Anik Suprihatini, Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Critical Thinking... 117
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI CRITICAL THINKING PADA SISWA KELAS VII-A SEMESTER I SMP NEGERI 1 PANGGUL KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2012/2013
Oleh: Anik Suprihatini SMP Negeri 1 Panggul, Trenggalek
Abstrak. Tujuan penelitian ini diharapkan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) Konsep Critical thinking dalam pembelajaran IPS sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. (2) Pendekatan Critical thinking dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS/ Ekonomi dengan pokok bahasan Kegiatan Pokok Ekonomi siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pada hasil penelitian ini, dapat peneliti rumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya: (1) Dalam pendekatan Critical thinking , setiap materi pelajaran yang baru, harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Pendekatan Critical thinking mengkondisikan siswa belajar dengan meningkatkan, logika, analisis, sikap kerjasama, aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Sehingga pendekatan Critical thinking yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini dipastikan dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPS/Ekonomi Pokok bahasan Kegiatan Pokok Ekonomi siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul. (2) Selama diberikan tindakan perbaikan penelitian prestasi belajar siswa terus mengalami peningkatan. Kata Kunci: metode critical thinking, prestasi belajar, IPS
Metode Critical thinking, Menurut Sutrijo (2005:9) bahwa model Pembelajaran Deep Dealogue/Critical thinking memiliki Kelebihan diantaranya: (1) Deep Dealogue/ Critical thinking digunakan untuk melatih siswa untuk mampu berfikir kritis, dan imajinatif, menggunakan logika, menganalisis fakta-fakta dan melahirkan imajinatif atas ide-ide lokal dan tradisional. Sehingga siswa dapat membedakan yang mana disebut berfikir baik dan tidak baik. Dialog yang mendalam dan berfikir kritis bertujuan untuk mendapatkan pemahaman paling lengkap. Melalui dialog yang mendalam dan berfikir kritis peserta didik memahami bagaimana mereka berhubungan dengan orang lain dan lingkungannya. Berfikir kritis membantu siswa menemukenali sekaligus menguji sikap mereka sendiri, serta menghargai nilai-nilai yang dipelajari. (2) Deep Dealogue/ Critical thinking merupakan pendekatan yang dapat dikolaborasikan dengan metode yang telah ada dan dipergu-
nakan oleh guru selama proses pembelajaran. (3) Deep Dealogue/ Critical thinking merupakan dua sisi mata uang, dan merupakan hal yang inhernt dalam kehidupan peserta didik oleh karena itu dalam proses pembelajaran Deep Dealogue/ Critical Thinkig selalu berkaitan dengan kehidupan nyata sehingga memudahkan siswa untuk mengerti dan memahami manfaat dari isi pelajaran. (4) Deep Dealogue/ Critical thinking menekankan pada nilai, sikap dan kepribadian, mental, emosional dan spiritual sehingga peserta didik belajar dengan menyenagkan dan bergairah. (5) Melalui model pembelajaran Deep Dealogue/ Critical thinking baik guru maupun siswa akan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman karena dengan dialog yang mendalam dan berfikir kritis mampu memasuki ranah intelektual, fisikal, sosial, mental seseorang. (6) Melalui deep dealogue/ critical thinking akan terbina hubungan antara guru dan peserta didik secara dialogis kritis, membiasakan guru dan
118
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
peserta didik untuk saling membelajarkan dan belajar hidup dan keberagaman. Penyusunan rancangan pembelajaran Deep Dealogue/Critical thinking dilakukan empat tahapan utama yaitu: (1) Mengembangkan komunitas (Comunity building) (2) Analisis isi (content analysis) (3) Analisis latar cultural (cultural setting analysis) (4) Pengorganisasian materi (content analysis). (a) Pertama membangun komonitas belajar tahap ini merupakan bagian refleksi diri guru terhadap dunia siswanya. Pandangan dunia guru yang dimiliki oleh siswanya menjadi bagian yang berguna, dalam menyusun rancangan pembelajaran yang bernuansa dialog yang mendalam dan berfikir kritis. Kegiatan refleksi ini meliputi indentifikasi pengalaman guru dan pengalaman siswanya, kelas belajar dan sebagainya. (b) Kedua analisi isi proses untuk melakukan identifikasi seleksi dan penetapan pembelajaran. Proses ini ditempuh dengan berpedoman rambu-rambu materi yang terdapat dalam kurikulum yang antara lain standar minimal, urutan (sequence) dan keluasaan (scope) materi, kompetensi dasar yang dimilikinya serta keterampilan yang dikembangkan. Di samping menganalisis guru hendaknya guru hendaknya menggunakan pendekatan nilai moral yang substansinya meliputi prinsif komunikasi, etika komunikasi dan meka-nisme komunikasi. (c) Ketiga, analisis latar yang dikembangkan dari latar kultural dan siklus kehidupan (life cycle). Dalam analisis ini mengandung dua konsep, yaitu konsep wilayah atau lingkungan (lokal, regional, nasional dan global) dan konsep manusia berserta aktifitasnya yang mencakup seluruh aspek kehidupan (IPOLEKSOSBUDHANKAM). Selain itu, analisis latar juga mempertimbangkan nilai-nilai kultural yang tumbuh dan berkembang serta dijunjung tinggi oleh suatu masyarakat serta kemungkinan kebermanfaatannya bagi kehidupan peserta didik. Dalam kaitan itu, analisis latar berhubungan erat dengan prinsip yang harus dikembangkan dalam mengajarkan nilai dan moral, yaitu prinsip dari
mudah ke yang sukar, dari yang sederhana menjadi kompleks, dari konkrit ke abstrak, dari lingkungan sempit/dekat ke lingkungan yang meluas (Depdiknas, 2002). (d) Keempat, Pengorganisasian materi model dilakukan dengan memperhatikan prinsif ”4W dan 1H” yaitu What (apa), Why (mengapa), When (kapan), where (dimana) dan How (bagaimana). Dalam rancangan pembelajaran keempat prinsif ini harus di warnai oleh ciri-ciri pembelajaran Deep Dealogue /Critical thinking. Dalam menuju pelakonan, nilai-nilai moral dan critical thinking dalam upaya pencapaian dan pemahan konsep, dan pengembangan konsep. Sedangkan Pembelajaran konvensiolan tidak memiliki langkah-langkah/ sintaks yang baku sehingga terkesan hanya mengikuti keinginan guru saja. Menurut Nurhadi (2003). Bahwa secara konvensional (tradisional), mengajar diartikan sebagi upaya penyampaian atau penanaman pengetahuan pada anak. Dalam pengertian ini peserta didik dipandang sebagai objek yang sifatnya pasif, pengajaran berpusat pada guru (teacher oriente) dan guru memegang peranan utama dalam pembelajaran. Dalam pengajaran ini guru ceramah, menurut Vembriarto (2008) pengajaran konvensional adalah pengajaran yang diberikan pada peserta didik secara bersama-sama. Sedangkan menurut Nining (2004) pengajaran konvensional adalah pengajaran yang pada umumnya biasa kita lakukan sehari-hari. Dalam pembelajaran hendaknya dikondisikan agar situasi pembelajaran menjadi menarik, tidak hanya pada pela-jaran-pelajaran tertentu saja karena seluruh mata pelajaran haruslah diberikan seara utuh dan menyeluruh. Salah satunya seperti dalam pembelajaran bahasa indonesia. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang dibe-
Anik Suprihatini, Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Critical Thinking... 119
rikan mulai dari SD/MI/SDLB samai SMP/ MTs/SPMLB. IPA mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Ekonomi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Dimasa yang akan dating peserta didik aan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh Karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Mata pelajaran IPS-Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. (a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. (b) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir kritis dan logis, rasa ingin tahu, inkuiri. (c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan. (d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Ruang lingkup mata pelajaran IPSEKONOMI meliputi aspek-aspek sebagai berikut. (a) Manusia, tempat, dan lingkungan, (b) Waktu, keberlanjutan dan perubahan, (c) Sistem sosial dan budaya, (d) Perilaku Ekonomi dan kesejahteraan. Tujuan penelitian ini diharapkan untuk mengetahui
dan mendeskripsikan: (1) Konsep kritikal thinking dalam pembelajaran IPS sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul. (2) Pendekatan Critical thinking dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS/Ekonomi dengan pokok bahasan Kegiatan Pokok Ekonomi siswa Kelas VIIA Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul dalam kegiatan belajar mengajar. METODOE PENELITIAN Pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan. Menurut Waseso (1994) penelitian tindakan merupakan proses daur ulang, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pemantauan, refleksi yang mungkin diikuti dengan perencanaan ulang. Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru untuk mernecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia faktual (Zuriah, 2003). Carr dan Kemmis (1986), mengatakan bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelaahan inkuiry melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial, untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan. Kehadiran peneliti dalam kegiatan penelitian ini lebih tepat bila dimaksudkan dalam kegiatan peran serta. Sebab peneliti dalam penelitian ini tergolong pada penelitian tindakan partisipan. Zuriah (2003) mengatakan bahwa orang yang akan melakukan penelitian tindakan haruslah terlibat dalarn proses penelitian dari awal. Untuk itu peneliti harus melakukan pengamatan berperan serta dalam penelitian ini. Spradley (1980) membagi tiga tahap pengamatan berperan serta dalam penelitian kualitatif; diantaranya; (a) Dimulai dari pengamatan-pengamatan yang bersifat memeriksa (descriptive observations) secara luas, dengan melukiskan situasi sosial secara umum yang ada di lokasi penelitian, (b) Kemu-
120
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
dian dilanjutkan dengan pengamatan-pengamatan yang lebih terfokus (focused observations) untuk menemukan kategorikategori utama tentang fokus penelitian, dan (c) Setelah itu diadakan pengamatan-pengamatan yang bersifat selektif (selective observations) untuk menemukan kategori-kategori yang lebih rinci tentang sub-sub fokus penelitian. Selanjutnya Spradley (1980) menjabarkan lima tipe keterlibatan penellti dalam Partisipasi Observasi ini adalah sebagai berikut. (a) Non Participation. Pada tipe ini peneliti dalam melakukan penelitian tidak berpartisipasi. Artinya peneliti hanya melakukan pengamatan (melihat) secara pasif dan menjauhi agar tidak terlibat dalam aktivitas obyek penelitian, (b) Passive Participation. Tahap ini peneliti ikut atau berada dalam obyek penelitian, tetapi tidak berpartisipasi atau interaksi dengan obyek penelitian. Peneliti hanya mondar-mandir sebagai penonton saja, (c) Moderal Participation. Peneliti sudah pada konteks untuk menjaga keseimbangan antara seseorang yang berada di dalam (insider) dan menjadi seseorang yang berada di luar (outsider) ataupun terlibat dan mengarnati, (d) Active Participation. Pada tahap ini peneliti secara aktif melakukan apa yang dilakukan oleh personal-personal sekolah, dan (e) Complete or Ordinary participation. Tipe ini merupakan tahap tertinggi dalam keterlibatan peneliti sebagai observer partisipant. Peneliti total melakukan seperti apa yang dikerjakan oleh personal-personal sekolah dalam memperoleh data penelitian. Lokasi penelitian tindakan ini adalah SMP Negeri 1 Panggul. Sedangkan subyek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut adalah faktor perbedaan kemampuan belajar antara siswa, dan kondisi lingkungan lokasi penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul. Sumber data yang dimaksudkan adalah manusia dan non manusia. Sumber data
manusia dalam penelitian tindakan ini adalah guru mata pelajaran IPS Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul, dan siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul. Sedangkan sumber data non manusia berupa dokumentasi hasil pengamatan dan catatan obeservasi peneliti, hasil evaluasi belajar, dan dokumen lain yang relevan dengan ruang lingkup penelitian. Penggunaan prosedur pengumpulan data yang tepat dapat diperoleh data yang objektif dalam kegiatan penelitian. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini diantaranya: 1. Observasi, diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Zuriah, 2003). Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa. Ada dua jenis observasi yang dilakukan, diantaranya: (a) Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan dimana observer berada bersama objek yang diselidiki, dan (b) Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti. Dengan menggunakan teknik ini, melakukan catatan terhadap basil observasi dengan menggunakan daftar cek (chek list). Dalam penelitian ini metode observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah pengamatan berperan serta dalam serangkaian kegiatan penelitian. 2. Wawancara, merupakan salah satu prosedur terpenting untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, sebab banyak informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara. Menurut Arifin (1998) yang dirnaksud dengan wawancara adalah suatu percakapan yang bertujuan memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan, kerisauan dan sebagainya. Lincoln dan Guba
Anik Suprihatini, Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Critical Thinking... 121
yang dikutip oleh Moleong (2000), mengatakan bahwa maksud mengadakan wawancara antara lain untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan kepedulian dan lain-lain. Wawancara dilakukan peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan kenyataan pada saat peneliti melakukan wawancara. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara mendalam yang tidak terstruktur. Sebab dalam wawacara tidak terstruktur akan diperoleh informasi sebanyakbanyaknya yang rahasia, dan sensitif sifatnya sekalipun serta memungkinkan sekali dicatat semua respons afektif informan yang tampak selama wawancara berlangsung (Bafadal, 1994). Namun dalam pelaksanaan wawancara tersebut tetap mengacu pada Guba dan Lincoln (Batadal, 1994) bahwa sebelum melakukan wawancara terlebih dahulu disusun garis-garis besar pertanyaan yang disampaikan kepada informan berdasarkan pada fokus dan sub fokus penelitian. 3. Dokumentasi, menurut Zuriah (2003) teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Guba & Lincoln (1981) mengatakan bahwa dokumen dan record dapat digunakan untuk keperluan penelitian karena: (1) Merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong, (2) Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian, (3) Sifatnya alamiah sesuai dengan konteks, (4) Hasil pengkajian akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan yang diselidiki. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Siklus 1
1. Refleksi Awal, peneliti bersama kolaborator mengidentifiasi permasalahan pembelajaran yang terjadi di Kelas VII-A SMP Negeri 1 Panggul, setelah peneliti melakukan kajian terhadap hasil temuan dari kegiatan pra tindakan. Dari serangkaian kegiatan obervasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator penelitian teridentifikasi bahwa rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh penerapan metode belajar yang konvensional. Dengan penerapan metode pembelajaran yang konvensional pembelajaran menjadi tidak bermakna. Dari hasil catatan lapangan yang dilakukan oleh observer diketahui bahwa pembelajaran IPS/Ekonomi di Kelas VII-A menjadi tidak bermakna karena dalam proses pembelajaran pengalaman dan pengetahuan siswa belum mampu dikomunikasikan dengan baik melalui penyajian materi secara mendalam. Untuk itu diperlukan perombakan metode pembelajaran IPS/ Ekonomi di Kelas VII-A agar prestasi belajar siswa dapat meningkat. 2. Perencanaan, setelah diketahuinya permasalahan pembelajaran di Kelas VII-A pada mata pelajaran IPS/Ekonomi, langkah selanjutnya peneliti secara kolaboratif menyusun rencana pemberian tindakan yang terdiri dari: (a) Rencana pembelajaran yang dirancang secara sesuai dengan metode yang digunakan. (b) Menyusun format penilaian, (c) Menyusun format pengamatan aktivitas pembelajaran, (d) Menyusun jadwal penelitian. 3. Pelaksanaan, berikut ini peneliti diskripsikan pembelajaran critical thinking pada pembelajara IPS/Ekonomi Kelas VII-A: Pertemuan 1 a. Kegiatan Pendahuluan, (1) apersepsi: tanya jawab tentang usaha yang dilakukan masyarakat dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan, (2) Motivasi: ditampilkan gambar-gambar tentang kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat b. Kegiatan Inti, peserta didik mengamati gambar tentang aktivitas ekonomi yang
122
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
terjadi di pasar, peserta didik menerima lKS dari guru, peserta didik saling berdialog dalam kegiatan diskusi untuk menyelesaikan persoalan yang terdapat pada LKS: (1) Dari mana barang dangangan di pasar diperoleh? (2) Aktivitas ekonomi apa saja yang dapat kalian amati dari gambar! (3) Sebutkan macammacam kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat! Peserta didik membuat laporan hasil diskusi, peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya, peserta didik melakukan refleksi. c. Kegiatan Penutup, guru menaynyakan hal-hal yang belum dipahami, peserta didik dan guru memberikan penguatan dan penyimpulan Pertemuan 2 a. Kegiatan Pendahuluan, (1) Apersepsi: Dialog tentang konsumsi dalam keluarga, (2) Motivasi: Ditampilkan gambar-gambar kegiatan konsumsi b. Kegiatan Inti, peserta didik mengamati gambar tentang aktivitas konsumsi yang terjadi dalam keluarga, peserta didik menerima lKS dari guru, peserta didik saling berdialog dalam kegiatan diskusi untuk menyelesaikan persoalan yang terdapat pada LKS: (1) Kegiatan konsumsi apa saja yang terjadi dalam keluarga! (2) Buatkan skala prioritas mingguan dari konsumsi keluarga! (3) Sebutkan aspek positif dan negatif dari sikap konsumtif serta faktor yang terjadi! Peserta didik membuat laporan hasil diskusi, peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya, peserta didik melakukan refleksi. c. Kegiatan Penutup, guru menaynyakan hal-hal yang belum dipahami, peserta didik dan guru memberikan penguatan dan penyimpulan 4. Pengamatan, hasil pengamatan dan observasi peneliti berkaitan dengan upaya peningkatan minat belajar siswa melalui pembelajaran critical thinking. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa strategi
pembelajaran critical thinking berdampak positif terhadap minat belajar bidang studi IPS/Ekonomi Pokok bahasan Kegiatan Pokok Ekonomi siswa, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul dalam kegiatan belajar mata pelajaran IPS/Ekonomi pokok bahasan Kegiatan Pokok Ekonomi. Dalam penelitian tindakan ini, minat belajar siswa dapat didiskripsikan melalui keaktifan kegiatan siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran. Sedangkan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh nilai hasil evaluasi setiap akhir kegiatan (akhir siklus). Berdasarkan observasi pada tahap siklus I, dapat dicatat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan strategi pembelajaran critical thinking yang disampaikan oleh peneliti. Adapun paparan hasil observasi seperti Tabel 1 berikut. Tabel 1 Distribusi Aktivitas Belajar Siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul Dalam Kegiatan Siklus I Catatan Hasil Penelitian Aktivitas Hasil Belajar Guru Siswa Baik Sedang Kurang 58,75% 55,00% 20.59% 73.53% 5.88%
Dari data tersebut menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar masih terpengaruh oleh strategi tradisional (ceramah) dalam artian komunikasi satu arah yang disampaikan oleh guru pada kegiatan belajar mengajar sebelumnya. Dari 34 responden, prosentase keaktifan siswa 55,00%. Dari hasil prosentase tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar mulai menunjukkan aktivitas yang berarti. Disamping itu hasil belajar yang diperoleh siswa yang memperoleh hasil evaluasi baik ada 7 siswa dengan prosentase 20,59%, yang tergolong sedang ada 25 siswa dengan prosentase 73,53%, sedangkan hasil belajar tergolong kurang 2 siswa dengan prosentase 5,88%. Sedangkan untuk aktivitas guru memperoleh
Anik Suprihatini, Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Critical Thinking... 123
prosentase sebesar 58,75%. Artinya guru sudan baik dalam menjalankan tindakan
perbaikan pembelajaran.
71,25
71,50 71,00
AKTIVITAS GURU
70,50
70,00
AKTIVITAS SISWA
70,00 69,50 69,00 AKTIVITAS GURU
AKTIVITAS SISWA
Gambar 1 Aktivitas Belajar Dalam Kegiatan Belajar Siklus I
Berdasarkan pada hasil evaluasi yang dilakukan, secara rinci akan dipaparkan dari hasil evaluasi belajar siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul . Berikut ini akan dipaparkan distribusi hasil evaluasi kegiatan belajar mengajar pada siklus I. Tabel 2 Nilai Hasi Ulangan Belajar Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama
Nilai
Ahmad Rizqi Rachmadani Anggi Artika Putrid Antika Dwi Indrawati Bayu Pratama Bobi Andrian Devi Rahmawati Dini Wulandari Dita Ayu Lorensia
80 60 60 70 80 70 70 80 80 80 80 70 70 80 80 80 80 80 70 80
Elinda Suryaningsih Elvira Nadia Putrid Frenido Aryanto Galih Ageng Prayogo Hendrik Ines Indita Indriana Kukuh Nurkusaini Lilies Jujur Subekti Lisa Fitriana Niken Ayunita Noorista Praharnoto Nova Suryaningsih
%Ketuntasan T TT T TT TT TT T TT TT T T T T TT TT T T T T T TT T
No
Nama
Nilai
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Rida Hanania Rinasari Rintang Nevian Diafrgama Riski Romadon Rissa Sellawati Roni Ari Prabowo Sandita Vinas Saputri Suyanti Tomy Yulianto Turi Handayani Vina Ariyana Wahyu Ahtiar
80 80 80 90 90 90 90 90 90 90 70 70 70 70
Wisnu Murti Yunita Anggraini Jumlah Rata-Rata
5. Refleksi,
2650 77.94
%Ketuntasan T TT T T T T T T T T T T TT TT TT TT 22 64.71
12 35.29
berdasarkan paparan data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Panggul, peneliti mclakukan reflcksi dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai berikut: (I) aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar sebelumnya, (2) beberapa siswa cepat dalam mempelajari materi
124
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan (3) beberapa siswa sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) kegiatan diskusi sudah tekesan hidup dan berjalan, tetapi masih didominasi oleh siswa yang pandai. Selanjutnya untuk membuktikan keefektifan pendekatan critical thinking dalam kegiatan belajar mengajar dalam upaya peningkatan minat belajar siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul, akan dijabarkan lebih lanjut pada kegiatan siklus II. Kegiatan Siklus II 6. Perencanaan, pemberian tindakan pada siklus II secara grais bersar sama dnegan siklus I, hanya saja pada siklus II terdapat beberapa perubahan, yaitu lebih fokus dalam kegiatan dikusi khususnya kegiatan diskusi kelas guru memberikan motivasi secara merata dalam pembelajaran. 7. Pelaksanaan, selanjutnya peneliti akan mendiskripsikan proses pembelajaran pada siklus II sebagai berikut. Pertemuan 1 a. Kegiatan Pendahuluan, apersepsi: Dialog tentang tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kegiatan distribusi. Motivasi: ditampilkan gambar-gambar berhubungan dengan kegiatan distribusi b. Kegiatan Inti, peserta didik menerima lKS dari guru, peserta didik saling berdialog dalam kegiatan diskusi untuk menyelesaikan persoalan yang terdapat pada LKS: (1) Pengertian produksi dan sumber daya ekonomi. (2) Macam-macam sumber daya ekonomi. (3) Etika dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi. (4) Usaha-usaha guna meningkatkan jumlah danmutu hasil produksi. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya. Peserta didik melakukan refleksi. c. Kegiatan Penutup, guru menaynyakan hal-hal yang belum dipahami, peserta didik dan guru memberikan penguatan dan penyimpulan.
Pertemuan 2 a. Kegiatan Pendahuluan, apersepsi: Dialog tentang faktor-faktor yang berhubungan usaha meningkatkan sumber ekonomi. Motivasi: Ditampilkan gambar-gambar berhubungan dengan kegiatan distribusi peningkatan ekonomi b. Kegiatan Inti, peserta didik mengamati gambar tentang kegiatan distribusi peningkatan ekonomi, peserta didik menerima LKS dari guru, peserta didik saling berdialog dalam kegiatan diskusi untuk menyelesaikan persoalan yang terdapat pada LKS: (1) Pengertian dan tujuan distribusi. (2) Sistem distribusi beserta contohnya etika ekonomi. (3) Kegiatan yang menggambarkan contoh etika ekonomi. (4) Pengertian usaha, perusahaan dan badan usaha. Peserta didik membuat laporan hasil diskusi. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya. Peserta didik melakukan refleksi c. Kegiatan Penutup, guru menanyakan halhal yang belum dipahami, peserta didik dan guru memberikan penguatan dan penyimpulan 8. Pengamatan, berdasarkan paparan data
kegiatan siklus II, maka diperoleh hasil pengamatan dan observasi peneliti berkaitan dengan upaya peningkatan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran critical thinking. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa strategi pembelajaran critical thinking berdampak positif terhadap minat belajar siswa, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul dalam kegiatan belajar mata pelajaran IPS/Ekonomi pokok bahasan Kegiatan Pokok Ekonomi. Berdasarkan observasi yang dilakukan, dalam kegiatan belajar mengajar pada tahap siklus II, dapat dicatat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan strategi pembelajaran critical thinking
Anik Suprihatini, Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Critical Thinking... 125
yang disampaikan oleh peneliti. Adapun paparan hasil observasi seperti Tabel 3 berikut. Tabel 3 Distribusi Aktivitas Belajar Siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul Dalam Kegiatan Siklus II Catatan Hasil Penelitian Aktivitas Hasil Belajar Guru Siswa Baik Sedang Kurang 71,25% 70,00% 35.29% 64.71% 0.00%
Dari data tersebut menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar jauh lebih baik jika dibanding pada siklus I dalam artian komunikasi yang
terjadi pada pembelajaran sudah menunjukkan komunikasi multi arah. Dari 34 responden, prosentase keaktifan siswa 70,00%. Dari hasil prosentase tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar mulai menunjukkan aktivitas yang berarti. Disamping itu hasil belajar yang diperoleh siswa yang memperoleh hasil evaluasi baik ada 12 siswa dengan prosentase 35,29%, yang tergolong sedang ada 22 siswa dengan prosentase 64,71%, sedangkan hasil belajar tergolong kurang ada 0 siswa dengan prosentase 00.00%.
71,25
71,50 71,00
AKTIVITAS GURU
70,50
70,00
AKTIVITAS SISWA
70,00 69,50 69,00 AKTIVITAS GURU
AKTIVITAS SISWA
Gambar 2 Aktivitas Belajar Di Kelas VII-A SMP Negeri 1 Panggul
Berdasarkan pada hasil evaluasi yang dilakukan, secara rinci akan dipaparkan dari hasil evaluasi belajar siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul. Berikut ini akan dipaparkan distribusi hasil evaluasi kegiatan belajar mengajar pada siklus II. Tabel 4 NIlai Hasi Ulangan Belajar Siswa No 1 2 3 4 5
Nama
Nilai
Ahmad Rizqi Rachmadani Anggi Artika Putrid Antika Dwi Indrawati
80 80 80 80 80
Bayu Pratama Bobi Andrian
%Ketuntasan T TT T T T T T
No 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nama Devi Rahmawati Dini Wulandari Dita Ayu Lorensia Elinda Suryaningsih Elvira Nadia Putrid Frenido Aryanto Galih Ageng Prayogo Hendrik Ines Indita Indriana Kukuh Nurkusaini Lilies Jujur Subekti Lisa Fitriana Niken Ayunita Noorista Praharnoto
Nilai 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 70
%Ketuntasan T TT T T T T T T T T T T T T T TT
126
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
No
Nama
Nilai
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nova Suryaningsih Rida Hanania Rinasari Rintang Nevian Diafrgama Riski Romadon Rissa Sellawati Roni Ari Prabowo Sandita Vinas Saputri Suyanti Tomy Yulianto Turi Handayani Vina Ariyana Wahyu Ahtiar Wisnu Murti
90 90 90 90 100
Yunita Anggraini Jumlah Rata-Rata
%Ketuntasan T TT T T T T T
100 100 90 100 100 100 80 80 70 70
T T T T T T T T
2860 84.12
31 91.18
TT TT 3 8.82
9. Refleksi, berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti didapatkan temuan sebagai berikut: (1) terlihat ada peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas dan prestasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (2) sebagian besar siswa lebih cepat memahami dan mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, (3) sebagian besar siswa ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, dan tidak lagi didominasi oleh siswa yang pandai, sehingga aktivitas siswa dalam belajar mempermudah pencapaian tujuan yang direncanakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran critical thinking sangat efektif dalarn meningkatkan minat belajar siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul. Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya, sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima.
Dalam penelitian ini retleksi yang dilakukan oleh peneliti dan praktiksi adalah dengan cara mendiskusikan hasil kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini. Kegiatan tersebut meliputi: (I) analisis, (2) sintesis, (3) pemaknaan, (4) penjelasan, dan (5) penyimpulan data dan informasi yang dikumpulkan. Berdasarkan paparan data tersebut, maka dapat penelitian tindakan ini dapat direfleksikan sebagai berikut: (1) Pendekatan critical thinking memiliki dampak siswa aktif di dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga motivasi belajar siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul, dalam kegiatan belajar mata pelajaran IPS/Ekonomi mengalami peningkatan yang berarti. (2) Dalam pendekatan critical thinking, setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disesuaikan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Karena itulah dalam pendekatan critical thinking, kegiatan belajar mengajar harus dimulai dengan hal yang sudah dikenal dan dipahami siswa. Agar siswa aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa sehingga siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. Demikian juga guru harus dapat menciptakan situasi yang kondusif, sehingga materi pelajaran selalu tampak menarik dan tidak membosankan; (3) Pendekatan critical thinking dalam pembelajaran dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran lain selain mata Pelajaran IPS/ Ekonomi. Namun yang perlu dicatat, bahwa penggunaan strategi belajar, harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa, baik itu lingkungan belajar, maupun kernampuan masing-masing individu; (4) Hal yang perlu diingat dalam penggunaan pendekatan critical thinking dalam kegiatan belajar mengajar adalah: (a) pusat kegiatan belajar mengajar adalah siswa aktif, (b) pembelajaran dimulai dengan hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa, (c) bang-
Anik Suprihatini, Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Critical Thinking... 127
kitkan motivasi belajar dengan membuat mated pelajaran sebagai hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, dan (d) guru harus selalu mengenali materi pelajaran dan metode pembelajaran yang membuat siswa bosan, dan hal ini harus segera ditanggulangi; (5) Pendekatan critical thinking, mengkon-disikan siswa belajar dengan meningkatkan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Sehingga pendekatan konstruktivisine yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu rneningkatkan aktivitas, dan prestasi belajar siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul. Dari hasil refleksi tersebut, hasil penelitian tindakan ini perlukiranya ditingkatkan lagi pelaksanaanya dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dihasilkan kualitas pendidikan yang bermutu. Berdasarkan pada pembahasan rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini, menunjukkan bahwa pendekatan critical thinking dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPS/Ekonomi bagi siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul dimaksudkan untuk: setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat. Perbuatanperbuatan yang dilakukan, termasuk perbuatan belajar dan bekerja, dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Setiap saat kebutuhan dapat berubah dan bertambah. Aktivitas siswa dalam belajar perlu ditingkatkan dengan suatu strategi pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa. Pendekatan critical thinking salah satu pendekatan yang ditawarkan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini. Motivasi merupakan salah satu unsur pokok dalam proses belajar mengajar. Keller (1993) membedakan motivasi belajar menjadi dua kelompok, (a) motivasi yang ada dalam diri siswa, dan (b) motivasi yang ada dalam pembelajaran. Motivasi adalah
perubahan energi dalam dan seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Di dalam perumusan ini dapat dilihat, bahwa ada dua unsur yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut, (1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, dan (2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal. Dengan pendekatan critical thinking diharapkan motivasi belajar siswa dalam mata Pelajaran IPS/Ekonomi dapat mengalami peningkatan yang berarti, sebab dalam proses belajar dengan pendekatan ini siswa lebih aktif dan selalu melakukan kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan siswa selaku pebelajar. Peryataan tersebut ditegaskan oleh Hamalik (2002), yang mengatakan bahwa siswa lebih senang belajar jika mengambil bagian yang aktif dalam latihan/ praktek untuk mencapai tujuan pembelajaran. Praktek secara aktif berarti siswa mengerjakan sendiri, beraktivitas, bukan mendengarkan ceramah dan mencatat. Pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan prinsip sebagai berikut: (1) usahakan agar siswa sebanyak mungkin menjawab pertanyaan-pertanyaan atau memberikan respon terhadap pertanyaan guru, sedangkan siswa lainnya menulis jawaban dan menanggapi secara lisan, (2) mintalah agar siswa menyusun dan menata kembali informasi yang diperolehnya dari bacaan, dan (3) sediakan laboratorium dan situasi praktek lapangan berdasarkan tujuan pembelajaran yang dirumuskan sebelumnya. Prestasi Belajar merupakan segala pekerjaan yang berhasil dan prestasi menunjukkan kecakapan manusia yang telah di capai. Menurut Gagne yang dikutip oleh Badawi (1987) mengatakan bahwa hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan tes karena hasil belajar berupa ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, ketrampilan, dan nilai dan sikap. Berkaitan dengan usaha meningkatkan prestasi belajar, belajar akan lebih mudah dan dapat dirasakan bila belajar tersebut mengetahui
128
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
hasil yang diperoleh. Kalau belajar berarti perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, maka perubahan-perubahan itu harus dapat diamati dan dinilai. Hasil dari pengamatan dan penilaian inilah umumnya diwujudkan dalam bentuk prestasi belajar. Prestasi yang diperoleh oleh siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul menunjukkan peningkatan. Hal ini ditujukan dari hasil observasi peneliti dalam serangkaian kegiatan penelitian tindakan, khususnya kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil kegiatan yang diperoleh meliputi, peningkatan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Untuk prestasi belajar ditunjukkan pada hasil evaluasi pada siklus 3, diperoleh sebagai berikut: Dari 34 siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul tersebut diketahui, hasil belajar siswa sebelum siklus adalah 66,59 dengan ketuntasan sebesar 29,41% meningkat menjadi 77,94 dengan ketuntasan belajar sebesar 64,71% pada siklus I, kemudian mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus II menjadi 84,12 dengan prosentase ketuntasan 91,18%. PENUTUP Kesimpulan Dalam pendekatan critical thinking, setiap materi pelajaran yang baru, harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Pendekatan critical thinking mengkondisikan siswa belajar dengan meningkatkan, logika, analisis, sikap kerjasama, aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Sehingga pendekatan critical thinking yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini dipastikan dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPS/Ekonomi Pokok bahasan Kegiatan Pokok Ekonomi siswa Kelas VII-A SemesDAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (Buku 5: Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual). Jakarta: Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
ter 1 SMP Negeri 1 Panggul. Selama diberikan tindakan perbaikan penelitian prestasi belajar siswa terus mengalami peningkatan yaitu dari 34 siswa Kelas VII-A Semester 1 SMP Negeri 1 Panggul tersebut diketahui, hasil belajar hasil belajar siswa sebelum siklus adalah 66,59 dengan ketuntasan sebesar 29,41% meningkat menjadi 77,94 dengan ketuntasan belajar sebesar 64,71% pada siklus I, kemudian mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus II menjadi 84,12 dengan prosentase ketuntasan 91,18%. Peningkatan ini juga dipertegas dengan adanya respon siswa yang menunjukkan respoan yang sangat positif dalam menerima tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dnegan prosentase sebesar 1,93%. Saran Guru hendaknya mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai macam strategi. Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan pembelajaran critical thinking. Penerapan strategi pendekatan critical thinking dalam kegiatan belajar mengajar di kelas perlu ditingkatkan, dengan harapan siswa dapat terpacu minat dalam belajar. Pendekatan ini perlu diulang-ulang dengan memberikan materi yang sederhana menuju ke materi yang lebih vareatif. Minat belajar siswa dapat dimunculkan dengan berbagai macam teknik dan metode yang disampaikan oleh guru. Pendekatan Critical thinking merupakan salah satu cara yang dapat ditawarkan oleh peneliti. Dengan harapan bila motivasi belajar siswa meningkat dimungkinkan prestasi belajar yang diperoleh siswa juga akan meningkat pula.
Nasution, S. 1988. Metode Penelilian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Penerbit Tarsito. Nurhadi, 2002. Pendekatan Kontekstual. Malang: Universitas Negeri Malang
Anik Suprihatini, Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Critical Thinking... 129
Nurhadi, & Senduk, G., A. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.
Kurikulum 2004. Malang: Bayu Media. Winkel. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia
Spradley, J., P. 1980. Participant Observation. NewYork: Holt, Rinehart and Winston
Woodworth, R., 1951. Psichology. New York: Henry Holt & CO
Sukirin. 1984. Psikologi Belajar. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta
Zuriah, N. 2003. Penelitian Tidakuri dalarn Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi Pertarna. Malang: Bayu Media Publishing.
Sutirjo dan Mamik, Sri Istuti. 2005. Tematik, Pembelajaran Efektif dalam
.