MAKALAH SEMINAR UMUM SEMESTER II TAHUN AKADEMIK 2012/2013 TEKNIK PEMUPUKAN TANAMAN STROBERI (Fragaria sp.) UNTUK MEMPEROLEH HASIL DAN MUTU TINGGI
Disusun oleh : Mila Laras Setyowati 08/270134/PN/11461 Agronomi Dosen pembimbing : Ir. Sri Trisnowati, M.Sc.
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012
HALAMAN PENGESAHAN TEKNIK PEMUPUKAN TANAMAN STROBERI (Fragaria sp.) UNTUK MEMPEROLEH HASIL KUALITAS TINGGI Disusun oleh: Nama
: Mila Laras Setyowati
NIM
: 08/270134/PN/11461
Jurusan : Budidaya Pertanian Prodi
: Agronomi
Laporan Seminar Umum ini telah diterima dan disahkan sebagai salah satu Kelengkapan mata kuliah Seminar Umum di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Menyetujui
Tanda Tangan
Tanggal
……………….
……………….
………………..
………………..
…………………
………………..
Dosen Pembimbing
Ir. Sri Trisnowati, M.Sc.
Komisi Seminar Jurusan Budidaya Pertanian
Ir. Sri Muhartini, M.S.
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
Dr. Ir. Taryono, M.Sc
I. PENDAHULUAN Stroberi (Fragaris sp.) salah satu buah yang cukup digemari oleh masyarakat. Buah stroberi di Indonesia mempunyai nilai ekonomi yang tinggi karena permintaan pasar yang terus meningkat. Permintaan buah stroberi terus mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia. Menurut Agus Kurnia (2005) permintaan pasar terhadap stroberi di Bandung mencapai 700-1.000 kg stroberi per hari, namun petani hanya mampu memenuhinya sebanyak 700 kg per hari. Namun buah ini masih relatif mahal, sehingga hanya kalangan menengah keatas yang lebih sering mengkonsumsinya. Kini sudah banyak petani atau pengusaha yang berbisnis stroberi. Buah stroberi memiliki warna, bentuk, aroma dan rasa yang khas, membuat buah stroberi semakin popular. Buah stroberi mengandung lemak dan kalori yang rendah, secara alami mengandung vitamin C, asam folat, kalium dan antioksidan dalam jumlah tinggi (Kurnia, 2005). Kandungan tersebut menjadikan stroberi sebagai alternatif yang baik untuk meningkatkan kesehatan jantung, mengurangi resiko terserang beberapa jenis kanker, dan memberikan dorongan positif terhadap kesehatan tubuh. Pengembangan produksi stroberi di Indonesia belum mencapai optimal karena beberapa kendala yaitu : keadaan iklim yang kurang mendukung, teknik budidaya yang belum tepat, kultivar stroberi yang digunakan masih berproduktivitas rendah, serta adanya serangan hama dan penyakit. Kendala produksi tersebut mengakibatkan rendahnya tingkat produktivitas. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas yaitu dengan memperbaiki pengelolaan teknik budidaya tanaman khususnya pemupukan. Pemupukan yang tepat akan menghasilkan buah yang berkualitas dan meningkatkan produktivitas tanaman. Menurut Leiwakabesy dan Sutandi (2004) pemupukan merupakan suatu usaha penyediaan nutrisi di dalam tanah, sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan akhirnya tercapai produktivitas yang maksimal. Pemupukan yang tepat bertujuan untuk mencapai respon yang maksimal dari tanaman dengan pengurangan kehilangan nutrisi dan pembuatan keberadaan nutrisi pada waktu dan kecepatan dimana mereka dibutuhkan (Arnon, 1976).
II.
MORFOLOGI DAN SYARAT TUMBUH TANAMAN STROBERI Tanaman stroberi termasuk dalam famili Rosaceae, genus Fragaria, Spesies Fragaria
spp. Tanaman stroberi memiliki batang pendek sekali, seolah-oleh tidak berbatang. Daunnya trifoliata, tumbuh dekat tanah dan sebagai pelindung buah. Dari batangnya tumbuh sulur, sulur tersebut berakar dan berbunga pada dasar daun. Buahnya ialah buah agregat yang terdiri dari beberapa biji (achene) yang membengkak pada dasar biji. Apabila achene tersebut tidak terserbuk, buah tidak akan terbentuk. Ukuran dan berat buahnya berkolerasi dengan banyaknya achene yang serbuki (Ashari, 1995). Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman stroberi akan tumbuh dengan baik di daerah dengan ketinggian lebih dari 600 mdpl. Ketinggian tersebut, suhu udara optimum 17 20oC dan minimum 4-5oC. Pada suhu yang sejuk dan kelembapan udara ralatif (RH) yang tinggi atau 80-90%, pertumbuhan stroberi akan baik karena tidak mengalami stress akibat tingginya suhu dan tingginya laju transpirasi (Kurnia, 2005). Derajat keasaman atau pH tanah yang ideal bagi tanaman stroberi adalah 5,8-6,5. Tanaman stroberi akan tumbuh dengan baik jika ditanaman dengan tanah yang kaya bahan organik. Tanah yang mengandung bahan organik tinggi memiliki porositas yang baik sehingga akar bisa tumbuh dengan optimal. Stroberi akan tumbuh dengan baik di tanah yang drainasenya baik. Kondisi tanah yang berdrainase buruk ditandai dengan sering muncul genangan air jika hujan atau setelah disiram (Kurnia, 2005). Drainase yang buruk dapat menghambat pertumbuhan stroberi yang nantinya akan berpengaruh negatif terhadap hasil produksinya. III. A. KEBUTUHAN PUPUK DAN PEMUPUKAN Pupuk ialah bahan yang dapat memberikan hara bagi tanaman yang biasanya diberikan pada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, tapi pemberian hara tersebut dapat pula melalui daun atau batang sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman (Hardjowigeno, 1995; Harjadi, 1996; Setyamidjaja, 1986). Menurut Nurhayati (1986), pemupukan ialah penambahan nutrisi baik bahan organik maupun bahan an-organik ke dalam tanah untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman. Biasanya dikatakan juga bahwa pemupukan adalah suatu kegiatan untuk menambahkan unsur hara yang diperlukan tanaman ke dalam tanah yang nantinya dapat menunjang penyediaan hara dalam tanah yang diperlukan bagi tanaman.
Umumnya pupuk daun merupakan pupuk majemuk karena mengandung unsur makro dan mikro (Anonim, 1993). Kalium merupakan unsur hara yang
berperan dalam
pembentukan bunga, pembentukan karbohidrat, dan gula yang berfungsi untuk membuat kualitas bunga dan buah yang dihasilkan akan lebih baik, serta memperkuat kondisi tanaman agar tidak terserang penyakit (Purwa, 2007). Salah satu pupuk daun yang mengandung kalium yang tinggi adalah pupuk Grand K yang mengandung 13% N dan 46% K2O. Dosis anjuran untuk tanaman hortikultura adalah 5 g.L-1 air. Larutan nutrisi yang digunakan mengandung 12 unsur yaitu unsur makro (N, P, K, Ca, Mg dan S) dan unsur mikro (Fe, Mn, Cu, Mo dan B). Hal tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman stroberi, sehingga tanaman dapat tumbuh secara optimum dan berproduksi secara kontinyu. Petani biasanya menggunakan tiga teknik pemupukan pada tanaman stroberi (Fragaria sp.), dengan penggunaan lima jenis pupuk dan satu jenis larutan nutrisi. Jenis pupuk yang digunakan dalam budidaya tanaman stroberi adalah pupuk kandang ayam, NPK (15 : 15 : 15), NPK (16 : 16 : 16), ZA dan ZK. Menurut Rukmana (1998), jenis pupuk yang diberikan untuk tanaman stroberi yaitu urea, TSP dan KCl. Dosis yang diberikan adalah 200 kg.ha-1 urea, TSP 250kg.ha-1dan KCl 150 kg.ha-1. Pada saat tanam diberikan sebanyak sepertiga dosis dan pada waktu tanaman telah berumur 1½ - 2 bulan setelah tanam, pupuk diberikan sebanyak dua pertiga. Cara pemberian pupuk dilakukan dengan disebar dan dicampur merata dengan tanah atau di masukkan pada lubang pupuk pada sisi kiri dan kanan lubang tanam sejauh 10 – 20 cm dari letak tanaman stroberi. Pemberian pupuk susulan untuk penanaman stroberi dengan mulsa plastik dilakukan terutama bila tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Pupuk yang diberikan berupa campuran Urea, TSP, dan KCL dengan perbandingan 1:2:1½ atau penggunaan NPK (16:16:16) sebanyak 5 kg dilarutkan dalam 200 liter air. Pemupukan dilakukan dengan cara dikocor (disiram) pada tanah sebanyak 350 – 500 cc larutan per tanaman. B. FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP EFEKTIFITAS PEMBERIAN PUPUK Terdapat berbagai cara yang dilakukan untuk memberikan pupuk pada tanaman, agar pupuk yang diberikan guna dan memberikan hasil yang optimal harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Tepat dosis Menurut Suriatna (1988) untuk menentukan dosis pupuk yang akan diberikan tanaman harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Jenis tanaman Karena masing-masing tanaman membutuhkan unsur hara yang berbeda dalam jumlah dan jenisnya untuk tumbuh dan berproduksi maksimal. b. Kesuburan tanah Masing-masing tanah memiliki tingkat kesuburan yang berbeda, dimana tanah yang memiliki ksuburan rendah akan membutuhkan pupuk yang lebih banyak. c. Jenis pupuk Kandungan unsur hara masing-masing pupuk berbeda, oleh karena itu dalam menentukan dosis pupuk untuk tiap jenis tanaman perlu diperhatikan prosentase masing-masing unsur hara tiap pupuk yang digunakan. d. Segi ekonomi Ditekankan untuk memberikan pupuk hingga tingkat optimum yang dibutuhkan tanaman, oleh karena itu dianjurkan pemberian pupuk secukupnya saja supaya menguntungkan dari segi ekonomi. 2. Tepat waktu Pengambilan unsur hara selama pertumbuhan tanaman tidaklah sama banyak, tergantung tingkat pertumbuhan tanaman. Ada waktu dimana tanaman tumbuh dengan sangat giat dan cepat sehingga pertukaran zat pun intensif. Pada masa tersebut tanaman akan banyak mengambil unsur hara (Suriatna, 1988). Oleh karena itu menurut Suriatna (1988) waktu pemberian pupuk yang tepat tergantung pada beberapa hal seperti : a. Kebutuhan dan respon tanaman Pada pertumbuhan vegetatif tanaman banyak membutuhkan unsur N dan saat pertumbuhan generatif tanaman banyak membutuhkan unsur P. b. Kelarutan dan macam pupuk Ada pupuk yang sukar larut dan lambat tersedianya untuk tanaman dan ada yang cepat dan mudah tercuci oleh air. Untuk pupuk yang daya larutnya rendah seperti TSP sebaiknya diberikan sebelum dan pada saat tanam. Sedangkan yang daya larutnya sedang atau cepat seperti ZA, NPK, KCl diberikan pada waktu tanam dan pada saat tanaman
sedang tumbuh dan sebaiknya diberikan sedikit demi sedikit dalam 2-3 kali pemupukan karena pupuk ini mudah tercuci. c. Keadaan iklim Sebelum unsur hara yang terkandung di dalam pupuk tersedia bagi tanaman, unsur tersebut harus melarut dulu sehingga butuh air yang cukup tapi tidak terlalu basah. Oleh karena itu dianjurkan untuk tidak melaksanakan pemupukan pada saat hujan lebat. 3. Tepat tempat Menurut Hardhowigeno (1995), cara penempatan pupuk juga harus diperhatikan pelaksanaannya. Pentingnya cara penempatan pupuk yaitu agar mudah diserap oleh tanaman dengan efisien, tidak merusak biji yang ditanam dan akar tanaman, serta dicari cara yang mudah dilakukan baik dari segi tenaga kerja dan segi ekonomis. Cara penempatan pupuk dapat disebar, disamping tanaman, disamping larikan, dalam larikan, bersama biji, pemupukan lewat daun dan lewat air irigasi atau fertigasi terutama untuk pupuk N atau pupuk lain yang mudah larut. 4. Tepat jenis Pemupukan harus tepat jenisnya sesuai dengan tanaman yang dibudidayakan dan kebutuhan nutrisi tanaman tersebut. C. TEKNIK PEMUPUKAN SECARA UMUM 1. Disebar (Broadcast) Pupuk disebar atau ditabur secara merata dan seragam di atas permukaan tanah, dapat dilakukan sebelum atau setelah pengolahan tanah dan biasanya pupuk yang disebar ialah pupuk yang tidak larut dalam air dan yang bagian-bagian utamanya terikat secara kimiawi (Harjadi, 1996; Sarief, 1989; Sutejo, 2002). Menurut Novizan (2002) dan Supari (1999), bila pupuk ditebar sebelum penanaman maka dilanjutkan dengan pengolahan tanah sehingga tercampur rata di dalam tanah sebagai pupuk dasar, seperti pada aplikasi pupuk organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata sehingga perkembangan akar pun lebih seimbang. Tidak disarankan untuk menebar pupuk urea karena sangat mudah menguap. 2. Pembenaman (Bedding/Side band placement) Penempatan pupuk pada dasar alur dan kemudian dibenamkan atau menutup pupuk sebelum tanam (Foth, 1988). 3. Plow sole placement Dilakukan pada saat pengolahan tanah dengan menempatkan pupuk yang diperlukan secara langsung dibelakang pembajaknya di dasar aluran (Harjadi, 1996; Sarief, 1989; Sutejo,
2002). Pemupukan dapat merata dan terbenam dalam tanah dan biasanya pupuk yang digunakan tidak mudah melarut (Sutejo, 2002). 4. Penugalan (Banding) Menurut Novizan (2002), pupuk ditempatkan ke dalam lubang di samping tanaman sedalam 10-15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian setelah pupuk dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah untuk menghindari penguapan. Cara ini dapat dilakukan di samping kiri dan samping kanan baris tanaman atau di sekeliling pohon. Dan jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini ialah pupuk tablet. Pupuk dan biji dipisahkan dengan jarak beberapa cm untuk mencegah tekanan osmotik yang tinggi dari garam-garam pupuk dekat biji yang mengurangi perkecambahan biji (Foth, 1988). Menurut Sarief (1989) dan Sutejo (2002), penempatan pupuk disamping benih atau tanaman (di satu sisi atau pada ke dua sisinya), pupuk tersebut ditempatkan sejauh 5-7,5 cm pada jarak horizontal, dan 2,5-5 cm di bawah tanah. Cara pemupukan ini juga disebut sebagai side band placement. 5. Di dalam barisan (In the row) Pupuk ditempatkan satu lubang dengan benih atau ditempatkan pada alur dekat benih yang ditanam (Sarief, 1989) atau sepanjang larikan dimana benih-benih akan ditanam (Sutejo, 2002). 6. Top dressed dan side dresses placement Pemberian pupuk pada saat tanaman tumbuh diatas permukaan tanah. Sistem top dressed ialah menyebarkan pupuk di atas tanaman dan sistem side dressed adalah meletakkan pupuk di samping atau di sisi barisan tanaman (Foth, 1988; Sarief, 1989). Pemupukan sebaiknya dilakukan menjelang musim hujan dan minggu pertama sesudah musim penghujan, dengan demikian pencucian atau pengangkutan air dapat terhindarkan (Sutejo, 2002). 7. Penyemprotan Penyemprotan hanya dapat dilakukan dengan pupuk yang mudah melarut dalam air dan tujuannya agar unsur-unsur yang terkandung dalam larutan pupuk buatan tersebut dapat diserap oleh daun atau batang tanaman. Jadi tidak hanya akar saja yang dapat menghisap/menyerap unsur-unsur yang terkandung dalam pupuk, daun-daunan dan batang manapun dapat melakukannya (Sutejo, 2002). 8. Fertigasi Pemupukan N atau pupuk jenis lain yang mudah larut, diberikan melalui media air (Hardjowigeno, 1995 & Foth, 1988). Selain itu menurut Novizan (2002), teknik ini dilakukan
dengan cara pupuk dilarutkan ke dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi. Lazimnya, cara ini dilakukan untuk tanaman yang pengairannya menggunakan sistem sprinkle atau irigasi tetes. Mellaui cara ini, akurasi dan penyerapan pupuk oleh akar dapat lebih tinggi. 9. Foliar application Pemberian lewat daun (Foliar application), pupuk segera diabsorpsi dan tanggapan tanaman dapat kentara dalam 1-2 hari. Karena efek residu kecil, pemberian harus lebih sering dilakukan daripada pemberian lewat tanah. Pemberian lewat daun untuk N dan unsur-unsur mikro seperti Boron dan Mangan ternyata lebih praktis daripada seluruhnya lewat tanah (Harjadi, 1996). 10. Pop up Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat penanaman benih atau bibit. Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam yang rendah agar tidak merusak benih atau biji. Cara ini lazim menggunakan pupuk jenis SP-36, pupuk organik atau pupuk slow release. Pada tanaman stroberi (Fragaria sp.) petani biasanya menggunakan tiga teknik pemupukan, dengan penggunaan lima jenis pupuk dan satu jenis larutan nutrisi. Jenis pupuk yang digunakan dalam budidaya tanaman stroberi adalah pupuk kandang ayam, NPK (15 : 15 : 15), NPK (16 : 16 : 16), ZA dan ZK. 1. Disebar (broadcast) Teknik pemupukan ini dilakukan saat pemberian pupuk dasar tepatnya saat pembuatan bedengan (satu hari sebelum tanam). Dosis pupuk dasar yang digunakan yaitu 10 kg pupuk organik (kotoran ayam), 3 kg pupuk NPK (15:15:15), dan kg pupuk ZA untuk setiap satu bedengan. Penggunaan kotoran ayam sebagai pupuk organik bertujuan dalam memperbaiki struktur tanah. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang menyatakan pemberian bahan organik dapat membantu perbaikan struktur tanah, sehingga tanah dapat mengikat unsur hara yang diperlukan oleh tanaman (Foth, 1988). Selain itu tujuan penggunaan kotoran ayam dalam budidaya tanaman stroberi yaitu tidak mengandung hama gayas seperti pada kotoran sapi yang dapat menyerang perakaran tanaman dan mapu mengakibatkan kematian pada tanaman stroberi. Pupuk NPK dan ZA berfungsi untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman stroberi, sehingga tanaman memiliki perakaran kuat, tumbuh dengan sehat dan dapat menopang buah stroberi. Menurut Kurnia (2005) pupuk ZA mengandung 27% unsur N yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan awal tanaman terutama pada akar. Pupuk NPK dan ZA termasuk pupuk yang tidak terlalu
cepat menguap seperti urea.hal tersebut sesuai dengan Prihatman (2000) yang menyatakan penggunaan pupuk urea tidak disarankan karena sangat mudah menguap.
•
Gambar pupuk organik, anorganik (NPK dan ZA) serta teknik pemupukan dengan cara disebar Teknik pemberian pupuk dasar yaitu pertama pupuk kandang disebar, dilanjutkan
pupuk NPK dan ZA disebar secara merata di permukaan bedengan Kemudian dilakukan pengolahan tanah di permukaan bedengan dengan menggunakan alat bantu sabit. Menurut Novizan (2002) dan Supari (1999), jika pupuk disebar sebelum penanaman sebaiknya dilanjutkan dengan pengolahan tanah sehingga tercampur rata di dalam tanah sebagai pupuk dasar. Pengolahan tanah tersebut mengakibatkan distribusi unsur hara dapat merata sehingga perkembangan akar pun lebih seimbang. Teknik sebar merupakan teknik pemupukan yang paling sederhana dan mudah dilakukan. 2. Dengan cara penyemprotan (foliar application) Teknik ini mulai dilakukan setelah tanaman stroberi berumur 2 minggu setelah tanam, dengan interval pemberian satu minggu sekali dan dilakukan pada sore hari. Hal tersebut bertujuan agar daun tanaman tidak terbakar dan tanaman dapat menyerap unsur hara yang diberikan secara optimum karena proses transpirasi berjalan lebih lambat. Pupuk yang digunakan dalam teknik semprot adalah Mamigro (berbentuk bubuk) atau Atonik (berbentuk cair) dengan dosis 1 g.l-1. Pupuk tersebut merupakan pupuk daun yang memiliki kandungan unsur N tinggi. Unsur N berfungsi untuk pertumbuhan vegetatif tanaman, dengan tujuan jika daun tanaman sehat maka proses fotosintesis akan berjalan denga optimal. Hasilnya tanaman memiliki buah berkualitas tinggi yaitu ukuran
besar, bentuk buah seperti kapak dan rasa buah manis. Selain itu juga digunakan Agristik dengan dosis 0,7 ml.l-1 yang berfungsi sebagai perekat. Penggunaan Agristik bertujuan agar pupuk yang disemprotkan dapat merekat pada daun dan tidak mudah hilang, sehingga tanaman dapat menyerap secara optimal. Setelah bahan dipersiapkan, pupuk daun beserta perekat dicampur dan di larutkan ke dalam air sehingga menjadi lautan pupuk.
•
Gambar pupuk Mamigro dan pupuk Antonik
Pemberian larutan pupuk dilakukan dengan teknik semprot dengan alat bantu knapsack sprayer yaitu alat bantu semprot atau tangki panggul bertekanan tinggi sehingga mampu menyemprotkan larutan pupuk dengan ukuran partikel yang lebih kecil. Akibatnya stomata daun dapat menyerap unsur hara yang diberikan secara optimum. Menurut Sutejo (2002), teknik semprot dilakukan dengan tujuan mempermudah tanaman dalam penyerapan unsur hara pada daun dan batang, sehingga penyerapana tidak hanya dilakukan oleh akar. Hal ini memungkinkan tanaman terpenuhi akan kebutuhan unsur hara, terutama unsur N. Harjadi (1996) menyatakan bahwa pemberian unsur hara dengan teknik semprot harus lebih sering dilakukan daripada pemberian lewat tanah, karena efek residu dari teknik tersebut kecil.
•
Teknik pemupukan dengan cara semprot
3. Kocor Teknik ini mulai dilakukan saat tanaman stroberi berumur 1 bulan setelah tanam. Interval pemberian yaitu 1 minggu sekali, dengan menggunakan larutan nutrisi yang sama seperti larutan nutrisi pada NFT (Nutrient Film Technique) untuk tanaman sayur hidroponik. Dimana larutan nutrisi tersebut mengandung unsur makro (N, P, K, Ca, Mg dan S) untuk unsur mikro (Fe, Mn, Zn, Cu, Mo dan B). Hal ini bertujuan agar tanaman terpenuhi seluruh kebutuhan unsur hara baik unsur makro maupun mikro, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan sehat dan berproduksi dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi. Pemberian larutan nutrisi tersebut dilakukan dengan teknik kocor/siram menggunakan alat bantu gelas plastik air mineral, sehingga dosis yang diberikan tiap tanaman stroberi adalah 250 ml.
•
Teknik pemupukan dengan cara kocor
Selain perlakuan diatas. Juga dilakukan pupuk susulan dengan interval 1 bulan sekali. Pertama dilakukan persiapan bahan yaitu pupuk NPK (16:16:16) dan ZK dengan dosis 2,5 g.l-1 dan 1 g.l-1. NPK yang digunakan menggunakan konsentrasi yang lebih tinggi daripada pupuk NPK pada pupuk dasar, karena tanaman sudah lebih dewasa
sehingga kebutuhan akan unsur haranya pun bertambah. Kemudian kedua pupuk tersebut dilarutkan dan dimasukkan ke dalam drum. Cara pemberian larutan pupuk yaitu dengan teknik kocor/siram dengan memberikan 1 gelas plastik air mineral atau setara dengan 250 ml larutan nutrisi pada tanaman. Ini dimaksudkan supaya akar tanaman dapat menyerap unsur hara yang diberikan secara optimum. Penggunaan teknik kocor dalam pemberian unsur hara pada tanaman mengakibatakan akurasi dan penyerapan pupuk oleh akar dapat lebih tinggi (Novizan, 2002). Menurut (Budiman & Desi, 2006) dosis pupuk yang diberikan harus disesuaikan dengan umur tanaman (Tabel 1). Pada awal pertumbuhan (vase vegetatif), kandungan nitrogen yang diberikan tinggi karena diperlukan untuk pembentukan daun dan batang. Sementara pada fase generatif membutuhkan kandungan K tinggi. Tabel 1. Dosis dan jenis pupuk yang diberikan sesuai umur tanaman (Budiman & Desi, 2006) Nitrogen
Jenis pupuk (ons 1⁻¹)
(kg.ha⁻¹)
Pupuk Majemuk Lengkap (PML)
1
1,5
2 bulan
1,5
2
3 bulan
2
2,5
4 bulan
1,5
1,5
5 bulan
1,5
5,5 bulan
1
Umur Tanaman 1 hari - 1 bulan
Kalsium
1 1,25
1,5
Pada pengaruh tingkat nitrogen, sumber nitrogen, kadar potasium dan interaksi mereka pada kualitas buah stroberi, yaitu, buah berat rata-rata, ketegasan buah dan padatan terlarut total. Hasil digambarkan bahwa tingkat nitrogen meningkatkan berat buah meningkat secara signifikan rata-rata dan penurunan kekencangan buah tetapi berpengaruh nyata pada non% TSS pada kedua musim. Hasil yang sama diperoleh oleh El-Gizy (1978), Jaradeh (1982), Albregts et al., (1991c), Neuweiler dkk. (1996), Miner dkk. (1997), Neuweiler dkk. (1997). Mengenai sumber nitrogen, aplikasi dari amonium sulfat 100% menghasilkan nilai signifikan tertinggi bobot buah rata-rata, kekencangan buah dan TSS% dibandingkan dengan sumber nitrogen lain dalam kedua musim Macit dkk. (2007). Peningkatan kadar potasium meningkat secara signifikan bobot buah ratarata, dan TSS% selama dua musim. Hasil yang sama diperoleh oleh Albregts dkk. (1991a
dan c), Albregts dkk. (1996), dan Abd El-Aziz (2007). Mengenai pengaruh interaksi antara tingkat nitrogen, sumber nitrogen dan kadar kalium, hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikan tertinggi berat rata-rata, ketegasan buah dan TSS% dicatat dengan 60 kg N / makan. dari amonium sulfat 100% dan 200 kg K2O/fed. IV.
KESIMPULAN 1. Pemupukan tepat waktu mampu menghindarkan tanaman dari kekurangan unsur hara, sehingga kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dan tanaman tumbuh dengan subur sehingga menghasilkan buah yang memiliki kualitas dan mutu yang tinggi. 2. Penggunaan tiga teknik pada pemupukan tanaman stroberi (Fragaria sp.) dengan cara disebar (broadcast), penyemprotan (foliar application) dan kocor, serta penggunaan lima jenis pupuk dan satu jenis larutan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman stroberi, sehingga tanaman dapat tumbuh secara optimum dan berproduksi secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA Abd El-Aziz, M.G., 2007. Studies on fruiting fertilization of some strawberry cultivars grown under new reclaimed soils conditions. Ph.D. Thesis Fac. Agric., Ain Shams Univ., Egypt. Albregts, E.E., G.J. Hochmuth, C.K. Chandler, J. Cornell and J. Harrison, 1996. Potassium fertigation requirements of drip-irrigated strawberry. Journal of the American Society for Horticultural Science, 121 (1): 164-168. Albregts, E.E., G.A. Clark, C.D. Stanley, F.S. Zazueta and A.G. Smajstrla, 1991b. Pre-plant fertilization of fruiting micro-irrigated strawberry. HortScience., 26(9): 1176-1177. Anonim. 1993. Pupuk Daun. Penebar Swadaya. Anggota IKAPI. Arnon, I. 1976. Mineral nutrition of maize. International of Potash Institute. Bern Sweet Zerland. P.144-221 Ashari, S. 1995. Hortikultura aspek budaya. UI Press: Jakarta. P. 407-410. El-Gizy, S.M.H., 1978. Effect of some fertilizer treatments on growth and yield of strawberries. M. Sci. Thises, Faculty of Agr. Ain Shams University, Cairo, Egypt. Foth. 1988. Dasar-dasar ilmu tanah. UGM Press: Yogyakarta. Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. PT. Mediyatama Sarana Perkasa: Jakarta. Harjadi, S. S. 1996. Pengantar agronomi. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. p. 170-176 Jaradeh, R.A.Y., 1982. Nitrogen requirements for strawberry Tioga cultivar. Ph.D. Thesis Fac. Agric., Ain Shams Univ., Egypt. Kurnia, A. 2005. Petunjuk praktis budidaya stroberi. Agromedia pustaka: Jakarta. Pp. 70 Leiwakabessy, F.M., dan A. Sutandi. 2004. Diktat Kuliah Pupuk dan Pemupukan. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Macit, I., A. Koc, S. Guler and I. Deligoz, 2007. Yield, quality and nutritional status of organically and conventionally-grown strawberry cultivars. Asian Journal of Plant Sciences, 6(7): 1131-1136. Miner, G.S., E.B. Poling, D.E. Carroll, L.A. Nelson and C.R. Campbell., 1997. Influence of fall nitrogen and spring nitrogen-potassium applications on yield and fruit quality of 'Chandler' strawberry. Journal of the American Society for Horticultural Science, 122(2): 290-295.
Neuweiler, R., H.V.D. Scheer, F. Lieten and J. Dijkstra, 1997. Nitrogen fertilization in integrated outdoor strawberry production. Acta Horticulturae, 439: 747-751. Neuweiler, R., W. Haller and D.T. Baumann, 1996. New ways in fertilization and soil management of strawberries. Obst. Und- Weindau. 132(19): 496-499. (c.f. CAB Abstracts 19970303324). Novizan. 2002. Petunjuk pemupukan yang efektif. PT. Agromedia Pustaka: Jakarta. P. 81-82 Nurhayati, et al. 1986. Dasar-dasar ilmu tanah. Univ Lampung: Lampung. Purwa. 2007. Petunjuk Pemupukan. Redaksi Agromedia. Jakarta. Rukmana, R. 1998. Stroberi budidaya dan pasca panen. Kanisius: Yogyakarta. P.42 Sarief, E. S. 1989. Kesuburan dan pemupukan tanah pertanian. CV Pustaka Buana: Bandung. P. 175-176 Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan pemupukan. CV. SD Implex: Jakarta. Supari. 1999. Seri praktek ciputri hijau tuntunan membangun agribisnis. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta. p. 128-129 Sutejo, M. M. 2002 Pupuk dan cara pemupukan. PT. Rineka Cipta: Jakarta. p. 161-162