Jurnal Pendidikan Biologi Oktober 2015 Volume 7 Nomer 3 Halaman 49-60 Pengaruh Penerapan Reality Based Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 The Influence Of Reality Based Learning Toward Biology Learning Achievement Of X Graders Of SMA Negeri 5 Surakarta In The Academic Year Of 2012/2013 Imah Solikhatuna, Slamet Santosab, Maridic a
b
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] c Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected]
ABSTRACT-The purpose of this research was to know the influence of Reality Based Learning approach toward biology learning achievement of X graders of SMA Negeri 5 Surakarta in the academic year of 2012/2013. This study was a quasi experimental research. The research design was used post-test only with nonequivalent control group design with the experiment group applying Reality Based Learning aprroach in experimental group and classical course, question-answer and exsperiment method in control group. The population of research was all X graders of SMA Negeri 5 Surakarta in the academic year of of 2012/2013. The sampling technique used cluster sampling. The sample of this research consisted of X-5 grader as experiment group and X-6 grader as control group with 30 students for each class. Techniques of collecting data for learning achievement were test and non-test methods. The test method included an objective multiple choice test and esay. The non-test method included documentation, observation and questionnaire. The research hypothesis used t test. This research concluded that the application of Reality Based Learning approach affected significantly the biology learning achievement of X graders of SMA Negeri 5 Surakarta in cognitive, affective and psychomotor domains. Key Words: Reality Based Learning, Biology Learning Achievement. kolaborasi,
PENDAHULUAN Pembelajaran sains sebagai bagian
ICT
kepemimpinan.
Literacy
Tuntutan
dan
pembelajaran
dari proses pendidikan memiliki peran
tersebut dapat mengikutsertakan siswa
besar
secara aktif pada proses pembelajaran
dalam
individu
di
pembelajaran menurut
upaya era sains
National
pengembangan
global.
Tuntutan
pada
era
Science
global
Teachers
sehingga
tercapai
optimal
baik
hasil
belajar
pemahaman
yang
konsep,
ketrampilan proses sains dan sikap ilmiah.
Association
(2006)
yaitu
untuk
menyiapkan
peserta
didik
dengan
pembelajaran di kelas dipengruhi oleh
keterampilan dan kecakapan
beberapa faktor, antara lain yaitu guru dan
berbagai
seperti berpikir kreatif, inovatif, kritis, pemecahan
masalah,
Keberhasilan
proses
dan
hasil
siswa.
komunikasi, 49
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 3,Hal 49-60
Pembelajaran biologi hendaknya
dalam
belajar
(Knutsson,
2010).
diterapkan sesuai dengan hakikat biologi
Penerapan pendekatan maupun metode
sebagai
yang
sains
meliputi
minds
on
tepat
mampu
menumbuhkan
(kognitif), hearts on (afektif) dan hands on
ketertarikan
siswa
(psikomotor) (Rustaman, 2011). Namun,
Pendekatan
maupun
penerapan
biologi sesuai
digunakan di kelas juga harus disesuaikan
hakikatnya sebagai sains belum dapat
dengan tujuan pembelajaran yang ingin
sepenuhnya diterapkan di Indonesia. Hasil
dicapai
penelitian menunjukkan bahwa negara-
disampaikan (Rustaman, 2005).
negara Asia Tenggara masih banyak yang
seharusnya mengetahui bagaimana cara
menggunakan
teacher-
siswa belajar dan menguasai berbagai cara
menggunakan
membelajarkan siswa. Penerapan metode
pembelajaran
centered
paradigma dengan
dan
sifat
dari
biologi.
metode
materi
yang Guru
atau
jarang
paradigma
variatif dan sesuai dengan karakteristik
students-centered atau berorientasi pada
siswa ini akan menghindarkan rasa bosan,
proses
tercipta suasana belajar yang nyaman dan
menerapkan
(process-oriented
(Noor,
2007).
siswa
menyenangkan.
menganggap pelajaran biologi sebagai
Masalah
pelajaran
Sebagian
approach)
hafalan,
besar
sehingga
pembelajaran
yang
pendekatan ceramah deduktif dan masih yang
pendekatan
terhadap
yang
timbul
yang
dari
dalam
kurangnya aktivitas atau peran aktif siswa
pembelajaran di kelas siswa cenderung
serta belum adanya pemanfaatan masalah-
mencatat dan mendengarkan penjelasan
masalah nyata disekitar siswa dalam
dari guru.
pembelajaran
Hasil belajar yang diperoleh
sehingga
menyebabkan
siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama
pencapaian hasil belajar yang kurang
yaitu
maksimal.
faktor
internal
(Sudjana, 2010).
dan
eksternal
Masalah itu
dapat diatasi
faktor internal (dari
dengan suatu model maupun pendekatan
dalam diri siswa) yaitu kondisi jasmani
pembelajaran serta media pembelajaran
dan rohani siswa, faktor eksternal (dari
yang bisa mengubah aktivitas belajar siswa
luar siswa) yaitu kondisi lingkungan di
yang belajar pasif. Siswa dapat menjadi
sekitar siswa, dan faktor pendekatan
aktif dalam mengkonstruksikan konsep-
belajar (approach to learning).
konsep yang didukung oleh keseimbangan
Pemilihan metode atau pendekatan
dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
yang akan digunakan oleh guru hendaknya
Banyak pendekatan yang ditawarkan untuk
bervariasi
dengan
meningkatakan keaktifan siswa dalam
karakteristik siswa yang berbeda-beda
proses pembelajaran yang berorientasi
dan
disesuaikan
50
Imah Solikhatun-Pengaruh Penerapan RBL
pada masalah dunia nyata, salah satunya
nyata secara langsung. Pembelajaran yang
yaitu dengan pendekatan Reality Based
sesuai
Learning (RBL).
digunakan untuk memberikan pengalaman
Pendekatan
RBL
adalah
dengan
berharga
kenyataan
guna
yang
mengatasi
ada,
masalah
pembelajaran yang menekankan bahwa
lingkungan. Pendekatan ini belum pernah
pembelajaran tidak hanya meningkatkan
di terapkan di SMA Negeri 5 Surakarta,
pengalaman belajar, tetapi konsep-konsep
sehingga
yang disajikan. Menurut Knutsson (2010)
menerapkan
bahwa untuk memecahkan masalah di
mengetahui ada pengaruh atau tidak
dunia nyata adalah dengan menggunakan
terhadap hasil belajarnya.
pengalaman
belajar
dan
penggunaan
peneliti
ingin
mencoba
pendekatan
Penelitian
ini
ini
untuk
bertujuan
untuk
ketrampilan secara bersama. Fokus dari
mengetahui
ada
RBL adalah pada siswa dan kegiatan
pendekatan
Reality
mereka serta membawa dunia nyata ke
terhadap hasil belajar biologi siswa kelas
dalam kelas dengan fokus pada apa yang
X SMA Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran
terjadi
2012/2013.
di
luar.
Pendekatan
ini
tidaknya
pengaruh
Based
Learning
dimungkinkan akan merangsang siswa untuk belajar lebih dan siswa akan lebih senang
dalam
proses
pembelajaran.
Kemampuan siswa untuk berpartisipasi dalam
dunia
nyata
menjadi
pembelajaran merupakan kunci
subyek untuk
siswa dalam memperoleh pengalaman dan kemampuan untuk menguasai dunia yang kompleks di luar kelas (Cojanu et al,
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan
Pelaksanaan
pendekatan
pembelajaran RBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas karena suasana belajar menjadi , meningkatkan partisipasi siswa dan mengesankan. Pendekatan ini mampu menciptakan kebermaknaan dalam pembelajaran karena siswa dapat belajar berdasarkan kejadian yang ada di dunia
semu
Exsperiment).
Desain
menggunakan
Post-Test
(Quasy penelitian
Only
With
Nonequivalent Control Group Design. Kelompok
2010).
penelitian
eksperimen
menggunakan
model Reality Based Learning sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah, tanya jawab, dan praktikum. Populasi
penelitian
ini
adalah
seluruh siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster
sampling. Hasil
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 3,Hal 49-60
pemilihan sampel menetapkan kelas X-5 sebagai kelas eksperimen dan X-6 sebagai
PEMBAHASAN Hasil analisis pengaruh penerapan
kelas kontrol. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model Reality Based Learning dan variabel terikat adalah hasil belajar yang meliputi
ranah
kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik. Teknik pengumpulan data adalah dokumentasi, angket, observasi dan tes. Metode dokumentasi pada penelitian ini adalah menggunakan data sekunder berupa hasil belajar siswa pada semester
model Reality Based Learning terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta (Tabel 1). Tabel 1. Hasil Analisis Pengaruh model Reality Based Learning terhadap Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif Psikomotorik Afektif
t 3.230
df Sig t(0.05,62) 58 0.002 2.002
2.147
58 0.036 2.002
3.465
58 0.001 2.002
ganjil yang digunakan untuk mengetahui
Keterangan thitung > t(α,df) sig < 0,050 thitung > t(α,df) sig < 0,050 thitung > t(α,df) sig < 0,050
kemampuan awal siswa serta digunakan
Tabel 1 menunjukkan bahwa thitung
untuk pemilihan sampel. Metode tes
> t(α,df) dan sig.<0,050 pada semua ranah
digunakan untuk mengukur ranah kognitif
hasil belajar sehingga H0 ditolak pada
siswa. Metode observasi digunakan untuk
semua ranah, hal ini berarti penerapan
mengukur
model
ranah
psikomotorik
dan
Reality
Based
Learning
Metode
berpengaruh nyata terhadap hasil belajar
angket digunakan untuk mengukur ranah
biologi pada ranah kognitif, afektif dan
afektif
psikomotorik. Pengaruh tersebut bersifat
keterlaksanaan
dan
pembelajaran.
respon
siswa
terhadap
positif, karena didukung data diskriptif
pembelajaran. Tes uji coba instrumen penelitian
yaitu nilai rata-rata hasil belajar ranah
dilakukan untuk mengetahui validitas,
kognitif sebesar 72.763, ranah psikomotor
reliabilitas, daya beda, dan taraf kesukaran
sebesar 80.278, dan afektif sebesar 78.653
soal. Validitas isi butir soal dan angket
untuk siswa kelas eksperimen. Sedangkan
juga dilakukan oleh ahli.
untuk kelas kontrol memperoleh rata-rata penelitian
hasil belajar ranah kognitif sebesar 67.267,
dengan menggunakan uji t, dengan Uji
psikomotor sebesar 75.556, dan afektif
prasyarat yaitu uji normalitas dan uji
sebesar 74.736
Analisis
data
pada
Hasil belajar biologi siswa di kelas
homogenitas dilakukan sebelum analisis data. Uji normalitas menggunakan uji KS-
eksperimen
yang
menggunakan
20 dan uji homogenitas dengan uji
dalam
Levene’s.
dibandingkan dengan kelas kontrol yang
pembelajaran
lebih
RBL tinggi
52
Imah Solikhatun-Pengaruh Penerapan RBL
menggunakan metode ceramah, praktikum,
tingginya nilai psikomotor siswa di kelas
diskusi dan tanya jawab.
eksperimen.
Hal ini
disebabkan karena pembelajaran RBL
Aspek yang pertama dalam RBL
pada materi Pencemaran Lingkungan dan
yaitu Chaos
Pelestariaanya yang mencakup aktifitas
kekacauan disini dapat diartikan siswa
manusia yang menyebabkan pencemaran
diperlihatkan suatu fenomena yang akan
kerusakan
membuat pikiran mereka akan bertanya-
lingkungan,
pencemaran
macam-macam
lingkungan,
dampak
yang berarti kekacauan,
dari
tanya. Aspek ini telah di jabarkan oleh
pencemaran manusia, upaya penanganan
Cojanu, et al. (2010) pada domain
pencemaran
upaya
taksonomi
memberi
(kognitif),
lingkungan
pelestarian
dan
lingkungan
bloom,
Receiving
kesempatan yang luas kepada siswa untuk
(psikomotor),
mengeksplorasi diri melalui kegiatan-
(psikomotor).
kegiatan pembelajaran yang dilakukan. RBL
membantu
mengungkapkan
siswa
gagasan
untuk
secara
aktif
yaitu
Phenomena
dan
Perception
Penyajian masalah lingkungan siswa
dengan
pencemaran
video membantu
untuk melihat
secara
masalah
konsep, kesimpulan berdasarkan fakta-
sehari-hari sehingga
fakta dilingkungan. Pembelajaran RBL ini
informasi yang diperoleh siswa mampu
terdapat
mencari
Pembelajaran
terjadi
di
nyata
dalam upaya menemukan pengetahuan,
tahapan-tahapan
yang
knowledge
dari
ide-ide untuk
kehidupan informasi-
memecahkan
RBL menjadikan siswa lebih aktif dan
masalah tersebut. Sumalee, et al. (2012)
tidak ada yang melakukan kegiatan lain
menyatakan
bahwa
selama proses pembelajaran, sedangkan
pembelajaran
seperti gambar
siswa yang menerapkan metode ceramah,
maupun video mendukung siswa dalam
diskusi dan tanya jawab cenderung pasif,
proses
mengantuk dan tidak fokus terhadap
informasi-informasi yang ada dalam media
proses pembelajaran. Pendekatan RBL
membantu siswa untuk
berorientasi
atau mengelaborasi pengetahuan yang
kepada
siswa
(student-
media-media visual
membangun pengetahuan karena
mengkonstruksi
centered) melalui pengamatan langsung
mereka
dengan masalah-masalah di sekitar siswa
tersebut didukung dengan angket respon
dan
siswa yang menjawab sangat setuju 17
.
partisipasi
RBL mampu siswa
di
meningkatkan dalam
proses
pembelajaran yang dibuktikan dengan
miliki sebelumnya.
Pernyataan
siswa (57%) dan yang menjawab setuju 13 siswa (43%).
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 3,Hal 49-60
Aspek yang kedua dalam RBL
meningkatkan
Bewilderment
bernalar,
kemampuan
kebingungan, kebingungan disini dapat
wawasan,
dan
diartikan siswa diberi pertanyaan secara
menanggapi persoalan di sekitar siswa.
individu maupun kelompok yang akan
Kegiatan
mengarahkannnya pada penyelesaiannya
kerjasama dan tanggungjawab di dalam
tetapi dengan banyak alternative solusi.
diri siswa. Pernyataan tersebut didukung
Guru
dengan
yaitu
membangun
yang
berarti
pembelajaran
kemampuan
ini
berpikir, memperluas
kemampuan
juga
angket
untuk
menuntut
respon
adanya
siswa
yang
bewilderment ini melalui kegiatan diskusi
menjawab sangat setuju 12 siswa (40%)
dan tanya jawab secara bergantian. Tahap
dan yang menjawab setuju 14 siswa
ini siswa setelah memperhatikan video
(47%).
yang berisi tentang kesenjangan antara
Aspek yang ketiga dalam RBL
kondisi lingkungan yang belum tercemar
yaitu mencari tahu (Inquiry) yang berarti
dan lingkungan yang sudah rusak atau
mencari
tercemar, siswa akan diberi artikel dari
penyelidikan disini dapat diartikan suatu
koran tentang fenomena yang berkaitan
rangkaian
kegiatan
dengan video tersebut. Artikel tersebut
melibatkan
secara
berfungsi untuk menemukan permasalahan
kemampuan siswa untuk mencari dan
yang harus mereka temukan solusinya.
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
Aspek ini telah di jabarkan oleh Cojanu, et
analitis, sehingga sehingga mereka dapat
al. (2010) pada domain taksonomi bloom,
merumuskan sendiri penemuannya dengan
yaitu
(kognitif),
penuh percaya diri (Gulo, 2004). Tahap
Responding to Phenomena (psikomotor),
ini siswa memilih tema sesuai dengan
dan Set (psikomotor).
artikel yang telah mereka analisis secara
Comprehension
Kegiatan diskusi dan presentasi
jawaban
berkelompok
atau
penyelidikan,
belajar maksimal
untuk
yang seluruh
memecahkan
mampu membuat siswa mendengarkan
masalah
pendapat dari kelompok lain sehingga
merupakan
terjadi pertukaran pikiran antar siswa. Hal
membangun konsep pengetahuan sendiri
tersebuat membuat terjadinya interaksi
(konstruktivisme).
yang baik antar siswa maupun interaksi
jabarkan oleh Cojanu, et al. (2010) pada
siswa
domain
dengan
guru
serta
mampu
pencemaran kegiatan
Application
Siswandi
(psikomotor),
kemampuan
(2006)
menambahkan
berkomunikasi
dapat
siswa
dalam
Aspek ini telah di
taksonomi
meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
lingkungan
bloom,
(kognitif), dan
Guided
yaitu Valuing
Response
(psikomotor). 54
Imah Solikhatun-Pengaruh Penerapan RBL
Kegiatan
penyelidikan
berupa
guru menerapkan sistem presentasi tentang
pengumpulan informasi yang diperlukan
hasil diskusi siswa. Presentasi ini didesain
untuk
lebih
menguji
kegiatan
hipotesis
eksperimen
kemandirian
belajar
melalui
menumbuhkan diri
karena
materi
yang
disampaikan dalam presentasi tidak sama
siswa
antara satu kelompok dengan kelompok
(2005)
lain dan diharapkan siswa tidak bosan atau
menambahkan bahwa praktik penyelidikan
jenuh mendengarkan informasi yang sama
lapangan memberikan kesempatan bagi
dan berulang-ulang. Pernyataan tersebut
siswa untuk berlatih dan mengembangkan
didukung dengan angket respon siswa
keterampilan
serta
yang menjawab sangat setuju 11 siswa
mendapatkan pengalaman nyata tentang
(37%) dan yang menjawab setuju 19 siswa
fenomena alam sebagai dasar untuk belajar
(63%).
(self-directed).
pada
menarik
Hackling
menginvestigasi
konseptual. Pernyataan tersebut didukung dengan
angket
respon
siswa
yang
Aspek yang kelima dalam RBL yaitu Mastery yang berarti tuntas, disini
menjawab sangat setuju 9 siswa (30%) dan
dapat
yang menjawab setuju 16 siswa (53%).
ketercapaian
Aspek yang keempat dalam RBL
diartikan
pengevaluasian
dari
seluruh
aspek
pembelajaran yang sudah dilalui.
Guru
yaitu Application yang berarti penerapan,
membangun pembelajaran Mastery ini
penerapan disini dapat diartikan siswa
melalui
merangkai
pencemaran
rancangan
kegiatan yang
kelaompok.
perealisasian
telah
dibuat
Guru
secara
kegiatan
pelestariannya.
ulangan
harian
lingkungan
dan
Tahap ini siswa telah
membangun
diberi soal pilihan ganda dan esay serta
ini
diadakan tanya
jawab
setiap diakhir
kegiatan diskusi dan presentasi secara
pembelajaran
untuk
mengetahui
bergantian.
Aspek ini telah di jabarkan
ketercapaian indikator. Aspek ini telah di
oleh Cojanu, et al. (2010) pada domain
jabarkan oleh Cojanu, et al. (2010) pada
taksonomi
domain
pembelajaran
application
bloom,
yaitu
melalui
Analysis
taksonomi
bloom,
yaitu
(kognitif), Organization (psikomotor), dan
Evaluation (kognitif), Internalizing values
Mechanism (psikomotor).
afektif, dan Adaptation (psikomotor).
Bentu kerjasama dapat dilihat dari siswa
adalah
menyampaikan
bagaimana pendapat,
cara
siswa
Hasil pembelajaran
pengamatan biologi
dalam
menggunakan
presentasi
pendekatan RBL, menunjukkan bahwa
laporan, dan memajang hasil karyanya.
siswa berpartisipasi aktif di dalam proses
(Rusman, 2011: 327-328). Pada aspek ini
pembelajaran
karena
siswa
diberi
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 3,Hal 49-60
kesempatan
yang
mengeksplorasi
luas
dirinya.
untuk
Tahap-tahap
dalam RBL menuntut siswa untuk aktif membaca,
memahami,
pembuatan artikel, dan perencanaan praktikum
dampak
pencemaran
lingkungan.
mendiskusikan
Pelaksanaan
pembelajaran
masalah, mengembangkan pengetahuan
RBL siswa dituntut untuk aktif, bukan
yang
hanya
didapat,
sehingga
observasi,
pembelajaran
eksperimen,
menjadi
lebih
aktif
tetapi
bekerjasama,
juga
berfikir
dapat
kritis
dan
maksimal. Penelitian yang telah dilakukan
kreatif.
di SMA N 5 Surakarta menunjukkan
mendukung
hanya 70% siswa tuntas pada ranah
kegiatan diskusi, siswa dibagi menjadi
kognitif, 100% ranah afektif dan 90% pada
beberapa
ranah psikomotor.
memecahkan
Berikut
pembahasan
Contoh
kegiatan
yang
ranah
kognitif
yaitu
kelompok
dan
harus
permasalahan
dalam
pengaruh
LKS (inquiry), untuk mendukung
model Reality Based Learning terhadap
pembentukan konsep disajikan video
hasil belajar yang meliputi ranah kognitif,
yang berhubungan dengan materi
psikomotor, dan afektif.
pencemaran
(chaos).
Kegiatan
1. Ranah Kognitif
pembelajaran
tersebut
dilakukan
Nilai rata-rata tes kognitif
dengan kegiatan diskusi kelompok,
siswa di kelas eksperimen yang
dimana siswa membangun konsep
menggunakan pendekatan RBL dalam
bersama
pembelajaran yaitu 72,7633.
Nilai
kooperatif sehingga mereka mampu
tersebut lebih tinggi dibandingkan
mengingat materi dengan lebih baik.
dengan
Belajar kelompok dapat membuat
kelas
kontrol
menggunakan
yang metode
siswa
dalam
kelompok
termotivasi
untuk
belajar
memahami
materi
ceramah,praktikum, diskusi dan tanya
bersama
jawab. Nilai rata-rata kognitif kelas
pelajaran agar tidak tertinggal dari
kontrol sebesar 67,2667.
teman-temannya
Hal ini
dan
yang
(Ba’in,
2010).
disebabkan karena pendekatan RBL
perencanaan
eksperimen
sebagai
yang diterapkan di kelas eksperimen
aplikasi
teori
yang
mereka
dengan
dapatkan
pembuatan
artikel
lingkungan
materi
pencemaran
dan
pelestariannya
dari dan
sebagai hasil analisis observasi yang
memberikan kesempatan siswa untuk
dilakukan
siswa.
Siswa
harus
mengembangkan
kemampuan
mempresentasikan hasil diskusinya
berpikirnya melalui kegiatan diskusi,
agar terjadi pertukaran pikiran dengan 56
Imah Solikhatun-Pengaruh Penerapan RBL
kelompok lain. konfirmasi
Guru memberikan
untuk
konsep
membenarkan
yang
belum
Nilai
rata-rata
psikomotor
siswa kelas eksperimen yaitu 80,28
tepat
dan untuk kelas kontrol sebesar 75,55.
(application). Keaktifan siswa secara
Nilai rata-rata psikomotorik siswa di
intelektual
yang
dipadu
dengan
kelas eksperimen yang menggunakan
kegiatan
fisik
siswa
dalam
pendekatan RBL dalam pembelajaran
pembelajaran melatih siswa untuk
lebih tinggi dibandingkan dengan
mampu menyelesaikan masalah yang
kelas kontrol
ditemuinya dalam kehidupan dan
metode ceramah, praktikum, diskusi
efektif
dan tanya jawab. Hal ini disebabkan
untuk
membantu
meningkatkan
hasil
siswa belajar
karena
yang menggunakan
pendekatan
diterapkan
kontrol
dengan pencemaran lingkungan dan
hanya
menerima
kelas
yang
kognitifnya. Berbeda dengan kelas yang
di
RBL
eksperimen
informasi melalui guru. Pembelajaran
pelestariaannya
di
kesempatan siswa untuk aktif secara
kelas
kontrol
dilaksanakan
sebagian
sehingga
besar mereka
fisik.
kesulitan untuk memecahkan soal
Pembelajaran
analisis karena materi yang diingat
keterampilan
hanya berdasarkan buku pegangan.
keterampilan
psikomotor
belajar
ranah
berkenaan
keterampilan
RBL
melatih
motorik
dan
proses
sains
siswa
melalui kegiatan eksperimen, yaitu
2. Ranah Psikomotor Hasil
memberikan
atau
dengan
kemampuan
kegiatan menyusun suatu perencanaan eksperimen dampak
untuk
mengetahui
pencemaran
lingkungan
bertindak setelah siswa menerima
secara sederhana.
pengalaman belajar tertentu.
Hasil
dilakukan sebagai aplikasi teori yang
ditunjukkan
diperoleh untuk diterapkan dalam
dengan keterampilan manual yang
kehidupan guna memecahkan masalah
terlihat pada siswa dalam kegiatan
dampak pencemaran lingkungan di
fisik. Salah satu di antaranya adalah
sekitarnya.
terampil
dilaksanakan observasi di lingkungan
belajar
psikomotor
melaksanakan
Penilaian psikomotorik
hasil
belajar
diperoleh
lembar observasi.
percobaan. ranah melalui
tempat
tinggal
permasalahan
Eksperimen ini
Selain
yang karena
itu,
juga
mengalami limbah.
Kegiatan ini bertujuan agar siswa melihat secara langsung dampak yang
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 3,Hal 49-60
ditimbulkan
pencemar
lingkungan
jika
penangganan
pada
tidak
ada
yang
Pembelajaran
biologi
tepat. yang
baik
RBL
berpengaruh
positif
untuk
meningkatkan hasil belajar ranah afektif.
Penelitian yang dilakukan di
SMA N 5 Surakarta dengan materi
mampu menyajikan konsep-konsep
pencemaran
yang dipelajari menjadi contoh yang
pelestariaannya menunjukkan 100%
nyata tentang keadaan atau fenomena
siswa telah mencapai ketuntasan pada
pada lingkungan sekitar (Chamany,
ranah afektif. Nilai rata-rata afektif
2008).
Siswa juga harus mampu
siswa di kelas eksperimen yang
menyusun artikel berdasarkan hasil
menggunakan pendekatan RBL dalam
pengamatannya.
pembelajaran
afektif
yang menggunakan metode ceramah,
interes,
diskusi dan tanya jawab. Pengukuran
(penghargaan)
penyesuaian
tinggi
berkaitan
dengan sikap, nilai–nilai, apresiasi
lebih
dan
dibandingkan dengan kelas kontrol
3. Ranah Afektif Ranah
lingkungan
perasaan
dan
ranah
afektif
dengan
angket
sosial.
menunjukkan hal yang sama. Hal ini
Indikator afektif dalam pembelajaran
disebabkan karena pendekatan RBL
IPA
yang
yang diterapkan di kelas eksperimen
diharapkan saat dan setelah siswa
dengan materi pelajaran pencemaran
melakukan proses pembelajaran yang
dab
berkaitan dengan sikap ilmiah. Sikap
kesempatan
ilmiah tersebut antara lain jujur, teliti,
meningkatkan
disiplin,
dan
keterampilan sosial siswa di kelas
tanggung jawab. Rustaman (2005)
melalui penerapan aspek-aspek RBL
menyatakan dalam pembelajaran sains
selama
tidak hanya menghasilkan produk dan
(Knutsson et al, 2002).
merupakan
terbuka,
sikap
objektif,
pelestariaannya
Pada
penelitian
siswa
Peningkatan ini
untuk
karakter
proses
proses, tetapi juga sikap.
memberikan
dan
pembelajaran
karakter
dan
hasil
keterampilan sosial siswa diperoleh
belajar afektif diperoleh melalui dua
melalui proses diskusi, presentasi, dan
cara yaitu dengan angket. Penilaian
penyelesaian tugas yang dilakukan
melalui angket diharapkan mampu
selama proses pembelajaran. Diskusi,
mengukur
afektif
penyelesaian tugas dan presentasi
internal.
Berdasarkan
seswa
secara
hasil
uji
hipotesis diketahui bahwa pendekatan
mampu
meningkatkan
rasa
tanggungjawab siswa, sikap bekerja 58
Imah Solikhatun-Pengaruh Penerapan RBL
sama dan menghargai pendapat orang
Reality based Learning dapat memberikan
lain ketika diskusi.
pengaruh positif terhadap hasil belajar
Hal tersebut
didukung oleh hasil lembar angket
biologi pada ranah afektif.
yang menujukkan pada poin tanggung
Pendekatan Reality Baesd Learning
jawab, bekerja sama dan menghargai
memiliki pengaruh positif terhadap hasil
pendapat sebagian besar siswa telah
belajar
mampu
satu
psikomotor, dan afektif. Tidak terlepas
pernyataan yang diberikan di angket
dari keterlaksanaan empat aspek dalam
adalah
pendekatan Reality Baesd Learning yang
mencapainya.
Salah
mengenai
pemberian
siswa
pada
ranah
tanggapan terhadap pendapat orang
meliputi
lain
menghargai
interaksi dan refleksi. Pembelajaran dapat
pendapat orang tersebut, terdapat 70%
berjalan menyenangkan, menumbuhkan
siswa menyatakan setuju terhadap
minat
pernyataan itu. Terdapat 67% siswa
pembelajaran, pembelajaran berjalan lebih
(22 siswa) yang setuju terhadap
efektif, dan bermakna.
dengan
tetap
pengalaman,
kognitif,
siswa
dalam
komunikasi,
mengikuti
pernyataan yang menyatakan bahwa mereka selalu mengumpulkan tugas tepat
pada waktunya.
Hal
tanggungjawab dan kedisiplinan yang tinggi selama proses pembelajaran. Kegiatan diskusi dan kelompok juga mampu meningkatkan sikap bekerja dengan
orang
lain,
yang
didukung oleh 93% siswa (28 siswa) yang menyatakan setuju dan sangat setuju untuk memecahkan masalah melalui diskusi. Berdasarkan pernyatan yang telah dipaparkan di atas terlihat bahwa dalam pembelajaran mampu
Reality
meningkatkan
Based
Learning
karakter
Berdasarkan hasil penelitian dapat
ini
menunjukkan siswa memiliki rasa
sama
KESIMPULAN
dan
keterampilan sosial siswa. Hal tersebut sudah menunjukkan bahwa pendekatan
disimpulkan bahwa pendekatan Reality Based
Learning
berpengaruh
nyata
terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta baik pada ranah
kognitif,
afektif
maupun
psikomotorik. DAFTAR PUSTAKA Ba’in, Wijayanti, PS., dan Juariyah, S. (2010). Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Sejarah Kelas XI IA SMA Ibu Kartini Semarang dengan Metode Cooperative Learning. Jurnal Penelitian Pendidikan. 27(1): 9299. Chamany, K., Allen, D., and Tanner,K. (2008). Making Biology Learning Relevant to Students: Integrating People, History, and Context
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 7, No 3,Hal 49-60
into College Biology Teaching, CBE Life Sciences Education 7: 267–278. Cojanu, K., Gibson, C., and Pettine, S. (2010). Reality-Based Learning: how to nurture reality stars from classroom to workforce. (artikel) Journal of Instructional Pedagogis. 8 (5):1-14. Gulo,
W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.
Hackling, M.W. (2005). Working Scientifically: Implementing and Assessing Open Investigation Work in Science. Western Australia: Departement of Education and Training. Knutsson, H., Thomasson, A., and Nilsson, C.H. (2010). RealityBased Learning: How to get Business Students Down to Bussiness. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, 22 (3), 277286. National Science Teachers Association. (2006). Framework for 21st Century Learning. Diperoleh 24 Juni 2012, dari
http://science.nsta.org/ps/Final21s tCSkillsMapScince.pdf. Noor, A.M. (2007). Teaching Thinking Skill: Redesigning Classroom Pratices. Universiti Brunei Darussalam. Rusman.
(2011). ModelModel Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Press. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang. UNM Press. Siswandi, H.J. (2006). Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Melalui Metode Diskusi Panel dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas), Jurnal Pendidikan Penabur 7: 2435. Sumalee, C., Charuni, S.,dan Issara,K. (2012). The Learner’s Creative Thinking Learning with Learning Innovation to Encourage Human Thinking. European Journal of Social Sciences, 28 (2): 213-218.
60