Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor 1, (43 – 47 )
IMPLEMENTASI METODE BELAJAR KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VIII SMPN-2 PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Linda * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah model belajar kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kewarganegaraan?. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Obyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester I. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model belajar kelompok ada perubahan hasil prestasi menunjukan pada siklus I jawaban siswa mencapai 67,6% dari 22 orang siswa yang mengikuti TES pada siklus II memperoleh hasil belajar siswa meningkat menjadi 83,88%.
Kata Kunci : Model belajar kelompok dan Pendidikan Kewarganegaraan PENDAHULUAN Fungsi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah menengah Pertama adalah untuk mengembangkan sikap rasional tentang gejala-gejala sosial serta wwasan tentnag perkembangan masyarakat Indonesia. Suyono dan Hariyanto (2011:9) “Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian”. Tujuan mata pelajaran PKn adalah untuk memunculkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari serta mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak mas lalu hingga masa kini, sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta kepada Tanah Air. Sedangkan menurut Sardiman (2007:28) “Tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman sikap mental/nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar”. Pencapaian
*Linda, S.Pd Guru SMPN 2 Palangka Raya
fungsi dan tujuan mata pelajaran PKn di SMP adalah menjadi penting untuk dapat dilaksanakan oleh guru dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan prinsipprinsip pembelajaran. Akan tetapi karena bahan belajar PKn yang cakupannya beragam dan luas serta tuntutan kurikulum yang sarat dengan muatan yang harus disampikan kepada siswa dengan lokasi waktu yang terbatas, guru mengalami kesulitan dalam menyajikan bahan ajar PKn dengan baik, menarik, dan menantang minat belajar siswa, pada akhirnya pembelajaran yang dilaksanakan di kelas VIII SMPN-2 Palangka Raya adalah dengan melakukan pembelajaran untuk dapat mengejar target. Tuntutan kurikulum dengan mengandalkan bahan belajar dari buku sumber PKn kelas VIII yang tersedia. Metode belajar yang selama ini dirasakan kurang cocok untuk menyampaikan materi ceramah sehingga upaya untuk dapat melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar PKn masih kurang. Menurut Sudjana (2004:39) “Hasil belajar yang dicapai Peserta didik
43
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor 1, (43 – 47 )
dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri peserta didik itu dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik atau faktor lingkungan”. Perhatian orang tua siswa terhadap sekolah khususnya orang tua siswa kelas VIII SMPN-2 Palangka Raya dirasakan kurang. Akibat kurang perhatian orang tua siswa ditunjukan dengan banyaknya siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah )PR) dari mata pelajaran yang ada, lebihlebih terhadap mata pelajaran PKn yang memang “budaya belajar” siswa terhadap mata pelajaran ini sangat rendah. Kurang populernya pelajaran PKn di kalangan siswa antara lain disebabkan (1) hampir sebagian besar orang tua lebih mementingkan baca, tulis dan hitung saja sementara mata pelajaran PKn dianggap mata pelajaran kelas dua sehingga mau tidak mau sikap orang tua seperti ini akan mempengaruhi minat siswa terhadap mata pelajaran PKn, dan (2) banyak bahan mata pelajaran PKn yang tidak dianggap penting oleh siswa dan tidak menentukan kelulusan siswa. Dengan permasalahan yang terjadi, salah satu metode belajar yang dianggap dapat melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar dan mengajar PKn diantaranya adalah metode belajar secara kelompok. Sebab dengan melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar PKn akan dirasakan berkesan dan bermakna sekaligus dapat mendorong siswa belajar lebih lanjut, melalui belajar secara kelompok siswa dapat belajar untuk lebih kreatif dalam memecahkan masalah secara bergotong royong dalam mencapai tujuan. Kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode belajar secara berkelompok dipandang sebagai pengalaman belajar yang mengarahkan siswa kepada prestasi siswa yang tinggi. *Linda, S.Pd Guru SMPN 2 Palangka Raya
Lingkungan belajar dengan interaksi yang multi proses akan sangat potensial untuk dapat membimbing siswa dalam pengembangannya. Namun demikian, dalam situasi pembelajaran bentuk apapun, pengembangan kemampuan siswa akan bisa berkembang apabila guru meningkatkan kemampuannya dalam mengajar terutama dalam penggunaan metode pembelajaran. Dalam penelitian tindakan kelas ini akan dicoba metode pembelajaran secara berkelompok dalam kegiatan belajar mengajar PKn di kelas VIII SMPN-2 Palangka Raya melalui tindakan-tindakan pembelajaran yang terlebih dahulu dirancang sebelum melakukan tindakan tersebut. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui siswa memilih atau menentukan teman dalam membentuk kelompok belajarnya, 2. Untuk mengetahui keterampilanketerampilan apa sajakah yang dikembangkan ketika siswa belajar bersama dalam kelompoknya, 3. Untuk mengetahui metode belajar secara berkelompok dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran PKn di kelas VIII SMPN-2 Palangka Raya dan untuk mengetahui metode belajar kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Kemmis dan McTaggart (2005: 154) mengatakan bahwa penelitian tindakan adalah suatu siklus spiral yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi, yang selanjutnya
44
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor 1, (43 – 47 )
mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya. Wardani (2011:14) menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh seorang yang terlibat didalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek. Populasi dalam penelitian adalah siswa SMPN 2 Palangka Raya yang berada di kelas VIII semester I tahun pelajaran 2012/2013. Untuk memperoleh sampel penelitian, peneliti menggunakan teknik sampling total. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model belajar secara berkelompok terhadap praktek pembelajaran PKn di Kelas VIII yang berorientasi pada peningkatan kemampuan siswa. Penelitian ini memiliki beberapa tahap pelaksanaan tindakan yang diuraikan sebagai berikut; Penelitian tindakan kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, Sifatnya realistik dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun hasil penelitian dapat diterapkan oleh orang lain yang mempunyai konteks yang sama dengan peneliti. Peneliti Tindakan Kelas (PTK) disebutkan penelitian bersiklus, Tiap siklus terdiri dari; (1) Persiapan/perencanaan (Planning); (2) Tindakan/pelaksanaan (Acting); (3) Observasi (Observing); dan (4) Refleksi (Reflecting). Tahapan pelaksanaan penelitian terdiri dari 2 siklus. Pengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan tes. Observasi atau pengamatan ialah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek baik secara langsung maupun tidak langsung menggunakan teknik”. Adapun yang dilakukan peneliti pada saat melakukan observasi. *Linda, S.Pd Guru SMPN 2 Palangka Raya
Peneliti melakukan pengamatan di kelas dengan melihat secara langsung proses kegiatan belajar mengajar. Selain itu juga peneliti bertanya kepada guru wali kelas kelas VIII SMPN 2 Palangkaraya yang bersangkutan untuk mencari data-data ataupun informasi yang diperlukan dalam melakukan penelitian. Tes dalam penelitian ini menggunakan pre-test dan post-test. Dimana pre-test (tes kemampuan awal) berfungsi untuk menilai kemampuan awal peserta didik. Sedangkan post-test (tes hasil belajar PKn) berfungsi untuk menilai kemampuan peserta didik mengenai penguasaan materi pelajaran setelah pembelajaran diberikan atau dilaksanakan kepada peserta didik. Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis keberhasilan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah menggunakan rumus persentase ketuntasan secara klasikal Indikator kinerja yang digunakan untuk menentukan keberhasilan dari penggunaan model pembelajaran kelompok ada dua kriteria, yaitu indikator kualitatif dan indikator kuantitatif. Indikator kualitatif yaitu berupa keantusiasan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan sikap mereka terhadap model pembelajaran kelompok yang digunakan oleh guru. Indikator kuantitatif yaitu besarnya nilai tes yang diperoleh peserta didik setelah mengunakan model pembelajaran kelompok yang kemudian dibandingkan dengan nilai tes yang diperoleh peserta didik sebelum menggunakan model pembelajaran kelompok. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pengarahan yang diberikan guru, siswa di beri kebebasan dan keleluasaan untuk memilih dan menentukan teman kelompoknya sendiri sesuai 45
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor 1, (43 – 47 )
dengannya. Pada siklus I, dari 22 siswa yang hadir terbentuk 7 kelompok belajar. Siswa yang sudah mendapatkan teman kelompok belajar tampak raut muka yang berseri-seri, gembira dan senang, sedangkan mereka yang belum mendapatkan teman kelompoknya tampak bingung untuk memilih teman kelompoknya. Pada siklus II dari 22 siswa yang hadir, juga terbentuk 7 kelompok belajar. Walaupun guru memberikan penjelasan dan pengarahan bahwa dalam pemilihan dan pembentukan kelompok belajar, siswa disarankan boleh untuk membentuk kelompok yang anggotanya berlainan jenis kelamin. Akan tetapi siswa nampaknya tidak mau memilih atau menentukan anggota kelompok yang berlainan jenis kelamin, sehingga tak satupun kelompok yang anggotanya berlainan jenis kelamin. Pada siklus I dari 22 siswa yang hadir siswa menjawab “selalu” menyampaikan pendapatnya ketika belajar secara berkelompok, prosentasinya adalah 78,38%. Sementara yang menjawab kadang-kadang” prosentasinya 21,26% dan yang menjawab “tidak pernah” prosentasinya 0%. Dengan perolehan prosentasi sebesar ini, siswa selama belajar bersama dalam kelompok dapat mengembangkan keterampilan dalam menyampaikan pendapat. Selain itu juga siswa mendapat keterampilan lain yaitu menghargai pendapat orang lain, walaupun pendapat itu salah. Karena dalam daftar cek yang dibagikan kepada siswa terdapat pertanyaan tentang “pendapat siswa yang salah dijawab oleh teman anggota kelompoknya”. Jawaban siswa terhadap pertanyaan ini adalah “selalu” prosentasinya 29,73%, “kadang-kadang” 43,24% dan “tidak pernah” prosentasinya 27,03%. Sementara itu aspek keterampilan berbagi pengalaman dengan sesama anggota *Linda, S.Pd Guru SMPN 2 Palangka Raya
kelompok yang menjawab “selalu” asalah 65,57%, “kadang-kadang” 27,03% dan menjawab “tidak pernah” 5,41%. Sedangkan aspek keterampilan menyelesaikan tugas sesuai waktu yang diberikan, siswa yang menjawab selalu prosentasinya 52,35% yang menjawab “kadang-kadang” 37,84% dan menjawab “tidak pernah” prosentasinya adalah 10,81%. Pada siklus II dari 22 siswa yang hadir siswa menjawab “selalu” menyampaikan pendapatnya ketika belajar secara berkelompok, prosentasinya adalah 91,89%. Sementara yang menjawab kadang-kadang” prosentasinya 24,11% dan yang menjawab “tidak pernah” prosentasinya 0%. Sedangkan keterampilan lain yaitu menghargai pendapat orang lain walaupun pendapat itu salah. Jawaban siswa terhadap pertanyaan ini adalah “selalu” prosentasinya 37,84%, “kadang-kadang” 45,95% dan “tidak pernah” prosentasinya 16,22%. Sementara itu aspek keterampilan berbagi pengalaman dengan sesama anggota kelompok yang menjawab “selalu” asalah 83,78%, “kadang-kadang” 16,22% dan menjawab “tidak pernah” 0%. Sedangkan aspek keterampilan menyelesaikan tugas sesuai waktu yang diberikan, siswa yang menjawab selalu prosentasinya 83,78% yang menjawab “kadang-kadang” 16,22% dan menjawab “tidak pernah” prosentasinya adalah 0%. Dari pelaksanaan tindakan I dan tindakan II yang menerapkan metode belajar secara bersama dalam kelompok dalam mata pelajaran PKn di kelas VIII, SMPN-2 Palangka Raya. Pada Siklus I siswa yang mendapat nilai 2 atau jawaban siswa benar mencapai 67,6% dari 22 siswa yang mengikuti tes. Sementara siswa yang
46
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor 1, (43 – 47 )
mendapat nilai 1 atau menjawab kurang tepat prosentasinya mencapai 4,9%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai 0 atau salah prosentasinya 27,6%. Pada siklus II siswa yang mencapai nilai 2, perolehan nilai hasil belajar siswa meningkat menjadi 83,8%. Sementara itu siswa yang mendapat nilai 1 atau kurang tepat meningkat dari sebanyak 4,9% menjadi 11,7%, sedangkan yang mendapat 0 menurun dari 27,6% menjadi 1% KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemilihan teman dalam pembentukan kelompok belajar berdasarkan tempat duduk yang berdekatan. Teman yang duduk satu bangku dengan sendirinya menjadi teman kelompok.
2. Keterampilan-keterampilan yang dikembangkan ketika siswa belajar secara bersama-sama dalam kelompok berdasarkan pendapat dan sikap siswa yang terungkap dari daftar cek yang diisi oleh seluruh siswa berkenaan aspek-aspek pengajaran. 3. Aktivitas belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar yang menerapkan metode belajar secara berkelompok dalam mata pelajaran PKN menunjukan peningkatan. 4. Perolehan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar PKN yang menerapkan metode belajar secara bersama dalam kelompok menunjukan peningkatan yang signifikan berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA Kemmis dan Mc Taggart. (2005). Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV. Alfabeta. Sardiman. (2007). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Wardani, IGAK, dkk. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
*Linda, S.Pd Guru SMPN 2 Palangka Raya
47