PERAN FAKTOR ACADEMIC SELF REGULATED LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DI SMP MUHAMMADIYAH 4 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Supriyadi. Program Magister Psikologi Sekolah Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
[email protected]. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah Untuk menguji apakah tujuh faktor academic self regulated learning ( self evaluation, environmental structuring, goal-setting and planning, learning responsibility, memorizing, organizing and transforming dan seeking social assistance) berperan dalam meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris. Tujuan kedua adalah Untuk mengetahui sumbangan terbesar faktor academic self regulated learning terhadap peningkatan prestasi belajar Bahasa Inggris Subjek penelitian ini adalah siswa siswi kelas VII dan VIII SMP Muhammadiyah 4 berjumlah 165 orang. Metode pengumpulan data menggunakan tes prestasi (Achievement Test) Mata pelajaran bahasa inggris yang diambil dari hasil Ujian Akhir Sekolah dan skala Academic Self Regulated Learning ( A-SRL), yang dikembangkan oleh Magno dari teori Zimmerman (1997) dengan faktor ( self evaluation, environmental structuring, goal-setting and planning, learning responsibility, memorizing, organizing and transforming dan seeking social assistance) . Untuk mengetahui apakah ketujuh faktor A-SRL berpengaruh terhadap prestasi belajar bahasa Inggris dan faktor apa yang berperan secara dominan maka data dianalisis secara statistik dengan analisis regresi dengan metode stepwise dengan Program SPSS 16.0 for Windows. Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Academic self regulated learning dengan prestasi belajar bahasa inggris ditunjukkan dengan angka korelasi sebesar 0,384 dengan signifikansi 0,001. Tanda positif pada koefisien korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara self regulated learning dengan prestasi belajar bahasa Inggris. Dari hasil analisis tersebut, menunjukkan bahwa dari ketujuh faktor Academic Self Regulated Learning, memory strategy ( x5) merupakan faktor yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap English Achievement dengan nilai R= 0,310 atau 31,00 %, sedangkan untuk faktor yang mempunyai pengaruh paling kecil terhadap English Achievement adalah seeking social assistance dengan nilai R= 0,092 atau 9,20 %. Hal tersebut berarti bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Pernyataan dari hipotesis dari penelitian ini adalah ada pengaruh Academic Self Regulated Learning terhadap prestasi belajar bahasa Inggris.
Kata kunci: Academic Self Regulated Learning (A-SRL), Prestasi belajar bahasa Inggris.
ABSTRACT The purpose of this study was to examine the seven factors of academic selfregulated learning (self-evaluation, environmental structuring, goal-setting and planning, learning responsibility, memorizing, organizing and transforming and seeking social assistance) towards the English learning achievement. The second objective is to know the highest contribution of Academic- Self Regulated Learning factors towards the English learning achievement. The subjects were students of VII and VIII grade of SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta. There were 165 students. The data collection method of this research was using achievement test of English subjects were taken from the School Final Examination and Academic Self Regulated Learning scale (A-SRL), which was developed by Magno based on the theory of Zimmerman (1997). There were seven factors (self evaluation, environmental structuring, goal-setting and planning, learning responsibility, memorizing, organizing and transforming and seeking social assistance). To determine this research the data is analyzed by regression of stepwise method using SPSS 16.0 for Windows. The results of the study showed that there was a significant relationship between Academic self-regulated learning towards English learning achievement. The correlation was 0,384 and the significance of 0.001. This result indicates that there is a positive relationship between self-regulated learning towards English learning achievements. From the analysis, showed that memory strategy (x5) is the highest influence on English Achievement by the value R = 0.310 or 31.00%, the lowest effect on English Achievement is seeking social assistance, by a value of R = 0.092 or 9.20%. It means that the research hypothesis is accepted. Keywords: Academic Self Regulated Learning (A-SRL), English learning achievement.
Latar Belakang Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa Inggris sebagai salah satu media yang mutlak kebutuhannya. Crystal (2000) menyatakan “English is a global language”. Pernyataan ini memiliki makna bahwa bahasa Inggris adalah bahasa global. Bahasa global ini digunakan oleh berbagai bangsa untuk berkomunikasi dengan bangsa di seluruh dunia. Karena salah satu bahasa internasional sebagai bahasa global yang banyak digunakan selama ini adalah bahasa Inggris, media pembelajaran dan pemahaman bahasa Inggris menjadi kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Pengertian berkomunikasi dimaksudkan adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dengan menggunakan bahasa Inggris. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana (Depdiknas, 2003). Mengingat pentingnya penguasaan bahasa Inggris bagi masyarakat Indonesia umumnya dan lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP)
khususnya, bahasa Inggris diajarkan pada siswa dari sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, sampai dengan sekolah lanjutan tingkat atas. Untuk sekolah dasar, bahasa Inggris diberikan sebagai mata pelajaran muatan lokal, sedangkan untuk sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas, bahasa Inggris diberikan sebagai mata pelajaran wajib dan bahkan termasuk mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional (UN). Menurut Indra Munawar Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, meliputi : faktor biologis (jasmaniah) dan faktor Psikologis. Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang. Faktor eksternal meliputi; faktor lingkungan keluarga,faktor lingkungan sekolah dan faktor lingkungan masyarakat. Seluruh faktor semuanya saling mendukung untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa Inggris secara maksimal. Proses pembelajaran bahasa Inggris yang dilaksanakan secara maksimal diharapkan menghasilkan lulusan SLTP yang dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara lisan maupun tulisan. Sebanyak 10.800 siswa Sekolah Menengah Pertama dan sederajat di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional utama 2010. "Hasil UN utama untuk siswa SMP pada 2010 ini memang mengalami kemerosotan yang cukup banyak dibanding tahun sebelumnya. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY Suwarsih Madya menyampaikan jumlah siswa yang dinyatakan tidak lulus UN utama tersebut mencapai 21,98 persen dari total peserta UN SMP yaitu sebanyak 49.126 siswa. Pada 2009, jumlah siswa yang dinyatakan tidak lulus UN adalah 6,54 persen atau 3.112 siswa dari total peserta sebanyak 47.593 siswa. Dari 514 SMP/MTs/SMPT di DIY, sebanyak 27 sekolah mampu meluluskan siswanya 100 persen, sedangkan sekolah yang sama sekali tidak mampu meluluskan siswanya 100 persen tercatat sebanyak tujuh sekolah. Berikut merupakan data hasil Ujian Nasioanal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tingkat ketidaklulusan tertinggi tercatat di Kabupaten Sleman yaitu 24,08 persen atau 3.007 siswa dari 12.490 peserta, Kota Yogyakarta (21,55 persen) atau 1.763 siswa dari 8.181 peserta. Kabupaten Kulon Progo (21,36 persen) atau 1.391 siswa dari 6.510 siswa; Kabupaten Gunung Kidul (21,18 persen) atau 2.237 siswa dari 10.559 siswa dan Kabupaten Bantul (21,1 persen) atau 2.402 siswa dari 11.386 siswa. Empat SMP di DIY yang memiliki nilai rata-rata UN tertinggi adalah SMP 5 Yogyakarta dengan nilai rata-rata 36,93, diikuti SMP 4 Pakem Sleman (36,81); SMP 1 Godean Sleman (36,22) dan SMP 1 Galur Kulon Progo (35,75). Siwa dari keempat SMP tersebut, juga dinyatakan lulus 100 persen. Berdasarkan data hasil UN utama, lebih dari 5.000 siswa harus mengulang pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris karena nilainya kurang dari 4,25 yang ditetapkan sebagai nilai minimal kelulusan. Sebanyak 5.957
siswa memiliki nilai kurang dari 4,25 untuk mata pelajaran Matematika bahkan 1.678 diantaranya nilainya kurang dari 3, sedangkan 5.899 siswa memiliki nilai kurang dari 4,25 untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Nilai pelajaran Bahasa Inggris pada ujian nasional tingkat sekolah menengah pertama (SMP) di Daerah Istimewa Yogyakarta terendah dibandingkan nilai pelajaran lainnya. Nilai rata-rata pelajaran itu 6,99. Pada 2010, siswa SMP dan madrasah tsanawiyah yang tidak lulus karena nilai Bahasa Inggris tidak memenuhi standar minimal 4,25 mencapai 5.957 siswa atau 12 persen dari seluruh peserta ujian nasional. Sementara pada 2011 siswa yang nilainya di bawah 5,5 sebagai nilai standar kelulusan mencapai 6.079 atau lebih dari 13 persen. Menurut Baskara Aji Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Daerah Istimewa Yogyakarta,Matematika menjadi pelajaran dengan rata-rata terendah pada tahun 2009. Sedangkan untuk tiga pelajaran lain yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan ilmu pengetahuan alam nilai rata-rata mencapai angka 7 lebih. Dengan nilai terbaik pada pelajaran bahasa Indonesia yang rata-ratanya 7, 78. Tabel 1 Nilai Bahasa Inggris di SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta No
Tahun
(%) Kelulusan
Jmlh siswa
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
MTK
IPA
Peringkat
1 2 3 4 5 6
2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012
96,40 93,24 93,58 78,43 100 100
139 148 109 139 141 116
8,43 8,07 8,07 7,21 7,10 8,39
6,74 7,06 6,28 5,28 6,33 5,83
6,98 5,88 6,01 5,49 5,33 5,08
5,96 5,96 5,07 6,45 5,37
Terakhir Kedua Kedua Ketiga Ketiga Kedua
Dari data ini prestasi belajar bahasa Inggris di SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta belum maksimal, untuk itu peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai peran academic self regulated learning siswa siswi SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta terhadap prestasi belajar bahasa Inggris di sekolah. Academic self regulated learning adalah faktor internal individu yang memiliki pengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar konsep self-regulation berkaitan dengan pembangkitan diri baik pikiran, perasaan, serta tindakan dan berhubungan dengan metakognisi, motivasi, dan perilaku yang berpartisifasi aktif untuk mencapai tujuan personal (Zimmerman,1989). Penelitian menunjukkan bahwa kemampaun personal yang memungkinkan peserta didik menjadi peserta didik yang independen dan mengembangkan inti (core) kegembiraan (resilinecy) adalah sangat berhubungan dengan prestasi (achievement) (Zimmerman & Martinez-Pons, 1986).
Pemahaman konsep tentang pengaturan diri (self-regulation) adalah penting dalam pengembangan prestasi peserta didik. Academic self regulated learning adalah tindakan prakarsa diri (self-initiated) yang meliputi pengaturan tujuan (goal setting) dan usaha-usaha pengaturan untuk mencapai tujuan, pengelolaan waktu, dan pengaturan lingkungan fisik dan sosial (Zimmerman & Risenberg, 1997). Schunk (1989), mengemukakan bahwa siswa dikatakan melakukan selfregulation dalam belajar bila mereka secara sistematis mengatur perilaku dan kognisinya dengan memperhatikan aturan yang dibuat sendiri, mengontrol jalannya proses belajar dan mengintegrasikan pengetahuan, melatih untuk mengingat informasi yang diperoleh, serta mengembangkan dan mempertahankan nilai -nilai positif belajarnya.
Zimmerman mendefinisikan academic self regulated learning sebagai suatu proses dimana seorang siswa mengaktifkan dan mendorong kognisi (cognition), perilaku (behaviours) dan perasaannya (affect) secara sistematis dan berorientasi pada pencapaian tujuan belajar. Academic self regulated learning menempatkan pentingnya kemampuan seseorang untuk belajar disiplin mengatur dan mengendalikan diri sendiri, terutama bila menghadapi tugas-tugas yang sulit. Pada sisi lain, academic self regulated learning menekankan pentingnya inisiatif karena self regulated learning merupakan belajar yang terjadi atas inisiatif sundiri. Siswa yang memiliki inisiatif menunjukkan kemampuan untuk mempergunakan pemikiran - pemikirannya, perasaanperasaannya, strategi dan tingkah lakunya untuk mencapai tujuan (Zimmerman, 2002). Dengan demikian dapat dikatakan betapa efektifnya belajar jika siswa memiliki keterampilan academic self regulated learning (A-SRL). Sebaiknya sejak dini siswa perlu diajarkan bagaimana menerapkan academic self regulated learning (A-SRL) dalam belajar. Pikiran, perasaan, strategi, dan tingkah laku yang sudah terarah pada tujuan pembelajaran merupakan suatu modal yang paling penting dalam terlaksananya proses belajar. Dari latar belakang masalah, kondisi prestasi belajar bahasa Inggris dan pendapat beberapa ahli tentang prestasi belajar bahasa Inggris dan academic self regulated learning maka peneliti tertarik ingin mengetahui apakah ada peran academic self regulated learning terhadap prestasi belajar bahasa Inggris. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yaitu: 1. Untuk menguji apakah tujuh faktor academic self regulated learning ( self evaluation, environmental structuring, goal-setting and planning, learning responsibility, memorizing, organizing and transforming dan seeking social assistance) berperan dalam meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris. 2. Untuk mengetahui sumbangan terbesar faktor academic self regulated learning terhadap peningkatan prestasi belajar Bahasa Inggris. Manfaat Penelitian Apabila tujuan penelitian di atas tercapai, maka terdapat kegunaan secara teoritis dan secara praktis dari penelitian ini. Kegunaan secara teoritisnya adalah dapat memperkaya khasanah keilmuan psikologi pada umumnya dan psikologi pendidikan pada khususnya. Adapun kegunaan praktisnya yaitu bilamana terdapat korelasi antara academic self regulated learning dengan prestasi belajar Bahasa Inggris pada siswa siswi SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta, maka pihak sekolah dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk mengajak seluruh guru dalam mengaplikasikan hasil penelitian ini. Guru bisa memanfaatkan hasil penelitian ini untuk mengkondisikan proses belajar disekolah dan dirumah siswa agar prestasi belajarnya meningkat. Peserta didik dapat menerapkan academic self regulated learning sebagai sebuah pendekatan model belajar baik disekolah maupun dirimah untuk meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris.
METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung: Prestasi Belajar Bahasa Inggris 2. Variabel Bebas : Academic self regulated learning Definisi Operasional 1. Self evaluation(X1). Yang dimaksud dengan faktor self evaluation dalam penelitian ini adalah usaha peserta didik dalam mengevaluasi diri melalui ; a. menerima kritik dari teman b. mencari bantuan orang lain c. mengevaluasi prestasi di setiap akhir belajar d. meminta pendapat orang lain mengenai tugas yang dikumpulkan e. mendengarkan dengan penuh perhatian orang-orang yang memberi saran. 2. Environmental structuring (X2)Yang dimaksud dengan faktor environmental structuring dalam penelitian ini, adalah usaha peserta didik dalam mengatur lingkungannya melalui; a. Menghindari menonton televisi saat jam belajar b. menjauh dari tempat berisik c. terganggu dengan suara berisik d. ruang belajar harus terang 3. Goal setting and planning(X3).Yang dimaksud dengan faktor Goal setting and planning dalam penelitian ini, adalah upaya peserta didik dalam membuat tujuan dan rencana belajar dengan cara; a. membuat jadwal rinci kegiatan sehari-hari b. membuat jadwal semua kegiatan c. merencanakan kegiatan yang lakukan dalam seminggu d. mencatat segalanya yang harus di lakukan di buku catatan atau kalender. 4. Learning Responsibility(X4).Yang dimaksud dengan faktor Learning Responsibility dalam penelitian ini, adalah kebiasaan siswa dalam menyikapi tanggungjawab dalam belajar khususnya dirumah dengan cara; a. memeriksa kembali pekerjaan rumah sebelum dikumpulkan b. segera mengerjakan tugas c. serius dengan waktuyang ditetapkan d. memprioritaskantugas sekolah e. mementingkan pekerjaan rumah(PR) dari hal-hal yang tidak perlu. 5. Memory strategy (X5).Yang dimaksud dengan faktor memory strategy dalam penelitian ini adalah usaha peserta didik dalam menghafal materi yang telah dipelajari dengan cara; a. mempunyai daftar Materi b. mengulang Materi Pelajaran c. penggunaan Grafik atau Tabel d. penggunaan Simbol atau Gambar,membuat ringkasan materi. 6. Planning and organizing (X6).Yang dimaksud dengan faktor planning and organizing dalam penelitian ini adalah kesiapan peserta didik dalam proses belajar mengajar yang diwujudkan dari kegiatan berikut; a. Menyadari bahwa tes akan seperti pada tes sebelumnya b. menyimpan buku-buku catatan dan kumpulan soal c. mengoptimalkan belajar d. mempersiapkan hal hal yang mendukung belajar 7. Seeking social assistance( X7).Yang dimaksud dengan faktor seeking social assistance dalam penelitian ini adalah upaya siswa yang ditempuh dalam
kaitannya meningkatkan prestasi belajarnya diluar proses belajar mengajar dikelas dengan gurunya. Upaya- upaya tersebut antara lain; a. Menggunakan berbagai sumber dalam mengerjakan tugas sekolah, b. pergi ke perpustakaan c. menikmati kerja kelompok d. mencari seorang teman untuk berdiskusi e. belajardengan teman sebangku. 8. Prestasi belajar Bahasa Inggris ( Y) Prestasi belajar Bahasa inggris adalah skor mentah yang diperoleh peserta didik dalam Ujian Akhir Semester ( UAS) pada tahun pelajaran 2011/2012 yang diperoleh dari guru pengampu Mata pelajaran Bahasa inggris di kelas 7 dan 8. Soal yang diujikan dalam Ujian Akhir Semester ( UAS) ini dianggap lebih baik dari soal yang dibuat oleh guru mata pelajarannya sendiri. Hal ini didukung dengan penyusun soal diambil dari guru guru pilihan yang telah memenuhi syarat menjadi penyusun soal-soal untuk ujian. Penyusunan naskah soal Ujian Akhir Semester (UAS) ini dikoordinasi oleh Badan Kerjasama Kepala Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah DIY BKSM SMP DIY. Selain dibuat oleh ahlinya juga ada tim pentelaah dan editor, dan kisi kisi soal yang telah disepakati dan didistribusikan ke sekolah sekolah, sehingga kualitas soal bisa dipakai di seluruh SMP/MTs Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta. Subyek Penelitian 1. Populasi Menurut Warsito (1992), populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi yang penulis gunakan sebagai objek penelitian adalah peserta didik SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta. Berdasarkan data dalam profil SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta peserta didik berjumlah 428 peserta didik yang tersebar di 12 kelas. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (2010), “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penenelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. Dalam penelitian ini populasinya adalah peserta didik kelas VII dan VIII SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta sebanyak 280 peserta didik. 2. Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (2010), “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus representatif. Penentuan besarnya sampel dengan presentase seperti yang dahulu banyak digunakan tampaknya kini sudah harus ditinggalkan. Agar diperoleh hasil penelitian lenih baik, diperlukan sampel yang baik pula, yakni betul-betul
mencerminkan populasi. Ada beberapa ahli yang memberikan rumus dalam penentuan sampel, antara lain; Jacob Cohen, Issac dan Michael, Paul Leedy, Slovin dan sebagainya. Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan rumus Slovin yaitu; N = n/N(d)2 + 1 n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05. Jumlah populasi adalah 280, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah : N = 280 / 280 (0,05)2 + 1 = 164,70, dibulatkan 165. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 165 peserta didik dari 280 peserta didik kelas VII dan VIII SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta yang menjadi anggota populasi. Jumlah tersebut dipandang representatif, karena sudah melampaui jumlah batas minimal sample yaitu 58,92 % dari populasi. 3. Sampling Menurut Sutrisno Hadi (1993), “sampling adalah cara yang digunakan untuk pengambilan sampel”. Menurut Sugiyono (2003), “teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”. Adapun prosedur teknik proporsional random sampling adalah pengambilan sampel dengan mempertimbangkan proporsi dan pertimbangan jumlah peserta didik disetiap kelas VII dan VIII yang ada di SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta tahun ajaran 2011 / 2012. E. Metode Pengumpulan Data Menurut Azwar (2010), metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian bertujuan mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti. Arikunto (2006) mengatakan bahwa metode tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi.Suryabrata (1992), menjelaskan bahwa untuk menentukan kualitas data yang dapat dikumpulkan dan kualitas data itu menentukan kualitas penelitiannya, karena itu alat pengambil data itu harus mendapatkan penggarapan yang cermat. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala. Skala academic self regulated learning Skala academic self regulated learning ini disusun oleh Magno (2011) dengan beberapa perubahan dan tambahan oleh peneliti karena menyesuaikan level dari subjek penelitian dan budaya lokal tempat tinggal subjek. Penelitian ini berdasarkan faktor-faktor academic self regulated learning yang awalnya dikembangkan oleh Zimmerman & Martinez-Pons (1986) yaitu Self evaluation, Environmental structuring, Goal setting and planning, Learning Responsibility, Memory strategy, Planning and organizing, Seeking social assistance. Skala disusun dalam satu jenis aitem yaitu yang mendukung pernyataan atau favorable. Pernyataan yang mendukung atau favorable adalah ketika jawaban subjek searah dengan variabel yang hendak diukur atau diteliti, diberikan nilai 4, 3, 2, 1. Pernyataan yang sangat sesuai (SS) diberi nilai atau skor 4, sesuai (S) nilainya 3, tidak sesuai (TS) nilainya 2, sangat tidak sesuai (STS) nilainya 1.
Uji coba Instrumen Penelitian Subjek uji coba ini dilakukan terhadap peserta didik kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta sebanyak 60 peserta didik (dua kelas). Instrumen yang digunakan dalam uji coba ini sebanyak 70 aitem dari tujuh faktor Academic Self Regulated Learning , namun dari hasil uji coba hanya 40 aitem yang dinyatakan valid/sahih dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian selanjutnya. Analisis Data Model analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda (Multiple regression analysis). Model ini dipilih untuk mengetahui hubungan variabel tergantung dengan variable bebas serta mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel tergantung (Y) baik secara parsial maupun secara bersama sama. 1. Uji Instrument a. Uji validitas Uji validitas adalah untuk mengukur seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurannya. Validitas alat ukur uji dengan menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari setiap butir pertanyaan dengan keseluruhan yang diperoleh pada alat ukur tersebut.Metode yang digunakan adalah Product Moment Person. Pengujian validitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan Program SPSS for Windows 16.00 b. Uji coba SkalaAcademic Self Regulated Learning Berdasarkan 70 butir aitem yang telah diujicobakan ternyata terdapat 40 aitem yang dinyatakan sahih dan 30 aitem dinyatakan gugur (tidak sahih). Nomer yang tidak sahih tersebut yaitu nomor: 6,7,12,13,17,18,19,21,23,26,28,33,35,36,39,40,43,46,47,48,50,53,55,56,60, 61,62,63,67,70. Koefisien korelasi aitem total bergerak dari rbt=0,271 sampai dengan rb=0,714. Empat puluh aitem sahih inilah yang digunakan untuk penelitian yang sebenarnya. Uji Prasarat Analisis Sebelum data diolah dan dianalisa menggunakan regresi linier sederhana, sudah perlu dilakukan uji persyaratan statistik terlebih dahulu.Menurut Sudjana (2001:15) uji prasarat analisis yang dilakukan untuk regresi linier adalah. 1. Uji normalitas Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data. 2. Uji linearitas Digunakan untuk menguji linieritas yang diambil betul-betul cocok atau tidak dengan keadaan. Pengujian linieritas butir soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan Program SPSS for Windows 16 Teknik Analisis Data a. Analisis Regresi Linier Sederhana Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Menurut Sugiyono (2003), analisis regresi linier sederhana menggunakan rumus sebagai berikut :
Y’ = a + bX Dimana : x = faktor academic self regulated learning y = prestasi belajar bahasa inggris a = konstanta b = koefisien korelasi Pengujian analisis regresi linier sederhana dalam penelitian ini menggunakan bantuan Program SPSS for Windows 16 b. Uji Parsial (Uji – t) Digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh masing-masing variabel bebas (pengaruh faktor academic self regulated learning terhadap prestasi belajar bahasa inggris) secara sendiri-sendiri, sehingga bila diketahui apakah dugaan yang sudah ada dapat diterima atau tidak : Langkah-langkah : 1. Menentukan formulasi H0 dan H1 H 0 1 0 Berarti tidak ada pengaruh faktor academic self regulated learning terhadap prestasi belajar bahasa inggris H 1 1 0 Berarti ada pengaruh faktor academic self regulated learning terhadap prestasi belajar bahasa inggris H 0 2 0 Berarti tidak ada pengaruh academic self regulated learning terhadap prestasi belajar bahasa inggris H 1 2 0 Berarti ada pengaruh academic self regulated learning terhadap prestasi belajar bahasa inggris 2. Level of significant = 5% 3. Kriteria pengujian Daerah ditolak
Daerah ditolak Daerah diterima
Ho diterima apabila t / 2; n 2 t t / 2; n 2 Ho ditolak apabila t t / 2; n 2 atau t t / 2; n 2 4. Pengujian nilai t b t SEb Keterangan : = koefisien regresi b = standard error of b SEb 5. Kesimpulan Analisis Uji-t dalam penelitian ini menggunakan bantuan Program SPSS for Windows 16.00.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta, adalah satu dari 10 SMP Muhammadiyah di Kota Yogyakarta yang berdomisili di Jl. Ki Mangunsarkoro 43 Yogyakarta. SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta sudah ada sejak 1 Agustus tahun 1955, dan secara penuh mendapatkan izin pendirian sekolah dari Kanwil Depdiknas Nomor;036/H/1986 tanggal 12 Mei 1986. Bangunan sekolah terdiri dari tiga lantai untuk 12 ruang kelas,satu ruang komputer, satu ruang laboratorium IPA dan satu ruang guru. Selain bangunan untuk ruang kelas, masih ada tiga bangunan yaitu; sebuah masjid, kantor dan Pendopo serta ruang karawitan. Pelaksanaan Penelitian 1. Uji Normalitas Sebaran. Uji normalitas sebaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam variabel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Hal ini berarti bahwa uji normalitas diperlukan untuk menjawab pertanyaan apakah syarat sampel yang representatif terpenuhi atau tidak, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi (Hadi, 2000). Uji normalitas sebaran ini menggunakan teknik one sample Kolmogorov-Smirnov test yang dikatakan normal jika p = 0,05.Hasil uji normalitas sebaran terhadap kedelapan variabel akan dijelaskan sebagai berikut. a. Hasil uji normalitas sebaran variabel learning responsibility, nilai KSZ adalah 2,081 dengan p= 0,078 = 0,05 termasuk kategori normal. b. Hasil uji normalitas sebaran variabel self evaluation, nilai KSZ adalah 1,952 dengan p= 0,061 = 0,05 termasuk kategori normal. c. Hasil uji normalitas sebaran variabel seeking social assistance, nilai KSZ adalah 2,443 dengan p= 0,100 = 0,05 termasuk kategori normal. d. Hasil uji normalitas sebaran variabel planning and organizing , nilai KSZ adalah 2,032 dengan p= 0,201 = 0,05 termasuk kategori normal. e. Hasil uji normalitas sebaran variabel memory strategy, nilai KSZ adalah 2,191 dengan p= 0,300 = 0,05 termasuk kategori normal. f. Hasil uji normalitas sebaran variabel goal setting planning, nilai KSZ adalah 1,916 dengan p= 0,101 = 0,05 termasuk kategori normal. g. Hasil uji normalitas sebaran variabel environmental structuring, nilai KSZ adalah 1,620 dengan p= 0,061 = 0,05 termasuk kategori normal. h. Hasil uji normalitas sebaran variabel English achievement , nilai KSZ adalah 0,956 dengan p= 0,320 = 0,05 termasuk kategori normal. 2. Uji Linieritas. Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung, selain itu uji linieritas ini juga diharapkan dapat mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Apabila penyimpangan yang ditemukan tidak signifikan, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah linier (Hadi 2000).
Berdasarkan hasil pengujian linieritas variabel learning responsibility terhadap English achievement diperoleh nilai F= 0,009 dengan p= 0,504 > 0,05 adalah linear, variabel self evaluation terhadap English achievement diperoleh nilai F= 0,001 dengan p= 0,242 > 0,05 adalah linear, variabel seeking social assistance terhadap English achievement diperoleh nilai F= 0,040 dengan p= 0,549 > 0,05 adalah linear, variabel planning and organizing terhadap English achievement diperoleh nilai F= 0,000 dengan p= 0,064 > 0,05 adalah linear, memory strategy terhadap English achievement diperoleh nilai F= 0,000 dengan p= 0,021 < 0,05 adalah tidak linear, goal setting planning terhadap English achievement diperoleh nilai F= 0,006 dengan p= 0,376 > 0,05 adalah linear, environmental structuring terhadap English achievement diperoleh nilai F= 0,019 dengan p= 0,710 > 0,05 adalah linear. Untuk variabel memory strategy terhadap English achievement yang menunjukkan hubungan tidak linear disebabkan dalam variabel ini hanya diwakili oleh dua aitem yang shahih. Berdasarkan uji linieritas yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa asumsi linier dalam penelitian ini terpenuhi untuk keenam faktor dan hanya ada satu faktor yang tidak terpenuhi yakni faktor memory strategy . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini. Berdasarkan hasil analisis regresi dengan metode stepwise terhadap faktorfaktor Academic Self Regulated Learning terhadap prestasi belajar Bahasa Inggris. Hasil koefisien korelasi F-reg = 38,910 p < 0,01 dengan koefisien determinasi (R²) sebesar 0, 148 atau 14,80%. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima yaitu ada peran faktor-faktor Academic Self Regulated Learning terhadap prestasi belajar Bahasa Inggris. C. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan sumbangan efektif variabel Academic self regulated learning terhadap variable prestasi belajar bahasa Inggris. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik analisis regresi sederhana untuk memprediksi seberapa jauh pengaruh variabel prediktor terhadap variabel kriterium. Hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Academic self regulated learning dengan prestasi belajar bahasa inggris ditunjukkan dengan angka korelasi sebesar 0,384 dengan signifikansi 0,001. Tanda positif pada koefisien korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara self regulated learning dengan prestasi belajar bahasa Inggris. Kondisi tersebut berarti semakin tinggi self regulated learning yang dimiliki siswa maka akan diikuti semakin tinggi pula prestasi belajar bahasa Inggris siswa, dan sebaliknya semakin tinggi prestasi belajar bahasa Inggris siswa pada mata pelajaran bahasa inggris maka akan diikuti semakin tinggi pula self regulated learning yang dimiliki siswa.
Tabel 2
Sumbangan faktor A-SRL terhadap prestasi belajar Bahasa Inggris No 1 2 3 4 5 6 7
Variabel learning responsibility terhadap English achievement self evaluation terhadap English achievement seeking social assistance terhadap English achievement planning and organizing terhadap English achievement memory strategy terhadap English achievement goal setting planning terhadap English achievement environmental structuring terhadap English achievement
R .053 .093 -.048.147 .183 .071 -.030-
Dari hasil analisis tersebut, menunjukkan bahwa dari ketujuh faktor Academic Self Regulated Learning, memory strategy ( x5) merupakan faktor yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap English Achievement dengan nilai R= 0,183 atau 18,30 %. Pembelajaran Bahasa Inggris ditingkat Sekolah Menengah Pertama memfokuskan pada dua skill bahasa yaitu reading dan writing. Ketrampilan reading dan writing mensyaratkan seorang siswa mempunyai perbendaharaan kosa kata yang cukup, sehingga mereka mampu mengaplikasikan baik saat belajar maupun ujian. Memory strategy yang merupakan salah satu faktor Academic Self Regulted Learning dalam peneilitian menunjukkan pengaruh yang paling besar terhadap prestasi belajar bahasa inggris. Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang terjadi sebenarya diranah pembelajaran bahasa Inggris, siswa yang mempunyai kosa kata dan strategi yang bagus atau rutin dalam menghafalkanya akan mendapat nilai yang lebih baik dari teman temannya yang tidak melakukan hal serupa. Menurut Kimbley dan Garmezy (1963), “Learning is a relatively permanent change in a behavioral tendency and is the result of reinforced practice”. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses akusisi dimana dalam pembelajaran terjadi proses penyimpanan informasi dalam bentuk proses mengingat, organisasi kognitif dan dalam pembelajaran yang melibatkan sebuah kegiatan pelatihan yang dapat dilihat dengan adanya sebuah perubahan dalam perilaku. Hal itu diperkuat oleh Richard (1992), “ When linguist and language specialist sought to improve the quality of language teaching, they often did so by reffering to general principal and theories concerning how language are learned, how knowledge of language is represented and organized in memory, or how language itself is structured “. Meskipun faktor Academic self regulated learning hanya memiliki pengaruh yang tidak melebihi 50 % terhadap prestasi belajar bahasa Inggris siswa, namun siswa juga memerlukan adanya penjelasan betapa pentingnya Academic self regulated learning terhadap kesuksesan memahami mata pelajaran disekolah khususya bahasa inggris untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih optimal. Pada penelitian ini, kemungkinan masih banyak terdapat variabel selain
Academic self regulated learning yang mempengaruhi prestasi belajar bahasa Inggris siswa, antara lain inteligensi, usia, jenis kelamin, kreatifitas, konsentrasi, pengalaman, kepercayaan diri dan lingkungan sosial KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada peran faktor Academic self regulated learning terhadap prestasi belajar bahasa inggris, dengan sumbangan efektif sebesar 41 %. 2. Dari ketujuh faktor Academic Self Regulated Learning, memory strategy ( x5) merupakan faktor yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap English Achievement dengan nilai R= nilai R= 0,183 atau 18,30 %. B. Saran 1. Orangtua Disarankan kepada orang tua untuk dapat berperan dalam mengaplikasikan faktor academic self regulated learning khususnya dari segi memory strategy. Membaca materi pelajaran bahasa inggris merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan memperoleh memory strategy yang bagus, orang tua seharusnya banyak berperan dalam mengiatkan kesadaran membaca dirumah. 2. Siswa Siswa disarankan untuk membiasakan diri membaca materi pelajaran berulang-ulang agar mampu memahami materi dengan baik. Dalam belajar bahasa bahasa inggris hendaknya siswa juga membuat daftar kosa kata (vocabularies bank) untuk selanjutnya dihafalkan agar kemampuan kosa katanya bertambah sehingga mudah untuk diaplikasikan dalam penguasaan bahasa inggris. 3. Pihak Sekolah Pihak sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali potensi yang dimiliki agar dapat meningkatkan kesadaran academic self regulated learning pada dirinya masing masing. Dari hasil penelitian ini faktor dari academic self regulated learning yang bisa dioptimalkan oleh sekolah (guru) adalah membiasakan atau memperbanyak kegiatan dan teknik memory strategy dalam belajar bahasa inggris. Untuk pembelajaran diluar mata pelajaran rumpun bahasa khususnya bahasa inggris kemungkinan faktor academic self regulated learning yang dominan bukan di memory strategy. Seandainya setiap mata pelajaran mampu memahami masing masing faktor academic self regulated learning yang dominan maka prestasi belajar siswa akan dapat ditingkatkan dengan baik. 4. Bagi peneliti selanjutnya. Untuk penelitian selanjutnya yang berminat untuk mengangkat tema yang sama diharapkan mempertimbangkan variabel-variabel lain yang lebih mempengaruhi prestasi beajar bahasa inggris, dan disarankan juga untuk menggunakan alat ukur yang memiliki reliabilitas yang lebih tinggi.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah menggunakan data tambahan seperti observasi dan wawancara agar hasil yang didapat lebih mendalam dan sempurna, karena tidak semua hal dapat diungkap dengan angket.
DAFTAR PUSTAKA Baharuddin, Wahyuni.E.N. 2007.Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta:ArRuzz Media. Barry J Zimmerman, Schunk. Dale.H. 2011. Handbook of Self-Regulation of Learning and Performance New York Routledge Inc. BNSP. 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTS Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum
Boekaerts, Monique. 2000. Handbook of Self-Regulation. San Diego, Calif. [u.a.]: Acad. Press, Depdiknas. (2007). Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Manajemen Dikdasmen, Dirpom Tk dan SD, BNSP. Harris, K. R., & Alexander, P. 1998. Integrated, constructivist education: Challenge and reality. Educational Psychology Review, 10,115–128. Hurlock, E.B. 2006. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa: istiwidayanti & Soedjarwo. Jakarta: Erlangga Jiu, Zhiyue. 2001. Multiple Competencies and Self-Regulated Learning: Implications for Multicultural Education. Greenwich, Conn: Information Age Kathleen D. Vohs, Roy F. Baumeister. 2011. Handbook of Self-Regulation, Second Edition: Research, Theory, and Application New York, Guilford Publications, Inc. Kruger, A.C., & Tomasello, M. 1996. Cultural learning and learning culture. In D.R. Olson & N. Torrance (Eds.), Handbook of education and human development: New models of learning, teaching, and schooling (pp. 369-387). Cambridge: Blackwell. Kruger, A.C. (1994). Task influences on spontaneous peer learning in the classroom. In H.C. Foot, C.J. Howe, A. Anderson, A.K. Tolmie, & D.A. Warden (Eds.), Group and interactive learning (pp.459-464). Southampton: Computational Mechanics Publications. Martinez-Pons,&Manuel. 2001. The Psychology of Teaching and Learning: A Three Step Approach. London [u.a.]: Continuum,
Maslow, A.H. 1954. Motivation and Personality. New York: Herper & Row McKeachie, W. J., Pintrich, P. R., Lin, Y., & Smith, D. 1986. Teaching and learning in the college classroom: A review of the research literature. Ann Arbor: University of Michigan Press. Monique Boekaerts, Paul R. Pintrich, Moshe Zeidner .2005. Handbook of SelfRegulation California Elsevier Academic Press. Monks, F.J., Knoer, A.M.P & Haditono, S.R. 2004. Psikologi Perkembangan; Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Suharsimi Arikunto. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, R.E. 2009. Psikologi Pendidikan; Teori dan Praktek. Edisi kedelapan. Penerjemah : Marianto Samosir. Jakarta: Indeks Suryabrata, S. 2002. Metodologi Penelitian Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Schunk, Dale H. 1998. Self-Regulated Learning: From Teaching to Self-Reflective Practice. New York [etc]: Guilford Press, Tim Penyusun Sisdiknas. 2003. Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya. Yogyakarta: Media Wacana