PRINSIP AGRONOMIK
BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH 15/04/2013
[email protected]
1
BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH • Budidaya untuk produksi benih sedikit berbeda dengan budidaya untuk produksi non benih, yakni pada prinsip genetisnya, dimana aspek kemurnian genetik menentukan kelulusan dalam sertifikasi. • Perbedaan spesifik yang lain terutama pada waktu panen dan penanganan pasca panen • Sedangkan teknik budidaya mulai dari pengolahan tanah hingga panen antara teknik budidaya produksi benih dan non benih secara relatif sama. 15/04/2013
[email protected]
2
1. Pengolahan Tanah • Pengolahan tanah pada dasarnya bertujuan untuk : - memperbaiki struktur tanah, - meningkatkan aktivitas organisme tanah, - menciptakan aerasi yang baik; - mengendalikan gulma, dan - membebaskan lahan dari sisa-sisa tanaman atau benih tanaman yang ada. • Hendaknya cukup tersedia waktu antara saat pengolahan tanah dan waktu tanam sehingga benih gulma dan tanaman dari pertanaman sebelumnya tumbuh dan dapat dicabut. 15/04/2013
[email protected]
3
2. Penanaman • Untuk memproduksi benih-benih kecil (bobot 1000 butir sebesar 10 gram), biasanya diawali dengan pesemaian atau pembibitan. • Hal utama yang perlu diperhatikan berkaitan dengan penanaman adalah jarak tanam dan kedalaman tanam. • Jarak tanam yang digunakan dapat disesuaikan dengan jenis atau varietas tanamannya, tingkat kesuburan lahan, serta ketersediaan air dan sinar matahari. 15/04/2013
[email protected]
4
• Penanaman direkomendasikan secara beraturan dengan sistem baris karena : a. Kebutuhan benih per hektar lebih sedikit sehingga memunginkan luas tanam lebih besar. b. Pemeriksaan lapang lebih mudah sehigga pengenalan tanaman tipe simpang lebih jelas/akurat. c. Pemeliharaan tanaman lebih mudah dilakukan tanpa merusak tanaman. d. Pencahayaan, kelembaban tanah dan pasokan hara tanaman lebih terjamin. e. Pembungaan tanaman dan kualitas benih lebih baik karena cahaya yang cukup.
15/04/2013
[email protected]
5
Hasil polong kering kacang tanah varietas Kelinci pada berbagai populasi tanaman Populasi tanaman per ha
Jarak tanam (cm x cm)
Hasil polong (t/ha)
62.500
40 x 40
0,78 a
83.000
40 x 30
0,78 a
111.000
30 x 30
0,98 a
125.000
40 x 20
1,33 ab
167.000
30 x 20
1,60 b
167.500
40 x 15
1,61 b
250.000
40 x 10
1,94 b
250.000
20 x 20
1,80 b
333.000
40 x 7,5
2,09 b
BNT 0,05 15/04/2013
0,51
[email protected]
6
• Kebutuhan benih dipengaruhi oleh : (1). Jarak tanam atau populasi tanaman per hektar. (2). Ukuran atau bobot benih per 1.000 butir (3). Daya tumbuh/berkecambah benih. • B = 10.000 x 100/p x 100/q x100/r x s/1000 x t x 1 g Keterangan : B = Benih yang diperlukan per hektar (gram) p = Jarak antar barisan (cm) q = Jarak tanaman dalam barisan (cm) r = Daya berkecambah benih (%) s = Bobot 1.000 butir benih (gram) t = Jumlah biji per lubang
15/04/2013
[email protected]
7
3. PEMELIHARAAN • Pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, serta pengariran dan pengelolaan air. • Teknik pemeliharaan hendaknya disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman sehingga tindakan yang diberikan tepat dan efisien.
15/04/2013
[email protected]
8
A. Pemupukan • Ketepatan pemupukan sangat penting karena menentukan keserempakan waktu pembungaan. • Produsen benih harus dapat menetapkan program pemupukan yang berimbang sehingga dapat menghindari kelebihan dan kekurangan hara bagi tanaman. • Efektivitas dan efisiensi pemupukan ditentukan 4 T, yaitu : a. Tepat Jenis b. Tepat Jumlah c. Tepat Waktu d. Tepat Cara 15/04/2013
[email protected]
9
• Pemupukan dilakukan untuk memperbaiki ketersediaan hara dalam tanah. • Selain untuk pertumbuhan tanaman, pupuk pun berpengaruh terhadap produksi dan mutu benih. • Pertumbuhan dan perkembangan tanaman membutuhkan 15 unsur hara esensial, yaitu : C, H, O, N, P, K, S, Ca, Mg, Fe, Mn, Zn, Cu, B, dan Mo.
15/04/2013
[email protected]
10
• Ke-15 unsur tersebut dibedakan dalam (dua) kelompok , yaitu : 1. Unsur hara makro : C, H, O, N, P, K, S, Ca, dan Mg. 2. Unsur hara mikro : Fe, Mn, Zn, Cu, B, dan Mo. • Unsur hara makro dibagi menjadi dua, yaitu : a. Unsur hara primer : C, H, O, N, P, K, dan S. b. Unsur hara sekunder : Ca dan Mg. 15/04/2013
[email protected]
11
B. Pengairan • Pengairan bertujuan untuk menyediakan air bagi tanaman dalam jumlah yang tepat, sesuai dengan fase pertumbuhan dan perkembangan-nya. • Pada tahap pertumbuhan vegetatif sampai inisiasi bunga, air diperlukan dalam jumlah banyak. • Pada tahap pembungaan, air diperlukan dalam jumlah sedang. • Pada tahap pembentukan dan perkembangan benih dini, air diperlukan dalam jumlah banyak. • Pada tahap pemasakan benih, air tidak diperlukan lagi. 15/04/2013
[email protected]
12
• Pengairan atau irigasi yang teratur memungkinkan produksi benih untuk menghasilkan benih yang tinggi secara kuantitas dan kualitas. • Manfaat dari irigasi yang lain adalah memungkinkan penambahan luas tanam atau musim tanam dan pengendalian teknik budidaya tanaman yang rutin. • Ketersediaan air harus dijaga sepanjang periode pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama pada periode kritis tanaman terhadap ketersediaan air. • Penghentian irigasi selama fase akhir pemasakan benih akan memaksimalkan pemasakan benih dan menyederhanakan penanganan benih pasca panen. 15/04/2013
[email protected]
13
C. Pengendalian Gulma • Gulma pada pertanaman dapat menjadi kompetitor tanaman utama dalam mendapatkan air, hara, dan cahaya matahari. • Gulma juga dapat menjadi inang hama dan penyakit tertentu. • Gulma juga memungkinkan terjadinya penyerbukan silang dengan tanaman benih. • Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual, mekanis, kimiawi, ekologis (biologi). 15/04/2013
[email protected]
14
D. Pengendalian Hama & Penyakit • Hama dan penyakit di lapang selalu ada sehingga perlu dikendalikan agar pertanian dapat mencapai produksi yang tinggi. • Pengendalian tersebut hendaknya dilakukan sedini mungkin dengan senantiasa memperhatikan batas ambang ekonomisnya, yakni tingkat populasi dan intensitas serangan yang membahayakan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
15/04/2013
[email protected]
15
• Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara preventif dan kuratif. • Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan cara : a. penanaman varietas tahan/toleran b. menanam benih sehat c. rotasi tanaman d. eradikasi e. pemakaian bahan kimia
15/04/2013
[email protected]
16
4. Pemanenan • Jika penanganan pasca panen dapat dilakukan dengan baik, maka panen pada saat benih masak fisiologis adalah yang terbaik karena : a. benih belum mengalami kemunduran (deteriorasi). b. mempercepat program pemuliaan karena segera diperoleh data viabilitas dan vigor maksimum dari varietas yang dikembangkannya. 15/04/2013
[email protected]
17
c. menghemat waktu dan mengurangi kehilangan benih di lahan. d. perkecambahan benih di lahan dapat dihindari. • Oleh karena pada saat masak fisiologis kadar air masih relatif tinggi (> 30%) sehingga benih rentan terhadap kerusakan mekanis, maka panen dapat dilakukan beberapa hari setelah masak fisiologis.
15/04/2013
[email protected]
18
• Kondisi iklim pada selang waktu antara masak fisiologis dan panen sangat berpengaruh terhadap daya berkecambah, vigor, maupun daya simpan benih. • Cuaca pada areal produksi yang tidak menguntungkan dapat menurunkan mutu benih yang dihasilkan.
15/04/2013
[email protected]
19
Resiko penundaan waktu panen 1. Menurunkan mutu biji
2. Menurunkan hasil (yield) 3. Kerusakan biji oleh fungi atau hama 4. Kerontokan biji (shattering)
5. Kerebahan (lodging)
15/04/2013
[email protected]
20
Daya berkecambah
100 85% 80
Vigor
Kadar air Berat kering Ukuran
20
Umum kadar air waktu panen
0 15/04/2013
[email protected]
Masak Fisiologis 21
TUGAS • Pilih salah satu dari faktor yang mempengaruhi mutu benih (antar mahasiswa tidak boleh sama) dan beri penjelasan pengaruh faktor tersebut. • Data diambil dari hasil penelitian (jurnal). • Faktor yang dapat dipilih dari pengaruh : a. Jarak tanam b. Dosis pupuk nitrogen c. Dosis pupuk pospor d. Pengairan e. Penyiangan f. Hama atau penyakit g. Waktu panen 15/04/2013
[email protected]
22