PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK,PAIR.SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SMAN 4 RAHA PADA MATERI POKOK KONSEP GEOGRAFI
( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X-B SMA Negeri 4 Raha Tahun Ajaran 2015/2015)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Kepndidikan (S1) Pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Geografi
OLEH WA ODE LIAMI A1 A4 11 114 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2015
i
HALAMAN PERSETUJUAN Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing I dan pembimbing II Telah dipertahankan dihadapan panitia Ujian Skirpsi pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.
Kendari,
November
2015
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Surdin, M.Pd NIP.19601231 19803 1 024
Pendais Haq, S.Ag, M.Pd NIP. 19770829 200812 1 002
Mengetahui Ketua Jurusan/ Program Studi Geografi
La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pd NIP. 19750310 200112 1 002
ii
iii
ABSTRAK Wa ode Liami (2015), telah melakukan penelitian dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan hasil belajar geografi Siswa kelas X-B SMAN 4 Raha pada materi Pokok Konsep Geografi”. Dibimbing oleh Drs. Surdin, M.Pd sebagai pembimbing 1 dan Pendais Haq, S,Ag. M.Pd sebagai pembimbing II. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana gambaran aktivitas belajar geografi siswa kelas X-B SMAN 4 Raha melalui penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)?,2) Bagaimana aktivitas mengajar guru di kelas X-B SMAN 4 Raha dengan menerapkan model Pembelajaran Think Pair and Share (TPS ?, 3) Apakah melalui penerapan model pembelajaran Think Pair and Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar Geografi siswa kelas X-B SMAN 4 Raha ?. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan gambaran tentang: 1) Aktivitas belajar siswa kelas X-B SMAN 4 Raha melalui Penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS), 2) Mendeskripsikan aktivitas mengajar guru di kelas X-B SMAN 4 Raha dengan menerapkan model Pembelajaran Think Pair Share (TPS), 3) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Geografi siswa kelas X-B SMAN 4 Raha melalui penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-B SMAN 4 Raha yang terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang, yang terdiri 12 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Perbaikan Tindakan kelas ini mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas sebagai berikut;1) perencanaan; 2) perbaikan tindakan dan observasi; 3) evaluasi; 4) refleksi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang diperoleh dari lembar observasi dan tes hasil belajar. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa: 1) aktivitas siswa dengan penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada setiap siklus ditunjukkan dengan skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 1,28 yang termasuk pada kategori cukup meningkat pada siklus II menjadi 1,67 yang termasuk pada katergori baik; 2) Aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivitas guru adalah 2,7 yang termasuk kategori baik dan meningkat pada siklus II menjadi 3,5 yang berkategori baik; 3). Terjadi peningkatan hasil belajar siswa X-B SMAN 4 Raha dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I dari 22 orang siswa hanya 14 orang siswa yang tuntas dengan persentase ketuntasan 68% dengan nilai rata-rata 70,1. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 22 orang siswa ada 18 orang siswa yang tuntas dengan persentase ketuntasan 84% dengan nilai rata-rata 77,96. Dengan demikian melalui penerapan model Think Pair Share (TPS) dapat meinggkatkan hasil siswa SMAN 4 Raha. Kata kunci: belajar, geografi ,model think,pair,share
iv
ABSTRACT Wa ode Liami (2015), has conducted research titled "Application of Learning Model Think Pair Share (TPS) to improve learning outcomes geography-B Grade X SMAN 4 Raha on material Basic Concepts Geography". Supervised by Drs. Surdin, M.Pd as first counselor and Pendais Haq, S, Ag. M.Pd as supervisor II. The problems of this study are as follows: 1) Describing activity graders study geography XB SMAN 4 Raha through the implementation of learning model Think Pair Share (TPS) ?, 2) How do teachers in the classroom teaching activities XB SMAN 4 Raha by applying the model of Learning think Pair and Share (TPS? 3) Does the application of the learning model think Pair and Share (TPS) can improve learning outcomes Geography graders XB SMAN 4 Raha?. The purpose of this research is to obtain data and an overview of: 1) Activities grade students XB SMAN 4 Raha through the adoption of learning model Think Pair Share (TPS), 2) Describe the teaching activities of teachers in the classroom XB SMAN 4 Raha by applying the model of Learning Think pair Share (TPS), 3) To determine student learning outcome Geography class XB SMAN 4 Raha through the implementation of learning model Think pair Share (TPS). The subjects were students of class X SMAN 4-B Raha registered in the first semester of the 2015/2016 academic year the number of students as many as 22 people, comprising 12 male students and 11 female students. Repairing this class action following the procedure of classroom action research as follows: 1) planning; 2) corrective actions and observations; 3) evaluation; 4) reflection. This research is a classroom action research. The data in this study is qualitative data and quantitative data obtained from the observation sheet and achievement test. Based on data analysis we concluded that: 1) the student's activity with the implementation of learning model Think Pair Share (TPS) in each cycle is indicated by the average score of student activity in the first cycle of 1.28 are included in the category rose considerably in the second cycle to 1 , 67 were included in the category good; 2) teachers' teaching activities by applying the learning model Think Pair Share is indicated by the average score in each cycle, the first cycle where the average score was 2.7 teacher activity which includes both categories and increased in the second cycle to 3.5 which either category; 3). There was an increase in student learning outcomes-B X SMAN 4 Raha from the first cycle to the second cycle. In the first cycle of 22 students only 14 students who completed the completeness percentage of 68% with an average value of 70.1. In the second cycle has risen from 22 students there are 18 students who completed the completeness percentage of 84% with an average value of 77.96. Thus through the application of model Think Pair Share (TPS) can meinggkatkan results of students of SMAN 4 Raha. Keywords: learning, geography, models think, pair, share
v
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul ”Penerpan Model Pembelajaran Koopeartif Tipe Think Pair Share
Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X-B SMA Negeri 4 Raha Pada Materi Pokok Konsep Geografi”. Dalam menulis dan menyusun hasil penelitian ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Drs. Surdin, M.pd selaku Pembimbing Idan Pendais Haq, S.Ag, M.Pd selaku Pembimbing II, keduanya dengan sabar dan penuh tanggung jawab membimbing penulis hingga terselesainya skripsi ini. Teristimewa rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda La Fatu dan Ibunda Wa Ode Eta yang telah mendidik dan membesarkaku dan telah medoakanku dengan tulus dan iklas serta dorongan moril dan material yang tidak ternilai harganya terhadap penyelesaian studi penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak penulis sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Akhirnya penulis hanya bisa memanjatkan do’a semoga ALLAH swt.,memberikan balasan yang setimpal kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Amin
vii
Penulis juga menyampaika ucapan terima kasih juga kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis terutama kepada: 1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S, selaku Rektor Universitas Halu Oleo. 2. Prof. Dr. La Iru SH., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. 3. La Ode Amaluddin, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. 4. La Ode Nursalam, S.Pd., M.Pd Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari. 5. Para dosen dalam lingkup Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.Terima kasih atas ilmu yang bermanfaat, dorongan moril, serta bimbingan yang diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan. 6. Achmad Djaya Adi S.Pd, MM. selaku Kepala SMA Negeri 4 Raha 7. Karimudin.,S.Pd selaku guru mata pelajaran geografi SMA Negeri 4 Raha. 8. Saudara-saudaraku yang saya cintai :La ode Hursan, Siti Nurmila S.Pd dan Siti Rosnawia Amkl 9. Terima kasih kepada Irsan Sahara S.Pd, yang telah memberikan dukungan moril, motivasi, dan semangat dalam menyelesaikan studi. 10. Terima kasih kepada Salmawati Uda SE dan Siti Mukhlisa Uda SE, yag telah memberikan motovasi ,semangat, menghibur penulis dengan suka cita.
viii
11. Teman-teman mahasiswa pendidikan Geografi khususnya
Angkatan 2011,
Firdayanti, Darniati, Mitra Sanjaya, jumina, , Nuriyani, Muslimah, , Ledi Dayana, Jumiati, Sabrina Nur Muhlisa, Wd. Rilani, Ld. Arifni, Herman dan masih banyak lagi yang belum sempat saya sebutkan mereka semua adalah teman-teman seperjuangan penulis dari awal mulai perkuliahan sampai penyelesaian studi penulis. 12. Teman-teman semasa KKN Nusantara UHO 2015, terima kasih banyak kalian telah menjadi bagian dari perjalanan hidupku yang tidak akan pernah di lupakan.
Kendari,
ix
April 2016
DAFTAR TABEL NO. Tabel Teks Halaman 2.1 Langkah model think,pair,share ................................................ ................... 20 4.1 Skor Rata-Rata aktivitas siswa setiap siklus......................................................35 4.2 Skor Aktivitas Guru Pada Setiapsiklus...............................................................38 3.4 Data peningkatan hasil belajar siswa secara keseluruhan...................................42
x
DAFTAR GAMBAR NO. Gambar Teks Halaman 3.1 Desain penelitian tindakan kelas ................................................ ..................30 4.1 Grafik Skor Rata-Rata aktivitas siswa setiap siklus......................................36 4.2 Grafik Skor Aktivitas Guru Pada Setiap siklus...............................................40 4.5 Data peningkatan hasil belajar siswa secara keseluruhan..............................43
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengembangan daya nalar, keterampilan dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu pendidikan dikatakan bermutu apabila proses pendidikan berlangsung secara efektif, manusia memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya dan produk
pendidikan
merupakan
individu-individu
yang bermanfaat
bagi
masyarakat dan pembangunan bangsa. Dunia pendidikan saat ini memusatkan mutu pendidikan pada peningkatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang didalamnya terdapat guru dan peserta didik yang memiliki perbedaan kemampuan, keterampilan, filsafat hidup dan lain sebagainya. Adanya perbedaan tersebut menjadikan pembelajaran sebagai proses pendidikan memerlukan strategi, pendekatan, metode, teknik, dan model pembelajaran yang bermacammacam sehingga peserta didik dapat menguasai materi dengan baik dan mendalam. Penguasaan peserta didik terhadap suatu materi dapat dilihat dari kecakapan yang dimiliki peserta didik yang salah satunya adalah peserta didik menggunakan daya nalarnya untuk memecahkan suatu masalah yang ada. Namun kenyataannya sebagian besar peserta didik belum mampu menghubungkan materi yang dipelajari dengan pengetahuan yang digunakan atau dimanfaatkan. Hal ini disebabkan karena penggunaan sistem pembelajaran yang kurang tepat yaitu
1
peserta didik hanya diberi pengetahuan secara lisan (ceramah) atau menggunakan diskusi biasa yang masih merupakan model pembelajaran konvensional, sedangkan peserta didik membutuhkan konsep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Karena belajar Geografi yang diberikan tidak hanya transfer pengetahuan tetapi sesuatu yang harus dipahami oleh peserta didik yang akan diperlukan dalam kehidupan seharihari. Secara pedagogis tugas guru dalam mengajar adalah mengajar, membimbing dan melatih siswa. Konsekuensi guru harus memiliki kemampuan membuat perencanaan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran dengan menggunakan strategi atau pendekatan model dan metode memanfaatkan sarana, menciptakan iklim pembelajaran yang kreatif atau menyenangkan bagi siswa. Menurut pendapat Bruner (dalam Winataputra 2007:
25), bahwa
berusaha sindiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Suatu konsekuensi logis, karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut
dapat
digunakan
pemecahan
masalah-masalah
serupa,
karena
pengalaman itu memberiken maknater sendiri bagi peserta didik. Banyak kritikan yang ditunjukan pada cara guru mengajar yang terlalu menekankan pada penguasaan sejumlah informasi atau konsep belaka. Penumpukan informasi atau konsep pada peserta didik dapat saja kurang bermanfaat bahkan tidak bermanfaat sekali kalau hal tersebut hanya 2
dikomunikasikan oleh guru kepada peserta didik melalui satu arah seperti menuang air kedalam sebuah gelas. Tidak dapat disangkal bahwa konsep merupkan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada konsep itu sendiri, tetapi terletak bagaimana konsep itu dipahami oleh peserta didik. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara memecahkan masalah. Untuk itu kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih jauh lagi bahkan siswa kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya. Dalam hal ini dibutuhkan sosok guru yang mampu memahami potensi peserta didik dengan baik sehingga mampu melayani peserta didik dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya secara profesional. Seorang guru dapat dikatakan professional bila mana memiliki kemampuan tinggi dan motivasi kerja tinggi. Seorang guru yang memiliki komitmen yang tinggi biasanya tinggi sekali perhatiannya terhadap siswa. Sedangkan tingkat abstraksi yang dimaksud adalah tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, mengklarifikasi masalah-masalah pembelajaran, dan menentukan alternaif pemecahannya. Sementara itu realitas dalam pendidikan kita yang sering terjadi sekarang ini adalah kurangnya peran guru dalam proses pengembangan potensi peserta didik. Sebagian besar yang dilakukan guru tidak lain dari pada menyajikan pengetahuan jadi yang harus diketahui dan dihafalkan oleh pesera didik. Fenomena semacam ini sudah merupakan tradisi di persekolahan khususnya pembelajaran Geografi). Iklim pembelajaran Geografi masih sangat dengan 3
pengajaran yang bersifat konseptual. Soepardjo (dalam Suwarma,1991:
36)
mengemukan adanya anggapan dikalangan siswa bahwa mata pelajaran Geografi) merupakan mata pelajaran yang membosankan dan kurang menantang minat belajar siswa, bahkan dipandang sebagai mata pelajaran kelas dua, bahkan kondisi pembelajaran Geografi di sekolah belum mampu memberikan sesuatu yang bermakna bagi peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara singkat pada guru geografi di sekolah menunjukan bahwa data hasil belajar geografi pada tahun ajaran 2013/2014 siswa kelas X-B SMAN 4 Raha yang terdiri dari 21 orang siswa, yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya 12 orang siswa atau 60,7%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai < 70
sebanyak 9 orang siswa atau sekitar 39,3%. Nilai
tersebut masih tergolong rendah dari nilai KKM untuk mata pelajaran geografi yaitu 70 (KTSP) . Rendahnya nilai perolehan hasil belajar siswa disebabkan karena setiap siswa kurang aktif dan juga rendahnya perhatian siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran di kelas, terlihat bahwa guru menjadi pusat kegiatan pembelajaran di kelas, dalam menemukan penyelesaian dari suatu masalah sehingga siswa kurang aktif. Salah satu cara atau solusi yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan mengupayakan suatu model pembelajaran yang efektif dan efisien, sebagai alterntif untuk meningkatkan peranan siswa
4
dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatakan hasil belajar siswa. Atas dasar itulah maka peneliti mengangkat Model Pembelajaran Koperatif Tipe Think, Pair, Share dengan harapan bahwa siswa mampu berpikir sendiri` pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran ini pada dasarnya diawali dengan sebuah permasalahan. Dari permasalahan tersebut kemudian siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara berpikir sendiri (think). Hasilnya kemudian diselesaikan secara berpasangan (pair) dan selanjutnya dipecahkan masalahnya secara bersama-sama dalam satu kelas (share). Dengan penerapan model pembelajaran seperti ini, diharapkan dapat menjadi sarana berlatih diskusi kelompok, saling menghargai pendapat dalam diskusi dan dapat membangun kebersamaan dalam memecahkan masalah pembelajaran, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran aktivitas belajar geografi pada siswa kelas X-B SMAN 4 Raha melalui penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)? 2. Bagaimana gambaran aktivitas guru dan pembelajaran geografi siswa kelas XB SMAN 4 Raha dengan menerapkan model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)?
5
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar Geografi siswa kelas X-B SMAN 4 Raha dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan pokok tersebut, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan aktivitas belajar Geografi pada siswa kelas X-B SMAN 4 Raha melalui penerapan model pembelajaran Think -Pair -Share (TPS)? 2. Untuk mendeskripsikan aktivitas guru dan pembelajaran Geografi siswa kelas X-B SMAN 4 Raha melalui penerapan model pembelajaran Think- PairShare (TPS)? 3. Untuk meningkatkan hasil belajar Geografi pada siswa kelas X-B SMAN 4 Raha melalui penerapan model pembelajaran Think- Pair -Share (TPS)? D. Manfaat penelitian Beradasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mengharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai berikut: a. Bagi Siswa 1. Siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar geografi. 2. Dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dengan menerapkan model pembelajaran Think--Pair- Share (TPS) sehingga hasil belajar siswa meningkat.
6
b. Bagi Guru 1. Menambah pengetahuan tentang pemanfaatan Think-Pair- Share sebagai pembelajaran. 2. Guru Termotivasi untuk menerapkan model pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga proses KBM akan lebih menarik dan menyenangkan. c. Bagi sekolah Memberikan
masukan
yang
baik
bagi
sekolah
dalam
rangka
mengembangkan kurikulum yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan. d. Bagi peneliti Dapat memberikan pengalaman untuk memperkaya wawasan tentang proses pembelajaran yang efektif dan efisien E. Defenisi Operasional Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan defenisi operasional sebagai berikut : 1. Model Pembelajaran Think –Pair- Share. Strategi Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Arends (dalam Trianto, 2011: 61) menyetakan bahwa think-pair-share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi 7
membutuhkan pengaturan untk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think-Pair-Share (TPS) dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. 2. Hasil Belajar Hasil
belajar
merupakan
kemampuan
yang
diperoleh
siswa
setelahmelakukan proses pembelajaran, baik kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan psikomotor yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Think- Pair -Share 3. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan peran aktif siswa dalam bentuk sikap, pikiran, serta perhatian siswa selama proses kegiatan belajar berlangsung. Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat diketahui dengan melihat jumlah siswa yang bertanya,menjawab dan berdiskusi antar sesama siswa.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1 Pengertian Belajar Belajar dalam prosesnya dapat ditemukan adanya berbagai pengalaman dan suatu pengalaman baru akan masuk kedalam memori jangka panjang dan akan menjadi pengetahuan baru apabila memiliki makna. Pada kajian teori pembahasan yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu pada mata pelajaran Geografi. Pengalaman belajar yang baru dapat menjadi pengetahuan yang baru, semua konsep dalam mata pelajaran atau suatu pokok bahasan diusahakan memiliki nilai terapan dilapangan dan untuk diperlukan adanya suatu metode dalam belajar (Trianto, 2007: 10). Lebih lanjut lagi Higlard dan Bower dalam (Trianto, 2007: 13) menyatakan bahwa belajar adalah perolehan pengetahuan atau memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman dan memperoleh informasi atau menemukan. Sedangkan menurut Ernest dalam (Sri Anita W, 2009: 2.4) Mengatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui lathan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan positif yang menyebabkan terjadinnya interaksi edukatif. Perubahan tersebut terjadi secara menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan belajar itu sendiri tidak berasarkan naluri tetapi melalui proses latihan.Menurut istilah popular bahwa
9
belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencari kepandaian atau ilmu sehingga perubahan prilaku yang relatif menetap sebagai bentuk pengalaman-pengalaman atau praktik. Proses belajar mengajar merupakan inti dari keseluruhan proses pendidikan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang sangat luas, tidak sekedar hubungan guru dengan siswa tetapi interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya menyampaikan pesan berupa materi pelajaran melainkan juga nilai dan sikap pada diri siswa yang sedang belajar. Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat dilepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam kehidupan sehari-hari kita meruapakan kegiatan belajar. Bruton dalam Aunurrahman (2009: 35), merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya. Witherington dalam Aunurrahman (2009: 35), mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. 10
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengelaman individu itu sendiri didalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam kesimpulan yang dikemukakan Abdilah dalam Aunurrahman (2009:34), belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Gagne (dalam winataputra, 2008:1.8) juga menyatakan bahwa belajar mengacu pada perubahan perilaku atau potensi individu sebagai hasil dari pengalaman dan perubahan tersebut tidak disebabkan oleh insting, kematangan atau kelelahan dan kebiasaan. Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termaksud di dalam belajar sebagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82% anak-anak masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan belajar mereka sendiri. Tetapi angka tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16 tahun. Konsekuensinya 4 dari 5 remaja dan orang dewasa memulai pengalaman belajarnya yang baru dengan perasaan ketidaknyamanan. Nicholin (dalam Aunurrahman, 2009: 33) Pengertian belajar dapat kita temukan dalam berbagai sumber dan literature. Meskipun kita lihat ada berbagai perbedaan-perbedaan di dalam rumusan masalah tersebut dari berbagai ahli., namun secara prinsip kita 11
menemukan kesamaan-kesamaannya. Pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan antara. individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Adilah (dalam Anurrahman, 2009: 35) mendefinisikan sejumlah pengertian belajar yang bersumber dari para ahli pendidikan/pembelajar, seperti James Whittaker mengemukakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperolah suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interksi dengan lingkungan. Dalam kesimpulan yang dikemukakan Abdillah, belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-espak kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Dalam pengertian yang umum dan sederhana, belajar seringkali diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh pengetahuan. Belajar adalah proses memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Kemampuan orang untuk belajar menjadi ciri penting yang membedakan jenisnya dari jenis-jenis mahkluk yang lain. Gredler (dalam Aunurrahman 2009: 38)
12
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa beberapa elemen penting yang bercirikan pengertian belajar, yaitu: a.
Merupakan perubahan tingkah laku.
b.
Suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
c.
Perubahan tingkah laku itu relatif mantap.
d.
Tingkah laku yang berubah menyangkut berbagi aspek kepribadian, baik fisik maupun mental
2. Pengertian Pembelajaran Dalam dunia pendidikan bagian yang terpenting adalah proses pembelajaran. Pembelajaran yang berjalan secara baik (efektif dan efisien) tentu akan sebanding dengan hasil yang akan dicapai terutama hasil belajar. Tuntutan perubahan paradigma pembelajaran dalam menghadapi tuntutan zaman dan kebutuhan zaman menjadi hal yang harus disikapi oleh para pendidik. Menurut pandangan Reiser Robert pembelajaran dikatakan efektif apabila
siswa
memperoleh
keterampilan-keterampilan
yang
spesifik,
pengetahuan dan sikap dengan kata lain pembelajaran efektif akan terjadi apabla terjadi perubahan-perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Jihad dan Haris, 2012: 14). Menurut Slavin pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman (Wardoyo, 2013: 21).
13
Pembelajaran menurut Jihad dan Haris dalam Wardoyo, (2013: 21) merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu belajar dan mengajar. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan oleh siswa, sedangkan mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Menurut Suherman pembelajaran merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan perilaku (Jihad dan Haris, 2012:
11). Lanjut dari itu, menurut
Suherman bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran, kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa disaat proses pembelajaran sedang berlangsung. Menurut Oemar Hamalik bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem artinya suatu keseluruhan dari komponen-komponen yang berinteraksi antara satu sama lain dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya (Endang Komara, 2014: 35). Kemudian Soetopo berpendapat bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem yang komponen-komponennya terdiri dari siswa, guru, tujuan pembelajaran, materi,
14
metode, sarana/alat, evaluasi, lingkungan kontekstual/nyata (Endang Komara, 2014: 35). Dalam proses pembelajaran, baik guru maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif. Menurut Arikunto bahwa aktivitas siswa merupakan keterlibatan peserta didik dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian. Dan aktivitas dalam kegiatan proses proses pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran (Iskandar, 2012: 128). Peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu meningkatkan jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, bertanya dan menjawab, saling berinteraksi membahas materi pelajaran. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, indikator dari aktivitas siswa dapat dilihat dari: a.
Mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajaran
b.
Aktivitas pembelajaran didominasi oleh peserta didik
c.
Mayoritas peserta didik dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam LKS melalui pembelajaran think pair share. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama
proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang
15
mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. 3. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan kapabilitas siswa yang berupa pertama, informasi verbal yakni kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tertulis.Kedua, keterampilan intelektual yakni kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup (Endang Komara, 2014). Menurut Ahmadi hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha dalam hal ini hasil belajar berupa perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai setiap mengikuti tes hasil belajar (Endang Komara, 2014: 44). Perubahan perilaku berbicara, menulis, bergerak dan lainnya, memberi kesempatan kepada manusia untuk mempelajari perilaku-perilaku seperti berpikir, merasa, mengingat, memecahkan masalah, berbuat kreatif, perubahan ini termasuk hasil belajar (Endang Komara, 2014: 11). Gagne menyimpulkan ada lima macam hasil belajar yaitu sebagai berikut:
16
a. Kemampuan verbal adalah kemampuan untuk mengungkapkan pengetahuan dalam baik lisan maupun tertulis. b. Keterampilan intelektual adalah kepekaan yang berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang. c. Strategi kognitif adalah kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, kemampuan ini meliputi konsep dan kaidah memecahkan masalah. d. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomotifme gerak jasmani. Kemampuan sikap adalah keterampilan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. Sikap berupa kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standart perilaku (Aunurrahman, 2011: 47). Dari uraian mengenai hasil belajar dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari belajar yang berupa perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Hasil belajar yang diperlukan siswa berupa kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.Setelah belajar siswa memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. 4. Pengertian Model Pembelajaran Secara implementasi model dimaknai sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata dan
17
dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif Meyer (dalam Trianto 2009: 21). Adapun Soekamto (dalamT rianto, 2009: 22) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajan 5. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi
untuk mencapai tujuan
bersama. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuh tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubunan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan diluar sekolah Egen and Kauchak (dalam Trianto, 2009: 58). Menurut Slavin (dalam Trianto, 2009:
56) belajar kooperatif adalah
siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar 18
temannya. Belajar kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat di capai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi. Sementara menurut Johnson dalam Trianto (2009: 56) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalakan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam satu team, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilanketerampilan proses kelompok dan pemecahan masalah. Zamroni (dalam Trianto, 2009:
57) mengemukakan bahwa manfaat
penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Disamping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial dikalangan siswa. Sehingga dari pandangan ini, dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebagai lingkungan belajar dimana siswa bekerja sama dalam suatu keluarga. Keluarga yang kemampuannya berbeda untuk menyelesaikan tugas akademik, dibentuknya keluarga adalah memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan belajar. Konsep model pembelajaran pertama kali dikembangkan oleh Bruce dan koleganya.
Istilah
model
pembelajaran
dibedakan
dari
istilah
strategi
pembelajaran atau prinsip pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu jenis model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama 19
antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Slavin dalam Trianto, (2009: 58) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merujuk pada kaidah pembelajaran yang memerlukan siswa dari kemampuan yang heterogen untuk bekerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Lima unsur pembelajaran kooperatif menurut Jonshon dalamTrianto, (2009: 60) adalah: a. Saling bergantung yang bersifat positif antara siswa b. Interaksi anatara siswa semakin meningkat c. Tanggung jawab individual d. Keterampilan interpersonal dalam kelompok kecil e. Proses kelompok. Menurut Trianto, (2007:
48), terdapat enam langkah utama atau
tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut: 6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Strategi Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan
jenis
mempengaruhi pola
pembelajaran
kooperatif
yang
dirancang
untuk
interaksi siswa. Arends (dalam Trianto, 2011: 61)
menyetakan bahwa think-pair-share (TPS ) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa 20
semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think-Pair-Share (TPS) dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Tabel 2.1.Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) .
Tahap
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Tahap Pendahuluan
Guru menyampaikan Siswa menyimak informasi materi, indikator dan tujuan yang diberikan guru. pembelajaran, memberi motivasi apersepsi, serta menyampaikan model pembelajaran yang akan diterapkan.
Tahap Think (berpikir)
Guru memberikan materi secara singkat kemudian mengajukan pertanyaan atau masalah berupa LKS yang berhubungan dengan materi pelajaran,
21
Siswa menjawab pertanyaan atau masalah tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
Tahap Pair (berpasangan)
Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain, kemudian mendiskusikan jawaban yang telah mereka pikirkan pada tahap pertama.
Siswa duduk berpasangan, saling berbagi jawaban dan bertukar pendapat sehingga diperoleh satu jawaban sebagai hasil diskusi pasangan tersebut.
Tahap Share (berbagi)
Guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan dan membimbing jalannya diskusi.
Tahap Penutup
Guru menyimpulkan materi pembelajaran dan membimbing siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari kemudian memberikan PR.
Siswa secara berpasangan menampilkan jawabannya di depan kelas dan kelompok/pasangan lainnya menanggapi jawaban tersebut. Sekitar seperempat dari jumlah seluruh pasangan melaporkan hasil diskusi mereka secara bergiliran. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan merangkum materi yang telah dipelajari kemudian mencatat PR yang diberikan.
(Aqib, 2013: 24) Berdasarkan
uraian
tersebut,
dapat
diketahui
bahwa
model
pembelajaran kooperatif tipe TPS ini memiliki prosedur yang sistematis, di mana siswa diberi kesempatan untuk terlebih dulu memikirkan jawaban atas
22
permasalahan yang ada secara mandiri, untuk kemudian dibagi dan didiskusikan bersama pasangannya dan selanjutnya pasangan tersebut berbagi dengan seluruh kelas. Berdasarkan keterangan ini, dapat dilihat bahwa model pembelajaran TPS ini benar-benar dapat meningkatkan keaktifan siswa, memberi kesempatan kepada
siswa
untuk mengembangkan potensi dan kreatifitasnya serta
memungkinkan terjadinya kerjasama antar siswa dalam belajar. Dengan begitu, pemahaman konsep siswa diharapkan dapat Adapun kelebihan dan kekurangan kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS),sebagai berikut; Kelebihan Think-Pair-Share (TPS), yaitu : 1.
Memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain
2.
Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran
3.
Interaksi lebih muda lebih mudah dan cepat membentuk kelompok
4.
Seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas
5.
Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok
6.
Siswa secara langsung dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantudalam kelompok kecil
7.
Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas
23
8.
Siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami materi secara berkelompok dan saling membantu antara yang satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi Sedangkan kelemahan Think-Pair-Share (TPS), yaitu :
1.
Lebih sedikit ide yang muncul
2.
Menggantungkan pada pasangan
3.
Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
4.
Membutuhkan kordinasi secara bersamaan dari berbagai aktifitas
5.
Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruang kelas
6.
Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok, karena ada satu siswa yang tidak mempunyai pasangan
Fadholi.2009. (http://ariffadholi.com/2009/10/kelebihan-kekurangan-tps.html 7. Hasil Penelitian Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sukamto pada tahun 2012 dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 5 Tongkuno Kabupaten Muna menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi-prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 5 Tongkuno antara siswa yang diajarkan secara klasikal. Penelitian tersebut dapat dilihat
24
dari hasil belajar siswa, nilai yang diperoeh adalah pada siklus I denga skor rata-rata 67% atau 30%,dari 26 siswa hanya 9 0rang yang dinyatakan tuntas dan pada siklus II menunjukkan peningkatan yang siknifikasi dengan skor rata-rata 72 atau 76% atau terdapat 24 orang siswa yang dinyatakan tuntas. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Rosdiati tahun 2012 dengan judul Meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuam Sosial Melalui Model Pembelajaran Koperati Tipe Think, Pair, Share Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Kendari Barat, menyimpulkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe Think, Pair, Share hasil belajar IPS siswa dapat ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dengan peningkatan hasil belajar siswa dari sklus I yaitu persentase hasil belajar siswa yang telah mencapai ≥ 60 adalah 61,53% dari 36 siswa hanya 15 orangyang dinyatakan tuntas dan pada siklus II persentase hasil belajar siswa yang telah mencapai ≥ 60 menjadi 88,46% atau terdapat 34 orang yang dinyatakan tuntas. 8 . Kerangka Pikir Mata pelajaran Geografi memiliki karakteristik yang unik, oleh sebab itu dalam mengajarkan materi Geografi diperlukan suatu model khusus sehingga prestasi belajar Geografi dapat diperoleh siswa secara maksimal. Model kooperatif, khususnya tipe Think-Pair-Share (TPS) dimungkinkan meningkatkan prestasi belajar siswa, karena siswa belajar dengan cara berdiskusi, saling membantu antara siswa yang pandai. Selain kemampuan akademik dapat pula
25
diperoleh manfaat lain yaitu keterampilan sosial, misalnyaberbagai tugas siswa dilatih untuk mengahrgai pendapat orang lain, dilatih bekerjasama, dilatih mengemukakan pendapat, sehingga dengan cara sepeti ini, siswa akan memperoleh ganda dari hasil pembelajaran Think-Pair-Share (TPS). Untuk memahami konsep-konsep Geografi yang abstrak dibutuhkan analisis yang tinggi dengan memadukan beberapa pendapat antara siswa. Model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran kooperatif khususnya tipe Think-Pair-Share (TPS) 9. Hipotesis Penelitian Penelitian ini dikatakan berhasil apabila, terdapat 75% siswa yang memperoleh skor ≥ 70 sesuai dengan KKM yaitu 70 yang telah di tetapkan oleh sekolah.
26
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (class action research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2011: 1.4). B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
dilaksanakan pada semester ganjil, tanggal 29 Juli 2015
sampai 20 Agustus 2015 di kelas X-B SMA Negeri 4 Raha C. Subjek penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas X-B SMAN 4 Raha yang terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Jumlah siswa yang terdaftar pada kelas tersebut adalah 22 orang siswa yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Kelas ini dipilih sebagai subyek penelitian karena berdasarkan data hasil belajar siswa di kelas X-B masih tergolong rendah.
27
D. Faktor yang Diteliti Adapun faktor-faktor yang diteliti adalah: 1. Siswa Yang diteliti dari aspek siswa yaitu, aktivitas dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru ketika menggunakan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dalam proses pembelajaran geografi. 2. Guru Dari faktor guru yang diteliti yaitu, kemampuan guru dalam menggunakan keterampilan membimbing diskusi kelompok dalam proses pembelajaran Geografi siswa kelas X-B SMAN 4 Raha 3. Hasil Belajar Dari sisi hasil belajar yang diteliti yaitu peningkatan hasil belajar siswa kelas X-B SMAN 4 Raha pada setiap siklus tindakan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran E. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan menggambarkan prosedur pengembangan penelitian tindakan kelas yang meliputi: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan evaluasi; serta (4) refleksi. 28
Adapun jenis kegiatan setiap tindakan adalah sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan Kegiatan ini diawali dengan orientasi, yaitu studi pendahuluan sebelum tindakan penelitian dilakukan.Dalam hal ini dilakukan bersama oleh guru dan peneliti terhadap praktek pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Berdasarkan hal tersebut di atas maka disusunlah rencana tindakan yang hendak dilaksanakan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) selama proses pelaksanaan pembelajaran Geografi dengan menggunakan keterampilan membimbing diskusi kelompok. Selain itu, pada tahap perencanaan ini peneliti juga, mengkomunikasikan lembar observasi yang akan digunakan oleh observer pada saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Pelaksanaan Tindakan Yaitu praktek pembelajaran yang nyata berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun bersama sebelumnya. Tindakan ini ditujukan untuk memperbaiki keadaan atau proses pembelajaran. 3. Observasi dan Evaluasi Yaitu pendokumentasian terhadap proses tindakan. Pada tahap ini observer mengamati segala tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan lembar observasi dalam proses pembelajaran ketika menggunakan keterampilan membimbing diskusi kelompok dalam pembelajaran Geografi. Pada setiap akhir tindakan dilakukan tes tindakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar setiap siklus tindakan yang dilakukan oleh guru. 29
4.
Refleksi Refleksi dilakukan untuk menemukan, mengkaji dan merenungkan kembali tindakan yang telah dilakukan. Dan refleksi ini dilakukan pada setiap akhir pelaksanaan suatu tindakan. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan observer atau teman sejawat, dimaksudkan untuk menemukan dan merekonstruksi makna situasi sosial, serta untuk dijadikan dasar bagi perbaikan rencana tindakan selanjutnya. Keempat tahap tersebut dapat digambarkan pada bagan berikut: Ide awal
Diagnosis masalah
Menyusun Recana siklus 1
Refleksi Analisis Evaluasi
Tindakan Siklus I - Persiapan pembelajaran
Observasi Siklus II
Terlaksana
Kesimpulan nnnn
Oservasi siklus I
- Pelaksanaan pembelajaran dan Evaluasi
Belum terlaksana
Refleksi, Analisis dan Evaluasi Belum Selesai
Tindakan Siklus II - Persiapan Pembelajaran - Pelaksanaan Pembelajaran - Evaluasi
Siklus Selanjutnya
Gambar 3.1 Siklus Pelaksanaan Tindakan 30
Menyusun Rencana Siklus II
Diadaptasi dari: Mc. Taggart (1988:158) F. Data dan Sumber Data 1. Data Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif digunakan untuk menghipun data tentang pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Untuk memperoleh data kualitatif menggunakan lembar observasi. Sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui hasil tes pada setiap siklus tindakan. Alat untuk memperoleh data kuantitatif adalah menggunakan tes. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang terdaftar pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 SMAN 4 Raha.
G. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data Data kualitatif diperoleh melalui observasi. Observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer dengan menggunakan lembar observasi. Penggunaan lembar observasi ini dimaksudkan untuk melihat proses pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru ketika guru menggunakan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dalam proses pelaksanaan pembelajaran Geografi. Sedangkan data kuantitaif diperoleh
31
melalui tes pada setiap akhir siklus tindakan. Data kuantitatif diperoleh melalui hasil tes pada setiap pelaksanaan siklus tindakan, dimaksudkan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi pada setiap siklus tindakan. 2. Analisis Data Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk memberikan penjelasan mengenai aktivitas siswa serta kemampuan guru selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menyajikan persentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran, persentase aktivitas siswa dan presentase ketuntasan hasil belajar siswa. 1. Menentukan hasil belajar siswa secara individual Untuk menentukan nilai hasil belajar siswa dapat menggunakan rumus: Dalam menentukan nilai hasil belajar siswa dapat menggunakan rumus: (Usman dan Setiawati, 2001). Keterangan: Xi = nilai yang diperoleh siswa ke-i Spi = skor yang diperoleh siswa ke-i
32
Sm = skor maksimal 2. Menentukan nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan rumus: nilai rata-rata = (Suparno, 2008; 81) 3. Menentukan tingkat pencapaian ketuntasan belajar secara klasikal Presentase jumlah siswa yang hasil belajarnya sudah tuntas dapat menggunakan rumus sebagai berikut: % Tuntas=
∑
x 100%
Keterangan: ∑
= jumlah siswa yang tuntas belajar
(Sudjana, 2002)
N = jumlah siswa secara keseluruhan 1.
Mengklasifikasikan rata-rata skor aktivitas siswa sebagai berikut: 1 ≤ Xi < 2
: Kategori kurang
2 ≤ Xi < 3
: Kategori cukup
3 ≤ Xi < 4
: Kategori baik
Xi = 4
: Kategori sangat baik
(Ramly, 2008)
Penjelasan kategori rata-rata aktivitas siswa adalah sebagai berikut:
33
a. Kategori sangat baik jika dalam satu kelompok terdapat lima sampai enam siswa atau semua siswa mampu menerapkan semua satuan aktivitas yang dinilai. b. Kategori baik jika dalam satu kelompok terdapat satu sampai dua siswa yang kurang mampu menerapkan semua satuan aktivitas yang dinilai. c. Kategori cukup jika dalam satu kelompok terdapat tiga sampai empat siswa yang kurang mampu menerapkan semua satuan aktivitas yang dinilai. d. Kategori kurang jika dalam satu kelompok terdapat lima sampai enam siswa yang kurang mampu menerapkan semua satuan aktivitas yang dinilai H. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari indikator keterlaksanaan skenario pembelajaran dan indikator peningkatan hasil belajar siswa. Pelaksanaan tindakan kelas ini dipandang berhasil apabila sudah memenuhi Kriteria keberhasilan yaitu: 1. Segi Proses Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasi jika : a) Rata-rata aktivitas siswa telah memperoleh minimal 3,0 b) Rata-rata aktivitas guru memperoleh minimal 3,0 %. 2. Segi Hasil a) Secara individu, jika hasil belajar geografi siswa kelas X-B yang menjadi
34
subjek penelitian telah mencapai ketuntasan belajar minimal 70 sesuai KKM yang ditentukan sekolah. b) Secara klasikal, jika jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah minimal 80%
35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Data Aktivitas Siswa Data mengenai aktivitas siswa kelas X-B SMA Negeri 4 Raha selama pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran TPS pada materi konsep geografi yang diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dengan cara memberikan skor keterlaksanaan pada setiap aspek aktivitas dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Skor Rata-rata Aktivitas Siswa pada Setiap Siklusnya Tabel 4.1 Skor Rata-rata Aktivitas Siswa pada Setiap Siklusnya No.
Aktivitas siswa yang dinilai
1
Mendengarkan /memperhatikan penjelasan guru
2
Membaca buku siswa dan membaca LKS Mampu mengungkapkan pemikiran tentang materimateri yang diajarkan Berdiskusi dalam kelompok belajar dan mengerjakan LKS Mengajukan atau menanggapi pertanyaan Menghargai atau menerima pendapat
3 4 5 6
Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas Rata-rata aktivitas kelompok untuk semua aspek Kategori 7
36
Skor /Siklus I II 2,4 2.2 2.1 2.3 2.2 2.1 2.4 2,2 Cukup
3,2 3.4 3.3 3.2 3.4 3.2 3.2 3.2 Baik
Gambaran
rata-rata
aktivitas
siswa
dengan
menerapkan
model
pembelajaran TPS dari siklus I sampai dengan siklus II untuk setiap satuan aktivitas yang dinilai dapat dilihat pada Gambar 4.1 Berikut
skor rata-rata aktivitas siswa
4 3,2
3.5 3 2.5
2.4
3,4
2,2
3.3
3,2
3,2
3.2 2,4
2,2
2,3
2,1
3,4
2.1
2 1.5 1 0.5 0 1
2
3
4
5
6
7
aktivitas siswa
siklus I siklus II
Gambar 4.1 Grafik Skor Rata-rata Aktivitas Siswa pada Setiap Siklus Selama Kegiatan Pembelajaran untuk Setiap Satuan Aktivitas Keterangan gambar: 1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 2. membaca buku siswa dan membaca LKS 3. Mampu mengungkapkan pemikiran tentang materi-materi yang diajarkan
37
4. berdiskusi dalam kelompok belajar dan mengerjakan LKS 5. Mengajukan atau menanggapi pertanyaan 6. Menghargai atau menerima pendapat 7. masing_masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 tentang aktivitas siswa tersebut, diperoleh gambaran aktivitas siswa dari tiap siklus. Pada siklus I aktivitas siswa yang mendapatkan skor terendah dengan nilai rata-rata sebesar 2,1 adalah aktivitas nomor 6 yaitu Menghargai atau menerima pendapat, sedangkan skor tertinggi dengan nilai rata-rata sebesar 2,4 adalah aktivitas siswa nomor 1 dan 7 yaitu Mendengarkan /memperhatikan penjelasan guru dan Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas. Pada siklus II terlihat bahwa setiap aktivitas yang dinilai telah mengalami peningkatan. Pada siklus ini, aktivitas siswa yang mendapatkan skor terendah disiklus I yaitu nilai 2,1 meningkat disiklus II menjadi 3,3 adalah aktivitas nomor 6 yaitu Menghargai atau menerima pendapat, sedangkan aktivitas siswa yang mendapatkan skor tertinggi disiklus I dengan nilai rata-rata sebesar 2,4 meningkat disiklus II menjadi 3,3 dan 3,2 adalah aktivitas siswa nomor 1 dan 7
yaitu
Mendengarkan /memperhatikan penjelasan
guru
dan
Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas. Pada siklus II dari 7 aspek aktivitas siswa yang diobservasi telah memperoleh nilai rata-rata yang terkategori baik. Secara keseluruhan rata-rata aktivitas siswa meningkat dari siklus I ke siklus II 38
Untuk
mendapatkan
gambaran
rata-rata
aktivitas
siswa
selama
pembelajaran pada setiap siklus dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut:
skor rata-rata aktivitas siswa
4 3,2
3.5 3 2.5
2,2
2 1.5 1 0.5 0 siklus I
siklus II
Gambar 4.2 grafik rata-rata aktivitas siswa setiap siklus Berdasarkan Gambar 4.2 di atas, diperoleh gambaran bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TPS pada materi pokok konsep geografi cenderung mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 2,2 dan pada siklus II meningkat menjadi sebesar 3,2 2. Data Aktivitas Guru Gambaran
aktivitas
guru
dalam
mengelola
pembelajaran
dengan
menggunakan model pembelajaran TPS pada materi konsep geografi yang diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: 39
Tabel 4.2 Skor Aktivitas Guru pada Setiap Siklus Skor/siklus No I
Aktivitas yang diamati
Siklus I
Siklus II
1. Guru membuka dan memeriksa kesiapan siswa
3
3,5
2. Guru memberi motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran
2
3,5
2.5
3,5
2,5
3
2,5
3,5
3
4
3
3,5
2,5
3,5
3
4
A.Kegiatan Awal
3.Guru menyampaikan pembelajaran
indikator
dan
tujuan
4.Guru menginformasikan model pelajaran yang akan digunakan II
B.Kegiatan Inti 5.Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkai den gan pelajar n dan siswa diberi waktu untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri. 6.Guru meminta para siswa untuk berpasangan mendisik usikan mengenai apa yan telah dipikirkan 7. Guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerjasama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. 8. Menugaskan pasangan yang tidak sedang melaporkan untuk menanggapi dengan bertanya dan memberi komentar. 9.Merefleksi dengan menugaskan siswa untuk mengaitk an pembelajaran kedalam kehidupan
III
C. Kegiatan Penutup
40
10. Guru Membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran. 11.Tindak lanjut dan memberi PR Rata-Rata Kategori
3
4
2,5
3
2,7 Cukup
3,5 Baik
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas menunjukkan peningkatan aktivitas guru. Dimana Pada siklus I aktivitas guru yang mendapatkan skor terendah dengan nilai sebesar 2 adalah aktivitas nomor 2 yaitu Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa ,Sedangkan yang mendapatkan skor tertinggi dengan nilai sebesar 3 terdapat pada 6 aktivitas guru diantaranya adalah Membuka pelajaran dan memeriksa kesiapan siswa, Guru memberikan LKS pada masing-masing kelompok, Guru membimbing jalannya diskusi dan tanya jawab dengan siswa, dan Menutup proses kegiatan pembelajaran . Pada siklus II terlihat bahwa setiap aktivitas yang dinilai telah mengalami peningkatan. Pada siklus II, aktivitas-aktivitas guru yang mendapatkan skor terendah disiklus I yaitu dengan skor 2 meningkat disiklus II, dimana masing-masing aktivitas memperoleh skor 3. Pada siklus II dari 14 aspek aktivitas guru yang diobservasi telah memperoleh nilai rata-rata yang terkategori baik. Secara keseluruhan rata-rata aktivitas guru meningkat dari siklus I ke siklus II. Sedangkan untuk gambaran peningkatan skor rata-rata aktivitas guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dari siklus I ke siklus II berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:
41
4
3.5
3.5 3
2.7
2.5 2 1.5 1 0.5 0 siklus I
siklus II
Gambar 4.3 Grafik Skor Rata-rata Aktivitas Guru pada Setiap Siklus Berdasarkan Gambar 4.3 menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru dimana pada siklus I diperoleh rata-rata aktivitas guru sebesar 2,7 yang berkategori cukup dan mengalami penigkatan pada siklus II yaitu diperoleh rata-rata aktivitas guru sebesar 3,5 yang berkategori baik.
Hasil ini
menunjukkan keberhasilan aktivitas guru yang mengajar dengan penerapan model pembelajaran TPS sebagaimana sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditentukan yaitu telah memperoleh nilai rata-rata aktivitas guru minimal 3,0. 3.
Data hasil belajar siswa Data hasil belajar geografi siswa kelas X-B pada materi konsep geografi diperoleh dengan menggunakan lembar tes hasil belajar berupa soal
42
uraian yang diberikan pada setiap akhir siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap hasil belajar siswa pada setiap siklus tersebut, diperoleh data seperti tertera pada Tabel 4.3 dan tabel 4.4 berikut Tabel 4.3 Data Analis Hasil Belajar siswa Siklus I No.
Nama siswa
1 R 2 KAA 3 LM 4 J 5 MTH 6 LA 7 SA 8 FK 9 ALY 10 T 11 MS 12 MY 13 AYA 14 DS 15 DS 16 PP 17 SRRM 18 N 19 SW 20 F 21 M 22 S Keterangan : BT : belum tuntas ST : sudah tuntas
Nilai 70 56 78 75 75 81 62.5 65 81 87.5 56 62.5 75 75 87.5 62.5 62.5 81 75 70 37.5 81
Siklus II
Keterangan ST
BT
43
Nilai 84 52 84 61 90 78 78 90 84 76 90 84 80 90 90 87,5 46 76 70 70 54 84
Keterangan ST
BT
Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa pada setiap siklus diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Secara Keseluruhan No. 1. 2. 3.
Nilai Maksimum Minimum Rata-rata
Siklus I 87.5 37,5 70.7
Siklus II 90 52 76.77
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa hasil belajar geografi siswa kelas X-B SMAN 4 Raha setelah diajar dengan menerapkan model pembelajaran TPS mengalami peningkatan pada siklus I menuju siklus II. Untuk lebih jelasnya mengenai gambaran hasil belajar siswa kelas X-B yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran TPS dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut: 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
90
87.5
76,77 70.1
MINIMUM 52
MAKSIMUM RATA-RATA
37,5
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Secara Keseluruhan.
44
Berdasarkan Gambar 4.4 di atas diperoleh bahwa hasil belajar siswa kelas XB
pada mata pelajaran geografi materi pokok Konsep Geografi yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran TPS menunjukkan peningkatan yang lebih baik dari setiap siklusnya. Dapat dilihat pada siklus I diperoleh nilai minimum sebesar 37,5 nilai rata-rata 70,1 dan nilai tertinggi adalah 87,5 Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai minimum 52, nilai rata-rata 76,77 dan nilai tertinggi adalah 90. Selanjutnya berdasarkan analisis ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada tabel 4.5 berikut 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
84% 68%
32%
Belum tuntas sudah tuntas
16%
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.5 Grafik Presentase Jumlah Siswa yang Sudah Tuntas dan Belum Tuntas Belajar. Dari gambar 4.5 tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan persentase ketuntasn belajar dari siklus I ke siklus II, pada siklus I persentase ketuntasan sebesar 68% atau 8 orang siswa telah mencapai KKM akan tetapi belum memenuhi
45
ketuntasan secara klasikal yaitu minimal 80% dan pada siklus II persentase ketuntasan sebesar 84% atau 14 orang siswa telah mencapai KKM, dengan demikian ketuntasan secara klasikal dari penelitian tindakan kelas ini telah terpenuhi yang berarti pula model pembelajaran TPS dapat memecahkan masalah belajar siswa kelas X-B SMAN 4 Raha
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Aktivitas belajar Siswa selama KBM Berlangsug Berdasarkan permasalahan pertama tentang bagaimana gambaran aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar pada materi pokok konsep geografi diajar dengan menerapkan model pembelajaran TPS dapat dijelaskan berdasarkan hasil pengamatan pada setiap siklus baik siklus I maupun siklus II yang menunjukan peningkatan kearah yang lebih baik, dimana rata-rata aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 4.1. Peningkatan aktivitas siswa tersebut menunjukan adanya minat dan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi Konsep Geografi
dengan
penerapan model pembelajaran TPS Pada siklus I berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap aktivitas siswa menunjukan skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 2,31 yang berkategori cukup. Pada siklus I ada beberapa aktivitas siswa yang masih tergolong kurang dimana siswa belum terbiasa
46
dengan model
Pembelajaran TPS diantaranya adalah 1)tidak memberikan jawaban atas pertanyaan oleh guru, 2)tidak semua siswa aktif dalam bekerjasama mengerjakan LKS kelompok,3) siswa kurang Menyimak penguatan dan koreksi dari guru tentang hasil diskusi kelompok. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I ditemukan ada beberapa aktivitas siswa yang masih belum terlaksana dengan baik. Olehnya itu dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Pada siklus II
Dari hasil analisis deskriptif terhadap skor rata-
rata aktivitas siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik dari aktivitas siswa siklus I.dimana skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus II sebesar 3,34 dengan kategori baik. 2. Aktivitas mengajar Guru Berdasarkan permasalahan kedua yaitu bagaimana gambaran aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran TPS , dapat dijelaskan berdasarkan hasil pengamatan aktivitas mengajar guru pada setiap siklus baik siklus I maupun siklus II yang menunjukan peningkatan kearah yang lebih baik, dimana rata-rata aktivitas mengajar guru dapat dilihat pada Tabel 4.2. Pada siklus I berdasarkan analisa deskriptif aktivitas Guru menunjukan skor rata-rata aktivitas guru sebesar 2,7 yang berkategori cukup dimana aktivitas guru pada siklus I yang masih rendah berdasarkan hasil refleksi diantaranya adalah : 1)guru melakukan apersepsi yang berhubungan
47
dengan materi, 2)guru memberikan motivasi kepada siswa, 3)Guru membantu dalam mengorganisasikan siswa untuk belajar dan berdiskusi untuk memecahkan masalah yang terdapat pada LKS, 4)guru melakukan evaluasi dan koreksi terhadap hasil diskusi siswa. Berdasarkan
hasil
refleksi
terhadap
aktivitas
guru,
dengan
mengetahui kekurangan-kekurangan pada siklus I, guru memperbaiki cara mengajarkan materi pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran TPS,
sehingga
diharapkan
pada
pertemuan
selanjutnya
diperoleh
peningkatan aktivitas guru pada siklus selanjutnya. Pada siklus II aktivitas mengajar guru menunjukkan peningkatan yang signifikan, dimana pada siklus II skor rata-rata aktivitas guru memperoleh nilai sebesar 3,5 yang berkategori baik. Hasil analisis dan pengamatan pada siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru.dengan menerapkan model pembelajaran TPS. 3. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan permasalahan ketiga, yaitu Apakah melalui penerapan model pembelajaran TPS dapat meningkatkan hasil belajar Geografi siswa kelas X-B SMAN 4 Raha pada materi pokok konsep geografi, dapat dijelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis deskriptif kuantitatif yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa pada setiap siklus cenderung
48
mengalami peningkatan kearah yang lebih baik, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.3. Pada siklus I Berdasarkan hasil tes hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh nilai minimum sebesar 37,5; nilai maksimum 87,5; rata-rata hasil belajar siswa sebesar 70,1. secara klasikal dari 22 siswa yang mencapai persentase ketuntasan hasil belajar yaitu 14 siswa atau 68% yang mencapai nilai ≥ 70 sesuai dengan nilai KKM geografi yang ditentukan oleh sekolah dan terdapat 8 orang siswa dengan presentase sebesar 32% siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Presentase ketuntasan pada siklus I ini belum mencapai target peneliti yaitu mencapai ketuntasan belajar secara klasikal minimal 80%. Data tersebut terlihat bahwa dalam pembelajaran ini tampak bahwa siswa kurang membaca buku teks yang terkait dengan materi yang dipelajari dan juga siswa kurang aktif dan kurang kompak dalam mengerjakan LKS . Setelah melakukan analisis dan refleksi hasil belajar siswa pada siklus I, guru mata pelajaran dan peneliti mencoba melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar agar pada siklus selanjutnya siswa yang memenuhi ketuntasan belajar dapat meningkat lagi seperti yang diharapkan. Pada siklus II Berdasarkan hasil tes belajar siswa pada siklus II, terlihat bahwa hasil belajar siswa memperoleh nilai minimum 52; nilai maksimum 90;
49
nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 76,767. Terdapat sebanyak 18 siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 atau ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 84% sedangkan jumlah siswa yang hasil belajarnya di bawah KKM atau yang memperoleh nilai ˂ 70 sebanyak 4 orang atau 16% yang belum tuntas. Dari hasil tersebut, menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan dari siklus I ke siklus II, walaupun masih ada beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Pada siklus II target ketuntasan hasil belajar siswa telah tercapai yaitu 84% siswa telah tuntas dalam hasil belajarnya. Hal ini penelitian dianggap telah berhasil mencapai targetnya. Dalam penelitian ini keberhasilan siswa dalam tes hasil belajar siklus II memberikan gambaran bahwa penerapan model pembelajaran TPS mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian, jawaban atas permasalahan penilitian telah terungkap yaitu pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran TPS berhasil meningkatkan aktivitas belajar siswa dan juga dapat meningkatkan hasil belajar geografi siswa kelas X-B SMAN 4 Raha khususnya pada materi konsep geografi.
50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa kempulan sebagai berikut : 1. Aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model Pembelajaran TPS
pada
setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivitas siswa adalah 2,2 yang termasuk kategori cukup mengarah ke baik meningkat pada siklus II menjadi 3,2 yang termasuk pada kategori baik mengarah ke sangat baik. 2. Aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran TPS pada setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivits guru adalah 2,7 yang termasuk kategori baik dan meningkat pada siklus II menjadi 3,5 yang berkategori baik. 3.
Hasil belajar geografi siswa kelas X-B SMAN 4 Raha dapat ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran TPS pada materi konsep geografi. Dimana pada siklus I yaitu diperoleh nilai terendah 37,5, nilai tertinggi 87,5, nilai rata-rata 70,1 dan ketuntasan belajar sebesar 68% yang mencapai KKM atau dari 22 siswa hanya 17 siswa yang memperoleh nilai ≥ 70. Pada siklus II diperoleh nilai terendah 52 nilai tertinggi 90, nilai rata-rata adalah 76,77 dan ketuntasan belajar 51
pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 22 orang siswa ada 18 orang siswa yang yang memperoleh nilai ≥ 70, dengan persentase ketuntasan hasil belajar adalah 84%. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyampaikan beberapa saran berikut: 1. Bagi Sekolah, khususnya SMA Negeri 4 Raha dapat mencoba menggunakan model pembelajaran TPS pada pembelajaran geografi untuk mengatasi banyaknya siswa yang pasif dalam pembelajaran serta untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. 2. Bagi peneliti selanjutnya, terus mencari informasi dan mempelajari model pembelajaran TPS sebelum melakukan PTK khususnya pada tahap-tahap model pembelajaran TPS, sehingga diharapkan hasil yang diperoleh lebih baik lagi dari penelitian sebelumnya. 3. Dalam penelitian ini peneliti menyadari masih ada kekurangan-kekurangan baik dalam hal perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian dan penganalisian data hasil penelitian sampai dengan penarikan kesimpulan. Karena peneliti juga hanyalah manusia biasa yang tidak sempurna dan tidak pernah luput dari kesalahan.
52
DAFTAR PUSTAKA Aunurrahman. 2011. BelajardanPembelajaran. Bandung: Alfabeta Anita sri,w, dkk, 2009 strategi pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka Aqib, Z., 2013. Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Yrama Wiidya. Bandung Endang Komara. 2014. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta. Referensi Iskandar. 2012. PenelitianTindakan Kelas. Jakarta: Referensi. Mc.Tanggart (1988:158). Siklus Pelaksanaan Tindakan Jihad danHaris. 2012. EvaluasiPembelajaran. Yogyakarta.MutiPresind Rosdiati. 2012 dengan judul:’’ Meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuam Sosial Melalui Model Pembelajaran Koperati Tipe Think, Pair, Share Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Kendari Barat. Kendari. Unhalu Sukamto. 2012 dengan judul:’’Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe ThinkPair-Share (TPS) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 5 Tongkuno Kabupaten Muna. Kendari. Unhalu Sudjana, N., 2008.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung Trianto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta. Usman, M. U., Setiawati, L. 2001. Evaluasi Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta 53
Prestasi Pustaka Wardani.IGAK; 2011. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Universitas Terbuka Winata putra, U.M dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta universitas
Terbuka
Fadholi.2009. (http://ariffadholi.com/2009/10/kelebihan-kekurangan-tps.html)
54
Lampiran 1 SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester Standar Kompetensi
: SMA Negeri 4 Raha : Geografi : X (sepuluh) : I ( Satu ) : 1. Memahami konsep,pendekatan,prinsip dan aspek geografi
1.1. Mendeskripsikan Pengertian dan konsep, perkembangan pendekatan, geografi prinsip dan aspek geografi Konsep geografi
Tes Tes Mendeskripsik Menjelaskan an pengertian pengertian geografi tertulis essay menurut pandapat geografi ahli
Menganalisis Mengidentifikasi dasar konsep dasar konsep geografi dalam geografi kajian geosfer Pendekatan Menjelaskan geografi Menggali informasi perbedaan metode metode/pendek tentang pendekatan geografi atan geografi dari berbagai referensi secara mandiri Mengidentifikasi Prinsip-prinsip tentang prinsipgeografi dan Mendeskripsik i
Tes tertulis Tes essay
Tes tertulis
Tes essay
Jelaskan pengertian geografi menurut White!
2 x 45 Sumber : menit Buku geografi SMA / MA kelas X Penerbit Intan Pariwarna Apakah yang Buku dimaksud geografi dengan konsep SMA / MA diferensiasi kelas X areal? Penerbit Sebutkan Erlangga prinsip Internet pendekatan dalam mempelajari geografi!
aspek geografi
an prinsipprinsip dan aspek geografi
prinsip dan aspek Tes geografi tertulis Tes essay
ii
Sumber : 2 x 45 Buku Ruang menit geografi SMA / MA lingkup kelas X geografi Penerbit Intan terdiri atas Pariwarna empat bagian. Buku geografi Sebutkan dan SMA / MA jelaskan! kelas X Penerbit Erlangga Internet
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah
: SMA Negeri 4 Raha
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/Semester
: X / I (Pertama)
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit (2 x pertemuan)
Standar Kompetensi
:
-
Memahami konsep, pendekatan, perinsip, dan aspek geografi
Kompetensi Dasar
:
-
Menjelaskan konsep geografi
-
Menjelaskan pendekatan geografi
-
Menjelaskan perinsip geografi
-
Mendeskripsikan aspek geografi
-
Menjelaskan konsep gografi
-
Menjelaskan pendekatan geografi
Indikator
:
-.
A. A. Tujuan Pembelajaran
Mendeskripsikan pengertian konsep geografi perkembangan ilmu geografi
Mendeskripsikan ruang lingkup geografi Menjelaskan objek studi geografi Menguraikan pendekatan geografi B. B. Materi Pembelajaran Pengertian geografi Perkembangan ilmu geografi i
Ruang lingkup geografi Objek studi geografi pendekatan geografi C. C. Metode Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share D. D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-1 s.d. 2 1. Kegiatan Pendahuluan : a.
Guru memberi salam dan menyapa peserta didik
b.
Guru mempersiapkan siswa dan mengecek kehadiran peserta didik
c.
Melakukan apersepsi
d.
Memberikan motivasi kepada siswa agar belajar dengan sungguh-sungguh (fase1)
e.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (fase 1)
f.
Guru menyampaiakan model pembelajaran yang akan diterapkan (fase 1)
2. Kegiatan Inti : 1
Menyajikan materi secara singkat yang akan dipelajari (fase 2)
2
Mengajukan pertanyaan atau masalah berupa LKS yang berhubungan dengan meteri pelajaran (fase 2)
3
Meminta siswa berpasangan (Pair) dengan siswa lain ( fase 3)
4
Mendiskusikan jawaban yang telah mereka pikirkan (fase 3)
5
Meminta kepada pasangan siswa berbagi dengan seluruh kelas tentang hasil yang didiskusikan (fase 4)
6
Membimbing jalannya diskusi (fase 4)
3. Kegiatan Penutup : a.
Menyimpulkan materi pembelajaran (fase 5)
b.
Membimbing siswa untuk merangkum materi (fase 5)
c.
Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan dirumah (PR) (fase 5)
ii
d.
Mengucapkan salam
E. Alat dan Bahan belajar -
: Buku paket Buku lain yang relevan
-
LKS
F. Penilaian 1 . Penilaian kompetensi sikap Penilaian kompetensi sikap menggunakan lembar observasi 2. Penilaian pengetahuan Penilaian pengetahuan menggunakan LKS dan tes secara tertulis 3. Penilaian Keterampilan Penilaian keterampilan menggunakan rubrik penilaian kinerja Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Karimudin. S.Pd
Wa Ode Liami
NIP. 197412312005021005
NIM. A1A4 11 114
Mengetahui Kepala Sekolah
,.Achmad Djaya Adi, S.Pd. M,M NIP. 19790528 200502 1 004
iii
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ( LKS) Kelompok Anggota
: : 1. 2.
Jawablah soal di bawah ini dengan tepat (think)! Diskusikanlah dengan teman sebangkumu (pair). Setelah itu bacakan jawaban anda di depan kelas (share)! 1. Wilayah Lembang merupakan dataran tinggi dan banyak kenampakan perkebunan-perkebunan. Suhunya yang sejuk dan panorama yang indah mengakibatkan wilayah Lembang sering dikunjungi wisatawan setiap akhir pekan
atau
liburan
tiba.
Menurut kelompok anda konsep geografi yang sesuai dengan paragraf di atas yaitu !
Jawab Konsep nilai kegunaan Nilai Kegunaan adalah konsep manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang. Konsep ini berkaitan dengan nilai guna, dimana manfaat maupun kelebihan yang dimiliki suatu wilayah menjadi nilai tersendiri bagi wilayah lain yang bisa dikembangkan dan dapat menunjang kesejahteraan suatu wilayah karena potensi yang dimiliki dari suatu wilayah tersebut. Sebagai contoh, suatu wilayah yang memiliki tempat yang sejuk dan memiliki pemandangan alam yang indah bisa berpotensi untuk dijadikan tempat berwisata atau rekreasi, tempat wisata memiliki manfaat yang berbeda bagi setiap orang, Laut memiliki nilai kegunaan bagi para nelayan, dibandingkan petani, Hutan memiliki nilai kegunaan bagi pecinta alam dibandingkan pelajar.
iv
Lampiran 4 Kelompok Anggota
Lembar Kerja Siswa (LKS) : : 1. 2.
Jawablah soal di bawah ini dengan tepat (think)! Diskusikanlah dengan teman sebangkumu (pair). Setelah itu bacakan jawaban anda di depan kelas (share)!
1. Diskusikan dengan kelompok anda mengenai sejarah perkembangan ilmu geografi!
Jawab Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang terus berkembang sepanjang masa. Perkembangan ilmu pengetahuan ini berawal dari motologi-mitologi yang berkembang di masyarakat pada kala itu. Setelah itu seiring perkembangan zaman dan tuntutan kebutuhan hidup, manusia mulai melakukan penjelajahan ke berbagai tempat di muka bumi sehingga melahirkan catatan-catatan mengenai daerah yang disinggahi yang dinamakan logografi. Dari situlah ilmu geografi kemudian berkembang dan sampai saat ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Istilah geografi dikemukakan pertama kali oleh Erasthosthenes (276-195 SM), yang berarti geo = bumi dan graphein = gambaran, jadi geografi adalah gambaran tentang bumi. Sejarah perkembangan ilmu geografi dibedakan menjadi 5 pandangan: 1. Geografi Klasik
v
Geografi sudah dikenal sejak zaman Romawi kuno dan pengetahuan tentangbumi pada masa itu masih dipengaruhi oleh mitologi. Pada awalnya ruangmukabumi banyak digambarkan oleh para pelancong, mereka menjelaskan pengalaman mereka ketika menemukan daerah yang berbeda dengan daerah asalnya. 2. Geografi Abad Pertengahan Pada akhir abad pertengahan, uraian-uraian tentang geografi masih berisikan laporan perjalanan,baik hasil perjalanan darat maupun laut. Pada abad ini motif para pelancong sudah meliputi gold, glory, gospel. Pada masa ini banyak ditemukan wilayah-wilayah baru. Masa ini sering disebut juga dengan Revolusi Geografi. 3. Geografi Modern ( abad 18) Pada masa ini geografi sudah dianggap suatu disiplin ilmu ilmiah dan sudah dipandang dari segi ilmu praktis. Beberapa tokoh geografi modern antara lain: Immanuel Kant, Alexander Van Humbolt, Karl Ritter, Charles Darwin. 4.
Geografi Akhir abad ke 19 – abad ke 20 Ciri pandangan geografi akhir abad ke 19 adalah terhadap iklim, tumbuhan,
hewan serta terhadap bentang alam. Kebanyakan ahli geografi pada periode ini memperdalam geologi pada penelitiannya dan kajian geografi manusia semakin berkurang. 5.
Geografi Mutakhir Perkembangan geografi saat ini lebih mengarah pada upaya pemecahan
masalah yang dihadapi manusia. Geografi tidak bisa lepas dari ilmu lainnya dan
vi
sudah
menggunakan
metode
kuantitatif
dan
peranti
Komputer
dalm
penyelidikannya.
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah
: SMA Negeri 4 Raha
Mata Pelajaran
: Geografi
Kelas/Semester
: X / I (Pertama)
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit (2 x pertemuan)
Standar Kompetensi
:
-
Memahami konsep, pendekatan, perinsip, dan aspek geografi
Kompetensi Dasar
:
-
Menjelaskan konsep geografi
-
Menjelaskan pendekatan geografi
-
Menjelaskan perinsip geografi
-
Mendeskripsikan aspek geografi
-
Mengidentifikasi prinsip-prinsip geografi
-
Menjelaskan perbedaan prinsip-prinsip geografi
Indikator
:
-
Mendeskripsikan aspek –aspek geografi
E. A. Tujuan Pembelajaran -
Menjelaskan prinsip-prinsip geografi
-
Mengidentifikasikan prinsip-prinsip geografi dalam mengkaji fenomena geosfer
-
Mengidentifikasi aspek-aspek geografi
vii
F. B. Materi Pembelajaran Hakikat geografi G. C. Metode Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share H. D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-3 s.d. 4 2. Kegiatan Pendahuluan : a.
Guru memberi salam dan menyapa peserta didik
b.
Guru mempersiapkan siswa dan mengecek kehadiran peserta didik
c.
Melakukan apersepsi
d.
Memberikan motivasi kepada siswa agar belajar dengan sungguh-sungguh (fase1)
e.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (fase 1)
f.
Guru menyampaiakan model pembelajaran yang akan diterapkan (fase 1)
4. Kegiatan Inti : 1
Menyajikan materi secara singkat yang akan dipelajari (fase 2)
2
Mengajukan pertanyaan atau masalah berupa LKS yang berhubungan dengan meteri pelajaran (fase 2)
3
Meminta siswa berpasangan (Pair) dengan siswa lain ( fase 3)
4
Mendiskusikan jawaban yang telah mereka pikirkan (fase 3)
5
Meminta kepada pasangan siswa berbagi dengan seluruh kelas tentang hasil yang didiskusikan (fase 4)
6
Membimbing jalannya diskusi (fase 4)
5. Kegiatan Penutup : e.
Menyimpulkan materi pembelajaran (fase 5)
f.
Membimbing siswa untuk merangkum materi (fase 5)
g.
Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan dirumah (PR) (fase 5)
h.
Mengucapkan salam viii
E. Alat dan Bahan Sumber belajar
:
- Buku paket - Buku lain yang relevan - LKS
F. Penilaian 1 . Penilaian kompetensi sikap Penilaian kompetensi sikap menggunakan lembar observasi 2. Penilaian pengetahuan Penilaian pengetahuan menggunakan LKS dan tes secara tertulis 3. Penilaian Keterampilan Penilaian keterampilan menggunakan rubrik penilaian kinerja
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Karimudin. S.Pd
Wa Ode Liami
NIP. 197412312005021005
NIM. A1A4 11 114
Mengetahui Kepala Sekolah
,.Achmad Djaya Adi, S.Pd. M,M
ix
NIP. 19790528 200502 1 004
lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS)
Kelompok Anggota
: : 1. 2.
Jawablah soal di bawah ini dengan tepat (think)! Diskusikanlah dengan teman sebangkumu (pair). Setelah itu bacakan jawaban anda di depan kelas (share)! 1. Menurut kelompok anda pengalihan fungsi lahan disekitar DAS telah mengakibatkan banjir yang merugikan kehidupan penduduk di sekitarnya. Pernyataan tersebut merupakan gambaran analisis geografi yang menggunakan pendekatan sudut pandang atau pendekatan !
Jawab Pendekatan kelingkungan Pendekatan kelingkungan penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfera tertentu dengan variabel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan (1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia. (2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan Aktivitas manusia erat kaitannya denan interaksi dalam ruang khususnya terhadap lingkungannya dengan berbagai tahapan antara lain sebagai berikut..
x
Manusia bergantung terhadap alam Manusia yang belum memiliki kebudayaan yang cukup sehingga memerlukan pemenuhan kebutuhan hidup manusia yang dipenuhi dari pada di alam dan lingkungannya (hanya sebagai pengguna alam). Sehingga alam tidak menyediakan kebutuhannya yang akan pindah atau mungkin akan punah (kehidupan jaman purba).
Manusia dan alam saling mempengaruhi. Manusia memanfaatkan alam yang berlebihan dan tidak memperhatikan kemampuan alamnya, sehingga lingkungan alam rusak dan berakibat juga pengaruhnya terhadap manusia. Manusia telah mampu mengurangi ketergantungan dari alam tetapi manusia juga membutuhkan alam.
Manusia Menguasai Alam. Dengan berkembangnya ilmu, kemampuan, dan budayanya, manusia dapat memanfaatkan alam sebesar-besarnya. Contohnya dengan membuat mesin-mesin untuk eksploitasi alam sebesar-besarnya. Jika alam sudah tidak mampu lagi maka mesin tersebut memproduksi bahan-bahan sintetis yagn tidak bisa dibuat alam.
xi
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelompok Anggota
: : 1. 2. Jawablah soal di bawah ini dengan tepat (think)! Diskusikanlah dengan teman sebangkumu (pair). Setelah itu bacakan jawaban anda di depan kelas (share)!
1. Di bidang pertanian selalu diperhatikan penyebarannya dalam ruang,
interelasinya dengan faktor-faktor yang menunjang pertanian, dan interaksi pertanian dengan kehidupan pada ruang yang bersangkutan. Dalam meninjau gejala tersebut menurut kelompok anda fenomena diatas dapat dilihat berdasarkan prinsip !
Jawab Prinsip Deskripsi Prinsip deskripsi, yaitu penjelasan atau penggambaran tentang adanya gejala atau fenomena geografi secara rinci, mendalam dan lebih spesifik. Prinsip ini menjelaskan tentang karakteristik dari gejala geografi di bumi dengan menggunakan
dimensi
garis,
bidang,
titik,
maupun
ruang.
Seiring
berkembangnya zaman, prinsip ini juga berkembang dari pelaksanaan, yang dalam penyajian data-datanya sudah menggunakan tabel, grafik dan diagram. Hal ini bertujuan agar pembaca mudah mengerti dengan deskripsinya, maka dibuat penjelasan dari deskripsi tersebut. Secara umum, deskripsi ini di klasifikasikan kegiatannya sama seperti makalah atau paper yang awalnya mengumpulkan data, lalu akhirnya mendapat hasil deskripsi tersebut. Prinsip yang memberikan penejelasan atau gambaran lebih jauh tentang gejala dan masalah geografi dengan menggunakan kata – kata, peta, diagram, grafik dan tebel.
xii
Sebagai contoh yaitu : 1. peta persebaran curah hujan, 2.
Gempa tektonik terjadi karena lempeng tektonik saling membentur dan didorong kea rah selubung, maka tekanan besar terjadi dalam kerak. Batuan akan retak membentuk patahan menyebabkan terjadinya gelombang – gelombang getaran bertenaga dahsyat yang muncul di permukaan tanah.
3. Tanah longsor terjadi pada lahan miring yang sangat curam akibat dari kekuatan geser tanah sudah tidak mampu untuk menahan beban massa tanah yang jenuh akan air hujan.
xiii
Lampiran 8 Soal tes siklus 1 Kerjakan soal-soal berikut ini dengan baik dan benar ! 1. Jelaskan pengertian geografi ! (Skor 2) 2. Jelaskan pengertian geografi menurut Pro. Bintarto ! (Skor 3) 3. Sebutkan 3 pokok ruang lingkup geografi ! (Skor 4) 4. Sebutkan 4 contoh objek material geografi ! (Skor 3) 5. Jelaskan perekmbangan ilmu geografi ! (Skor 4)
xiv
Lamipran 9 Kunci jawaban 1. Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan, dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik, dan manusia di atas permukaan bumi. 2. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan. 3. 1. Persebaran dan keterkaitan antara penduduk di permukaan bumi dan aspekaspek keruangan, serta usaha manusai untuk memanfaatkannya. 2. Interelasi antara manusia dengan lingkungan fisik sebagai bagian dari studi perbedaan wilayah. 3. Kerangka wilayah dan analisis wilayah secara khusus. 4. a. Atmosfer, yaitu lapisan udara yang menyelimuti permukaan bumi dari Troposfer hingga Eksosfer b. Lithosfer, yaitu lapisan batuan penyusun kulit bumi. c. Hidrosfer, yaitu lapisan air yang meliputi perairan darat dan lautan. d. Biosfer, yaitu lapisan yang meliputi kesatuan sistem antara hewan, tumbuhan dan manusia. 5. Fase perkembangan ilmu geografi berkembang sejalan dengan perkembangan pandangan dan pengetahuan manusia tentang bumi. Fase perkembangan itu yaitu, Geografi klasik, Geografi Abad Pertengahan dan Renaissance, Geografi Modern, Geografi akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, Geografi Mutakhir.
xv
Lampiran 10 Soal tes siklus II 1. Jelaskan pengertian pendekatan keruangan ! (Skor 2) 2. Sebutkan 4 prinsip dasar gepgrafi ! (Skor 3) 3. Tuliskan 3 contoh dari prinsip penyebaran ! ! (Skor 4) 4. Tuliskan coontih prinsip korologi ! (Skor 4) 5. Jelaskan pengertian interelasi dan berikan contohnya ! (Skor 3)
SKOR TOTAL = 16 NILAI SISWA =
xvi
Lampiran 11 Kunci Jawaban 1. Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. 2. Prinsip dasar geografi yaitu: 1) Prinsip penyebaran merupakan fenomena alam dan manusia tersebar tidak merata di permukaan bumi 2) Prinsip interalisasi merupakan fenomena alam dan manusia terjadi saling berkaitan antara aspek yang satu dengan yang lainnya. 3) Prinsip deskripsi merupakan fenomena alam dan manusia saling berkaitan. 4) Prinsip koronologi merupakan prinsip keterpaduan antara prinsip penyebaran, interelasi, dan deskripsi. 3.
Contohnya yaitu, a. penyebaran potensi air yang berbeda dari satu tempat dengan tempat lainnya, b. penyebaran limbah cair dalam tanah c. penyebaran polusi udara.
4. Contohnya Kondisi wilayah Indonesia yang kaya bahan tambang dan gunung api akibat letaknya yang merupakan pertemuan lempeng tektonik tepat dikaji dengan prinsip korologi. 5. Prinsip interelasi yaitu hubungan saling terkait dalam ruang, antara gejala yang satu dengan gejala yang lain. Contohnya tanah longsor terjadi akibat hutan gundul.
xvii
Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam KBM Terbalik siklus I pertemuan I No.
Aspek-Aspek Yang Diobservasi
Skor 1
2
3
A. Kegiatan Awal 1. Guru membuka dan memeriksa kesiapan siswa
I.
2. Guru memberi motivasi siswa untuk mengikut ipelajaran 3. Guru menyamapaikan indicator dan tujuan pembelajaran
2. Guru memberikan tugas kepa da siswa untuk mempelajari merangkum dan membuat 25 pertanyaan/soal beserta jaw abannya berkaitandengan mat eri yang akan diajarkan oleh gurusesuai dengan kelompok belajar masing- masing 3. Guru menginformasikankepada siswa bahwa tugas
4. Guru menginformasikan 5. model pelajaran yang akan di gunakan B. Kegiatan Inti 1. Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran
II
4
akan di
periksa sebagai nilai tugas
xviii
4 . Guru menyuruh perwakilan siswa untuk menyajikan hasil rangku
mannya di depan kelas 6. 5. Guru memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab degan
siswa yang
lainnya guna melihat tingkat pemahaman
mereka
6. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa tugas
akan di
periksa sebagai nilai tugas
III
C. Kegiatan Akhir 1. Guru mengulas/ mengungkapkan kembali secara singkat sajian materi yang di sajikan oleh perwakilan siswa dengan metode Tanya jawab 2. Guru memberi soal kepada siswa yang mengacu pada kemampuan siswa dalam memprediksi kemungkinan pengembangan materi tersebut secara individual.
Pengamat
xix
Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam KBM Terbalik siklus I pertemuan II No.
Aspek-Aspek Yang Diobservasi
Skor 1
2
3
A. Kegiatan Awal 7. Guru membuka dan memeriksa kesiapan siswa
I.
8. Guru memberi motivasi siswa untuk mengikut ipelajaran 9. Guru menyamapaikan indicator dan tujuan pembelajaran
10. Guru menginformasikan 11. model pelajaran yang akan di gunakan B. Kegiatan Inti 3. Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran
II
4. Guru memberikan tugas kepa da siswa untuk mempelajari merangkum dan membuat 25 pertanyaan/soal beserta jaw abannya berkaitandengan mat eri yang akan diajarkan oleh gurusesuai dengan kelompok belajar masing- masing 3. Guru menginformasikankepada siswa bahwa tugas
4
akan di
periksa sebagai nilai tugas
4 . Guru menyuruh perwakilan siswa untuk menyajikan hasil rangku mannya di depan kelas
xx
12. 5. Guru memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab degan
siswa yang
lainnya guna melihat tingkat pemahaman
mereka
6. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa tugas
akan di
periksa sebagai nilai tugas
III
C. Kegiatan Akhir 3. Guru mengulas/ mengungkapkan kembali secara singkat sajian materi yang di sajikan oleh perwakilan siswa dengan metode Tanya jawab 4. Guru memberi soal kepada siswa yang mengacu pada kemampuan siswa dalam memprediksi kemungkinan pengembangan materi tersebut secara individual.
Pengamat
xxi
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam KBM Terbalik siklus II pertemuan III No.
Aspek-Aspek Yang Diobservasi
Skor 1
2
3
A. Kegiatan Awal 13. Guru membuka dan memeriksa kesiapan siswa
I.
14. Guru memberi motivasi siswa untuk mengikut ipelajaran 15. Guru menyamapaikan indicator dan tujuan pembelajaran
6. Guru memberikan tugas kepa da siswa untuk mempelajari merangkum dan membuat 25 pertanyaan/soal beserta jaw abannya berkaitandengan mat eri yang akan diajarkan oleh gurusesuai dengan kelompok belajar masing- masing 3. Guru menginformasikankepada siswa bahwa tugas
16. Guru menginformasikan 17. model pelajaran yang akan di gunakan B. Kegiatan Inti 5. Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran
II
4
akan di
periksa sebagai nilai tugas
xxii
4 . Guru menyuruh perwakilan siswa untuk menyajikan hasil rangku
mannya di depan kelas 18. 5. Guru memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab degan
siswa yang
lainnya guna melihat tingkat pemahaman
mereka
6. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa tugas
akan di
periksa sebagai nilai tugas
III
C. Kegiatan Akhir 5. Guru mengulas/ mengungkapkan kembali secara singkat sajian materi yang di sajikan oleh perwakilan siswa dengan metode Tanya jawab 6. Guru memberi soal kepada siswa yang mengacu pada kemampuan siswa dalam memprediksi kemungkinan pengembangan materi tersebut secara individual.
Pengamat
xxiii
Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam KBM Terbalik siklus II pertemuan IV No.
Aspek-Aspek Yang Diobservasi
Skor 1
2
3
A. Kegiatan Awal 19. Guru membuka dan memeriksa kesiapan siswa
I.
20. Guru memberi motivasi siswa untuk mengikut ipelajaran 21. Guru menyamapaikan indicator dan tujuan pembelajaran
22. Guru menginformasikan 23. model pelajaran yang akan di gunakan B. Kegiatan Inti 7. Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran
II
8. Guru memberikan tugas kepa da siswa untuk mempelajari merangkum dan membuat 25 pertanyaan/soal beserta jaw abannya berkaitandengan mat eri yang akan diajarkan oleh gurusesuai dengan kelompok belajar masing- masing 3. Guru menginformasikankepada siswa bahwa tugas
4
akan di
periksa sebagai nilai tugas
4 . Guru menyuruh perwakilan siswa untuk menyajikan hasil rangku mannya di depan kelas
xxiv
24. 5. Guru memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab degan
siswa yang
lainnya guna melihat tingkat pemahaman
mereka
6. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa tugas
akan di
periksa sebagai nilai tugas
III
C. Kegiatan Akhir 7. Guru mengulas/ mengungkapkan kembali secara singkat sajian materi yang di sajikan oleh perwakilan siswa dengan metode Tanya jawab 8. Guru memberi soal kepada siswa yang mengacu pada kemampuan siswa dalam memprediksi kemungkinan pengembangan materi tersebut secara individual.
Pengamat
xxv
Lampiran 14
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI MODEL TIPE THING,PAIR, SHERE(TPS)
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Siklus/Pertemuan Materi
: SMAN 4 Raha : Geografi : X-b : I/1 dan 2 : konsep geografi
Berilah tanda ceklis () pada kolom yang tersedia dan berikan komentar Skor Aspek Yang Dinilai Kelompok 1 2 3 4 1. Mendengarkan/memperhatikan 1 penjelasan guru 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1
2. Membaca buku siswa dan membaca LKS
2 3 4
xxvi
5 6 7 8 9 10 11 1
3. Mampu mengungkapkan pemikiran tentang materimateri yang diajarkan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1
4. Berdiskusi dalam kelompok belajar dan mengerjakan LKS
2 3 4 5 6 7 8
xxvii
9 10
5. Siswa mengajukan atau menanggapi pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
6. Siswa menghargai atau menerima pendapat
1 2 3 4 5 6 7 8 9
xxviii
10 11 1
7. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok didan kelas
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Keterangan: 1 = Kurang baik; 2 = Cukup baik; 3 = Baik; 4 = Sangat Baik
Kendari ,
Agustus 2015
pengamat
xxix
Lampiran 15 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THING,PAIR, SHERE(TPS)
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Siklus/Pertemuan Materi
: SMAN 4 Raha : Geografi : X-b : II/ 3 dan 4 : Konsep geografi
Berilah tanda ceklis () pada kolom yang tersedia dan berikan komentar Skor Aspek Yang Dinilai Kelompok 1 2 3 4 1. Mendengarkan/memperhatik 1 an penjelasan guru 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1
2. Membaca buku siswa dan membaca LKS
2 3 4 5
xxx
6 7 8 9 10 11 1
3. Mampu mengungkapkan pemikiran tentang materimateri yang diajarkan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1
4. Berdiskusi dalam kelompok belajar dan mengerjakan LKS
2 3 4 5 6 7 8 9
xxxi
10 11
1
5. Siswa mengajukan atau menanggapi pertanyaan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1
6. Siswa menghargai atau menerima pendapat
2 3 4 5 6 7 8 9
xxxii
10 11 7. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok didan kelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Keterangan: 1 = Kurang baik; 2 = Cukup baik; 3 = Baik; 4 = Sangat Baik
Kendari ,
Agustus 2015
Pengamat
xxxiii
Lampiran 16. PEDOMAN PENSKORAN AKTIVITAS SISWA DALAM PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK,PAIR,SHARE (TPS) 1. Siswa Mendengarkan /memperhatikan penjelasan guru a. Skor 4, jika semua siswa mendengarkan /memperhatikan penjelasan guru b. Skor 3, jika siswa kurang Mendengarkan /memperhatikan penjelasan guru. c. Skor 2, jika siswa sebagian besar tidak Mendengarkan /memperhatikan penjelasan guru d. Skor 1, jika semua tidak Mendengarkan /memperhatikan penjelasan guru. 2. Siswa Membaca buku siswa dan membaca LKS a. Skor 4, jika keseluruhan siswa Membaca buku siswa dan membaca LKS b. Skor 3, jika siswa kurang antusias Membaca buku siswa dan membaca LKS. c. Skor 2, jika sebagian siswa Membaca buku siswa dan membaca LKS. d. Skor 1, jika siswa tidak Membaca buku siswa dan membaca LKS. 3. Siswa Mampu mengungkapkan pemikiran tentang materi-materi yang diajarkan. a. Skor 4, jika semua siswa Mampu mengungkapkan pemikiran tentang materi-materi yang diajarkan. b. Skor 3, jika setengah dari jumlah siswa Mampu mengungkapkan pemikiran tentang materi-materi yang diajarkan c. Skor 2, jika hampir semua siswa tidak mengungkapkan pemikiran tentang materi-materi yang diajarkan d. Skor 1, jika semua siswa tidak Mampu mengungkapkan pemikiran tentang materi-materi yang diajarkan 4. Siswa Berdiskusi dalam kelompok belajar dan mengerjakan LKS a. Skor 4, jika semua siswa antusias Berdiskusi dalam kelompok belajar dan mengerjakan LKS b. Skor 3, jika siswa kurang antusias Berdiskusi dalam kelompok belajar dan mengerjakan LKS. c. Skor 2, jika hampir semua siswa kurang Berdiskusi dalam kelompok belajar dan mengerjakan LKS d. Skor 1, jika semua siswa tidak ingin Berdiskusi dalam kelompok belajar dan mengerjakan LKS
xxxiv
5. Siswa Mengajukan atau menanggapi pertanyaan a. Skor 4, jika siswa Mengajukan atau menanggapi pertanyaan b. Skor 3, jika siswa kurang Mengajukan atau menanggapi pertanyaan c. Skor 2, jika sebagian siswa tidak Mengajukan atau menanggapi pertanyaan d. Skor 1, jika semua siswa tidak Mengajukan atau menanggapi pertanyaan. 6. Siswa Menghargai atau menerima pendapat a. Skor 4, jika semua siswa Menghargai atau menerima pendapat b. Skor 3, jika siswa kurang Menghargai atau menerima pendapat c. Skor 2, jika sebagian siswa tidak Menghargai atau menerima pendapat. d. Skor 1, jika semua siswa tidak Menghargai atau menerima pendapat 7. Siswa Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas a. Skor 4, jika semua siswa Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas. b. Skor 3, jika siswa kurang antusias Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas. c. Skor 2, jika siswa tidak aktif Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas. d. Skor 1, jika semua kelompok siswa tidak aktif Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas.
xxxv
Lampiran 17 Tabel 4.1 Analisis Skor Aktivitas Siswa dalam KBM pada siklus I No 1
2 3
4 5 6 7
Aktivitas Siswa Mendengarkan /memperhatikan penjelasan guru Membaca buku siswa dan membaca LKS Mampu mengungkapkan pemikiran tentang materimateri yang diajarkan Berdiskusi dalam kelompok belajar dan mengerjakan LKS Mengajukan atau menanggapi pertanyaan Menghargai atau menerima pendapat Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas
Kelompok V VI VII VIII
I
II
III
IV
3
3
2
3
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
Rerata IX
X
XI
2
2
3
2
2,4
3
2
2
2
2
2,2
3
2
2
2
2
2
2,1
2
2
2
2
3
2
3
2,3
2
2
2
3
2
2
3
2
2,2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2,1
3
3
3
2
2
3
2
3
2
2,4
Rerata
2,24
Lampiran 18
33
Tabel 4.2 Analisis Skor Aktivitas Siswa dalam KBM pada siklus II
No 1
2 3
4 5 6 7
Aktivitas Siswa Mendengarkan /memperhatikan penjelasan guru Membaca buku siswa dan membaca LKS Mampu mengungkapkan pemikiran tentang materimateri yang diajarkan Berdiskusi dalam kelompok belajar dan mengerjakan LKS Mengajukan atau menanggapi pertanyaan Menghargai atau menerima pendapat Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas
Kelompok V VI VII
I
II
III
IV
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
4
4
3
3
3 3
Rerata VIII
IX
X
XI
3
3
4
3
3
3,2
4
4
3
3
4
3
3,4
3
3
4
3
3
3
4
3,3
3
3
4
3
3
3
3
3
3,2
4
3
4
3
4
4
4
3
3
3,4
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3,2
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3,2
Rerata
3,2
34
Lampiran 19 Rekapitulasi Aktivitas Guru dengan model pembelajaran think pair and share SIKLUS I
35
SIKLUS I No.
1
2
3
Aspek yang diamati
Pertemuan Ke-
Guru membuka dan memeriksa kesiapan siswa Guru memberi motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran
Rata-Rata Siklus I
I
II
3
3
3
2
2
2
2
3
2,5
2
3
2,5
2
3
2,5
3
3
3
3
3
3
2
3
2,5
3
3
3
3
3
3
Guru menginformasikan model pelajaran 4
yang akan digunakan Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang
5
terkaitdengan pelajaran dan siswa diberi waktu untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri. Guru meminta para siswa untuk
6
berpasangan mendikusikan mengenai apa yang telah dipikirkan berbagi atau bekerjasama dengan kelas
7
secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Menugaskan pasangan yang tidak
8
sedang melaporkan untuk menanggapi dengan bertanya dan memberi
komentar.
atan sesuai dengan petunjuk dalam LKS. Merefleksi dengan menugaskan siswa untuk 9
mengaitkan
pembelajaran
kedalam
kehidupan 10
Guru Membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran. 36
11
Tindak lanjut dan memberi PR
2
Rata-rata aktivitas guru
3
2,5 2,7
37
Lampiiran 20 Rekapitulasi Aktivitas Guru dengan model pembelajaran think pair and share SIKLUS II Lampiran 21 Dokumentasi Mengajar
38
39