PENGGUNAAN ISU AGAMA OLEH PARTAI HANURA DALAM IKLAN POLITIK DI TELEVISI EDISI RAMADHAN 1434 H/2013
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh: Ditri Juwita Fundik NIM. 10540015 Dosen Pembimbing Skripsi: Dr. Phil. Al Makin, M.A. NIP. 19720912 200112 1 002
JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014
$fGt4ssil{trm .t*,,t
;8,
H..dIHil EflGEEG ffiffidTWXST"EffruT
lbfuf;6Uffif,tffiTfiS
{x"
ffi
PENGESAHAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR l20l 5 Nomor:UIN.02/DU/PP.00.9/040 Akhir denganjudul: Skripsi/Tugas IsuAgamaOlehPartaiHanuradalamIklanPolitik di TelevisiEdisiRamadhan Penggunaan M 1434H120r3 Yangdipersiapkandandisusunoleh: Nama NIM pada Telahdimunaqasyahkan Nilai munaqasyah
Difti Juwita tundik 1 0540015 2l November2014 A (95,33)
Dan dinyatakantelahditerimaoleh FakultasUshuluddindanPemikiranIslamUIN SunanKalijaga Tim Munaqasyah: PanitiaUjian Munaqasyah:
iI Ketua SidanglPembimbing/Penguj
NrP.19720912 2001t2| PengujiII
q/o/. ffi
Ih. Itftrrmnr /thd" $-S* ilfi. St NrP_19691017zwlz l Wil
Yogyakarta,12 Januari2015
15200604200r
MOTTO
“Tidak ada yang instan dan mustahil, semua hanya butuh usaha, kesabaran, keyakinan dan doa, karena dunia hanya tersusun oleh puzzle simbol dan tanda.”
(Ditri Juwita Fundik)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk: Ayah dan Ibu tercinta, H. Dedi Kusnaedy Suherman dan Dedeh Juariah yang selalu mendukung cita-citaku, berjuang, berkorban dan tidak pernah lelah mendo’akan yang terbaik untuk masa depanku. Ayi bangga dan bersyukur menjadi putri kalian. Kakak dan Adik-adikku tersayang, Iman Budipertama Suherman, Ade Asri Darajat, Syifa Khoirunnisa dan Hadhe Bagjana. Keluarga besar kakek R. Endik Suardjo (Alm.) dan kakek Karman Suherman (Alm.) Almamaterku tercinta, Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Para sahabat dan keluarga keduaku di tanah rantau, Yogyakarta. Terima kasih semuanya. “Alhamdulillahi Jaza Kumullahu Khaira”.
vi
ABSTRAK
Agama merupakan salah salah satu objek yang menarik untuk diteliti. Kehadirannya dalam setiap sendi kehidupan selalu menuai reaksi proaktif maupun kontradiktif. Tak jarang isu agama pun dijadikan instrument untuk mencapai tujuan tertentu, termasuk politik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk Penggunaan Isu Agama oleh Partai Hanura dalam Iklan Politik Hanura Edisi Ramadhan 1434 H/2013 Masehi, dan mengupas makna tersirat didalamnya. Subjek dalam penelitian ini adalah iklan politik Partai Hanura. Jenis penelitian ini bersifat analisis semiotik, yaitu menggunakan metode analisis media model Ferdinand de Saussure dan Roland Barthes yang memfokuskan analisisnya pada tanda.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan dokumentasi dari media televisi dan video terkait yang telah direkam. Selain itu, wawancara juga digunakan sebagai pendukung dan penguat data yang diperoleh peneliti darihasil observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan dua orang tokoh Hanura, yaitu Damanuri, pengurus Partai Hanura di DPD Yogyakarta, dan KetuaUmumPartai Hanura, Jendral TNI (Purn) Dr. H. Wiranto. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat praktik penggunaan isu agama (instrumentalisasi agama) yang dilakukan Partai Hanura sebagai politik pencitraan dalam iklan politik edisi Ramadhan 1434 H/2013 dengan tujuan meraih simpatisan publik. Hal tersebut menjadi motivasi utama Partai Hanura beriklan di televisi. Atribut-atribut agama, seperti baju koko, peci hitam, dan nilai-nilai Islam; sikap saling menghargai, berbagi, mengasihi, berkepribadian baik dan lemah lembut dijadikan sebagai alat penggiring opini publik, bahwa Hanura adalah partai yang bersih, humanis dan memliki rasa toleransi yang tinggi terhadap umat beragama.Namun demikian, upaya Hanura tidak berdampak signifikan pada pemilu legislatif 2014. Realita membuktikan bahwa rakyat semakin cerdas dalam memilih dan tidak mudah tertipu oleh politik pencitraan yang ramai dilakukan menjelang pesta demokrasi, pemilihan umum 9 April 2014. Real count mengharuskanHanura puas bertengger di angka 5,26%. Angka yang menyebabkan duet Win-HT berakhir pada bursa Capres-Cawapres Republik Indonesia tahun 2014. Kata kunci: Agama, politik
This study aims at finding the way in which the Hanura Party used political advertisement during Ramadhan 1434/2013. This research uses semiotic analysis, i.e. a model of media analysis method proposed by Ferdinand de Saussure and Roland Barthes which focuses its analysis on the sign. The researcher collected the data through observation and documentation from television media and related videos that have been recorded. In addition, the researcher also conducted interviews with two Hanura figures, namely Damanuri who is the administrator of DPD Hanura Party in Yogyakarta, and The Chairman of Hanura Party, General (Ret) Dr. H. Wiranto. vii
The result of the study shows that there is a practice of using religious issues (instrumentalization of religion) found in by Hanura Party as a political imagery in political advertising Ramadan Edition 1434/2013 which aimed to gain public sympathizers. It was the main motivation of Hanura Party to advertise on television. In order to direct public opinion that Hanura is a party which is clean, humanist and possess a high tolerance towards members of religious community, Hanura Party served some atributes of religion and the Islamic values. However, the efforts of Hanura gave no significant impact on the legislative election of 2014 since people are increasingly intelligent in choosing and not easily fooled by a huge number of political imagery conducted before the democratic party, general elections of 2014 on 9 April. The Hanura party should be satisfied with the result of general election which is 5,26 %. That number causes the duet of Win-HT ended up in the exchange of president and vice president candidate of Indonesia 2014. Keywords: Religion, politic
viii
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohiim, segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Semoga kelak kita semua mendapat syafaatnya di hari akhir. Syukur Alhamdulillah, atas terselesaikannya penyusunan skripsi yang berjudul “Penggunaan Isu Agama oleh Partai Hanura dalam Iklan Politik di Televisi Edisi Ramadhan 1434 H/2013.” Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada Jurusan Sosiologi Agama dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud secara baik tanpa adanya bantuan, bimbingan, motivasi, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tinggi, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih (alhamdulillahi jaza kumullahu khaira), kepada berbagai pihak yang turut berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini di antaranya: 1.
Bapak Prof. Dr. Musa Asy’arie, selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2.
Ibu Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag, M.Hum, M.A., selaku Ketua Jurusan Sosiologi Agama.
3.
Bapak Dr. H. Syaifan Nur, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
viii
4.
Bapak Moh Soehadha, S.Sos, M.Hum selaku Wakil Dekan Bidang Akademik.
5.
Bapak Dr. M. Amin, Lc. selaku Pembimbing Akademik yang selalu sabar dan selalu memberikan arahannya kepada penulis selama empat tahun lamanya sejak penulis menempuh pendidikan di perguruan tinggi ini.
6.
Bapak Dr. Phil. Al Makin, M.A., selaku pembimbing skripsi yang senantiasa meluangkan waktu, membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis hingga penyusunan skripsi ini selesai dengan baik.
7.
Seluruh dosen Sosiologi Agama pada khususnya, dan dosen Fakultas Ushuluddin beserta stafnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
8.
Seluruh jajaran Kesbangpol Yogyakarta
9.
Seluruh jajaran Kesbangpol dan staf admistrasi Pemertintah Daerah Jakarta
10. Jendral TNI Purnawirawan Dr. H. Wiranto yang telah bersedia meluangkan waktu dan berbagi pengalaman di tengah-tengah aktivitasnya yang padat. 11. Bapak Damanuri, Kepala Kantor DPD Hanura Provinsi Yogyakarta yang bersedia penulis wawancarai. 12. Ayah dan Ibu tercinta, H. Dedi Kusnaedy Suherman, S.pd dan Dedeh Juariah, yang telah membesarkan, mendidik, mendoakan dan mendukung segala citacita penulis baik secara materi maupun imateri hingga penulis dapat menyelesaikan studi tepat waktu. 13. Kakak dan Adik-adikku tersayang, Iman Budipertama Suherman, Ade Asri Darajat, Syifa Khoirunnisa, dan Hadhe Bagjana serta kedua ponakan yang
ix
selalu membuat penulis rindu, Keisya Bungaputri Excellence dan Alvaro Dwiputra Excellence. Juga kakak ipar, Sri Siswanti. 14. Teman-teman FLD sekaligus sahabat yang selalu mensuport dan selalu mengingatkan penulis dalam penyelesaian tugas kuliah maupun skripsi ini, teteh Khadijah, Farida, Fitri, Nofi, Najib, Wandi, Wahyu, Taufik, Isa, Azim, dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan, senang bisa bertemu dan mengenal kalian di tanah perantauan ini. 15. Almamater tercinta, mahasiswa Sosiologi Agama angkatan 2010 yang telah berbagi suka duka selama empat tahun di kampus. 16. Abang Faisal dan Mas Jamal yang telah setia menemani perjuangan penulis di DPP Hanura. 17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Dalam penulisan, penulis menyadari masih banyak kekurangan, dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempuraan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin ya robbal ‘alamin.
Yogyakarta, 7 November 2014 Penulis,
Ditri Juwita Fundik NIM.10540015
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................
ii
PENGESAHAN ................................................................................................
iii
NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................................................
iv
MOTTO ............................................................................................................
v
PERSEMBAHAN.............................................................................................
vi
ABSTRAK ........................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................
viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xvi
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................
1
Latar Belakang Masalah ....................................................................... Rumusan Masalah ................................................................................. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. Tinjauan Pustaka ................................................................................... Kerangka Teori ..................................................................................... 1. Semiotika .................................................................................. a. Teori Semiotika ............................................................ b. Ferdinand de Saussure .................................................. c. Roland Barthes.............................................................. 2. Iklan .......................................................................................... 3. Semiotika Periklanan ................................................................ 6. Metode Penelitan .................................................................................. 1. Jenis Penelitian ......................................................................... 2. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................... 3. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... a. Observasi ...................................................................... b. Dokumentasi ................................................................. c. Wawancara ................................................................... 1. 2. 3. 4. 5.
xi
1 4 4 6 11 11 11 13 15 18 20 21 21 22 22 22 22 23
4. Teknik Analisis Data ................................................................ 5. Sistematika Pembahasan ...........................................................
23 24
BAB II. GAMBARAN UMUM PARTAI HANURA...............................
26
A. Sejarah Perpolitikan Indonesia ............................................................... 1. Masa Orde Baru ......................................................................... a. Partai Politik di Masa Orde Baru .................................. b. Penyederhanaan Partai Politik ......................................
27 27 27 29 32 32 34 35 38 38 41 43 44
2. Masa Reformasi ......................................................................... a. Penghapusan Pembatasan Partai Politik ....................... b. Partai Politik di Era Reformasi ..................................... 3. Partai Politik di Era Demokrsi (Pasca Reformasi)..................... B. Partai Hanura .......................................................................................... 1. Sejarah Partai ............................................................................. 2. Lambang Partai Hanura.............................................................. 3. Visidan Misi Hanura .................................................................. 4. Azaz, Ciri, dan Nilai Dasar Perjuangan ..................................... C. Televisi dan Iklan Politik ............................................................... 1. Siaran Televisi Pertama di Indonesia ................................ 2. Iklan Politik ....................................................................... a. Iklan Politik di Stasiun Televisi............................. b. Iklan Partai Hanura ................................................
44 44 46 46 48
BAB III. PROFIL TOKOH DALAM IKLAN HANURA ................................
53
A. Wiranto ..........................................................................................
53 55 57 59 61 62 64 67 68
1. Karier Militer dan Sipil...................................................... 2. Karier Politik ..................................................................... 3. Kontroversi Wiranto .......................................................... B. Hary Tanoesoedibjo ....................................................................... 1. Karier Bisnis ...................................................................... 2. Karier Politik ..................................................................... 3. Kontroversi Hary Tanoesodibjo ........................................ C. Pro-Kontra Duet Wiranto dan HaryT anoesoedibjo ...................... BAB IV. PENGGUNAAN ISU AGAMA OLEH PARTAI HANURA DALAM IKLAN POLITIK DI TELEVISI ...................................
75
A. Deskripsi Iklan Politik Hanura Edisi
Ramadhan 1434 H ......................................................................... B. Analisis Semiotika pada Iklan Politik Hanura ............................... 1. Scene kesatu dan kedua ..................................................... 2. Scene ketiga dan keempat.................................................. 3. Scene kelima dan keenam .................................................. 4. Scene ketujuh dan kedelapan ............................................. xii
75 76 77 85 87 90
5. Scene kesembilan ............................................................... 6. Scene kesebelas .................................................................. C. Hasil Pemilu Legislatif 2014 .........................................................
92 94 99
BAB V. PENUTUP ..................................................................................
105
A. Kesimpulan .................................................................................... B. Saran ..............................................................................................
105 108
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
111
Lampiran-Lampiran ...................................................................................
116
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel1 Penanda Scene keatu dan kedua………………………………………………...…
78
Tabel 2 Penanda Scene ketiga dan keempat………………………………….....………...
86
Tabel 3 Penanda Scene kelima dan keenam…………………………………………….…
88
Tabel 4 Penanda Scene ketujuh dan delapan………………………………………....…...
93
Tabel 5 Penanda Scene kesembilan……………………………………………..………...
92
Tabel 6 Penanda Scene kesebelas……………………………………………...…………..
94
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Element-Element Makna Saussure…………………………………………… 14 Gambar 2 Structure of the sign Ferdinand de Saussure…………………………………
15
Gambar 3 Peta Tanda Roland Barthes…………………………………………………..
16
Gambar 4 Skema Sistem Mitos Roland Barthes………………………………………..
17
Gambar 5 Lambang Hanura…………………………………………………………….
42
Gambar 6 Deklarasi Capres-Cawapres Partai Hanura…………………………….........
68
Gambar 7 Tingkat Keterpilihan Partai Hanura……………………………………........
70
Gambar 8 Komik Deklarasi Capres Hanura…………………………………………....
72
Gambar 9 Iklan Politik Hanura Edisi Ramadhan 1434 H……………………………...
76
Gambar 10 Scene kesatu dan kedua……………………………………………………...
77
Gambar 11 Scene ketiga dan keempat…………………………………………………… 85 Gambar 12 Scene kelima dan keenam…………………………………………………… 87 Gambar 13 Scene ketujuh dan kedelapan………………………………………………… 90 Gambar 14 Scene kesembilan……………………………………………………………
92
Gambar 15 Scene kesebelas……………………………………………………………..
94
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lamp. 1 Surat Izin Riset Pemda DIY ..............................................................................
116
Lamp. 2 Surat Izin Riset Pemkot Jakarta Pusat ................................................................
117
Lamp. 3 Surat Perintah Tugas Riset .................................................................................
119
Lamp. 4 Hasil Wawancara dengan Damanuri dan Jendral TNI. Purn. Dr. H. Wiranto, SH .............................................................
120
Lamp. 5 Dokumentasi Penelitian ......................................................................................
127
Lamp. 6 Pengumuman Peserta Pemilu yang Memenuhi dan Tidak Memenuhi Ambang Batas Perolehan Suara Nasional ...............................
134
Lamp. 7 Perolehan Suara Parpol .......................................................................................
136
Lamp. 8 Curiculum Vitae ..................................................................................................
137
xvi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah Pada bulan Ramadhan, kesadaran beragama di wilayah publik sangat meningkat tajam. Hal ini terlihat dengan meningkatnya aktivitas ritual ibadah secara masif seperti puasa dan tarawih. Nuansa Islam sangat kentara ketika memasuki bulan tersebut. Rupanya, tidak hanya kesadaran beragama yang meningkat, aktivitas berbagai media massa juga mengalami perubahan signifikan terkait bulan suci Ramadhan. Salah satu tanda yang paling mudah dilihat ialah meningkatnya produktivitas tayangan televisi (TV)1, hampir secara keseluruhan menampilkan tayangan bersifat islami mulai dari sinetron, berita, dakwah, bahkan reality show dan iklan.2 Dari berbagai media massa yang ada, televisi merupakan media dengan pengaruh terbesar karena mengandung unsur audio-visual sehingga pesan akan jauh lebih mudah disampaikan dan diterima. Dalam perkembangan teknologi pertelevisian,
1
Televisi secara etimologis berasal dari gabungan dua kata, yaitu “jauh” (tele, Yunani) dan “penglihatan” (visio, Latin). Televisi merupakan medium yang dapat dinikmati oleh khlayak (audience) dari jarak jauh, sebentuk perangkat elektronik untuk menerima dan memproduksi citra dan suara dari gabungan sinyal audio dan visual (Dictionary of Media Studies, 2006: 235). Robby H Abror, Islam dan Budaya Media: Studi Filsafat Interdisipliner dan Terapan Kontemporer (Yogyakarta: Multi Persindo, 2013), hlm. 69. 2
Moh Syafii Zamzami, “Komodifikasi Agama dalam Iklan Televisi “(Analisis Semiotika Roland Barthes terhadap Iklan Extra Joss Versi Jiwa Laki Berani Berqurban)”, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2013, hlm. 2.
2
iklan menjadi bagian terpenting dan menjadi tontonan menarik untuk dinikmati dan mempunyai dampak signifikan terhadap masyarakat.3 Secara umum, agama dan iklan berada pada wilayah yang berbeda. Agama bersinggungan dengan spritualisasi dan transendensi, sementara iklan bersinggungan dengan komersialisasi dan kapitalisasi. Agama yang seharusnya bersifat normatif ditransformasikan menjadi pragmatis kapitalis. Pada tataran ini, atribut-atribut yang berhubungan dengan agama seperti pakaian, tempat ibadah dan nilai pesan yang bersifat transendental dilibatkan sebagai pemilihan setting cerita yang mengarah pada komersialisasi agama dan pada akhirnya bersifat transendental,4 dengan tujuan untuk meraih hati pemirsa. Penggunaan isu agama ini pula tampaknya dimanfaatkan dengan baik oleh beberapa partai politik untuk merebut simpatisan pada perhelatan akbar pemilu 2014, salah satu diantaranya Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Melalui pengamatan sementara di televisi, Hanura bisa dikatakan cukup pandai memanfaatkan situasi atau momentum yang terjadi dalam masyarakat, meskipun
partai Hanura terbilang masih belia. Partai yang
didominasi warna putih-orange ini berhasil masuk menjadi sepuluh besar partai politik terpilih yang berkesempatan beradu nasib pada pesta demokrasi, pemilu 2014. Hanura adalah partai nasionalis yang digawangi oleh Wiranto. Pimpinan puncak partai ini adalah alumnus militer dan sempat menjabat 3
Ahmad Syaiful Abrori. “Mitos, Representasi dan Persepsi dalam Iklan di Televisi (Analisis Semiotika Sander Piece dan Roland Barthes pada Iklan Rokok A Mild Versi Diri”, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2011, hlm 1. 4
Moh Syafii Zamzami. “Komodifikasi Agama dalam Iklan Televisi, hlm. 3.
3
posisi penting pada masa pemerintahan orde baru. Untuk dapat bersaing dalam pesta demokrasi 2014, tampaknya banyak strategi yang telah disusun oleh Wiranto dan simpatisan partainya, terlebih setelah bergabungnya Hary Tanoesoedibjo (HT). Sebagai salah satu pemilik media terbesar di Indonesia, tentu HT akan memliki akses yang lebih untuk mempromosikan ia dan pasangannya dalam partai Hanura di media. Salah satunya melalui iklan yang terlihat gencar tayang selama bulan Ramadhan 1434 Hijriah (2013 Masehi). Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti terinspirasi
dan
merasa
tertarik
untuk
melakukan
penelitian
dan
mengekplorasi lebih mendalam tentang praktik Penggunaan Isu Agama oleh Partai Hanura dalam Iklan Politik di Televisi Edisi Ramadhan 1434 H/2013 M, dengan menggunakan analisis semiotik. Analisis semiotik dipilih sebagai metode karena sebuah iklan pada dasarnya dibangun dengan tandatanda yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun pemilihan iklan Partai Hanura sebagai objek penelitian disebabkan Hanura sebagai salah satu partai nasionalis, akan tetapi partai ini juga menggunakan atribut-atribut keagamaan ketika melakukan promosi kepada masyarakat. Selain itu karena eksistensi Hanura sebagai Partai Politik yang baru seumur jagung, tampaknya telah cukup dikenal pada hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan coba peneliti pecahkan adalah: 1. Apa bentuk penggunaan isu agama Partai Hanura dalam iklan politik di televisi edisi bulan Ramadhan 1434 H ? 2. Apa motivasi Partai Hanura menggunakan momentum Ramadhan 1434 H sebagai media kampanye politik melalui iklan di televisi? C. Tujuan dan Manfaat penelitian 1.
Tujuan Penelitian Penelitian semiotika dilakukan dengan beberapa asumsi tentang kebutuhan terhadap makna untuk seluruh manusia. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menilai apa yang terkadang tidak disadari oleh kosumen. Di samping itu juga bertujuan untuk: a.
Mengetahui bentuk penggunaan isu agama oleh Partai Hanura dalam iklan politik di televisi edisi bulan Ramadhan 1434 H (tahun 2013).
b.
Mengetahui alasan dan motivasi Partai Hanura menggunakan momentum bulan Ramadhan 1434 H (tahun 2013) sebagai media kampanye politik dalam iklan di televisi.
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi teoritis terhadap ilmu pengetahuan terutama yang bersangkutan dengan ilmu sosial, khususnya sosiologi agama pada konsentrasi periklanan
5
dalam kaitannya dengan penggunaan isu agama. Dengan demikian, diharapkan lahir teori-teori baru yang dapat memecahkan persoalanpersolan sosial-keagamaan. b. Manfaat praksis 1. Untuk Universitas Hasil penelitian ini diharapkan kelak bisa memberikan sumbangsih kepada universitas dalam bidang periklanan, terutama pemahaman mengenai penggunaan isu agama dalam periklanan di Indonesia. Sejauh pantauan peneliti, untuk saat ini belum banyak hasil penelitian di Universitas Islam Negeri Yogyakarta yang mengkaji isu-isu agama dari media elektronik maupun cetak. Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
kepekaan
dan
kegelisahan akademik (meminjam istilah Amin Abdullah)5 para pemikir muda universitas terhadap isu-isu sosial keagamaan, serta dapat berpikir solutif. 2. Untuk Umum Secara
umum,
hasil
penelitian
ini
diharapkan
bisa
memberikan pemahaman kepada khalayak tentang bagaimana keterlibatan periklanan di Indonesia dengan agama, terlebih mengenai adanya praktik komersialisasi dan instrumentalisasi dengan memanfaatkan momentum dan isu-isu keagamaan. Praktik komersialisasi dan penggunaan momentum dan isu-isu keagamaan 5
Meminjam istilah Amin Abdullah, diperoleh ketika mengikuti perkuliahan Filsafat Islam pada sememter 4 tahun 2012, Jurusan Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Agama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
6
tersebut akan dianalisis secara detail dengan teori semiotika Ferdinand de Saussure dan Roland barthes. 3. Untuk Peneliti Penelitian ini akan memberikan pelajaran mendalam tentang fenomena periklanan Indonesia yang semakin beragam dan akan menjawab kegelisahan akademik peneliti mengenai penggunaan isu agama di media massa televisi. Penelitian berguna untuk memepertajam daya analisis dan sikap kritis peneliti ketika dihadapkan pada fenomena-fenomena sosial kemasyarakatan. D. Tinjauan Pustaka Mengingat tingginya bahaya plagiasi dalam sebuah karya tulis ilmiah, maka peneliti mencoba melakukan observasi terhadap karya ilmiah lain. Dengan tujuan dapat membuktikan bahwa penelitian ini bukanlah sebuah hasil plagiasi. Selama proses observasi pustaka yang berkaitan dengan judul penelitian ini, peneliti belum menemukan studi penelitian berbentuk buku maupun karya tulis ilmiah yang membahas terkait dengan Penggunaan Isu Agama oleh Partai Hanura dalam Iklan Politik di Televisi Edisi Ramadhan 1434 H/2013 M. Akan tetapi peneliti menggunakan beberapa buku maupun karya tulis ilmiah serupa sebagai rujukan dan bahan tinjauan pustaka, diantaranya adalah: Pertama, buku karya St. Sunardi yang berjudul Semiotika Negativa, buku ini mencoba mengupas pemikiran Roland Barthes tentang budaya kotemporer (mengkritik budaya media) dengan membaca tanda-tanda di luar
7
bahasa verbal.
Singkatnya, St. Sunardi menyimpulkan bahwa semiotika
negativa yang dikembangkan oleh Barthes adalah sebuah semiotika yang aktif, bukan pasif, yang masih berurusan dengan tanda, bahkan pengagum tanda, namun bukan budak tanda. Barthes juga mengembangkan teori mitos sebagai kritik atas ideologi budaya massa (budaya media). Barthes banyak menemukan mitos pada masyarakat modern yang diperoleh dari televisi, radio, pidato dan sebagainya, karena mitos biasanya di pakai untuk merujuk cerita yang tidak benar, cerita yang tidak mempunyai kebenaran historis. Buku Semiotika Negativa akan dijadikan sebagai acuan dasar dan refrensi teori untuk membongkar tanda dan makna-makna tersirat dalam iklan politik Hanura edisi Ramadhan 1434H/2013. Kedua, skripsi Zaidatunniamah (2013) yang berjudul ”Nilai-nilai Nasionalisme dalam Iklan (Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure pada Iklan Coca-Cola Versi Sumpah Pemuda Reasons To Believe di Televisi. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif, dengan subjek penelitiannya adalah iklan Coca-Cola versi sumpah pemuda reasons to believe yang tayang di televisi. Objek penelitiannya adalah nilai-nilai nasionalisme yang terdapat dalam iklan Coca-Cola versi sumpah pemuda reasons to believe. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis semiotika model Ferdinand de Saussure. Dalam skripsinya, Zaidatun menyimpulkan bahwa nasionalisme tidak hanya berdasarkan persamaan ras, suku dan agama. Melainkan semata-mata
8
didasarkan atas suatu kosepsi mental spritual, yaitu suatu sikap mental untuk terus hidup bersatu sebagai bangsa, yang bersumber pada kebudayaan dan kepribadian Indonesia. Kunci utama nasionalisme adalah rasa cinta, cinta kepada tanah air, bangsa, dan sesama. Ada beberapa kesimpulan lain yang diperoleh dari penelitian ini, diantaranya: Pertama, berdasarkan penanda dan petanda terdapat beberapa nilai nasionalisme didalamnya, baik secara tanda vormal maupun nonvormal. Kedua, berdasarkan gambar, indeks, dan simbol banyak terdapat simbol yang dipakai untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme didalamnya, seperti penggunaan bendera merah-putih, dan kantong darah yang menunjukan solidaritas. Ketiga, fenomena yang dipakai banyak mengandung unsur nasionalisme, antara lain fenomena semangat ingin berprestasi, menjaga alam Indonesia, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, dan nasib bangsa ada ditangan para pemudanya. Keempat, sifat daya tarik iklan tersebut adalah pada scene pertama dan kedua hanya menampilkan sebuah background berwarna merah dan teks berwarna putih tanpa ada orang didalamnya, namun pesan yang disampaikan sangat nasionalisme. Kelima, desain dari iklan tersebut rata-rata menggambarkan fenomena sosial yang ada dimasyarakat, seperti sepak bola, wisuda, kemacetan, tawuran, donor darah dan bersih pantai. Pada desain tersebut Coca-Cola juga menggunakan teks yang bermuatan nilai-nilai nasionalisme. Ketiga, skripsi Wilda Ramadhan, tentang “Makna Sukses dalam Iklan (Analisis Semiotik Iklan Gudang Garam ‘Versi Drive For Succes’ di Televisi
9
dengan Pendekatan Teori Semiotika Ferdinand de Saussure). Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu memaparkan data yang berbentuk analisis situasi atau peristiwa. Subjeknya adalah iklan Gudang Garam versi drive for succes dan objek penelitian adalah tanda penanda yang memiliki makna sukses dalam iklan tersebut. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi video iklan. Terdapat beberapa point yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu adanya bantahan masyarakat tentang kesuksesan yang hanya dilihat dari sudut material semata. Untuk meraih kesuksesan tersebut, diperlukan kerjasama, menjaga silaturahim, mampu mengendalikan diri dan selalu optimis dalam menatap masa depan serta memiliki prestasi yang baik dalam hidup. Keempat, penelitian tentang iklan minuman berenergi oleh Moh. Syafii Zamzami (2013) yang berjudul “Komodifikasi Agama dalam Iklan Televisi (Analisis Semiotika Roland Barthes terhadap Iklan Extra Joss Versi Jiwa Laki Berani Berqurban)”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, melalui studi kepustakaan semiotika Roland Barthes. Penelitan ini berhasil menunujukkan adanya beberapa point praktik komodifikasi agama, diantaranya: a). Agama sebagai sebuah kepercayaan ketuhanan telah mengalami transformasi nilai pada era kapitalis yang semula bersifat sakral dan transenden menjadi komersil terutama di media massa. b). Atribut-atribut keagamaan dalam iklan “extra joss jiwa laki berani berqurban” menunjukkan adanya pergeseran nilai dari yang seharusnya dipergunakan
10
untuk kepentingan ibadah berubah fungsi untuk kepentingan profit dari iklan yang diproduksi. c). Mesjid dan busana muslim dalam iklan ini mengalami rekonstruksi nilai, karena mesjid merupakan tempat ibadah umat muslim sementara busana muslim merupakan pakaian yang dikenakan untuk keperluan ibadah. Mesjid dan busana muslim dijadikan alat bantu untuk memperoleh tujuan utama, yaitu peningkatan penjualan. d). Identifikasi adanya praktik komodifikasi terjadi pada pemilihan waktu penayangan iklan, yaitu pada saat menjelang hari raya Idul Adha 1433 H. Dimana didalamnya memuat pesan agama, seolah-olah produk Extra Joss tidak bisa dipisahkan dari keberlangsungan ibadah qurban. e). Predikat Dai menjadi komoditas yang dimanfaatkan oleh pihak periklanan melalui kesepakatan. Pemilihan Ustad Jefri
Albukhori
(Uje)
sebagai
brand
ambassador
secara
implisit
memanfaatkan mindset masyarakat bahwa Uje adalah tokoh Islam sebagai selling point iklan tersebut. f). Idul Adha merupakan sebuah perayaan hari besar Islam yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah. Nilai tersebut kemudian mengalami dekonstruksi sehingga pada akhirnya berubah menjadi nilai tukar berupa penciptaan peluang pasar dengan konsep iklan religius. Berdasarkan hasil tinjauan pustaka dari buku dan beberapa penelitian sebelumnya, belum ada penelitian yang mengkhususkan atau yang meneliti penggunaan isu agama dalam iklan politik Hanura edisi bulan Ramadhan di televisi dengan menggunakan analisis semiotik.
11
E. Kerangka Teori Penelitian ini akan menggunakan teori yang bertujuan untuk menelusuri tanda dan makna dalam Pengunaan Isu Agama oleh Partai Hanura dalam Iklan Politik di Televisi Edisi Bulan Ramadhan 1434 H/2013, dengan menggunakan analisis semiotik. 1. Semiotika a. Teori Semiotika Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Istilah semiotik berasal dari kata Yunani semion yang berarti suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna (meaning) ialah hubungan antara suatu objek atau ide dan suatu tanda.6 Menurut pandangan Pierce, tanda adalah sesuatu yang mewakili atau mengartikan sesuatu yang lain bagi seseorang dalam suatu pengertian atau kapasitasnya.7 Sistem pertandaan secara terselubung memuat ideologi yang merepresentasikan kekuatan hegemonik dari produsen tanda. Semiotika menjadi sebuah metode dekonstruksi yang bisa mengidentifikasi ideologi di balik sistem pertandaan.8 Menurut Umberto Eco, semiotika pada prinsipnya adalah disiplin ilmu yang mengkaji segala sesuatu yang dapat digunakan 6
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 15-
6. 7
Arthur Asa Berger, Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kotemporer (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010), hlm. 244-7. 8
hlm. 11.
Arief Adityawan, Propaganda Pemimpin Politik Indonesia. Jakarta: LP3ES, 2008),
12
untuk mendustai, mengelabui, atau mengecoh. Eco, jauh-jauh hari telah menjelaskan bahwa tanda dapat dipergunakan untuk menyatakan kebenaran, sekaligus juga kebohongan, dikatakan: 9 Semiotika menaruh perhatian pada apapun yang telah dinyatakan sebagai tanda. Sebuah tanda adalah semua hal yang dapat diambil sebagai penanda yang mempunyai arti penting untuk menggantikan sesuatu yang lain. Sesuatu yang lain itu tidak perlu harus ada, atau tanda itu secara nyata ada di suatu tempat pada suatu waktu tertentu. Dengan begitu, semiotika pada prinsipnya adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari apa pun yang bisa digunakan untuk menyatakan sesuatu kobohongan. Jika sesuatu tersebut tidak dapat digunakan untuk mengatakan suatu kobohongan, sebaliknya, tidak bisa digunakan untuk mengatakan kebenaran. Pada umumnya, memang, tanda-tanda yang berisi kebohongan itu relatif tidak merugikan, namun dalam beberapa kasus boleh jadi sangat membahayakan orang lain. Yang perlu digaris-bawahi dari pendapat Eco adalah jika tanda dapat digunakan untuk berkomunikasi, tanda juga dapat digunakan untuk mengkomunikasikan kebohongan.10 Selain
Umberto Eco, dan Charles Sanders Peirce, semiotika juga
dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure, Roland Barthes, Julia Kristeva, Michael Riffaterre, Derrida. Namun, untuk lebih fokus, peneliti hanya akan menggunakan dua pemikiran tokoh semiotik di atas, yaitu Ferdinand de Saussure dan Roland Barthes.
9
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, hlm. 18.
10
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, hlm. 19.
13
b. Ferdinand de Saussure Saussure adalah seorang yang layak disebut sebagai pendiri linguistik modern. Ia membedakan bahasa dalam tiga aspek, yaitu langage, yakni bahasa pada umumnya, langue (sistem), adalah abstraksi dan artikulasi bahasa pada tingkat social budaya, langue termasuk cabang linguistik yang menaruh perhatian pada tanda-tanda (sign) bahasa atau ada pula yang menyebutnya sebagai kode (code) bahasa, dan parole (struktur), merupakan ekspresi bahasa pada tingkat individu.11 Saussure terkenal karena teorinya tentang tanda. Menurut Saussure, tanda disusun oleh dua elemen, yaitu aspek citra tentang bunyi (semacam kata atau representasi visual) dan sebuah konsep di mana citra bunyi disandarkan.12 Baginya, tanda selalu mempunyai tiga wajah: tanda itu sendiri (sign), aspek material (bisa berupa suara, huruf, bentuk, gambar, gerak) dari tanda yang berfungsi menandakan atau yang dihasilkan oleh aspek material (signifier), dan aspek mental atau konseptual yang ditunjuk oleh material (signified).13 Saussure membagi tanda dalam tiga macam hubungan, yaitu hubungan simbolik, hubungan paradigmatik dan hubungan sintagmatik.14 11
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, hlm. 49-50.
12
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, hlm. 31.
13
St. Sunardi, Semiotika Negativa, dalam Sigit Djatmiko (ed.), (Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2004), hlm. 41. 14
St. Sunardi, Semiotika Negativa, dalam Sigit Djatmiko (ed.), hlm. 46.
14
Saussure menggambarkan tanda sebagai struktur biner, yaitu struktur yang terdiri dari dua bagian: pertama, bagian fisik, yang disebut sebagai penanda (signifier), dan kedua, bagian konseptual, yang disebut petanda (signified).15 Signifier adalah bunyi makna yang bermakna atau coretan yang bermakna (aspek material), yakni apa yang dikatakan dan apa yang ditulis atau dibaca. Signified adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep aspek mental dari bahasa. Saussure menggambarkan tanda yang terdiri atas signifier dan signified sebagai berikut: 16
Sign
Composed of Signification Signifier plus signified (physical (mental existence concept) Of the sign)
external reality of meaning
Gambar 1 Elemen-Elemen Makna Saussure (Sumber: John Fiske, Introduction to Communication Studies dalam Sobur, Analisis Teks Media, 2012: 125)
15
Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna, terj. Evi Setyarini dan Lusi Lian Piantari (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), hlm. 30. 16
Alex, Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 125.
15
Saussure menyebut signifier sebagai bunyi atau coretan bermakna, sedangkan signified adalah gambaran mental atau konsep sesuatu dari signifier. Hubungan antara keberadaan fisik tanda dan konsep mental tersebut dinamakan signification. Dengan kata lain, signification adalah upaya dalam memberi makna terhadap dunia. Pada dasarnya apa yang disebut signifier dan signified adalah produk
signification
kultural.17
Concept sign-image
Inseparable unity & arbitrary relationship
signified signifier
Gambar 2 Structure of the sign Ferdinand de Saussure (sumber: alt semiotics dalam www.scribd.com diakses tanggal 18 Februari 2014 pukul 09.10 WIB)
c. Semiotika Roland Barthes Roland
Barthes
adalah
ahli
semiotika
dari
Prancis,
penelitiannya banyak membahas tentang sastra, sosiologi dan leksikologi. Semiotika Barthes tersusun atas tingkatan-tingkatan sistem bahasa. Barthes membuat dua tingkatan dalam bahasa. Bahasa yang pertama adalah bahasa sebagai objek sementara yang lain disebut
17
Alex, Sobur, Analisis Teks Media, hlm. 125.
16
metabahasa. Bahasa ini merupakan sistem tanda yang di dalamnya memuat penanda (signifier) dan petanda (signified).18 Sistem pemaknaan tataran kedua, yang dibangun di atas sistem lain yang telah ada sebelumnya. Sistem kedua ini oleh Barthes disebut dengan konotatif, yang di dalam Mythologies-nya secara tegas Barthes bedakan dari denotatif atau sistem pemaknaan tataran pertama.19 Berikut adalah peta tanda yang dibuat oleh Roland Barthes:
1.
Signifier (penanda)
2. Signified (petanda)
3. Denotative sign (tanda denotatif) 4. CONNOTATIVE SIGNIFIER (PENANDA KONOTATIF)
5. CONOTATIVE SIGNIFIED (PETANDA KONOTATIF)
6. CONOTATIVE SIGN (TANDA KONOTATIF)
Gambar 3 Peta Tanda Roland Barthes (Sumber: Paul Cobley dan Litza Jansz dalam Sobur, Semiotika Komunikasi, 2013: 69)
Peta di atas menunjukkan bahwa semiotika Barthes tersusun atas 2 tingkatan bahasa. Bahasa ini merupakan sistem tanda di mana didalamnya memuat penanda (signifier) dan petanda (signified), serta menunjukkan bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas penanda (1) dan 18
Moh Syafii Zamzami. “Komodifikasi Agama dalam Iklan Televisi, hlm. 26.
19
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, hlm. 69.
17
petanda (2). Akan tetapi, secara bersamaan, tanda denotatif juga sebagai pananda konotatif (4). Secara semiotik, denotatif diasosiasikan sebagai ketertutupan makna, sensor atau represi politis. Sedangkan konotasi lebih identik dengan operasi ideologi, yang disebut sebagai “mitos” oleh Barthes, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memeberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu.20 Dalam pemikiran Barthes, mitos merupakan sistem semiotik tingkat dua. Sebagai sistem semiotik tingkat dua, mitos mengambil sistem semiotik tingkat pertama sebagai landasannya. Jadi, mitos adalah sejenis sistem ganda dalam sistem semiotik yang terdiri dari sistem linguistik dan sistem semiotik.21 1. Signifier
2. Signified
3. Sign (Meaning) I. SIGNIFER (FORM)
II. SIGNIFIED (CONCEPT)
III. SIGN (SIGNIFICATION) Gambar 4 Skema Sistem Mitos Roland Barthes (Sumber: St. Sunardi dalam Semiotika Negativa, 2004: 315)
Dari skema diatas terlihat bahwa sistem mitos sebagai sistem semiotik tingkat dua dapat kita jabarkan untuk kepentingan analisis. 20
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, hlm. 69-71.
21
St. Sunardi, Semiotika Negativa, dalam Sigit Djatmiko (ed.), hlm. 89-90.
18
Sebagai sistem analisis, mitos terdiri dari signification, form, dan concept. Karena sistem mitos juga sebagai sistem semiotik, maka dapat dibuat skema: III. Sign, I. signifier, dan II. signified.22 2. Iklan Iklan atau advertising adalah bentuk komunikasi yang kompleks, beroperasi untuk mengejar tujuan dan menggunakan strategi untuk mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan konsumen.23 Iklan bisa disampaikan melalui berbagai media cetak maupun elektronik. Pemilihan media tentu saja mempengaruhi efektifitas pesan yang ingin disampaikan dalam iklan.24 Pada ilmu komunikasi dikenal dogma popular, word doesn’t mean, people mean. Artinya, sesungguhnya kata-kata tidak memiliki makna, manusialah yang merekatkan makna ke dalam kata-kata tersebut. Maka bisa dibayangkan betapa rumitnya menciptakan persepsi yang sama antara pengirim dan penerima pesan.25 Dari segi komunikasi, rekayasa unsur pesan sangat tergantung siapa khalayak sasaran yang dituju dan melalui melalui media apa iklan tersebut disampaikan. Ini merupakan strategi produsen untuk berburu para
hlm.51.
konsumen,
karena
iklan
hanyalah
alat
pembius
untuk
22
St. Sunardi, Semiotika Negativa, dalam Sigit Djatmiko (ed.), hlm. 106.
23
Moh Syafii Zamzami, “Komodifikasi Agama dalam Iklan Televisi”, hlm. 20.
24
Moh Syafii Zamzami, “Komodifikasi Agama dalam Iklan Televisi, hlm. 23.
25
Sumbo Tinarboko, Iklan Politik dalam Realitas Media (Yogyakarta: Jalasutra, 2009),
19
mempengaruhi kelompok atau masyarakat terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan.26 Dalam industri pertelevisian, iklan yang ditayangkan sangat beragam jenisnya, diantaranya iklan sebuah produk, jasa, ekonomi, sosial, budaya, termasuk politik. Iklan politik adalah iklan yang menawarkan sesuatu yang berkaitan dengan politik. Sebagai salah satu alat komunikasi visual untuk menyampaikan pesan tentang individu, partai politik, dan visi misi yang dimiliki oleh individu atau partai politik.27 Iklan politik juga bertujuan
membangun
kepercayaan
masyarakat
dengan
cara
memperkenalkan citra dirinya terlebih dahulu.28 Dalam mengkampanyekan dirinya, para kader atau partai politik mempunyai tipologi pengiklan masing-masing, yaitu: Primitive, yang berarti mengkonstruksikan kualitas kandidat. Talking head, yaitu iklan yang fokus pada isu dan citra serta kandidat yang dianggap layak bekerja. Negative, yaitu iklan yang menyerang lawan. Concept ad, yang di desain untuk menjual ide penting dari kandidat. Cinema Verite, yaitu kandidat ditampilkan dari setting real life dengan berinteraksi dengan orang lain. Terakhir adalah personal witness, adalah iklan
26
Sumbo Tinarboko, Iklan Politik dalam Realitas Media, hlm.51-54.
27
Sumbo Tinarboko, Iklan Politik dalam Realitas Media, hlm. 58.
28
Fajar Junaedy, Warna-warni Komunikasi Politik di Indonesia, (Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2011), hlm. 17.
20
testimoni dimana dalam jenis iklan ini orang lain yang memberi kesan tentang kandidat.29 Bagi industri periklanan, ada tiga hal mendasar yang membedakan periklanan politik dari periklanan komersial biasa. Pertama, periklanan politik, khususnya melalui media massa, merupakan fenomena baru, baik bagi industri periklanan nasional maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Kedua, iklan politik bisa berdampak amat luas, bahkan dapat mengubah masa depan bangsa dan negara. Ketiga, harus lebih bertanggung jawab, periklanan politik seharusnya dibangun dan dikembangkan secara lebih informatif dan etis.30 3. Semiotika Periklanan Dalam komunikasi periklanan, iklan ditampilkan tidak hanya menggunakan bahasa sebagai alatnya, tetapi juga alat komunikasi lainnya seperti warna, gambar dan bunyi. Untuk mengkaji iklan dalam persfektif semiotika, kita dapat mengkajinya lewat sistem tanda dalam iklan. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambang, baik yang verbal maupun berupa ikon. Kajian sistem tanda dalam iklan juga mencakup objek. Objek iklan adalah hal yang diiklankan. Pada iklan produk atau jasa, produk atau jasa itulah objeknya. Yang terpenting dalam menelaah iklan adalah penafsiran kelompok sasaran dalam
29
Fajar Junaedy, Warna-warni Komunikasi Politik di Indonesia, hlm. 39-41.
30
Budi Setiono, Iklan dan Politik (Jakarta: Adgoal Com, 2008), hlm. 336.
21
proses interpretan yang dilakukan secara bertahap. Penafsiran yang bertahap-tahap itu merupakan hal penting dalam iklan. Proses seperti itu dinamakan semiosis.31 Walaupun berangkat dari paradigma linguistik, Barthes mampu membangun semiotik menjadi sebuah pendekatan ilmiah dan membaca proses pemaknaan sistem tanda visual pada media massa sebagai sistem tanda paling dominan diera komunikasi modern.32 Hal ini dibuktikan Barthes dengan mengelompokkan pesan iklan kedalam tiga kategori, yaitu:33 a. Pesan linguistik, yakni semua kata dan kalimat dalam iklan. b. Pesan ikonik yang terkodekan, yaitu konotasi yang muncul dalam foto iklan yang hanya dapat berfungsi bilamana dikaitkan dengan sistem tanda yang luas dalam masyarakat. c. Pesan ikonik tak terkodekan, yaitu makna denotasi dalam iklan. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, melalui observasi, wawancara dan analisis media. Selain itu, penelitian ini juga termasuk dalam Library Research (penelitian kepustakaan dengan menggunakan dokumentasi baik itu
31
Zaidatunniaamah, “Nilai-nilai Nasinalisme dalam Iklan, hlm. 14-5.
32
Arief Adityawan S, Propaganda Pemimpin Politik Indonesia, hlm. 12
33
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, hlm. 117.
22
melalui media online atau karya tulis yang berkenaan dengan judul penelitian ini. 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Partai Hanura. Sedangkan objek penelitiannya adalah simbol dan makna agama yang menjadi instrumen dalam iklan politik Hanura di televisi. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, digunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk mempermudah proses penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan diantaranya: a. Observasi Obeservasi dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung terhadap pengguanaan isu agama oleh Partai Hanura dalam iklan politik yang tayang di televisi selama bulan Ramadhan 1434 H (tahun 2013 Masehi), dan rekaman video-video terkait dalam youtube. Obsevasi dilakukan dengan metode semiotika Ferdinand de Saussure dan Roland Barthes, yaitu menganalis signifier dan signified pada setiap simbol dan tanda yang muncul dalam iklan. b. Dokumentasi Untuk membantu peneliti dalam pengumpulan data, peneliti mencoba menggunakan metode dokumentasi. Media yang digunakan adalah rekaman video iklan politik Hanura. Beberapa sumber data
23
pendukung lainnya terdapat dalam media massa online seperti blog, website serta media lain yang relevan dengan objek kajian. c. Wawancara Metode ini digunakan hanya sebagai pendukung atau penguat data yang diperoleh peneliti dari hasil observasi dan dokumentasi. Maka dari itu, wawancara (interview) dilakukan dengan dua orang, yaitu dari pengurus Partai Hanura di Yogyakarta, dan Ketua Umum Partai Hanura. Tokoh ini dipilih, dengan alasan agar info yang diperoleh bisa lebih valid dan accountable. Di samping itu juga, tentu untuk mengetahui pandangannya mengenai iklan politik Hanura yang tayang selama bulan Ramadhan 1434 H atau tahun 2013 Masehi. Dalam kesempatan ini, peneliti berhasil mewawancarai faunding father Hanura. Sang Ketua Umum Partai Hanura, Jendral Purnawirawan TNI Wiranto di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura jalan Tanjung Karang Jakarta Pusat. Wawancara dilakukan pada hari Senin, tanggal 9 Juni 2014. Pada kesempatan sebelumnya peneliti juga berhasil mewawancari Damanuri, Kepala Kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hanura, di jalan Bumijo Yogyakarta. Pada hari Sabtu, 8 Maret 2014. 4. Teknik Analisis Data Proses analisis sejak mulai pengumpulan data, yang dilakukan melalui penyaringan data, penggolongan, penyimpulan dan uji ulang untuk memperkuat bukti yang dijadikan landasan pengambilan keputusan.
24
Setalah data berhasil dikumpulkan kemudian disaring dan disusun serta dikorelasikan. Melalui mekanisme dan proses inilah penyimpulan data dibuat.34 G. Sistematika Pembahasan Agar pembahasan ini tersusun secara sistematis dan tidak keluar dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, maka penulis menetapkan sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I, berupa pendahuluan sebagai gambaran umum dari penelitian yang dilakukan oleh penulis. Bab ini mencakup latar belakang masalah berisi beberapa hal yang menjadi alasan penulis mengapa mengambil tema ini. Rumusan masalah bertujuan untuk mempertegas permasalahan serta memberikan batasan atas bahasan agar tidak meluas. Selain itu juga berisi tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan yang terakhir adalah sistematika pembahasan. Bab II, akan membahas gambaran umum Partai Hanura. Sebelum jauh membahas tentang sejarah berdirinya partai, visi misi dan lambang partai, terlebih dahulu diejawantahkan mengenai keberadaan partai politik pada masa orde baru, era reformasi dan di era demokrasi atau pasca reformasi. Bab III, akan membahas profil Wiranto; biografi, karir militer, karir politik, Hary Tanoesodibjo; biografi, karir binis dan politik, dan Duet Win-
34
Muhammad Syofian. “Agama Sebagai Instrumen Rehabilitas Traumatik Korban Bencana Gempa, Studi tentang Aktifitas Relawan UIN Sunan Kalijaga Di Jomblangan, Kecamatan Bangun Tapan, Kabupaten Bantul-Yogyakarta”. Dalam Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga, 2013). hlm 23.
25
HT yang menuai pro-kontra dari berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Pada bab ini pula akan dibahas mengenai iklan politik Partai Hanura dan perkembangan televisi di Indonesia. Bab IV, merupakan analisis semiotika mengenai Penggunaan Isu Agama oleh Partai Hanura dalam Iklan Politik di Televisi edisi bulan Ramadhan 1434 Hijriah (2013 Masehi), dengan menggunakan analisis semiotika Ferdinand de Saussure dan Roland Barthes. Pada bab ini pula, akan dipaparkan hasil wawancara mengenai tema terkait dengan Ketua Umum Partai Hanura dan salah satu pengurus DPD Hanura di Yogyakarta. Bab V, adalah bab penutup, berupa kesimpulan dari pembahasan karya tulis ilmiah yaitu penjelasan dari pada bab-bab sebelumnya dan saran untuk para peneliti yang akan mengkaji objek dan tema penelitian sama dalam kurun waktu yang berbeda.
105
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Terlepas dari aliran nasionalis-religus Partai Hanura. Hasil analisis dan penelitian terhadap Penggunaan Isu Agama Oleh Partai Hanura dalam Iklan Politik Edisi Bulan Ramadhan 1434 H/2013 Masehi, dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa iklan politik Hanura edisi Ramadhan adalah sebuah bentuk instrumentalisasi agama atau penggunaan isu agama. Penggunaan isu agama hanya sebagai politik pencitraan dan strategi pemenangan dalam Pemilu Legislatif 2014. Semiotika Barthes dan Saussure membuktikan bahwa iklan politik Partai Hanura merupakan gabungan beberapa tanda dan simbol yang memiliki makna tersirat (konotasi) dan tersurat (denotasi), yaitu pesan yang diubah menjadi symbol dan tanda-tanda visual. Dengan kata lain, penggunaan isu agama yang dilakukan oleh Partai Hanura itu berupa simbol dan tanda dalam iklan politiknya di televisi. Iklan Hanura edisi Ramadhan ini tidak hanya sekedar “ucapan selamat” dari Win-HT kepada masyarakat muslim Indonesia, akan tetapi mengandung unsur politis. Iklan ini termasuk ketegori talking head, yaitu lebih fokus pada isu dan citra kandidat. Secara konotatif, mengandung kepentingan politik yang bertujuan untuk meraih simpatisan publik melalui media televisi. Pemilihan televisi sebagai media pencitraan, karena televisi dipandang lebih mudah untuk mempengaruhi khalayak, melalui iklan yang
106
menggugah dan menyentuh emosi serta pikirannya. Di samping itu, televisi mampu menyebarkan pesan secara cepat, dengan daya jangkaunya yang luas. Atas dasar motivasi ini, Hanura rela merogok kocek lebih besar demi peningkatan perolehan suara pada pemilu legislatif 2014. Penggunaan tanda berupa atribut Islam dan momentum keagamaan oleh Partai Hanura merupakan pencitraan politik untuk meraih dukungan publik, khususnya masyarakat muslim Indonesia. Pencitraan tersebut bisa dikatakan sebagai pembohongan publik, menginggat tidak banyak masyarakat yang mengetahui status HT sebagai seorang kristiani. Dengan tidak adanya simbol atau tanda yang menunjukkan identitas HT sebagai seorang kristiani dalam iklan. Hal itu semakin memperjelas praktik instrumentalisasi agama atau penggunaan isu agama oleh Win-HT dan partainya. Islam pun hanya mereka gunakan sebagai alat untuk menduduki kursi kehormatan, kursi Presiden. Pernyataan ini didukung dengan hengkangnya HT dari posisi Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) dan Calon Wakil Presiden Partai Hanura, ketika quick count dan real count menunjukkan perolehan suara Hanura di pemilu legislatif hanya berkisar di anggka 5%. HT memlilih bergabung pada Koalisi Merah Putih (KMP) yang digawangi oleh Gerindra, jauh sebelum Hanura mengumumkan pilihan koalisinya. Selain itu, diperkuat juga oleh tidak munculnya iklan politik Hanura edisi Ramadhan tahun berikutnya, tahun 2014. Meskipun demikian, bagi penulis iklan politik Partai Hanura edisi Ramadhan juga mengandung makna positif. Sifat daya tarik dari iklan politik
107
ini terletak pada pesan nilai keagamaan yang disampaikan oleh Win-HT. Iklan ini juga berusaha menggiring opini publik bahwa Islam adalah agama yang humanis, syarat akan pesan moral, tidak radikal, dan agama yang toleran. Dalam iklan ini, HT pun dicitrakan sebagai sosok pribadi toleran terhadap sesama maupun lintas agama. Melalui iklan ini pula, wiranto ingin menunjukkan kepada publik, bahwa Hanura adalah partai yang bersih dari korupsi. Selain itu, iklan politik Hanura yang gencar tayang ditelevisi membuktikan bahwa politik itu sifatnya dinamis. Kawan bisa menjadi lawan dan lawan bisa menjadi kawan. Tidak ada yang tidak mungkin dalam politik. Poin yang terpenting dalam politik adalah konsep saling menguntungkan. Disadari atau tidak, dalam kasus Capres dan Cawapres ini terlihat adanya praktik saling memanfaatkan sumber daya yang dimiliki pasangannya untuk mencapai tujuan dan suatu kepentingan pribadi dan golongannya. Wiranto memanfaatkan Hary Tanoesodibjo dengan basis fianansial, para pemuda, dan medianya yang kuat dan menglobal di Indonesia. Begitupula Hary Tanoe, ia memanfaatkan Wiranto sebagai orang yang memiliki wadah untuk mewujudkan cita-cita dan idealisme politiknya, yaitu Partai Hanura. Kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok itu mereka balut atas nama kesepakatan kerja dan kepentingan rakyat Indonesia. Walaupun demikian, realitanya saat ini masyarakat semakin matang dalam menentukan pilihan dan sikap politiknya. Mereka tidak mudah terbius oleh politik pencitraan dan janji-janji politikus yang kerap menghiasi setiap sendi
108
kehidupan menjelang pemilu. Hasil quick count juga menunjukan tidak ada satu partai politik yang berhasil melenggang ke kursi Capres dan Cawapres tanpa koalisi. Kegagalan Hanura dalam mencapai ambang batas perolehan suara cukup menjadi bukti bahwa masyarakat telah cerdas menentukan sikap politiknya. Masyarakat tidak mudah terkecoh oleh politik pencitraan dengan balutan retorika-retorika agama. Kegagalan Win-HT pada bursa CapresCawapres RI juga memberi kesimpulan baru, bahwa berpolitik butuh pengalaman, totalitas
dan keberuntungan. Selain itu, meningkatnya
kecerdasan masyarakat dalam berpolitik akan semakin mempercantik dinamika perpolitikan di Indonesia. Serta akan melahirkan pemimpin dan generasi bangsa yang berkualitas. B. Saran Identitas keagamaan yang sama bukanlah sebagai tolok ukur suksesnya memimpin sebuah Negara dan bangsa, serta jaminan baikburuknya kinerja seorang pemimpin. Maka, jika tidak ingin dianggap masyarakat sebagai politik pencitraan dan melakukan praktik penggunaan isu agama untuk meraih simpatisan publik, iklan politik dan acara-acara dibawah bendera Hanura yang tayang di berbagai stasiun televisi, sifatnya harus berkepanjangan atau berkelanjutan. Artinya, proses pendekatan terhadap masyarakat tidak hanya gencar dilakukan menjelang pemilu. Partai dan para elite politik tidak hanya gencar berpromosi ketika pemilu akan digelar. Serta janji-janji yang sempat terlontar ketika berkampanye, baik melalui media
109
massa ataupun kampanye langsung, harus dibuktikan dengan kerja nyata, tidak hanya janji manis belaka. Singkatnya, hentikan kemunafikan politik. Media pun harus mengembalikan perannya sebagai pilar demokrasi. Sebagai salah satu pilar demokrasi, media seharusnya mampu menjadi pelopor budaya yang berkualitas, karena media saat ini telah mendominasi seluruh sendi kehidupan. Di mulai dari kehidupan ekonomi hingga politik kepentingan dan kekuasaan. Maka para pelaku media pun harus menjadikannya sebagai media pendidikan bagi masyarakat, dengan memberikan informasi yang pas, berimbang dan dapat dipertanggung jawabkan. Di samping itu, masyarakat pun dituntut untuk semakin cerdas dalam berpolitik. Dengan kecerdasan tersebut, masyarakat akan semakin sulit terkelabuhi oleh bualan manis masa kampanye dari para elite Politik. Berikut beberapa saran yang perlu diperhatikan, bagi peneliti yang tertarik pada tema dan pembahasan serupa dengan skripsi ini: Pertama, dalam pilihlah iklan yang syarat akan pesan moral. Kedua, walaupun fenomena periklanan politik dianggap baru dalam media massa, akan tetapi iklan politik memiliki dampak yang sangat luas pada kehidupan sebuah bangsa dalam beberapa tahun kedepan, oleh karena itu hendaknya dipilih juga periklanan politik yang dapat dipertanggung jawabkan keabsahan setiap konten iklannya. Ketiga, lebih mendalami teori dan metode-metode semitioka, seperti semiotika Charles Umberto Eco, Charles Sanders Peirce, Ferdinand de Saussure, Roland Barthes, Julia Kristeva, Michael Riffaterre, Derrida dan ahli semiotik lainnya, agar hasil analisis yang diperoleh lebih akurat dengan
110
konsep tanda dari para tokoh semiotik. Keempat, gunakan referensi yang baik, agar memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data dan tidak menjebak peneliti dalam kesemrawutan pola pikir. Skripsi ini tidak memberikan analisis mendalam terhadap motivasi konseptor iklan atau marketing politic, dalam menggunakan isu agama pada iklan politik Partai Hanura edisi Ramadhan 1434H/2013. Ini disebabkan oleh keterbatasan waktu penelitian dan memang bukan ranah penulis untuk mengexplore hal tersebut, sesuai pendekatan teori
dan metode yang
digunakan. Maka hal ini bisa menjadi peluang peneliti selanjutnya yang tertarik pada tema serupa.
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Robby H. 2013. Islam dan Budaya Media: Studi Filsafat Interdisipliner dan Terapan Kontemporer. Yogyakarta: Multi Persindo.
Abrori, Ahmad Syaiful. 2011 “Mitos, Representasi dan Persepsi dalam Iklan di Televisi (Analisis Semiotika Sander Piece dan Roland Barthes pada Iklan Rokok A Mild Versi Diri)”. Skripsi: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan KalijagaYogyakarta.
Adityawan, Arief. 2008. Propaganda Pemimpin Politik Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Arifin, Anwar. 2014. Politik Pencitraan Pencitraan Politik. Jakarta: Graha Ilmu.
Azhari, Aidul Fitriciada (dkk.). 2003. Dari Catatan Wiranto Bersasksi di Tengah Badai, dalam Idi Subandy Ibrahim (ed.). Jakarta: Institute for Democracy of Indonesia.
Baksin, Askurifai.
2006. Jurnalistik Televisi. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
Berger, Arthur Asa. 2010. Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kotemporer. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Danesi, Marcel. 2011. Pesan, Tanda dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra.
Danial, Akhmad. 2009. Iklan Politik TV: Modernisasi Kampanye Politik Massa Orde Baru. Yogyakarta: LKIS.
111
Faisal, Akbar. 2007. Mereka Bicara Tentang Hanura. Jakarta: Jejaring Media.
Junaedy, Fajar. 2011. Warna-warni Komunikasi Politik di Indonesia, Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Karim, M. Rusli. 1983.Perjalanan Partai Politik di Indonesia, Jakarta: CV. Rajawali. K.N, Anto Mabruri. 2013. Manajemen Produksi Program Acara TV: Format Acara Non-Drama, News, dan Sport. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Manik, Husni Kamil. “Penetapan Hasil Perolehan Suara Nasional,” disaksikan Secara Langsung dari Stasiun Televisi Tv One, tanggal 5 Mei 2014 pukul 23.00 WIB.
Moertopo, Ali. 1974. Strategi Politik Nasional, Jakarta: Centre For Strategic and International Studies.
Mulgan, Goeff. 1995. Politik dalam Sebuah Era Anti-Politik, terj. Hartuti Purnaweni, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Nurlaila, Devi.
2014. “Efektivitas Iklan Win-HT pada Kuis Kebangsaan di
RCTI”. Skripsi: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Prabangkara, Nia.2013. Succes Secrets of HaryTanoe, dalam Iqbal Aji Daryono (ed.). Yogyakarta: Giga Pustaka.
Prayogi,
“Pengamat:
Wiranto-HT
Mesti
Kerja
Keras”,
republika.co.id, diakses tanggal 3 Maret 2014 pukul 10.20.
112
dalam
www.
Prayogi, “Pendiri Hanura Tak Restui Hari Tanoesodibjo Jadi Cawapres”, dalam www. republika.co.id, diakses tanggal 3 Maret 2014 pukul 08.19 WIB.
Riyanto, Guruh Dwi dan Pebriansyah Ariefana. 2014. Rapor Capres: Analisis dan Prediksi Menuju RI-1. Yogyakarta: Galang Pustaka.
Safa’at, Muchamad Ali. 2011. Pembubaran Partai Politik: Pengaturan dan Praktik Pembubaran Partai Politikdalam Pergulatan Republik. Jakarta: Rajawali Pers.
Setiono, Budi. 2008. Iklan dan Politik. Jakarta: Adgoalcom.
Sobur,
Alex. 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik Dan Analisis Framing. Bandung: PT. Rosdakarya.
. 2012. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sofia, Adib. 2012. Metode Penulisan Karya Ilmiah dalam Ahmad Asroni (ed.). Yogyakarta: Karya Media.
Sunardi, St. 2004. Semiotika Negativa dalam Sigit Djatmiko (ed.). Yogyakarta: Penerbit Buku Baik.
Sunaryo, Ari, “Demi Nyapres, Wiranto ngiklan Rp. 3 Miliar Perhari”, dalam www. merdeka.com, diakses tanggal 3 Maret 2014 pukul 10.50 WIB.
Syofian, Muhammad. 2013 “Agama Sebagai Instrumen Rehabilitas Traumatik Korban Bencana Gempa, Studi tentang Aktifitas Relawan UIN Sunan Kalijaga Di Jomblangan, Kecamatan BangunTapan, Kabupaten Bantul-
113
Yogyakarta”. Skripsi: Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Thamrin, Machus (dkk). 2013. Apa Kata Mereka Tentang Wiranto: Komentar 100 Tokoh Masyarakat Terhadap Jendral Wiranto. Jakarta: Yayasan Kebangsaan Bersatu.
Tim Divarodan Yuga E. 2014. Petarung Politik: Profil Capres-Cawapres RI Potensial, dalam Hijrah Saputra dan Adhika Prasetya (ed.).
Jakarta:
Erlangga.
Tim Fakultas Ushuluddin. 2008. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin. UIN Sunan Kalijaga.
Tim Penyusun. 2010 “Hanura” dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura.
Tim Penyusun. “altsemiotics” dalam www. scribd.com, diakses tanggal 18 Februari 2014 pukul 09.10 WIB.
Tim Redaksi Liputan6. “Belanja Iklan Hanura Tercatat Paling Besar Selama Kampanye”, dalam www. liputan6.com, diakses tanggal 15 April 2014 pukul 18.19 WIB.
Tim Redaksi KPU. “Dana Kampanye Partai Hanura”, dalam www. kpu.go.id, diakses tanggal 15 Mei 2014 pukul 14.12 WIB.
Tim Redaksi Tempo. “Iklan Kampanye Jelang Pemilu”, dalam www. tempo.com, diakses tanggal 3 Maret 2014 pukul 08.13 WIB.
114
Tim Redaksi Website Hanura. 2014 ”Sejarah Partai” dalam www. hanura.com, diakses tanggal 26 Februari 2014 pukul 09.40 WIB.
Tinarboko, Sumbo.
2009. Iklan Politik dalam Realitas Media. Yogyakarta:
Jalasutra.
“TVC Hanura Versi Berbuka”, dalam www.youtube.com, diakses tanggal 20 November 2013 pukul 07.80 WIB.
Varma, S.P. 1992. Teori Politik Modern. Jakarta: Rajawali Pers.
Zamzami, Moh Syafii. 2013 “Komodifikasi Agama dalam Iklan Televisi “(Analisis Semiotika Roland Barthes terhadap Iklan Extra Joss Versi Jiwa Laki Berani Berqurban)”. Skripsi: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Zaidatunniaamah. 2013 “Nilai-nilai Nasinalisme dalam Iklan (Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure pada Iklan Coca-Cola Versi Sumpah Pemuda Reasons To Believe di Televisi)”. Skripsi: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
115
HASIL WAWANCARA A. Nama Informan Jabatan Tempat Waktu
: Damanuri : Kepala Kantor DPD Hanura Yogyakarta : Kantor DPD Partai Hanura, jl. Sindurejan Yogyakarta : Pukul 09.42-10.30 WIB , Sabtu 8 Maret 2014
1. Apakah Iklan termasuk strategi politik Hanura untuk meraih simpatisan? Betul. Iklan memang termasuk salah satu strategi politik. 2. Apakah Iklan pada bulan Ramadhan bisa dikategorikan sebagai Instreumtalisasi agama? Ya. bisa dikatakan begitu. Iklan yang tayang selama bulan Ramadhan adalah salah satu bentuk instrumentalisasi agama yang digunakan Hanura sebagai strategi untuk meraih simpatisan muslim melalui media televisi, Karena mayoritas penduduknya beragama muslim. 3. Factor apa yang mendorong Hanura memilih beriklan di televisi? Karena televisi adalah audio visual. Jadi masyarakat tidak hanya mendengarkan pesan yang ingin kita sampaikan tapi bisa melihat langsung siapa yang menyampaikan pesan tersebut. 4. Apa saja tema yang di angkat dalam iklan Hanura? Yang jelas iklan itu ada dua, ada iklan yang menyagkut pemilu legislatif ada yang menyangkut Pilpres. Kalau bicara soal iklan, itu jelaslah saling menunjang, Suksesnya pencalonan Pilpres itu tergantung dari suksesnya pileg, apalagi dalam jumlah suara mampu 120
untuk mencalonkan Presidennya dengan satu partai saja, kan itukan lebih bagus, tapi jika pilegnya kurang dari ketentuan untuk pencalonan, mau tidak mau harus cari tambahan dari partai lain. Nah ini istilahnya belum ada, karena belum terbukti. Mudah-mudahan dengan semua langkah yang kita ambil itu melalui iklan di televise itu signifikan dengan target yang di impikan. 5. Sejauh ini sudah berapa banyak iklan Hanura yang tayang di televisi? Wah, saya tidak ingat. Yang jelas banyak sekali. 6. Kesan Islam seperti apa yang ingin Hanura sampaikan kepada publik melalui iklan edisi Ramadhan 1434 H? Meskipun HT bukan seorang muslim, ucapan “selamat berbuka puasa” adalah salah satu wujud toleransi HT terhadap umat beragama, dan sebagai wujud kebersamaan sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) yang cinta terhadap kerukunan dan kekompakan. Ini menunjukan bahwa Hanura bukanlah partai yang semata-mata beraliran nasionalis, akan tetapi partai nasionalis religius yang menjunjung tinggi kelima nilai dasar perjuangan; Ketakwaan, Kamandirian, Kebersamaan, Kerakyatan dan Kesederhanaan. 7. Di stasiun mana sajakah iklan tersebut ditayangkan? Saya banyak lihat, di stasiun TV pak HT. Ya…kita optimalkan dulu iklan kita pada saluran TV pak HT, kalau ada punya sendiri, kenapa lirik yang lain? Kan gitu. Damanuri tidak munafik, Pencitraan politik memerlukan media massa seperti televisi untuk menjangkau massa sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat. Saya kira HT 121
cukup membantu Hanura untuk mempromosikan diri kepada khalayak. Iklan itu dibuat atas tiga kategori; place, price, promotion. Dalam
hal
ini,
yang
dibidik
oleh
adalah
promosinya,
mempromosikan kader-kader yang diusung dari Hanura. 8. Apakah Bapak optimis bahwa iklan tersebut bisa mengantarkan Win-HT pada bursa Capres dan Cawapres 2014? Saya sangat optimis. Bapak dan pak HT pasti maju. Kalaupun Hanura harus kalah. Ya…kita koalisi. Bisa saja nanti Wiranto berpasangan dengan Abu Rizal Bakrie, Prabowo, Mega, dan Lainnya. B. Nama informan : Jend. Purn. Dr. H. Wiranto, SH Jabatan : Ketua Umum Partai Hanura Waktu Wawancara : Pukul 12.30-13.18 WIB, Sabtu 9 Juni 2014 Tempat : Ruang Ketum, Kantor DPP Hanura, jl. Tanjung Karang Jakarta Pusat Istri : H. Uga Usman, SH Anak : Amalia Santi, Ika Maya Sari dan seorang putra, Zainal Nurrizki (alm) Pendidikan : • SMA N 4 Surakarta (1964) • Akademi Militer Nasional (1968) • Sekolah Staf dan Komando TNI AD (1984) • Universitas Terbuka, Jurusan Administrasi Negara (1995) • Lemhannas (1995) • Perguruan Tinggi Ilmu Militer (1996) • S3 UNJ, Manajemen Sumber Daya Manusia (2013) Karier
: • Ketua Umum Partai Hanura • Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (19992000) • Menteri Pertahanan (1998) • Paglima Angkatan Bersenjata RI (1998) • Kepala Staff TNI Angkatan Darat (1977) • Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat(1996) • Pangdam Jaya (1994) 122
• Kasdam Jaya (1993) • Ajudan Presiden Republik Indonesia (1989) • Asops Kasdivif-2 Kostrad (1988) • Waasops Kas Kostrad (1987) • Kasbrigif-9 Kostrad (1985) • Kadep Milnik Pussentif (1984) • Karoteknik Ditbang Pussentif (1983) Jenjang Kepangkatan: • Letnan Dua (1968) • Letnan Satu (1971) • Kapten (1973) • Mayor (1979) • Letnan Kolonel (1989) • Brigjen TNI (1993) • Mayjen TNI (1994) • Letjen TNI (1996) • Jendral TNI (1997) 1. Mengapa partai ini di beri nama Hanura? Hati Nurani adalah anugerah yang tak ternilai dari Tuhan yang Maha Esa kepada setiap manusia. Ia tidak berwujud secara fisik, namun keberadaannya dapat dirasakan di kedalaman hati manusia. Ia adalah sumber kebenaran, kebaikan dan kemuliaan. Manusia apabila menggunakan Hati Nurani, akan memiliki akhlak mulia dan perilaku yang terpuji serta memberikan manfaat bagi orang banyak. 2. Apa yang melatar belakangi para tokoh mendirikan Partai Hanura? Kita tidak bisa tinggal diam membiarkan manusia Indonesia semakin kehilangan kompas kebenarannya. Kita harus mampu mengalahkan wabah yang menggerogoti akhlak dan moral bangsa kita, yang telah kehilangan kompas kebenaran dan terus merajalela menyebarkan wabah penyakit yang membekukan hati. Maka tidak ada cara lain kecuali menghadirkan kembali Hati Nurani menjadi milik bangsa Indonesia, melalui suatu gerakan yang kuat dan masif. Perubahan 123
membutuhkan gerakan. Gerakan memerlukan kekuatan. Kekuatan yang legal formal dan konstitusional adalah kekuatan politik. Kekuatan
politik
itu
akan
bermanfaat
bagi
rakyat
apabila
mengedepankan Hati Nurani.” 3.
Apa alasan dan tujuan Hanura memilih deklarasi dini Calon Presiden dan Wakil Presidennya?
Kenapa deklarasi awal, sehingga menjadi polemik? Agar masyarakat lebih paham pemimpin yang akan dipilihnya, betul-betul dari awal kita sudah memberikan pemahaman kepada masyarakat, ini loh pemimipin yang hendak kalian pilih, sehingga kinerja pemimpin, biodata pemimpin, kompetensi pemimpin, keserasian pemimpin sudah di baca jauh hari sebelumnya. 4.
Apakah iklan politik Hanura edisi Ramadhan 1434 H termasuk praktik instrumentalisasi agama?
Saya ini insan politik, ketua umum partai, jadi ya semua gerakan saya bisa dikaitkan dengan politik. Saya menyanyi di karoke bisa dikatakan politisasi tempat karoke, pak wiranto punya mobil, kemudian naik taxi, ini bisa dikatakan melakukan langkah-langkah instrumentalisasi supir taxi, karena saya ingin menang. Jadi semua langkah saya bisa dikaitkan sebagai langkah kampanye? 5. Apakah dalam dunia politik baju putih memiliki makna khusus, sehingga pada iklan edisi Ramadhan Bapak menggunakan baju koko putih?
Nggak ada, kebetulan saya suka baju putih dan batik, kecuali pada saat kampanye. Di siapkan ibu, ya pakai aja, biar ibu senang, kan gitu. Tapi saya ini insan politik, ketua umum partai, jadi ya semua gerakan 124
saya bisa dikaitkan sebagai kampanye dan instrument, karena saya ingin menang. 6. Apakah bapak menyesal terjun kedunia politik?
Justru jika saya menyesal, saya tidak masuk ke politik. Saya masuk dalam suatu bahtera Indonesia, parahu Indonesia sebagai penumpang nggak tahu menahu seluk beluk kapal itu, nggak tahu kinerjanya nahkoda, tahu-tahu kapal tenggelam
bagaimana? saya menyesal.
Kalau saya sekarang nggak, justru saya masukin, proses kapal mau kemana saya ikut campur, sehingga suatu saat ada apa-apa saya tidak menyesal. 7. Apa saja faktor yang menyebabkan Hanura kalah pada Pemilu Legislatif?
Ada banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu penyebabnya adalah money politic sedangkan kita Partai Hati Nurani Rakyat. Hanura kalah dengan partai yang paling korup. Harusnya ini yang kamu kaji, kenapa realita tidak sesuai dengan teori-teori yang kita kukuh mempertahankan itu. Teorinya, untuk bisa menang harus dipercaya rakyat, karna rakyat sudah muak dengan korupsi. Aku sudah kesana, tapi ternyata masyarakat tidak memilih partai yang tidak korupsi, tapi partai yang korupsi. Sepertinya sejalan dengan perilaku masyarakat Indonesia saat ini, yang secara langsung atau tidak langsung diajak masuk dalam suasana kebohongan dan ketidakjujuran. 8.
Apa alasan Bapak memilih bergabung bersama poros Jokowi, bukan Prabowo? Apakah Karena luka lama?
125
Saya katakana tidak ada urusan pribadi, pertimbangan saya bukan karena urusan pribadi, like and dislike, keuntungan sesaat, tapi untuk Partai Hanura. Partai Hanura yang tadinya tidak dalam konteks pendukung pemerintah atau sebagai pihak yang kritis konstruktif selalu berhadapan dengan pemerintah, maka saya putuskan untuk mengambil bagian dalam kebijakan yang pro rakyat, sehingga kita bisaberpengaruh langsung dan
mempengaruhi langsung kebijakan
nasional. Tidak ada luka lama, saya berkali-kali ketemu Prabowo. Tidak ada yang tidak mungkin dalam politik. 9.
Dalam pertarungan kalah-menang adalah hal yang wajar, apakah saat itu Bapak sudah mempersiapkan diri untuk menerima kemungkinan terpahit: gagal mengusung diri sebagai capres dan cawapres dari partai sendiri? Seharusnya presidential threshold itu tidak ada, biarlah rakyat memilih, calon pemimpin lebih banyak, lebih bagus. Siapapun boleh maju, sehingga hak rakyat tidak dipasung dengan suatu batasan presidential threshold. Tapi ternyata partai-partai besar mau begitu, sehingga calon-calon yang muncul dipaksakan, disodorkan oleh sistem yang memberangus atau mengeliminasi calon-calon yang potensial. Padahal Negeri ini betul-betul membutuhkan calon-calon yang luar biasa, apakah itu knowledge, behavior, experience, dan kemampuan spiritual untuk menghadapi persaingan global Bagaimana mungkin pemimpin yang akan kita pilih, baru kita kenal satu bulan yang lalu.
126
DOKUMENTASI PENENLITIAN
Foto bersama Ketua Umum Partai Hanura, Jendral Purnawirawan Wiranto dan Budi, Pengurus Partai Hanura, di Ruang Ketum Kantor DPP Hanura
Ditri Juwita Fundik, Jendral Purn. Wiranto, dan Budi 127
Hadiah Buku “Wiranto Bersaksi di Tengah Badai” dari Jendral Purnawirawan Wiranto
Hadiah Buku “Apa Kata Mereka Tentang Wiranto” dari Jendral Purnawirawan Wiranto
128
Mushola Kantor DPP Hanura
Ruang Resepsionis DPP Hanura
129
Kantor DPD Hanura Yogyakarta
Ruang Tamu Kantor DPD Hanura Yogyakakarta
130
Halaman Depan Kantor DPD Hanura Yogyakarta
Halaman Depan Kantor DPD Hanura Yogyakarta
131
Ayu Ting-ting, Nazar dan artis lainnya tampak memeriahkan acara kenduri akbar Partai Hanura di Gelora Bung Karno
Budi Cilok sedang menghibur simpatisan Hanura pada kenduri Akbar di Gelora Bung Karno
132
Dosi Iskandar, Subagyo H.S, Frans, dan Kader-kader Hanura turun dari panggung
133
' gs rt o 2
IE€ EEE
6 I
I I
s: tt or
to
E iE i E I I
:
3
;
I ralo
I
'
F
ao (9
I
Pt
EIE
:E
E* {F.E
I I
I
i;
ao
F t I ct
x
g
' s; !6! =U ET oo J F
I I
i
I 5
-o *o
Ei
9ul ol !
x=Fu =:R
9ti
dl
I II
E3
J
I
\'i \o'l I i I
I
I
al
m i |nl gll
c ol o o t ai01 hi rOI q i l \i
gi ni !i el ci \i \t
Flo
i
ii
-E!! ec
FHg sE !o
co ;
..i
= ^i
!ll
EFi z!
I
I
i
E
I I
4
ig
2 3
*v t"F3 e{ Eg rrt F
€ N
I I
6 '6
!i:
ql
I ol t*i
F F
Fi
I
i
'l'i'l
i
z
:8
a
ni4 ei
tlr
I
o
vtt I cti
6iii 6 i m i 6 i r t i N i sri 6 i ' o idi iN idi i ;I I ll I I tl I i
;:
E5t d33
I I i
I
. i l o d id l . i l r ' i l o l d l o r o t i G O '€ l . n ir o r N to l
z z f r0 z
=fi5
hr
I
ti
?
o
f.-t F. I I I
I I
*l,ri *i ml ot itl
F €i >zE
*rF
I
BO dJ OE
fnl loi 14 I | \ i rol
I I
I
xd i n i ir,ll stotl
Ei
I
it
I I
i
trll Orl g )l qo'i or'lI ql
dl
fr=
I
EiE 863
tL
E
-c
I I i I )Rt*lx i x l x ! x l x l I S IlRr IN i tl \ i s.i o NIsa ll rol tl r!'i di
E
v
3H
N
SF 8
z
o z
z
FEg EY
:s e E* o
i I I
G
$ frE€
F
z
{o
o E
;{.
:-
a !.a ilo o,N
C
'it-
Y I
z
:
u c
2 z
U
Y e
I
I
U c
E
i< l) iF i< lg lu
i
IY l-
a a i 3ti F<
F 4
s
F !F g. i G
IE
c' i A
lo.
i< t<
i
o
iz io i= i2
l(9lo. lz l2
g
x
ts
I I I I I I I I t'- I
i il
!O
NP *6
ofooeFo
=
oG Yd
i^x^Y^Y^Y^Y-
FFFFSS Y
d€
.i 6,
ME
I
s<
:
E: <6
o'-
i
-
q
!t l€J
E = c:
Eg PP 6€
t5J .: ,: oo
CC GG
r6 Gt
cc
ilF EE
;ri
S-c. =LE: -^->; +=qIFi;
'xF1 6 r ' i . ! . * - . : 6-H":o.9
s6i:i==o
::
=E .Jc fPE vE: c5 2 E caEE>.,;:.4 YE!o;!;!
E;:;gr& :n-^.Y;
iiiHI;6i ;^;d;suidF
e
\2
t;
r'ri
ffi DEllBtrtrttrI Lllo (H{rmffi uf{qHGE MINISTRY OF RELIGIOUS AFFAIRS STATE ISfuTMIC UNTVERSITYSI,]NAN n. Mar&.
KALIJAGA
YOGYAKAR'TA
Adisucipto , Photte,tozZ+) SSoZq yagwkaTta S6e8r
TT$T OTilGUSII fIilPETHICE CililflCAT[ llo : Ulil.02ll-5lPP.00.9ft7T.btmtl
Herewith theundersigned ertifiesthat: Name : DitriJuwitaFundik DateofBirth ; January 19,tggl Sex : Female tookroEC{Testof Engtish'com@$ irrl'* January 3,2014by center for Language 'of ,$lnan Kalijaga Developinent StatelslamicUniversity Yogyakarta andgotthefollowing result: CONVERTED SCORE ListeningComprehension Structure& Written Expression
*ValUity: 2 yaarc &rct dr cerdficate'r iccuad
lr
t.i .1 L:.
4tl
r"ll
,ri*.t*T,H,#.'#, ffi E;strs. 3+l L,.l($tt*nef*ndrq'r Qill
irS
r*xt {iJre
rr
I
r
.n
o-
Y
an
z
j
c!
z
f
ts
{
I
=
o v
{-J
E ru
z
L
o pr{
u
cr)
:) rn c\
r/) F-
l-r
O)
LU
r-l @
U
d_9 L{-t O= Irv
t-f
z L/1
c
!' = o oc (o
o yr{
.{-J
co
\z
(o -v
c (o
6ro
U
sz
i
CS o
-v
U
J
ZE
O
-o
O-<:
o o z -l
vIIJ
rv
\Z(E
E v,
-U
zIEru LLfE
P L
:tr F
rU
( - j
c o_
H\J--=
d$f.\J Ftn-cv)
0
= o14 (Jr{)Ln
= P
r^ 7
F
z
OJ
h
\ .= ,\. > - g.) -t L nr-l- o .-r-r - ^ ->
v l^t
.-
OJ U X LU .f
o_ P
o
c CJ
6
,(_) . 9 L
6 3
c .U
o- z-
=
c
:=
tn) d
z
L
;jroro
F = = q P F lxii zzd
f
L
z
r{
c!
co
s
o
F
.l
EI ol
q.) \Z
; O
d
YI
N Fr OJ
€
c) O.
-t IIJ
o-
0) (n r.o (6 t< (6 ,J( G :'h t;,:b0
itd
>l ',;ile ui lo lFl
O l-t
s( ul t6o
EIR
fi18
slF 5lN
bolo
KOTAADMINISTRASI PUSAT JAKARTA K E P U T U S AW NA L I K O T K A O T AA D M I N I S T R AJSAI K A R T A PUSAT
NOMOR 2'7 TAHUN 2014 TENTANG P E M B E R I AI N Z I NP E N E L I T I A KN E P A DP A E N E L I T I A TN AA SM A D I T R I J U W I TFAU N D I K DENGAN R A H M A TT U H A NY A N GM A H A E S A WALIKOTA KOTAADMINISTRASI PUSAT, JAKARTA b a h w a s e h u b u n g a nd e n g a n s u r a t W a k i l D e k a n B i d a n g A k a d e m i k U n i v e r s i t a sl s l a m N e g e r i S u n a n K a l i j a g a F a k u l t a s U s h u l u d d i n d a n P e m i k i r a nl s l a mN o m o r U I N 0 2 / W D . l / T t . O 3 / 0 3 9 / 2 0 1t a 4 n g g a l1 8 M a r e t 2 0 1 4 d a n R e k o m e n d a sl zi i n P e n e l i t i a nK e p a l aK a n t o r K e s a t u a nE a n g s a d a n P o l i t i kK o t aA d m i n i s t r a s i J a k a rPt au s a tN o m o r 7 7 2 / 1 . 8 5 1 . 8 t5a n g g a l 'Maret 2 0 1 4 , h a l r e k o m e n d a s ii z i n P e n e l i t i a n u n t u k k e g i a t a n 2L d i m a k s u d i p e r l u k ainz i r r ;
Menimbang
b , b a h w a b e r d a s a r k apne r t i m b a n g a sn e b a g a i m a n da i m a k s u dd a l a m h u r u f a , p e r l u m e n e t a p k a nK e p u t u s a nW a l i k o t a K o t a A d m i n i s t r a s i a k a r t a P u s a tt e n t a n gP e m b e r i a nl z i n P e n e l i t i a nk e p a d aP e n e l i t ia t a s n a m a D i t r iJ u w i t aF u n d i k . Mengingat
: i . . U n d a n g - u n d a nN g o m o r 3 2 T a h u n 2 0 0 4 t e n t a n g P e m e r i n t a h a nD a e r a h s e b a g a i m a n at e l a h d i u b a h b e b e r a p a k a l i t e r a k h i r d e n g a n U n d a n g u n d a n gN o m o r1 2 T a h u n2 0 0 8 ;
')
U n d a n g - u n d a nNgo m o r 2 9 T a h u n2 0 0 7 t e n t a n g P e m e r i n t a h a nP r o v i n s i D a e r a h K h u s u sl b u k o t a J a k a r t a s e b a g a i l b u k o t a N e g a r a K e s a t u a n R e p u b l i Ikn d o n e s i a ; Peraturan U n d a n g - u n d a nNgo m o r 1 2 T a h u n2 0 1 1t e n t a n gP e m b e n t u k a n P e r u n d a n gn- d uangan;
$
A
P e r a t u r a nD a e r a hP r o v i n s iD a e r a hK h u s u sl b u k o t a J a k a r t aN o m o r 1 0 T a h u n2 0 0 8t e n t a n gO r g a n i s a sPie r a n g k aDt a e r a h ;
i a e r a hK h u s u sl b u k o t aJ a k a r t aN o m o r 5 . P e r a t u r a nG u b e r n u rP r o v i n sD z i nP e n e l i t i a n ; 4 7 T a h u n2 0 1 1t e n t a n gP e d o m a n P e l a y a n al n i a e r a hK h u s u sl b u k o t aJ a k a r t aN o m o r 6 9 G u b e r n u rP r o p i n sD 6. Keputusan n a d a B a d a nK e s a t u a nB a n g s a T a h u n2 0 0 4t e n t a n gP r o s e d u P r elayanap P r o v i n sD i a e r a hK h u s u sl b u k o t aJ a k a r t a .
M E M U T U S K A: N Menetapkan
: KEPUTUSAN WALIKOTAKOTA ADMINISTRASI JAKARTAPUSATTENTANG P E M B E R I A N I Z I N P E N E L I T I A NK E P A D A P E N E L I T I A T A S N A M A D I T R I J U W I TF A UNDIK
KESATU
: Memberikan izin penelitian kepada Mahasiswi atas nama D i t r i J u w i t a F u n d i ks e b a g a ip e n e l i t id a r i U n i v e r s i t a sl s l a m N e g e r iS u n a n Kalijaga.
KEDUA
: l z i n s e b a g a i m a n ad i m a k s u d p a d a d i k t u m K E S A T Ua d a l a h u n t u k p e n e l i t i a nd a l a m r a n g k ap e n y u s u n a ns k r i p s id e n g a nj u d u l melaksanakan " l n s t r u m e n t a l i s aAsgi a m aD a l a ml k l a nP a r t a H i a n u r aE d i sB i u l a nR a m a d h a n 1 4 3 4 H " y a n gd i b e r i k a ns e l a m a3 ( t i g a )b u l a nt e r h i t u n gm u l a it a n g g a 2l 0 M a r e t 2 0 1 4s . d 2 0 . l u n 2i 0 L 4d i K a n t o rD P PH a n u r aJ a k a r t aP u s a t .
KETIGA
: P e m e g a n gi z i n s e b a g a i m a n ad i m a k s u d p a d a d i k t u m K E S A T Uw a j i b menyampaikan l a p o r a nt e r t u l i sk e p a d aW a l i k o t aK o t a A d m i n i s t r a sJia k a r t a P u s a t m e l a l u i B a g i a nT a t a P e m e r i n t a h a nS e k r e t a r i a tK o t a A d m i n i s t r a s i J a k a r t aP u s a td e n g a nt e m b u s a nk e p a d aK e p a l aK a n t o r K e s a t u a nB a n g s a d a n P o l i t i k K o t a A d m i n i s t r a sJi a k a r t aP u s a t t e n t a n g k e g i a t a ny a n g t e l a h d i l a k s a n a k apna l i n gl a m a1 ( s a t u )b u l a ns e t e l a hh a b i sm a s ab e r l a k u n yiaz i n u n t u km e n d a p a t k arne k o m e n d a p s iu b l i k a s i .
KEEMPAT
:Peneliti dapat melakukan publikasihasil penelitianjika laporan s e b a g a i m a ndai m a k s u dd i k t u m K E T I G A t e l a h d i t e r i m ad a n m e n d a p a t k a n r e k o m e n d a sp iu b l i l < a s i .
KELIMA
: K e p u t u s ainn i m u l a ib e r l a k up a d at a n g g adl i t e t a p k a n .
D i t e t a o k adni J a k a r t a p a d at a n g g a l 2 5 M a r e t2 0 1 4 A O T AA D M I N I S T R AJSAI K A R TP AU S A T a . n .W A L I K O T K ISTRASI PUSAT. JAKARTA
EGHANTARA 52 0 1 9 91 01 1 0 0 1
I'l
Tembusan: 1 . W a k i lG u b e r n uP r r o v i n sDi K IJ a k a r t a i K Il a k a r t a 2 , P l t .S e k r e t a r iD s a e r a hP r o v i n sD 3 . A s i s t e nP e m e r i n t a h aSne k d aP r o v i n sDi K Il a k a r t a 4 . K a .B i r oT a t aP e m e r i n t a h aS n e t d aP r o v i n sDi K IJ a k a r t a & P o l i t i kK o t aA d m i n i s t r a sJia k a r t aP u s a t 5 , K a .K a n t o rK e s b a n g n e t k oA d m i n i s t r a sJ ia k a r t aP u s a t 6 . K a .B a g i a nT a t aP e m e r i n t a h aS 7 . K a .B a g i a nU m u m & P r o t o k oS l e t k oA d m i n i s t r a sJia k a r l aP u s a t 8 , K a .D P PH a n u r aJ a k a r t aP u s a t
PEMERINTAI-{ DAERAHDAERAHI.STIMEWAYOGYAKARTA
fJADAN KESATLJANBANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYAITAKAT ( B A D A N K E S B A N G I , I N M A S) .ll Jcnderal _ 55233 Sudirman No 5 yogyakarta l'elepon: (0274)551136,551275. FaxeZ74\j5 t 137 YOCYAKARI'A
Nomor
Perihal
Yogyakarta,I I Maret2014 KepadaYth. ; CubenrurDKI Jakarta LJp. KepalaBadanKesbangpol ProvinsiDKI Jakarra Di JAKARTA
474 / 764 / Kestrans/ 20 I4 Rekomendasilj in pEnelitian
Memperhatikansurat
Dari Nonror Tanggal Perihal
Dekan Fakultas ushuruddin dan pemikiranrsramuIN sunan Kalijaga Yogyakarta utN.02I DU.tTL.03t034 / 20t4 l 7 M a r e t2 0 1 4 Permohonanlzin Riset
setelah rnempelajarisurat permohonandan proposalyang diajukan, maka dapat diberikansuratrekomendasi tidak keberatan untuk nieiaksinaLan penelitiandalarn rangkapenyusunan skripsidenganjudul proposal: ,. INSTRUMENTALISASI AGAMA DALAM IKLAN PARI"AI ITANTJRAEDISI BI,]LAN RAMADfTAN 1434H ", kepada: Nanra NIM Prodi/Jurusan Fakultas [.okasi Waktu
D I T I i I . I U W I TFAU N D I K r05400 Is Sosiologi Aganra Ushuluddin danPernikiran lslamUIN SunanKaliiagayogyakarta Sekretariat DPPPartaiI-IANURAJakartapusat l9 Marets/dl9.luni 2014
Sehubungandengan nraksucltersebut, cliharapkanagar pihak yang terkait dapat memberikanbantuan/ fasilitasyang dibutuhkan. Kepadayang bersangkutan diwajibkan : l. Menghonnati dtin nrentaatipcraturandan tata tertib yang berlaku di rvilayah penelitian: 2 Tidak dibenarkanmelakukanpenelitianyang ticlaksesuaiatautidak ada kaitannva denganjudul penelitiandatadimaksud; 3. MelaporkanhasilpenelitiankepadaBadan KesbanglinrnasDIy. RekornendasiIjin penelitiandan pengambilandata ini ilinyatakan tidak berlaku, apabilaternyatapemegangtidak mentaatiketentuantersebutdi atas. Demikian untukrneniadikan nraklum. f! !!.1
KEPALA NGI,
^:'
1
.;.,';, TemtrusandisampaikanKeoadaYth : L GubernurDIY (sebagailaporan); 2. Dekan FakultasUshuluddindan PernikiranIslarrrIJIN SunanKalijaga Yogyakana; 3. Yang bersangkutan.
KEMENTERIAN AGAMA UNIVESITAS ISLAMNEGERISUNANKALIJAGA YOGYAKARTA
LEAngAGAPENELITIAN DAN PTNcRBDIAN KEpnDA MnSynRAKAT
ctlP cSerfiikat 2013 2BB5/ Nomor: UlN.02/1.2/PP,06/ (LPPM)ulN sunanKalijaga kepadaMasyarakat dan Pengabdian Penelitian Lembaga : kepada sertifikat memberikan Yogyakarta Fundik DitriJuwita Nama 1991 Tebo'13Januari Lahir : Bungo danTanggal Tempat, lndukMahasiswa : 10540015 Nornor lslam danPemikiran : Ushuluddin Fakultas Posdaya Tematik KuliahKerjaNyata(KKN)Integrasi-lnterkoneksi yangtelahmelaksanakan di : ke-80), (Angkatan 2012t2013 Akademik Tahun Khusus, Semester Masjid Berbasis Lokasi Kecamatan Kabupaten/Kota
2 : Girisuko : Panggang : Gunungkidul YogYakarta lstimewa Daerah
nilai96'38( A ) dengan LULUS 2013dandinyatakan 16Julis/d.9 September daritanggal KerjaNyata Kuriah meraksanakan terair buktiyangbersangkutan sebagai inidiberikan Sertifikat ujianMunaqasyah syaratuntukdapatmengikuti dansebagai (KKN)denganstatusintrakurikuler Skripsi. 2013 16Oktober Yogyakarta, Ketua,
n( -{
Ph'D I xandi,M.Ag., zu rulw{ 1002 199403 :;{gogt111 r'ttp.
l.; "\= !
€ (Jl € 3 o o o J J
.O @
{ o (, J
o o i0
= o 3 f
Ivl
o
o o
xo_ of F}
f (n (n
g
,(l,
(n n o o r o (n
o.
5 o, ol
F
f, o I
z
o
tq|
3 rrl F
(n .'a c ' o , vlo
- ::
.i;*
::if:
gsq F." Hg3
T S S
c5
q ;rg ri ? = Smr
A g
o
543, 9E B :tto q (^ F -a
aga 7E'sfr ?A I tsgE-€."+ t
.D ,i'(lr x c t
z o 3 o a
g
*
+
=.e
\fL
?' o
ir
to
te E E 5!E *3 5oa $ E _,9 i8 a *gE ci$
I m
-'cl
4B r$
.E:'= i o 'l: o 5
'd.n E
';Q)2 . u!
953 AD;; "d :.
=
d2*
i6
?
=
Bqfr sK. il
o f
sT\ll 47u 2&
o,'
o E
ix 'it\t o A
o
x& {
+€ s$gil! E =Xe
-s 8'd -=s;f re (rr lg bj
n:"Q E =x Ov
ars N"q
q6 o
:
A
er
\ E.S. -rk o'q 73* Pd v% ^+;
';3F€*
T'
:4
f9
I
o
g
6
i
tr tll
R
u
-
z
tl;
i.
It
IE
l>
i2 t; lD
I{
1e z
l2 lz lc t6 c c
IF
i>
t: l- l< !;c
s
I ! o f
P
53ei€5;
iFiie:i
F5;9E;i ll3i-'r'.-* ';ia,-i
lt li
i I i
i
1l-
:a 1i
i9.t:
i: i:
:
lt lt
tl
i l it li
rilii iiiiii
iltllr*
l ! l A l \ ! N r o : 9 9 l i ; ! : 5 i F N A i ! O l C A F P A !
F
!t:t
ILi
!iPl
t t i l
3
_i, EiE
Il i. i :li 9 .i r y
I I -t-
I
t-l
t-l
e
i; t$
^i r l t 4?-P3?a
L
F F N !
il
i:lp
x
! !!
l_
i-
I'
I
II I
ll3 i
l -
t:
t:
I
tsl
2
tt3
!19 3
I Y
lo
t€
I
leo
li
its
i;
iiir ilil
ll--llplbji-lb
lF l|o
l9l@
l 3l 3
!! >E
tol9
l*
ef
l9
{p
IH
!;
F 1 22
IE >=
{:
i
Ii ' l:
iF H > :B
I
i=
H . t s3
i tlv
ip
2
iB
HT .F
*t:
,
j
i:
a
r
c
t2
I
ll
I
's
z
:x tz
I ti ..t i-i- J: ;I
i'i-l-
0
gt?
qro
ii
l.i.i_
tr bq
B ! Ori
j
l-t-tl@
iF cl
Nl
il'./ 1P
ll it
PIF]
EE
191:J Il
I
ll
i!
i
: i l " -; try
ii
l
T ;=
I
t-ti
I
It -
llP1:IP n:it
-l-
i6io ri
I I I
il t1
II
rl
ir
l9
I I
I
I I
rI3
:
l!
I i
B
9l
if
t5
l5
3
:
3 !
!
sE Ein
#
;TE 1Eq" F o6 FSg
t Fs *: <5 '
t i
."l
-io
I
li i
ti
FiEi rEsi
l
ib jui
I
3
I
l-
!
riP
: ti3
l;
CURRICULUM VITAE
Nama
: Ditri Juwita Fundik
Tempat Tanggal Lahir
: Bungo Tebo, 13 Januari 1991
Alamat
: jl. Duku Desa Lingga Kuamang Kecamatan Pelepat Ilir Kabupaten Muara Bungo Provinsi Jambi
Email
:
[email protected]
Nama Orang Tua
:
Bapak
: H. Dedi Kusnaedy Suherman, Spd
Ibu
: Dedeh Juariah
Pendidikan
:
1. TK Indriawiata Pelepat Ilir
1995-1997
2. SD N 166/II Pelepat Ilir
1997-2003
3. SMP N 4 Pelepat Ilir
2003-2006
4. SMA N 2 Pelepat Ilir
2006-2009
5. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2010-2014
Pengalaman Organisasi: Generasi Baru Bank Indonesia (Gen-Bi)
137
2012-2015
$
<=
t
3 t tO
!E
i
ci
5r
..'i
d
I
s
F
;
4
e
e
.i
I
=3is
iFEE
n
!
I
I
;
q
trl II
u 2
I
2
E
I 6
5 d
:"ll " i : l
2
5
ll
it
6
I;
;
3s F=
I
Pi q
Eta
9 : zR
'l
dl I
@
:r3
n
8
l
q
8
<<=
i=
5
ql EJ
t
o
I
*t
iii ;fi 2
1
3
a
d
j
g
d si
x
8 3
a
I
E> d5q
H3 =<
"?lo
? E 1:
d3
€uE
-l rl
I
-i^
3
ag
!F
9
I
-t^
;
;
:i9
x;F
AE
iii
<2
E5
s:
a
aE e=
T' 6i
q
;
-l ')l 6l
zX
fi E3 i5
iae?
i5*
E=
d
^1..
I 3
qln
.ln
il
ni;
*a tlqc
3
I
I
I
a
I
-t ql
-9 ot
.A
o
ii
ul
II
€0
EA 63
q
3i
d
ii
6 -
i6
li
i= tr*
ol tsl
.l tst
{'
siE t6F
d
tt ll tl ol tri
.t
a
a
A
ci
F
I
il ii
6t#
z
4 o
a
s5s
3
E;9
i5: g
d
i I
fl bh
Y<
.
a
.1.
t
1
ES 1 F ;2
z
= E
; ;F 33
;
c
z
l d
:, :: i5
q
=
: : 3
:
E
z
I : z { : : z
5 I
I
! z
5 t
I l*l*
z
z
=
3l* 3 -l-
' ; ]
3 3 3 3 3 t
5 t
=
x
- ]
3 I a 3
z z z z z
5
I
g
2
=z
z
-
3
z
o! Ei
z i':
(-.
z l.\ NJ
h i^ NJ
oo A (,al
b, T\J
=2" F PEEEq f 3 ; H3t
tu i3v3
t;
F
tr1
F
tl#A EBq
F{
g
S*=I
iiH? E d [r4i
;
Z
s
lq=u g =
5 EilEA S Q+€ = -BZ
5
UA
o
g+ iH=[ EE
FE,-,Q
s-t
z
G osE II zAE c+ tt
? H! a 55Pi o H;FE Fr
o
=8 s3 3
#
tso Ht
Fr :l
FI
s f+
=EE P?;
E>a
x== vz> HE l'r
F I
q,
x o, .a+
P A
o F
E
oo -
UA
xo 3 q, J
o a vl
{
G
o u o -t N)
o o
*w
*ilAl}l * HS*1E1$T&I.4.F{ SI IN.t.li H'tLl.'l't{;A F:fr ERE \'EnSXT.{S N ISL,tIl L:fitr F.{ l{ L:LT"+.SL,Sl* 1JLUnm! S I}-t} F}i?l!} li| lt"t:\l |:il.tll Ycp-;tkartir-i*cltlt -!1.ltar:rd* rtdi -tutinrtqr -Trl*,port -5l!l5f -''f}llS Fak-{13?4 {t3?4
*{Jm td f{nMf}I{ : UtH {t!",11Tl'f,Tl".{l"tr,,* dL'Illlr:ipi l."Jckurf;lkuli;rs Usl:udiiin tllr,nF*rnsklrn lsl;rrtt lillJ Sunrlr F[*liiugp 1n*po],nrlx.:${:t1l'::;lI;^gh.i1!:
scbcnutrya hul:t."e: ,\rrtne Nfft{ S*rttr:$u:l ,irnu*lli -l'!.;r qurliT';:rtt:t:',.r| ] ;rlrir .4.larrt*t.4:rs11 #ipfritttilhhirlt
l-liui JrrwitlFurr$ik I .i t{rs'$t]fl V ![l i trlr.rg'irlgrrn.rlri "T,r.* t3 .Ianur.riIf'-ll Brnrgrr'Fk[r;r. Yog,t':tkr*rta l{rgtulifiK- Iif Ho"SH*R'|.;RlU:I*1;4SH"}rtrelr
untrik m*J*.lrrrltan ii$:! gunil F{ttlrl-cunfin $}'ripsj dengint
t-thir:h Tempnl 'l+npprl Ilct*d* pi:lrgunrPmfan
: }'ilrl;r:ftAtsl",tRA : lftm{or FFF Paflsi ll-e\Nl:tt+ Jrkar,ul['r;sat : lt) l\l*rst srdi$ Apnl Jtl!4 lasi,dan$un*lucunitrl\ls tahlr : {th srn *rsi. lVa$'sncsrs,l}* kurclcn
llcmrhran dihgrapkrn h:cpadeplhah ltng ,ii-iti ttl:Etik;trt |r,lntuan s:r' r.:rlttn5';1.
diiruhrurgi ulrj: :*rshnsls'vatcrsc'hiJldilFttsh ktrorit'=t
l'trg..t'skart$. l'{' -l!srt* -il}J "8
tr';l'ig[rct':*g.rr ,f{k|lJirlir'lk.
I
hlcn;*trrJrui
{! ': . . 1 - l. . ! : L :Ltr;lt... r
I
.l'i:lai:t,ilrrrrli [t;*J;rl:tlrp.g;rl
{. ,r,
't*ril*.il1::.r'..:;-."i
Hup:h*
ti rl:* hr
ryror,y-
I- U L/
tl.et = 0)
d o-
,-\
''
At
5q)
fr At ?
o'>
B
^E F
FFq
ii*tR
=isP g-E --, € 5F E ;>i
=t FIV
i =
rr-{ Prp
" e
,\
lH
uo9'6' ob
$
-
-'.a F^E 5l: Fz g99 E =5tE 7 S --T= = +Gr;
283- ts5
ii F-'E __== ;Es E-'
SF,f xL=
;
(D-
,r XE S
S. FEq *
\o
F 9 >t
{
tD
\o o\ O \o \o \o gq (,
+N
P t-\
z
>.
(D
0
d CD tJ
eDr'$ bR
Fi
g-.
\-/ F
r! r;
ld |
b,J
f
F = =
H
ti =R5 R(o 5<
=* =0)
cr= F0) 5'-l
dq
$eh
0 T
lE trE
12
\-*{
tr =E
= |
EE rFrEE Ii 1=ryE IE E
II 'U
CE -'
cDa
bE l){
'
de (tl
T5 Ao)
qE - (tl =@
x.(o (FJ
O)
E t\) ='--
ci rr co) -x
0)
b6
oN)
ds
z z
A L{ II
0 \-{
z z
ti
F 3L (tl @
-
tr
A II