NASKAH PUBLIKASI
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI OLEH GURU DI SMP AL ISLAM KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
ANDI ARDIANTO A 6100 900 53
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
I.INIVERSITAS MU}IAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAII DAN ILMU PENDIDIKAI\I JI. A. Yani Tromol Pos
I-
Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax: 715448 Surakarta 57102
Website: http//www.ums.ac. id
Email:
[email protected]
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama
: Drs. Dahroni,
MPA{IK Nama
:146
NIP/NIIK
:142
M.Si
: Drs. Sutan Syahrir
Zabda,M.H
Telatr membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa:
Nama
Andi Ardianto
NIM
A 6100 900
53
Program Studi Pendidikan Geografi
Judul Skripsi
IMPLEMENTASI PENDIDIKAIY MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI OLEH GT]RU DI SMP AL.ISLAM KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAIIT]N PELAJARAN 2OI2I2O13
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta,..... Septemb er 2013
NIP:146
ABSTRAK IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI OLEH GURU DI SMP AL-ISLAM KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Andi Ardianto, A 6100 900 53, Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, xiv + 56 halaman.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bentuk implementasi pendidikan mitigasi bencana gempa bumi oleh guru di SMP Al-Islam Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/ 2013. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengambilan data melalui wawancara dengan kepala sekolah dan beberapa guru, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMP Al-Islam sudah mulai mengimplementasikan pendidikanmitigasi bencana gempa bumi. Bentuk pengimplementasian dilakukan setiap guru dengan caranya masing-masing. Kepala sekolah mengimplementasikannya dalam pembelajaran nonformal seperti dalam upacara. Sedangkan guru IPS melakukannya dalam pembelajaran di kelas. Untuk mendukung materi kegempaan, diberikan pula pemahaman pada siswa saat kegiatan ekstrakurikuler pramuka, terutama ketika ada fenomena gempa yang terjadi. Yang menjadi kendala dalam mengimplementasikan pendidikan mitigasi bencana gempa bumi di sekolah adalah masih minimnya pemahaman guru dalam melakukan simulasi penanganan bencana, belum ada guru yang dilatih penanganan bencana, dan tidak semua guru tertarik tentang gempa sehingga mereka tidak mencari informasi lebih tentang gempa bumi.
Kata kunci: implementasi, gempabumi, sekolah
Pemerintah sebagai pihak yang
1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang terletak di jalur pertemuan tiga lempeng dunia, yaitu lempeng Indo Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Asia Pasifik. Hal ini mengakibatkan posisi Indonesia menjadi begitu rawan terhadap gempa. Peristiwa demi peristiwa gempa bumi yang banyak terjadi bukanlah hal yang asing bagi kita, warga Negara Indonesia. Gempa yang terjadi selalu diiringi dengan berbagai kerusakan fasilitas umum, harta benda, bahkan nyawa sekaligus. Selain itu, bencana alam juga dapat membawa trauma yang mendalam bagi siapa saja yang mengalaminya Yang menjadi korban yang paling rentan ketika menghadapi bencana alam adalah orang miskin, orang tua, wanita, dan anak-anak. Gempa
bumi
memang
sulit
diprediksi kapan akan terjadi. Yang bisa kita lakukan adalah dengan mengetahui indikasi sebelum kejadian gempa terjadi. Indikasi ini dapat diketahui melalui sistem peringatan dini “early warning sistem”. Melalui indikasi ini, paling tidak kita telah mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan
terburuknya.
Dengan
mengetahui indikasinya pula kita akan bijak
menentukan
menghadapinya.
bagaimana
cara
paling bertanggungjawab dalam hal ini harus lebih aktif. Upaya pemerintah dalam menanggulangi korban bencana gempa bumi dapat dilakukan melalui tanggap darurat,
mitigasi
bencana,
dan
rekonstruksi, baik rekonstruksi bangunan maupun rekontruksi pkisis bagi korban bencana gempa bumi. Namun permasalahan gempa bumi tidak hanya masalah pemerintah saja, tapi juga masalah semua individu. Maka pemahaman tentang gempa bumi mutlak diperlukan bagi siapa saja agar korban dapat diminimalisasi. Selama ini kesiapan masyarakat terhadap bencana gempa bumi sangat minim. Hal ini bisa dilihat dari minimnya pemahaman masyarakat tentang bencana gempa bumi, sedikitnya pelatihan tentang mitigasi bencana gempa bumi, sarana dan prasarana yang belum memadai serta kurikulum
kebencanaan
yang
belum
banyak terintegrasi di sekolah. Salah
satu
lembaga
yang
diharapkan dapat memberi sumbangsih besar terhadap mitigasi bencana gempa bumi adalah lembaga pendidikan, dalam hal
ini
sekolah.
Melalui
sekolah,
diharapkan pemahaman tentang gempa dan bagaimana
menghadapinya,
baik
itu
sebelum, saat, atau pun setelah terjadi dapat tersebar luas di masyarakat.
Oleh karena itu, penelitian tentang implementasi pendidikan mitigasi bencana
diperlukan
untuk
pengetahuan
tentang
membuka bahaya
dan
gempa bumi di sekolah menjadi sangat penting untuk mengetahui apa yang sudah dilakukan sekolah dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi.
bagaimana
penanggulangan
gempa
bumi. Jika masyarakat paham, dampak dari gempa bumi bisa diminimalisasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data yang didapatkan diperoleh dari studi dokumen,
wawancara,
dan
observasi
Namun, jika masyarakat tidak paham, maka akan sulit bagi mereka untuk menghadapi
gempa
bumi
yang
bangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana
bentuk
implementasi pendidikan mitigasi bencana
sewaktu-waktu terjadi. Hal ini tentu berpeluang
menimbulkan
banyak
korban, tidak hanya infrastruktur, tapi
gempa bumi di SMP Al-Islam Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013 beserta faktor pendukung dan penghambatnya.
juga manusia. Apalagi selama ini, korban gempa bumi lebih banyak diakibatkan
karena
kurangnya
kesadaran dan pemahaman masyarakat 2. LANDASAN TEORI tentang gempa bumi, bukan karena A. Kajian Teori besarnya gempa bumi yang terjadi. 1. Implementasi Menanamkan rasa sadar terhadap Implementasi adalah suatu proses bencana gempa bumi menjadi tugas penerapan ide, konsep, kebijakan atau penting
semua
pihak,
terutama
inovasi dalam suatu tindakan sehingga pemerintah. Pandangan bahwa gempa memberikan dampak. Dampak itu bisa bumi adalah sesuatu yang terkait mitos berupa
perubahan
pengetahuan, atau pun sesuatu yang tidak selalu
keterampilan maupun nilai, dan sikap. terjadi harus dihapus. Implementasi
pendidikan
mitigasi bencana gempa bumi sangat
Walaupun gempa bumi adalah
Pendidikan formal diberikan melalui
peristiwa yant tidak bisa diprediksi, tapi
kurikulum di sekolah atau pembelajaran
upaya penanggulangan dapat dilakukan
di kelas. Sasaran pendidikan ini adalah
dengan cara struktur maupun non
guru dan juga siswa. Mereka adalah
struktur. Cara yang terstruktur bisa
kaum intelektual yang mudah menyerap
dilakukan
informasi dan ilmu baru. Melalui
dengan
bangunan,
memperkuat
bangunan,
dan
bangunan.
Selain
struktur
membuat
bisa
struktur
desain itu,
kode
rekayasa upaya
dilakukan
non
dengan
lembaga
sekolah,
pemahaman
tentang
diharapkan gempa
akan
pendidikan
non
tersebar luar. Sedangkan
menghindari zona subdaksi atau daerah
formal bisa diberikan saat kegiatan
yang dilalui jalur gempa.
ekstra kurikuler di sekolah, seperti
Maka upaya implementasi harus terus
pemahaman
pertolongan pertama pada kecelakaan
tentang bencana bisa terus diwariskan.
(P3K). Untuk pendidikan informal, bisa
Apalagi, generasi akan terus berganti.
diberikan melalui pengajian, sosialisasi
Mereka yang saat ini paham tentang
di lingkungan, atau melalui selebaran
gempa harus memastikan agar generasi
dan pamphlet.
lain
dilakukan
juga
agar
pramuka, baca tulis Al Qur’an, atau
benar-benar
memiliki
pemahaman yang serupa. Cara
untuk
Pemberian pemahaman bencana pada ketiga jenis pendidikan di atas
memahamkan
harus dilakukan dengan metode yang
masyarakat pada bencana gempa bumi
berbeda. Cara yang ditempuh di sekolah
dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu
berbeda dengan di lingkungan rumah.
melalui pendidikan formal, pendidikan
Penyampaian di sekolah bisa dilakukan
non formal, dan pendidikan informal.
dengan
menggunakan
bahasa
intelektual dan praktik langsung yang
serta keterampilan yang diperlukan
biasanya
langsung
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berbeda
dengan
bisa
dipahami.
penyampaian
di
Pendidikan bisa berlangsung di
lingkungan yang tingkat intelektualnya
dalam
beragam, tentu membutuhkan lebih
sekolah. Ketiga pendidikan tersebut
banyak variasi penyampaian.
harus
2. Pendidikan
mendukung. Meski dipahami bahwa
Pendidikan mewariskan penolong
nilai dan
menjalani
ialah
upaya
yang
menjadi
penuntun
kehidupan,
dalam sekaligus
keluarga,
bisa
masyarakat,
bersinergi
dan
dan
saling
peran keluarga sangat besar, tapi tidak boleh
mengabaikan
pendidikan
masyarakat dan sekolah. Untuk mencapai kemajuan suatu
memperbaiki nasib dan peradaban umat
bangsa,
manusia yang bisa dilakukan sejak
memegang peran yang sangat penting.
dalam kandungan. (Khaeruddin: 3).
Jika pendidikan tidak bermutu, dapat
Dalam UUD No.20 tahun 2003
pendidikan
yang
dipastikan bahwa bangsa itu akan
tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengalami kemunduran.
dikatakan bahwa pendidikan adalah
3. Bencana
usaha
sadar
dan
terencana
untuk
bermutu
Bencana dalam Kepmen No.
mewujudkan suasana belajar dan proses
17/kep/Menko/Kesra/x/95
pembelajaran agar peserta didik secara
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
aktif mengembangkan potensi dirinya
disebabkan oleh alam, manusia, dan
untuk
atau keduanya yang mengakibatkan
memiliki
keagamaan,
kekuatan
pengendalian
spiritual diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
korban kerugian
dan
penderitaan
harta
benda,
adalah
manusia, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana prasarana
dan fasilitas umum serta menimbulkan
dalam bumi yang terjadi sebagai
gangguan terhadap tata kehidupan dan
akibat dari terlepasnya energi yang
penghidupan masyarakat.
terkumpul secara tiba-tiba dalam
Bencana ancaman
akan
muncul
bertemu
ketidakberdayaan
jika
dengan
manusia.
batuan yang mengalami deformasi. b. Macam-Macam Gempa Bumi
Artinya,
Menurut Katili (1963:253),
suatu ancaman sebesar apa pun tidak
berdasarkan sebab akibat maka
bisa disebut bencana jika terjadi di
gempa itu bumi dapat dibagi
daerah yang tidak ada penghuninya,
dalam:
misalnya di hutan belantara. Atau bisa
1. Gempa bumi vulkanik
juga ancaman dan kerentanan tinggi,
2. Gempa bumi runtuhan
tapi manusianya memiliki ketahanan
3. Gempa bumi tektonik
terhadap ancaman yang tinggi, maka
Sebab dari gempa bumi
tidak akan terjadi bencana.
vulkanik
4. Gempa Bumi
magma
a. Pengertian Gempa Bumi
gelombang
pelepasan seismic
yang
dengan
persentuhan dinding-dinding
gunung api dan tekanan gas pada
Gempa bumi adalah suatu peristiwa
adalah
peledakan hebat. Sebab lain yang
energi
mengakibatkan
terjadi
vulkanik
ialah
gempa
bumi
perpindahan
secara tiba-tiba. Pelepasan energi ini
mendadak dari magma di dalam
diakibatkan karena adanya deformasi
dapur
lempeng tektonik yang terjadi pada
runtuhan terdapat di daerah-daerah
kerak bumi (Hartuti, 2009: 12-13).
dimana terdapat runtuhan-runtuhan
Menurut Noor (2006: 136137), gempa bumi adalah getaran
magma.
Gempa
bumi
dalam tanah, umpamanya di daerah
kapur
atau
daerah-daerah
pertambangan. Gempa disebabkan
bumi oleh
tektonik pergeseran-
pergeseran yang tiba-tiba di dalam bumi dan berhubungan rapat sekali dengan
gejala
pegunungan. demikian
2. Getaran/ Guncangan Permukaan Tanah (ground shaking) 3. Longsoran Tanah (Mass Movement) 4. Kebakaran 5. Perubahan Pengaliran (Drainage Modifications) 6. Perubahan Air Bawah Tanah (Ground Water Modifications) 7. Tsunami
pembentukan Gempa
dikenal
pula
Rekahan permukaan bumi
bumi
dikenal pula dengan deformasi
dengan
kerak bumi yang dapat mencapai
nama gempa dislokasi. Gempa
daerah
bumi tektonik dapat terjadi jikalau
getaran permukaan bumi dapat
terbentuk
menyebabkan runtuhnya bangunan-
patahan-patahan
yang
baru atau jika terjadi pergeseranpergeseran
sepanjang
yang
luas.
Sedangkan
bangunan.
patahan
Longsoran
tanah
dapat
karena ketegangan-ketegangan di
mengiringi gempa jika terjadi di
dalam kerak bumi.
daerah
c. Dampak Gempa Bumi Menurut Noor (2006: 142) goncangan gempa yang besar dapat membawa akibat yang besar pula. Adapun dampak yang ditimbulkan karena gempa bumi diantaranya: 1. Rekahan/ Patahan di Permukaan Bumi (ground rupture)
pegunungan.Sementaratsunamidap atterjadi jika pusat gempa berada di bawah permukaan laut. Gempa juga dapat menyebabkan kebakaran akibat putusnya aliran listrik atau gas yang meledak, dan lain-lain. d. Mitigasi Bencana Gempa Bumi Mitigasi,
menurut
Noor
(2006: 150-151) pada hakikatnya
adalah mengurangi risiko bencana
jelas terkait standar bangunan,
geologi
benda
memahamkan masyarakat tentang
maupun jiwa manusia.Usaha-usaha
bencana gempa, mengintegrasikan
dalam
kebencanaan
penanggulangandampakbencanaaki
sekolah, dan lain-lain.
terhadap
harta
dalam
kurikulum
bat gempa bumidapat dilakukan 5. Guru dengan beberapa cara, antara lain, menjauhi
zona
subdaksi/
pertemuan lempeng, segera turun jika berada di atas kendaraan, menjauhi bangunan yang roboh, membuat bangunan tahan gempa, melakukan gundul,
penghijauan membuat
lahan
terasiring,
mematikan alat listrik saat terjadi gempa bumi, menerapkan perilaku aman saat menggunakan peralatan listrik dan kompor di rumah, membuat sistem peringatan dini, dan mengadakan simulasi bencana tsunami.
dilakukan
tahun 2005 guru
adalah pendidik
profesional
dengan
mendidik,
mengajar,
tugas
utama
membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi pendidikan
peserta anak
usia
didik
pada
dini
jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Seiring kemajuan zaman, peran guru tidak semata mengajar di depan kelas. Seorang guru dituntut untuk peka terhadap perubahan dan mengikuti ilmu pengetahuan
yang
sesuai
dengan
zamannya. Guru tidak boleh lagi kaku
Selain itu, upaya mitigasi bencana
Menurut undang-undang No. 14
gempa
bumi
melalui
dapat
pelatihan
tanggap bencana, peraturan yang
dan terpaku pada ilmu yang didapat pada masa lalu. Dia harus selalu mengupdate dan mengupgrade ilmu pengetahuannya.
Guru juga harus menjadi teladan
Jenis
penelitian
penelitian
jawa kita sering mendengar istilah guru,
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
digugu
ini
ini melibatkan kerja di lapangan. Metode
mengindikasikan bahwa guru adalah
penelitian kualitatif berupa pertanyaan
sosok teladan bagi muridnya. Segala
terbuka data interview, data observasi, data
apa
akan
dokumen dan audiovisual analisis teks dan
dipercaya (digugu) dan diikuti (ditiru)
gambaran. Dalam penelitian ini subjek
oleh anak didiknya.
penelitiannya adalah guru IPS, Bu Eni
yang
ditiru.
dilakukan
Hal
guru,
Paradigma yang berkembang saat ini tidak lagi beranggapan bahwa guru adalah mereka yang berdiri di depan
bisa dikatakan sebagai guru.
research)
Iswahyuni, S.Pd, Guru BP, Bu Siti Muslimah, S.Pd, dan Kepala Sekolah, Pak Subakir, B.A. Metode pengumpulan data adalah
kelas. Siapa pun yang mampu atau pernah memberikan pelajaran, maka dia
(field
adalah
bagi semua muridnya. Dalam istilah
dan
lapangan
ini
hal paling utama dalam sebuah penelitian. Pengumpualn data dapat dilakukan dengan berbagai macam cara:
3. METODE PENELITIAN
1.
Observasi Semua bentuk penelitian kualitatif
Penelitian ini bertempat di SMP Al Islam Kartasura, Jl. Jend. Sudirman
dan
Kartasura, Sukoharjo yang secara
obsevasi. Observasi dapat berlangsung
astronomis terletak di koordinat 7°33'2"
dalam
LS dan 110°44'7" BT. Waktu
(eksperimental) maupun dalam konteks
penelitian berlangsung antara tanggal
alamiah.
14 Januari 2013 sampai dengan tanggal 28 Februari 2013.
kuantitatif
mengandung
konteks
aspek
laboratorium
reduction),
proses
penelitian,
pemusatan,
perhatian
pada
mengambil sampel dengan mewawancarai
penyederhanaan,
pengabstraksian,
Bu Eni Iswahyuni, S.Pd selaku guru IPS,
transformasi data mentah yang berasal dari
Bu Siti Muslimah, S.Pd selaku guru BP,
data, catatan-catatan atau rekaman di
dan Bapak Subakir, B.A selaku kepala
lapangan. Kedua,penyajian data (data
sekolah.
display),
2. Wawancara Dalam
penelitan
ini,
peneliti
suatu
penyusunan
data
dan
informasi
sehingga memungkinkan adanya penarikan
3. Studi Dokumen
kesimpulan. Ketiga,menarik kesimpulan Basrowi (2008:127) mengatakan (verification),
verifikasi
berdasarkan
bahwa metode ini merupakan suatu cara reduksi interpretasi, dan penyajian data pengumpulan data yang menghasilkan yang dilakukan
sebelumnya,
kegiatan
catatan-catatan penting yang berhubungan analisis data melalui tiga jalur tersebut dengan masalah yang diteliti, sehingga berjalan interaktif dan siklus. akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasar perkiraan. Studi dokumen
a. Setiap guru punya cara sendiri-sendiri
didapat melalui profil sekolah. Untuk menguji keabsahan data, dapat dilakukan dengan cara triangulasi, diskusi dengan dosen pembimbing dan rekan. Selain itu, keabsahan data bisa diuji dengan
mengkomparasikan/
membandingkan
antara
teori
4. HASIL PENELITIAN
dalam mengimplementasikan pendidikan mitigasi bencana gempa bumi di SMP Al Islam Kartasura. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat di tabel berikut ini. No
dengan
Guru Mata
Bentuk Implementasi
Pelajaran
Pendidikan Mitigasi Bencana Gempa
temuan di lapangan.
Bumi
Aktivitas dalam analisis melalui tiga tahap. Pertama,reduksi data (data
1
Kepala
Melalui upacara
Sekolah
2
Guru BP
bendera dan kegiatan
dalam kelas maupun luar kelas. Selain itu,
non formal seperti
juga sudah ada materi kegempaan yang
dalam khutbah.
termuat
Melalui pendekatan
semester I.
personal terhadap
c. Faktor Penghambat
4
kurikulum
kelas
VII
Adapun faktor penghambat dari
siswa 3
dalam
Melalui
implementasi pendidikan mitigasi bencana
pembelajaran di kelas
gempa bumi di SMP Al Islam Kartasura
dan dibantu kegiatan
adalah
ekstra kurikuler
menerapkannnya.
pramuka.
karena tidak semua guru tertarik dan
Guru
Mengkaji gempa
paham materi kegempaan. Selain itu,
Pendidikan
bumi dari tinjauan Al
materi dan alokasi waktu yang terbatas
Guru IPS
Agama Islam Qur’an seperti dalam
belum
semua Hal
ini
guru
disebabkan
juga menjadi kendala.
QS. An Naba: 7 yang
5. SIMPULAN DAN SARAN
menceritakan tentang
A. Simpulan
fungsi gunung
Dari penelitian yang telah dilakukan,
sebagai pasak bumi.
penulis
dapat
mengambil
beberapa
simpulan: b. Faktor Pendukung
1. Guru memiliki cara masing-masing
Faktor pendukung implementasi
dalam mengimplementasikan pendidikan
pendidikan mitigasi bencana gempa bumi
mitigasi bencana gempa bumi. Setiap guru
di SMP Al Islam Kartasura adalah sudah
memiliki
ada beberapa guru yang menyampaikan
menerapkan pendidikan mitigasi bencana
materi kegempaan kepada para siswa baik
gempa
cara
bumi.
sendiri-sendiri
Kepala
dalam
sekolah
menerapkannnya melalui kegiatan non
penanganan bencana sehingga wawasan
formal seperti saat upacara bendera.
mereka masih minim.
Sedangkan
B. Saran
melalui
guru
BP
pendekatan
menerapkannya personal
kepada
1. Alangkah baiknya jika materi tentang
siswanya. Guru IPS lebih fokus pada
gempa bumi juga diiringi dengan
pembelajaran di kelas. Untuk tinjauan
praktik di lapangan agar siswa lebih
gempa bumi dari sudut pandang Al Qur’an
paham apa yang harus dilakukan jika
biasanya
suatu saat gempa terjadi.
disampaikan
oleh
guru
pendidikan agama islam (PAI). 2.
Faktor
pendukung
2. Alangkah lebih baiknya jika sekolah
implementasi
mengadakan
kegiatan
pelatihan
pendidikan mitigasi bencana gempa bumi
penanganan bencana gempa bumi
di SMP Al Islam adalah sudah ada materi
guna mengasah dan meningkatkan
yang masuk dalam kurikulum. Untuk
skill
menambah
tugasnya sebagai seorang pendidik.
materi
itu,
guru
guru
dalam
melaksanakan
menyampaikannya di luar jam pelajaran.
6. DAFTAR PUSTAKA
Ketika ada berita tentang gempa bumi, ada
Baroroh, Atik. 2008. Dampak Gempa Bumi Tektonik Bagi Kehidupan Masyarakat Kepuh Wetan, Wirokerten, Banguntapan, Bantul. (Skripsi S-1 Progdi Pengembangan Masyarakat Islam): Jogjakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga.
guru yang membahas tentang gempa. Kepala sekolah juga kerap memberikan materi itu saat menjadi pembina upacara. 3.
Faktor
penghambat
implementasi
pendidikan mitigasi bencana gempa bumi di SMP Al Islam adalah belum semua guru paham tentang bencana gempa bumi. Selain itu juga belusm ada pelatihan
Basrowi, dkk. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Fauziyah, Muyana. 2000. Bencana Alam: Perlindungan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Hartuti, Evi Rine. 2009. Buku Pintar Gempa.Yogyakarta: Divapress.
Katili, JA. 1963. Geologi. Bandung: Kilatmadju. Khaeruddin, dkk. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinya di Madrasah. Jogjakarta: Pilar Media. Noor, Djauhari. 2006. Geologi Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pristanto, Adhitya Irvan. 2010. “Upaya Peningkatan Pemahaman Masyarakat Tentang Mitigasi Bencana Gempa Bumi di Desa Tirtomartani Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta” (Skripsi S-1 Progdi Pendidikan Geografi): Jogjakarta: FISE Universitas Negeri Yogyakarta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Yunus,
Hadi Sabari. 2010. Metode Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.