9/10/2015
Motor induksi disebut juga motor tak serempak
Motor Induksi
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Merupakan motor AC yang paling banyak dipakai di industri baik 1 phasa maupun 3 phasa
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Keuntungan penggunaan motor induksi induksi::
Keuntungan penggunaan motor induksi induksi::
1.Sangat 1. Sangat sederhana, konstruksinya sangat kuat
4. Praktis tanpa pemeliharaan
terutama motor induksi dengan rotor sangkar
5. Dapat start dengan mudah sekalipun tak begitu
(squirrel cage rotor)
baik
2.Harganya 2. Harganya murah dan keandalannya tinggi 3.Effisiensi 3. Effisiensi tinggi pada keadaan nominal Æ tidak ada sikat sehingga rugi gesekan kecil dan pf nya relatif baik Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Kerugian penggunaan motor induksi induksi:: 1. Pengaturan putaran sulit 2. Bila beban naik maka putaran turun
Konstruksi Motor Induksi
3. Torsi start kecil
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
1
9/10/2015
Konstruksi motor induksi Terdiri dari rotor dan stator 1. Stator •
Bentuk stator motor induksi sama seperti mesin serempak. serempak p .
•
Stator terbuat dari besi berlaminasi yang mempunyai alur – alur untuk meletakkan kumparan stator Gambar Stator
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Konstruksi motor induksi
Konstruksi motor induksi
2. Rotor •
•
Mesin – Mesin Listrik
•
Rotor sangkar
Ada 2 macam rotor yaitu rotor sangkar
Bentuknya sederhana tapi kuat
(squirrel cage rotor) dan rotor tergulung
Dibuat dari besi berlaminasi dan mempunyai
(wound rotor rotor))
alur
90% 90 % motor induksi menggunakan rotor
aluminium yang kedua ujungnya dihubung dihubung--
sangkar
singkat sehingga bentuknya mirip sangkar
yyangg
diisi
dengan g
tembaga g
dan
bajing
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Konstruksi motor induksi •
Rotor sangkar Batang – batang tembaga / aluminium dicor dalam alur – alur sehingga tidak dapat dibuka Alur rotor biasanya dibuat sedikit bergeser dari sumbu axial supaya rotor tidak terkunci secara magnetis dengan stator pada saat start Gambar Rotor Sangkar
dan untuk mengurangi noise waktu motor berputar
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
2
9/10/2015
Konstruksi motor induksi •
Konstruksi motor induksi
Rotor tergulung
•
Rotor berupa kumparan tiga phasa phasa,, seperti pada stator
Rotor tergulung Setelah jalan jalan,, sikat diangkat dan kumparan dihubungkan singkat sama seperti rotor
Kumparan p dihubungg secara bintangg dan
sangkar g
ujung – ujungnya dikeluarkan lewat slip ring supaya dapat dihubungkan dengan tahanan di luar pada waktu start start..
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Gambar Rotor Tergulung Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Bagaimana rotor d t berputar dapat b t ?
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
3
9/10/2015
• Pada saat kumparan 3 phasa di stator diberi
• Karena
tegangan tiga phasa maka akan timbul fluks
rangkaian tertutup maka ada arus yang mengalir. mengalir.
batang
–
batang
rotor
membuat
resultan (φr) yang konstan dan berputar dengan
• Interaksi antara medan putar dan arus yang
kecepatan p ns.
mengalir g menimbulkan ggaya y hingga gg menyebabkan y
• Fluks ini melalui celah udara udara,, memotong
rotor berputar dengan arah yang sama seperti
permukaan rotor dan batang – batang rotor yang
medan putar pada stator, seolah – olah mau
masih dalam keadaan diam sehingga terinduksi
mengikuti medan putar tersebut. tersebut.
suatu emf. emf. Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
• Pada kenyataannya, rotor tidak akan dapat
• Perbedaan antara kecepatan sinkrun NS dan
mengikuti kecepatan medan putar putar..
kecepatan rotor atau motor N disebut slip slip..
• Kalau rotor dapat berputar sama seperti
• Slip dinyatakan dalam % dari kecepatan sinkrun
kecepatan medan stator maka kecepatan relatif di antara
keduanya
=
0
sehingga
emf
Slip % =
yang
NS − N ×100 NS
diinduksikan = 0 dan tidak ada arus yang mengalir
• Kecepatan motor N = NS (1 – s) dimana s adalah
di rotor, tidak ada torsi yang dihasilkan. dihasilkan.
slip
• Karena hal ini rotor selalu berputar pada kecepatan yang lebih kecil dari pada stator. stator. Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
• Pada saat rotor masih dalam keadaan diam,
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
• Bila frekwensi arus di rotor adalah f’ maka maka::
frekwensi tegangan pada rotor adalah sama seperti
NS − N =
frekwensi tegangan input input.. • Saat rotor mulai berputar, frekwensi rotor
NS =
tergantung dari perbedaan kecepatan stator (medan
60 f ' p
60 f p
• Sehingga Sehingga::
putar) dan kecepatan rotor rotor..
f ' NS − N = =s f NS f ' = sf Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
4
9/10/2015
Motor induksi 3 phasa, 4 kutub mempunyai tegangan supply dengan frekwensi 50 Hz Hitung:: Hitung (i) Kecepatan dari fluks magnit di stator (ii) Kecepatan dari rotor bila slip = 0, 04 (iii) Frekwensi dari arus rotor bila slip = 0,04 (iv) Frekwensi dari arus rotor bila rotor masih dalam keadaan diam
Jawab: Jawab: (i)Kecepatan (i) Kecepatan dari fluks magnit di stator
NS =
60 f 60 × 50 = = 1500 rpm p 2
(ii)Kecepatan (ii) Kecepatan dari rotor bila slip = 0, 04
N = N S (1 − s ) = 1500 × (1 − 0,04) = 1440 (iii)Frekwensi (iii) Frekwensi dari arus rotor bila slip = 0,04
f ' = sf = 0,04 × 50 = 2 Hz Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Jawab: Jawab: (iv) Frekwensi dari arus rotor bila rotor masih dalam keadaan diam Æ pada slip = 1
f ' = sf = 1× 50 = 50 Hz
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Jawab: Jawab: (i)Slip (i) Slip Kecepatan sinkrun : N = 950 rpm s=
Mesin – Mesin Listrik
60 f 60 × 50 NS = = p 3 N S = 1000 rpm
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Motor induksi 50 Hz, 440 Volt, 500 PK (373 kW) mempunyai putaran 950 rpm pada beban penuh penuh.. Motor ini mempunyai 6 kutub kutub.. Hitung:: Hitung (i) Slip (ii) Dalam satu menit ada berapa kali tegangan rotor berubah
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Jawab: Jawab: (ii)Perubahan (ii) Perubahan tegangan pada rotor dalam satu menit:: menit 2,5 Hz × 60 detik = 150 rpm
N S − N 1000 − 950 = = 0,05 atau 5% 1000 NS
(ii)Dalam satu menit ada berapa kali tegangan rotor (ii)Dalam berubah Frekwensi dan emf rotor rotor::
f ' = sf = 0,05 × 50 = 2,5 Hz
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
5
9/10/2015
Sebuah mesin AC 3 phasa mempunyai 12 kutub dan diputar pada kecepatan 500 rpm rpm.. Tegangan yang dihasilkan digunakan untuk mensupply motor induksi 3 phasa phasa,, 8 kutub kutub.. Bila slip pada motor pada beban penuh adalah 3 %, hitung kecepatan motor pada beban penuh penuh..
Jawab: Jawab: Bila N adalah kecepatan motor, frekwensi tegangan 60 f supply adalah
N=
p 60 f = 10 f 500 = 6 f = 50 Hz Kecepatan sinkrun motor: = 60 f 60 × 50
NS =
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
=
4
= 750 rpm
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Bila frekwensi dari emf pada rotor suatu motor induksi 8 kutub adalah 1,5 Hz dan pada stator 50 Hz. Berapa kecepatan motor dan berapa slipnya ?
Jawab: Jawab: Bila slip motor = 3% maka maka:: s=
Lab. Sistem Tenaga Listrik
p
NS − N NS
750 − N 750 N = 727,5
0,03 =
Jadi kecepatan motor pada beban penuh adalah 727,5 rpm = Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Jawab: Jawab: Slip motor: motor: f ' = sf
1,5 = s × 50 s = 0.03 = 3%
NS =
60 f 60 × 50 = = 750 rpm 4 p
Hubungan antara t i dan torsi d p.f. f rotor t
Kecepatan motor : = N −N 750 − N s= S ⇒ 0,03 = ⇒ N = 727,5 rpm NS 750 Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
6
9/10/2015
Pada motor induksi induksi:: T ≈ E2⋅I2⋅cos Ø2 atau T = k⋅ E2 ⋅I2⋅cos Ø2 Dimana:: I2 = arus rotor pada keadaan diam Dimana Ø2 = sudut tegangan emf dan arus rotor k = konstanta Gambar Pengaruh pf rotor pada torsi
Dari rumus torsi terlihat bahwa pada saat Ø2 naik (cos Ø2 turun) maka torsi akan turun demikian dengan keadaan sebaliknya Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
• Untuk rotor non induktif (Ø2 = 0) Arus rotor I2 akan sephasa dengan emf E2 dan kurva torsi ini selalu positif positif..
Torsi Start
• Untuk rotor induktif Arus rotor I2 tertinggal di belakang emf E2 dengan sudut sebesar Ø2 = tan −1 X 2 R2
phasa. di mana: mana: R2 = tahanan rotor per phasa. X2 = reaktans rotor/ rotor/phasa phasa dalam keadaan diam Ada bagian dimana torsi negatif Bila Ø2 = 90 90ºº maka torsi total = nol Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Torsi start adalah torsi yang timbul pada saat motor start.
k1 × E2 × R2 2 2 R2 + X 2 2
Ts =
Tahanan rotor (R2) besarnya tetap dan saat start relatif kecil dibanding X2. Sehingga saat start, TS kecil sekali. X2 merupakan fungsi frekwensi sehingga saat start, frekwensi rotor = frekwensi stator (relatif besar)
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Karena itu waktu start I2 besar sekali tetapi tertinggal dengan sudut yang besar terhadap tegangan E2, akibatnya torsi start kecil saja Arus saat start besar sekali sekitar 5 s/d 7 Inom Sedangkan torsi nominal sekitar 1,5 torsi start Karena itu motor induksi tidak baik untuk start dengan beban yang besar. besar.
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
7
9/10/2015
Torsi start dapat dinaikkan dengan memperbaiki power factor rotor yaitu dengan memberi tambahan tahanan di rotor (khusus untuk wound rotor) Æ kalau sudah jalan, tahanan ini perlahanperlahan-lahan diturunkan (dihubung (dihubung--singkat) singkat)..
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Start dengan T i maksimum Torsi ki
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Torsi start akan maksimum bila tahanan rotor sama dengan reaktans rotor sekarang
k1 × E2 × R2 2 2 R2 + X 2 Æ diperoleh TS maksimum, bila dTS = 0 dR2 2 2 2 yaitu bila R2 + X 2 = 2R2 2
Ts =
Start dengan T Tegangan yang diubah di b h
atau bila X2 = R2
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Pada saat start I2 biasanya besar sekali sehingga untuk mengurangi arus tersebut tegangan saat start diturunkan
Ts =
k1 × E2 × R2 2 2 R2 + X 2
E2 sebanding dengan V
Ts =
k1 × V 2 × R2 2 2 R2 + X 2
TS sebanding dengan V 2
2
Hubungan Torsi dan Slip
Dari rumus di atas terlihat bahwa bila V diturunkan maka torsi akan turun secara kwadratis Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
8
9/10/2015
Beberapa kurva torsi/slip ditunjukkan pada gambar berikut untuk slip = 0 sampai slip = 1 dengan R2 sebagai parameter
T=
k × φ × s × E2 × R2 2 R2 + ( sX 2 ) 2
Dari grafik terlihat bahwa pada saat s= s=00 maka T= T=0 0 Æ titik 0 di sebelah kanan kanan.. Pada kecepatan nominal sX2 kecil dibanding R2. s Jadi T ≈ Æ untuk slip kecil, kurva torsi R2 merupakan p ggaris lurus Dengan naiknya slip (naiknya torsi beban) torsi motor juga naik dan mencapai maksimum pada s = R2 / X 2
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Kalau slip membesar lagi (dengan naiknya beban) maka R2 akan kecil bila dibandingkan dengan s 1 s⋅X2 maka : T ≈ α hyperbola ( sX 2 ) 2 s Setelah melalui torsi maksimum, bila beban terus bertambah maka torsi akan turun dengan g cepat p akibatnya motor dapat berhenti berputar berputar.. Kalau motor ini mempunyai pengaman maka pengaman akan bekerja dan memutus supply ke motor.. motor Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Daerah operasi atau kerja motor induksi adalah antara s = 0 dan di mana torsi maksimum ada, daerah ini adalah daerah yang bergarisbergaris-garis garis.. Torsi maksimum tidak dipengaruhi oleh harga R2 tetapi p p posisi Tmax dipengaruhi p g semakin besar R2 semakin besar slip di mana torsi maksimum berada.. berada R2 juga mempengaruhi torsi start
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
T=
Pengaruh Perubahan T Tegangan S l Supply
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Mesin – Mesin Listrik
Mesin – Mesin Listrik
k × φ × s × E2 × R2 2 R2 + ( sX 2 ) 2
Bila E2 ≈ Ø ≈ V di mana V adalah tegangan supply maka perubahan tegangan supply bukan saja mempengaruhi torsi start tetapi juga torsi kerja. kerja. Bila V turun, T juga akan turun, akibatnya untuk menjaga agar T tetap slip akan naik atau motor akan turun kecepatannya
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
9
9/10/2015
Motor input in stator,P1
Stator Cu and iron losses
Tingkat Daya pada d Motor M t Induksi I d ki
Rotor input P2 ( via air gap)
Rotor Cu loss
Windage and friction loss
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
mechanical power developed, Pm or gross torque Tg
rotor output or motor output Pout
Mesin – Mesin Listrik
Pada prinsipnya motor induksi mempunyai putaran yang konstan. konstan.
Pengaturan Kecepatan M t Induksi Motor I d ki
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Pengaturan kecepatan motor induksi relatif lebih sulit.. sulit Beberapa cara untuk mengatur putaran pada motor induksi : g g pada p stator 1. merubah tegangan 2. merubah frekuensi supply 3. merubah jumlah pasang kutub 4. dengan menggunakan tahanan pada rotor
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Pengaturan kecepatan dari motor induksi biasanya lebih kecil daripada 5% kecepatan beban penuh penuh..
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
1. Merubah tegangan pada stator Methoda ini adalah yang paling sederhana dan paling murah tetapi jarang digunakan karena : i.
perubahan tegangan yang cukup besar diperlukan untuk pengaturan putaran yang sangat terbatas
ii. perubahan tegangan yang besar ini mengakibatkan berubahnya rapat fluks di stator sehingga mengganggu keadaan motor Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
10
9/10/2015
2. Merubah frekuensi supply
3. Merubah jumlah pasang kutub
Cara ini banyak digunakan sehubungan dengan berkembangnya peralatan power electronics 60f/p) f/p) Kecepatan sinkrun diberikan sebagai NS = (60 sehingga gg dengan g merubah frekuensi frekuensi,, kecepatan p dapat diatur tetapi perubahan frekuensi akan mengakibatkan fluks juga terganggu dan juga rugi--rugi dari motor ini semua harus rugi diperhatikan.. diperhatikan Methoda ini secara praktis dapat dilakukan hanya saat ini masih mahal Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Methoda ini mudah untuk dilaksanakan dilaksanakan,, mengacu pada rumus kecepatan sinkrun sinkrun,, bila jumlah pasang kutub diubah maka diperoleh kecepatan p sinkrun yyangg berbeda berbeda.. Hal ini dapat dilakukan dengan hubungan lilitan pada stator. stator.
merubah
Metoda ini banyak dipakai terutama untuk motormotormotor yang kecil. kecil. Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
4. Dengan menggunakan tahanan pada rotor Methoda ini hanya dapat dipakai pada motor induksi dengan rotor tergulung (slip ring motor) Kekurangan methoda ini adalah rugi panas pada tahanan yang merupakan panas terbuang sehingga effisiensi dari motor turun turun.. Karena problem effisiensi maka methoda ini jarang ditemukan dalam prakteknya. prakteknya. Lab. Sistem Tenaga Listrik
Julius Sentosa S.
Mesin – Mesin Listrik
11