Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Revitalisasi Gerakan Pramuka (Studi Kasus kegiatan Kepramukaan Kelas VII SMP Negeri 1 Trucuk Klaten 2012/2013) Suyahman dan Suprihatin Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar-FKIP Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Kode Pos: 57521 Jl. Letjend Sujono Humardani No.1 Jombor Sukoharjo, email:
[email protected] Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk medeskripkan apa yang dilakukan untuk merevitalisasi gerakan pramuka, (2) Untuk medeskripkan proses penguatan pendidikan karakter melalui revitalisasi gerakan pramuka di SMP Negeri 1 Trucuk Kabupaten Klaten. (3) Untuk medeskripkan kendala yang dihadapi sekolah dalam revitalisasi gerakan pramuka sebagai penguatan penddikan karakter di SMP Negeri 1 Trucuk Kabupaten Klaten. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mengkaji informasi tentang penguatan pendidikan karakter melalui revitalisasi gerakan pramuka siswa SMP Negeri 1 Trucuk, Kabupaten Klaten. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode studi kasus, yang diharapkan mampu mengungkapkan dan memahami kenyataan-kenyataan yang terjadi secara intesif dan mendalam yang berkenaan dengan fenomena di atas. Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menujukan bahwa: (1) Model yang diterapkan untuk merevitalisasi kegiatan kepramukaan yaitu memantapkan penerapan metode kepramukaan. Meliputi pengamalan kode kehormatan pramuka, belajar sambil melakukan, sistem kelompok, kegiatan yang menantang dan meningkatkan kesadar siswa untuk menanamkan tri satya dan dasar dharma pramuka dilingkungannya setiap hari dan Nilai karakter yang dikembangkan dalam kegiatan kepramukaan, yaitu jujur, cerdas, tangguh religius, peduli lingkungan dan peduli; (2) Proses penguatan pendidikan karakter melalui revitalisasi gerakan pramuka nilai-nilai karakter di SMP Negeri 1 Trucuk tidak semuanya kuat, tetapi ada nilai karakter yang lemah yaitu kedisiplinan, tanggung jawab, peduli lingkunga dan peduli sosial, Nilai-nilai karakter ini yang perlu dikuatkan melalui revitalisasi gerakan pramuka; (3) Hambatan-hambatan yang ada di dalam kegiatan kepramukaan dalam penguatan pendidikan karakter pada siswa yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu masalah SDM, meliputi: (a) Mabigus belum terlibat secara mendalam dan menyeluruh; (b) pembina pramuka yang laki-laki hanya satu pembina saja, karena tidak mempunyai bekal; (c) Ketrampilan pembina masih belum mencukupi dalam kegiatan pramuka; dan 4) Upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi kendala-kendala revitalisasi pramuka dalam penguatan pendidikan karakter yaitu dengan cara: (a) mengadakan rapat evaluasi; (b) musyawarah mufakat; (c) melakukan koordinasi antara anggota dengan Pembina. Untuk mengatasi siswa yang tidak mematuhi peraturan dengan cara memberikan sanksi; dan (d) dari pihak sekolah akan mecari pembina pramuka dari luar karena pembina pramuka didominan oleh prempuan. Kata-kata kunci: Penguatan Pendidikan Karakter, Revitalisasi, Gerakan Pramuka, Revitalisasi Gerakan Pramuka.
309
310
JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, NOMOR 3 NOPEMBER 2013
Strengthening the Character Education Through Revitalization of the Scout Movement (Case Study Class VII Scouting activities SMP Negeri 1 Trucuk Klaten 2012/2013) Suyahman and Suprihatin Teacher Education Program - Elementary School-FKIP Veteran Bangun Sukoharjo Nusantara University , Post Code : 57 521 Jl . Letjend Sujono Humardani 1 Jombor Sukoharjo, email:
[email protected] Abstract: The purpose of this study is: (1) to describe what is being done to revitalize the scout movement , (2) To strengthen the process medeskripkan character education through the revitalization of the scout movement in SMP Negeri 1 Trucuk Klaten. (3) To medeskripkan constraints faced by schools in the revitalization of the scout movement as strengthening character education in SMP Negeri 1 Trucuk Klaten. This study aims to explore and assess information about the strengthening of character education through the revitalization of the scout movement students of SMP Negeri 1 Trucuk, Klaten. The approach used is a qualitative case study method, which is expected to reveal and understand the realities that occur in intensive and deep with respect to the above phenomenon. Data collection techniques and information through interviews, observation, and study documentation. The results of this study addressed that: (1) The model is applied to revitalize the scouting activities that strengthen the application of the methods of scouting . Scouts honor code includes practice , learning by doing , the system groups , and challenging activities that increase students' awareness to instill basic tri satya and dharma scout their environment every day and developed a character value in scouting activities , is honest , intelligent , strong religious, caring environment and care; (2) The process of strengthening character education through the revitalization of the scout movement character values in SMP Negeri 1 Trucuk not all powerful, but there is a weak character that is the value of discipline , responsibility , and caring environment to social care, the character values that need to be strengthened through revitalization of the scout movement; (3) barriers that exist in the scouting activities in strengthening character education to students that the internal and external factors . Internal factors that HR issues , including: (a) Front Line Assembly Supervisor has not engaged deeply and thoroughly; (b) the scoutmaster men only one builder alone , because it does not have a stock; (c) the builder is not yet sufficient skills in the scouts; and 4) The efforts made to overcome the constraints revitalization scout in strengthening character education that is by: (a) conduct an evaluation meeting; (b) consensus agreement; (c) coordination between the members of the Trustees. To cope with students who do not comply with the regulations by way of sanction; and (d) of the school will seek outside because scoutmaster scoutmaster dominated by women. Keywords: Strengthening Character Education, Revitalization , Scout , Scout Movement Revitalization .
Pendahuluan Pendidikan merupakan subsistem budaya yang memiliki peran strategis dalam menumbuh kembangkan potensi dan bakat manusia, pendidikan dipandang sebagai katalisator utama dalam pengembangan sumber daya manusia, dengan anggapan bahwa semakin terdidik seseorang, semakin tinggi pula kesadarannya terhadap kesehatan, partisipasi politik dan keluarga berencana. Gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan non formal yang memiliki tanggung jawab dalam rangka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi sosok berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur serta warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan
Suyahman dan Suprihatin, Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Revitalisasi…311 patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Revitalisasi termasuk di dalamnya adalah konservasi-preservasi merupakan bagian dari upaya perancangan kota untuk mempertahankan warisan fisik budaya masa lampau yang memiliki nilai sejarah dan estetika-arsitektural. Atau tepatnya merupakan upaya pelestarian lingkungan binaan agar tetap pada kondisi aslinya yang ada dan mencegah terjadinya proses kerusakan. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian studi kasus.. Adapun studi kasus dalam penelitian ini adalah penguatan pendidikan karakter melalui revitalisasi gerakan pramuka Studi Kasus Kegiatan Ekstrakulikuler Kepramukaan kelas VII SMP Negeri 1 Trucuk, Kabupaten Klaten. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, pembina pramuka dan seluruh siswa kelas VII, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah penguatan pendidikan karakter, revitalisasi gerakan pramuka dan kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Trucuk, Kabupaten Klaten. Sumber data dalam penelitian ini sebagaimana teori diatas, meliputi sebagai berikut: Narasumber atau informan, dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, pembina pramuka, kegiatan kepramukaan dan siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Trucuk Kabupaten Klaten. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik mencatat dokumen , obsevasi, wawancara . Untuk mengetahui keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi sebagai berikut: (1) Trianggulasi sumber datanya, dalam menguji suatu penelitian menggunakan lebih dari satu sumber data. Data-data tersebut berasal dari penguatan pendidikan karakter kelas VII SMP Negeri 1 Trucuk, Kabupaten Klaten. Berikut adalah gambar trianggulasi sumber data yang digunakan: Narasumber atau Informan
Dokumen
Peristiwa
1. Kepala Sekolah 2. Pembina Pramuka 3. Siswa Kelas VII Catatan mengenai data Penguatan Pendidikan Karakter, revitalisasi gerakan pramuka
Kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan kelas VII SMP Negeri 1 Trucuk
Data penguatan pendidikan karakter kelas VII SMP dan revitalisasi gerakan pramuka kelas VII SMP Negeri 1 Trucuk Kabupaten Klaten
Gambar 1. Trianggulasi Sumber Data
312
JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, NOMOR 3 NOPEMBER 2013 (2) Trianggulasi dengan metode pengumpulan data yang dari hasil observasi dan dokumentasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Trucuk, Kabupaten Klaten. Berikut adalah gambar trianggulasi dengan metode yang digunakan: Wawancara
Data tentang penguatan pendidikan karakter dan revitalisasi gerakan pramuka
Observasi
Proses penguatan pendidikan karakter dalam ekstrakulikuler kepramukaan kelas VII SMP Negeri 1 Trucuk
Simak
Buku atau penguatan pendidikan karakter dan revitalisasi gerakan pramuka
Data penguatan pendidikan karakter kelas VII SMP dan revitalisasi gerakan pramuka kelas VII SMP Negeri 1 Trucuk Kabupaten Klaten
Gambar 2. Trianggulasi teknik atau metode Setelah data terkumpul, selanjutnya di analisis dengan menggunakan analisis data model interaktif. Seperti tergambar dalam skema dibawah ini. data collection
data reduction
data display
conclusions:drawing/ verifying
Gambar 3. Komponen dalam Analisis Data Model Interaktif Hasil Penelitian dan Pembahasan Model dan Pendekatan apa yang dilakukan untuk Merevitalisasi Gerakan Pramuka di SMP Negeri 1 Trucuk, Kabupaten Klaten. Berdasarkan hasil penelitian, dalam merumuskan model dan pendekatan yang akan dilakukan untuk merevitalisasi gerakan pramukaan, Pembina Pramuka merencanakan program yang akan dilaksanakan, baik program jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Program tersebut kemudian disosialisasikan agar suluruh komponen mengetahui program tersebut, dan berupaya untuk mencapai tujuan program tersebut. Melalui program tersebut, terdapat model yang akan diterapkan untuk merevitalisasi kegiatan kepramukaan. Model yang diterapkan yaitu memantapkan penerapan metode
Suyahman dan Suprihatin, Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Revitalisasi…313 kepramukaan. Model yang diterapkan dalam kegiatan kepramukaan di SMP Negeri 1 Trucuk, Kabupaten Klaten tersebut sejalan dengan pendapat Ridwan (2010) yang mengemukakan beberapa langkah strategis dalam merevitalisasi gerakan pramuka, yang salah satunya adalah memantapkan penerapan metode kepramukaan. Metode kepramukaan yang dimantapkan dalam kegiatan kepramukaan di SMP Negeri 1 Trucuk, Kabupaten Klaten, ada beberapa pendekatan yang diterapkan, yaitu: (a) Pengamalan kode kehormatan pramuka , Pendekatan yang diterapkan meliputi: (1)Memberikan kebebasan kepada siswa untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Hal ini sejalan dengan pasal 8 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka tentang usaha yang harus dilakukan Gerakan Pramuka, yang salah satunya melalui keagamaan. Pendekatan ini harus terus dilaksanakan karena dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Melalui keimanan dan ketaqwaan tersebut siswa dapat menjadi manusia yang berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur. Hal ini sejalan dengan tujuan kegiatan kepramukaan sebagaimana tercantum dalam pasal 4 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yaitu mendidik dan membina kaum muda Indonesia dengan tujuan agar mereka menjadi manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur. Anggota dituntut untuk mempelajari sejarah kepanduan untuk memupuk kesadaran berbangsa dan bernegara serta berupaya untuk menonjolkan nalar dan akal sehat anggota. Hal ini sejalan dengan pasal 8 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka tentang usaha yang harus dilakukan Gerakan Pramuka, salah satunya yaitu memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada tanah air dan bangsa. Pendekatan ini harus terus dilaksanakan, karena siswa dapat menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini sejalan dengan tujuan kegiatan kepramukaan sebagaimana tercantum dalam pasal 4 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yaitu mendidik dan membina kaum muda Indonesia dengan tujuan agar mereka menjadi Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal tersebut di atas sejalan dengan pasal 8 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka tentang usaha yang harus dilakukan Gerakan Pramuka, yang salah satunya yaitu kepedulian terhadap sesama hidup dan alam seisinya. Pendekatan ini harus terus dilaksanakan dan dikembangkan karena siswa dapat mengenal, memelihara, dan melestarikan lingkungan beserta alam seisinya. Memotivasi siswa untuk ikut menjaga lingkungannya dan setiap kegiatan hendaknya selaras dengan alam. Hal ini sejalan dengan tujuan kegiatan kepramukaan sebagaimana tercantum dalam pasal 4 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yaitu mendidik dan membina kaum muda Indonesia dengan tujuan agar mereka memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan lingkungan. (2)Melaksanakan perkemahan untuk memupuk kebersamaan, kerjasama, dan mengutamakan kepentingan bersama. Hal ini sejalan dengan pasal 8 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka tentang usaha yang harus dilakukan Gerakan Pramuka, yang salah satunya yaitu memupuk dan mengembangkan persaudaraan dan persahabatan. Pendekatan ini harus terus dilaksanakan dan dikembangkan karena dapat mengembangkan sikap kebersamaan antara siswa.(2) Tujuan Gerakan Pramuka yang salah satunya yaitu kuat dan sehat jasmaninya. Pendekatan ini harus terus dilaksanakan karena dapat mengembangkan cinta hidup sehat baik jasmani maupun rohani.(3) Melaksanakan gotong royong dalam menjaga kebersihan sekolah. Pendekatan ini harus terus dilaksanakan karena dengan berpartisipasi dalam gotong royong tersebut, siswa akan terbiasa untuk ikut serta dalam kegiatan bakti sosial di masyarakat.(4) Menyelenggarakan tabungan atas kerjasama dengan PT. POS Indonesia. Pendekatan ini harus terus dilaksanakan dan dikembangkan karena dapat membiasakan siswa untuk
314
JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, NOMOR 3 NOPEMBER 2013
bertindak dan hidup secara hemat dan membiasakan hidup secara bersahaja dan mandiri. Sejalan dengan tujuan kegiatan kepramukaan sebagaimana tercantum dalam pasal 4 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yaitu mendidik dan membina kaum muda Indonesia dengan tujuan agar mereka dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri.(b) Belajar sambil melakukan. Pendekatan yang diterapkan yaitu kegiatan kepramukaan lebih diutamakan praktek sehingga anggota diarahkan untuk berpartisipasi dalam segala macam kegiatan. Pendekatan tersebut harus terus dilaksanakan karena dapat merangsang rasa keingintahuan siswa akan hal-hal baru dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Hal ini sejalan dengan pasal 8 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka tentang usaha yang harus dilakukan Gerakan Pramuka, yang salah satunya yaitu menumbuhkan pada para anggota sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif.(c) Sistem berkelompok, Pendekatan yang diterapkan yanitu membentuk regu yang beranggotakan 10 orang. Setiap regu dipimpin oleh Pemimpin Regu (PINRU). Pendekatan ini harus terus dilaksanakan karena dengan sistem berkelompok tersebut siswa dapat memperoleh kesempatan belajar memimpin dan dipimpin terutama dalam kehidupan berorganisasi. Hal ini sejalan dengan pasal 8 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka tentang usaha yang harus dilakukan gerakan pramuka yang salah satunya yaitu mempuk da mengembangkan kepemipinan.(d) Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan, Pendekatan yang diterapkan yaitu dengan melaksanakan penjelajahan dan hiking. Pendekatan ini harus terus dilaksanakan, karena dapat meningkatkan kemandirian sekaligus merapatkan persatuan, kesatuan, dan kerjasamaa tim. Pendekatan yang diterapkan yaitu dengan melaksanakan kegiatan di luar ruangan, yaitu di alam terbuka untuk meningkatkan kemandirian sekaligus kerjasamaa tim. (e) Sistem tanda kecakapan, Pendekatan ini harus terus dilaksanakan dan dikembangkan lagi karena dapat mendorong siswa untuk selalu berupaya untuk memperoleh kecakapan dan keterampilan yang akan berguna bagi kehidupan dirinya sendiri maupun dalam kehidupan bermasyarakat.(f) Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri, Pendekatan yang diterapkan yaitu Satuan Pramuka Puteri dibina oleh Pembina Puteri, dan Satuan Pramuka Putera dibina oleh Pembina Putera, namun jika situasi tidak memungkinkan Satuan Putera dan Puteri digabungkan. Dalam perkemahan Satuan Pramuka Putera dan Puteri dipisahkan.(g) Sistem among. Pendekatan yang diterapkan Pembina yaitu melaksanakan prinsip-prinsip ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, dan tut wuri handayani. Hal ini sejalan dengan pendekatan pendidikan karakter menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2011:15) yang salah satunya adalah keteladanan. Bahwa satuan pendidikan formal dan nonformal harus menunjukan keteladanan yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang ingin dikembangkan. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan catatan lapangan, dapat disimpulkan bahwa (1) model yang diterapkan untuk merevitalisasi kegiatan kepramukaan yaitu memantapkan penerapan metode kepramukaan. Meliputi pengamalan kode kehormatan pramuka, belajar sambil melakukan, sistem kelompok, kegiatan yang menantang dan meningkatkan kesadar siswa untuk menanamkan tri satya dan dasa dharma pramuka dilingkungannya setiap hari. Indikator model yang diterapkan untuk merevitalisasi kegiatan kepramukaan melalu penguatan pendidikan karakter sebagai berikut: (a) Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya.(b) Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadi dirinya sebagai orang yang selalu dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.(c) Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.(d) Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.(e) Kerja keras : Perilaku yang
Suyahman dan Suprihatin, Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Revitalisasi…315 menunjukan upaya sungguh-sungguh dala mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.(f) Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah memiliki.(g) Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.(h) Demokratis : Cara bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. (i) Rasa ingin tahu : Sikap dan tindakan yang selalu brupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.(j) Semangat kebangsaan : Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompok.(k) Cinta tanah air : Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi dan politik bangsa.(l) Menghargai prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.(m) Bersahabatan/ Komunikatif : Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan berkerja sama dengan orang lain.(o) Cinta damai : Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. (p) Gemar membaca : Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebijakan bagi dirinya.(q) Peduli lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.(r) Peduli sosial : Mengikuti berbagai kegiatan berkemahan dengan kebersihan, keindahan dan pemeliharaan lingkungan.(s) Tanggung jawab: Ikut serta kegiatan sosial seerti kerja bakti, bersih-bersih dilingkungan sekolah dan masyarakat.(2) Proses Penguatan Pendidikan Karakter melalui Revitalisasi Gerakan Pramuka di SMP Negeri 1 Trucuk Kabupaten Klaten. Dalam proses penguatan pendidikan karakter dalam pelaksanaan kegiatan kepramukaan yang perlu dilakukan mengenal karakter anak terlebih dahulu, mengembangkan karakter yang baik, mengamati perilaku anak, membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari, menguatan karakter anak dan mencatat perilaku anak yang baik maupun yang kurang baik. Cara proses penguatan pendidikan karakter melalu revitalisasi gerakan pramuka melalui edukasi, sosialisasi, persuasi dan keteladanan. Nilai-nilai karakter di SMP Negeri 1 Trucuk tidak semuanya kuat, tetapi ada nilai karakter yang lemah yaitu kedisiplinan, tanggung jawab, peduli lingkunga dan peduli sosial, Nilai-nilai karakter ini yang perlu dikuatkan melalui revitalisasi gerakan pramuka. Revitalisasi gerakan pramuka meliputi bidang-bidang sebagai berikut. (a) Organisasi,(b) Manajemen,(c) Kurikulum (materi),(d) Metode dan media,(e) Betuk-bentuk kegiatan,dan(f) Informasi dan komunikas. Diantara bidang-bidang tersebut tidak semua bidang dapat digunakan untuk penguatan pendidikan karakter di SMP Negeri 1 Trucuk, namun demikian juga ada bidang yang dapat digunakan sebagai sarana penguatan nilai karakter yang lemah di SMP Negeri 1 Trucuk bidang-bidang tersebut diantaranya;(a) Kurikulum (materi),(b) Metode dan media, (c) Betuk-bentuk kegiatan. Indikator proses penguatan pendidikan karakter dalam pelaksanaan kegiatan kepramukaan sebagai berikut;(a) Religius : Melakukan Tilawah, Tadusiah, mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa, Tadabur alam dan Shalat Berjama’ah.(b) Jujur : Selalu perkata jujur agar setiap anggota pramuka dapat dipercaya oleh pembina maupun anggota lainnya.(c) Toleransi : Tidak mengganggu teman yang berbeda agama, dalam kegiatan jambore itu dasarnya lebih mengutamakan kepentingan yang lain, dengan egoisme.(d) Disiplin: Datang latihan kegiatan kepramukaan tepat waktu, taat pada aturan sekolah, mentaati aturan atau sesuatu
316
JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, NOMOR 3 NOPEMBER 2013
yang diperintahkan.(e) Kerja keras : Target yang hendak dicapai ketika kegiatan persada, out bond, bakti sosial, dan hiking.(f) Kreatif : Membuat rancangan bangunan dalam kegiatan persada, tali-temali, dan memecahkan soal sandi-sandi pramuka.(g) Mandiri : Dalam kegiatan perkemahan sabtu minggu tiap siap siswa dapat mengatur dirinya sendiri untuk melatih tanggung jawabnya masing-masingseperti dalam hal makan, pakaian, memacing barang-barang tiap individu.(h) Demokratis : Pembina melatih pramuka kepada anggota pramuka kemudian mendapat aspirasi dari guru, anggota pramuka harapnya dapat berorganisasi dan koordinasi dengan kakak pembina. (i) Rasa ingin tahu : Pembelajaran yang disampaikan dalam materi pramuka seperti penggunakan kompas, mengukur lebar sungai, menaksirkan ketinggian pohon.(j) Semangat kebangsaan : Keikut sertaan dalam upacara hari jadi pramuka, upacara 17 Agustus.(k) Cinta tanah air : Penilai yel-yel yang menggunakan peralatan dari produk dalam negeri, Menghargai prestasi : Ikut lomba kepramukaan seperti lomba galang tangkat tingkat jawa tengah,Bersahabatan/ Komunikatif : Pembelajaran komunikasi terhadap teman sesuai dengan materi dan agama,Cinta damai : mereda jika ada masalah diluar sekolah, Gemar membaca : Membaca buku tentang inpirasi, motivasi, pahlawan perjuang., Peduli lingkungan : Menjaga lingkungan, tidak menebang pohon. Peduli sosial : Tanggap pada bencana alam ditempat tinggal sekarang mereka, Tanggung jawab : Amanah dalam menjalankan tugas dar pinru kepada anggotanya, Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan catatan lapangan, dapat disimpulkan bahwa proses penguatan pendidikan karakter dalam pelaksanaan kegiatan kepramukaan nilai-nilai karakter di SMP Negeri 1 Trucuk tidak semuanya kuat, tetapi ada nilai karakter yang lemah yaitu kedisiplinan, tanggung jawab, peduli lingkunga dan peduli sosial, Nilai-nilai karakter ini yang perlu dikuatkan melalui revitalisasi gerakan pramuk, (3)Kendal-kendala yang dihadapi Sekolah dalam Revitalisasi Gerakan Pramuka Sebagai Penguatan Pendidikn Karakter di SMP Negeri 1 Trucuk, Kabupaten Klaten. Dalam pelaksanaan kegiatan kepramukaan banyak masalah yang dihadapi. Hambatan merupakan permasalahan yang harus diatasi dan dikelola dengan baik dengan menggunakan segala kemampuan, tenaga, dan strategi agar dapat mencapai tujuan. Adapun hambatan dalam kegiatan kepramukaan, meliputi(a) Faktor internal. Faktor internal yang menjadi penghambat kegiatan kepramukaan adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia di sini meliputi Mabigus, Pembina, dan siswa. Hal tersebut terlihat setelah peneliti mendapatkan data dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan observasi langsung. Mabigus belum terlibat secara mendalam dan menyeluruh dalam upaya merevitalisasi kegiatan kepramukaan. Saat ini Mabigus sudah memiliki program namun belum merealisasikannya dalam kegiatan kepramukaan. Padahal alangkah lebih baik program tersebut segera direalisasikan dalam kegiatan kepramukaan. Apalagi Mabigus mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan kepramukaan. Pembina kurang memiliki rasa tanggung jawab, sehingga terkadang terjadi perselisihan pendapat dan saling mengandalkan antara satu dengan yang lainnya. Padahal alangkah lebih baik hal tersebut tidak terjadi karena akan semakin menghambat kegiatan kepramukaan. Mereka harus memahami bahwa tugasnya yaitu untuk membimbing dan meggerakkan serta mengatur pelaksanaan kegiatan kepramukaan. Siswa menjadi penghambat kegiatan kepramukaan. Sebagian dari mereka memiliki kontribusi yang rendah, dapat dilihat dari kurangnya memberikan partisipasi dalam kegiatan kepramukaan. Di samping itu, mereka kurang memiliki kesadaran untuk menggunakan atribut Pramuka yang lengkap. Sehingga hal tersebut kurang memberikan dukungan terhadap program revitalisasi kegiatan kepramukaan. Selain itu, permasalahan mendasar adalah peran aktif dari pada anggota itu sendiri. Terkadang anggota tidak mengikuti acara dengan sungguh-
Suyahman dan Suprihatin, Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Revitalisasi…317 sungguh.(b) Faktor eksternal. Faktor eksternal yang menjadi penghambat kegiatan kepramukaan adalah perlengkapan kegiatan kepramukaan yang kurang memadai dan kurangnya kepedulian orang tua siswa dan masyarakat. Hal tersebut terlihat setelah peneliti mendapatkan data dari hasil wawancara, observasi dan catatan lapangan bahwa perlengkapan kegiatan kepramukaan kurang memadai dan kurangnya kepedulian orang tua siswa dan masyarakat. Perlengkapan merupakan faktor pendukung yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Sarana ini bisa menjadi faktor penyebab utama kegiatan kepramukaan tidak berjalan dengan baik. Keterbatasan kemampuan sekolah dalam pengadaan dan penyediaan dana ialah faktor penyebab utama ekstrakulikuler tidak berjalan semestinya. Selain itu, kurangnya kepedulian orang tua siswa dan masyarakat, sehingga anggota datang kesiangan tidak memakai artibut lengkap dan anggota kurang bersungguhsungguh saat mengikuti kegiatan kepramukaan. Padahal kepedulian orang tua dan masyarakat itu penting untuk mendukung terlaksananya kegiatan kepramukaan, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membimbing anggota sehingga lebih semangat dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Indikator kendala-kendala yang ada di dalam kegiatan kepramukaan dalam peguatana pendidikan karakter sebagai berikut: (a) Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,(b) Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadi dirinya sebagai orang yang selalu dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.(c) Toleransi: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.(d) Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.(e) Kerja keras: Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dala mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.(f) Kreatif: Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah memiliki.(f) Mandiri: Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.(g) Demokratis: Cara bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. (h) Rasa ingin tahu: Sikap dan tindakan yang selalu brupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar. (i) Semangat kebangsaan: Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompok.(j) Cinta tanah air : Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi dan politik bangsa.(k) Menghargai prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.(l) Bersahabatan/ Komunikatif : Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan berkerja sama dengan orang lain.(m) Cinta damai: Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. (n) Gemar membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebijakan bagi dirinya.(o) Peduli lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.(p) Peduli sosial: Mengikuti berbagai kegiatan berkemahan dengan kebersihan, keindahan dan pemeliharaan lingkungan.(q) Tanggung jawab: Ikut serta kegiatan sosial seerti kerja bakti, bersih-bersih dilingkungan sekolah dan masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, catatan lapangan, dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala yang ada di dalam kegiatan kepramukaan dalam peguatana pendidikan karakter yaitu faktor
318
JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, NOMOR 3 NOPEMBER 2013
internal dan eksternal. Faktor internal yaitu masalah SDM, meliputi: (1) Mabigus belum terlibat secara mendalam dan menyeluruh; (2) pembina pramuka yang laki-laki hanya satu pembina saja, karena tidak mempunyai bekal; (3) Ketrampilan pembina masih belum mencukupi dalam kegiatan pramuka.(c) Upaya-Upaya Yang Dilakukan Untuk Menanggulangi Kendal-kendala yang dihadapi Sekolah dalam Revitalisasi Gerakan Pramuka Sebagai Penguatan Pendidikn Karakter SMP Negeri 1 Trucuk, Kabupaten Klaten. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan catatan lapangan upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah yang ada yaitu dengan cara mengadakan rapat evaluasi. Dalam rapat evaluasi tersebut anggota, pembina, dan mabigus saling mengevaluasi dan berkomunikasi untuk menetapkan keputusan dalam menanggulangi masalah yang ada. Tujuan diadakannya rapat yaitu mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara musyawarah mufakat. Musyawarah mufakat tersebut akan memupuk karakter kepemimpinan yang demokratis bagi anggota. Selanjutnya dilakukan koordinasi antara anggota dengan Pembina yang dilaksanakan sebelum dan setelah kegiatan kepramukaan. Tujuannya agar terjalin komunikasi yang baik antara anggota dengan Pembina, serta anggota dan Pembina lebih aktif. Dengan koordinasi yang baik diharapkan permasalahan dapat terselesaikan sedikit demi sedikit. Selain itu diterapkannya sangsi bagi anggota yang tidak mematuhi peraturan agar anggota jera telah melanggar peraturan yang ada. Sanksi tersebut ditentukan oleh Pembina. Dengan sanksi tersebut diharapkan anggota menjadi jera, sehingga dapat lebih disiplin terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Untuk lebih penguatan pendidikan karakter maka diselenggarakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang diadakan setiap setahun sekali. Di samping itu diadakan pula seleksi calon pemimpin dalam upaya regenerasi kepemimpinan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Ridwan (2010) yang menyatakan bahwa langkah strategis revitalisasi yaitu dengan cara memperkuat pendidikan karakter. Indikator upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi kendala-kendala revitalisasi pramuka dalam penguatan pendidikan karakter sebagai berikut:((a) Religius : Melakukan Tilawah, Tadusiah, mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa, Tadabur alam dan Shalat Berjama’ah.(b) Jujur : Selalu perkata jujur agar setiap anggota pramuka dapat dipercaya oleh pembina maupun anggota lainnya.(c) Toleransi : Tidak mengganggu teman yang berbeda agama, dalam kegiatan jambore itu dasarnya lebih mengutamakan kepentingan yang lain, dengan egoisme.(d) Disiplin : Datang latihan kegiatan kepramukaan tepat waktu, taat pada aturan sekolah, mentaati aturan atau sesuatu yang diperintahkan.(e) Kerja keras : Target yang hendak dicapai ketika kegiatan persada, out bond, bakti sosial, dan hiking.(e) Kreatif : Membuat rancangan bangunan dalam kegiatan persada, tali-temali, dan memecahkan soal sandi-sandi pramuka.(f) Mandiri : Dalam kegiatan perkemahan sabtu minggu tiap siap siswa dapat mengatur dirinya sendiri untuk melatih tanggung jawabnya masing-masingseperti dalam hal makan, pakaian, memacing barang-barang tiap individu.(g) Demokratis : Pembina melatih pramuka kepada anggota pramuka kemudian mendapat aspirasi dari guru, anggota pramuka harapnya dapat berorganisasi dan koordinasi dengan kakak pembina. (h) Rasa ingin tahu : Pembelajaran yang disampaikan dalam materi pramuka seperti penggunakan kompas, mengukur lebar sungai, menaksirkan ketinggian pohon.(i) Semangat kebangsaan : Keikut sertaan dalam upacara hari jadi pramuka, upacara 17 Agustus.(j) Menghargai prestasi : Ikut lomba kepramukaan seperti lomba galang tangkat tingkat jawa tengah,(k) Bersahabatan/ Komunikatif : Pembelajaran komunikasi terhadap teman sesuai dengan materi dan agama.(l) Cinta damai : mereda jika ada masalah diluar sekolah(m) Gemar membaca : Membaca buku tentang inpirasi, motivasi, pahlawan perjuang.(o) Peduli lingkungan :
Suyahman dan Suprihatin, Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Revitalisasi…319 Menjaga lingkungan, tidak menebang pohon.(p) Peduli sosial : Tanggap pada bencana alam ditempat tinggal sekarang mereka(q) Tanggung jawab : Amanah dalam menjalankan tugas dar pinru kepada anggotanya. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan catatan lapangan, dapat dijelaskan bahwa upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi kendala-kendala revitalisasi pramuka dalam penguatan pendidikan karakter yaitu dengan cara: (1) mengadakan rapat evaluasi; (2) musyawarah mufakat; (3) melakukan koordinasi antara anggota dengan Pembina. Untuk mengatasi siswa yang tidak mematuhi peraturan dengan cara memberikan sanksi; dan (4) dari pihak sekolah akan mecari pembina pramuka dari luar karena pembina pramuka didominan oleh prempuan.
Simpulan dan Saran Berdasarkan data hasil penelitian, analisis data hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : (1) Model yang diterapkan untuk merevitalisasi kegiatan kepramukaan yaitu memantapkan penerapan metode kepramukaan. Meliputi pengamalan kode kehormatan pramuka, belajar sambil melakukan, sistem kelompok, kegiatan yang menantang dan meningkatkan kesadar siswa untuk menanamkan tri satya dan dasar dharma pramuka dilingkungannya setiap hari, (2) Proses penguatan pendidikan karakter dalam pelaksanaan kegiatan kepramukaan nilai-nilai karakter di SMP Negeri 1 Trucuk tidak semuanya kuat, tetapi ada nilai karakter yang lemah yaitu kedisiplinan, tanggung jawab, peduli lingkunga dan peduli sosial, Nilai-nilai karakter ini yang perlu dikuatkan melalui revitalisasi gerakan pramuka, (3) Kendala-kendala yang ada di dalam kegiatan kepramukaan dalam mengembangkan karakter kepemimpinan siswa yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu masalah SDM, meliputi: (a) Mabigus belum terlibat secara mendalam dan menyeluruh; (b) pembina pramuka yang lakilaki hanya satu pembina saja, karena tidak mempunyai bekal; (c) Ketrampilan pembina masih belum mencukupi dalam kegiatan pramuka, dan (4) upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi kendala-kendala revitalisasi pramuka dalam penguatan pendidikan karakter yaitu dengan cara: (1) mengadakan rapat evaluasi; (2) musyawarah mufakat; (3) melakukan koordinasi antara anggota dengan Pembina. Untuk mengatasi siswa yang tidak mematuhi peraturan dengan cara memberikan sanksi; dan (4) dari pihak sekolah akan mecari pembina pramuka dari luar karena pembina pramuka didominan oleh prempuan.
Daftar Rujukan Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hidayatullah, M. Furqon. (2010). Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa..Surakarta: Yuma Pustaka. Jumali, dkk. (2010). Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Kemendiknas. (2010). Pedoman Pendidikan Karakter Bangsa. Jakarta: Ditjen PMPTK, Direktorat Pembinaan Diklat.
320
JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, NOMOR 3 NOPEMBER 2013
Kesuma, Dharma dkk. (2011). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Komalasari, Devi .(2012). “Revitalisasi Kegiatan Kepramukaan Sebagai Wahana Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Dalam Perspektif Pkn Di Sekolah: Studi Kasus Pengembangan Ekstrakulikuler di SMP Negeri 2 Cipaku”. Skripsi S-1. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Kwartir Nasional. (2013). AD dan ART Gerakan Pramuka (Hasil Munas Desember 2013 di NTT) Kwartir Nasional. (2010). Urgensi Revitalisasi Gerakan Pramuka Srikandi, Kresna. (2012). Revitalisasi Gerakan Pramuka (Online). Tersedia: http://kresnasrikandi.blogspot.com/2012/02/revitalisasi-gerakan-pramuka.html Diakses pada tanggal 21 januari 2013. Pukul 20.30 WIB. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualita-tif, dan R&D,cetakan ke-11. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualita-tif, dan R&D,cetakan ke-11. Bandung: Alfabeta. Suyahman. (2014). Materi Kuliah Pendidikan Kepramukaan. Sukoharjo: Usaha Mandiri