newsletter Edisi 33/2013 | www.ipeka.org
Dr. Janet Nason:
Pembelajar Seumur Hidup
Greetings
Keluarga Besar IPEKA yang saya kasihi,
P Petroes S. Soeryo
Direktur Utama Operasional
“The illiterate of the 21st century will not be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn, and relearn.”
02
ada tahun 1970, Alvin Toffler dalam bukunya yang berjudul Future Shock menjelaskan bahwa di abad ke21, pengetahuan, teknologi, dan informasi akan berkembang pesat. Hal positif dari kemajuan yang cepat tersebut adalah umat manusia akan mengalami banyak kemudahan karena penggunaan teknologi dalam keseharian. Namun, manusia juga akan mengalami future shock karena perubahan yang sangat cepat dalam waktu yang singkat. Perubahan yang pesat dalam periode yang singkat itu menuntut manusia untuk selalu belajar agar dapat meyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Terkait dengan itu, Alvin Toffler berkata, “The illiterate of the 21st century will not be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn, and relearn.” (terjemahan bebas: Mereka yang tertinggal di abad 21 bukanlah yang tak bisa membaca dan menulis, tetapi orang yang enggan belajar, tidak berani meninggalkan pengetahuannya yang sudah tidak relevan, dan tidak mau belajar lagi untuk pengetahuan lebih baru.) Kita telah berada di abad ke21 itu. Banyak hal yang diprediksi Alvin Toffler benar terjadi. Komputer yang pada masa lalu berukuran sebesar kamar tidur, kini menjadi begitu kecil dan dapat dibawa bepergian. Telepon yang dulu sangat terbatas dan bersifat
statis, kini dimiliki oleh banyak orang dan dapat masuk saku untuk dibawa ke mana-mana. Komunikasi antar-ilmuwan dari berbagai belahan dunia dapat dilakukan secara online. Pendidikan dapat diperoleh secara online. Informasi dan pengetahuan mudah diakses melalui internet. Mereka yang tidak mengikuti perkembangan ini bukan hanya menjadi “kudet” (kurang update), namun juga tertinggal dari kemajuan dunia karena semua kemajuan itu akan mengakibatkan cara hidup baru di dalam masyarakat. Sekelompok peneliti di Amerika Serikat mengklaim bahwa pengetahuan yang kita sedang pelajari tidak relevan dalam 4 tahun ke depan, sehingga pengetahuan yang telah kita kuasai, ketika lulus dari pendidikan formal, mungkin sudah tidak terlalu relevan karena banyak teori baru yang ditemukan. Itulah sebabnya, Sekolah Kristen IPEKA menetapkan nilai keempat dalam Nilai-nilai Inti (core values) pelayanan IPEKA, yaitu Pembelajar Seumur Hidup. Setiap kita, baik siswa-siswi, guru dan karyawan, maupun orang tua, mesti memiliki sifat sebagai pembelajar seumur hidup supaya dapat mengikuti perkembangan zaman, bahkan menjadi pemimpin dalam perkembangan zaman ini untuk menjadi berkat. Selamat menjadi pembelajar seumur hidup. Tuhan memberkati.
ICC CORNER
Belajar Seperti Pohon “Nak, kamu kok nggak belajar…?” “Enggak ah, Ma… nggak ada ulangan. Lagi pula besok kan libur panjang.” Apa yang terlintas pada benak kita untuk kata belajar dari percakapan tersebut? Beberapa orang menangkap belajar adalah proses mengulangi pelajaran di sekolah. Mungkin ada juga yang menilai bahwa belajar adalah kegiatan yang memiliki jadwal tersendiri. Dengan kata lain, kalau tidak ada ulangan atau PR, maka tidak perlu belajar. Apabila ditarik lebih umum, belajar hanya diidentikkan sebagai kegiatan mencari ilmu ketika seseorang masih di jenjang sekolah. Benarkah demikian? Apakah belajar berhenti ketika seseorang lulus dari jenjang pendidikan tertentu? Seorang politisi, Newton D. Baker menyatakan, “The man who graduates today and stops learning tomorrow is uneducated the day after (Seseorang yang hari ini lulus dan berhenti belajar keesokannya, maka menjadi tidak berpendidikan di kemudian hari).” Dengan demikian, belajar bukanlah sebuah proses tunggal atau terbatas pada suatu situasi atau waktu saja. Hidup manusia seperti sebuah pohon yang memiliki 2 pilihan: mau terus bertumbuh atau berhenti bertumbuh yang berarti layu dan gugur? Selain membutuhkan sinar matahari, sebuah pohon akan
dapat bertumbuh ketika mulai menyerap air dan nutrisi yang baik di dalam tanah. Semakin luas akarnya menyebar di dalam tanah dan makin banyak hal baik yang diserap, maka semakin sehat, kuat, dan besar pohon tersebut. Buahnya pun akan lebih banyak dan ranum. Begitu pula dengan manusia, semakin banyak usaha yang diinvestasikan untuk mempelajari hal-hal yang positif akan membuat seseorang semakin kaya akan informasi yang bermanfaat bagi hidup. Marilah menjadi pembelajar seumur hidup.
“Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku. Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan diperliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya.” (Amsal 4:5-6)
—oleh Diana, M.Psi., Psi.
03
focus
Pembelajar Seumur Hidup “Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.” (Yesaya 50:4)
04
Jika siswa-siswi di sekolah selalu mendengarkan saran dari guru agar selalu rajin dan bersemangat belajar, maka guru pun mau belajar serajin yang disarankan kepada siswa-siswinya. Guru diharapkan mau membuka diri dan selalu belajar tanpa batas waktu, sehingga siswa-siswi juga meneladaninya dan menjadikan Kristus sebagai Teladan yang membimbing dalam memanfaatkan pengetahuan yang dipelajari demi kemuliaan Tuhan. Pdt. David F. Wong, penulis buku Beyond Finishing Well mengatakan, kita tidak dapat belajar tanpa mengosongkan pikiran lama kita. Harus melepaskan yang sudah usang
untuk mempelajari yang baru, maka barulah pembelajaran yang sebenarnya akan terjadi. Apalagi bila kita ingin menjadi pembelajar seumur hidup. Berkaitan dengan menjadi pembelajar seumur hidup, serta sebagai salah satu dari sekian sekolah yang memiliki pusat pelatihan di Indonesia, Sekolah Kristen IPEKA, melalui IPEKA Learning and Development Center (ILDC) melatih para guru dan karyawannya agar semakin baik mendidik dan mempersiapkan siswa-siswi menuju masa depan, terutama pada era modern yang super cepat memperoleh informasi dari mana saja, siapa saja.
focus
ILDC memiliki sejumlah modul pelatihan bagi para guru dan karyawan IPEKA, antara lain: IPEKA Basic Leadership Program IBLP membahas lima tingkat kepemimpinan (Five Levels of Leadership) dari John C. Maxwell agar para guru mendalami proses pertumbuhan kepemimpinan serta memimpin siswa-siswi menjadi para calon pemimpin. Character, Stewardship, and Personal Effectiveness CSPE melatih karakter dan mengembangkan pribadi efektif agar semakin menyadari panggilan hidup dari Tuhan dan memantapkannya di dalam melayani di dunia pendidikan Kristen. Philosophy of IPEKA Christian Education Melalui modul ini, para guru semakin efektif mendidik siswa-siswi agar di dalam setiap pembelajaran mengakui kedaulatan Allah, mengembangkan karakter serta cara berpikir Kristen, dan menumbuhkembangkan hikmat, pengetahuan, juga talenta supaya menjadi pembelajar seumur hidup. IPEKA Teacher Development Program Program pelatihan ini dirancang untuk memperlengkapi kompetensi guru. Beberapa modul yang diberikan antara lain tentang teori
perkembangan dan belajar anak, manajemen kelas, kurikulum dan rencana pengajaran, serta evaluasi belajar. Program ini selaras dengan filosofi pendidikan Kristen dan Kurikulum Berbasis Alkitab (KBA) yang menjadi pedoman Sekolah Kristen IPEKA di dalam menyelenggarakan proses pendidikan bagi siswa-siswi. Creative Teaching Pelatihan bagi guru-guru agar mengajar secara kreatif supaya minat belajar siswa-siswi di kelas pun melambung. Juga agar tercipta atmosfer atau suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar. Kata sekolah sendiri pada mulanya berasal dari bahasa Latin scola yang berakar dari bahasa Yunani, yaitu skhole yang berarti leisure (waktu luang, kenyamanan) yang berkembang menjadi berdiskusi saat waktu luang dengan tujuan mendidik maupun menambah pengetahuan. Mari menggapai kesuksesan dengan tetap belajar. Bukankah sikap tetap bersemangat, rendah hati, serta mau belajar itu pun merupakan sebuah kesuksesan? Sebagai murid Tuhan Yesus pun kita akan selalu belajar— menjadi pembelajar seumur hidup.
05
development
Kebaktian Syukur & Dedikasi Gedung Baru Kantor Pusat IPEKA Founding fathers (pelopor pendirian) Sekolah Kristen IPEKA menghadiri kebaktian pengucapan syukur untuk dedikasi serta peresmian gedung baru Kantor Pusat IPEKA di Kompleks Daan Mogot Baru pada 20 Juli 2013 seraya menyambut HUT ke-34 IPEKA. Ketua Sinode Gereja Kristus Yesus (GKY), Pdt. Freddy Lay menyampaikan firman Tuhan untuk ibadah ini dari 1 Korintus 15:10: 1. By the grace of the Lord. Segala berkat adalah kasih karunia Tuhan. Segala sesuatu berjalan dengan benar karena kasih karunia-Nya. 2. I labored more abundantly. Semua pencapaian tergapai oleh berkat Tuhan disertai kerja keras. Jika mencapai semuanya, bukan berarti berhenti berbuat apa pun dan tinggal menikmati, melainkan berkomitmen tetap bekerja keras menghadapi segala tantangan. Dia Allah yang mengurapi kerja keras kita. 3. Yet not I, but the grace of God which was with me. Mungkin kita tidak melakukan dengan sempurna, tetapi kalau kita melakukan dengan baik dan berhasil, itu karena kasih karunia-Nya yang menyertai.
Bp. Erwin Wijaya (kiri) dan perwakilan Yayasan Eben Haezar
Kerja Sama antara Yayasan IPEKA dan Yayasan Eben Haezar Yayasan IPEKA menyadari, panggilannya tak hanya mendidik siswa-siswi yang Tuhan percayakan di Sekolah Kristen IPEKA, tetapi juga memajukan pendidikan Kristen di Indonesia. Karena itu, Yayasan IPEKA menjadi mitra pelayanan bagi sekolah-sekolah Kristen lainnya. Demikianlah yang dilakukan Yayasan IPEKA yang bekerja sama sebagai sister school dengan Yayasan Eben Haezar Manado. Kerja sama ini diresmikan di Manado yang diwakili Bp. Erwin Wijaya, Ketua Yayasan IPEKA serta Bp. Roy H. T. Alase, Ketua Yayasan Eben Haezar.
Retret Guru & Karyawan IPEKA 2013
Be Still & Know that I Am God
Suasana retret IPEKA
Peresmian gedung baru Kantor Pusat IPEKA
06
Be still & know that I Am God (Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah) menjadi tema retret guru dan karyawan IPEKA pada 10 – 12 Juli 2013 di Puncak, Jawa Barat. Retret ini menghadirkan para pembicara, yaitu Rev. Christopher Chia dari Singapura, Rev. Ian Warren Vail, Ev. Emil Salim, Pdt. Peterus Pamudji dosen Institut Theologia Aletheia Lawang, Pdt. Agus Gunawan rektor STT Bandung, serta yang menjadi pembicara pada acara penutupan adalah Bp. Petroes S. Soeryo CEO Sekolah Kristen IPEKA.
inspiration
Guru Kristen & Pembelajar Seumur Hidup Menjadi guru Kristen adalah suatu panggilan. Dalam panggilan pelayanan tersebut terkandung suatu kualitas yang lebih: tuntutan keteladanan dalam ukuran lebih berat yang mengharuskan untuk memperlengkapi diri dengan menambah ilmu pengetahuan. Bukan suatu beban, tetapi bagian dari menjadi pembelajar seumur hidup. Pendidik Kristen dan pembelajar seumur hidup adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Guru Kristen adalah murid Kristus yang harus menjadi teladan dalam kehidupan, pembelajaran, dan pribadinya. Juga dituntut untuk terus belajar, mengembangkan talenta dan menjadikan keteladanan dalam hal belajar kepada murid-muridnya. Seperti halnya pelatihan, lokakarya dan seminar guru adalah bagian dari kebutuhan setiap pendidik di Singapura, sudah seharusnya itu pun bagian kebutuhan para guru di Indonesia. Belajar dan mengembangkan diri menjadi lifestyle di sana. Bukan saja dibutuhkan validitas sertifikasi oleh pemerintah secara berkala, namun juga kebutuhan untuk pengembangan diri sendiri. Pemerintah Singapura juga mengharuskan mengembangkan diri sebagai prasyarat keberlangsungan lisensi sebagai guru. Setiap guru harus mengikuti pelatihan, seminar atau lokakarya selama 100 jam pelatihan per tahunnya. Hebatnya lagi, mereka harus mengusahakan pelatihan itu tanpa mengganggu hari-hari efektif sekolah. Singapura sangat yakin, pengembangan kualitas para pendidik menentukan kualitas pembelajaran. Tak mengherankan bila Singapura maju dalam pengembangan SDMnya. Menariknya, negara itu bahkan tak punya sumber daya alam dan mineral, hanya bertumpu pada keunggulan dan peningkatan
kualitas pendidikannya. Karena itu, keberhasilan sekolah meningkatkan kualitas pendidikan tergantung dari peningkatan kualitas para pendidiknya. Berbekal keyakinan ini, IPEKA melalui ILDC secara berkesinambungan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi mengajar. Tidak semata-mata mengembangkan kompetensi dan profesionalitas, ILDC juga memperlengkapi dan membekali dengan meneguhkan panggilan pendidik Kristen dalam tugas dan pelayanan di ladang pendidikan Kristen yang misioner dan berdasarkan firman Tuhan. Dalam hal belajar, Alkitab memberikan contoh nabi Yesaya yang terus belajar dengan berlaku sebagai murid yang mau mendengar (Yes. 50:4 ). Juga perumpamaan tentang hambahamba yang dipercayakan dengan talentatalenta (Mat. 25:14-28). Keteladanan pembelajar seumur hidup seorang guru akan menghidupkan pedagogi (imu pendidikan, pengajaran) yang berkualitas di dalam kelas. Karakter pembelajar seumur hidup akan mengangkat kualitas pendidikan di Indonesia. “To be a schoolmaster is next to being a king. Do you count it lowly employment to imbue the minds of the young with the things of Christ and the best of literature and return them to their homes honest and virtuous person? In the opinion of fools, it is a humble task. But in fact it is the noblest of occupation.” —Desiderius Erasmus —oleh Dr. Khoe Yao Tung, MSc.Ed, M.Ed.
07
moments
Prestasi Siswa-siswi IPEKA di Kancah Dunia
Kezia Sulami
Kevin Christian
Joshua Christian N.
Ketika berkompetisi demi negara, kita menjadi lebih bersemangat. Betapa membanggakan saat siswa-siswi Sekolah Kristen IPEKA berhasil menorehkan prestasi internasional. Berikut ini beberapa prestasi terbaru ajang internasional yang diperoleh oleh siswa-siswi IPEKA: 1. Joshua Christian Nathanael dari SMAK IPEKA Sunter meraih medali Perunggu pada International Physics Olympiad (IPhO) 2013, yang diikuti 50 negara lebih pada 7 – 15 Juli 2013 di Kopenhagen, Denmark (http://bit.ly/IPhO_2013) 2. Kevin Christian Wibisono dari SMAK IPEKA Puri meraih medali Perunggu pada International Mathematical Olympiad (IMO) ke-54 yang diikuti 97 negara pada 18 – 28 Juli 2013 di Santa Marta, Kolombia (http://bit.ly/IMO_2013) 3. Kezia Sulami dari SMPK IPEKA Sunter memperoleh medali Emas pada International Mathematics Competition pada 29 Juli – 3 Agustus 2013 di Singapura Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. 08
Dua Nilai Terbaik UN se-DKI Diraih Dua Siswi IPEKA Dua siswi Sekolah Kristen IPEKA, yaitu Jesslyn Giovanni dan Fidella Widjojo berhasil mencetak nilai terbaik pada Ujian Nasional 2013 yang lalu. Jesslyn Giovanni dari SMA IPEKA Sunter meraih peringkat perolehan nilai tertinggi UN 2013 Bidang IPS se-DKI Jakarta dengan total nilai sebesar 55,85. Mata pelajaran yang diujikan untuk bidang IPS pada UN ini adalah Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Ekonomi, Geografi, Matematika, serta Sosiologi. Sementara itu, Fidella Widjojo dari SDK IPEKA Puri berhasil memperoleh full score (nilai rata-rata 10) atau nilai sempurna dengan total skor 30 dari ketiga materi soal tingkat SD, yaitu Matematika, IPA, dan Bahasa Indonesia pada UN se-DKI Jakarta. Fidella meraih peringkat pertama dari total peserta Ujian Nasional SD sekitar 152.907 siswa-siswi dari total 3.488 sekolah. Berkat keberhasilan ini, Jesslyn dan Fidella pun menerima penghargaan dari Wakil Gubernur DKI Jakarta, Bp. Ir. Basuki Tjahaja Purnama di gedung balai kota DKI Jakarta.
Jesslyn Giovanni
Fidella Widjojo
moments
Selamat Datang Siswa-siswi di Sekolah Kristen IPEKA
Pertemuan orang tua di IPEKA Balikpapan
Selamat datang kepada para siswa-siswi baru Sekolah Kristen IPEKA Tahun Pelajaran 2013/2014. Sejumlah kegiatan dilakukan baik oleh orang tua, guru dan siswa-siswi, di antaranya: persiapan kelas yang diisi dengan berbagai atribut kelas yang mendukung pembelajaran, seperti pertemuan orang tua dengan sekolah ataupun kegiatan lain di Sekolah Kristen IPEKA Balikpapan. Kegiatan lainnya adalah MOS (masa orientasi siswa) untuk membimbing tentang jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta yang akan siwa-siswi jalani di sekolah ini, seperti yang dilakukan oleh SMAK IPEKA Pluit pada 15 – 17 Juli 2013 dengan tema FBI (Family Bonding with Integrity), dan beberapa SMAK IPEKA lainnya. Selain itu, pada 24 – 26 Juli 2013 juga diadakan pelatihan kepemimpinan bagi siswa-siswi melalui jambore SMAK
Mau Tahu Berita Baru? Segera Like Fan Page Sekolah Kristen IPEKA di Facebook!
Baris-berbaris siswa-siswi baru SMAK IPEKA Pluit
IPEKA Sunter “Character Building Camp”, dan beberapa SMAK IPEKA lainnya untuk membentuk kedisiplinan, karakter, maupun kepemimpinan siswa-siswi supaya siap menghadapi masa depan maupun keseharian, terutama dalam aktivitas di sekolah. Semua ajang ini juga menjadi kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai budaya Sekolah Kristen IPEKA serta prinsipprinsip firman Tuhan kepada siswa-siswi.
Malam jambore SMAK IPEKA Sunter
Selain dapat berteman dengan banyak orang, menemukan kembali teman-teman masa sekolah dulu, atau saling berbagi informasi, yang utamanya kita bisa mendapatkan informasi-informasi terbaru Sekolah Kristen IPEKA melalui:
bit.ly/Sekolah_Kristen_IPEKA Simak status-status maupun berita terbaru Sekolah Kristen IPEKA di Facebook, supaya kita tidak ketinggalan berita dan artikel menariknya!
09
i - care
Mission Trip Penutup Tahun & Kebaktian Saudara Asuh Pembuka Tahun
Saat mengajar anak-anak TK di Aceh
Pembinaan guru-guru di Mororejo
Sebagai kegiatan pelayanan IPEKA di penghujung Tahun Pelajaran 2012/2013, diselelenggarakan Mission Trip ke Aceh dan Jawa Timur: Siswi IPEKA memberi kesaksian di Mororejo
1. Mission Trip dilakukan di Sekolah Kristen Methodist Banda Aceh, yaitu memberikan pembinaan kepada guru dengan tema Multiple Intelligences, Couching, dan Bahasa Kasih serta diadakan KKR untuk TK hingga SMA 2. Mission Trip di Sekolah Kristen Baithani Mororejo yang berdiri di tengah masyarakat yang umumnya non-Kristen, dengan pembinaan bertema Bahasa Kasih,
Suasana saat salah satu kebaktian Saudara Asuh
10
Multiple Intelligences, Multimedia, dan Creative Teaching untuk guru dan ceramah yang bertema Motivasi Belajar dan KKR untuk siswa-siswi Kemudian, sebagai kegiatan di pembuka Tahun Pelajaran 2013/2014, IPEKA menyelenggarakan kebaktian rekomitmen program Saudara Asuh yang melibatkan semua siswa-siswi jenjang TK hingga SMA. Dalam kebaktian tersebut, IPEKA mengundang “Saudara Asuh” dari Persekutuan Doa Sungai Tiram, Tanjung Priok untuk memberikan kesaksian di IPEKA Pluit. Semoga melalui kegiatan-kegiatan tersebut, IPEKA senantiasa memancarkan kasih Tuhan dengan berbagi kasih kepada sesama manusia.
people
Dr. Janet Nason
Beragam pengalaman Dr. Janet Nason, CEO Advisor IPEKA sebagai guru, dosen, profesor, penulis, maupun pimpinan sejumlah lembaga internasional, tak menyudahi langkah untuk terus belajar di dalam kehidupan. Berikut petikan wawancara dengan beliau. Apa arti menjadi pembelajar seumur hidup? Mau terbuka untuk belajar dari orang lain—di gereja, kehidupan profesional, dan lainnya. Mau banyak membaca, sekalipun tentang halhal di luar bidang yang kita geluti. Juga belajar memakai pancaindra terhadap apa pun di sekitar kita. Beberapa orang mau terbuka untuk belajar hal-hal baru ataupun tentang bagaimana Tuhan menyatakan diri-Nya melalui berbagai budaya, alam, ataupun di Alkitab. Beberapa orang lainnya tidak; hanya menganggap yang mereka ketahui sajalah yang paling benar. Apakah tidak apa-apa belajar hal-hal lainnya? Bila membatasi diri pada satu bidang tertentu, pengetahuan kita akan sangat terbatas. Saya senang membaca tentang seni atau keindahan, dan pengaruhnya terhadap pendidikan. Tuhan menganugerahi kapasitas pikiran sangat besar, maka walaupun bacaan kita beragam, kita bisa mengintegrasikannya. Dampak menjadi pembelajar seumur hidup? Kita makin mengenal Tuhan serta penyataan diri-Nya melalui berbagi hal. Namun, kita mesti waspada sebab apabila belajar demi pengetahuan semata-mata, kita akan angkuh atau menganggap diri lebih penting, lebih baik daripada orang lain. Kasih itu membangun (1 Kor. 8:1). Maka, bukan semata-mata pengetahuan, melainkan juga belajar mengasihi orang-orang, bagaimana Tuhan membentuk mereka serta menghormati orang lain. Belajar untuk pengetahuan guna membangun Tubuh Kristus sebagai satu komunitas. Kita harus belajar dari satu sama lain. Faktor kegagalan dalam pembelajaran? Kegagalan merupakan unsur penting karena
kita belajar banyak lewat kesalahan— seperti ketika mempelajari bahasa pertama atau kedua. Belajar hal-hal baru berkaitan dengan mengambil risiko dan bekerja keras menghadapi rasa takut. Kadang rasa takut itu hanya di pikiran karena melakukan hal baru. Penekanannya bukan pada benar atau salah melakukan sesuatu, melainkan memperbaiki cara berpikir yang kurang tepat. Kita pun harus mampu menertawakan diri sendiri sesekali, lalu berusaha melakukan yang terbaik. Apa tips Dr. Janet agar menjadi pembelajar seumur hidup? Belajar tentang hal-hal yang menarik bagi kita. Miliki rasa ingin tahu tentang bagaimana Tuhan menciptakan sesuatu. Berani mengambil risiko untuk mencoba sesuatu yang berbeda. Saya rasa apa yang sangat penting adalah orang tua serta para guru bersedia menjadi contoh. Anakanak perlu melihat kita pun mencoba melakukan hal-hal baru walaupun sukar. Saat kita mencobanya, anak-anak akan yakin mereka pun mampu. Semangati mereka. Jika kita mau mengambil risiko dan belajar dari orang lain, itulah bagian dari menjadi pembelajar seumur hidup. Bertekunlah untuk belajar. 11
Gunakan i-Smart Card (kartu identitas pelajar, guru dan karyawan IPEKA) untuk mendapatkan diskon menarik di berbagai merchant yang bekerja sama dengan IPEKA. Jakarta
Palembang
BALIKPAPAN
MAKASSAR
*Info12 selengkapnya, baca brosur i-Smart Card