HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PABELAN TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika
Disusun Oleh ENDANG KUNCORONINGSIH 202009071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013
i
ii
iii
iv
MOTTO
Orang yang paling sempurna bukanlah orang dengan otak yang sempurna, melainkan orang yang dapat mempergunakan sebaiknya-baiknya dari bagian otaknya yang kurang sempurna (Aristoteles) Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah: 153) Maka bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (QS. Al-Insyirah: 5-8) Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah (Qs. Al-Mu’min : 44)
Skripsi ini penulis persembahkan untuk : Allah SWT tempat perlindunganku Bapak, ibu dan kakak yang senantiasa mencurahkan Perhatian, dukungan dan melimpahkan doa untuk kebahagiaan dan keberhasilan penulis.
v
KATA PENGANTAR Syukur, Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sungguh suatu berkah yang luar biasa, akhirnya skripsi yang berjudul Hubungan Antara Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas VIII Smp Negeri 2 Pabelan Tahun Ajaran 2012/2013 dapat terselesaikan. Skripsi disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 (S1) di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Penulis menyadari bahwa banyak pihak telah membantu dan mendukung sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Allah YME yang selalu setia membimbing langkah penulis. 2. Dra. Yari Dwikurnianingsih, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Kristen
Satya
Wacana
Salatiga
yang
telahmemberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 3. Kriswandani S.Si, M.Pd. selaku kaprogdi Pendidikan Matematika yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi ini. 4. Prof. Sutriyono, Drs, M.Sc, Ph.d. dan Tri Nova Hasti Yunianta S.Pd, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang senantiasa mendukung, membantu, memberi saran dan membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Bambang Sudewo, S.Pd. selaku PLT Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Pabelan yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di SMP Negeri 2 Pabelan. 6. Desy Shynta EP, S.Pd. selaku guru matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan yang telah membantu dan mendukung kelancaran penelitian ini. 7. Segenap guru dan Staf pegawai SMP Negeri 2 Pabelan atas kesediaannya memberikan informasi untuk penyusunan skripsi ini. 8. Seluruh siswa dan siswi kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan khususnya siswa kelas VIIIA dan VIIIB atas bantuan dan kerjasamanya. 9. Ibu, Bapak, kakak dan keluarga penulis atas semangat, doa dan dukungan selama proses penyusunan skripsi. vi
10. Ryan yang tanpa henti selalu memberi dukungan dan semangat bagi penulis. 11. Sahabat–sahabat seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan menjadi tempat curahan hati penulis. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu. Penulis menyadari bahwa skripsi yang disusun ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan karunia bagi kita semua.
Penulis
Endang Kuncoroningsih
vii
ABSTRAK Kuncoroningsih, E. 2013. Hubungan antara Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Kristen Satya Wacana. Sikap siswa dalam pembelajaran matematika bermacam–macam, ada siswa yang menunjukan sikap positif dengan cara memperhatikan dan tenang dalam proses pembelajaran, namun ada juga siswa yang menunjukkan sikap negatif dengan mengobrol sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan yang signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan yang berjumlah 167 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan cluster sampling. Berdasarkan teknik cluster sampling diperoleh dua kelas yang digunakan sebagai sampel, yaitu kelas VIIIA dan VIIIB yang berjumlah 70 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi skala sikap dalam pembelajaran matematika. Data prestasi belajar diambil berdasarkan nilai raport Tes Tengah Semester 2. Uji korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk mengetahui hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar. Berdasarkan uji korelasi diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,268 dengan nilai signifikansi sebesar 0,012. Oleh karena nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,268 0,235) artinya ada hubungan positif signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika terhadap prestasi belajar namun dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sikap siswa dalam pembelajaran matematika memberikan sumbangan sebesar 7,2% terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar sedangkan 92,8% dipengaruhi oleh faktor lain diluar sikap. Kata kunci: Sikap Siswa, Pembelajaran Matematika, Prestasi Belajar.
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iii PERNYATAAN .................................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi ABSTRAK ........................................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiii BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Prestasi Belajar .......................................................................................... 5 1. Pengertian Prestasi Belajar ................................................................ 5 2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ..................................... 6 3. Pengukuran Tes Prestasi .................................................................... 8 B. Hakikat Sikap ............................................................................................. 11 1. Pengertian Sikap ................................................................................ 11 2. Komponen Sikap ................................................................................ 12 3. Ciri-ciri Sikap ...................................................................................... 13 4. Tingkatan Sikap .................................................................................. 15 5. Pembentukan Sikap ........................................................................... 16 C. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 19 D. Kerangka Berfikir ....................................................................................... 20 E. Hipotesis ................................................................................................... 21
ix
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 23 B. Variabel Penelitian .................................................................................... 23 C. Definisi Operasional .................................................................................. 23 D. Populasi dan Sampel ................................................................................. 24 E. Desain Penelitian ....................................................................................... 24 F. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 25 G. Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................................... 27 H. Analisis Data .............................................................................................. 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subjek Penelitian ..................................................................... 33 B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 33 C. Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel Penelitian .......................... 33 1. Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika .................................. 34 2. Prestasi Belajar Matematika .............................................................. 35 D. Uji Prasayat ............................................................................................... 36 1. Uji Normalitas .................................................................................... 36 2. Uji Linieritas ....................................................................................... 37 E. Hasil Analisis Korelasi ................................................................................ 37 F. Pembahasan .............................................................................................. 38 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................................ 41 B. Saran ......................................................................................................... 41 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 43 LAMPIRAN ................................................................................................. 47
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Penyekoran Butir Kuesioner .......................................................... 26
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Kuesioner Aspek Sikap dalam Pembelajaran Matematika .................................................................................. 26
Tabel 3.3
Hasil Pengujian Validitas ............................................................... 27
Tabel 3.4
Sebaran Item Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika yang Valid dan yang Gugur ........................................................... 28
Tabel 3.5
Standar Reliabilitas ....................................................................... 29
Tabel 3.6
Pedoman Kuatnya Hubungan Antar Dua Variabel ........................ 30
Tabel 4.1
Deskripsi Kedua Variabel .............................................................. 34
Tabel 4.2
Hasil Analisis Uji Normalitas Hubungan antara Data Sikap dalam Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar .......... 36
Tabel 4.3
Hasil Analisis Uji Linearitas Hubungan antara Data Sikap dalam Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar .......... 37
Tabel 4.4
Koefisien Korelasi antara Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar ............................................ 38
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Hubungan antara Sikap Siswa dalam Pembeljaran Matematika dengan Prestasi Belajar .......................................... 20
Gambar 4.1
Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika ......................................................... 35
Gambar 4.2
Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Prestasi Belajar ............ 35
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kisi-kisi kuesioner Sikap dalam Pembelajaran Matematika .............................................................................. 48
Lampiran 2
Angket/Kuesioner Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika ............................................................................. 52
Lampiran 3
Uji Validitas dan Reliabilitas Angket/kuesioner Mentah (Sebelum Gugur) ........................................................ 56
Lampiran 4
Uji Validitas dan reliabilitas Angket/Kuesioner Bersih (Setelah Gugur) ............................................................ 58
Lampiran 5
Prestasi Belajar ........................................................................ 60
Lampiran 6
Sebaran Angket/Kuesioner Mentah (Sebelum Gugur) ............ 61
Lampiran 7
Sebarab Angket/Kuesioner Bersih (Setelah Gugur) ................. 67
Lampiran 8
Uji Prasyarat (Normalitas dan Linieritas) ................................. 71
Lampiran 9
Deskripsi Hasil Pengukuran Sikap dalam Pembelajaran Matematika dan Prestasi Belajar ............................................ 73
Lampiran 10
Gambar Histogram Statistik Deskriptif Hasil Pengukuran Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika dan Prestasi Belajar ........................................................................ 74
Lampiran 11
Uji Korelasi ............................................................................... 75
Lampiran 12
Tabel Nilai r Product Moment ................................................. 76
Lampiran 13
Surat Ijin .................................................................................. 77
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa tahun terakhir ini. Salah satu standar mutu pendidikan di Indonesia diukur melalui hasil Ujian Nasional di mana mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam setiap jenjang pendidikan seperti pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (Wilson, 2010). Mata pelajaran matematika selalu berhubungan dengan mata pelajaran yang lain. Terlihat dari alokasi jumlah pelajaran matematika yang mendapatkan porsi lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya (Arsiah, 2005). Mata pelajaran matematika banyak memuat konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang sukar dipahami, selain itu dalam matematika juga memuat banyak rumus dan hitungan dalam setiap pemecahan masalah. Banyak siswa mulai dari SD, SMP maupun SMA beranggapan mata pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit karena beberapa faktor yang ada, baik faktor dari siswa, guru maupun lingkungan. Kurangnya kemampuan guru dalam penguasaan kelas, model pembelajaran yang monoton sehingga membuat siswa merasa bosan dan kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan, hal tersebut yang membuat banyak siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran matematika. Respon siswa yang demikian menjadi hambatan besar bagi siswa untuk menyenangi apalagi memahami mata pelajaran matematika. Akibatnya sikap siswa yang dari awal menganggap matematika pelajaran yang susah, sehingga sangat sulit bagi siswa untuk menyerap bahkan menyenangi pelajaran matematika. Hal tersebut yang mengakibatkan sikap negatif terhadap pelajaran matematika dan menjadikan nilai mata pelajaran matematika siswa sangat rendah dibandingkan mata pelajaran lainnya. Menurut Wirawan (2002), sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi rangsangan tertentu. Bogardus dkk (dalam Azwar, 2000) mendefinisikan sikap
1
2 merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Sikap siswa terhadap prestasi belajar matematika adalah salah satu faktor yang cukup penting untuk diperhatikan. Saat berlangsung proses belajar mengajar sikap berperan sebagai alat pengendali diri, misalnya dengan adanya sikap yang baik seseorang akan mampu menempatkan diri dengan situasi yang dihadapinya. Sikap merupakan faktor internal yang berpengaruh dalam prestasi belajar. Misalnya dengan ada sikap yang baik seseorang akan mampu menempatkan diri dengan situasi yang dihadapinya. Menurut Winkel (1996) prestasi belajar adalah salah satu bukti yang menunjukan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang berhasil diperolehnya. Menurut Tu’u (2004) prilaku yang terwujud pada sikap berpengaruh besar pada prestasi belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Fatimaturrohmah (2010), yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap pelajaran matematika dengan prestasi belajar matematika siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Winantiti (2011), hasil penelitian menunjukan bahwa diperoleh nilai
dengan tingkat
signifikan 1% menunjukan adanya hubungan yang positif antara sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika dengan prestasi belajar matematika. Bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Arsiah (2005), yang menyatakan bahwa sikap siswa terhadap matematika di Indonesia tidak mempengaruhi prestasi belajar matematika. Penelitian yang dilakukan oleh Atawalo (2011), menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 SOE Kabupaten Timor Tengah Selatan. Berdasarkan hasil pengamatan langsung di kelas, nampak bahwa dalam pembelajaran matematika terdapat sebagian siswa yang menunjukan sikap yang positif dalam proses pembelajaran. Sikap positif siswa tersebut ditunjukan dengan siswa memperhatikan dan tenang dalam proses pembelajaran. Namun ada juga sebagian siswa yang cenderung mengobrol
3 sendiri dan tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Walaupun sudah ditegur oleh guru, siswa tersebut hanya mau memperhatikan sebentar dan kembali asik sendiri dengan kegiatan lain diluar pelajaran. Ketika diberi tugas atau soal untuk mengerjakan di depan kelas, siswa cenderung diam dan tidak ada yang dengan senang hati untuk mengerjakan di depan. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yaitu sejauh mana hubungan antara sikap dalam pembelajaran matematika dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian tentang hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan Tahun Ajaran 2012/2013. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. Apakah terdapat hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara sikap siswa dalam pelajaran matematika dengan prestasi belajar matematika khususnya bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013; sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti yang relevan dimasa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang ada atau tidaknya hubungan antara sikap siswa terhadap pelajaran matematika
4 dengan prestasi belajar matematika, sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat dan nyata sesuai dengan aturan; bagi guru matematika agar mampu menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pelajaran matematika sehingga siswa dapat lebih meningkatkan prestasi belajar; bagi siswa sebagai masukan agar mempunyai sikap yang positif terhadap matematika sehingga akan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Kegiatan
pembelajaran
merupakan
suatu
kegiatan
untuk
memberikan pengalaman dan bimbingan kepada siswa. Setelah mengalami proses pembelajaran siswa diharapkan dapat berubah dalam arti bertambah pengetahuan, kemampuan, ketrampilan dan sikap yang lebih baik. Salah satu alat untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran adalah melalui prestasi belajar. Menurut Winkel (1996) prestasi belajar adalah salah satu bukti yang menunjukan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang berhasil diperolehnya. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut mengalami proses belajar yang dibuktikan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang dinilai dari aspek kognitifnya yang ditunjukan dengan nilai atau angka (Suroso, 2001). Koster (2001) mengungkapkan prestasi belajar itu sebagai berikut: dalam kegiatan pengajaran terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa di mana guru memegang peran yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar yang terwujud dalam bentuk belajar siswa (kognitif) maupun konsep diri siswa (afektif) seperti watak, sikap dan kepribadian siswa. Prestasi belajar siswa merupakan pengetahuan yang dicapai siswa pada sejumlah mata pelajaran di sekolah. Prestasi belajar adalah skor atau angka yang terdapat pada daftar nilai rata–rata tugas, ulangan harian atau ulangan umum (Nuraeni, 2006). Prestasi
belajar adalah
mempelajari
performance dan
kompetensinya setelah
materi untuk mencapai tujuan pengajaran dalam satuan
waktu tertentu yang dapat berupa semesteran atau tahun pelajaran (Slameto, 1988). Menurut Azwar (1996) menyatakan prestasi belajar sebagai suatu keberhasilan memperoleh pengetahuan dan kecakapan baru yang dapat di operasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai
5
6 rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan dan semacamnya. Menurut Tu’u
(2004),
prestasi
belajar
adalah
pengusaan
pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Belajar merupakan taraf keberhasilan sebuah proses mengajarbelajar (the teaching-learning process) atau taraf keberhasilan sebuah program pembelajaran/penyajian materi, dan kenaikan kelas (Syah, 2006). Berdasarkan pengertian prestasi belajar yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mengacu pada definisi prestasi belajar menurut Suroso (2001) yaitu prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut mengalami proses belajar yang dibuktikan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang dinilai dari aspek kognitifnya yang ditunjukan dengan nilai atau angka. 2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Slameto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, sikap, bakat, motif, kematangan dan kesiapan) dan faktor kelelahan. Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah), faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat). Tu’u (2004) terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi prestasi, yaitu: faktor kecerdasan, faktor bakat, faktor minat dan perhatian, faktor motif, faktor cara belajar, faktor lingkungan keluarga dan faktor sekolah. Faktor kecerdasan tidak hanya meliputi kemampuan rasional matematis tetapi menyangkut kemampuan yang luas seperti kemampuan
7 rasional memahami, mengerti, memecahkan problem, serta kemampuan mengatur prilaku berhadapan dengan lingkungan yang berubah dan kemampuan belajar dari pengalamannya. Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki seorang siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar. Bakat adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang yang dibawa sejak lahir, yang diterima sebagai warisanya dari orang tua. Jika bakat-bakat yang ada dalam diri siswa tersebut dikembangkan dalam pembelajaran maka akan memperoleh prestasi yang tinggi. Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. Minat dan perhatian yang tinggi pada pelajaran akan memberi dampak baik bagi prestasi siswa. Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu. Motif selalu mendasari, mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar siswa. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien. Sebagian waktu seseorang dihabiskan di rumah. Oleh karena itu, keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi siswa. Maka orang tua sudah sepatutnya mendorong, memberi semangat, bimbingan dan teladan yang baik kepada anaknya. Sekolah merupakan lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan. Selain hal di atas, Tu’u juga mendefinisikan faktor penghambat prestasi siswa. Faktor penghambat prestasi siswa ada dua yaitu, faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor penghambat dari dalam meliputi faktor kesehatan, faktor kecerdasan, faktor perhatian, faktor minat, dan faktor bakat. Faktor dari luar meliputi faktor keluarga (faktor orang tua, faktor suasana rumah dan faktor ekonomi keluarga), faktor sekolah (faktor
8 pembelajaran, faktor hubungan antar murid dengan guru, dan faktor sarana sekolah), faktor disiplin sekolah, faktor masyarakat, faktor lingkungan tetangga, dan faktor aktifitas organisasi. 3. Pengukuran Tes Prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar perlu dilakukan penilaian (evaluasi), dengan penilaian dapat diketahui apakah suatu program pendidikan, pengajaran atau pun pelatihan tersebut telah dikuasai oleh peserta atau belum (Jihat dan Haris, 2008). Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui dan mengumpulkan informasi terhadap perkembangan dan kemajuan belajar siswa untuk perbaikan dan meningkatkan kegiatan belajar siswa serta sekaligus memberi umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar. Namun dalam melakukan evaluasi guna mengetahui prestasi belajar siswa ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Gronlurd (dalam Azwar, 1996) merumuskan beberapa prinsip-prinsip pengukuran prestasi belajar sebagai berikut: a. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang dibatasi secara jelas sesuai tujuan intruksional. Langkah pembatasan tujuan ukur merupakan langkah pertama dalam penyusunan tes prestasi. Identifikasi dan pembatasan tujuan ukur harus bersumber dan mengacu pada tujuan instruksional yang telah digariskan pada suatu program. b. Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau pengajaran. Maksud sampel hasil belajar dalam hal ini adalah perwujudan soal tes dalam bentuk item-item yang mewakili kesemua pertanyaan mengenai materi pelajaran yang secara teoritik mengkin ditulis. Untuk dapat dikatakan mengukur hasil belajar materi pelajaran secara keseluruhan, sampel pertanyaan yang termuat dalam tes harus representatif yakni harus menanyakan semua bagian materi yang dicakup oleh suatu program secara proporsional.
9 c. Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan. Tes prestasi memiliki berbagai tipe dan format item yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan pengukuran. Apabila tujuan pengukuran adalah pengungkapan proses mental atau kompetensi tingkat tinggi guna pemecahan masalah maka dapat dipilih tipe item esay, atau pilihan ganda. Apabila tujuan ukurnya adalah pengungkapan proses pengingatan fakta dan prinsip sederhana terutama untuk level pendidikan rendah, maka dapat dipilih tipe benar salah atau tipe jawaban pendek. d. Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya. Tes yang hasilnya akan digunakan sebagai dasar penempatan biasanya digunakan item yang tidak terlalu tinggi taraf kesukaranya dan cakupanya pun tidak terlalu luas. Tes yang dimaksud berfungsi sumatif guna mengukur kemajuan belajar tentu harus disusun item yang mencakup bagian penting tertentu dari keseluruhan materi pelajaran. Tes yang berfungsi diagnostik akan berisi item dalam jumlah besar dari setiap bagian kawasan materi pelajaran. Dalam hal ini perhatian lebih ditunjukan pada respon atau jawaban yang diberikan siswa pada item tertentu sedangkan skor keseluruhan menjadi berkurang penting peranannya. e. Tes prestasi harus dibuat sereliabel mungkin dan kemudian harus ditafsirkan hasilnya dengan hati-hati. Reliabilitas (keterpercayaan) hasil ukur merupakan salah satu ciri kualitas tes yang tidak dapat diabaikan. Sejauh mana pengukuran yang dilakukan oleh tes dapat diandalkan dan dipercaya akan banyak berpengaruh terhadap penafsiran hasil ukurnya. Tes yang tidak dapat memberikan hasil yang konsisten akan memberikan penafsiran yang keliru mengenai aspek yang diungkapnya. f.
Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para siswa. Hasil tes prestasi secara akurat dapat mencerminkan pencapaian tujuan instruksional dan tes prestasi dapat mengukur sampel hasil belajar dengan layak maka pengaruh positif pengadaan
10 tes prestasi bagi peningkatan belajar akan dapat diharapkan secara maksimal. Bahwasanya tujuan utama pengukuran prestasi belajar, baik formatif maupun sumatif adalah membantu mereka dalam belajar haruslah dapat dikomunikasikan kepada para siswa. Bila para siswa dapat memandang tes sebagai sarana yang menolong mereka, disamping dasar pemberian angka atau nilai rapor, maka fungsi tes sebagai motivator dan pengarah dalam belajar telah tercapai. Dari pengukuran prestasi belajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip di atas, guru dapat mengetahui kemampuan anak didiknya dan guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan keadaan peserta didik. Azwar (1996), mengungkapkan bila dilihat dari tujuan pengukuran prestasi, tes prestasi dapat melakukan beberapa fungsi yaitu fungsi penempatan, fungsi formatif, fungsi diagnosis, dan fungsi sumatif. Fungsi penampatan adalah penggunaan tes prestasi untuk melakukan klasifikasi siswa kedalam bidang atau jurusan yang sesuai kemampuan siswa yang diperlihatkan dalam proses pembelajaran. Misalnya ketika penjurusan untuk masuk program IPA, IPS atau Bahasa di tingkat SMA, guru dapat melihat hasil dari tes prestasi dari peserta didiknya. Fungsi formatif adalah pengguanaan tes prestasi guna mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah dapat dicapai siswa dalam suatu program pembelajaran. Fungsi
diagnosis
adalah
penggunaan
tes
prestasi
guna
mendiagnosis kesukaran-kesukaran dalam belajar dan mencari kelemahankelemahan. Setelah mengetahui kesukaran-kesukaran yang ada kemudian dapat ditentukan langkah berikutnya guna menanggulangi kesukarankesukaran dan kelemahan pada materi tertentu, sehingga siswa dapat lebih meningkatkan lagi motivasi belajar guna mencapai prestasi belajar yang maksimal. Fungsi sumatif adalah pengguanan tes prestasi guna menghasilkan informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dalam suatu program pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pengukuran prestasi belajar merupakan salah satu hal yang paling penting dalam proses belajar mengajar. Sebab dengan adanya pengukuran prestasi belajar ini maka dapat diungkapkan sejauh mana seorang siswa mampu menguasai materi terhadap mata pelajaran tertentu. Di samping itu, pengukuran
11 prestasi belajar juga dapat digunakan sebagai standarisasi untuk menentukan jurusan yang cocok dengan kemampuan siswa sekaligus juga dapat digunakan sebagai standarisasi kelulusan siswa. B. Hakikat Sikap 1. Pengertian Sikap Menurut Allport (dalam Meinarno dan Sarwono, 2009) sikap merupakan kesiapan mental, yaitu suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang, bersama dengan pengalaman individual masing-masing, mengarah dan menentukan respon terhadap berbagai objek dan situasi. Sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi rangsangan tertentu (Wirawan, 2002). Jihat dan Haris (2008) berpendapat bahwa sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Menurut Secord dkk dalam Junaidi (2011) sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan, pemikiran dan predisposisi tindakan seseorang terhadap suatu aspek tertentu. Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif tetap, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respon atau berprilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2000). Sikap adalah evaluasi terhadap objek, isu atau orang. Sikap didasarkan pada informasi afektif, behavioral dan kognitif (Taylor dkk, 2009). Berdasarkan definisi sikap di atas penelitian ini mengacu pada definisi sikap menurut Walgito (2000) Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif tetap, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respon atau berprilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya.
12 2. Komponen Sikap Menurut Jihat dan Haris (2008) sikap terdiri atas tiga komponen, yakni afektif, kognitif dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaianya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Komponen konatif adalah kecenderungan untuk berprilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Meinarno dan Sarwono (2009) berpendapat sikap adalah konsep yang dibentuk oleh tiga komponen, yaitu kognitif, afektif dan prilaku. Komponen kognitif berisi semua pemikiran serta ide-ide yang berkenaan dengan objek sikap. Isi pemikiran seseorang meliputi hal-hal yang diketahui sekitar objek sikap, dapat berupa tanggapan atau keyakinan, kesan, atribusi dan penilaian tentang objek sikap. Komponen afektif dari sikap meliputi perasaan atau emosi seseorang terhadap objek sikap. Adanya komponen afektif dari sikap, dapat diketahui melalui perasaan suka atau tidak suka, senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Komponen perilaku dapat diketahui melalui respons subjek yang berkenaan dengan objek sikap. Respon yang dimaksud dapat berupa tindakan atau perbuatan yang dapat diamati dan dapat berupa intensi (kesiapan untuk bertindak) atau niat untuk melalukan perbuatan tertentu sehubungan dengan objek sikap. Menurut Walgito (2000) suatu sikap mengandung tiga komponen pembentuk struktur sikap, yaitu komponen kognitif (komponen perseptual), komponen afektif (komponen emosional) dan komponen konatif (komponen prilaku). Komponen kognitif yaitu komponen yang berkaitan dengan
pengetahuan,
pandangan,
keyakinan
yaitu
hal-hal
yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap. Komponen afektif yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen konatif yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen konatif menunjukan
intensitas
sikap,
yaitu
menunjukan
besar
kecilnya
kecenderungan bertindak atau berprilaku seseorang terhadap objek sikap.
13 Suatu sikap terhadap objek, gagasan atau orang tertentu merupakan orientasi yang bersifat menetap dengan komponen-komponen kognitif, afektif dan prilaku. Komponen kognitif terdiri dari keseluruhan kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap tertentu, fakta, pengetahuan dan keyakinan tentang objek. Komponen afektif terdiri dari keseluruhan perasaan atau emosi seseorang terhadap objek, terutama penilaian. Komponen perilaku terdiri dari kesiapan seseorang untuk berinteraksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek (Peplau dkk, 1999). Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective) dan komponen konatif (conative). Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berprilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang (Azwar, 2011). Menurut Taylor dkk (2009) sikap seseorang didasarkan pada informasi afektif, behavioral dan kognitif. Komponen afektif terdiri dari emosi dan perasaan seseorang terhadap suatu stimulus, khususnya evaluasi positif atau negatif. Komponen behavioral adalah cara orang bertindak dalam merespon stimulus. Komponen kognitif terdiri dari pemikiran seseorang tentang objek tertentu, seperti fakta, pengetahuan dan keyakinan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa sikap terdiri atas 3 komponen yaitu: kognitif, konatif dan afektif. Komponen kognitif yang berhubungan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan tentang objek sikap. Komponen afektif berhubungan dengan perasaan (suka tidak suka, senang tidak senang) atau emosi yang dimiliki seseorang atau penilaian terhadap objek sikap. Komponen konatif berhubungan dengan kecenderungan untuk berprilaku atau bertindak dengan cara-cara tertentu berkaitan dengan objek sikap. 3. Ciri-Ciri Sikap Sarwono (1999) berpendapat bahwa ciri khas dari sikap adalah mempunyai objek tertentu (orang, prilaku, konsep, situasi, benda dan
14 sebagainya) dan mengandung penilaian yang meliputi setuju dan tidak setuju, suka dan tidak suka. Menurut Walgito (2000), adapun ciri-ciri sikap yaitu: a. Sikap tidak dibawa sejak lahir Suatu sikap tidak dibawa sejak individu dilahirkan. Sikap itu terbentuk dalam perkembangan individu yang bersangkutan karena sikap dapat diubah dan dipelajari. b. Sikap selalu berhubungan dengan objek sikap Sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungan dengan objek-objek tertentu yaitu melalui proses persepsi terhadap objek tersebut. Hubungan yang positif atau negatif antara individu dengan objek tertentu, akan menimbulkan sikap tertentu pula dari individu terhadap objek tersebut. c. Sikap dapat tertuju pada suatu objek saja tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan objek Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif pada seseorang, maka orang tersebut akan mempunyai kecenderungan untuk menunjukan sikap yang negatif pula kepada kelompok di mana seseorang tersebut tergabung di dalamnya. d. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar Jika suatu sikap telah terbentuk dan telah merupakan nilai dalam kehidupan seseorang, secara relatif sikap itu akan lama bertahan pada diri seseorang yang bersangkutan. Sikap tersebut akan sulit berubah dan jika dapat berubah akan membutuhkan waktu yang relatif lama. Tetapi sebaliknya, jika sikap itu belum begitu mendalam pada diri seseorang maka sikap tersebut secara relatif tidak bertahan lama dan sikap tersebut akan mudah berubah. e. Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi Sikap terhadap suatu objek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang dapat bersifat positif (menyenangkan) tetapi juga dapat bersifat negatif (tidak menyenangkan) terhadap objek tersebut. Di samping itu, sikap juga mengandung motivasi, ini berarti bahwa sikap tersebut mempunyai daya dorong bagi individu untuk berprilaku terhadap objek yang dihadapi.
15 Purwanto (1996), mendefinisikan sikap mempunyai lima ciri-ciri, yaitu: sikap bukan bawaan sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan objeknya. Sifat ini membedakan dengan sikap motif biogenesis seperti lapar, haus, kebutuhan dan istirahat. Sikap dapat dapat diubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat dirubah pada orang-orang bila terdapat keadaankeadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sikap alami yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan pengetahuan yang dimiliki orang. 4. Tingkatan Sikap Sikap terdiri dari empat tingkatan yaitu (Notoatmojo dalam Ambarwati, 2010): a. Menerima (receiving) Menerima
diartikan
bahwa
seseorang
(subjek)
mau
dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). b. Merespon (responding) Memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah salah satu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab atau mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang tersebut menerima ide tersebut. c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seseorang mengajak ibu yang lain (tetangga, saudara dll) untuk menimbang anaknya di posyandu atau mendiskusikan tentang
16 gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah memiliki sikap positif terhadap gizi anak. d. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi, misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB meski mendapat tantangan dari mertua maupun orang tuanya sendiri. 5. Pembentukan Sikap Sikap terbentuk dalam perkembangan individu, karena faktor pengalaman mempunyai perasaan yang sangat penting dalam rangka pembentukan sikap, selain faktor pengalaman dalam pembentukan sikap faktor individu sendiri akan ikut serta menentukan terbentuknya sikap tersebut. Oleh karena itu pembentukan atau perubahan sikap itu akan ditentukan oleh dua faktor pokok, yaitu: a. Faktor dari dalam individu atau faktor intern Bagaimana individu menanggapi dunia luarnya bersifat selektif, ini berarti bahwa apa yang datang dari luar individu tidak semuanya diterima. Hal ini berkaitan erat dengan apa yang telah ada dalam diri individu untuk menanggapi pengaruh dari luar tersebut karena faktor individu justru merupakan faktor penentu. b. Faktor dari luar individu atau faktor ekstern Faktor ekstern adalah hal-hal atau keadaan yang ada di luar diri individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap, dalam hal ini terjadi secara langsung dan tidak langsung. Terjadi secara langsung dalam arti terjadi hubungan secara langsung antara individu dengan individu yang lainya, antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok. Secara tidak langsung yaitu dengan perantara alat komunikasi, misalnya media massa, baik yang elektronik maupun non-elektronik. Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya sikap individu, menurut Walgito (dalam Ambarwati, 2010), yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu cara individu dalam menghadapi dunia luarnya dengan selektif sehingga tidak semua yang akan datang akan diterima atau ditolak. Faktor eksternal yaitu keadaan-keadaan yang ada di
17 luar individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap. Menurut Meinarno dan Sarwono (2009) sikap seseorang dibentuk melalui proses belajar sosial, yaitu proses di mana individu memperoleh informasi, tingkah laku, atau sikap baru dari orang lain. Sikap dibentuk melalui empat macam pembelajaran yaitu: a) Pengondisian klasik (classical conditioning) Proses
pembelajaran
dapat
terjadi
ketika
suatu
stimulus/rangsang selalu diikuti oleh stimulus/rangsangan yang lain, sehingga rangsangan yang pertama menjadi suatu isyarat bagi rangsangan yang kedua. Contohnya seorang anak setiap kali melihat ibunya menghidangkan teh dan kue kepada tamunya, kemudian ibu dan tamunya tampak berbincang-bincang dengan senang dan gembira. Stimulus pertama yaitu menghidangkan teh dan kue, kemudian diikuti oleh stimulus kedua yaitu berbincang-bincang dengan senang dan gembira. Setelah anak tersebut dewasa, ia akan bersikap positif terhadap
tamu
yang
berkunjung
kerumahnya
sebagai
hasil
pembelajaran secara classical conditioning. b) Pengkondisian instrumental (instrumental conditioning) Proses
pembelajaran
terjadi
ketika
suatu
perilaku
mendatangkan hasil yang menyenangkan bagi seseorang, maka perilaku tersebut akan diulang kembali. Sebaliknya jika prilaku mendatangkan hasil yang tidak menyenangkan bagi seseorang maka prilaku tersebut tidak akan diulang kembali atau dihindari. Misalnya seorang anak akan mendapat pujian dari ibunya ketika membuang daun, plastik dan bungkus makananya ketempat sampah. Sebaliknya ia selalu dimarahi oleh ibunya kalau membuang bungkus makanan kesembarang tempat. Anak belajar melalui instrumental conditioning, sehingga ketika dewasa akan terbentuk sikap positif terhadap bendabenda yang digolongkan sebagai sampah. Hal tersebut tampak melalui prilaku yang membuang sampah selalu ketempat sampah yang tersedia. c) Belajar melalui pengalaman (observational learning) Poses pembelajaran melalui mengamati prilaku orang lain, kemudian dijadikan contoh untuk
berprilaku serupa. Banyak
18 sikap/prilaku yang terbentuk karena kita aktif mengamati berita-berita dan gambar-gambar melalui koran, televisi, majalah dan media lainya. Misalnya prilaku merokok pada anak remaja dilakukan dengan meniru prilaku teman-teman sebayanya dalam lingkungan pergaulan. d) Perbandingan sosial (social comparison) Perbandingan sosial adalah proses pembelajaran dengan membandingkan orang lain untuk mengecek apakah pandangan kita mengenai sesuatu hal adalah benar atau salah. Sikap diperoleh seseorang melalui anjuran dari orang-orang yang dikenal dan dihormatinya. Seseorang memiliki sikap positif atau negatif tertentu terhadap objek sikap karena membandingkan dan ingin menyamakan diri dengan orang-orang yang ada di sekitar. Misalnya sikap positif terhadap suatu partai politik tertentu dapat dibentuk, walaupun kita tidak mengenal langsung satu orang pun dari partai politik tersebut. Menurut Walgito (2000), ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi sikap, yaitu: a) Faktor fisioligis Faktor fisioligis seseorang akan ikut menentukan bagaimana sikap seseorang. Faktor fisiologis tersebut diantaranya adalah umur dan kesehatan. Pada umumnya orang muda sikapnya lebih radikal dari pada sikap orang yang lebih tua. Orang yang sering sakit lebih bersikap tergantung dari pada orang yang tidak sering sakit. b) Faktor pangalaman langsung terhadap objek sikap Bagaimana sikap seseorang terhadap objek sikap akan dipengaruhi oleh pengalaman langsung orang yang bersangkutan dengan objek sikap tersebut. Misalnya orang yang mengalami peperangan yang mengerikan, akan mempunyai sikap yang berbeda dengan orang orang tidak mengalami peperangan terhadap objek sikap peperangan. Orang akan mempunyai sikap yang negatif terhadap peperangan atas dasar pengalamanya. c) Faktor kerangka acuan Kerangka acuan merupakan faktor yang penting dalam sikap seseorang, karena kerangka acuan ini akan berperan terhadap objek sikap. Bila kerangka acuan tidak sesuai dengan objek sikap, maka orang akan mempunyai sikap yang negatif terhadap objek sikap tersebut.
19 d) Faktor komunikasi sosial Faktor komunikasi sosial menjadi determinan sikap seseorang. Komunikasi sosial yang berwujud informasi dari seseorang kepada orang lain dapat menyebabkan perubahan sikap yang ada pada diri orang yang bersangkutan. C. Penelitian yang Relevan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mone (2010) menunjukan korelasi antara sikap terhadap pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Swasta Karya Soe terdapat hubungan positif dan signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,311 yang artinya hubungan tersebut rendah. Tingkat keeratan hubungan adalah rendah dengan persentase 9,67% hal ini berarti variabel terikat berhubungan dengan variabel bebas. Semakin positif sikap terhadap pembelajaran matematika maka makin tinggi prestasi dan sebaliknya, semakin negatif sikap terhadap pembelajaran matematika maka semakin rendah prestasinya. Ada hubungan yang positif antara sikap terhadap pembelajaran matematika dengan prestasi balajar matematika. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Winantiti (2011), hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa
dengan tingkat signifikansi
1% maka diperoleh nilai koefisien determinasi ( ) sebesar 0,4787. Sikap siswa terhadap prestasi belajar matematika memberikan sumbangan sebesar 47,89% sedangkan 52,11% oleh faktor lain di luar sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif antar sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika dengan prestasi belajar matematika. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Atawalo (2011), tentang hubungan antar sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 SOE tahun ajaran 2010/2011 menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 SOE Kabupaten Timor Tengah Selatan.
20 D. Kerangka Berfikir Sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku terhadap suatu objek tertentu yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi di dalam memahami,
merasakan
dan
berprilaku.
Komponen
kognitif
meliputi
pengetahuan, pandangan, kepercayaan terhadap objek sikap. Komponen afektif meliputi perasaan (suka tidak suka, senang tidak senang), emosi yang dimiliki seseorang serta penilaian terhadap objek sikap. Adapun komponen konatif meliputi kecendrungan untuk berprilaku dan berbuat dengan cara-cara tertentu berkaitan dengan objek sikap. Menurut purwanto (dalam Ambarwati, 2010), sikap dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif. Kecenderungan tindakan dari sikap yang positif adalah mendekati, menyenangi dan mengharapkan objek tertentu, sedangkan sikap negatif cenderung untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai objek tertentu. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah. Siswa yang memiliki sikap positif cenderung menaruh perhatian sungguh-sungguh dalam belajar dan aktif dalam proses belajar mengajar di kelas. Berbeda dengan siswa yang memiliki sikap negatif, siswa akan cenderung bersikap acuh pada pelajaran matematika dan tidak berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu sikap yang ditunjukan oleh seorang siswa pada saat pembelajaran matematika dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan hal di atas maka perlu diteliti apakah ada hubungan yang positif signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar. Hubungan tersebut dapat digambarkan dalam Gambar 2.1. Sikap Siswa dalam Pembelajaran
Prestasi Belajar Matematika
Gambar 2.1 Hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar
21 E. Hipotesis Berdasarkan kajian teori serta beberapa hasil penelitian yang relevan maka diajukan hipotesis sebagai berikut: terdapat hubungan yang positif signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013.
22
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian
ini
merupakan
penelitian
korelasional.
Penelitian
korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variabel-variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor yang lain (Arikunto, 2000). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013. B. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah sikap siswa dalam pembelajaran matematika sebagai variabel bebas (X) dan prestasi belajar sebagai variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah variabel penyebab atau yang diduga membawa pengaruh terhadap variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. C. Definisi Operasional Adapun definisi operasional untuk kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif tetap, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respon atau berprilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya. Indikator sikap terdiri dari tiga komponen yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif. Skala pengukuran dengan menggunakan skala interval dengan kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. 2. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut mengalami proses belajar yang dibuktikan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang dinilai dari aspek kognitifnya yang ditunjukan dengan nilai atau angka. Untuk memperoleh nilai prestasi belajar digunakan nilai tes tengah semester genap tahun ajaran 2012-2013. Skala pengukuran dengan menggunakan skala interval dengan kategori 23
24 terlampaui, tercapai dan belum tercapai. Nilai prestasi belajar dapat dilihat pada lampiran 5. D. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011). Populasi dari penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 167 orang dan terbagi dalam 5 kelas. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2000) bahwa apabila populasi yang dipilih berjumlah 100 atau lebih, maka sampel penelitian diambil 20% - 25% dari populasi atau tergantung dengan keadaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik cluster sampling karena daerah yang digunakan untuk menentukan sampel bila sumber data sangat luas (Sugiyono, 2011). Adapun langkah pengambilan sampel yaitu, populasi siswa kelas VIII SMP Negeri Pabelan pada tahun ajaran 2012/2013 terdiri atas 167 siswa yang dibagi menjadi lima kelas yaitu VIIIA, VIIIB, VIIIC, VIIID dan VIIIE dimana masing-masing kelas berjumlah antara 34-36 siswa. Dengan teknik cluster sampling, sampel diambil dengan cara acak, yaitu dari 5 kelas diberi nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 kemudian diundi. Nomor yang keluar dari pengundian tersebut akan dijadikan sebagai sampel penelitian. Terpilih secara acak dua kelas sebagai sampel dari lima kelas, yaitu kelas VIIIA dan kelas VIIIB atau sebanyak 70 siswa, di mana jumlah tersebut telah memenuhi jumlah di atas 20% dari populasi. E. Desain penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian korelasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana sikap siswa dalam pembelajaran matematika barkaitan atau berhubungan dengan prestasi belajar. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yaitu jawaban dari pertanyaan yang diajukan sudah disediakan. Kuesioner disusun berdasarkan skala Likert. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Try Out Terpakai, yaitu suatu metode
25 pengumpulan data untuk uji coba instrumen langsung dipakai untuk penelitian. Alasan digunakanya metode Try Out Terpakai adalah untuk menghemat waktu karena pengambilan data penelitian bertepatan dengan jadwal pelajaran diminggu-minggu terakhir sebelum siswa kelas VII dan VIII melaksanakan tes tengah semester 2. F. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, dokumentasi dan metode angket atau kuesioner. Metode observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran rill suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan peneliti. Untuk keperluan penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan di dalam kelas guna mengetahui keadaan kelas saat proses pembelajaran berlangsung. Metode dokumentasi adalah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku surat kabar, majalah, prasasti notulen rapat, agenda, rapor siswa, surat-surat dan sebagainya (Arikunto, 2000). Untuk keperluan penelitian ini data diperoleh dari sumber tertulis berupa nilai tes tengah semester genap tahun ajaran 2012/2013. Prestasi belajar tersebut dilambangkan dengan angka 0–100 dengan standar ketuntasan untuk pelajaran matematika di SMP Negeri 2 Pabelan sebesar 70. Metode pengumpulan data berikutnya adalah metode angket atau kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan skala Likert yang dimodifikasi menjadi empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kuesioner yang digunakan berisi skala sikap yang terdiri dari tiga komponen yaitu kognitif, konatif dan afektif. Dalam setiap aspek sikap yang ada terdapat masing-masing pernyataan yang berbentuk positif dan negatif. Pertanyaan tersebut terdiri dari 46 pertanyaan yang di antaranya 23 pertanyaan mendukung (favorable) dan 23 pertanyaan tidak mendukung (unfavorable). Penyekoran untuk setiap butir berdasarkan pilihan dan sifat butir, dapat dilihat pada Tabel 3.1.
26 Tabel 3.1 Penyekoran Butir Kuesioner Sifat Favorable Unfavorable
Pilihan Tidak Setuju Setuju 3 2 2 3
Sangat Setuju 4 1
Sangat Tidak Setuju 1 4
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Try Out Terpakai, yaitu suatu metode pengumpulan data untuk uji coba instrumen langsung dipakai untuk penelitian. Angket disebarkan kepada 70 siswa, yaitu kelas VIIIA dan VIIIB SMP Negeri 2 Pabelan. Berikut kisi-kisi kuesioner sikap dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada Tabel 3.2. Kuesioner sikap siswa dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada lampiran 2. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika Konsep
Aspek
Sikap merupakan kecenderungan atau kesadaran seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi rangsangan.
Kognitif (berhubungan dengan pengetahuan, pandangan, kepercayaan terhadap objek sikap) Afektif (berhubungan dengan perasaan (suka tidak suka, senang tidak senang), emosi yang dimiliki seseorang serta penilaian terhadap objek sikap). Konatif (berhubungan dengan kecendrungan untuk berprilaku dan berbuat dengan cara-cara tertentu berkaitan dengan objek sikap)
No. Item Favorable Unfavorable 1, 2, 5, 6, 14, 3, 4, 7, 9, 10, 8, 12, 13 11, 15
16, 17, 19, 23, 25, 27
22, 18, 20, 21, 24, 26, 28
29, 30, 33, 37, 34,38, 35, 40, 42, 43
31, 32, 39, 36, 41, 44, 45, 46
Berdasarkan Tabel 3.2 dalam aspek kognitif terdapat 15 item yang terdiri dari 8 item favorable dan 7 item unfavorable. Aspek afektif memuat 13 item yang terdiri dari 6 item favorable dan 7 item unfavorable. Aspek konatif terdapat 10 item favorable dan 8 item unfavorable.
27 G. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum digunakan untuk memperoleh suatu data penelitian, instrumen terlebih dahulu di uji coba agar diperoleh hasil yang valid dan reliabel. Suatu alat ukur dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya dari masalah yang akan diteliti. 1. Validitas Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrument pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukanya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah (Azwar, 2011). Pengujian validitas alat ukur atau kuesioner menggunakan uji korelasi item total dengan bantuan Statistical Product and Service Solution for window (SPSS) versi 16.0. Kriteria validitas item didasarkan pada besarnya koefisien korelasi yang diperoleh. Jika sampel berjumlah 70 dengan taraf signifikan 0,05 maka diperoleh nilai
0,235. Item dikatakan valid apabila mempunyai
nilai Corrected Item-Total Correlation dengan koefisien korelasi lebih besar sama dengan 0,235. Sebaliknya apabila hasil koefisien korelasinya kurang dari 0,235 maka item tersebut dikatakan tidak valid dan tidak layak untuk pengambilan data. Tabel nilai r Product Moment dapat dilihat pada lampiran 12. Hasil pengujian validitas itam dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas No. Item I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10
Corrected Item-Total Correlation .381 .293 .255 .556 .445 .338 .114 .325 .260 .320
Keterangan
No. Item
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid
I24 I25 I26 I27 I28 I29 I30 I31 I32 I33
Corrected Item-Total Correlation .349 .440 .477 .265 .369 .165 .275 .389 .386 .467
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
28 I11 I12 I13 I14 I15 I16 I17 I18 I19 I20 I21 I22 I23
.249 .292 .264 .365 .044 .539 .505 .206 -.082 .551 .398 .476 .507
Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
I34 I35 I36 I37 I38 I39 I40 I41 I42 I43 I44 I45 I46
.111 .395 .462 .373 .143 .436 .465 .422 .320 .234 .236 .445 .266
Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan Tabel 3.3, terdapat item yang tidak valid atau nilai korelasi item total kurang dari 0,235 sebanyak 8 item yaitu item nomor 7, 15, 18, 19, 29, 34, 38, 43. Jumlah item valid sebanyak 38 item, dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Sebaran Item Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika yang Valid dan yang Gugur No
Aspek
Favorable
1
Kognitif
1, 2, 5, 6, 8, 12,13, 14
2
Afektif
3
Konatif
Unfavorable 3, 4, 7*, 9, 10, 11,
15
15*
16, 17, 19*, 23, 25,
18*, 20, 21, 22 24,
28
26, 27
29*, 30, 33, 34*, 35,
31, 32, 36, 39, 41, 44,
37, 38*, 40, 42, 43*
45, 46
24
22
Jumlah
Total
13 18 46
Keterangan: *) item gugur atau tidak valid 2. Reliabilitas Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2011). Seperti juga pengujian validitas, pengujian
reliabilitas
menggunakan
Alpha
Cronbach’s
yang
dihitung
menggunakan SPSS 16.0 for windows. Dalam pengujian reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan standar reliabilitas yang dikemukakan oleh Azwar (2011), yang dapat dilihat pada Tabel 3.5.
29 Tabel 3.5 Standar Reliabilitas Rentang
Kategori Tidak Reliabel Cukup Reliabel Reliabel Sangat Reliabel
Berdasarkan hasil perhitungan reliabiltas untuk kuesioner sikap siswa dalam pembelajaran matematika diperoleh nilai Alpha Cronbach’s 0,883. Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas menurut Azwar (2011) maka koefisien alpha kuesioner sikap siswa dalam pembelajaran matematika sebesar 0,883 termasuk dalam kategori reliabel. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen baik sebelum dan sesudah gugur dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4. H. Analisis Data Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif dan analisis korelasional untuk menguji hipotesis penelitian. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai dari data hasil penelitian yaitu dengan jalan menguraikan atau menjabarkan data-data dari variabel penelitian (sikap siswa dalam pembelajaran matematika dan prestasi belajar) seperti mean, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi. Untuk mengetahui tinggi rendahnya pengukuran variabel sikap siswa dalam pembelajaran matematika digunakan interval. Guna mencari nilai interval menggunakan skor tertinggi dikurangkan dengan skor terendah kemudian dibagi dengan banyaknya kategori. Analisis korelasi yang digunakan adalah pearson product moment dengan taraf signifikan 5%. Penghitungan analisis korelasinya dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows. Guna mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel sikap siswa dalam pembelajaran matematika dan variabel prestasi belajar didasarkan pada hipotesis sebagai berikut:
30 : Tidak ada hubungan positif signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013. : Ada hubungan positif dan signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013. Guna menerima atau menolak hipotesis, dapat dilihat dari kriteria pengujian hipotesis. Jika nilai rhitung rtabel maka diterima dan menolak artinya tidak ada hubungan positif signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013. Sebaliknya jika r hitung rtabel maka menolak dan menerima artinya ada hubungan positif signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013. Interpretasi terhadap kuatnya hubungan kedua variabel, maka dapat digunakan kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 3.6 (Jahat dan Haris, 2008). Tabel 3.6 Pedoman Kuatnya Hubungan Antar Dua Variabel Rentang
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Sebelum melakukan analisis data selanjutnya, akan lebih mudah dan lancar bila variabel yang diteliti mengikuti distribusi tertentu. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan perlu dilakukan uji persyaratan yang bertujuan untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik yang digunakan dalam uji prasyarat adalah uji normalitas dan uji linieritas. a. Uji Normalitas Tujuan dilakukannya uji normalitas data adalah untuk mengetahui normal tidaknya data hasil pengukuran untuk masing-masing variabel penelitian. Teknik yang digunakan dalam pengujian normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov Test dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan taraf signifikan. Jika taraf signifikan lebih besar dari 0,05 maka data hasil pengukuran berdistribusi
31 normal. Sebaliknya jika taraf signifikan kurang dari 0,05 maka data hasil pengukuran tidak berdistribusi normal. b. Uji Linieritas Tujuan dilakukannya uji linieritas adalah untuk mengetahui apakah data variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Teknik yang digunakan dalam pengujian linieritas adalah dengan menggunakan anova yang dihitung menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows. Jika taraf signifikan lebih besar dari 0,05 maka data hasil pengukuran dikatakan linier. Sebaliknya jika taraf signifikan kurang dari 0,05 maka data hasil pengukuran dikatakan tidak linier.
32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Gambaran Objek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar matematika. Penelitian ini di lakukan di SMP Negeri 2 Pabelan yang terletak di desa Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Sekolah ini memiliki 15 kelas yang rata-rata diduduki oleh 34 sampai 36 siswa pada setiap kelasnya. Subjek penelitian adalah seluruh siswa yang duduk dikelas VIIIA, VIIIB, VIIIC, VIIID dan VIIIE. Penelitian ini menggunakan 70 siswa yaitu kelas VIIIA dan VIIIB sebagai sampel yang terpilih secara acak dengan menggunakan sistem cluster sampling.
B. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data dilakukan pada tanggal 4 April 2013, dengan sampel yang digunakan adalah siswa kelas VIIIA dan VIIIB SMP Negeri 2 Pabelan yang berjumlah 70 siswa. Instrumen sikap dalam pembelajaran matematika diberikan oleh penulis secara langsung kepada subjek penelitian, yaitu siswa kelas VIIIA dan VIIIB. Kuesioner ini dikerjakan pada jam itu juga dan ditunggu oleh penulis. Hal ini dilakukan oleh penulis untuk mengantisipasi adanya kesalahan dalam pengisian kuesioner. Kuesioner yang dibagikan sebanyak 70 lembar. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan try out terpakai, yaitu instrumen penelitian sekaligus juga dipakai untuk perhitungan hasil penelitian. C. Analisis Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel Penelitian Analisis deskriptif pada variabel sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar digunakan untuk mengetahui nilai rata– rata, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi pada kedua variabel tersebut. Hasilnya dapat dilihat secara jelas pada Tabel 4.1:
33
34 Tabel 4.1 Deskripsi kedua Variabel Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika N
Valid
Prestasi Belajar
70
70
0
0
Missing Mean
117.5
73.8
Std. Deviation
11.12
3.966
Minimum
94
67
Maximum
139
83
Berdasarkan Tabel 4.1 hasil analisis deskripsi kedua variabel diketahui bahwa rata–rata untuk sikap siswa dalam pembelajaran matematika adalah 117,5, nilai tertinggi/maximum dari hasil pengisian kuesioner adalah 139, nilai terendah/minimum 94 dan standar deviasi 11,12. Nilai rata–rata untuk prestasi belajar
adalah
73,8,
nilai
tertinggi/maximum
adalah
83,
nilai
terendah/minimum 67 dan standar deviasi 3,97. 1. Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika Susunan kuesioner terdiri dari 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Keempat pilihan tersebut skor tertinggi pada item favorable dan unfavorable adalah 4 dan skor terendah adalah 1, dengan item valid adalah 40. Pengukuran tinggi rendahnya sikap dalam pembelajaran matematika digolongkan dalam lima kategori yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah (Supranto, 2008). Banyak pilihan pada masing-masing item ada 4, maka skor maksimum yang diperoleh yaitu minimum yaitu
dan skor
, dengan demikian diperoleh interval sebagai
berikut:
Berdasarkan lima kategori yang telah ditentukan, diperoleh nilai interval sebesar 22,8. Skor minimum yang diperoleh siswa adalah 38 dan skor maksimumnya 152, secara lebih jelas tabel mengenai deskripsi hasil pengukuran sikap siswa dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada lampiran 9. Berikut penyajian diagram persentase frekuensi pengukuran sikap siswa dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada Gambar 4.1
35
65,72%
17,14%
17,14% 0
Sangat Tinggi
Tinggi
0
Sedang Rendah Sangat Rendah
Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Pengukuran Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki sikap yang tergolong dalam kategori tinggi. Hal ini nampak dari persentase pada kategori tinggi sebesar 65,72 %, kategori sangat tinggi sebesar 17,14%, kategori sedang sebesar 17,14% dan tidak satupun subjek dengan kategori rendah dan sangat rendah. 2. Prestasi Belajar Matematika Penentukan hasil pengukuran prestasi belajar matematika dengan menggunakan 3 kategori, yaitu terlampaui, tercapai dan belum tercapai berdasarkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) SMP Negeri 2 Pabelan sebesar 70. Dengan demikian maka dapat ditentukan kategori sebagai berikut: terlampaui dengan nilai diatas 70, tercapai dengan nilai sama dengan 70 dan belum tercapai dengan nilai kurang dari 70. Secara lebih jelas tabel mengenai deskripsi hasil pengukuran prestasi belajar dapat dilihat pada lampiran 9. Berikut penyajian diagram frekuensi pengukuran prestasi belajar dapat dilihat pada Gambar 4.2
77,14%
5,72% Terlampaui
Tercapai
17,14% Belum Tercapai
Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Relatif Pengukuran Prestasi Belajar
36 Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat dari nilai KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah, sebesar 17,14% siswa dengan nilai kurang dari 70 atau dalam kategori belum tercapai, 5,72% siswa dengan nilai tepat 70 atau dalam kategori tercapai dan 77,14% siswa dengan nilai lebih dari 70 atau dalam kategori terlampaui. D. Uji Prasyarat Sebelum melakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat tersebut meliputi uji normalitas dan uji linieritas yang dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS16.0 for windows. 1. Uji Normalitas Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui penyebaran gejala yang diselidiki dalam populasi berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov, variabel sikap terhadap pelajaran matematika dengan prestasi belajar memberikan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Analisis Uji Normalitas Hubungan antara Data Sikap dalam Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar. Kolmogorov-Smirnov Statistic
Df
a
Sig.
Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika
.082
70
.200
Prestasi Belajar
.075
70
.200
*
*
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan Tabel 4.2 dikatakan bahwa nilai signifikan untuk variabel sikap siswa dalam pembelajaran matematika sebesar 0,200, nilai signifikansi untuk variabel sikap siswa dalam pembelajaran matematika lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data sikap siswa dalam pembelajaran matematika berdistribusi normal. Nilai signifikan untuk variabel prestasi belajar sebesar 0,200, nilai signifikansi untuk variabel prestasi belajar lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data prestasi belajar
37 berdistribusi normal. Penyajian gambar bentuk histogram kenormalan sikap siswa dalam pembelajaran matematika dan prestasi belajar dapat dilihat pada lampiran 10. 2. Uji Linieritas Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah, dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Hasil uji linieritas dengan menggunakan uji Anova pada taraf signifikansi 0,05 antara variabel sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil Analisis uji Linieritas Hubungan antara Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar Sum of Squares Prestasi
Between
(Combined)
Belajar * Sikap
Groups
Linierity
Siswa dalam
Deviation from
Pembelajaran Matematiaka
Linierity Within Groups Total
Mean df
Square
F
Sig.
433.867
34
12.761
.686
.863
77.894
1
77.894
4.186
.048
355.973
33
10.787
.580
.941
651.333
35
18.610
1085.200
69
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada Deviation from Linierity sebesar 0,941. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel sikap dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar terdapat hubungan yang linier. Hasil kedua uji telah memenuhi syarat, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji korelasi Pearson Product Moment. E. Hasil Analisis Korelasi Karena data penelitian berdistribusi normal dan linier, maka digunakan analisis korelasi Pearson Product Moment. Tabel 4.4 menunjukan hasil analisis korelasi Pearson Product Moment antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar:
38 Tabel 4.4 Koefisien Korelasi antara Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Pearson Correlation
.268*
1
Sig. (1-tailed)
.012
N Prestasi Belajar
Prestasi Belajar
Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
70
70
*
1
.268
.012
N
70
70
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Berdasarkan Tabel 4.6 nampak bahwa nilai koefisien korelasi yang diperoleh antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dan prestasi belajar sebesar 0,268 dan nilai signifikansi sebesar 0,012. Guna menerima atau menolak hipotesis, didasarkan pada kriteria pengujian. Jika nilai r hitung maka
diterima dan menolak
dan menerima
. Sebaliknya jika rhitung
rtabel
rtabel maka menolak
. Jika sampel berjumalah 70 dengan taraf signifikan 0,05
maka diperoleh nilai rtabel
0,235. Oleh karena nilai koefisien korelasi atau
nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,268 0,235) maka
ditolak dan
diterima. Sehingga ada hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar. Sikap siswa dalam pembelajaran matematika memberikan sumbangan terhadap prestasi belajar sebesar 7,2% (diperoleh dari nilai
). Artinya sikap siswa dalam pembelajaran matematika
memberikan sumbangan sebesar 7,2% dan sisanya 92,8% dipengaruhi oleh faktor lain. F. Pembahasan Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa karena beberapa faktor yang ada, baik faktor dari siswa, guru maupun lingkungan. Model pembelajaran yang monoton membuat siswa merasa bosan dan kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan, hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh peneliti. Sebagian siswa menunjukkan sikap negatif saat pelajaran matematika. Sikap negatif
39 tersebut ditunjukan dengan adanya siswa yang sibuk dengan kegiatan lain diluar pelajaran saat guru menyampaikan materi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran dengan prestasi belajar. Berdasarkan hasil uji korelasi antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar, diperoleh nilai
sebesar 0,268 dengan
taraf signifikan sebesar 0,012. Oleh karena nilai koefisien korelasi atau nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,268 0,235) maka
ditolak dan
diterima.
Sehingga ada hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar. Angka korelasi sebesar 0,268 atau 26,8% menunjukan nilai yang positif namum dalam kategori rendah. Artinya, semakin positif sikap siswa dalam pembelajaran matematika maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. Sebaliknya, semakin negatif sikap siswa dalam pembelajaran matematika maka semakin rendah pula prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini, nilai korelasi sebesar 0,268 dan nilai
= 0,071824, menunjukan bahwa sikap siswa dalam
pembelajaran matematika memberi sumbangan sebesar 7,2% terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. Sementara 92,8% dari prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor lain diluar sikap. Hasil
deskripsi
sikap
siswa
dalam
pembelajaran
matematika
menunjukan sebesar 17,14% atau sebanyak 12 siswa dalam kategori sangat tinggi, 65,72% atau sebanyak 46 siswa memiliki sikap yang baik terhadap pembelajaran matematika karena berada pada kategori tinggi dan sebanyak 17,14% atau sekitar 12 siswa dalam kategori sedang. Berdasarkan hal di atas, sikap siswa dalam pembelajaran matematika menunjukan sikap yang positif karena tidak ada satu pun siswa dalam kategori rendah. Hasil deskripsi variabel prestasi belajar menunjukan sebesar 82,86% siswa telah memenuhi batas KKM yang telah ditetapkan dari sekolah. Sementara 17,14% atau 12 siswa dalam kategori belum tercapai atau memperoleh nilai di bawah 70. Nilai rata-rata prestasi belajar yang diperoleh siswa sebesar 73,8. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fatimaturrohmah (2010) yang menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap siswa terhadap pelajaran matematika dengan prestasi belajar matematika. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh
Fatimaturrohmah
(2010)
memperoleh
nilai
koefisien
40 determinasi sebesar 0,0961 atau sebesar 9,61% sikap terhadap pembelajaran mempengaruhi prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan Mone (2010) yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap terhadap pembelajaran matematika dengan prestasi belajar. Koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,311 dengan
0,0967 atau sebesar 9,67%.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 2 Pabelan. Besar koefisien korelasi antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar sebesar 0,268, nilai signifikan sebesar 0,025 dan besar koefisien determinasi adalah 0,071824. Hal ini berarti bahwa 7,2% sikap siswa mempengaruhi prestasi belajar dan sisanya 92,8% dipengaruhi oleh faktor lain diluar sikap, maka dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa “Ada hubungan yang positif signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar”. Hal ini ditunjukan dari hasil uji korelasi antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dan prestasi belajar dengan nilai signifikan sebesar 0,025 kurang dari 0,05. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat memberikan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian sebagai berikut: 1. Bagi Siswa Siswa hendaknya lebih meningkatkan lagi sikap positif terhadap pembelajaran matematika karena hal tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar. Sikap positif tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah dengan memperhatikan materi yang disampaikan guru, berani bertanya jika ada materi yang kurang dimengerti, memanfaatkan waktu luang untuk belajar dan mengubah pola pandang bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dengan cara banyak berlatih mengerjakan soal matematika sehingga matematika akan menjadi mudah. Dengan demikian prestasi belajar yang diperoleh siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar. 2. Bagi Guru Guru matematika diharapkan dapat menumbuhkan sikap positif terhadap pelajaran matematika. Terutama bagi siswa yang menunjukan sikap negatif.
41
42 Caranya dengan memberi penjelasan kepada siswa bahwa pelajara matematika bukan pelajaran yang sulit, jika giat belajar maka semua pelajaran termasuk pelajaran matematika akan menjadi lebih mudah. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Mengetahui bahwa masih terdapat 92.8% faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka perlu ada penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar matematika diluar sikap siswa dalam pembelajaran matematika.
DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, T. 2010. Hubungan antara Sikap Siswa dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Dempel Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Ajaran 2009-2010. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Arikunto, S. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arsiah, Z. 2005. Hubungan antara Sikap Terhadap Matematika dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas 2 SMP di Indonesia. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia. Astuti, B. 2010. Hubungan Sikap Sikap Siswa Terhadap Pengajaram Guru Matematika dengan Prestasi Belajar Matematika siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Atawalo, T. M. 2011. Hubungan antara Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 SOE Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Azwar, S. 1996. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. . 2000. Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya. Yogyakarta: Pustaka Belajar. . 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset. Fatimaturrohmah, L. 2010. Hubungan antara Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar pada Siswa kelas VIIII SMP Negeri 6 Salatiga Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Jihat, A dan Haris, A. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Junaidi. 2011. Pengertian Sikap Menurut Para Ahli. http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/12/pengertianp-sikapmenurut-para-ahli.html. Diunduh pada Senin, 28 Januari 2013 pukul 20:14. 43
44 Kusumaningtyas, I. H. 2011. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pendekatan Problem Posing dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada Siswa kelas Bilingual VIII C SMP N 1 Wonosari. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Koster, W. 2001. Pengaruh Input Sekolah Terhadap Outcome Sekolah: Survei di SLTA Negeri Jakarta. http://www.depdiknas.go.id/balitbang/publikasi/jurnal/no.025/wayankos ter.html Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hudoyo, H. 2000. Mengajar dan Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Meinarno dan Sarwono. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Merdekawati, S. 2011. Pengembangan Student Worksheet Berbahasa Inggris Konstruktivisme dengan Pendekatan Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Matematika Materi Aritmetika Sosial Sederhana untuk SMP VII kelas Bilingual. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Mone, E. 2010. Hubungan antara Sikap Terhadap Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas X SMA Swasta Karya Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan Semester I Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Nuraeni, E. 2006. Hubungan antara Intelegensi Kebiasaan Belajar, Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN Salatiga 12 Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Peplau, L. A., Sears, D. O., dan Freedman, J. L. 1999. Psikologi Sosial Edisi 5. Jakarta: Erlangga. Purwanto. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sarwono. 1999. Korelasi antara Sikap Terhadap Bahasa Inggris pada SMU Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu. Jurnal Penelitian Lembaga Penelitian Universitas Bengkulu. Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
45
. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sudjana, N. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta . . 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suherman, E. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Konteporer. Bandung: UPI. Supranto, J. 2008. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga. Suroso. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Syah, M. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Taylor, S. E., Sears, D. O., dan Peplau, L. A. 2009. Psikologi Sosial edisi 12. Jakarta: Media Group. Tu’u. T. 2004. Peran Disiplin pada Prilaku dan Disiplin Siswa. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Walgito, B. 2000. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Wilson, S. J. 2010. Pengaruh Sikap Siswa dan Guru dalam Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pematangsiantar Tahun 2009/2010. Jurnal Winantiti, Y. 2011. Hubungan antara Sikap Sisiwa Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika dengan Prestasi Belajar Siswa kelas IX SMP Negeri I Kandangan. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Wirawan, S. S. 2002. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Raja grafindo Persada.
46
47
48
LAMPIRAN 1: KISI-KISI KUESIONER SIKAP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
No 1
Konsep
Aspek
Indikator Empiris
Sikap merupakan kecenderungan atau kesadaran seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi rangsangan.
Kognitif (berhubungan dengan pengetahuan, pandangan, kepercayaan terhadap objek sikap)
Hasil yang diperoleh siswa setelah belajar matematika. Manfaat yang diperoleh siswa ketika mempelajari matematika. Penguasaan bahan pembelajaran oleh siswa. Keinginan/kesada ran siswa untuk belajar matematika. Keinginan siswa untuk mempelajari kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Perencanaan proses pembelajaran siswa. Pemahaman siswa dari pelajaran matematika. Kepuasan siswa memperoleh nilai bagus dalam pelajaran matematika. Siswa takut mengikuti pelajaran matematika.
Favor able
Unfavo rable
Total 15
1
2
3
4
5
6, 14
7
8
9
49
2
Afektif (berhubungan dengan perasaan (suka tidak suka, senang tidak senang), emosi yang dimiliki seseorang serta penilaian terhadap objek sikap).
Kesulitan siswa mengerjakan soal metematika. Kesulitan siswa memperoleh nilai bagus dalam pelajaran matematika. Siswa mudah mempelajari matematika. Siswa aktif dalam pelajaran matematika Kesulitan siswa dalam menghafal rumus matematika. Siswa senang dan tidak senang belajar matematika. Siswa senang jika jam pelajaran matematika ditambah. Siswa tidak senang jika mengerjakan soal hitungan. Siswa menjadi senang belajar matematika ketika guru menggunakan media yang menarik. Siswa menjadi bosan ketika pelajaran matematika Siswa beranggapan pelajaran matematika lebih sulit dibandingkan
10
11
12
13
15 12 16
22
17
18
19
20
21
50
3
Konatif (berhubungan dengan kecendrungan untuk berprilaku dan berbuat dengan caracara tertentu berkaitan dengan objek sikap)
dengan pelajaran lainnya. Siswa dengan senang hati memperhatikan materi yang diberikan guru. Siswa tidak masuk sekolah karena ada pelajaran matematika. Siswa mengerjakan smua tugas yang diberikan dengan senang hati. Siswa merasa senang jika pelajaran matematika kosong. Siswa merasa tidak senang ketika disuruh mengerjakan soal di depan. Siswa bersemangat saat berdiskusi tentang pelajaran matematika dengan teman. Pelajaran matematika penting bagi siswa. Siswa giat belajar untuk mendapatkan nilai bagus. Siswa kurang memperhatikan ketika pelajaran matematika. Siswa memanfaatan
23
24
25
26
28
27
19 29
30
31
32
51 waktu luang untuk belajar matematika. Usaha yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Kemauan siswa untuk bertanya dalam pelajaran matematika. Siswa pengerjaan tugas yang diberikan. Kegiatan siswa ketika pelajaran matematika. Usaha siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Perencanaan belajar matematika siswa. Hasil ulangan menjadi pendorong siswa untuk lebih baik. Siswa bersemangat berdiskusi dengan teman satu kelompok. Siswa mudah mengantuk dalam pembelajaran matematika. Siswa mencontek pekerjaan teman ketika mendapat tugas atau PR. Siswa tidak masuk sekolah jika ada ulangan matematika.
33,37
34,38
35
39
36
40
41
42
43
44
45
46
52
LAMPIRAN 2: ANGKET/KUESIONER SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Nama : Kelas : No. absen :
Petunjuk: 1. Isilah identitas (nama, kelas, nomor absen) Anda. 2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan cermat. 3. Dalam memilih lakukan dengan jujur, jangan terpengaruh teman Anda. 4. Isilah dengan lengkap (jangan sampai ada nomor yang terlewatkan). 5. Jawaban anda tidak ada yang SALAH dan BENAR dan tidak akan mempengaruhi nilai Anda. Berikan tanda centang (√) pada salah satu pilihan yang sesuai (cocok) dengan jawaban Anda, dibawah kolam SS bila Anda Sangat Setuju S bila Anda Setuju TS bila Anda Tidak Setuju STS bila Anda Sangat Tidak Setuju 6. Bila Anda melakukan kekeliruan dalam memilih jawaban, Anda cukup memberi tanda dua garis (=) pada pilihan yang tidak sesuai, kemudian memberi tanda centang (√) pada pilihan baru yang anda anggap sesuai. Selamat Mengerjakan
53
Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda centang (√) pada salah satu kolom yang telah disediakan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pernyataan Saya belajar lebih giat untuk mendapatkan prestasi belajar matematika terbaik di kelas Saya terdorong untuk mempelajarai matematika karena materinya juga sangat menyangkut dengan kehidupan sehari-hari Pelajaran matematika adalah pelajaran yang susah bagi saya Saya belajar matematika jika ada ulangan saja Saya selalu mempelajari kembali materi matematika yang diberikan oleh guru Saya mudah berkonsentrasi jika pelajaran matematika berlangsung di pagi hari Saat saya mempelajari pelajaran matematika, saya kurang memahami isinya. Saya merasa bangga jika memperoleh nilai ulangan matematika yang bagus Saya merasa takut atau gugup saat mengikuti pelajaran matematika Saya merasa binggung dalam mengerjakan soal matematika Mendapatkan nilai matematika bagus merupakan hal yang paling sulit bagi saya Pertama kali saya melihat pelajaran matematika, saya percaya bahwa pelajaran ini mudah bagi saya Saya antusias mengikuti pelajaran matematika Saat mudah berkonsentrasi belajar matematika di tempat yang tenang Saya sangat sulit untuk menghafal rumus matematika Saya senang belajar matematika Saya senang jika jam pelajaran matematika ditambah Saya tidak senang mengerjakan soal matematika yang berkaitan dengan hitungan Saya senang karena dalam menjelaskan materi guru menggunkan media yang menarik Saya bosan saat guru menjelaskan pelajaran matematika
SS
S
TS
STS
54 No 21
22
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Pernyataan Menurut saya pelajaran matematika lebih sulit dibandingkan pelajaran lainya. Saya sangat tidak senang dengan pelajaran matematika, sehingga saya tidak ingin mengetahui lebih lanjut tentang pokok bahasan materinya Bila guru sedang menerangkan, saya dengan senang hati memperhatikan apa yang diterangkan Saya tidak masuk sekolah karena ada pelajaran matematika Saya dengan senang hati mengerjakan tugas yang diberikan guru Saya senang jika pelajaran matematika kosong Saya takut jika mendapatkan giliran maju ke depan untuk mengerjakan soal-soal matematika Mempelajari matematika sangat penting bagi saya Saya bersemangat saat berdiskusi dengan teman tentang pelajaran matematika Saya giat belajar untuk mendapatkan nilai matematika yang bagus Saya tidak memperhatikan ketika diterangkan tentang pelajaran matematika Saya tidak menggunakan waktu luang untuk belajar matematika Saya membuat ringkasan materi pelajaran matematika Saya akan bertanya ketika tidak paham tentang pelajaran matematika Saya mengerjakan semua tugas matematika yang diberikan guru Saya bermain sendiri ketika guru menjelaskan pelajaran matematika Saya mencatat materi penting yang disampaikan guru tentang pelajaran matematika Saya akan bersedia bertanya tentang soal matematika jika ada yang tidak saya pahami Saya tidak pernah mengerjakan PR matematika Setiap ada tugas matematika saya berusaha menyelesaikan sendiri sebelum bertanya kepada teman atau guru
SS
S
TS
STS
55 No 41 42 43 44 45 46
Pernyataan Saya hanya mau belajar matematika jika akan ada ulangan Hasil ulangan yang diberikan menjadi pendorong saya untuk mempelajari materi berikutnya Saya bersemangat untuk berdiskusi dengan teman tentang pelajaran matematika Saya mudah mengantuk saat pelajaran matematika Saya akan mencontek teman jika guru memberikan tugas / pekerjaan rumah (PR) Saya tidak akan masuk sekolah ketika ada ulangan matematika
SS
...Terima Kasih...
S
TS
STS
56
LAMPIRAN 3: UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER MENTAH (SEBELUM GUGUR) A. Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
I1
137.5286
135.615
.381
.868
I2
138.0286
135.767
.293
.869
I3
138.3857
135.458
.255
.870
I4
138.2000
131.264
.556
.865
I5
138.0143
133.522
.445
.867
I6
137.8857
135.349
.338
.869
I7
138.5857
138.710
.114
.872
I8
137.4286
135.930
.325
.869
I9
138.0143
137.029
.260
.870
I10
138.3571
135.508
.320
.869
I11
138.4571
135.382
.249
.871
I12
138.3286
135.006
.292
.870
I13
138.1571
136.105
.264
.870
I14
137.5714
135.611
.365
.868
I15
138.6429
139.798
.044
.873
I16
137.9143
132.630
.539
.865
I17
138.3714
131.193
.505
.865
I18
138.0000
137.826
.206
.871
I19
137.9714
141.709
-.082
.875
I20
137.8571
132.936
.551
.865
I21
138.5286
132.948
.398
.867
I22
137.6857
132.798
.476
.866
I23
137.6143
133.835
.507
.866
I24
137.5000
136.254
.349
.869
57
I25
137.6571
134.258
.440
.867
I26
138.1286
129.679
.477
.866
I27
138.2000
135.641
.265
.870
I28
137.6714
135.760
.369
.868
I29
137.8429
137.584
.165
.872
I30
137.5286
136.601
.275
.870
I31
137.6857
135.552
.389
.868
I32
138.1286
135.012
.386
.868
I33
138.0286
133.072
.467
.866
I34
137.8000
138.742
.111
.872
I35
137.8571
134.559
.395
.868
I36
137.6286
133.106
.462
.866
I37
137.5857
135.522
.373
.868
I38
137.8000
137.959
.143
.872
I39
137.7143
133.511
.436
.867
I40
137.8143
133.023
.465
.866
I41
138.1000
132.845
.422
.867
I42
137.7000
136.706
.320
.869
I43
137.8714
136.548
.234
.871
I44
138.1286
136.375
.236
.871
I45
137.7429
132.339
.445
.867
I46
137.3571
136.494
.266
.870
B. Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha .871
N of Items 46
58
LAMPIRAN 4: UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER BERSIH (SETELAH GUGUR) A. Uji Validitas Angket Bersih Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
I1
114.0429
118.621
.388
.880
I2
114.5429
118.571
.311
.882
I3
114.9000
118.004
.286
.883
I4
114.7143
114.468
.567
.877
I5
114.5286
116.861
.437
.879
I6
114.4000
118.678
.321
.881
I7
113.9429
119.620
.277
.882
I8
114.5286
119.905
.270
.882
I9
114.8714
117.737
.382
.880
I10
114.9714
117.796
.287
.883
I11
114.8429
117.816
.311
.882
I12
114.6714
119.325
.253
.883
I13
114.0857
118.891
.350
.881
I14
114.4286
116.133
.523
.878
I15
114.8857
114.827
.489
.878
I16
114.3714
116.034
.564
.877
I17
115.0429
116.071
.406
.880
I18
114.2000
116.365
.455
.879
I19
114.1286
116.867
.521
.878
I20
114.0143
119.319
.348
.881
I21
114.1714
117.767
.415
.880
I22
114.6429
112.726
.499
.878
I23
114.7143
118.700
.266
.883
I24
114.1857
119.052
.352
.881
59
I25
114.0429
119.810
.261
.882
I26
114.2000
118.829
.374
.881
I27
114.6429
118.320
.372
.881
I28
114.5429
116.426
.460
.879
I29
114.3714
117.628
.401
.880
I30
114.1429
115.979
.488
.878
I31
114.1000
118.584
.376
.881
I32
114.2286
116.411
.458
.879
I33
114.3286
116.659
.439
.879
I34
114.6143
115.777
.443
.879
I35
114.2143
119.968
.299
.882
I36
114.6429
118.987
.263
.883
I37
114.2571
115.179
.473
.879
I38
113.8714
119.824
.244
.883
B. Uji Reliabilitas Angket Bersih Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .883
38
60
LAMPIRAN 5: PRESTASI BELAJAR NO 1 2
SISWA A
NILAI 72
NO
SISWA
36
AJ
NILAI 77
B
68
37
AK
69
3
C
81
38
AL
75
4
D
73
39
AM
74
5
E
74
40
AN
80
6
F
67
41
AO
75
7
G
73
42
AP
74
8
H
69
43
AQ
78
9
I
72
44
AR
76
10
J
67
45
AS
76
11
K
70
46
AT
70
12
L
74
47
AU
71
13
M
73
48
AV
72
14
N
70
49
AW
81
15
O
78
50
AX
83
16
P
77
51
AY
76
17
Q
75
52
AZ
77
18
R
72
53
BA
72
19
S
83
54
BB
75
20
T
68
55
BC
74
21
U
67
56
BD
71
22
V
77
57
BE
71
23
W
77
58
BF
75
24
X
73
59
BG
76
25
Y
69
60
BH
76
26
Z
69
61
BI
76
27
AA
83
62
BJ
72
28
AB
69
63
BK
78
29
AC
68
64
BL
76
30
AD
74
65
BM
80
31
AE
68
66
BN
71
32
AF
74
67
BO
73
33
AG
73
68
BP
75
34
AH
74
69
BQ
75
35
AI
70
70
BR
75
61
LAMPIRAN 6: SEBARAN KUESIONER MENTAH (SEBELUM GUGUR) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3
2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 2 2
3 2 4 3 2 2 3 3 1 2 2 3 3 1 1 4 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3
4 2 3 2 3 3 3 3 2 4 2 4 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 4 2 4 3 1 3 3 3
5 2 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3
6 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 3
7 2 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 1 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3
BUTIR PERNYATAAN 8 9 10 11 4 3 2 1 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 1 2 3 2 1 4 3 2 4 4 2 1 1 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3 2 2 4 2 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 2 3 4 3 2 3 4 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 1 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
12 3 1 2 2 3 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 4 3 2 3
13 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 4 2 2 3 3
14 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3
15 3 1 2 3 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3
16 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 4 4 3 2 4 2 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
17 3 4 3 2 1 2 3 1 3 1 2 3 2 1 3 4 3 2 3 1 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 2
18 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3
62
No 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
1 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3
2 3 4 2 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 1 2
3 2 2 3 4 3 2 3 1 2 3 3 2 2 2 3 1 3 2 1 3 3 2 3 2 3
4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 2 2 3 4 2 3 4 3 3 2 4
5 2 4 3 4 3 2 1 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3
6 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3
7 2 1 3 3 2 2 1 2 2 3 2 3 3 3 2 2 4 2 2 2 3 3 3 3 3
BUTIR PERNYATAAN 8 9 10 11 12 4 3 2 2 2 4 3 2 1 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 3 3 4 4 3 2 1 2 4 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 2 2 1 2 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 4 2 3 2 2 4 3 2 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 1 2 4 4 3 2 2 4 4 3 1 3 4 2 3 2 2 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 4 3 2 3 4
13 3 4 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3
14 2 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
15 2 3 3 4 3 2 1 2 2 3 2 1 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2
16 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 2 4
17 2 4 2 3 2 3 4 3 3 2 2 2 2 4 2 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3
18 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 4 4
63
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
19 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 2 2 3 2 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
20 2 3 4 2 3 3 4 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
21 3 3 3 1 2 4 1 1 3 1 2 2 3 2 3 3 2 1 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 2 1 3 2 1 3 3 3
22 3 4 4 3 3 3 4 4 4 1 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3
23 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3
24 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3
BUTIR PERNYATAAN 25 26 27 28 29 30 4 1 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 1 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 2 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 1 1 3 4 4 3 3 3 4 3 3 1 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 4 2 4 4 3 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 2 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4
31 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4
32 2 3 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3
33 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 2 3 2 4 1 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
34 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3
35 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4
36 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 1 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4
64
No 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
19 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 2 4
20 3 4 3 4 4 2 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4
21 2 3 3 3 3 1 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 3
22 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 3 1 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4
23 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
24 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
25 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3
BUTIR PERNYATAAN 26 27 28 29 30 1 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 1 4 3 3 3 4 3 1 1 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 2 1 4 3 4 3 3 3 4 3 1 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 1 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 2 2 3 4 3 4 4
31 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4
32 3 3 2 3 3 2 4 2 2 3 3 4 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 2 4
33 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 4 2 4 4 3 4 3 4 2 3
34 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 1 3 3 3 4
35 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 2 4 3 2 3
36 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4
65
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
37 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4
38 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3
BUTIR PERNYATAAN 39 40 41 42 43 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 1 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 1 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3
44 2 2 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 2 1 4 3 3 2 3 3 4 2 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3
45 3 4 3 4 3 3 4 3 4 1 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4
46 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 1 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4
Jumlah 136 151 144 141 138 150 153 123 155 120 142 143 122 125 161 155 125 119 145 127 132 139 138 116 137 152 144 151 145 156 141 138 129 153 154 139 134 134 120 152 136 125 140 130 146
66
No 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
37 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4
38 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 1 3 4 2 1 3 4 4 3 3 3 4 4
39 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4
BUTIR PERNYATAAN 40 41 42 43 44 2 3 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 1 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 1 2 3 4 2 3 3 4 2 4 4 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 1 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3
45 3 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 2 3 4 4 2 3 1 4 3 2 4
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
Jumlah 132 159 139 162 146 131 163 143 134 146 134 135 148 144 122 147 148 163 143 155 144 148 144 125 159
67
LAMPIRAN 7: SEBARAN KUESIONER BERSIH (SETELAH GUGUR) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3
2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 2 2
3 2 4 3 2 2 3 3 1 2 2 3 3 1 1 4 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3
4 2 3 2 3 3 3 3 2 4 2 4 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 4 2 4 3 1 3 3 3
5 2 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3
6 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 3
7 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3
8 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3
BUTIR PERNYATAAN 9 10 11 12 13 2 1 3 3 4 3 2 1 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 1 2 4 4 2 1 2 2 3 2 4 2 3 4 1 1 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 2 2 2 3 3 2 3 2 1 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 1 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 1 4 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
14 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 4 4 3 2 4 2 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
15 3 4 3 2 1 2 3 1 3 1 2 3 2 1 3 4 3 2 3 1 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 2
16 2 3 4 2 3 3 4 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
17 3 3 3 1 2 4 1 1 3 1 2 2 3 2 3 3 2 1 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 2 1 3 2 1 3 3 3
18 3 4 4 3 3 3 4 4 4 1 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3
19 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3
20 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3
68
No 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
1 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3
2 3 4 2 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 1 2
3 2 2 3 4 3 2 3 1 2 3 3 2 2 2 3 1 3 2 1 3 3 2 3 2 3
4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 2 2 3 4 2 3 4 3 3 2 4
5 2 4 3 4 3 2 1 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3
6 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3
7 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4
8 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 4 4 4 4 2 4 3 3
BUTIR PERNYATAAN 9 10 11 12 13 2 2 2 3 2 2 1 1 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 4 2 1 2 3 4 2 2 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 2 1 2 3 3 4 4 4 2 4 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 2 1 2 4 3 3 2 2 3 4 3 1 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 2 3 4 3 4
14 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 2 4
15 2 4 2 3 2 3 4 3 3 2 2 2 2 4 2 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3
16 3 4 3 4 4 2 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4
17 2 3 3 3 3 1 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 3
18 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 3 1 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4
19 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
20 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
69
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
21 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4
22 1 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 1 3 2 3 2 3 2 3 3 4 4 2 4 4 2 2 3 3 3 1 3 2 4 3 1 3 3 3
23 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 3 2 2 4 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3
24 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
25 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4
26 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4
BUTIR PERNYATAAN 27 28 29 30 31 32 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 1 3 4 3 3 3 3 3 1 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 2 2 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 4 4 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
33 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 1 3 3 2 4 3 3
34 2 4 3 2 4 4 4 3 4 2 4 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 1 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3
35 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
36 2 2 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 2 1 4 3 3 2 3 3 4 2 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3
37 3 4 3 4 3 3 4 3 4 1 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4
38 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 1 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4
Jumlah 109 127 121 120 117 125 125 99 127 97 119 121 98 101 135 132 104 94 121 104 110 117 115 97 117 126 120 129 121 136 118 114 106 126 131 117 110 110 98 129 115 105 117 110 122
70
No 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
21 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3
22 1 4 3 3 3 1 4 3 3 3 3 4 2 3 1 2 4 4 3 3 1 4 3 2 3
23 3 3 3 3 3 1 4 3 2 3 3 3 1 3 4 3 1 4 3 4 2 3 3 4 4
24 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3
25 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 4 3 2 4
26 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4
27 3 3 2 3 3 2 4 2 2 3 3 4 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 2 4
BUTIR PERTANYAAN 28 29 30 31 32 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 2 2 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 4 4 4
33 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 3 3
34 3 4 3 3 3 2 4 1 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 1 3 4 3 3 2 3
35 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3
36 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
37 3 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 2 3 4 4 2 3 1 4 3 2 4
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
Jumlah 109 133 115 137 121 109 139 117 111 122 115 112 125 118 98 123 127 139 116 130 121 125 119 103 130
71
LAMPIRAN 8: UJI PRASYARAT (NORMALITAS DAN LINIERITAS) A.
Uji Normalitas 1. Perumusan Hipotesa : Data berasal dari distribusi normal : Data tidak berasal dari distribusi normal 2. Taraf Signifikan α = 5 % = 0,05 3. Statistik Uji Uji normalitas ( Kolmogorov – Smirnov Test ) 4. Komputansi Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Sikap Siswa dalam Pembeljaran Matematika Prestasi Belajar
df
Sig.
.082
70
.200*
.075
70
.200*
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
5. Aturan Keputusan diterima jika harga signifikan 0,05 diterima jika harga signifikan < 0,05 6. Keputusan Uji Harga signifikan > α atau 0,200 > 0,05 sehingga diterima 7. Kesimpulan Data sikap siswa dalam pembelajaran matematika maupun prestasi belajar berdistribusi normal.
72 B. Uji Linieritas 1. Perumusan Hipotesa : Sikap siswa dalam pembelajaran matematika mempunyai hubungan yang linier dengan prestasi belajar. : Sikap siswa dalam pembelajaran matematika tidak mempunyai hubungan yang linier dengan prestasi belajar. 2. Taraf Signifikan α = 5 % = 0,05 3. Statistik Uji Uji Anova 4. Komputansi ANOVA Table Sum of Squares Prestasi
Between
(Combined)
Belajar * Sikap
Groups
Linierity
Siswa dalam
Deviation from
Pembelajaran
Linierity
Mean df
Square
F
Sig.
433.867
34
12.761
.686
.863
77.894
1
77.894
4.186
.048
355.973
33
10.787
.580
.941
651.333
35
18.610
1085.200
69
Matematiaka Within Groups Total
5. Aturan Keputusan diterima jika harga signifikan 0,05 diterima jika harga signifikan < 0,05 6. Keputusan Uji Harga signifikan > α atau 0,941 > 0,05 sehingga diterima 7. Kesimpulan Sikap siswa dalam pembelajaran matematika mempunyai hubungan yang linier dengan prestasi belajar
73
LAMPIRAN 9: DESKRIPSI HASIL PENGUKURAN VARIABEL SIKAP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN VARIABEL PRESTASI BELAJAR A. Deskripsi Hasil Pengukuran Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika No 1 2 3 4 5
Kelas Interval 129,2 106,4 83,6 60,8 38
Kategori
Frekuensi
152 Sangat Tinggi 129,2 Tinggi 106,4 Sedang 83,6 Rendah 60,8 Sangat Rendah Jumlah
12 46 12 0 0 70
Frekuensi Relatif 17,14% 65,72% 17,14% 0 0 100%
B. Deskripsi Hasil Pengukuran Variabel Prestasi Belajar
No 1 2 3
Kelas Interval
Kategori Terlampaui Tercapai Belum tercapai Jumlah
Frekuensi 54 4 12 70
Frekuensi Relatif 77,14% 5,72% 17,14% 100%
74
LAMPIRAN 10: GAMBAR HISTOGRAM STATISTIK DESKRIPTIF HASIL PENGUKURAN SIKAP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN PRESTASI BELAJAR A. Histogram statistik Deskriptif Hasil Pengukuran Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika
B. Histogram statistik Deskriptif Hasil Pengukuran Prestasi Belajar Matematika
75
LAMPIRAN 11: UJI KORELASI PEARSON PRODUCT MOMENT 1. Perumusan Hipotesa : Tidak ada hubungan positif signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013. : Ada hubungan positif dan signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan tahun ajaran 2012/2013. 2. Taraf Signifikan α = 5 % = 0,05 3. Statistik Uji Uji korelasi Pearson Product Moment. 4. Komputansi Correlations Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Pearson Correlation
1
Sig. (1-tailed)
.268* .012
N Prestasi Belajar
Prestasi Belajar
Pearson Correlation
70
70
*
1
.268
Sig. (1-tailed)
.012
N
70
70
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
5. Aturan Keputusan diterima jika nilai rhitung diterima jika nilai rhitung 6. Keputusan Uji Nilai rhitung
rtabel rtabel
rtabel (0,268 0,235) sehingga
diterima.
7. Kesimpulan Ada hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan.
76
LAMPIRAN 12: TABEL NILAI r PRODUCT MOMENT
77
LAMPIRAN 13: SURAT IJIN A. Surat Ijin Penelitian
78 B.
Surat Keterangan Penelitian