1
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI BERMAIN POHON HITUNG DI KELOMPOK A RA PERWANIDA PLUMBON TAWANGMANGU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini
Disusun oleh NURUL PROKLAWATI NIM: A53A100073
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
T]NIVERSITASMUHAMI\4ADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUANIDANI ILMU PENDIDIKAN JL. A Yani TromolPosI Pabelaq}krbsura Telp (0271)717417Fax:,715M8Surakarta57102 Website:hfip://www.ums.s.id Email:
[email protected]
Surat PersetuiuanA{tikel hrblikasi Ilmiah Yang bertandatangandi bawahini, pembimbingskripsi/tugasakhir:
Nama
: Drs. A. Fathoni,M.Pd.
I{IilPA\iIK
Tdlah membacadan mencermatinaskahartikel publikasi ilrnialr, yang merupakan rirygkasanskripsi (tugasakhir) dari mahasiswa: Nanna
: NURUL PROKLAWATI
NII[h4
: 4534100073
Judul Skripsi : PENINGKATAN KEMAMPUI\N BERHITUNG ANAK MELALUI BERMAIN POHO].{HITUNG DI KELOMPOK A RA PERWANIDA PLUMBONTTAWANGMANGU TAHUN PELAJARAN2OI2I2OI3 Naskah artikel tersebut,layak dan disetujuiunttrk dipublikasikan. Demikian suratpersetujuanini dibuat, semogadapatdigunakanseperlunya.
Surakarta, Februari2013
4
ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI BERMAIN POHON HITUNG DI KELOMPOK A RA PERWANIDA PLUMBON TAWANGMANGU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Nurul Proklawati, A53A100073, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2013, 114 halaman Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung anak melalui bermain pohon hitung pada anak Kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik Kelompok A di RA Perwanida Plumbon Tawangmang tahun pelajaran 2012/2013, yang berjumlah 18 anak. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti, guru kelas, dan kepala sekolah. Data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung anak maupun untuk mengetahui proses pembelajaran menggunakan pohon hitung dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan. Prosedur penelitian ini terdapat empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan melalui 2 siklus. Data diolah dengan teknik analisis komparatif, yaitu perbandingan antara pencapaian kemampuan berhitung anak dengan indikator kinerja pada setiap siklusnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pohon hitung dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak di Kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah anak yang mencapai keberhasilan atau ketuntasan dalam kemampuan berhitung pada setiap siklusnya, yaitu sebelum tindakan jumlah anak yang mencapai keberhasilan atau tuntas sebanyak 5 anak (28%), kemudian setelah diberi tindakan menggunakan pohon hitung pada siklus I meningkat menjadi 12 anak (67)%, pada siklus II meningkat menjadi 17 anak (83%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan pohon hitung dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak di RA Perwanida Plumbon Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan telah terbukti kebenarannya. Kata Kunci: Kemampuan berhitung anak, Pohon hitung.
PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa, pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
5
agar peserta dididk secara aktif mengembangkan potensi dirinya memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak-kanak, Raudatul Athfal, atau bentuk lain yang sederajat), jalur pendidikan non formal (Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak atau bentuk lain yang sederajat) dan jalur pendidikan informal yang berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan Salah satu bidang pengembangan keterampilan
yang dilakukan di TK
adalah aspek pengembangan kognitif. Pada aspek pengembangan kognitif ini, salah satu kemampuan yang dikembangkan adalah kemampuan berhitung. Kemampuan berhitung perlu dikembangkan agar mampu mengembangkan kemampuan anak di masa awal perkembangannya seperti kemampuan mempelajari dunia mereka atau kemampuan melihat, membedakan, meramalkan, memisahkan dan mengenal konsep angka. Selain itu juga mampu meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan memahami fenomena alam atau perubahan lingkungan di sekitarnya (Sujiono, 2008:11). Dalam pedoman pembelajaran permainan berhitung permulaan di Taman Kanak-Kanak menjelaskan bahwa berhitung di Taman Kanak-Kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental, sosial dan emosional. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, berhitung di Taman Kanak-Kanak harus dilakukan secara menarik dan bervariasi. (Depdiknas, 2007:1) Guru sebagai fasilitator, mediator dan pembimbing dalam proses belajar sudah semestinya harus mampu mengelola strategi pembelajaran dengan tepat. Maka dalam metode pelaksanaan proses belajar mengajar diterapkan prinsip bermain dalam
belajar, sehingga anak dapat tertarik dan tidak bosan dalam
mengikuti pelajaran. Hal ini antara lain disebabkan anak usia taman kanak-kanak belum mampu mengikuti perintah orang dewasa dengan sepenuhnya, dan mereka masih mengutamakan ego masing-masing yang pada umumnya berupa
6
kesenangan bermain. Kondisi di lapangan yang terjadi di RA Perwanida Plumbon, Tawangmangu khususnya Kelompok A, dalam proses kegiatan belajar mengajar selama ini, anak cenderung pasif mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru, mereka tidak dilibatkan secara aktif untuk ikut dalam proses belajar. Kegiatan seperti ini belum mencapai hasil maksimal, sehingga kemampuan anak dalam hal berhitung masih sangat rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan kenyataan di lapangan bahwa hanya 5 anak dari 18 anak di kelompok A atau sebesar 28% yang sudah mampu berhitung, sedangkan 13 anak atau sebesar 72% belum mampu berhitung. Penyebab rendahnya kemampuan berhitung anak di kelompok A RA Perwanida adalah faktor metode pembelajaran. Para guru belum menemukan metode yang tepat dalam melakukan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Dengan metode pembelajaran yang tepat diharapkan anak tidak tertekan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga anak aktif dan merasa senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak, peneliti melakukan penelitian dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pohon hitung,. Kegiatan tersebut merupakan metode
pengajaran
dengan
konsep
bermain.
Guru
sebagai
pengarah,
pembimbing, dan fasilitator yang membantu anak dalam kegiatan bermain, sehingga kemampuan anak dalam hal berhitung akan dapat berkembang dan meningkat sesuai dengan tujuan yang diharapkan dibawah bimbingan guru. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Bermain Pohon Hitung Di Kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu Tahun Pelajaran 2012/2013”. Adapun tujuan penelitian adalah (1) mengetahui peningkatan kemampuan berhitung anak di kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013 melalui metode bermain
pada pohon hitung dan (2)
mengetahui peningkatan yang terjadi pada anak yang belum mampu berhitung
7
yaitu sejumlah 13 anak atau sebesar 72% di kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013, dalam
hal kemampuan berhitung
setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode bermain menggunakan pohon hitung. METODE PENELITIAN Tempat penelitian ini berlokasi di RA Perwanida Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganayar. Penelitian dilaksanakan di kelompok A RA Perwanida Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganayar, berada di lingkungan Kecamatan Tawangmangu. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan secara bertahap selama 3 bulan dimulai pada bulan Oktober – Desember 2012. Subjek dalam penelitian ini adalah adalah anak Kelompk A RA Perwanida tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 18 anak. Sedangkan guru kelas yang sekaligus sebagi peneliti bertindak sebagai observer yang memberikan tindakan dan juga observer dalam proses pembelajaran. Objek penelitian adalah peningkatan kemampuan berhitung anak di kelompk A di RA Perwanida Plumbon Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013. Agar anak tertarik pada saat pembelajaran
berlangsung
maka
digunakan
metode
bermain
dengan
menggunakan pohon hitung. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classrom Action Research) dua siklus.Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing),dan refleksi (reflecting). sumber data dan jenis data yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian ini, yaitu meliputi (1) Anak di kelompok A RA Perwanida Plumbon Kecamatan Tawangmangu (2) Hasil pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada tiap siklusnya (3) Dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung dan dokumentasi. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung adalah observasi partisipatif, yaitu observer ikut
8
terlibat langsung menjadi bagian dari objek yang akan di observasi. Dokumentasi berupa foto atau gambar yang digunakan untuk menggambarkan secara visual kondisi proses pembelajaran berlangsung. Instrumen Penelitian terdiri dari (1) Lembar Observasi Kemampuan berhitung (2) Lembar Penerapan Kegiatan Bermain Menggunakan Pohon Hitung, (3) Catatan lapangan. Keberhasilan kegiatan penelitian ini akan tercermin dengan adanya peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan berhitung anak meliputi aspek konsep banyak sedikit, sama tidak sama, dan konsep bilangan. Adapun indikator keberhasilan penelitian yang diharapkan pada tiap siklusnya berbeda – beda. Pada siklus I diharapkan sekurang-kurangnya 65% dar jumlah seluruh anak prosentase pencapaian kemampuannya mampu mencapai prosentase
keberhasilan. Pada
siklus II diharapkan sekurang-kurangnya 80% dar jumlah seluruh anak prosentase pencapaian kemampuannya mampu mencapai prosentase keberhasilan. Pengecekan keabsahan data didasarkan pada kriteria derajat kepercayaan (credibility)
dengan
teknik
trianggulasi.
Triangulasi
merupakan
teknik
pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu di luar data untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang telah ada. Trigulasi
yang
digunakan
adalah
triangulasi
dengan
sumber,
yaitu
membandingkan data hasil observasi, hasil kegiatan siswa dan hasil diskusi terhadap subjek yang ditekankan pada penerapan metode bermain menggunakan pohon hitung terhadap efektifitas berhitung. Analisis data dari observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran dilakukan untuk melakukan refleksi agar peneliti dapat menentukan tindakan yang akan di ambil pada siklus berikutnya. Analisis data terhadap anak dilakukan beberapa tahap sebgai berikut (1) Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap indikator yang dijabarkan pada butir amatan (2) Membuat tabulasi skor observasi peningkatan kemampuan berhitung pada anak yang terdiri dari nomor, nama anak, butir amatan, jumlah skor (3) Menghitung prosentase peningkatan kemampuan berhitung anak.dengan penggunaan metode bermain menggunakan pohon hitung (4) Membandingkan hasil prosentase pencapaian pada setiap anak dengan prosentase keberhasilan pada setiap siklus yang telah
9
ditentukan peneliti. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Sebelum penelitian tindakan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan tahapan prasiklus yaitu tahapun observasi untuk mengetahui kernampuan berhitung anak sebelum tindakan. Tahapan prasiklus dilaksanakan pada hari Senin 19 November 2012. Dari hasil pengamatan sebelum tindakan atau prasiklus menggunakan lembar observasi Dapat diketahui bahwa dari 18 anak di kelompok A hanya 5 anak atau sebesar 28% yang sudah mampu berhitung atau mempunyai kemampuan berhitung di atas rata-rata. Sedangkan 13 anak atau sebesar 72% belum mencapai kemampuan berhitung yang ditentukan peneliti. Sehingga akan dilakukan tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak kelompok A tersebut. Pelaksanaan tindakan pada penelitian dilakukan melalui dua sklus. Pada tiap siklus dilakukan tahapan perencanaan, pelaksanaan yang terdiri dari dua pertemuan, obsevasi, dan kemudian dilakukan analisis dan refleksi. Siklus I dilaksanakan dua pertemuan, pertemuan pertama pada tangaal 27 N0vember 2012, dan pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 29 November 2012. Dari hasil observasi tehadap kemampuan berhitung anak siklus I anak yang sudah mampu berhitung atau mencapai keberhasilan berjumlah 12 anak dari 18 anak atau sebesar 67%, sedangkan 6 anak atau sebesar 33% belum mencapai tingkat keberhasilan sesuai yang ditentukan peneliti. Prosentase tersebut melebihi target yang ditentukan sebelum penelitian yaitu sebesar 65%, dan mengalami peningkatan kemampuan sebesar 39% dari kondisi prasiklus yang hanya sebesar 28%. Analisis dan refleksi pelaksanaan siklus I diketahui (1) Pelaksanaan kegiatan menggunakan pohon hitung sudah sesuai dengan perencanaan RBP yang disusun. (2) Ada anak yang yang masih bingung dalam melakukan kegiatan, mereka tidak tahu harus bagaimana dan hanya sekedar ikut-ikutan temannya (3)Perhatian anak terhadap kegiatan belajar masih sangat kurang, terlihat dari
10
perilaku anak yang masih ramai sendiri ketika anak yang lain sedang maju kedepan.(4) Waktu pembelajaran yang dialokasikan selama 60 menit tidak cukup, karena penjelasan dan penugasan yang diberikan pada anak membutuhkan banyak waktu, sehingga perlu manajemen waktu yang lebih baik. (5) Sudah ada peningkatan kemampuan berhitung pada anak, bila dibandingkan ketika sebelum dilakukan tindakan (prasiklus). Berdasarkan hasil refleksi, prosentase peningkatan kemampuan berhitung anak mengalami peningkatan yang sangat drastis. Hal ini disebabkan jarang sekali diterapkan metode bermain dengan menggunakan pohon hitung, sehingga saat diterapkan metode ini anak-anak sangat antusias. Tetapi hasil yang dicapai pada siklus I ini belum mencapai target maksimal, sehingga peneliti perlu melaksanakan tindakan siklus berikutnya. Oleh karena itu peneliti membuat perencanaan untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Pada pelaksanaan siklus II, dilakukan berdasarkan analisis dan refleksi pada siklus I. Siklus II dilaksanakan sua pertemuan, pertemuan pada tanggal 4 Desember 2012 dan pertemuan kedua pada 6 Desember 2012. Dari hasil observasi tehadap kemampuan berhitung anak siklus II anak yang sudah mampu berhitung sesuai dengan indikator atau mencapai keberhasilan berjumlah 15 anak dari 18 anak atau sebesar 83%, sedangkan 3 anak atau sebesar 17% belum mencapai tingkat keberhasilan sesuai yang ditentukan peneliti. Prosentase keberhasilan sebesar 83% tersebut sudah mencapai target yang ditentukan sebelum penelitian yaitu sebesar 80%, dan mengalami peningkatan kemampuan sebesar 16% dari kondisi prasiklus yang hanya sebesar 67%, Sehingga kemampuan berhitung anak sudah baik dan mampu mencapai indikator dengan mencapai skor sesuai dengan yang ditargetkan peneliti. Analisis dan Refleksi pelaksanaan siklus II terdapat 3 anak yang belum mampu. Hal tersebut disikapi oleh peneliti dan guru kelas lain bahwa setiap anak memiliki karakteristik. kemampuan. dan tingkat perkembangan yang berbedabeda. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi, maka tindakan pada siklus II dikatakan telah berhasil. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan prosentase kemampuan berhitung anak dibanding dengan siklus-siklus
11
sebelumnya.
Prosentase
kemampuan
berhitung anak
yang ditargetkan
penelitipun telah tercapai. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan berhitung' anak mulai dari sebelum diberikan tindakan sampai dengan siklus II telah menunjukkan peningkatan. Hal ini depengaruhi oleh penerapan penggunaan media pembelajaran yang tepat yaitu penggunaan media pohon hitung. Penggunaan pohon hitung dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak. Pembelajaran dengan menggunakan pohon hitung ini dapat merangsang kemampuan anak, karena dengan didukung metode bermain, secara tidak langsung anak bisa sekaligus belajar tanpa ada rasa paksaan. Pada siklus I peneliti mentargetkan tingkat prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak dalm satu kelas ≥ 65%. Hal ini sudah bisa dikatakan meningkat karena prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak melebihi yang ditargetkan yaitu sebesar 67%. Pada siklus II peneliti mentargetkan tingkat prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak dalam satu kelas ≥80%. Sedangkan prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak mencapai 83 %. Dari siklus I sampai dengan siklus II peningkatan pencapaian prosentase kemampuan berhitung anak hanya mencapai 16%. Walaupun peningkatan prosentase pencapaian pada siklus II tidak sebesar pada siklus sebelumnya, hal ini tidak mempengaruhi ketidaktercapaiannya indikator yang telah ditentukan. Terbukti pada siklus II ini anak yang mencapai tingkat keberhasilan atau mampu dalam berhitung adalah 15 anak atau 83%, sedangkan yang belum mencapai tingkat keberhasilan sebesar 3 anak atau 17%. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil pelaksanaan siklus I masih terdapat 6 anak yang belum mampu mencapai target. Hal ini disebabkan anak tersebut yaitu, Nadin, Adinda, Klara, Ega, Albet, Refan merupakan anak-anak yang memiliki daya konsentrasi yang rendah dan kemandiriannya kurang. Sedang Ega adalah anak yang memiliki prosentase terendah yaitu 50%. Ega anak yang pemalu, selalu dibantu ibunya setiap pembelajaran. Refan adalah anak yang sulit diatur selalu membuat gaduh,
12
sering mengganggu temanya dan tidak mau mengalah. Pada siklus II peneliti mentargetkan pencapaian prosentase kemampuan berhitung anak ≥ 80%, jumlah anak yang belum mencapai target pada siklus ini adalah 3 anak, yaitu Ega, Adinda, Albet . Anak tersebut merupakan anak yang memiliki prosentase pencapaian terendah, yaitu 75%, 65%, dan 67.5%. Ega dan Albet merupakan anak yang memiliki daya konsentrasi rendah dan kemampuan untuk menyelesaikan tugasnya rendah membuat Ega dan Albet sulit menguasai indikator. Sedang Adinda adalah anak yang masih belum cukup umur, hal ini membuat Adinda sulit menguasai indikator. Namun jika dilihat dari prasiklus sampai siklus II kemampuan anak tersebut selalu menunjukkan peningkatan. Melihat peningkatan-peningkatan prosentase di setiap siklusnya peneliti, menyatakan bahwa guru sangat berpengaruh bagi anak didik. dalam proses pembelajaran, guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman. Dikemukakan oleh Sugiono (2006: 5.4) bahwa otak dapat mengetahui bagaimana cara mengenal benda melalui input dari indera mata, telinga, kulit. hidung dan mulut yang secara langsung akan menunjukkan reaksi tertentu terhadap lingkungan sekitar. Berarti kemampuan berhitung dan pengetahuan anak didapat dari pengalaman langsung atau eksplorasi yang dilakukan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu dapat diketahui bahwa (1) Penggunaan pohon hitung dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak di RA Perwanida Plumbon Tawangmangu Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan guru melakukan perbaikan pembelajaran, yaitu proses kegiatan pembelajaran dipusatkan pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran berhitung menggunakan pohon hitung. (2) Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak pada stiap siklusnya yaitu, (a) Prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak sebelum tindakan adalah sebesar 28% (b) Prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak setelah
13
tindakan pada siklus I meningkat menjadi 67% (c) Prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak setelah tindakan pada siklus I meningkat menjadi 83% Dengan demikian penggunaan pohon hitung dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak di Kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013. Dari uraian tersbut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya. DAFTAR PUSTAKA Alim Nur Rohmah. 2012. Upaya menin gkatkan kemampuan kognitif anak melalui metode eksperimen di tk aisyiyah pucangan i kartasura tahun 2011/2012. Surakarta: FKIP UMS (tidak diterbitkan) Anggraeni, Reni Siti Rachmi . 2011. Pengaruh Penggunaan Media Manipulatif Terhadap Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Usia Dini. Bandung: FIP UPI Arief S. Sadiman. 2002. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan. Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Copley, J. 2000. The Young Child and Mathematics. Washington D.C: NAEYC Depdiknas. 2005. Pedoman Pengembangan Silabus di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Direktorat Departemen Pendidikan Nasional. __________.2007. Pedoman Penembangan Bidang Kognitif di Taman KanakKanak. Jakarta : Depdiknas Direktorat Pembinaan TK dan SD _________.2007. Pedoman Permainan Berhitung Permulaan di Taman KanakKanak. Jakarta : Depdiknas Direktorat Pembinaan TK dan SD _________,PP Mentri Pendidikan Nasional. 2009. Standar PAUD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Eni Fitriyah, 2012. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Media Pohon Hitung Dalam Model Pembelajaran Tematik Pada Anak Kelompok B Di Tk Aisyiyah Troketon II Pedan, Klaten Tahun 2011/2012. Surakarta: FKIP UMS (tidak diterbitkan) Gunarti, Winda. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar
14
Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Hanifah, (1999) Penggunaan Alat Peraga, Jakarta: Perdana Utama Kuswaya. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Moeslichatoen.2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Rineka Cipta Moleong, Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nugraha, Ali. 2006. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Nurhasanah dan Didik Tumianta. 2007. Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia untuk SD dan SMP. Jakarta PT. Bina Sarana Pustaka. Nursyania , Artya.2011. Pengaruh Permainan Tradisional Anjang – Anjangan Terhadap Kecerdasan Interpersonal Anak Usia Dini (Studi Quasi Eksperimen terhadap Anak kelompok B TK Al-Irsyad Satya Islamic School Tahun Ajaran 2010-2011). Bandung: FIP UPI Papalia, Diane E. 2009. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka. Rukidi. 1996. Media Pembelajaran. Bandung: Alumni Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Premada MediaGroup. Solehudin. 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah.Bandung: Depdikbud Sriningsih, N. 2008. Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini. Bandung : Pustaka Sebelas Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet. Suharjo, Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara. Sujiono, Nurani Yuliyani. 2007.Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta universitas terbuka.
15
Sukmadinata, Syaodiah Nana. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sutama. 2010. Penelitian Tindakan. Semarang: Surya Offset Syaodih, Ernawulan. 2004. Bimbingan di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Diktidepdiknas Warjinah, 2012. Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Alat Peraga Pohon Hitung Pada Anak Roudhotul Athfal (RA) Sudirman Desa Sumberejo Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Surakarta: FKIP UMS (tidak diterbitkan) Yayuk Tri Handayani, 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dalam Mengenal Konsep Bilangan Melalui Permainan Dakon (Penelitian Pada Anak Kelompok B Di TK ABA Sawahan Kabupaten Klaten Tahun 2011/2012). Surakarta: FKIP UMS (tidak diterbitkan)