PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X JASA BOGA I SMK NEGERI I TUREN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA TAHUN AJARAN 2012/2013 Ghoniyatul Maziyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Pembelajaran membaca mempunyai kedudukan ganda, yaitu sebagai alat dan media fungsional dari pembelajaran bahasa. Masalah mendasar di SMK Negeri I Turen Malang pada pembelajaran bahasa Indonesia salah satunya adalah rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X Jasa Boga I SMK Negeri I Turen Malang. Hal tersebut ditandai oleh rendahnya hasil tes siswa. Media yang dipakai guru kurang menarik, sehingga kegiatan pembelajaran di dalam kelas menjadi pasif hal ini dapat dilihat dari jarangnya peserta didik mengajukan pertanyaan serta anggapan siswa bahwa bahasa Indonesia adalah pelajaran yang membosankan dan selalu dianggap mudah. Untuk mengatasi masalah tersebut, digunakan multimedia untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa, yang pada penelitian ini difokuskan pada (1) peningkatan hasil kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X Jasa Boga I SMK Negeri 1 Turen Malang dengan menggunakan multimedia, (2) proses pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas X Jasa Boga I SMK Negeri 1 Turen Malang dengan menggunakan multimedia. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran secara berkesinambungan. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan (4) Refleksi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan membaca pemahaman di kelas X SMK meningkat setelah menggunakan multimedia. Hasil tes membaca pemahaman siswa kelas X Jasa Boga I SMK Negeri I Turen Malang nilai rata-rata kelas pada pratindakan mencapai 57,5,nilai rata-rata pada siklus I masih mencapai 57,5, dan nilai rata-rata kelas pada siklus II suda meningkat mencapai 75. Persentase ketuntasan belajar siswa pada kegiatan pratindakan mencapai 50%, dan persentase ketuntasan belajar siswa pada tes siklus I mengalami penurunan menjadi 29, 41%, sedangkan pada tes siklus II mengalami peningkatan menjadi 76, 47%. Kata kunci: multimedia
peningkatan,
PENDAHULUAN Pembelajaran membaca merupakan bagian integral dalam konteks pendidikan. Artinya pembelajaran membaca merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari
kemampuan,
membaca
pemahaman,
keutuhan pendidikan. Oleh karena itu, pembelajaran membaca berkedudukan sebagai alat dan media fungsional dalam pendidikan secara umum secara operasional. Pembelajaran membaca merupakan bagian yang tidak dapat
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 61
dipisahkan dari pembelajaran bahasa. Dalam hal ini pembelajaran membaca mempunyai kedudukan ganda, yaitu sebagai alat dan media fungsional dari pembelajaran bahasa (Busri, 2002:1-3). Selama ini tanpa disadari sistem belajar Bahasa Indonesia dihampir semua sekolah telah menyebabkan kebosanan terhadap suasana belajar di kelas. Dalam arti lingkungan belajar yang semestinya berjalan kondusif berubah menjadi membosankan kaku bahkan kadang menegangkan, baik disebabkan oleh gurunya ataupun siswanya sehingga berimplikasi terhadap penguasaan materi yang disampaikan. Salah satu jenis membaca yang diajarkan disekolah adalah membaca pemahaman hal ini dapat dilihat dalam kurikulum 2006 pada kelas X tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Bahkan membaca pemahaman memiliki porsi yang cukup besar. Tetapi dalam era yang maha cepat sekarang, ketika tanpa kita kehendaki tuntutan kehidupan meningkat, pembaca tak lagi boleh hanya sebagai membawa kenikmatan, tetapi sebagai alat pencapai percepatan itu sendiri. Artinya orang wajib mengejar semua informasi. Ia harus memiliki keterampilan mengumpulkan data dengan cepat sekaligus benar. Dan disini membaca pemahaman menjadi utama untuk di kuasai siswa, karena dengan pemahaman yang baik siswa dapat menangkap isi dan maksud dari penulis .Untuk itu guru harus mampu memilih bentuk pegajaran yang sesuai dengan kondisi sekolah baik pendekatan, strategi belajar, metode, teknik ataupun media.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti SMK Negeri I Turen diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa kelas X - 1 tergolong rendah jika dibandingkan dengan kelaskelas lainnya. Ini terlihat dari rendahnya hasil tes siswa, dan juga dengan penggunaan media pembelajaran yang dipakai guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Media yang dipakai guru dalam mengajar yaitu media pembelajaran yang kurang menarik, sehingga kegiatan belajar mengajar di dalam kelas menjadi pasif hal ini dapat dilihat dari jarangnya peserta didik mengajukan pertanyaan serta anggapan siswa bahwa bahasa Indonesia adalah pelajaran yang membosankan dan selalu dianggap mudah. Berdasarkan karakteristik pokok bahasan pembelajaran membaca pemahaman sebelumnya maka, dapat diidentifikasi penyebabnya antara lain: Pertama, guru mengajarkan pokok bahasan membaca pemahaman tidak inovatif ; guru masih menggunakan pendekatan konvensional dengan mengandalkan metode ceramah dan diskusi yang tidak terbimbing; guru masih menggunakan media yang tidak inovatif, tidak kreatif sehingga pembelajaran kurang menarik, pasif bahkan membosankan; guru kurang mengoptimalkan media pembelajaran yang ada misalnya komputer dan internet. Kedua, kemampuan siswa dalam membaca pemahaman rendah bahkan pemahaman membaca siswa dibawah rata-rata; siswa belum diajari bagaimana teknik dan strategi belajar yang efektif dan efisien dalam
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 62
mempelajari pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural; siswa merasa bosan dengan media yang di pakai guru dalam mengajarkan materi membaca pemahaman; siswa mudah lupa pada materi-materi yang bersifat abstrak sehingga prestasinya belum memuaskan; keterampilan proses siswa seperti mengajukan pertanyaan, mengkomunikasikan, merumuskan belum optimal. Ketiga, sarana dan prasarana yang ada kurang dipergunakan secara maksimal; misalnya ruang laboratorium yang jumlahnya satu ruang belum mempunyai penjadwalan yang sesuai, sehingga ketika kelas X-1 memakai ruang laboratorium digunakan oleh kelas yang lain; ruang laboratorium sering digunakan oleh pembelajaran bahasa asing. Adanya serangkaian permasalahan di atas menyebabkan kegiatan proses belajar mengajar tidak sesuai dengan yang diharapkan yaitu siswa bisa berpikir kreatif dan mandiri. Dewasa ini muncul berbagai media pembelajaran sebagai pilihan bagi guru dalam mengajar, sehingga kreativitas guru dituntut dalam menerapkan media pembelajaran yang dipilih. Dalam pembelajaran membaca pemahaman khususnya di tingkat SMK seharusnya sudah menggunakan mediamedia yang multimedia. Hal ini dapat menumbuhkan kreatif, inovatif baik itu dari siswa maupun guru. Apalagi di zaman sekarang yang serba modern baik yang berupa alat komunikasi maupun elektronik yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah-sekolah. Karena alat komunikasi dan elektronik
itu pada saat ini sangat dekat dengan kehidupan siswa. Siswa setiap hari bergelut dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai kebutuhan hidupnya. Misalnya alat komunikasi handphone yang saat ini tidak digunakan untuk alat komunikasi dan mengirim pesan saja tetapi sudah dilengkapi dengan layanan-layanan untuk menuju dunia maya yaitu internet. kondisi ini dapat dimanfaatkan guru sebagai media yang menarik dan efektif dalam pembelajaran di sekolah. Munadi (2008:148) mengartikan media dalam konteks pembelajaran diartikan sebagai bahasa, maka multimedia dalam konteks tersebut adalah multi bahasa, yakni ada bahasa yang mudah dipahami oleh indera pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba dan lain sebagainya; atau dalam bahasa lain multimedia pembelajaran adalah media yang mampu melibatkan banyak indera dan organ tubuh selama proses pembelajaran berlangsung. Mayer (2009:3) mendefinisikan multimedia sebagai “presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar”. Yang dimaksud dengan” kata” disini adalah materinya disajikan dalam verbal form atau bentuk verbal, misalnya dengan menggunakan bentuk teks kata-kata yang tercetak atau terucapkan. Yang dimaksud dengan “gambar” adalah materinya disajikan dalam pictorial form atau bentuk gambar. Hal ini bisa menggunakan bentuk grafik statis (termasuk ilustrasi, grafik, foto, dan peta) atau menggunakan grafis dinamis (termasuk animasi, dan video). Dalam buku teks kata-kata bisa disajikan
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 63
sebagai teks cetak dan gambar-gambar bisa dijadikan sebagai ilustrasi atau bentuk-bentuk grafik lainnya. Menurut Wahyuni (2013) kelebihan dan kelemahan multimedia diantaranya: (1) sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif. (2) mampu menimbulkan rasa senang selama PBM berkangsung sehingga akan menambah motivasi siswa. (3) mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung sehingga tercapai tujuan pembelajaran, (4) mampu menvisualisasikan materi yang abstrak, (5) media penyimpanan yang relatif gampang dan fleksibel, (6) membawa objek yang sukar di dapat atau berbahaya kedalam lingkungan belajar, (7) menampilkan obyek yang terlalu besar ke dalam kelas, (8) menampilkan objek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Kekurangan multimedia dalam pendidikan diantaranya; (1) biaya relative mahal untuk tahap awal, (2) kemampuan SDM dalam penggunaan multimedia masih perlu ditingkatkan, (3) belum memadainya perhatian dari pemerintah, (4) belum memadainya infrastruktur untuk daerah tertentu. Sebagai alternatif media pembelajaran membaca pemahaman di SMK Negeri I Turen. Salah satu pembelajaran membaca pemahaman yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan multimedia. Karena di SMK Negeri I Turen ini telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap, misalnya laboratorium bahasa dan laboratorium komputer sudah menggunakan atau tersambung dengan
jaringan internet. Oleh karena itu, pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan multimedia ini diasumsikan dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan dalam belajar, menumbuhkan motivasi siswa dalam membaca, meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, dan membantu siswa yang daya ingatannya kurang atau kurang memahami bacaan yang dibacanya. Dengan menggunakan multimedia ini proses belajar mengajar, khususnya membaca pemahaman lebih variatif dan kreatif sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang oprtimal dan hasil yang memuaskan. Berdasarkan uraian diatas, mendorong peneliti untuk mengefektifkan multimedia untuk pembelajaran bahasa Indonsia dalam pembelajaran membaca pemahaman melalui penelitian tindakan kelas. Peningkatan kemampuan siswa dalam membaca dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam membaca dengan menggunakan multimedia. Penelitian ini difokuskan pada penggunaan komputer yang sudah terprogram dengan program exe (e-learning) yang sudah tersambung dengan jaringan internet, sehingga harus di laksanakan di dalam ruangan yaitu laboratorium bahasa atau laboratorium komputer. Sesuai dengan latar belakang yang dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalah umum yaitu bagaimanakah peningkatan kemampuan pemahaman siswa kelas X Jasa Boga I di SMK Negeri I Turen dengan menggunakan multimedia tahun
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 64
pelajaran 2012–2013. Tujuan penelitian ini dapat diketahui dari masalah-masalah yang dibahas, diungkap, dan dibuktikan dalam penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi tentang peningkatan proses dan hasil kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X Jasa Boga I di SMK Negeri I Turen Malang dengan menggunakan multimedia tahun pelajaran 2012–2013.
METODE Secara spesifik penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman siswa kelas X Jasa Boga I di SMK Negeri I Turen Malang dengan menggunakan multimedia. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang sangat membutuhkan tindakan sehingga permasalahan tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Penelitian tindakan pada umumnya sangat cocok untuk meningkatkan kualitas subjek yang hendak diteliti. Oleh karena subjek di dalam penelitian ini adalah berupa kelas, dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran secara berkesinambungan, maka jenis penelitian ini lebih dikenal dengan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Arikunto, dkk (2008:16) penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu:(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan (4) Refleksi. Untuk mengetahui keterampilan siswa sebelum diberikan tindakan,
terlebih dahulu diberikan tes awal sebelum siklus I. siklus I bertujuan untuk mengetahui keterampilan membaca siswa. Siklus I digunakan sebagai refleksi untuk melaksanakan siklus II, sedangkan hasil proses tindakan pada siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca setelah dilakukan perbaikan dalam kegiatan belajar-mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus I. Data penelitian berupa informasi tentang proses dan data hasil tindakan yang diperoleh dari hasil pengamatan, hasil aktivitas siswa, diskusi kelompok, dan hasil tes siswa setiap akhir pembelajaran. Sumber data adalah proses peningkatan pemahaman dengan menggunakan multimedia. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Jasa Boga I di SMK Negeri I Turen Malang yang berjumlah 34 siswa. Instrument utama penelitian adalah peneliti sendiri yang bertindak sebagai pengumpul data melalui pengamatan, dan tes hasil membaca pemahaman siswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model analisis data yang dimulai dari tahap reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penyimpilan data. Untuk menjaga keabsahan data dilakukan kegiatan diskusi dengan guru dan siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan pembelajaran dengan menggunakan multimedia materi membaca pemahaman dengan menggunakan multimedia dalam teks wacana dalam penelitian ini dida-sarkan pada siklus intruksi kegiatan regular pembelajaran dengan menggunakan
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 65
multi-media yang dikemukakan oleh Mayer (2009:270) yaitu pengaruhpengaruh desain multimedia yang dipredeksikan dalam serang-kaian studi, yang melibatkan pengukuran transfer dan retensi. Secara keseluruhan hasilnya sangat konsisten dengan prediksi teori kognitif multimedia learning, memberikan dukungan pada konsepsi bagaimana orang mengintegrasikan presentasi verbal dan presentasi visual. Pembelajaran yang di lakukan dengan menggunakan program exe (exe learning) yang dilaksanakan di laboratorium komputer.Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada setiap pelaksanaan siklus baik silus I maupun siklus II terdiri dari tiga tahapan membaca pemahaman. Ketiga tahapan itu adalah tahap pramembaca, membaca, dan pascabaca. Hal ini sesuai dengan pendapat Martutik (2010:306) langkah-langkah yang harus ditempuh dalam membaca pemahaman adalah sebagai berikut. Prabaca Sebelum memulai membaca, langkah yang harus dilakukan antara lain; a) memilih bahan bacaan yang menarik minat kita, b) mengenali identitas dan isi bacaan dengan melakukan tinjauan sekilas, c) mengambil keputusan untuk memulai membaca atau tidak, d) menentukan tujuan membaca. Saat baca Saat baca langkah yang harus dilakukan antara lain; a) membaca sesuai dengan tujuan membaca yang telah ditetapkan, b) berusaha memahami bacaan secara utuh, yaitu dengan
berupayamengerti isi teks, dan berupaya mengerti hal-hal yang masih berkaitan dengan teks. Pada tahap ini, pembaca sebaiknya mencatat hal-hal yang sulit kita mengerti, baik itu berupa ide-ide yang rumit atau belum kita kenal serta kata-kata dan istilah yang tidak kita ketahui maksudnya. Selanjutnya pembaca menanyakan hal-hal tersebut kepada orang lain yang lebih paham atau mencari artinya di kamus maupun ensiklopedi. Dengan berbekl pengertian tesebut, pembaca membaca ulang teks tersebut agar lebih memahaminya. Pascabaca Setelah membaca, langkah yang dilakukan antara lain; a) menguji pemahaman pembaca terhadap isi bacaan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapacara diantaranya 1) bertanya dalam hati seberapa jauh pengertian kita terhadap bacaan, 2) mengemukakan kembali isi teks dengan bahasa sendiri baik secara lisan maupun tulisan, 3) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan isi teks. Dalam hal ini pembaca dapat meminta bantuan orang lain untuk bertanya atau membuat pertanyaan. b) melakukan diskusi berkaitan dengan isi teks untuk memperdalam pemahaman. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, guru memberikan pembelajaran materi membaca pemahaman dengan menggunakan multimedia. Dari hasil observasi dan refleksi pada siklus I, diperoleh informasi bahwa aktivitas siswa masih belum maksimal mereka masih kesulitan dalam beradaptasi dengan anggota kelompok untuk menyelesaikan masalah dan masih
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 66
tergantung pada guru. Selain itu pada LKS, soal yang diberikan dalam diskusi kelompok terdapat di dalam program exe-learning dan petunjuk penyelesaian belum begitu dikenal siswa, sehingga alokasi waktu banyak digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut. Dengan kata lain, penerapan pembelajaran dengan menggunaan multimedia pada pelaksanaan tindakan I ini masih belum maksimal dan terdapat banyak kekurangan-kekurangan, maka guru akan memperbaikinya pada tahap pelaksanaan tindakan II. Pada pelaksanaan tindakan II, guru meneruskan dengan materi yang tetap sama dan metode yang sama pula. Pada tindakan II, siswa sudah dapat beradaptasi dan belajar bersama dalam kelompokya. Kerja sama siswa dalam kelompok mulai terlihat, siswa yang telah menguasai materi membantu anggota kelompoknya yang belum menguasai materi. Begitu juga siswa yang belum menguasai materi sudah tidak malu dan ragu-ragu untuk bertanya meminta penjelasan kepada temannya
dalam satu kelompok yang sudah memahami materi.Kondisi ini menunjukkan bahwa ada interaksi positif dalam kelompok yaitu saling membantu dalam memahami materi, saling mengasihi dan saling tenggang rasa. ta. Pada siklus II ini, penerapan dengan menggunakan multimedia sudah berjalan maksimal dan sudah sesuai dengan yang diharapkan. Guru dapat mengkondisikan kelas dengan baik dan dapat memperkirakan waktu, selain itu siswa sudah dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompok. Jika dilihat dari hasil observasi, refleksi maupun analisis data, dapat diketahui bahwa penerapan dengan menggunkan multimedia siklus I mengalami peningkatan pada siklus ke II.Peningkatan tersebut dapat dilihat baik pada aktivitas siswa maupun pada aktivitas guru, aktivitas siswa yang mengalami peningkatan salah satunya yaitu kerjasama yang baik dalam kelompok.Hal ini dapat di lihat pada tabel 5.1 sebagai berikut.
Tabel 1 Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Multimedia. Siklus I No
Deskriptor Aktivitas Siswa
Siklus II
Skor max
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan I
P1
P2
P1
P2
P1
P2
1
Kegiatan Awal
9
6
6
6
6
8
8
2
Kegiatan Inti
18
15
14
12
13
17
16
3
Kegiatan Akhir
6
5
4
4
4
6
5
Total Skor
33
26
23
24
22
31
29
Persentase Skor RataRata (SR)
100
78, 78
69, 69
72, 72
66, 66
93, 93
87, 87
Taraf Keberhasilan
SB
CB
K
CB
K
SB
B
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 67
Dari tabel 5.1 di atas menjelaskan bahwa peningkatan keaktifan siswa kelas X Jasa Boga I SMK Negeri I Turen dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan multimedia mengalami peningkatan yang signifikan yaitu pada siklus I baik pertemuan pertama maupun pertemuan
kedua dikategorikan cukup baik untuk pengamat satu, untuk pengamat dua mengategorikan kurang. Tetapi pada siklus II mengalami peningkatan baik pengamat satu mengategorikan sangat baik, sedangakan pengamat dua mengategorikan baik.
Tabel.2 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Guru Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Mengunakan Multimedia
Siklus I
Siklus II
Deskriptor Aktivitas Guru Skor Max
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan I
1
2
1
2
1
2
1
Kegiatan Awal 12
8
11
10
8
11
10
2
Kegiatan Inti
9
6
8
7
6
8
7
3
Kegiatan Akhir
12
10
10
10
8
10
10
Total Skor
33
24
22
29
27
29
27
Persentase Skor Rata-Rata (SR)
100
72, 72
70, 96
87, 87
81, 81 87, 87
81, 81
Taraf Keberhasilan
SB
CB
CB
Baik
Baik
Baik
No
Pada tabel 2 dijelaskan bahwa peningkatan pengelolan pembelajaran guru kelas X Jasa Boga I SMK Negeri I Turen mengalami peningkatan yang signifikan.Pada siklus I pengelolaan pembelajaran guru pada pertemuan pertama pengamat mengategorikan cukup baik, dan pada pertemuan kedua sudah meningkat dari cukup baik menjadi baik.Pengelolaan pembelajaran guru pada siklus II pengamat mengategorikan sudah baik. Kegiatan diskusi kelompok pada pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan multimedia pada
Baik
kelas X Jasa Boga I SMK Negeri I Turen mengalami peningkatan yang signifikan. Pada siklus I kegiatan diskusi kelompok pengamat mngategorikan sangat kurang dengan rentang skor di bawah 60, akan tetapi pada siklus II sudah mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu pengamat mengategorikan sangat baik dengan rentang skor nilai mencapai 90, 47. Respon Siswa Selama Pembelajaran Berlangsung dengan menggunakan multimedia terdiri dari empat tahap pembelajaran yaitu, presentasi kelas, diskusi kelompok, tes
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 68
(kuis), dan penghargaan kelompok.Pada presentasi kelas, ketika guru menjelaskan antusias siswa sangat baik dalam memperhatikan penjelasan guru, karena pembelajaran seperti ini merupakan hal yang baru bagi siswa dan belum pernah dipraktikkan di kelas mereka. Ketika belajar kelompok semua siswa kelihatan bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepada mereka. Siswa berdiskusi secara aktif, saling bekerja sama dan ada rasa tanggungjawab untuk bekerja sebaik mungkin dalam mengerjakan tugas mereka. Siswa kelihatan termotivasi agar kelompok mereka memperoleh hasil yang baik.Kemudian pada saat tes,
mereka sangat serius dalam mengerjakan soal yang diberikan. Apalagi ketika penghargaan kelompok akan diumumkan, rasa penasaran begitu tampak dari prilaku mereka. Mereka sangat senang apabila kelompok mereka mendapat predikat kelompok super karena disini peneliti akan memberikan hadiah pada kelompok yang mendapat predikat super. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh informasi bahwa pemahaman siswa terhadap indikator-indikator materi pemahaman kalimat dan pemahaman paragraf sudah mengalami peningkatan.Adapun peningkatan pemahaman setiap indikator dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3 Peningkatan Nilai Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kriteria Nilai Nilai rata-rata kelas Mean Modus Median Nilai tertinggi Nilai terendah Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Persentase ketuntasan Persentase ketidaktuntasan
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diamati bahwa pemahaman siswa mengalami peningkatan dari nilai pratindakan sampai kesiklus II.Walaupun nilai pada pratindakan ke siklus I mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena siswa masih belum memahami cara penggunaan multimedia dan siswa juga masih takut salah menggunakan program exe learning.
Pratindakan Siklus I 57, 5 57, 5 90, 52 63, 52 80, 38 71, 05 79, 41 73 80 80 35 35 17 10 17 24 50% 29, 41% 50% 70, 58%
Siklus II 75 79, 05 81, 25 85, 5 90 60 26 8 76,47% 23, 52%
Hasil tes membaca pemahaman siswa kelas X Jasa Boga I SMK Negeri I Turen Malang nilai rata-rata kelasnya pada pratindakan mencapai 57,5,nilai rata-rata pada siklus I masih mencapai 57,5, dan nilai rata-rata kelas pada siklus II suda meningkat mencapai 75. Hasil nilai tertinggi yang diperleh siswa pada pratindakan 80, pada siklus I nilai tertinggi juga 80, dan pada siklus II meningkat nilai tertinggi yang diperoleh
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 69
siswa sudah mencapai 90. Hasil nilai terendah yang diperoleh siswa pada pratindakan 35, pada siklus I masih 35, dan pada siklus II nilai terendahnya 60. Nilai statistik yang diperoleh siswa untuk nilai mean pada pratindakan mencapai nilai 90,52, pada siklus I nilai mean menurun mencapai nilai 63,52, dan nilai mean pada siklus II meningkat mencapai nilai 79,05. Untuk nilai modus data statistik yang diperoleh siswa pada pratindakan mencapai nilai 80,38, pada siklus I menurun mencapai nilai 71,05, pada siklus II nilai modus meningkat mencapai nilai 81,25. Untuk nilai median atau nilai rata-rata siswa pada pratindakan mencapai 79,41, nilai median pada siklus I mencapai 73, dan pada siklus II nilai mean yang diperoleh siswa mencapai 85,5. Pemahaman siswa terhadap indikator ini didapatkan dari hasil jawaban soal tes akhir siklus. Melalui jawaban ini pula dapat diketahui bagaimana siswa dapat memahami maksud soal, menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman belajar siswa tersebut dikarenakan penerapan pembelajaran dengan menggunakan multimedia Dari hasil analisis data, diperoleh persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 29, 41% dan pada siklus II yaitu 76, 47% berarti bahwa persentase ketuntasan belajar siswa telah mengalami peningkatan. Pada siklus II, persentase ketuntasan belajar siswa sudah mencapai KKM yang digunakan guru bahasa Indnesia SMK Negeri I Turen, yaitu 75% siswa mencapai skor tes ≥ 75 (skala 1-100)
dan rata-rata kelas mencapai skor ≥ 65 (skala 1-100). Ketuntasan belajar siswa tersebut dikarenakan, penerapan pembelajaran dengan menggunakan multimedia yang merupakan metode pembelajaran yang dirancang dalam bentuk media elektronik. Dengan multimedia siswa diharapkan dapat lebih aktif, antusias, dan menyenangkan, serta dapat saling bekerja sama dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil peneltian, pembel-ajaran dengan menggunakan multimedia untuk meningkatkan pemahaman kalimat dan pemahaman paragraf dilakukan dalam tiga tahapan. Ketiga tahap tersebut yaitu (1) tahap pramembaca, (2) tahap membaca, (3) tahap pascabaca. Dari hasil analisi data dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran dengan menggunakan multimedia dapat meningkatkan membaca pemahaman siswa kelas X Jasa Boga I SMK Negeri I Turen Tahun Pelajaran 2012 / 2013. Penelitian ini sangat bermanfaat terutama bagi guru. Bagi Guru, untuk menjadikan pembelajaran berbasis multimedia sebagai suatu alternatif pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam upaya membantu siswa memahami materi pelajaran. Siswa atau guru yang akan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan multimedia perlu mengalokasikan dan memantau waktu sebaik mungkin, sehingga proses pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan efesien.
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 70
Pada awal pembelajaran menggunakan media multimedia, pengajaran atau guru hendaknya mengingatkan pentingnya tanggungjawab individual, mengingatkan bahwa peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk sukses, serta mengingatkan adanya penghargaan kelompok yang akan diperoleh apabila setiap anggota kelompok bekerja lebih baik dari pada sebelumnya.
Pandawa, Nurhayati, dkk. 2009. Pembelajaran Membaca. Jakarta:Depdiknas Tarigan, Henry Guntur.1986. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Wahyuni, Sri. Dalam http://inovasimultimedia-yunie-05351218. blogspot. Com/ 2009/01/ kelebihan-kekuranganmultimedia-dalam.html.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsini. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara Busri, Hasan. 2002. Membaca 2. Malang: FKIP Universitas Islam Malang Djiwandono, M. Soenardi.1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung : ITB Hanafi, Imam. 1976. Metode Pengajaran Bahasa Indonesia dan Beberapa Artikel Pengajaran Bahasa. Malang: IKIP Malang Mayer,Richard E. 2009. Multi-Media Learning. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Moleong, J Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mulyati,Yeti. 1997. Membaca. Jakarta: Cipta Karya Munadi, Yudhi.2008. Media Pembelajaran. Jakarta:Gaung Persada Nurhadi. 2005. Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca. Malang: Sinar Baru Algensinto
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 71