ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, AKTIVITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN PEMBAYARAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
(Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011)
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana
Disusun Oleh:
Fitria NIM: 208081000046
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434H/2013M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Fitria
NIM
: 208081000046
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Manajemen Keuangan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya: 1. tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. 3. tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya. 4. tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Ciputat, 20 Mei 2013
Fitria
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Fitria
Tempat / Tanggal Lahir
: Ternate, 25 Juli 1989
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
:
Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
1996 – 2001 2001 – 2004 2004 – 2007 2008 – 2013
: SDN Sukaluyu 03 Bandung : SMP 06 Assyafi’iyah Bekasi : SMAN 1 Kota Ternate : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ii
Abstract
This study aimed to analyze the effect of the Liquidity Ratio (CR,QR), Aktivity (ITO,TATO), Profitability (ROA,EPS), and Capital Structure (DAR,DER). Tool using multiple linear regression analysis of the 15 companies that were taken by purposive sampling in Jakarta Islamic Index melalui secondary data on each company’s financial statements are to be sampled. Studi period in 2008 to 2011. By using test-f that liquidity variables (CR, QR), Activities (ITO, TATO), profitability (ROA, EPS), and Capital Structure (DAR, DER) simultaneously affect the House of Representatives at a significant level with a probability of 0.000 and f -count at 4.786. While using a t-test that the variable CR, ITO, TATO, EPS, DAR and DER partially has no effect on the House of Representatives, whereas QR and ROA partial effect on the House of Representatives at a significant level in the company's 0,05 in Jakarta Islamic Index (JII). Par value Adjusted R Square (𝑅 2 ) is equal to 33.9% while the remaining 66.1% is influenced by other factors not included in our model. Keywords: Dividend Payout Ratio, Liquidity, Activity, Profitability and Capital Structure (DER)
iii
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER) terhadap kebijakan deviden (DPR). Alat analisis menggunakan regresi linear berganda terhadap 15 perusahaan yang diambil secara purposive sampling di Jakarta Islamic Index melalui data sekunder laporan keuangan pada setiap perusahaan yang menjadi sampel. Periode penelitian pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Dengan menggunakan uji-f bahwa variabel Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER) secara simultan berpengaruh terhadap DPR pada tingkat signifikan dengan probabilitas sebesar 0,000 dan fhitung sebesar 4.786. Sedangkan menggunakan uji-t bahwa variabel CR, ITO dan TATO, EPS, DAR dan DER secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap DPR, sedangkan QR, dan ROA secara parsial berpengaruh terhadap DPR pada tingkat signifikan 0.05 pada perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII). Nilai Adjusted R Square (𝑅 2 ) yaitu sebesar 33,9% sedangkan sisanya yaitu 66,1% dipengaruhi oleh faktor lain seperti ROE, ROI, DTA, PBV, NPM, DAN PER yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Kata kunci: Dividen Payout Ratio, Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Struktur Modal (DER)
iv
KATA PENGANTAR
Bismilahirohmanirrohim Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh Alhamdulillahrobbil’alamin puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT yang tiada hentinya melimpahkan rahmat dan hidayatnya kepada seluruh hambanya. Selawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan nabi besar kita Muhammad SAW, beserta pada keluarga dan sahabat – sahabatnya yang telah menuntun umat manusia dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang benderang. Atas rahmat Allah SWT saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Pengaruh Rsio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas dan Struktur Modal Terhadap Kebijakan Pembayaran Deviden Pada Perusahaan Jakarta Islamic Index (JII)”. Adapun skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk meraih gelar sarjana. Perjalanan menuntut ilmu sekitar empat tahun, bukanlah waktu yang singkat, banyak hal yang telah didapatkan baik itu dari para dosen pengajar maupun teman – teman seperjuangan. Perjalanan panjang ini telah sampai kepada tujuan yang telah di cita – citakan oleh penulis. Banyak sekali orang – orang yang terlibat dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik yang bersifat materil maupun dukungan dan doa. Penulis mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan menyusun skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan informasi bagi masyarakat dan juga bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Penulis ingin sekali mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Rasa terima kasih ini terutama ingin penulis tujukan kepada: 1. Kedua orang tuaku tercinta yaitu umi dan aba yang senantiasa memberikan kasih dan cintanya yang teramat besar untukku setiap harinya, umi dan aba yang tidak kenal lelah dalam
mendidik
dan
membesarkan
penulis v
serta
rela
bekerja
keras
untuk
menyekolahkanku hingga sekarang. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada umi dan aba juga semoga penulis dapat membanggakan keduannya. Amin 2. Adikku fatma, fadel dan fira yang selalu memberiku dorongan dan doa agar skripsiku cepat terselesaikan. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan dosen pembimbing I yang telah mengarahkan dan memotivasi selama penulis menggali ilmu di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Pudek I Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selalu memberikan arahan, motivasi, dan nasihat selama proses belajar dan mengajar. 5. Bapak Suhendra,S.Ag., MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk berkarya. 6. Ibu Amalia, SE, MM, selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini serta memberikan motivasi yang begitu besar bagi penulis. 7. Bapak Arief Mufraini, Lc, M.Si, selaku dosen yang telah memberikan banyak kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan Kuliah Kerja Sosial Bebas Terkendali (KKSBT). 8. Segenap dosen pengajar yang telah mengajarkan ilmu manajemen, semoga baktinya dijadikan amalah sholeh. Amin 9. Staf tata usaha FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mengurus kebutuhan administrasi dan lain-lain. 10. Sahabat-sahabat seperjuangan di Lembaga Dakwa Kampus (LDK), LDK yaitu Fatma, Dian, Indah, Niar, Ima, Ida, Ima, Wulan, Fia, Anis, Amalia Larasati, Febi, Amalia, Eli, Maria Ulfa, Eva Fauziah, Putri Psi, Putri Fst, Siti, Ka Devi, Ka Tri, Ka Uni, Ka Febri, Ka Fitri, Paisal, Azis, Deni, Agung, Fadli, Ka Kurnia, Bang Zamal, yang selalu mendukung dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi. 11. Untuk teman – teman kosanku Lis, Tati, Sinta, Dila, Nungse, Fitri Apriani terima kasih atas semua dukungannya. 12. Kawan-kawan seperjuangan di FEB Manajemen B angkatan 2008 yaitu Sylvia, Azizah, Fika, Ayu, Dewi, Dian, Juliana, Dzaki, Rani, Lisa, Hendri, Indra, Rizal, Sukron, Farits, Danang, Dayat, Juli, Ikhsan, Mundir, Lukman, dan seluruh kawan-kawan Manajemen angkatan 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagiaan telah
vi
dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terima kasih banyak atas motivasi yang diberikan selama ini. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan, maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Akhirnya hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan, karena hanya dengan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.
Jakarta, Mei 2013
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi Lembar Pengesahan Uji Komprehensif Lembar Pengesahan Uji Skripsi Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi ..............................................................................
i
Daftar Riwayat Hidup .....................................................................................................
ii
Abstract ........................................................................................................................... iii Abstrak ............................................................................................................................
iv
Kata Pengantar ................................................................................................................
v
Daftar Isi ......................................................................................................................... viii Daftar Tabel ....................................................................................................................
xi
Daftar Gambar ................................................................................................................ xii Daftar Lampiran .............................................................................................................. xiii
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................
1
B. Perumusan Masalah ......................................................................................
8
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................
8
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 10 A. Landasan Teoritis .......................................................................................... 10 1. Pengertian Pasar Modal ............................................................................ 10 2. Pengertian Dividen ................................................................................... 14 3. Jenis-jenis Dividen ................................................................................... 15 4. Prosedur Pembayaran Dividen ................................................................. 16
viii
B. Kebijakan Dividen ........................................................................................ 17 1. Pengertian Kebijakan Dividen ................................................................ 17 a. Teori-teori Kebijakan Dividen .......................................................... 18 b. Macam-macam Kebijakan Dividen................................................... 24 c. Dividen Payout Ratio ........................................................................ 25 d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembayaran Dividen ................ 26 C. Rasio Likuiditas ............................................................................................ 28 D. Rasio Aktivitas ............................................................................................... 29 E. Rasio Profitabilitas ......................................................................................... 30 F. Struktur Modal ............................................................................................... 33 G. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 35 H. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 42 I. Hipotesis........................................................................................................ 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 47 A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 47 B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................ 47 C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 49 D. Metode Analisis Data .................................................................................... 50 E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 58
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................ 64 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 64 1. Jakarta Islamic Index .............................................................................. 64 2. Instrumen Saham Syariah ....................................................................... 68
ix
B. Analisis dan Pembahasan .............................................................................. 69 C. Interpretasi Hasil Penelitian .......................................................................... 86 BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .......................................................... 90
A. Kesimpulan ................................................................................................... 90 B. Implikasi ....................................................................................................... 91 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 92 LAMPIRAN................................................................................................................... 96
x
DAFTRA TABEL
2.1
Penelitian Terdahulu
20
4.1
daftar Sampel Penelitian
49
4.2
Posisi Angka Durbin Wetson
52
4.3
Descriptive Statistics
70
4.4
Uji Kolmogorov Smirnov
75
4.5
Uji Multikolinearitas
76
4.6
Output Durbin Wetson
77
4.7
Hasil Uji Durbin Wetson
77
4.8
Coefficients
80
4.9
Anova
81
4.10
Hasil Uji T
82
4.11
Model Summary
85
xi
DAFTAR GAMBAR
2.1
Kerangka Pemikiran
45
4.1
Histogram
73
4.2
P-plot
74
4.3
Scatter plot
79
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Perusahaan yang Listed dan Membagikan Deviden di JII
96
Lampiran 2
Data Mentah Deviden Payout Ratio
97
Lampiran 3
Data Mentah Current Ratio
98
Lampiran 4
Data Mentah Quick Ratio
99
Lampiran 5
Data Mentah Inventory Turnover
100
Lampiran 6
Data Mentah Total Inventory Turnover
101
Lampiran 7
Data Mentah Return on Asset
102
Lampiran 8
Data Mentah Earning Per Share
103
Lampiran 9
Data Mentah Debt to Asset Ratio
104
Lampiran 10
Data Mentah Debt to Equity Ratio
105
Lampiran 11
Descriptive Statistics
106
Lampiran 12
Variabel Entered/Removed
106
Lampiran 13
Model Summary
106
Lampiran 14
Anova
107
Lampiran 15
Coefficients
107
Lampiran 16
Coefficients Correlation
108
Lampiran 17
Residuals Statistics
109
Lampiran 18
Histogram
109
Lampiran 19
P-Plot
110
Lampiran 20
Scatterplot
110
Lampiran 21
Tabel T
111
Lampiran 22
Table F
112
Lampiran 23
Tabel Durbin Wetson
113
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi dapat diartikan sebagai kegiatan penanaman modal atau dana yang dilakukan pada saat sekarang (current) dalam berbagai wujud aktiva untuk memperoleh penghasilan di masa yang akan datang (future). Di dalam kamus pasar modal Indonesia disebutkan bahwa investasi adalah penggunaan modal untuk memperoleh tambahan penghasilan baik melalui kegiatan yang menghasilkan barang dan atau jasa, ataupun melalui kegiatan pembelian surat berharga untuk memperoleh capital gain (Sabar Warsini,2009: 1-2) Tujuan investasi adalah untuk memperoleh penghasilan sehingga meningkatkan nilai aset. Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat resiko (rate of risk), dan ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan. Apabila dana cukup tersedia , maka investor menginginkan pengembalian yang maksimal dengan resiko tertentu. Umumnya hubungan antara resiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan bersifat linier, artinya semakin tinggi tingkat resiko, maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan (Abdul Halim, 2005:4-5). Investasi dapat dikelompokkan menjadi investasi langsung (direct investment) dan investasi tidak langsung (indirect investment). Investasi langsung adalah investasi pada aset atau faktor produksi untuk melakukan usaha (bisnis).
1
Misalnya investasi perkebunan, perikanan, pabrik, toko dan jenis usaha lainnya. Pada umumnya jenis inivestasi ini disebut juga investasi pada sektor riil, atau investasi yang jelas wujudnya, mudah dilihat dan diukur dampaknya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan investasi tidak langsung adalah investasi bukan pada aset atau faktor produksi, tetapi padaaset keuangan seperti deposito, investasi pada surat berharga (sekuritas), seperti saham dan obligasi. Investasi pada aset keuangan juga bertujuan untuk mendapat manfaat di masa depan. Manfaat masa depan dari investasi ini lebih dikenal dengan istilah balas jasa investasi, berupa deviden atau capital gain (Henry Faizal, 2009:10-11). Saat ini dikenal dengan investasi syariah. Terdapat beberapa prinsip umum dalam investasi syariah diantaranya: prinsip halal dan thayyib, transparansi guna menghindari kondisi yang gharar dan berbau maysir, prinsip keadilan dan persamaan, dan dari segi penawaran maupun permintaan investor dan pemilik usaha maupun bursa sertaself regulating organization lainnya tidak boleh melakukan hal-hal yang menyebabkan gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar (Ahmad Rodoni, 2009:39-40). Investasi yang berkembang dewasa ini yaitu investasi di pasar modal. Sejarah pembentukan pasar modal di Indonesia bermula pada zaman VOC yang berlanjut hingga masa Indonesia modern. Setelah kemerdekaan tahun 1945 Indonesia mulai melakukan pembangunan di berbagai bidang, namun kenyataan yang dihadapi dalam pembangunan pasca-Orde lama pemerintah memerlukan dana yang teramat besar, sehingga pemerintah mengupayakan perhimpunan dana terutama melalui pinjaman luar negeri. Tetapi pemerintah menyadari bahwa
2
pinjaman ini bukan merupakan cara yang strategis untuk pembangunan, potensi dana masyarakat Indonesia harus dioptimalkan (Irsan dkk, 2008). Pasar modal Indonesia mengalami pasang surut hingga pemerintah sempat membekukan kegiatan pasar modal karena perang dunia ke II. Tahun 1950 Pemerintah Indonesia mengeluarkan obligasi, ini mendorong untuk mengaktifkan kembali pasar modal di Indonesia. Dengan UU No. 15/1952 tentang Bursa dan Keputusan Menteri Keuangan No. 189737/UU tanggal 1 November 1951. Hingga tanggal 3 Juni 1952 dibuka kembali Bursa Efek Jakarta, setelah terhenti selama kurang lebih 12 tahun. Dengan dibukanya kembali Bursa Efek Jakarta, aktivitas pasar modal semakin berkembang, hanya keadaan ini berlangsung sampai tahun 1958 (Kamaruddin Ahmad, 2004:21). Pemerintah mulai mengaktifkan kembali pasar modal di Indonesia pada tahun 1976 dan dikeluarkannya Keppres no.52 tahun 1976 tentang pasar modal. Kemudian pada tanggal 10 Agustus 1977 pemerintah membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) dan PT Danareksa. Kemudian pasar modal Indonesia mengalami perkembangan dengan adannya SK Menteri keuangan pada tanggal 23 Desember 1987 yang memberikan kekuatan lebih besar bagi pengembangan pasar modal (Martono, 2010: 182). Pasar modal merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli, namun yang diperjualbelikan adalah modal atau dana. Jadi pasar modal mempertemukan penjual dana dan pembeli dana yang lazim disebut investor, pembeli dana disini baik perorangan maupun kelembagaan atau badan usaha yang bersifat produktif. Sedang penjual dana adalah perusahaan yang memerlukan dana atau tambahan
3
modal untuk keperluan usahanya. Pasar modal juga disebut sebagai Securitas Exchange atau Stock Market (Yulfasni, 2005) Pasar modal memiliki peranan besar dalam perekonomian negara karena pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dan pihak yang memerlukan dana. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena pasar modal membuka kemungkinan dan kesempatan bagi pemilik dana untuk memperoleh imbalan, sesuai dengan karakteristik yang dipilihnya (Moeljadi, 2006). Salah satu instrumen pasar modal adalah saham, dimana saham merupakan surat berharga sebagai bukti penyeraan atau kepemilikan individu atau institusi atas suatu perusahaan. Saham merupakan surat berharga yang bersifat ekuitas yang mempunyai implikasi bahwa kepemilikan mencerminkan kepemilikan perusahaan, saham tidak mempunyai jatuh tempo dan pendapatan tetap. Terdapat empat konsep tentang nilai suatu saham yaitu nilai nominal, nilai buku, nilai pasar, dan nilai fundamental atau instrinsik (Sabar Warsini, 2009:69-70). Struktur modal adalah kombinasi dari berbagai sumber dana jangka panjang yang digunakan perusahaan dengan menggambarkan biaya modal (cost of capital)
yang menjadi beban perusahaan tersebut. Struktur modal sangat
berpengaruh dalam pencapaian tujuan perusahaan untuk memaksimumkan balas jasa investasi (return), sekaligus meminimumkan resikonya (risk)nya. Struktur
4
modal yang optimum adalah kombinasi modal (capital) perusahaan dengan biaya rata-rata tertimbang yang paling kecil (Henry Faizal, 2009:134). Sistem keuangan merupakan salah satu kreasi yang paling penting dalam peradaban masyarakat modern. Tugas utamanya adalah mengalihkan dana dari penabung kepada peminjam untuk kemudian digunakan membeli barang dan jasajasa disamping untuk investasi sehingga ekonomi dapat tumbuh dan meningkatkan standar kehidupan. Oleh karena itu sistem keuangan memiliki peran yang sangat prinsipil dalam perekonomian dan kehidupan (Dahlan, 2001:1). Akbar dan Husaini (2006:94) menyatakan bahwa laporan keuangan akan melaporkan posisi perusahaan pada satu titik waktu tertentu maupun operasinyaselama suatu periode di masa lalu. Akan tetapi nilai sebenarnya dari laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat di gunakan untuk membantu meramalkan keuntungan dan deviden di masa depan. Rasio-rasio keuangan dirancang untuk membantu kita mengevaluasi suatu laporan keuangan. Darmawan Sjahrial (2006:38) mengatakan bahwa rasio keuangan yang biasa digunakan terdiri dari enam (6) kategori yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio utang, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan dan rasio penilaian. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan beberapa rasio saja. Akbar dan Husaini (2006:119) menyatakan terdapat beberapa penggunaan analisis rasio, dimana analisis rasio ini digunakan oleh tiga kelompok yaitu: Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan. Analis kredit, termasuk petugas
5
pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantumemutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya. Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, resiko dan prospek pertumbuhan perusahaan. Rasio keuangan membantu kita untuk mengidentifikasi beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan. Secara matematis, rasio keuangan tak lebih dari rasio di mana pembilang dan penyebut diambil dari data keuangan . tujuan dari penggunaan suatu rasio saat menganalisis informasi yang akan dianalisis agar rasio dari dua perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan atau juga suatu perusahaan dengan batas – batas waktu berbeda (Arthur Keown, 2007:74). Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan yakni likuiditas, aktivitas, profitabilitas dan struktur modal terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya saham syariah sebagai populasi yang penulis pilih. Deitiana (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Deviden Kas” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan pembayaran deviden kas dengan metode regresi. Variabel – variabel penelitian
ini
yang
diteliti
dalam
adalah Debt Equity Ratio, Earnings per Share, Price Earning
Ratio, Return on Asset, Current Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turn Over dan Return on Equity. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 21 perusahaan selama periode 2003 – 2007.
6
Hasil penelitian ini menunjukan tidak terdapat pengaruh yang signifikan Debt Equity Ratio, Return on Investment,Current Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return on Equity terhadap Devidend Payout Ratio, sedangkan Earnings per Share dan Price Earnings Ratio terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Denidend Payout Ratio. Purwanti dan Sawitri (2008) melakukan penelitian yang diberi judul “Dampak Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Deviden” penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh rasio keuangan dan kebijakan pembayaran deviden dengan menggunakan lima variabel independen (Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Book Value, Return on Investment, dan Total Asset Turn Over). Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda dan hipotesisinya uji T dan F, terdapat 14 perusahaan yang terdaftar selama periode 2005 – 2009. Hasilnya menunjukan bahwa DER, ROI, TATO berpengaruh terhadap deviden tunai, sementara EPS dan PBV tidak mempunyai pengaruh terhadap deviden tunai. Sedangkan secara simultan 5 variabel Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Book Value, Return on Investment, dan Total Asset Turn Over striving pengaruh deviden. Dari semua ini tidak ada satu variabel yang memiliki pengaruh dominan untuk menjadi suatu representative karena krisi ekonomi global. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk menganalisis pengaruh rasio Likuiditas (CR, QR), Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROA. EPS), Struktur Modal (DAR, DER) terhadap
kebijakan
pembayaran deviden (DPR) dalam bentuk skripsi dengan judul
7
“Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Struktur ModalTerhadap Kebijakan Pembayaran DevidenPada Perusahaan di Jakarta Islamic Index”.
B. Perumusan Masalah 1. Apakah
terdapat
pengaruh
rasio
Likuiditas
(CR,QR),
Aktivitas
(ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER) secara simultan terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan di Jakarta Islamic Index. 2. Apakah
terdapat
pengaruh
rasio
Likuiditas
(CR,QR),
Aktivitas
(ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER) secara parsial terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan di Jakarta Islamic Index.
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), Struktur Modal (DAR,DER) secara simultan terhadap
kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada
perusahaan di Jakarta Islamic. 2. Untuk menganalisis pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), Struktur Modal (DAR,DER) secara parsial terhadap
kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada
perusahaan di Jakarta Islamic.
8
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi manajemen perusahaan penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam menentukan kebijakan deviden yang tepat dengan melihat faktor – faktor yang dapat mempengaruhi deviden itu sendiri. Selain itu juga diharapkan dapat menjadi pertimbangan manajemen perusahaan dalam memutuskan kebijakan lainnya seperti keputusan pendanaan dan keputusan investasi yang terkait dengan keputusan deviden. 2. Bagi akademis penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai rasio – rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kebijakan pembayaran deviden, sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam serta sebagai dasar penelitian selanjutnya tentang kebijakan deviden. 3. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanafaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal khusunya instrumen saham. Dengan menganalisi rasio-rasio keuangan yang berpengaruh terhadap
kebijakan
pembayaran,
investor
juga
diharapkan
dapat
memperkirakan pendapatan deviden terutama deviden kas yang akan diterima oleh pemegang saham.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) adalah pasar kuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti sempit suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Bursa efek (stock exchange) adalah suatu system terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Sigit dan Totok,2006:279). Sedangkan menurut Undang-Undang Pasar Modal pasal 1 no.8 tahun 1995 tentang pasar modal: pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berhubungan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. UUPM tidak membedakan apakah kegiatan pasar modal tersebut dilakukan dengan prinsip-prinsip syariah atau tidak. Dengan demikian, berdasarkan UUPM kegiatan pasar modal Indonesia dapat dilakukan tidak sesuai dengan prinsip syariah. Pihak-pihak atau institusi yang terlibat di dalam pasar modal yaitu pemerintah, perusahaan emiten, lembaga penunjang emisi seperti penjamin emisi, perusahaan penilai, akuntan publik, notaris dan
10
konsultan hukum, kemudian perantara perdagangan efek, dan para pemodal baik perorangan maupun lembaga, masing-masing memiliki kewenangan (Kamaruddin Ahmad, 2004:26). Yulfasni (2005:2) mengatakan Pasar modal dapat memainkan peranan penting dalam suatu perkembangan ekonomi suatu negara, karena suatu pasar modal berfungsi sebagai berikut: 1. Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat untuk disalurkan ke dalam kegiatan-kegiatan yang produktif. 2.
Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha dan pembangunan nasional.
3. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan kesempatan kerja. 4. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi. 5. Memperkokoh beroperasinya mekanisme market dalam menata sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana “open market operation” sewaktu-waktu oleh bank sentral. 6. Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu “rate” yang “reasonable”. 7. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal. Pasar modal syariah tidak mengenal kegiatan perdagangan semacam short selling, beli atau jual dalam waktu yang amat singkat untuk mendapatkan keuntungan antara selisih jual dan beli. Konsep atau teori yang mendasari keputusan – keputusan keuangan tersebut dapat diterapkan oleh siapa saja baik individu ataupun pemerintah.
11
Penerapan teori keuangan dalam lingkup perusahaan sering disebut sebagai keuangan perusahaan (corporate finance) atau secaraumum manajemen keuangan (financial manajement). Sebelum membahas mengenai keuangan perusahaan atau manajemen keuangan, maka terlebih dahulu harus kita pahami yang dimaksud dengan keputusan keuangan (Suad Husnan,1996:3) Manajemen
keuangan
berkepentingan
dengan
bagaimana
cara
menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kekayaan. Konsekuensinya, semua pengambilan keputusan harus difokuskan pada penciptaan kekayaan. Demikian kita akan berhadapan dengan keputusan keuangan seperti ketika memperkenalkan produk baru, kapan melakukan investasi dalam aset baru, kapan melakukan pinjaman dari bank kapan menermitkan saham atau obligasi dan lain – lian. Dalam memperkenalkan teknik pengambilan keputusan, kita akan lebih menekankan logika yang mendasari teknik – teknik itu (John dkk, 1998:4). Weston dan Copeland (1996:5) menyatakan bahwa Para manajer keuangan dilibatkan dan harus berinteraksi dengan keputusan ini. Bidang yang terutama dianggap sebagai fungsi keuangan dalam suatu perusahaan adalah: a. Analisis aspek keuangan dari seluruh keputusan. b. Berapa banyak investasi yang akan diperlukan untuk menghasilkan penjualan yang diharapkan akan dicapai oleh perusahaan. Keputusan ini mempengaruhi sisi kiri neraca (keputusan investasi). c. Bagaimana
cara
memperoleh
dana
dan
menyediakan
untuk
pembiayaan aktiva – aktiva yang dibutuhkan perusahaan untuk
12
menghasilkan produk dan jasa yang penjualannya menghasilkan pendapatan. Bidang ini merupakan keputusan pembiayaan atau keputusan struktur modal perusahaan. d. Analisis perkiraan neraca tersebut. e. Analisis perkiraan perhitungan rugi laba tertentu: pendapatan dan biaya. Dalam perhitungan rugi laba yang sangat singkat untuk EP company, penjualan dikurangi seluruh biaya sama dengan laba bersih. Ada banyak macam biaya sebagian melibatkan pengeluaran kas yang besar pada awalnya dan biaya dikenakan pada operasi tahun – tahun berikutnya. f. Analisis operasi arus kas dari seluruh jenisnya. Aspek ini telah semakin ditekankan dalam tahun – tahun terakhir dan telah memunculkan laporan keuangan utama yang ketiga, laporan arus kas, yang dapat diturunkan dari neraca dan perhitungan rugi laba. Menurut Atmaja (2008) keuangan perusahaan (corporate finance) merupakan bidang keuangan yang berhubungan dengan operasi suatu perusahaan dari sudut pandang perusahaan tersebut. Keuangan perusahaan dapat dibagi menjadi dua sisi. Pertama, sisi aktiva (assets), meliputi keputusan investasi (investment decision). Kedua, sisi passiva (liabilities and equity), meliputi keputusan pendanaan (financing decision). Menurut Moeljadi (2006:12), tujuan suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan menaikkan jumlah kekayaan para pemilik modal. Oleh karena itu, dalam teori
13
manajemen keuangan modern disebutkan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham (to maximize the wealth of
its
stockholders),
yang diterjemahkan ke dalam tujuan
memaksimalkan harga saham (maximizing the price of the firm’s common stock). Karnanya perlu di ambil berbagai keputusan keuangan (financial decision) yang relevan dan mempunyai pengaruh bagi peningkatan nilai perusahaan. Keputusan – keputusan keuangan itu terdiri dari keputusan investasi (investment decision), keputusan pendanaan (financing decision), dan keputusan deviden (devidend decision). Keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan investasi ini merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan. Sedangkan
keputusanpendanaan
berkaitan
dengan
pemilihan
sumber
pembiayaan perusahaan atau dikenal dengan pembelanjaan perusahaan, dan keputusan deviden menyangkut pertimbangan antara laba ditahan dengan pembayaran deviden itu sendiri. 2. Pengertian Dividen Definisi dividen pada beberapa literatur pada dasarnya memiliki inti yang sama yaitu bagian dari laba bersih perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Adapun penjelasan mengenai pengertian deviden pada beberapa literatur adalah sebagai berikut:
14
Dividen adalah keuntungan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang diberikan kepada para pemegang saham (Weston dan Copeland, 1996-121). Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Laba ditahan adalah bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa yang ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali dalam suatu proyek tertentu, dengan tujuan untuk mengejar pertumbuhan perusahaan (Warsono, 2003:271). Besarnya dividen yang diberikan ditentukan dalam rapat anggota umum pemegang saham (RUPS) dan dinyatakan dalam suatu jumlah atau persentase (%) tertentu atas nilai nominal saham dan bukan atas nilai pasarnya. 3. Jenis – jenis Dividen Warsono (2003:272) menyatakan bahwa jenis – jenis dividen suatuperusahaan terbagi dalam tiga macam, diantaranya: a. Dividen tunai (cash devidend) Dividen tunai merupakan deviden yang lebih disenangi investor dibandingkan dengan deviden saham. Dividen tunai ini dibagikan oleh perusahaan dalam bentuk uang tunai. Deviden tunai diterima oleh para pemegang saham biasa melalui cek atau terkadang mereka menginvestasikannya kembali
dalam
saham
biasa di perusahaan.
15
b. Deviden saham (stock devidend) Deviden saham adalah pembayaran deviden dalam bentuk saham. Sering kali deviden saham ini digunakan sebagai pengganti dari deviden tunai atau perlengkapan dari deviden tunai. Perusahaan yang akan memberikan deviden saham biasanya mengumumkan besarnya deviden tersebut dalam persentase tertentu. c. Deviden kekayaan (Property devidend) Deviden kekayaan adalah distribusi pro rata suatu aset fisik. Aset tersebut biasanya berupa produk yang dihasilkan perusahaan. Deviden kekayaan diberikan apabila jumlah pemegang saham perusahaan masih sedikit dan perusahaan menghasilkan sesuatu yang mudah didistribusikan. 4. Prosedur Pembayaran Dividen Menurut
Eugene dan Houston (2001:84-85) dalam pembayaran
dividen terdapat beberapa tahapan atau prosedur yaitu sebagai berikut: a. Tanggal pengumuman (date of declaration). Declaration date adalah tanggal keputusan untuk membagikan dividen pada RUPS, atau tanggal pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembayaran deviden. b. Tanggal pencatatan pemegang saham(date of record). Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana pemilik saham ditentukan, sehingga diketahui kepada siapa dividen dibagikan.
16
Pemegang saham yang mencatatkan dirinya pada tangal ini adalah pemegang saham yang memperoleh dividen pada tanggal pembayaran. c. Tanggal pemisah dividen (ex-devidend date). Sebelum tanggal pencatatan, perusahaan sudah harus diberitahukan apabila terjadi transaksi jual beli atas saham tersebut. Oleh sebab itu pada bursa internasional disepakati adanya exdevidend date yaitu 3 hari sebelum tanggal pencatatan. Setelah pencatatan, saham tersebut tidak lagi memiliki hak atas deviden pada tanggal pembayaran. d. Tanggal pencatatan (date of payment). Pada tanggal ini, dividen dibayarkan kepada para pemegang saham. Setelah memegang dividen, kas didebet dan piutang dieleminasi. Pembayaran
dividen
akan
dikenakan
pemotongan
pajak
penghasilan.
B. KEBIJAKAN DIVIDEN 1. Pengertian Kebijakan Dividen Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran deviden menentukan jumlah laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Alokasi
17
penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran deviden merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen (John dkk, 1998: 496). Kebijakan dividen adalah kebijakan yang diambil manajmen perusahaan
untuk
memutuskan
membayarkan
sebagian
keuntungan
perusahaan kepada pemegang saham daripada menahannya sebagai laba ditahan untuk diinvestasikan kembali agar mendapatkan capital gain. Capital gain adalah keuntungan modal yang akan diperoleh pemegang saham jika menginvestasikan kembali pendapatannya dalam jangka panjang (Sri, 2010:64). a. Teori-teori kebijakan dividen Dibawah ini terdapat enam teori kebijakan deviden menurut Eugene dan Joel (2001) 1) Residual Devidend Theory, pembayaran deviden dilakukan jika perusahaan memiliki dana sisa setelah membiayai investasi – investasi yang memiliki Net Present Value yang positif dengan menggunakan pendapatan perusahaan yang ditahan (retained earnings). Dengan kata lain, pembayaran deviden merupakan prioritas terakhir perusahaan. Apabila perusahaan tidak memiliki dana sisa maka tidak akan ada pembayaran deviden. Argumen yang mendukung pendekatan ini adalah bahwa manajemen percaya dan yakin perusahaan memiliki uang yang dibutuhkan untuk bersaing secara efektif dan oleh karena itu harga saham meningkat Keputusan pembiayaan investasi dengan pendanaan
18
internal yaitu laba ditahan lebih disukai dari pada pendanaan eksternal karena biaya yang dikeluarkan akan lebih murah. Dasar dari kebijakan ini adalah bahwa investor lebih menyukai perusahaan menahan dan menginvestasikan kembali laba dari pada membagikannya
dalam
bentuk
deviden
apabila
laba
yang
diinvestasikan kembali tersebut dapat menghasilkan return yang lebih tinggi daripada return rata – rata yang dapat dihasilkan investor dari investasi lain dengan resiko yang sebanding. 2) Indifference Theory, teori ini dilandasi anggapan bahwa deviden bukan faktor yang relevan terhadap nilai saham. Teori ini berpendapat bahwa hanya pendapatan yang relevan bagi pemegang saham. Karena itu, deviden dibayar atau tidak dibayar tidak ada pengaruhnya bagi kemakmuran para pemegang saham. 3) Irrelevance Devidend Theory, deviden hanya menunjukan sisa pendapatan dan bukan variabel keputusan yang akan mempengaruhi nilai perusahaan.Haltersebut menunjukan bahwa dalam dunia yang sempurna (ada kepastian, tidak ada pajak, tidak ada biaya transaksi dan tidak ada pasar lain yang sempurna) nilai dari perusahaan tidak dipengaruhi oleh distribusi deviden. Pandangan teori ini adalah konsisten dengan teori residu yang fokusnya pada keputusan investasi untuk memaksimalkan nilai saham. Menurut teori ini devidend payout ratio adalah tidak relevan, selanjutnya nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari aset
19
perusahaan. Sementara itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan
dalam
bentuk
deviden
atau
akan
ditahan
tidak
mempengaruhi nilai perusahaan. Sesuai dengan teori ini maka perusahaan tidak harus mempunyai deviden. 4) Relevance Devidend Theorymenyatakan bahwa pemegang saham menyukai dividen sekarang dan nilai pasarnya. Dasar pemikirannya adalah bahwa investor umumnya menghindari resiko dan dividen yang diterima sekarang mempunyai risiko yng lebih kecil daripada dividen yang diterima dimasa yang akan datang. Pembayaran dividen sekarang dipercaya dapat mengurangi ketidakpastian investor. Sebaliknya jika dividen dikurangi atau tidak dibayarkan, tingkat ketidakpastian investor akan meningkat dan menyebabkan peningkatan pengembalian yang diinginkan serta mengurangi nilai saham. Dalam praktek, tindakan manajer keuangan dan pemegang saham cenderung menunjang kepercayaan bahwa kebijakan dividen mempengaruhi nilai saham. Karenanya sesuai teori relevansi deviden, maka setiap perusahaan harus mengembangkan kebijakan deviden untuk dapat memenuhi sasaran dari pemilik dan maksimalisasi kekayaan yang dicerminkan dengan harga saham perusahaan. 5) Bird in the Hand Theory,menganggap deviden yang diterima merupakan sesuatu yang sudah pasti di tangan sehingga memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan capital gain. Mereka juga berpendapat bahwa investor lebih menyukai deviden karena lebih pasti
20
pendapatannya, daripada mengharapkan sesuatu pendapatan yang belum pasti jika menginvestasikan kembali deviden pada investasi tertentu. Penganut teori ini lebih menyukai pembayaran deviden tinggi karena akhirnya dapat menghasilkan harga saham yang juga tinggi. Dalam hal ini tidak semua investor berkepentingan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka di perusahaan yang sama dengan memiliki resiko yang sama. Oleh sebab itu, tingkat resiko pendapatan mereka di masa yang akan datang bukannya ditentukan oleh dividen payout ratio tetapi ditentukan oleh tingkat resiko investasi baru. 6) Dividend Signaling Theory, telah banyak diamati dalam berbagai penelitian bahwa peningkatan dividen pada umumnya disertai atau diikuti dengan peningkatan harga saham perusahaan dan begitu pun sebaliknya. Hal itulah yang mengindikasikan bahwa investor akan lebih memilih dividen daripada capital gain. Jadi, adanya reaksi investor atas kebijakan dividen sebagaimana tercermin dalam perusahaan harga saham tidaklah menunjukan bahwa dividen diatas capital
gain,
namun
lebih
disebabkan
karena
adanya
informationcontent didalm kebijakan dividen. Inilah yang dinamakan signaling hypothesis yaitu teori yang menyatakan bahwa investor memandang perubahan dividen sebagai sinyal prediksi laba manajer perusahaan.
21
Dengan
demikian
manajemen
merasa
enggan
untuk
mengurangi dividen, apabila dianggap sebagai memburuknya kinerja perusahaan di masa mendatang. Kesimpulan ini didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Aharony & Swary (1980) dan Muslikh (1995) bahwa peningkatan pembayaran dividen dapat meningkatkan harga saham sebaliknya pembayaran dividen yang menurun akan menurunkan harga saham di pasar modal. Selanjutnya Ross (1978) dan Miller&Rock (1985) mengatakan bahwa dividen yang tinggi merupakan sinyal positif yang dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang (Sri Hasnawati, 2008:230). Signal atau isyarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Dividend signaling theory pertama kali dicetuskan oleh Bhattacharya (1979). Teori ini dikembangkan untuk menjelaskan bahwa para insider (manajemen) memiliki informasi yang lebih baik mengenai kondisi perusahaan dibandingkan dengan outsider (pemegang saham). Kondisi tersebut menimbulkan asymmetric information. Asimetri informasi adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor atau para manajer mengetahui lebih banyak tentang perusahaan yang sebenarnya dibanding pemodal – pemodalnya. Perusahaan yang memiliki kinerja
22
bagus dapat menggunakan dividen sebagai salah satu signaling devices yang terpercaya dan sulit ditiru oleh perusahaan yangkinerjanya lemah. Dividen merupakan signaling devices yang relatif mahal dan tidak memungkinkan perusahaan kinerja lemah menirunya (Ahmad dan Rosidi, 2007:102). Jadi, hanya perusahaan yang memiliki kinerja yang bagus yang dapat menghasilkan laba dan mendanai kegiatan investasinya walaupun membayar dividen yang cukup besar, sedangkan perusahaan yang lemah akan mengalami penurunan laba karena tidak dapat membiayai kegiatan investasinya jika terus menerus membayar dividen. Karenanya investor memahami sinyal yang diberikan perusahaan melalui pembagian dividen, investor akan memberikan penilaian yang lebih bagi perusahaan yang membayar dividen yang tinggi (Suhartini, 2009: 107). Teori signaling juga menunjukan bahwa dividen juga merupakanindikasi kepercayaan perusahaan terhadap profitabilitas sekarang dan masa depan (Brav, Graham, Harvey, dan Michaely, 2005) karena dimulainya pembagian dividen menisyaratkan komitmen jangka panjang untuk pembayaran konsisten. Dua asumsi yang mendasari
dividen
sebagai
sinyal.
Pertama,
manajemen
perusahaanmerasa enggan untuk merubah kebijakan dividennya. Oleh karena itu, apabila terjadi kenaikan pembagian dividen yang dilakukan oleh manajemen, investor luar akan menganggap
23
sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek dimasa datang. Kedua, kedalam informasi yang dimiliki investor dan manajemen berbeda. Manajemen biasanya memiliki informasi yang lebih mendalam tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, dapat dikatakn bahwa dividendsignaling theory berdasarkan pada asimsi bahwa dividen diperlukan untuk memberikan informasi positif dari manajer yang mempunyai informasi lengkap tentang kondisi perusahaan yang sesungguhnya kepada investor akan informasi tentang kondisi perusahaan. b. Macam – macam kebijakan deviden Berbagai macam kebijakan deviden menurut (Dewi Astuti: 2004) adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan deviden biasa (tetap) Pada kebijakan deviden biasa atau regular devidend policy, perusahaan membayar deviden per lembar saham dalam jumlah rupiah yang tetap setiap periode. Kebijakan ini meniadakan keragu-raguan pemegang saham (investor) sekaligus menginformasikan bahwa perusahaan dalam keadaan baik dan lancar. Dengan kebijakan ini pembayaran deviden per lembar saham hampir tidak pernah turun. 2. Kebijakan deviden dengan persentase tetap pembayaran deviden tunai. Kebijakan
ini
dikenal
dengan
nama
constan-payout-
ratiodevidend policy. Dengan kebijakan ini perusahaan kurang dapat memperkirakan jumlah pembayaran deviden yang akan dilakukan
24
setiap periode. Jumlah pembayaran deviden dengan persentase tetap dari EPS akan mempengaruhi posisi harga saham di pasar. Pada saat laba menurun maka pembayaran deviden juga menurun dan hal ini akan menyebabkan harga saham menurun juga. 3. Kebijakan deviden rendah plus ekstra Kebijakan ini dikenal dengan nama low-reguler-and-ekstradevidend policy. Menurut kebijakan ini perusahaan membayar deviden tunai secara rutin setiap periode dalam jumlah yang tetap dan rendah, jika laba perusahaan periode yang bersangkutan sangat baik maka jumlah pembayaran regular (biasa) yang tetap ini menjamin kepastian bagi pemilik saham dan karena jumlahnya rendah, hal ini juga akan menentramkan perusahaan. Bila ada laba yang sangat bagus perusahaan akan membayarkan ekstra deviden bagi pemegang saham. Pembayaran ekstra ini akan disambut baik oleh pasar dan akan menaikkan harga saham. c. Devidend payout ratio (DPR) Menurut Bambang Riyanto (2001: 266)devidend payout ratio (DPR) adalah persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai “Cash devidend”. Deviden hanya dapat dibayarkan jika saldo laba ditahan positif. Jadi, walaupun dalam tahun berjalan diperoleh laba, suatu perusahaan tidak boleh membagikan deviden jika saldo laba ditahan pada akhir tahun masih negatif. Devidend payout ratio merupakan antara devidend per
25
share (DPS) dengan earning per share (EPS).Devidend payout ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus deviden tunai perlembar dibagi dengan laba perlembar saham (Dewi Astuti:2004). Devidend payout ratio merupakan perbandingan antara DPS dengan DPR, jadi perspektif yang dilihat adalah pertumbuhandevidend per share (DPS) terhadap pertumbuhan earning per share (EPS). d. Faktor – faktor yang mempengaruhi pembayaran deviden Menurut Bambang Riyanto (2001: 267-268) faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran deviden perusahaan dapat disebutkan antara lain sebagai berikut: 1. Posisi likuiditas perusahaan Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya deviden yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena deviden merupakan “cash outflow”, maka makin kuatnya posisi likuiditas perusahaan, berarti makin besar kemampuannya untuk membayar deviden. 2. Kebutuhan dana untuk membayar utang Apabila suatu perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya sudah harus direncanakan bagaimana caranya untuk membayar kembali utang tersebut. Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan dikembalikan dari laba ditahan, berarti
26
perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau earning yang dapat dibayarkan sebagai deviden, dengan kata lain perusahaan harus menetapkandevidend payot ratio yang rendah. 3. Tingkat pertumbuhan perusahaan Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Makin besar kebutuhan akan dana untuk waktu mendatang dalam membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan “earning”nya daripada dibayarkan sebagai deviden kepada para pemegang saham dengan mengingat batasanbatasan biayanya. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang berarti makin rendahdevidend payout ratio. 4. Pengawasan terhadap perusahaan Perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan
pengawasan
dari
kelompok
dominan
di
dalam
27
perusahaan. Demikian pula kalau membiayai ekspansi dengan utang akan
memperbesar
pembelanjaan
resiko
intern
finansialnya.
dalam
rangka
Mempercayakan usaha
pada
mempertahankan
pengawasan terhadap perusahaan, berarti mengurangidevidend payout ratio. C. Rasio Likuiditas Darsono Prawironegoro (2009: 55) menyatakan bahwa likuiditas ialah kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajibannya
yang jatuh
tempo.Kemampuan itu dapat diwujudkan apabila jumlah harta lancar lebih besar daripada jumlah hutang lancar. Kasmir (2009: 132), menyebutkan bahwa tujuan dan manfaat dari rasio Likuidtas antara slain: 1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau hutang yang segara jatuh tempo pada saat ditagih. 2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. 3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan. 4. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan hutang. 5. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
28
Maka dari itu, perusahaan yang liquid adalah perusahaan yang mampu memenuhi semua kewajibannya yang jatuh tempo dan perusahaan yang tidak liquid adalah perusahaan yang tidak mampu untuk memenuhi semua kewajibannya yang jatuh tempo.Perusahaan yang tidak liquid akan kehilangan kepercayaan dari pihak luar terutama pihak kreditur dan pemasok dan dana dari pihak dalam yaitu karyawannya. Irham Fahmi (2011: 59) menyebutkan terdapat dua indikator untuk mengukur likuiditas yang umum digunakan, yaitu current ratio (rasio lancar) dan quick ratio (rasio cepat). Current ratio adalah hasil perbandingan antara asset lancar dengan hutang lancar.Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan, sesuai dengan pembahasan tersebut maka rumus pengukuran current ratio yaitu aktiva lancar dibagi utang lancar.Sedangkan quick ratio merupakan hasil perbandingan antara asset lancar setelah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. D. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Berikut ini beberapa jenis – jenis rasio aktivitas yaitu (Kasmir, 2009: 172): 1. Receivable Turn Over Perputaran piutang (receivable turn over) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa dalam penagihan piutang selama satu
29
periode.Perhitungan untuk mencari receivable turn over adalah penjualan kredit dibagi dengan piutang. 2. Inventory Turn Over Perputaran persediaan (inventory turn over) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. 3. Fixed Assets Turn Over fixed assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Rumus untuk mencari fixed assets turn over ialah penjualan dibagi dengan total asset tetap. 4. Total Assets Turn Over Total assets turn over (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Sesuai dengan pembahasan diatas, maka rumus TATO yang digunakan adalah penujualan dibagi dengan total aktiva. Namun dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur aktivitas adalah Total Asset Turn Overdan Inventory Turn Over. E. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis rasio yang menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Bersama – sam rasio ini akan
30
menunjukan efektivitas operasional keseluruhan perusahaan (Horne dan John,1998:222). Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan neraca dan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi, tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan (Warsono,2003:37). Profitabilitas juga merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio ini menggambarkan tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan oleh manajemen, karenannya hal ini akan sangat diperhatikan oleh pemilik perusahaan. Dalam mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaan ada empat jenis rasio profitabilitas yang sering digunakan yaitu: Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, dan Return on Investment, (Irham Fahmi, 2011:68).
31
Namun dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah: return on asset dan earning per share. Return on asset adalah tingkat pengembalian investasi atas investasi perusahaan pada aktiva, rumus yang digunakan dalam menghitung ROA yaitu earning after tax dibagi total assets. Sedangkan
earning per share, laba per lembar saham biasa
(earning per share of common stock) atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Sesuai dengan pembahasan di atas maka rumus pengukuran EPS adalah laba saham biasadibagi jumlah lembar saham yang beredar. Asril Arilaha (2009) mengemukakan bahwa profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Perusahaan yang memiliki stabilitas keuntungan dapat menetapkan tingkat pembayaran deviden dengan yakin dan mensinyalkan kualitas atas keuntungan mereka. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin besar deviden yang diberikan kepada investor. Kebijakan pembayaran deviden yang berfluktuasi, besarnya deviden yang dibayarkan berdasarkan pada tingkat keuntungan setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntunggan tinggi, maka besarnya deviden yang dibayarkan juga tinggi dan sebaliknya. Menurut Brigham dan Joel (2001) menyatakan
32
bahwa besar keuntungan perushaan akan menentukan manakah yang relatif lebih efektif, membagikan keuntungan dalam bentuk deviden atau memanfaatkan keuntungannya di kemudian hari. Perusahaan kemungkinan besar akan membagikan keuntungan dengan persentase yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dalam kondisi yang sebaliknya. Deviden yang rendah lebih mudah dipertahankan apabila keuntungan cenderung menurun. F. Struktur Modal Ada beberapa pengertian struktur modal. Menurut Weston dan Copeland bahwa “Capital structure or the capitalization of the firm is the permanent financing represented by long-term debt, preferred stock and shareholders’s equity”, yang artinya struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah pendanaan tetap yang diwakili oleh utang jangka panjang saham preferen dan euitas pemegang saham. sedangkan Joel G. Siegel dan Jae K. Shim mengatakan bahwa struktur modal adalah komposisi saham biasa, saham preferen, dan sebagainya, laba ditahan dan hutang jangka panjang yang dipertahankan oleh kesatuan usaha dalam mendanai aktiva. Sehingga dapat dimengerti bahwa struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu modal yang dimiliki bersumber dari hutang jangka panjang (long-term debt) dan modal sendiri (shareholders equity) yang menjadi sumber pembiayaan perusahaan (Irham Fahmi, 2011: 106). Struktur modal adalah kombinasi atau perimbangan antara utang dan modal sendiri (saham preferen dan saham biasa) yang digunakan perusahaan
33
untuk merencanakan mendapatkan modal. Definisi ini mengandung arti bahwa perusahaan harus mengambil keputusan permodalan yang paling optimal sehingga antara utang dan ekuitas benar – benar kombinasi yang dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan yang akhirnya memaksimalkan nilai perusahaan (Sri Hasnawati, 2008:1-2). Terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi keputusan struktur modal menurut Sri Hasnawati (2008:2) di antaranya: 1. Resiko bisnis atau resiko inheren dengan operasi perusahaan, jika perusahaan tidak mempergunakan utang. Semakin tinggi resiko bisnis perusahaan, maka semakin rendah rasio utang optimalnya. 2. Posisi perpajakan perusahaa. Salah satu alasan utama menggunakan utang adalah bunganya yang dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya akan mengurangi biaya utang efektif. 3. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk memperoleh modal dengan persyaratan yang wajar dalam kondisi yang buruk, yang merupakan hal yang vital bagi keberhasilan jangka panjang perusahaan. 4. Konservatisme atau keagresifan manajemen. Beberapa manajer lebih agresif dari yang lainnya, sehingga beberapa perusahaan cenderung menggunakan utang sebagai usaha untuk mendorong keuntungan. Suharli
(2006:
247)
menyatakan
bahwa
perusahaan
yang
leverageoperasi atau keuangannya tinggi akan memberikan deviden yang rendah. Hal tersebut dikarenakan struktur modal yang lebih tinggi dimiliki oleh hutang menyebabkan pihak manajemen akan memprioritaskan pelunasan
34
kewajiban terlebih dahulu sebelum membagikan deviden. Sehingga semakin besar jumlah hutang maka semakin kecil jumlah deviden yang dibayarkan. Struktur modal dalam penelitian ini diproksi dengan variabel debtto assets ratio dan debt to equity ratio.Debt to assets ratio merupakan rasio hutang yang digunakan untuk membayar perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Apabila rasionya tinggi artinya pendanaan hutang semakin banyak, maka semakin sulit perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi seluruh hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya dan sebaliknya.Sedangkan debt to equity ratio merupakan perbandingan antara Semakin besar rasio ini maka akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi (Kasmir, 2009: 156-158). G. Penelitian Terdahulu Untuk mendukung penelitian ini, berikut akan dikemukakan beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan variabel penelitian. Penelitian terdahulu ini diambil dari berbagai jurnal dan skripsi yang telah diterbitkan oleh lembaga penelitian maupun instansi – instansi pendidikan. Adapun penelitian terdahulu dijelaskan sebagai berikut: Michell Suharli (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap kebijakan Deviden Tunai Dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat” Penelitian ini bermaksud menguji pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi terhadap kebijakan jumlah dividen kas perusahaan publik di Jakarta dengan menggunakan likuiditas sebagai
35
variabel penguat (variabel moderator). Profitabilitas diukur dengan return on investment (ROI), kesempatan investasi diproksikan oleh fixed assets, dan likuiditas sebagai variabel moderat diproksikan oleh current ratio di Bursa Efek Jakarta.. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan di Indonesia yang listing di BEJ dan membagikan dividen pada tahun 2002-2003. Hasil penelitian ini adalah kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat oleh likuiditas perusahaan. Likuiditas dapat digunakan sebagai variabel penguat (variabel moderator) karena memberikan hasil yang signifikan dalam mempengaruhi profitabilitas dan kesempatan investasi, tetapi dari kedua variabel independen hanya profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan. Kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat oleh likuiditas perusahaan. Agung Satmoko dan Sri Isworo Ediningsih (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “faktor-faktor yang mempengaruhi dividen kas perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia”. Penelitian ini dilakukan selama tahun 2000 – 2005 dengan sampel 17 perusahaan yang dilih melalui purposive sampling, penelitian ini menggunakan regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis maka Variabel ROI, Cash Ratio, Current Ratio, DTA dan Earnings Per Share secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap Cash Dividend. Besarnya
pengaruh variabel Return of Investment (ROI), Cash Ratio (CsR), Current Ratio (CR), Debt Total Asset (DTA), dan Earnings Per Share (EPS) terhadap Cash Dividend yaitu sebesar 74,3%, sedangkan sisanya sebesar 25,7% dipengaruhi oleh
36
variabel lain diluar model. Secara parsial variabel CsR, CR dan DTA berpengaruh tidak signifikan terhadap dividen kas serta variabel ROI dan EPS berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Variabel yang berpengaruh dominan terhadap cash dividen adalah EPS, hal ini dikarenakan nilai koefisien beta variabel tersebut paling besar. Tita Deitiana (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Deviden Kas” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor
yang mempengaruhi
kebijakan
pembayaran deviden kas dengan metode regresi. Variabel – variabel
yang
diteliti dalam penelitian ini adalah Debt Equity Ratio, Earnings per Share, Price Earning Ratio, Return on Asset, Current Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turn Over dan Return on Equity. Sampel
dalam
penelitian
ini
sebanyak 21 perusahaan selama periode 2003 – 2007. Hasil penelitian ini menunjukan tidak terdapat pengaruh yang signifikan Debt Equity Ratio, Return on Investment,Current Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return on Equity terhadap Devidend Payout Ratio, sedangkan Earnings per Share dan Price Earnings Ratio terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Denidend Payout Ratio. Norhayati Mohamed, Wee Shu Hui,dkk (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Empirical Analysis of Determinants of Dividend Payment: Profitability and Liquidity (Analisis Empiris dari faktor yang menentukan pembayaran dividen)”Penelitian ini secara empiris menganalisis faktor penentu pembayaran dividenuntuk200 perusahaan teratas dalam hal kapitalisasi pasar, yang tercatat di
37
bursa efek malaysia. Penelitian ini menggunakan metode regresi, selama periode 2003-2005, hasil dari tes deskriptif dan statistik mengungkapkan bahwa dividen memang merupakan variabel penting bagi perusahaan, ditemukan bahwa perusahaan dibayarkan sekitar 40 persen dari pendapatan dividen. Dan Rata-rata, sekitar seperempat dari arus kas operasi mereka gunakan untuk membayar dividen. Kedua, EPS, ROE dan CFPs merupakan penentu signifikan pembayaran dividen. Studi sebenarnya memisahkan pengaruh laba dan arus kas pada pembayaran dividen.Ketiga, EPS dan ROE, apakah digunakan bersama-sama atau secaraterpisahadalah indikator yang bergunaprofitabilitas.Ini mendukung fakta bahwa
perusahaan-perusahaan
yang
menguntungkan
dan
cair
akan
lebih mungkin untuk dividen. Anupam Metha (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “An Empirical Analysis of Determinants of Dividend Policy - Evidence from the UAE Companies” (Analisis Empiris dari Faktor Pembayaran Dividen: Fakta dari Perusahaan
UAE).
Penelitian
ini
menelitifaktor-faktor
penentudividend
payoutuntuk semua perusahaandi bidangreal estate, sektor energi, sektor konstruksi,
sektor
telekomunikasi,
perawatan
kesehatan
dansektor
industri(kecualiBankdan kekhawatiraninvestasi) yang terdaftar di Bursa EfekAbu Dhabiuntuk
jangka
waktu5tahundari
tahun
2005-2009.
Studi
ini
menganalisisberbagaipenentukebijakan dividen: Profitabilitas, Risiko,, Likuiditas, UkurandanLeverageperusahaankorelasidan
menggunakan
metoderegresi
bergandauntuk mengetahuivariabel yang palingpenting yang digunakanoleh
38
perusahaanUEAdalam
membuatdividenkeputusan.
Studi
ini
memberikan
buktibahwa profitabilitasdan ukuranadalah pertimbanganyang paling penting darikeputusanpembayaran dividenoleh perusahaanUEA. Hasil penelitian ini mirip dengan penelitian lain yang dilakukan di negaranegara berkembang yang semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar pembayaran
dividen.
Penelitian
ini
memiliki
keterbatasan
yang
mempertimbangkan hanya 5 tahun dan pengaruh beberapa faktor penentu seperti tingkat pertumbuhan, pertumbuhan EPS dan dividen masa lalu belum diambil untuk pertimbangan. Meneliti pengaruh tingkat pertumbuhan penjualan, kepemilikan insider, kepemilikan institusional, belanja modal, pertumbuhan EPS dan beta dapat dieksplorasi dalam penelitian masa depan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini terfokus pada saham-saham perusahaan yang termasuk ke dalam JII (Jakarta Islamic Index) selama 4 tahun berturut turut yaitu dari periode 2008-2011. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kebijakan pembayaran deviden (DPR) perusahaan-perusahaan Jakarta Islamic Index yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
39
Tabel 2.1 Penelitian Terdahuluan No 1
2
3
4
Peneliti
Metode Analisis Didik Profitabilitas Analisis Indarwant Sebagai Penentu Regresi a (2007) Kebijakan Linier Pembayaran Berganda Deveden Michell Pengaruh Regresi Suharli Profitability dan berganda (2007) Investment Opportunity Set Terhadap kebijakan Deviden Tunai Dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat Agung faktor-faktor yang Metode Satmoko mempengaruhi regresi dan Sri dividen kas berganda Isworo perusahaan Ediningsih manufaktur di (2009) bursa efek indonesia
Tita Deitiana (2009)
Judul
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Deviden Kas
Metode regresi
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Dengan menggunakan uji-f variabel deviden tunai. Variabel bebas lainnya tidak berpengaruh. Likuiditas dan profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan deviden. Sedangkan hutang memiliki pengaruh negatif terhadap deviden.
ROA Hanya dua berpengaruh tahun signifikan penelitian
Menggunak an variabel CR sebagai variabel penguat.
Dua tahun penelitian, perusahaan di BEI,
Variabel ROI, Cash Ratio, Current Ratio, DTA dan Earnings Per Share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Cash Dividend. Secara parsial variabel CsR, CR dan DTA berpengaruh tidak signifikan terhadap dividen kas serta variabel ROI dan EPS berpengaruh signifikan terhadap dividen kas Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Debt Equity Ratio, Return on Investment, Current Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return on Equity terhadap Devidend Payout Ratio, sedangkan Earnings
Menggunak an CR dan EPS, dimana CR tidak signifikan terhadap deviden kas.
Menggunak an lima tahun penelitian, hanya menggunak an lima variabel
EPS, CR, dan DER tidak berpengaruh secara signifikan
Menggunak an lima tahun penelitian, memakai sembilan variabel, ROA tidak berpengaruh .
40
per Share dan Price Earnings Ratioterdapat pengaruh yang signifikan terhadap Denidend Payout Ratio. 5
Norhayati Mohamed, Wee Shu Hui,dkk (2009)
Empirical Regressio Analysis of n method Determinants of Dividend Payment: Profitability and Liquidity
6
Anupam Metha (2012)
An Empirical multiple Analysis of regression Determinants of techniques Dividend Policy Evidence from the UAE Companies
Dividen merupakan variabel yang penting, ditemukan bahwa perusahaan dibayarkan sekitar 40 persen dari pendapatan dividen. Dan Rata-rata, sekitar seperempat dari arus kas operasi mereka gunakan untuk membayar dividen. serta EPS, ROE dan CFPs merupakan penentu signifikan pembayaran dividen. Studi ini memberikan bukti bahwa profitabilitas dan ukuran adalah pertimbangan yang paling penting dari keputusan pembayaran dividen oleh perusahaan UEA. Hasil penelitian ini mirip dengan penelitian lain yang dilakukan di negaranegara berkembang yang semakin besar Ukuran perusahaan, semakin besar pembayaran dividen.
Menggunak an EPS dan ROE, hasilnya signifikan, kalau skripsi saya tidak signifikan.
Menggunak an tiga tahun penelitian, bursa efek malaysia.
EPS, ROE dan CR memberikan hasil yang tidak signifikan.s
Mengambil data dari bursa efek Abu Dhabi, (BEJ)
Sumber: Kumpulan Penelitian Terdahulu
41
H. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan bagian dari tinjauan pustaka yang berisikan rangkuman atas semua dasar-dasar teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini. Penelitian ini bermaksud untuk menguji analisis pengaruh variabel likuiditas, aktivitas, profitabilitas, dan struktur modal terhadap kebijakan pembayaran deviden pada perusahaan Jakarta Islamic Index yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEI) periode 2008 - 2011. Untuk memprediksi pendapatan deviden tidak dapat dipertimbangkan faktor-faktor kebijakan manajemen, karena kebijakan manajemen merupakan keputusan yang berhubungan dengan pihak intern perusahaan. Satu-satunya informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan adalah laporan keuangan yang menunjukan kinerja keuangan yang dihasilkan oleh manajemen perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam deviden, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian deviden untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar deviden untuk saham preferen. Dan besar kecilnya pendapatan deviden tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor fundamental. Sehingga perlu diidentifikasi faktor – faktor tersebut yang mungkin berpngaruh terhadap deviden, faktor-faktor fundamental yang akan mempengaruhi deviden dalam dalam penelitian ini adalah Likuiditas (CR, QR), Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROA. EPS), Struktur Modal (DAR, DER), yang akan digunakan sebagai variabel bebas (independen), dan kebijakan pembayaran deviden (DPR) sebagai variabel terikat (dependen).
42
Penelitian ini
mengambil perusahaan – perusahaanyang membagikan
devidendan terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) sebagai sampel selama periode 2008 – 2011. Dalam menentukan sampel pada penelitian ini peneliti menggunakan purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih secara cermat sehingga relevan dengan rancangan penelitian dan diharapkan dapat mewakili masing – masing karakteristik populasi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari pusat referensi pasar modal. Dalam penelitian ini, menghitung sebagian rasio keuangan yang akan dihitung dengan menggunakan Softwere Microsoft Exel 2008 dengan memasukan rumus
masing – masing dan kemudian dihitung
masing – masing variabel
tersebut. Setelah didapatkan hasilnya, data-data diformat Exel tersebut dikonversi kedalam SPSS Releas Versi 16.0 for Windows untuk selanjutnya dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu Uji Normalitas data untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dimana tidak terjadi autokorelasi, multikolonieritas dan heteroskedastisitas. Jika tidak dengan analisi Regresi Berganda, Uji F, Uji T, dan Adj 𝑅 2 . Dari penjabaran diiatas maka akan dilakukan perhitungan yang berdasarkan sampel yang diteliti yaitu pada perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index periode 2008-2011. Dari hasil penghitungan data yang menggunakan Uji analisi Regresi Berganda, Uji F, Uji T, Adj 𝑅 2 . Maka dapat diketahui bagaimana pengaruh variabel Likuiditas (CR, QR), Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROA. EPS), Struktur Modal (DAR, DER) secara simultan
43
terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) di Jakarta Islamic Index dan untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi deviden payout ratio (DPR) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Serta bagaimana pengaruh variabel secara parsial terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) di Jakarta Islamic Index. Untuk memudahkan kerangka pemikiran peneliti, maka dapat dilihat gambar 2.1 Likuiditas (CR, QR), Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROI. ROE), Struktur Modal (DAR, DER)sebagai berikut.
44
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan yang listed di JII(Periode 2008-2011)
Variabel Independent (X)
Varianel Dependen (Y)
Likuiditas (CR, QR), Aktivitas
Kebijakan deviden (DPR)
(TATO, ITO), Profitabilitas (ROA. EPS), Struktur Modal (DAR, DER)
Uji Asumsi Klasik Normalitas, Multikolonearitas, Autokolerasi, Heteroskedastisitas
Uji Model Regresi
Uji F
Uji T
Adj 𝑹𝟐
Hasil Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan dan saran
45
I. HIPOTESIS 1. H0 : 𝑏1 , 𝑏2 , 𝑏3 , 𝑏4 , 𝑏5 ….𝑏𝑛 = 0 tidak terdapat pengaruh rasio Likuiditas (CR, QR), Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROA. EPS), Struktur Modal (DAR, DER) secara simultan terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan yang listed di Jakarta Islamic Index. 𝐻𝑎 : 𝑏1 ≠𝑏2 atau 𝑏2 ≠𝑏3 atau 𝑏3 ≠𝑏4 atau 𝑏4 ….≠ 0 terdapat pengaruh rasio Likuiditas (CR, QR), Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROA. EPS), Struktur Modal (DAR, DER) secara simultan terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan yang listed di Jakarta Islamic Index. 2. H0 :𝑏𝑖 = 0 tidak terdapat pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), Struktur Modal (DAR,DER) secara parsial terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan yang listed di Jakarta Islamic Index. 𝐻𝑎 : 𝑏1 ≠ 0 terdapat pengaruh rasio Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), Struktur Modal (DAR,DER) secara parsial terhadap kebijakan pembayaran deviden (DPR) pada perusahaan yang listed di Jakarta Islamic Index.
46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini di pilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan berupa laporan keuangan yang dijadikan sampel adalah sperusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2008-2011.
B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Menurut Mudrajad Kuncoro (2009: 123), populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, dimana elemen adalah unit terkecil yang merupakan sumber data yang diperlukan. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dan
membagikan deviden tahun 2008-2011. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitiannya. Sedangkan proses pemilihan sampel merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berurutan. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah salah satu cara di mana peneliti memilih
47
sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian(Kuncoro, 2009). Beberapa kriteria yang telah ditetapkan untuk memperoleh sampel penelitian yaitu sebagai berikut: a. Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) yang telah menyampaikan laporan keuangan per 31 Desember secara rutin selama empat tahun sesuai dengan periode penelitian yang diperlukan, yaitu 2008, 2009, 2010, dan 2011. b. Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) yang menyampaikan datanya secara lengkap sesuai dengan informasi yang diperlukan, yaitu Current ratio(CR), Quick ratio(QR), Total asset turn over (TATO), Inventory turn over (ITO), Returnon Assets(ROA), Earning per Share(EPS), debtto assets ratio(DAR),debt to equity ratio (DER), dan devidend payout ratio (DPR). c. Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) yang secara terus menerus membagikan deviden kas selama empat tahun penelitian yaitu tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011. d. Terdapat 15 Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dan terus menerus membagikan deviden selama empat tahun berturut – turut.
48
Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian No
Kode
Nama Perusahaan
Keterangan
1
AALI
PT. Astra Astra Agro Lestari Tbk
Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
2
ANTM
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk
Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
3
INTP
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
4
KLBF
PT. Kalbe Farma Tbk
Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
5
SMGR
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk
Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
6
TLKM
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
7
UNTR
PT. United Tractors Tbk
Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
8
UNVR
PT. Unilever Indonesia Tbk
Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
9
ITMG
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk
Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
10
SGRO
PT. Sampoerna Agro Tbk
Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
11
LSIP
PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk
Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
12
WIKA
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
13
ASRI
PT. Alam Sutera Realty Tbk
Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
14
BUMI
PT. Bumi Resources Tbk
Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
15
ASII
PT. Astra International Tbk
Membagikan Dividen selama 4 tahun berturut-turut
Sumber:www.idx.co.id C. Metode Pengumpulan Data 1. Jenis data Untuk keperluan penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan Jakarta Islamic Index yang go public di BEI. Dan melalui kepustakaan dengan membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah dan literatur-literatur dari kepustakaan yang erat hubungannya dengan objek penelitian.
49
2. Sumber data Sumber data yang diperoleh dari pusat referensi pasar modal (PRPM) gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni IDX statistik selama periode penelitian 2008-2011. Selain itu data tersebut diperoleh melalui www.idx.co.id dan website setiap perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
D. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengujian persyaratan analisis Pengujian ini digunakan sebagai persyaratan dalam penggunaan model analisis regresi linier. Dalam regresi linier, untuk memastikan agar model tersebut BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) dilakukan pengujian sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk menguji data berdistribusi normal atau data tidak berdistribusi normal, data yang baik adalah data yang berdistribusi normal. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residualnya adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk
50
jumlah sampel yang kecil, maka untuk melihat data yang telah memenuhi uji normalitas adalah dengan menggunakan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. (Imam Ghozali, 2009:147). b. Uji Multikolonieritas Menurut Imam Ghozali (2009:95) menyatakan bahwa uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi dengan melihat nilai tolerance ≤ 0.10 dan lawannya nilai variance inflation factor (VIF) ≥ 10 berarti data tidak ada masalah multikolonearitas. a. Uji Autokorelasi Menurut Imam Ghozali (2009:99) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi liniear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji ada
51
tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston (DW test). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi maka berikut ini adalah tabel autokorelasi DurbinWaston (Damodar Gujarati, 1995:216). Tabel 4.2 Posisi Angka Durbin Waston Hipotesis Nol
Keputusam
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0 < dw < dl
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada kesimpulan
dl < dw < du
Tidak ada korelasi negative
Tolak
4-dl < dw < 4
Tidak ada korelasi negative
Tidak ada kesimpulan
4-du < dw < 4-dl
Tidak ada autokorelasi, positif
Tidak terjadi
du < dw < 4-du
atau negative
autokorelasi
Sumber: Imam Gozali: 111 b. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan
ke
Homoskedastisitas
pengamatan dan
yang jika
lain,
maka
berbeda
disebut disebut
Heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu homoskedastisitas adalah kesamaan varians dan residual. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat hasil output
52
SPSS melalui grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisis: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Imam Ghozali, 2009:125). 2. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh antar variabel dan melibatkan lebih dari satu variabel bebas (Danang, 2009:9). Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linear berganda dengan model dasar sebagai berikut: Y = 𝐚 + 𝐛𝟏 𝐗 𝟏 + 𝐛𝟐 𝐗 𝟐 + 𝐛𝟑 𝐗 𝟑 + 𝐛𝟒 𝐗 𝟒 + 𝐛𝟓 𝐗 𝟓 + 𝐛𝟔 𝐗 𝟔 + 𝐛𝟕 𝐗 𝟕 + 𝐛𝟖 𝐗 𝟖 +e
53
DPR = 𝐚 + 𝐛𝟏 CR + 𝐛𝟐 QR + 𝐛𝟑 TATO + 𝐛𝟒 ITO + 𝐛𝟓 ROA + 𝐛𝟔 EPS + 𝐛𝟕 DAR +𝐛𝟖 DER + e Keterangan: DPR = Merupakan perbandingan anyata deviden yang dibayarkan dengan jumlah saham yang beredar. CR = Rasio antara aktiva lancar terhadap hutang lancar. QR = Rasio antara aktiva lancar dikurang persediaan terhadap kewajiban lancar. TATO = Rasio antara penjualan terhadap total aktiva. ITO = Rasio antara penjualan terhadap persediaan. ROA = Rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap total asset. EPS = Rasio antara laba setelah pajak terhadap jumlah saham yang beredar. DAR = Rasio antara total hutang terhadap total aktiva. DER = Rasio antara hutang terhadap ekuitas. a = nilai konstanta b = koefisien regresi e = faktor pengganggu 3. Uji Signifikan Simultan (Uji F) Uji F untuk membuktikan apakah variabel-variabel independen (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Y). (Imam Ghozali, 2006:88). Rumunya adalah sebagai berikut:
54
𝑅 2 /K
F= (1 – R)
/
(N – K – 1)
Dimana: R2 = Koefisien regresi n = Jumlah sampel k = Jumlah variabel independen setelah didapat Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 , maka untuk menginprestasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Apabila Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka H0 ditolak dan Hа diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. b. Apabila Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
55
k. Dengan n sebagai jumlah data, dan k sebagai jumlah variabel ( Variabel bebas dan variabel tidak bebas ) Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H0 : β = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hа : β ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. 4. Uji Signifikan Parsial (Uji T) Uji statistik T pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel individu independen (exsplanatory) secara individu dalam menerangkan variabel dependen (Imam Ghozali, 2006:88). Rumusnya adalah sebagai berikut: T= Koefisien Regresi (bi) Koefisien deviasi (bi)
Dimana: r = koefisien regresi n = Jumlah data setelah diperoleh Tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 maka untuk menginprestasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Jika Tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >T𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , berarti H0 ditolak dan Hа diterima, artinya variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
56
b. Jika Tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
5% berarti H0 diterima dan Hа ditolak, artinya variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. d. Jika nilai sig< 5% berarti H0 ditolak dan Hа diterima, artinya variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Menurut Suliyanto (2011:55), nilai t hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial (per variabel) terhadap terikatnya. Apakah variabel tersebut memiliki pengaruh yang berarti terhadap variabel terikatnya atau tidak. Untuk mencari nilai t-tabel yaitu dengan menggunakan persamaan degree of freedom df : α,(n-k) dimana n sebagai jumlah pengamatan (ukuran sampel) dan k sebagai jumlah variabel. Masing-masing variabel dikatakan signifikan apabila memiliki nilai t-hitung yang lebih besar dari t-tabel. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H0 : β = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hа : β ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen.
57
5. Uji Koefisien Determinasi (R2 ) Koefisien determinasi (R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerapkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variasi variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat teratas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependenImam Ghozali (2009:87). E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen DPR
(Dividend Payout Ratio)
a. Deviden kas merupakan deviden yang dibayarkan secara tunai oleh perusahaan kepada setiap pemegang saham. Pada waktu rapat pemegang saham perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash devidend. Perusahaan hanya berkewajiban
membayar
mengumumkan akan
deviden
setelah
perusahaan
tersebut
membayar deviden. Deviden dibayarkan kepada
pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham. Berikut ini pengertian dan rumus variabel dependen dan independent menurut Warsono (2003), dsevidend payout ratio yaitu deviden kas tahunan dibagi laba tahunan atau deviden per lembar saham dibagi laba per lembar saham. Untuk menghitung besarnya devidend payout ratio digunakan rumus berikut:
58
DPR = deviden tunai per lembar Laba per Lembar Saham
Perusahaan dengan rasio penahanan laba tinggi (DPR rendah) pada umumnya mempunyai tingkat pertumbuhan lebih tinggi daripada perusahaan dengan rasio penahanan lebih rendah (DPR tinggi). 2. Variabel Independen a. Current Ratio Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Variabel manifest ini diberi simbol 𝑋1 . Secara matematis current ratio dapat dihitung dengan rumus: CR =
Aset lancar Hutang lancar
Besarnya hasil perhitungan rasio lancar menunjukan besarnya kewajiban lancar yang dijamin dengan aktiva lancar. Ini berarti semakin besar rasio lancar, maka likuiditas perusahaan semakin tinggi.
59
b. Quick Ratio (QR) Quick ratio menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau hutang lancar (hutang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory). Variabel manifest ini diberi simbol 𝑋2 . Secara matematis, quick ratio dapat dihitung dengan rumus:
QR = Aset lancar – persediaan Kewajiban lancar
besarnya hasil perhitungan rasio cepat menunjukan besarnya kewajiban lancar yang dijamin dengan aktiva lancar di luar persediaan. Dengan karakteristiknya bahwa aktiva lancar di luar persediaan relatif mudah dicairkan, maka jaminan likuiditas perusahaan dengan indikator ini lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, semakin tinggi rasio cepat, faktor keamanan bagi perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya akan semakin tinggi. c. Inventory Turn Over Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. Rumusan untuk mencari inventory turn over adalah:
ITO =
Penjualan Persediaan
60
Besarnya hasil perhitungan ITO menunjukan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang dagang, semakin tinggi ITO maka akan semakin cepat persediaan perusahaan menjadi kas atau piutang. d. Total Assets Turn Over (TATO) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan aktiva perusahaan dalam menciptakan penjualan. Untuk menghitung besarnya TATO digunakan rumus berikut:
TATO =
Penjualan Total aktiva
Besarnya hasil perhitungan rasio perputaran aktiva total menunjukan tingkat kecepatan seluruh aktiva perusahaan menjadi kas atau piutang. Semakin tinggi rasio perputaran seluruh aktiva, maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. e. Return on Assets (ROA) Return on asset merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efektivitas manajemen. Variabel manifest ini diberi simbol 𝑋5 . Kasmir (2009: 203) untuk mengukur return on assset dapat dihitung dengan rumus: Roa
=
Laba setelah pajak Total aktiva
61
Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, begitu juga sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. f. Earning per Share(EPS) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.Besarnya hasil perhitungan laba per lembar saham menunjukan laba yang dapat dibukukan oleh perusahaan untuk setiap unit saham biasa yang digunakannya. Rumus yang digunakan dalam mengitung EPS yaitu sebagai berikut:
EPS =
Laba saham biasa Jumlah lembar saham beredar
g. Debt to Asset Ratio (DAR) Debt to asset ratio merupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. variabel manifest ini diberi simbol 𝑋7 . Menurut Kasmir (2009: 156). Semakin tinggi rasio utang suatu perusahaan mengindikasikan bahwa dengan struktur modal tersebut, resiko keuangan yang ditanggung para pemegang saham biasa semakintinggi. Rumus yang digunakan untuk menghitung debt to asset ratio adalah:
62
DAR =
Total hutang Total aktiva
h. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang denga ekuitas. Variabel manifest ini diberi simbol 𝑋8 . Tingkat penggunaan hutang dari suatu perusahaan dapat ditunjukan oleh salah satunya menggunakan rasio hutang terhadap ekuitas (DER), yaitu rasio jumlah hutang terhadap jumlah modal sendiri. Semakin tinggi DER mengindikasikan bahwa dengan stuktur modal tersebut, resiko keuangan yang ditanggung oleh para pemegang saham biasa semakin tinggi. Dalam mengukur debt to equity ratio dapat dengan rumus:
DER =
Total hutang Ekuitas pemilik
63
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Jakarta Islamix Index Pasar modal syariah (Islamic Stock Exchange) adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaanpublicyang berkaitan dengan efek yang diterbitkan serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya tidak bertentangan dengan syariat Islam (Rodoni dan Hamid: 2008,123). Di Indonesia secara historis keberadaan pasar modal syariah dimulai dan diperkenalkan pada pertengahan tahun 1997 melalui instrumen reksadana syariah. Berkat adanya kerja sama antara PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan PT Danareksa Investment Manajement (DIM) pada bulan juli 2000 berhasil dibentuk Jakarta Islamic Index (JII). Kemudian pembentukan ini diikuti dengan peluncuran Obligasi Syariah Mudharabah oleh PT Indosat di penghujung tahun 2002. Namun secara resmi, peluncuran pasar modal syariah di Indonesia terjadi pada tanggal 14 dan 15 Maret 2003, setelah melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Badan Pengawas Pasar Modal dengan Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (Burhanuddin, 2010:132). Fungsi pasar modal syariah menurut MM.Metwally adalah sebagai berikut: (Heri Sudarsono, 2008:186).
64
a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya. b. Memungkinkan bagi pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan likuiditas. c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya. d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga saham. e. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagimana tercermin pada harga saham. Instrumen yang dilarang dalam pasar modal syariah menurut Abdul Hamid (2009:48) diantaranya sebagai berikut: a. Saham Istimewa (Preferred Stock) Saham istimewa adalah saham yang memberikan hak lebih besar daripada saham biasa dalam deviden pada waktu perseroan dilikuiditas. b. Forward Contract Forward contract merupakan salah satu jenis transaksi yang diharamkan bertentangan dengan syariah. Forward contract merupakan bentuk jual beli hutang yang didalamnya terdapat unsur riba, sedangkan transaksi jual beli dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo.
65
c. Option Option adalah transaksi yang tidak disertai dengan underlying asset atau real aset, dengan kata lain objek yang ditransaksikan tidak dimiliki oleh pihak penjual. Option termasuk dalam kategori gharar (penipuan/spekulasi) dan maysir (judi). d. Transaction Margin on Trading Transaksi ini adalah dimana pembeli membayar sebagian harga secara tunai, yang sisanya dilunasi dari pinjaman kepada bank melalui perantara dengan syarat surat berharga tersebut dijadikan jaminan bagi pialang untuk melunasi harga pinjaman. e. Transaction Short – Shelling Transaksi ini merupakan suatu bentuk transaksi jual beli dimana penjualan terhadap surat berharga yang belum dimiliki pada waktu akad. Ruang lingkup kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengan prinsip hukum Islam adalah (Ahmad Rodoni, 2009:73). a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. b. Usaha
lembaga
keuangan
konvensional
(ribawi)
termasuk
perbankan dan asuransi konvensional. c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram. d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta menyediakan barang-barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. 66
Dalam rangka kegiatan pasar modal syariah ada beberapa lembaga penting yang sacara langsung terlibat dalam kegiatan pengawasan dan perdagangan, yaitu: BAPEPAM, Dewan Syari’ah Nasional (DSN), Bursa Efek, Perusahaan Efek, Emiten, profesi dan lembaga penunjang pasar modal serta pihak terkait lainnya. Khususnya untuk kegiatan pengawasan akan dilakukan secara bersama oleh BAPEPAM dan DSN. Adapun tahapan atau seleksi untuk saham yang masukdalam index syariah antara lain (Heri Sudarsono, 2008:201): a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan kecuali termasuk dalam 10 kapitalis besar). b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%. c. Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-ratakapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir. d. Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan tingkat likuiditas rata – rata nilai perdagangan regurel selama satu tahun terakhir. Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan komponen index pada awal bulan januari dan juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan di monitor secara terus-menerus
67
berdasarkan data-data public dan media. Index harga saham setiap hari dihitung menggunakan harga saham terahir yang tersedia di bursa. 2. Instrumen Saham Syari’ah Menurut (Nurul dan Mustafa: 2007) saham merupakan surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang melakukan penawaran umum (go public) dalam nominal ataupun persentase tertentu. Sedangkan menurut (Andri: 2009) saham atau stock merupakan surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan terbatas. Sedangkan saham syariah adalah sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Dalam islam, saham pada hakikatnya merupakan modifikasi sistem persekutuan modal dan kekayaan, yang dalam istilah fiqh dienal dengan nama syirkah. Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan antara saham syariah dan non syariah, Namun saham dibedakan menurut kegiatan usaha dan tujuan pembelian saham tersebut. Saham menjadi halal jika dikeluarkan oleh perusahaan yang egiatan usahanya bergerak di bidang yang halal atau dalam niat pembelian saham untuk invetasi bukan spekulasi. Agar lebih aman, saham yang dilisting dalam Jakarta Islamic Index merupakan saham – saham yang insya Allah sesuai syariah, dikataan demikian karena emiten yang terdaftar dalam
Islamic
Index
akan
selalu
mengalami
proses
penyaringan
(Burhanuddin, 2010:136).
68
B. Analisis dan Pembahasan Analisis data di lakukan dengan cara yakni analisis deskriptif dan model regresi linear berganda, data yang tersedia untuk variabel dependen yaitu Devidend Payout Ratio dan variabel independen yang terdiri dari Likuiditas (CR, QR), Aktivitas (TATO, ITO), Profitabilitas (ROA, EPS), dan Struktur Modal (DAR, DER). Analisis dilakukan dengan menguji pengaruh kedelapan variabel independen terhadap variabel dependen Devidend Payout Ratio secara ssimultan melalui Uji F, secara parsial melalui Uji T dan untuk mengetahui variabel mana yang lebih dominan mempengaruhi Devidend Payout Ratio. Analisis pertama yang dilakukan adalah memilih perusahaan yang sesuai dengan kriteria sampel yaitu perusahaan yang terdaftar (listed) di Jakarta Islamic Index pada periode 2008 -2011, mempunyai data yang lengkap untuk variabel yang diteliti dan membagikan deviden selama periode penelitian. Data mengenai sampel dapat dilihat dalam lampitan 1. Setelah didapatkan data perusahaan yang akan dilakukan sampel kemudian dihitung data tersebut dapat dilihat pada lampiran 2 sampai 10. Dari data tersebut dilakukan uji f dan uji t dengan menggunakan model regresi linear berganda. Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dapat dilihat pada lampiran 11. Penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu metode pengamatan dengan maksud tertentu. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
69
data sekunder yang diperoleh dari pusat referensi pasar modal, www.idx.co.id dan alamat website dari setiap perusahaan. 1. Analisis Deskriptif Statistik
deskriptif
merupakan
statistik
yang
menggambarkan
fenomena atau karakteristik dari data. Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data, yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas dan Struktur Modal Terhadap Kebijakan Pembayaran Deviden Pada Perusahaan Jakarta Islamic Index. Analisis ini menjelaskan karakteristik target populasi terutama mencakup mean, standar eror,nilai ekstrim yaitu nilai minimum dan nilai maksimum serta standar deviasi. Tabel 4.3 Descriptive Statistics
N CR QR ITO TATO ROA EPS DAR DER DPR Valid N (listwise) (sumber: Data diolah)
Minimum Maximum 60 60 60 60 60 60 60 60 60
.01 .01 .10 .06 .03 250.00 .13 .22 .08
Mean
5.00 1.5028 3.70 1.0282 2.11 .8247 1.50 .7347 .52 .2010 1250.00 6.3575E2 .84 .3793 2.75 .9577 .74 .3544
Std. Deviation 1.18431 .80524 .56220 .42765 .11027 208.46531 .18969 .65370 .15484
60
70
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari (variabel independen) pada perusahaan Jakarta Islamic Index yang terdaftar di BEIkurung waktu penelitian selama 4 tahun yakni tahun 2008-2011 memiliki sampel sebanyak 60 data pengamatan (15 perusahaan X 4 tahun = 60 pengamatan). Dengan deskripsi dan nilai sebagai berikut: Current Ratio (CR) memiliki nilai rata-rata 1.5028 dan nilai standar deviasi sebesar 1.18431, nilai minimum dari Current Ratio 0.01, dan nilai maksimum sebesar 5.00. Nilai rata – rata yang lebih besar dari standar deviasi menunjukan bahwa data terdisatribusi dengan baik. Quick Ratio memiliki nilai rata - rata sebesar 1.0282 dan nilai standar deviasi sebesar 0.80524, nilai minimum dari Quick Ratio sebesar 0.01, dan nilai maksimum sebesar 3.70. Nilai rata – rata yang lebih besar dari standar deviasi menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik. Inventory Turn Over (ITO) memiliki nilai rata – rata sebesar 0.8247 dan nilai standar deviasi sebesar 0.56220, nilai minimum dari Inventory Turn Over sebesar 0.10 dan nilai maksimum sebesar 2.11. Nilai rata – rata yang lebih besar dari standar deviasi menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik. Total Asset Turn Over (TATO) memiliki nilai rata – rata sebesar 0.7347 dan nilai standar deviasi sebesar 0.42765, nilai minimum dari Total Asset Turn Over 0.06 dan nilai maksimum sebesar 1.50. Nilai rata – rata yang lebih besar dari standar deviasi menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik. Return on Asset (ROA) memiliki nilai rata – rata sebesar 0.2010 dan nila standar deviasi sebesar 0.11027, nilai minimum dari Return on Asset 0.03 dan
71
nilai maksimum 0.52. Nilai rata – rata yang lebih besar dari standar deviasi menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik. Variabel Earning per Share (EPS) memiliki nilai rata – rata sebesar 6.35752 dan nilai standar deviasi sebesar 208.46531, nilai minimum dari Earning per Share 250.00 dan nilai maksimum 1250.00. Nilai rata – rata yang lebih besar dibandingkan standar deviasi menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik. Debt Assset Ratio (DAR) memiliki nilai rata – rata sebesar 0.3793 dan nilai standar deviasi sebesar 0.18969, nilai minimum dari Debt Asset Ratio 0.13 dan nilai maksimum 0.84. Nilai rata – rata yang lebih besar dari standar deviasi menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik. Debt Equity Ratio (DER) memiliki nilai rata – rata sebesar 0.9577 dan nilai standar deviasi sebesar 0.65370, nilai minimum dari Debt Equity Ratio 0.22 dan nilai maksimum 2.75. Nilai rata – rata yang lebih besar dari standar deviasi menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik. Deviden Payout Ratio (DPR) memiliki nilai rata – rata sebesar 0.3544 dan nilai standar deviasi sebesar0.15484, nilai minimum dari Deviden Payout Ratio 0.08 dan nilai maksimum 0.74.Nilai rata – rata yang lebih besar dari standar deviasi menunjukan bahwa data terdistribusi dengan baik. a. Pembahasan terhadap model regresi linear berganda ini, agar valid perlu dilakukan uji asumsi klasik. Adapun yang harus dilakukan dan terpenuhi agar model terbebas dari asumsi klasik antara lain tidak terjadi:
72
b. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satunya dengan menggunakan analisis grafik. Cara yang paling sederhana adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data yang diteliti dengan distribusi yang mendekati distribusi normal sebagaimana terlihat pada gambar berikut: Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas
Dengan melihat tampilan grafik histogram, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal. Namun
73
demikian jika hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat memberikan hasil yang meragukan khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang handal adalah dengan melihat normal probability plot, dimana pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, sebagaimana di tampilkan pada gambar 4.2 berikut: Gambar 4.2
Berdasarkan grafik normal plot, menunjukan bahwa model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena pada grafik normal plot terlihat titik – titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal sehingga memenuhi asumsi normalitas. 74
Tabel 4.4 Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test CR N Normal Parametersa
QR
60 Mean
ITO
TATO
60
60
60
1.5028 1.0282
.8247
.7347
ROA 60
EPS
DAR 60
DER
DPR
60
60
60
.2010 6.35752 .3793
.9577
.3544
Std. .1896 1.18431 .80524 .56220 .42765 .11027 2.084652 .65370 .15484 Deviation 9 Most Extreme Absolute .147 .103 .134 .122 .098 .159 .151 .133 .113 Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.147 -.104
.099 -.103
.134 -.129
.110 -.122
.098 -.056
.159 .151 -.095 -.094
.133 -.130
.113 -.060
1.140
.798
1.039
.943
.759
1.232 1.171
1.029
.873
.148
.547
.231
.336
.611
.240
.430
.096
.129
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Berdasarkan tabel hasil uji kolmogorov smirnov diatas bahwa data variabel CR, QR, ITO, TATO, ROA, EPS, DAR, DER, dan DPR mempunyai nilai signifikan masing-masing berurutan sebesar 0.148, 0.547, 0.231, 0.336, 0.611, 0.096, 0.129, 0.240, 0.430 dimana hasilnya menunjukan tingkat signifikan lebih besar dari = 0,05. Hal ini berarti bahwa nilai data tersebut signifikan. Sehingga H0 diterima, artinya bahwa data berasal distribusi normal. 2. Uji Multikolinieritas Salah satu asumsi model regresi linier berganda adalah tidak terjadi korelasi yang signifikan antar variabel bebasnya.
75
Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas Coefficients Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constan t) CR
.548
1.824
QR
.744
1.344
ITO
.884
1.131
TATO
.645
1.550
ROA
.715
1.398
EPS
.890
1.123
DAR
.392
2.554
DER a. Dependent
.302
3.311
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa VIF berkisar antara 1.824 – 3.311 atau diatas 1 dan kurang dari 8 dan nilai tolerance berkisar antara 0.548 – 0.302 atau mendekati angka 1. Angka VIF dan tolerance tersebut menunjukan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antara variabel independen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini layak dipakai untuk melakukan pengujian dalam penelitian dan tidak terdapat problem multikolinieritas. 3. Uji Autokorelasi Tujuan pengujian autokorelasi adalah untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara anggota dari observasi yang disusun menurut time series atau cross section. Asumsi autokorelasi didefinisikan sebagai terjadinya korelasi diantara
76
data pengamatan, dimana muncul suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian diuji dengan uj i Durbin-Watson (DW-test). Berdasarkan output SPSS 16.00, maka hasil uji autokorelasi pada tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6 Output Durbin-Watson SPSS 16. Model Summaryb Model
R
1
.655a
Adjusted R Square
R Square .429
Std. Error of the Estimate
.339
DurbinWatson
.12587
2.072
a. Predictors: (Constant), DER, ITO, EPS, TATO, QR, ROA, CR, DAR b. Dependent Variable: DPR Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi berdasarkan tabel autokorelasi yang menyebutkan bahwa nilai Uji Durbin-Watson = 2.072 sedangkan dalam tabel DW untuk “k”=8 dan N=60 besarnya DW tabel: dl (batas luar) = 1,297; du (batas dalam) = 1,893; 4-du = 2,107; dan 4-dl = 2,703 maka dari perhitungan disimpulkan bahwa DW-test terletak pada daerah uji. Hal ini dapat dilihat pada gambar Tabel 4.7 Hasil Uji Durbin Watson Hipotesis Nol Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
Keputusam Tolak Tidak ada kesimpulan Tolak Tidak ada kesimpulan Tidak terjadi autokorelasi
Jika 0 < 1.941 < 1.297 1.297<1.941<1.893 4-1.297<1.941<4 4-1.893<1.941<4-1.297 1.893<2.072<4-1.893
77
4. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka dapat disebut
Homoskedastisitas.
Model
regresi
yang
baik
adalah
yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi Heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran. Dalam penelitian ini untuk melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dan residualnya SRESID. Deteksi ada tau tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisis: a. jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas. b. jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
78
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik – titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Deviden payout ratio berdasarkan masukan variabel independen Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Strukturm Modal (DAR,DER).
2. Analisis Regresi Linier Berganda Dari hasil analisis uji asumsi klasik didapatkan hasil bahwa semua variabel yang diteliti terbebas dari gejala multikolinearitas. Setelah dilakukan uji asumsi
79
klasik yang dilakukan dengan hanya menggunakan satu variabel dependen yaitu deviden payout ratio dan delapan variabel independen yaitu Likuiditas (CR,QR), Aktivitas
(ITO,TATO),
Profitabilitas
(ROA,EPS),
dan
Struktur
Modal
(DAR,DER). C. Model Regresi Tabel 4.8 Hasil Uji T Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
.035
.094
CR
.004
.019
QR
.063
ITO
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
.374
.710
.032
.221
.826
.548
1.824
.024
.325
2.651
.011
.744
1.344
.017
.031
.060
.534
.596
.884
1.131
TATO
-.064
.048
-.177
-1.347
.184
.645
1.550
ROA
.779
.176
.555
4.432
.000
.715
1.398
9.2155
.000
.124
1.106
.274
.890
1.123
DAR
.149
.138
.183
1.082
.284
.392
2.554
DER
.011
.046
.047
.242
.810
.302
3.311
EPS
a. Dependent Variable: DPR
Y = 0.035 + 0.004X1 + 0.063X2 + 0.017X3 - 0.064X4 + 0.779X 5 + 9.215X6 + 0.149X7 + 0.011X8
80
D. Hasil Uji F Tabel 4.9 Hasil Uji F ANOVAb Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
.607
8
.076
Residual
.808
51
.016
1.415
59
Total
F
Sig.
4.786
.000a
a. Predictors: (Constant), DER, ITO, EPS, TATO, QR, ROA, CR, DAR b. Dependent Variable: DPR
Pengujian secara simultan pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa variabel independen
Likuiditas
(CR,QR),
Aktivitas
(ITO,TATO),
Profitabilitas
(ROA,EPS) dan Struktur Modal (DAR,DER) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen deviden payout ratio. F tabel = Fα (k-1) , (n-k) = F 0.05 (9-1), (60-9) = F 0.05 (8), (51=2.13) Berdasarkan nilai F hitung pada printout diperoleh nilai sebesar 4.786, dengan demikian dapat diketahui bahwa F hitung (4.786) lebih besar dari F tabel (2.13), karena F hitung lebih besar dari F tabel maka, Ho ditolak. Dari nilai signifikan F juga diperoleh nilai 0.000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Karena nilai signifikan lebih kecil dari α maka Ho ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan
81
bahwa secara simultan seluruh variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dividen payout ratio. Hasill ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Didik Indarwati (2007). Dalam penelitiannya mengenai profitabilitas sebagai penentu kebijakan dividen di Bursa Efek Indonesia, menghasilkan bahwa pengaruh secara parsial variabel ROA yang berpengaruh signifikan pada level kurang dari 5% (ditunjukan dengan sig.F 0.032). E. Hasil Uji t Tabel 4.10 Hasil uji T Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
.035
.094
CR
.004
.019
QR
.063
ITO
Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
Tolerance
VIF
.374
.710
.032
.221
.826
.548
1.824
.024
.325
2.651
.011
.744
1.344
.017
.031
.060
.534
.596
.884
1.131
TATO
-.064
.048
-.177
-1.347
.184
.645
1.550
ROA
.779
.176
.555
4.432
.000
.715
1.398
9.215E5
.000
.124
1.106
.274
.890
1.123
DAR
.149
.138
.183
1.082
.284
.392
2.554
DER
.011
.046
.047
.242
.810
.302
3.311
EPS
a. Dependent Variable: DPR
82
2. Pengujian Hipotesis Pembahasan didalam penelitian ini menggunakan satu variabel dependen yaitu DPR dan delapan variabel independen yaitu Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER). a. Pengaruh antara CR dengan Dividend Payout Ratio Karena nilai t-hitung 0.221 lebih kecil dari t-tabel 2.0003, maka Ho diterima. Nilai sig 0.826 lebih besar dari = 0.05, maka Ho diterima. Artinya CR tidak mempunyai pengaruh terhadap DPR. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tita (2009) menyatakan bahwa CR tidak berpengaruh terhadap DPR. b. Pengaruh QR dengan Dividend Payout Ratio Karena nilai t-hitung 2.651 lebih besar dari t-tabel 2.0003, maka Ho ditolak. Nilai sig 0.011 lebih kecil dari = 0.05, maka Ho ditolak. Artinya QR mempunyai pengaruh terhadap DPR. Hal ini sejalan dengan penelitian Didik (2007) yang menyatakan terdapat pengaruh QR terhadap DPR. c. Pengaruh ITO dengan Dividend Payout Ratio Karena nilai t-hitung 0.534 lebih kecil dari t-tabel 2.0003, maka Ho diterima. Nilai sig 0.596 lebih besar dari = 0.05, maka Ho diterima. Artinya ITO tidak mempunyai pengaruh terhadap DPR. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tita (2009) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh ITO terhadap DPR
83
d. Pengaruh TATO dengan Dividend Payout Ratio Karena nilai t-hitung -1.347 lebih kecil dari t-tabel 2.0003, maka Ho diterima. Nilai sig 0.184 lebih besar dari = 0.05, maka Ho diterima. Artinya TATO tidak mempunyai pengaruh terhadap DPR. Hal ini sejalan dengan penelitian Dwi Purwanti dan Peni Sawitri (2008) yang mengatakan bahwa TATO tidak berpengaruh terhadap DPR. e. Pengaruh ROA dengan Dividend Payout Ratio Karena nilai t-hitung 4.432 lebih besar dari t-tabel 2.0003, maka Ho ditolak. Nilai sig 0.000 lebih kecil dari = 0.05, maka Ho ditolak. Artinya ROA mempunyai pengaruh terhadap DPR. Hal ini sejalan dengan penelitian Didik Indarwati (2007) yang menyatakan bahwa ROA mempunyai pengaruh terhadap DPR. f. Pengaruh EPS dengan Dividend Payout Ratio karena nilai t-hitung 1.106 lebih kecil dari t-tabel 2.0003, maka Ho diterima. Nilai sig 0.274 lebih besar dari = 0.05, maka Ho diterima. Artinya EPS tidak mempunyai pengaruh terhadap DPR. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Agung Satmoko dan Sri Isworo Ediningsih (2009) yang menyatakan bahwa EPS tidak mempunyai pengaruh terhadap DPR. g. Pengaruh DAR dengan Dividend Payout Ratio Karena nilai t-hitung 1.082 lebih kecil dari t-tabel 2.0003, maka Ho diterima. Nilai sig 0.284 lebih besar dari = 0.05, maka Ho diterima. Artinya DAR mempunyai pengaruh terhadap DPR. Hal ini sesuai dengan Agung Satmoko
84
dan Sri Isworo Ediningsih (2009) yang menyatakan bahwa DAR tidak mempunyai pengaruh terhadap DPR. h. Pengaruh DER dengan Dividend Payout Ratio Karena nilai t-hitung 0.242 lebih kecil dari t-tabel 2.000, maka Ho diterima. Nilai sig 0.810 lebih besar = 0.05, maka Ho diterima. Artinya DER tidak mempunyai pengaruh terhadap DPR. Hasil ini sesuai dengan penelitian Michell (2009) yang menyatakan bahwa DER tidak terdapat pengaruh terhadap DPR. F. Uji DW Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi (𝑅 2 ) Model Summaryb
Model
R
R Square
1
.655a
.429
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.339
DurbinWatson
.12587
2.072
a. Predictors: (Constant), DER, ITO, EPS, TATO, QR, ROA, CR, DAR b. Dependent Variable: DPR Berdasarkan tabel 4.11 kedelapan variabel bebas tersebut diperoleh 𝑅 2 atau nilai koefisien determinasi (adjusted 𝑅 2 ) sebesar 0.339 atau 33.9%. Hal ini berarti bahwa hanya 33.9% dari variabel dependen yaitu dividen kas dapat dijelaskan oleh
variabel
Likuiditas
(CR,QR),
Aktivitas
(ITO,TATO),
Profitabilitas
(ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER) sedangkan sisanya yaitu sebesar 66.1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model yang diuji dalam penelitian ini, misalnya ROE, ROI, DTA, PBV, NPM dan PER
85
G. Interpretasi Hasil Penelitians Y = 𝐚 + 𝐛𝟏 𝐗 𝟏 + 𝐛𝟐 𝐗 𝟐 + 𝐛𝟑 𝐗 𝟑 + 𝐛𝟒 𝐗 𝟒 + 𝐛 𝟓 𝐗 𝟓 + 𝐛𝟔 𝐗 𝟔 + 𝐛𝟕 𝐗 𝟕 + 𝐛𝟖 𝐗 𝟖 + e Y = 0.035 + 0.004X1 + 0.063X2 + 0.017X3 - 0.064X4 + 0.779X 5 + 9.215X6 + 0.149X7 + 0.011X8 Dari hasil persamaan tersebut menunjukan bahwa selama periode penelitian konstanta sebesar 0.035 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka rata – rata dividen kas yang didapat oleh pemegang saham sebesar 0.035 rupiah. Sedangkan tanda positif pada CR, QR, ITO, ROA, EPS, DAR dan DER sesuai dengan konsep teori yang mendasarinya, dimana jika CR,QR, ITO, ROA, EPS, DAR dan DER semakin meningkat maka DPR juga meningkat. Sementara variabel TATO yang bertanda negatif menunjukan hubungan dengan DPR juga negatif. TATO menunjukan jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva. Hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Dengan demikian semakin tinggi rasio perputaran TATO menunjukan bahwa investasi yang ditanamkan dalam kas rendah. 1. Interpretasi pengaruh Likuiditas (CR) terhadap DPR Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar (0.221) dengan hasil nilai signifikan sebesar 0.826. Karena nilai signifikan lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, dimana tidak ada pengaruh antara variabel CR dengan variabel DPR. Alasan CR mempunyai tanda positif, karena semakin meningkatnya rasio CR maka akan berpendapat pada pendapatan perusahaan. Hal ini bisa terjadi dikarenakan perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek, sehingga bila nilai rasio
86
Likuiditas meningkat, maka kemampuan perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dan laba pun akan meningkat. Hal ini mempengaruhi keputusan dividen, dimana dividen akan diberikan apabila perusahaan memiliki laba. 2. Interpretasi pengaruh Likuiditas (QR) terhadap DPR Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar (2.651) dengan hasil nilai signifikan sebesar 0.011. karena nilai signifikan lebih bkecil dari 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh antara variabel QR dengan variabel DPR. Alasan QR mempunyai tanda positif, karena semakin meningkatnya QR maka akan berdampak pada keamanan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pun semakin tinggi. 3. Interpretasi pengaruh Aktivitas (ITO) terhadap DPR Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar (0.534) dengan hasil nilai signifikan sebesar 0.596. Karena nilai signifikan lebih besar dari 0.05 maka hipotesis Ha ditolak dan Ho diterima berarti tidak ada pengaruh antara variabel ITO dengan variabel DPR, dimana besarnya hasil perhitungan ITO menunjukan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas. Karena ITO mempunyai tanda positif maka semakin tinggi ITO akan semakin cepat persediaan perusahaan menjadi kas, sehingga hal ini mempengaruhi keputusan dividen. 4. Interpretasi pengaruh Aktivitas (TATO) terhadap DPR Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar (-1.347) dengan hasil nilai signifikan sebesar 0.184. Karena nilai signifikan lebih besar dari 0.05 maka hipotesis Ho diterima dan Ha ditolak berarti tidak
87
ada pengaruh antara variabel TATO dengan variabel DPR. TATO menunjukan tingkat jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva. Hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Dengan demikian semakin tinggi rasio perputaran TATO menunjukan bahwa investasi yang ditanamkan dalam kas rendah. 5. Interpretasi pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap DPR Dari hasil perhitungan secara parsial diperoleh nilai t hitung (4.432) dengan hasil nilai signifikan sebesar 0.000. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 maka hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada pengaruh antara variabel ROA dan variabel DPR. Alasan ROA mempunyai tanda positif, karena semakin meningkatnya rasio ROA maka berdampak pada pendapatan perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori Weston dan Brigham yang menyatakan bahwa pemegang saham (investor) dalam jangka panjang akan melihat keuntungan yang benar – benar akan diterima dalam bentuk dividen. Semakin tinggi ROA berarti semakin efektif aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Dengan semakin besarnya laba yang diperoleh perusahaan maka perusahaan mempunyai potensi yang lebih besar untu membagikan dividen kepada para pemegang saham. 6. Interpretasi pengaruh Profitabilitas (EPS) terhadap DPR Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar (1.106) dengan nilai signifikan sebesar 0.274. Karena nilai signifikan lebih besar dari 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima berarti tidak ada pengaruh antara variabel EPS dan variabel DPR. Sesuai dengan teori yang dipaparkan
88
dalam bab sebelumnya, apabila EPS meningkat berarti manajemen dalam perusahaan berhasil memuaskan pemegang saham. Hal ini dikarenakan pembentukan perhitungan rasio – rasio keuangan terutama EPS merupakan pembentukan nilai jangka pendek. Dimana perubahan EPS secara langsung dipengaruhi oleh harga saham. Sehingga apabila dilakukan perhitungan nilai EPS secara realtime pada perdagangan saham, perubahan EPS akan berbanding lurus dengan perubahan harga saham. Yang artinya setiap perubahan harga saham akan secara langsung mempengaruhi perubahan nilai EPS. 7. Interpretasi pengaruh Struktur Modal (DAR) terhadap DPR Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung sebesar (1.082) dengan hasil nilai signifikan sebesar 0.284. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima berarti tidak ada pengaruh antara variabel DAR dengan variabel DPR. Alasan DAR mempunyai tanda positif, karena semakin tinggi ratio utang suatu perusahaan mengindikasikan bahwa rasio keuangan yang ditanggung para pemagang saham biasa pun semakin tinggi. 8. Interpretasi pengaruh Struktur Modal (DER) terhadap DPR Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai t hitung (0.242) dengan hasil nilai signifikan 0.810. Karena nilai signifikan lebih besar dari 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel DER dengan variabel DPR. Alasan DER mempunyai tanda positif, karena dengan besarnya jumlah utang yang dimiliki perusahaan maka perusahaan dapat melakukan kebijakan dividen. Sehingga peningkatan nilai ratio DER akan memiliki nilai searah. 89
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang talah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan uji f disimpulkan bahwa variabel Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER) secara simultan berpengaruh terhadap DPR pada tingkat signifikan dengan probabilitas sebesar 0,000 dan f-hitung sebesar 4.786. Nilai 𝑅 2 atau nilai koefisien determinasi adalah sebesar 33.9% dari variabel dependen yaitu dividen payout ratio dapat dijelaskan oleh variabel independen Likuiditas (CR,QR), Aktivitas (ITO,TATO), Profitabilitas (ROA,EPS), dan Struktur Modal (DAR,DER) sedangkan sisanya yaitu 66.1% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti. 2. Berdasarkan analisi regresi berganda dengan menggunakan uji-t bahwa variabel CR, ITO, TATO, EPS, DAR dan DER secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap DPR, sedangkan variabel QR dan ROA secara parsial berpengaruh terhadap DPR pada tingkat signifikan 0.05.
90
3. Implikasi Peneliti menyadari ssepenuhnya, bahwa masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1. pemilihan variabel yang diduga berpengaruh terhadap kebijakan divien hanya terdiri dari delapan aspek saja (current ratio, quick ratio, inventory turnover, total assets turnover, return on assets, earning per share, debt to assets ratio, debt to equity ratio). Hal ini memungkinkan terabaikannya variabel lain yang justru dapat mempunyai lebih pengaruh terhadap kebijakan dividen. 2. Periode pengamatan yang hanya empat tahun yaitu dari tahun 2008 sampai dengan 2011, sehingga data tidak dapat menjelaskan proyeksi kebijakan jangka panjang dan sampel yang diperoleh adalah jumlahnya terbatas.
91
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Kamarudin. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Jakarta, Rineka Cipta, 2004. Ambarwati, Sri Dwi Ari. Manajemen Keuangan Lanjut.Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010. Astuti, Dewi. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta, Ghalia Indonesia, 2004. Asril, Arilaha Muhammad. Pengaruh Free Cash Flow, Likuiditas, Profitabilitas dan Kebijakan Hutang Terhadap Kebijakan Deviden. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No. 1, hal 78-87,2009. Atmaja, Lukas Setia. Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: Andi, 2008. Brigham, Eugene. F and Joel F. Houston. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan, Edisi Indonesia, Buku II. Jakarta: Erlangga, 2001. Burhanuddin. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah.Yogyakarta, Ilmu, 2010.
Graha
Deitiana, Tita. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Deviden Kas. VolII, Jurnal Bisnis dan Akuntasi, Jakarta, 2009. Fadah, Isti. Analisis Faktor-Faktor Penentu Kebijakan Deviden Kas Dan Biaya Keagenan Serta Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta). The 1st PPM National Conference on Management Research “Manajemen di Era Globalisasi” Sekolah Tinggi Manajemen PPM, 2007. Fadhila, Akbar Riza dan Prima Naomi. Bukti Empiris Pensinyalan Deviden Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 20022006. Jurnal Eksekutif, Vol. 6, No. 1, 2009. Fahmi, Irham. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta, 2011. Faizal, Henry Noor. Investasi. Jakarta, PT Index, 2009. Fauz, Ahmad dan Rosidi. Pengauh Aliran Kas Bebas, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang dan Colleteral Assets Terhadap Kebijakan Deviden. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol. 8, No. 2, 2007. Ghozali, Imam.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2004. 92
Gujarati, Damodar N.“Basic Econometrics. Singapore”: Mc Graw Hill, Inc.1995. Hamid, Abdul. Buku Panduan Penulisan Skripsi.Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN 2010. Halim, Abdul. Analisis Investasi. Jakarta, Salemba Empat, 2005. Hamid, Abdul. Pasar Modal Syariah. Cet 1. Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009. Hasnawati, Sri. Analisis Dampak Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta. Vol. 13, No. 2. 2008. Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Ed Revisi, Cet 2, Jakarta, Kencana, 2007. Husnan, Suad. Manajemen Keuangan (Teori dan Penerapan) Keputusan Jangka Panjang. Yogyakarta, BPFE, 1996. Indarwanta, Didik. Profitabilitas Sebagai Penentu Kebijakan Pembayaran Deviden. Vol. II, Jurnal, Yogyakarta, 2007. Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Ed. 1-2, Jakarta, Rajawali Pers, 2009. Keown, Arthur J. Manajemen Keuangan: Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Edisi Kesembilan. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2007. Kuncoro, Mudrajad. Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: UPP AMP KPN, 2009. Martono. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta, EKONISIA, 2010. Merton, H. Miller dan Franco Modigliani. Dividen Policy, Grow, and The Valiation og Share. Journal pf Bisiness, October, 1961. Metha, Anupam. An Empirical Analysis of Determinants of Dividend PolicyEvidence from the UAE Companies. Dubai, Institute of Management Technology, 2012. Moeljadi. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Jilid 1, Malang, Bayumedia Publishing, 2006. Mohamed Norhayati, Wee Shu Hui, dan Normah Hj Omar. Empirical Analysis of Determinants of Dividend Payment: Profitability and Liquidity. Institute&Faculty og Accountancy, Malaysia,2009.
93
Myron, J. Gordon dan John Lintner. Distribution of Incomes of Corporations Among Dividend Retained Earning and Texas. American Economics Review, 1956. Nasaruddin, Irsan, Indra Surya, dan Ivan Yustiavan. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta, Kencana, 2008. Prawironegoro, Darsono. Manajemen Keuangan: Pendekatan Praktis Kajian Pengambilan Keputusan Bisnis Berbasis Analisis Keuangan. Jakarta, Nusantara Consulting, 2009. Purwanti, Dwi dan Peni Sawitri. Dampak Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Deviden. Jakarta. 2008. Riyanto, Bambang. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Cet 7. Yogyakarta, BPFE, 2001. Rodoni, Ahmad. Analisis Teknikal dan Fundamental Pada Pasar Modal. Jakarta, Center For Social Ekonomics Studies (CSES), 2005. Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah. Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009. Rodoni, Ahmad. Dan Abdul Hamid. Lembaga Keuangan Syariah, Cet 1, Jakarta, Zikrul Hakim, 2010. Satmoko, Agung dan Sri Isworo Ediningsih. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Deviden Kas pada Peusahaan Manufaktur di BEI. Surabaya, FE UPN, 2009. Setiady, Akbar dan Husaini Usman. Pengantar Statistika. Jakarta, Bumi Aksara, 2006. Shanti, J.C., Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Sebelum dan Sesudah Pembayaran Deviden Kas. Vol. 21, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Surabaya, 2010. Sharpe, F. William dan Gordon, J. Alexsander. Investasi. Jakarta, PT Index Kelompok Gramedia, 2005. Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. FEUI, Jakarta, 2001. Sjahrir, Analisis Bursa Efek. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 1995. Sjahrial, Darmawan. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta, Mitra Wacana Media, 2006. Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Kencana, Jakarta, 2009. 94
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta, 2008. Suharli, Michelll. Studi Empiris Mengenail Pengaruh Profitabilitas, Laverage, Dan Harga Saham Terhadap Jumlah Deviden Tunai (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003). Jurnal MAKSI, Vol. 6, No. 2. 2007. Suhartini, Yati. Dampak Pegumuman Deviden Pada Pasar Saham (Studi Empiris Pada Pasar Saham Di BEI). Jurnal Akmenika Vol. 4. 2009. Suharyadi, dan Purwanto S.K. Statistik Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Ed Pertama, Jakarta, Salemba Empat, 2004. Suliyanto, “Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi dengan SPSS”. 2011. Triandaru. Sigit dan Totok Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta, Salemba Empat, 2006. Van Horne, James. C and John M. Wachowicz, Jr. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi 9, Edisi Indonesia.Jakarta, Salemba Empat, 1998. Warsini, Sabar. Manajemen Investasi. Jakarta, Semestra Media, 2009. Warsono. Manajemen Keuangan Perusahaan. Malang, Banumedia Publishing, 2003. Weston, J. Fred dan Copeland. Manajemen Keuangan. Jakarta, binarupa Aksara, 1996. Weston, J. Fred dan Eugene Brigham. Manajemen Keuangan. Edisi Tujuh, Buku II, Jakarta, Erlangga, 1985. Yulfansi. Hukum Pasar Modal. Jakart, IBLAM, 2005. www.google.com
95
Lampiran 1 PERUSAHAAN YANG LISTED DAN MEMBAGIKAN DIVIEN DI JII No
Nama Peusahaan
Kode
2008
2009
2010
2011
1
PT Astra Agro Lestari Tbk
AALI
505.00
905.00
830.00
995.00
2
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
ANTM
57.47
25.38
70.71
90.99
3
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
INTP
150.00
225.00
263.00
293.00
4
PT Kalbe Farma Tbk
KLBF
12.50
25.00
70.00
95.00
5
PT Semen Gresik (Persero) Tbk
SMGR
215.19
308.45
306.26
330.89
6
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
TLKM
296.94
288.06
322.59
371.05
7
PT United Tractors Tbk
UNTR
320.00
330.00
590.00
820.00
8
PT Unilever Indonesia Tbk
UNVR
315.00
399.00
444.00
250.00
9
PT Indo Tambangraya Megah Tbk
ITMG
1.345.00
1.964.00
1.202.00
2.336.00
10
PT Sampoerna Agro Tbk
SGRO
90.00
45.00
108.00
87.30
11
PT PP London Sumatera Indonesia Tbk
LSIP
208.00
209.00
61.00
100.00
12
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
WIKA
8.03
10.02
17.08
17.28
13
PT Alam Sutera Realty Tbk
ASRI
0.69
1.05
4.03
6.13
14
PT Bumi Resources Tbk
BUMI
50.60
27.68
41.78
14.31
15
PT Astra International Tbk
ASII
870.00
830.00
470.00
1.980.00
96
Lampiran 2 Data Mentah Tingkat Dividen Payout Ratio Perusahaan JII Tahun 2008-2011 No
Kode
DPR 2008
2009
2010
2011
1
AALI
0.27
0.11
0.40
0.62
2
ANTM
0.40
0.40
0.40
0.45
3
INTP
0.15
0.31
0.30
0.29
4
KLBF
0.14
0.18
0.27
0.62
5
SMGR
0.50
0.50
0.27
0.49
6
TLKM
0.56
0.34
0.25
0.48
7
UNTR
0.23
0.27
0.21
0.52
8
UNVR
0.51
0.50
0.50
0.63
9
ITMG
0.59
0.70
0.74
0.52
10
SGRO
0.38
0.30
0.45
0.30
11
LSIP
0.30
0.40
0.08
0.32
12
WIKA
0.30
0.30
0.35
0.25
13
ASRI
0.20
0.19
0.24
0.18
14
BUMI
0.14
0.29
0.31
0.15
15
ASII
0.38
0.33
0.13
0.37
97
Lampiran 3 Data Mentah Tingkat Current Ratio Perusahaan JII Tahun 2008-2011 No
Kode
CR 2008
2009
2010
2011
1
AALI
1.43
1.50
1.55
1.60
2
ANTM
1.01
2.35
3.81
3.91
3
INTP
0.17
0.25
0.37
0.50
4
KLBF
3.00
3.30
5.00
3.65
5
SMGR
1.90
2.76
2.81
2.84
6
TLKM
0.54
0.60
0.91
0.95
7
UNTR
1.63
1.65
1.56
1.71
8
UNVR
1.00
0.04
0.85
0.85
9
ITMG
1.49
1.97
1.83
2.36
10
SGRO
1.15
1.34
1.65
1.87
11
LSIP
1.70
1.40
2.39
4.83
12
WIKA
0.01
0.01
0.01
0.01
13
ASRI
0.02
0.02
0.01
0.01
14
BUMI
1.17
0.96
1.56
1.10
15
ASII
1.32
1.36
1.26
1.36
98
Lampiran 4 Data Mentah Tingkat Quick Ratio Perusahaan JII Tahun 2008-2011 No
Kode
QR 2008
2009
2010
2011
1
AALI
1.20
1.08
1.18
1.90
2
ANTM
2.12
0.30
0.79
0.37
3
INTP
0.15
0.02
0.09
0.06
4
KLBF
0.25
2.01
0.55
3.70
5
SMGR
2.06
1.10
1.35
1.50
6
TLKM
0.71
0.70
0.89
0.90
7
UNTR
1.39
1.59
1.70
1.68
8
UNVR
0.18
0.06
0.90
0.80
9
ITMG
1.50
2.56
1.97
2.40
10
SGRO
1.14
1.98
1.57
1.49
11
LSIP
1.37
2.61
0.40
0.21
12
WIKA
0.03
0.01
0.08
0.04
13
ASRI
0.34
0.05
0.01
0.06
14
BUMI
1.07
0.87
1.47
1.03
15
ASII
0.99
1.09
0.96
1.11
99
Lampiran 5 Data Mentah Tingkat Inventory Turnover Perusahaan JII Tahun 2008-2011 No
Kode
ITO 2008
2009
2010
2011
1
AALI
0.21
0.13
1.06
1.03
2
ANTM
1.09
0.27
0.71
0.61
3
INTP
0.15
1.08
1.19
1.23
4
KLBF
1.05
0.11
1.34
0.33
5
SMGR
1.06
1.54
1.60
1.65
6
TLKM
1.04
1.15
1.25
1.30
7
UNTR
2.01
2.06
2.09
2.11
8
UNVR
0.48
1.13
0.12
0.12
9
ITMG
0.35
0.29
0.10
1.09
10
SGRO
0.41
0.80
1.01
0.94
11
LSIP
0.63
0.62
0.13
1.12
12
WIKA
1.04
0.19
1.07
1.08
13
ASRI
0.28
0.69
1.09
1.05
14
BUMI
0.14
0.16
0.26
0.25
15
ASII
0.16
0.15
0.92
1.16
100
Lampiran 6 Data Mentah Tingkat Total Asset Turnover Perusahaan JII Tahun 2008-2011 No
Kode
TATO 2008
2009
2010
2011
1
AALI
1.25
0.98
1.06
0.08
2
ANTM
0.28
0.09
0.65
0.68
3
INTP
0.07
0.06
0.72
0.76
4
KLBF
1.38
1.50
0.62
1.34
5
SMGR
0.56
0.78
0.92
0.83
6
TLKM
0.50
0.66
0.34
0.69
7
UNTR
1.13
1.19
1.15
1.18
8
UNVR
0.54
1.20
1.19
1.25
9
ITMG
1.34
0.25
0.53
0.15
10
SGRO
1.06
0.06
0.08
0.92
11
LSIP
0.78
0.65
0.64
0.68
12
WIKA
1.13
1.15
0.95
0.93
13
ASRI
0.14
0.11
0.16
0.22
14
BUMI
0.06
1.04
1.05
1.04
15
ASII
1.12
0.11
1.07
1.03
101
Lampiran 7 Data Mentah Tingkat Return on Asset Perusahaan JII Tahun 2008-2011 No
Kode
ROA 2008
2009
2010
2011
1
AALI
0.40
0.22
0.23
0.33
2
ANTM
0.13
0.06
0.14
0.17
3
INTP
0.15
0.21
0.21
0.26
4
KLBF
0.12
0.14
0.18
0.24
5
SMGR
0.24
0.26
0.23
0.26
6
TLKM
0.12
0.12
0.12
0.20
7
UNTR
0.12
0.16
0.13
0.17
8
UNVR
0.37
0.41
0.39
0.52
9
ITMG
0.35
0.38
0.25
0.46
10
SGRO
0.29
0.18
0.22
0.22
11
LSIP
0.27
0.21
0.25
0.31
12
WIKA
0.04
0.06
0.08
0.00
13
ASRI
0.03
0.03
0.07
0.11
14
BUMI
0.19
0.06
0.11
0.08
15
ASII
0.19
0.18
0.19
0.17
102
Lampiran 8 Data Mentah Tingkat Earning Per Share Perusahaan JII Tahun 2008-2011 No
Kode
EPS 2008
2009
2010
2011
1
AALI
512.00
479.00
527.00
516.00
2
ANTM
780.00
650.00
890.00
1100.00
3
INTP
590.00
430.00
600.00
740.00
4
KLBF
365.00
400.00
597.00
832.00
5
SMGR
511.00
484.00
725.00
815.00
6
TLKM
690.00
755.00
1120.00
1200.00
7
UNTR
524.00
764.00
890.00
710.00
8
UNVR
473.00
515.00
845.00
985.00
9
ITMG
250.00
503.00
511.00
442.00
10
SGRO
490.00
609.00
712.00
610.00
11
LSIP
631.00
552.00
445.00
578.00
12
WIKA
515.00
618.00
507.00
498.00
13
ASRI
430.00
521.00
631.00
360.00
14
BUMI
505.00
599.00
620.00
514.00
15
ASII
553.00
697.00
980.00
1250.00
103
Lampiran 9 Data Mentah Tingkat Debt to Asset Ratio Perusahaan JII Tahun 2008-2011 No
Kode
DAR 2008
2009
2010
2011
1
AALI
0.18
0.15
0.15
0.17
2
ANTM
0.21
0.18
0.22
0.29
3
INTP
0.24
0.19
0.15
0.13
4
KLBF
0.24
0.26
0.18
0.21
5
SMGR
0.23
0.20
0.22
0.26
6
TLKM
0.52
0.49
0.43
0.41
7
UNTR
0.51
0.43
0.46
0.41
8
UNVR
0.49
0.52
0.50
0.53
9
ITMG
0.38
0.34
0.34
0.32
10
SGRO
0.27
0.21
0.25
0.27
11
LSIP
0.35
0.21
0.18
0.14
12
WIKA
0.75
0.71
0.70
0.73
13
ASRI
0.42
0.46
0.52
0.54
14
BUMI
0.60
0.78
0.75
0.84
15
ASII
0.50
0.45
0.48
0.51
104
Lampiran 10 Data Mentah Tingkat Debt to Equity Ratio Perusahaan JII Tahun 2008-2011 No
Kode
DER 2008
2009
2010
2011
1
AALI
0.45
1.21
1.19
0.34
2
ANTM
1.30
0.23
0.28
0.59
3
INTP
0.35
1.24
1.17
1.15
4
KLBF
1.40
0.39
0.23
0.27
5
SMGR
0.38
0.26
0.29
0.35
6
TLKM
1.40
1.22
0.98
0.69
7
UNTR
1.07
1.76
0.84
0.45
8
UNVR
0.99
1.10
1.18
1.15
9
ITMG
0.61
0.60
0.54
0.46
10
SGRO
1.43
0.36
0.34
0.36
11
LSIP
0.58
0.27
0.22
0.76
12
WIKA
2.15
2.65
2.43
2.75
13
ASRI
0.72
0.84
1.07
1.16
14
BUMI
1.02
2.10
2.15
2.35
15
ASII
1.21
0.31
1.10
1.02
105
Lampiran 11 Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
CR
60
.01
5.00
1.5028
1.18431
QR
60
.01
3.70
1.0282
.80524
ITO
60
.10
2.11
.8247
.56220
TATO
60
.06
1.50
.7347
.42765
ROA
60
.03
.52
.2010
.11027
EPS
60
250.00
1250.00 6.3575E2
208.46531
DAR
60
.13
.84
.3793
.18969
DER
60
.22
2.75
.9577
.65370
DPR
60
.08
.74
.3544
.15484
Valid N (listwise)
60
Lampiran 12 Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Variables Removed DER, ITO, EPS, TATO, QR, ROA, CR, DARa
Method
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: DPR Lampiran 13 Model Summaryb Model
R
1
.655a
R Square .429
Adjusted R Square .339
Std. Error of the Estimate .12587
DurbinWatson 2.072
a. Predictors: (Constant), DER, ITO, EPS, TATO, QR, ROA, CR, DAR b. Dependent Variable: DPR 106
Lampiran 14 ANOVAb Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
.607
8
.076
Residual
.808
51
.016
1.415
59
Total
F
Sig. .000a
4.786
a. Predictors: (Constant), DER, ITO, EPS, TATO, QR, ROA, CR, DAR b. Dependent Variable: DPR Lampiran 15
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.035
.094
CR
.004
.019
QR
.063
ITO
Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
.374
.710
.032
.221
.826
.548
1.824
.024
.325
2.651
.011
.744
1.344
.017
.031
.060
.534
.596
.884
1.131
TATO
-.064
.048
-.177
-1.347
.184
.645
1.550
ROA
.779
.176
.555
4.432
.000
.715
1.398
9.215E-5
.000
.124
1.106
.274
.890
1.123
DAR
.149
.138
.183
1.082
.284
.392
2.554
DER
.011
.046
.047
.242
.810
.302
3.311
EPS
a. Dependent Variable: DPR
107
Lampiran 16
Coefficient Correlationsa Model 1
DER Correlations DER
ITO
EPS
TATO
QR
ROA
CR
DAR
1.000
-.038
.169
-.446
.277
.229
.311
-.523
ITO
-.038
1.000
-.242
-.097
-.003
.185
.023
.185
EPS
.169
-.242
1.000
-.068
-.005
.032
-.061
-.195
TAT O
-.446
-.097
-.068
1.000
-.150
-.296
-.387
-.075
QR
.277
-.003
-.005
-.150
1.000
-.138
-.147
-.117
ROA
.229
.185
.032
-.296
-.138
1.000
.157
.179
CR
.311
.023
-.061
-.387
-.147
.157
1.000
.256
-.523
.185
-.195
-.075
-.117
.179
.256
1.000
-5.395E6.414E-7 5
.000
.000
.002
.000
-.003
-6.249E7
.000
-1.856E6
.001 1.359E-5
.001
DAR Covariances DER ITO EPS TAT O QR ROA CR DAR
.002 -5.395E5 6.414E-7
.001
-6.249E-2.714E- -9.000E-9.465E- -2.241E6.940E-9 4.693E-7 7 7 9 8 6 -2.714E7
.002
.000
-.002
.000
.000
.000
-1.856E- -9.000E6 9
.000
.001
.000
-6.460E5
.000
.002
.001 4.693E-7
-.002
.000
.031
.001
.004
-9.465E8
.000
-6.460E5
.001
.000
.001
-2.241E6
.000
.000
.004
.001
.019
.000
.000
.000 1.359E-5 -.003
.001
a. Dependent Variable: DPR
108
Lampiran 17
Residuals Statisticsa Minimum Maximum Predicted Value
Mean
Std. Deviation
N
.1732
.6571
.3544
.10139
60
-1.786
2.985
.000
1.000
60
.022
.071
.048
.011
60
.1596
.7133
.3548
.10363
60
-.26381
.30451
.00000
.11703
60
Std. Residual
-2.096
2.419
.000
.930
60
Stud. Residual
-2.266
2.517
-.002
1.001
60
-.30847
.32950
-.00042
.13597
60
-2.366
2.663
-.001
1.019
60
Mahal. Distance
.889
17.870
7.867
3.832
60
Cook's Distance
.000
.097
.018
.023
60
Centered Leverage Value
.015
.303
.133
.065
60
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: DPR
Lampiran 18
109
Lampiran 19
Lampiran 20
110
Lampiran 21
111
Lampiran 22
112
Lampiran 23
113