PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (PTK pada Kelas VII C SMP Negeri 1 Karanganyar Tahun 2012 / 2013)
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
RATIH DAMAYANTI A 410 090 219 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION
Oleh Ratih Damayanti1, Sri Sutarni2. 1 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2 Staf Pengajar UMS Surakarta
Abstrak Tujuan penelitian ini meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode Spontaneous Group Discussion (SGD). Jenis penelitian ini adalah PTK kolaboratif. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Karanganyar. Metode pengumpulan data melalui metode observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data secara deskriptif kualitatif dengan metode alur. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran matematika melalui pendekatan SGD. Hal ini dapat dilihat dari: 1) Aktivitas siswa dalam bertanya atau mengemukakan pendapat sebelum dilakukan tindakan 13,04%, putaran I 39,1% dan putaran II 65,22%, 2) Aktivitas siswa dalam memecahkan masalah sebelum dilakukan tindakan 17,4%, putaran I 43,5% dan putaran II 73,91%, 3) Aktivitas siswa dalam menanggapi ide teman sebelum dilakukan tindakan 8,7%, putaran I 30,43% dan putaran II 52,8%. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penerapan metode SGD dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika
Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Spontaneous Group Discussion
Pendahuluan Matematika selama ini dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan dan menjadi momok bagi setiap siswa. Padahal penguasaan materi matematika merupakan dasar untuk menguasai ilmu lainnya. Terbukti pada pendidikan di Indonesia, matematika sudah dipelajari mulai dari jenjang pendidikan paling dasar sampai perguruan tinggi. Bahkan di setiap jenjang pendidikan di Indonesia, matematika merupakan bidang studi yang masuk dalam Ujian Akhir Nasional
(UAN). Akan tetapi banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika, akibatnya rendahnya nilai matematika ujian nasional baik siswa SD, SMP, maupun SMA. Dampak dari rendahnya nilai matematika UAN ini adalah banyak siswa yang tidak lulus karena nilai matematikanya rendah dan tidak dapat mencapai batas minimal kelulusan (KKM = 70). Melihat keterbatasan serta kondisi lingkungan sekolah yang kurang mendukung, membuat siswa cenderung vakum, aktivitas belajar rendah dan rendahnya kemampuan berpikir. Sebagai suatu proses, pendidikan akan berlangsung dalam berbagai situasi dan lingkungan, dimana lingkungan pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi : 1) Lingkungan keluarga, 2) Lingkungan sekolah, 3) Lingkungan masyarakat. Tiap-tiap lingkungan tersebut memberi pengaruh pada proses pembentukan individu melalui pendidikan yang diterimanya, baik secara langsung maupun tidak langsung (M. Jumali, dkk,2004:45). Aktivitas siswa di kelas sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar karena dapat menemukan keberhasilan siswa dalam belajar. Selama ini aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa masih monoton, hanya mendengarkan guru menerangkan materi, mencatat materi yang tertulis di papan tulis, dan mengerjakan soal yang diberikan guru. Pembelajaran masih bersifat konvensional dimana guru hanya menguasai materi yang akan disampaikan saja tanpa menggunakan model pembelajaran tertentu dalam penyampaiannya sehingga tidak terjalin interaksi edukasi yang baik antara guru dengan siswa. Padahal interaksi sangatlah penting dalam sebuah pembelajaran. Dengan adanya suatu model pembelajaran yang baru akan membuat siswa merasa termotivasi, Oleh karena itu siswa akan lebih aktif dan bersemangat dalam belajar matematika. Berdasarkan hasil observasi awal, aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Karanganyar kelas VIIC yang berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 7 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki belum sesuai harapan. Aktivitas belajar siswa diamati dari tiga indikator, yaitu (1) mampu bertanya atau mengemukakan pendapat melalui diskusi dalam kelas, (2) mampu memecahkan masalah, (3) mampu menanggapi ide teman dalam proses
diskusi di kelas. Kondisi awal masing-masing indikator. Siswa yang mampu menyatakan bertanya dan mengemukakan pendapat sebanyak 3 siswa (13,04%). Siswa yang mampu memecahkan masalah sebanyak 4 siswa (17,4%). Siswa yang mampu menanggapi ide teman yang kurang sesuai dalam proses diskusi di kelas sebanyak 2 siswa (8,7%). Akar penyebab kurangnya aktivitas belajar matematika siswa SMP Negeri 1 karanganyar adalah dalam proses pembelajaran matematika, guru menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi jenuh terhadap mata pelajaran matematika, minat siswa terhadap mata pelajaran matematika rendah, sehingga antusias siswa menurun bahkan tidak sedikit siswa yang berbicara sendiri dan gaduh saat pelajaran berlangsung, Siswa menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Hal ini terlihat dari motivasi siswa yang kurang saat guru menyuruh untuk mengerjakan soal di depan kelas. Akar penyebab permasalahan di atas bersumber dari guru. Upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika tentunya tidak terlepas dari adanya kerja sama antara siswa dan guru. Oleh karena itu guru dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya dalam menjalankan proses belajar mengajar, diantaranya dengan : 1) Mengembangkan wawasan, pengetahuan, pemahaman dan keterampilan komunikasi secara professional; 2) Membawa
peserta
didik
melaksanakan
proses
belajar
matematika;
3)
Mengemukakan pendapat dan pikiran dengan jelas baik secara lisan dan tertulis; dan 4) Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk bekerja sama dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Fenomena tersebut berhubungan erat dengan pelaksanaan proses belajar mengajar matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang didalamnya memuat banyak materi salah satunya adalah segi empat. Pada materi tersebut siswa diharapkan untuk lebih dulu mengenali bentuk bangun datar segi empat, mengetahui sifat-sifat dan rumus dari masing-masing bentuk . Berdasarkan hal tersebut peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan sebuah metode pembelajaran yang diperkirakan
mampu mendukung upaya peningatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Hal yang dapat ditempuh antara lain dengan membangun interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, serta interaksi siswa dengan lingkungannya.
Peneliti
memperkirakan
bahwa
metode
pembelajaran
Spontaneous Group Discussion (SGD) menjadi sebuah alternatif metode pembelajaran yang cukup efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas belajar matematika setelah metode Spontaneous Group Discussion diterapkan pada siswa kelas VII C semester genap SMP Negeri 1 Karanganyar. Manfaat Teoritis dibagi menjadi 2 yaitu secara umum, studi ini memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, utamanya pada upaya peningkatan
aktivitas
belajar
matematika
dengan
metode
pembelajaran
Spontaneous Group Discussion. Secara khusus, studi ini memberikan kontribusi kepada metode pembelajaran matematika berupa pergeseran paradigma mengajar menjadi paradigma belajar dalam suasana humor yang mana dipertajam dengan dimensi pendidik sebagai fasilitator, sehingga stabilitas tetap terjaga. Manfaat praktis ada 4 yaitu bagi siswa proses pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan dapat menumbuhkan sikap berani dan percaya diri siswa dalam mengkomunikasikan ide, gagasan dan pendapat baik secara lisan maupun secara tertulis, bagi pendidik memberikan masukan kepada pendidik, khususnya pendidik matematika, bahwa banyak model pembelajaran formal dan informal yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan dan kreatif serta memberikan deskripsi dan wacana bagi guru dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar dalam pembelajaran matematika. Bagi Sekolah, menciptakan suasana belajar matematika yang komunikatif dan menyenangkan, meningkatkan kualitas pendidikan sekolah sebagai wadah dalam menimba ilmu pengetahuan. Bagi Peneliti, dapat digunakan sebagai pengalaman menulis karya ilmiah dan
melaksanakan penelitian dalam pendidikan matematika sehingga dapat menambah pengetahuan. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitan Tindakan Kelas (PTK). Menurut Sutama (2010: 15) PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran dan kemandirian sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang diterapkan adalah metode pembelajaran SGD. Proses PTK dimulai dari dialog awal, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan monitoring, refleksi, evaluasi, dan penyimpulan. Waktu penelitian 5 bulan, yaitu mulai bulan Pebruari hingga Juni 2013. Sumber data penelitian meliputi guru matematika dan siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Karanganyar. Teknik pengumpulan data berupa observasi, tes, catatan lapangan dan dokumentasi. Data dianalisis secara interaktif. Keabsahan data dengan triangulasi penyelidik. Penelitian ini dikatakan berhasil jika : 1) Peningkatan kemampuan siswa dalam bertanya atau mengemukakan pendapat dikatakan berhasil jika lebih dari 55% siswa berani bertanya dan mengemukakan pendapat, 2) Peningkatan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah lebih dari 60% siswa dapat
mengatasi masalahnya baik secara individu maupun kelompok, 3) Peningkatan kemampuan siswa dalam menanggapi ide teman yang dalam proses diskusi di kelas lebih dari 50% siswa mampu menanggapi ide teman dalam diskusi. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penerapan metode pembelajaran SGD mendapat tanggapan positif dari guru matematika. Metode pembelajaran SGD memudahkan siswa dalam menerima pelajaran, karena metode ini siswa berdiskusi secara kelompok sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi pelajaran.
Adi Wiratama SP (2011) menyimpulkan bahwa ada peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika pada materi himpunan melalui metode open ended and reditiction. Tika Karlina Rachmawati (2011) mengemukakan bahwa aktivitas belajar matematika melalui strategi pembelajaran aktif index card match mengalami peningkatan yang dilihat dari meningkatnya indikator-indikator aktivitas belajar yaitu menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, mempresentasikan hasil pekerjaan, dan mengerjakan pekerjaan rumah. Heni
Dwi
Herliyati
(2009)
mengemukakan
bahwa
pmbelajaran
matematika melalui pendekatan kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa di kelas. Ada peningkatan jumlah siswa yang aktif bertanya dan mengerjakan soal di depan kelas. Hal itu berdampak pada naiknya jumlah siswa yang nilai matematikanya 60, dari 35,2 % menjadi 47,8 %. Pada putaran I, guru masih menyesuaikan diri dengan metode SGD yang tergolong baru. Meskipun suasana kelas kurang kondusif, guru sudah mampu memainkan peran sebagai fasilitator. Pada putaran II guru masih menggunakan metode SGD suasana kelas menjadi lebih kondusif. Peran guru sebagai fasilitator menjadi jembatan bagi siswa dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika. Aktivitas belajar matematika sudah mengalami peningkatan yang baik. Guru merasakan keberhasilan yang nyata terhadap pembelajaran di kelas. Hal ini menumbuhkan rasa percaya diri pada guru untuk menerapkan metode tersebut pada pembelajaran selanjutnya. Kondisi awal pada kelas VII C yang berjumlah 23 siswa diperoleh aktivitas siswa dalam bertanya atau mengemukakan pendapat melalui diskusi dalam kelas sebanyak 3 siswa, aktivitas siswa dalam memecahkan masalah sebanyak 4 siswa, aktivitas siswa dalam menanggapi ide teman dalam proses diskusi di kelas sebanyak 2 siswa. Pada putaran I aktivitas belajar matematika meningkat meskipun belum sesuai harapan. Pada putaran ini diperoleh 9 siswa mampu bertanya atau
mengemukakan pendapat melalui diskusi, 10 siswa mampu memecahkan masalah dan 7 siswa mampu menanggapi ide teman dalam proses diskusi. Pada putaran II aktivitas belajar matematika mengalami peningkatan sesuai harapan. Pada putaran ini diperoleh 15 siswa mampu bertanya atau mengemukakan pendapat, 17 siswa mampu memecahkan masalah dan 12 siswa mampu menanggapi ide teman dalam proses diskusi.
Tabel 1 Data aktivitas belajar matematika No 1
Sesudah Tindakan
Indikator Aktivitas Belajar
Sebelum
Matematika
Tindakan
Siklus I
Siklus II
(13,04%)
(39,1%)
(65,22%)
(17,4%)
(43,5%)
(73,91%)
(8,7%)
(30,43%)
(52,8%)
Siswa yang mampu bertanya atau mengemukakan pendapat melalui diskusi dalam kelas
2
Siswa yang mampu memecahkan masalah
3
Siswa yang mampu menanggapi ide teman dalam proses diskusi di kelas
80.00%
Bertanya atau mengemukakan pendapat
60.00% 40.00%
Memecahakan masalah
20.00% Menanggapi ide teman dalam diskusi
0.00% Kondisi Putaran I Putaran Awal II
Gambar 1. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika
Simpulan Pembelajaran matematika dengan metode SGD dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika. Peningkatan aktivitas diamati dari tiga indikator. Peningkatan siswa dalam bertanya atau mengemukakan pendapat sebesar 65,22%. Peningkatan siswa dalam memecahkan masalah sebesar 73,91%. Peningkatan siswa yang mampu menanggapi ide teman dalam proses diskusi sebesar 52,8%. Kepada peneliti berikutnya diperlukan penelitian lebih lanjut dengan materi dan metode tertentu guna mengatasi permaslahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran matematika. Hal ini perlu dilakukan agar proses pembelajaran di sekolah dimasa yang akan datang lebih bermutu. Selain itu diharapkan dengan metode yang dilaksanakan dapat berjalan efektif sesuai dengan tujuan yang diinginkan sehingga menghasilkan lulusan yang handal dan berkualitas. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini: 1) Drs. Sofyan Anif, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian, 2) Dra. Sri Sutarni, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, pembimbing akademik sekaligus pembimbing skripsi terima kasih yang telah membantu dan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik, 3) Sulenggono, S.Pd dan Achmad Sangidu, S.Pd selaku Kepala Sekolah dan Guru Matematika SMP Negeri 1 Karanganyar yang telah memberikan ijin dan kesempatan serta membantu dalam pelaksanaan penelitian, 4) Siswa siswi kelas VII C SMP Negeri 1 Karanganyar yang dengan keikhlasan bersedia menjadi subyek penelitian, terima kasih atas kerjasamanya. DaftarPustaka Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta :Bumi Aksara Herliyati, Dwi Heni. 2009. Pembelajaran Matematika melalui Metode Pendekatan Kooporatif tipe NHT (Numbered Head Together) dapat
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa. Surakarta: FKIP UMS (tidak diterbitkan) Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning.Yogyakarta :PustakaPelajar Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Putra, Dimas Adila. 2012. Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Terintegrasi pada Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament untuk Meningkatkan Aktivitas dan Kreativitas Belajar Matematika (PTK di Kelas VIII Semester I SMP N 3 Colomadu Tahun Ajaran 2011/2012). Surakarta : FKIP UMS (tidakditerbitkan) Rahmawati, TikaKarlina. 2011. Peningkatan aktivitas belajar matematika melalui strategi pembelajaran aktif Index Card Match. Surakarta : FKIP UMS (tidakditerbitkan) Sutama.2010.Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan PTBK.Semarang: Surya Offset Wiratama, Adi SP. 2011. Penelitian aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika pada materi himpunan melalui metode open ended and reditiction. Surakarta: FKIP (tidakditerbitkan)