148
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I WONOREJO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013 Oleh: Sumargi Guru SDN 1 Wonorejo, Trenggalek
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa bidang studi PKn materi pokok Menjaga Keutuhan NKRI melalui pembelajaran group investigation. Hal ini penting karena minat belajar siswa sangat berpengaruh terhadap aktivitas proses belajar dan prestasi belajar. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat mendorong lebih jauh untuk menjadi guru yang kreatif dan inovatif dalam hal memilih metode dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi kondisi serta dinamika siswa. Manfaat bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan andil dalam meningkatkan prestasi belajar dan lebih luas lagi dapat meningkatkan kualitas sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata : 65,56 dengan ketuntasan belajar 55,56% siklus I 70,56 dengan ketuntasan belajar 66,67% dan siklus II 90,00 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 94,44% pada akhir siklus II. Dengan melihat hasil yang terus naik pada tiap siklus maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dengan baik. Kata kunci: PKn, group investigation, prestasi belajar
Strategi belajar yang paling sering digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah dengan melibatkan siswa dalam diskusi dengan seluruh kelas. Tetapi, strategi ini terkadang dapat berjalan tidak efektif walaupun guru sudah berusaha dan mendorong siswa untuk berpartisipasi. Karena kebanyakan siswa terpaku menjadi penonton sementara arena kelas dikuasai oleh hanya beberapa siswa saja. Dalam suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan pengisolasian siswa, sikap dan hubungan yang negatif akan terbentuk dan mematikan siswa. Suasana seperti ini akan menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif sehingga sikap siswa dalam proses pembelajaran lebih cenderung pasif. (Bimo, 1980) Berdasarkan pada uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sikap siswa dalam proses pembelajaran PKn perlu ditingkatkan, sebab sikap siswa yang pasif akan menghasilkan daya serap materi pelajaran yang rendah. Sebab satu hal yang perlu diperhatikan oleh guru adalah
perbaikan strategi pembelajaran yang dipilih, sebab faktor utama yang menentukan aktivitas siswa adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guruguru PKn perlu mencoba menggunakan metode pembelajaran yang lebih kooperatif agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan. Sikap pasif tersebut ditunjukkan misalnya : siswa jarang bertanya, diantara mereka jarang terjadi diskusi dan atau Tanya jawab, waktu yang disediakan untuk bertanya jarang digunakan, kecenderungan siswa selalu mencatat dan bukan memahami materi pelajaran. Dengan terciptanya kondisi pembelajaran secara optimal, maka proses belajar mengajar akan berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila tidak dapat disediakan secara optimal, tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar. Gangguan dapat bersifat sementara sehingga perlu dikembalikan lagi ke dalam iklim belajar yang serasi (kemampuan mendiskusikan), akan tetapi
Sumargi, Peningkatan Prestasi Belajar PKn....
gangguan dapat bisa pula bersifat cukup serius dan terus-menerus sehingga guru dituntut untuk dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik. Peneliti berpendapat bahwa Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat dipakai guru untuk mengembangkan kreativitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran yang berorientasi menuju pembentukan manusia social (Prasodjo, 2003). Model pembelajaran kooperatif dipandang sebagai proses pembelajaran yang aktif, sebab siswa akan lebih banyak belajar melalui proses pembentukan (contructing) dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagi pengetahuan serta tanggung jawab individu tetap merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Model pembelajaran Group Investigationn merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. (Maesaroh, 2011) Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa bidang studi PKn materi pokok Menjaga Keutuhan NKRI melalui pembelajaran group investigation. Hal ini penting karena minat
149
belajar siswa sangat berpengaruh terhadap aktivitas proses belajar dan prestasi belajar. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat mendorong lebih jauh untuk menjadi guru yang kreatif dan inovatif dalam hal memilih metode dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi kondisi serta dinamika siswa. Manfaat bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan andil dalam meningkatkan prestasi belajar dan lebih luas lagi dapat meningkatkan kualitas sekolah. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri I Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek. Yang menjadi obyek penelitian adalah siswa Kelas V SD Negeri I Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek Semester II pada bidang studi PKn materi Menjaga keutuhan NKRI tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa. Prosedur siklus penelitian yang dilakukan, prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur: (a) Perencanaan (Planning); (b) Pelaksanaan (Action); (c) Observasi (Observation); (d) Refleksi (Reflection) Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pengajaran serta aktivitas siswa selama proses pengajaran.
150
JUPEDASMEN, VOLUME 1, NO. 2, AGUSTUS 2015
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama Refleksi Awal Untuk mengawali kegiatan penelitian ini peneliti melakukan serangkaian kegiatan pra tindakan melalui studi dokumentasi pembelajaran dan pengamatan awal sebelum penelitian. Studi dokumentasi dilakukan terhadap nilai hasil belajar siswa melalui analisis pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru untuk mengukur daya serap terhadap materi pembelajaran yang telah disampaikan. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa siswa takut untuk bertanya/ mengemukakan pendapat, takut dimarahi, guru apabila pertanyaan yang diajukan tidak baik, siswa malu bertanya, siswa tidak memahami konsep yang diajarkan, pertanyan guru tidak dimengerti siswa, merasa kesulitan pada bidang studi PKn, merasa takut ditertawakan oleh temantemannya bila pertanyaan yang diajukan salah/jelek, siswa beranggapan bahwa terlalu banyak bertanya itu tidak sopan. Tindakan selanjutnya peneliti berdiskusi kembali dengan mitra guru untuk mengkaji temuan pada hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti. Dalam diskusi ini peneliti mencoba untuk mengganti metode pembelajaran yang biasa digunakan dengan metode lain yang lebih menarik siswa untuk lebih beraktivitas secara aktif dalam pembelajaran. Metode yang dipilih oleh peneliti adalah model pembelajaran menggunakan Group Investigation. Peneliti menjelaskan kepada kolaborator bahwa metode ini dianggap sesuai dengan
karakter permasalahan pembelajaran di kelas V, yaitu untuk menghidupkan kembali model belajar kooperatif tipe Group Investigation di kelas V yang terkesan pasif. Planning (Perencanaan) Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a) Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation; (b) Menyusun petunjuk kegiatan siswa; (c) Melaksanakan kegiatan penelitian; (d) Penilaian hasil kegiatan penelitian; (e) Menyusun jadwal penelitian siklus I. Action (Pelaksanaan) Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Pertemuan 1 Kegiatan awal: siswa mendengarkan penjelasan guru tentang indikator yang akan dicapai dalam proses pembelajaran, siswa mengelompok menurut kelompok diskusi yang telah ditentukan, siswa menyiapkan vahan yang akan dipelajari bersama. Kegiatan inti: siswa mencermati materi dalam buku yang berkaitan dengan menjaga keutuhan NKRI, Siswa mengerjakan tugas bersama-sama dengan kelompoknya, siswa menyiapkan hasil kerja kelompok dan menyampaikannya didepan kelas, siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru, siswa membuat rangkuman. Kegiatan akhir: menjelaskan makna Bhineka Tunggal Ika, menyebutkan usaha-usaha dalam menjaga keutuhan NKRI, menjelaskan tujuan menjaga keutuhan NKRI. Pertemuan kedua Kegiatan awal: siswa mendengarkan penjelasan guru tentang indikator yang akan dicapai dalam proses pembelajaran, siswa mengelompok menurut kelompok diskusi
Sumargi, Peningkatan Prestasi Belajar PKn....
yang telah ditentukan, siswa menyiapkan bahan yang akan dipelajari bersama. Kegiatan inti: (1) siswa melakukan kegiatan diskusi tentang usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI, (2) siswa berdiskusi tentang tujuan menjaga keutuhan NKRI, (3) siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok masing-masing, (4) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang hasil diskusi, (5) Siswa membuat kesimpulan hasil diskusi Kegiatan akhir: siswa menjawab pertanyaan tentang menjaga keutuhan NKRI, siswa mendapat tugas individu sebagai pendalaman materi. Observation (Pengamatan) Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran PKn di kelas V SD Negeri I Wonorejo Kecamatan Gandusari Trenggalek yang dilakukan oleh observer dengan menggunakan format aktivitas guru dan siswa diperoleh hasil bahwa siswasiswa tampak lebih siap untuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran meningkat. Indikator observasi adalah kebanyakan siswa aktif dalam menyajikan tugas kelompok, cukup banyak yang mengacungkan tangan tetapi frekuensi siswa untuk bertanya masih kurang, sudah banyak siswa yang mampu mengerjakan tugas tepat waktu, akan tetapi siswa masih sulit berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh teman sebaya. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh prosentase rata-rata sebesar 62,50% dan termasuk dalam kategori aktivitas yang cukup baik. Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas guru menunjukkan bahwa guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena guru tidak terlalu banyak menerangkan konsep. Dalam hal ini guru hanya memberikan penjelasan hal-hal yang pokok, materi yang disampaikan sesuai dengan sasaran yang diinginkan, guru lebih mudah dalam mengarahkan proses belajar mengajar, akan tetapi guru masih sulit
151
menjadi fasilitator dan motivator secara merata, karena guru dalam penguasaan metode pembelajaran belum optimal, sehingga waktu yang dipergunakan dalam menerapkan metode ini tidak sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata aktivitas sebesar 66,25% dan termasuk dalam kriteria “cukup baik“. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model belajar Group Investigation berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Kelas V SD Negeri I Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek pada bidang studi PKn materi Menjaga keutuhan NKRI. Refleksi Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa; (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena masih sangat rendah; (c) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif. Dengan adanya kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, maka prestasi belajar yang dicapai siswa tidak maksimal, yaitu nilai rata-rata hasil belajar hanya mencapai 76,43 dengan ketuntasan belajar sebesar 78,57% masih jauh dari ketuntasan belajar yang diharapkan sebesar 85%. Untuk masih diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Siklus Kedua Planning (Perencanaan) Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus satu, yang beda adalah pada materi kegiatan yang membahas tentang Menjaga Keutuhan NKRI. Selain itu berdasarkan pada temuan
152
JUPEDASMEN, VOLUME 1, NO. 2, AGUSTUS 2015
siklus I, maka langkah perencanaannya perlu tambahan yang meliputi: (a) Memperbaiki teknik bertanya pada guru, (b) mengurangi dominasi guru, (c) memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Action (Pelaksanaan) Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Pertemuan Pertama Kegiatan awal: siswa mendengarkan penjelasan guru tentang indikator yang akan dicapai dalam proses pembelajaran, siswa mengelompok menurut kelompok diskusi yang telah ditentukan, siswa menyiapkan bahan yang akan dipelajari bersama. Kegiatan inti: Siswa mencermati materi dalam buku yang berkaitan dengan menjaga keutuhan NKRI, Siswa mengerjakan tugas bersama-sama dengan kelompoknya, Siswa menyiapkan hasil kerja kelompok dan menyampaikannya didepan kelas, Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru, Siswa membuat rangkuman. Kegiatan akhir: menjelaskan makna Bhineka Tunggal Ika, menyebutkan usaha-usaha dalam menjaga keutuhan NKRI, menjelaskan tujuan menjaga keutuhan NKRI. Pertemuan Kedua Kegiatan Awal: siswa mendengarkan penjelasan guru tentang indikator yang akan dicapai dalam proses pembelajaran, siswa mengelompok menurut kelompok diskusi yang telah ditentukan, siswa menyiapkan bahan yang akan dipelajari bersama. Kegiatan Inti: siswa melakukan kegiatan diskusi tentang usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI, siswa berdiskusi tentang tujuan menjaga keutuhan NKRI, siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok masing-masing, siswa
memperhatikan penjelasan guru tentang hasil diskusi, siswa membuat kesimpulan hasil diskusi Kegiatan Akhir: siswa menjawab pertanyaan tentang menjaga keutuhan NKRI, siswa mendapat tugas individu sebagai pendalaman materi. Observasi (Pengamatan) Berdasarkan observasi di Kelas V SD Negeri I Wonorejo dapat direkam hal-hal sebagai berikut: (a) Pada siklus II aktivitas siswa menunjukkan perubahan yang cukup berarti. Siswa sudah tidak canggung lagi saat mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Frekuensi pertanyaan siswa merata tidak lagi didominasi oleh kelompok tertentu. Komunikasi antar siswa sudah berjalan secara aktif dan komunikatif sehingga interaksi belajar siswa mampu mendorong aktivitas belajar yang aktif dan kondusif. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh prosentase rata-rata sebesar 76,25% dan termasuk dalam kategori aktivitas “sangat baik”; (b) Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut. Guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata aktivitas sebesar 80,00% dan termasuk dalam kriteria “sangat baik“. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model belajar Group Investigation berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Kelas V SD Negeri I Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek pada bidang studi PKn materi Menjaga keutuhan NKRI. Refleksi Dari hasil observasi sudah ditemukan adanya beberapa peningkatan yaitu: (a) Teknik bertanya kepada guru meningkat lebih baik; (b) Motivasi siswa dalam diskusi meningkat; (c) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang
Sumargi, Peningkatan Prestasi Belajar PKn....
Dengan demikian maka kendala yang muncul pada siklus I dapat teratasi secara baik pada siklus II. Hal ini berpengaruh pada perkembangan prestasi belajar siswa yang mampu mencapai ketuntasan belajar yang telah direncanakan oleh peneliti sebesar 92,86% dan nilai rata-rata hasil belajar juga mengalami peningkatan menjadi 86,43, Sehingga penelitian ini berakhir pada siklus II. Dalam menerapkan strategi pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation, peneliti membagi siswa kelas V yang berjumlah 28 siswa, menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6 siswa. Pembagian kelompok dilakukan secara acak menurut nomor abseb siswa. Setelah kelompok terbentuk, peneliti berdiskusi dengan guru kelas lain. Selanjutnya guru mengumumkan daftar kelompok belajar yang telah dirancang oleh peneliti kepada siswa satu hari sebelum siklus I dimulai agar siswa siap menerima metode pembelajaran yang baru. Pada siklus I, untuk memotivasi siswa guru meminta salah satu siswa untuk memimpin rekan yang lain menyanyikan lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”. Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan bersama kelomponya. Dalam kegiatan diskusi ini guru menempatkan diri sebagai mediator dan fasilitator pembelajaran. Guru berusaha merangsang komunikasi antar siswa dalam kelompok dengan memberikan pertanyaan kepada masingmasing anggota kelompok sesuai dengan soal pada lembar kerja, sehingga semua siswa termotivasi untuk memberikan ide atau gagasannya. Selanjutnya guru meminta kelompok diskusi untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya dipilih secara undian. Kelompok yang tidak terpilih memberikan tanggapan. Peneliti bersama observer melakukan pengamatan pada terhadap jalannya pembelajaran. Pada
153
akhir pembelajaran guru memberikan reward berupa pujian dan koin kepada siswa yang aktif. Pada siklus II peran guru banyak sebagai fasilitator, siswa tampak lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pemberian reward berupa koin dan lagu yang dinyanyikan dalam pembelajaran mampu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan diterapkannya strategi pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation mampu menghidupkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri I Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek pada mata pelajaran PKn. Hal ini dapat dilihat dari hasil obervasi yang dilakukan oleh peneliti yang menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu prosentase aktivitas guru pada siklus I mencapai 66,25% termasuk dalam kriteria “cukup baik” meningkat menjadi 80,00% termasuk dalam kriteria “sangat baik”. Hal ini membuktikan bahwa langkah-langkah yang telah direncanakan oleh peneliti mampu diterima dan dilaksanakan dengan baik. Dengan meningkatkan aktivitas guru tentu berimbas pada peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I prosentase aktivitas siswa mencapai 62,50% dalam kriteria “cukup baik” meningkat menjadi 76,25% dalam kriteria “sangat baik”. Hal ini membuktikan siswa mau dan mampu menerapkan metode belajar yang diterapkan oleh guru dengan baik, sehingga secara tidak langsung langkah-langkah yang direncanakan oleh kepala sekolah mampu diapresiasikan dengan baik oleh siswa. Untuk melihat perkembangan aktivitas belajar siswa ditampilkan grafik pada Gambar 1. Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata : 65,56 dengan ketuntasan belajar 55,56% siklus I : 70,56 dengan ketuntasan belajar 66,67% dan siklus II : 90,00 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 94,44% pada akhir siklus II. Dengan melihat hasil yang terus naik pada tiap siklus maka penelitian ini dapat
154
JUPEDASMEN, VOLUME 1, NO. 2, AGUSTUS 2015
dikatakan berhasil dengan baik. Untuk dapat lebih jelasnya penulis telah sajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada Gambar 2. Pada akhir siklus II, peneliti menyebarkan angket yang berisi 10 butir pernyaataan untuk mengetahui respon siswa
setelah diterapkannya strategi pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation. Dari hasil rekapitulasi respon siswa diketahui bahwa siswa merespon sangat positif penerapan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti, dengan hasil respon 1,88.
Gambar 1 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas V SD Negeri I Wonorejo Kecamatan Gandusari Trenggalek
Gambar 2 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa
Sumargi, Peningkatan Prestasi Belajar PKn....
PENUTUP Kesimpulan Dengan pembentukan kelompok secara heterogen menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru. Dengan menumbuhkan kerjasama, komunikasi dan interaksi yang positif kepada siswa mampu meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian Melalui pembelajaran Group Investigation siswa dilatih untuk leluasa mengeluarkan ide atau gagasan dalam setiap kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran lebih menarik lagi dengan adanya dorongan dari guru berupa pemberian pujian dan reward berupa koin kepada siswa yang aktif. Aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup baik” dengan prosentase aktivitas 62,50% yang meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II menjadi 76,25%. Artinya siswa dapat belajar dengan baik setelah diterapkannya metode belajar Group Investigation. Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup baik” dengan prosentase aktivitas 66,25% meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II dengan prosentase aktivitas 80,00%. Artinya guru dapat menerapkan metode Group Investigation dengan baik pada pelajaran PKn di kelas V SD Negeri I Wonorejo Kecamatan Gandusari Kabupaten DAFTAR RUJUKAN Bimo Walgito, 1980, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Fakultas Psikologi Unviersitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Cece Wijaya, 2000, Pendidikan Inkuiri Sarana Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia, Remaja Rosdakarya, Bandung. Dosen FIP IKIP Malang, 1980, Pengantar Dasar- Dasar Kependidikan Nasional.
155
Trenggalek tahun 2012/2013 semester II. Hal ini memberi dampak pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 65,36 dengan prosentase ketuntasan belajar 53,57%, siklus I: 76,43 dengan prosentase ketuntasan belajar 78,57% dan siklus II: 86,43 dengan prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 92,86% pada akhir siklus II. Dengan melihat hasil yang terus naik pada tiap siklus maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dengan baik. Saran Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi yang diajarkannya. Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru mampu memilih pembelajaran yang sesuai dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Group Investigation untuk dapat membuat siswa aktif selama proses belajar mengajar. Guru perlu lebih melatih kemampuan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar agar siswa merasa lebih termotivasi dalam belajar. Siswa disarankan untuk aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran seperti mengeluarkan pendapat dan aktif berkomunikasi agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Mohamad Ali, 1982, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Angkasa, Bandung. Marsetia Dono Saputro, 2002 Pendidikan Menyongsong Globalisasi, Makalah Seminar Nasional 13 Mei 2002 dalam rangka Hari Pendidikan Nasional FIS Nasional. Ngalim Purwanto, MP, .1997, Psikologi Pendidikan, Bandung, PT. Remaja, Rosdakarya.
156
JUPEDASMEN, VOLUME 1, NO. 2, AGUSTUS 2015
Pedomo Hadinoto, H, dkk, 1991, Kesulitan Belajar Dan Gangguan Bicara, Semarang, Baridan Penerbit Universitas Diponegoro. Pehardjono, 1995, Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikan Dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru, Jakarta, Depdikbud. Prasodjo, Budi, dkk, 2003, Teori dan Aplikasi PKn Untuk kelas 1 SD, Jakarta : Yudhistira.
WJS. Poerwadarminto, 1985, Kamus Umum PKn, Jakarta, PN Balai Pustaka. Maesaroh, Siti. 2011. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa(slide). Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. https://kurniajanti.wordpress.com/2012/12/3 0/model-pembelajaran-kooperatiftipe-group-investigation-gi/