STUDI KORELASI PRESTASI BELAJAR PAI TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN PADA SISWA SD NEGERI MADYOCONDRO KEC. SECANG KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SITI ISTIFHAMAH NIM : 11410145
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
STUDI KORELASI PRESTASI BELAJAR PAI TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN PADA SISWA SD NEGERI MADYOCONDRO KEC.SECANG KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SITI ISTIFHAMAH NIM : 11410145
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Siti Istifhamah NIM : 11410145 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Prgram Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : Studi Korelasi Prestasi Belajar PAI terhadap Perilaku Keagamaan pada Siswa SD Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2011 / 2012 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, Pembimbing
Dra. Siti Farikhah, M.Pd. NIP. 19610627 198803 2 001
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id email:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudara Siti Istifhamah dengan Nomor Induk Mahasiswa 11410145 yang berjudul Prestasi Belajar PAI terhadap perilaku Keagamaan (Studi Korelasi pada Siswa SD Negeri Madyocondro) Kec. Secang Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2011 / 2012 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada ......................... dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Salatiga , PANITIA UJIAN Ketua
Sekretaris
NIP
NIP Penguji I
Penguji II
NIP
NIP Pembimbing
Dra. Siti Farikhah, M.Pd NIP 19610627 198803 2 001
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama NIM Jurusan Program Studi
: Siti Istifhamah : 11410145 : Tarbiyah : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan asli karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, Yang menyatakan,
Siti Istifhamah
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
........ﻻَ ﯾُﻜَﻠﱢﻒُ اﻟﻠّﮫُ ﻧَﻔْﺴًﺎ إِﻻﱠ وُﺳْﻌَﮭَﺎ ( QS Al Baqarah : 286 ) ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ....”
PERSEMBAHAN Untuk suamiku tercinta M. Karim yang dengan segala ihtiar diberikan untuk suksesnya pendidikan istri tercinta. Anak-anakku tercinta yang telah memberikan dorongan belajar. Seluruh keluarga besarku dan teman-temanku di SD N Madyocondro
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan kepada hamba-hamba-Nya berbagai macam nikmat yang tak terhitung nilainya. Salah satu nikmat tersebut adalah nikmat hidayah yang karenanya manusia bisa mempelajari tanda-tanda kebesaran Allah yang terbentang luas di alam raya ini. Sungguh jika kita ingin menghitung-hitung nikmat Allah niscaya tidak akan dapat menghitungnya. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam rangka menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Studi Korelasi Prestasi Belajar PAI terhadap Perilaku Keagamaan pada Siswa SD Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012)”ini, namun demikian karena keterbatasan pemahaman dan kemampuan serta pengalaman, penulis yakin bahwa hanya atas izin dari Allah sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini juga tidak dapat penulis selesaikan dengan baik dan tepat waktu tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi tersebut. 2. Dra. Siti Farikhah. M.Pd, selaku pembimbing bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.. 3. Seluruh dosen STAIN Salatiga yang berkenan mengajarkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti studi pada STAIN Salatiga. 4. Seluruh Staf administrasi dan pengelola perpustakaan STAIN salatiga yang memberikan kemudahan kepada penulis dalam urusan administrasi dan mengakses bahan-bahan perpustakaan selama mengikuti studi di STAIN Salatiga 5. Kepala SD Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang yang telah mengijinkan untuk mengikuti kuliah di STAIN Salatiga dan menerima penulis dengan terbuka sehingga memudahkan penulis dalam memperoleh informasi yang berguna bagi penelitian dan penulisan skripsi ini.
6. Bapak Ibu orang tua dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan dukungan moral kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan skripsiini. 7. Teman-teman mahasiswa peserta program Kualifikasi S1 dan teman-teman di SD Negeri Madyocondro yang telah memberikan dorongan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. 8. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis baik dalam penulisan skripsi ini maupun selama penulis menjalani studi di STAIN Salatiga. Akhirnya penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca untuk perbaikan penulisan skripsi ini sangat penulis harapkan. Semoga rahmat dan hidayah Allah SWT senantiasa terlimpah kepada kita semua. Amin
Salatiga, Penulis,
Siti Istifhamah NIM. 114 101 45
2012
ABSTRAK Istifhamah, Siti. 2012, Studi Kortelasi Prestasi Belajar PAI terhadap Perilaku Keagamaan pada Siswa SD Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing (I) Dra. Siti Farikhah, M.Pd. Kata kunci : Prestasi dan perilaku keagamaan. Skripsi dengan judul ”Studi Korelasi Prestasi Belajar PAI terhadap Perilaku Keagamaan pada Siswa SD Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012)” ini membahas tentang korelasi antara prestasi belajar PAI dengan perilaku keagamaan di SD Negeri Madyocondro dengan sampel penelitiannya adalah siswa kelas IV dan V dari populasi semua siswa SD Negeri Madyocondro. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kegelisahan yang selama ini dirasakan apakah ada korelasi antara prestasi belajar PAI dengan perilaku keagamaan siswa. Bagaimana perilaku keagamaan siswa setiap hari baik yang berkaitan dengan perilaku diri. Studi penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan (1) bagaimanakah prestasi belajar PAI siswa di SD Negeri Madyocondro, (2) bagai manakah perilaku keagamaan siswa (3) apakah ada korelasi antara prestasi belajar PAI dengan perilaku keagamaan siswa di SD Negeri Madyocondro Kec Secang Kab. Magelang. Permasalahan tersebut di atas dibahas melalui sebuah penelitian korelatif atau penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang. Di dalam penelitian ini proses pengumpulan datanya diperoleh dengan cara angket, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan mengggunakan pendekatan rumus statistik product moment. Penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Madyocondro secara umum sangat bagus, ini dilihat dari nilai yang terdapat dalam rapot semester 1 siswa menunjukkan bahwa hasil belajar PAI siswa dengan kategori baik sekali sebanyak 25 siswa, 24 siswa dengan kategori baik ada 24 siswa, 4 siswa dengan predikat sedang dan 4 siswa lagi dianggap kategori kurang. (2) perilaku keagamaan siswa di SD Negeri Madyocondro sangatlah baik, perilaku yang ditunjukkan oleh anak seperti berdoa setiap melaksanakan segala sesuatu, berbakti kepada orang tua dan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ajaran yang telah diterima dalam pembelajaran PAI. Data menunjukkan 18 siswa kategori perilaku keagamaannya sangat bagus, 20 siswa dengan kategori bagus, dan 13 siswa dengan kategori sedang dan 6 siswa dinyatakan kurang. (3) adanya korelasi yang sangat signifikan antara prestasi belajar PAI dengan perilaku keagamaan siswa. Ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang meyatakan rxy =0,830 dan r 1% nya adalah 0,345 sehingga semakin tinggi prestasi belajar PAI siswa semakin baik perilaku keagamaan siswa.
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................................... ii PENGESAHAN ........................................................................................................... iii NOTA PEMBIMBING ................................................................................................ iv NILAI BIMBINGAN SKRIPSI ................................................................................... vi PERSEMBAHAN ......................................................................................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................................viii KATA PENGANTAR ................................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................................ xii BAB I
: PENDAHULUAN ................................................................................ A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7 D. Hipotesis ......................................................................................... 8 E. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 8 F. Definisi Operasional ......................................................................... 9 G. Metode Penelitian ...........................................................................11 H. Sistematika Penelitian......................................................................16
BAB II
: KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... A. Hakekat Prestasi ............................................................................... 17 1. Pengertian Prestasi Belajar ....................................................... 17 2. Fungsi Prestasi Belajar .............................................................. 18
3. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar .............. 20 B. Perilaku Keagamaan ........................................................................ 27 C. Kaitan Prestasi Belajar dengan Perilaku Keagamaan......................32 BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN .................................................. A. Gambaran Umum SD Negeri Madyocondro .................................. 37 B. Profil SD Negeri Madyocondro ....................................................... 37 C. Visi dan Misi SD Negeri Madyocondro ......................................... 39 D. Daftar Guru ........................................................................................ 40 E. Penyajian Data ................................................................................. 41 BAB : ANALISIS DATA ........................................................................................ A. Analisis Pendahuluan ........................................................................ 48 B. Analisis Lanjut ................................................................................... 57 C. Analisis Hipotesis . ............................................................................ 60 BAB V
: PENUTUP ............................................................................................ A. Kesimpulan ....................................................................................... 61 B. Saran .................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN- LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Hakekat pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran (Muhibbin Syah, 1997:1). Menurut Poerbakawatja dan Harahap sebagaimana dikutip Muhibbin Syah (1997: 11), pendidikan diartikan sebagai usaha secara sengaja dari orang dewasa dengan pengaruhnya untuk meningkatkan anak ke arah kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggungjawab moril dari segala perbuatannya. Orang dewasa itu adalah orang tua anak atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai tugas untuk mendidik. Pendidikan dalam realisasinya dapat berlangsung secara formal (sekolah), nonformal (masyarakat) dan informal (keluarga) (Abu Ahmadi,1991:191). Dari ketiga jalur pendidikan tersebut, pendidikan informal atau pendidikan yang berlangsung dalam keluarga menempati peranan yang sangat penting, karena keluarga merupakan lembaga sosial pertama bagi setiap anak untuk mengembangkan dirinya. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa “pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan ketrampilan” (UU RI NO 20 Tahun 2003;6). Dengan demikian, esensi pendidikan merupakan proses menghadirkan situasi dan kondisi yang memungkinkan sebanyak mungkin subjek didik memperluas dan memperdalam makna-makna esensial untuk mencapai kehidupan manusiawi.Sehingga
sangat diperlukan adanya kesengajaan atau kesadaran (niat) untuk mengundangnya melakukan tindak belajar. Secara umum belajar dikatakan sebagai proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta konsep ataupun teori (Moh Shokib, 1998:3).Oleh karena itu belajar juga dapat berarti suatu kegiatan yang berproses dan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya. Oleh karena itu diperlukan suatu pemahaman yang besar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya secara mutlak. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai anak. Sebagaimana diketahui bahwa belajar adalah merupakan aktivitas yang sangat kompleks maka banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara global faktor-faktor tersebut adalah pertama faktor internal siswa, yakni kondisi dalam diri siswa yang meliputi aspek fisiologis dan psikologis, kedua faktor eksternal siswa, yakni kondisi lingkungan sekitar siswa yang me liputi lingkungan sosial dan non-sosial (Suryabrata, 1998:133). Pendidikan Islam harus mempunyai karakter sebagai lembaga pendi dikan yang menghidupkan sistem demokrasi dalam pendidikan. Sistem pendidikan yang memberikan keluasaan pada peserta didik untuk mengekspresikan pendapatnya secara bertanggung jawab. Sekolah memfasilitasi adanya “mimbar bebas”, dengan meberikan kesempatan
kepada semua civitas untuk berbicara atau mengkritik tentang apa saja, asal bertanggung jawab. Tentunya, sistem demokrasi ini akan memberikan pendidikan pada peserta didik tentang realitas sosial yang mempunyai pandangan dan pendapat yang berbeda. Dalam tujuan umum pendidikan Islam dekemukakan bahwa, tujuan pendidikan Islam adalah membina peserta didik agar menjadi hamba yag suka beribadah kepada Allah, ibadah disini tidak hanya terbatas pada menunaikan shalat, puasa di bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat dan beribadah haji, setelah mengucapkan syahadat tauhid dan syahadat Rasul. Tetapi mencakup segala amal, pikiran atau perasaan manusia selama semua itu dihadapkan kepada Allah Swt (Nur Uhbiyati, 1997:43) Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode- metode tertentu sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan. Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan
generasi masa kini dan sekaligus masa depan. Hal ini berarti bahwa proses pendidikan yang dilakukan pada saat ini bukan semata-mata untuk hari ini, melainkan untuk masa depan. Selain itu pendidikan juga merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas SDM baik fisik, mental maupun spiritual. Sejalan dengan konsep pendidikan yang dicanangkan oleh PBB bahwa pendidikan ditegakkan oleh 4 pilar, yaitu learn to know, learn to do, learn to live together dan learn to be. Pilar pertama dan kedua lebih diarahkan untuk membentuk sense of having yaitu bagaimana pendidikan dapat mendorong terciptanya sumber daya manusia yang memiliki kualitas di bidang ilmu pengetahuan dan ketrampilan agar dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup, sehingga mendorong sikap proaktif, kreatif dan inovatif ditengah kehidupan masyarakat.
Sementara pilar ketiga dan keempat diarahkan untuk membentuk karakter bangsa atau sense of being, yaitu bagaimana harus terus menerus belajar, dan membentukan karakter yang memiliki integritas dan tanggung jawab serta memiliki komitmen untuk melayani sesama. Sense of being ini penting karena sikap dan perilaku seperti ini akan mendidik peserta didik untuk belajar saling memberi dan menerima serta belajar untuk menghargai serta menghormati perbedaan atas dasar kesetaraan dan toleransi ( Pupuh F, 2007: 5-8). Pengertian pendidikan sebagaimana tercantum dalam undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Abdurrahman Sholeh, 2005:2). Pendidikan agama merupakan bagian terpenting yang harus dilaksanakan dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab dewasa ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis yang berkepanjangan, terutama krisis moral. Memiliki ilmu yang tinggi tanpa dibarengi dengan keimanan dan ketaqwaan dapat membahayakan dan merusak tatanan hidup umat manusia itu sendiri, karena akan melahirkan manusia-manusia yang rakus yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan kepentingan umum. Pendidikan agama Islam diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran dan atau latihan (Shaleh, 2000:40). Adapun tujuan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT., serta pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Kurikulum Berbasis Kompetensi, tt :238). Dengan demikian pelaksanaan kurikulum Pendidikan Agama di sekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang benar-benar memiliki keimanan yang kuat dan ketaqwaan yang tinggi dengan dilandasi oleh akhlak mulia sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan rujukan tujuan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia secara umum terdapat dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa tujuan pendidikan Nasional adalah: "Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab" (UU RI 2003: 9)
Namun demikian fenomena yang terjadi walaupun tidak semuanya pada anak didik sekarang ini, munculnya kenakalan remaja, seperti tawuran antar pelajar, keterlibatan dalam pencurian, serta adanya berita tertangkapnya siswa mabuk-mabukan. Dalam lingkup kenakalan yang lebih kecil siswa membolos, berkata yang tidak sesuai dengan ajaran agama atau etika, bahkan sering kita dengar tiap hari anak-anak dengan enaknya berkata-kata jorok tidak sopan. Demikian juga dengan sikap mereka terhadap orang yang lebih tua, tidak mengindahkan etika dan sopan santun. Padahal kita ketahui hasil belajar
mereka bagus, mendapatkan nilai setiap mata pelajaran dengan nilai yang memuaskan melebihi KKM yang telah ditentukan. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti fenomena diatas dengan judul “ Studi Korelasi Prestasi Belajar PAI Terhadap Perilaku Keagamaan pada Siswa SD Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan penjelasan di atas, penulis dalam penelitian ini mengambil pokok-pokok masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prestasi belajar PAI siswa pada Sekolah Dasar Negeri Madyocondro Kec. Secang, Kab. Magelang? 2. Bagaimana perilaku keagamaan siswa Sekolah Dasar Negeri Madyocondro, Kec. Secang, Kab. Magelang? 3. Adakah hubungan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan perilaku keagamaan pada siswa Sekolah Dasar Negeri Madyocondro, Kec. Secang, Kab. Magelang? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa pada Sekolah Dasar negeri Madyocondro kec. Secang Kab. Magelang
2. Untuk mengetahui perilaku keagamaan siswa Sekolah Dasar negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang.
3. Untuk mengetahu adakah korelasi antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan perilaku keagamaan siswa Sekolah Dasar Negeri Madyocondro Kec. Secang, Kab. Magelang
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang artinya di bawah dan “thesa” artinya kebenaran ( Suharsimi, 1990:68). Hipotesis adalah suatu teori sementara yang kebenarannya masih diuji (di bawah kebenaran). Hipotesis tersebut sebagai tuntutan sementara dalam penyelidikan untuk mencari jawaban yang benar. Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka dirumuskan sebagai berikut: ada hubungan antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan perilaku keagamaan siswa Sekolah Dasar Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang. Hal ini semakin tinggi prestasi belajar PAI semakin baik perilaku keagamaan siswa.
E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoristis Dengan diadakannya penelitian tentang korelasi antara prestasi belajar dengan perilaku keagamaan ini akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang adanya hubungan yang saling berkait antara prestasi belajar dengan perilaku keagamaan.
2. Kegunaan Praktis a. Bagi guru
Sebagai dasar untuk lebih meningkatkan dalam mengajar sehingga prestasi belajar siswa lebih meningkat
b. Bagi siswa Dengan adanya penelitian ini siswa akan mengetahui bahwa dengan meningkatnya
prestasi
belajar
maka
akan
semakin
baik
perilaku
keagamaannya, sehingga siswa akan termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajarnya. c. Bagi Sekolah Dengan adanya penelitian ini sekolah akan mendapatkan gambaran yang jelas tentang hubungan prestasi dengan perilaku siswanya. F. Definisi Operasional Agar terhindar dari kesalahpahaman akan pengertian judul di atas, maka penulis menjelaskan batasan judul di atas sebagai berikut:
1. Prestasi Belajar PAI Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yaitu yang berarti “hasil usaha” (Arifin, 1991: 3). Sedangkan belajar berarti berusaha supaya mendapat suatu kepandaian (Poerwadarminto, 1985: 108).
Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang melalui proses belajar, sedangkan perubahan tersebut harus dapat digunakan untuk meningkatkan penampilan diri dalam kehidupan (Sudjana, 2000: 102). Prestasi belajar adalah apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Ada juga yang menyebut prestasi belajar dengan istilah hasil belajar. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa berdasarkan pengalaman dan latihan dalam beberapa mata pelajaran yang diwujudkan dalam nilai raport semester 1. 2. PAI Menurut Depdiknas (2003 : 4), Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.. Dalam hal ini PAI adalah sebuah nama mata pelajaran seperti halnya matematika, Pkn, IPS, dan sebagainya. Mata pelajaran PAI di dalamnya terdiri dari Aqidah, Akhlak, Qur’an Hadist, SKI dan Muamalah. Prestasi belajar PAI adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melaksanakan pembelajaran PAI. Prestasi ini diwujudkan dalam bentuk nilai angka. 3. Perilaku Keagamaan
Perilaku keagamaan adalah tindakan yang dilaksanakan oleh siswa yang berdasarkan pengetahuan yang diperoleh setelah siswa belajar PAI, seperti mampu membaca surat al-Ma’un, al-Lahab, rajin shalat, sopan santun terhadap guru, orang tua dan sesama. Perilaku menurut Hasan Langgulung diartikan sebagai semua aktivitas yang dibuat oleh seseorang yang disaksikan. Sedang perilaku keagamaan atau sikap religius adalah keadaan dalam diri seseorang dalam merasakan dan mengakui adanya kekuatan tertinggi yang menaungi kehidupan manusia dengan cara melaksanakan perintah Tuhan sesuai dengan kemampuan dan meninggalkan seluruh larangan-Nya ( Hasan Langgulung, 1999: 76) G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Yaitu, jenis penelitian yang menggunakan metode kuantitatif dengan mengemukakan analisisnya pada data numerik yang diolah dengan metode statistik (Saifudin Azwar, 2000: 5). Pemilihan jenis penelitian kuantitatif karena pada penelitian ini bertujuan untuk menguji suatu teori/hipotesis yang menjelaskan tentang hubungan antara fenomena sosial yang sedang terjadi. Pengujian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah teori/hipotesis yang ditetapkan didukung oleh kenyataan atau bukti-bukti empiris atau tidak, bila bukti-bukti yang dikumpulkan
mendukung, maka teori/hipotesis tersebut dapat diterima, atau sebaliknya jika tidak mendukung maka tertolak dan perlu direvisi kembali.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang berjudul “Studi Korelasi Prestasi Belajar PAI terhadap Perilaku Keagamaan Pada Siswa SD Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang)” ini bertempat di SD Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang. Adapun waktu melaksanakan penelitian adalah bulan Juli sampai dengan September. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian wakil yang diteliti” (Arikunto, 2002: 108). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang. Jumlah siswa sebagai populasi adalah 310 siswa. b. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. (Sugiyono 2007: 56). Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Berdasarkan pendapat Dr. Suharsimi Arikunto (1998: 115117), yaitu apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diam bil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selan jutnya kalau subyeknya lebih besar bisa diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.Sehingga penelitiannya disebut penelitian sampling. Adapun sampel yang diambil 20 % dari keseluruhan obyek. Dalam penelitian ini jenis sampel yang digunakan adalah jenis sampling purposive. Populasi dari penelitian ini adalah kelas 1 sampai kelas 6 yang berjumlah 300 siswa, dan sampel yang diambil adalah kelas 4 dan kelas 5. Berdasarkan teori tersebut di atas maka sampel yang diambil adalah 20% dari jumlah populasi, sehingga jumlahnya adalah 57 siswa yang diambil sebagai sampel. Alasan pemilihan kelas 4 dan 5 yaitu: 1). Kelas 1 sampai dengan kelas 3 belum bisa memahami soal 2). Kelas 6 tidak dapat diganggu karena persiapan menghadapi ujian. Siswa yang menjadi sampel adalah siswa yang mempunyai prestasi tinggi dalam mapel PAI berjumlah 57 siswa.
c. Variabel Penelitian Variabel independen yaitu hasil belajar atau prestasi belajar yang diwujudkan dalam bentuk nilai raport. Sedangkan variabel dependen adalah perilaku keagamaan, yaitu berupa ucapan-ucapan, perilaku atau tindakan keagamaan, seperti sholat, puasa bulan rama dhan, berdoa untuk kegiatan sehari-hari, sopan santun baik kepada te man, orang tua atau yang lebih kecil dan sebagainya. 4. Metode Pengumpulan Data Untuk mengambil data yang akurat, dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Yaitu, sebagai berikut: a. Angket Ibnu Hadjar (1996: 181), angket merupakan “suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subyek, baik secara individual atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti preferensi, keyakinan, minat, dan perilaku”. Adapun alasan yang mendasari penggunaan metode angket dalam penelitian ini adalah: 1). Subjek adalah individu yang paling tahu tentang dirinya sendiri. 2). Apa yang dinyatakan subjek adalah benar dan tepat dan dapat dipercaya. 3). Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan kepada subjek adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti Hadi (2000: 89).
Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang peri laku keagamaan siswa SD Negeri Madyocondro. Dengan cara mem berikan pertanyaan/pernyataan terstruktur untuk dijawab atau dikerjakan responden secara tertulis. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dan langsung. Tertutup karena jawaban responden tinggal menyilang saja atau memilih jawaban yang telah tersedia. Pelaksanaanya langsung kepada subyek untuk mendapatkan keadaan tentang dirinya. Sedangkan untuk menguji tingkat keshahihan dan kehandalan angket akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas angket. b. Dokumentasi Dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat data yang sudah ada (Riyanto, 2001: 83). Hal ini dilakukan sebagai teknik pelengkap guna mendapatkan data yang diperlukan seperti perangkat pembelajaran, buku penilaian hasil belajar siswa dan lain-lainnya.. Meode ini digunakan untuk mengungkap data tentang prestasi belajar PAI siswa yaitu berupa nilai raport.
5. Analisis Data Analisis ini digunakan untuk menguji distribusi frekuensi yang telah disusun dalam analisis pendahuluan yaitu dengan memakai analisis statistik yaitu menggunakan rumus statistik product moment yaitu : Rumus korelasi Product Moment (Sugiyono, 1997:234), yaitu :
r = xy
NSXY - ( SX )( SY )
{NSX
2
- (SX ) 2 }{NSY 2 - (SY ) 2 }
keterangan = rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = Variabel berpengaruh (intensitas) Y = Variabel terpengaruh (perilaku) N = Jumlah Sampel S
= Sigma (jumlah)
H. Sistematika Penulisan Dalam sistematika pembahasan ini terdiri dari beberapa bagian yaitu : 1. Bagian muka terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik dan daftar lampiran. 2. Bagian isi/ batang tubuh memuat tentang : BAB I
: Pendahuluan yang memuat tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, penegasan istilah, rumusan hipotesis, metodologi penelitian, sistematika penulisan skripsi. BAB II : Kajian Pustaka, terdiri dari prestasi belajar, pendidikan agama Islam, perilaku keagamaan BAB III : Laporan hasil penelitian, membahas pertama, yaitu gambaran umum SDN Madyocondro, data hasil angket tentang prestasi belajar, data dokumentasi prestasi PAI BAB IV : Analisis data meliputi analisis uji hipotesis dan analisis lanjut. BAB V : Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Prestasi 1. Pengertian Prestasi Belajar Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yaitu yang berarti “hasil usaha”. Sedangkan belajar berarti berusaha supaya mendapat suatu kepandaian. Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar. Ada juga yang menyebut prestasi belajar dengan istilah hasil belajar.
Karena prestasi itu sendiri merupakan hasil belajar itu yang biasanya
dinyatakan dengan nilai. Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang melalui proses belajar, sedangkan perubahan tersebut harus dapat digunakan untuk meningkatkan penampilan diri dalam kehidupan (Nana sudjana, 2000: 102). Tohirin menyatakan bahwa prestasi belajar adalah apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar (Tohirin, 2006:151). Prestasi belajar memang merupakan proses yang kompleks yang melibatkan sejumlah variable dan faktor yang terdapat dalam diri individu sebagai pembelajar. Prestasi belajar ditunjukkan dengan adanya penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran pada diri siswa, yang pada lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa berdasarkan pengalaman dan latihan dalam beberapa mata pelajaran yang diwujudkan dalam nilai atau angka.
Sedangkan prestasi belajar PAI yang dimaksud adalah hasil yang dicapai oleh siswa berdasarkan pengalaman dan latihan dalam mata pelajaran PAI yang diwujudkan dalam bentuk nilai atau angka.
2. Fungsi Prestasi Belajar Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena prestasi berfungsi antara lain:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia (Abraham H. Moslow, 1984), termasuk kegiatan anak didik dalam suatu program pendidikan. c.
Prestasi
belajar
sebagai
bahan
informasi
dalam
inovasi
pendidikan.Asumsinya adalah bahwa prestasi balajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan. d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan.
Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik dimasyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum
yang
digunakan
relevan
pula
dengan
kebutuhan
pembangunan masyarakat. e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar, anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama, karena anak didiklah yang diharapkan mampu menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Jika dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar anak didik, baik perseorangan maupun kelompok. Sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Disamping itu prestasi belajar juga berguna
sebagai
umpan
balik
bagi
guru
dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga dapat menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis, bimbingan atau penempatan anak didik. f. Disamping itu prestasi belajar juga berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga dapat
menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis, bimbingan atau penempatan anak didik. Sebagaimana yang telah dikemukakan, Kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, tergantung pada ahli dan versinya masing- masing. Namun diantaranya adalah:
a. Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar. b. Untuk keperluan diagnostik c. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan d. Untuk keperluan seleksi e. Untuk keperluan penempatan atau penjurusan f. Untuk menentukan isi kurikulum g. Untuk
menentukan
kebijaksanaan
sekolah.
(Sumber:http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2137398) 3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa itu sendiri.Menurut Slamento (1988:23) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri atas faktor-faktor jasmaniah, psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Faktor ekstern yaitu faktor-faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor sekolah, yang mencakup metoda mengajar,
kurikulum, relasi guru siswa, sarana dan prasarana, media pengajaran dsb. Muhibbin Syah (2006:131-132) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi balajar siswa dapat kita dibedakan menjadi tiga macam, yakni: a.Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa b.Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Selanjutnya Syah (2006:2) menyebutkan faktor internal meliputi : 1) tingkat kecerdasan /intelegensi siswa 2) sikap siswa 3) bakat siswa 4) minat siswa; dan 5) motivasi siswa. Sedangkan yang termasuk dalam faktor eksternal adalah (1) faktor lingkungan sosial dan (2) faktor lingkungan non-sosial. a). Faktor Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah seperti guru, staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang
baik dan rajin khususnya dalam belajar, dapat menjadi daya dorong yang positif dalam kegiatan belajar siswa (Syah, 1999: 138). Yang juga termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga serta teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. b). Lingkungan Non-sosial Yang termasuk lingkungan non-sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. faktor-faktor non-sosial inilah yang ikut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Khusus mengenai waktu yang disenangi untuk belajar (study time preference), seorang ahli J. Biggers (1980) dalam Syah (2006:9) berpendapat, bahwa waktu seperti pagi atau sore hari, bahwa belajar pada pagi hari lebih efektif daripada belajar pada waktu-waktu lainnya. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa belajar yang dilakukan sore hari mempunyai nilai yang baik pula. Dengan demikian, waktu yang digunakan siswa untuk belajar yang selama ini sering dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar, tak perlu dihiraukan. Sebab bukan waktu yang penting dalam belajar melainkan kesiapan sistem memori siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan item-item informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa.
Tabel 1 Ragam faktor prestasi belajar dan unsur-unsurnya Ragam Faktor dan Unsur-unsurnya Internal siswa
1.
Aspek Fisiologis - Tonus jasmani - Mata dan telinga
2. Aspek Psikologis - Intelegensi - Sikap - Minat - Bakat - Motivasi
Eksternal siswa
1. Lingkungan sosial - Keluarga - Guru dan staf - Masyarakat - Teman
Pendekatan
1. Pendekatan tinggi - Speculative - Achieving 2. Pendekatan Menengah - Analitical - Deep 3. Pendekatan rendah - Reproductive Survace
2. Lingkungan NonSosial - Rumah - Sekolah - Peralatan - Alam Sumber diambil dari Syah (2006:1).
Selain hal di atas Slameto (1988: 61) menambahkan bahwa guru, metode mengajar, kurikulum, program, materi pelajaran, media pengajaran dan sarana prasarana merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar seseorang. Berdasarkan uraiain di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa berdasarkan pengalaman dan latihan dalam beberapa mata pelajaran yang diwujudkan dalam nilai atau angka. Prestasi juga mempunyai fungsi dan tujuan bagi siswa tersebut serta untuk memperoleh sebuah prestasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal siswa. Berkaitan dengan prestasi belajar PAI, maka lebih dahulu penulis kemukakan tentang bentuk-bentuk prestasi belajar. Ada beberapa bentuk prestasi belajar. Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku siswa setelah proses belajar mengajar, tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif,
afektif dan psikomotorik (zakiyah Darajah, 1995: 197). Oleh karena itu, dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemajuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar atau acuan penilaian. Hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan meliputi tiga aspek, yaitu pertama aspek kognitif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan keterampilan atau kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut (Zakiyah Darajat, 1995: 153-161). Kedua, aspek afektif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi aspek mental, perasaan dan kesadaran. Ketiga, aspek psikomotorik, meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik. Berikut ini pemaparan ketiga aspek hasil belajar secara rinci: a). Aspek kognitif Hasil belajar ini meliputi enam tingkatan, disusun dari yang terendah hingga yang tertinggi dan dapat dibagi dua bagian: 1) Bagian pertama, merupakan penguasaan dengan mengingat kembali bahan yang telah diajarkan dan dipandang sebagai balasan untuk membangun pengetahuan yang lebih komplek. Bagian ini menduduki tempat yang pertama dalam urutan tingkat kemampuan kognitif dan merupakan tingkat abstraksi yang paling sederhana. 2) Bagian kedua, merupakan kemampuan-kemampuan intelektual yang menekankan pada proses mental untuk mengorganisasikan dan mereorganisasikan bahan yang ada. Bagian ini menduduki tempat kedua sampai tempat ke enam dalam urutan tingkat kemampuan kognitif.
Adapun tingkatan-tingkatan belajar aspek kognitif secara rinci sebagai berikut: ·
Pengetahuan
·
Komprehensif
·
Aplikasi
·
Analisa
·
Sintesa
·
Evaluasi
b) Aspek afektif Aspek afektif adalah aspek yang bersangkutan dengan sikap mental, perasaan dan kesadaran siswa. Hasil belajar aspek ini diperoleh melalui proses Internalisasi, yaitu suatu proses ke arah pertumbuhan batiniah atau rohaniah siswa, pertumbuhan itu terjadi ketika suatu nilai terkandung dalam ajaran agama dan kemudian nilai-nilai itu dijadikan suatu sistem nilai diri, sehingga menuntun segenap pernyataan sikap, tingkah laku dan perbuatan moralnya dalam menjalani kehidupan ini. c) Aspek psikomotorik Bersangkutan dengan ketrampilan yang lebih bersifat kongkrit. Bentukbentuk hasil belajarnya adalah sebagai berikut: 1) Ketrampilan menunjukkan kepada proses kesadaran setelah adanya rangsangan atau setimulasi, meliputi kesiapan mental, fisik dan emosi untuk bertindak.
2) Respon terpimpin yaitu langkah permulaan dalam mempelajari ketrampilan yang komplek. 3) Mekanisme, yakni ketrampilan yang sudah terbiasa tetapi tidak seperti mesin dan gerakan-gerakannya dilakukan dengan penuh keyakinan, mantap, tertib, santun, khidmat dan sempurna. 4) Respon yang komplek, berkenaan dengan penampilan ketrampilan yang sangat mahir, kemahiran ditampilkan dengan cepat, lancar dan tepat (zakiyah Darajah, 1995: 201) Berdasarkan penjelaskan di atas yang dimaksud prestasi belajar PAI adalah hasil yang diperoleh oleh siswa berdasarkan pengalaman dan latihan dalam proses belajar mata pelajaran PAI baik dalam bentuk kognitif, afektif maupun psikomtorik yang diwujudkan dalam bentuk nilai rapot. Siswa yang mendapatkan nilai baik atau tinggi untuk mata pelajaran PAI dapat dikatakan siswa tersebut memperoleh hasil belajar PAI dengan baik. Nilai-nilai PAI tersebut merupakan gabungan dari nilai-nilai baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik untuk mata pelajaran PAI. PAI sebagai mata pelajaran untuk tingkat SD menyatu dalam satu kesatuan. Namun demikian dalam mapel tersebut terdapat sub- sub tersendiri yaitu ada alQur’an Hadist, SKI, Aqidah Akhlak maupun Fikh. Berkaitan dengan prestasi belajar PAI tersebut, berarti seorang siswa mendapatkan hasil belajar baik al-Qur’an Hadits, SKI, Aqidah Akhlak, maupun Fikh dalam satu kesatuan yang diwujudkan dalam satu nilai yang disebut dengan nilai PAI. Hal ini berbeda dengan Madrasah Ibtidaiyah al-Qur’an Hadits, SKI, Aqidah Akhlak maupun Fikh berdiri sendiri sebagai mata pelajaran.
B. Perilaku Keagamaan
Pengertian perilaku keagamaan dapat dijabarkan dengan cara mengartikan perkata. Kata perilaku berarti tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Poerwodarminto, 1988: 569). Sedangkan kata keagamaan berasal dari kata dasar agama yang berarti sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu (Mukti Ali, 1991: 3). Kata keagamaan itu sudah mendapat awalan “ke” dan akhiran “an” yang mempunyai arti sesuatu (segala tindakan) yang berhubungan dengan agama.
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu, sifat yang mempunyai pengetahuan yang luas, tidak mencakup kegiatan yang motorik saja, seperti berbicara, berjalan, akan tetapi juga membahas fungsi, seperti melihat, mendengar, berpikir dan sebagainya. Keagamaan adalah sesuatu yang berdasarkan agama, sifat-sifat yang terdapat dalam agama atau sesuatu yang mengenai tentang agama; keimanan, muamalah, sosial dan lain-lain (Ali Nurdin, 2006:261). Menurut Rachmad Djatnika (2006: 34), dalam bukunya “Sistem Etika Islam” (Akhlak Mulia) menyebutkan prilaku manusia terbagi tiga:
1. Perbuatan yang dikehendaki atau disadari. 2. Perbuatan yang dilakukan atau dikehendaki akan tetapi perbuatan itu di luar kemampuan sadar atau tidak sadar, dia tidak bisa mencegah dan ini bukan perbuatan akhlak.
3. Perbuatan yang samar, tengah-tengah. Yang dimaksud dengan perbuatan itu mungkin pada perbuatan akhlak atau tidak pada hakikatnya perbuatan itu bukan perbuatan akhlak, akan tetapi perbuatan tersebut juga merupakan perbuatan akhlak, sehingga berlaku juga hukum akhlak baginya yaitu baik atau buruk. Menurut Ahmad Amin (1991:12) perilaku adalah tindakan yang berdasar kehendak, seperti berkata benar, dusta, perbuatan dermawan dan kikir. Perilaku menurut Hasan Langgulung diartikan sebagai semua aktivitas yang dibuat oleh seseorang yang disaksikan. Sedang perilaku keagamaan atau sikap religius adalah keadaan dalam diri seseorang dalam merasakan dan mengakui adanya kekuatan tertinggi yang menaungi kehidupan manusia dengan cara melaksanakan perintah Tuhan sesuai dengan kemampuan dan meninggalkan seluruh larangan-Nya. Ada beberapa dimensi yang menjadi ukuran tentang perilaku keagamaan ini yaitu beriman, bertaqwa dan amar ma’ruf nahi mungkar (Ali Nurdin, 2006: 157-158). Sedangkan Moh. Arifin (2001:78) berpendapat perilaku keagamaan berasal dari dua kata, perilaku dan keagamaan. Perilaku adalah gejala (fenomena) dari keadaan psikologis yang terlahirkan dalam rangka usaha memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Keagamaan (agama) adalah segala yang disyariatkan oleh Allah dengan perantaraan Rasul-Nya berupa perintah dan larangan serta petunjuk kesejahteraan dalam hidup. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku keagamaan adalah gejala (fenomena) yang ada pada diri manusia yang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya yang dapat meninggalkan suatu usaha yang dapat menaungi kehidupan manusia dengan cara melaksanakan semua perintah Tuhan sesuai dengan kemampuan dan meninggalkan semua larangan-Nya.Perilaku keagamaan yang
dibahas
meliputi
masalah
sabar,
ikhlas,
dan
tawakal.(Sumber:http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2204639-)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku keagamaan adalah segala tindakan, perbuatan atau ucapan yang dilakukan karena berdasarkan keyakinan terhadap agamanya. Tindakan atau ucapan tersebut karena berkeyakinan terhadap Tuhannya. Di dalam agama tentunya ada ajaran-ajaran yang menjadi landasan seseorang dalam menjalani kehidupan, baik ajaran-ajaran itu bersifat perintah maupun yang bersifat larangan. Di dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung banyak aktivitas yang telah kita lakukan baik itu yang ada hubungannya antara makhluk dengan pencipta, maupun hubungan antara makhluk dengan sesama makhluk, itu pada dasarnya sudah diatur oleh agama. Setiap perilaku tentunya mempunyai wujud atau bentuk, demikian juga dengan perilaku keagamaan, tentunya mempunyai wujud atau bentuk tertentu yang bersifat agama. Dalam kehidupan sehari-hari manusia senantiasa melakukan aktivitas-aktivitas kehidupannya atau dalam arti melakukan tindakan baik itu erat hubungannya dengan dirinya sendiri ataupun berkaitan dengan orang lain yang biasa dikenal dengan proses komunikasi baik itu berupa komunikasi verbal atau perilaku nyata, akan tetapi di dalam melakukan perilakunya mereka senantiasa berbeda-beda antara satu dengan lainnya, hal ini disebabkan karena motivasi yang melatarbelakangi berbeda-beda. Kemudian dari sistem ini muncullah pembahsan mengenai macam-macam perilaku seperti pendapat yang dikemukakan oleh Said Howa (1994: 7), perilaku menurutnya dikelompokkan dalam dua bentuk atau macam yakni :
a.
Perilaku islami ialah perilaku yang mendatangkan kemaslahatan kebaikan, ketentraman bagi lingkungan.
b. Perilaku non islami ialah perbuatan yang mendatangkan gelombang kerusakan, kemunafikan, perilaku non islami ini tidak mencerminkan perilaku yang dinafasi dengan iman, tetapi dinafasi selalu dengan nafsu.
Sedangkan menurut Amin Syukur (2003: 64), dalam bukunya “Psikologi Agama” beliau menjelaskan tentang perilaku atau pola kelakuan yang dibagi dalam 2 macam yakni :
1. Pola kelakuan lahir adalah cara bertindak yang ditiru oleh orang banyak secara berulang-ulang. 2. Pola kelakuan batin yaitu cara berfikir, berkemauan dan merasa yang diikuti oleh banyak orang berulang kali.
Pendapat ini senada dengan pendapat Jamaluddin Kafi (1997: 97) yang mana beliau juga mengelompokkan perilaku menjadi dua macam yaitu perilaku jasmaniyah dan perilaku rohaniyah, perilaku jasmaniyah yaitu perilaku terbuka (obyektif) kemudian perilaku rohaniyah yaitu perilaku tertutup (subyektif). Pembagian ini bisa terjadi karena manusia adalah makhluk Allah yang mulia yang terdiri dari dua macam yaitu jasmaniyah dan jiwa atau rohani. Sedangkan H. Abdul Aziz (1991: 68) mengelompokkan perilaku menjadi dua macam yaitu :
a. Perilaku oreal (perilaku yang dapat diamati langsung).
b. Perilaku covert (perilaku yang tidak dapat diamati secara langsung)
Demikianlah macam-macam perilaku yang dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan, dimana dapat disimpulkan bahwasannya perilaku seseorang itu muncul dari dalam diri seorang itu (rohaniahnya), kemudian akan direalisasikan dalam bentuk tindakan (jasmaniahnya).(Sumber:
http://www.perkuliahan.com/perilaku-keagamaan-
siswa/#ixzz1zjdkeECW) Berdasarkan dijelaskan
yaitu
berdasarkan berbentuk yang
seluruh
syari’at hubungan
berbentuk
perilaku
pengertian
keagamaan
aktifitas
Islam
atau
vertikal
horisontal di
sini
perilaku
antar antara
keagamaan
anggota
ibadah
tubuh
dalam
arti
manusia
dengan
sesama
makhluk,
bermacam-macam
dan
seperti
yang
manusia
yang
luas,
Allah
luas.
maka
baik
SWT
yang maupun
bentuk-bentuk
Dalam
skripsi
ini
secara umum hanya akan dibahas bentuk perilaku keagamaan yang berkaitan dengan perilaku keseharian siswa yang berkaitan dengan tindakan atau perilaku diri sendiri seperti berdoa setiap melakukan kegiatan, menjalankan ibadah kepada Allah seperti shalat, puasa, atau membaca al-Qur’an atau tindakan perbuatan siswa yang berkaitan dengan sesama baik kepada orang tua, teman sebaya ataupun tetangga, seperti sopan santun, berkata baik dan benar.
C. Kaitan Prestasi Belajar dengan Perilaku Keagamaan Masih banyak orang yang
mempertanyakan keberhasilan pendidikan agama di
sekolah. Hal ini berkaitan dengan bebrapa hal; Pertama, kenyataan anak didik setelah belajar 12 tahun baik SD, SMP, SMA, umumnya tidak mampu membaca al-Qur’an dengan baik,
tidak melakukan shalat dengan tertib, tidak melakukan puasa ramadhan dan tidak berakhlak. Kedua, masih seringnya terjadi tawuran antar siswa sekolah yang tidak jarang memakan korban jiwa, juga masih banyaknya pelanggaran susila serta tingginya prosntase pengguna obat terlarang
dan minuman keras dikalangan anak sekolah. Ketiga, masih meluasnya
korupsi, kolusi dan nepotisme di semua sektor kemasyarakatan, merupakan isyarat masih lemahnya kendali akhlak di dalam diri seseorang, sehingga ia bersifat konsumtif, berperilaku hidup mewah, dan mudah tergoda untuk berbuat tidak baik. Ini menggambarkan kurang berperannya pendidikan agama (Husni Rahim, 2001:37). Kekurangberhasilan pendidikan agama di sekolah oleh sebagian pendapat dikatakan karena: isi pendidikan agama yang ada terlalu akademis, terlalu banyak topik, banyaknya pengulangan yang tidak perlu. Akhlak dalam arti perilaku hamir tidak diperhatikan, kecuali yang bersifat kognitif dan hafalan. Di dalam hal pengajaran al-Qur’an, proses yang ada hampir tidak memungkinkan anak didik memiliki kemungkinan membaca dan menulis al-Qur’an dengan baik, karena metode yang dipakai tidak memadai. Tujuan pembelajaran yang terjadi di kelas berkaitan dengan mata pelajaran adalah penguasaan materi pembelajaran. Setiap siswa yang menguasai materi secara otomatis mempunyai prestasi terhadap mata pelajaran tersebut. Berkaitan dengan mata pelajaran agama Adapun materi pokok dari pendidikan agama Islam yaitu diambil dari inti pokok Islam meliputi:
1. Masalah Keimanan / Aqidah Aqidah adalah bersifat I’tiqod batin, mengajarkan keesaan Allah, Esa sebagai Tuhan yang mencipta, mengatur dan meniadakan alam ini.
2. Masalah Keislaman / Syari’ah Syari’ah adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka menta’ati semua pengaturan dan hukum Tuhan, guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia.
3. Masalah Ikhsan / Akhlak Akhlak adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurna bagi kedua amal di atas dan yang mengajarkan tentang tata cara pergaulan hidup manusia (Ahmad Amin, 1993: 60) Pendidikan Agama Islam merupakan bagian terpenting yang harus dilaksanakan dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab dewasa ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis yang berkepanjangan, terutama krisis moral. Memiliki ilmu yang tinggi tanpa dibarengi dengan keimanan dan ketaqwaan dapat membahayakan dan merusak tatanan hidup umat manusia itu sendiri, karena akan melahirkan manusia-manusia yang rakus yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan kepentingan umum. Pendidikan agama Islam diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran dan atau latihan (Shaleh, 2000:40). Adapun tujuan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT., serta pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004 :238). Harapan pendidikan terhadap setiap anak didik atau siswa yang berprestasi dalam hal ini menguasai materi yang telah diajarkan atau diwujudkan dalam bentuk nilai tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Ada hubungan yang signifikan atau hubungan yang linear apabila seorang yang berprestasi dengan perilaku keagamaan.Seharusnya semakin tinggi prestasi siswa semakin baik pula perilaku keagamaannya. Pernyataan ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yaitu tercapainya kualitas manusia Indonesia seutuhnya yang memiliki 10 kriteria yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, memiliki ketrampilan, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, memiliki kepribadian yang mantap, memiliki kepribadian yang mandiri, memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan, memiliki rasa kebangsaan (UU Sisdiknas, 2003: 4). Kesepuluh nilai di atas mengharuskan usaha yang sungguh-sungguh untuk memberikan pendidikan agama yang sebaik-baiknya kepada siswa. Harapan masyarakat atau orang tua terhadap anaknya setelah anak tersebut belajar dan menguasai materi dalam hal ini berprestasi anak tersebut mempunyai kemampuan ilmu pengetahuan dan berperilaku sesuai dengan aturan atau norma yang telah diajarkan di sekolah. Begitu juga dengan siswa yang mempunyai prestasi dalam mapel agama tentunya mempunyai perilaku yang baik, baik berkaitan dengan pengetahuan maupun mempunyai perilaku
atau tindakan yaitu mempunyai kemampuan membaca al-Qur’an, taat beribadah, dan berakhlak mulia. Secara ideal ada hubungan yang positif semakin tinggi prestasi siswa semakin baik pula perilaku siswa tersebut. Semakin tinggi prestasi anak di sekolah dalam bidang agama semakin tinggi perilaku keagamaannya baik yang berkaitan dengan kemampuan membaca al-Qur’an atau semakin tinggi pula akhlaknya baik terhadap Allah dalam hal ini shalat dan ibadahnya maupun akhlak yang berkaitan dengan manusia baik orang tua, guru atau dengan sesamanya.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SD Negeri Madyocondro Secang Kab. Magelang SD Negeri Madyocondro merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang berada di Wilayah Kecamatan Secang Kabupaten Magelang selain SD-SD Negeri yang lain yang berada di Kecamatan Secang Kab. Magelang. Adapun alamat SD Negeri Madyocondro adalah Jl. Temanggung No. 46 Catak Madyocondro Kecamatan Secang Kab. Magelang Kode Pos. 56195. SD ini merupakan satu-satunya sekolah dasar negeri yang berada di desa Catak. SD ini didirikan oleh pemerintah karena kebutuhan masyarakat akan pendidikan dasar bagi anak-anak yang berada di desa Catak. B. Profil SD Negeri Madyocondro Kec. Secang kab. Magelang Tabel 1. Profil SD Negeri Madyocondro SD N Madyocondro
1
Nama Sekolah
2
Nomer Statistik
101030820006
3
Propinsi
Jawa Tengah
4
Otonomi Daerah
Magelang
5
Kecamatan
Secang
6
Desa/ Kelurahan
Madyocondro
7
Jalan/ Nomer
Jl. Temanggung 46
8
Kode Pos
56195
9
Telpon
(0293) 3217055
10
Fakmile/ Fak
-
11
Daerah
Pedesaaan
12
Status Sekolah
Negeri
13
Kelompok Sekolah
Sekolah Dasar
14
Akreditasi
B
15
Surat Keputusan/SK
no. 421.2/031/09/36/85 Tgl. 31-08-1985 16
Penerbit SK di Tandatangani Oleh
gubernur Jawa Tengah
17
Tahun Berdiri
01 Maret 1985
18
Tahun Penegrian
01 Maret 1985
19
Kegiatan Belajar Mengajar
Pagi
20
Bangunan Sekolah
Milik Sendiri
21
Lokasi Belajar
Desa Madyocondro
22
Jarak ke Pusat Kecamatan
1 KM
23
Jarak ke Pusat Kota
22 KM
24
Terletak pada Lintasan
Magelang Temanggung
25
Perjalanan Perubahan Sekolah
-
26
Jumlah Keanggotaan
-
27
Organisasi Penyelenggara
Pemerintah
(Sumber Dokumentasi Sekolah SDN Madyocondro) C. Visi Misi Sekolah Dasar Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang 1. Visi Taqwa, cerdas, terampil dan berbudi pekerti 2. Misi a. Meningkatkan bidang keagamaan dengan kegiatan yang bernuansa relegius b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif c. Menciptakan suasana yang kondusif untuk mengefektifkan seluruh kegiatan sekolah d. Mengembangkan budaya bagi siswa dalam upaya meningkatkan prestasi e. Melestarikan dan mengembangkan oleh raga, seni, dan budaya f. Mengembangkan budaya yang luhur dan cinta tanah air. 3. Indikator Visi a. Unggul dalam beribadah b. Unggul dalam penilaian UAS-UASBN c. Unggul dalam bidang olah raga, kesehatan dan hasta karya d. Unggul dalam budi pekerti, sopan santun, dan tingkah laku
D. Daftar Guru SD N Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang Tabel 2. Guru SD N Madyocondro NAMA
KEDUDUKAN
NO 1
Sulistyo Wibowo
Kepala Sekolah
2
Antik Setyowati
Guru Kelas
3
Christiana Evi Andriani
Guru Kelas
4
Naryati
Guru Kelas
5
Saldono
Guru Kelas
6
Sutarti
Guru Kelas
7
Sri Sugiyati
Guru Kelas
8
Eny Purwati
Guru Kelas
9
Rahmah Listiyati
Guru Kelas
10
Ansori Budi Cahyana
Guru Kelas
11
Etty Kundari
Guru Kelas
12
Sri Purwaningsih
Guru Kelas
13
Mujariyah
Guru Kelas
14
Siti Sumarliyah
Guru Kelas
15
Siti Istfhamah
Guru Agama
16
Rusyanto
Guru OR
17
Neni Tri wahyu
Guru Bahasa Inggris
18
Siti Parida
Guru SBK
(Sumber SDN Madyocondro )
E. Penyajian Data Perilaku Keagamaan Siswa SD Negeri Madyocondro Kecamatan Secang Kab. Magelang Sesuai dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis, dibawah ini akan disajikan data tentang perilaku keagamaan siswa SD Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Temanggung yang diperoleh dari angket. Adapun langkah-langkah yang diambil penulis dalam menyajikan data tentang prestasi belajar PAI serta perilaku keagamaan dengan cara sebagai berikut: 1. Mengayajikan data prestasi belajar PAI siswa SD N Madyocondro kelas 4 dan 5. Adapun data prestasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Daftar prestasi belajar PAI siswa kelas 4 dan 5 SDN Madyocondro
Nama Responden Uswatun Hasanah Ahmad fauzi Candra Andika Margi Aminullah M. Ma’ruf Ardian Zahwa Milata Agnes Mardela P Akhzar Bayu P Alif Purnama Ashari Bayu Setyo Aji Deni Kustanto Henanda G Ilham
Prestasi Belajar 95 92 90 88 80 88 90 88 92 90 80 85 88
Khairun Nisa’ Lutfi I Khamid Nurul Fitriyani Prestasia Putri Rizka Robit H.S Titis Sari Tri Cahya Nugraha Yahya A Meda Anggraeni H.Putri Arya Dwi Setiawan Novi S Sri W Budayah Azimatul Munawaroh Ahmad Muizun Avdi Syafii Arifin Rahmad S Dewi Ristanti Ngalimudin Abdul Rahman Ardian P Mahardika Laila Auzia Savira Miko Sadam Alvian Taufik Anwar Adi Nur Rahman Mam Akbar Arya Budi Kusuma Dwiyani Heri Prodian Muhammad Rizal Prafinda F Ayu Puji Astia N Siti Maulidiyah Suryanto Vaiq A Dama Ningrum Winiawati Panji Jodi K Ikbal Romadhon
78 80 85 80 95 92 94 88 90 90 92 90 95 88 92 88 90 90 94 88 94 92 90 88 90 92 95 90 92 94 92 94 85 88 88 92 92 94
Maidin Jatmiko M Farid Adi Siswanto Saefur Rahim Agus Muthohir M Rindi Antika Sumber : Nilai rapot siswa
90 92 94 88 92 94
2. Menyajikan data perilaku keagamaan siswa kelas 4 dan 5 SDN Madyocondro. Tabel 4. Data perilaku keagamaan siswa kelas 4 dan 5 SD N Madyocondro
1
2
3
4
No
Jawaban
Bobot Nilai
Jumlah
Res
a
b
c
d
4
3
2
1
1
14
-
1
-
56
-
2
-
58
2
13
-
2
-
52
-
4
-
56
3
7
8
-
-
28
24
-
-
52
4
10
3
2
-
40
9
4
-
47
5
9
3
2
1
36
9
4
1
40
6
6
6
2
1
24
18
4
1
46
7
9
-
6
-
36
-
12
-
48
8
7
6
2
-
24
18
4
-
46
9
12
2
1
-
48
6
2
-
56
10
7
6
2
28
18
4
50
11
5
4
6
20
12
12
44
12
9
5
1
-
36
15
2
-
53
13
12
-
1
2
48
-
2
2
52
14
2
7
6
-
6
21
12
-
40
15
8
-
6
1
32
-
12
1
44
16
7
2
5
1
28
6
10
1
45
17
6
2
6
1
24
6
12
1
43
18
14
-
1
-
56
-
2
-
58
19
9
4
2
-
36
12
4
-
52
20
12
-
3
-
48
-
6
-
54
21
5
7
3
-
20
21
6
-
47
22
7
7
1
-
28
21
2
-
51
23
10
3
2
-
40
9
4
-
53
24
11
3
1
-
44
9
2
-
55
25
3
12
-
-
12
36
-
-
48
26
12
3
-
-
48
9
-
-
58
27
3
9
3
-
12
27
6
-
45
28
9
6
-
-
36
18
-
-
54
29
3
11
1
-
12
33
2
-
47
30
9
1
5
-
36
3
10
-
49
31
8
3
4
-
32
9
8
-
49
32
10
5
-
-
40
15
-
-
55
33
7
3
4
1
28
9
8
1
46
34
12
2
1
-
48
6
2
-
56
35
10
3
2
-
40
9
4
-
53
36
3
11
1
-
12
33
2
-
47
37
8
-
6
1
32
-
12
1
44
38
9
1
5
-
36
3
10
-
49
39
10
4
1
-
40
12
2
-
54
40
14
-
1
-
56
-
2
-
58
41
7
7
1
-
28
21
2
-
51
42
8
6
1
32
18
2
-
52
43
10
5
-
40
15
-
-
55
44
11
1
3
44
3
6
45
9
6
-
-
36
18
-
-
54
46
7
6
2
-
28
18
4
-
50
47
12
-
3
-
48
-
6
48
3
12
-
-
12
36
-
-
48
49
12
1
2
-
48
3
4
-
55
50
9
4
2
-
36
12
4
-
52
51
7
8
-
-
28
24
-
-
52
52
8
5
2
-
32
15
4
-
51
53
10
1
4
-
40
3
8
-
52
54
12
-
3
-
48
-
6
-
54
55
7
-
8
-
28
-
16
-
44
-
53
54
56
12
1
2
-
48
3
4
-
55
57
9
-
6
-
36
-
12
-
50
BAB IV
ANALISIS DATA
Dalam menganalisis data ini, penulis berusaha untuk menguji hipotesis yang telah penulis kemukakan, apakah hipotesis itu benar dan dapat diterima atau ditolak. Suatu hopotesis itu akan diterima jika data yang didapatkan dalam penelitian ini dan setelah dianalisis setelah dianalisis menunjukkan ketidaksesuaian dengan hipotesis yang diajukan. Adapun data yang dianalisis disini adalah data tentang nilai Pendidikan Agama Islam sebagai variabel X dan data tentang nilai perilaku keagamaan siswa sebagai variabel Y. Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan korelasi data kuantitatif dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment, dengan melalui tiga tahap analisis yakni:
A. Analisis Pendahuluan Pada analisis pendahuluan ini penulis menyusun data tentang nilai Pendidikan Agama Islam dan data tentang perilaku keagamaan siswa SD Negeri Madyocondro Kec. Secang Kab. Magelang. Mengingat kedua data tersebut masih bersifat kualitatif, agar dapat dianalisis secara kuantitatif, maka penulis memberikan penilaian terhadap kedua data tersebut. 1. Data prestasi PAI siswa kelas 4 dan 5 SD N Madyocondro Adapun data tentang prestasi PAI siswa kelas 4 dan 5 SD N Madyocondro, diperoleh dari nilai raport siswa kelas 4 dan 5. Adapun nilainya sebagai berikut:
Tabel 4
NILAI RAPORT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SD NEGERI MADYOCONDRO
Nama Responden Uswatun Hasanah Ahmad fauzi Candra Andika Margi Aminullah M. Ma’ruf Ardian Zahwa Milata Agnes Mardela P Akhzar Bayu P Alif Purnama Ashari Bayu Setyo Aji Deni Kustanto Henanda G Ilham Khairun Nisa’ Lutfi I Khamid Nurul Fitriyani Prestasia Putri Rizka Robit H.S Titis Sari Tri Cahya Nugraha Yahya A Meda Anggraeni H.Putri Arya Dwi Setiawan Novi S Sri W Budayah Azimatul Munawaroh Ahmad Muizun Avdi Syafii Arifin Rahmad S Dewi Ristanti Ngalimudin Abdul Rahman
Prestasi Belajar 95 92 90 88 80 88 90 88 92 90 80 85 88 78 80 85 80 95 92 94 88 90 90 92 90 95 88 92 88 90 90 94 88
Ardian P Mahardika 94 Laila Auzia Savira 92 Miko Sadam Alvian 90 Taufik Anwar 88 Adi Nur Rahman 90 Mam Akbar 92 Arya Budi Kusuma 95 Dwiyani 90 Heri Prodian 92 Muhammad Rizal 94 Prafinda F Ayu 92 Puji Astia N 94 Siti Maulidiyah 85 Suryanto 88 Vaiq A Dama 88 Ningrum Winiawati 92 Panji Jodi K 92 Ikbal Romadhon 94 Maidin Jatmiko 90 M Farid 92 Adi Siswanto 94 Saefur Rahim 88 Agus Muthohir M 92 Rindi Antika 94 Sumber : Nilai rapot siswa Berdasarkan nilai di atas dapat dijelaskan dengan rumus interval yaitu sebagai berikut: i=
Sekorterti nggi - sekorteren dah + 1 4
Sekor tertinggi adalah 95, dan skor terendah adalah 78, sehingga hasil yang diperoleh adalah: =
95 - 78 + 1 4
18 = 4,5 4 dibulatkan menjadi 5 Sehingga dapat diperoleh interval sebagai berikut: Tabel : 5 Interval Kategori
Interval
Kategori
91-95
Baik sekali
86-90
Baik
81-85
Sedang
76-80
Kurang
Berdasarkan interval di atas maka dapat diketahui kategori siswa berdasarkan nilai atau prestasi PAI siswa SD N Madyocondro.
Tabel 6 Kategori siswa Interval
Kategori
Jumlah siswa
91-95
Amat baik
25 siswa
86-90
Baik
24 siswa
81-85
Cukup
4 siswa
76-80
Kurang
4 siswa
2. Data perilaku keagamaan siswa kelas 4 dan 5 SDN Madyocondro. Data ini diperoleh dari hasil angket yang telah diisi oleh siswa-siswa
kelas 4 dan 5 SD N Madyocondro. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 7 HASIL JAWABAN ANGKET TENTANG PERILAKU KEAGAMAAN SISWA SD Negeri Madyocondro 1
2
3
4
No
Jawaban
Bobot Nilai
Jumlah
Res
a
b
c
D
4
3
2
1
1
14
-
1
-
56
-
2
-
58
2
13
-
2
-
52
-
4
-
56
3
7
8
-
-
28
24
-
-
52
4
10
3
2
-
40
9
4
-
47
5
9
3
2
1
36
9
4
1
40
6
6
6
2
1
24
18
4
1
46
7
9
-
6
-
36
-
12
-
48
8
7
6
2
-
24
18
4
-
46
9
12
2
1
-
48
6
2
-
56
10
7
6
2
28
18
4
50
11
5
4
6
20
12
12
44
12
9
5
1
-
36
15
2
-
53
13
12
-
1
2
48
-
2
2
52
14
2
7
6
-
6
21
12
-
40
15
8
-
6
1
32
-
12
1
44
16
7
2
5
1
28
6
10
1
45
17
6
2
6
1
24
6
12
1
43
18
14
-
1
-
56
-
2
-
58
19
9
4
2
-
36
12
4
-
52
20
12
-
3
-
48
-
6
-
54
21
5
7
3
-
20
21
6
-
47
22
7
7
1
-
28
21
2
-
51
23
10
3
2
-
40
9
4
-
53
24
11
3
1
-
44
9
2
-
55
25
3
12
-
-
12
36
-
-
48
26
12
3
-
-
48
9
-
-
58
27
3
9
3
-
12
27
6
-
45
28
9
6
-
-
36
18
-
-
54
29
3
11
1
-
12
33
2
-
47
30
9
1
5
-
36
3
10
-
49
31
8
3
4
-
32
9
8
-
49
32
10
5
-
-
40
15
-
-
55
33
7
3
4
1
28
9
8
1
46
34
12
2
1
-
48
6
2
-
56
35
10
3
2
-
40
9
4
-
53
36
3
11
1
-
12
33
2
-
47
37
8
-
6
1
32
-
12
1
44
38
9
1
5
-
36
3
10
-
49
39
10
4
1
-
40
12
2
-
54
40
14
-
1
-
56
-
2
-
58
41
7
7
1
-
28
21
2
-
51
42
8
6
1
32
18
2
-
52
43
10
5
-
40
15
-
-
55
44
11
1
3
44
3
6
45
9
6
-
-
36
18
-
-
54
46
7
6
2
-
28
18
4
-
50
47
12
-
3
-
48
-
6
48
3
12
-
-
12
36
-
-
48
49
12
1
2
-
48
3
4
-
55
50
9
4
2
-
36
12
4
-
52
51
7
8
-
-
28
24
-
-
52
52
8
5
2
-
32
15
4
-
51
53
10
1
4
-
40
3
8
-
52
54
12
-
3
-
48
-
6
-
54
55
7
-
8
-
28
-
16
-
44
56
12
1
2
-
48
3
4
-
55
57
9
-
6
-
36
-
12
-
50
-
53
54
Dari hasil data di atas dapat dijelaskan bahwa intervalnya adalah 58 dikurangi 40 ditambah 1 dibagi 4.
i=
58 - 40 + 1 4
i=
i = 4.75 dibulatkan menjadi 5
19 4
sehinga akan menghasilkan interval sebagai berikut: Tabel : 8 INTERVAL
Interval
Perilaku
54– 58
Baik sekali
49 – 53
Baik
44 – 48
Sedang
39 – 43
Kurang
Dari interval diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel : 11 Tabel Perilaku keagamaan siswa kelas 4 dan 5 SDN madyocondro
Interval
Kategori
Jumlah siswa
Prosentase
54– 58
Baik sekali
18 siswa
31,57%
49 – 53
Baik
20 siswa
35,08%
44 – 48
Sedang
13 siswa
22,80%
39 – 43
B.
Kurang
6 siswa
10,52%
Analisis Lanjut Analisis ini merupakan kelanjutan dari analisis pendahuluan. Dalam analisis
ini diadakan tabulasi silang berdasarkan data yang ada dalam analisis pendahuluan yaitu antara nilai angket pengaruh
prestasi pendidikan Agama Islam dengan perilaku
keagamaan SD Negeri Madyocondro Kec.secang Kab. Magelang. Dalam menganalisis data tersebut penulis menggunakan rumus “Korelasi Product Moment” dengan angka kasar yang dikembangkan oleh Karl Pearson, didalam menguji hipotesis yang diajukan. Untuk lebih jelasnya dalam perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 9 PERHITUNGAN KORELASI REGRESI LINIER DENGAN ANGKA KASAR ANTARA PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (X) DENGAN NILAI PERILAKU KEAGAMAAN (Y)
SISWA SD NEGERI MADYOCONDRO No.
X
Y
X2
Y2
XY
1
2
3
4
5
6
1
95
58
9025
3364
5510
2
92
56
8464
3136
5152
3
90
52
8100
2074
4230
4
88
47
7744
2209
4136
5
80
40
6400
1600
3680
6
88
46
7744
2116
4048
7
90
48
8100
2034
4320
8
88
46
7744
2116
4048
Responden
9
92
10
90
11
80
12
85
13
88
14
78
15
80
16
85
17
80
18
95
19
92
20
94
21
88
22
90
23
90
24
92
25
90
26
95
27
88
28
92
29
88
30
90
56
8464
3136
5152
50
8100
2500
4500
44
6400
1936
3520
53
7225
2809
4505
52
7744
2704
4576
40
6084
1600
3120
44
6400
1936
3520
45
7255
2025
3825
43
6400
1049
3440
58
9025
3364
5510
52
8464
2702
4784
54
8836
2916
5076
47
7744
2209
4136
51
8100
2601
4590
53
8100
2809
4770
55
8464
3025
5060
48
8100
2034
4320
58
9025
3364
5510
45
7744
2025
3960
54
8464
2916
4968
47
7744
2209
4136
49
8100
2401
4410
31
90
32
94
33
88
34
94
35
92
36
90
37
88
38
90
39
92
40
95
41
90
42
92
43
94
44
92
45
94
46
85
47
88
48
88
49
92
50
92
51
94
52
90
49
8100
2401
4410
55
8836
3025
5170
46
7744
2116
4048
56
8836
3136
5264
53
8464
2809
4876
47
8100
2209
4230
44
7744
1936
3872
49
8100
2401
4410
54
8464
2916
4968
58
9025
3364
5510
51
8100
2601
4590
52
8464
2704
4784
55
8836
3025
5170
53
8464
2809
4876
54
8836
2916
5076
50
7225
2500
4250
54
7744
2916
4752
48
7744
2034
4224
55
8464
3025
5060
52
8464
2704
4784
52
8836
2704
4888
51
8100
2601
4590
53
92
54
94
55
88
56
92
57
94
Total
5117
52
8464
2704
4784
54
8836
2916
5078
44
7744
1936
3872
55
8464
3025
5060
50
8836
2500
4700
2884
460307
147094
259776
diketahui bahwa N=57
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
NSXY - (SX )(SY ) 2
[ NSX - (SX ) 2 ][ NSY 2 - (SY ) 2 ] 57x259806 - (5117) (2884) [57 x460307 - (460307) 2 ][57 x147094 - (2884) 2 ]
14807232 - 14757428 ( 26237499 - 26183689 )(8384358 - 8384358 )
49804 59999,97
rxy =0,830
C.
Analisis Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto ( 2009: 75), koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Namun karena dalam
menghitung sering dilakukan
pembulatan angka-angka, sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negatif
menunjukkan
hubungan
kebalikan
sedangkan
koefisien
yang
positif
menunjukkan adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: 1. Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi 2. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi 3. Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup 4. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah 5. Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu 0,830, maka korelasinya adalah kategori sangat tinggi. Untuk menguji apakah harga rxy = 0,830 tersebut signifikan atau tidak, kita konsultasikan dengan tabel product moment. Pada harga tabel r-kritik pada taraf signifikasi 1% = 0,250 dan 5% = 0,325. Karena harga harga rxy sebesar0,830 lebih besar dari r tabel, maka kita nyatakan sangat signifikan, dan kita dapat menyimpulkan bahwa korelasi antara X dan Y, yaitu antara prestasi pendidikan Agama Islam dengan perilaku keagamaan dinyatakan sangat signifikan.
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan ada beberapa hal yang menjadi kesimpulan, yaitu 1. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD Negeri Madocondro kelas IV dan V tahun 2012 ini adalah sebagai berikut: a.Siswa yang prestasi PAI nya baik sekali sebanyak 25 siswa b. Siswa yang prestasi PAI nya kategori baik sebanyak 24 siswa c. Siswa yang prestasi PAI nya sedang atau cukup sebanyak 4 siswa, dan d. Siswa yang prestasi PAI nya kurang sebanyak 4 siswa 2. Perilaku siswa-siswa kelas IV dan V SD Negeri Madyocondro secara umum sangat bagus. Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa perilaku keagamaan siswa sebagai berikut: a.Siswa yang perilaku keagamaannya baik sekali sebanyak 18 siswa atau 31,57%
b. Siswa yang perilaku keagamaannya baik sebanyak 20 siswa atau 35,08% c. Siswa yang kategori perilaku keagamaannya sedang sebanyak 13 siswa atau 22,80%
d. Siswa yang perilku keagamaannya kurang sebanyak 6 siswa atau 10,52% i.
Berdasarkan hasil yang diperoleh antara prestasi dan perilaku keagamaan siswa SD N Madyocondro yaitu rxy = -1,06, ts 1% adalah dan 0,010, ts 5% adalah 0,053 maka dapat dinyatakan bahwa korelasi yang signifikan antara prestasi dengan perilaku keagamaan. Semakin tinggi prestasi PAI siswa semakin baik perilaku keagamaannya.
B. Saran Ada beberapa hal yang menjadi catatan pada saat pelaksanaan penelitian yang menjadi saran bagi guru PAI untuk lebih dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga perilaku keagamaan siswa menjadi kebih baik lagi 1. Dalam proses belajar mengajar tidak hanya bercerita, atau mencatat tetapi berusaha mengajak anak-anak untuk merasakan langsung pada apa yang dipelajari 2. Adanya buku kegiatan siswa yang harus diisi oleh siswa dan diketahui oleh orang tua. Buku kegiatan tersebut berisikan kegiatan keagamaan apa saja yang dilaksanakan dalam satu hari tersebut.