanakan shalat wajib 5 waktu setiap hari, 25 siswa (46%) menjawab kadang-kadang melaksanakan shalat wajib 5 waktu setiap hari, tidak ada siswa (0%) yang menjawab tidak pernah melaksanakan shalat wajib 5 waktu setiap hari.
74
2) Pada item kedua siswa diberikan pertanyaan apakah siswa mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, 50 siswa (93%) menjawab siswa mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, 4 siswa (7%) menjawab siswa kadang-kadang mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, tidak ada siswa (0%) yang menjawab siswa tidak pernah mensyukuri nikmat yang diberikan Allah. 3) Pada item selanjutnya menanyakan apakah siswa membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah, 25 siswa (46%) menjawab siswa membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah, 29 siswa (54%) menjawab siswa kadang-kadang membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah, tidak ada siswa (0%) yang menjawab siswa tidak pernah membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah. 4) Ketika ditanya apakah siswa mendoakan kedua orang tua, 39 siswa (72%) menjawab siswa mendoakan kedua orang tua, 15 siswa (28%) menjawab siswa kadang-kadang mendoakan kedua orang tua, tidak ada
siswa (0%) yang menjawab siswa tidak pernah mendoakan
kedua orang tua. 5) Item selanjutnya menanyakan apakah siswa menghormati guru, 52 siswa (96%) menjawab siswa menghormati guru, 2 siswa (4%) menjawab siswa kadang-kadang menghormati guru, tidak ada siswa (0%) yang menjawab siswa tidak pernah menghormati guru. 6) Ketika ditanya apakah siswa mengucapkan salam ketika masuk kantor guru, 45 siswa (83%) menjawab siswa mengucapkan salam
75
ketika masuk kantor guru, 9 siswa (17%) menjawab siswa kadangkadang mengucapkan salam ketika masuk kantor guru, tidak ada siswa (0%) yang menjawab siswa tidak pernah mengucapkan salam ketika masuk kantor guru. 7) Ketika ditanyakan apakah siswa saling menasehati dengan teman, 30 siswa (55%) menjawab siswa saling menasehati dengan teman, 23 siswa (43%) menjawab siswa kadang-kadang saling menasehati dengan teman, 1 siswa (2%) menjawab siswa tidak pernah saling menasehati dengan teman. 8) Item yang menanyakan apakah siswa menjaga kerukunan antar teman, 33 siswa (61%) menjawab siswa menjaga kerukunan antar teman, 23 siswa (39%) menjawab siswa kadang-kadang menjaga kerukunan antar teman, tidak ada siswa (0%) yang menjawab siswa tidak pernah menjaga kerukunan antar teman. 9) Ketika ditanyakan apakah siswa sabar menerima musibah, 41 siswa (76%) menjawab siswa sabar menerima musibah, 12 siswa (22%) menjawab siswa kadang-kadang sabar menerima musibah, 1 siswa (2%) menjawab siswa tidak pernah sabar menerima musibah. 10) Item yang menanyakan apakah siswa memberikan maaf kepada orang lain, 52 siswa (96%) menjawab memberikan maaf kepada orang lain, 2 siswa (4%) menjawab kadang-kadang memberikan maaf kepada orang lain, tidak ada siswa (0%) yang menjawab tidak pernah memberikan maaf kepada orang lain.
76
TABEL 4.4 DISTRIBUSI FREKUENSI AKHLAK SISWA No
Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
1
Tinggi/Baik
28-30
27
50%
2
Sedang/Cukup
24-27
25
46%
3
Rendah/Kurang
20-23
2
4%
54
100%
Jumlah
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa variasi akhlak siswa pada tahap tinggi ada 50% tahap sedang 46% dan tahap rendah 4%. 3.
Analisis ketiga Untuk analisis ketiga ini, dimaksudkan untuk mencari hubungan antara aktivitas tadarus Al-Qur’an dengan akhlak siswa MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015, akan dikolerasikan dalam bentuk tabel koefisien kolerasi dimana aktivitas tadarus Al-Qur’an sebagai variabel X dan akhlak siswa sebagai variabel Y. Tabel 4.5 PERSIAPAN UNTUK MENCARI HUBUNGAN AKTIVITAS TADARUS AL-QUR’AN DENGAN AKHLAK SISWA No 1 2 3 4 5 6 7
X 24 24 26 25 28 27 26
Y 29 28 28 28 30 30 26
x² 576 576 676 625 784 729 676
y² 841 784 784 784 900 900 676
xy 696 672 728 700 840 810 676 Bersambung...
77 Sambungan...
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 34 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
24 26 25 29 26 27 26 29 28 28 27 28 27 27 25 24 25 27 29 26 26 29 24 26 26 25 26 27 27 28 25 28 28 28 20 28 26 24 25 27 26 26 29 25
25 27 25 30 29 27 28 29 29 28 26 27 29 27 28 28 26 30 30 29 24 30 20 27 27 26 28 27 28 25 28 28 27 28 22 29 26 26 27 30 25 28 26 24
576 676 625 841 676 729 676 841 784 784 729 784 729 729 625 576 625 729 841 676 676 841 576 676 676 625 676 729 729 784 625 784 784 784 400 784 676 576 625 729 676 676 841 625
625 729 625 900 841 729 784 841 841 784 676 729 841 729 784 784 676 900 900 841 576 900 400 729 729 676 784 729 784 625 784 784 729 784 484 841 676 676 729 900 625 784 676 576
600 702 625 870 754 729 728 841 812 784 702 754 783 729 700 672 650 810 870 754 624 870 480 702 702 650 728 729 756 700 700 784 756 784 440 812 676 624 675 810 650 728 754 600 Bersambung...
78
Sambungan.... 52 53 54
23 29 24 1418
26 26 26 1470
529 841 576 37412
676 676 676 40236
Diketahui : N
= 54
∑x = 1418 ∑y = 1470 ∑x2 = 37412 ∑y2 = 40236 ∑xy = 38702 Selanjutnya dimasukkan dalam product moment, sebagai berikut :
rXY
XY
X Y N
2 X 2 Y 2 X Y N N 2
Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y Xy = Product dari x dan y X = Variabel aktivitas tadarus Al-Qur’an Y = Variabel akhlak siswa N = Jumlah sampel
598 754 625 38702
79
(1418)(1470) 54 2 (1418) (1470) 2 37412 40236 54 54 38702
38702 38601,111
37412 37235,62940236 40016,666 100,889
176,371219,334 73,67
38684,156
73,67 196,68288
0,512
B. Uji Hipotesis Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment dan diperoleh rxy sebesar 0,512 kemudian nilai rxy yang telah diketahui tersebut diadakan tes signifikasi, yaitu dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan N = 54 pada taraf signifikasi 1% diperoleh nilai 0,345. Dengan ini dapat diketahui bahwa 0,512 > rxy tabel sebesar 0,345, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif atau hipotesis diterima dalam artian aktifitas tadarus Al-Qur’an memiliki hubungan yang positif terhadap akhlak siswa MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015.
80
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Aktivitas tadarus Al-Qur’an siswa MTs Negeri Wonosegoro termasuk kategori sedang. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kategori tinggi menunjukkan persentase 39%, kategori sedang menunjukkan persentase 57%,
dan kategori
rendah menunjukkan
persentase 4%. 2. Akhlak siswa MTs Negeri Wonosegoro termasuk kategori tinggi. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kategori tinggi menunjukkan persentase 50%, kategori sedang menunjukkan persentase 46%, dan kategori rendah menunjukkan persentase 4%. 3. Setelah data dianalisis dengan menggunakan rumus kolerasi product moment ada hubungan positif antara aktivitas tadarus Al-Qur’an dengan akhlak siswa MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini terbukti dengan koefisien kolerasi product moment dari hasil rxy hitung sebesar 0,512 sedangkan rxy tabel 0,345 product moment pada taraf signifikasi 1% dengan N=54. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima, dengan kata lain ada hubungan yang signifikan antara aktivitas tadarus Al-Qur’an dengan akhlak siswa MTs Negeri Wonosegoro tahun pelajaran 80
81
2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan data yang diperoleh di lapangan menunjukkan rxy hitung > rxy tabel. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Kepada seluruh siswa MTs Negeri Wonosegoro untuk selalu meningkatkan aktivitas tadarus Al-Qur’an, agar menjadi manusia yang berakhlak mulia. 2. Untuk guru diharapkan agar bisa memberikan himbauan dan ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas akhlak siswa dengan cara mendukung, membina dan membantu siswa sehingga akhlak siswa akan menjadi lebih baik. 3. Untuk sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas suatu kegiatan diharapkan sekolah mampu menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan siswa untuk aktivitas tadarus Al-Qur’an agar minat siswa dalam melaksanakan kegiatan ini dapat tumbuh dengan baik. C. Penutup Akhirnya dengan puji syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, walaupun masih banyak perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan mengingat keterbatasan dari penulis. Semoga apa yang penulis tuangkan dalam skripsi ini dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan kedepannya.
82
Demi menutupi kekurangan dalam penulisan, baik isi, penampilan serta validasi data yang penulis dapat, maka penulis dengan senang hati menerima kritik, masukan bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya bagi semua pihak yang telah membantu penulis terutama pihak MTs Negeri Wonosegoro tahun 2014/2015 kami mengucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim Mahmud, Ali. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta:Gema Insani. Abdullah, Sulaiman. 1995. Sumber Hukum Islam Permasalahan dan Fleksibilitasnya. Jakarta. Sinar Grafika. Ahmadi, Wahid. 2004. Risalah Akhlak. Solo:Era Intermedia. Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi IV. Jakarta: Rineka Cipta. Ash-Shaabuuniy, Muhammad Ali. 1999. Studi Ilmu Al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia. Ash Shiddieqy, Hasbi. 1954. Sejarah dan Pengantar Ilmu AlQur’an/Tafsir. Jakarta:Bulan Bintang. Asnawi Muh, Dkk. 2004. Al-Qur’an Hadis untuk Madrasah Aliyah kelas X. Semarang. C.V. Gani Son. Daud Ali, Muhammad. 2008. Pendidikan Agama Islam. Jakarta Rajawali Pers. Departemen Agama RI. 2007. Al-Qur’an dan Terjemahnya 30 Juz Revisi Depag Terbaru. Solo:Qomari Prima Publisher. Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research I. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM. Hadi, Sutrisno. 1995. Metodologi Research II. Yogyakarta: Andi offset http://aprililmuttaqin. blogspot. com/ 2014/ 01/ pengertian kedudukan dan fungsi al. html. Diakses tanggal 19 November 2014 pukul 11.37 WIB. http://gudangmakalahku. blogspot. com/ 2013/ 04/ factor factor yang mempengaruhi. html. Diakses tanggal 19 November 2014 pukul 11.45 WIB. Huda, Miftahul. 2008. Interaksi Pendidikan 10 Cara Qur’an Mendidik Anak. Malang: UIN Malang Press.
Ibrahim, Rizal. 2007. Rahasia Solat Khusyuk. Jogjakarta: Diva Press. Ilyas, Yuhanar. 2007. Kuliah Akhlak, Yogyakarta: LPPI. Khisamuddin, Shodri Sa’id. 2014. Studi Komparasi Sikap Belajar Dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Antara Siswa Yang Berasal Dari SD Bernuansa Islam Dengan SD Umum di SMP Negeri 06 Salatiga. Salatiga STAIN Salatiga. Lestari, Sri. 2009. Pengaruh Intensitas Membaca Al-Qur’an Terhadap Akhlak Remaja Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga Tahun 2009. Salatiga: STAIN Salatiga. Riyadh, Sa’d. 2007. Agar Anak Mencintai & Hafal Al-Qur’an. Bandung: Irsyad Baitus salam. Rohmaniyah, Istighfarotur. 2010. Pendidikan Etika. Malang. UINMaliki Press. Salamulloh,
M.Alaika.
2008.
Akhlak
Hubungan
Horizontal.
Yogyakarta. Insan Madani. Salamulloh, M.Alaika. 2008. Akhlak Hubungan Vertikal. Yogyakarta. Insan Madani Sangkan, Abu. 2006. Pelatihan Shalat Khusyu’. Jakarta. Shalat Centre dan Baitul Salam. Syafaat, Aat, Sahrani Sohari, Muslih. 2008.
Peranan Pendidikan
Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja (Juvrnilr Delinquency). Jakarta: Rajawali Pers. Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur’an. Jakarta. Gema Insani. Tatapangarsa, Humaidi. 1980. Akhlaq Yang Mulia. Surabaya. Bina Offset. Zainuddin, dkk. 1991. Seluk-beluk Pendidikan dari Al-Ghazali. Jakarta:Bumi Aksara.