PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GUBUG TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah
Oleh: Widowati 3101411082
JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
ii
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Juni 2015
Widowati NIM. 3101411082
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto Sesulit apapun ujian yang kita hadapi, Tuhan selalu punya jalan keluar yang terbaik bagi kita.
Persembahan Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya skripsi ini, karya sederhana ini penulis persembahkan untuk: wanita terhebat dalam hidupku, Ibu Sunarti, yang tak pernah putus doa serta usaha untuk putri kecilmu, serta pria tangguh dalam hidupku, Bapak Yarkoni, terimaksih atas cinta, peluh keringat, dan kucuran motivasi dalam hidupku. kakakku tersayang, Suciati dan kakak iparku Supriyadi, S.Pd., serta bintang kecilnya Muhammad Maulna Aslam, terimakasih atas dukungan, motivasi dan kasih sayang yang selalu diberikan untukku. adikku tercinta, Muhammad Abdul Sabar, terimakasih atas semua pengorbanan, cinta, serta dukunganmu untukku meraih impian. teman terindahku, Yuprahidin, terimakasih atas doa, cinta, semangat, dukungan serta motivasi di setiap hariku. keluarga besar Wisma Doa Ibu, terimakasih atas persabatan dan kekeluargaan yang begitu indah selama perjalanan di Unnes. dosen dan guruku, terimakasih atas ilmu yang diajarkan. Sambel Bara serta Jurusan Sejarah.
v
PRAKATA
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul Pengaruh Implementasi Model Project-Based Learning terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gubug Tahun Ajaran 2014/2015 ini dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang memberikan kesempatan untuk belajar di Universitas Negeri Semarang.
2.
Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang memberikan motivasi penulis.
3.
Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd., Ketua Jurusan Sejarah yang memberikan motivasi dan inspirasi penulis.
4.
Mukhamad Shokheh, S.Pd., M.A., pembimbing yang tidak lelah memberikan bimbingan, petunjuk, nasehat, dan arahan bagi penulis agar menyelesaikan skripsi ini.
5.
Dra. Sri Puji Astuti, Kepala SMA Negeri 1 Gubug yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis di SMA Negeri 1 Gubug.
6.
Dra. Maria Sri Gunarti, Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Gubug yang telah membantu dan membimbing penulis selama melakukan penelitian serta
vi
memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini. 7.
Peserta didik kelas X MIA 1, X MIA 5, dan X MIA 6 SMA Negeri 1 Gubug yang bersedia membantu dalam kelancaran penelitian.
8.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga kebaikan dan bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari
Allah SWT dan mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan makna dan manfaat bagi pembaca.
Semarang, Juni 2015 Penyusun
Widowati NIM. 3101411082
vii
SARI Widowati. 2015. Pengaruh Implementasi Model Project-Based Learning terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gubug Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi, Jurusan Sejarah, FIS, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Mukhamad Shokheh, S.Pd., M.A., 92 halaman. Kata kunci: Pengaruh, Model Project-Based Learning, Minat Belajar Studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Gubug menunjukkan bahwa minat belajar siswa kelas X cukup rendah, sehingga perlu dilakukan pembelajaran yang lebih variatif untuk meningkatkan minat belajar siswa. Salah satu model yang dapat diterapkan adalah model Project-Based Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model ProjectBased Learning pada pembelajaran sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug, mengetahui pengaruh penerapan model Project-Based Learning terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug, serta mengetahui dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik model Project-Based Learning mampu meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis eksperimen dengan desain True eksperimental design bentuk Pretest-posttest Control Group Design yaitu menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok (eksperimen dan kontrol) yang dipilih secara acak. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri 1 Gubug tahun ajaran 2014/2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan random sampling dan dipilih siswa kelas X MIA 5 dan X MIA 6 sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, dan angket. Analisis data penelitian dilakukan dalam dua hal yaitu analisis instrumen dan analisis data penelitian. Analisis instrumen meliputi uji validitas dan uji reliabilitas angket uji coba, sedangkan analisis data penelitian meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan dua rata-rata data pretestposttest dan uji regresi untuk data posttest. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui penerapan model Project-Based Learning meliputi tahap penyajian pertanyaan esensial, perencanaan, penjadwalan, pembuatan proyek, monitoring, penilaian, dan evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen yaitu 78,85 dan kelas kontrol 69,27. Hasil uji regresi menunjukkan nilai t = 10,398 dan ttabel = 2,022 karena thitung > ttabel, maka regresi berarti. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model ProjectBased Learning berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Koefisien determinasinya diperoleh = 0,740. Hal ini berarti skor minat belajar siswa 74,0 % dipengaruhi model Project-Based Learning dan sisanya 26,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Aspek-aspek yang dicapai dalam pembelajaran Project-Based Learning meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pencapaian aspek kognitif mencapai 13,90, aspek afektif mencapai 42,50%, dan aspek psikomotorik mencapai 40%. Penerapan model Project-Based Learning berpengaruh terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug, sehingga diharapkan guru bisa mengembangkan proses pembelajaran menggunakan model Project-Based Learning sebagai salah satu model pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Gubug.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii PERNYATAAN..................................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v PRAKATA ............................................................................................................. vi SARI..................................................................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang ..................................................................................................1 B. Rumusan Masalah .............................................................................................5 C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................................6 E. Batasan Istilah ...................................................................................................7 D. Sistematika Penulisan Skripsi .........................................................................10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 12 A. Kajian Pustaka ................................................................................................12 B. Landasan Teori ................................................................................................16 C. Kerangka Berpikir ...........................................................................................39 D. Hipotesis .........................................................................................................43 BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 44 A. Pendekatan Penelitian .....................................................................................44 B. Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................................48 C. Populasi Penelitian ..........................................................................................48 D. Sampel Penelitian............................................................................................49 ix
E. Variabel Penelitian ..........................................................................................50 F. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ...............................................................50 G. Analisis Data ...................................................................................................53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 60 A. Hasil Penelitian ...............................................................................................60 B. Pembahasan .....................................................................................................86 BAB V PENUTUP ................................................................................................ 91 A. Simpulan .........................................................................................................91 B. Saran ...............................................................................................................92 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93 LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 96
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Pretest-Posttest Control Group Design .................................... 45 Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas X ............................................................................ 49 Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Validitas Angket Uji Coba ...................................... 54 Tabel 4.1 Gambaran Umum Hasil Skor Angket Pre Test ......................................70 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test .................................. 70 Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Pre Test .............................. 71 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Pre Test ............ 72 Tabel 4.5 Gambaran Umum Hasil Skor Angket Post Test ...................................73 Tabel 4.6 Gambaran Umum Hasil Lembar Aktivitas Siswa ..................................74 Tabel 4.7 Gambaran Umum Hasil Lembar Pengamatan Sikap .............................75 Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test..................................76 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Post Test ..............................77 Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Signifikansi (uji t) Data Post Test ....................78 Tabel 4.11 Uji Regresi (Coefficients).................................................................... 79 Tabel 4.12 Uji Regresi (ANOVA) .........................................................................79 Tabel 4.13 Uji Regresi (Correlations) ...................................................................79 Tabel 4.14 Uji Regresi (Model Summary) .............................................................80 Tabel 4.15 Peningkatan Minat Belajar Siswa dengan Analisis Gain .....................82
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ...............................................................................42
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Daftar Siswa Kelas Eksperimen (X MIA 5) ...................................................97
2.
Daftar Siswa Kelas Kontrol (X MIA 6) ..........................................................98
3.
Silabus .............................................................................................................99
4.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ...................102
5.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ...........................129
6.
Kisi-kisi Angket Uji Coba.............................................................................142
7.
Angket Uji Coba ...........................................................................................143
8.
Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian..............155
9.
Kisi-kisi Angket Pre Test ..............................................................................157
10. Angket Pre Test .............................................................................................158 11. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pre Test .................................................165 12. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pre Test ...............................................167 13. Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pre Test.............................168 14. Kisi-kisi Angket Post Test ............................................................................170 15. Angket Post Test ..........................................................................................171 16. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ...............................................................178 17. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Post Test ................................................179 18. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Post Test ..............................................181 19. Hasil Perhitungan Uji Signifikansi (Uji t) Data Post Test ............................182 20. Kisi-kisi Angket Regresi Pengaruh Implementasi Model Project-Based Learning terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa ..........................................184 21. Angket Regresi Pengaruh Implementasi Model Project-Based Learning terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA N 1 Gubug Tahun Ajaran 2014/2015 ..........................................................................................185 22. Rekapitulasi Data Analisis Regresi Antara Implementasi Model ProjectBased Learning terhadap Minat Belajar Sejarah pada Siswa .......................195 23. Uji Regresi ...................................................................................................196 24. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen (X MIA 5) ..............199 25. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ....................................201 26. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol (X MIA 6) .....................202 27. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ...........................................204 28. Hasil Observasi Sikap Siswa Kelas Eksperimen .......................................205
xiii
29. Hasil Observasi Sikap Siswa Kelas Kontrol ..............................................206 30. Foto Pembelajaran Kelas Eksperimen .......................................................207 31. Foto Pembelajaran Kelas Kontrol ..............................................................209 32. Hasil Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen ........................................211 33. Hasil Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol ................................................214 34. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Kelas Eksperimen ............................217 35. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Kelas Kontrol ..................................220 36. Surat Keterangan Penelitian .......................................................................223
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan baik di sekolah dan di luar sekolah yang bertujuan untuk memberikan kecakapan hidup bagi peserta didik mampu memainkan peranannya dalam kehidupan dimasa sekarang dan masa yang akan datang (Hamalik, 2013:2). Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik (Trianto, 2011: 1). Salah satu usaha nyata untuk mewujudkan pendidikan yang optimal adalah melalui pembelajaran di sekolah. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, karena di sekolah dilaksanakan serangkaian kegiatan pendidikan terencana dan terorganisasi termasuk kegiatan pembelajaran di kelas. Kegiatan pembelajaran yang baik bukan saja terfokus pada hasil yang dicapai peserta didik, melainkan proses belajar mengajarnya juga mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan perilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka (Suprihatin, 2014). Begitu pula dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah di sekolah, selain untuk menghasilkan generasi yang
1
2
cerdas, diharapkan menghasilkan generasi yang bermoral, berkepribadian dan mengenal sejarah bangsanya melalui pembelajaran sejarah. Namun dalam kenyataannya, hasil penelitian dari Suryadi (2012:79) menunjukkan bahwa terdapat problematika dalam pembelajaran sejarah yang diklasifikasikan sebagai berikut : pertama, marginalisasi pembelajaran sejarah oleh pemerintah dalam struktur kurikulum dan marginalisasi oleh masyarakat; kedua, terkait materi pembelajaran sejarah; ketiga, terkait kompetensi guru sejarah yang kurang memadai. Permasalahan dalam pembelajaran sejarah muncul karena: (1) terkait marginalisasi pembelajaran sejarah oleh pemerintah, Wasino dalam Suryadi (2012:80) menjelaskan bahwa sistem pendidikan di Indonesia memang cenderung mementingkan pelajaran tertentu terutama yang ujikan secara nasional. Imbas dari tidak diujikan secara nasional maka otomatis muncul persepsi baik dari siswa, sekolah maupun masyarakat bahwa pembelajaran sejarah adalah sesuatu yang kurang penting karenanya sering disepelekan ketika diajarkan di sekolah, (2) adanya paradigma berpikir bahwa belajar sejarah sebatas pada hafalan tanggal, nama dan tokoh pada masa lalu sehingga siswa tidak tertarik mengikuti pelajaran sejarah di sekolah, (3) model pembelajaran sejarah yang digunakan guru kurang menantang daya intelektual peserta didik karena mata pelajaran sejarah diajarkan dengan satu metode andalan ceramah, sehingga sejarah identik dengan ceramah, seolah-olah pembelajaran sejarah mentabukan inovasi dalam desain pembelajaran. Kondisi tersebut juga masih ditemukan di SMA Negeri 1 Gubug, dimana dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah minat belajar siswa kelas X masih
3
cukup rendah. Rendahnya minat belajar siswa terlihat dari ketidaktertarikan siswa selama proses pembelajaran. Guru sejarah kelas X SMA Negeri 1 Gubug ibu Dra. Maria Sri Gunarti mengatakan bahwa saat mengumpulkan tugas harian ada beberapa siswa yang tidak mengumpulkan, seringkali siswa juga tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, ketika mengerjakan soal kadangkala siswa saling mencontek, dan siswa sering mengantuk ketika mengikuti pembelajaran sejarah terutama pada jam-jam siang. Hal ini didukung pendapat dari Sheila Raditya salah satu siswa kelas X MIA 5 SMA Negeri 1 Gubug yang mengatakan bahwa ia tidak suka mengikuti pembelajaran sejarah, karena selama pembelajaran sejarah guru hanya ceramah dan meminta siswa mengerjakan soal-soal yang ada di LKS. Melihat permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sejarah yang dipaparkan di atas dapat digarisbawahi bahwa pelaksanaan pembelajaran sejarah di sekolah belum dapat berlangsung dengan optimal, sehingga tujuan dari pembelajaran sejarah tidak dapat terlaksana dengan baik yang sesuai dengan harapan. Permasalahan dalam pembelajaran sejarah perlu segera ditangani sebab apabila tidak segera dilakukan perbaikan pembelajaran sejarah tidak akan pernah mengalami kemajuan. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menarik minat siswa untuk mempelajari sejarah melalui penggunaan metode pembelajaran sejarah yang bervariasi yang berpusat pada siswa. Selain itu, guru dapat memilih satu dari sekian banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah (Purnomo, 2012:4).
4
Model pembelajaran yang juga dapat dikembangkan dalam pembelajaran sejarah adalah model Project-Based Learning. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Syaifudin (2013) yang menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek efektif meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran berbasis proyek ini merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan pembelajaran untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata, sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hasil penelitian lain dari Dewi, Garminah dan Pudjawan (2012) menunjukkan
bahwa
penerapan
model
pembelajaran
berbasis
proyek
berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan model konvensional. Meningkatnya hasil belajar siswa akan mendorong peningkatan minat belajar siswa pula, karena dalam pelaksanaan model Project-Based Learning dapat membangun kamandirian dan kreativitas siswa. Selain itu, Sutirman (2013) berpendapat melalui pembelajaran berbasis proyek siswa dilatih untuk terbiasa bertanggungjawab mewujudkan apa yang telah direncanakan sesuai dengan minat dan kemampuannya. Menurut Thomas dalam Ngalimun (2013:190) Fokus pembelajaran dalam model Project-Based Learning adalah terletak pada prinsip-prinsip dan konsepkonsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, serta target utamanya adalah untuk menghasilkan produk yang
5
nyata. Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang sangat besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Project-Based Learning merupakan suatu model yang cocok untuk pendidikan yang merespon isu-isu peningkatan kualitas pendidikan. Berbeda dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan praktik kelas yang berdurasi pendek dan aktivitas pembelajaran berpusat pada guru, model Project-Based Learning menekankan kegiatan belajar yang relatif berdurasi panjang, berpusat pada siswa, dan terintegrasi dengan praktik dan isuisu dunia nyata. Penerapkan model pembelajaran seperti ini diharapkan dapat menarik minat belajar sejarah siswa. Berdasarkan pemaparan di atas, model Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang efektif untuk diterapkan pada pembelajaran sejarah. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti mengadakan suatu penelitian dengan judul: “Pengaruh Implementasi Model Project-Based Learning terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gubug Tahun Ajaran 2014/2015”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan model Project-Based Learning pada pembelajaran sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug ? 2. Adakah pengaruh penerapan model Project-Based Learning terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug ?
6
3. Dalam hal apakah pengaruh penerapan model Project-Based Learning mampu meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan penerapan model Project-Based Learning pada pembelajaran sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug. 2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model Project-Based Learning terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug. 3. Untuk mengetahui dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik model Project-Based Learning mampu meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi pembaca, serta sebagai alternatif dalam pembelajaran sejarah. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat berupa : a. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan memberikan solusi bagi para siswa agar dapat memahami dan mempelajari sejarah dengan menyenangkan, serta
7
membantu mereka untuk berpikir kritis, dan mampu meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran sejarah. b. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru-guru sejarah untuk menerapkan model Project-Based Learning dalam pembelajaran sejarah dan menentukan model pembelajaran sejarah selanjutnya. c. Bagi Sekolah Diharapkan
penelitian
ini
berguna
sebagai
bahan
pertimbangan
selanjutnya bagi sekolah untuk menggunakan model Project-Based Learning sebagai model pembelajaran sejarah. d. Bagi Pemerintah Memberikan gambaran yang nyata tentang kondisi pembelajaran sejarah serta masukan tentang kebijakan pendidikan yang ideal.
E. Batasan Istilah Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap judul skripsi ini dan agar tidak meluas sehingga skripsi ini tetap pada pengertiannya yang dimaksud dalam judul maka perlu adanya batasan istilah. 1) Pengaruh Pengaruh merupakan suatu daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 1150). Pengaruh adalah suatu daya yang ada atau timbul dari sesuatu hal yang memiliki akibat atau hasil dan dampak yang ada (Amin, 2011: 8).
8
Bila ditinjau dari pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa pengaruh adalah suatu daya yang ada atau timbul dari suatu hal yang memiliki akibat atau hasil dan dampak yang ada. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya dorong yang timbul dari penerapan model Project-Based
Learning pada pembelajaran sejarah sehingga dapat
meningkatkan minat belajar siswa pada Mata Pelajaran sejarah.
2) Model Pembelajaran Menurut Joyce (Ngalimun, 2013: 7) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Setiap model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyatiningsih, 2010) Menurut penulis, model pembelajaran merupakan penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran dalam rangka merencanakan, melaksanakan
dan
mengevaluasi
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
meningkatkan minat belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
9
3) Project-Based Learning Project-Based
Learning
merupakan
model
pembelajaran
yang
melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan pembelajaran untuk menghasilkan proyek yang nyata. Proyek-proyek yang dibuat oleh siswa mendorong berbagai kemampuan, tidak hanya pengetahuan atau masalah teknis, tetapi juga keterampilan praktis seperti mengatasi informasi yang tidak lengkap; menentukan tujuan sendiri; dan kerjasama kelompok (Sutirman, 2013). Project-Based Learning merupakan strategi belajar mengajar yang melibatkan siswa untuk mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat (Sani, 2014:172). Menurut
penulis,
Project-Based
Learning
merupakan
sebuah
pembelajaran dengan aktivitas jangka panjang yang melibatkan siswa dalam merancang,
membuat,
dan
menampilkan
produk
untuk
mengatasi
permasalahan dunia nyata.
4) Minat Belajar Wibowo dan Rodliyah (2010) mengatakan dalam penelitiannya bahwa minat belajar adalah kecenderungan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Yogi (2013) minat belajar adalah keterlibatan siswa dengan segenap pikiran dan penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang pengetahuan yang dituntutnya di sekolah.
10
Menurut penulis, minat belajar adalah ketertarikan seseorang untuk melakukan suatu hal untuk memperoleh pengalaman baru dalam bentuk perubahan tingkah laku akibat adanya pengetahuan.
F. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini disusun dalam tiga bagian utama yaitu bagian awal skripsi (prawacana), bagian pokok skripsi, dan bagian akhir skripsi. Ketiga bagian skripsi ini menggambarkan garis besar sistematika penulisan skripsi yang akan disusun peneliti dengan uraian sebagai berikut: Bagian pertama adalah, bagian awal skripsi. Bagian awal skripsi ini terdiri atas sampul berjudul, lembar berlogo, judul dalam, persetujuan pembimbing, pengesahan, pernyataan (keaslian karya ilmiah), motto dan persembahan, prakata, sari, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran. Bagian awal skripsi ini juga memiliki peraturan penulisan tersendiri yang berbeda dengan bagianbagian yang lainnya. Bagian Kedua adalah bagian pokok skripsi. Bagian pokok skripsi ini memuat lima bab yang terdiri atas bab pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil penelitian, serta kesimpulan dan saran. Pada bab pertama yaitu pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Pada bab kedua yaitu tinjauan pustaka yang berisi tentang landasan teori dan kerangka pemikiran. Pada bab ketiga yaitu metode penelitian, bab ini menguraikan tentang metode pendekatan, jenis penelitian, metode penentuan sampel yang digunakan, lokasi penelitian, fokus dan variabel penelitian, sumber data, alat dan
11
teknik pengumpulan data, objektivitas serta keabsahan data. Pada bab keempat yaitu hasil penelitian dan pembahasan, bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian. Pada bab terakhir adalah Penutup, bab ini menguraikan tentang simpulan dan saran yang merupakan jawaban dari masalah penelitian atau jawaban dari tujuan penelitian. Bagian ketiga dari sistematika penulisan skripsi ini adalah bagian akhir skripsi. Bagian ini memuat dua hal yang sangat penting yaitu daftar pustaka dan lampiran-lampiran. Lampiran-lampiran ini berisi instrumen penelitian, data penelitian, surat izin penelitian dan lain-lain.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka Berdasarkan penelusuran peneliti dapat disimpulkan bahwa penerapan model Project-Based Learning pada pembelajaran sejarah dan pengaruhnya terhadap minat belajar siswa, belum pernah dikaji dalam penelitian sebelumnya atau pun dalam referensi lainnya. Adapun referensi tersebut antara lain: Penelitian terdahulu oleh Nasrullah (2014) dalam Jurnal yang berjudul “Kontribusi Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Faktor Antusiasme, Intensitas, dan Kecakapan dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas II/3 SMPN 2 Makassar” menyimpulkan bahwa kontribusi model pembelajaran berbasis proyek, bukan hanya meningkatkan antusiasme, intensitas dan kecakapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, tetapi juga membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran yang diberikan. Namun, dalam hal ini peneliti belum menerapkan prosedur pembelajaran yang benar dalam melaksanakan model pembelajaran berbasis proyek, karena proyek yang dibuat siswa dalam pembelajaran tidak menyelesaikan permasalahan masyarakat atau permasalahan kontekstual yang sesuai dengan karakteristik model pembelajaran berbasis proyek. Penelitian relevan selanjutnya dilakukan oleh Suarni, Dantes dan Tika (2014) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Project terhadap Minat dan Hasil Belajar IPA Siswa kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Kuta”, menyimpulkan bahwa: (1) terdapat perbedaan minat belajar secara signifikan
12
13
antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. (2) terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. (3) terdapat perbedaan minat dan hasil belajar secara simultan antara siswa yang mengikuti model
pembelajaran
berbasis
proyek
dengan
siswa
yang
mengikuti
pembelajaran konvensional. Namun, penelitian ini tidak menunjukkan sintak dari proses model pembelajaran berbasis proyek, sehingga sulit untuk dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya. Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dewi, Garminah, dan Pudjawan (2012) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 8 Banyuning”, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan kelompok siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD N 8 Banyuning Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Namun, penelitian ini justru kurang menekankan hasil proyek apa yang akan dibuat dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan model Project-Based Learning. Selain penelitian, buku-buku yang relevan juga turut mendukung penelitian ini. Adapun buku yang relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah buku karya Ridwan Abdullah Sani yang berjudul “ Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014). Buku ini menjelaskan beberapa model pembelajaran yang cocok untuk
14
kurikulum 2013. Salah satu diantaranya adalah model Project-Based Learning (model pembelajaran berbasis proyek). Buku ini memberikan gambaran tentang pengertian, karakteristik, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran dengan model Project-Based Learning secara rinci. Namun, kajian dalam buku ini tidak menunjukkan korelasi atau hubungan model Project-Based Learning terhadap hal lainnya. Buku lainnya yang relevan yaitu buku karya Ngalimun yang berjudul “Strategi dan Model Pembelajaran”, (Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2013). Secara umum buku ini menawarkan berbagai strategi dan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan adalah model Project-Based Learning. Dijelaskan dalam buku ini bahwa model Project-Based Learning efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran. Namun, muatan buku ini hanya mengkaji berbagai dukungan teoretis dan keuntungan dari model Project-Based Learning saja, sehingga sulit untuk dipraktikkan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan referensi yang dijabarkan, terbukti bahwa dengan menerapkan model Project-Based Learning dalam pembelajaran menghasilkan berbagai keuntungan dan dapat meningkatkan antusiasme, intensitas, kecakapan dan pemahaman siswa serta minat belajar maupun hasil belajar siswa. Namun, dari penelitian-penelitian dan referensi lainnya di atas belum ada yang meneliti pengaruh implementasi model Project-Based Learning terhadap minat belajar sejarah siswa di SMA khususnya kelas X. Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti ingin mengkaji sebuah penelitian eksperimen
15
mengenai pengaruh implementasi model Project-Based Learning terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug. Berdasarkan pemaparan beberapa penelitian dan referensi di atas, menunjukkan bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang ada sebelumnya. Pada beberapa penelitian sebelumnya meskipun ada yang menggunakan model Project-Based Learning dalam pembelajaran, namun hanya model Project-Based Learningnya saja yang sama serta tidak mengkaji pengaruhnya terhadap minat belajar siswa. Selain itu, pemaparan di atas juga menunjukkan bahwa belum pernah ada yang mengkaji pengaruh model ProjectBased Learning terhadap mata pelajaran sejarah, yang sering ada adalah pengaruh model Project-Based Learning terhadap mata pelajaran lainnya, itupun tidak mengkaji pengaruhnya terhadap satu variabel minat belajar saja melainkan terhadap banyak atau lebih dari satu variabel. Selain itu, penelitianpenelitian di atas juga tidak menerapkan proses model Project-Based Learning yang sesuai dengan sintaknya seperti yang dibuat oleh peneliti. Sumber lainnya yang relevan juga tidak menyertakan variabel yang dapat dipengaruhi oleh model Project-Based Learning.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka
dapat disimpulkan bahawa penelitian yang akan dikaji oleh peneliti berbeda dengan penelitian-penelitian lainnya.
16
B. Landasan Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Sejarah 1.1 Belajar Throndike dalam Uno (2011: 11) menyatakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang berupa pikiran, perasaan, atau gerakan), dan respons. Stimulus hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, meskipun respon mungkin bermacam-macam bentuknya. Gagne dalam Slameto (2010:13) memberikan dua definisi yaitu: (a) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. (b) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh melalui instruksi. Sedangkan, Skinner dalam Uno (2011:13) menyatakan bahwa deskripsi hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan perubahan tingkah laku adalah deskripsi yang tidak lengkap. Sedangkan respon yang diberikan, dapat menghasilkan berbagai konsekuensi yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkah laku. Berdasarkan ketiga pandangan di atas, terungkap bahwa belajar adalah pemerolehan pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan tingkah laku / perilaku yang relatif menetap, sebagai akibat adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek (pengetahuan), atau melalui suatu penguatan (reinforcement) dalam
17
bentuk pengalaman terhadap suatu objek yang ada dalam lingkungan belajar. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia (Rifa’i & Anni, 2011:82). Oleh karena itu, belajar sangat penting bagi kehidupan manusia karena belajar merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan oleh setiap orang. Belajar adalah suatu kegiatan untuk memperoleh jawaban dari suatu masalah dan juga merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang sepanjang hayat. Belajar selalu melekat pada kehidupan karena setiap orang selalu dihadapkan pada persoalanpersoalan baru di dalam hidupnya. Skinner dalam Rifa’i & Anni (2011: 106) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku. Perilaku dalam belajar mempunyai arti luas, yang sifatnya bisa berwujud perilaku yang tidak tampak (inert behavior) atau perilaku yang tampak (overt behavior), sebagai suatu proses, dalam kegiatan belajar dibutuhkan waktu sampai mencapai hasil belajar berupa perubahan perilaku yang lebih sempurna dibandingkan dengan perilaku sebelum melakukan kegiatan. Pengertian belajar mengandung tiga unsur pokok, yaitu perubahan perilaku, pengalaman, lamanya waktu perubahan perilaku yang dimiliki oleh pembelajar (Rifa’i & Anni, 2011:82). Perubahan perilaku yang dimaksud dapat berbentuk perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
18
Gagne dalam Rifa’i & Anni (2011:98) merumuskan perubahan perilaku berkaitan dengan apa yang dipelajari oleh pembelajar dalam bentuk kemahiran intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, kemahiran motorik, dan sikap. Unsur-unsur
yang
terdapat
di
dalam
belajar
meliputi:
pembelajaran, stimulus, memori, dan respon (Gagne dalam Rifa’i & Anni, 2011:84). Belajar yang efektif dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal pembelajar. Faktor internal meliputi antara lain: faktor fisik, psikis, dan sosial, sedangkan faktor eksternal meliputi antara lain: tingkat kesulitan bahan ajar, tempat belajar, iklim atau cuaca, dan suasana lingkungan. Banyak sekali teori yang berkaitan dengan belajar yang dinamakan teori belajar. Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses dalam pikiran siswa. Berdasarkan suatu teori belajar, suatu pembelajaran diharapkan lebih meningkatkan keaktifan dan minat siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu teori belajar yang cocok dengan penelitian ini adalah teori Konstruktivistik. Teori Konstruktivistik yang dikembangkan oleh Piaget, berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil memiliki kemampuan untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang dikonstruksikan oleh anak sebagai subjek, maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi
19
pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan tersebut hanya untuk diingat sementara setelah itu dilupakan (Sanjaya, 2011: 123). Teori belajar Konstruktivistik ini efektif untuk dikembangkan dalam
proses
belajar
sejarah,
karena
dalam
perkembangannya
pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru saja tetapi lebih dari itu. Siswa mempunyai peran dalam belajar sehingga terjadilah interaksi dalam proses belajar tersebut. Selain itu menurut teori konstruktivisme, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru hanya sebagai fasilitator yang dapat memberikan kemudahan untuk proses ini. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri, serta mengajak siswa menjadi sadar, maka secara tidak sadar mereka akan menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (Trianto, 2011: 13).
1.2 Pembelajaran Sejarah Secara umum pembelajaran sebagai suatu proses merupakan rangkaian kegiatan yang dirancang guru dalam rangka membuat peserta didik belajar. Tujuan pembelajaran adalah membantu peserta didik agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu dapat membuat tingkah laku peserta didik bertambah baik kualitas maupun kuantitasnya (Suryadi, 2012:75).
20
Wasino (2007:4) mengatakan sejarah adalah hasil dari rekonstruksi ataupun sebuah proses pembangunan kembali tentang apa yang pernah terjadi di masa lampau.
Sedangkan Johnson (Kochhar, 2008: 2)
berpendapat bahwa sejarah dalam pengertian yang paling luas adalah segala sesuatu yang pernah terjadi. Materi yang dipelajari adalah jejakjejak yang ditinggalkan oleh keberadaan manusia di dunia, gagasan, tradisi dan lembaga sosial, bahasa, kitab-kitab, barang produksi manusia, fisik manusia itu sendiri, sisa-sisa fisik manusia, pemikirannya, perasaannya, dan tindakannya. Sejarah adalah ilmu tentang manusia. Sejarah berkaitan dengan manusia dalam ruang dan waktu. Sejarah menjelaskan masa kini. Kontinuitas dan koherensi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh sejarah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah merupakan proses membantu peserta didik agar memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman akan peristiwa masa lalu dan karenanya siswa dapat memahami, mengambil nilai-nilai serta mengaitkan hubungan antara masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Kurnia (2012) mengungkapkan Pembelajaran sejarah pada masa praaksara dilakukan oleh masyarakat melalui dua cara, yaitu melalui keluarga dan melalui masyarakat yang umumnya disampaikan melalui tutur lisan. Namun, seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan kegiatan pembelajaran sejarah juga dilakukan di instansi-instansi pendidikan seperti sekolah. Melalui pembelajaran sejarah di sekolah
21
peserta didik sebagai generasi penerus bangsa dapat mengetahui tentang kehidupan masyarakat pada masa lampau dan mengetahui perjuangan yang telah dilaksanakan pemimpin terdahulu sehingga peserta didik dapat menghargai perjuangan pahlawan dengan ikut berperan aktif, salah satunya yaitu bersungguh-sungguh dalam belajar. Tujuan pembelajaran
sejarah di
sekolah terdiri
dari (1)
pengetahuan; siswa harus mendapatkan pengetahuan tentang istilah, konsep, fakta, peristiwa, simbol, gagasan, kronologi, generalisasi, dan lain-lain (2) pemahaman; siswa harus mengembangkan pemahaman tentang istilah, fakta, peristiwa yang penting yang berkaitan dengan sejarah (3) pemikiran kritis; pelajaran sejarah harus membuat para siswa mampu mengembangkan pemikiran yang kritis (4) keterampilan praktis; pelajaran sejarah harus membuat siswa mampu mengembangkan keterampilan praktis dalam memahami fakta-fakta sejarah (5) minat; pelajaran sejarah harus membuat siswa mampu mengembangkan minatnya dalam studi tentang sejarah (6) perilaku; pelajaran sejarah harus membuat siswa mengembangkan perilaku sosial yang sehat (Kochar, 2008:51-53) Pembelajaran sejarah berfungsi untuk menyadarkan peserta didik akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu. Selain itu, pembelajaran sejarah juga berfungsi untuk membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu, masa kini, dan masa depan di tengah-tengah perubahan dunia.
22
Mengingat pentingnya pembelajaran sejarah bagi siswa, maka materi sejarah telah diajarkan di semua jenjang pendidikan. Mulai dari Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam kemasan mata pelajaran IPS sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai mata pelajaran tersendiri. Tujuan kurikuler pelajaran sejarah untuk sekolah menengah dijabarkan sebagai berikut: (1) mengajarkan kepada siswa berpikir sejarah, memahami konsep-konsep sejarah dan mampu menggunakan masa lampau untuk mempelajari masa sekarang dan masa yang akan datang; (2) mengajarkan kepada siswa berpikir secara kreatif; (3) mengajarkan menggunakan pengetahuan masa lampau untuk memahami masa sekarang agar dapat memecahkan masalahmasalah masa sekarang; (4) memahami perkembangan sejarah manusia;dan (5) menimbulkan sikap senang pada pelajaran sejarah. Melalui belajar sejarah, siswa dapat menanamkan semangat berbangsa dan bertanah air serta dapat memunculkan kesadaran sejarah dalam diri siswa, sehingga siswa dapat menemukan makna pentingnya sejarah bangsanya bagi pengembangan kehidupan dimasa yang akan datang (Aman, 2011:2).
2. Minat Belajar Sejarah 2.1 Pengertian Minat Belajar Menurut Winkel (Priharini, 2014:6). Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Adanya
23
suatu ketertarikan yang sifatnya tetap di dalam diri subjek atau seseorang yang sedang mengalaminya atas suatu bidang atau hal tertentu dan adanya rasa senang terhadap bidang atau hal tersebut, sehingga seseorang mendalaminya. Begitu pun dengan Slameto (2010:180) mengatakan bahwa Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Renninger (Pintrich dan Schunk, 1996: 303) memberi rumusan tentang minat sebagai berikut “interest not just in terms of a personal preference or liking for an activity or topic, but as occurring only when the individuals has both high value for an activity (choosing to do it, thinking it is important) and high stored knowledge about the activity or topic”, artinya minat tidak hanya kecenderungan seseorang untuk menyukai sebuah aktivitas atau topik, tetapi perasaan ketika seseorang memiliki nilai lebih pada sebuah aktivitas (pilihan untuk melakukan sesuatu yang penting) dan pengetahuan yang lebih tentang aktivitas atau topik. Berdasarkan pemaparan para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
minat
adalah
kecenderungan
dan
ketertarikan
untuk
memperhatikan dan melakukan sesuatu hal karena hal tersebut penting dan memiliki nilai lebih. Dengan demikian minat belajar dapat kita definisikan
sebagai
kecenderungan
dan
ketertarikan
untuk
memperhatikan dan melakukan sesuatu hal dalam aktivitas belajar karena hal tersebut penting dan memiliki nilai lebih.
24
2.2 Jenis-jenis Minat Belajar Secara garis besar beberapa ahli mengelompokkan minat menjadi beberapa jenis berdasarkan kriteria tertentu. Super & Krites (Suhartini, 2001:25) mengelompokkan minat menjadi empat jenis berdasarkan bentuk pengekspresian dari minat. (a) Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang menunjukkan apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau aktivitas. (b) Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada suatu kegiatan tertentu. (c) Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau keterampilan dalam suatu kegiatan. (d) Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan. Surya (Priharini, 2014:15) menggolongkan minat menjadi tiga jenis berdasarkan sebab-musabab atau alasan timbulnya minat. (1) Minat volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa adanya pengaruh dari luar. (2) Minat involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru. (3) Minat nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa secara paksa atau dihapuskan. Sedangkan Krapp (Suhartini, 2001:23) menggolongkan minat menjadi tiga jenis berdasarkan sifatnya, yaitu: (a) minat personal, merupakan minat yang bersifat permanen dan relatif stabil yang mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu, minat ini biasanya tumbuh dengan sendirinya tanpa pengaruh rangsangan eksternal; (b)
25
minat situasional, merupakan minat yang bersifat tidak permanen dan relatif berganti-ganti, tergantung rangsangan eksternal; (c) minat psikologikal, merupakan minat yang erat kaitannya dengan adanya interaksi antara minat personal dengan minat situasional yang terusmenerus dan berkesinambungan. 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar ada dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan segenap pikiran, emosi, dan persoalan dalam diri seseorang yang mengaduk minat sehingga tidak dapat dipusatkan. Sedangkan faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri anak. Slameto (2010: 54) berpendapat bahwa ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar yang berasal dari dalam diri siswa, yakni: (1) faktor Jasmani yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor kesehatan sangat mempengaruhi minat belajar, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit sehingga kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Cacat tubuh, yang berarti sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan seperti buta, tuli, patah kaki, patah tangan dan lain-lain; (2) faktor Psikologis, sekurangkurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat bakat, kematangan dan kesiapan; (3) faktor Kelelahan baik
jasmani
meupun
rohani.
Ketiga
faktor
tersebut
sangat
26
mempengaruhi minat seseorang untuk belajar sesuatu mata pelajaran. Agar siswa memiliki minat belajar yang baik haruslah ketiga faktor tersebut dalam keadaan baik pula. Kaitannya dengan proses belajar mengajar di sekolah faktor eksternal sangat mempengaruhi minat belajar siswa yaitu menyangkut tujuan belajar, guru, bahan pelajaran, metode mengajar, media pengajaran dan lingkungan. Adapun faktor eksternal itu meliputi: (1) tujuan pengajaran, tujuan pengajaran dapat membangkitkan minat belajar siswa sebab dengan adanya tujuan ini seorang siswa akan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut; (2) guru yang mengajar, interaksi guru dengan siswa pun memegang peranan dalam membangkitkan minat belajar siswa. Seorang guru yang akrab dengan siswanya akan cenderung disukai oleh siswa. Sehubungan dengan hal tersebut; (3) bahan pelajaran, bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar; (4) metode pengajaran, dalam penyampaian materi kepada siswa, seorang guru hendaknya mempergunakan metode mengajar yang sesuai dengan sifat bahan pelajaran, serta situasi kondisi kelas sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa; (5) media pengajaran,
media
dalam
mengajar
memegang
peranan
untuk
menciptakan proses belajar mengajar yang efektif sehingga pelajaran mudah dipahami oleh siswa; (6) lingkungan, siswa akan berminat terhadap suatu pelajaran, jika ia berada dalam suatu situasi atau lingkungan yang mendorong tumbuhnya minat tersebut.
27
2.4 Fungsi Minat dalam Belajar Minat berfungsi sebagai pendorong keinginan seseorang, penguat hasrat dan sebagai penggerak dalam berbuat yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan tujuan dan arah tingkah laku sehari-hari. Dari pandangan di atas jika dijabarkan minat ini memiliki beberapa fungsi, yaitu: (a) mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi; (b) menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai dan; (c) menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang serasi guna mencapai tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut, The Liang Gie dalam Faqiir (2011) menyebutkan ada lima fungsi minat dalam belajar, yaitu: (1) minat melahirkan perhatian yang serta merta; perhatian yang serta merta terjadi secara spontan, bersifat wajar mudah bertahan dan tumbuh tanpa pemakaian. (2) minat memudahkan tercapainya konsentrasi; minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seorang siswa yaitu pemusatan pikiran terhadap suatu pelajaran, tanpa minat maka konsentrasi terhadap pelajaran juga sulit di perkembangan dan di pertahankan. (3) minat mencegah gangguan perhatian di luar; seseorang mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, kalau minat studinya kecil. (4) minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan; Pengingatan itu hanya mungkin terlaksana kalau siswa berminat terhadap pelajarannya. (5) minat memperkecil kebosanan belajar dalam
28
diri siswa; minat untuk melakukan sesuatu berasal dari dalam diri seseorang. Oleh karena itu penghapusan kebosanan dalam studi dari seorang siswa juga hanya bisa terlaksana dengan jalan menumbuhkan minat studi dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar-besarnya. 2.5 Cara Menumbuhkan Minat Belajar Minat merupakan salah satu hal
yang ikut menentukan
keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik dalam studi, kerja dan kegiatan- kegiatan lain, hal tersebut karena minat akan memunculkan perhatian yang spontan terhadap bidang tersebut (Loekmono, 1994 : 62). Ketika seorang siswa mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu maka siswa tersebut akan merasakan senang dan dapat memberi perhatian pada mata pelajaran sehingga menimbulkan sikap keterlibatan ingin belajar. Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa proses belajar akan berjalan lancar bila disertai dengan minat belajar sehingga dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu. Minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing individu. Ada pun pihak lain hanya memperkuat menumbuhkan minat dan untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang. Menurut Loekmono (1994: 61) beberapa hal yang bisa dilakukan oleh siswa untuk menumbuhkan minat terhadap bidang studi tertentu yaitu berusaha memperoleh informasi tentang bidang studi tersebut, melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bidang studi tersebut.
29
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam upaya memperkuat dan menumbuhkan minat adalah
dengan memelihara minat yang telah
dimiliki siswa, pihak di luar siswa khususnya guru pun dapat membantu hal tersebut. Tanner dalam Slameto (2010:181) menjelaskan bahwa selain memanfaatkan minat yang sudah ada, pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan suatu bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya kepada siswa dimasa yang akan datang. Menurut Purnomo (2012: 4) salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru untuk menarik minat siswa dalam belajar khususnya belajar sejarah yaitu melalui penggunaan metode pembelajaran sejarah yang bervariasi yang berpusat pada siswa. Guru dapat memilih satu dari sekian banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dapat menggairahkan belajar anak didik. Penggunaan model yang bervariasi juga dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalam menyerap bahan belajar. Umpan balik dari anak didik akan bangkit sejalan dengan penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi psikologis anak didik, maka penting memahami kondisi psikologis anak didik sebelum menggunakan model pembelajaran guna mendapatkan umpan balik optimal dari setiap anak didik.
30
3. Project-Based Learning 3.1 Project-Based Learning Menurut
Buck
Institute
for
Education
(Sutirman,
2013)
menyatakan bahwa Project-Based Learning adalah suatu metode pengajaran sistematis yang melibatkan para siswa dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan melalui proses yang terstruktur, pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk menghasilkan produk. Menurut Guarasa (Sutirman, 2013) Project-Based Learning adalah strategi yang berpusat pada siswa yang mendorong inisiatif yang memfokuskan siswa pada dunia nyata, dan dapat meningkatkan motivasi mereka. Proyek yang dibuat dapat merupakan proyek dari satu guru, atau proyek bersama dari beberapa guru yang mengasuh pelajaran yang berbeda. Siswa dilatih untuk melakukan analisis terhadap permasalahan, kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi, interpretasi, dan penilaian dalam mengerjakan proyek yang terkait dengan permasalahan yang dikaji. Pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan kreativitasnya dalam merancang dan membuat proyek yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah. (Sani, 2014: 17). Secara
teoretik
dan
konseptual,
pendekatan
Project-Based
Learning ini juga didukung oleh teori aktivitas (Hung dan Wong 2000; Activity Theory) menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas: (a) tujuan yang ingin dicapai dengan (b) subjek yang berada di dalam konteks (c) suatu masyarakat dimana pekerjaan itu dilakukan
31
dengan perantara (d) alat-alat, (e) peraturan kerja, dan (f) pembagian tugas. Penerapan model Project-Based Learning dikelas bertumpu pada kegiatan belajar yang lebih menekankan pada kegiatan aktif dalam bentuk melakukan sesuatu dari pada kegiatan pasif “menerima” transfer pengetahuan dari pengajar. Pendekatan Project-Based Learning juga didukung teori belajar konstruktivistik yang bersandar pada ide bahwa siswa membangun pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri. Pendekatan Project-Based Learning dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Tatkala pendekatan proyek ini dilakukan dalam modus belajar kolaboratif dalam kelompok kecil siswa, pendekatan ini juga mendapat dukungan teoretik yang bersumber dari konstruktivisme sosial Vygotsky yang memberikan landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas interaksi antar
personal.
Adanya
peluang
untuk
menyampaikan
ide,
mendengarkan ide-ide orang lain, dan merefleksikan ide sendiri pada ide-ide orang lain, adalah suatu bentuk pengalaman pemberdayaan individu. Berdasarkan perspektif teoretik ini, pendekatan belajar berbasis proyek
memberikan alternatif lingkungan belajar otentik dimana
pembelajar
dapat
membantu
memudahkan
siswa
meningkatkan
keterampilan mereka di dalam bekerja dan pemecahan masalah secara kolaboratif (Ngalimun, 2013:188).
32
3.2 Karakteristik Model Project-Based Learning Menurut Buck Institute for Education (Wena, 2009:145) belajar berbasis proyek memiliki karakteristik berikut. (a) Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja. (b) Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya. (c) Siswa merancang proses untuk mencapai hasil. (d) Siswa bertanggungjawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan. (e) Siswa melakukan evaluasi secara kontinyu. (f) Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan. (g) Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya. (h) Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan. 3.3 Prinsip-prinsip Model Project-Based Learning Menurut Thomas (Wena, 2009: 145) pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa prinsip dalam penerapannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah: sentralistis, pertanyaan penuntun, investigasi konstruktif, otonomi, dan realistis. Sentralistis,
maksudnya
adalah
model
pembelajaran
ini
merupakan pusat dari strategi pembelajaran, karena siswa mempelajari konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Pekerjaan proyek merupakan pusat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di kelas. Pertanyaan penuntun, hal ini mengandung makna bahwa pekerjaan proyek yang dilakukan oleh siswa bersumber pada pertanyaan atau persoalan yang menuntun siswa untuk menemukan konsep mengenai
33
bidang tertentu. Dalam hal ini aktivitas bekerja menjadi motivasi eksternal yang dapat membangkitkan motivasi internal pada diri siswa untuk membangun kemandirian dalam menyelesaikan tugas. Investigasi konstruktif, artinya bahwa dalam pembelajaran berbasis proyek terjadi proses investigasi yang dilakukan oleh siswa untuk merumuskan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek. Oleh karena itu guru harus dapat merancang strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan proses pencarian atau pendalaman konsep pengetahuan dalam rangka menyelesaikan masalah atau proyek yang dihadapi. Otonomi, dalam pembelajaran berbasis proyek siswa diberi kebebasan atau otonomi untuk menentukan target sendiri dan bertanggungjawab terhadap apa yang dikerjakan. Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator untuk mendukung keberhasilan siswa dalam belajar. Realistis, proyek yang dikerjakan siswa merupakan pekerjaan nyata yang sesuai dengan kenyataan dilapangan kerja atau masyarakat. Proyek yang dikerjakan bukan dalam bentuk simulasi atau imitasi, melainkan pekerjaan atau permasalahan yang benar-benar nyata. Mengacu
kepada
prinsip-prinsip
tersebut
di
atas,
maka
pembelajaran dengan menerapkan Project-Based Learning akan sangat bermanfaat bagi pengembangan diri dan masa depan siswa. Siswa yang terbiasa belajar dengan pekerjaan proyek akan menjadi pribadi yang ulet, kritis, mandiri, dan produktif.
34
3.4 Kelebihan Model Project-Based Learning Menurut Moursund (Wena, 2009: 147) keuntungan pembelajaran berbasis
proyek
adalah
meningkatkan
motivasi,
meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah, meningkatkan kemampuan studi pustaka,
meningkatkan
kolaborasi,
meningkatkan
keterampilan
manajemen sumber daya. Pengalaman yang dilakukan oleh Intel Corporation melalui Intel Teach Program (Sutirman, 2013: 45) menunjukkan bahwa penerapan Project-Based Learning membawa keuntungan terutama bagi siswa, yaitu:
(1)
meningkatkan
frekuensi
kehadiran,
menumbuhkan
kemandirian, dan sikap positif terhadap belajar; (2) memberikan keuntungan akademik yang sama atau lebih baik dari pada yang dihasilkan oleh model lain, dimana siswa yang terlibat dalam proyek memiliki tanggungjawab yang lebih besar untuk pembelajaran mereka sendiri;
(3)
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengembangkan keterampilan yang kompleks, seperti berpikir tingkat tinggi, pemecahan masalah, bekerjasama, dan berkomunikasi; (4) memperluas akses belajar siswa sehingga menjadi strategi untuk melibatkan siswa dengan beragam budaya. Sani (2014:177) menyatakan beberapa keuntungan menggunakan model Project-Based Learning. (1) Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan penting. (2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. (3) Membuat siswa lebih aktif dalam meyelesaikan permasalahan yang
35
kompleks. (4) Meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerjasama. (5) Mendorong siswa mempraktikkan keterampilan berkomunikasi. (6) Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber daya. (7) Memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasi proyek, mengalokasikan waktu, dan mengelola sumber daya seperti peralatan dan bahan untuk menyelesaikan tugas. (8) Memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk berkembang sesuai kondisi dunia nyata. (9) Melibatkan
siswa
untuk
belajar
mengumpulkan
informasi
dan
menerapkan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan di dunia nyata. (10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan. 3.5 Kekurangan Model Project-Based Learning Sani (2014: 177) mengatakan beberapa kekurangan model ProjectBased Learning, yaitu: (a) membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk; (b) membutuhkan biaya yang cukup; (c) membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar; (d) membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai; (e) tidak sesuai untuk siswa yang mudah menyerah dan tidak memiliki pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan; (f) kesulitan melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok. 3.6 Langkah-langkah Project-Based Learning Wena (2009: 108) membagi tahap pelaksanaan model ProjectBased Learning menjadi tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Tahap perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan merumuskan tujuan proyek; menganalisis karakteristik
36
siswa;
merumuskan
strategi
pembelajaran;
membuat
jobsheet;
merancang kebutuhan sumber belajar; dan merancang alat evaluasi. Tahap pelaksanaan mencakup aktivitas mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan; menjelaskan tugas-tugas proyek; mengelompokkan siswa sesuai dengan tugas; dan mengerjakan proyek. Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Hasil evaluasi menjadi bahan masukan bagi siswa dan bagi guru untuk merancang pembelajaran selanjutnya. Sutirman (2013: 46) menyebutkan langkah-langkah pelaksanaan model Project-Based Learning yang dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap orientasi, desain, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap pertama, tahap orientasi adalah tahap menumbuhkan motivasi belajar siswa dan penyampaian pertanyaan-pertanyaan penuntun. Tahap kedua, tahap desain yaitu tahap dimana siswa menindaklanjuti pertanyaan-pertanyaan penuntun dengan merancang proyek yang akan dibuat. Pada tahap ini juga disusun jadwal kegiatan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Tahap ketiga, adalah pelaksanaan yang merupakan kegiatan inti, yaitu mengerjakan proyek yang telah dirancang sebelumnya, sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Keempat, tahap evaluasi merupakan upaya yang dilakukan untuk menilai proses kegiatandan hasil kerja proyek. Tahap evaluasi berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam merancang dan melaksanakan strategi pembelajaran. Selain bagi guru berguna pula bagi siswa untuk mengetahui efektivitas rencana dan proses kerja proyek
37
yang dilakukan, serta mengukur sejauh mana kualitas produk yang dihasilkan. Sedangkan Sani (2014:180) mengemukakan lima tahapan dalam pelaksanaan model Project-Based Learning dengan rincian sebagai berikut: (1) mengajukan pertanyaan esensial atau pertanyaan penting. (2) membuat perencanaan. (3) membuat penjadwalan. (4) mengawasi atau memonitor kemajuan belajar. (5) melakukan penilaian. Berdasarkan beberapa uraian tahapan model Project-Based Learning diatas, dapat disimpulkan bahwa tahapan-tahapan dalam model Project-Based Learning adalah penyajian permasalahan, membuat perencanaan, menyusun penjadwalan, pembuatan proyek, memonitor pembuatan proyek, melakukan penilaian, dan evaluasi. Penyajian Permasalahan, permasalahan diajukan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan awal uang diajukan adalah pertanyaan esensial (penting) yang dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam belajar. Permasalahan yang dibahas adalah permasalahan dunia nyata yang membutuhkan investigasi mendalam. Guru harus memastikan bahwa permasalahan relevan untuk siswa agar mereka terlibat secaramental. Membuat kompetensi
perencanaan,
yang
akan
guru
dikaji
perlu
ketika
merencanakan
membahas
standar
permasalahan.
Kompetensi yang dikaji sebaiknya mencakup konsep penting yang ada dalam kurikulum. Guru seharusnya melibatkan siswa dalam bertanya, membuat perencanaan, dan melengkapi rencana kegiatan pembuatan proyek / karya. Kegiatan ini melibatkan guru dan siswa dalam
38
melakukan curah pendapat yang mendukung inkuiri untuk penyelesaian permasalahan. Menyusun penjadwalan, siswa harus membuat penjadwalan pelaksanaan proyek yang disepakati bersama guru. Siswa mengajukan tahapan pengerjaan proyek dengan menetapkan acuan yang akan dilaporkan pada setiap pertemuan di kelas, sehingga pembuatan proyek dapat selesai tepat waktu sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Pembuatan proyek, setelah melakukan perencanaan dan membuat penjadwalan terhadap proyek yang akan dibuat, tahapan selanjutnya adalah pembuatan proyek. Pembuatan proyek ini dilakukan secara mandiri oleh siswa secara berkelompok, guru hanya berperan sebagai motivator dan vasilitator. Pembuatan proyek ini dilakukan sesuai dengan perencanaan dan penjadwalan yang telah dibuat sebelumnya, sehingga pembuatan proyek dapat berjalan secara sistematis dan tepat waktu. Memonitor pembuatan proyek, pelaksanaan pekerjaan siswa harus dimonitor dan difasilitasi prosesnya, paling sedikit pada dua tahapan yang dilakukan oleh siswa (Checkpoint). Fasilitasi yang juga perlu dilakukan adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja di laboratorium atau fasilitas lainnya jika dibutuhkan. Guru perlu melakukan mentoring pelaksanaan proses, serta menyediakan rubrik dan instruksi tentang apa yang harus dilakukan untuk setiap konten pembelajaran. Melakukan penilaian, penilaian dilakukan secara autentik dan guru perlu memvariasikan jenis penilaian yang digunakan. Penilaian proyek
39
merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi
sejak
dari
perencanaan,
pengumpulan
data,
pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data. Evaluasi, evaluasi dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran yang dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Siswa perlu berbagi perasaan dan pengalaman, mendiskusikan apa yang sukses, mendiskusikan apa yang perlu diubah, dan berbagi ide yang mengarah pada inkuiri baru
C. Kerangka Berpikir Proses pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut bisa berasal dari siswa, guru, lingkungan dan lain-lain. Apabila faktor-faktor tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik, maka akan memunculkan berbagai permasalahan dalam pembelajaran sejarah. Salah satu masalah yang sering ditemui dalam pembelajaran sejarah adalah masih banyaknya guru yang menggunakan paradigma konvensional, yaitu paradigma guru menjelaskan dan murid mendengarkan. Model pembelajaran sejarah seperti ini kurang menantang bagi siswa dan telah menjadikan pelajaran sejarah semakin membosankan. Model pembelajaran sangat berperan dalam sebuah pembelajaran khususnya sejarah. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dapat menghilangkan kebosanan siswa sehingga akan menumbuhkan minat belajar dalam diri siswa pada pembelajaran sejarah. Salah satu model yang dapat menumbuhkan minat belajar sejarah adalah dengan menggunakan model
40
Project-Based Learning. Model Project-Based Learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan pembelajaran untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata. Penerapan model Project-Based Learning pada pembelajaran sejarah ini dimulai dengan pemberian pertanyaan esensial (penting) yang dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam belajar. Langkah berikutnya adalah siswa membuat perencanaan proyek dengan pendampingan guru. Langkah selanjutnya adalah menyusun penjadwalan, siswa harus membuat penjadwalan pelaksanaan proyek yang disepakati bersama guru serta mengajukan tahapan pengerjaan proyek dengan menetapkan acuan yang akan dilaporkan pada setiap pertemuan di kelas. Setelah itu, guru melakukan Monitoring pelaksanaan proses, serta menyediakan rubrik dan instruksi tentang apa yang harus dilakukan untuk setiap konten pembelajaran. Selanjutnya adalah penilaian, penilaian proyek ini digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan melakukan penyelidikan, dan kemampuan menerapkan keterampilan membuat proyek atau karya. Langkah yang terakhir adalah evaluasi yang dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran yang dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Pembelajaran sejarah dengan model Project-Based Learning sangat berguna dalam mengkaji materi sejarah lebih dalam lagi dan mengaitkannya dengan isu-isu dunia nyata saat ini, melaksanakan pekerjaan secara sistematis sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan dijadwalkan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkolaborasi dalam mengerjakan pekerjaan, serta target utamanya adalah untuk menghasilkan produk yang nyata.
41
Pembelajaran sejarah dengan model Project-Based Learning akan membuat siswa menguasai beberapa aspek dalam pembelajaran seperti aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik yang dapat memicu timbulnya minat belajar siswa. Penggunaan model Project-Based Learning ini dalam pembelajaran sejarah, diharapkan akan meningkatkan minat belajar sejarah siswa.
42
Pembelajaran Sejarah
Masalah Pembelajaran Sejarah
Guru
Siswa
Marginalisasi pembelajaran sejarah Materi sejarah membosankan Model pembelajaran sejarah kurang menantang
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Model Project-Based Learning
Model Konvensional
Pertanyaan
Evaluasi
Rencana
Penilaian
Minat belajar sejarah siswa:
Penjadwalan
Monitor
Perasaan senang, Perhatian, Rasa ingin tahu
Bekerja secara sistematis Melatih berpikir kritis Meningkatkan kolaborasi Menumbuhkan produktivitas siswa
Aspek Kognitif
Aspek Afektif
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Aspek Psikomotorik
43
D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006: 71). Berdasarkan uraian dalam kerangka berfikir diatas tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: (Ha) : Ada pengaruh penerapan model Project-Based Learning terhadap minat belajar sejarah siswa.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif jenis eksperimen. Sugiyono (2010:107) menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam penelitian ini, statistik memegang peranan dalam menganalisa data-data penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian. Penelitian ini membagi kelompok menjadi dua, yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan, yakni dengan menggunakan model Project-Based Learning dalam pembelajaran sejarah. Kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah sebagai kelompok pembanding untuk kelompok eksperimen, yakni menggunakan model konvensional dengan metode ceramah dalam pembelajaran sejarah. Perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model Project-Based Learning terhadap peningkatan minat belajar sejarah siswa. Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah True eksperimental design. Dikatakan True eksperimental design karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen, sehingga validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari True
44
45
eksperimental design adalah bahwa sampel yang digunakan untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol diambil secara acak dari populasi tertentu (Sugiyono, 2010:112). Adapun bentuk desain True eksperimental design yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-posttest Control Group Design, dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random. (Sugiyono, 2010: 113). Mekanisme penelitian dari kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol digambarkan dalam tabel 3.1 : Tabel 3.1. Desain Pretest-posttest Control Group Design Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen
T1
X
T2
Kontrol
T3
-
T4
(Sugiyono, 2010:112) Keterangan : T1
: Pretest yang dilaksanakan pada kelas eksperimen
T3
: Pretest yang dilaksanakan pada kelas kontrol
X
: Perlakuan berupa model Project-Based Learning yang diberikan
pada kelas eksperimen T2
: Posttest yang dilaksanakan pada kelas eksperimen
T4
: Posttest yang dilaksanakan pada kelas kontrol Mekanisme desain ini dimulai dari kedua kelompok diberikan pretest
dengan soal yang sama. kemudian kelompok eksperimen diberikan treatment berupa pembelajaran dengan model Project-Based Learning, sedangkan kelas kontrol tidak diberikan treatment. Selanjutnya,
kedua kelompok tersebut
46
diberikan postest sebagai nilai akhir. Hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dibandingkan untuk melihat adanya perbedaan minat belajar siswa dengan menggunakan model Project-Based Learning dan yang tidak menggunakan model Project-Based Learning pada mata pelajaran sejarah. Prosedur penelitian ini meliputi beberapa tahapan, mulai dari tahap pra lapangan, tahap pelaksanaan penelitian, tahap analisis data, dan membuat simpulan. Tahapan-tahapan ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian, agar penelitian dapat berjalan secara sistematis. Tahap pra lapangan dilakukan untuk mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan sebelum melakukan penelitian. Mulai dari mengurus surat izin observasi yang dilakukan oleh peneliti. Setelah permohonan izin disetujui oleh sekolah yang digunakan peneliti sebagai tempat penelitian, kemudian peneliti melakukan observasi awal. Observasi awal dilakukan dengan mewancarai guru sejarah kelas X mengenai gambaran proses pembelajaran secara umum dan menelaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian berupa silabus, RPP, dan lembar kerja siswa. Langkah berikutnya adalah menyusun kisi-kisi instrumen untuk memudahkan penyusunan instrumen. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Setelah instrumen jadi, peneliti mengujicobakan instrumen tes. Uji coba instrumen tes dilakukan pada siswa kelas X yang tidak dikenai perlakuan atau kelas yang tidak dijadikan subjek penelitian. Selanjutnya peneliti
47
mentabulasikan data hasil uji coba untuk dianalisis, kemudian peneliti menentukan instrumen tes yang memenuhi syarat berdasarkan hasil analisis. Tahapan selanjutnya adalah tahap pelaksanaan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian ini di awali dengan memberikan pre-test kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah di ketahui kondisi awalnya, peneliti memberikan perlakuan kepada satu kelas eksperimen dengan model ProjectBased Learning. Pada tahapan ini terdapat dua kegiatan utama, yaitu : Pertama, kegiatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai RPP yang telah disusun. Kedua, kegiatan observasi yang dilakukan oleh observer. Setelah selesai memberikan perlakuan pada kelas eksperimen, peneliti memberikan post-test kepada kedua kelas tersebut. Tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Setelah semua materi pembelajaran disampaikan kepada siswa dan tugas-tugas untuk pembelajaran proyek telah dilakukan oleh siswa, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data tes angket. Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis, yaitu untuk mengetahui apakah penggunaan model Project-Based Learning berpengaruh terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug tahun ajaran 2014/2015. Tahapan yang terakhir adalah membuat simpulan, yaitu menyimpulkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan. Simpulan hasil penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang telah dilakukan. Selanjutnya membuat laporan hasil penelitian.
48
B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai April 2015. Dimulai dari observasi, uji coba, pre test, proses pembelajaran dan post test. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Gubug yang terletak di Jl. A. Yani No. 171 Gubug Kec. Gubug Kab. Grobogan Jawa Tengah. Alasan pemilihan lokasi tersebut dikarenakan SMA Negeri 1 Gubug merupakan salah satu sekolah favorit di kabupaten Grobogan, khususnya di kecamatan Gubug. Pelajaran sejarah di sekolah tersebut juga diampu oleh guru yang sudah cukup senior sehingga kurang terbuka terhadap inovasi model pembelajaran yang modern seperti model Project-Based Learning.
C. Populasi Peneiltian Populasi
merupakan
keseluruhan
subyek
penelitian.
Peneliti
menggunakan seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri 1 Gubug tahun ajaran 2014/2015 sebagai populasi penelitian. Siswa kelas X MIA terdiri atas tujuh kelas yaitu kelas X MIA 1 sampai dengan X MIA 7. Siswa masing-masing kelas berjumlah 40 siswa. Jumlah yang sama ini dikarenakan standart yang tinggi yang dituntut dari pihak sekolah sehingga menyeleksi siswa sedemikian rupa yang menjadikan tingkat homogenitas diantara mereka cukup tinggi. Berikut ini adalah data keseluruhan jumlah siswa kelas X MIA SMA Negeri 1 Gubug :
49
Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas X No
Kelas
Jumlah Kelas
1
X MIA 1
40
2
X MIA 2
40
3
X MIA 3
40
4
X MIA 4
40
5
X MIA 5
40
6
X MIA 6
40
7
X MIA 7
40
Jumlah 280 (Sumber: Dokumen SMA Negeri 1 Gubug)
D. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 118). Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik probability sampling tipe simple random sampling. Teknik ini memiliki ciri setiap unsur (anggota) populasi diberikan peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Simple random sampling adalah teknik penentuan sampel secara sederhana. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu karena populasi dalam keadaan homogen. Berdasarkan pertimbangan tersebut, sampel dalam penelitian ini diambil dua kelas secara acak, satu kelas digunakan sebagai kelas eksperimen yakni kelas X MIA 5 yang menggunakan model Project-Based Learning dan kelas X MIA 6 sebagai kelas kontrol yang tidak menggunakan model Project-Based Learning.
50
E. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variansi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel Bebas Variabel
bebas
(Independent
Variable)
merupakan
variabel
yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2010: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model Project-Based Learning 2. Variabel Terikat Variabel terikat (Dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug tahun ajaran 2014/2015.
F. Alat dan Teknik Pengumpulan Data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan (Sanjaya, 2011: 205). Penelitian ini memerlukan alat dan teknik yang dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data. 1. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden berupa angket pre-test dan post-test.
51
b. Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini, seperti daftar nilai sejarah kelas X, daftar nama siswa kelas X, dan sebagainya. 2. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh peneliti yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2006 : 156). Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung sebelum maupun selama proses penelitian. Sebelum penelitian dimulai, dilakukan observasi mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran, proses pembelajaran dan kendala-kendala dalam proses pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Gubug terutama kelas X MIA. Saat kegiatan penelitian berlangsung juga dilakukan observasi. Observasi yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen maupun kelas kontrol digunakan lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas belajar siswa dalam kelas. Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh peneliti sendiri yang dilaksanakan selama proses pembelajaran dengan mengisi lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. b. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara memperoleh data dari barangbarang tertulis seperti buku, majalah, peraturan, dan lain-lain (Arikunto, 2006:
158). Dokumentasi
pada penelitian ini
digunakan untuk
mendapatkan data mengenai alamat sekolah, daftar nama siswa kelas X
52
SMA Negeri 1 Gubug yang akan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol secara keseluruhan, gambaran umum sekolah serta foto-foto dalam proses penelitian. c. Angket Angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151). Angket dalam penelitian ini terdiri dari daftar butir-butir pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan dipergunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang berkaitan dengan minat belajar dan penerapan model Project-Based Learning dalam pembelajaran sejarah. Metode angket dilakukan untuk mendapatkan data dari responden secara pribadi. Angket berisi sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk diisi dengan check point, jawaban kuesioner ini bersifat tertutup dengan 5 pilihan tiap jenis pertanyaan. Angket digunakan untuk mengetahui minat belajar sejarah pada siswa. Adapun angket mempunyai kelebihan sebagai berikut: 1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti. 2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. 3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing. 4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malumalu menjawab. 5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama (Arikunto, 2006:152).
53
G. Analisis Data 1. Analisis Instrumen Analisis hasil uji coba instrumen adalah untuk mengetahui item-item dalam angket sudah memenuhi syarat angket yang baik atau tidak. Analisis hasil uji coba instrumen juga menguji apakah angket tersebut valid dan reliabel sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Analisis yang akan digunakan meliputi validitas dan reliabilitas. a. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 168). Validitas adalah kemampuan alat ukur yang memenuhi fungsinya sebagai alat ukur itu, alat ukur itu harus mampu mengukur apa yang harus diukur. Sebelum angket yang sesungguhnya disebar, terlebih dahulu perlu dilakukan uji coba instrumen pada beberapa responden adalah sebagai sampel. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan butir pernyataan yang tidak relevan, mengevaluasi apakah pertanyaan yang diajukan dalam angket mudah dimengerti oleh responden atau tidak, dan untuk mengetahui lamanya pengisian angket. Peneliti menggunakan analisis butir dengan menskor angket yang kemudian ditabulasi dan di masukkan dalam rumus Korelasi Product Moment, dengan rumus:
rxy
N XY - X Y
N X
Keterangan:
2
X N Y 2 Y 2
2
54
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah responden X = Jumlah skor butir soal Y = Jumlah skor total yang benar (Arikunto, 2007: 72). Hasil perhitungan rXY dikonsentrasikan dengan taraf signifikansi 5% dan taraf kepercayaan 95%. Jika didapatkan harga rXY>rtabel maka butir instrumen dapat dikatakan valid, akan tetapi sebaliknya jika harga rXY < rtabel maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid. Berdasarkan hasil uji coba instrumen kepada 40 responden dengan taraf signifikansi 5% didapat r
tabel
= 0,312. Kriteria soal dikatakan valid
apabila rxy> rtabel. Contoh perhitungan validitas item soal nomor 1 diperoleh rxy = 0,448 dan rtabel = 0,312. Berdasarkan perhitungan tersebut rxy> rtabel maka, item soal nomor 1 valid. Hasil perhitungan validitas soal adalah sebagai berikut : Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Validitas Angket Uji Coba Kriteria Valid
No Butir Soal
Jumlah
1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 28 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 27, 28, 29, 30, 33, 34, 35
Tidak Valid
3, 10, 22, 24, 26, 31, 32
7
55
b. Reliabilitas Reliabilitas adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Suatu instrumen dikatakan ajeg apabila instrumen tes tersebut mempunyai keajegan hasil artinya jika instrumen tersebut dikenakan jumlah obyek yang sama pada lain waktu, maka hasilnya akan tetap sama. Reliabilitas menunjukan pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen sudah baik (Arikunto, 2006 : 178). Reliabilitas dihitung menggunakan rumus alpha cronbach. Rumus alpha cronbach digunakan karena instrumennya berbentuk skala dan memiliki 5 alternatif jawaban sebagai skornya 1-5. Rumus Alpha Cronbach: 𝑘
𝑟 = [(𝑘−1) ] [1 −
∑ 𝜎𝑏2 𝜎𝑡2
]
Keterangan : r
= Koefisien realibilitas instrumen (cronbach alpha)
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ σ2b
= jumlah varians butir
𝜎𝑡2
= varian total (Arikunto, 2006:196).
Sebelum masuk ke rumus alpha, maka perlu dicari varian tiap butir angket dengan rumus: σ2b =
(∑ X)2 N N
∑ X2 −
56
Varian total dapat dicari dengan rumus:
σ2t =
(∑ Y)2 N N
∑ Y2 −
Berdasarkan perhitungan reliabilitas diperoleh harga r sebesar 0,851 dengan r tabel = 0,312, karena r > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel. Perhitungan realibilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8.
2. Analisis Data Penelitian a. Analisis Tahap Awal Analisis data awal dilakukan pertama kali sebelum penelitian dilakukan. Analisis tahap awal adalah analisis pre-test angket kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diambil pada awal pertemuan. Analisis ini bertujuan untuk membuktikan bahwa rata-rata pre-test angket antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat perbedaaan yang signifikan atau dapat pula dikatakan bahwa kedua kelompok dari titik tolak yang sama. Hal-hal yang dianalisis pada tahap ini adalah: 1) Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui data kondisi awal yang diambil dari nilai pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol apakah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 22 dengan uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel tiap-tiap kelas kurang dari 50. Hipotesis dalam pengujian ini adalah
57
H0
: data berdistribusi normal
Kaidah pengambilan keputusan: Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti data berdistribusi normal, Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti data berdistribusi tidak normal. 2) Uji Kesamaan Dua Varian (Uji Homogenitas) Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians data pre test homogen atau tidak. Perhitungan uji homogenitas dilakukan dengan uji Levene Test dengan menggunakan program SPSS. Hipotesisnya adalah sebagai berikut: H0 : σ1 = σ2 (varians homogen) Dengan kriteria: Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti data homogen, Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti data tidak homogen. 3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Uji perbedaan dua rata-rata ini berguna untuk mengetahui apakah nilai pre test kedua sampel tersebut mempunyai rata-rata yang berbeda atau tidak. Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan uji Independent Sample T Test dengan menggunakan program SPSS. Hipotesisnya adalah sebagai berikut: H0 : σ1 = σ2 (rata-rata sama) Dengan kriteria:
58
Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti rata-rata sama, Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti rata-rata berbeda. b. Analisis Tahap Akhir Setelah kedua kelompok mendapat perlakuan yang berbeda kemudian diadakan tes akhir (post test). Dari tes akhir diperoleh data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, apakah Ha diterima atau tidak. Tahapan analisis tahap akhir pada dasarnya sama dengan analisis tahap awal namun data yang digunakan adalah data hasil tes setelah diberi perlakuan. Tahapan tersebut adalah: 1) Uji Normalitas Langkah-langkah pengujian normalitas pada tahap ini sama dengan langkah-langkah uji normalitas pada tahap awal. Uji normalitas sampel dimaksudkan untuk mengetahui apakah sebaran data hasil penelitian yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. 2) Uji Homogenitas Langkah-langkah pengujian pada tahap ini sama dengan langkahlangkah uji homogenitas pada tahap awal. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua sampel mempunyai varian yang sama atau tidak. 3) Uji Signifikasi (Uji t) Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata skor minat belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari skor minat belajar siswa pada kelas kontrol setelah adanya perlakuan. Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan uji
59
Independent Sample T Test dengan menggunakan program SPSS. Hipotesisnya adalah sebagai berikut: H0 : σ1 = σ2 (rata-rata sama) Dengan kriteria: Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti rata-rata sama, Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti rata-rata berbeda. 4) Uji Regresi Uji regresi digunakan untuk menunjukkan pengaruh antara aktivitas siswa (X) terhadap hasil belajar sejarah (Y). Perhitungan regresi dilakukan dengan uji Regression dengan menggunakan program SPSS.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gubug yang terletak di Jl. A. Yani No. 171 Gubug Kec. Gubug Kab. Grobogan Jawa Tengah. SMA Negeri 1 Gubug menyusun visi dan misi sekolah dalam usaha mewujudkan tujuan pendidikan nasional sekolah. a. Visi Sekolah: Unggul dalam Mutu, Santun dalam Perilaku, Cekatan dalam Tindakan dan Berwawasan Lingkungan. b. Misi Sekolah: 1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. 2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah 3. Melaksanakan pembelajaran yang berorientasi global 4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. SMA Negeri 1 Gubug berdiri pada tahun 1990. Secara geografis, batas wilayah SMA Negeri 1 Gubug sebelah timur adalah UPTD Pendidikan Kecamatan Gubug, sebelah barat adalah UPTD Pertanian Kecamatan
60
61
Gubug, sebelah utara adalah area persawahan dan sebelah selatan adalah jalan raya Purwodadi-Semarang. SMA Negeri 1 Gubug mempunyai sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk menunjang proses belajar mengajar antara lain ruang kelas, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium komputer, perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang Bimbingan Konseling (BK), ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS), ruang guru, ruang tata usaha, ruang serbaguna, kamar mandi/WC, gudang, musholla, ruang Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), tempat parkir, ruang pramuka, ruang multimedia, ruang tamu, ruang rohis, ruang musik, lapangan futsal, lapangan basket, lapangan voli dan kantin. Sekolah ini juga dilengkapi wify pada setiap ruangan, sehingga memudahkan siswa, guru dan staf lainnya untuk mengakses berbagai kebutuhan penunjang proses pembelajaran melalui internet. Pada tahun ajaran 2014/2015, SMA Negeri 1 Gubug mempunyai guru sebanyak 48 orang, jenjang pendidikannya dari D3 sampai S2 yang terdiri dari 28 guru laki-laki dan 20 guru perempuan. Staf Tata Usaha (TU) dan karyawan SMA Negeri 1 Gubug sebanyak 12 orang yang terdiri dari 7 orang staf Tata Usaha (TU), 3 orang tukang kebun, dan 2 satpam. Jumlah siswa SMA Negeri 1 Gubug pada tahun ajaran 2014/2015 adalah 1190 siswa yang terbagi dalam 27 kelas yang terdiri dari kelas X sebanyak 9 kelas, yang terdiri dari 7 kelas MIA dan 2 kelas IIS. Kelas XI sebanyak 9 kelas, yang terdiri dari 8 kelas XI MIA dan 1 kelas XI IIS serta
62
kelas XII sebanyak kelas 9 kelas, yang terdiri dari 7 kelas XII IPA dan 2 kelas XII IPS. Jadwal efektif pembelajaran di sekolah ini berlangsung dari hari Senin sampai Sabtu. Pada hari senin sampai hari kamis proses belajar mengajar berlangsung dari pukul 07.15–13.45 WIB, untuk hari Jumat mulai pukul 07.15–10.30 WIB, dan pada hari Sabtu dimulai pukul 07.15–13.00 WIB.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 April – 5 Mei 2015, bertempat di SMA Negeri 1 Gubug, pada siswa kelas X MIA mata pelajaran Sejarah Indonesia. a. Pembelajaran dengan menggunakan model Project-Based Learning Pembelajaran
dengan
menggunakan
model
Project-Based
Learning dilakukan di kelas eksperimen yaitu di kelas X MIA 5. Sebagai tolak ukur nilai awal sebelum dikenakan perlakuan, maka peneliti mengadakan pre test terlebih dahulu. Pre test dilakukan pada saat pertemuan pertama. Setelah dilaksanakan pre test angket awal, hasil yang diperoleh dari pre test tersebut nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 55 dengan rata-rata 64,95. Proses pembelajaran kelas eksperimen pada dasarnya sama seperti yang telah dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang intinya pembelajaran kelas eksperimen menggunakan model ProjectBased Learning. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen
63
dilakukan selama 3 pertemuan. Tiap pertemuan kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran atau 90 menit. Jadi, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan selama 6x45 menit atau 6 jam pelajaran. Proses pembelajaran menggunakan model Project-Based Learning dilakukan dengan cara kerja kelompok. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok secara acak oleh guru, 5 kelompok awal terdiri dari 6 siswa tiap kelompoknya dan 2 kelompok lainnya terdiri dari 5 siswa tiap kelompoknya. Masing-masing kelompok ditentukan ketua koordinator kelompoknya oleh guru. Pembentukan kelompok ini adalah sebagai salah satu rancangan dari pembelajaran yang telah disiapkan untuk membantu mempermudah proses pembelajaran dengan model ProjectBased Learning agar dapat terlaksana dengan baik. Penerapan model Project-Based Learning di kelas X MIA 5, dilakukan dengan beberapa tahapan sesuai dengan komponen-komponen yang dimiliki pembelajaran tersebut. Penerapan model Project-Based Learning pada kelas X MIA 5 SMA Negeri 1 Gubug meliputi tujuh tahapan
yaitu
tahap
penyajian pertanyaan esensial,
pembuatan
perencanaan, pembuatan penjadwalan, pembuatan proyek, monitoring, penilaian, dan evaluasi. Pada pertemuan pertama dilakukan beberapa tahapan. Tahap pertama adalah guru menyajikan pertanyaan esensial (penting) yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam belajar. Pertanyaan esensisal tersebut adalah Bagaimana cara menyampaikan kepada masyarakat agar mereka mudah memahami
64
jalur masuknya Islam ke Nusantara ?. Setelah pemberian pertanyaan esensial, siswa mempelajari materi Islamisasi dan silang budaya di Nusantara dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar untuk menentukan penyelesaian yang tepat terhadap permasalahan yang ada dalam pertanyaan esensial. Tahap
kedua
adalah
siswa
melakukan
diskusi
bersama
kelompoknya masing-masing untuk membuat perencanaan bersama guru mengenai pembuatan proyek. Proyek yang akan dibuat siswa untuk mengatasi permasalahan ini adalah peta tematik jalur masuknya Islam ke nusantara. Pada tahap ini masing-masing kelompok mendapatkan kajian yang berbeda untuk membuat jalur masuknya Islam ke Nusantara. Kelompok pertama mendapat kajian jalur masuknya Islam di Sumatera, kelompok kedua mendapat kajian jalur masuknya Islam di Jawa, kelompok ketiga mendapat kajian jalur masuknya Islam di Sulawesi, kelompok keempat mendapat kajian jalur masuknya Islam di Borneo, kelompok kelima mendapat kajian jalur masuknya Islam di Maluku, kelompok keenam mendapat kajian jalur masuknya Islam di Irian, dan kelompok ketujuh mendapat kajian jalur masuknya Islam di Nusa Tenggara. Siswa juga merencanakan persiapan pembuatan proyek, penentuan langkah-langkah, pembagian tugas, dan peralatan yang digunakan untuk membuat proyek. Tahap ketiga adalah siswa melakukan diskusi untuk membuat jadwal pelaksanaan pembuatan proyek yang disepakati bersama guru. Diskusi ini dilakukan setelah diskusi pembuatan perencanaan proyek.
65
Jadwal pembuatan proyek ini dibuat mulai dari persiapan pembuatan proyek sampai penyelesaian pembuatan proyek. Hal ini dilakukan agar pembuatan proyek dapat berjalan dengan sistematis dan selesai tepat waktu. Tahap keempat adalah siswa membuat proyek berupa peta tematik jalur masuknya Islam ke nusantara. Pembuatan proyek ini dilakukan siswa di rumah bersama kelompoknya masing-masing dalam waktu 1 minggu. Pembuatan proyek didasarkan pada perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Bersamaan dengan pembuatan proyek siswa juga diminta untuk mengisi borang penilaian teman sejawat dalam bentuk ceklist yang telah disediakan guru untuk menilai aktivitas siswa selama pembuatan proyek. Hal ini dilakukan karena guru tidak dapat mengontrol secara langsung pembuatan proyek yang dilakukan siswa di rumah. Melalui penilaian teman sejawat ini guru bisa mendapatkan nilai aktivitas siswa ketika pembuatan proyek dilakukan di rumah sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Tahap kelima adalah guru memonitor proses pembuatan proyek agar dapat diketahui perkembangannya. Kegiatan monitoring ini dilakukan mulai dari kegiatan perencanaan, penjadwalan, dan pembuatan proyek. Guru memberikan arahan, fasilitasi dan memberikan semangat bagi siswa untuk giat belajar dan mengerjakan proyek secara optimal. Arahan, fasilitasi dan pemberian semangat ini juga telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya saat dilakukan instruksi untuk mulai membuat proyek di rumah, diantaranya dengan memberikan alat dan bahan untuk
66
membuat proyek seperti kertas A3 dan sterofom. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan proyek sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah disepakati, sehingga pembuatan proyek dapat selesai tepat waktu dan hasilnya memuaskan. Tahap keenam adalah guru melakukan penilaian terhadap seluruh aktivitas siswa
mulai dari perencanaan, penjadwalan, pembuatan
proyek, serta hasil proyek yang dibuat siswa. Penilaian pada tahap perencanaan dilakukan pada pertemuan pertama, penilaian ini meliputi persiapan pembuatan proyek, penentuan langkah-langkah pembuatan proyek, penentuan jadwal pembuatan proyek, dan pembagian tugas dalam pembuatan proyek. Penilaian pada tahap pembuatan proyek dilakukan oleh guru di sekolah selama proses pembelajaran berlangsung dan juga dilakukan oleh siswa melalui penilaian teman sejawat dengan borang yang disediakan guru. Penilaian tahap ini meliputi kerjasama tim, instrumen/alat yang digunakan, efisiensi waktu, dan penguasaan pembuatan proyek. Penilaian pada tahap evaluasi dilakukan oleh guru yang meliputi kualitas proyek dan tampilan presentasi hasil proyek. Pada pertemuan kedua dilakukan tahapan selanjutnya yaitu tahap ketujuh. Pada tahap ini siswa melakukan evaluasi dengan memaparkan sudah sejauh mana proses pembuatan proyek yang dibuat masing-masing kelompok.
Pada
pertemuan
ini
2-3
kelompok
awal
diminta
mempresentasikan hasil proyek yang mereka buat dengan didampingi guru, sedangkan 4 kelompok berikutnya melakukan presentasi pada pertemuan berikutnya. Saat kelompok melakukan presentasi, peserta
67
didik pada kelompok lainnya menanggapi. Presentasi ini meliputi pemaparan dari tahap perencanaan, pembuatan proyek, dan hasil dari proyek ini, sehingga dapat memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan pada pertanyaan esensial yang telah disajikan di awal. Kegiatan pembelajaran berjalan secara sistematis, melibatkan para siswa dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan melalui proses yang terstruktur, pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk menghasilkan produk. Selama proses pembelajaran, siswa sangat aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena pembelajaran menggunakan model Project-Based Learning yang mengarahkan siswa untuk merencanakan dan mengerjakan proyek secara mandiri untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat, sehingga siswa sangat tertarik mengikuti. Hal ini dibuktikan dari nilai aktivitas siswa kelas eksperimen yang sangat baik. Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran, pada akhir pertemuan kelas eksperimen diberikan angket post test untuk mengetahui minat belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan model Project-Based Learning. Dari hasil post test diperoleh nilai tertinggi 94 dan nilai terendah 69 dengan rata-rata 78,85.
b. Pembelajaran dengan menggunakan model ceramah Pembelajaran dengan mengunakan model ceramah dilakukan di kelas kontrol yaitu kelas X MIA 6. Sebagai tolak ukur nilai awal sebelum dilakukan pembelajaran, maka peneliti mengadakan pre test
68
terlebih dahulu. Pre test dilakukan pada saat pertemuan pertama. Hasil yang diperoleh dari pre test tersebut nilai tertingginya mencapai 74 dan nilai terendahnya 55 dengan rata-rata 63,6. Proses pembelajaran kelas kontrol pada dasarnya sama seperti yang telah dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang intinya pembelajaran kelas kontrol menggunakan model ceramah dan dibantu dengan media gambar. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas X MIA 6 sebagai kelas kontrol dilakukan selama 3 pertemuan. Tiap pertemuan kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran atau 90 menit. Jadi, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan selama 6x45 menit atau 6 jam pelajaran. Selama proses pembelajaran, dapat dikatakan siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran jika dibandingkan dengan kelas eksperimen. Hal ini terjadi karena pembelajaran menggunakan model ceramah bervariasi dan diskusi biasa, sehingga siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran. Itu dapat terlihat dari nilai aktivitas siswa kelas kontrol yang kurang baik dibandingkan dengan kelas eksperimen. Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran, pada akhir pertemuan kelas eksperimen diberikan angket post test untuk mengetahui minat belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan model ceramah yang dibantu dengan gambar. Dari hasil post test diperoleh nilai tertinggi 87 dan nilai terendah 59 dengan rata-rata 69,27.
69
3. Hasil Analisis Data Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Gubug tentang pengaruh implementasi model Project-Based Learning terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug tahun ajaran 2014/2015, diperoleh data berupa nilai pre test, post test dan nilai aktivitas siswa. Tes digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah, sedangkan lembar pengamatan digunakan untuk menilai aktivitas belajar siswa yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada penelitian ini dilakukan analisis data sebanyak 2 tahap, yaitu (1) analisis tahap awal menggunakan nilai pre test yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal sebelum dilakukan pembelajaran; (2) analisis tahap akhir menggunakan nilai post test yang bertujuan untuk mengetahui kondisi sesudah dilakukan pembelajaran. a. Analisis Tahap Awal Analisis tahap awal dilakukan untuk mengetahui kondisi awal sampel yaitu kelas X MIA 5 dan X MIA 6 berawal dari titik tolak yang sama. Selain itu untuk mengetahui tingkat pemahaman kedua sampel mempunyai kemampuan yang sama (homogen). Data yang digunakan dalam analisis tahap awal adalah data hasil pretest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Gambaran umum hasil skor angket pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada tabel 4.1.
70
Tabel 4.1 Gambaran umum hasil skor angket pre test Pre Test Kelas Eksperimen Jumlah Siswa 40 Nilai Tertinggi 75 Nilai Terendah 55 Rata-Rata 64,95 Rentang 20
Kelas Kontrol Jumlah Siswa 40 Nilai Tertinggi 74 Nilai Terendah 55 Rata-Rata 63,6 Rentang 19
Berdasarkan tabel di atas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas eksperimen = 64,95, nilai tertinggi = 75, dan nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 55. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh keterangan nilai rata–rata = 63,6, nilai tertinggi = 74, sedangkan nilai terendahnya adalah 55. 1) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian terdistribusi normal atau tidak. Hasil perhitungan uji normalitas data pre test disajikan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil perhitungan uji normalitas data pre test Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
Kelas Eksperimen
,126
40
,112
,963
40
,208
Kelas Kontrol
,124
40
,125
,968
40
,320
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan perhitungan data pre test kelas eksperimen diperoleh nilai Sig. 0,208, karena Sig. = 0,208 > taraf signifikansi =
71
0,05, maka data pre test kelas eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan, untuk data pre test kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,320, karena Sig. = 0,320 > taraf signifikansi = 0,05, maka data pre test kelas kontrol berdistribusi normal. 2) Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang akan diteliti bersifat homogen ataukah tidak. Uji homogenitas dilakukan menggunakan varians terbesar dibandingkan varians terkecil. Hasil perhitungan uji homogenitas data pre test dapat disajikan pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil perhitungan uji homogenitas data pre test Test of Homogeneity of Variances Pre Test Levene Statistic
df1 ,648
df2 1
Sig. 78
,423
Berdasarkan perhitungan homogenitas untuk data pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,423, karena Sig. = 0,423 > taraf signifikansi = 0,05, maka dapat dikatakan data pre test tersebut mempunyai varian yang sama dengan kata lain data pre test homogen.
72
3) Uji Perbedaan Dua Rata-rata Uji perbedaan dua rata-rata ini berguna untuk mengetahui apakah sampel tersebut mempunyai rata-rata yang berbeda atau tidak. Analisis data dengan uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis sebagai berikut: Ho : μ1 = μ2 artinya rata-rata minat belajar kedua kelompok sama. Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata data pre test disajikan pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata data pre test
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Sig (2-tailed) = 0,205, karena Sig.= 0,205 > taraf signifikansi = 0,05, maka H0 diterima. Dengan tingkat kepercayaan = 95% dan taraf signifikansi = 0,05. Banyaknya siswa untuk masing-masing kelas = 40 diperoleh ttabel = 2,022 (perhitungan selengkapnya di lampiran 13). Kemudian dari hasil pehitungan diperoleh nilai t=1,279 sedangkan ttabel = 2,022. Karena - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima. Dari dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai
73
rata-rata pre test yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Analisis Tahap Akhir Analisis tahap akhir dilakukan untuk mengetahui kondisi akhir sampel yaitu kelas X MIA 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 6 sebagai kelas kontrol, mengenai minat belajar siswa setelah adanya perlakuan
pembelajaran.
Perlakuan
pembelajaran
untuk
kelas
eksperimen menggunakan model Project-Based Learning sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan model ceramah variatif. Data yang digunakan untuk pengujian tahap akhir ini adalah menggunakan data post test. Gambaran umum hasil skor angket post test kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Gambaran umum hasil skor angket post test Post Test Kelas Eksperimen Jumlah Siswa 40 Nilai Tertinggi 94 Nilai Terendah 69 Rata-Rata 78,85 Rentang 25
Kelas Kontrol Jumlah Siswa 40 Nilai Tertinggi 87 Nilai Terendah 59 Rata-Rata 69,27 Rentang 28
Berdasarkan tabel di atas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas eksperimen = 78,85, nilai tertinggi = 94, dan nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 69. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh
74
keterangan nilai rata–rata = 69,27, nilai tertinggi = 87, sedangkan nilai terendahnya adalah 59. Selain menggunakan post test, aktivitas siswa yang meliputi nilai keaktifan dan nilai pengamatan sikap siswa kelas eksperimen dan kontrol juga ikut dinilai. Tabel 4.6 Gambaran umum hasil lembar aktivitas siswa Lembar Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Kriteria Sangat Baik Baik
Kelas Kontrol
Jumlah Presentase Siswa
Kriteria
16
40%
15
37,5%
Sangat Baik Baik
Cukup
9
22,5%
Kurang
0
0%
Rata-rata nilai
34,175
Jumlah Presentase Siswa 5
12,5%
8
20%
Cukup
24
60%
Kurang
3
7,5%
Rata-rata nilai
28,35
Berdasarkan tabel lembar keaktifan siswa di atas diperoleh keterangan rata-rata nilai aktivitas siswa kelas eksperimen = 34,175 dan kelas kontrol = 28,35, dan 40% siswa kelas eksperimen mendapat kriteria keaktifan yang sangat baik dan hanya 12,5% siswa yang mendapat kriteria sangat baik pada kelas kontrol.
75
Tabel 4.7 Gambaran umum hasil lembar pengamatan sikap Lembar Sikap Siswa Kelas Eksperimen Jumlah Siswa
Presentase
17
42,5%
16
Cukup Kurang
Kriteria Sangat Baik Baik
Rata-rata nilai
Kelas Kontrol Kriteria
Jumlah Presentase Siswa 3
7,5%
40%
Sangat Baik Baik
10
25%
6
15%
Cukup
23
57,5%
1
2,5%
Kurang
4
10%
10,075
Rata-rata nilai
8,275
Berdasarkan tabel lembar pengamatan sikap di atas diperoleh keterangan rata-rata nilai sikap siswa kelas eksperimen = 10,075 dan kelas kontrol = 8,275, dan 42,5% siswa kelas eksperimen mendapat kriteria keaktifan yang sangat baik dan hanya 7,5% siswa yang mendapat kriteria sangat baik pada kelas kontrol.
1) Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data post test kelas eksperimen dan kontrol terdistribusi normal atau tidak. Hasil perhitungan uji normalitas data post test kelas eksperimen disajikan pada tabel 4.8
76
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
Df
Sig.
Kelas Eksperimen
,116
40
,188
,948
40
,065
Kelas Kontrol
,091
40
,200*
,968
40
,301
post
test
kelas
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan
perhitungan
untuk
data
eksperimen diperoleh nilai Sig. 0,065, karena Sig. = 0,065 > taraf signifikansi = 0,05, maka data post test kelas eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan, untuk data post test kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,301, karena Sig. = 0,301 > taraf signifikansi = 0,05, maka data post test kelas kontrol berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel mempunyai varians yang sama ataukah tidak setelah adanya perlakuan. Data yang digunakan adalah data post test. Hasil perhitungan uji homogenitas data post test disajikan pada tabel 4.9
77
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji homogenitas Data Post Test Test of Homogeneity of Variances Post_Test Levene Statistic ,001
df1
df2 1
Sig. 78
,978
Berdasarkan perhitungan homogenitas untuk data post test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,978, karena Sig. = 0,978 > taraf signifikansi = 0,05, maka dapat dikatakan data post test tersebut mempunyai varian yang sama dengan kata lain data post test homogen.
3) Uji Signifikansi (Uji t) Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata skor minat belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari skor minat belajar siswa pada kelas kontrol. Analisis data dengan uji t digunakan untuk menguji hipotesis sebagai berikut: Ho : μ1 = μ2 artinya rata-rata minat belajar kedua kelompok sama. Hasil perhitungan uji t data post test disajikan pada Tabel 4.10
78
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Signifikansi (Uji t) data post test
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Sig (2-tailed) = 0,000, karena Sig.= 0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka H0 ditolak. Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau () = 0,05. Banyaknya siswa untuk masing-masing kelas = 40 diperoleh ttabel = 2,022 (perhitungan selengkapnya lihat di lampiran 19). Kemudian dari hasil pehitungan diperoleh nilai t = 6,406 sedangkan ttabel = 2,022. Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak. Berdasarkan dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata minat belajar pada kelas ekperimen lebih tinggi dari kelas kontrol atau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
4) Uji Regresi Uji regresi dalam penelitian ini digunakan untuk menguji adanya pengaruh aktivitas siswa terhadap minat belajar siswa di kelas
eksperimen
yang
menggunakan
model
Project-Based
Learning. Hasil perhitungan uji regresi disajikan pada tabel 4.114.14
79
Tabel 4.11 Uji Regresi (Coefficients) Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
21,189
5,573
1,698
,163
t
Sig.
Beta 3,802
,001
10,398
,000
1 PjBL
,860
a. Dependent Variable: Minat
Tabel 4.12 Uji Regresi (ANOVA) ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
Mean Square
1320,850
1
1320,850
464,250
38
12,217
1785,100
39
Residual Total
Df
F 108,115
Sig. ,000b
a. Dependent Variable: Minat b. Predictors: (Constant), PjBL
Tabel 4.13 Uji Regresi (Correlations) Correlations Minat
PjBL
Minat
1,000
,860
PjBL
,860
1,000
.
,000
,000
.
Minat
40
40
PjBL
40
40
Pearson Correlation
Minat Sig. (1-tailed) PjBL
N
80
Tabel 4.14 Uji Regresi (Model Summary) Model Summaryb Model
1
R
R Square
,860a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,740
,733
3,49530
a. Predictors: (Constant), PjBL b. Dependent Variable: Minat
Berdasarkan tabel 4.11 Uji Regresi (Coefficients) dapat dilihat bahwa t-PjBL diperoleh t = 10,398. Banyaknya siswa = 40 dengan taraf signifikansi = 0,05 diperoleh ttabel = 2,022, karena thitung > ttabel, maka regresi berarti. Kemudian dari perhitungan diperoleh Sig.= 0,000, karena Sig.=0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka regresi berarti. Berdasarkan dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa regresi berarti. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa penerapan model Project-Based Learning berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Berdasarkan tabel 4.12 Uji Regresi (ANOVA) dapat dilihat bahwa diperoleh F=108,115. Dengan jumlah variabel 2 dan banyaknya siswa 40 diperoleh nilai Ftabel
=
4,10 (perhitungan
selengkapnya lihat di lampiran 23). Karena F=108,115 > Ftabel = 4,10 , maka regresi itu linier. Kemudian dari perhitungan diperoleh Sig.= 0,000, karena Sig.=0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka regresi linier. Berdasarkan dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan
81
bahwa regresi tersebut linier atau ada hubungan linier antara penerapan model Project-Based Learning terhadap minat belajar siswa. Berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada tabel 4.13 Uji Regresi (Correlations) diperoleh korelasi Pearson Moment r=0,860 dan diperoleh Sig.(1-tailed)=0,000, karena Sig.(1-tailed) = 0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada korelasi positif antara penerapan model Project-Based Learning terhadap minat belajar siswa. Pada tabel 4.14 Uji Regresi (Model Summary) dapat dilihat bahwa diperoleh R Square atau R2 yang merupakan koefisien determinasi sebesar 0,740 atau sebesar 74,0 %. Hal ini berarti skor minat belajar siswa 74,0 % dipengaruhi model Project-Based Learning. Sedangkan sisanya 26,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, seperti dari pengetahuannya yang berupa daya tangkap siswa yang berbeda, tingkat kecerdasan masing-masing siswa yang berbeda, faktor lingkungan, dan lain-lain.
4. Peningkatan Minat Belajar Siswa Analisis Peningkatan minat belajar siswa dilakukan untuk mengetahui hasil studi eksperimen tentang pengaruh model Project-Based Learning mampu meningkatkan minat belajar siswa, untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa dihitung dengan analisis normal gain dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
82
Tabel 4.15 Peningkatan Minat Belajar Siswa dengan Analisis Gain Peningka
%
Normal
Kriteria
tan
Peningkatan
Gain
faktor g
pretest –
Pretest-
pretest -
pretest -
posttest
posttest
posttest
posttest
Nilai Rata rata % No
Kelas Pre test
Posttest
1
Eksperimen
64,95
78,85
13,90
21,4%
39,7%
Sedang
2
Kontrol
63,60
69,27
5,67
8,9%
15,6%
Rendah
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 Rumus N-Gain g=
(% post test−%pre test) (%100−%pre test)
Keterangan kriteria Normal Gain : Tinggi
: 71% - 100%
Sedang
: 31% - 70%
Rendah
: 1 % - 30% Berdasarkan tabel di atas diperoleh keterangan % peningkatan
Normal Gain untuk kelas eksperimen sebesar 39,7% dan termasuk dalam kategori sedang, peningkatan untuk kelas kontrol sebesar 15,6% dan termasuk dalam kategori rendah. 5. Pengaruh Implementasi Model Project-Based Learning terhadap Minat Belajar Berdasarkan aktivitas belajar siswa kelas X MIA 5, pembelajaran dengan model Project-Based Learning dapat meningkatkan aktivitas siswa. Siswa didorong untuk membuat sebuah karya yang berguna untuk
83
menyelesaikan permasalahan masyarakat dengan mandiri, mulai dari merencanakan sendiri, menjadwalkan, membuat proyek, bahkan hingga memaparkan dan memamerkan hasil karya yang mereka buat untuk menyelesaikan permasalahan. Keberhasilan pembelajaran menggunakan model Project-Based Learning terlihat dari hasil perhitungan rata-rata pre tes antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol diperoleh nilai thitung = 1,279, sedangkan ttabel = 2,022. Karena - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka tidak ada perbedaan nilai rata-rata data awal yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah adanya perlakuan pada kelas eksperimen yaitu penggunaan model Project-Based
Learning
pada
proses
pembelajaran,
menghasilkan
perhitungan uji signifikansi (uji t) dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh harga thitung = 6,406 sedangkan harga ttabel= 2,022. Karena harga thitung > ttabel, maka Ho ditolak, sehingga minat belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan. Berdasarkan hasil uji signifikansi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa di kelas kontrol yang dibuktikan dengan rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Hal ini berarti penggunaan model Project-Based Learning mempengaruhi minat belajar siswa, sehingga minat belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yang menjalani proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah bervariasi.
84
6. Aspek-Aspek yang Dicapai Model Project-Based Learning dalam Peningkatan Minat Belajar Penerapan model Project-Based Learning pada pembelajaran memiliki beberapa ciri yang dapat mendorong timbulnya minat belajar siswa. Beberapa ciri model Project-Based Learning adalah pertama, adanya permasalahan atau tantangan yang kompleks yang diajukan ke siswa. Kedua, siswa mendesain proses penyelesaian atau tantangan yang diajukan dengan menggunakan penyelidikan. Ketiga, siswa mempelajari dan menerapkan keterampilan serta pengetahuan yang dimilikinya dalam berbagai konteks ketika mengerjakan proyek. Keempat, siswa bekerja dalam tim kooperatif demikian juga pada saat mendiskusikannya dengan guru. Kelima, siswa mempraktikkan berbagai keterampilan untuk menyelesaikan permasalahan sesuai dengan perencanaan awal. Keenam, siswa secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan. Ketujuh, produk akhir siswa dalam mengerjakan proyek dievaluasi. Beberapa ciri diatas mendasari pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Project-Based Learning. Pelaksanaan model Project-Based Learning ini pada pembelajaran menunjukkan perkembangan kemampuan siswa pada aspek kognitif, afektif, dan psikomorik yang dapat memicu timbulnya minat belajar siswa. Aspekaspek ini dijabarkan sebagai berikut: a. Aspek Kognitif Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat. Minat pada aspek
85
kognitif berpusat seputar pertanyaan tentang kepuasan, kesenangan, keuntungan, dan lain sebagainya. Ketika seseorang melakukan suatu aktivitas, tentu mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses suatu aktivitas tersebut, sehingga seseorang yang memiliki minat terhadap suatu aktivitas akan dapat mengerti dan mendapatkan banyak manfaat dari suatu aktivitas yang dilakukannya. Pencapaian siswa pada aspek ini dapat dilihat dari hasil pre test dan post test angket. Sebelum adanya perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran ProjectBased Learning nilai rata-rata siswa 64,95. Setelah adanya perlakuan, minat belajar siswa nilai rata-ratanya mencapai 78,85. Peningkatan hasil belajarnya dilihat dari adanya selisih nilai rata-rata yang mencapai 13,90 atau 13,90%. b. Aspek Afektif Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang menampakkan aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam bentuk sikap terhadap aktivitas yang diminatinya. Penilaian untuk aspek ini dilakukan melalaui observasi oleh guru. Perolehan skor dari hasil observasi siswa yang menyangkut sikap disiplin, tanggungjawab, dan kerjasama siswa kelas eksperimen = 10,075 dan kelas kontrol = 8,275 dan 42,5% siswa kelas eksperimen mendapat kriteria keaktifan yang sangat baik dan hanya 7,5% siswa yang mendapat kriteria sangat baik pada kelas kontrol. Dengan demikian kelas yang menggunakan model Project-Based Learning nilai afektifnya lebih baik.
86
c. Aspek Psikomotorik Aspek psikomotorik lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat melalui aspek kognitif dan diinternalisasikan melalui aspek afektif sehingga mengorganisasikan dan diaplikasikan dalam bentuk nyata melalui aspek psikomotorik. Penilaian untuk aspek ini dilakukan melalui hasil data aktivitas siswa. Berdasarkan tabel lembar aktivitas siswa di atas diperoleh keterangan rata-rata skor keaktifan siswa kelas eksperimen = 34,175 dan kelas kontrol = 28,35 dan 40% siswa kelas eksperimen mendapat kriteria keaktifan yang sangat baik dan hanya 12,5% siswa yang mendapat kriteria sangat baik pada kelas kontrol.
B. Pembahasan Sebagaimana telah diuraikan dalam sajian hasil penelitian di muka, hasil temuan dari penelitian ini adalah minat belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model Project-Based Learning lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional. Temuan lain dari penelitian ini adalah bahwa tidak hanya berbeda pada hasil rata-rata minat belajar siswa saja akan
tetapi
juga ada perbedaan aktivitas dan sikap antara siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pola belajar siswa yang diterapkan di kelas X MIA 5 juga berbeda dengan pola belajar siswa yang diterapkan di kelas X MIA 6. Pengaruh dari pola belajar inilah yang mampu mengungkap bahwa proses pembelajaran pada dasarnya membutuhkan model yang tepat untuk digunakan dan disesuaikan dengan materi pada pembelajaran.
87
Bukti dari adanya peningkatan minat belajar siswa yang menggunakan model Project-Based Learning ini dapat dilihat dari hasil analisis data akhir (Post test) kelas X MIA 5 dengan perlakuan model Project-Based Learning yang menunjukkan skor rata-rata minat siswa dalam belajar sejarah sebesar 78,85, sedangkan skor rata-rata kelas X MIA 6 dengan model konvensional menunjukkan skor 69,27. Selanjutnya dari uji perbedaan dua rata-rata data (Post Test) diperoleh nilai Sig (2-tailed) = 0,000, karena Sig.= 0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka H0 ditolak, dengan taraf kepercayaan = 95% dan taraf signifikansi = 0,05. Berdasarkan hasil pehitungan diperoleh nilai t = 6,406 sedangkan ttabel = 2,022. Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak. berdasarkan dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata minat belajar pada kelas ekperimen lebih tinggi dari kelas kontrol atau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Temuan lain pada penelitian ini dapat dilihat pada hasil observasi aktivitas siswa yang menunjukan perolehan rata-rata skor 34,175 di kelas X MIA 5 yang menggunakan model pembelajaran Project-Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan kelas X MIA 6 yang memperoleh rata-rata skor 28,35. Aktivitas-aktivitas dari model pembelajaran ini mampu menarik minat siswa dalam hal berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri. Hal inilah yang menjadi dasar keinginan atau daya ketertarikan dalam diri siswa untuk belajar. Teori yang mendukung pada proses belajar ini adalah teorinya Rifa’i & Anni (2011: 82) yang menyatakan belajar adalah proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Jadi, selain dari model pembelajaran yang
88
digunakan, diperlukan sebuah kemampuan seorang guru untuk memberikan dorongan yang kuat supaya muncul inisiatif dari diri siswa sendiri untuk belajar tanpa adanya suatu keterpaksaan. Penilaian aktivitas siswa yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan bentuk penilaian teman sejawat. Beberapa alasannya yaitu karena dari sekian banyak siswa yang mempunyai karakter belajar masing-masing tidak dapat diamati langsung oleh satu observer. Selain itu indikator terkait kegiatan apa saja yang dilakukan, dibuat 10 penilaian kegiatan siswa. Masing-masing indikator mempunyai 4 bobot penilaian yang berbeda yaitu: sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Skor maksimal dari aktivitas belajar siswa adalah 40. Penilaian ini layak digunakan dalam penelitian untuk pengukuran aktivitas belajar siswa di kelas X MIA 5 maupun di kelas X MIA 6. Temuan lain dari penelitian ini adalah mengenai hasil observasi sikap yang juga berbeda antara kelas yang menggunakan model Project-Based Learning X MIA 5 dan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional X MIA 6. Sikap siswa pada proses pembelajaran diamati oleh guru sendiri, dan hasilnya menunjukkan rata-rata skor yang diperoleh kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Penyebab dari perbedaan hasil sikap ini dikarenakan aktivitas belajar yang telah dilaksanakan. Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model Project-Based Learning ini yang diarahkan untuk membuat perencanaan, menjadwalkan, dan membuat hasil proyek untuk memecahkan permasalahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat, sehingga dapat menumbuhkan sikap tanggungjawab, kedisiplinan, serta kerjasama dengan sesama.
89
Seluruh aktivitas belajar pada akhirnya diharapkan membantu siswa menguasai materi dan menumbuhkan sikap siswa yang lebih baik sesuai dengan tujuan seorang guru selain mengajar yaitu juga mendidik. Rifa’i & Anni (2011: 82) mengungkap, pada kegiatan belajar di sekolah, perubahan perilaku itu mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasai berbagai bahan belajar dan kecenderungan peserta didik memiliki sikap dan nilai-nilai yang diajarkan oleh pendidik. Hal-hal yang dipelajari peserta didik menjadi dasar perolehan aspekaspek perubahan perilaku yang dihasilkan dari suatu proses pembelajaran. Merujuk pada pemikiran Hurlock dalam Priharini (2014:13) minat belajar terwujud dalam beberapa aspek, yaitu: (1) aspek kognitif yaitu aspek yang didasarkan
pada
konsep
perkembangan
mengenai
hal-hal
yang
menghubungkannya dengan minat. Ketika seseorang memiliki minat terhadap suatu aktivitas maka akan dapat mengerti dan mendapatkan banyak manfaat dari suatu aktivitas yang dilakukannya; (2) aspek afektif yaitu aspek yang dikembangkan dari pengalaman pribadi, orang tua, guru, dan kelompok yang mendukung aktivitas yang diminatinya; (3) aspek psikomotorik yaitu aspek yang menitikberatkan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan. Pernyataan di atas adalah gambaran jelas dari akhir pembelajaran yang dilakukan pada Project-Based Learning di kelas X MIA 5 ini. Berikutnya untuk mengetahui seberapa jauh model Project-Based Learning ini mempengaruhi minat siswa, dilakukan analisis regresi dan diperoleh nilai t = 10,398 sedangkan ttabel = 2,022. Karena thitung > ttabel, maka regresi berarti. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Sig.= 0,000, karena Sig.=0,000 < taraf signifikansi =
90
0,05, maka regresi berarti. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa penerapan model Project-Based Learning berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Koefisien determinasi sebesar 0,740 atau sebesar 74,0 %. Hal ini berarti skor minat belajar siswa 74,0 % dipengaruhi model Project-Based Learning, sedangkan sisanya 26,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, seperti dari pengetahuannya yang berupa daya tangkap siswa yang berkembang, tingkat kecerdasan masing-masing siswa yang berbeda, dan faktor lingkungan. Slameto (2010: 54-72) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar, antara lain: faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, dan faktor ekstern yang merupakan faktor dari luar individu. Berdasarkan paparan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model Project-Based Learning lebih efektif
dan terbukti
berpengaruh terhadap minat belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran yang disampaikan dengan metode ceramah.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan: 1.
Penerapan model Project-Based Learning pada pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Gubug berlangsung dengan baik dan sesuai dengan tahapantahapan yang dirancang peneliti dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
2.
Penerapan model Project-Based Learning mempunyai pengaruh terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai posttest kelas eksperimen yang menggunakan model Project-Based Learning mencapai 78,85 dan rata-rata nilai kelas kontrol yang tidak menggunakan model Project-Based Learning mencapai 69,27. Hasil uji regresi sederhana juga menunjukkan nilai t = 10,398 sedangkan ttabel = 2,022 dengan taraf signifikansi 0,05, karena thitung > ttabel, maka regresi berarti. Hal ini berarti bahwa penerapan model Project-Based Learning berpengaruh terhadap minat belajar sejarah siswa. Koefisien determinasinya diperoleh = 0,740. Hal ini berarti skor minat belajar siswa 74,0 % dipengaruhi model Project-Based Learning, sedangkan sisanya 26,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
3.
Aspek-aspek yang dicapai dalam pembelajaran Project-Based Learning meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pencapaian ranah kognitif yaitu peningkatan minat belajar siswa dari pelaksanaan pre test kemudian dilakukan post test mencapai 13,90, ranah afektifnya yaitu hasil
91
92
pengamatan sikap siswa dalam pembelajaran yang mencapai 42,50%, dan ranah psikomotorik yaitu hasil penilaian aktivitas dan keterampilan siswa mencapai 40%.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut: 1.
Diharapkan guru bisa mengembangkan proses pembelajaran menggunakan model Project-Based Learning sebagai salah satu model pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Gubug.
2.
Perlu adanya persiapan yang cukup sebelum penggunaan model pembelajaran Project-Based Learning di kelas, terutama masalah rincian waktu dan fasilitas.
3.
Penggunaan model Project-Based Learning memerlukan kecakapan guru dalam penguasaan dan pengelolaan kelas yang baik untuk menanggulangi kondisi kelas yang agak sulit dikontrol dan mudah menjadi ribut saat pelaksanaan proyek, karena adanya kebebasan saat pelaksanaan proyek.
4.
Proses pembuatan proyek seharusnya dilakukan di sekolah secara keseluruhan, sehingga guru dapat mendampingi secara langsung dan tidak merasa ragu terhadap hasil penilaian aktivitas siswa yang didapatkan dari penilaian teman sejawat.
DAFTAR PUSTAKA
A.M., Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Aman.2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. .
. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdikbud. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Dewi, Sandi Aris , Garminah & Pudjawan. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD N 8 Banyuning. E-Journal; 1(1):11-20. Faqiir.
Abdikal. 2011. Minat Dalam Belajar. https://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajarsiswa/. (26 Feb 2015).
Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hung, David and Angela Wong. 2000. “Activity theory as a framework for project work in learning environments”. Educational Technology; 40(2):33-37. Singapore: Educational Technology Publications. Kochhar. S. K. 2008. Pembelajaran Sejarah: Teaching of History. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Kurnia,
Yoga Dwi. 2012. Masa Prasejarah (Nirleka). http://kurnia83action.blogspot.com/2012/05/masa-prasejarah-nirleka.html. (26 Feb 2014).
Loekmono, Lobby J.T. 1994. Belajar Bagaimana Belajar. Salatiga: BPT Gunung Mulia. Mulyatiningsih, Endang. 2010. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Depok Jawa Barat: Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Mustofa, Amin. 2011. Pengaruh Pengetahuan Mahasiswa tentang Undang-undang No.22 Tahun 2009 terhadap Kedisiplinan Pengendara Sepeda Motor di FISIP Unila. Skripsi. Diterbitkan. Lampung: FISIP Unila.
93
94
Nasrullah. 2014. “Kontribusi Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Faktor AIK dalam Pembelajaran Matematika Kelas II/3 SMPN 2 Makassar”. Jurnal Kreano; 5(1):48-55. Makassar: Jurusan Matematika Universitas Negeri Makassar. Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo. Pintrich, Paul R. & Dale H. Schunk. 1996. Motivation in Education: Theory, Research, and Applications. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Priharini, Ismi. 2014. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Seni Tari melalui Hypnoteaching pada Siswa Kelas II SD Negeri 1 Prambanan Klaten. Skripsi. Diterbitkan. Surakarta: PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret. Purnomo, Arif. 2012. “Pembelajaran Sejarah Berbasis Deep Dialogue/Critical Thinking di Sekolah Menengah Atas”. Jurnal Historia Pedagogia; 1(1):110. Semarang: Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sejarah Jawa Tengah. Rifa’i, Achmad & Anni, Catharina Tri. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press. Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Predana Media Group. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suarni, Nyoman Dantes & I Nyoman Tika. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Projek terhadap Minat dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Kuta”. Jurnal E-Journal; 4(1):1-7. Singaraja: Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suhartini, Dewi. 2001. Minat Siswa Terhadap Topik-topik Mata Pelajaran Sejarah dan Beberapa Faktor yang Melatarbelakanginya : Studi Deskriptif Terhadap Siswa Sekolah Menengah Umum Negeri di Kota Bogor. (Tesis). Magister Pendidikan Ilmu Sosial – UPI. Suprihatin, Endang. 2014. Hakekat Pembelajaran yang Ideal. http://mudahbelajarbahasaarab.blogspot.com/2014/11/hakekat-pembelajaran-yangideal.html. (22 Jan 2015).
95
Suryadi, Andy. 2012. “Pembelajaran Sejarah dan Problematikanya”. Jurnal Historia Pedagogia; 1(1):74-84. Semarang: Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sejarah Jawa Tengah. Sutirman. 2013. Media dan model-model pembelajaran inovatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Syaifudin, Dadang. 2013 . Efektifitas Model Pembelajaran Proyek berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa kelas X Semester 2 di SMA Negeri 2 Banguntapan. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UIN SUNAN KALIJAGA. Trianto . 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Uno, B. Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi. Wasino. 2007. Dari Riset hingga Tulisan Sejarah. Semarang: UNNES Press. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Wibowo, Anjar Mukti & Rodliyah, Wiwik Lailatur. 2011. Peningkatan Minat Belajar IPS Sejarah dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran The Power of Two pada Siswa Kelas VII B MTS Negeri Kembangsawit Tahun Pelajaran 2010/2011. Jurnal Agastya; 2(1):88-113. Yogi, Fikri. 2013. Pengertian Minat Belajar Menurut Para Ahli, Definisi, Artikel. http://dicari-saja.blogspot.com/2013/02/pengertian-minat-belajar-siswamenurut.html. (22 Jan 2015).
LAMPIRAN
96
97
Lampiran 1 Daftar Siswa Kelas Eksperimen (X MIA 5)
98
Lampiran 2 Daftar Siswa Kelas Kontrol (X MIA 6)
99
Lampiran 3 SILABUS Sekolah : SMA Negeri 1 Gubug Kelas :X Mata Pelajaran : Sejarah Wajib Semester :2 Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Waktu Belajar 3.7 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia.
Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara Kedatangan Islam ke Nusantara Islam dan jaringan perdagangan antar pulau
Mengamati: Melihat gambar-gambar tentang islamisasi di Nusantara.
Observasi: mengamati kegiatan peserta didik dalam
Menanya: Menanyakan hal-hal yang belum dipahami atau hal-
Penugasan Proyek: proses mengumpulkan
3 mg x 2 jp
Buku Paket Sejarah Indonesia kelas X semester 2. Buku-buku lainya Internet ( jika
100
Kompetensi Dasar 4.8 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Islam dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
Materi Pokok Islam Masuk Istana Raja
Pembelajaran hal yang ingin diketahui yang berkaitan dengan islmaisasi di Nusantara. Mengumpulkan Informasi: mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan dan materi tentang islamisasi di Nusantara melalui bacaan, internet, pengamatan terhadap sumber-sumber sejarah yang ada di museum dan atau peninggalanpeninggalan yang ada di lingkungan terdekat. Mengasosiasi: menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang islmaisasi di Nusantara.
Penilaian data, analisis data dan pembuatan laporan atau karya lainnya tentang islmaisasi di Nusantara. Tes lisan: menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis konsep tentang islmaisasi di Nusantara.
Alokasi Waktu
Sumber Belajar tersedia) Gambar islamisasi di Nusantara. Peta Nusantara.
101
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Mengkomunikasikan: hasil analisis yang telah dilakukan kemudian dilaporkan dalam bentuk tulisan atau karya lain tentang islmaisasi di Nusantara.
Gubug, April 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Dra. Maria Sri Gunarti NIP. 196005171986092001
Widowati NIM. 3101411082
Sumber Belajar
102
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
SMA
: SMA Negeri 1 Gubug
Program
: Wajib
Mata Pelajaran
: Sejarah Indonesia
Kelas
:X
Semester
:2
Materi Pokok
: Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara
Sub Materi
: Menganalisis Kedatangan Islam di Nusantara
Alokasi Waktu
: 6×45 Menit
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa lingkungan
dalam berinteraksi
secara
efektif dengan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami,
menerapkan,dan menjelaskan
pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang
spesifik sesuai dengan bakat
dan
minatnya untuk
memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
103
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR 1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya. 1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam. 2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 3.8 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan islam di Indonesia. 4.8 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Islam dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada
kehidupan
masyarakat
Indonesia
masa
kini
serta
mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Menunjukkan rasa syukur sebagai umat beragama 2. Menunjukkan nilai dan perilaku toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Menerapkan perilaku kerjasama, tanggung jawab dan peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman Islam dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari. 4. Berlaku jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 5. Bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 6. Menganalisis proses kedatangan Islam di Nusantara dari berbagai teori.
104
7. Menyajikan informasi tentang jalur masuknya Islam di Nusantara dalam bentuk tulisan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi peserta didik mampu: 1. Bersyukur sebagai umat beragama 2. Bertoleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Bekerjasama, bertanggung jawab dan peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman Islam dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari. 4. Jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 5. Bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 6. Memahami proses kedatangan Islam di Nusantara dari berbagai teori. 7. Membuat peta tentang jalur masuknya Islam di Nusantara.
E. MATERI PEMBELAJARAN Kedatangan Islam ke Nusantara Islam dan jaringan perdagangan antar pulau Islam Masuk Istana Raja
F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan pembelajaran
: Saintific
Model pembelajaran
: Project-Based Learning
Metode pembelajaran
: Diskusi, Proyek, dan Presentasi
105
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan (6×45 menit)
Pertemuan 1 (2×45 menit) Tahap Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
1.1 Guru memberikan salam, menanyakan
1 menit
kabar siswa dan mengajak siswa untuk berdoa sebelum pelajaran di mulai. 1.2 Guru mempresensi siswa. 1.3 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 1.4 Guru memberi motivasi siswa untuk lebih
berkonsentrasi
dalam
proses
5 menit 2 menit 2 menit
pembelajaran. 2. Kegiatan Inti
2.1 Peserta didik mendengarkan penjelasan guru
tentang
proses
5 menit
Project-Based
Learning dengan segala esensinya, yaitu: 1. Penyajian pertanyaan esensial 2. Membuat perencanaan 3. Menyusun penjadwalan 4. Pembuatan proyek dan monitoring 5. Melakukan penilaian 6. Evaluasi 2 menit
2.2 Mengamati Peserta didik mengamati gambar yang disajikan
guru
yaitu
gambar
peta
Indonesia, gambar kapal dagang Cina yang berlayar di Indonesia dan gambar batu nisan dari Tralaya yang bercorak Islam. 2.3 Menanya
2 menit
106
Peserta didik bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan gambar yang disajikan oleh guru. 3 menit
2.4 Pembentukan Kelompok Peserta didik dibagi menjadi 7 kelompok oleh guru. 2.5 Peserta
didik
bergabung
dengan
2 menit
kelompoknya masing-masing dan tiap kelompok
mendapat
kajian
masing-
masing, yaitu: 1. Jalur masuknya Islam di Sumatera 2. Jalur masuknya Islam di Jawa 3. Jalur masuknya Islam di Sulawesi 4. Jalur masuknya Islam di Borneo 5. Jalur masuknya Islam di Maluku 6. Jalur masuknya Islam di Irian 7. Jalur
masuknya
Islam
di
Nusa
Tenggara.
5 menit
2.6 Penyajian pertanyaan esensial Peserta
didik
menyimak
pertanyaan
esensial yang disajikan guru, yaitu: Bagaimana cara menyampaikan kepada masyarakat
agar
mereka
mudah
memahami jalur masuknya Islam ke Nusantara ? 2.7 Mengumpulkan Informasi a) Peserta
didik
mencari
referensi
10 menit
tentang permasalahan yang diajukan guru di buku, internet, artikel, atau sumber lainnya. b) Peserta didik mempelajari materi
5 menit
107
tentang
kedatangan
Islam
di
Nusantara. 2.8 Mengasosiasi/Mengolah Informasi 1 menit
a) Perencanaan Peserta didik melakukan diskusi mengenai perencanaan pembuatan proyek,
mulai
perencanaan
dari
proyek
pembuatan
desain
hingga
proyek
cara
dengan
pendampingan guru. 5 menit
b) Penjadwalan Peserta didik melakukan diskusi mengenai jadwal pembuatan proyek.
1 menit
c) Monitoring Peserta
didik
dalam
dimonitoring
pelaksanaan
guru
diskusi.
Monitoring meliputi: -
Memberikan arahan
-
Fasilitasi
-
Memberikan semangat 1 menit
d) Penilaian Peserta didik dinilai oleh guru dalam proses diskusi mengenai perencanaan pembuatan proyek. Penilaian pada tahap ini meliputi: -
Persiapan pembuatan proyek
-
Penentuan
langkah-langkah
pembuatan proyek -
Penentuan jadwal
pembuatan
proyek -
Pembagian
tugas
dalam
108
pembuatan proyek 2.9 Membangun (Networking) 25 menit
a) Evaluasi -
Masing-masing
kelompok
mempresentasikan
mengenai
perencanaan proyek yang akan dibuat dalam rangka menjawab permasalahan yang diidentifikasi. -
Peserta didik lain menanggapi apa yang disampaikan kelompok yang melakukan presentasi.
-
Guru merefleksi hasil presentasi peserta didik.
3. Kegiatan
3.1 Peserta didik bersama guru membuat
Penutup
kesimpulan pelajaran mengenai rencana
5 menit
pembuatan proyek. 3.2 Guru menyampaikan informasi kepada
5 menit
peserta didik untuk mempersiapkan alat dan bahan seperti kertas A3 dan alat tulis lainnya
yang
diperlukan
untuk
pembuatan proyek, serta meminta siswa untuk mulai membuat proyek di rumah dengan memahami konsep atau prinsip yang
terkait
dengan
penyelesaian
permasalahan.
Pertemuan 2 (2×45 menit) Tahap Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
1.1 Guru memberikan salam, menanyakan kabar siswa dan mengajak siswa untuk
3 menit
109
berdoa sebelum pelajaran di mulai. 1.2 Guru mempresensi siswa.
5 menit
1.3 Guru memberi motivasi siswa untuk
2 menit
lebih
berkonsentrasi
dalam
proses
pembelajaran. 2. Kegiatan Inti
2.1 Peserta didik mendengarkan penjelasan guru
tentang
kelanjutan
1 menit
pembuatan
proyek. 2.2 Peserta didik kembali bergabung dengan kelompoknya
masing-masing
1 menit
untuk
melanjutkan pembuatan proyek yang telah buat sebelumnya. 2.3 Masing-masing
kelompok
2 menit
menginformasikan tentang sejauh apa pembuatam proyeknya. 1 menit
2.4 Mengamati Peserta didik mengamati contoh-contoh gambar hasil proyek yang di buat dalam pembelajaran
dengan
menggunakan
model Project-Based Learning, yang sesuai dengan proyek yang dibuat siswa. 3 menit
2.5 Menanya Peserta didik bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan gambar yang ditayangkan oleh guru. 2.6 Mengumpulkan Informasi Peserta
didik
mempelajari
cara
pembuatan proyek dari berbagai sumber untuk
menyempurnakan
proyeknya.
hasil
karya
5 menit
110
2.7 Mengasosiasi/Mengolah Informasi 33 menit
a) Pembuatan Proyek Kelompok melanjutkan pembuatan proyek atau karya dengan memahami konsep atau prinsip yang terkait dengan penyelesaian permasalahan, dengan berpedoman pada sumbersumber yang telah dikumpulkan.
1 menit
b) Monitoring Peserta didik dimonitoring oleh guru dalam
pembuatan
proyek.
Guru
memberikan arahan, fasilitasi dan memberikan semangat bagi siswa untuk giat belajar dan mengerjakan proyek
secara
optimal.
Hal
ini
dilakukan agar pelaksanaan proyek sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah disepakati. c) Penilaian
1 menit
Peserta didik dinilai oleh guru dalam proses pembuatan proyek. Penilaian pada tahap pelaksanaan pembuatan proyek ini meliputi: -
Kerjasama tim
-
Instrumen/alat yang digunakan
-
Efisiensi waktu
-
Penguasaan pembuatan proyek
2.8 Membangun (Networking) melakukan presentasi a) Evaluasi i) 2 atau 3 kelompok yang sudah
20 menit
111
selesai
membuat
melakukan
presentasi
proyek
hasil
mereka
menyelesaikan yang
proyek
untuk
permasalahan
diidentifikasi,
disertai
dengan arahan dari guru. ii) Peserta
lainnya
1 menit
penilaian
1 menit
didik
menanggapi. iii) Guru terhadap
melakukan hasil
proyek,
yang
meliputi: -
Kualitas proyek
-
Presentasi hasil proyek
3. Kegiatan
3.1 Peserta didik bersama guru membuat
Penutup
kesimpulan pelajaran mengenai beberapa
9 menit
hasil proyek yang sudah dipresentasikan. 3.2 Guru menyampaikan informasi kepada
1 menit
siswa untuk melanjutkan pembuatan proyek bagi kelompok yang belum selesai.
Pertemuan 3 Tahap Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
1.1 Guru memberikan salam, menanyakan
3 menit
kabar siswa dan mengajak siswa untuk berdoa sebelum pelajaran di mulai. 5 menit
1.2 Guru mempresensi siswa. 1.3 Guru memberi motivasi siswa untuk lebih
berkonsentrasi
pembelajaran.
dalam
proses
2 menit
112
2. Kegiatan Inti
2.1 Peserta didik mendengarkan penjelasan guru
mengenai
tindak
lanjut
2 menit
dari
presentasi hasil proyek dari kelompokkelompok
yang
belum
melakukan
presentasi pada pertemuan yang lalu. 2.2 Peserta didik kembali bergabung dengan
1 menit
kelompoknya masing-masing. 1 menit
2.3 Mengamati Peserta
didik
mengamati
langkah-
langkah presentasi yang disajikan guru.
1 menit
2.4 Menanya Peserta didik bertanya tentang hal-hal yang
berkaitan
dijelaskan guru
dengan
apa
yang
yang masih belum
dipahami oleh peserta didik. 2.5 Mengumpulkan Informasi
10 menit
Peserta didik mempelajari hal-hal yang akan disampaikan dalam presentasi. 2.6 Mengasosiasi/Mengolah Informasi dan Membangun (Networking) a) Evaluasi Masing-masing
kelompok
yang
20 menit
belum melakukan presentasi pada pertemuan lalu, mempresentasikan hasil proyeknya di depan kelas dan peserta didik yang lain menanggapi. b) Penilaian Guru melakukan penilaian terhadap hasil proyek yang dibuat peserta
1 menit
113
didik berupa laporan proyek yang meliputi: -
Kualitas proyek
-
Presentasi hasil proyek
c) Guru merefleksi hasil presentasi dari masing-masing kelompok. 3.1 Penggabungan
3. Kegiatan
peta
perpulau
agar
4 menit 30 menit
menjadi satu kesatuan Nusantara.
Penutup
3.2 Peserta didik bersama guru membuat
5 menit
kesimpulan pelajaran. 3.3 Peserta
didik
diajak
merenungkan
4 menit
manfaat dari kegiatan pembelajaran. 3.4 Guru memberikan penghargaan kepada peserta
didik
yang
aktif
1 menit
serta
mengucapkan terimakasih kepada siswa.
H. SUMBER DAN MEDIA Sumber
:
Hapsari, Ratna. M. Adil. 2014. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Sejarah Indonesia kelas X Semester 2. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Medianya
:
- Laptop
- kertas A3
- Gambar
- sterofom
114
PENILAIAN 1.
Sikap Spiritual
No
Sikap Spiritual Mensyukuri 1-4
Nama Siswa
Total Skor
1 2 3 Keterangan: Sikap Spiritual
Indikator sikap spiritual “mensyukuri”: -
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
-
Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut.
-
Mengucapkan syukur setelah pembelajaran selesai
-
Menjaga lingkungan hidup di sekolah.
Rubrik pemberian skor: -
4 = jika siswa melakukan semua kegiatan tersebut
-
3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
-
2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
-
1 = jika siswa melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut.
No
Nama
1 2 3 Skala skor : 1-4 Rubrik penilaian sikap:
Tanggung jawab
Sikap Sosial
Disiplin
2.
Kerjasama
I.
Jumlah score
115
Aspek Sikap
Rubrik
Nilai
Peduli, mau membantu, ramah, dan menghargai 4
sesama dalam melakukan tugas. Cukup peduli dan saling membantu sesama dalam
3 Kerjasama
melakukan tugas. Kurang peduli kepada sesama dalam melakukan
2
tugas. Tidak peduli kepada sesama dalam melakukan
1
tugas. Sangat disiplin dan serius dalam menyelesaikan
Disiplin
4
tugas.
3
cukup disiplin dalam menyelesaikan tugas.
2
Kurang disiplin dalam menyelesaikan tugas.
1
Tidak disiplin dalam menyelesaikan tugas. Melakukan tugas dengan sangat baik dan tepat
4
waktu. Berupaya melakukan tugas dengan baik, tapi
3 Tanggung jawab
belum maksimal. Kurang serius dalam menyelesaikan tugas dan
2
tidak berupaya secara maksimal. Tidak serius dalam menyelesaikan tugas dan
1
melalaikan tugas yang diberikan.
116
3.
Pengetahuan No
Nama
Penguasaan Materi (1-4)
Jumlah Score
1 2 3 Rentang nilai 1-4 Rubrik pemberian skor: 4
= jika peserta didik sangat mampu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi terhadap materi yang diajarkan.
3
= jika peserta didik cukup mampu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi terhadap materi yang diajarkan.
2
= jika peserta didik kurang mampu mampu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi terhadap materi yang diajarkan.
1
= jika peserta didik tidak mampu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi terhadap materi yang diajarkan.
4.
Keterampilan No
Nama
Perencanaan 1-4
Pengerjaan Proyek 1-4
1 2 3 Skor penilaian menggunakan skala (1-4) 1
= kurang
2
= cukup
Laporan Proyek 1-4
Jumlah Skor
117
5.
3
= baik
4
= amat baik
Diskusi Kelompok No Nama
Mengkomu nikasikan 1-4
Mendengar kan 1-4
Berargumen tasi 1-4
Berkontri busi 1-4
Jumlah Skor
1 2 3
a. Kemampuan mengomunikasikan adalah kemampuan peserta didik
untuk
mengungkapkan atau
menyampaikan ide atau
gagasan dengan bahasa lisan yang efektif. b. Kemampuan mendengarkan dipahami
sebagai
kemampuan
peserta didik untuk tidak menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang mengungkapkan gagasannya. c.
Kemampuan
berargumentasi
menunjukkan
kemampuan
peserta didik dalam mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau mempertanyakan gagasannya. d. Kemampuan
berkontribusi
dimaksudkan
kemampuan peserta didik memberikan
sebagai
gagasan-gagasan yang
mendukung atau mengarah ke penarikan kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai perbedaan pendapat. e.
Skor rentang antara 1 – 4
4 = Kurang
2. = Cukup
3. = Baik
4. = Amat Baik.
118
6.
Presentasi Proyek No
Nama
Menjelaskan 1-4
memvisua lisasikan 1-4
Merespon 1-4
Jumlah Skor
1 2 3
Menjelaskan adalah kemampuan peserta didik untuk menyampaikan dan menguraikan hal-hal penting yang sesuai dengan permasalahan dengan cara dan bahasa yang baik.
Memvisualisasikan
adalah
kemampuan
peserta
didik
untuk
menggambarkan hal-hal yang disampaikan dalam presentasi dengan cara yang baik dan sesuai.
Merespon adalah kemampuan peserta didik untuk menjawab berbagai pertanyaan dan sanggahan dengan cara yang baik dan dengan jawaban yang sesuai.
Skor rentang antara 1 – 4 1
= Kurang
2 = Cukup
3
= Baik
4 = Amat Baik.
Gubug, April 2015 Mengetahui, Guru Mapel Sejarah
Peneliti
(Dra. Maria Sri Gunarti)
( Widowati )
NIP. 196005171986092001
NIM. 3101411082
119
Langkah-langkah model Project-Based Learning
Langkah-langkah model Project-Based Learning (Pertemuan 1) 1. Penyajian Pertanyaan Esensial, pada nomor 2.6 Pada tahap ini peserta didik dihadapkan pada pertanyaan esensial yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Hal ini dilakukan untuk merangsang peserta didik agar mampu membuat proyek untuk menyelesaikan permasalahan yang sesuai dengan pertanyaan yang disajikan. Pertanyaan esensial tersebut yaitu: Bagaimana strategi yang harus dilakukan untuk melestarikan hasil-hasil akulturasi budaya islam di Indonesia agar tidak dilupakan oleh masyarakat ? 2. Perencanaan, pada nomor 2.8 point a Pada tahap ini peserta didik melakukan diskusi untuk membuat perencanaan mengenai proyek apa yang akan dibuat. Pada tahap ini peserta didik juga mendiskusikan persiapan pembuatan proyek, desain proyek, dan langkah-langkah pembuatan proyek. 3. Penjadwalan, pada nomor 2.8 point b Pada tahap ini peserta didik melakukan diskusi untuk menyusun jadwal pembuatan proyek. Jadwal pembuatan proyek ini dibuat mulai dari persiapan pembuatan proyek sampai penyelesaian pembuatan proyek, sehingga pembuatan proyek bisa selesai tepat waktu. 4. Monitoring, pada nomor 2.8 point c Saat melakukan diskusi untuk membuat perencanaan dan penjadwalan proyek, peserta didik dimonitoring oleh guru. Hal ini dilakukan agar diskusi dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Kegiatan monitoring tersebut meliputi: pemberian arahan, fasilitasi, dan pemberian semangat kepada peserta didik. 5. Penilaian, pada nomor 2.8 point d Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap peserta didik saat melakukan diskusi mengenai perencanaan pembuatan proyek. Penilaian pada tahap ini meliputi: a. Persiapan pembuatan proyek b. Penentuan langkah-langkah pembuatan proyek
120
c. Penentuan jadwal pembuatan proyek d. Pembagian tugas dalam pembuatan proyek. 6. Evaluasi, pada 2.9 point a Pada tahap ini peserta didik bersama guru melakukan evaluasi. Evaluasi ini dilakukan peserta didik dengan melakukan presentasi mengenai perencanaan pembuatan proyek. Pada tahap ini guru juga ikut mendampingi dan memberikan pengarahan kepada peserta didik apabila terdapat kekurangan terhadap apa yang disampaikan peserta didik mengenai perencanaan pembuatan proyek.
Langkah-langkah model Project-Based Learning (Pertemuan 2) 1. Pembuatan proyek, pada nomor 2.6 point a Pada tahap ini peserta didik membuat proyek. Pembuatan proyek disini adalah untuk melanjutkan pembuatan proyek yang telah dilakukan peserta didik sebelumnya yaitu di rumah sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Pembuatan proyek ini didasarkan pada perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. 2. Monitoring, pada nomor 2.6 point b Pada tahap ini peserta didik dimonitoring oleh guru dalam pembuatan proyek. Guru memberikan arahan, fasilitasi dan memberikan semangat bagi siswa untuk giat belajar dan mengerjakan proyek secara optimal. Arahan, fasilitasi dan pemberian semangat ini juga telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya saat dilakukan instruksi untuk mulai membuat proyek di rumah, diantaranya dengan memberikan alat dan bahan untuk membuat proyek seperti kertas A3. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan proyek sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah disepakati, sehingga pembuatan proyek dapat selesai tepat waktu dan hasilnya memuaskan. 3. Penilaian, pada nomor 2.6 point c Pada tahap ini peserta didik dinilai oleh guru dalam proses pembuatan proyek. Penilaian pada tahap pelaksanaan pembuatan proyek ini meliputi: - Kerjasama tim - Instrumen/alat yang digunakan
121
- Efisiensi waktu - Penguasaan pembuatan proyek 4. Evaluasi, pada nomor 2.7 point a Pada tahap ini peserta didik melakukan presentasi hasil proyek. Presentasi dilakukan oleh 2-3 kelompok awal. Saat kelompok melakukan presentasi, peserta didik pada kelompok lainnya menanggapi. Presentasi ini meliputi pemaparan dari tahap perencanaan, pembuatan proyek, dan hasil dari proyek ini, sehingga dapat memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan pada pertanyaan esensial yang telah disajikan di awal. Pada tahap ini guru juga melakukan penilaian terhadap hasil proyek yang meliputi kualitas proyek dan tampilan presentasi hasil proyek.
Langkah-langkah model Project-Based Learning (Pertemuan 3) 1. Evaluasi Pada tahap ini masing-masing kelompok yang belum melakukan presentasi pada pertemuan sebelumnya, saat ini mempresentasikan hasil proyek yang telah dibuat selama beberapa kali pertemuan. Presentasi ini meliputi pemaparan dari tahap perencanaan, pembuatan proyek, dan hasil dari proyek ini, sehingga dapat memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan pada pertanyaan esensial yang telah disajikan di awal. 2. Penilaian Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap hasil proyek yang dibuat peserta didik berupa laporan proyek yang meliputi: - Kualitas proyek - Tampilan presentasi hasil proyek Penilaian
dari
presentasi
ini
meliputi
kemampuan
menjelaskan,
memvisualisasikan, dan kemampuan merespon terhadap berbagai pertanyaan yang diajukan terkait hasil proyek yang dibuat peserta didik.
122
Ringkasan Materi
ISLAMISASI DAN SILANG BUDAYA DI NUSANTARA
Agama Islam lahir dan tumbuh di Mekkah, Saudi Arabia. Agama ini pertama kali diperkenalkan oleh Nabi Muhammad SAW, sekitar abad ke-7 M. Melalui perjalanan yang panjang, agama ini kemudian berkembang dan ikut memengaruhi peradaban dunia. Khadijah dan sahabat-sahabat Nabi seperti Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah tercatat sebagai pemeluk pertama Islam. Sekitar tahun 613 M, Nabi Muhammad menyebarkan agama Islam secara lebih terbuka. Tantangan terbesar datang dari suku Quraisy dan penduduk Mekkah, sebab ajaran Muhammad dianggap menghancurkan agama asli (Watsani) serta kekasaan mereka atas Ka’bah. Setelah 13 tahun Nabi Muhammad bersama pengikutnya memutuskan untuk pindah ke Yatzrib, yang kelak bernama Madinah. Peristiwa yang dikenal dengan nama Hijrah ini kemudian digunakan sebagai awal penanggalan Islam. Di Madinah, Islam berkembang pesat. Untuk mendapatkan Mekkah, Nabi Muhammad terpaksa terlibat serangkaian perang dengan orang-orang kafir di Mekkah. Pada tahun 630 M Nabi berhasil membebaskan kota Mekkah dari kekuasaan kaum kafir. Pasca perang, orang-orang Quraisy dan penduduk Mekkah mulai memeluk agama Islam, dan Ka’bah menjadi kiblat ibadah umat islam. Hal ini kemudian diikuti banyak suku lain yang berdiam di Jazirah Arab. Setelah nabi Muhammad wafat, kepemimpinannya digantikan oleh para khalifah. Kedudukannya hanya sebagai pemimpin umat muslim dalam mengatur kehidupan, bukan mengganti posisi kenabian.Khalifah yang menggantikan Rasul adalah Abu Bakar (632-634), ia diberi gelar As-Shidiq yang artinya dapat dipercaya. Kedua, Umar bin Khattab (634-644), ketiga Usman bin Affan (644-656), terakhir Ali bin Abi Thalib (656-662). Setelah masa pemerintahan khulafaur Rasyidin umat Islam dipimpin oleh Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.
123
a. Kedatangan Islam ke Nusantara Terdapat berbagai pendapat mengenai proses masuknya Islam ke Kepulauan Indonesia, terutama perihal waktu dan tempat asalnya. Pertama, sarjana-sarjana Barat kebanyakan dari Negeri Belanda mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M atau abadke-7 H. Pendapat ini mengasumsikan bahwa Gujarat terletak di India bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab. Letaknya sangat strategis berada di jalur perdagangan antara timur dan barat. Pedagang Arab yang bermahzab Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal tahun Hijriyah (abad ke-7 M). Orang yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan para pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia Timur. Pendapat J. Pijnapel kemudian didukung oleh C. Snouck Hurgronye, dan J.P. Moquetta (1912). Kedua, Hoesein Djajadiningrat mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia berasal Persia (Iran sekarang). Pendapatnya didasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain:tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, seperti yang berkembang dalam tradisi tabot di Pariaman di Sumatra Barat dan Bengkulu. Ketiga, Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa Islam berasal dari tanah kelahirannya,yaitu Arab atau Mesir. Proses ini berlangsung pada abad-abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M.Senada dengan pendapat Hamka, teori yang mengatakan bahwa Islam berasal dari Mekkah dikemukakan Anthony H. Johns. Menurutnya, proses Islamisasi dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara) yang datang ke Kepulauan Indonesia. Kaum ini biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya dengan motivasi hanya pengembangan agama Islam. Semua teori di atas bukan mengada ada, tetapi mungkin bisa saling melengkapi. Sumber-sumber berita yang mengatakan Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 yaitu catatan sejarah kerajaan Cina, Catatan Chou Ku-Fei, dan berita Jepang. Sumber-sumber berita yang mengatakan Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13 yaitu catatan perjalanan Marco Polo (1292) dan berita Ibn Battutah. Saluran proses Islamisasi di Indonesia dilakukan melalui beberapa jalan, yaitu
124
Perdagangan
Perkawinan
Pendidikan
Tasawuf
Kesenian Proses penyebaran Islam di Indonesia khususnya di Pulau Jawa tidak
terlepas dari peranan para wali yang biasa disebut walisanga (Sunan Ampel, Sunan Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati). Para wali bertindak sebagai juru dakwah, penyebar dan perintis agama Islam. Selain sembilan orang wali yang dikenal, terdapat pada beberapa tokoh lokal yang berpengaruh diantaranya adalah Syekh Abdul Muhyi, Syekh Siti Jenar, Syekh Lemah Abang, Sunan Geseng, Sunan Tembayat, Sunan Panggung. Agama Islam tidak mengenal sistem pembagian masyarakat berdasarkan perbedaan kasta. Dalam ajaran agama Islam tidak dikenal adanya perbedaan golongan dalam masyarakat. Setiap anggota masayarakat mempunyai kedudukan yang sama sebagai hamba Allah.
b. Islam dan Jaringan Perdagangan Antar pulau Berdasarkan data arkeologis seperti prasasti-prasasti maupun data historis berupa berita-berita asing, kegiatan perdagangan di kepulauan Indonesia sudah dimulai sejak abad pertama Masehi. Jalur-jalur pelayaran dan jaringan perdagangan Kerajaan Sriwijaya dengan negeri-negeri di Asia Tenggara, India, dan Cina terutama berdasarkan berita-berita Cina. Demikian pula dari catatancatatan sejarah Indonesia dan Malaya yang dihimpun dari sumber-sumber Cina telah menunjukkan adanya jaringan-jaringan perdagangan antara kerajaankerajaan di Indonesia dengan berbagai negeri terutama dengan Cina. Kontak dagang ini sudah berlangsung sejak abad pertama Masehi sampai dengan abad ke-16. Kemudian kapal-kapal dagang Arab juga sudah mulai berlayar ke wilayah Asia Tenggara sejak permulaan abad ke-7. Dari literatur Arab banyak sumber berita tentang perjalanan mereka ke Asia Tenggara. Adanya jalur pelayaran tersebut menyebabkan munculnya jaringan perdagangan dan pertumbuhan serta
125
perkembangan kota-kota pusat kesultanan dengan kota-kota bandarnya pada abad ke-13 sampai abad ke-18 misalnya, Samudra Pasai, Malaka, Bnda Aceh, Jambi, Palembang, Siak Indrapura, Minangkabau, Demak, Cirebon, Bnaten, Ternate, Tidore, Goa-Tallo, Kutai, banjar, dan kota-kota lainnya. Ditaklukkannya Malaka oleh Portugis pada 1511, dan usaha Portugis selanjutnya untuk menguasai lalu lintas di selat tersebut, mendorong para pedagang untuk mengambil jalur alternatif, dengan melintasi semenanjung atau pantai barat Sumatra ke Selat Sunda. Pergeseran ini melahirkan pelabuhan perantara yang baru, seperti Aceh, Patani, Pahang, Johor, Bnaten, Makassar dan lain sebagainya. Saat itu pelayaran di selat Malaka sering diganggu oleh bajak laut. Perompakan laut sering terjadi pada jalur-jalur perdagangan yang ramai, tetapi kurang mendapat pengawasan oleh penguasa setempat. Kegiatan ini dilakukan karena merosotnya keadaan politik dan mengganggu kewenangan pemerintahan yang berdaulat penuh atau kedaulatannya di bawah penguasa kolonial.
Akibat dari aktivitas bajak laut rute pelayaran perdagangan yang
semula melalui Asia Barat ke Jawa lalu berubah melalui pesisir Sumatra dan Sunda. Dari pelabuhan ini pula para pedagang singgah di pelabuhan Barus, Pariaman, dan Tiku. Perdagangan
pada
wilayah
timur
kepualauan
Indonesia
lebih
terkonsentrasi pada perdagangan cengkih dan pala. Meningkatnya ekspor lada dalam kancah perdagangan internasional, membuat pedagang nusantara mengambil alih peranan India sebagai pemasok utama bagi pasaran Eropa yang berkembang dengan cepat. Kemunduran perdagangan dan kerajaan yang berada di daerah tepi pantai disebabkan karena kemenangan militer ekonomi dari Belanda, dan munculnya kerajaan-kerajaan agraris di pedalaman yang tidak menaruh perhatian pada perdagangan.
c. Islam Masuk Istana Raja Awal pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan islam di Indonesia berpusat di beberapa daerah, seperti:
126
1. Kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera - Kerajaan Samudra Pasai - Kesultanan Aceh Darussalam - Kerajaan Islam di Riau - Kerajaan Islam di Jambi - Kerajaan Islam di Sumsel - Kerajaan Islam di Sumbar 2. Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa - Kerajaan Demak - Kerajaan Mataram Islam - Kesultanan Banten - Kesultanan Cirebon 3. Kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan - Kerajaan Pontianak - Kerajaan Banjar 4. Kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi - Kerajaan Gowa Tallo - Kerajaan Wajo 5. Kerajaan-kerajaan Islam di Maluku Utara - Kerajaan Ternate 6. Kerajaan-kerajaan Islam di Papua 7. Kerajaan-kerajaan Islam di Nusa Tenggara - Kerajaan Lombok dan Sumbawa
127
NUSANTARA
Sumber: Taufik Abdullah dan A.B Lapisan (Kemendikbud, 2013) KAPAL DAGANG
Sumber: Taufik Abdullah dan A.B Lapisan (Kemendikbud, 2013)
128
BATU NISAN
Sumber: Kartodirdjo (Kemendikbud, 2013)
129
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
SMA
: SMA Negeri 1 Gubug
Program
: Wajib
Mata Pelajaran
: Sejarah Indonesia
Kelas
:X
Semester
:2
Materi Pokok
: Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara
Sub Materi
: Menganalisis Kedatangan Islam di Nusantara
Alokasi Waktu
: 6×45 Menit
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami,
menerapkan,dan menjelaskan
pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan
minatnya untuk
memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
130
mandiri,
bertindak
secara
efektif
dan
kreatif,
serta
mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR 1.3 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya. 1.4 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam. 2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 3.8 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan islam di Indonesia. 4.8 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Islam dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada
kehidupan
masyarakat
Indonesia
masa
kini
serta
mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Menunjukkan rasa syukur sebagai umat beragama 2. Menunjukkan nilai dan perilaku toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Menerapkan perilaku kerjasama, tanggung jawab dan peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman Islam dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari. 4. Berlaku jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 5. Bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 6. Menganalisis proses kedatangan Islam di Nusantara dari berbagai teori.
131
7. Menyajikan informasi tentang jalur masuknya Islam di Nusantara dalam bentuk tulisan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi peserta didik mampu: 1. Bersyukur sebagai umat beragama 2. Bertoleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Bekerjasama, bertanggung jawab dan peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman Islam dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari. 4. Jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 5. Bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 6. Memahami proses kedatangan Islam di Nusantara dari berbagai teori. 7. Membuat laporan singkat tentang jalur masuknya Islam di Nusantara.
E. MATERI PEMBELAJARAN Kedatangan Islam ke Nusantara. Islam dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau Islam Masuk Istana Raja
F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional
Metode yang akan digunakan adalah metode ceramah
132
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan (6×45 menit)
Pertemuan 1 (2×45 menit) Tahap Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
1.1 Guru memberikan salam, menanyakan
3 menit
kabar siswa dan mengajak siswa untuk berdoa sebelum pelajaran di mulai. 1.2 Guru mempresensi siswa.
5 menit
1.3 Guru memberi motivasi siswa untuk
2 menit
lebih
berkonsentrasi
dalam
proses
pembelajaran. 2. Kegiatan Inti
2.1 Mengamati 5 menit
a) Penyampaian Tujuan Peserta
didik
mengamati
tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran sejarah materi Kedatangan Islam ke Nusantara menurut beberapa teori yang disampaikan oleh guru. 10 menit
b) Penyajian Informasi Peserta
didik
memperhatikan
penjelasan guru tentang Kedatangan Islam ke Nusantara menurut beberapa teori.
5 menit
2.2 Menanya Peserta didik dibimbing guru untuk mengidentifikasi pertanyaan yang ingin diketahui
siswa
tentang
Kedatangan
Islam ke Nusantara menurut beberapa teori.
133
10 menit
2.3 Mengumpulkan Informasi Peserta didik dibimbing guru untuk melakukan diskusi dengan kelompoknya masing-masing untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan mengenai materi Kedatangan Islam ke Nusantara menurut beberapa teori. 2.4 Mengasosiasi/ Mengolah Informasi a) (Mengecek
Pemahaman
dan
10 menit
Memberikan Umpan Balik) Peserta didik menjawab pertanyaanpertanyaan
yang
telah
diajukan
mengenai materi Kedatangan Islam ke Nusantara menurut beberapa teori sesuai dengan hasil diskusinya. 2.5 Membangun (Networking) a) (Memberi Kesempatan Latihan) Peserta
didik
membuat
20 menit
laporan
singkat tentang Kedatangan Islam ke Nusantara menurut beberapa teori dan
mempresentasikan
di
depan
kelas. 3. Kegiatan Penutup
3.1 Peserta didik bersama guru membuat
5 menit
kesimpulan pelajaran. 3.2 Peserta
didik
diajak
merenungkan
4 menit
manfaat dari kegiatan pembelajaran. 3.3 Guru menyampaikan informasi kepada siswa untuk belajar materi selanjutnya.
1 menit
134
Pertemuan 2 Tahap Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
1.1 Guru memberikan salam, menanyakan
3 menit
kabar siswa dan mengajak siswa untuk berdoa sebelum pelajaran di mulai. 1.2 Guru mempresensi siswa.
5 menit
1.3 Guru memberi motivasi siswa untuk lebih
2 menit
berkonsentrasi
dalam
proses
pembelajaran. 2 Kegiatan Inti
2.1 Mengamati 5 menit
a) Penyampaian Tujuan Peserta
didik
mengamati
tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran sejarah materi Islam dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau yang disampaikan oleh guru. 10 menit
b) Penyajian Informasi Peserta
didik
memperhatikan
penjelasan guru tentang Islam dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau. 2.2 Menanya Peserta didik dibimbing guru untuk
5 menit
mengidentifikasi pertanyaan yang ingin diketahui
siswa
tentang
Islam
dan
Jaringan Perdagangan Antar Pulau. 2.3 Mengumpul kan Informasi Peserta didik dibimbing guru untuk melakukan diskusi dengan kelompoknya masing-masing untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
10 menit
135
diajukan mengenai materi Islam dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau. 2.4 Mengasosiasi/ Mengolah Informasi a) Mengecek
Pemahaman
dan 15 menit
Memberikan Umpan Balik) Peserta didik menjawab pertanyaanpertanyaan
yang
telah
diajukan
mengenai materi Islam dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau sesuai hasil diskusinya. 2.5 Membangun (Networking) 15 menit
a) Memberi Kesempatan Latihan) Peserta didik membuat laporan singkat tentang
Islam
Perdagangan
dan
Antar
Jaringan Pulau
dan
mempresentasikan di depan kelas. 3 Kegiatan Penutup
3.1 Peserta didik bersama guru membuat
5 menit
kesimpulan pelajaran. 3.2 Peserta didik diajak merenungkan manfaat
4 menit
dari kegiatan pembelajaran. 3.3 Guru menyampaikan informasi kepada
1 menit
siswa untuk belajar materi selanjutnya.
Pertemuan 3 Tahap Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
1.1 Guru memberikan salam, menanyakan
3 menit
kabar siswa dan mengajak siswa untuk berdoa sebelum pelajaran di mulai. 1.2 Guru mempresensi siswa.
5 menit
1.3 Guru memberi motivasi siswa untuk
2 menit
136
lebih
berkonsentrasi
dalam
proses
pembelajaran. 2. Kegiatan Inti
2.1 Mengamati 5 menit
a) Penyampaian Tujuan Peserta
didik
mengamati
tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran sejarah materi Islam Masuk Istana Raja yang disampaikan oleh guru. 5 menit
b) Penyajian Informasi Peserta
didik
memperhatikan
penjelasan guru tentang Islam Masuk Istana Raja. 10 menit
2.2 Menanya Peserta didik dibimbing guru untuk mengidentifikasi pertanyaan yang ingin diketahui siswa tentang Islam Masuk Istana Raja.
5 menit
2.3 Mengumpul kan Informasi Peserta didik dibimbing guru untuk melakukan diskusi dengan kelompoknya masing-masing untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan mengenai materi Islam Masuk Istana Raja. 2.4 Mengasosiasi/ Mengolah Informasi a) Mengecek
Pemahaman
dan
Memberikan Umpan Balik Peserta didik menjawab pertanyaanpertanyaan
yang
telah
diajukan
10 menit
137
mengenai materi Islam Masuk Istana Raja sesuai hasil diskusinya. 2.5 Membangun (Networking) 15 menit
a) Memberi Kesempatan Latihan Peserta
didik
membuat
laporan
singkat tentang Islam Masuk Istana Raja dan mempresentasikan di depan kelas. 3. Kegiatan Penutup
3.1 Peserta didik bersama guru membuat
5 menit
kesimpulan pelajaran. 3.2 Peserta
didik
diajak
merenungkan
4 menit
manfaat dari kegiatan pembelajaran. 3.3 Guru
memberikan
apresiasi
dan
1 menit
penghargaan kepada peserta didik yang aktif serta mengucapkan terimakasih kepada siswa.
H. SUMBER DAN MEDIA Sumber Hapsari, Ratna. M. Adil. 2014. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Sejarah Indonesia kelas X Semester 2. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Media - Laptop - Gambar
138
PENILAIAN 1. Sikap Spiritual No
Sikap Spiritual Mensyukuri 1-4
Nama Siswa
Total Skor
1 2 3 Keterangan: a. Sikap Spiritual 1
Indikator sikap spiritual “mensyukuri”: -
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
-
Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut.
-
Mengucapkan syukur setelah pembelajaran selesai
-
Menjaga lingkungan hidup di sekolah.
2 Rubrik pemberian skor: - 4 = jika siswa melakukan semua kegiatan tersebut - 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut - 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut - 1 =
jika siswa melakukan salah satu
tersebut.
Nama
1 2 3 Skala skor : 1-4
Tanggung jawab
No
Disiplin
2. Sikap Sosial
Kerja sama
I.
Jumlah score
(empat) kegiatan
139
Rubrik penilaian sikap: Aspek Sikap
Nilai 4
Peduli, mau membantu, ramah, dan menghargai sesama dalam melakukan tugas.
3
Cukup peduli dan saling membantu sesama dalam melakukan tugas.
2
Kurang peduli kepada sesama dalam melakukan tugas.
1
Tidak peduli kepada sesama dalam melakukan tugas.
4
Sangat disiplin dan serius dalam menyelesaikan tugas.
3
cukup disiplin dalam menyelesaikan tugas.
2
Kurang giat dalam menyelesaikan tugas.
1
Tidak giat dalam menyelesaikan tugas.
4
Melakukan tugas dengan sangat baik dan tepat waktu.
3
Berupaya melakukan tugas dengan baik, tapi belum maksimal.
2
Kurang serius dalam menyelesaikan tugas dan tidak berupaya secara maksimal.
1
Tidak serius dalam menyelesaikan tugas dan melalaikan tugas yang diberikan.
Kerjasama
Disiplin
Tanggung jawab
3.
Rubrik
Pengetahuan No
Nama
1 2 3 Rentang nilai 1-4 Rubrik pemberian skor:
Penguasaan Materi (1-4)
Jumlah Score
140
4
= jika peserta didik sangat mampu mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi terhadap materi yang diajarkan. 3
= jika peserta didik cukup mampu mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi terhadap materi yang diajarkan. 2
= jika peserta didik kurang mampu mampu mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi terhadap materi yang diajarkan. 1
= jika peserta didik tidak mampu mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi terhadap materi yang diajarkan.
Jumlah Skor
Mengkomunikasikan
Nama
No
Memberikan umpan balik
Keterampilan
Menganalisis
4.
1 2 3 Rentang skor 1-4 4 = jika peserta didik mampu menganalisis, memberikan umpan balik, dan mengkomunikasikan hasilnya dengan sangat baik. 3 = jika peserta didik mampu menganalisis, memberikan umpan balik, dan mengkomunikasikan hasilnya dengan baik. 2 = jika peserta didik mampu menganalisis, memberikan umpan balik, dan mengkomunikasikan hasilnya dengan cukup baik.
141
1 = jika peserta didik tidak mampu menganalisis, memberikan umpan balik, dan mengkomunikasikan hasilnya dengan baik.
5.
Diskusi kelas No
Mendengar kan 1-4
Nama
Berargumen tasi 1-4
Berkontri busi 1-4
Jumlah Skor
1 2 3 a. Kemampuan mendengarkan dipahami
sebagai
kemampuan
peserta didik untuk tidak menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang mengungkapkan gagasannya. b. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta didik dalam
mengemukakan argumentasi logis ketika ada
pihak
yang bertanya atau mempertanyakan gagasannya. c. Kemampuan
berkontribusi
kemampuan peserta
dimaksudkan
didik memberikan
sebagai
gagasan-gagasan yang
mendukung atau mengarah ke penarikan kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai perbedaan pendapat. d. Skor rentang antara 1 – 4 1
= Kurang
3 = Baik
2
= Amat baik
4 = Cukup Gubug, April 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
(Dra. Maria Sri Gunarti)
( Widowati )
NIP. 196005171986092001
NIM. 3101411082
142
Lampiran 6 KISI-KISI ANGKET UJI COBA
Variabel
Indikator
1. Ketertarikan
Nomor
Jumlah
Angket
Item
terhadap 1, 2, 3, 4,
pembelajaran sejarah.
6
5, 6
2. Perhatian terhadap pembelajaran 7, 8, 9, sejarah. Minat
10, 11, 12
3. Keinginan untuk mengetahui.
Belajar Siswa
13,
14,
15,
16,
6
6
17, 18 4. Ketertarikan
terhadap 19,
pembelajaran
sejarah
menggunakan
20,
dengan 21, 22, 23 model
5
pembelajaran. 5. Ketertarikan
Model Project-Based Learning
pembelajaran
sejarah
menggunakan
model
terhadap 24,
25,
dengan 26,
27,
Project- 28, 29
6
Based Learning. 6. Perlunya
menerapkan
Project-Based
Learning
pembelajaran sejarah. Jumlah Soal
model 30,
31,
dalam 32,
33,
6
34, 35 35
143
Lampiran 7 ANGKET UJI COBA PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECTBASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GUBUG TAHUN AJARAN 2014/2015
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET 1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya. 2. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar. 3. Selamat mengisi dan terima kasih.
MINAT BELAJAR SISWA
A. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah 1) Apakah anda senang mengikuti pelajaran sejarah ? a. Sangat senang, karena pelajaran sejarah menarik dan menambah pengetahuan tentang masa lampau b. Senang, karena pelajarannya tidak membosankan c. Cukup senang, karena bisa mengikuti pelajaran sejarah d. Tidak senang, karena banyak menghafal dan membosankan e. Sangat tidak senang, karena tidak tertarik dengan pelajaran sejarah 2) Bagaimana antusiasme anda dalam mengikuti pelajaran sejarah ? a. Sangat antusias karena ingin meraih prestasi tinggi b. Antusias karena ingin meraih predikat siswa pandai c. Biasa-biasa saja, yang penting mengikuti pelajaran sejarah d. Kurang antusias karena pelajaran sejarah membosankan e. Tidak antusias sama sekali karena tidak suka pelajaran sejarah 3) Apakah anda senang membaca buku-buku yang berkaitan dengan sejarah? a. Sangat Senang, karena buku-bukunya menarik dan memperkaya khasanah ilmu tentang masa lampau yang menginspirasi. b. Senang, karena buku-bukunya memberikan pengetahuan tentang masa lampau yang menginspirasi.
144
c. Cukup senang, karena buku-bukunya berguna untuk menunjang pelajaran sejarah d. Tidak senang, karena buku-bukunya membosankan untuk dibaca e. Sangat tidak senang, karena tidak suka membaca buku yang berhubungan dengan sejarah 4) Apakah anda tertarik dengan materi-materi pada pelajaran sejarah yang disampaikan oleh guru ? a. Sangat tertarik, karena materinya menarik dan penting untuk dipelajari. b. Tertarik, karena materinya menarik untuk dipelajari. c. Cukup tertarik, karena materinya penting untuk pelajaran sejarah. d. Tidak tertarik, karena materinya tidak menarik untuk dipelajari. e. Sangat tidak tertarik, karena hanya berisi materi hafalan dan urutan waktu. 5) Apakah anda senantiasa aktif dalam proses pembelajaran sejarah ? a. Sangat aktif, karena sangat menyukai pelajaran sejarah b. Aktif, agar dapat menguasai materi pelajaran c. Sedang-sedang saja, bertindak seperlunya d. Kurang aktif, karena takut dan malu e. Pasif dalam proses pembelajaran sejarah. 6) Apakah anda tertarik mempelajari sejarah yang dapat membuat seseorang menjadi bijak? a. Sangat tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang senantiasa berhati-hati dan berfikir dengan matang dalam mengambil keputusan dengan berkaca pada kejadian masa lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah terjadi pada masa lalu. b. Tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang akan selalu berkaca pada masa lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah terjadi. c. Cukup tertarik, karena dengan mempelajari sejarah membuat seseorang sadar untuk selalu berbuat baik. d. Tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah saja seseorang tidak bisa menjadi bijak.
145
e. Sangat tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang justru tidak bisa bangkit dari keterpurukan.
B. Perhatian terhadap Pembelajaran Sejarah 7) Apakah anda selalu memperhatikan guru ketika beliau mengajar sejarah. a. Selalu memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. b. Sering memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. c. Kadang-kadang memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. d. Hampir tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. e. Tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. 8) Setujukah anda bahwa dengan memperhatikan guru dalam pembelajaran sejarah, anda dapat memahami setiap materi yang diajarkan ? a. Sangat Setuju, karena dengan memperhatikan, materi dapat terserap sempurna sehingga dapat memahami semua materi yang diajarkan. b. Setuju, karena dengan memperhatikan kita dapat memahami materi yang diajarkan. c. Ragu-ragu, karena dengan memperhatikan guru belum tentu kita dapat memahami materi yang diajarkan. d. Tidak setuju, karena dengan memperhatikan guru kita tidak dapat memahami materi yang diajarkan. e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin memperhatikan dan memahami materi yang diajarkan. 9) Apakah anda selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah ? a. Selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. b. Sering mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. c. Kadang-kadang mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. d. Hampir tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah.
146
e. Tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. 10) Sejauh mana tingkat pemahaman anda sebagai siswa terhadap materi sejarah yang telah disampaikan guru ? a. Sangat paham dengan materi yang telah disampaikan oleh guru. b. Paham dengan materi yang telah disampaikan oleh guru. c. Cukup pahan dengan materi yang telah disampaikan oleh guru. d. Kurang paham dengan materi yang telah disampaikan oleh guru. e. Tidak paham dengan materi yang telah disampaikan oleh guru. 11) Apakah anda selalu mengerjakan tugas sejarah yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh ? a. Selalu mengerjakan dengan sungguh-sungguh b. Sering mengerjakan dengan sungguh-sungguh c. Kadang-kadang mengerjakan dengan sungguh-sungguh. d. Hampir tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh. e. Tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh. 12) Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “dengan mempelajari sejarah membuat anda memahami peristiwa masa lampau dan peristiwa masa lampau ini bisa dijadikan pelajaran untuk masa depan”? a. Sangat setuju dengan pernyataan tersebut. b. Setuju dengan pernyataan tersebut. c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut. e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
C. Keinginan Mengetahui pada Pembelajaran Sejarah 13) Apakah anda selalu bertanya pada guru atau teman ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan ? a. Selalu bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. b. Sering bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. c. Kadang-kadang bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.
147
d. Hampir tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. e. Tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. 14) Apakah rasa ingin tahu anda tinggi, ketika ada materi yang belum anda mengerti ? a. Sangat tinggi, karena materinya penting, menarik dan saya ingin memahami materi sejarah tersebut. b. Tinggi, karena saya ingin memahami materi sejarah tersebut. c. Cukup tinggi, karena sudah menjadi kwajiban untuk mengetahui materi sejarah tersebut. d. Rendah, karena tidak ada paksaan untuk mengetahui materi sejarah tersebut. e. Sangat rendah, karena saya tidak ingin mengetahui materi sejarah tersebut. 15) Apakah anda selalu mencari sumber belajar lain seperti buku, internet, dan sumber lainnya jika anda tidak puas dengan penjelasan guru ? a. Selalu mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. b. Sering mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. c. Kadang-kadang mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. d. Hampir tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. e. Tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. 16) Apakah anda selalu mencari bukti dari berbagai sumber tentang kebenaran materi yang disampaikan oleh guru ? a. Selalu mencari, karena penasaran dan rasa ingin tahu saya tinggi terhadap kebenaran materi yang disampaikan oleh guru. b. Sering mencari, karena ingin tahu kebenaran yang sesungguhnya.
148
c. Kadang-kadang mencari kalau sedang ingin membuktikan kebenarannya. d. Hampir tidak pernah mencari, karena tidak begitu penting. e. Tidak pernah mencari karena tidak ingin mengetahui kebenarannya. 17) Apabila besok ada pelajaran sejarah, apakah malamnya anda selalu membaca materi yang kiranya besok akan dibahas oleh guru di kelas ? a. Selalu membaca materi terlebih dahulu. b. Sering membaca materi terlebih dahulu. c. Kadang-kadang membaca materi terlebih dahulu. d. Hampir tidak pernah membaca materi terlebih dahulu. e. Tidak pernah membaca materi terlebih dahulu. 18) Apakah anda selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru ? a. Selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. b. Sering berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. c. Kadang-kadang berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. d. Hampir tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. e. Tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru.
D. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model Pembelajaran. 19) Setujukah anda jika guru menggunakan model pembelajaran dalam pembelajaran sejarah ? a. Sangat Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran. b. Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran. c. Ragu-ragu jika guru menggunakan model pembelajaran. d. Tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran. e. Sangat tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
149
20) Apakah dalam pembelajaran sejarah guru selalu menggunakan model pembelajaran ? a. Selalu menggunakan model pembelajaran. b. Sering menggunakan model pembelajaran. c. Kadang-kadang menggunakan model pembelajaran. d. Hampir tidak pernah menggunakan model pembelajaran. e. Tidak pernah menggunakan model pembelajaran. 21) Apakah model pembelajaran yang digunakan guru sejarah anda menarik ? a. Sangat menarik, karena sangat menyenangkan. b. Menarik, karena tidak membosankan. c. Cukup menarik, karena tidak monoton/itu-itu saja. d. Tidak menarik, karena membosankan. e. Sangat tidak menarik, karena sangat monoton dan membosankan. 22) Apakah anda selalu memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan model pembelajaran ? a. Selalu memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan model pembelajaran. b. Sering memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan model pembelajaran. c. Kadang-kadang memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan model pembelajaran. d. Hampir
tidak
pernah
memperhatikan
pelajaran
sejarah
ketika
menggunakan model pembelajaran. e. Tidak pernah memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan model pembelajaran. 23) Setujukah
anda
dengan
pernyataan
bahwa
memudahkan anda dalam belajar sejarah” ? a. Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut. b. Setuju dengan pernyataan tersebut. c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut. e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
“model
pembelajaran
150
MODEL PROJECT-BASED LEARNING
E. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model Project-Based Learning
Model Project-Based Learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata yang berguna untuk masyarakat. Seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara mandiri oleh siswa yang dimulai dari penentuan permasalahan, perencanaan proyek, penentuan jadwal pembuatan proyek, pembuatan proyek yang disertai monitoring, penilaian, serta evaluasi hasil proyek.
24) Apakah anda tertarik dengan model Project-Based Learning ? a. Sangat tertarik dengan model Project-Based Learning. b. Tertarik tertarik dengan model Project-Based Learning. c. Cukup tertarik dengan model Project-Based Learning. d. Tidak tertarik dengan model Project-Based Learning. e. Sangat tidak tertarik dengan model Project-Based Learning. 25) Apakah Anda setuju jika pembelajaran sejarah menggunakan model ProjectBased Learning ? a. Sangat Setuju, karena modelnya menarik dan menantang daya intelektual. b. Setuju, karena modelnya mendorong untuk berpikir kritis. c. Ragu-ragu, karena untuk melaksanakan model ini butuh ketekunan. d. Tidak setuju, karena modelnya sulit dilaksanakan. e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin menggunakan modelnya. 26) Apakah anda tertarik untuk memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan model Project-Based Learning ? a. Sangat
tertarik
untuk
memperhatikan
pelajaran
menggunakan model Project-Based Learning.
sejarah
ketika
151
b. Tertarik untuk memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan model Project-Based Learning. c. Cukup
tertarik
untuk
memperhatikan
pelajaran
sejarah
ketika
sejarah
ketika
menggunakan model Project-Based Learning. d. Tidak
tertarik
untuk
memperhatikan
pelajaran
menggunakan model Project-Based Learning. e. Sangat tidak tertarik untuk memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan model Project-Based Learning. 27) Apakah anda senang jika terlibat aktif dalam pembelajaran dari awal sampai akhir seperti pada proses model Project-Based Learning ? a. Sangat senang terlibat aktif dalam pembelajaran. b. Senang terlibat aktif dalam pembelajaran. c. Biasa saja terlibat aktif dalam pembelajaran. d. Tidak senang terlibat aktif dalam pembelajaran. e. Sangat tidak senang terlibat aktif dalam pembelajaran. 28) Apakah anda senang diberikan kebebasan untuk merencanakan sendiri hasil karya yang akan dibuat untuk menyelesaikan permasalahan yang dikaji dalam pembelajaran sejarah seperti pada proses model Project-Based Learning? a. Sangat senang, karena bebas merencanakan pembuatan sebuah karya. b. Senang, karena diberi kesempatan merencanakan pembuatan sebuah karya. c. Cukup senang, karena ada kesempatan merencanakan pembuatan sebuah karya. d. Tidak senang, karena sulit merencanakan pembuatan sebuah proyek. e. Sangat tidak senang, karena tidak ingin merencanakan pembuatan sebuah proyek. 29) Apakah anda senang dapat bekerjasama dalam kelompok pada seluruh aktivitas pembelajaran sejarah dengan model Project-Based Learning? a. Sangat senang, karena dapat menumbuhkan rasa peduli, saling membantu, dan menghargai sesama dalam melakukan tugas.
152
b. Senang, karena tugas terasa ringan, menyenangkan dan semakin akrab dengan teman. c. Cukup senang, karena beban tugas ditanggung bersama-sama. d. Tidak senang, karena sering terjadi perbedaan pendapat dalam kerja kelompok. e. Sangat tidak senang, karena tidak suka mengerjakan tugas secara berkelompok dalam proses pembelajaran.
F. Perlunya Menerapkan Model Project-Based Learning dalam Pembelajaran Sejarah. 30) Apakah dalam pembelajaran sejarah perlu menggunakan model ProjectBased Learning ? a. Sangat perlu menggunakan model Project-Based Learning. b. Perlu menggunakan model Project-Based Learning. c. Kadang-kadang perlu menggunakan model Project-Based Learning. d. Tidak perlu menggunakan model Project-Based Learning. e. Sangat tidak perlu menggunakan model Project-Based Learning. 31) Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “dengan menentukan sendiri masalah yang akan dikaji, membuat perencanaan, menjadwalkan dan menyelesaikan proyek untuk mengatasi permasalahan secara mandiri sesuai dengan
langkah-langkah
model
Project-Based
Learning
dapat
mempermudah memahami materi pelajaran sejarah” ? a. Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut. b. Setuju dengan pernyataan tersebut. c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut. e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. 32) Setujukah anda, bahwa dengan berperan aktif dalam pembelajaran dari awal sampai akhir seperti dalam model Project-Based Learning membuat proses belajar mengajar sejarah tidak membosankan ? a. Sangat setuju, karena dengan berperan aktif dalam pembelajaran membuat suasana tidak membosankan.
153
b. Setuju, karena dengan berperan aktif dalam pembelajaran dapat mengurangi kebosanan. c. Ragu-ragu, karena walaupun sudah berperan aktif dalam pembelajarah terkadang juga masih merasa bosan. d. Tidak setuju, karena berperan aktif dalam pembelajaran tidak dapat menghilangkan kebosanan. e. Sangat tidak setuju, karena bosan dan tidak ingin berperan aktif dalam pembelajaran. 33) Apakah penerapan model Project-Based Learning ini efektif bagi pembelajaran sejarah ? a. Sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah. b. Efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah. c. Cukup efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah. d. Tidak efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah. e. Sangat tidak efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah. 34) Apakah model Project-Based Learning ini tepat diterapkan pada pembelajaran sejarah ? a. Sangat tepat, karena model pembelajaran ini menyenangkan dan mengarahkan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam membuat sebuah karya, untuk memecahkan permasalahan masyarakat dalam memahami peristiwa masa lampau. b. Tepat, karena model pembelajaran ini mengarahkan siswa untuk membuat proyek yang berhubungan dengan masa lampau. c. Cukup tepat, karena model pembelajaran ini bisa digunakan untuk mengkaji peristiwa masa lampau secara lebih detail. d. Tidak tepat, karena model pembelajaran ini sulit untuk dilakukan. e. Sangat tidak tepat, karena tidak ingin menjalankan model Project-Based Learning pada pembelajaran sejarah. 35) Setujukah anda, bahwa dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan permasalahan yang dikaji dapat meningkatkan kreatifitas anda sebagai siswa ?
154
a. Sangat setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan permasalahan dapat meningkatkan kreatifitas. b. Setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan permasalahan dapat mendorong untuk kreatif. c. Ragu-ragu, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan permasalahan belum tentu dapat meningkatkan kreatifitas. d. Tidak setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan permasalahan justru mengurangi kreatifitas. e. Sangat tidak setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan permasalahan tidak dapat meningkatkan kreatifitas.
155 Lampiran 8
156
157
Lampiran 9 KISI-KISI ANGKET PRE TEST
Variabel
Indikator
1.
Ketertarikan
Nomor
Jumlah
Angket
Item
terhadap 1, 2, 3, 4,
pembelajaran sejarah.
5
5
2. Perhatian terhadap pembelajaran 6, 7, 8, 9, sejarah.
10
5
Minat Belajar
3. Keinginan untuk mengetahui.
11, 12, 13, 14, 15, 16
Siswa
4. Ketertarikan pembelajaran
6
terhadap 17, 18, 19, sejarah
menggunakan
dengan 20 model
4
pembelajaran.
Jumlah Soal
20
158
Lampiran 10
ANGKET PRE TEST PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECTBASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GUBUG TAHUN AJARAN 2014/2015
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET 1. 2. 3.
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar. Selamat mengisi dan terima kasih.
MINAT BELAJAR SISWA
A. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah 1.
Apakah anda senang mengikuti pelajaran sejarah ? a. Sangat senang, karena pelajaran sejarah menarik dan menambah pengetahuan tentang masa lampau. b. Senang, karena pelajarannya tidak membosankan. c. Cukup senang, karena bisa mengikuti pelajaran sejarah. d. Tidak senang, karena banyak menghafal dan membosankan. e. Sangat tidak senang, karena tidak tertarik dengan pelajaran sejarah
2.
Bagaimana antusiasme anda dalam mengikuti pelajaran sejarah ? a. Sangat antusias karena ingin meraih prestasi tinggi. b. Antusias karena ingin meraih predikat siswa pandai. c. Biasa-biasa saja, yang penting mengikuti pelajaran sejarah. d. Kurang antusias karena pelajaran sejarah membosankan. e. Tidak antusias sama sekali karena tidak suka pelajaran sejarah.
3.
Apakah anda tertarik dengan materi-materi pada pelajaran sejarah yang disampaikan oleh guru ? a. Sangat tertarik, karena materinya menarik dan penting untuk dipelajari.
159
b. Tertarik, karena materinya menarik untuk dipelajari. c. Cukup tertarik, karena materinya penting untuk pelajaran sejarah. d. Tidak tertarik, karena materinya tidak menarik untuk dipelajari. e. Sangat tidak tertarik, karena hanya berisi materi hafalan dan urutan waktu. 4.
Apakah anda senantiasa aktif dalam proses pembelajaran sejarah ? a. Sangat aktif, karena sangat menyukai pelajaran sejarah. b. Aktif, agar dapat menguasai materi pelajaran. c. Sedang-sedang saja, bertindak seperlunya. d. Kurang aktif, karena takut dan malu. e. Pasif dalam proses pembelajaran sejarah.
5.
Apakah anda tertarik mempelajari sejarah yang dapat membuat seseorang menjadi bijak? a. Sangat tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang senantiasa berhati-hati dan berfikir dengan matang dalam mengambil keputusan dengan berkaca pada kejadian masa lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah terjadi pada masa lalu. b. Tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang akan selalu berkaca pada masa lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah terjadi. c. Cukup tertarik, karena dengan mempelajari sejarah membuat seseorang sadar untuk selalu berbuat baik. d. Tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah saja seseorang tidak bisa menjadi bijak. e. Sangat tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang justru tidak bisa bangkit dari keterpurukan.
B. Perhatian terhadap Pembelajaran Sejarah 6.
Apakah anda selalu memperhatikan guru ketika beliau mengajar sejarah? a. Selalu memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. b. Sering memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
160
c. Kadang-kadang memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. d. Hampir tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. e. Tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. 7.
Setujukah anda bahwa dengan memperhatikan guru dalam pembelajaran sejarah, anda dapat memahami setiap materi yang diajarkan ? a. Sangat Setuju, karena dengan memperhatikan, materi dapat terserap sempurna sehingga dapat memahami semua materi yang diajarkan. b. Setuju, karena dengan memperhatikan kita dapat memahami materi yang diajarkan. c. Ragu-ragu , karena dengan memperhatikan guru belum tentu kita dapat memahami materi yang diajarkan. d. Tidak setuju, karena dengan memperhatikan guru kita tidak dapat memahami materi yang diajarkan. e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin memperhatikan dan memahami materi yang diajarkan.
8.
Apakah anda selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah ? a. Selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. b. Sering mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. c. Kadang-kadang mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. d. Hampir tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. e. Tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah.
9.
Apakah anda selalu mengerjakan tugas sejarah yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh ? a. Selalu mengerjakan dengan sungguh-sungguh b. Sering mengerjakan dengan sungguh-sungguh c. Kadang-kadang mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
161
d. Hampir tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh. e. Tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh. 10.
Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “dengan mempelajari sejarah membuat anda memahami peristiwa masa lampau dan peristiwa masa lampau ini bisa dijadikan pelajaran untuk masa depan”? a. Sangat setuju dengan pernyataan tersebut. b. Setuju dengan pernyataan tersebut. c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut. e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
C. Keinginan Mengetahui pada Pembelajaran Sejarah 11.
Apakah anda selalu bertanya pada guru atau teman ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan ? a. Selalu bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. b. Sering bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. c. Kadang-kadang bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. d. Hampir tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. e. Tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.
12.
Apakah rasa ingin tahu anda tinggi, ketika ada materi yang belum anda mengerti ? a. Sangat tinggi, karena materinya penting, menarik dan saya ingin memahami materi sejarah tersebut. b. Tinggi, karena saya ingin memahami materi sejarah tersebut. c. Cukup tinggi, karena sudah menjadi kwajiban untuk mengetahui materi sejarah tersebut. d. Rendah, karena tidak ada paksaan untuk mengetahui materi sejarah tersebut.
162
e. Sangat rendah, karena saya tidak ingin mengetahui materi sejarah tersebut. 13.
Apakah anda selalu mencari sumber belajar lain seperti buku, internet, dan sumber lainnya jika anda tidak puas dengan penjelasan guru ? a. Selalu mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. b. Sering mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. c. Kadang-kadang mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. d. Hampir tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. e. Tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru.
14.
Apakah anda selalu mencari bukti dari berbagai sumber tentang kebenaran materi yang disampaikan oleh guru ? a. Selalu mencari, karena penasaran dan rasa ingin tahu saya tinggi terhadap kebenaran materi yang disampaikan oleh guru. b. Sering mencari, karena ingin tahu kebenaran yang sesungguhnya. c. Kadang-kadang
mencari
kalau
sedang
ingin
membuktikan
kebenarannya. d. Hampir tidak pernah mencari, karena tidak begitu penting. e. Tidak pernah mencari karena tidak ingin mengetahui kebenarannya. 15.
Apabila besok ada pelajaran sejarah, apakah malamnya anda selalu membaca materi yang kiranya besok akan dibahas oleh guru di kelas ? a. Selalu membaca materi terlebih dahulu. b. Sering membaca materi terlebih dahulu. c. Kadang-kadang membaca materi terlebih dahulu. d. Hampir tidak pernah membaca materi terlebih dahulu. e. Tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.
16.
Apakah anda selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru ?
163
a. Selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. b. Sering berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. c. Kadang-kadang berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. d. Hampir tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. e. Tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru.
D. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model Pembelajaran. 17.
Setujukah anda jika guru menggunakan model pembelajaran dalam pembelajaran sejarah ? a. Sangat Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran. b. Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran. c. Ragu-ragu jika guru menggunakan model pembelajaran. d. Tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran. e. Sangat tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
18.
Apakah dalam pembelajaran sejarah guru selalu menggunakan model pembelajaran ? a. Selalu menggunakan model pembelajaran. b. Sering menggunakan model pembelajaran. c. Kadang-kadang menggunakan model pembelajaran. d. Hampir tidak pernah menggunakan model pembelajaran. e. Tidak pernah menggunakan model pembelajaran.
19.
Apakah model pembelajaran yang digunakan guru sejarah anda menarik ? a. Sangat menarik, karena sangat menyenangkan. b. Menarik, karena tidak membosankan. c. Cukup menarik, karena tidak monoton/itu-itu saja. d. Tidak menarik, karena membosankan.
164
e. Sangat tidak menarik, karena sangat monoton dan membosankan. 20.
Setujukah
anda
dengan
pernyataan
bahwa
memudahkan anda dalam belajar sejarah” ? a. Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut. b. Setuju dengan pernyataan tersebut. c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut. e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
“model
pembelajaran
165
Lampiran 11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pre Test Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Kelas Eksperimen
40
49,4%
41
50,6%
81
100,0%
Kelas Kontrol
40
49,4%
41
50,6%
81
100,0%
Descriptives Statistic
Std. Error
Mean
64,95 Lower Bound
63,34
Upper Bound
66,56
,797
95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean
64,89
Median
65,00
Variance Kelas Eksperimen
25,382
Std. Deviation
5,038
Minimum
55
Maximum
75
Range
20
Interquartile Range
9
Skewness
,344
,374
Kurtosis
-,590
,733
Mean
63,60
,692
Lower Bound
62,20
Upper Bound
65,00
95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean
63,47
Median
63,00
Kelas Kontrol Variance Std. Deviation
19,169 4,378
Minimum
55
Maximum
74
Range
19
166
Interquartile Range
7
Skewness Kurtosis
,396
,374
-,433
,733
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Kelas Eksperimen
,126
40
,112
,963
40
,208
Kelas Kontrol
,124
40
,125
,968
40
,320
a. Lilliefors Significance Correction
Dari perhitungan untuk data pre test kelas eksperimen diperoleh nilai sig 0,208 dan kelas kontrol diperoleh nilai sig. 0,320, karena Sig. = 0,208 dan 0,320 > taraf signifikansi = 0,05, maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal.
167
Lampiran 12 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pre Test Test of Homogeneity of Variances VAR00001 Levene Statistic
df1
,648
df2 1
Sig. 78
,423
ANOVA Pre_Test Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
36,450
1
36,450
Within Groups
1737,500
78
22,276
Total
1773,950
79
F 1,636
Sig. ,205
Berdasarkan perhitungan homogenitas untuk data pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,423, karena Sig. = 0,423 > taraf signifikansi = 0,05, maka dapat dikatakan data tersebut mempunyai varian yang sama dengan kata lain data pre test homogen.
168
Lampiran 13 Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pre Test Group Statistics Kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Eksperimen
40
64,95
5,038
,797
Kontrol
40
63,60
4,378
,692
Pretest
Independent Samples Test Levene's
t-test for Equality of Means
Test for Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
95%
tailed)
Difference
Difference
Confidence Interval of the Difference
Equal
,648
,423
1,279
Lower
Upper
78
,205
1,350
1,055
-,751
3,451
1,279 76,512
,205
1,350
1,055
-,752
3,452
variances assumed Pretest Equal variances not assumed
169
Diketahui t tabel: probability
: 0,05
df
: n-1 = 40-1 = 39
t tabel
: TINV(probability;df) = TINV(0,05;39) = 2,022
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Sig (2-tailed) = 0,205, karena α=5%=0,05 < Sig.= 0,205, maka H0 diterima, dengan tingkat kepercayaan = 95% dan taraf signifikansi = 0,05. Banyaknya siswa untuk masing-masing kelas = 40 diperoleh ttabel = 2,022. Kemudian dari hasil pehitungan diperoleh nilai t=1,279 sedangkan ttabel = 2,022. Karena - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima. berdasarkan dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai ratarata pre test yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
170
Lampiran 14 KISI-KISI ANGKET POST TEST
Variabel
Indikator
Nomor
Jumlah
Angket
Item
1. Ketertarikan terhadap pembelajaran 1, 2, 3, 4, sejarah.
5. Perhatian
5
terhadap
5
pembelajaran 6, 7, 8, 9,
sejarah.
10
5
Minat Belajar
6. Keinginan untuk mengetahui.
11, 12, 13, 14, 15, 16
Siswa
6
7. Ketertarikan terhadap pembelajaran 17, 18, 19, sejarah dengan menggunakan model 20 pembelajaran.
Jumlah Soal
4
20
171
Lampiran 15 ANGKET POST TEST PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECTBASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GUBUG TAHUN AJARAN 2014/2015
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET 1.
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya.
2.
Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
3.
Selamat mengisi dan terima kasih.
MINAT BELAJAR SISWA
A. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah 1) Apakah anda senang mengikuti pelajaran sejarah ? a. Sangat senang, karena pelajaran sejarah menarik dan menambah pengetahuan tentang masa lampau. b. Senang, karena pelajarannya tidak membosankan. c. Cukup senang, karena bisa mengikuti pelajaran sejarah. d. Tidak senang, karena banyak menghafal dan membosankan. e. Sangat tidak senang, karena tidak tertarik dengan pelajaran sejarah 2) Bagaimana antusiasme anda dalam mengikuti pelajaran sejarah ? a. Sangat antusias karena ingin meraih prestasi tinggi. b. Antusias karena ingin meraih predikat siswa pandai. c. Biasa-biasa saja, yang penting mengikuti pelajaran sejarah. d. Kurang antusias karena pelajaran sejarah membosankan. e. Tidak antusias sama sekali karena tidak suka pelajaran sejarah. 3) Apakah anda tertarik dengan materi-materi pada pelajaran sejarah yang disampaikan oleh guru ? a. Sangat tertarik, karena materinya menarik dan penting untuk dipelajari. b. Tertarik, karena materinya menarik untuk dipelajari.
172
c. Cukup tertarik, karena materinya penting untuk pelajaran sejarah. d. Tidak tertarik, karena materinya tidak menarik untuk dipelajari. e. Sangat tidak tertarik, karena hanya berisi materi hafalan dan urutan waktu. 4) Apakah anda senantiasa aktif dalam proses pembelajaran sejarah ? a. Sangat aktif, karena sangat menyukai pelajaran sejarah. b. Aktif, agar dapat menguasai materi pelajaran. c. Sedang-sedang saja, bertindak seperlunya. d. Kurang aktif, karena takut dan malu. e. Pasif dalam proses pembelajaran sejarah. 5) Apakah anda tertarik mempelajari sejarah yang dapat membuat seseorang menjadi bijak? a.
Sangat tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang senantiasa berhati-hati dan berfikir dengan matang dalam mengambil keputusan dengan berkaca pada kejadian masa lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah terjadi pada masa lalu.
b.
Tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang akan selalu berkaca pada masa lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah terjadi.
c.
Cukup tertarik, karena dengan mempelajari sejarah membuat seseorang sadar untuk selalu berbuat baik.
d.
Tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah saja seseorang tidak bisa menjadi bijak.
e.
Sangat tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang justru tidak bisa bangkit dari keterpurukan.
B. Perhatian terhadap Pembelajaran Sejarah 6) Apakah anda selalu memperhatikan guru ketika beliau mengajar sejarah? a. Selalu memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. b. Sering memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. c. Kadang-kadang memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
173
d. Hampir tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. e. Tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. 7) Setujukah anda bahwa dengan memperhatikan guru dalam pembelajaran sejarah, anda dapat memahami setiap materi yang diajarkan ? a. Sangat Setuju, karena dengan memperhatikan, materi dapat terserap sempurna sehingga dapat memahami semua materi yang diajarkan. b. Setuju, karena dengan memperhatikan kita dapat memahami materi yang diajarkan. c. Ragu-ragu , karena dengan memperhatikan guru belum tentu kita dapat memahami materi yang diajarkan. d. Tidak setuju, karena dengan memperhatikan guru kita tidak dapat memahami materi yang diajarkan. e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin memperhatikan dan memahami materi yang diajarkan. 8) Apakah anda selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah ? a. Selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. b. Sering mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. c. Kadang-kadang mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. d. Hampir tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. e. Tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. 9) Apakah anda selalu mengerjakan tugas sejarah yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh ? a. Selalu mengerjakan dengan sungguh-sungguh. b. Sering mengerjakan dengan sungguh-sungguh. c. Kadang-kadang mengerjakan dengan sungguh-sungguh. d. Hampir tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
174
e. Tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh. 10) Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “dengan mempelajari sejarah membuat anda memahami peristiwa masa lampau dan peristiwa masa lampau ini bisa dijadikan pelajaran untuk masa depan”? a. Sangat setuju dengan pernyataan tersebut. b. Setuju dengan pernyataan tersebut. c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut. e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
C. Keinginan Mengetahui pada Pembelajaran Sejarah 11) Apakah anda selalu bertanya pada guru atau teman ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan ? a. Selalu bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. b. Sering bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. c. Kadang-kadang bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. d. Hampir tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. e. Tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. 12) Apakah rasa ingin tahu anda tinggi, ketika ada materi yang belum anda mengerti ? a. Sangat tinggi, karena materinya penting, menarik dan saya ingin memahami materi sejarah tersebut. b. Tinggi, karena saya ingin memahami materi sejarah tersebut. c. Cukup tinggi, karena sudah menjadi kwajiban untuk mengetahui materi sejarah tersebut. d. Rendah, karena tidak ada paksaan untuk mengetahui materi sejarah tersebut. e. Sangat rendah, karena saya tidak ingin mengetahui materi sejarah tersebut.
175
13) Apakah anda selalu mencari sumber belajar lain seperti buku, internet, dan sumber lainnya jika anda tidak puas dengan penjelasan guru ? a. Selalu mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. b. Sering mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. c. Kadang-kadang mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. d. Hampir tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. e. Tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. 14) Apakah anda selalu mencari bukti dari berbagai sumber tentang kebenaran materi yang disampaikan oleh guru ? a. Selalu mencari, karena penasaran dan rasa ingin tahu saya tinggi terhadap kebenaran materi yang disampaikan oleh guru. b. Sering mencari, karena ingin tahu kebenaran yang sesungguhnya. c. Kadang-kadang mencari kalau sedang ingin membuktikan kebenarannya. d. Hampir tidak pernah mencari, karena tidak begitu penting. e. Tidak pernah mencari karena tidak ingin mengetahui kebenarannya. 15) Apabila besok ada pelajaran sejarah, apakah malamnya anda selalu membaca materi yang kiranya besok akan dibahas oleh guru di kelas ? a. Selalu membaca materi terlebih dahulu. b. Sering membaca materi terlebih dahulu. c. Kadang-kadang membaca materi terlebih dahulu. d. Hampir tidak pernah membaca materi terlebih dahulu. e. Tidak pernah membaca materi terlebih dahulu. 16) Apakah anda selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru ? a. Selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru.
176
b. Sering berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. c. Kadang-kadang berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. d. Hampir tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. e. Tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru.
D. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model Pembelajaran. 17) Setujukah anda jika guru menggunakan model pembelajaran dalam pembelajaran sejarah ? a. Sangat Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran. b. Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran. c. Ragu-ragu jika guru menggunakan model pembelajaran. d. Tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran. e. Sangat tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran. 18) Apakah dalam pembelajaran sejarah guru selalu menggunakan model pembelajaran ? a. Selalu menggunakan model pembelajaran. b. Sering menggunakan model pembelajaran. c. Kadang-kadang menggunakan model pembelajaran. d. Hampir tidak pernah menggunakan model pembelajaran. e. Tidak pernah menggunakan model pembelajaran. 19) Apakah model pembelajaran yang digunakan guru sejarah anda menarik ? a. Sangat menarik, karena sangat menyenangkan. b. Menarik, karena tidak membosankan. c. Cukup menarik, karena tidak monoton/itu-itu saja. d. Tidak menarik, karena membosankan. e. Sangat tidak menarik, karena sangat monoton dan membosankan.
177
20) Setujukah
anda
dengan
pernyataan
bahwa
memudahkan anda dalam belajar sejarah” ? a. Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut. b. Setuju dengan pernyataan tersebut. c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut. e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut
“model
pembelajaran
178
Lampiran 16 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian
179
Lampiran 17 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Post Test Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Kelas Eksperimen
40
100,0%
0
0,0%
40
100,0%
Kelas Kontrol
40
100,0%
0
0,0%
40
100,0%
Descriptives Statistic Mean
78,85 Lower Bound
76,69
Upper Bound
81,01
Std. Error 1,070
95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean
78,61
Median
78,00
Variance Kelas Eksperimen
45,772
Std. Deviation
6,765
Minimum
69
Maximum
94
Range
25
Interquartile Range
11
Skewness
,524
,374
Kurtosis
-,531
,733
Mean
69,28
1,044
Lower Bound
67,16
Upper Bound
71,39
95% Confidence Interval for Mean
Kelas Kontrol
5% Trimmed Mean
69,00
Median
70,00
Variance Std. Deviation
43,589 6,602
Minimum
59
Maximum
87
Range
28
Interquartile Range
10
180
Skewness Kurtosis
,463
,374
-,115
,733
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
,116 ,091
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
40
,188
,948
40
,065
40
,200*
,968
40
,301
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Dari perhitungan untuk data post test kelas eksperimen diperoleh nilai sig 0,065 dan kelas kontrol diperoleh nilai sig. 0,301, karena Sig. = 0,065 dan 0,301 > taraf signifikansi = 0,05, maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal.
181
Lampiran 18 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Post Test
Test of Homogeneity of Variances VAR00001 Levene Statistic
df1
,001
df2 1
Sig. 78
,978
ANOVA VAR00001 Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
1833,612
1
1833,612
Within Groups
3485,075
78
44,680
Total
5318,687
79
F 41,038
Sig. ,000
Berdasarkan perhitungan homogenitas untuk data post test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,978, karena Sig. = 0,978 > taraf signifikansi = 0,05, maka dapat dikatakan data tersebut mempunyai varian yang sama dengan kata lain data post test homogen.
182
Lampiran 19 Hasil Perhitungan Uji Signifikansi (Uji t) data Post Test Group Statistics Kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Eksperimen
40
78,85
6,765
1,070
Kontrol
40
69,28
6,602
1,044
Post_test
Independent Samples Test Levene's
t-test for Equality of Means
Test for Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Equal
,001
,978
Upper
6,406
78
,000
9,575
1,495
6,599
12,551
6,406
77,953
,000
9,575
1,495
6,599
12,551
variances Post_ assumed test
Equal variances not assumed
183
Diketahui t tabel: probability
: 0,05
df
: n-1 = 40-1 = 39
t tabel
: TINV(probability;df) = TINV(0,05;39) = 2,022
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Sig (2-tailed) = 0,000, karena Sig.= 0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka H0 ditolak, dengan tingkat kepercayaan = 95% atau () = 0,05. Banyaknya siswa untuk masing-masing kelas = 40 diperoleh ttabel = 2,022. Kemudian dari hasil pehitungan diperoleh nilai t=6,406 sedangkan ttabel = 2,022. Karena thitung > ttabel, maka H0 ditolak. berdasarkan dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata post test yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
184
Lampiran 20
KISI-KISI ANGKET REGRESI PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA
Variabel
Indikator
Nomor
Jumlah
Angket
Item
1. Ketertarikan terhadap pembelajaran 1, 2, 3, 4, sejarah.
5
5,
2. Perhatian terhadap pembelajaran 6, 7, 8, 9, sejarah. Minat
5
10
3. Keinginan untuk mengetahui.
Belajar Siswa
11,
12,
13,
14,
6
15, 16 4. Ketertarikan terhadap pembelajaran 17, sejarah
dengan
18,
menggunakan 19, 20
4
model pembelajaran. 5. Ketertarikan terhadap pembelajaran 21, sejarah Model
dengan
22,
menggunakan 23, 24
4
model Project-Based Learning.
Project-Based Learning
6. Perlunya
menerapkan
Project-Based
Learning
model 25, dalam 27, 28
26, 4
pembelajaran sejarah. Jumlah Soal
28
185
Lampiran 21
ANGKET REGRESI PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECTBASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GUBUG TAHUN AJARAN 2014/2015
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET 1.
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya.
2.
Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
3.
Selamat mengisi dan terima kasih.
MINAT BELAJAR SISWA
A. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah 1.
Apakah anda senang mengikuti pelajaran sejarah ? a. Sangat senang, karena pelajaran sejarah menarik dan menambah pengetahuan tentang masa lampau. b. Senang, karena pelajarannya tidak membosankan c. Cukup senang, karena bisa mengikuti pelajaran sejarah d. Tidak senang, karena banyak menghafal dan membosankan e. Sangat tidak senang, karena tidak tertarik dengan pelajaran sejarah
2.
Bagaimana antusiasme anda dalam mengikuti pelajaran sejarah ? a. Sangat antusias karena ingin meraih prestasi tinggi b. Antusias karena ingin meraih predikat siswa pandai c. Biasa-biasa saja, yang penting mengikuti pelajaran sejarah d. Kurang antusias karena pelajaran sejarah membosankan e. Tidak antusias sama sekali karena tidak suka pelajaran sejarah
3.
Apakah anda tertarik dengan materi-materi pada pelajaran sejarah yang disampaikan oleh guru ? a. Sangat tertarik, karena materinya menarik dan penting untuk dipelajari.
186
b. Tertarik, karena materinya menarik untuk dipelajari. c. Cukup tertarik, karena materinya penting untuk pelajaran sejarah. d. Tidak tertarik, karena materinya tidak menarik untuk dipelajari. e. Sangat tidak tertarik, karena hanya berisi materi hafalan dan urutan waktu. 4.
Apakah anda senantiasa aktif dalam proses pembelajaran sejarah ? a. Sangat aktif, karena sangat menyukai pelajaran sejarah b. Aktif, agar dapat menguasai materi pelajaran c. Sedang-sedang saja, bertindak seperlunya d. Kurang aktif, karena takut dan malu e. Pasif dalam proses pembelajaran sejarah.
5.
Apakah anda tertarik mempelajari sejarah yang dapat membuat seseorang menjadi bijak? a. Sangat tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang senantiasa berhati-hati dan berfikir dengan matang dalam mengambil keputusan dengan berkaca pada kejadian masa lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah terjadi pada masa lalu. b. Tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang akan selalu berkaca pada masa lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah terjadi. c. Cukup tertarik, karena dengan mempelajari sejarah membuat seseorang sadar untuk selalu berbuat baik. d. Tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah saja seseorang tidak bisa menjadi bijak. e. Sangat tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang justru tidak bisa bangkit dari keterpurukan.
B. Perhatian terhadap Pembelajaran Sejarah 6.
Apakah anda selalu memperhatikan guru ketika beliau mengajar sejarah? a. Selalu memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. b. Sering memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
187
c. Kadang-kadang memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. d. Hampir tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. e. Tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah. 7.
Setujukah anda bahwa dengan memperhatikan guru dalam pembelajaran sejarah, anda dapat memahami setiap materi yang diajarkan ? a. Sangat Setuju, karena dengan memperhatikan, materi dapat terserap sempurna sehingga dapat memahami semua materi yang diajarkan. b. Setuju, karena dengan memperhatikan kita dapat memahami materi yang diajarkan. c. Ragu-ragu, karena dengan memperhatikan guru belum tentu kita dapat memahami materi yang diajarkan. d. Tidak setuju, karena dengan memperhatikan guru kita tidak dapat memahami materi yang diajarkan. e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin memperhatikan dan memahami materi yang diajarkan.
8.
Apakah anda selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah ? a. Selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. b. Sering mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. c. Kadang-kadang mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. d. Hampir tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah. e. Tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sejarah.
9.
Apakah anda selalu mengerjakan tugas sejarah yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh ? a. Selalu mengerjakan dengan sungguh-sungguh b. Sering mengerjakan dengan sungguh-sungguh c. Kadang-kadang mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
188
d. Hampir tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh. e. Tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh. 10. Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “dengan mempelajari sejarah membuat anda memahami peristiwa masa lampau dan peristiwa masa lampau ini bisa dijadikan pelajaran untuk masa depan”? a. Sangat setuju dengan pernyataan tersebut. b. Setuju dengan pernyataan tersebut. c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut. e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
C. Keinginan Mengetahui pada Pembelajaran Sejarah 11. Apakah anda selalu bertanya pada guru atau teman ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan ? a. Selalu bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. b. Sering bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. c. Kadang-kadang bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. d. Hampir tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. e. Tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. 12. Apakah rasa ingin tahu anda tinggi, ketika ada materi yang belum anda mengerti ? a. Sangat tinggi, karena materinya penting, menarik dan saya ingin memahami materi sejarah tersebut. b. Tinggi, karena saya ingin memahami materi sejarah tersebut. c. Cukup tinggi, karena sudah menjadi kwajiban untuk mengetahui materi sejarah tersebut. d. Rendah, karena tidak ada paksaan untuk mengetahui materi sejarah tersebut.
189
e. Sangat rendah, karena saya tidak ingin mengetahui materi sejarah tersebut. 13. Apakah anda selalu mencari sumber belajar lain seperti buku, internet, dan sumber lainnya jika anda tidak puas dengan penjelasan guru ? a. Selalu mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. b. Sering mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. c. Kadang-kadang mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. d. Hampir tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. e. Tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan guru. 14. Apakah anda selalu mencari bukti dari berbagai sumber tentang kebenaran materi yang disampaikan oleh guru ? a. Selalu mencari, karena penasaran dan rasa ingin tahu saya tinggi terhadap kebenaran materi yang disampaikan oleh guru. b. Sering mencari, karena ingin tahu kebenaran yang sesungguhnya. c. Kadang-kadang
mencari
kalau
sedang
ingin
membuktikan
kebenarannya. d. Hampir tidak pernah mencari, karena tidak begitu penting. e. Tidak pernah mencari karena tidak ingin mengetahui kebenarannya. 15. Apabila besok ada pelajaran sejarah, apakah malamnya anda selalu membaca materi yang kiranya besok akan dibahas oleh guru di kelas ? a. Selalu membaca materi terlebih dahulu. b. Sering membaca materi terlebih dahulu. c. Kadang-kadang membaca materi terlebih dahulu. d. Hampir tidak pernah membaca materi terlebih dahulu. e. Tidak pernah membaca materi terlebih dahulu. 16. Apakah anda selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru ?
190
a. Selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. b. Sering berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. c. Kadang-kadang berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. d. Hampir tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru. e. Tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru.
D. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model Pembelajaran. 17. Setujukah anda jika guru menggunakan model pembelajaran dalam pembelajaran sejarah ? a. Sangat Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran. b. Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran. c. Ragu-ragu jika guru menggunakan model pembelajaran. d. Tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran. e. Sangat tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran. 18. Apakah dalam pembelajaran sejarah guru selalu menggunakan model pembelajaran ? a. Selalu menggunakan model pembelajaran. b. Sering menggunakan model pembelajaran. c. Kadang-kadang menggunakan model pembelajaran. d. Hampir tidak pernah menggunakan model pembelajaran. e. Tidak pernah menggunakan model pembelajaran. 19. Apakah model pembelajaran yang digunakan guru sejarah anda menarik ? a. Sangat menarik, karena sangat menyenangkan. b. Menarik, karena tidak membosankan. c. Cukup menarik, karena tidak monoton/itu-itu saja. d. Tidak menarik, karena membosankan.
191
e. Sangat tidak menarik, karena sangat monoton dan membosankan. 20. Setujukah
anda
dengan
pernyataan
bahwa
“model
pembelajaran
memudahkan anda dalam belajar sejarah” ? a. Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut. b. Setuju dengan pernyataan tersebut. c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut. e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
MODEL PROJECT-BASED LEARNING
E. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model Project-Based Learning
Model Project-Based Learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata yang berguna untuk masyarakat. Seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara mandiri oleh siswa yang dimulai dari penentuan permasalahan, perencanaan proyek, penentuan jadwal pembuatan proyek, pembuatan proyek yang disertai monitoring, penilaian, serta evaluasi hasil proyek.
21. Apakah Anda setuju jika pembelajaran sejarah menggunakan model Project-Based Learning ? a. Sangat Setuju, karena modelnya menarik dan menantang daya intelektual. b. Setuju, karena modelnya mendorong untuk berpikir kritis. c. Ragu-ragu, karena untuk melaksanakan model ini butuh ketekunan. d. Tidak setuju, karena modelnya sulit dilaksanakan. e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin menggunakan modelnya.
192
22. Apakah anda senang jika terlibat aktif dalam pembelajaran dari awal sampai akhir seperti pada proses model Project-Based Learning ? a. Sangat senang terlibat aktif dalam pembelajaran. b. Senang terlibat aktif dalam pembelajaran. c. Biasa saja terlibat aktif dalam pembelajaran. d. Tidak senang terlibat aktif dalam pembelajaran. e. Sangat tidak senang terlibat aktif dalam pembelajaran. 23. Apakah anda senang diberikan kebebasan untuk merencanakan sendiri hasil karya yang akan dibuat untuk menyelesaikan permasalahan yang dikaji dalam pembelajaran sejarah seperti pada proses model Project-Based Learning? a. Sangat senang, karena bebas merencanakan pembuatan sebuah karya. b. Senang, karena diberi kesempatan merencanakan pembuatan sebuah karya. c. Cukup senang, karena ada kesempatan merencanakan pembuatan sebuah karya. d. Tidak senang, karena sulit merencanakan pembuatan sebuah proyek. e. Sangat tidak senang, karena tidak ingin merencanakan pembuatan sebuah proyek. 24. Apakah anda senang dapat bekerjasama dalam kelompok pada seluruh aktivitas pembelajaran sejarah dengan model Project-Based Learning? a. Sangat senang, karena dapat menumbuhkan rasa peduli, saling membantu, dan menghargai sesama dalam melakukan tugas. b. Senang, karena tugas terasa ringan, menyenangkan dan semakin akrab dengan teman. c. Cukup senang, karena beban tugas ditanggung bersama-sama. d. Tidak senang, karena sering terjadi perbedaan pendapat dalam kerja kelompok. e. Sangat tidak senang, karena tidak suka mengerjakan tugas secara berkelompok dalam proses pembelajaran.
193
F. Perlunya Menerapkan Model Project-Based Learning dalam Pembelajaran Sejarah. 25. Apakah dalam pembelajaran sejarah perlu menggunakan model ProjectBased Learning ? a. Sangat perlu menggunakan model Project-Based Learning. b. Perlu menggunakan model Project-Based Learning. c. Kadang-kadang perlu menggunakan model Project-Based Learning. d. Tidak perlu menggunakan model Project-Based Learning. e. Sangat tidak perlu menggunakan model Project-Based Learning. 26. Apakah penerapan model Project-Based Learning ini efektif bagi pembelajaran sejarah ? a. Sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah. b. Efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah. c. Cukup efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah. d. Tidak efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah. e. Sangat tidak efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah. 27. Apakah model Project-Based Learning ini tepat diterapkan pada pembelajaran sejarah ? a. Sangat tepat, karena model pembelajaran ini menyenangkan dan mengarahkan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam membuat sebuah karya, untuk memecahkan permasalahan masyarakat dalam memahami peristiwa masa lampau. b. Tepat, karena model pembelajaran ini mengarahkan siswa untuk membuat proyek yang berhubungan dengan masa lampau. c. Cukup tepat, karena model pembelajaran ini bisa digunakan untuk mengkaji peristiwa masa lampau secara lebih detail. d. Tidak tepat, karena model pembelajaran ini sulit untuk dilakukan. e. Sangat tidak tepat, karena tidak ingin menjalankan model Project-Based Learning pada pembelajaran sejarah. 28. Setujukah anda, bahwa dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan permasalahan yang dikaji dapat meningkatkan kreatifitas anda sebagai siswa?
194
a. Sangat setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan permasalahan dapat meningkatkan kreatifitas. b. Setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan permasalahan dapat mendorong untuk kreatif. c. Ragu-ragu, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan permasalahan belum tentu dapat meningkatkan kreatifitas. d. Tidak setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan permasalahan justru mengurangi kreatifitas. e. Sangat tidak setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan permasalahan tidak dapat meningkatkan kreatifitas.
195
Lampiran 22
REKAPITULASI DATA ANALISIS REGRESI ANTARA IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH PADA SISWA
196
Lampiran 23 Hasil Perhitungan Uji Regresi Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
Minat
78,8500
6,76549
40
PjBL
33,9500
3,42652
40
Correlations Minat
PjBL
Minat
1,000
,860
PjBL
,860
1,000
.
,000
,000
.
Minat
40
40
PjBL
40
40
Pearson Correlation Minat
Sig. (1-tailed)
PjBL
N
Variables Entered/Removeda Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
PjBLb
Method
. Enter
a. Dependent Variable: Minat b. All requested variables entered. Model Summaryb Model
R
R Square
,860a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,740
,733
3,49530
a. Predictors: (Constant), PjBL b. Dependent Variable: Minat ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
Residual Total
a. Dependent Variable: Minat b. Predictors: (Constant), PjBL
df
Mean Square
1320,850
1
1320,850
464,250
38
12,217
1785,100
39
F 108,115
Sig. ,000b
197
Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std.
t
Sig.
Correlations
Interval for B
Beta
Error (Constant)
95,0% Confidence
Lower
Upper
Zero-
Bound
Bound
order
21,189
5,573
3,802
,001
9,907
32,471
1,698
,163
,860 10,398
,000
1,368
2,029
Partial
Part
,860
,860
1 PjBL
,860
a. Dependent Variable: Minat
Diketahui f tabel df pembilang 1 dan df penyebut 38 probability
: 0,05
k
: jumlah variabel = 2
n
: jumlah siswa = 40
df 1
: k-1 = 2-1 = 1
df 2
: n-k = 40-2 = 38
f tabel
: FINV(probability; df 1; df 2) =FINV(0,05; 1;38) = 4,098 = 4,10
Berdasarkan hasil uji regresi pada tabel Coefficients dapat dilihat bahwa diperoleh t = 10,398. Banyaknya siswa = 40 dengan taraf signifikansi = 0,05 diperoleh ttabel = 2,022, karena t = 10,398 > ttabel = 2,022, maka regresi berarti. Kemudian dari perhitungan diperoleh Sig.= 0,000, karena Sig.=0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka regresi berarti. Berdasarkan dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa regresi berarti. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa penerapan model Project-Based Learning berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
198
Pada tabel ANOVA dapat dilihat bahwa diperoleh F=108,115. Dengan jumlah variabel 2 dan banyaknya siswa 40 diperoleh nilai Ftabel F=108,115 > Ftabel
=
=
4,10. Karena
4,10 , maka regresi itu linier. Kemudian dari perhitungan
diperoleh Sig.= 0,000, karena Sig.=0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka regresi linier. Berdasarkan dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa regresi tersebut linier atau ada hubungan linier antara penerapan model Project-Based Learning terhadap minat belajar siswa. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel Correlations diperoleh korelasi Pearson Moment r=0,860 dan diperoleh Sig.(1-tailed)=0,000. Sig.(1-tailed) = 0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada korelasi positif antara penerapan model Project-Based Learning terhadap minat belajar siswa. Pada tabel Model Summary dapat dilihat bahwa diperoleh R Square atau R2 yang merupakan koefisien determinasi sebesar 0,740 atau sebesar 74,0 %. Hal ini berarti skor minat belajar siswa 74,0 % dipengaruhi model Project-Based Learning. Sedangkan sisanya 26,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, seperti dari pengetahuannya yang berupa daya tangkap siswa yang berbeda, tingkat kecerdasan masing-masing siswa yang berbeda, faktor lingkungan, dan lain-lain.
199
Lampiran 24
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen (X MIA 5)
Petunjuk : Lembaran ini diisi oleh guru atau teman untuk menilai sikap dan keterampilan peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap dan keterampilan yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut: 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah dilakukan
Nama Peserta Didik
: ………………..
Kelas
: ……………….
Tanggal Pengamatan : ………………. : ………………..
Materi Pokok No 1.
Aspek pengamatan Melakukan perencanaan penyelesaian masalah
2.
Menggali informasi terkait penyelesaian masalah
3.
Membuat penyelesaian permasalahan
4.
Melakukan kerjasama tim
5.
Menghormati pendapat orang lain dalam kerjasama tim
6.
Berpendapat dalam kerjasama tim tanpa ragu-ragu
Skor 1
2
3
4
Keterangan
200
7.
Tidak mudah putus asa dalam membuat penyelesaian masalah
8.
Membuat penyelesaian masalah dengan tepat waktu
9.
Berani presentasi di depan kelas
10. Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan Jumlah Skor
Petunjuk Penyekoran : Peserta didik memperoleh nilai : Sangat Baik
: Apabila memperoleh 36 - 40
Baik
: Apabila memperoleh 31 - 35
Cukup
: Apabila memperoleh 21 - 30
Kurang
: Apabila memperoleh 10 – 20
201
Lampiran 25
202
Lampiran 26 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol (X MIA 6)
Petunjuk : Lembaran ini diisi oleh guru atau teman untuk menilai sikap dan keterampilan peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap dan keterampilan yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut: 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah dilakukan
Nama Peserta Didik
: ………………..
Kelas
: ……………….
Tanggal Pengamatan : ………………. : ………………..
Materi Pokok No 1.
Aspek pengamatan Melakukan perencanaan penyelesaian masalah
2.
Menggali informasi terkait penyelesaian masalah
3.
Membuat penyelesaian permasalahan
4.
Melakukan kerjasama tim
5.
Menghormati pendapat orang lain dalam kerjasama tim
6.
Berpendapat dalam kerjasama tim tanpa ragu-ragu
7.
Tidak mudah putus asa dalam
Skor 1
2
3
4
Keterangan
203
membuat penyelesaian masalah 8.
Membuat penyelesaian masalah dengan tepat waktu
9.
Berani presentasi di depan kelas
10. Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan Jumlah Skor
Petunjuk Penyekoran : Peserta didik memperoleh nilai : Sangat Baik
: Apabila memperoleh 36 - 40
Baik
: Apabila memperoleh 31 - 35
Cukup
: Apabila memperoleh 21 - 30
Kurang
: Apabila memperoleh 10 – 20
204
Lampiran 27
205
Lampiran 28
206
Lampiran 29
207
Lampiran 30 Foto Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pelaksanaan pre test Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan April 2015
Diskusi perencanaan dan penjadwalan proyek Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan April 2015
Presentasi hasil perencanaan
Presentasi hasil proyek
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan April 2015
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan April 2015
208
Penggabungan hasil proyek untuk membuat peta tematik Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan April 2015
Pembuatan jalur masuk islam di nusantara antar pulau pada peta tematik Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan April 2015
Penggabungan hasil proyek untuk membuat peta tematik Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan April 2015
Pelaksanaan post test Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan April 2015
209
Lampiran 31 Foto Pembelajaran Kelas Kontrol
Pelaksanaan pre test
Kegiatan pembelajaran
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan April 2015
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan April 2015
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan diskusi
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan April 2015
Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan April 2015
210
Kegiatan diskusi Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan April 2015
Pelaksanaan Post Test Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan April 2015
211
Lampiran 32 Hasil Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen
212
213
214
Lampiran 33 Hasil Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol
215
216
217
Lampiran 34
218
219
220
Lampiran 35
221
222
223
Lampiran 36 Surat Keterangan Penelitian
224