BAB IV KAJIAN RELEVANSI ATRIBUT PADA BUSANA PENGANTIN ADAT SUNDA DENGAN PRINSIP DAN POLA MASYARAKAT SUNDA Masyarakat Sunda merupakan masyarakat yang lebih memiliki afektif dominan, maksudnya, sensitif terhadap tata krama atau sopan santun dan perasa. Hal ini tercermin dari tata cara masyarakat Sunda memandang busana dan segala hal yang menyangkut atribut di dalamnya. Ketika seseorang berbusana dan mengenakan atribut pakaian adat Sunda maka secara tidak langsung orang tersebut mewakili dari pesan yang ingin disampaikan oleh masyarakat Sunda itu sendiri, tentunya semua ini berhubungan erat dengan prinsip dasar masyarakat Sunda secara utuh serta pola masyarakat Sunda yang hadir dan ada dalam sendi-sendi kehidupan masyarakatnya. Dibawah ini adalah klasifikasi atribut pada pengantin adat Sunda dan makna pada silih asih, silih asah, dan silih asuh dan penerapannya dalam pola masyarakat Sunda. Tabel 4.1 Kajian Atribut serta pemaknaannya. Atribut
Makna silih asih, silih
Pola masyarakat Sunda
asah, dan silih asuh. 1. Kembang goyang
Makna silih asah, yaitu Pola lima, ada pembagian kreativitas serta mampu unsur mengendalikan sehingga Sunda
yang
diri, dipusatkan
kemudian ditengah
masyarakat kelopak bunga. melihat
meyakini goyang pembawa
dan
kembang sebagai rejeki
dan
kebaikkan.
62
2. Mahota
Makna silih asih, yaitu Pola tiga, dimana ada tiga sebagai bentuk untuk undukan
yang
penghormatan, dimana mencerminkan cipta, karsa, mahkota
sebagai rasa atau lebih dikenal
lambang
kehormatan dunia atas, dunia tengah,
harus
bisa
menjaga
saling dan dunia bawah. dan
menghormati pasangan satu sama lain.
3. Panetep
Makna silih asih, yaitu Pola empat, dimana ada saling mengasihi dan pembagian
empat
yang
menjaga agar terhindar menandakan langit, bumi, dari bahaya.
4. Kembang tanjung
darat, dan laut.
Makna silih asih, Yaitu Pola dua, bentuk hati yang ketika
sumpah
qabul
terucap,
cinta
kasih
ijab tebalik
menggambarkan
maka berhadapan tetapi terpisah, harus yang
artinya
terjaga antara pasangan antara wanita hidup.
penyatuan dan
pria
dengan konsep pria lebih berkuasa.
5. Bunga sedap malam
Makna
silih
Makna
dari
asuh, Hanya
sebagai
estetika
bunga kecantikan, atau lambang
sedap malam sendiri dari perempuan. yaitu harum merebak, jadi ketika pasangan telah
mengikat
janji
maka
kesetiaan
dan
cinta
kasihnya
akan 63
tercurah kepada semua keluarga.
6. Perhiasan
Makna
silih
karena
perhiasan Ini ada pola juga sama
melambangkan cinta
asih, Sebagai estetika
kasih
bukti seperti kembang goyang. suami
terhadap istri
7. Siger
Makna
silih
asih, Pola
tiga,
karena
ada
karena Siger sebagai pembagian antara bentuk simbol dari kedudukan sebelah kanan, tengah, dan tertinggi mencerminkan kiri. bahwa
siger
sebagai
bentuk saling menjaga nama
baik
keluarga
baru.
8. Bendo
Makna
silih
asah, Pola
empat,
Bendo yang digunakan menganggap pada kepala pengantin kedudukannya
karena bendo sebagai
pria memberi makna kepala atau yang di hulu, bahwa
kedudukan jadi
harus
ada
pengantin pria sebagai penghormatan kepala rumah tangga 64
harus bisa mengayomi semua
anggota
keluarganya.
9. Keris
Makna silih asuh, Keris Pola
dua,
yang
sebagai senjata pusaka melambangkan akar dari melambangkan
dunia ini adalah dunia atas
kejantanan pria dalam yang berbentuk runcing, menjaga
kehidupan sedangkan pegangan dari
keluarganya
agar bawah merupakan simbol
terhindar dari bahaya.
10. Kebaya
Makna
silih
karena
perempuan.
asah, Sebagai Estetika kebaya
merupakan baju yang mencerminkan wanita anggun
dan
sehingga
lembut mampu
memberi asahan atau penyeimbang
kepada
suami.
11. Jas buka prengwadana
Makna
silih
asah, Sebagai Estetika
karena
merupakan
simbol
dari
kebijaksanaan pria
yang
membimbing
kaum mampu anggota
keluarganya
65
12. Samping lereng eneng
Makna silih asuh, yaitu Pola adanya
usaha
menempuh
dua,
yaitu
dalam bertentangan. suatu
tujuan, maka silih asuh disini
yaitu
saling
mendukung
antara
pasangan
untuk
mencapai suatu tujuan hidup.
13. Samping sidomukti
Makna silih asih, saling Pola
lima,
ada
empat
mengasihi agar tercapai bagian dimana tengahnya harapan
akan
masa merupakan pusat.
depan yang baik dan penuh
kebahagiaan
untuk kedua mempelai.
66