1
UPAYA PERBAIKAN KONSEP PERKALIAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA MANIPULATIF PADA SDN-6 PANARUNG PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2014/ 2015
SKRIPSI
NOVI ANUGRAHNI NPM.09.23.11124
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PGSD 2015
2
UPAYA PERBAIKAN KONSEP PERKALIAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA MANIPULATIF PADA SDN-6 PANARUNG PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2014/ 2015
SKRIPSI
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mendapatkan gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : NOVI ANUGRAHNI NPM.09.23.11124
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PGSD 2015
3
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa
: NOVI ANUGRAHNI
Nomor Induk Mahasiswa
: 09.23.11124
Program Studi
: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Lembaga Asal
: Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dari sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari ternyata pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima segala konsekuensi akibat ketidak benaran pernyataan saya.
Palangka Raya,
Mei 2015
Yang membuat pernyataan
NOVI ANUGRAHNI
i
4
ABSTRAK NOVI ANUGRAHNI: Upaya Perbaikan Konsep Perkalian dengan Penggunaan Alat Peraga Manipulatif Pada SDN 6 Panarung. Skripsi. Program studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. 2015. Pembimbing (1) Drs. H. Bulkani, M. Pd dan (2) Ichyatul Afrom, M. Pd Kata kunci: Hasil Belajar, Matematika, Alat Peraga, Manipulatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Aktivitas peserta didik dengan penggunaan alat peraga manipulatif di kelas IV.B pada SDN 6 Panarung Palangka Raya. 2) Ada perbaikan konsep operasi perkalian yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan penggunaan alat peraga manipulatif di kelas IV.B pada SDN – 6 Panarung Palangka Raya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan jumlah populasi 18 orang peserta didik yang sekaligus dijadikan sampel penelitian. Teknis analisis data didasarkan pada hasil siklus tiap proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Aktivitas peserta didik dengan penggunaan alat peraga manipulatif pada peserta didik kelas IV.B SDN 6 Panarung Palangkaraya. Hal ini dibuktikan dari jumlah data observasi dengan rata-rata aktivitas peserta didik pada siklus I yaitu 32,3 meningkat menjadi 33,4 pada siklus II. (2) Ada upaya perbaikan operasi perkalian yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan penggunaan alat peraga manipulatif di kelas IV.B SDN 6 Panarung Palangkaraya. Hal ini terlihat dari data hasil belajar matematika, pada siklus I rata-rata hasil belajar peserta didik yaitu 70 dan pada siklus II meningkat menjadi 87,7 dengan ketuntasan klasikal 85%.
ii
5
ABSTRACT NOVI ANUGRAHNI: Multiplication Concept Improvement Efforts to use manipulatives Viewer Tool At 6 Panarung SDN. Thesis. The study program PGSD the Faculty of Education, University of Muhammadiyah Palangkaraya. 2015 Supervisor (1) Drs. H. Bulkani, M. Pd and (2) Ichyatul Afrom, M. Pd Keywords: Results Learning, Mathematics, Viewer tool, manipulatives. This study aims to determine 1) Activities learners with the use of props manipulative in class IV.B on SDN 6 Panarung Palangkaraya. 2) There is improvement concept of multiplication operations that can improve learning outcomes with the use of props math manipulative in class IV.B on SDN - 6 Panarung Palangkaraya. The method used in this research is the method of classroom action research (PTK). With a total population of 18 learners who once used as a sample. Technical analysis of the data based on the results of each cycle of the learning process. The results showed that (1) Activities learners with the use of props manipulative learners IV.B grade SDN 6 Panarung Palangkaraya. This is evidenced from the number of observation data to the average activity of students in the first cycle is 32.3 rose to 33.4 in the second cycle. (2) There are efforts to improve the operation of multiplication that can improve learning outcomes with the use of props math manipulative in class IV.B SDN 6 Panarung Palangkaraya. This is evident from the data result of learning mathematics, in the first cycle the average learning outcomes of students is 70 and on the second cycle increased to 87.7 with classical completeness 85%.
iii
6
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Skripsi oleh NOVI ANUGRAHNI ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 25 Juni 2015 Dewan Penguji,
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
1. Drs. M. Fatchurahman, M.Pd.,M.Psi
Ketua
.................
2. Drs. H. Bulkani, M.Pd
Sekretaris
..................
3. Ichyatul Afrom, M.Pd
Anggota
..................
4. Dedy Setywan, M.Pd
Anggota
..................
5. Rita Rahmaniati, M.Pd
Anggota
...................
Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Mengesahkan, Dekan Raya Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Diplan, M.Pd NIK. 05.000.16
Drs. M .Fatchurrahman, M.Pd.,M.Psi NIP. 19660805199412 1 001
iv
7
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmad dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. skripsi ini berjudul Upaya Perbaikan Konsep Perkalian dengan Penggunaan Alat Peraga Manipulatif pada SDN 6 Panarung Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalamdalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan selama menulis studi. Oleh karena itu penulis menyampaikan penghargaan kepada yang terhormat: 1.
Rektor Universitas Muhammmadiyah Palangkaraya dan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan beserta staf, atas segala kebijaksanaan, perhatian dan dorongan sehingga penulis selesai studi.
2.
Drs. H. Bulkani, M.Pd dan Ichyatul, M.Pd selaku dosen pembimbing, yang telah banyak membantu mengarahkan, membimbing dan menberikan dorongan sampai skripsi ini terwujud,
3.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Kepala Cabang Dinas Palangka Raya dan Kecamatan Pahandut, Kepala sekolah SDN – 6 Panarung Palangkaraya, orang tua dan para peserta didik SDN – 6 Panarung Pangkaraya yang telah membantu kelancaran selama penelitian.
4.
Teman-teman mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Tuhan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Amin
Palangkaraya, Juni 2015
NOVI ANUGRAHNI
v
8
DAFTAR ISI Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ ABSTRAK ........................................................................................................ ABSTRACT ...................................................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ...................................... KATA PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... BAB I PENDAHULUAN
i ii iii iv v vi vii viii x xi xii
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. B. Identifikasi Masalah ....................................................................... C. Batasan Masalah ............................................................................. D. Rumusan Masalah ........................................................................... E. Alternatif Pemecahan masalah ........................................................ F. Tujuan Penelitian ............................................................................ G. Manfaat Penelitian .......................................................................... BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis ................................................................................. 1. Pengertian Matematika ............................................................... a. Pembelajaran Matematika SD .............................................. b. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD.............................. 2. Hasil Belajar Matematika .......................................................... a. Pengertian Belajar ................................................................. b. Pengertian Hasil Belajar ......................................................... c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.................. d. Hasil Belajar Matematika ...................................................... 3. Pengertian Alat Peraga Manipulatif ............................................ a. Langkah-langkah pembelajaran Perbaikan Konsep Perkalian dengan Menggunaan Alat Peraga Manipulatif.......................... b. Kelebihan Alat Peraga Manipulatif........................................ c. Kekurangan Alat Peraga Manipulatif ..................................... d. Fungsi Alat Peraga Manipulatif ............................................. 4. Konsep Operasi Hitung Perkalian...............................................
vi
1 3 3 4 4 4 5
6 6 6 7 8 8 9 10 11 12 13 15 16 16 17
9
B. Penelitian Yang Relevan...................................................................... 18 C. Kerangka Berpikir ................................................................................ D. Hipotesis Tindakan .............................................................................. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. C. D. E.
19 21
Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. Jenis Penelitian .................................................................................... Kehadiran dan Peran Peneliti .............................................................. Subjek Penelitian ................................................................................. Rancangan Penelitian .......................................................................... 1. Perencanaan .................................................................................... 2. Pelaksanaan Tindakan ..................................................................... 3. Observasi ........................................................................................
22 22 23 23 24 25 25
4. Refleksi ........................................................................................... Teknik Pengumpulan Data .................................................................. Teknik Analisis Data .......................................................................... Indikator Keberhasilan Penelitian ....................................................... Jadwal Penelitian ................................................................................. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data ......................................................................................
25 26 32 36 37
25 F. G. H. I. BAB IV A. 38 B. Pengujian Hipotesis Tindakan .............................................................. 51 C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 57 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 62 B. Rekomendasi .......................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN
vii
10
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1
Subjek Penelitian .............................................................................. 23
Tabel 2
Kisi-kisi Soal Pre Test ...................................................................... 27
Tabel 3
Kisi-kisi Post Test ............................................................................ 28
Tabel 4
Kriteria Pemilihan Validator ............................................................ 30
Tabel 5
Kisi – kisi Pre Test dan Post Tes setelah diuji ................................. 32
Tabel 6
Kisi-kisi Observasi Pendidik ............................................................ 33
Tabel 7
Kisi-kisi Observasi Peserta Didik .................................................... 34
Tabel 8
Nilai N – Gain Ternomalisasi dan Klasifikasi ................................. 36
Tabel 9
Rincian Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ......................................... 37
Tabel 10 Data Tes Pra Tindakan ..................................................................... 39 Tabel 11 Data Observasi Aktivitas Pendidik dengan Penggunaan Alat Peraga manipulatif Siklus I ......................................................................... 41 Tabel 12 Data Observasi Aktivitas Peserta Didik dengan Penggunaan Alat Peraga manipulatif Siklus I ............................................................. 42 Tabel 13 Data Hasil Post Test Siklus I ........................................................... 43 Tabel 14 Data Observasi Aktivitas Pendidik dengan Penggunaan Alat Peraga Manipulatif Siklus II ...................................................................... 46 Tabel 15 Data Observasi Aktivitas Peserta Didik dengan Penggunaan Alat Peraga Manipulatif Siklus II ............................................................ 47 Tabel 16
Data Hasil Post Test Siklus II .......................................................... 48
Tabel 17
Rekapitulasi Nilai Pengamatan ........................................................ 58
Tabel 18
Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II ............................................... 58
Tabel 19
Aktivitas Pendidik Siklus I dan Siklus II ......................................... 59
Tabel 20
Post Test Siklus I dan Siklus II ........................................................ 61
viii
11
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .......................................... 24
ix
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Foto-foto Saat Penelitian ............................................................. 61
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .............................. 63
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................. 69
Lampiran 4
Lembar Validitas Isi .................................................................... 75
Lampiran 5
Lembar Pengamatan untuk Aktivitas Peserta Didik Dan Guru Serta Pengelolaan Pembelajaran ................................ 99
Lampiran 6
Surat Mohon Ijin Penelitian ........................................................ 107
Lampiran 7
Surat Ijin Penelitian dari Dekan Fakultas dan Ilmu Pendidikan ................................................................................... 108
Lampiran 8
Surat Ijin Penelitian dari Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Palangka Raya ..................................................... 109
Lampiran 9
Surat Keterangan dari Kepala Sekolah SDN-6 Panarung Palangka Raya ............................................................................. 110
Lampiran 10 Lembar Penilaian Observasi Kemampuan Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian ........................................................... 111
x
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menurut Hamalik (2008 :3) adalah “suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkunganya, sehingga akan menimbulkan perubahaan dalam dirinya”. Dalam undang-undang RI no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa: Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehigga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Berdasarkan kutipan tersebut maka pendidikan merupakan pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan, yang bersifat komplek dalam memberikan informasi pengetahuan, pembentukan ketrampilan dan meliputi usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan, kemampuan individu agar tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan untuk kehidupan yang mengalami perkembangan menuju ketingkat kedewasaan. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut harus dapat dimulai dari pendidikan sekolah. Proses belajar mengajar di sekolah memiliki guru sebagai pengajar atau pemimpin proses belajar (fasilitator) dan fungsi
1
2
peserta didik sebagai pelajar atau individu belajar. Artinya bahwa seorang pendidik tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu yang diajarkan dan memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, namun seorang guru juga dapat membuat peserta didik memahami konsep yang diajar maka diperlukan alat peraga yang tepat untuk dapat menunjang/membantu agar efektif dan efisien dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika di kelas IVB pada SDN 6 Panarung Palangka Raya, pendidik sering menghadapi masalah hasil belajar peserta didik yang belum sesuai dengan yang diharapkan (belum tuntas), dengan ratarata 60% (12 peserta didik) yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM), dari 18 peserta didik, sedangkan yang 40% (6 peserta didik) dapat mencapai nilai kriteria kentutasan minimal dengan rata – rata 65 (KKM). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SDN-6 Panarung Palangka Raya, permasalahan yang menarik yaitu karena kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami penjelasan konsep perkalian dan pembagian, selain itu pada setiap pembelajaran matematika tidak tersedianya alat peraga, peserta didik masih menggunakan cara berpikir peserta didik di kelas rendah. Hal ini juga di sebabkan karena kurangnya kreativitas pendidik dalam memanfaatkan alat peraga sebagai alat bantu mengajar, yang bertujuan untuk menarik minat, perhatian dan meningkatan kemampuan pemahaman peserta didik dalam belajar, dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik
3
diperlukan alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika, dengan tujuan membantu cara berpikir untuk perbaiki konsep perkalian. Melihat kenyataan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Upaya Perbaikan Konsep Perkalian dengan Penggunaan Alat Peraga Manipulatif pada SDN-6 Panarung Palang Raya Tahun Ajaran 2014/2015”. B . Identifikasi Masalah. Dalam penelitian ini peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Peserta didik mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal matematika ketika pembelajaran matematika berlangsung. 2. Peserta didik belum bisa memahami kemampuan konsep perkalian secara benar. 3. Minat peserta didik rendah terhadap pembelajaran yang kurang menarik. 4. Hasil belajar Matematika Peserta didik masih belum mencapai KKM. C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah yaitu: 1.
Objek Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVB SDN-6 Panarung tahun ajaran 2014/2015.
2.
Penelitian di batasi dengan perbaikan konsep operasi hitung perkalian.
3.
Alat peraga manipulatif yang di gunakan kelereng dan gelas aqua.
4
D. Rumusan Masalah Berdasarkan observasi, dalam latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1.
Bagaimana aktifitas peserta didik dengan penggunaan alat peraga manipulatif di kelas IV .b SDN-6 Panarung Palangka Raya?
2.
Apakah ada perbaikan konsep perkalian yang dapat meningkatan hasil belajar matematika dengan penggunaan alat peraga manipulatif di kelas IV.b SDN – 6 Panarung Palangka Raya?
E.
Alternatif Pemecahan Masalah Untuk memecahkan masalah pada upaya perbaikan konsep perkalian dan aktivitas peserta didik dilakukan dengan cara menerapkan alat peraga yang khusus dirancang oleh pendidik dengan alat yang biasa digunakan peserta didik untuk bermain atau alat yang berhubungan dengan kehidupan sehari – hari. Penggunaan alat peraga manipulatif dalam proses pembelajaran dapat membuat peserta didik lebih mudah memahami materi pelajaran dan meningkatkan hasil belajar, dengan penggunaan alat peraga manipulatif peserta didik diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika kelas IVB SDN 6 Panarung Tahun Pelajaran 2014 / 2015.
F. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
5
1.
Mengetahui aktivitas peserta didik dengan penggunaan alat peraga manipulatif di kelas IV.b SDN 6 Panarung Palangka Raya.
2.
Mengetahui ada perbaikan konsep perkalian dengan penggunaan alat peraga manipulatif di kelas IV.b SDN 6 Panarung Palangka Raya.
G. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian dalam penelitian ini yaitu 1. Bagi Kepala Sekolah : Sebagai informasi agar konsep penerapan pembagian dan perkalian
melalui penggunaan alat peraga manipulatif dapat
meningkatkan pembelajaran matematika kelas IV SDN 6 Panarung dan dapat digunakan secara optimal. 2. Bagi Guru : Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi guru yang mengajar di sekolah dasar khususnya SDN 6 Panarung Palangka Raya agar dapat menggunakan alat peraga manipulatif yang dapat meningkatkan pembelajaran matematika kelas IV SDN 6 Panarung. Sebagai acuan bagi guru agar dapat mengetahui prosedur penggunaan alat peraga manipulatif yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas IV SDN 6 Panarung
6
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis 1. Pengertian Matematika Matematika menurut Johnson dan Rising ( Ismunamto 2011 : 3) yaitu (1). pola pikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis, (2). Matematika adalah ilmu tentang pola, keteraturan pola, atau ide, (3).Matematika adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keteranturan dan keharmonisannya, (4).Matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, diwujudkan dalam simbol, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. (5).Matematika adalah pengetahuan tentang bentuk yang terorganisasi, (6).Matematika adalah Pola berpikir, Ide, Suatu seni, Bahasa, Pengetahuan. Menurut Kline (Ismunamto, 2011 : 4) Kline dalam bukunya menyatakan bahwa “matematika bukan lah sebuah pengetahuan yang tersendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri”. Matematika menurut James ( Ismunamto, 2011 : 6 ) adalah “ ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep yang saling berhubungan satu dengan lainnya”. Sementara menurut Reys (Ismunamto 2011 : 6) “Matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan sebuah alat”. Dengan demikian matematika merupakan ilmu yang berhubungan sesuai dengan kemampuan berpikir seseorang. a. Pembelajaran Matematika SD Matematika pada dasarnya menurut Direktori (2010:2)
adalah
“ilmu deduktif, formal, hierarki dan menggunakan bahasa symbol yang 6
7
memiliki arti yang padat dan karena adanya perbedaan karakteristik antara matematika dan anak usia SD”. Matematika akan sulit dipahami oleh anak SD jika diajarkan tanpa memperhatikan tahap berpikir anak SD hendaknya guru mempunyai kemampuan untuk menghubungkan antara dunia anak yang belum dapat berpikir secara deduktif agar dapat mengerti matematika yang bersifat deduktif . Matematika yang dipelajari oleh siswa SD dapat digunakan untuk kepentingan hidupnya sehari-hari dalam kepentingan lingkungannya, dan membentuk pola pikir yang logis, sistimatis, kritis dan cermat serta akhirnya dapat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Pembelajaran matematika menurut Muhsetyo
(2009 : 1.26)
adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiataan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompentensi tentang bahan matematika yang di pelajari”. Berdasarkan uraian di atas maka proses pembelajaran matematika pada dasarnya mempelajari suatu
konsep yang
membutuhkan
kemampuan untuk berpikir dengan baik. b. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD Tujuan pembelajaran matematika di SD dalam KTSP (2006:417) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep logaritma, secara luas,
8
akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah, (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Menurut Karso (2009 : 1.7) tujuan pembelajaran matematika di SD adalah agar dapat mengerti oleh para siswa dengan baik maka seyogia mengajarkan suatu bahasan itu harus di berikan kepada siswa yang siap untuk dapat menerimanya. Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika maka mata pelajaran matematika sangat erat kaitannya dengan cara berpikirnya peserta didik untuk memahami suatu konsep matematika. 2.
Hasil Belajar Matematika a. Pengertian Belajar Menurut Anita (2009 :1.3) belajar adalah “proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan, seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasahaannya aktif”. Menurut Bruner ( Karso, 2009 : 1.12) belajar menekankan bahwa bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di lingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa atau benda tersebut di pikirannya, yaitu suatu model mental tentang peristiwa atau benda yang di alaminya atau dikenalnya.
9
Menurut Lestari
(2005 : 6.3) teori belajar Thorndike yang
fundamental ialah bahwa “belajar lebih bersifat meningkat bertahap (incremental) ketimbang karena hadirnya insight (pemahaman)”. Dari pendapat diatas, dapat di simpulkan belajar merupakan suatu kebiasaan yang harus di miliki setiap peserta didik, karena tingkat keberhasilan peserta didik sangat besar pengaruhnya dengan kebiasaan yang di lakukan peserta didik. b. Pengertian hasil belajar Belajar
adalah suatu proses interaksi antara manusia yang
membentuk perilakunya. Proses belajar merupakan dasar untuk pembentukan perkembangan intelektual nya. Belajar di hasilkan dari pengalaman dengan lingkungan, yang di dalamnya terjadi hubungan – hubungan antara stimulus – stimulus dan respons – respons. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pendidik memiliki peran
dan
tanggung
jawab
yang
membantu
meningkatkan
keberhasilan peserta didik. peserta didik dalam proses pembelajaran diharapkan dapat berperilaku yang meliputi dari kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam hal
10
ini hasil belajar yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar. Menurut Gagne (Dahar, 2011:159) bahwa “hasil belajar menunjukkan kepada 5 kemampuan yaitu ketrampilan inteletual, strategi kognitif, sikap, informasi verbal dan ketrampilan motorik”. Sedangkan menurut Daryanto (Candera, 2010:1) belajar adalah “suatu proses usahan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya”. Sementara Bloom (Nana, 2009:2) mengaflikasikan hasil belajar yang secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah sebagai berikut : (1)Ranah Kognitif berkenaan dengan sikap hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi(2) Ranah Afektit-berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban, atau reaksi, penelitian, organisasi, internalisasi.(3) Ranah Psikomotor, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Pendapat diatas dapat dikatakan, hasil belajar yang didapat terjadi adanya proses pembelajaran yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari pemahaman dasar konsep yang di ajarkan. c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Sunarto (Siswoyo 2011 :1) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain:
11
(a) Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Diantara faktor - faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang antara lain: • Kecerdasan/intelegensi • Bakat • Minat • Motivasi (b) Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor – faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang yang sifatnya berasal dari luar diri seseorang tersebut. Yang termasuk faktor – faktor eksternal antara lain: • Keadaan lingkungan keluarga • Keadaan lingkungan sekolah • Keadaan lingkungan masyarakat keadaan lingkungan keluarga. • Keadaan lingkungan sekolah. • Keadaan lingkungan masyarakat. Menurut Anitah (2009 :2.7) faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor dari dalam diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern). Berdasarkan dari pendapat diatas, faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah suatu kesulitan atau masalah yang di hadapi peserta didik.
d. Hasil Belajar Matematika Menurut Anitah (2009 : 2.19) hasil belajar merupakan “kulminasi dari suatu proses yang telah di lakukan dalam belajar”. Menurut Gagne ( Abidin, 2013: 1) menyatakan bahwa: Hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar matematikanya atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku dalam diri peserta
12
didik, yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, tingkah laku, sikap dan keterampilan setelah mempelajari matematika, Perubahan tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. berdasarkan pendapat di atas hasil belajar matematika adalah tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan peserta didik dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar yang dapat diukur melalui tes. 3. Pengertian Alat Pegara Manipulatif Alat peraga menurut Sudjana ( Fairuzabadi 2011 :1) , adalah “suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien”. Pendapat ini ada hubungannya menurut Hamzah ( Fairuzabadi, 2011 :1) alat peraga adalah “alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif”. Pembelajaran matematika di sekolah dasar menurut Muhsetyo (2009 : 2.20) “sangat di perlukan bahan manipulatif agar dapat belajar dapat efektif dengan tidak ada beban yang harus di keluarkan oleh pendidik atau sekolah”. Menurut Muhsetyo (2009 :2.33) bahan manipulatif adalah alat peraga yang membantu pendidik mengajar sehingga peserta didik mudah menerima konsep matematika yang di berikan suatu topik matematika dapat dibantu oleh dua macam atau lebih bahan manipulatif yang smuanya cocok, sehingga dalam hal ini pendidik dapat memilih bahan manipulatif yang tersedia.
13
Menurut Novitasari, (2011: 1) menyatakan bahwa “alat peraga manipulatif adalah suatu benda yang di manipulasi oleh guru dalam menyampai pelajaran matematika agar peserta didik mudah memahami suatu konsep”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Alat peraga manipulatif adalah benda yang di rancang khusus yang memiliki keterkaitan pada materi/pokok bahasan yang di rencanakan oleh guru. a.
Langkah-langkah pembelajaran perbaikan konsep perkalian dengan penggunaan alat peraga manipulatif. Pembelajaran operasi hitung perkalian awalnya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, mengenal lambang-lambang dan mengusai operasi hitung penambahan dan pengurangan, nilai tempat bilangan. Pengenalan praktek dengan penggunakan alat peraga manipulatif, yaitu bisa menggunakan benda yang di persiapkan adalah gelas aqua dan kelereng. Menurut Heruman (2012 :22) menyatakan bahwa Pada prinsipnya perkalian sama dengan penjumlahan berulang, sebaliknya pembagian di sebut juga mengurangan berulang sampai habis, Perkalian dan pembagian memiliki aturan tahapan oleh karena itu, peserta didik sebelum mempelajari perkalian maka diperlu penguasaan konsep operasi penjumlahan dan pengurangan. Penerapan menggunakan alat peraga manipulatif tentang konsep operasi hitung perkalian: 1). 10 gelas aqua di gunakan sebagai alat bantu yang fungsinya untuk tempat penjumlahan yang berulang.
14
2). 100 kelereng sebagai alat bantu yang berperan untuk hasil keseluruhan penjumlahan berulang. Contoh : 7 1). 39 8 x 312
2). 39 8x 72 240 + 312
bilangan pengali bilangan dikalikan 9x3 30x8
a. kalikan satuan dengan satuan: 9 x 8 =8+8+8+8+8+8+8+8+8 = 72 b. kalikan dengan puluhan dengan satuan 3x8 = 8+8+8 = 24 c. Jumlahkan 24 + 7 = 312 Penjelasan: (1). Berdasarkan dari contoh diatas, 39x8= ..... langkah pertama 9x8= 8+8+8+8+8+8+8+8+8= 72, dari 10 gelas tersebut 9 gelas aqua yang di gunakan, masing gelas aqua tersebut di isikan 8 kelereng, jumlah keseluruh ada
72 kelereng,
karena angka satuan pengali dikali satuan yang dikali (9x8=72). Angka satuan hasil perkalian di atas di tulis di bawah tempat satuan, puluhannya disimpan. (2).
Langkah kedua 3x8 = 8+8+8 = 24 pada 3 gelas aqua isikan 8 kelereng,
jadi jumlah keseluruhan
ada 24.
Angka
puluhan pengali di kalikan satuan yang di kali (3x8= 24) di tambah 7 (simpanan) = 31, angka 1 di tulis diangka puluhan dan angka 3 di tulis pada tempat ratusan. Jadi, hasil kalinya 312. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkah – langkah pembelajaran upaya perbaikan konsep perkalian dengan penggunakan alat peraga manipulatif yaitu awalnya membuat
15
rencana
pelaksanaan
pembelajaran,
melakukan
pengamatan,
melakukan tindakan yang menerapkan dengan penggunaan alat peraga manipulatif adalah mengenal simbol dan mengusai operasi hitung penambahan dan pengurangan, nilai tempat, pengenalan penggunaan
alat peraga manipulatif untuk membantu perbaikan
konsep perkalian dalam proses pembelajaran berlangsung dan memperhatikan rencana yang tidak tercapai untuk melakukan kegiataan selanjutnya. b. Kelebihan Alat Peraga Manipulatif. Menurut Blacklovers, (2013 : 1) mengatakan kelebihan alat peraga manipulatif sebagai berikut: a. Keunggulan alat peraga manipulatif adalah dapat membantu mengvisualkan konsep yang abstrak kepada siswa sehingga siswa mudah memahami suatu konsep matematika. b. Selain itu, alat peraga manipulatif dipakai bukan saja untuk pelajaran matematika tetapi pelajaran lain yang terkait sesuai tema. Menurut Muhsetyo, (2009 : 2.33) kelebihan alat peraga manipulatif adalah “barang atau benda yang dapat di buat dan bahan – bahan yang sudah jadi, misalnya barang bekas atau mainan yang tersedia”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan alat peraga manipulatif adalah alat yang dapat membantu cara berpikir peserta didik dengan baik.
16
c. Kekurangan Alat Peraga Manipulatif Menurut Blacklovers, (2013 : 1) mengatakan kekurangan alat peraga manipulatif sebagai berikut: 1. 2.
3.
Kadangkala suatu ide, benda dan hal tertentu sangat sulit dimanipulasi. Alat peraga manipulatif yang sangat menarik perhatian siswa sehingga banyak waktu tersita bukan untuk tujuan yang ada kaitannya dengan materi. Potensi kegaduhan siswa di kelas akan meningkat. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan kekurangan alat
peraga manipulatif adalah membutuhkan suatu persiapan dan ide untuk menggunakan alat peraga secara langsung. d. Fungsi Alat Peraga Manipulatif Alat peraga manipulatif menurut Muhsetyo (2009 : 2.3) ini berfungsi agar peserta didik lebih menarik dan tidak membosankan, lebih mudah di pahami, lebih bertahan lama untuk diingat, mampu melibatkan peseta didik, dapat di gunakan berulang kali untuk meningkatkan pengusahaan bahan ajar, lebih efektif karena dapat mengurangi waktu pembelajaran. Alat peraga menurut Sudjana ( 2004 : 99) memiliki 6 fungsi yakni : 1. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar – mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar – mengajar yang efektif, 2. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang intergral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus di kembangkan guru, 3. Alat peraga dalam pengajaran penggunaanya integral dengan tujuan dan isi pelajaran. Fungsi ini mengandung
17
pengertian bahwa penggunaan alat peraga harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran, 4. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata – mata alat hiburan, dalam arti di gunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik, 5. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran lebih di utamakan untuk mepercepat proses belajar – mengajar dan membantu peserta didik dalam menangkap pengertian yang di berikan oleh guru, 6. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran di utamakan untuk mempertinggi mutu belajar – mengajar. Menurut Muhsetyo (2009 :2.31) Fungsi alat peraga manipulatif adalah ”menjelaskan konsep, menunjukan operasi matematika, mengembangkan pola, dan menunjukan kesamaan (nilai, luas)”. Pendapat di atas, dapat di simpulkan bahan manipulatif ini berfungsi untuk menyederhanakan konsep yang sulit atau sukar yang relatif asbtrak menjdi lebih nyata, seta memperlihat fakta – fakta. 4. Konsep Operasi Hitung Perkalian Menurut Putra (2010:17) belajar konsep merupakan “unsur penting dalam belajar di sekolah, khususnya dalam matematika”. Menurut Lestari (2005: 6.18) “perencanaan pembelajaran konsep ada dua langkah yang perlu dilaksanakan dalam rencana pembelajaran konsep yaitu penentuan tingkat pencapai konsep dan analisis konsep”. Menurut Karso ( 2009 : 1.5) Pengerti konsep dan operasi hitung adalah
18
Konsep adalah ide abstrak yang di gunakan untuk menggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan obyek, apakah obyek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan. Operasi adalah pengerjaan hitung, pengertian aljabar, dan pengertian matematika lainnya. Sedangkan relasi adalah hubungan dua atau lebih elemen. Menurut Karso, (2009 :2.33) fakta dasar perkalian ialah “perkalian bilangan dari 0 sampai dengan 9, misalnya 8x3, 1x9, 6x0 dan 5x4”. Menurut Nugraka (2010 :52) perkalian merupakan “bentuk penjumlahan yang berulang”. Dari pendapat diatas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa penanaman konsep matematika pada anak yang paling mendasar adalah pemahaman tentang operasi hitung, untuk mengajarkan konsep operasi hitung pada anak harus senantiasa memperhatikan tahap perkembangan berpikir anak. B. Penelitian yang relevan Adapun hasil-hasil penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini seperti : 1.
Putri (2013) : menyimpulkan hasil penelitiannya penggunaan pada materi perkalian berhasil dan bisa diterapkan di kelas IV. Hal ini bisa dilihat dari data awal sebesar 28% (9 orang peserta didik) siklus 1 yang tuntas belajar ada 72 % (23 orang peserta didik). Dan pada siklus II diperoleh data 91% (29 orang peserta didik) yang memenuhi ketuntasan secara klasikal dari total 32 orang peserta didik.
2.
Darsoni (2012) : menyimpulkan hasil penelitiannya yaitu : (1) Perhatian peserta didik terhadap penggunaan alat peraga kertas perpetak sebesar
19
96,59 % yang
masuk dalam kriteria sangat baik; (2) Pemahaman
peserta didik terhadap materi yang diajarkan menggunaan alat peraga kertas perpetak sebesar 91,83% yang masuk dalam kriteria sangat baik; (3) Motivasi peserta didik terhadap penggunaan alat peraga kertas berpetak sebesar 93,87 % yang masuk dalam kriteria sangat baik. 3.
Safitri (2015): menyimpulkan hasil penelitian yaitu : (1) Aktivitas pembelajaran matematika dengan materi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan lebih aktif dengan kriteria dan 2) Penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini bisa dilihat dari hasil belajar siklus I meski belum mencapai secara klasikal memperoleh persentase 42 % dan siklus II meningkat mencapai 100%.
C. Kerangka Berpikir Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara berpikir peserta didik memahami suatu konsep yang di ajarkan oleh pendidik dalam proses pembelajaran
berlangsung,
menerapkan
suatu
konsep
yang
tidak
menyebabkan peserta didik kesulitan dalam memahami konsep matematika terutama pada perbaikan konsep perkalian. Upaya untuk memudahkan pemahaman peserta didik dalam mempelajari konsep pada operasi hitung perkalian dan pembagian maka di perlukan alat peraga yang di rancang khusus oleh pendidik sehingga membuat peserta didik mempunyai suatu kebiasaan untuk menyelesaikan masalah yang di hadapinya, maka pendidik penerapkan suatu kegiatan yang di rencanakan adalah sebagai berikut :
20
Mulai
Perencanaan: RPP
Pelaksanaan: Penggunaan Alat Peraga Manipulafit
pengamatan
Siklus I: 1. Pre Test 2. Post Test
Siklus II: 1. Pre Test 2. Post Test
Berhasil, Ya/Tidak?
Siklus n
Ya
Selesai
Penggunaan alat peraga manipulatif pada perbaikan konsep perkalian akan dapat membantu peserta didik meningkatkan hasil belajar peserta didik,
21
agar peserta didik tidak merasa jenuh dan bosan serta dengan mudah memahami materi “operasi hitung bilangan”. D. Hipotesis Tindakan Menurut Wiriaatmadja (2012 : 87) mengemukakan bahwa hipotesis adalah “untuk mengidentifikasi permasalahan pembelajaran dan bagaimana pemecahannya”. Sedangkan Menurut Anggoro (2011 : 1.27) hipotesis dapat diartikan sebagai “rumusan jawaban sementara atau dugaan sehingga untuk membuktikan benar tidaknya dugaan tersebut di uji terlebih dahulu”. Menurut Darsono (dalam Sukidin, Basrowi, Suranto (2008 :71) untuk merumuskan hipotesis tindakan, peneliti dalam dapat melakukan: 1. kajian teori pembelajaran dan teori pendidikan, 2. kajian hasil – hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan, 3. kajian hasil diskusi dengan rekan sejawat, pakar, peneliti, dan lain – lain, serta 4. kajian pendapat dan saran pakar pendidikan. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Aktifitas peserta didik di kelas IV.b SDN- 6 Palangka Raya meningkat dengan penggunaan alat peraga manipulatif .
2.
Ada perbaikan konsep perkalian yang dapat meningkatan hasil belajar dengan penggunaan alat peraga manipulatif di kelas IV.b SDN – 6 Panarung Palangka Raya.
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan Januari 2015. 2.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN-6 Panarung Palangkaraya yang berada di kecamatan Pahandut kelurahan Panarung JL. Letkol Seth Adji Palangkaraya. Pemilihan lokasi ini karena adanya fakta bahwa peserta didik kelas IV.b SDN 6 Panarung Palangka Raya masih kesulitan mengerjakan soal perkalian.
B. Jenis Penelitian Peneliti menggunakan Jenis Penelitian Tindakan Kelas yakni Menurut Suyadi, (2011:17) Penelitian Tindakan Kelas berasal dari bahasa inggris yaitu Classroom Action Research, disingkat CAR, oleh karena itu ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut yaitu: (1) Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau. (2) Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan; (3) Kelas adalah sekelompok peserta didik yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru. PTK menurut Suyadi (2011 : 49) Secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu “perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi”. Sementara menurut Rapoport (Wiriaatmadja 2012 :11) mengatakan
22
23
penelitian tindakan kelas adalah untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang di sepakati bersama. C. Kehadiran dan Peran Peneliti Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia (seperti lembar observasi dan angket) dapat pula digunakan. Tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu kehadiran peneliti adalah mutlak. D. Subjek Penelitian Menurut Aqib (2006 : 105) subjek penelitian ini bersifat “praktis dan berdasarkan permasalahan rii dalam pembelajaran”. Sedangkan menurut Wiriaatmadja
(2012:99)
peran
subjek
penelitian
sebagai
“penyaji
pembelajaran bersama kelas yang di hadapinya dan pendidik mitra peneliti dan pengamat lain yang akan melakukan observasi serta pencatatan lapangan dengan cermat”. Sementara dari Wikipedia (2015) subjek penelitian adalah “pihak – pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian”. Subyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IVB SDN-6 Panarung Palangka Raya yang berjumlah 18 orang peserta didik. Adapun rinciannya sebagai berikut Tabel 1 Subjek Penelitian Peserta Didik No
Kelas
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1
IVB
11
8
18
Sumber data : Guru kelas IV SDN-6 Panarung Palangka Raya
24
E. Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus dinamakan model siklus, karena model ini lebih menonjolkan kegiatan yang harus dilaksankan oleh peneliti untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar keempat langkah dalam PTK menurut Arikunto (suyadi, 2011:50). Gambar 1 Siklus PTK Perencanaan
Siklus 1
Refleksi
Pelaksanaan Tindakan
pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus 2
Pelaksanaan Tindakan
pengamatan
Berhasil
Berhenti Tidak Berhasil
Siklus n
25
Adapun rincian tahapan PTK ini adalah sebagai berikut: 1. Siklus I a. Perencanaan : pada tahap ini peneliti dan observer (penilai) mengidentifikasi masalah dan menetapkan pemecahan masalah tentang konsep perkalian dan pembagian. Perencanaan tindakan dilakukan adalah menyusun rencana pembelajaran. b. Tindakan : pada tahap ini peneliti menerapkan strategi dan skenario pembelajaran yang telah disusun. c. Observasi : pada tahap ini peneliti dan observer (penilai) mengobservasi tindakan yang dilakukan dengan menggunakan format yang telah dikembangkan pada perencanaan dan memberi hasil pelaksanaan. d. Refleksi : pada tahap ini peneliti dan observer (penilai) melakukan tindakan pengenalan alat peraga manipulatif. 2. Siklus II a. Perencanaan : pada tahap ini peneliti dan observer (penilai) mengidentifikasikan masalah serta mengembangkan tindakan II. b. Tindakan: pada tahap ini peneliti menerapkan strategi dan skenario pembelajaran yang disusun. c. Observasi : pada tahap ini peneliti dan observer (penilai) mengobservasi tindakan II yang dilakukan dan dikembangkan pada perencanaan yang telah disusun. d. Refleksi : pada tahap ini peneliti dan observer (penilai) melakukan evaluasi tindakan dan melakukan pertemuan untuk membahas hasil
26
kemampuan
operasi
hitung
perkalian
dan
pembagian
dengan
menggunakan alat peraga manipulatif. Pada siklus II ternyata memperoleh hasil belajar yang diharapkan maka tidak melanjut ke siklus III. F. Teknik Pengumpulan Data 1.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tes dan observasi, penelitian ini akan menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. a. Data kuantitatif Tes hasil belajar yaitu untuk mengumpulkan data kuantitatif hasil belajar peserta didik pada pembelajaran matematika. b. Data kualitatif Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data aktivitas peserta didik dan pendidik. 2.
Instrumen Pengumpulan Data Instrumen menurut Sumadayo (2013: 75) yang dimaksudkan dalam “PTK adalah alat yang di gunakan oleh peneliti untuk mengukur dan mengambil data yang di manfaatkan untuk menetapkan keberhasilan dari rencana tindakan yang dilakukan”. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes dan instrumen non tes dilakukan dengan tes tertulis dan menggunakan alat peraga manipulatif.
Tes tertulis diberikan kepada peserta didik pada awal
27
penelitian dan pada akhir tindakan sebagai bukti yang menunjukan ada atau tidaknya peningkatan peserta didik dalam memahami konsep perkalian dan pembagian di pelajaran Matematika melalui alat peraga manipulatif. Pada instrumen non tes, observasi secara langsung, untuk melihat aktivitas pendidik dan keaktifan peserta didik dalam penggunaan alat peraga manipulatif. a. Tes Tes menurut
Suryanto (2009 :1.3) menyatakan bahwa Tes
adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang di rencanakan untuk memperoleh informasi tentang sifat pendidikan, di mana dalam setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang di anggap benar. Tes tersebut digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik. Kisi – kisi soal tes adalah sebagai berikut : Tabel 2 Kisi - Kisi soal Pre Test Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Memahami 1.3Melakukan dan operasi mengguna perkalian kan sifatdan sifat pembagian operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah
Indikator 1. Mengamati perkalian bilangan satu angka dengan dua angka. 2. Menentukan perkalian bilangan satu angka dengan tiga angka. 3. Menentukan perkalian bilangan kelipatan sepuluh.
Materi Operasi hitung Bilangan
Jumlah Soal 2
Nomor Soal 1,2
3
3, 4, 5,
2
6,7
28
4. Mengenal pembagian tanpa sisa. 5. Membedakan pembagian tersisa.
2 8,9 1 10
Jumlah
10
10
Tabel 3 Kisi Kisi soal Post Test Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.Memahami dan 1.3 Melakukan menggunakan operasi sifat – sifat perkalian dan operasi hitung pembagian bilangan dalam pemecahan masalah
Indikator 1. Mengamati perkalian bilangan satu angka dengan dua angka. 2. Menentukan perkalian bilangan satu angka dengan tiga angka. 3. Menentukan perkalian bilangan kelipatan sepuluh. 4. Mengenal pembagian tanpa sisa. 5. Membedakan pembagian tersisa.
Materi Operasi hitung Bilangan
Jumlah Soal
Nomor Soal
2
1,2
3
3, 4, 5,
2
6,7
2
1 Jumlah
10
8,9
10 10
Adapun kisi-kisi tes hasil belajar konsep perkalian bilangan , dengan rincian sebagai berikut
29
3. Uji Instrumen a.
Validitas Menurut Brorg dan Gall (dalam Wiriaatmadja 2012 :157) lima tahap kriteria validitas yaitu 1.
Validitas hasil, yang peduli dengan sejauh mana tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah dan mendorong dilakukan penelitian tindakan atau kata lain, seberapa jauh keberhasilan dapat di capai.
2. Validitas proses, yaitu memeriksa kelayakan proses yang di kembangkan dalam berbagai fase penelitian tindakan. 3.
Validatas demokratis, yaitu merujuk kepada sejauh mana penelitian tindak berlangsung secara kolaboratif
dengan
mitra peneliti, dengan perspektif yang beragam dan perhatian terhadap bahan yang dikaji. 4.
Validitas katalik (=dari istilah katalisator), yakni sejauh mana penelitian berupaya mendorong partisipan mereorientasi, memfokuskan, dan memberi semangat untuk membuka diri terhadap transformasi visi mereka dalam menghadapi kenyataan kondisi praktek sehari – hari.
5.
Validitas dialog, yaitu merunjuk kepada dialog yang dilakukan dengan sebaya mitra peneliti dalam menyusun dan meriview hasil penelitian beserta penafsiran.
30
Uji coba instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu validasi isi dan reliabel. 1. Validitas Isi Menurut Wiriaatmadja (2012 :157) konsep validasi dalam aplikasinya untuk penelitian tindakan mengacu kepada kredibilatas menunjuk sejauh mana kajian dapat direplikasi, apakah seorang peneliti dengan menggunakan metode yang sama akan mendapat hasil yang sama seperti kajian terdahulu masalah ini bagi peneliti naturistik seperti penelitian tindakan kelas merupakan problema besar, karena fenomena yang di hadapi unit dan karakteristik data dan proses penelitiannya berbeda karena konvesi yang harus diperhatikan dalam penyajian hasil – hasil penelitian dan derajat keterpercayaan. Tabel 4 Kriteria Pemilihan Validator Nama Validator Drs . Orhan, M.Pd (Validator I)
Diplan, M.Pd (Validator II)
Kriteria 1. Seorang Dosen 2. Pendidikan Minimal S2 3. S2 Pendidikan Dasar Matematika 4. Mengusai Tata Tulis 5. Mengusai Matematika SD 6. Pengalaman Mengajar Minimal 6 Tahun. 1. Seorang Dosen 2. Pendidikan Minimal S2 3. S2 Pendidikan Dasar Bahasa Indonesia 4. Mengusai Tata Tulis 5. Pengalaman Mengajar Minimal 6 Tahun.
Alasan Peneliti Memilih Validator • Baik dan mudah ditemui dikampus • Dosen yang dipilih merupakan Dosen Matematika
• •
Kenal dengan Dosen yang bersangkutan Penjelasan dan cara mengarahkan tata bahasa sangat baik
31
Tabel 5 Kisi-kisi soal pre test dan pos test setelah diuji Kompetensi dasar Indikator variable 1. Memahami dan 1. Mengamati menggunakan perkalian bilangan sifat-sifat satu angka dengan operasi hitung dua angka. bilangan dalam 2. Menentukan pemecahan perkalian bilangan masalah satu angka dengan tiga angka. 3. Menentukan perkalian bilangan kelipatan sepuluh. 4. Mengenal pembagian tanpa sisa. 5. Membedakan pembagian tersisa Jumlah item soal
jumlah item soal No. item soal 2
1,2
3
3,4,5
6,7 2
2
8,9
1
10
10
10
b. Observasi Observasi Menurut Nasution (2008 :106) adalah “Ilmu pengetahuan mulai dari observasi dan selalu harus kembali pada observasi untuk mengetahui kebenaran ilmu itu”. Observasi di lakukan untuk memperoleh informasi tentang yang dilakukan manusia seperti terjadi dalam kenyataannya. Observasi bertujuan untuk mengamati kegiatan peserta didik dan guru selama penelitian untuk menyesuaikan perencanaan dan pelaksanaan tindakan kelas.
32
Tabel 6 Kisi-Kisi Observasi Lembar Pengamatan Aktivitas dengan Pegunaan Alat Peraga Manipulatif. No Aktivitas Pendidik P–1 P–2 R Kategori A Kegiatan Awal 1. menunjukan sikap hangat dan bersahabat B Kegiatan Inti 2. memberi kan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya 3. Mengamati peserta didik yang aktif dan yang tidak aktif C kegiatan akhir (penutup) a) Memberikan motivasi dan penguatan kepada peserta didik b) Mengajak peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi D Sikap Guru c) Sikap kesadaran akan diri d) Terbuka dan tidak purapura e) Menunjukan sikap meneri ma dan menghargai D sikap Guru f) Membantu dan percaya g) Sikap mau mengerti dan penuh empati Jumlah skor
33
No 1
2
3 4 5
6
7
8 9 10
Tabel 7 Lembar Pengamatan Aktivitas Pendidik dengan Penggunaan Alat Peraga Manipulatif Aktivitas Peserta P–1 P–2 R Didik Sering bertanya apabila mengalami kesulitan Menjawab pertanyaan dengan senang hati Mengerjakan soal latihan di depan kelas Dapat bersosialisasi dengan guru Dapat bersosialisasi dengan peserta didik lainnya Mendengarkan penjelasan guru dengan aktif Membuat catatan atau rangkuman sendiri Berpikir kritis Berpikir kreatif Menyimpulkan materi pelajaran dengan kata-katanya sendiri
Kategori
Jumlah G. Teknik Analisis Data Tehnik analisis data menurut Sukmadinata (2009 : 178) adalah “tehnik mengubah data mentah menjadi data yang bermakna yang mengarah pada kesimpulan”. Data tersebut untuk menganalisis keberhasilan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah menggunakan rumus persentase ketuntasan
34
secara klasikal dan gain yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilanp peserta didik dalam memahami konsep operasi hitung perkalian dan pembagian dengan penggunaan alat peraga manipulatif, dapat dilihat dari tes hasil belajar berdasarkan kreteria ketuntasan minimal murid (KKM) yang di tetapkan oleh SDN 6 Panarung Palangka Raya yaitu nilai ketuntasan adalah 65. Data kuantitatif berasal dari pre test yang dilakukan diawal pertemuan dan post test yang dilakukan diakhir pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar dan keaktifan bertanya peserta didik dalam pembelajaran. Perhitungan data kualitatif dalam penelitian ini meliputi : a. Menghitung nilai rata – rata kelas dengan rumus ∑ N (Putri, 2013) M = N Keterangan ∑ N = Total nilai yang diperoleh peserta didik N = Jumlah peserta didik M = Nilai rata – rata kelas b. Menghitung persentase ketuntasan secara klasikal dengan rumus ∑ s ≥ 85 x100% (Putri, 2013) TB = n TB = ketuntasan belajar. = peserta didik yang mendapat nilai 65. ∑ s ≥ 65 n = banyak peserta didik. N = banyak peserta didik dengan kriteria sebagai berikut : 85 – 100 = sangat tercapai. 69 – 84 = tercapai. 54 – 68 = cukup tercapai. 39 – 53 = kurang tercapai. 24 – 38 = sangat kurang tercapai. 9 – 23 = tidak tercapai 0 – 8 = sangat tidak tercapai.
35
c. Menghitung peningkatan hasil belajar dengan rumus dengan rumus Gain N - Gain =
Skor Post Test - Skor Pre Test (Putri, 2013) Skor Maksimum - Skor Pre Test
Tabel 8 Nilai N – Gain Ternormalisasi dan Klasifikasi Rata – rata N – Gain Ternormalisasi Klasifikasi 0,70 < N – Gain
Tinggi
0,30 ≤ N – Gain < 0,70
Sedang
N – Gain < 0,30
Rendah
H. Indikator Keberhasilan Penelitian 1. Aktivitas Peserta didik Dari aktivitas peserta didik yaitu dari kriteria keberhasilan penelitian aktivitas peserta didik bisa mencapai 10 aktivitas yang di lakukan pendidik dan peserta didik yang penilaiannya di tentukan 3 hasil observasi dari pengamat 1, pengamat 2, dan rata – rata jadi 10x3 = 30 dan secara klasikal minimal 85% dari peserta didik tuntas belajar. 2. Perbaikan Konsep Perkalian Ada perbaikan konsep operasi perkalian secara klasikal dan individu, Secara individu peserta didik dinyatakan tuntas belajar jika mencapai tingkat pemahaman yang telah ditentukan 70 yang ditunjukan pada peroleh nilai tes formatif 70 atau lebih. Kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan perbaikan pembelajaran adalah jika ada peningkatan hasil belajar secara individu dan klasikal yang mencapai 85% peserta didik
36
tuntas belajar, maka intervensi yang dilakukan dapat dikatakan meningkatkan hasil belajar pada upaya perbaikan konsep perkalian. I.
Jadwal Penelitian Jadwal pelaksanaan penelitian yang peneliti lakukan tersedia pada tabel berikut ini : Tabel 7 Rincian Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Bulan Pelaksanaan 0ktober (2013)
Uraian Kegiatan
November (2013)
November (2015)
1
2
3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
√
√
√
Mei (2015)
1 2 3 4
Juni (2015)
1 2
3
A. Tahap Persiapan 1. Penyusunan Proposal 2. Pendaftaran Seminar 3. Seminar 4. Revisi proposal
√ √ √ √ √
B. Pelaksanaan Penelitian 1. Pembimbingan 2. Penelitian Lapangan 3. Menganalisi data
√ √ √ √
√ √
C. Pelaporan Hasil Penelitian 1. Penyusunan Skripsi 2. Ujian Skripsi 3. Revisi Skripsi
√ √ √ √ √ √
4
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A . Deskripsi Data 1. Deskripsi Data dan Pra Tindakan Data pra tindakan terdiri dari data hasil observasi pra tindakan dan tes pra tindakan. Hasil yang diperoleh dari kedua data ini akan dijadikan sebagai tolak ukur tingkat pemahaman konsep dasar perkalian dan pembagian pada pembelajaran selanjutnya. Kedua data tersebut disajikan sebagai berikut : a. Deskripsi Data Observasi Pra Tindakan Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer (peneliti) ketika guru kelas melakukan kegiatan pembelajaran dengan materi perkalian dan pembagian diperoleh data dari identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Hasil belajar Matematika peserta didik masih rendah. 2. Kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep perkalian dan pembagian. 3. Ketidak tersedianya alat peraga. 4. Pembelajaran masih bersifat konvensional. b. Deskripsi Data Tes Pra Tindakan Tes pra tindakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan, pemahaman dan penguasaan peserta didik pada materi yang akan dijadikan topik pembelajaran sebelum penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan. tes yang dilakukan dalam penelitian
37
38
ini berupa soal essay yang berjumlah 10 soal. Data hasil tes tersebut disajikan pada tabel sebagai berikut :
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Tabel 8 Data Tes Pra Tindakan Nilai Pra Kode Peserta Didik Tindakan T A 80 √ B 80 √ C 60 D 80 √ √ E 70 √ F 70 √ G 70 H 50 I 40 √ J 70 K 50 √ L 70 M 50 √ N 70 O 50 P 50 R 40 S 20 Jumlah 1060 Rata-rata 58,9 Ketuntasan 50 % M = (rata-rata)
TB
=
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ Sangat kurang tercapai
= 58,9
=
=
Ketuntasan TT
∑
x 100%
x 100%
= 50 % (sangat kurang tercapai) Berdasarkan hasil tabel pra tindakan di atas, maka dapat terlihat bahwa nilai hasil belajar peserta didik kelas IV.b SDN 6 Panarung Palangka Raya dengan rata-rata 58,9 dan ketuntasan secara klasikal
39
sebesar 50 % termasuk dalam kriteria sangat kurang tercapai. Jadi, dapat diketahui
tingkat
ketercapaian
keberhasilan
pembelajaran
belum
memenuhi syarat ketuntasan belajar secara klasikal. Data Pre Tes diatas menunjukan tingkat kemampuan peserta didik sebelum penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan sebagai berikut : 1) Dari 18 orang peserta didik, tidak ada peserta didik yang memperoleh skor 90 – 100. 2) Dari 18 orang peserta didik, ada 3 orang peserta didik yang memperoleh skor 80 – 89. 3) Dari 18 orang peserta didik, ada 5 orang peserta didik yang memperoleh skor 70 – 79. 4) Dari 16 orang peserta didik, ada 1 orang peserta didik yang memperoleh skor 60 – 69. 5) Dari 18 orang peserta didik, ada 7 orang peserta didik yang memperoleh skor 0 – 59. Perolehan skor rata-rata kelas dari 18 peserta didik dalam menjawab soal pra tindakan adalah 58,9. 2. Deskripsi data siklus I Pada data siklus I yang terdiri dari (1) data aktivitas guru dan aktivitas peserta didik, (2) data hasil belajar dan (3) data refleksi siklus I. Data tersebut disajikan sebagai berikut : a. Data situasi belajar mengajar Data aktivitas guru dan peserta didik disajikan dalam tabel berikut :
40
No A
B
C
D
Tabel 9 Data observasi aktivitas guru dengan penggunaan alat peraga manipulatif Siklus I Aktivitas Pendidik P–1 P–2 R kegiatan Awal 1. Menunjukan sikap Baik Baik 3 hangat dan bersahabat Kegiatan Inti 2. Memberikan Baik Baik 3,5 kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya. 3. Mengamati peserta didik yang aktif dan Baik Baik 3 yang tidak aktif kegiatan akhir Baik Baik 3,5 (penutup) a) Memberikan motivasi dan penguatan kepada peserta didik b) Mengajak peserta didik bersama-sama Baik Baik 3 menyimpulkan materi Sikap Guru c) Sikap kesadaran Cukup Baik 2,5 akan diri Baik d) Terbuka dan tidak Baik Baik 3 pura-pura e) Menunjukan sikap menerima dan Baik Baik 3 menghargai f) Membantu dan per3 caya Baik Baik g) Sikap mau mengerti dan penuh empati Jumlah Skor
Kategori Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik
Baik
Baik
3
Cukup Baik
30
30
30,5
Baik
41
No 1
2
3
4 5
6
7
8 9 10
Tabel 10 Data Observasi Aktivitas dengan Penggunaan Alat Peraga manipulatif. Siklus I Aktivitas Peserta P–1 P–2 R Didik Sering bertanya apa Baik Baik 3.4 bila mengalami kesulitan Menjawab Baik Baik 3,2 pertanyaan dengan senang hati Mengerjakan soal Baik Baik 3,5 latihan di depan kelas Dapat bersosialisasi Baik Baik 3,5 dengan guru Dapat bersosialisasi Baik Baik 3 dengan peserta didik lainnya Mendengarkan Baik Baik 3,5 penjelasan guru dengan aktif Membuat catatan Cukup Cukup 2,7 atau rangkuman sendiri Berpikir kritis Baik Baik 3,5 Berpikir kreatif Cukup Cukup 2,5 Menyimpulkan materi pelajaran dengan kata-katanya sendiri Jumlah
Kategori Baik
Baik
Baik
Baik Baik
Baik
Cukup
Baik Cukup
Cukup
Baik
3
Baik
30,1
30,5
32.3
Baik
b . Data Hasil Belajar Siklus I Data hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan setelah selesai pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) siklus I . soal yang diberikan pada pos tes ini sama dengan soal pre tes yang
42
diberikan pada kegiatan pra tindakan, yaitu berjumlah 10 butir soal pilihan ganda. Data tersebut disajikan pada tabel berikut ini :
No
Tabel 11 Data Hasil Pos Tes Siklus I Nilai Pra Keterangan Tindakan Tidak 80 Meningkat 80 Meningkat 10 60 Meningkat 20 80 Meningkat 10 70 Meningkat 10 Tidak 70 Meningkat 70 Meningkat 10 40 Meningkat 10 Tidak 70 Meningkat Tidak 50 Meningkat 40 Meningkat 30 Tidak 70 Meningkat 50 Meningkat 10 Tidak 70 meningkat 50 Meningkat 20 50 Meningkat 20 40 Meningkat 30 20 Meningkat 20 1060 Kurang Tercapai 58,9 50 %
Kode 1
A
2 3 4 5
B C D E
6
F
7 8
G H
9
I
10
J
11
K
12
L
13
M
14
N
15 O 16 P 17 R 18 S Jumlah Rata-rata Ketuntasan
M (Rata-rata)
=
TB
= =
= 70 ∑
x 100% x 100%
Nilai Siklus I
Keterangan T TT
80
√
90 80 90 80
√ √ √ √
70
√
80 50
√
70
√
√
50
√
70
√
70
√ √
60 70 70 70 70 40 1260 70 77,8%
√ √ √ √ √ Tercapai
43
= 77,8% ( Tercapai)
N – Gain Siklus I =
,
= =
, , .
= 0,28 (Rendah) Berdasarkan tabel hasil post tes siklus I terlihat hasil belajar pada perbaikan konsep perkalian di kelas IV SDN – 6 Panarung Palangka Raya dengan rata-rata 70, ketuntasan klasikal 77,8 % termasuk dalam kriteria sangat kurang tercapai. Karena belum memenuhi syarat ketuntasan belajar secara klasikal 85%, serta peserta didik belum mencapai ketuntasan hasil belajar yang yaitu 65 kriteria ketuntasan minimal. Data hasil post tes pada tabel di atas menunjukan tingkat kemampuan peserta didik pada saat penelitian tindakan kelas siklus I yang secara rinci diuraikan sebagai berikut : 1. Dari 16 orang peserta didik, ada 2 peserta didik yang memperoleh skor 90 – 100. 2. Dari 16 orang peserta didik, ada 3 orang peserta didik yang memperoleh skor 80 – 89. 1. Dari 16 orang peserta didik, ada 7 didik yang memperoleh skor 70 – 79. 2. Dari 16 orang peserta didik, ada 1 orang peserta didik yang memperoleh skor 60 – 69.
44
3. Dari 16 orang peserta didik, ada 3 orang peserta didik yang memperoleh skor 0 – 59 b. Data Refleksi Siklus I Menurut Obsever, Kesalahaan saat pembelajaran yaitu 1) Hasil belajar matematika peserta didik masih ada yang rendah. 2) Ketika Pembelajaran, peserta didik masih ribut dan tidak memperhatikan. 3) Peserta didik masih belum memahami konsep perkalian dan pembagian dengan penggunaan alat peraga manipulatif. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek aktivitas peserta didik diharapkan dapat maksimal. Agar pada siklus II, peserta didik yang memiliki hasil belajar rendah dapat ditingkatkan lagi. Selain itu peneliti juga dituntut untuk lebih banyak dengan penggunaan alat peraga manipulatif sebagai alat bantu mengajar namun juga penguasaan kelas, agar tujuan pembelajaran yang ingin dicapai memperoleh nilai yang maksimal sesuai dengan nilai ketuntasan belajar yang sudah ditentukan. 3. Deskripsi Data Siklus II Deskripsi data siklus II hampir sama dengan siklus I. data siklus II terdiri atas data yang diperoleh dari (1) data aktivitas guru dan peserta didik (2) data hasil belajar dan (data refleksi). Data tersebut disajikan sebagai berikut :
45
a. Data Situasi Pembelajaran Data situasi belajar mengajar merupakan data tentang situasi belajar mengajar (aktivitas guru dan peserta didik) pada saat penelitian kelas berlangsung. Data tersebut diperoleh dari hasil observasi yang diisi oleh observer pada lembar observasi. Data tersebut di sajikan dalam tabel yaitu sebagai berikut :
No A
B
c
D
Tabel 13 Data Observasi Guru dengan Penggunaan Alat Peraga Manipulatif Siklus II Aktivitas Pendidik P–1 P–2 R kegiatan Awal 1. Menunjukan sikap Baik Baik 3,6 hangat dan bersahabat Kegiatan Inti 2. Memberikan Baik Baik 3,5 kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya. 3. Mengamati peserta didik yang aktif Baik Baik 3,5 dan yang tidak aktif kegiatan akhir Baik Baik 3,5 (penutup) a) Memberikan motivasi dan penguatan kepada peserta didik b) Mengajak peserta didik bersama-sama Baik Baik 3,5 menyimpulkan materi Sikap Guru c) Sikap kesadaran Baik Baik 3,5 akan diri d) Terbuka dan tidak Baik Baik 3,2 pura-pura
Kategori Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik Baik
46
e) Menunjukan sikap menerima dan menghargai f) Membantu dan percaya g) Sikap mau mengerti dan penuh empati Jumlah Skor
No 1
2
3
4 5
6
7
8 9 10
Baik
Baik
3,6
Baik
Baik
Baik
3,5
Baik
Baik
Baik
3,5
Baik
33,5
33,2
34,9
Baik
Tabel 14 Data Aktivitas Peserta Didik dengan Penggunaan Alat Peraga Manipulatif Siklus II Aktivitas Peserta P–1 P–2 R Didik Sering bertanya apa Baik Baik 3.3 bila mengalami kesulitan Menjawab Baik Baik 3,5 pertanyaan dengan senang hati Mengerjakan soal Baik Baik 3,3 latihan di depan kelas Dapat bersosialisasi Baik Baik 3,5 dengan guru Dapat bersosialisasi Baik Baik 3,3 dengan peserta didik lainnya Mendengarkan Baik Baik 3,3 penjelasan guru dengan aktif Membuat catatan Baik Baik 3,5 atau rangkuman sendiri Berpikir kritis Baik Baik 3,5 Berpikir kreatif Baik Baik 3,3 Menyimpulkan materi pelajaran dengan kata-katanya sendiri Jumlah
Kategori Baik
Baik
Baik
Baik Baik
Baik
Baik
Baik Baik
Baik
Baik
3
Baik
32,1
32,5
33.4
Baik
47
b. Data Hasil Belajar Siklus II Data hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan setelah selesai pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas siklus II. Soal yang diberikan pada tes ini sama dengan soal yang diberikan pada siklus I yaitu berjumlah 10 soal essay. Data tersebut disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 15 Data Hasil Belajar Post Tes Siklus II Kode Nilai Keterangan Nilai No Peserta Siklus I Siklus Didik II 1 A 80 Meningkat 20 100 2 B 90 Meningkat 10 100 3 C 80 Meningkat 10 90 4 D 90 Meningkat 10 100 5 E 80 Meningkat 10 90 6 F 70 Meningkat 20 90 7 G 80 Meningkat 10 100 8 H 50 Meningkat 20 70 9 I 70 Meningkat 20 90 10 J 50 Meningkat 20 80 11 K 70 Meningkat 10 80 12 L 70 Meningkat 10 80 13 M 60 Meningkat 20 80 14 N 70 Meningkat 20 90 15 O 70 Meningkat 30 100 16 P 70 Meningkat 20 90 17 R 70 Meningkat 10 80 18 S 40 Meningkat 30 70 Jumlah 1260 Sangat 1580 Kurang Rata-rata 70 87,7 Ketuntasan 77,8 % Tercapai 100%
M (Rata-rata)
=
= 87,7
Keterangan T TT √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sangat Tercapai
48
TB
=
∑
x 100%
x 100%
=
= 100 % (Sangat Tercapai)
N – Gain Siklus I =
,
=
=
. !
= 0,59 (Sedang)
N – Gain Total =
,
=
=
, , ,
= 0,58 (Sedang) Berdasarkan tabel hasil tes siklus II terlihat dari perbaikan konsep perkalian, peningkatan hasil belajar matematika peserta didik kelas IV b SDN – 6 Panarung Palangka Raya dengan rata-rata 87,7 termasuk dalam kriteria sangat tercapai, tingkat ketercapaian keberhasilan pembelajaran sudah memenuhi syarat ketuntasan klasikal yakni 100% peserta didik mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan peningkatan hasil belajar juga
49
termasuk dalam kategori sedang yakni 0,58. Sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan ke tahap siklus III. Dari data atau hasil tes (evaluasi) pada tabel di atas menunjukan adanya peningkatan pemahaman konsep penjumlahan bilangan bulat peserta didik pada saat penelitian tindakan kelas siklus II secara rinci diuraikan sebagai berikut : 1. Dari 18 orang peserta didik, ada 10 orang peserta didik yang memperoleh skor 90 – 100. 2. Dari 18 orang peserta didik, 5 peserta didik yang memperoleh skor 80 – 89. 3. Dari 18 orang peserta didik, ada 2 orang peserta didik yang memperoleh skor 70 – 79. 4. Dari 18 orang peserta didik, tidak ada
orang peserta didik yang
memperoleh skor 60 – 69. 5. Dari 18 orang peserta didik, tidak ada peserta didik yang memperoleh skor 0 – 59. b. Data Refleksi Siklus II Data refleksi dilakukan setelah kegiatan pembelajaran siklus II selesai. Pada siklus II ini peneliti tetap Penggunaan alat peraga manipulatif dalam proses pembelajaran matematika. Pada siklus I peneliti meminta peserta didik untuk maju ke depan secara bergantian untuk menyelesaikan soal dengan penggunaan alat peraga manipulatif, namun masih ada sebagian besar peserta didik malu untuk maju.
50
Sehingga pada siklus II peneliti hanya menuliskan soal di papan tulis dan peserta didik mengerjakan soal di buku latihan.
Peneliti
mengamati aktivitas peserta didik, apabila ada peserta didik yang kurang mengerti maka peneliti akan membantu menerangkan kembali pada peserta didik tersebut. Dari hasil diskusi tersebut peneliti mendapatkan saran dari pengamat, dimana penggunaan alat peraga manipulatif sebaiknya terus diterapkan dalam proses pembelajaran terutama pada pelajaran matematika pada upaya perbaikan konsep perkalian karena dengan penggunaan alat peraga manipulatif dapat aktivitas peserta didik secara tidak langsung juga meningkatkan hasil belajar pada upaya perbaikan konsep perkalian dalam proses pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik pada tabel di atas, sehingga diharapkan dengan penggunaan alat peraga manipulatif dapat diterapkan pada perbaikan konsep perkalian. B . Pengujian Hipotesis Tindakan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dipaparkan di atas maka untuk mengetahui data yang diperoleh dari tiga tahapan penelitian yang telah dilakukan. Tahapan tersebut adalah (1) penelitian pra tindakan (2) penelitian tindakan kelas siklus I (3) penelitian tindakan kelas siklus II. 1. Hasil Penelitian Pra Tindakan Hasil penelitian pra tindakan dilakukan untuk mengetahui aktivitas pendidik dan peserta didik di kelas IV.b dengan penggunaan alat peraga
51
manipulatif diterapkan pada penelitian tindakan kelas di kelas IV.b SDN – 6 Panarung Palangkaraya hal ini dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik. a. Hasil Observasi Pra Tindakan Hasil observasi yang dilakukan pada tahap pra tindakan membuktikan bahwa hasil belajar pada upaya perbaikan konsep perkalian pada peserta didik belum memuaskan, masih banyak peserta didik yang kurang aktif dalam proses pembelajaran, sebagian besar peserta didik belum mencapai standar nilai yang sudah ditentukan, dan proses pembelajaran cenderung lebih berpusat pada guru. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya keaktifan peserta didik baik bertanya maupun bersosialisasi terhadap sesama peserta didik, dan pada pembelajaran guru lah yang lebih sering aktif dari pada peserta didiknya. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa penyebab tidak maksimal pembelajaran matematika dikarenakan oleh faktor guru dan peserta didik. b. Hasil Tes Pra Tindakan Hasil tes pra tindakan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal peserta didik sebelum penelitian tindakan kelas siklus I penggunaan alat peraga manipulatif diterapkan. Hasil tes ini dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan penelitian tindakan kelas selanjutnya.
52
Tes yang dilakukan dalam pra tindakan terlihat bahwa hasil belajar peserta didik sangat kurang tercapai. Hal ini dikarenakan skor rata-rata peserta didik berkisar antara 58,9 skor yang diperoleh peserta didik masih jauh dari indikator penelitian yakni 65. Berarti dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman konsep perkalian dan pembagian masih rendah, hal ini dapat dibuktikan dari hasil belajar dalam pra tindakan. Berdasarkan hasil observasi tes pra tindakan di atas, maka diperlukan suatu upaya perbaikan konsep perkalian pemahaman peserta didik agar peningkatan hasil belajar matematika peserta didik dengan cara memanfaatkan penggunaan alat peraga manipulatif dapat ditingkatkan. 2. Hasil Penelitian Siklus I Hasil penelitian siklus I yang terdiri dari (1) aktivitas guru dan peserta didik (2) hasil belajar dan (3) refleksi siklus I. Hasil penelitian tersebut disajikan sebagai berikut : a. Situasi Belajar Mengajar Pada Siklus I Data situasi belajar diperoleh dari observasi yang dilakukan pada kegiatan siklus I. Hasil observasi yang dilakukan pada siklus I tersebut sebagai berikut : 1) Aktivitas Guru Aspek pengamatan yang difokuskan pada aktivitas guru ada 10 bagian. Hasil rata-rata penilaian ke dua observer pada 10 bagian
53
tersebut adalah : (a)menunjukan sikap hangat dan bersahabat skor (3) (b)memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya (3,5) (c) mengamati peserta didik yang aktif dan yang tidak aktif (3) (d) memberikan motivasi dan penguatan (3,5) (e) mengajak peserta didik menyimpulkan materi pelajaran (3) (f) sikap kesadaran diri (2,5) (g) terbuka dan tidak pura-pura (3) (h) menunjukan sikap menerima dan menghargai (3) (i) membantu dan percaya (3) (j) sikap mau mengerti dan penuh empati (3). Sesuai dengan hasil di atas dapat diperoleh hasil rata-rata 30,5 dengan demikian aspek aktivitas guru dapat dikategorikan baik. 2) Aktivitas peserta didik Penilaian pengamatan 10 bagian aktivitas peserta didik sebagai berikut : (a) Sering bertanya apabila mengalami kesulitan (3,4) (b) Menjawab pertanyaan dengan senang hati (3,2) (c) Mengerjakan soal latihan di depan kelas (3,5) (d) Dapat bersosialisasi dengan guru (3,5) (e) Dapat bersosialisasi dengan peserta didik lainnya (3) (f) Mendengarkan penjelasan guru dengan aktif (3,5) (g) Membuat rangkuman sendiri (2,7) (h) Berpikir kritis (3,5) (i) Berpikir kreatif (2,5) (j) Menyimpulkan materi dengan kata-katanya sendiri (3). Berdasarkan penilaian rata-rata aspek aktivitas peserta didik yaitu 32,3 dengan demikian aspek aktivitas peserta didik dapat dikategorikan baik.
54
b. Hasil Belajar Siklus I Dari hasil belajar siklus I, peserta didik memiliki rata – rata 70 ketuntasan 77,8 %, hasil ini belum mencapai peningkatan hasil belajar secara klasikal dan individu minimal 85% kriteria ketuntasan. Jadi hasil penelitian pada siklus I ini tercapai secara individu belum secara klasikal atau keseluruhan. c. Hasil Refleksi Siklus I Diskusi yang dilakukan mendapatkan saran dari pengamat, yaitu agar peneliti meningkatkan sikap kesadaran diri, terbuka dan tidak pura-pura, mau membantu peserta didik yang kesulitan dalam memahami konsep pembelajaran matematika mengenai perkalian dan pembagian, sehingga aktivitas peserta didik meningkat. Untuk aktivitas guru perlu ditingkatkan terutama pada aspek sikap masih dalam kategori cukup. 3. Hasil Penelitian Siklus II Penelitian siklus II dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar, baik itu nilai, aktivitas peserta didik maupun sikap guru. Dimana terlihat pada siklus I kegiatan tersebut masih maksimal, sehingga kemampuan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran matematika tentang penjumlahan dan pembagian masih rendah terlihat dari hasil evaluasi dan pengamatan oleh observer. Hasil penelitian tindakan kelas siklus II juga terdiri dari beberapa aspek antara lain (1) aktivitas guru dan peserta didik (2) hasil belajar dan (3) refleksi. Hasil penelitiannya sebagai berikut :
55
a. Situasi Belajar Mengajar Pada Siklus II Data situasi belajar diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan pada siklus II. Hasil observasi pada siklus II sebagai berikut: 1. Aktivitas Guru Aspek pengamatan difokuskan pada 10 bagian aktivitas guru. Rata-rata penilaian kedua observer atau ke 10 bagian tersebut : (a) Menunjukan sikap hangat dan bersahabat (3,6) (b) memberikan kesempatan untuk bertanya (3,5) (c) mengamati peserta didik yang aktif dan yang tidak (3,5) (d) memberikan motivasi (3,5) (e) mengajak peserta didik menyimpulkan materi (3,5) (f) sikap kesadaran akan diri (3,5) (g) terbuka dan tidak pura-pura (3,2) (h) sikap menerima dan menghargai (3,6) (i) membantu dan percaya (3,5) (j) sikap mau mengerti dan empati (3,5). Sesuai dengan hasil di atas diperoleh nilai rata-rata
dari
keseluruhan aspek adalah 34,9. Dengan demikian aspek aktivitas guru termasuk dalam kategori baik sekali. 2. Aktivitas Peserta Didik Penilaian pengamatan 10 bagian aktivitas peserta didik sebagai berikut : (a) Sering bertanya apabila mengalami kesulitan (3,4) (b) Menjawab pertanyaan dengan senang hati (3,4) (c) Mengerjakan soal latihan di depan kelas (3,5) (d) Dapat bersosialisasi dengan guru (3,5) (e) Dapat bersosialisasi dengan peserta didik lainnya (3) (f) Mendengarkan penjelasan guru dengan aktif (3,5) (g) Membuat
56
rangkuman sendiri (3,3) (h) Berpikir kritis (3,5) (i) Berpikir kreatif (3,3) (j) Menyimpulkan materi dengan kata-katanya sendiri (3). Berdasarkan penilaian rata-rata aspek aktivitas peserta didik yaitu 33,4 baik dengan demikian aspek aktivitas peserta didik dapat dikategorikan baik. b. Hasil Belajar Pada Siklus II Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata hasil belajar pada siklus II telah mencapai indikator penelitian yaitu 87,7 dan juga telah mencapai ketuntasan klasikal yaitu 100 %. Jadi hasil belajar matematika peserta didik tentang perkalian dan pembagian pada siklus II ini telah tercapai. c. Hasil Refleksi Pada Siklus II Menurut peneliti, alat peraga manipulatif dapat media ini dapat terus diterapkan pada setiap mata pelajaran yang disesuaikan antara alat peraga dengan materi pembelajaran. Dimana dengan adanya alat peraga pembelajaran mampu meningkatkan aktivitas dan minat belajar peserta didik, terutama meningkatkan kemampuan pemahaman konsep perkalian dan pembagian. C. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian memuat pengolahan data tentang (1) nilai hasil belajar, (2) hasil pengamatan aktivitas guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
57
1. Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru dan Peserta Didik Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan peserta didik dalam pembelajaran Matematika yang penerapannya penggunaan alat peraga manipulatif saat pembelajaran berlangsung, kemudian dicatat oleh observer yang tergambar dalam tabel berikut :
No 1 2
Tabel 17 Rekapitulasi Nilai Pengamatan Aktivitas Guru dan Peserta Didik dengan Penggunaan Alat Peraga Manipulatif Rata-rata Nilai/Siklus Aktivitas Siklus I Siklus II Aktivitas Guru 30,5 34,9 Aktivitas Peserta didik 32,3 33,4 Berdasarkan tabel di atas, aktivitas guru dan peserta didik pada rata-
rata nilai siklus I dan siklus II terjadi peningkatan pada aktivitas guru, melalui perbaikan pembelajaran dengan menerapkan alat peraga manipulatif pada proses pembelajaran Matematika yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV b SDN – 6 Panarung Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015, menunjukan adanya peningkatan pemahaman konsep perkalian dan pembagian dan meningkatnya hasil belajar peserta didik. Dari data observasi aktivitas guru dan peserta didik pada siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :
58
Tabel 18 Aktivitas guru siklus I dan siklus II No A
B
C
D
Aktivitas Pendidik Siklus I kegiatan Awal 1. Menunjukan sikap 3 hangat dan bersahabat Kegiatan Inti 2. Memberikan 3,5 kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya. 3. Mengamati peserta didik yang aktif 3 dan yang tidak aktif kegiatan akhir 3,5 (penutup) a) Memberikan motivasi dan penguatan kepada peserta didik b) Mengajak peserta didik bersama-sama 2,5 menyimpulkan materi Sikap Guru c) Sikap kesadaran 3 akan diri d) Terbuka dan tidak 3 pura-pura e) Menunjukan sikap menerima dan 3 menghargai f) Membantu dan percaya g) Sikap mau mengerti dan penuh empati Jumlah Skor
Siklus II
Kategori
3,6
Baik
3,5
Baik
3,5
Baik
3,5
Baik
3,5
Baik
3,2
Baik
3,6
Baik
3,5
Baik
3
3,5
Baik
3
3,5
Baik
30,5
34,9
Baik
59
Tabel 19 Aktivitas Peserta Didik Siklus I dan Siklus II No 1
2 3 4 5
6
7 8 9 10
Aktivitas Peserta Didik Sering bertanya apa bila mengalami kesulitan Menjawab pertanyaan dengan senang hati Mengerjakan soal latihan di depan kelas Dapat bersosialisasi dengan guru Dapat bersosialisasi dengan peserta didik lainnya Mendengarkan penjelasan guru dengan aktif Membuat catatan atau rangkuman sendiri Berpikir kritis Berpikir kreatif Menyimpulkan materi pelajaran dengan katakatanya sendiri Jumlah
Siklus I
Siklus II
Kategori
3,4
3,4
Baik
3,2
3,4
Baik
3,5
3,5
Baik
3,5
3,5
Baik
3
3
Baik
3,5
3,5
Baik
2,7
3,3
Baik
3,5 2,5 3
3,5 3,3 3
Baik Baik Baik
32,3
33,4
Baik
Berdasarkan jumlah rata-rata nilai siklus I yaitu aktivitas Guru 30,5 dan Peserta Didik 32,3 pada Siklus II yaitu aktivitas guru 34,9 dan peserta didik 33,4 maka proses peningkatan aktivitas tercapai sesuai kriteria keberhasilan penelitian mencapai 10 x 3 = 30. Sesuai kriteria keberhasilan penelitian maka hipotesis tindakannya adalah sebagai berikut : “Ada upaya perbaikan konsep perkalian dengan penggunaan alat peraga manipulatif yang dapat meningkatkan hasil belajar metematika di kelas IV.b SDN – 6 Panarung Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015.
60
2. Nilai Hasil Belajar Meningkatnya nilai hasil belajar peserta didik kelas IV b SDN – 6 panarung Palangka Raya pada mata pelajaran Matematika tentang perkalian dan pembagian, dikarenakan meningkatnya pemahaman konsep perkalian dan pembagian pada peserta didik. Hal ini dikarenakan adanya alat peraga yang digunakan untuk mempermudah pemahaman peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung, yaitu dengan penggunaan alat peraga manipulatif. Peningkatan pemahaman konsep perkalian dan pembagian dapat dilihat berdasarkan nilai hasil belajar peserta didik pada rekapitulasi nilai sebagai berikut Tabel 20 Nilai Post Test Kelas IV b SDN –6 Panarung No
Kode Peserta Didik A B C D E F G H I J K L M N O P R S
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah Rata-rata Ketuntasan
Nilai Siklus I
Keterangan
80 85 80 80 60 65 65 50 55 55 65 60 55 55 60 65 70 40 1260 70 77,8 %
Meningkat 20 Meningkat 15 Meningkat 20 Meningkat 20 Meningkat 15 Meningkat 10 Meningkat 10 Meningkat 25 Meningkat 20 Meningkat 20 Meningkat 10 Meningkat 15 Meningkat 20 Meningkat 15 Meningkat 5 Meningkat 5 Meningkat 10 Meningkat 30 Sangat Kurang Tercapai
Nilai Siklus II 100 100 90 100 90 90 100 70 90 80 80 80 80 90 100 90 80 70 1580 87,7 100%
Keterangan T TT √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sangat Tercapai
61
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan bahwa : 1. Aktivitas peserta didik dinilai 10 aktivitas dengan penggunaan alat peraga manipulatif dan 3 kriteria penilaian observasi yaitu pengamat 1, pengamat 2 dan rata – rata yang keberhasilannya mencapai 10 x 3 = 30, berdasarkan data observasi jumlah keseluruhan aktivitas peserta didik siklus I mencapai 32,3 dan siklus II mencapai 33,4 yang peningkatannya terdapat pada penilaian pengamatan yaitu (1) Menjawab pertanyaan dengan senang hati, pada siklus I dengan nilai 3,2 dan siklus II dengan nilai 3,4. (2) Membuat rangkuman sendiri, pada siklus I dengan nilai 2,7 dan pada siklus II dengan nilai 3,3. (3) Berpikir kreatif, pada siklus I dengan nilai 2,5 dan pada siklus II dengan nilai 3,3. 2. Ada upaya pada perbaikan operasi hitung perkalian yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan penggunakan alat peraga manipulatif pada pelajaran matematika di kelas IV b SDN – 6 Panarung Palangka Raya. Hal ini dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar peserta didik baik pada siklus I maupun siklus II, dimana rata- rata hasil belajar siklus I adalah 70 dan pada siklus II adalah 87,7.
62
62
B. Rekomendasi Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat di rekomendasi sebagai berikut : 1. Bagi kepala sekolah, diharapkan menyarankan guru-guru untuk menggunakan dan memanfaatkan alat peraga manipulatif sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar peserta didik dalam menerima materi pelajaran. 2. Bagi
guru,
diharapkan
lebih
terampil
dan
kreatif
didalam
memanfaatkan alat peraga dan menyesuaikan media dengan materi yang akan diajarkan, dimana hal tersebut mampu menarik minat dan perhatian peserta didik agar lebih fokus pada materi yang di ajarkan. Peserta didik diharapkan lebih fokus dan serius pada saat memperhatikan guru menjelaskan materi dalam proses pembelajaran. 3. Peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai referensi dan bahan belajar untuk melakukan penelitian pada tahap selanjutnya.
63
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. (2013). Pengertian Hasil Belajar. (Online). http://www. beberapapengertian-hasil-belajar.html/ : Selasa, 04 Febuari 2014. Addriadis. (2013). Metode Penelitian. (Online). http://www.addriadis.com : Rabu, 10 Juli 2013. Anggoro, Toha. ( 2011). Metode Penelitian.Jakarta : Universitas Terbuka. Anitah, Sri .(2009). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka. Aqib, Zainal. (2006) . Penelitian Tindakan Kelas.Bandung : Yrama Widya. Blacklovers, Anggre. (2013). Alat Peraga Manipulatif. (Online). http:// alat-peraamanipulatif.html/ : Selasa, 04 Febuari 2014. Candera, Mister. (2013). Beberapa Pengertian Hasil Belajar. (Online). beberapa-pengertian-hasil-belajar.html/: 25 November 2013.
http://
Darsoni, Arnadi Setya. (2012). Persepsi Peserta didik Tentang penggunaan Kertas Berpetak Sebagat Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika pada Kelas V SDN – 6 Panarung, Palangka Raya: Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Selasa, 04 Febuari 2014. Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori – Teori Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Erlaga. Direktori. (2008). Model pembelajaran Matematika. (Online). http://file.upi.edu/ Direktori/ : Jumaat 19 Juli 2013. Fairuzabadi, (2011), Pengertian dan tujuan alat Peraga Pendidikan. (Online). http :// pengertian-dan-tujuan-alat-peraga-pendidikan :Minggu 28 juli 2013. Gloria. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. (Online). http ://eprints.uny.ac.id : Minggu 28 Juli 2013. Hamalik. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara. Heruman. (2012). Model Pembelajaran Matematika. Bandung :PT Remaja Rosdakarya Haryanto. (2013). belajar psikologi. (Online) http://belajarpsikologi.com/ : Rabu 10 juli 2013.
64
Ismunamto. (2011). Ensiklopedia Matematika 1. Jakarta : PT.Lentera Abadi. Kartika. (2013). Matematika Kelas 4. Jawa Tengah : PT. Putra Nugraha. KTSP. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD / MI. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Karso. (2009). Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Universitas Terbuka. Kusaeri dan Suprananto. (2012). Pengukuran dan Penilaian pendidikan. Yogyakarta : Ghara Ilmu. Lestari, Hera .(2005). Pendidikan Anak di SD.Jakarta :Universitas Terbuka. Muhsetyo. (2009). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Margono. (2010). Metodelogi Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. Nasution. (2008). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : PT.Bumi Aksara. Novitasari, Dian. (2011). Alat Peraga Manipulatif dalam Pembelajaran Matematika. (On Line). http ://www.slideshare.net/ : Selasa, 04 Febuari 2014. Putri, Aulia Ade. (2013). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Alat Peraga Sederhana pada Kelas IV SDN – 14 Palangka Raya. Palangka Raya: Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Selasa, 04 Febuari 2014. Putra. (2010). Berbagai Alat Bantu Untuk Memudahkan Belajar Matematika. Jogyakarta : Diva Press. Rahasan. (2010). Alat Peraga dalam Pembelajaran. (Online). http://penggunaanalat-peraga-dalam-pembelajaran-matematika-di-smp : Minggu 4 Agustus 2013. Safitri, Wahyu (2015). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunkan Model Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) Di SDN – 9 Palangka Raya. Palangka Raya : Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Sabtu, 27 Juni 2015. Sumadayo. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Malang : Graha Ilmu. Satya, Galih. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. (Online). http ://penelitiantindakan-kelas.html: Minggu 28 Juli 2013.
65
Sanjaya, Wina. (2012), Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media Group. Suyadi. (2011). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogyakarta : Diva Press. Siswoyo, Dedi. (2011). Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. (Online). http:// pengertian-pembelajaran-menurut-para.html / : Jumaat 19 Juli 2013. Sukmadinata. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana. (2009). Dasar – dasar Belajar Mengajar. (Online), https:// dasardasar-proses-belajar-mengajar- :Minggu 4 Agustus 2013. Suryanto. (2009). evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Sudjana. (2009). Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sukidin, Basrowi, Suranto. (2008) Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : Insan Cendekia. Wiriaatmadja. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.