KEMAHIRAN MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 17 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/ 2013
ARTIKEL E-JOURNAL
Oleh SITI SUSAVITANAWATI NIM 090388201311
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2013
Kemahiran Menulis Pantun Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Bintan Tahun Ajaran 2012/2013 Oleh Siti Susavitanawati.
Jurusan
Pendidikan
Bahasa
dan
Sastra
Indonesia.
Dosen
Pembimbing 1. Drs. H. Said Barakbah Ali, M.M. Dosen Pembimbing 2. Drs. Wagiman, M.Pd.
[email protected]. Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemahiran menulis pantun menggunakan media gambar siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Bintan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah tes. Kemahiran menulis pantun menggunakan media gambar siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Bintan Tahun Ajaran 2012/ 2013 memperoleh rata-rata 79,6 dengan tingkat persentase 53%. Hasil tersebut menunjukkan kualifikasi baik. Kata Kunci : Menulis Pantun, Media Gambar Abstract Purpose of this study to describe the pantun writing skills using media images the junior high school. This research method is descriptive quantitative research method that is based on the philosophy of positivisme. Data collection techniques
that researchers use a
proficiency test. The pantun writing skill using media images the junior nigh school gained an average of 79,6 wait t a percentage rate of 53%. The result
showed a good
qualification. Keyword : writing the Pantun, Media Images
1. Pendahuluan Hal utama yang diajarkan pada pendidikan formal yaitu baca tulis. Hal tersebut tersebut tentunya sangat penting sebagai suatu landasan awal untuk pembelajaran selanjutnya. Kemahiran menulis juga menjadi sebuah keterampilan yang harus dimiliki siswa, baik itu menulis karangan ilmiah maupun bentuk lain, seperti sastra. Belajar pantun di sekolah sebenarnya merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan. Namun, tentu saja dengan pemaparan dan cara penyampaian materi yang baik serta menarik siswa merasa nyaman dan tidak bosan dalam belajar pantun. Seperti menggunakan media gambar, dari media yang diberikan siswa dapat mengembangkan imajinasinya untuk menciptakan sebuah pantun. Media gambar dapat diterapkan pada pembelajaran pantun, melalui gambar muncul sebuah ide untuk membuat sebuah pantun yang temanya tidak lari dari media yang ada. Tentunya ketepatan isi pantun haruslah sesuai dengan media yang telah tersedia. Hal ini bertujuan agar siswa lebih mahir dalam menulis pantun. Sehingga dapat diterapkan pada
kehidupan sehari-hari dan dilestarikan sebagai budaya dan tradisi melayu. Adapun penelitian yang releven sebagai rujukan peneliti tertera dengan judul sebagai berikut: 1. Muhammad Kurniawan, 2012. Kemampuan Menulis Pantun Berdasarkan Bait dan Rima Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bintan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menulis pantun berdasarkan bait dan rima termasuk pada klasifikasi sangat baik. 2. Muhammad Lahir, S041008020. Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun MelaluiMetode Quantum Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia (Penelitian Tindak Kelas Siswa Kelas VII SMPN 5 Pontianak Tahun Pelajaran 2011-2012). Tesia. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode Quantum Learning, dapat meningkatkan proses pembelajaran bahasa Indonesia dan menghasilkan peningkatan kemampuan menulis pantun siswa kelas VIIE SMPN 5 Pontianak. 2. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Bintan yang beralamat di Pulau Bintan Km.22 dari Tanjungpinang. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan mei 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme. Pada penelitian ini objek penelitian ada lima kelas, oleh karena itu dilakukan penelitian sampel. sampel penelitian ini di tentukan sebanyak 35% dari jumlah populasi sebanyak 139 siswa, yaitu 45 responden. Sampel tersebut diambil dengan cara proporsional random sampling. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil-hasil penelitian pada bab ini adalah pantun yang ditulis oleh siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Bintan sebanyak lima kelas dan skor yang diperoleh siswa menurut skala penilaian cerdas cermat pantun (Abdul Hajar, 2011. 84) sesuai kaidah pantun. Pantun dinilai masing-masing dua bait yang ditulis siswa. Skor perolehan pantun dapat dilihat pada tabel berikut ini: Daftar Pencapaian Hasil Tes No 1. 2. 3. 4. 5.
Klasifikasi
Skor
Sangat baik 85-100 Baik 70-84 Cukup 55-69 Kurang 40-54 Sangat kurang ≤ 39 Jumlah Siswa
Persentase (%) 38% 53% 9% 100%
Jumlah Siswa 17 24 4 45 iswa
Berdasarkan tes yang telah dilaksanakan selama proses penelitian kemahiran menulis pantun menggunakan media gambar Siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Bintan Tahun Ajaran 2012/ 2013 dari sampel 45 siswa, 38% atau sebanyak 17 siswa memperoleh klasifikasi sangat baik, 53% atau 24 siswa memperoleh klasifikasi baik, dan 9% atau 4 siswa memperoleh klasifikasi cukup. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada klasifikasi kurang dan sangat kurang. 4. Simpulan dan Rekomendasi Hasil Hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga kemahiran menulis pantun siswa kelas VII Sekolah Menengah pertama Nnegeri 17 Bintan Tahun Ajaran 2012/ 2013 tergolong kurang. Sesuai hasil penelitian, maka hipotesis tersebut dinyatakan ditolak. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada bab V, dapat disimpulkan bahwa
kemahiran menulis pantun menggunakan media gambar siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Bintan Tahun Ajaran 2012/ 2013. Memperoleh rata-rata 79,6 dengan tingkat persentase 53%. Hasil tersebut menunjukkan kualifikasi baik. Hasil tersebut diperoleh dari penelitian yang diberikan kepada siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Bintan dengan jumlah 45 siswa yang terdiri dari 17 siswa dengan predikat sangat baik, 24 siswa dengan predikat baik, dan 4 siswa dengan predikat cukup. Siswa hendaknya lebih rajin dan membiasakan diri untuk menulis pantun. Kebiasaan tersebut jangan jadikan sebagai sebuah beban. Biasakan diri untuk menulis pantun baik dalam menggunakan media ataupun tidak karena apabila pantun ditulis akan mudah dibaca kembali sehingga mudah untuk diingat oleh siswa. Penggunaan kosa kata dalam menulis pantun juga perlu ditingkatkan, lebih kreatif, dan indah, sehingga menjadi kepuasan tersendiri bagi siswa yang menulis dan juga orang lain yang membacanya. Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan hendaknya memberi waktu lebih banyak dalam pembelajaran pantun. Seperti ekstrakulikuler dibidang sastra tulis dan lisan termasuk pantun. Agar siswa mendapat wadah mengembangkan bakatnya terutama dalam pantun. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan pada hari pengembangan diri yang sudah dilaksanakan di sekolah. Sekolah dapat mengadakan pertandingan menulis pantun, sehingga pantun tidak saja ditandingkan secara lisan. Semua hal itu karena pantun sebagai budaya melayu yang harus dijaga kelestariannya. Daftar Pustaka Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Adelstain dan pival. 1976. Tulisan Yang Baik Ditentukan Oleh Kemampuan Menggunakan Tata Bahasa Baku dan Ejaan Yang Tepat. Bandung: Pustaka Prima. Burhan, Nurgiyantoro. 1988. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Creswell, W. Jhon. 1998. Metidologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Erlangga. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Departemen Pendidikan Nasional 2004. Pengembangan Media Materi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Dewan Redaksi. 2007.Ensiklopedia Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa. Duniabaca.com. Pengertian Menulis Menurut Ahli. Html. 5 Maret 2012. Erna, Fitriyah. 2012. “Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Sesuai dengan Syaratsyarat Pantun Siswa Kelas VII MTs Al Hidayah”. Malang. Hajar, Encik Abdul. 2011. Cerdas Cermat Pantun. Pekanbaru: UNRI Press. Hamidy, UU. 2006. Jagat Pantun Persada Melayu di Riau. Pekanbaru: Bilik Press.
Kreatif
Kurniawan, Muhammad. 2012. “Kemampuan menulis pantun berdasarkan Bait dan RimaSiswa Kelas X Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Bintan”. Skripsi FKIP UMRAH (belum diterbitkan).
Lahir, Muhammad. 2012. “Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Melalui Metode Quantum Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMPN 5 Pontianak”. Skripsi. Mahnunin. 2010. “Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Melalui model PAIKEM Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV SDN Sebani Kecamatan Pandan Kabupaten Pasuruan”. Skripsi. Sadiman, Arief. Dkk. 2003. Fungsi Media Yang Benar. Jakarta: CV. Rajawali. Semi, M. Atar. 2007. Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Bandung: Angkasa. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugono, Dendi. dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Tarigan, Henri Guntur. 2008. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Angkasa.
Bandung:
Tarigan, Henri Guntur. 1994. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan henri Guntur. 1986. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Umar, Husen. 1999. Sistem Perencanaan dan Pengendalian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Umar, Husen. 2000. Statistik Parametik. Yogyakarta: PT. Elex Media Kamputindo. Tim Redaksi KBBI Edisi ke Empat 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Bahasa.
Yunus. 2007. Manusia, Kebudayaan, dan Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar