DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP BENTUK ALABAR DALAM MIND MAPPING SISWA KELAS VII SMP N 3 GORONTALO TAHUN 2012/2013 Sri Multina M. Maumbu, Sumarno Ismail, Lailany Yahya Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan pemahaman konsep bentuk aljabar dalam mind mapping siswa kelas VII SMP N Gorontalo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Gorontalo. Pengambilan sampel didasarkan pada teknik penarikan sampel Arikunto dipadukan dengan teknik penarikan sampel purposive sampling. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan melakukan dua cara pengumpulan data, yang pertama pemberian tes soal; yang kedua pemberian tugas membuat mind mapping. Hasil penelitian menunjukan dengan adanya teknik pencatatan mind mapping ini, siswa lebih mudah memahami keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lain, karena dengan pencatatan tersebut siswa mencatat sesuai dengan kreasi mereka masing-masing sehingga mereka lebih untuk mengingatnya.rata-rata pada siswa yang gambar mind mapping-nya tergolong dikelompok tinggi pemahaman konsepnya juga tergolong pemahaman konsep tinggi. Simpulan yang diperoleh dari penelitan ini adalah subjek yang memiliki pemahaman konsep bentuk aljabar tinggi pembuatan mind mapping-nya sudah benar sesuai dengan yang diperintahkan. Hal ini juga terjadi pada subjek yang memiliki pemahaman konsep bentuk aljabar sedang pembuatan mind mapping-nya juga tergolong pada kelompok sedang. Kata Kunci : Mind mapping, Bentuk aljabar, Pemahaman konsep.
Pendahuluan Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan individualitas, dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis (Uno, 2010: 109). Belajar ilmu matematika menuntut pemahaman dan penguasaan konsep-konsep yang benar, menuntut kemampuan berfikir abstrak dan penguasaan pada perhitungan. Hal ini mengakibatkan timbulnya kesulitan belajar. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, salah satu indikator yang digunakan untuk memprediksi kesulitan pemahaman konsep siswa adalah dengan cara melihat data prestasi belajar yang dicapainya. Hal yang sama peneliti jumpai di SMP N 3 Gorontalo. Sesuai dengan wawancara peneliti dengan guru metamatika, pada materi bentuk aljabar masih banyak siswa keliru dalam membedakan antara 3x+2x dan 3x × 2x, masalah ini berpengaruh pada materi selanjutnya, sehingga mengakibatkan siswa malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi disebabkan kurangnya pemahaman konsep pada bentuk aljabar itu sendiri. Kejadian ini terjadi di akibatkan kurangnya keterlibatan siswa dalam memahami konsep sesuai dengan peta pikiran mereka sendiri. Penerapan hal tersebut masih kurang digunakan oleh para guru, karena membutuhkan waktu yang agak lama dan mereka juga memikirkan masih banyak materi yang perlu diajarkan lagi. Maka salah satu strategi yang efektif dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan tentunya dengan melibatkan siswa dalam memahami suatu konsep dengan cara berpikir mereka sendiri, antaranya dengan menerapkan pemahaman konsep dengan tugas membuat peta pikiran. Menurut Iwan Sugiarto (2004:75) Mind Map (peta pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan daya hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat meningkat daya kreatifitasnya melalui kebebasan berimajinasi. Mind Map (peta pikiran) juga merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Mind mapping merupakan kiat khusus untuk membuat peta pikiran sehingga memudahkan untuk memahami konsep dan uraian kata-kata yang panjang. Dengan uraian masalah diatas, maka permasalahan yang akn dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana penyusunan mind mapping siswa? (2) Bagaimana pemahaman konsep bentuk
aljabar dalam mind mapping siswa? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman konsep bentuk aljabar dalam mind mapping siswa . Kajian Teori Pemahaman konsep Menurut Benyamin S.Bloom dkk (Uno, 2010: 172) pemahaman merupakan jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya denga hal-hal lain. Sedangkan Perkins mengemukakan pemahaman menunjuk pada apa yang dapat seseorang lakukan dengan suatu informasi, dari apa yang telah mereka ingat. Menurut Sagala (2006: 71) konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisai dan berfikir abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramalkan. Pemahaman Konsep Matematika Pemahaman matematis merupakan tujuan penting dalam pembelajaran matematika, guru memberikan pengertian kepada siswa bahwa materi-materi dalam pembelajaran matematika bukan hanya sekedar membaca atau menghafal, tetapi harus memahami materi-materi agar dapat mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Hal ini sesuai dengan Hudoyo yang menyatakan: “Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami peserta didik“. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa siswa kepada tujuan yang ingin dicapai yaitu agar bahan yang disampaikan dipahami sepenuhnya oleh siswa (Herdian, 2010). Ada tiga macam pemahaman matematik, yaitu : pengubahan (translation), pemberian arti (interpretasi) dan pembuatan ekstrapolasi (ekstrapolation). Pemahaman translasi digunakan untuk menyampaikan informasi dengan bahasa dan bentuk yang lain dan menyangkut pemberian makna dari suatu informasi yang bervariasi. Interpolasi digunakan untuk menafsirkan maksud dari bacaan, tidak hanya dengan kata-kata dan frase, tetapi juga mencakup pemahaman suatu informasi dari sebuah ide. Sedangkan ekstrapolasi mencakup estimasi dan prediksi yang didasarkan pada sebuah pemikiran, gambaran kondisi dari suatu informasi, juga mencakup pembuatan kesimpulan dengan konsekuensi yang sesuai dengan informasi jenjang kognitif ketiga yaitu penerapan (application) yang menggunakan atau menerapkan suatu bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru (Herdian, 2010). Pengertian Mind Map (Peta Pikiran) Pada tahun 1975, Tony Buzan telah mengambangkan suatu metode pembelajaran dalam dunia pendidikan yang dapat melatih siswa untuk berpikir dengan lebih berdaya guna, yaitu suatu metode yang terkenal dengan istilah Mind Map ( peta pikiran) dan sejak itu metode Mind Map ( peta pikiran) berkembang dan telah banyak dipergunakan dalam pembelajaran. (http://www.tonybuzan.edu.sg/oldsite/mindmap.html) Menurut Tony Buzan (2012:4-5) Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif dan efektif cara mudah memasukan dan mengeluarkan informasi dalam otak, mind map menggunakan warna, symbol, kata, dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan ynag sederhana, mendasar, alami dan dan sesuai dengan cara kerja otak. Herdian (2009) menyebutkan mind mapping merupakan teknnik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi agar optimal caranya, menggabungkan kerja otak kanan dan kiri. Dengan mind map siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%.
Manfaat Mind Mapping (Peta Pikiran) Menurut Buzan (2012: 6) mind map membantu kita dalan hal: a. b. c. d. e. f. g. h. i. a. b. c. d. e. f. g.
Merencana Berkomunikasi Menjadi lebih kreatif Menghemat waktu Menyelesaiakan masalah Memusatkan perhatian Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran Mengingat dengan lebih baik Belajar lebih cepat dan efisien Sedangkan menurut Michalko Buzan (2012: 6-7) mind map akan: Mengaktifkan seluruh otak Membereskan akal dari kekusutan mental Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan Membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian informasi yang salaing terpisah Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu megalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke jangka panjang.
Metodologi Penelitian Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Gorontalo Tahun Ajaran 2012/2013, waktu pelaksanaan penelitian ± selama 2 bulan pada bulan Mei-Juni 2013.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskripftif. Instrumen Penelitian Instrument dalam penelitian ini berupa tes bentuk uraian dan digram mind mapping yang sudah diuji validitas konstruksi dan validitas isinya. Dengan tahap awal yang dilakukan adalah pemberian tes kemudian dilanjutkan pada pemberian tugas membuat mind mapping. Populasi dan Sampel Adapun Sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Sumber data primer yaitu siswa kelas VII SMP N 3 Gorontalo tahun ajaran 2012/2013. 2. Sumber sekunder yaitu kepala sekolah dan guru-guru, terutama guru matematika di kelas VII SMP N 3 Gorontalo.
Yang menjadi sumber informasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 3 Gorontalo yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013 sejumlah 162 siswa. Oleh karena keterbasan waktu, dana, dan faktor lainnya, maka subjek penelitian pada 24 siswa yang tersebar pada beberapa kelas. Jumlah subjek penelitian yang berperan sebagai informan (sampel) ini didasarkan pada teknik penarikan sampel Arikunto (2010:139) “Apabila sampel kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Tetapi jika subjek lebih dari 100, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau tergantung dari kesiapan peneliti” dipadukan dengan teknik penarikan sampel purposive random sampling yang berarti penarikan sampel karena tujuan tertentu.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemberian tes soal untuk mengukur pemahaman konsep siswa pada bentuk aljabar. 2. Pemberian tugas membuat peta pikiran (mind mapping) pada siswa Jika diperlukan akan digunakan observasi (pengamatan) dan wawancara untuk melengkapi. Agar tes ini dapat mendekati tes standar dan dapat dipertanggung jawabkan, maka terlebih dahulu tes tersebut diuji apakah benar-benar valid dan reliabel. a) Uji Validitas Butir Soal Pengujian validitas butir dapat dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi produk moment.
rxy
N xy x y
N x
2
x N y 2 y 2
2
(Sugiyono, 2012:228)
Dimana: rxy koefisien korelasi product moment
x skor untuk setiap item y skor total untuk keseluruhan item
N jumlah responden b) Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan ketepatan suatu test apabila dilakukan kepada subjek yang sama. Reliabilitas tes dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan rumus alpa Cronbach dalam Arikunto, 2007: 180 adalah sebagai berikut. 2 n i r11 1 2 n 1 t
Dimana : r11 n
t2
: reliabilitas tes : banyaknya soal 2 1
: jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total
Teknik Analisis Data Tes yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep bentuk aljabar ini berbentuk uraian, pemberian skor hasil tes siswa didasarkan pada indicator yang akan dicapai. Setelah diperoleh hasil tes siswa, data akan dihitung dengan perolehan skor x skor ideal (100) Nilai Akhir : total skor Selanjutnya akan ditentukan kategori skor yang diperoleh siswa dengan kriteria tes pemahaman konsep bentuk aljabar sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kriteria pemahaman konsep bentuk aljabar siswa berdasarkan skor tes yang ditetapkan Rentang skor tes pemahaman konsep Kategori bentuk aljabar 70-100 Pemahaman konsep tinggi 55-69 Pemahaman konsep sedang 0-54 Pemahaman konsep rendah (Sumber: Pedoman akademik 2010/2011) Untuk kategori skor yang diperoleh siswa pada pembuatan mind mapping ditentukan dengan kriteri sebagai berikut: Tabel 3.2 Kriteria pembuatan mind mapping siswa berdasarkan skor tes yang ditetapkan Rentang skor Rentang skor pembuatan mind pembuatan Kategori mapping mind mapping 85-100 4 Kelompok tinggi 70-84 3 Kelompok sedang 0-69 0-2 Kelompok rendah (Sumber: Pedoman akademik 2010/2011) Hasil Penelitian Dan Pembahasan Hasil Pengembangan Istrumen 1. Uji Validitas Butir Soal Validitas ini digunakaan untuk mengukur varibel dan mengungkapkan isi suatu konsep. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel for Windows 2007 diperoleh rhitung > rtabel dimana rtabel =0,404 , sehingga dari hasil perbandingan yang dilakukan memperoleh soal-soal yang valid. 2.
Reliabilitas Butir Soal Reliabilitas merupakan ketepatan suatu test apabila dilakukan kepada subjek yang sama. Pengujian reliabilitas tes menggunakan rumus alpha cronbach seperti yang berada pada halaman 32. 1.
Menentukan varians setiap item soal
b2
X
Untuk : N = 24
(X )
2
X
2
2
N
N
X 224 X
50176
50176 24 b2 24 2284 2090.67 b2 24 193.33 2 b 24 2 b 8.06 2284
2
2284
Untuk butir item soal nomor 2 sampai 6 dengan rumus yang sama seperti rumus diatas, dengan bantuan program Microsoft Excel Windows 2007 diperoleh rhitung seperti pada tabel berikut: Tabel 4.2 Varians tiap item soal Butir Soal
N=24 Varians
2.
1
2
3
4
5
6
8.06
4.35
7.94
15.77
17.32
38.10
Menentukan varians semua item
2 b
12 22 32 ... 62 8.06 4.35 7.94 ... 38.10 91.55
3. varians total Untuk N=24 Y 1256
(Y )
2
Y
1577536
Y Y N
2
2
12
N 1577536 69318 24 24 69318 65730.67 24 3587.33 24 149.47
Menghitung reliabilitas
k 6
2 b
91.55
1 2 149.47 2 k b r11 1 2 k 1 1
91.55 6 1 6 1 149.47 91.55 6 1 5 149.47
2
69318
1.21 0.6125 1.20.3875
0.465 Jadi, reliabilitas instrumen tes hasil belajar adalah sebesar 0,465 Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada bagian pendahuluan, bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman konsep bentuk aljabar dalam mind mapping siswa. maka untuk membahas hasil penelitian ini. Peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu dengan pemberian tes bentuk essay dan pemberian tugas membuat peta pikiran (mind mapping). Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hasil yang ditemukan dalam penelitian tentang mind mapping Dengan adanya teknik pencatatan mind mapping ini, siswa lebih mudah memahami keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lain, karena dengan pencatatan tersebut siswa mencatat sesuai dengan kreasi mereka masing-masing sehingga mereka lebih untuk mengingatnya. Terbukti pada siswa yang gambar mind mapping-nya tergolong dikelompok tinggi pemahaman konsepnya juga tergolong pemahaman konsep tinggi. Dijelaskan pada uraian hasil tes dan mind mapping berikut. 2. Uraian tentang hasil tes dan mind mapping Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui pemahaman konsep bentuk aljabar dalam mind mapping siswa kelas VII-B. Dari hasil pekerjaan siswa tersebut maka yang memahami konsep bentuk aljabar yaitu siswa dengan pemahaman konsep tinggi dan pembuatan mind mapping-nya tergolong dikelompok tinggi, Meskipun ada satu siswa yang memiliki pemahaman konsep tinggi tapi pembuatan mind mapping-nya tergolong dikelompok sedang, ini dikarenakan kurang mengetahui keterhubungan antar materi. Berikut uraian pemahaman konsep bentuk aljabar dalam mind mapping siswa sesuai dengan tingkat pemahaman.
1.
2.
3.
Subjek dengan pemahaman konsep tinggi dan pembuatan mind mapping kelompok tinggi a. Pada subjek dengan pemahaman konsep tinggi terdapat 4 orang atau sekitar 16.7% dari subjek yang teliti. Untuk subjek dengan pemahaman konsep tinggi ini dikategorikan memiliki pemahaman konsep bentuk aljabar. Ini ditunjukkan oleh ketiga indikator pemahaman konsep terpenuhi hampir pada keseluruhan jawaban pada tiap butir soal. b. Subjek dengan pembuatan mind mapping yang tergolong dikelompok tinggi terdapat 5 orang atau sekitar 20.83% dari subjek yang diteliti. Subjek yang tergolong dikelompok ini sudah memiliki pemahaman konsep sehingga mind mapping yang dibuat sesuai dengan yang diperintahkan. Subjek dengan pemahaman konsep sedang dan pembuatan mind mapping kelompok sedang a. Subjek yang memiliki pemahaman konsep pada kategori ini berjumlah 9 orang atau sekitar 37.5% dari subjek yang diteliti. Subjek yang berada pada kategori ini memiliki pemahaman konsep tapi masih ada sedikit kekeliruan yang dibuat. b. Subjek pembuatan mind mapping pada kelompok sedang berjumlah 8 orang atau sekitar 33.33% dari subjek yang diteliti. Subjek pada kategori ini pembuatan mind mapping-nya masih ada sedikit kekeliruan dalam menentukan keterhubungan antar materi. Subjek dengan pemahaman konsep rendah dan pembuatan mind mapping kelompok rendah a. Subjek yang termasuk pada kategori rendah ini berjumlah 10 orang atau sekitar 41.7% dari subjek penelitian. Subjek yang berada dikategori ini pemahaman konsep
konsepnya masih terlalu kurang, ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa pada halaman 38. b. Subjek yang termasuk pada pembuatan mind mapping kategori rendah ini berjumlah 11 orang atau sekitar 45.83% dari subjek yang diteliti. Penutup Kesimpulan Pada bab sebelumnya dari hasil penelitian, dapat dilihat subjek yang memiliki pemahaman konsep tinggi pembuatan mind mapping-nya benar sesuai dengan yang diperintahkan, meskipun ada satu orang yang mind mapping-nya tergolong dikelompok sedang. Hal ini juga terjadi pada subjek yang memiliki pemahaman konsep sedang pembuatan mind mapping-nya juga tergolong pada kelompok sedang dan ada tiga orang pembuatan mind mapping-nya tergolong dikelompok rendah. Ini berarti pembuatan mind mapping harus didasari dari pemahaman konsep materi. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti menyarankan beberapa saran guna meningkatkan kembali pemahaman konsep para peserta didik sebagai berikut: 1. 2.
3.
4.
Perlu ada lanjutan penelitian ini untuk menelusuri penyimpanganya. Para peserta didik harus meningkatkan pemahaman konsep, agar pembuatan mind mapping-nya bisa tersusun dengan benar. Karena pencatan dalam bentuk mind mapping memudahkan peserta didik untuk mengingat materi. Para Guru agar dapat menggunakan teknik pencatatan mind mapping ini walau hanya pada materi-materi tertentu. Atau misalnya para guru ingin mengingatkan kepada siswa tentang materi-materi sebelumnya maka mind mapping sangat cocok digunakan. Bagi sekolah dan pemerintah lebih memperhatikan cara pembelajaran yang efektif bagi peserta didik, agar para Guru dapat lebih mudah untuk melakukan inovasi baru dalam proses kegiatan pembelajaran. Bisa dicoba teknik pencatatn mind mapping ini pada mata pelajaran matematika bahkan lebih bagus juga pada mata pelajaran yang lain.
Daftar Pustaka Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Buzan, Tony. 2012. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Herdian. 2010. Kemampuan Pemahaman matematika.(online) http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-pemahaman-matematis/ Di akses pada tanggal 07 Maret 2013 Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Univ. Negeri Malang (UM Press). Lestari, Fitriana. 2012. mengenai pengaruh pembelajaran meggunakan metode peta pikiran (mind mapping) terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematis. Skripsi UPI (online) http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mat_0800540_chapter5.pdf Diakses 8 april 2013
Mahmuddin. 2009. Pembelajaran Berbasis Peta Pikiran (Mind Mapping) http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/01/pembelajaran-berbasis-peta-pikiran-mindmapping/. Di akses 21 maret 2013 Mahmudi, Ali. 2009. Komunikasi dalm Pembelajaran Matematika. Makalah Termuat pada Jurnal Pendidikan UNHALU Vol. 8, No.1, Februari 2009, ISSN: 11412-2318 http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ali%20Mahmudi,%20S.Pd,%20M.Pd,%20Dr. /Makalah%2006%20Jurnal%20UNHALU%202008%20_Komunikasi%20dlm%20Pembelajara n%20Matematika_.pdf Di akses: Jum’at, 01 Maret 2013 Nuharini, Dewi. Wahyuni, Tri. 2008. Matematika, Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Pedoman akademik, 2010/2011. Universitas Negeri Gorontalo Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono, 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung :CV Alfabeta. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatis, Kualitatif Dan R&D.Bandung: CV Alfabeta. Sutarni, Melania. 2011. Penerapan Metode Mind Map Dalam Meningkatkan kemampuan Mengerjakan Soal Cerita Bilangan Pecahan. Jakarta: Jurnal Pendidikan Penabur. Tapantoko, Agung Aji. 2011. Penggunaan metode mind map (peta pikiran) Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Dalam pembelajaran matematika. Skripsi UNY (online) http://eprints.uny.ac.id/2371/1/BADAN_SKRIPSI.pdf Di akses pada tanggal 21 maret 2013 Uno, B. Hamzah. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Jakarata: PT Bumi Aksara Uno, B. Hamzah, Kuadrat, Masri. 2010. Mengelola kecerdasan Dalam Pembelajaran. Jakarata: PT Bumi Aksara. Yeni, Ety Mukhlesi. 2011. Pemanfaatan Benda-Benda Manipulative Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Geometri Dan Kemampuan Tilikan Ruang. (jurnal) http://jurnal.upi.edu/file/7-Ety_Mukhlesi_Yeni.pdf Di akses 27 maret 2013