PENERAPAN TEKNIK MODELINGUNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH PUISI PADA SISWAKELAS VII-A MTSN KEDIRI II TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Tatik Anisatul Mudayaroh Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
ABSTRAK: Membaca indah puisi merupakan salah satu keterampilan berbahasa, membaca puisi termasuk dalam pembelajaran sastra dan merupakan salah satu bentuk seni yang dapat diapresiasikan. Rendahnya minat siswa dalam pembelajaran membaca sastra khususnya membaca indah puisi yang melatarbelakangi penelitian ini. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang tujuannnya memperbaiki pengajaran secara praktis dan secara langsung. Dengan melakukan PTK, guru dapat meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran membaca indah puisi mengalami peningkatan. Pada saat diberi tindakan pada siklus I, ada satu siswa atau 3,3% saja yang mencapai kategori tinggi. Hanya 20 % atau enam siswa yang mencapai kategori sedang dan 77 % atau dua puluh tiga siswa pada kategori rendah. .Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa penggunaan teknik modeling sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca indah puisi siswa kelas VII-A Semester Genap MTsN Kediri II Tahun Pelajaran 2012/2013. Kata kunci: Teknik Modeling, Membaca Indah. Pembelajaran membaca, khususnya membaca sastra, memegang peran yang sangat penting. Hal ini berarti pembelajaran membaca sastra harus dilaksanakan di kelas dan senantiasa ditingkatkan dengan inovasi-inovasi baru. Pembelajaran membaca indah puisi sudah tentu terdapat di dalamnya. Persoalannya adalah bagaimana cara yang harus dilakukan guru untuk menumbuhkan bahkan meningkatkan
kemampuan apresiasi siswa melalui kegiatan membaca indah puisi. Membaca puisi adalah perbuatan menyampaikan hasil-hasil sastra (puisi) dengan bahasa lisan (Aftarudin, 1984:24) membaca puisi sering diartikan sama dengan deklamasi. Membaca puisi dan deklamasi mengacu pada satu pengertian yang sama, yakni mengomunikasikan puisi pada pendengarnya. Cara membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 799
yaitu: (1) Rima dan Irama, artinya dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Membaca puisi berbeda dengan membaca sebuah teks biasa karena puisi terikat oleh rima dan irama sehingga dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun juga terlalu lambat. (2) Artikulasi atau Kejelasan Suara, artinya suara dalam membaca sebuah puisi haruslah jelas, misalnya saja dalam huruf-huruf vokalsehingga puisi akan terdengar oleh audiens. (3) Ekspresi/Mimik Wajah, artinya ekspresi wajah harus bisa disesuaikan dengan isi puisi. Ketika puisi yang dibacakan adalah puisi sedih, ekspresi mimik wajah pun harus bisa menggambarkan isi puisi sedih. (4) Mengatur Pernapasan, artinya pernapasan harus diatur dan jangan tergesa-gesa sehingga tidak akan menggangu ketika membaca puisi. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa pembelajaran bahasa khususnya sastra seharusnya ditekankan pada kenyataan bahwa sastra merupakan salah satu bentuk seni yang dapat diapresiasi. Oleh karena itu, pembelajaran sastra seharusnya lebih menekankan kegiatan pembelajaran yang bersifat apresiatif. Salah satu cara atau bentuk pembelajaran yang bersifat apresiatif itu adalah membaca puisi yang lebih dikenal dengan istilah membaca indah puisi. Kenyataan yang terjadi di lapangan, siswa pada umumnya kurang berminat dalam membaca puisi. Hanya sedikit siswa yang benar-benar mau dan mampu membaca puisi dengan indah. Dari diskusi dan perbincangan yang dilakukan peneliti dengan beberapa pengajar baik yang satu sekolah
maupun dengan beberapa sekolah yang berbeda ternyata hal tersebut tidak dimungkiri. Mereka membenarkan kenyataan tersebut. Kawan-kawan berkesimpulan bahwa dari 30 atau 42 siswa yang mereka asuh dalam pembelajaran membaca indah puisi, dapat dirata-ratakan sebanyak 25% baik, 35% sedang, dan 40% kurang tertarik dengan membaca indah puisi. Bertitik tolak dari kenyataan yang terjadi di lapangan seperti telah disebutkan di atas, masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah lemahnya kemampuan siswa kelas VII-A MTsN Kediri II dalam membaca puisi. Permasalahan lemahnya kemampuan siswa kelas VII-A dalam membaca puisi akan dipecahkan dengan menggunakan teknik modeling. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode Penelitian Tindakan Kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu suatu aksi, kaji tindakan, dan riset tindakan yang dilakukan di kelas (Hopkins dalam Sukidin, 2002:13). Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional (Imam dkk, 2004:6). Pada penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan Hj. Listya Haryanti, S.Ag. yang merupakan team teaching dengan peneliti sehingga peneliti dapat lebih fokus dalam melakukan penelitian. Selain Hj. Listya Haryanti, S.Ag., peneliti juga dibantu oleh dua orang guru
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 800
sebagai observer yakni Ibu Anwariyah, M.Pd. dan Nur Farida, S.Pd. Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan paparan secara deskriptif tentang pelaksanaan pembelajaran membaca indah puisi dengan teknik modeling pada siswa kelas VII-A MTsN Kediri II semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Kediri II Kota Kediri yang merupakan salah satu sekolah sederajat dengan SMP yang terletak di tenggara pusat kota Kediri. Waktu penelitian ini pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 mulai bulan Maret hingga bulan Mei 2013 sesuai dengan jadwal pelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan rencana dilaksanakan dua siklus. Namun jika masih dibutuhkan data, tidak menutup kemungkinan dilakukan siklus tiga. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-A MTsN Kediri II Kota Kediri tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. HASIL DAN PEMBAHSAN Pratindakan Dari angket prapenelitian yang disebarkan di kelas VII-A MTsN Kediri II dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang dengan rincian 10 orang laki-laki dan 20 orang perempuan, sejumlah 67% siswa menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia, namun pada aspek membaca sastra hanya 20% saja yang menyukai, sedangkan pada pertanyaan apakah Anda sering melakukan membaca puisi, jawaban
mereka 10% ya, 70% tidak, dan 20 % kadang-kadang. Pertanyaan angket selanjutnya apakah Anda senangdiberi tugas membaca puisi, jawaban mereka 70% tidak, dan ketika menjawab apakah mengenal teknik modeling 100% tidak. Pada pertanyaan apakah merasa senang dapat membaca puisi di kelas, jawaban mereka 67% tidak. Dari data pra tindakan, jika Ketentuan Ketuntasan Minimum (KKM) pada kelas tersebut adalah 75, hanya ada 3 siswa atau 10 % saja yang telah memenuhi KKM, sedangkan siswa yang lain harus remidi. Pada umumnya siswa kurang berminat membacakan puisi di depan kelas. Kalaupun ada yang berani tampil, tampaknya dengan keterpaksaan, takut-takut, dan malumalu. Berdasarkan kenyataan seperti itulah peneliti memberanikan diri untuk mengadakan penelitian tindakan kelas ini. Harapan besar yang ada di dalam benak peneliti adalah terkuaknya masalah yang dihadapi dan sekaligus bisa mengatasi masalah tersebut. Selain itu hasil pembelajaran membaca indah puisi sebelum penelitian menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Demikian hasil nilai membaca indah puisi yang didapat sebelum penelitian. Siklus I Pada siklus pertama, kegiatan perencanaan berisi persiapan guru dalam mengajarkan materi membaca indah puisi. Kegiatan ini berupa penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), penyiapan materi pembelajaran, dan penyiapan materi evaluasi. Silabus dan rencana pembelajaran dirancang agar relevan dengan kondisi siswa. Selain itu guru juga menyiapkan lembar
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 801
observasi yang terdiri atas lembar observasi kinerja guru dan lembar observasi kinerja siswa. Media yang digunakan adalah teks puisi berjudul Muhammad karya Annisa dan Aku karya Chairil Anwar. Model yang dihadirkan ke kelas berasal dari kelas IX-I yaitu Qurrota ‘Ayunina pemenang lomba puisi tingkat Kota Kediri dan model yang kedua adalah Ismi Tiara Maizza kelas VII-D. Penilaian pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian dalam bentuk kegiatan siswa. Yang pertama diarahkan dalam proses penjedaan teks puisi sesuai dengan model yang telah ditampilkan dan yang kedua adalah penilaian penampilan membaca indah puisi. Hasil tes pemahaman dan pembacaan puisi siswa kelas VII-A MTsN Kediri II pada kategori tinggi sebanyak satu anak atau 3,3%, kategori sedang sebanyak enam anak atau 20%, dan kategori rendah 23 anak atau 77%. Berkaitan dengan hasil tes ini, masih perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan nilai tes siswa. Berdasarkanjurnalpenelitianpada siklus 1 menunjukkan bahwa 37 % siswa memberikan respons positif, 45 % memberikan respons negatif, dan sisanya yaitu 18 % memberikan respons acuh tak acuh terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil ini menunjukkan bahwa masih harus ada peningkatan respon positif siswa. Namun, tidak sedikit dari mereka yang berpendapat bahwa dengan penerapan teknik modeling pembelajaran membaca indah puisi membuat siswa tertarik dan paham mengenai pembacaan indah puisi dengan intonasi, pelafalan, suara, dan
pantomimik yang sesuai dengan isi puisi. Siswa yang hanya mencapai kategori rendah dalam membaca indah puisi karena siswa belum paham dan belum tertarik pada pembelajaran indah puisi. Siswa yang termasuk dalam kategori sedang adalah siswa yang sudah paham tentang makna puisi tetapi baru sedikit tertarik saat pembelajaran membaca puisi. Untuk siswa yang termasuk kategori tinggi karena siswa sudah benar-benar senang dan sangat tertarik dengan pembelajaran puisi. Siklus II Hasil siklus II diketahui bahwa siswa pada pembelajaran membaca indah puisi sudah menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Mereka merasa tertarik dengan pembelajaran membaca indah puisi khususnya dengan teknik modeling karena menurut mereka perasaan takut dan ragu itu tidak ada lagi karena mereka membaca puisinya dengan enjoy dan penuh percaya diri. Pendek kata mereka merasa senang dan termotivasi dalam pembelajaran membaca indah puisi melalui teknik modeling karena sebelumnya ditampilkan model membaca indah puisi. Hasil tes pemahaman dan pembacaan puisi siswa pada siklus II, kategori tinggi sebanyak empat anak atau 13%, kategori sedang sebanyak dua puluh tiga anak atau 77%, dan kategori rendah tiga anak atau 10%. Berdasarkan data tersebut telah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal pokok dalam proses belajarmengajar sekaligus sebagai tolak ukur berhasil atau tidaknya pembelajaran adalah Rencana
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 802
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Jika pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang disusun, berdampak pada ketidakmaksimalan kinerja guru dan siswa sebagai pelaksana pembelajaran. Kinerja guru dan siswa berefek dominan pada tingkat penguasaan materi yang tercermin pada hasil tes siswa. Ketika kinerja guru pada siklus I menunjukkan data 75% cukup baik dan 25% berkategori baik, kinerja siswa yang berkategori tinggi 14%, sedang 17%, dan rendah 69%. Hasil tes siswa yang lebih dari batas minimal atau lebih dari KKM yakni 75 hanya mencapai 3,3% atau 1 siswa dari 30 siswa. Hal itu menunjukkan bahwa ketidakmaksimalan kinerja guru dan siswa menyebabkan ketidakmaksimalan penguasaan materi yang tercermin dari hasil tes siswa. Data tersebut menunjukkan bahwa adanya perbandingan lurus antara kinerja guru dan siswa terhadap tingkat penguasaan materi oleh siswa. Ketika siklus II ada peningkatan kinerja guru. Guru berkategori baik 15% dan 85% berkategori sangat baik. Seiring dengan peningkatan kinerja guru, kinerja siswa juga meningkat masing-masing 13% berkategori sangat baik,77% berkategori baik dan hanya 10% masih berkategori rendah, hasil tes siswa sudah lebih dari batas minimal atau lebih dari KKM yakni 75.Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) daya serap klasikal disebut tuntas bila nilai di kelas terdapat 80%>= KKM. Teknik modelingbelum pernah dilakukan oleh guru MTsN Kediri II pada proses pembelajaran sehingga ketika peneliti menerapkan teknik ini pada siklus I, banyak siswa bertanya-
tanya untuk apa model tersebut. Pada siklus ini respon siswa dalam mengikuti pelajaran juga masih rendah yakni 2, sedangkan kesanggupan mengerjakan tugas juga masih rendah yakni skor 2. Hal tersebut mengakibatkan banyak waktu yang dibutuhkan guru untuk memberi pemahaman kepada siswa tentang fungsi model. Yang dikehendaki guru dengan teknik modeling ini adalah siswa akan terbuka keberaniannya dalam hal membaca indah puisi di depan kelas. Ternyata benar pada siklus I waktu yang diperlukan siswa untuk mengerjakan penjedaan dan latihan membaca indah puisi yang paling cepat mencapai 40 menit, sedangkan yang paling lama mencapai 60 menit. Pada siklus II ini, kinerja siswa yang masih rendah pada siklus I dapat ditingkatkan menjadi masing-masing 4 sehinggga pada siklus II waktu tercepat yang dibutuhkan siswa untuk berlatih mencapai 25 menit dan yang terlama mencapai 45 menit. Semakin terbiasa siswa dengan model pembelajaran yang diimplementasikan, skor kinerja berbagai aktivitas makin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa biasa tidaknya siswa belajar dengan teknik modeling ini berpengaruh terhadap waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Pada kegiatan inti yaitu penyajian model, teknik ini sangat tepat diterapkan dalam pelaksanaan kurikulum bahasa Indonesia terutama pada pembelajaran membaca indah puisi sebab siswa belajar mengaitkan hal-hal yang dipelajari di kelas dengan kehidupan-kehidupan nyata yang terdapat di sekitarnya yaitu model dari kakak kelas dan teman sebayanya yang tidak jauh dari kehidupan mereka sehari-hari.
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 803
Aktivitas-aktivitas tertentu baik pada kinerja guru maupun siswa ada yang berskor tinggi, ada yang berskor rendah. Aktivitas guru yang berskor tinggi misalnya penguasaan materi pembelajaran dan pengelolaan/pengorganisasian kelas, sedangkan yang berskor rendah misalnya kegiatan apersepsi dan memberikan respon kepada siswa. Aktivitas siswa yang berskor tinggi misalnya respon/semangat dalam mengikuti pelajaran dan kesanggupan mengerjakan tugas, sedangkan yang berskor rendah misalnya kemampuan bertanya dan keberanian menyampaikan pendapat. Aktivitas guru yang berskor tinggi terjadi karena aktivitas tersebut merupakan hal yang menjadi syarat utama bagi guru pada proses pembelajaran dikelas yaitu guru harus menguasai materi yang akan disampaikan dan kemampuan mengelola kelas. Aktivitas guru yang berskor rendah dipengaruhi oleh tingkat kesulitan pengaplikasian aktivitas tersebut sebagai akibat dari kurang terbiasanya guru menerapkan teknik modeling pada proses pembelajaran. Aktivitas siswa yang berskor tinggi terjadi karena implementasi teknik modeling sebagai hal baru dapat memberikan penyegaran kegiatan belajar siswa. Aktivitas siswa yang berskor rendah dipengaruhi oleh kebiasaan siswa yang cenderung hanya menerima informasi dari guru. Kebiasaan komunikasi dua arah sulit diimplementasikan di kelas. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil analisis terhadap jurnal harian dan angket siswa, hampir seluruh siswa berkomentar positif
terhadap pembelajaran membaca indah puisi. Hal ini membuktikan bahwa teknik modeling dalam pembelajaran membaca indah puisi benar-benar membantu siswa. Siklus I menunjukkan bahwa 25% aktivitas guru berkategori kurang baik, 50% berkategori cukup baik, dan 25% berkategori baik. Data tersebut digunakan sebagai patokan untuk menentukan aktivitas-aktivitas yang perlu ditingkatkan kualitasnya pada siklus II.Hasil observasi menunjukkan proses tindakan kelas siklus II sudah sesuai dengan indikator keberhasilan proses tindakan. Terbukti pada siklus II15% aktivitas guru berkategori baik, sedangkan 85% berkategori sangat baik. Dengan demikian kegiatan belajar mengajar guru telah mengalami peningkatan yang signifikan. Aktivitas siswa pada siklus Ikategori tinggi sebanyak satu anak atau 3,3%, kategori sedang sebanyak enam anak atau 20%, dan kategori rendah 23 anak atau 77%. Berkaitan dengan hasil tes ini, masih perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan nilai tes siswa. Pada siklus IImereka mengalami peningkatan yang sangat signifikan.Siswa kategori tinggi naik menjadi 4anak (13%) dan kategori sedang 24 anak (77%) sementara itu siswa yang termasuk kategori rendah dalam pembelajaran membaca indah puisi hanya tiga anak (10%).Hal ini membuktikan bahwa penggunaan teknik modeling dapat memacu dan memotivasi siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca indah puisi. Saran Dari penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang telah
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 804
dicapai dalam pembelajaran membaca indah puisi dengan menggunakan teknik modeling, penulis menyarankan kepada rekanrekan sejawat agar menggunakan teknik modeling sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran membaca sastra khususnya membaca indah puisi supaya siswa mampu dan berani membaca puisi sesuai dengan isi puisi tersebut DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Iif Khoiru dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru. Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Adityamedia. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muslich, Mansur. 2011. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Pradopo, Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta:Gajah Mada Press. Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sa’adah, Ridwan. Makalah Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru. Jabar: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Mojoagung: Insan Cendekia. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sumardi, Muljanto. 1996. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan SastraIndonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung: angkasa. Tarigan, H.G. 1980. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tjahjono, Libertus Tengsoe. (1988). Sastra Indonesia: Teori dan Apresiasi. Flores: Nusa Indah. Zulfahnur, dkk. (1996). Apresiasi Puisi. Jakarta: Depdibud. Zulfahnur, dkk. (1996).Teori Sastra. Jakarta: Depdikbud.
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 805