BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 1 Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini di laksanakan selama ± 1 bulan (19 Desember – 19 Januari). 3.2 Metode Penelitian Metode yang di gunakan pada penelitan ini, yaitu metode penelitian deskriptif. Karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal. Dalam hal ini di lihat hasil penelitian berdasarkan alat ukur berupa tes tertulis. Selain itu juga di lakukan wawancara langsung kepada subjek yang di teliti untuk memperkuat data-data yang di peroleh selain tes. 3.3 Subjek Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 1 Sumalata, pada tahun ajaran 2013/2014 kelas XII IPA 1 dengan jumlah siswa 23 orang dan XII IPA 2 yang berjumlah 23 orang. Dengan jumlah total 46 orang siswa. Subjek penelitian ini di lakukan dengan menggunakan Simple Random Sampling. Dalam Simple Random Sampling
pengambilan
anggota
sampel
dilakukan
secara
acak
tanpa
memperhatikan strata yang ada (Sugiyono, 2013) . Sampel yang di ambil dalam penelitian ini berjumlah 23 orang siswa. 1.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Instrumen Penelitian Instumen penelitian yang digunakan adalah : 1.) Tes tertulis 21
Tes tertulis yang di maksud adalah berupa butir-butir pertanyaan soal. dalam menyusun tes, ada beberapa hal yang harus di tempuh (Daryanto, 1997): a.
Menilai tes yang di buat Ada 4 cara untuk menilai tes, yaitu:
Cara pertama, meneliti secara jujur soal-soal yang sudah di susun, kadangkadang dapat di peroleh jawaban tentang ketidakjelasan perintah atau bahasa, taraf kesukaran dan lain-lain pada keadaan soal tersebut.
Cara kedua adalah mengadakan analisis soal. Analisis soal adalah suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun.
Cara ketiga adalah cheking validitas. Validitas yang paling penting dari tes buatan guru adalah validitas kurikuler (content validity). Untuk mengadakan cheking validitas kurikuler, kita harus merumuskan tujuan setiap bagian pelajaran secara khusus dan jelas sehingga setiap soal dapat kita jodohkan dengan setiap tujuan khusus tersebut.
Cara keempat adalah dengan mengadakan cheking reabilita. Salah satu indicator untuk tes yang mempunyai reabilitas yang tinggi adalah bahwa kebanyakan dari soal-soal tes itu mempunyai daya pembeda yang tinggi.
b.
Analisis butir-butir soal Analisis soal antara lain bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal
yang baik, kurang baik dan soal yang jelek. Ada tiga masalah yang berhubungan dengan analisis soal, yaitu (Daryanto, 1997):
Taraf kesukaran
22
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sulit akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
Daya pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Pola jawaban soal Yang di maksud pola jawaban di sini adalah distribusi testee dalam hal menentukan pilihan jawaban pada soal bentuk pilihan ganda. Pola jawaban soal di peroleh dengan menghitung banyaknya testee yang memilih pilihan jawaban a, b, c, atau d yang tidak memilih pilihan manapun. Dari pola jawaban soal dapat di tentukan apakah pengecoh berfungsi sebagai pengecoh dengan baik atau tidak. Pengecoh yang tidak di pilih sama sekali oleh testee berarti bahwa pengecoh itu jelek, terlalu menyolok menyesatkan. Sebaliknya sebuah pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut mempunyai daya tarik yang besar bagi pengikut-pengikut tes yang kurang memahami konsep atau menguasai bahan.
2.) Wawancara Wawancara dilakukan
setelah
data
hasil
tes
didapat. Tujuan
diadakannya wawancara ini adalah untuk memastikan kesalahan yang dimiliki siswa pada materi matriks dan memverivikasi hasil data tes. Wawancara
23
dilakukan pada beberapa subjek yang dipilih berdasarkan kategori gaya kognitif
dan
kelengkapan
jawaban pada tes tertulis. Wawancara dapat di
lakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat di lakukan dengan tatap muka maupun dengan menggunakan telepon (Sugiyono, 2013). a.
Wawancara terstruktur Wawancara terstruktur di gunakan sebagai tekhnik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan di peroleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaanpertanyaan tertulis yang alternative jawabanya pun telah di siapkan.
b.
Wawancara tidak terstruktur Wawancara tidak terstuktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang di gunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan di tanyakan. Dalam penelitian ini di gunakan wawancara tidak terstruktur karena
pedomam wawancara yang di gunakan tidak tersusun secara sistematis, hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang di tanyakan. 3.4.2 Validitas dan Reliabilitas Instrument 1. Uji Validitas Untuk mengetahui tingkat validitas instrument yang dalam hal ini instrumennya berupa tes tertulis maka akan di lakukan pengujian validitas item
24
soal dengan menggunakan rumus korelasi product moment (
), (Eko Putro,
2010: 149). ∑ √* ∑
(∑ )(∑ ) (∑ ) +* ∑
(∑ ) +
Keterangan: n
= jumlah responden = nomor item
∑
= jumlah skor item = kuadrat skor item
∑
= jumlah kuadrat skor item
∑
= total jumlah skor yang di peroleh tiap responden = kuadrat jumlah skor yang di peroleh tiap responden
∑
= total kuadrat skor yang di peroleh tiap responden
∑
= jumlah hasil kali item angket dengan jumlah skor yang di peroleh dari tiap
responden. Setelah diperoleh momen. Apabila 2.
>
kemudian dikonsultasikan dengan
produk
maka dikatakan butir soal tersebut valid.
Uji reliabilitas Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan alat
tersebut adalah sama atau hampir sama. Untuk mencari reabilitas soal keseluruhan perlu dilakukan analisis tiap butir soal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach(
), (Eko Putro, 2010: 152)
.
25
(
)(
∑
)
Keterangan: K
= banyaknya butir soal
∑
= jumlah varians butir soal = varians total = reliabilitas instrument Untuk menentukan reliabilitas soal tes maka harga
yang diperoleh dari
rumus Alpha diinterpretasikan dengan indek korelasi yaitu : : tingkat reliabilitas sangat rendah : tingkat reliabilitas rendah : tingkat reliabilitas sedang : tingkat reliabilitas tinggi : tingkat reliabilitas sangat tinggi 3.4.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyusun instrument penelitian berupa soal tes, adapun bentuk soal berupa soal uraian. Sebelum tes di gunakan pada penelitian maka terlebih dahulu perangkat tes divalidasi dengan meminta tanggapan, saran dan komentar dari dosen dan guru mata pelajaran. Validasi ini mencakup materi, konstruksi, dan bahasa yang di gunakan dalam soal. Soal yang diberikan kepada validator terdiri dari 11 butir soal. Setelah validator pertama melakukan validasi, ternyata ada beberapa soal yang tidak valid.
26
Hal ini karena soal tersebut tidak sesuai dengan indikator yang akan di capai. Namun setelah di konsultasikan kembali soal tersebut akhirnya dinyatakan valid. Dari validator pertama, peneliti melakukan validasi lagi kepada validator kedua. Dalam hal ini, ada dua soal yang layak tapi harus diperbaiki, karena rumusan butir soal tersebut tidak menggunakan tanda tanya/tanda perintah yang sesuai dengan aturan bentuk soal uraian. Selain itu, ada dua soal yang juga dianggap tidak valid, sebab tidak sesuai dengan indikator yang akan di capai. Setelah memperbaiki soal tersebut, maka peneliti melakukan konsultasi terakhir ke validator ke tiga. Dari validator ini, ternyata ada dua soal yang tidak valid karena tidak sesuai dengan indikator yang akan di capai. Oleh karena itu, dua soal yang tidak valid tersebut di hilangkan sehingga soal yang tersisa hanya 9 butir soal. Soal dapat di lihat pada lampiran, Adapun hasil validasi instrumen dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 2 Hasil Validasi Instrumen No
Validator
1
1.
Drs. Sumarno V Ismail, M.Pd 2. Khardiyawan, P M.Pd 3. Juliaty, S.Pd V Keterangan: p = Perbaiki
2
3a
3b
Butir Soal 4a 4b 4c
v
tv
Tv
tv
tv
tv
tv
tv tv tv
p
v
V
tv
tv
v
v
v
v
v
v
v
V
tv
tv
v
v
v
v
v
4d
5
6
7
v = Valid tv = Tidak Valid Setelah melakukan validasi instrument, peneliti menguji soal tersebut kepada siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Sumalata yang berjumlah 23 orang siswa. Kemudian, dari perolehan skor siswa tersebut, peneliti melakukan uji
27
validitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan taraf signifikasi 5 %. Adapun hasil dari uji validitas item menggunakan rumus korelasi product moment dapat di lihat pada table 1 berikut: Tabel 3 Hasil Uji Validitas Tes Nomor Soal
Kriteria
1
0.89134
0,396
Valid
2
0.30944
0,396
Tidak Valid
3
0.46794
0,396
Valid
4a
0.61356
0,396
Valid
4b
0.64185
0,396
Valid
5a
0.19106
0,396
Tidak Valid
5b
0.59387
0,396
Valid
6
0.61592
0,396
Valid
7
0.5109
0,396
Valid
Harga
di konsultasikan dengan harga
Product moment
dengan taraf signifikasi 5 % adalah 0,396. Sehingga dari 9 butir soal terdapat 7 butir soal yang valid dan 2 butir soal yang tidak valid. Soal tersebut di katakan valid karena
.
Selanjutnya data yang sudah valid di hitung reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Dari hasil perhitungan di peroleh varians total 19,46 dan reliabilitas tes tes reliable karena
. Sehingga dapat di simpulkan bahwa . Perhitungan uji validitas dan reliabilitas dapat di
lihat pada lampiran, adapun hasil varians setiap butir soal dapat di lihat pada tabel berikut :
28
Tabel 4 Hasil Perhitungan Varians Setiap Butir Soal Nomor
Varians yang di
Soal
peroleh
1
0.60
2
0.19
3a
1.52
3b
1.46
4
1.27
5
1.78
6
0.71
3.5 Teknik Analisis Data Menurut Patton seperti yang di kutip oleh dr. Lexy Moleong (dalam Sutisna 2010) bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam satu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Untuk memperoleh data yang di perlukan dalam menjawab permasalahan di atas, maka data yang sudah ada dalam instrument penelitian di olah sesuai dengan kebutuhan analisis. Dalam teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif meliputi: 1.
Reduksi data Reduksi data adalah proses pemilihan hal-hal pokok, penyederhanaan, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dalam hal ini peneliti mencatat hasil wawancara serta mengumpulkan data tes dari informan yang berkaitan dengan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal (Lilis dkk, 2013).
2.
Penyajian data
29
Penyajian data berupa informasi dalam bentuk teks naratif yang disusun, diringkas, dan diatur agar mudah dipahami dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Peneliti menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu (Lilis dkk, 2013). 3.
Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan di lakukan selama kegiatan analis berlangsung sehingga di peroleh suatu kesimpulan final. Kesimpulan di dasarkan pada analisis data tes, di mana hal yang akan di simpulkan adalah: a. Jenis-jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matriks b. Penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut.
30