1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Adat istiadat merupakan salah satu unsur kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Adat istiadat adalah kebiasaan tradisional masyarakat yang dilakukan secara turun menurun sejak lama. Setiap daerah di Indonesia memiliki adat istiadat yang berbeda-beda, salah satunya upacara adat. Upacara adat erat kaitannya dengan seni tradisional. Seni tradisional merupakan kesenian yang menjadi bagian kebiasaan hidup masyarakat. Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, upacara adat beserta kesenian tradisonalnya seolah kalah eksistensinya dengan kesenian modern dewasa ini. Di Indonesia terdapat bermacam-macam bentuk upacara adat, salah satunya upacara siraman calon pengantin adat Sunda di Jawa Barat. Upacara siraman merupakan prosesi upacara adat memandikan calon pengantin yang dilakukan pra nikah tepatnya sehari sebelum melangsungkan pernikahan, peranan kedua orang tua memberikan pesan dan simbolik-simbolik yang memiliki makna. Seperti yang diungkapkan Agoes (2003, hlm.38) bahwa: Upacara siraman secara kasat mata artinya memandikan. Tapi, dibalik itu terdapat beberapa makna yang terkandung di dalamnya. Secara filosofis, siraman itu dimaksudkan sebagai upaya penyucian diri lahir-batin sebelum memasuki mahligai perkawinan. Dari berbagai informasi yang diungkap narasumber bahwa zaman dahulu upacara siraman calon pengantin adat Sunda hanya prosesi memandikan calon pengantin saja, namun sejalan dengan perkembangan zaman dan kehidupan masyarakatnya para seniman Sunda melakukan perubahan dan inovasi terhadap penyajian upacara siraman adat Sunda yaitu dengan diiringi unsur-unsur musikal yang identik dengan kesenian Sunda yaitu Kecapi Suling yang membawakan tembang-tembang Sunda dan atau alunan musik etnis tembang Cianjuran. Musik yang disajikan pada setiap tahapan dalam upacara siraman calon pengantin adat Sunda berbeda-beda, dan setiap tahapannya memiliki pesan dan makna artistik yang terkandung dalam upacara siraman calon pengantin adat Sunda, maka dari itu dengan adanya ilustrasi musik dalam prosesi upacara Wina Lerina, 2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
siraman pesan dan makna dari isi siraman lebih tergambarkan dan tersampaikan serta membuat kemasan yang lebih menarik karena bisa menciptakan suasana yang hikmat dalam upacara tersebut. Zaman sekarang hanya sebagian masyarakat Sunda yang masih memegang teguh nilai-nilai kebudayaan dengan melakukan prosesi adat istiadat siraman calon pengantin. Berkembangnya zaman dan teknologi, mempengaruhi pola fikir masyarakat sehingga terjadi pergeseran nilai-nilai budaya. Ini artinya eksistensi adat istiadat mengalami perkembangan dari bentuk aslinya. Awalnya penyajian upacara siraman calon pengantin adat Sunda tidak mengandung unsur musik setelah mengalami perkembangan dan inovasi tata kehidupan masyarakat di era globalisasi upacara siraman calon pengantin adat Sunda menjadi bermakna artistik dengan menggunakan musik Kecapi Suling sebagai ilustrasi musik sehingga memberikan suasana pada prosesi kegiatan ini. Salah satu grup kesenian di wilayah Kabupaten Bandung yang masih melestarikan nilai-nilai budaya di era globalisasi yaitu grup kesenian Swari Laksmi. Swari Laksmi adalah CV wedding organizer yang telah berdiri kurang lebih sampai saat ini sekitar sekitar 24 tahun. Swari Laksmi sejak tahun 1991 sudah diakui eksistensinya oleh masyarakat khususnya di wilayah kabupaten dan kota Bandung karena Swari Laksmi telah menghasilkan karya-karya seni baik musik, seni tari dan seni rupa.. Bapak Wiharlan merupakan pendiri sekaligus pemilik Swari Laksmi wedding organizer, sekarang sudah berkembang management yang dibantu pengelolaannya oleh istri dan anak-anak serta keluarga lainnya. Salah satu karya Bapak Wiharlan adalah terciptanya lagu pop Sunda Talaga Reumis. Swari Laksmi pada tahun 2002 tergabung dalam organisasi HARPI MELATI yaitu suatu lembaga organisasi rias pengantin di Kabupaten Bandung. Bapak Wiharlan beserta Ibu Imas selaku istrinya adalah 2 orang tokoh yang berpengaruh pada organisasi tersebut. Swari Laksmi masih melakukan adat istiadat siraman dalam prosesi upacara adat penikahan Sunda, walaupun dalam pelaksanaannya ada beberapa aspek yang disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi dan perkembangan zaman. Kemampuan kedua orang tadi banyak dimanfaatkan untuk dijadikan nara sumber dalam kegiatan ilmiah seperti halnya dalam acara Wina Lerina, 2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
seminar upacara siraman adat Sunda di Kabupaten Bandung yang diadakan oleh HARPI MELATI Kabupaten Bandung. Perjalanan Swari Laksmi untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, tidak semudah apa yang dikira perjuangannya bisa sampai sekarang dimulai dari melaksanakan acara-acara pernikahan kecil sampai dengan acara besar dan lebih luas seperti penikahan ABRI dan acara-acara di luar kota. Eksistensi Swari Laksmi tidak hanya dalam acara pernikahan saja, Swari Laksmi memiliki studio musik yang sudah banyak memproduksi penyanyi-penyanyi Sunda serta menciptakan lagu-lagu Pop Sunda diantaranya lagu Rujak Cuka dan Karedok Leunca yang dinyanyikan oleh Rika Rafika, serta salah satu lagu Jaipongan yang terkenal adalah Ronggeng Nyentrik, dan tidak jarang dalam bidang tata rias pun sering dijadikan model make up dan wardrobe dalam pembuatan video shooting lagu Pop Sunda. Untuk garapan musiknya, grup Swari Laksmi menggunakan gending dan lagu yang sudah ada namun dalam penyusunan rumpaka sebagian ada yang dirubah dan disesuaikan dengan tahapan-tahapan prosesi upacara adat siraman. Dengan adanya prolog dan ilustrasi musik, pesan dan makna yang terkandung dalam upacara siraman calon pengantin adat Sunda bisa lebih tersampaikan dan dikuatkan dengan suasana yang ditimbulkan dari ilustrasi musik sehingga tidak jarang orang yang menyaksikan upacara adat siraman menangis terharu terhanyut dalam suasana yang hikmat. Kelebihan konsep garapan penyajian upacara siraman adat Sunda grup Swari Laksmi dengan grup-grup atau wedding organizer lain adalah semua makna simbolik yang terdapat dalam upacara siraman merupakan adat istiadat atau turun temurun dari para leluhur dan keluarga, yang dilakukan Swari Laksmi dimana setiap simbol memiliki filosofi yang mencerminkan gambaran untuk mensucikan diri dari berbagai perilaku yang kurang baik. Adapun konsep musikal yang terdapat pada kegiatan upacara siraman adat Sunda garapan Swari Laksmi Kabupaten Bandung. Struktur musik selalu diawali dengan musik overture (musik bubuka) yang menggunkan gending Jipang Lontang dan Cacandran, karena gending Jipang Lontang memberikan kesan suasana hati menjadi terharu, bahagia penuh semangat dan harapan serta dengan Wina Lerina, 2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
tempo yang cepat memberi nuansa seolah-olah mengajak dan memusatkan perhatian, sehingga gending ini sangat cocok dijadikan ilustrasi gending dalam bubuka untuk mengawali pertunjukan upacara siraman. Sedangkan lagu Cacandran secara melodi memiliki kesan keramahan dan kearifan budaya lokal, secara lirik atau rumpaka lagunya pun bercerita tentang tanah Sunda sehingga pantas untuk dijadikan gending bubuka sebelum dimulai acara pokok upacara siraman adat Sunda, seolah-olah ilustrasi dengan menggunakan lagu Cacandran ini untuk mengenalkan dan mengingatkan kembali tentang kebudayaan Sunda kepada masyarakat khususnya keluarga calon pengantin yang sedang melakukan dan menyaksikan prosesi upacara Siraman adat Sunda. Pada saat prosesi kegiatan inti calon pengantin dan kedua orang tua menuju tempat pelaminan diiringi lagu Ayun Ambing, karena secara melodi memiliki kesan melankolis dan sangat memelas. Isi dari lagu ini pun bercerita tentang kasih sayang orang tua yang memberikan rasa damai kepada anaknya serta berharap anaknya mampu menjadi seseorang yang membanggakan. Sedangkan pada saat ngaras menggunakan Pangapungan, secara melodi dan musikalisasi gendingnya menggunakan gending yang sudah ada yaitu gending Pangapungan asli namun secara lirik atau rumpaka dibuat sendiri disesuaikan dengan makna dari ngaras itu sendiri yaitu tentang pembaktian dan permohonan pengampunan serta do’a restu seorang anak kepada orang tuanya. Pada saat sungkem diiringi lagu Budak Ceurik, secara melodi yang dimainkan atau disajikan memiliki kesan sedih dengan tempo yang lambat, karena pada saat calon pengantin melakukan sungkem kepada orang tuanya ini moment yang paling mengharukan dari setiap tahapan upacara siraman, didukung dengan pembacaan prolog yang berisikan permohonan maaf dan do’a restu seorang anak kepada orang tuanya, sehingga dengan lagu Budak Ceurik cocok dijadikan ilustrasi pada saat sungkem. Sedangkan pada inti acara yaitu siraman menggunakan lagu Nimang, secara melodi memiliki kesan tenang dilihat dari isi lirik atau rumpakanya pun bercerita tentang do’a dan nasihat orang tua kepada anaknya. Kemudian diakhir acara diakhiri dengan lalaguan kawih maupun tembang Sunda. Wina Lerina, 2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
Secara keseluruhan gending-gending yang disajikan meskipun hanya dimainkan menggunakan waditra Kecapi Suling saja namun sudah mewakili yang memberikan kesan dan menyampaikan makna yang terkandung dalam upacara siraman dan cocok dijadikan musik pengiring pertunjukan yang hikmat dan sakral. Dari uraian yang telah dijelaskan, penulis termotivasi untuk meneliti garapan penyajian upacara siraman calon pengantin adat Sunda sebagai upaya pelestarian dan pendokumentasian khususnya tentang garapan ilustrasi dan tekstualitas musik serta kesesuaian antara musik dan prolog dalam upacara adat siraman pengantin Sunda di grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung, karena sepengetahuan penulis sejauh ini belum pernah ada yang meneliti. Maka dari itu, penulis membatasi permasalahan penelitian ini dengan judul “Garapan Penyajian Upacara Siraman Calon Pengantin Adat Sunda Grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung”, dengan harapan temuannya, khususnya bagi generasi muda bisa lebih mengetahui dan melestarikan aset budaya, mampu mengembangkan adat istiadat masyarakat tradisional Sunda di era globalisasi, serta menambah wawasan musik yang bisa dijadikan bahan ajar mata kuliah musik tradisional Sunda di Departemen Pendidikan Seni Musik
Universitas
Pendidikan Indonesia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam penjelasan di atas, bagaimana konsep garap penyajian upacara siraman calon pengantin adat Sunda grup Swari
Laksmi
Kabupaten Bandung? Dan rumusan tersebut dapat diindentifikasikan beberapa permasalahan di dalamnya. Masalah-masalah yang terindentifikasi tersebut diantaranya bentuk penyajian, karakter dan konsep garap, fungsi musikal, komposisi musik, unsur-unsur musik, keterkaitan aspek musik dengan sastra yang digunakan untuk prolog. Secara operasional permasalahan tersebut fokus kajiannya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana struktur penyajian upacara siraman calon pengantin adat Sunda grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung? 2. Bagaimana tekstualitas lagu dalam upacara siraman calon pengantin adat Sunda grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung? Wina Lerina, 2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian yang dijelaskan dalam rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendokumentasikan data-data tentang konsep garapan penyajian upacara siraman calon pengantin adat Sunda grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung dalam bentuk laporan ilmiah dari hasil penelitian yang dilakukan, adapun tujuannya sebagai berikut: 1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui konseptual garap penyajian dalam upacara siraman calon
pengantin adat Sunda grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung. 2.
Tujuan Khusus Secara
spesifik
tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui,
mendeskripsikan, memaparkan dan menjawab pertanyaan penelitian tentang: a.
Struktur penyajian upacara adat siraman calon pengantin Sunda di grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung.
b.
Tekstualitas lagu dalam upacara siraman calon pengantin adat Sunda garapan Swari Laksmi Kabupaten Bandung.
D. Manfaat dan Signifikansi Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi berbagai pihak terkait baik secara teoritis maupun praktis untuk lebih terarah tujuannya, penelitian ini dijelaskan sesuai dengan aspek yang diharapkan antara lain: 1.
Manfaat Dari Segi Teori Hasil temuan penelitian memiliki kontribusi konsep-konsep model garap
penyajian dan musiknya secara ilmiah sebagai referensi dan memperkaya sumber belajar dalam pendidikan seni musik khususnya. Selain itu temuan ini pun menjelaskan secara mendetail konsep garap penyajian dan tekstualitas lagu yang digunakan dalam upacara siraman calon pengantin adat Sunda grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung.
Wina Lerina, 2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
2.
Manfaat Dari Segi Kebijakan Memberikan cara pandang yang berbeda mengenai garapan penyajian
upacara siraman calon pengantin adat Sunda baik secara struktur, konsep musikal, pesan dan makna yang terkandung dalam setiap tahapan upacara. 3.
Manfaat Dari Segi Praktik Penelitian ini bisa berdaya guna bagi pihak-pihak terkait, khususnya bagi: a. Penulis Memiliki pengalaman langsung dalam mengkaji aset budaya Jawa Barat yang berkembang di Kabupaten Bandung, dan menambah wawasan tentang bagaimana struktur penyajian dan komposisi ilustrasi musik dalam prosesi upacara adat siraman pengantin Sunda di grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung. b. Departemen Pendidikan Musik Memperkaya sumber wawasan tentang kesenian tradisional, dan hasil dari kajian garapan musiknya bisa dijadikan referensi bahan ajar mata kuliah musik tradisional khususnya di lembaga yang diwakili oleh Departemen Pendidikan Musik FPSD UPI. c. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Memperkaya data aset budaya khususnya adat istiadat Jawa Barat dengan adanya dokumentasi ini menambah referensi tentang upacara adat dan kesenian yang berkembang di Kabupaten Bandung. d. Grup Swari Laksmi Eksistensi Wedding Organizer Swari Laksmi bisa lebih diketahui lagi oleh khalayak umum, dalam mensosialisasikan upacara adat siraman pengantin Sunda di Kabupaten Bandung bisa lebih mendekatkan seni tradisional pada lingkungan pendidik khususnya bagi mahasiswa-mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI Bandung yang sering bekerja sama dengan Swari Laksmi. e. Masyarakat Umum Memberikan informasi untuk menambah wawasan tentang kesenian tradisional umumnya bagi para apresiator atau pemerhati seni tradisi dan khususnya bagi pelaku seni (seniman) dan kreator atau pencipta karya seni.
Wina Lerina, 2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
Masyarakat tidak hanya mengetahui prosesinya saja tapi memahami pesan dan makna dari upacara adat siraman pengantin Sunda, sehingga diharapkan timbulnya kesadaran akan menjaga, melestarikan serta mengembangkan potensi kekayaan budaya yang dimiliki Jawa Barat khususnya. 4. Manfaat Dari Segi Isu dan Aksi Sosial Upaya pelestarian kebudayaan dengan cara mengenalkan, dan menyajikan upacara siraman calon pengantin adat Sunda agar masyarakat yang tidak mengetahui dapat mengenal dan memahami pesan dan makna yang terkandung dari setiap tahapan upacara.
E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi tentang Garapan Penyajian Upacara Siraman Calon Pengantin Adat Sunda Grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung, disusun sebagai berikut: BAB
I PENDAHULUAN
merupakan bagian awal
yang memaparkan
permasalahn tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat dan Signifikansi Penelitian, Struktur Organisasi Skripsi. BAB II TINJAUAN TEORETIS sebagai bagian yang dijadikan pisau bedah untuk data-data penelitian terutama tentang masalah susunan penyajian dan tekstualitas musik dalam upacara siraman adat Sunda garapan Swari Laksmi, dengan ruang lingkupnya membahas tentang: Kebudayaan Sunda, Upacara Adat Tradisional, Upacara Siraman Adat Sunda, Konsep Garap, Karawitan Sunda, Struktur Penyajian, Tekstualitas lagu, Swari Laksmi (lokasi dan subjek penelitian). Seluruh teori dan konsep yang dianggap relevan dijadikan sebagai pembedah data penulisan. BAB III METODE PENELITIAN adalah sebagai strategi operasional dalam mendesain penelitian, mengolah dan menganalisis data penelitian: Desain Penelitian, Partisipan dan Tempat Penelitian, Pengumpulan Data, Analisis Data.
Wina Lerina, 2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
BAB
IV
TEMUAN
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
PENELITIAN,
mendeskripsikan temuan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yaitu membahas tentang: 1.
Struktur penyajian upacara siraman calon pengantin adat Sunda grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung.
2.
Tekstualitas lagu dalam upacara siraman calon pengantin adat Sunda grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI, merupakan kesimpulan akhir dari penelitian ini yang menyimpulkan tentang struktur penyajian dan tekstualitas musik dalam upacara siraman calon pengantin adat Sunda grup Swari Laksmi Kabupaten Bandung. Dengan berimplikasi terhadap dunia pendidikan, masyarakat, para seniman, dan penulis. Rekomendasi ditujukan kepada masyarakat dan pencipta garapan karya.
Wina Lerina, 2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu